atika wahyu nurwani

24
Laporan Praktikum Anatomi fisiologi tumbuhan JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL DISUSUN OLEH Atika Wahyu Nurwani F05112079 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

Upload: maximus-tigo-busak

Post on 09-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kejj

TRANSCRIPT

Laporan PraktikumAnatomi fisiologi tumbuhan

JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL

DISUSUN OLEH

Atika Wahyu NurwaniF05112079

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK2014

ABSTRAK

Ilmu tentang struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan perlu dipelajari karena merupakan dasar dari penerapan pemanfaatan tumbuhan bagi kehidupan manusia. pengamatan jaringan pada batang dan akar tumbuhan monokotil maupun dikotil memiliki tujuan untuk pengenalan jaringan untuk mengetahui perbedaan struktur organ dikotil dan monokotil melalui penampang melintang pada akar dan Batang. Pada tumbuhan monokotil dan dikotil secara umum terdiri dari tiga sistem jaringan yang menyusun tubuh tanaman, yaitu sistem jaringan pelindung (epidermis), sistem jaringan dasar (korteks), dan sistem jaringan pengangkut. Praktikum ini untuk mempelajari sistem jaringan pada akar dan batang dikotil dan monokotil, mempelajari tipe berkas pengangkut pada akar dan batang dikotil dan monokotil, dan mempelajari tipe stele pada akar dan batang dikotil dan monokotil. Praktikum dilakukan dengan melakukan pengamatan preparat awetan dan preparat segar batang dan akar dikotil dan monokotil menggunakan bantuan mikroskop. Pengamatan dilakukan pada preparat awetan akar dan batang pada tanaman monokotil Zea mays dan tanaman dikotil Arachis hypogaea serta preparat segar batang tanaman monokotil Cyperus sp. dan tanaman dikotil Arthocarpus heterophyllus. Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa pada tanaman monokotil maupun dikotil memiliki jaringan epidermis, korteks, endodermis, floem, xilem maupun empulur, namun pada tanaman monokotil tidak memiliki kambium sebagai pertumbuhan sekundernya. Tipe berkas pengangkut pada batang monokotil terdapat sebaran yang tidak beraturan yang saling berhubungan didalam sitoplasma dan dinamakan tipe kolateral terbuka. Sedangkan tipe berkas pengangkut pada batang dikotil tersusun pada suatu berkas berbentuk bulat dan dinamakan tipe kolateral tertutup.

Kata kunci : akar, batang, berkas pengangkut, dikotil, monokotil, sistem jaringan, tipe stele

PENDAHULUANTakhtajan said,Despite the problems with recognizing basal angiosperm taxa, the conventional distinctions between dicotyledons and monocotyledons are still quite useful. The main morphological differences between monocotyledons and dicotyledons are, respectively, embryo with a single cotyledon vs. embryo with two cotyledons; pollen with a single furrow or pore vs. pollen with three furrows or pores; flower parts in multiples of three vs. flower parts in multiples of four or five; parallel major leaf veins vs. reticulated major leaf vein; scattered vs. ringshaped pattern of stem vascular bundles; adventitious roots vs. roots developing from radicles; secondary growth absent vs. secondary growth often present. It is thanks to the extreme plasticity of their vegetative and reproductive organs that angiosperms have become so widely and successfully established; their genesis was the ultimate link in the ongoing chain of evolution of our planets plant kingdom (Takhtajan, 1953). Dengan sekitar 275.000 spesies yang telah diketahui, sejauh ini angiosperma merupakan kelompok tumbuhan yang paling beraneka ragam dan paling luas. Para ahli membagi angiosperma menjadi dua kelas : monokotil, dinamai demikian karena kotiledonnya (keping atau daun biji) hanya ada satu dan dikotil, yang memiliki dua kotiledon (Campbell,2003). Selain itu monokotil dan dikotil memiliki beberapa perbedaan struktur yang lain antaranya : pada monokotil susunan tulang daun umumnya melengkung atau menjari, berkas vaskuler umumnya tersusun secara kompleks, sistem akar serabut dan bagian-bagian bunga umumnya dalam kelipatan tiga. Sedangkan dikotil susunan tulang daun umumnya seperti jari, berkas vaskuler umumnya tersusun dalam bentuk lingkaran, sistem akar tunggang dan bagian-bagian bunga umumnya dalam kelipatan empat atau lima (Isharmanto,2011).Selain struktur morfologi yang berbeda, anatomi dari akar dan batang monokotil dan dikotil juga berbeda. Dapat diketahui bahwa perbedaan yang mencolok antara tumbuhan dikotil terletak pada berkas pembuluh, berkas pembuluh pada tumbuhan dikotil terlihat lebih teratur, sedangkan berkas pembuluh pada tumbuhan monokotil terlihat berkas pembuluh yang tidak teratur. Berkas pembuluh terdiri dari xylem atau suatu alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut sari makanan dan unsur hara dari tanah keseluruh tubuh tumbuhan dan floem yaitu berkas yang berfungsi sebagai pengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan (Aryuliana, 2004). Kambium adalah lapisan tipis sel-sel yang menghasilkan floem baru ke arah luar dan xilem baru ke arah dalam. Tiap tahun cambium menghasilkan sel-sel xilem dan floem baru yang mengakibatkan batang menebal (Anwar, 2008).Pertumbuhan sekunder pada akar, seperti juga pada batang, terdiri atas pembentukan jaringan pembuluh sekunder oleh kambium pembuluh dan pembentukan periderm oleh felogen. Peristiwa itu menambah tebal sumbu akar dan batang dan karena itu juga dinamakan pertumbuhan sekunder yang menyebabkan penebalan sekunder. Pertumbuhan sekunder merupakan sifat khas bagi Gymnospermae dan dikotil, meskipun jumlahnya tidak senantiasa sama banyak (Estiti, 1995).

