atsiri yg ini loo

28
1 Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014 Bab 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Minyak Atsiri merupakan suatu minyak yang mudah menguap (volatile oil) dan berbau yang terdapat pada berbagai tanaman, dapat diperoleh dari penyulingan akar, batang, daun, bunga, buah, maupun biji tumbuhan. Minyak ini memiliki beberapa sifat khusus yaitu, mudah menguap bila diletakkan di tempat terbuka, memiliki aroma yang khas seperti tumbuhan aslinya, tidak larut dalam air namun larut dalam pelarut organik, serta tidak berwarna namun akan berwarna gelap apabila mengalami oksidasi (Firdaus 2009). Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara destilasi. Destilasi adalah memisahkan dua komponen atau lebih dari suatu campuran zat, berdasarkan perbedaan titik didih. Suatu zat padat bila dipanaskan akan meleleh menjadi cair. Bila zat cair dipanaskan akan mendidih pada suhu tertentu, selanjutnya akan menguap menjadi fase gas. Ada beberapa jenis destilasi yaitu: destilasi air, destilasi uap-air dan destilasi uap. Pada percobaan ini menggunakan destilasi uap-air yaitu karena bahan yang digunakan tidak langsung kontak dengan air sehingga menghasilkan minyak atsiri dalam jumlah banyak dan tidak mudah menguap. Destilasi Uap Langsung “isolasi minyak atsiri”

Upload: irnaliah

Post on 18-Nov-2015

260 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

minyak atsiri

TRANSCRIPT

17Praktikum Kimia Organik/VIII/S.Genap/2014

Bab 1. Pendahuluan

1.1 Latar BelakangMinyak Atsiri merupakan suatu minyak yang mudah menguap (volatile oil) dan berbau yang terdapat pada berbagai tanaman, dapat diperoleh dari penyulingan akar, batang, daun, bunga, buah, maupun biji tumbuhan. Minyak ini memiliki beberapa sifat khusus yaitu, mudah menguap bila diletakkan di tempat terbuka, memiliki aroma yang khas seperti tumbuhan aslinya, tidak larut dalam air namun larut dalam pelarut organik, serta tidak berwarna namun akan berwarna gelap apabila mengalami oksidasi (Firdaus 2009).Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara destilasi. Destilasi adalah memisahkan dua komponen atau lebih dari suatu campuran zat, berdasarkan perbedaan titik didih. Suatu zat padat bila dipanaskan akan meleleh menjadi cair. Bila zat cair dipanaskan akan mendidih pada suhu tertentu, selanjutnya akan menguap menjadi fase gas. Ada beberapa jenis destilasi yaitu: destilasi air, destilasi uap-air dan destilasi uap. Pada percobaan ini menggunakan destilasi uap-air yaitu karena bahan yang digunakan tidak langsung kontak dengan air sehingga menghasilkan minyak atsiri dalam jumlah banyak dan tidak mudah menguap. Secara tradisional masyarakat menggunakan daun jambu biji sebagai obat diare karena telah terbukti mampu mengurangi bahkan menghentikan diare. Daun jambu biji (Psidi folium) banyak mengandung bahan aktif, antara lain: tanin, kuersetin, guayaverin, leukosianidin, minyak atsiri, asam malat, damar, dan asam oksalat (Anonymous, 2004).1.2 Tujuan1. Mengisolasi minyak atsiri dari daun jambu biji.2. Menghitung rendemen dari percobaan.3. Menentukan beberapa sifat fisika, kimia minyak atsiri yang diperoleh.Bab 2. Tinjauan Pustaka

2.1 Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava)

Tanaman jambu biji (Psidium guajava) dalam sistematika dunia tumbuhan

diklasifikasikan menjadi seperti di bawah ini:

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Ordo : Myrtales

Familia : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spessies : Psidium guajava, L. (Cronquist, 1981).

Gambar 2.1 Daun jambu biji

Tanaman jambu biji sering disebut jambu batu. Beberapa nama daerah untuk tanaman tersebut antara lain glima breuen, glimeu beru, galiman, masiambu, jambu biawas (Sumatra) dan kayawase, kayawusu, lainehatu, lutuhatu dan gayawa (Maluku) (Wijayakusuma et al. 1994).

