asuhan keperawatan patent ductus arterious

48
asuhan keperawatan Patent Ductus Arterious (PDA) Leave a reply BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). Kegagalan penutupan ductus anterior (arteri yg menghubngkn aorta & arteri pulmonalis) dalam minggu I kelahiran selanjutnya terjadi patensy / persisten pada pembuluh darah yang terkena aliran darah dari tekanan > tinggi pada aorta ke tekanan yg > rendah di arteri pulmonal à menyebabkan Left to Right Shunt. Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda. B. Rumusan masalah 1. Bagaimana konsep medis dari Patent Ductus Arterious (PDA) ? 2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan mengenai Patent Ductus Arterious (PDA) ? C. Tujuan Agar mahasiswa lebih mengetahui bagaimana konsep medis maupun asuhan keperawatan dari Patent Ductus Arterious (PDA) pada anak.

Upload: gusti

Post on 18-Jan-2016

111 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

asuhan keperawatan Patent Ductus Arterious (PDA)Leave a reply

BAB IPENDAHULUANA. Latar belakangDuktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA).Kegagalan penutupan ductus anterior (arteri yg menghubngkn aorta & arteri pulmonalis) dalam minggu I kelahiran selanjutnya terjadi patensy / persisten pada pembuluh darah yang terkena aliran darah dari tekanan > tinggi pada aorta ke tekanan yg > rendah di arteri pulmonal à menyebabkan Left to Right Shunt.Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda.

B. Rumusan masalah1. Bagaimana konsep medis dari Patent Ductus Arterious (PDA) ?2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan mengenai Patent Ductus Arterious(PDA) ?

C. TujuanAgar mahasiswa lebih mengetahui bagaimana konsep medis maupun asuhan keperawatan dari Patent Ductus Arterious (PDA) pada anak.

BAB IIKONSEP MEDIS

A. DEFINISIPatent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235)Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)

Page 2: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

B. ETIOLOGIPenyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :1. Faktor Prenatal :• Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.• Ibu alkoholisme, peminum obat penenang atau jamu• Umur ibu lebih dari 40 tahun.• Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.2. Faktor Genetik :• Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.• Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.• Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.• Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

C. PATOFISIOLOGIDuktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aliran darah pulmonal ke aliran darah sistemik dalam masa kehamilan (fetus). Hubungan ini (shunt) ini diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum bekerja di dalam masa kehamilan tersebut. Pada saat lahir resistensi dalam sirkulasi pulmonal dan sistemik hampir sama, persamaan tersebut juga pada resistensi dalam aorta dan arteri pulmonalis. Karena tekanan sistemik melebihi tekanan pulmonal, darah mulai mengalir dari aorta, melintasi ke duktus ke arteri pulmonalis (left to right shunt) à darah kembali bersirkulasi melalui paru & turun ke atrium kiri à ventrikel kiri à pengaruh perubahan sirkulasi à meningkatkan kerja jantung bagian kiri à meningkatkan kongesti pembuluh darah pulmonal & memungkinkan resistensi à meningkatkan tekanan ventrikel kanan & hypertrofi. Jika duktus tetap terbuka, darah yang seharusnya mengalir ke seluruh tubuh akan kembali ke paru-paru sehingga memenuhi pembuluh paru-paru.

D. MANIFESTASI KLINIKManifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF) diantaranya : Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung. Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi sternum kiri atas). Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mmHg). Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah. Apnea dan Tachypnea. Nasal flaring dan Retraksi dada. Hipoksemia Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru).

Page 3: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

Jika PDA memiliki lubang yang besar, maka darah dalam jumlah yang besar akan membanjiri paru-paru. Anak tampak sakit, dengan gejala berupa:1) tidak mau menyusu2) berat badannya tidak bertambah3) berkeringat4) kesulitan dalam bernafas5) denyut jantung yang cepat.Timbulnya gejala tersebut menunjukkan telah terjadinya gagal jantung kongestif, yang seringkali terjadi pada bayi prematur.

E. PENCEGAHANMeskipun tidak ada pencegahan dikenal untuk PDA, sesuai perawatan kehamilan untuk wanita hamil adalah penting dan dapat mencegah kelahiran prematur, faktor risiko utama untuk PDA.

F. PENATALAKSANAANPenatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan pemberian obat-obatan : Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial.Pembedahan : Pemotongan atau pengikatan duktus.Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung. (Betz & Sowden, 2002 ; 377-378, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236).

