audio generator

14
Prosedur Penggunaan Dalam uraian tentang prosedur pengoperasian generator audio akan dijelaskan cara menghubungkan Generator dengan Osiloskop, antara lain : 1. Siapkan signal audio generaror di atas meja yang dekat dengan stopkontak jaringan PLN. 2. Pasangkan Audio Generator pada stop kontak tersebut. 3. Nyalakan signal dengan menghidupkan tombol power. 4. Setelah itu siapkan osiloskope. 5. Hubungkan keluaran signal dengan osiloskope pada bagian keluaran beban 600 Ohm. Atau bisa juga dengan menggunakan kabel daya biasa, dengan cara menghubungkan kabel daya yang telah terhubung pada terminal keluaran utama generator tersebut dengan penjepit buaya pada osiloskop yang telah terhubung pada input osiloskop. Nyalakan osiloskope dan tunggu sampai keluar bentuk pola gelombang keluarannya. 6. Atur bentuk tayangan gelombang dengan mengeset osiloskope pada posisi yang mudah diamati. 7. Putar pengatur frekuensi signal sambil memperhatikan bentuk gelombang. Apakah terjadi perubahan. Jika ya berarti signal sudah dapat bekerja dengan baik. Judul : Penggunaan Audio Frequency Generator (AFG) A. TUJUAN : a. Mampu mengidentifikasi fungsi beberapa tombol kontrol pada panel Audio Frequency Generator (AFG) dengan benar. b. Mampu memahami beberapa penggunaan dari Audio Frequency Generator (AFG). c. Mampu mempersiapkan dan menggunakan Audio Frequency Generator (AFG) dalam pengukuran dengan benar. B. ALAT DAN BAHAN 1. CRO 1 buah 2. AFG 1 buah 3. Voltmeter elektronik 1 buah 4. Rangkaian penguat 1 buah 5. Probe CRO model PC 21 1 buah 6. Dummy load, 16 Ohm, 15 Watt 1 buah 7. Kertas semi logarithmic 1 buah C. LANGKAH KERJA 1. Pengukuran karakteristik input-output penguat 1. Dalam pengukuran karakteristik input-output penguat ini dilakuka dengan cara sebagai berikut : 2. Siapkan rangkaian percobaan seperti pada gambar 2.3 3. Atur frekuensi AFG pada nilai 1.000Hz, dengan bentuk gelombang sinus. 4. Tegangan input 1 Vrms. 5. Naikkan tegangan input mulai dari nol sehingga sampai muncul tegangan pada dummy load 16 Ohm yang terpasang pada output penguat. 6. Buatlah kurva hubungan antara tegangan output terhadap kenaikan 7. tegangan inputnya. 8. Hitunglah nilai penguatan tegangan (Av), dimana Av = 20 log (Eout/Ein). 2. Pengukuran frekuensi respons Dalam pengukuran frekuensi respons penguat ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Lakukan setting-up CRO dengan benar. 2. Lakukan kalibrasi tegangan dengan benar. 1 | Page

Upload: jovie-s-e-putry

Post on 28-Dec-2015

193 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Audio Generator

Prosedur PenggunaanDalam uraian tentang prosedur pengoperasian generator audio akan dijelaskan cara menghubungkan Generator dengan Osiloskop, antara lain :

1. Siapkan signal audio generaror di atas meja yang dekat dengan stopkontak jaringan PLN.

2. Pasangkan Audio Generator pada stop kontak tersebut.3. Nyalakan signal dengan menghidupkan tombol power.4. Setelah itu siapkan osiloskope.5. Hubungkan keluaran signal dengan osiloskope pada bagian keluaran

beban 600 Ohm. Atau bisa juga dengan menggunakan kabel daya biasa, dengan cara menghubungkan kabel daya yang telah terhubung pada terminal keluaran utama generator tersebut dengan penjepit buaya pada osiloskop yang telah terhubung pada input osiloskop. Nyalakan osiloskope dan tunggu sampai keluar bentuk pola gelombang keluarannya.

6. Atur bentuk tayangan gelombang dengan mengeset osiloskope pada posisi yang mudah diamati.

7. Putar pengatur frekuensi signal sambil memperhatikan bentuk gelombang. Apakah terjadi perubahan. Jika ya berarti signal sudah dapat bekerja dengan baik.