Monocot is a shortened form of monocotyledon meaning one seed leaf. This is a reference to the single leaf that appears when monocots germinate. Monocots are the smaller of the two groups, having about 60,000 species. These include the grasses, lilies, irises, orchids, palms, aroids, sedges and many pond weeds. The structures monocots have in common include parallel veins, scattered vascular bundles, an absence of woody secondary growth and flower parts in multiples of three. The dicots comprise some 190,000 species that include almost all the familiar non-coniferous trees and shrubs and nearly all the annual herbs excluding grasses. Dicot is also a shortened form derived from the word dicotyledon referring to the two seed leaves present after germination. Dicot veins are usually netlike, there is a single continuous vascular ring, woody secondary growth is present in trees and shrubs and flower parts occur in multiples of 4s or 5s (Perry, 1991).Monokotil berarti satu keping biji. Monokotil memiliki sekitar 60.000 spesies. ini termasuk rumput, bunga lili, iris, anggrek, palem, aroids, teki tahunan dan banyak gulma kolam. struktur monokotil memiliki struktur ikatan pembuluh tersebar, tidak adanya pertumbuhan dan bunga sekunder bagian kayu.Dikotil terdiri dari sekitar 190.000 spesies yang mencakup hampir semua familiar non-konifera pohon dan semak-semak dan hampir semua bumbu tahunan termasuk rumput. Dikotil berasal dari kata dicotyledon mengacu pada dua biji daun hadir setelah perkecambahan. struktur anatomi dikotil biasanya memiliki cincin vaskular dan pertumbuhan sekunder berkayu. (Perry, 1991).

Tumbuhan DikotilKacang tanah merupakan tumbuhan dikotil (berordo rotales) dan dari familipapilionaceae.Arachis hypogeaeatau kacang tanah merupakan tumbuhan berkeping dua yang memiliki lembaga dengan dua daun lembaga serta pucuk lembaga yang tidak memiliki pelindung yang khusus (Mukhtar, 1992). Tumbuhan dikotil yaitu tumbuhan yang memiliki biji berkeping dua yang merupakan cabang dari tumbuhan Angiospermae. Ciri tumbuhan dikotil adalah bercabang-cabang, berkambium, akar tunggang, pertulangan daun menyirip dan mempunyai ikatan pembuluh kolateral terbuka (Kimball, 1992). Tumbuhan dikotil merupakn tumbuhan berkeping dua yang memiliki lembaga, dua daun lembaga dan akar serta pucuk lembaga yang tidak memiliki pelindung khusus. Batang bagian bawah tanaman dikotil lebih besar daripada ujungnya, hal ini dikarenakan tumbuhan dikotil mempunyai kambium (Suprapto, 1994). Tumbuhan dikotil mempunyai cabang ikatan pembuluh kolateral berkambium, mempunyai akar tunggang dan pembuluh akut tersusun dalam lingkaran (Saktiyono, 1989).Tumbuhan MonokotilTumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri batang tidak bercabang, tidak berkambium, akar serabut, pertulangan daun sejajar dan mempunyai ikatan pembuluh koklea (Mukhtar, 1992). Tumbuhan monokotil tidak memiliki cabang, ikatan pembuluh tertutup, tidak berkambium, mempunyai akar serabut, biji berkeping satu, dan jumlah biji tiga atau berkelipatan tiga (Saktiyono, 1989).