Tanaman jambu biji (Psidium guajava) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika tropis, banyak ditanam sebagai tanaman buah-buahan yang tumbuh pada ketinggian 1-1.200 m diatas permukaan laut dan merupakan tanaman perdu atau pohon kecil, tinggi tanaman umumnya 3-10 m. Kulit batangnya licin, terkelupas dalam potongan. Ruas tangkai teratas segi empat tajam. Daun muda berbulu abu-abu, daun bertangkai pendek dan bulat memanjang. Bunga terletak di ketiak daun. Tabung kelopak bunga berbentuk lonceng atau bentuk corong, panjang 0,5 cm;pinggiran tidak rontok, panjang 1cm. Daun mahkota bulat telur terbalik, panjang 1,5-2 cm, putih segera rontok. Benang sari pada tonjolan dasar bunga yang berbulu, putih, pipih & lebar seperti halnya tangkai putik berwarna seperti mentega. Bakal buah tenggelam beruang 4-5. Buah buni bundar dan berbentuk pir (Steenis, 2008).2.1.1 Kandungan Fitokimia Pada Daun Jambu Biji (Psidium guajava)

Menurut Taiz dan Zeiger (2002) metabolit sekunder yang dihasilkan tumbuhan merupakan bagian dari sistem pertahanan diri. Senyawa tersebut berperan sebagai pelindung dari serangan infeksi mikroba patogen dan mencegah pemakanan oleh herbivora. Metabolit sekunder dibedakan menjadi tiga kelompok besar yaitu terpen, fenolik, dan senyawa mengandung nitrogen terutama alkaloid. Tanin pada tanaman jambu biji dapat ditemukan pada bagian buah, daun dan kulit batang, sedangkan pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun tanaman jambu biji selain mengandung tanin, juga mengandung zat lain seperti asam ursolat, asam lat, asam guajaverin, minyak atsiri dan vitamin (Thomas, 1989). Daun-daun jambu biji memiliki kandungan zat-zat penyamak (psiditanin) sekitar 9%, minyak atsiri berwarna kehijauan yang mengandung eganol sekitar 0,4%, damar 3%, minyak lemak 6%, dan garam-garam mineral (Kartasapoetra, 2004). Menurut Direkbusarakom (1997) et al. dalam Sipahutar (2000) Tanaman jambu biji banyak digunakan sebagai obat. Tanaman tersebut bersifat anti diare, anti radang (inflamasi), dan menghentikan pendarahan (hemostatik). Daun segarnya dapat digunakan untuk pengobatan luar pada luka akibat kecelakaan, pendarahan akibat benda tajam, dan borok (ulcus) di sekitar tulang. Pengujian daun jambu biji pada beberapa patogen yang menyerang ikan dan udang menunjukan bahwa daun jambu biji dapat digunakan untuk pengobatan terhadap virus dan bakteri pada hewan yang hidup di air (akuatis) seperti infeksi Yellow Head Virus (YHV) pada udang black tiger dan infeksi A.hydropila pada jenis ikan lele. Hasilnya menunjukan bahwa daun jambu biji lebih efektif untuk pencegahan infeksi bakteri pada jenis catfishdi bandingkan pencegahan infeksi YHV pada udang.2.2 Metabolit Sekunder Tanaman Obat Tradisional Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang terbentuk dalam tanaman. Senyawa-senyawa yang tergolong ke dalam kelompok metabolit sekunder ini antara lain: alkaloid, flavonoid, kuinon, tanin dan minyak atsiri. Di dalam tanaman, setiap senyawa akan saling bersinergis sehingga menambah aktivitas atau efektivitasnya (Djauhariya & Hernani, 2004). Di antara metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman P. guajava adalah: a. Minyak atsiri

Merupakan senyawa yang mudah menguap yang tidak larut dalam air yang berasal dari tanaman (Hasbullah, 2001). Keanekaragaman tanaman aromatik yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan 160-200 jenis. (Endang & Sukamto, 2002). Winarno & Sundari (1996) berpendapat bahwa adanya minyak atsiri dalam daun jambu biji diduga bersifat anti bakteri. Minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan kuman dengan menggangu proses terbentuknya membran atau dinding sel. Membran atau dinding sel tidak terbentuk atau terbentuknya tidak sempurna (Ajizah, 2004).b. Alkaloid

Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar yang terdapat pada tanaman berbunga angiospermae. Alkaloid dapat juga berbentuk amorf dan beberapa seperti nikotin dan koniin. Kebanyakan alkaloid tidak bewarna, tetapi beberapa senyawa kompleks kelompok aromatik bewarna. Alkaloid bersifat basa yang tergantung pada pasangan elektron pada nitrogen (Sovia, 2006). Robinson (2005) menyatakan bahwa secara umum tanaman beralkaloid dapat didefenisikan sebagai tanaman yang mengandung alkaloid terbesar dari 0,05% bobot kering. Alkaloid dalam daun P. guajava menurut Dzulkarnain et al (1996) juga bersifat anti bakteri. Alkaloid brotowali dapat menganggu terbentuknya jembatan silang komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut (Robinson, 2005).c. Asam malat

Asam malat pada daun jambu biji termasuk golongan fenol yang bermanfaat sebagai anti bakteri, anti virus, anti fungi. Ekstrak daun jambu biji biasanya digunakan sebagai astringent (Naini, 2002). Asam malat pada daun jambu biji dapat menghambat petumbuhan virus berinti RNA seperti virus Dengue yang merupakan virus RNA untai tunggal. Asam malat dapat menghambat aktivitas enzim reverse trancriptase yaitu enzim yang diperlukan oleh virus untuk mereplikasi diri (Maryanty, 2005).d. Tanin

Jambu biji juga mengandung tanin, yang menimbulkan rasa sepat pada buah tetapi juga berfungsi memperlancar sistem pencernaan, sirkulasi darah, dan berguna untuk menyerang virus (Kumalaningsih, 2007). Tanin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik yang mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang. Akan tetapi, efek spasmolitik ini juga mungkin dapat mengkerutkan dinding sel bakteri atau membran sel sehingga menggangu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhan hidup sel terhambat atau bahkan mati (Ajizah, 2004). Masduki (1996) menyatakan bahwa tanin juga mempunyai daya anti bakteri dengan cara mempresipitasikan protein, karena diduga tanin mempunyai efek yang sama dengan senyawa fenolat.

e. Fenilpropanoid

Senyawa fenilpropanoid merupakan salah satu kelompok senyawa fenol utama yang berasal dari jalur shikimat. Senyawa-senyawa fenol ini mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari cincin benzen yang terikat pada ujung rantai karbon propana (Sovia, 2006). Fenilpropanoid diduga memiliki mekanisme yang sama dengan senyawa tanin dalam menghambat pertumbuhan bakteri (Ajizah, 2004). Ardiansyah (2007) mengatakan bahwa secara umum mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antimikroba dapat disebabkan oleh beberapa faktor: gangguan pada senyawa penyusun dinding sel bakteri, peningkatan permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan kehilangan komponen penyusun sel, menginaktivasi enzim, dan destruksi atau kerusakan fungsi material genetik.2.2. Ekstraksi2.2.1. Pengertian EkstraksiEkstraksi adalah jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara difusi. Terdapat bermacam-macam metode ekstraksi, yaitu metode ekstraksi berdasarkan hasil isolat yang diperoleh, ekstraksi berdasarkan suhu, ekstraksi berdasarkan bahan ekstraksi dan pelarut.2.2.2.Macam-Macam Metode Ekstraksi1. Metode Ekstraksi berdasarkan hasil isolat yang diperoleh :

a. Ekstraksi sampai habis (Exhaustive), caranya dengan soxhletasi dan perkolasi.

b.Ekstraksisampaiberkeseimbangan, caranya dengan refluks, maserasi, infundasi, dan perebusan.

2. Ekstraksi berdasarkan suhu yaitu cara panas dan dingin. A. Cara Panas

a. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses residu pertama 3-5 kali.

b. Soklet Soklet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang terus menerus diganti sehingga selalu baru, dilakukan dengan menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi berkeseimbangan sampai bahan tersari sempurna.

c. Digesti

Digesti adalah ekstraksi dengan perendaman namun dilakukan pada suhu yang lebih tinggi, yaitu sekitar 30-50C.d. Infundasi

Infundasi adalah ekstraksi dengan cara perebusan, di mana pelarutnya adalah air pada temperatur 96-98C selama 14-20 menit.

e. Dekoksi Dekoksi (perebusan) hampir sama dengan infundasi dengan waktu lebih dari 30 menit pada temperatur 100C.