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK• Radiologi: foto rontgen dada hampir selalu terdapat kardiomegali.• Elektrokardiografi/EKG, menunjukkan adanya gangguan konduksi pada ventrikel kanan dengan aksis QRS bidang frontal lebih dari 90°.• Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengevaluasi aliran darah dan arahnya.• Ekokardiografi, bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar. sangat menentukan dalam diagnosis anatomik.• Kateterisasi jantung untuk menentukan resistensi vaskuler paru.

BAB IIIKONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIANPemberian Asuhan Keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerjasama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. ( Carpenito, 2000 ).a) Anamnesa1. Identitas ( Data Biografi)PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional menutup pada 24 jam pertama setelah kelahiran. Sedangkan secara anatomic menutup dalam 4 minggu pertama. PDA ( Patent Ductus Arteriosus) lebih sering insidens pada bayi perempuan 2 x lebih banyak dari bayi laki-

Page 4: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

laki. Sedangkan pada bayi prematur diperkirakan sebesar 15 %. PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom.2. Keluhan UtamaPasien dengan PDA biasanya merasa lelah, sesak napas.3. Riwayat penyakit sekarangPada pasien PDA, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda respiratory distress, dispnea, tacipnea, hipertropi ventrikel kiri, retraksi dada dan hiposekmia.4. Riwayat penyakit terdahuluPerlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita infeksi dari rubella.5. Riwayat penyakit keluargaPerlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit PDA karena PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita penyakit jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom.

6. Riwayat PsikososialMeliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana perilaku anak terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, perkembangan anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.

b) Pengkajian fisik (ROS : Review of System)

1) Pernafasan B1 (Breath)Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ),adanyan otot bantu nafas saat inspirasi, retraksi.

2) Kardiovaskuler B2 ( Blood)Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah sistolik, edema tungkai, clubbing finger, sianosis.

3) Persyarafan B3 ( Brain)Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran.

4) Perkemihan B4 (Bladder)Produksi urine menurun (oliguria).

5) Pencernaan B5 (Bowel)Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.

6) Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung.2. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal.3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai

Page 5: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

oksigen ke sel.4. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.

C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN1. Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung.Tujuan : Mempertahankan curah jantung yang adekuatKriteria hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantungIntervensi RasionalMandiri1. Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan kehangatan kulit2. Tegakkan derajat sianosis (sirkumoral, membran mukosa, clubbing)3. Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, takikardi, tachypnea, sesak, mudah lelah, periorbital edema, oliguria, dan hepatomegali)Kolaborasi1. Pemberian digoxin sesuai order, dengan menggunakan teknik pencegahan bahaya toksisitas.2. Berikan pengobatan untuk menurunkan afterload3. Berikan diuretik sesuai indikasi. Mandiri1. Permulaan gangguan pada jantung akan ada perubahan tanda-tanda vital, semuanya harus cepat dideteksi untuk penanganan lebih lanjut.2. Pucat menunjukkan adanya penurunan perfusi sekunder terhadap ketidak adekuatan curah jantung, vasokonstriksi dan anemia.3. Deteksi dini untuk mengetahui adanya gagal jantung kongestifKolaborasi1. Obat ini dapat mencegah semakin memburuknya keadaan klien.2. Obat anti afterload mencegah terjadinya vasokonstriksi3. Diuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan retensi cairan di jaringan sehingga menurunkan risiko terjadinya edema paru.

2. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal.Tujuan : Mengurangi adanya peningkatan resistensi pembuluh paru:Kriteria hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi pembuluh darah.Intervensi Rasional1. Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan kehangatan kulit. Atur posisi anak dengan posisi fowler2. Hindari anak dari orang yang terinfeksi.3. Berikan istirahat yang cukup.4. Berikan oksigen jika ada indikasiUntuk deteksi dini terjadinya gangguan pernapasan. 1. Untuk memudahkan pasien dalam bernapas.2. Agar anak tidak tertular infeksi yang akan memperburuk keadaan.3. Menurunkan kebutuhan oksigen dalam tubuh.4. Membantu klien untuk memenuhi oksigenasinya.