Tumbuhan dikotil dan monokotil dibedakan atas beberapa hal, antara lain struktur biji (jumlah kotiledon), struktur bunga, distribusi berkas pembuluh pada batang, dan struktur akar. Organ vegetatif tumbuhan ini terdiri dari akar, batang, dan daun. Akar, batang dan daun terdiri dari 3 sistem jaringan yang sama, yaitu sistem jaringan dermal/penutup, sistem jaringan dasar dan sistem jaringan pembuluh. Sistem jaringan dermal terdapat pada bagian terluar tubuh tumbuh-tumbuhan. Pada tubuh tumbuhan primer, sistem jaringan ini terdiri dari jaringan epidermis, sedangkan pada tubuh tumbuhan sekunder, epidermis digantikan oleh jaringan periderm. Sistem jaringan pembuluh terdiri dari xilem dan floem. Xilem berfungsi mengangkut air dan larutan garam dari akar ke daun melalui batang sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke bagian organ lainnya. Sistem jaringan pembuluh terdapat diantara sistem jaringan dasar, yang sebagian besar terdiri dari jaringan parenkim (Ross, 1995). Meristem adalah jaringan yang sel-selnya mampu membelah diri dengan cara mitosis secara terus menerus (bersifat embrional) untuk menambah jumlah sel-sel tubuh pada tumbuhan. Meristem terdapat pada bagian-bagian tertentu saja pada tumbuhan. Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan atas: 1. meristem apikal (meristem ujung) terdapat pada ujung-ujung pokok batang dan cabang serta ujung akar, 2. meristem interkalar/aksilar (meristem antara), terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya pada pangkal ruas batang, 3. meristem lateral (meristem samping), terletak sejajar dengan permukaan organ, misalnya kambium dan kambium gabus (Aldi,2010). Epidermis adalah sistem sel-sel yang bervariasi struktur dan fungsinya, yang menutupi tubuh tumbuhan. Struktur yang demikian tersebut dapat dihubungkan dengan peranan jaringan tersebut sebagai lapisan yang berhubungan dengan lingkungan luar. Adanya bahan lemak, kutin dan kutikula dapat membatasi penguapan, pada dinding terluar menjadikannnya kompak dan keras, sehingga dapat dianggap sebagai penyokong mekanis (Haryanti, 2010 ). Epidermis adalah sistem sel-sel yang bervariasi struktur dan fungsinya, yang menutupi tubuh tumbuhan primer. Struktur epidermis ini dapat dihubungkan dengan peranan jaringan tersebut sehingga lapisan sel yang berhubungan dengan lingkungan luar. Adanya bahan lemak, kutin, dalam dinding terluar dan pada permukaannya (kutikula) membatasi penguapan. Karena susunan sel-selnya yang kompak dan adanya kutikula yang keras, maka epidermis berfungsi pula sebagai penyokong mekanis. Dinding sel epidermis yang tipis pada akar-akar rambut menunjukkan bahwa epidermis yang tipis dan akar muda berfungsi khusus untuk absorbsi. Epidermis pada bagian tumbuhan tertentu ada yang tetap berfungsi selama hidupnya tumbuhan atau ada yang kemudian diganti oleh jaringan proteksi lain, yaitu periderm (Suradinata,1998).Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada 2 macam jaringan; yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu. Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea dan trakeid. Pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya. Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung selnya. Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan (Aldi,2010).

