aturan penggunaan bahasa indonesia dalam kehidupan sehari-hari

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa lahir dan hidup bersama masyarakatnya karena masyarakat tidak dapat berkomunikasi di antara sesamanya tanpa alat untuk berkomunikasi yaitu bahasa. Bahasa adalah milik manusia yang paling utama. Istilah bahasa Indonesia yang baik telah dikenal oleh masyarakat secara luas dalam kehidupan sehari-hari. Pengunaan bahasa sebagaimana dikemukan oleh Labow (1972) berhubungan dengan variable non linguistic, dimana variable tersebut berhubungan dengan siapa yang berbicara, dengan bahasa apa, tentang apa, kepada siapa dan kapan. Namun pengenalan istilah tidak menjamin secara komperhensif konsep dan makna istilah bahasa Indonesia yang baik itu. Kesadaran akan hal ini kurang dimengerti oleh setiap warga Indonesia dikarenakan kurangnya percaya diri, ketakutan akan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahwa bahasa Indonesia yang baik sama dengan bahasa Indonesia yang baku atau bahasa Indonesia yang benar. Slogan “pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar”, tampaknya mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan tersebut diartikan oleh sebagian besar masyarakat bahwa di segala tempat kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang baku. 1

Upload: anwar-sahid

Post on 20-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Bahasa Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Aturan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Bahasa lahir dan hidup bersama masyarakatnya karena masyarakat tidak dapat

berkomunikasi di antara sesamanya tanpa alat untuk berkomunikasi yaitu bahasa. Bahasa

adalah milik manusia yang paling utama. Istilah bahasa Indonesia yang baik telah dikenal

oleh masyarakat secara luas dalam kehidupan sehari-hari. Pengunaan bahasa sebagaimana

dikemukan oleh Labow (1972) berhubungan dengan variable non linguistic, dimana variable

tersebut berhubungan dengan siapa yang berbicara, dengan bahasa apa, tentang apa, kepada

siapa dan kapan. Namun pengenalan istilah tidak menjamin secara komperhensif konsep dan

makna istilah bahasa Indonesia yang baik itu. Kesadaran akan hal ini kurang dimengerti oleh

setiap warga Indonesia dikarenakan kurangnya percaya diri, ketakutan akan penggunaan

bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahwa

bahasa Indonesia yang baik sama dengan bahasa Indonesia yang baku atau bahasa Indonesia

yang benar. Slogan “pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar”, tampaknya

mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan tersebut diartikan oleh sebagian besar

masyarakat bahwa di segala tempat kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang baku.

Selain itu, masalah yang perlu disoroti dalam penggunaan berbahasa adalah adanya

bahasa serapan. Jika masyarakat mencampuradukan bahasa yang digunakan maka

pemahaman kata yang disampaikannya akan menjadi tidak jelas sedangkan penggunaan

bahasa yang baik yaitu harus jelas. Penggunaan bahasa Indonesia yang dicampurkan dengan

bahasa asing menyebabkan penyampaian dalam berbahasa sangatlah sulit, sehingga

terkadang orang sulit untuk melakukan komunikasi yang interaktif satu sama lain, bukan

berarti karena mereka tidak bisa berbahasa indonesia yang baku dengan lancar. Bahasa

Indonesia yang baku dan bahasa indonesia yang benar belum tentu dapat menjamin

tersampaikannya maksud dan tujuan kepada lawan bicara. Sehingga dibutuhkan susunan

bahasa indonesia yang fleksibel yang artinya dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan

situasi dan kondisi.

1

Page 2: Aturan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

Dengan gambaran kondisi yang demikian itu, diharapkan setiap warga Indonesia bisa

menggunakan bahasa yang jelas, singkat, padat dan bersistem agar jalan pikiran orang yang

mendengarnya dapat mengerti dan mudah untuk dipahami dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penulisan makalah ini penulis akan membahas tentang pengertian bahasa Indonesia

yang baik, cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari, serta

manfaat penggunaan bahasa Indonesia.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukaan sebelumnya, maka yang menjadi

permasalahan dalam penyusanan makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar ?

2. Bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam

kehidupan sehari-hari ?