Page 6: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.Intervensi Rasional1. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas menggunakan parameter berikut : Nadi 20 per menit diatas frekuensi istirahat, catat peningkatan TD, Nyeri dada, kelelahan berat, berkeringat, pusing dan pingsan.2. Kaji kesiapan pasien untuk meningkatkan aktivitas.3. Dorong memajukan aktivitas.4. Berikan bantuan sesuai dengan kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi. 1. Jika tidak sesuai parameter, klien dikaji ulang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.2. Persiapkan dan dukung klien untuk melakukan aktivitas jika sudah mampu.3. Agar klien termotivasi untuk melakukan aktivitas sehingga terpacu untuk sembuh.4. Memudahkan klien untuk beraktivitas tapi tidak memanjakan.Tujuan : Mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat.Kriteria hasil : Anak akan mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat.

4. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.Tujuan : Memberikan support untuk tumbuh kembangIntervensi Rasional1. Kaji tingkat tumbuh kembang anak2. Berikan stimulasi tumbuh kembang, kativitas bermain, game, nonton TV, puzzle, nmenggambar, dan lain-lain sesuai kondisi dan usia anak.3. Libatkan keluarga agar tetap memberikan stimulasi selama dirawat1. Memantau masa tumbuh kembang anak.2. Agar anak bisa tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya.3. Anggota keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap proses pertumbuhan dan juga perkembangan anak-anak.Kriteria hasil: Anak akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan tinggi badan.

5.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nafsu makan timbul kembali dan status nutrisi terpenuhi.Kriteria hasil :• Status nutrisi terpenuhi• nafsu makan klien timbul kembaliIntervensi Rasional1. Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien2. Mencatat intake dan output makanan klien.3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu memilih makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi selama sakit.4. Manganjurkn makan sedikit- sedikit tapi sering. 1. Mengetahui kekurangan nutrisi klien.2. Mengetahui perkembangan pemenuhan nutrisi klien.3. Ahli gizi adalah spesialisasi dalam ilmu gizi yang membantu klien memilih makanan sesuai

Page 7: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

dengan keadaan sakitnya, usia, tinggi, berat badannya.4. Dengan sedikit tapi sering mengurangi penekanan yang berlebihan pada lambung.

BAB IVPENUTUPa. KesimpulanPatent Ductus Arteriosus (PDA) adalah kelainan jantung kongenital (bawaan) dimana tidak terdapat penutupan (patensi) duktus arteriosus yang menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal. Kondisi ini sering ditemui pada bayi yang lahir prematur namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada bayi cukup bulan. Duktur arteriosus umumnya menutup 12-24 jam setelah bayi lahir dan mencapai penutupan sempurna pada usia 3 minggu. Apabila duktus tersebut masih terbuka, penutupan spontan 75% dapat terjadi sampai bayi berusia 3 bulan. Lebih dari 3 bulan, penutupan spontan sangat jarang terjadi.Gejala dari PDA tergantung dari besarnya kebocoran, apabila Duktus Arteriosus (DA) kecil mungkin saja tidak menimbulkan gejala, apabila DA sedang sampai besar dapat mengalami batuk, sering infeksi saluran pernapasan, dan infeksi paru. Apabila DA besar, maka gagal jantung serta gagal tumbuh dapat terjadi. Pada PDA manapun juga, penutupan baik dengan operasi maupun kateterisasi (tanpa operasi) sebaiknya dilakukan mempertimbangkan risiko terinfeksinya jantung akibat kelainan ini. Apabila tetap tidak ditangani, dapat terjadi kemungkinan risiko kematian 20% pada usia 20 tahun, 42% pada usia 45 tahun, dan 60% pada usia 60 tahun.

b. SaranDiharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca terutama perawat dalam membuat asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta.Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.Engram, Barbara, 1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, EGC, Jakarta.

Page 8: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN ( PATENT DUCTUS ARTERIOSUS / PDA )Sampingan | Posted on Juli 16, 2013 by triohardin

1. A.    PENGERTIAN

Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227)

Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235)

Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)

1. B.     ETIOLOGI

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :

1. 1.      Faktor Prenatal

Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella. Ibu alkoholisme. Umur ibu lebih dari 40 tahun. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.

1. 2.      Faktor Genetik

Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.

Page 9: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

Kelainan kromosom seperti Sindrom Down. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita, 2001 ; 109)

 

1. C.    MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF)

Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi

sternum kiri atas) Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat,

Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg) Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah Apnea Tachypnea Nasal flaring Retraksi dada Hipoksemia Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)

(Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236, Betz & Sowden, 2002 ; 376)

 

1. D.    PATHWAYS

Terlampir

 

1. E.     KOMPLIKASI

Endokarditis Obstruksi pembuluh darah pulmonal CHF

Page 10: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur) Enterokolitis nekrosis Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau displasia

bronkkopulmoner) Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit Hiperkalemia (penurunan keluaran urin. Aritmia Gagal tumbuh

(Betz & Sowden, 2002 ; 376-377, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236)

 

1. F.     PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan bemberian obat-obatan : Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial.