Jaringan pada takar dan batang tumbuhan memliki perbedaan antara tumbuhan dikotil dan monokotil. Oleh karena itu diadakan praktikum ini, dengan adanya masalah yaitu bagaimana sistem jaringan pada tumbuhan monokotil dan dikotil. Bagaimana tipe berkas pengankut pada akar dan batang monokotil dan dikotil. Serta bagaimana tipe stele pada akar dan batang dikotil dan monokotil.

B. Tujuan Penulisan laporan ini bertujuan untuk mempelajari sistem jaringan pada batang dan akar dikotil dan monokotil, mempelajari tipe berkas pengangkut pada batang dan akar dikotil dan monokotil, dan mempelajari tipe stele pada batang dan akar dikotil dan monokotil.

METODOLOGI

Praktikum jaringan pada akar dan batang monokotil dan dikotil dilaksanakan pada hari kamis tanggal 13 maret 2014 pukul 13.00 hingga pukul 15.00 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura.Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu mikroskop, silet, gelas benda, gelas penutup, akuades, preparat awetan akar dan batang monokotil Zea mays, preparat awetan akar dan batang dikotil Arachis hypogaea, preparat segar batang monokotil Cyperus sp. preparat segar batang dikotil Arthocarpus integra. Pada praktikum struktur anatomi batang dikotil, batang monokotil, dan akar monokotil dan dikotil,cara kerja yang dilakukanyaitu: mula mula lakukan pengamtan dengan mikroskop, periksa dengan pembesaran lemah untuk mengamati susunan jaringan yang terdapat pada batang. Lalu besarkan satu sektor dan irisan tersebut dengan pembesaran kuat. Setelah ditemukan gambar struktur jaringan tumbuhan yang cukup jelas, di gambar dan di beri keterangan, dan sebutkan berkas pengangkut dan tipe stele masing-masing tanaman. Setelah semua preparat awetan telah diamati dan digambar, dilanjutkan dengan pengamatan preparat segar batang dikotil dan monokotil. Potonglah bagian batang dari tumbuhan yang kita ambil tersebut. Potongan harus disayat dengan tipis agar memudahkan dalam pengamatan. Setelah didapatkan sayatan tipis dari preparat segar maka preparat segar diletakkan diatas kaca objek kemudian ditetesi dengan setetes air dan ditutup dengan kaca penutup. Kemudian preparat segar diamati melalui mikroskop dan digambar serta diberi keterangan dan warna yang jelas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum ini digunakan preparat awetan dan preparat segar sebagai bahan pengamatan. Pengamatan dilakukan pada preparat awetan akar dan batang pada tanaman monokotil Zea mays dan tanaman dikotil Arachis hypogaea serta preparat segar batang tanaman monokotil Caladium sp. dan tanaman dikotil Arthocarpus heterophyllus.

Preparat awetan batang dikotilObjek : Arachis hypogaeaPerbesaran : 25 X 10Preparat awetan batang monokotilObjek : Zea maysPerbesaran : 40 X 10Keterangan :1. epidermis 2. floem3. xilem4. korteks5. empulurTipe kolateral : terbukaKeterangan :1. epidermis2. korteks3. floem4. xylem5. empulurTipe kolateral : tertutupPreparat awetan akar dikotilObjek : Helianthus sp. Perbesaran :25 X 10Preparat awetan akar monokotilObjek : Zea maysPerbesaran : 40 X 10Keterangan :1. epidermis 2. korteks3. endodermis4. floem 5. xilem6. empulurTipe kolateral : terbukaKeterangan :1. epidermis 2. korteks3. endodermis4. empulur5. floem 6. xilem7. steleTipe kolateral : tertutup

PENGAMATAN PREPARAT SEGARPreparat awetan batang dikotilObjek : Arthocarpus integraPerbesaran : 40 X 10Preparat awetan batang monokotilObjek : Cyperus sp.Perbesaran : 40 X 10Keterangan :1. epidermis 2. korteks3. floem 4. xilem5. empulurTipe kolateral : terbukaKeterangan :1. epidermis 2. korteks3. floem 4. xilem5. empulurTipe kolateral : tertutup