B. Cara Dingin a. Maserasi

Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara perendaman bahan dengan pelarut. Maserasi kinetik merupakan metode maserasi yang menggunakan bantuan suatu alat untuk mengaduk. Hal ini tidak dimaksudkan untuk menghasilkan ekstrak lebih banyak atau baik, melainkan untuk mempercepat penyeimbangan konsentrasi sehingga waktu ekstraksi menjadi lebih cepat.b. PerkolasiPerkolasi adalah cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut secara kontinyu sampai semua zat terekstraksi.

3. Metode ekstraksi berdasarkan bahan ekstraksi dan pelarut

a. Ekstraksi padat-cair

Bahan yang diekstraksi berupa padatan dan menggunakan pelarut cair. Caranya dapat dilakukan dengan perebusan, infundasi, refluks, soxhletasi, perkolasi dan maserasi kinetik.

b. Ekstraksi cair-cair Bahan yang diekstraksi berupa cairan dan menggunakan pelarut cair.Cara ekstraksi dengan menggunakan corong pisah dan dengan ekstraksi cair-cair sinambung (perforator jalade) dengan pemanasan.

2.3 Isolasi

Hampir sama dengan ekstraksi, tetapi maksudnya memisahkan sejenis zat dan atau menarik sejenis zat dari suatu bahan. Hasil ekstraksi umumnya komponen yang terdiri dari berbagai jenis zat, dimana masing masing zat tersebut masih dapat diisolasi dari komponennya. Tetapi juga ada sejenis zat yang langsung dapat diisolasi dari bahan bakunya, misalnya isolasi vitamin, isolasi asam amino, isolasi zat warna dari tumbuhan.2.4. Destilasi

2.4.1 Pengertian Destilasi

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.2.4.2 Jenis-Jenis Destilasi1. Distilasi AirPada metode ini, bahan tanaman yang akan disuling mengalami kontak langsung dengan air mendidih. Bahan dapat mengapung diatas air atau terendam secara sempurna, tergantung pada berat jenis dan jumlah bahan yang disuling. Ciri khas metode ini yaitu adanya kontak langsung antara bahan dan air mendidih. Oleh karena itu, sering disebut penyulingan langsung. Penyulingan dengan cara langsung ini dapat menyebabkan banyaknya rendemen minyak yang hilang (tidak tersuling) dan terjadi pula penurunan mutu minyak yang diperoleh.

Gambar 2.2. Destilasi Air(Moestafa, A. &F. Badeges, 1986)2. Destilasi uapModel ini disebut juga penyulingan uap atau penyulingan tak langsung. Pada prinsipnya, model ini sama dengan penyulingan langsung. Hanya saja, air penghasil uap tidak diisikan bersama-sama dalam ketel penyulingan. Uap yang digunakan berupa uap jenuh atau uap kelewat panas dengan tekanan lebih dari 1 atmosfer.

Gambar 2.3. Destilasi Uap (Moestafa, A. &F. Badeges, 1986)

3. Destilasi air - uapPada model penyulingan ini, bahan tanaman yang akan disuling diletakkan di atas rak-rak atau saringan berlubang. Kemudian ketel penyulingan diisi dengan air sampai permukaannya tidak jauh dari bagian bawah saringan.

Ciri khas model ini yaitu uap selalu dalam keadaan basah, jenuh, dan tidak terlalu panas. Bahan tanaman yang akan disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas (Moestafa, A. &F. Badeges, 1986).

