asuransi keluarga di saat krisis finansial

7
Asuransi Keluarga Di Saat Krisis Finansial

Upload: mitra-rencana-edukasi

Post on 21-Jul-2015

143 views

Category:

Economy & Finance


0 download

TRANSCRIPT

Page 2: Asuransi keluarga di saat krisis finansial
Page 3: Asuransi keluarga di saat krisis finansial

Oleh :

Mike Rini Sutikno, CFP.

Page 4: Asuransi keluarga di saat krisis finansial

Asuransi Keluarga Di Saat Krisis Finansial

“Saya khawatir

dengan investasi

saya di unitlink dan

jenis asuransi yang

lain di dua

perusahaan asuransi

joint venture saat

ini."

Berita kesulitan keuangan perusahaan asuransi tersebut karena krisis finansial global benar-

benar meresahkan. Mau keluar, posisi saya sudah di tahun ke 3 dan masih minus apalagi

nilai unit link tahun ini rontok lebih 30%. Apa yang harus saya lakukan?” Email-email

Page 5: Asuransi keluarga di saat krisis finansial

dengan isi yang hampir sama makin sering saya terima di halaman inbox. Anda mungkin juga

sering menemui pembahasan topik ini di berbagai milis komunitas dunia maya, maupun di

harian media cetak. Hingga kini belum ada rujukan yang bisa kita jadikan pegangan

bagaimana berasuransi terkait krisis finansial global. Lagi-lagi kita panik tiap kali

keadaan bergerak tidak sesuai harapan, dan makin bingung dengan komentar-komentar para

pakar keuangan yang nyaris sama, ”

.......semuanya terserah anda.”

Agar lebih cakap dalam perencanaan keuangan keluarga, baca artikel selengkapnya :

"Mengelola Keuangan Keluarga"

Berhenti Atau Maju Terus

Terus gimana dong, berhenti atau maju terus nih dengan asuransi kita ? Pertanyaan itu

memang tidak semudah menjawab apakah kita harus menjual, menahan atau membeli saham

saat ini. Berasuransi membuat kita memiliki hubungan langsung ke perusahaan asuransinya

tanpa melalui bursa, seperti kita menabung ke bank. Jika bank mengalami kesulitan

keuangan, bisa-bisa simpanan kita tidak bisa diambil. Untungnya pemerintah melalui LPS

telah menaikkan tingkat penjaminan simpanan dana nasabah menjadi Rp 2 milyar. Ini bisa

memberikan sedikit ketenangan dan meredam kepanikan masyarakat atas nasib simpanannya

di bank. Tetapi tidak demikian dengan polis asuransi yang kita beli dari perusahaan asuransi.

Tidak ada skema yang penjaminan pemerintah atas polis asuransi kita di perusahaan asuransi.

Padahal terkait krisis finansial global saat ini, mengakibatkan beberapa perusahaan asuransi

asing yang juga membuka perusahaan patungan disini mengalami kesulitan keuangan.

Permasalahan yang terjadi bukan saja karena kinerja dana kelolaan yang underperformed,

tetapi juga masalah fundamental dari perusahaan asuransi itu sendiri, ditambah lagi krisis

kepercayaan dari para investornya.

Tidak ada seorang yang bisa memastikan bagaimana kondisi perusahaan asuransi atau bank

ke depannya. Yang pasti kita memang membutuhkan perusahaan asuransi sama seperti kita

membutuhkan bank , hanya saja dengan tujuan yang berbeda yaitu proteksi keuangan

keluarga (protection oriented). Dengan berpedoman pada tujuan proteksi keuangan keluarga

barulah berasuransi dan produk-produk asuransi akan memberi manfaat yang sebesar-

besarnya untuk anda.

Dasar – Dasar Berasuransi

Produk-produk asuransi digunakan agar sebuah keluarga dapat mencapai salah satu tujuan

keuangan keluarga, yaitu mengantisipasi risiko keuangan keluarga yang berdampak

finansial atau lazim di kenal dengan proteksi keuangan keluarga. Adapun proteksi dapat

dilakukan sebagai langkah pencegahan yaitu pada saat risiko belum terjadi – metode ini

namanya Risk Control. Sebaliknya proteksi pun meliputi langkah-langkah pengobatan yang

dilakukan apabila risiko sudah terjadi – ini namanya Risk Financing. Agar sebuah keluarga

mampu membiayai kerugian finansial setelah risiko terjadi (risk financing) maka dipakailah

dua pendekatan sehubungan dengan ketersediaan dana yang dibutuhkan, yaitu :

Page 6: Asuransi keluarga di saat krisis finansial

a. Risk retention : kemampuan tanggung sendiri, disini anda menyiapkan sejumlah dana tertentu yang khusus digunakan untuk membiayai kerugian finansial saat risiko terjadi. Contoh : membentuk dana darurat. Untuk membentuk kemampuan tanggung sendiri ini anda perlu menabung ke dalam suatu produk investasi yang likuid dan tidak membuat anda kehilangan modal awal. Karena dana ini harus bisa diakses setiap saat maka produk investasi jangka pendeklah yang cocok digunakan seperti tabungan, deposito atau reksa dana pasar uang.

b. Risk Transfer : pengalihan kemampuan tanggung sendiri kepada pihak lain dalam membiayai kerugian finansial saat risiko terjadi. Contoh : membeli produk asuransi. Ketika membeli asuransi maka kita membayar premi secara rutin selama kontrak asuransinya, atau bisa membayar premi sekali saja dimuka. Jika risiko yang dicover terjadi, maka pemegang polis mendapat pembayaran sejumlah Uang Pertanggungan.