Judul : Penggunaan Audio Frequency Generator (AFG)A. TUJUAN :

a. Mampu mengidentifikasi fungsi beberapa tombol kontrol pada panel Audio Frequency Generator (AFG) dengan benar.

b. Mampu memahami beberapa penggunaan dari Audio Frequency Generator (AFG).

c. Mampu mempersiapkan dan menggunakan Audio Frequency Generator (AFG) dalam pengukuran dengan benar.

B. ALAT DAN BAHAN 1. CRO 1 buah2. AFG 1 buah3. Voltmeter elektronik 1 buah4. Rangkaian penguat 1 buah5. Probe CRO model PC 21 1 buah6. Dummy load, 16 Ohm, 15 Watt 1 buah7. Kertas semi logarithmic 1 buah

C. LANGKAH KERJA1. Pengukuran karakteristik input-output penguat

1. Dalam pengukuran karakteristik input-output penguat ini dilakuka dengan cara sebagai berikut :

2. Siapkan rangkaian percobaan seperti pada gambar 2.33. Atur frekuensi AFG pada nilai 1.000Hz, dengan bentuk gelombang sinus. 4. Tegangan input 1 Vrms.5. Naikkan tegangan input mulai dari nol sehingga sampai muncul tegangan

pada dummy load 16 Ohm yang terpasang pada output penguat.6. Buatlah kurva hubungan antara tegangan output terhadap kenaikan7. tegangan inputnya.8. Hitunglah nilai penguatan tegangan (Av), dimana Av = 20 log (Eout/Ein).

2. Pengukuran frekuensi responsDalam pengukuran frekuensi respons penguat ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Lakukan setting-up CRO dengan benar.2. Lakukan kalibrasi tegangan dengan benar.3. Siapkan AFG dengan bentuk signal sinus, frekuensi 1 KHz. Atur

tegangan output AFG sehingga tegangan yang dihasilkan pada output penguat

4. 6 Vp-p pada layar CRO.5. Atur frekuensi AFG dari 20 Hz sampai 200 KHz dengan menjaga

tegangan output AFG tetap stabil. 6. Dengan mengamati tegangan output penguat, yang tegangan inputnya

divariasikan dari langkah (2.d), isikan data percobaan pada Tabel

D. TABEL HASIL PENGAMATANTabel Pengamatan frekuensi respons penguat.

Frekuensi (Hz)

Voutput (Volt)

Av (dB)

f L f H5060

1 | P a g e

Page 2: Audio Generator

7080901001.0002.0003.0004.0005.0006.0007.0008.0009.00010.000

Judul : MENENTUKAN GELOMBANG RANGKAIAN A. Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa dapat menampilkan gelombang pada osiloskop2. Mahasiswa dapat menggunakan audio generator pada rangkaian

PCB yang telah ditentukan.3. Mahasiswa dapat menghitung gelombang rangkaian PCB yang

ditampilkan oleh audio generator.

B. Landasan Teoriosiloskop digunakan untuk melihat bentuk sinyal yang sedang

diamati. Dengan osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.

Dua bagian utama pada osiloskop yitu display dan panel kontrol. Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar.

Beberapa tombol pengatur yang penting :

1. Intensitas ; mengatur intensitas cahaya pada layar. Sebaiknya dijaga agar tombol intensitas ini tidak pada kedudukan maksimum

2. Focus : mengatur ketajaman gambar yang terjadi pada layar3. Horizontal dan vertikal : mengatur kedudukan gambar dalam arah

horizontal dan vertikal4. Vol/div (atau volts/cm), ada 2 tombol yang konsentris. Tombol

ditempatkan pada kedudukan maksimum ke kanan (searah dengan jarum jam) menyatakan osiloskop dalam keadaan terkalibrasi untuk pengukuran. Kedudukan tombol di luar menyatakan besar tegangan yang tergambar pada layar perkotak (per cm) dalam arah vertikal

5. Time’div (atau time/cm), ada tombol yang konsentris. Tombol di tengah pada kedudukan maksimum ke kanan (wearah dengan jarum jam) menyatakan osiloskop dalam terkalibrasi untuk pengukuran. Kedudukan tombol diluar menyatakan factor keadaan pengali untuk waktu dari gambar pada layar dalam arah horizontal