Gambar 2.4. Destilasi uap air(Moestafa, A. &F. Badeges, 1986)2.5 Rendemen

Rendemen merujuk pada jumlah produk reaksi yang dihasilkan pada reaksi kimia. Rendemen absolut dapat ditulis sebagai berat dalam gram atau dalam mol (rendemen molar). Rendemen relatif yang digunakan sebagai perhitungan efektivitas prosedur, dihitung dengan membagi jumlah produk yang didapatkan dalam mol dengan rendemen teoritis dalam mol:

Rendemen = .................. (1)Untuk mendapatkan rendemen persentase, kalikan rendemen fraksional dengan 100%.Satu atau lebih reaktan dalam reaksi kimia sering digunakan berlebihan. Rendemen teoritisnya dihitung berdasarkan jumlah mol pereaksi pembatas.Untuk perhitungan ini, biasanya diasumsikan hanya terdapat satu reaksi yang terlibat. Nilai rendemen kimia yang ideal (rendemen teoritis) adalah 100%, sebuah nilai yang sangat tidak mungkin dicapai pada prakteknya.2.6 Minyak Atsiri

2.6.1Pengertian Minyak Atsiri Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau dibuat secara sintetis (Rusli,2002).

Minyak atsiri merupakan senyawa sekunder yang berasal dari aktifitas biosintesis senyawa primer dan berfungsi sebagai produk kimia inter individu dan spesies dan diperoleh dari tanaman dengan cara penyulingan uap dari daun, batang, kayu atau kulit batang, bunga dan biji. Sifat-sifat minyak atsiri, antara lain (Rusli,2002);

ada umumnya tidak dapat larut dalam air umumnya mudah menguap atau bersifat eteris mengandung senyawa terpen tersusun dari senyawa yang rumit dapat larut dalam senyawa organik alkohol (etanol) pada umunya berwujud cairan kental.Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agroindustri potensial yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk mendapatkan devisa. Data statistik ekspor-impor dunia menunjukan bahwa konsumsi minyak atisiri dan turunannya naik sekitar 10% dari tahun ke tahun. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh perkembangan kebutuhan untuk industri food flavouring, industri komestik dan wewangian.2.6.2 Komponen Minyak Atsiri

Walaupun minyak atsiri mengandung bermacam-macam komponen kimia yang berbeda, namun komponen-komponen tersebut dapat digolongkan ke dalam empat kelompok besar yang dominan menentukan sifat minyak atsiri, yaitu, (Guenther, 1987);1. Terpen, yang ada hubungan dengan iso prena atau iso pentana

2. Persenyawaan berantai lurus, tidak mengandung rantai cabang

3. Turunan benzena4. Bermacam-macam persenyawaan lain.

2.6.3 Contoh Tanaman Sebagai Sumber Minyak Atsiri

Beberapa contoh tanaman sumber minyak atsiri yang tumbuh di Indonesia dan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri, yaitu (Guenther,1987);

a. Akar : Akar wangi, Kemuning

b. Daun: Nilam, lemon, sereh wangi, mentha, kayu nilam, cengkeh, kayu putih, gandapura, jeruk purut, karmiem, krangen, kemuning, kenikir, kunyit, kunci, selasih, kemangi.

c. Biji: Pala, Lada, Seledri, Alpukat,Kapulaga, Klausena, Kasturi, d. Buah: Adas, Jeruk, Jintan, Kemukus, Anis, Ketumbar

e. Bunga: Cengkeh, Kenanga, Ylang-ylang, Melati, Sedap malam,

Cemopaka kuning, Daun seribu, Gandasuli kuning, Srikanta, Angsana, Srigadingf. Kulit kayu: Kayu manis, Akasia, Lawang, Cendana, Masoi, Selasihan,

Sintokg. Ranting: Cemara gimbul, Cemara kipas

h. Rimpang:Jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau, KencurLengkuas, Lempuyang sari,Temu hitam, Temulawak, Temu

putri.

Bab 3. Metodologi Percobaan3.1 Alat-Alat

1. 1 unit alat destilasi uap-air lansung 2. Unit clavenger3. Timbangan4. Kondensor5. Botol kaca6. Timbangan Analitik3.2 Bahan-bahan

1. Daun Jambu Biji2. Aquades3.3 Prosedur Percobaan

a) Bahan (daun serai wangi) dibiarkan layu 1 hari disuhu kamar.

b) Bahan dipotong-potong kecil sampai ukurannya lebih kurang 0,5 cm.

c) Bahan yang sudah dipotong kemudian ditimbang dalam jumlah 512,32 gram dan dimasukkan ke dalam ketel alat distilasi uap.

d) Ke dalam ketel ditambahkan juga akuades sampai batas yang ditentukan.

e) Setelah itu, kita rangkai unit destilasi uap yang terdiri dari ketel uap, clavenger dan kondensor.

f) Distilasi kita lakukan dan biarkan destilat ditampung di dalam clavenger. Jika sudah terlalu banyak air yang ada di clavenger, kita buang airnya sedikit demi sedikit agar tidak ada minyak yang mengendap di clavenger.

g) Setelah selesai proses distilasi, kita pisahkan minyak dengan air yang ada di clavenger. Lalu minyak yang didapat dimasukkan ke dalam botol dan ditimbang berat perolehannya.

h) Kita catat warna minyak serta hitung rendemen dan densitasnya.