3. Apa saja manfaat menggunakan bahasa Indonesia ?

1.3  Tujuan Penyusunan Makalah

Dalam makalah ini terdapat beberapa tujuan yang terdiri dari :

1. Tujuan Umum

- Dapat mendiskripsikan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

- Dapat mengaplikasikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai

dengan situasinya.

2. Tujuan khusus

- Dapat menjelaskan cara menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam

kehidupan sehari-hari.

- Dapat menjelaskan manfaat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2

Page 3: Aturan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

BAB II

PEMBAHASAN

Untuk mempelajari bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari ada dua hal yang

harus diperhatikan, yakni penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan penggunaan bahasa

Indonesia yang benar. Bahasa Indonesia yang baik menurut Suharianto (1978 : 18); Moeliono

(1988 : 19); dan Arifin (1993 : 9) adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan

norma-norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab seperti

di pasar, di warung kopi, di meja makan saat makan bersama, hendaknya digunakan bahasa

Indonesia yang santai tidak terlalu terikat oleh aturan-aturan atau kaidah-kaidah kebahasaan.

Dalam situasi resmi atau formal, misalnya : dalam kuliah, seminar, pidato, dan lain-lain

hendaknya digunakan bahasa Indonesia ragam formal, yang selalu memperhatikan kaidah-

kaidah kebahasaan. Itu berarti, bahasa Indonesia yang baik hendaknya memperhatikan situasi

kebahasaan, dimana, kapan, dengan siapa bahasa itu digunakan.

Disisi lain, Arifin (1993 : 10) mengatakan bahwa bahasa Indonesia yang benar adalah

bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa yang berlaku.

Kaidah bahasa Indonesia meliputi kaidah ejaan, pembentukan kata, penyusunan kalimat,

penyusunan paragraph, dan kaidah penalaran. Jika semua kaidah itu ditaati secara seksama

dan konsisten, pemakaian bahasa Indonesia itu dikatakan benar. Bila sebaliknya, pemakaian

bahasa itu dianggap tidak benar. Dengan demikian, bahasa Indonesia yang baik dan benar

adalah penggunaan bahasa Indonesia yang memperhatikan norma-norma kemasyarakatan

atau situasi yang berlaku. Jika situasi formal, bahasa yang dipakai sesuai dengan kaidah

kebahasaan  yang berlaku dan bila situasi non formal cukup digunakan ragam santai atau

ragam non baku.

Dari penjelasan tersebut kita perlu memperhatikan cara penggunaan bahasa Indonesia

yang baik dan benar. Sarna seperti yang diketahui dalam kehidupan sehari-hari banyak

masyarakat yang tidak menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Misalnya,

dalam hal berkomunikasi disuatu tempat, masyarakat lebih sering menggunakan bahasa yang

tidak baku dari pada bahasa yang baku. Itu terjadi karena suatu kebiasaan dari kecil atau

faktor dari lingkungan tempat ia tinggal.

3

Page 4: Aturan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

2.1    Pengertian bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

Berbahasa Indonesia yang baik menurut Hasan Alwi (2007 : 15) adalah berbahasa

Indonesia yang sesuai dengan tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan

bicara, dan sesuai dengan topic pembicaraan. Bahasa Indonesia yang baik tidak selalu perlu

beragam baku. Yang perlu diperhatikan dalam berbahasa Indonesia yang baik adalah

pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian

bahasa. Orang yang mahir menggunakan bahasanya sehingga maksud hatinya mencapai

sasarannya, apa pun jenisnya itu, dianggap berbahasa dengan efektif. Pemanfaatan ragam

yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah yang

disebut bahasa yang baik atau tepat.Bahasa yang harus mengenai sasarannya tidak selalu

perlu beragam baik (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan, 1988, halaman 19). Jadi jika kita berbahasa benar belum tentu baik untuk

mencapai sasarannya, begitu juga sebaliknya, jika kita berbahasa baik belum tentu harus

benar, kata benar dalam hal ini mengacu kepada bahasa baku. Contohnya jika kita melarang

seorang anak kecil naik ke atas meja, “Hayo adek, nggak boleh naik meja, nanti jatuh!” Akan

terdengar lucu jika kita menggunakan bahasa baku, “Adik tidak boleh naik ke atas meja,

karena nanti engkau bisa jatuh!”. Pemakaian bahasa Indonesia yang baik perlu

memperhatikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya. (Tata Bahasa Baku

Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988, halaman 20).