Pembedahan : Pemotongan atau pengikatan duktus. Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi

jantung.

(Betz & Sowden, 2002 ; 377-378, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236)

 

1. G.    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Foto Thorak : Atrium dan ventrikel kiri membesar secara signifikan

(kardiomegali), gambaran vaskuler paru meningkat2. Ekhokardiografi : Rasio atrium kiri tehadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada

bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan oleh peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan)

3. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengevaluasi aliran darah dan arahnya.

4. Elektrokardiografi (EKG) : bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar.

5. Kateterisasi jantung : hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil ECHO atau Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan defek tambahan lainnya.

(Betz & Sowden, 2002 ;377)

1. H.    PENGKAJIAN 1. Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktivitas

terbatas)

Page 11: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

2. Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung, nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi jantung tambahan (machinery mur-mur), edera tungkai, hepatomegali.

3. Kaji adanya hipoksia kronis : Clubbing finger4. Kaji adanya hiperemia pada ujung jari5. Kaji pola makan, pola pertambahan berat badan6. Pengkajian psikososial meliputi : usia anak, tugas perkembangan anak, koping

yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.

 

1. I.       DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung.2. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal.3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh

dan suplai oksigen ke sel.4. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen

dan zat nutrisi ke jaringan.5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan

meningkatnya kebutuhan kalori.6. Resiko infeksi b.d menurunnya status kesehatan.7. Perubahan peran orang tua b.d hospitalisasi anak, kekhawatiran terhadap penyakit

anak.

1. J.      INTERVENSI 1. Mempertahankan curah jantung yang adekuat :

1. Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan kehangatan kulit

2. Tegakkan derajat sianosis (sirkumoral, membran mukosa, clubbing)3. Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, takikardi, tachypnea, sesak, mudah

lelah, periorbital edema, oliguria, dan hepatomegali)4. Kolaborasi pemberian digoxin sesuai order, dengan menggunakan teknik

pencegahan bahaya toksisitas.5. Berikan pengobatan untuk menurunkan afterload6. Berikan diuretik sesuai indikasi.7. Mengurangi adanya peningkatan resistensi pembuluh paru:

1. Monitor kualitas dan irama pernafasan2. Atur posisi anak dengan posisi fowler3. Hindari anak dari orang yang terinfeksi4. Berikan istirahat yang cukup5. Berikan nutrisi yang optimal6. Berikan oksigen jika ada indikasi7. Mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat :

1. Ijinkan anak untuk sering beristirahat, dan hindarkan gangguan pada saat tidur

2. Anjurkan untuk melakukan permainan dan aktivitas ringan

Page 12: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

3. Bantu anak untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan usia, kondisi dan kemampuan anak.

4. Hindarkan suhu lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin

5. Hindarkan hal-hal yang menyebabkan ketakutan / kecemasan pada anak

6. Memberikan support untuk tumbuh kembang 1. Kaji tingkat tumbuh kembang anak2. Berikan stimulasi tumbuh kembang, kativitas

bermain, game, nonton TV, puzzle, nmenggambar, dan lain-lain sesuai kondisi dan usia anak.

3. Libatkan keluarga agar tetap memberikan stimulasi selama dirawat

4. Mempertahankan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sesuai

1. Sediakan diit yang seimbang, tinggi zat-zat nutrisi untuk mencapai pertumbuhan yang adekuat

2. Monitor tinggi badan dan berat badan, dokumentasikan dalam bentuk grafik untuk mengetahui kecenderungan pertumbuhan anak

3. Timbang berat badan setiap hari dengan timbangan yang sama dan waktu yang sama

4. Catat intake dan output secara benar5. Berikan makanan dengan porsi kecil tapi

sering untuk menghindari kelelahan pada saat makan

6. Anak-anak yang mendapatkan diuretik biasanya sangat haus, oleh karena itu cairan tidak dibatasi.

7. Anak tidak akan menunjukkan tanda-tanda infeksi

1. Hindari kontak dengan individu yang terinfeksi

2. Berikan istirahat yang adekuat3. Berikan kebutuhan nutrisi yang

optimal4. Memberikan support pada orang tua

1. Ajarkan keluarga / orang tua untuk mengekspresikan perasaannya karena memiliki anak dengan kelainan jantung, mendiskudikan rencana pengobatan, dan memiliki peranan penting