6. Sinkronisasi : mengatur supaya pada layar diperoleh gambar yang tidak bergerak

7. Slope : mengatur saat trigger dilakukan, yaiu pada waktu sinyal naik (+) atau pada waku sinyal turun (-)

8. Kopling : menunjukkan hubungan dengan sinyal searah atau bolak-balik

9. Rigger “Ext” atau “Int” :10. Ext : trigger dikendalikan oleh rangkaian di luar osiloskop. Pada

kedudukan ini fungsi tombol “sinkronisasi”, “slope” dan “kopling”

Persiapan Percobaan :

Langkah awal pemakaian yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop

2 | P a g e

Page 3: Audio Generator

maka kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar. Jika yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div ( satu kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div ( satu kotak horizontal mewakili waktu 1 ms ) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak. Jika masih belum tepat maka perlu disetel dengan potensio yang terdapat di tengah-tengah knob pengganti Volt/div dan time/div. Atau kalau pada gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan label "var".

C. Alat dan bahan1. oscilloscope2. Power Suply3. Audio Generator4. Rangkaian PCB yang telah ditentukan5. Multitester

D. Prosedur praktikum1. Siapkan peralatan yang akan digunakan.2. Siapkan rangkaian PCB yang akan diukur.3. Calibrasi osciloscope.4. Atur frequensi yang akan diukur pada Audio Generator.5. Atur Volt/div untuk menentukan Amplitudo dan Time/div untuk

menentukan frequensi.6. Hitunglah Amplitudo, Perioda, Frequensi, Vm, Vrms, dstnya sesuai

dengan gelombang yang ditampakkan pada osciloscope.7. Hubungkan power suply ke rangkaian PCB lalu hubungkan lagi ke

osciloscope.8. Lihatlah gelombang yang ditampilkan dan hitunglah Amplitudo,

Perioda, Frequensi, Vm, Vrms.9. Kemudian hubungkan audio generator ke rangkaian PCB lalu

hubungkan lagi ke osciloscope.10. Lihatlah gelombang yang ditampilkan dan hitunglah Amplitudo,

Perioda, Frequensi, Vm, Vrms seperti sebelumnya.11. Catatlah hasil pengukuran tersebut.

E. Hasil pengukuranFin Vout keterangan

10 Hz A = 1 Vp - p

100 Hz A = 1 Vp - p

1000 Hz A = 1 Vp - p

Judul : MENENTUKAN BEDA FASA GELOMBANGA. TUJUAN

1. Mempelajari cara kerja generator sinyal2. Mengukur beda fasa gelombang

B. LANDASAN TEORISinyal Generator

Audio generator merupakan suatu alat yang menghasilkan sinyal/gelombang sinus (ada juga gelombang segi empat, gelombang segi tiga) dimana frekuensi serta amplitudnya dapat diubah-ubah. Pada umumnya dalam melakukan praktikum Rangkaian Elektronika (Rangkaian listrik), audio generator ini dipakai bersama-sama dengan osiloskop, beberapa tombol/saklar pengatur yang biasanya terdapat pada generator ini adalah:

- Sakalar daya : mengatur terhubung atau tidaknya generator tersebut pada sumber daya listrik (on-off swich)

- Range : merupakan faktor pengali untuk frekuensi yang ditunjukkan- Frekuensi : menunjukkan angka tertentu yang bila dikalikan dengan

“range” akan menyatakan harga frekuensi kerja yang diinginkan- Level : mengatur amplitudo tegangan output yang bila dikehendaki

(biasanya ada 2 tombol yang mengatur secara “kasar” dan “halus”.