Kalo kita cermati kutipan-kutipan di atas tentang apa itu bahasa Indonesia yang baik,

erat sekali hubungannya dengan ragam bahasa. Berarti untuk lebih memahaminya kita juga

perlu tahu apa saja ragam bahasa yang ada di dalam bahasa Indonesia. Sepertinya perlu

pembahasan tersendiri mengenai hal itu. Jadi yang penting dalam masalah “yang baik dan

benar” kali ini adalah kita tetap berbahasa sesuai keadaan, situasi, dengan siapa kita

berbicara, dan untuk tujuan apa kita berbahasa.

Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal itu

berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus memperhatikan

kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur umur, pendidikan,

agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita tidak boleh

kita abaikan. Cara kita berbahasa kepada anak kecil dengan cara kita berbahasa kepada orang

dewasa tentu berbeda. Penggunaan bahasa untuk lingkungan yang berpendidikan tinggi dan

berpendidikan rendah tentu tidak dapat disamakan. Kita tidak dapat menyampaikan

4

Page 5: Aturan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

pengertian mengenai jembatan, misalnya, dengan bahasa yang sama kepada seorang anak SD

dan kepada orang dewasa. Selain umur yang berbeda, daya serap seorang anak dengan orang

dewasa tentu saja berbeda. Lebih lanjut lagi, karena berkaitan dengan aspek komunikasi,

maka unsur-unsur komunikasi menjadi penting, yakni pengirim pesan, isi pesan, media

penyampaian pesan, dan penerima pesan. Mengirim pesan adalah orang yang akan

menyampaikan suatu gagasan kepada penerima pesan, yaitu pendengar atau pembacanya,

bergantung pada media yang digunakannya. Jika pengirim pesan menggunakan telepon,

media yang digunakan adalah media lisan. Jika ia menggunakan surat, media yang digunakan

adalah media tulis. Isi pesan adalah gagasan yang ingin disampaikan kepada penerima pesan.

Marilah kita gunakan contoh sebuah majalah atau buku. Pengirim pesan dapat berupa

penulis artikel atau penulis cerita, baik komik, dongeng, atau narasi. Isi pesan adalah

permasalahan atau cerita yang ingin disampaikan atau dijelaskan. Media pesan merupakan

majalah, komik, atau buku cerita. Semua bentuk tertulis itu disampaikan kepada pembaca

yang dituju. Cara artikel atau cerita itu disampaikan tentu disesuaikan dengan pembaca yang

dituju. Berarti, dalam pembuatan tulisan itu akan diperhatikan jenis permasalahan, jenis

cerita, dan kepada siapa tulisan atau cerita itu ditujukan.

2.2    Menggunakan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

       Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus dalam kehidupan sehari-hari

harus sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya dalam situasi nonformal

seperti di warung, di pasar, di rumah dan lain- lain hendaknya menggunakan bahasa

Indonesia yang tidak terlalu terikat. Contohnya, “ Berapa nih, Bu, ikannya ? “.

       Sedangkan pada situasi formal seperti kuliah, seminar, rapat dan lain- lain, menggunakan

bahasa Indonesia yang resmi dan formal serta memperhatikan kaidah bahasa Indonesia yang

berlaku, seperti kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat dan

kaidah penataan penalaran. Jika kaidah – kaidah bahasa kurang ditaati, maka pemakaian

bahasa Indonesia tersebut tidak benar atau tidak baku. Jadi, berbahasa Indonesia yang baik

dan benar adalah pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan juga mengikuti

kaidah bahasa yang benar. Agar penggunaan bahasa Indonesia dapat digunakan dalam

berkomunikasi di lingkungan masyarakat, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan antara

lain sebagai berikut :

5

Page 6: Aturan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Isi atau makna, yaitu berhubungan dengan pikiran, gagasan atau perasaan yang

disampaikan

2.  Keadaan pemakaian bahasa, yaitu yang berhubungan dengan suasana tempat, atau

waktu bahasa

3. Khalayak/sasaran, yaitu yang berkenaan dengan usia, kelamin, pendidikan, pekerjaan

dan kedudukan

4. Sarana saluran yang digunakan, umpamanya melalui telepon, radio, televise

5. Cara berhubungan langsung atau tidak langsung, misalnya melalui forum rapat,

televisi, radio, dan surat

       Untuk itu ada baiknya kita tetap harus selalu berbahasa Indonesia yang baik dan benar

yang berarti pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu

mengikuti kaidah bahasa yang benar. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar

sebaliknya mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan

kebenaran.

       Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat kita menggunakan bahasa

Indonesia yaitu :

1. Tata bunyi (fonologi), fonologi pada umumnya dibagi atas dua bagian yang meliputi :

a. Fonetik, adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa bunyi-bunyi ujaran

yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana menghasilkan bunyi-

bunyi tersebut dengan alat ucap manusia.

b. Fonemik, adalah ilmu yang mempelajari bunyi atau ujaran yang dalam

fungsinya sebagai pembeda arti.

Kalau dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh

alat ucap serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dalam fonemik kita

mempelajari dan menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bunyi-bunyi yang dapat

mempunyi fungsi untuk membedakan arti.

2. Tata bahasa (kalimat)

Masalah definisi atau batasan kalimat tidak perlu dipersoalkan karena sudah

terlalu banyak definisi kalimat yang telah dibicarakan oleh ahli bahasa.Yang lebih

penting untuk diperhatikan ialah apakah kalimat-kalimat yang klita hasilkan dapat

memenuhi syarat sebagai kalimat yang benar (gramatikal). Selain itu, apakah kita

6

Page 7: Aturan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

dapat mengenali kalimat-kalimat gramatikal yang dihasilkan orang lain. Dengan kata

lain, kita dituntut untuk memiliki wawasan bahasa Indonesia dengan baik agar kita

dapat menghasilkan kalimat-kalimat yang gramatikal dalam komunikasi baik lisan

maupun tulis, dan kita dapat mengenali kalimat-kalimat yang dihasilkan orang lain

apakah gramatikal atau tidak. Suatu pernyataan merupakan kalimat jika di dalam

pernyataan itu terdapat predikat dan subjek. Jika dituliskan, kalimat diawali dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Pernyataan

tersebut adalah pengertian kalimat dilihat dari segi kalengkapan gramatikal kalimat

ataupun makna untuk kalimat yang dapat mandiri, kalimat yang tidak terikat pada

unsure lain dalam pemakaian bahasa.Dalam kenyataan pemakaian bahasa sehari-hari

terutama ragam lisan terdapat tuturan yang hanya terdiri dari atas unsur subjek saja,

predikat saja, objek saja, atau keterangan saja.

3. Kosakata

Dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita dituntut

untuk memilih dan menggunakan kosa kata bahasa yang benar. Kita harus bisa

membedakan antara ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku, baik tulis

maupun lisan. Ragam bahasa dipengaruhi oleh sikap penutur terhadap kawan bicara

(jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan). Sikap itu antara lain

resmi, akrab, dingin, dan santai. Perbedaan-perbedaan itu tampak dalam pilihan kata

dan penerapan kaidah tata bahasa. Sering pula raga mini disebut gaya. Pada dasarnya

setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan memakai bermacam ragam bahasa itu.

Namun, keterampilan menggunakan bermacam ragam bahasa itu bukan merupakan

warisan melainkan diperoleh melalui proses belajar, baik melalui pelatihan maupun

pengalaman. Keterbatasan penguasaan ragam/gaya menimbulkan kesan bahwa

penutur itu kurang luas pergaulannya. Jika terdapat jarak antara penutur dengan

kawan bicara (jika lisan) atau penulis dengan pembaca (jika ditulis), akan digunakan

ragam bahasa resmi atau apa yang dikenal bahasa baku. Makin formal jarak penutur

dan kawan bicara, akan makin resmi dan berarti makin tinggi tingkat kebakuan bahasa

yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula

tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

4. Ejaan

Dalam bahasa tulis kita menemukan adanya bermacam-macam tanda yang

digunakan untuk membedakan arti sekaligus sebagai pelukisan atas bahasa lisan.