Page 13: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

dalam keberhasilan pengobatan

2. Ekplorasi perasaan orang tua mengenai perasaan ketakutan, rasa bersalah, berduka, dan perasaan tidak mampu

3. Mengurangi ketakutan dan kecemasan orang tua dengan memberikan informasi yang jelas

4. Libatkan orang tua dalam perawatan anak selama di rumah sakit

5. Memberikan dorongan kepada keluarga untuk melibatkan anggota keluarga lain dalama perawatan anak.

 

1. K.    HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantung2. Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi

pembuluh paru3. Anak akan mempertahankan tingkat aktivitas yang adukuat4. Anak akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan tinggi badan5. Anak akan mempertahankan intake makanan dan minuman untuk

mempertahankan berat badan dan menopang pertumbuhan6. Anak tidak akan menunjukkan tanda-tanda infeksi7. Orang tua akan mengekspresikan perasaannya akibat memiliki anak dengan

kelainan jantung, mendiskusikan rencana pengobatan, dan memiliki keyakinan bahwa orang tua memiliki peranan penting dalam keberhasilan pengobatan.

1. L.     PERENCANAAN PEMULANGAN 1. Kontrol sesuai waktu yang ditentukan2. Jelaskan kebutuhan aktiviotas yang dapat dilakukan anak sesuai dengan usia dan

kondisi penyakit3. Mengajarkan ketrampilan yang diperlukan di rumah, yaitu :

ü  Teknik pemberian obat

ü  Teknik pemberian makanan

ü  Tindakan untuk mengatasi jika terjadi hal-hal yang mencemaskan tanda-tanda komplikasi, siapa yang akan dihubungi jika membutuhkan pertolongan.

Page 14: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

Asuhan Keperawatan PDA (PATIENT DUCTUS ARTERIOUS) Diposkan oleh MIERy di 04.11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang

menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut

menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum

arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten

(Persistent Ductus Arteriosus : PDA).

Kegagalan penutupan ductus anterior (arteri yg menghubngkn aorta & arteri pulmonalis)

dalam minggu I kelahiran selanjutnya terjadi patensy / persisten pada pembuluh darah yang

terkena aliran darah dari tekanan > tinggi pada aorta ke tekanan yg > rendah di arteri pulmonal

à menyebabkan Left to Right Shunt.

Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi

struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan

yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan

akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa,

hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami

tindakan operasi dini pada usia muda.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep medis dari Patent Ductus Arterious (PDA)

2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Patent Ductus Arterious (PDA)

Page 15: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Medis dari Patent Ductus Arterious (PDA)

2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Duktus Arteriosus

Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aliran darah pulmonal

(arteri pulmonalis) ke aliran darah sistemik (aorta) dalam masa kehamilan (fetus). Hubungan ini

(shunt) diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum bekerja di dalam masa

kehamilan tersebut. Aliran darah balik fetus akan bercampur dengan aliran darah bersih dari ibu

(melalui vena umbilikalis) kemudian masuk ke dalam atrium kanan dan kemudian dipompa oleh

ventrikel kanan kembali ke aliran sistemik melalui duktus arteriosus, dan hanya sebagian yang

diteruskan ke paru.

Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang

menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut

menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum

arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227)

Dinding duktus arteriosus terutama terdiri dari lapisan otot polos (tunika media) yang

tersusun spiral. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin yang membentuk lapisan

yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang memiliki lapisan elastin yang tebal dan tersusun

rapat (unfragmented). Sel-sel otot polos pada duktus arteriosus sensitif terhadap mediator

vasodilator prostaglandin dan vasokonstriktor (pO2). Setelah persalinan terjadi perubahan

sirkulasi dan fisiologis yang dimulai segera setelah eliminasi plasenta dari neonatus. Adanya

perubahan tekanan, sirkulasi dan meningkatnya pO2 akan menyebabkan penutupan spontan

duktus arteriosus dalam waktu 2 minggu.