C. ALAT DAN KOMPONEN YANG DIPERLUKAN

1. Osiloskop2. Sumber daya searah3. Audio generator4. Kit praktikum5. Multimeter

D. Langkah Kerja :1. Atur audio generator pada frekuensi 1 kHz gelombang sinus,

dengan tegangan sebesar 2 volt peak to peak

3 | P a g e

Page 4: Audio Generator

2. Hubungkan audio generator sinyal ini dengan input rangkaian penggeser fasa pada kit Listrik Magnet (rangkaian RC)

3. Ukur beda fasa antar sinyal input dan output rangkaian penggeser fasa dengan menggunakan osiloscop “dual trace”

4. Amati untuk beberapa kedudukan potensio R (tanyakan pada asisten)

Judul: TABUNG RESONANSIA. Tujuan :

Menentukan cepat rambat bunyi di udara

B. Landasan DasarPeristiwa resonansi merupakan peristiwa bergetarnya suatu

sistem fisis dengan nilai frekuensi tertentu akibat dipengaruhi oleh sistem fisis lain (sumber) yang bergetar dengan frekuensi tertentu pula dimana nilai kedua frekuensi ini adalah sama. Peristiwa ini dapat kita amati dengan menggunakan kolom udara. Kolom udara dapat dibuat dengan menggunakan tabung yang sebagian diisi air, sehingga kita dapat mengatur panjang kolom udara dengan menaik-turunkan pemukaan air pada tabung. Sistem fisis sumber adalah audio generator yang dapat menghasilkan gelombang bunyi dengan nilai frekuensi bervariasi, sedangkan sistem fisis yang ikut bergetar adalah molekul-molekul udara yang berada dalam kolom. Gelombang bunyi yang terbentuk dalam kolom udara memiliki nilai panjang gelombang tertentu yang memenuhi hubungan , dimana :λ = panjang gelombang bunyiv = cepat rambat bunyi di (kolom) udaraf = frekuensi gelombang bunyi = frekuensi

Jika kita mengetahui nilai frekuensi sumber, maka pada saat resonansi tersebut kita dapat menentukan nilai cepat rambat bunyi di udara. udara yang bergetar karena variasi tekanan. Gelombang yang terbentuk dalam kolom udara merupakan gelombang bunyi berdiri. Peristiwa resonansi terjadi saat frekuensi sumber nilainya sama dengan

frekuensi gelombang bunyi pada kolom udara yang dicirikan dengan terdengarnya bunyi yang paling nyaring (amplitudo maksimum).Jika kita mengetahui nilai frekuensi sumber, maka pada saat resonansi tersebut kita dapat menentukan nilai cepat rambat bunyi di udara.

Peristiwa resonansi yang dapat terjadi lewat alat yang ditunjukkan oleh gambar 1 bisa lebih dari satu kali. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengubah ketinggian kolom udara dengan cara menurunkan permukaan air dalam tabung seperti ditunjukkan pada gambar 2. Syarat terjadinya resonansi untuk sistem ini adalah

dimana L = panjang tabung , dan n = 1, 3, 5, …

Hal yang perlu diperhatikan adalah kita tidak dapat menentukan secara pasti letak perut simpangan yang terjadi pada gelombang bunyi dalam tabung, sehingga kita perkenalkan faktor koreksi ujung tabung L. Jika resonansi pertama terjadi pada panjang tabung L1 maka:

dan jika resonansi kedua terjadi pada panjang tabung L2 maka

4 | P a g e

Page 5: Audio Generator

Tabung juga akan beresonansi pada panjang L yang lain sesuai dengan rumusan 3.2 dengan nilai n ganjil.

C. Alat dan Bahan: 1. Statip dengan tinggi 100 cm dan diameter 1.8 cm 1 buah2. Capit buaya (logam) 2 buah3. Tabung kaca resonansi berskala, panjang 80-100 cm, diameter 3-4 cm 1

buah4. Corong penampung air (Volume 1,5 liter) 1 buah5. Selang plastik (lentur), panjang 2 m, diameter 2 cm 1 buah6. Speaker 1 buah7. Audio generator 8. Air secukupnya

D. LANGKAH KERJARangkailah alat-alat eksperimen seperti pada gambar 3.1.

1. Menentukan panjang gelombang bunyi dengan frekuensi tetap

a. Tentukan nilai frekuensi sumber getar yang akan diberikan pada tabung dengan menggunakan audio generator, bila anda ragu diskusikan dengan asisten/dosen.

b. Nyalakan audio generator, atur panjang kolom udara dengan cara menaik-turunkan corong air secara perlahan sampai tabung resonansi merespon getaran audio generator sehingga terdengar bunyi yang paling nyaring. Ukur ketinggian kolom udara dalam tabung L1

c. Turunkan posisi permukaan air untuk mendapatkan bunyi paling nyaring kedua,catat posisinya sebagai L2.

d. Ulangi langkah a hingga c sebanyak 10 kali untuk nilai frekuensi sumber getar (audio generator) yang sama.