Dari sini dapat kita simpulkan bahwa konsep proteksi keuangan keluarga selalu merupakan

kombinasi / gabungan dari menabung sendiri dengan berasuransi karena alasan sebagai

berikut :

a. Tidak semua risiko keuangan keluarga bisa ditransfer ke asuransi ; b. Anda membutuhkan dana talangan sebelum bisa me-reimburse biaya kerugian ke

perusahaan asuransi

Proteksi, Bukan Untung Rugi

Dalam berasuransi kebanyakan orang menganut prinsip membayar premi sekecil –kecilnya

untuk mendapat UP sebesar-besarnya. Tidak heran orang berlomba-lomba mencari asuransi

berjangka (term life), yang merupakan asuransi murni. Anda hanya perlu membayar sejumlah

premi proteksi, untuk sejumlah Uang Pertanggungan yang besarnya berkali lipat dari jumlah

preminya. Inilah mengapa jaman dulu orang menganggap asuransi seperti bertaruh. Jika

terjadi risiko pemegang polis dapat uang banyak. Anehnya jika tidak terjadi risiko (bukannya

bersyukur!) malah merasa rugi, walaupun hanya kehilangan uang sejumlah premi yang sudah

di bayar saja. Ini menguntungkan pemegang polis dan merugikan perusahaan asuransi.

Makanya perusahaan asuransi sudah jarang sekali menjual termlife. Yang dikedepankan saat

ini adalah produk campuran antara asuransi, menabung dan investasi, seperti endowment,

wholelife atau unitlink. Artinya, mereka bersedia membayar UP yang menjadi hak anda

asalkan anda mau mengendapkan dana lebih banyak untuk mereka kelola. Cara

ini menimbulkan pro dan kontra sebab jika misalnya dengan jumlah premi yang sama

dengan termlife anda hanya mendapatkan jauh lebih kecil UP. Karena sejumlah tertentu

preminya dialokasikan untuk bagian tabungan atau investasinya, yang mana hasilnya belum

bisa dipastikan. Karena itu produk asuransi campuran umumnya memerlukan waktu lebih

lama agar hasilnya bisa dipetik, terkait kinerja pasar finansial yang fluktuatif. Barangkali

metode Risk Transfer ini harus kita evaluasi kembali. Kenyataannya kita tidak bisa

sepenuhnya mengalihkan risiko kerugian finansial keluarga kepada perusahaan asuransi.

Nampaknya kita hanya bisa mengalihkan tanggung jawab tersebut sejumlah tertentu saja,

sisanya harus kita siapkan dengan menabung.

Page 7: Asuransi keluarga di saat krisis finansial

Relokasi Asuransi

Saat ini sudah lazim orang memiliki rekening di beberapa bank yang berbeda. Alasannya,

jika bank yang satu sedang bermasalah kita bisa menggunakan bank yang lain. Intinya demi

kemudahan dan kenyamanan dalam menyimpan uang, boleh saja kita menyebar simpanan

kita di beberapa bank. Ini persis seperti metode relokasi investasi pada tulisan saya di rubrik

FUND edisi sebelumnya. Kita juga bisa mengaplikasikannya pada asuransi dengan

melakukan relokasi asuransi. Jadi daripada mempunyai polis senilai Rp. 1 milyar di satu

perusahaan asuransi, kita mungkin bisa menyebarnya. Misalnya 1 polis senilai Rp. 400 juta di

perusahaan asuransi lokal dan 2 polis senilai @ Rp. 300 juta di perusahaan asuransi asing /

joint venture dari dua negara yang berbeda. Sehingga kalau ada yang satu mengalami

kesulitan keuangan kita masih ada cadangan asuransi di perusahaan asuransi yang lain. Yang

paling penting tentunya memilih perusahaan asuransi yang sehat yang memiliki kekuatan

modal dan solvensi yang baik sesuai dengan standar kriteria perusahaan asuransi yang sehat

dari pemerintah.

Penulis : Mike Rini Sutikno, CFP

Source : Asuransi Keluarga, Asuransi Keluarga

Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner

Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com

Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia

Google+. Kemandirian Finansial, Email. [email protected],

Youtube. Mitra Rencana Edukasi – MRE Indonesia, Blog Kemandirian Finansial Blog