Pada pengamatan struktur batang, dapat dilihat gambar preparat awetan batang monokotil Zea mays dan preparat awetan batang dikotil Arachis hypogaea memiliki perbedaan letak berkas pengangkut, pada batang monokotil tersebar tidak beraturan, sedangkan letak berkas pengangkut pada batang dikotil tersusun pada berkas berbentuk bulat. Pada batang monokotil Zea mays tampak jaringan epidermis, korteks, berkas pengangkut (xilem dan floem), dan parenkim / empulur. Begitu juga pada batang dikotil Arachis hypogaea tampak jaringan epidermis, korteks, berkas pengangkut (xilem dan floem), dan empulur. Berdasarkan tinjauan pustaka, Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang tersusun berselang-seling. Struktur anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda. Struktur Anatomi Batang Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata, sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan floem tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut. Xilem dan floem tersusun melingkar pada tumbuhan dikotil dan tersebar pada tumbuhan monokotil (Soearga,2009).Air masuk ke dalam tumbuhan melalui akar. Xilem di tengah akar bersambungan dengan xilem pada batang, dan berhubungan erat pula dengan floem. Sel dintara xilem dan floem membentuk kambium pembuluh yang membuat xilem di sebelah dalam dan floem disebelah luar. Ini semua akan membesarkan diameter akar. Unsur xilem dan floem dikelilingi oleh selapis sel hidup yang disebut perisiklus. Jaringan pembuluh dan perisiklus membentuk tabung dari sel penyalur yang dinamakan stilus. Tepat diluar stilus, ada selapis sel yang disebut endodermis. Di luar endodermis terdapat beberapa lapis sel hidup yang cukup besar dan berdinding tipis, dengan ruang udara antar sel di bagian luar sudut-sudutnya dikenal dengan korteks. Selapis sel yang agak pipih di luar korteks adalah epidermis (Salisbury, 1995).Perbedaan yang jelas terlihat terletak pada berkas pembuluh, berkas pembuluh pada tumbuhan dikotil terlihat lebih teratur, sedangkan berkas pembuluh pada tumbuhan monokotil terlihat berkas pembuluh yang tidak teratur. Berkas pembuluh terdiri dari xylem atau suatu alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut sari makanan dan unsur hara dari tanah keseluruh tubuh tumbuhan dan floem yaitu berkas yang berfungsi sebagai pengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan. Tipe berkas pengangkut pada batang dikotil dan monokotil memiliki perbedaan, yaitu pada batang dikotil tersusun pada suatu berkas berbentuk bulat dan tertutup. Berhubungan satu sama lainnya dengan ikatan kambium, dengan demikian sering disebut kolateral tertutup. Sedangkan pada batang monokotil terdapat sebaran yang tidak beraturan yang saling berhubungan didalam sitoplasma dan dinamakan tipe kolateral terbuka.Setelah dilakukan pengamatan dengan mikroskop hasil jaringan pada kedua preparat basah, dapat dilihat dengan cukup jelas, dimana struktur jaringan antara batang monokotil Cyperus sp. dan batang dikotil Arthocarpus integra sama seperti pada preparat awetan batang dikotil Arachis hypogeae dan batang monokotil Zea mays sebelumnya.Tipe stele yang terdapat pada preparat awetan batang dikotil Arachis hypogeae adalah tipe aktinostele (xilem disentral), sedangkan pada batang monokotil Zea mays adalah ataktostele (stele yang memilki nikatan pembuluh yang tersebar), dan pada preparat awetan akar dikotil Arachis hypogeae adalah ataktostele (stele yang memilki nikatan pembuluh yang tersebar) sedangkan pada akar monokotil Zea mays adalah tipe haplostele (xilem padat dikelilingi floem). Namun untuk tipe stele pada preparat segar batang dikotil Arthocarpus integra adalah tipe S.amfifloik (luar dan dalam xilem dikelilingi oleh floem), sedangkan pada batang monokotil Arthocarpus integra. adalah ataktostele (stele yang memilki ikatan pembuluh yang tersebar) (Ekasari, 2011).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa pada sistem jaringan tumbuhan monokotil berbeda denga tumbuhan dikotil. Pada tipe berkas pengangkut batang monokotil Zea mays dan Cyperus sp. terdapat sebaran yang tidak beraturan yang saling berhubungan didalam sitoplasma dan dinamakan tipe kolateral terbuka. Sedangkan tipe berkas pengangkut pada batang dikotil Arachis hypogaea dan Arthocarpus integra tersusun pada suatu berkas berbentuk bulat dan dinamakan tipe kolateral tertutup. Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Struktur Anatomi Batang secara umum, batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata, sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xilem dan floem.Selain itu juga terlihat beberapa tipe stele pada batang dikotil Arachis hypogaea yaitu tipe aktinostele, pada batang monokotil Zea mays adalah tipe ataktostele, pada akar dikotil Arachis hypogaea ataktostele, pada akar monokotil Zea mays adalah tipe haplostele, pada batang dikotil Arthocarpus integra adalah aktinostele, dan pada batang monokotil Zea mays. adalah tipe ataktostele.