2. Menentukan panjang gelombang bunyi dengan frekuensi yang berbeda-beda

a. Tentukan nilai frekuensi sumber getar yang akan diberikan pada tabung dengan menggunakan audio generator, bila anda ragu diskusikan dengan asisten/dosen.

b. Nyalakan audio generator, atur panjang kolom udara dengan cara menaik-turunkan corong air secara perlahan sampai tabung resonansi merespon getaran audio generator sehingga terdengar bunyi yang paling nyaring. Ukur ketinggian kolom udara dalam tabung L1

c. Turunkan posisi permukaan air untuk mendapatkan bunyi paling nyaring kedua, catat posisinya sebagai L2.

d. Ulangi langkah a hingga c sebanyak 10 kali untuk nilai frekuensi sumber getar

(audio generator) yang berlainan.

1. Tulis data yang anda peroleh dalam tabel pengamatan.

F. Hasil Pengamatan :

1) Percobaan 1, frekuensi yang konstan yaitu 700Hz

No. (l1 ± 0,05) m (l2 ± 0,05) m

No.

(l1 ± 0,05)m (l2 ± 0,05)m

5 | P a g e

Page 6: Audio Generator

2) Percobaan 2, frekuensi yang berubah-ubah

No. F(Hz) L1 (cm) l2(cm)

Judul: RESONANSI KOLOM UDARAA. Tujuan :

b. Menjelaskan pengertian resonansic. Menentukan hubungan antara cepat rambat gelombang dengan panjang

kolom udara pada peristiwa resonansi

A. Alat dan bahan a. Sumber tegangan ACb. Vibratorc. Dawaid. Bebane. Meteranf. Neracag. Audio Frequency Generator (AFG)h. Amplifieri. Tabung kaca berskalaj. Termometerk. Speakerl. Air

B. Dasar teori Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam

perambatannta memerlukan medium perambatan, sedang gelombang electromagnetik dapat merambat walaupun tidak ada medium (ruang hampa).

Besaran fisis yang merupakan karakteristik dari peristiwa gelombang adalah panjang gelombang ( ).

Hubungan antara cepat rambat gelombang (v), frekuensi (f) dan panjang gelombang () dinyatakan oleh persamaan :

v=fλ(1)

Apabila suatu gelombang datang mengenai batas medium, maka ada kemungkinan gelombang tersebut dipantulkan. Gelombang pantulan mempunyai arah rambat yang berlawanan dengan gelombang datang, tetapi frekuensinya sama. Perpaduan antara gelombang datang dengan gelombang pantul pada medium yang sama akan diperoleh gelombang stasioner (gelombang diam / gelombang berdiri). Gelombang stasioner dapat terjadi pada medium udara (gelombang bunyi) maupun pada medium dawai / tali (gelombang tali). Salah satu karakteristikdari gelombang stasioner adalah terjadinya simpul dan perut. Pada kegiatan kali ini akan dipelajari mengenai Gelombang stasioner pada medium dawai dan gelombang stasioner di udara (pada kolom udara)

Resonansi terjadi bila frekuensi sumber bunyi sama dengan frekuensi dari kolom udara pada tabung resonansi. Hubungan antara panjang kolom udara dengan panjang gtelombang bunyi dapat dinyatakan oleh persamaan :

Ln=(2n−1) λ4+k

(3)

C. Langkah Percobaan

1. Susunlah alat seperti gambar. Periksakan rangkaian Anda pada pembimbing/asisten sebelum dihubungkan dengan sumber tegangan.

6 | P a g e

Page 7: Audio Generator

2. Turunkalah kolom udara pada tabung resonansi serendah mungkin, ukur dan catatlah suhu udara dalam tabung. Setelah Anda ukur suhunya, aturlah kembali agar permukaan air berada pada ujung tabung.

3. Letakkan speaker pada mulut tabung resonansi4. Hidupkan Amplifier dan AFG5. Aturlah frekuensi AFG sehingga pada speker terdengar bunyi.