2.1.2 Definisi Patent Duktus Arteriosus

Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang

menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut

menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum

arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten

(Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227)

Page 16: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang

menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang

menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang

bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235)

Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir,

yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke

dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)

Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang

menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang

menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang

bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235)

2.1.3 Etiologi Patent Duktus Arteriosus

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti,

tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian

penyakit jantung bawaan :

a. Faktor Prenatal :

1. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.

2. Ibu alkoholisme.

3. Umur ibu lebih dari 40 tahun.

4. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.

5. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu, dan

6. Bayi yang lahir prematur (kurang dari 37 minggu)

b. Faktor Genetik :

1. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.

2. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.

3. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.

4. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional

Harapan Kita, 2001 ; 109)

2.1.4 Manifestasi Klinis Patent Duktus Arteriosus

Page 17: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah lain

yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda kelebihan

beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin

asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung

kongestif (CHF) diantaranya:

Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung.

Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi

sternum kiri atas).

Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat, Tekanan

nadi yang lebar (lebih dari 25 mmHg).

Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik.

Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.

Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah.

Apnea dan Tachypnea.

Nasal flaring dan Retraksi dada.

Hipoksemia

Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru).

Jika PDA memiliki lubang yang besar, maka darah dalam jumlah yang besar akan

membanjiri paru-paru. Anak tampak sakit, dengan gejala berupa:

1) tidak mau menyusu

2) berat badannya tidak bertambah

3) berkeringat

4) kesulitan dalam bernafas

5) denyut jantung yang cepat.

Timbulnya gejala tersebut menunjukkan telah terjadinya gagal jantung kongestif, yang

seringkali terjadi pada bayi prematur.

2.1.5 Faktor Predisposisi Patent Duktus Arteriosus

Ketika bayi berkembang di dalam rahim, koneksi vaskular (ductus arteriosus) antara dua

pembuluh darah utama yang mengarah dari jantung, aorta dan arteri paru adalah bagian normal

dan perlu sirkulasi darah, sementara di dalam rahim. Ductus arteriosus mengalihkan darah dari

paru-paru janin saat tidak sedang digunakan. Janin menerima oksigen dari sirkulasi ibu.

Page 18: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

Duktus arteriosus seharusnya menutup dalam waktu 2 atau 3 hari setelah lahir dan

beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim. Pada bayi prematur, sering memakan waktu lebih

lama untuk menutup sendiri. Jika sambungan tetap terbuka, maka disebut sebagai patent

ductus arteriosus. Pembukaan yang abnormal menyebabkan terlalu banyak darah untuk beredar

ke paru-paru dan jantung. Jika tidak diobati, tekanan darah di paru-paru dapat meningkat

(hipertensi paru) dan jantung bisa membesar dan melemah. Cacat jantung kongenital muncul

dari masalah awal dalam pengembangan jantung, tapi tidak ada penyebab yang jelas. Genetika

dan faktor lingkungan mungkin juga dapat memainkan peran.

2.1.6 Gejala dari Patent Duktus Arteriosus

Gejala patent ductus arteriosus dapat bervariasi dengan ukuran dan usia kehamilan bayi

saat lahir. Sebuah PDA kecil bisa terjadi tanpa tanda atau gejala, dan mungkin tidak terdeteksi

selama beberapa waktu, bahkan sampai dewasa. Sebuah PDA besar dapat menyebabkan tanda-

tanda gagal jantung segera setelah lahir.

Dokter mungkin menduga cacat jantung selama pemeriksaan rutin sambil

mendengarkan jantung bayi melalui stetoskop. Sebuah PDA yang besar, ditemukan pada masa

bayi atau masa kanak-kanak, dapat menyebabkan:

1. Pertumbuhan yang buruk.

2. Berkeringat saat menangis atau makan.

3. Bernapas cepat atau sesak napas.

4. Mudah lelah.

5. Denyut jantung cepat.

6. Warna kebiruan atau kehitaman pada kulit.

2.1.7 Patologi dari Patent Duktus Arteriosus

Akibat hemodinamika pada PDA tergantung pada ukuran dari duktus dan pembuluh

darah pulmonal yang resisten. Saat lahir resistensi dalam pulmonal dan sirkulasi sistemika dalah

sedikit identik sehingga terjadi persamaan resistensi dalam aorta dan artery pulmonal.