DAFTAR PUSTAKAAldi.2010.Sel dan Jaringan pada Tumbuhan.http://www.tentangbiologi.co.cc/2010/05/sel-dan-jaringan-pada-tumbuhan.html (diakses 16 maret 2014).Anwar, Astuti Sari Dewi. 2008. Mekanisme Air Pada Tumbuhan. Jakarta : Epsilon Group. Campbell,Neil A.2003.Biologi.Jakarta:ErlanggaEkasari, 2011. Anatomi batang .http://www.ff.unair.ac.id/emodule/bahanalam/kuliah%20BF%20I-batang.pdf (diakses16 maret 2014,).Estiti B. Hidayat. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.Hamid, Agus Abdul. 2010.Modul Anatomi Tumbuhan antum. Bandung : UIN Sunan Gunung Jati.Haryanti, sri. 2010. Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XVIII, No. 2. Isharmanto.2011.Angiospermae.http://www.ruangilmu.com/index.php?action=artikel&cat=40&id=188&artlang=id (diakses16 maret 2014,).Kimball, J.W. 1992. Biologi. Jakarta : Erlangga.Sandy Perry.1991. "MONOCOTS AND DICOTS". Journal of Arboriculture 17(2). Ross, Cleon W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : Institut Teknologi Bandung. Salisbury, Frank. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB Bandung.Suarga.2009.Anatomi Monokotil dan Dikotil. http://soearga.wordpress.com/2009/04/18/anatomi-tumbuhan-monokotil-dan-dikotil/ (Diakses 16 maret 2014)Suradinata.1998.Struktur Tumbuhan.Bandung:Angkasa .Takhtajan A. L., 1953. Phylogenetic principles of the system of higher plants. Botanical Review, 19 (1): 1-45.

LAMPIRANSoal Pertanyaan :1. Apakah perbedaan letak jaringan pada tumbuhan monokotil dan dikotil baik pada akar maupun batang?

2. Bagaimana air masuk ke dalam xylem?

3. Jelaskan bagaiamana air masuk ke dalam xylem melalui beberapa jaringan akar!

4. Bagaimana hasil pengamatan pada preparat segar dengan slide awetan?Jawaban: 1. Kalau dilihat dari jaringan berkas pengangkutnya.Pada tumbuhan monocotil letak jaringan berkas pengangkutnya tidak teratur dan terlihat tersebar. Sedangkan pada tumbuhan dicotil letak jaringan berkas pengankutnya teratur dalam lingkaran (cincin).

2. Air pertama- tama masuk ke jaringan epidermis akar kemudian bergerak diantara jaringan korteks, kemudian air melewati jaringan endodermis untuk memasuki stele dan akhirnya masuk ke xylem.

3. Air masuk ke jaringan pada rambut akar kemudian masuk ke jaringan korteks yang berlapis-lapis kemudian menuju jaringan endodermis, kemudian menuju ke jaringan periskel, dan akhirnya ke berkas pembuluh kayu atau xylem.

4. Dari hasil pengamatan terlihat persamaan antara letak jaringan pada preparat segar dan slide awetan (preparat awetan) baik tumbuhan monocotil dan tumbuhan dikotil. Dari hasil pengamatan ini untuk tumbuhan monocotil pada preparat segar dan slide awetannya terlihat letak jaringan pengangkutnya yang tidak teratur dan tersebar dan untuk tumbuhan dikotil pada preparat segar dan slide awetannya terlihat letak jaringan pengangkutnya yang teratur dalam lingkaran (cincin).