Catatlah frekuensinya.6. Turunkanlah permukaan air secara perlahan-lahan sehingga

terdengar bunyi nyaring yang pertama kali (resonansi pertama). Ukurlah panjang kolom udara pada saat itu dan catatlah.

7. Turunkanlah kembali permukaan air pada tabung resonansi sehingga terjadi resonansi yang kedua dan ketiga. Lakukanlah pengukuran panjang kolom udara untuk setiap kali terjadi resonansi dan catatlah.

8. Lakukan langkah 5 sampai 7 untuk frekuensi yang lain.

D. Tabel Hasil Pengamatan

No. Frekuensi (Hz) L1 (n = 1) L2 (n = 2) L3 (n = 3)

1

2

3

Judul : P engetesan speaker dan rangkaian impedansi

A. TUJUAN :1. Menyusun alat dan bahan praktikum dengan benar.2. Menunjukkan alur pikir rangkaian.3. Menunjukkan kinerja rangkaian seri RLC. 4. Menggambarkan lengkung resonansi rangkaian seri RLC.5. Menghitung frekuensi resonansi rangkaian seri RLC

E. LANDASAN TOERI

Rangkaian Seri RLC merupakan sebuah rangkaian yang terdiri dari resistor, induktor dan juga kapasitor yang disusun secara seri atau juga paralel di dalam satu rangkaian. Rangkaian RLC seri ini disimbolkan untuk rangkaian aliran listrik ketahanan, induktansi, dan juga kapasitansi yang tentu saja disusun secara seri. Rangkaian RLC memang bisa digabung secara seri dan paralel atau juga dikombinasikan keduanya.

Gambar 1. Rangkaian Seri RLC

RLC yang disusun seri ini dihantarkan oleh arus listrik AC atau searah dimana setiap kompnen akan menerima besaran tegangan yang sama. Arus AC tersebut pada simbol simbol R, L dan juga C akan mendapatkan hambatan pada komponen tersebut. Dalam hambatan tersebut akan dihasilkan Impedansi dengan simbol Z. Dan Impedansi atau Z tersebut merupakan proses penggabungan dari simbol R, L dan C.

Tiga buah elemen penting di dalam rangkaian RLC ini bisa dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan output daya yang diinginkan. Baik resistor, induktor dan kapasitor ini bisa dimasukkan ke dalam rangkaian seri atau paralel yang tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Tidak jarang rangkaian RCL ini bisa juga menggabungkan baik Seri atau paralel yang biasa terdapat di beberapa rangkaian listrik seperi lampu LED. Apalagi kedua jenis dan tipe rangkaian ini sangat mudah untuk dianalisa dan dihitung besarannya.Untuk menghitung Impedansi Rangkaian digunakan rumus :

Sementara untuk mengukur tegangan efektif rangkaian digunakan rumus:

Sedangkan untuk mengukur sudut fase pada rangkaian digunakan rumus:

F. ALAT DAN BAHAN

7 | P a g e

Page 8: Audio Generator

1. Audio Generator2. Catu Daya3. Multimeter (voltmeter AC)4. CRO5. Protoboard6. Resistor 220 Ω7. Induktor 2,5 Mh8. Kapasitor 0,1 μ

G. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN1. Siapkan Protoboard2. Susun diatasnya resistor, induktor, dan kapasitor secara seri sesuai

gambar berikut ini

\

3. Nyalakan Audio Generator.4. Hubungkan Audio Generator dengan chanel 1 CRO (untuk mengetahui

gelombang input) dan rangkaian seri RLC (sebagai Vinput).5. Hubungkan voltmeter AC dengan rangkaian secara paralel.6. Hubungkan chanel 2 CRO dengan rangkaian seri RLC untuk mengetahui

bentuk gelombang .7. Ubah-ubahlah frekuensi audio generator, catat nilainya8. Catat nilai tegangan yang terukur oleh CRO setiap kali penambahan nilai9. frekuensi.10. Hitung nilai frekuensi resonansinya

H. HASIL PENGAMATAN

No.

F(Hz)

Vab(volt)

w(rads/s)

Log w

Judul: Frekuensi Resonansi Rangkaian Seri RLC

A. Tujuan PembelajaranMelalui percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu :1. Menghitung frekuensi resonansi rangkaian seri RLC.2. Menggambarkan grafik lengkung resonansi rangkaian seri RLC.