3.4. Gambar Rangkaian Alat

EMBED Visio.Drawing.11

Gambar 3.1 RangkaianDestilasi Uap(Moestafa, A. &F. Badeges, 1986)Bab 4.Hasil Dan Pembahasan

4.1 Data Pengamatan

1. Berat daun jambu biji

= 600 gram2. Waktu mulainya destilasi

= 14.05 WIB

3. Waktu selesai destilasi

= 19.05 WIB

4. Waktu destilasi

= 5 jam

5. Berat botol

= 19,726 gram

6. Berat minyak atsiri + berat botol= 20,949 gram

7. Warna minyak atsiri

= Kuning pucat8. Bau minyak

= Seperti aroma jambu bijiLaju alir ke-Waktu

101,76

202,09

302,19

402,42

502,55

601,99

701,91

801,62

901,54

1001,58

4.2 Hasil/Perhitungan

(Berat minyak atsiri = (Berat minyak atsiri + berat botol) berat botol

= 20,949 gram 19,726 gram

= 1,223 gram

( Rendemen = x 100%

= (1,223 / 600) x 100%

= 0,20383 %4.3 Pembahasan

Minyak Atsiri merupakan suatu minyak yang mudah menguap (volatile oil) dan zat berbau yang terdapat pada berbagai tanaman, dapat diperoleh dari penyulingan akar, batang, daun, bunga, buah, maupun biji tumbuhan. Minyak ini memiliki beberapa sifat khusus yaitu, mudah menguap bila diletakkan di tempat terbuka, memiliki aroma yang khas seperti tumbuhan aslinya, tidak larut dalam air namun larut dalam pelarut organik, serta tidak berwarna namun akan berwarna gelap apabila mengalami oksidasi (Firdaus 2009). Minyak atsiri dapat diekstrak dengan 4 macam cara, yaitu: Penyulingan (Destilation), Pengepresan (Pressing/Eks-pression), Ekstraksi dengan pelarut (Solvent ekstraksion) dan Absorbsi dengan lemak (Enfleurage) (Ames dan Matthews, 1968).

Pada percobaan ini digunakan proses destilasi uap-air langsung. Hal pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah memotong daun jambu biji menjadi bagian yang kecil-kecil dan ditimbang hingga 600 gram. Fungsi daun jambu biji dipotong menjadi bagian kecil adalah untuk memperbesar luas permukaan agar mudah untuk diekstraksi. Ketel uap yang telah dibersihkan sebelumnya diisi dengan air hingga batas yang telah ditentukan, lalu diberi sekat kemudian baru diisi dengan daun jambu biji yang telah dipotong tadi dan ditutup. Ketel uap berfungsi sebagai wadah pemanas air, sedangkan sekat yang digunakan berpori, hal ini dimaksudkan untuk lewatnya air yang akan membawa minyak atsiri. Selanjutnya unit alat dirangkai dengan benar baru dipasang clavenger dan kondensor, pastikan tidak ada kebocoran. Lalu alirkan air pada kondensor melalui selang, pasang stok kontak kemudian hidupkan alat pemanas.

Uap air akan naik melewati celah membawa partikel minyak atsiri ke kondensor karena proses pemanasan. Di kondensor terjadi proses pendinginan sehingga terjadi perubahan fasa uap menjadi fasa cair, selanjutnya air akan membawa minyak ke clavenger. Di clavenger air dan minyak akan terpisah karena perbedaan berat jenis, di mana minyak berada di atas air karena berat jenis minyak lebih kecil daripada berat jenis air. Proses ini terus terjadi hingga proses destilasi berakhir (proses berlangsung selama 5 jam). Setelah proses selesai maka alat pemanas dimatikan dan dibiarkan hingga dingin pada suhu kamar 25oC. Setelah mencapai suhu kamar, maka air dan minyak dipisahkan pada corong pisah. Air dikeluarkan dari corong pisah, lalu minyak yang tinggal dikeluarkan dan disimpan pada botol kaca (botol tempat penyimpanan minyak telah ditimbang terlebih dahulu beratnya). Kemudian ditimbang berat minyak yang berada dalam botol, sehingga diperoleh berat minyak atsiri hasil percobaan 1,223 gram dan didapat rendemen sebesar 0,20383 %.