Segala macam tanda tersebut untuk menggambarkan perhentian antara , perhentian

7

Page 8: Aturan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

akhir, tekanan, tanda Tanya dan lain-lain. Tanda-tanda tersebut dinamakan tanda

baca. Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana

melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda baca

dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal seperti: bagaimana memotong-motong

suku kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik dengan imbuhan-imbuhan

maupun antara kata dengan kata. Pemotongan itu harus berguna terutama bagaimana

kita harus memisahkan huruf-huruf itu pada akhir suatu baris, bila baris itu tidak

memungkinkan kita menuliskan seluruh kata di sana. Kecuali itu, penggunaan huruf

kapital juga merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam penulisan

dengan ejaan yang tepat.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan

peraturan bagaimana menggambarkan lambing-lambang bunyi-ujaran dan bagaimana

inter-relasi antara lambang-lambang itu (pemisahannya, penggabungannya) dalam

suatu bahasa disebut ejaan.

5. Makna

Pemakaian bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan menggunakan kata

yang sesuai dengan tuntutan makna.Misalnya, dalam bahasa ilmu tidak tepat

digunakan kata-kata yang bermakna konotatif (kata kiasan tidak tepat digunakan

dalam ragam bahasa ilmu).Jadi, pemakaian bahasa yang benar adalah pemakaian

bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.Kriteria pemakaian bahasa yang

baik adalah ketepatan memilih ragam bahsa yang sesuai dengan kebutuhan

komunikasi. Pemilihan ini bertalian dengan topik apa yang dibicarakan, tujuan

pembicaraan, orang yang diajak berbicara (kalau lisan) atau orang yang akan

membaca (kalau tulis), dan tempat pembicaraan. Selain itu, bahasa yang baik itu

bernalar, dalam arti bahwa bahasa yang kita gunakan logis dan sesuai dengan tata

nilai masyarakat kita.

2.3   Manfaat Menggunakan Bahasa Indonesia

1. Mempermudah dalam komunikasi

Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi

tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang

lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah

8

Page 9: Aturan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang

sezaman dengan kita. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan

maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja

sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,

merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys, 1997 : 4). Pada saat kita

menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu,

kita ingin dipahami oleh orang lain, kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat

diterima oleh orang lain, kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan

kita, kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain

membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau

khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita.Kita menggunakan bahasa dengan

memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita. Pada saat

menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan

apakah bahasa yang kita gunakan mudah dipahami orang lain atau tidak. Oleh karena

itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”.Misalnya, kata

makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata

besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum.Kata griya, misalnya,

lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata

besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum.

Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akan memberi nuansa lain pada bahasa kita,

misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, nuansa tradisional.

2. Mempermudah kita untuk berintegrasi dan beradaptasi secara social

Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula

manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan

mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan

dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan

secara efisien melalui bahasa.Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh

memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang

dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan

menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang

setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap

individu dengan masyarakatnya (Gorys, 1997 : 5). Cara berbahasa tertentu selain

9

Page 10: Aturan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi

sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih

bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi.

Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan

menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan

bahasa standar pada orang tua atau orang-orang yang kita hormati.

10

Page 11: Aturan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

       Dari uraian diatas kita dapat mengambil kesimpulan, yaitu :

1. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang pemakaiannya sesuai

dengan situasi dan kondisi dengan memperhatikan pemakaian ragam bahasa yang

serasi dengan sasarannya.

2. Cara menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan

menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan kaidah ejaan atau ejaan yang

disempurnakan.

3. Manfaat yang kita peroleh dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar

adalah mempermudah dalam berkomunikasi dan dapat mempermudah dalam

beradaptasi di lingkungan bermasyarakat.

3.2 Saran-Saran

       Berdasarkan kesimpulan diatas, kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan

kaidah ejaan atau ejaan yang disempurnakan.

11

Page 12: Aturan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2007. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2. Jakarta: Balai Pustaka.

Arifin, Zaenal. 1993. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

Jakarta: Gramedia.

Gorys, Keraf. 1997. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesai.

Labow, W. 1972. Sosiolinguistic Pateerns. Philadelpia Universuty of Pennsilvania Press.

Moeliono, Anton. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Suharianto, Dendy. 1978. Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Priastu.

12