B. Alat dan Bahan1. Audio Generator2. Catu Daya3. Multimeter (voltmeter AC)4. Cathode Ray oscilloscope (CRO)5. Protoboard6. Resistor 220 Ω7. Induktor 2,5 mH8. Kapasitor 0,1 μF

C. Prosedur Percobaan1 Siapkan Protoboard2 Susun diatasnya resistor, induktor, dan kapasitor secara seri sesuai gambar berikut ini

3. Hidupkan Audio Generator.4. Hubungkan Audio Generator dengan chanel 1 CRO (untuk mengetahui

gelombang input) dan rangkaian seri RLC (sebagai Vinput).5. Hubungkan voltmeter AC dengan rangkaian secara paralel.6. Hubungkan channel 2 CRO dengan rangkaian seri RLC untuk mengetahui

bentuk gelombang .7. Ubah-ubahlah frekuensi audio generator, catat nilainya.8. Catat nilai tegangan yang terukur oleh CRO setiap kali penambahan nilai frekuensi.

D. Tabel Pengamatan

No f (Hz) Vab (Volt) ω (rad/s) Log ω

8 | P a g e

Page 9: Audio Generator

1

2

3

4

Judul : PERCOBAAN MELDE

A. Tujuan: Mengetahui panjang gelombang stasioner. Mengetahui hubungan antara cepat rambat gelombang (v) dengan

gaya tegangan tali (F). Menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan

gelombang pada tali. Membandingkan hasil kecepatan gelombang secara teori dan

secara hukum Melde.

B. Dasar TeoriKonsep Fisis

Getaran yang terjadi pada suatu benda disebabkan oleh adanya gangguan yang diberikan pada benda tersebut. Getaran bandul dan getaran benda pada pegas, gangguan tersebut disebabkan oleh adanya gaya luar (menggerakan bandul atau benda pada pegas). Sebenarnya terdapat banyak contoh getaran yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. a. Garputala bergetar ketika kita memberikan gangguan dengan

cara memukul garputala tersebut. b. Kendaraan akan bergetar ketika mesinnya dinyalakan, dalam hal

ini kendaraan tersebut diberi gangguan. c. Suara yang kita ucapkan tidak akan terdengar apabila pita suara

kita tidak bergetar.d. Seindah apapun alunan musik, jika loudspeaker yang berfungsi

sebagai sumber bunyi dan gendang telinga kita sebagai penerima tidak bergetar, maka dapat dipastikan kita tidak akan pernah mendengar musik tersebut.

e. Ketika kita melempar batu ke dalam genangan air yang tenang, gangguan yang kita berikan menyebabkan partikel air bergetar alias berosilasi terhadap titik setimbangnya. Perambatan getaran

pada air menyebabkan adanya gelombang pada genangan air tadi.

f. Jika kita menggetarkan ujung tali yang terentang maka gelombang akan merambat sepanjang tali tersebut. Gelombang tali dan gelombang air adalah dua contoh umum gelombang yang dengan mudah kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari.

Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidakdiikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya gelombangmerupakan rambatan energi (energi getaran).Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untukmenempuh satu panjang gelombang penuh. Panjang gelombang (λ) adalah jarak yangditempuh dalam waktu satu periode. Frekuensi gelombang adalah banyaknyagelombang yang terjadi tiap satuan waktu. Cepat rambat gelombang (v) adalah jarakyang ditempuh gelombang tiap satuan waktu.Jadi dapat dirumuskan bahwa:V = λ f, di mana:v = laju rambat gelombang [m/s]λ = panjang gelombang [m]f = frekuensi [Hz]

Hukum MeldeBila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara

terus menerus maka akan terlihat suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat gelombang. Gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua ujungnya tertutup, gelombang pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat menghasilkan gelombang stasioner yang tampak berupa simpul dan perut gelombang.Melde merumuskan bahwa :

v=√ FμDimana :v = cepat rambat gelombang (m/s)F = gaya ketegangan tali (N)μ = rapat massa linier tali (massa tali/panjang tali) (kg/m)