Rendemen yang diperoleh dari hasil percobaan lebih kecil dari referensi, rendemen pada referensi adalah sebesar 0,5%-1,2%. Disebabkan oleh :

1. Proses pemisahan air dan minyak yang kurang sempurna, proses ini harus dilakukan dengan cepat dan dalam keadaan tertutup (karena sifat minyak atsiri yang mudah menguap). Hal ini mempengaruhi kadar minyak atsiri yang didapat karena pada saat pemisahan minyak menguap tanpa dapat dicegah, disebabkan botol tempat penyimpanan minyak baru bisa ditutup setelah semua minyak habis pada tempat pemisahan. Sehingga dapat menyebabkan kadar minyak yang diperoleh rendah.

2. Pemotongan daun daun jambu biji yang kurang kecil, karena luas permukaan mempengaruhi proses ekstraksi. Semakin kecil potongan daun serai maka semakin besar luas permukaannya, sehingga akan semakin mudah proses ekstraksi minyak atsiri.

3. Lama waktu ekstraksi, semakin lama ekstraksi berlangsung maka akan semakin banyak minyak atsiri yang diperoleh. Pada percobaan ini lama waktu ekstraksinya 5 jam, sedangkan dianjurkan dilakukan ekstraksi dengan waktu yang lebih lama agar hasil yang diperoleh lebih maksimum.4. Laju alir pendingin, semakin cepat laju alir pendingin maka fasa uap yang akan didinginkan menjadi fasa cair akan semakin cepat. Pada percobaan ini laju alir pendingin tidak konstan sehingga mempengaruhi minyak yang didapat. Bab 5. Kesimpulan Dan Saran

5.1 Kesimpulan

1. Destilasi adalah memisahkan dua komponen atau lebih dari suatu campuran zat, berdasarkan perbedaan titik didih.2. Berat minyak atisiri yang diperoleh dari percobaan adalah sebesar 1,223 gram.

3. Rendemen yang diperoleh adalah sebesar 0,20383 % dengan waktu destilasi selama 5 jam. Sedangkan secara teoritis rendemennya berkisar antara 0,2-0,4 %.5.2 Saran

1. Pada percobaan ini rangkai alat dengan hati-hati dan benar, serta jangan lupa mengolesi vaseline. Pelepasan rangkaian alat dilakukan apabila alat telah dingin (ditunggu dingin terlebih dahulu baru dilepas). Pada pemisahan air dan minyak dilakukan dengan cepat dan dalam keadaan tertutup, karena sifat minyak atisiri yang mudah menguap dapat mengurangi rendemen yang diperoleh.2. Praktikan harus lebih teliti dalam menimbang suatu bahan karena dapatmempengaruhi hasil perhitungan.3. Selama proses destilasi, praktikan perlu melakukan pengurangan kadar air yang berada dibawah minyak, agar minyak yang dihasilkan tidak menggumpal dan masuk kembali ke clavenger.

Lampiran B. Perhitungan

1. Menghitung Densitas

Berat minyak yang didapat = 1,223 gVolume minyak yang didapat = 1,4 ml

Densitas = 1,223 g / 1,4 ml

= 0,874 g/ml2. Menghitung Rendemen

Berat sampel mula-mula = 600 gBerat hasil yang diperoleh = 1,223 g

Rendemen = (1,223 / 600) x 100%

= 0,20383 %Keterangan :

Statif

Kondensor

Aliran air masuk dari kran

Aliran keluar dari kondensor

Unit Clavenger

Ketel Uap

Pemanas/Sumber arus

Elemen Pemanas

Sekat tempat sampel

Destilasi Uap Langsung isolasi minyak atsiri

_1459592699.vsd1

2

5

6

4

3

7

8

9