C. Alat dan Bahana. Sumber getaran AC 220 Volt, frekuensi 50 Hertzb. Talic. Beband. Sumber getaran (audio Generator)

9 | P a g e

Page 10: Audio Generator

e. Pembangkit Getaran f. Katrol tetapg. Neracah. Jembatan mistar

D. Metodologi Percobaan Mengetahui panjang gelombang stasioner. Dan hubungan antara cepat rambat gelombang dengan tegangan tali.

a. Ukur Panjang massa talib. Gunakan beban dengan berat 100 gram c. Rangkailah alat seperti pada gambar

d. Atur frekuensi yang dipakai pada audio generatore. Nyalakan Audio generatorf. Amati yang terjadi pada tali, lihat apakah terbentuk gelombang

stasioner pada talig. Catat panjang tali dan gelombang yang terbentuk pada tali

h. Ulangi langkah f-g dengan megubah massa beban. Catat hasilnya pada table pengamatan

E. Data dan Hasil PercobaanTable. Data hasil percobaan untuk mendapatkan hubungan antara cepat rambat gelombang dengan tegangan tali.

Buatlah grafik hubungan antara tegangan tali (F) dengan kuadrat kecepatan (v2)

Judul: MENENTUKAN TITIK SIMPUL , PERUT DAN PANJANG GELOMBANG PADA TALI

A. TujuanMenentukan simpul , perut dan panjang gelombang pada tali

B. Landasan TeoriGelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak

diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah perambatannya tegak

lurus dengan arah getaran partikelnya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali. Gelombang stasioner biasa juga disebut gelombang

10 | P a g e

No. Massa beban (kg)

m

Tegangan Tali (N)

F

Jarak simpul

ke simpul

(m)x

Panjang gelombang

(m)

λ

Frekuensi (Hz)

f

Cepat rambat (m/s)

v

V2

1.2.3.4.5.

Page 11: Audio Generator

tegak, gelombang berdiri atau gelombang diam, adalah gelombang yang terbentuk dari perpaduan atau interferensi dua buah gelombang yang mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama, tapi arah rambatnya berlawanan. Amplitudo pada gelombang stasioner tidak konstan, besarnya amplitudo pada setiap titik sepanjang gelombang tidak sama. Pada simpul amplitudo nol, dan pada perut gelombang amplitudo maksimum. Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk menempuh satu panjang gelombang penuh. Panjang gelombang (λ) adalah jarak yangditempuh dalam waktu satu periode. Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan waktu. Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu. Secara umum, cepat rambat gelombang dapat dirumuskan sebagai berikut :

Gelombang stasioner merupakan perpaduan (superposisi) antara dua gelombang yang berlawanan arahnya. Kedua gelombang yang berpadu memiliki amplitude, panjang gelombang, dan frekuensi sama atau hamper sama. Kedua gelombang ini dapat dikatakan sebagai gelombang yang koheren sehingga menimbulkan interferensi pada setiap titik yang dilewati gelombang. Interferensi pada setiap titik berpeluang untuk menghasilkan gelombang baru berbentuk gelombang stasioner dengan karakteristik tertentu. Titik-titik yang terjadi interferensi maksimum menghasilkan gelombang dengan amplitude paling besar sehingga membentuk titik perut (anti node). Sedangkan titik-titik yang terjadi interferensi minimum menghasilkan gelombang dengan amplitudu terkecil atau nol sehingga membentuk titik simpul (node). Ilustrasi titik simpul dan perut diperlihatkan pada gambar berikut.

4. Alat dan Bahan Kabel Vibration Generator Audio Generator Beban Katrol

5. Langkah Kerjaa. Susunlah peralatan sebagai berikut:

b. Hidupkan penggetar sehingga terbentuk gelombang stasioner seperti gambar berikut:

Katrol

c. Amati tali.

Pertanyaan :1. Setelah kalian mengamati tali maka gelombang apa yang terbentuk

dari percobaan tersebut........................................................................................................................

2. Gelombang tersebut memiliki............................. dan ..............................................

d. Kemudian, variasikan jarak penggetar terhadap katrol sebanyak tiga kali.e. Hitunglah panjang gelombang yang terbentuk.

No

Jarak simpul ke simpul (x) x

123

11 | P a g e

Page 12: Audio Generator

12 | P a g e