Sebagaimana tekanan sistemik melebihi tekanan pulmonal, darah memulai shunt dari aorta

menuju duktus ke arteri pulmonal. (kirikekanan shunt). Darah tambahan yaitu terbaliknya

sirkulasi paru-paru dan kembali ke atrium kiri dan ventrikel kiri, akibat dari perubahan sirkulasi

adalah peningkatan beban kerja pada jantung bagian kiri, penngkatan pulmonari vaskuler

Page 19: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

bawaan dan kemungkinan terjadi resistensi dan peningkatan potensial tekanan ventrikel kanan

dan hypertropy ( Pediatric, edisi 2 Whooley and Wrong ).

2.1.8 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan pemberian obat-obatan : Furosemid

(lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek

kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin) untuk

mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik profilaktik untukmencegah

endokarditis bakterial.

Pembedahan: Pemotongan atau pengikatan duktus.

Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung.

(Betz & Sowden, 2002 ; 377-378, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236).

2.1.9 Pengobatan

Pengobatan untuk patent ductus arteriosus tergantung pada usia orang yang sedang

dirawat. Perawatan pada kondisi ini dapat meliputi:

1. Pemantauan.

2. Obat-obatan.

3. Operasi jantung terbuka.

4. Prosedur kateter.

5. Pencegahan dengan antibiotik Antibiotik pencegahan tidak lagi direkomendasikan untuk

kebanyakan orang dengan patent ductus arteriosus.

Namun, beberapa orang masih perlu antibiotik, seperti pada orang yang:

1. Memiliki kondisi jantung lainnya atau katup buatan.

2. Memiliki cacat besar yang menyebabkan tingkat oksigen darah rendah.

3. Memiliki katup jantung yang diperbaiki dengan bahan buatan.

2.2 Asuhan Keperawatan

Pengkajian

Page 20: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

Pemberian Asuhan Keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan

kerjasama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang

optimal. ( Carpenito, 2000, 2 ).

Anamnesa

1. Identitas ( Data Biografi)

PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional menutup pada 24 jam pertama setelah

kelahiran. Sedangkan secara anatomic menutup dalam 4 minggu pertama. PDA ( Patent Ductus

Arteriosus) lebih sering insidens pada bayi perempuan 2 x lebih banyak dari bayi laki-laki. Sedangkan

pada bayi prematur diperkirakan sebesar 15 %. PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua

yang menderita jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom.

2. Keluhan Utama

Pasien dengan PDA biasanya merasa lelah, sesak napas

3. Riwayat penyakit sekarang

Pada pasien PDA, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda respiratory distress, dispnea,

tacipnea, hipertropi ventrikel kiri, retraksi dada dan hiposekmia

4. Riwayat penyakit terdahulu

Perlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita infeksi dari rubella.

5. Riwayat penyakit keluarga

Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit PDA karena PDA juga

bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita penyakit jantung bawaan atau

juga bisa karena kelainan kromosom

6. Riwayat Psikososial

Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana perilaku anak terhadap

tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, perkembangan anak, koping yang digunakan,

kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian

keluarga terhadap stress.

Page 21: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

Pengkajian fisik (ROS : Review of System)

1. Pernafasan B1 (Breath)

Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ),adanyan otot bantu nafas saat

inspirasi, retraksi.

2. Kardiovaskuler B2 ( Blood)

Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah sistolik, edema tungkai,

clubbing finger, sianosis.

3. Persyarafan B3 ( Brain)

Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran.

4. Perkemihan B4 (Bladder)

Produksi urin menurun (oliguria).

5. Pencernaan B5 (Bowel)

Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.

6. Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)

Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.

Analisa data

Page 22: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

Data Etilologi Masalah

Data Subjektif :

Pasien gelisah, rewel, dan

menangis

Data Objektif :

- Denyut nadi naik (> 170

x/menit)

- Tachyepne

- – Suara jantung

tambahan

(Machinery mur-mur

persisten)

Terbukanya ductus

arteriosus

Dialirkannya darah dari

tekanan tinggi(aorta

descenden) ke tekanan

yang lebih kecil (arteri

pulmonalis)

Resirkulasi darah

beroksigen dari aorta ke

arteri pulmonalis

Beban ventrikel kiri ↑

Curah jantung turun

Penurunan curah jantung

Data Subjektif:

Pasien kesulitan bernafas,

sesak nafas

Data Objektif :

- RR ( > 30 – 40x/menit)

- BGA tidak normal

- Adanya napas cuping

hidung

Data Subjektif:

Pasien rewel tidak mau

makan dan minum

Data Objektif:

- Berat badan turun

- Status gizi buruk

-

Dialirkannya darah dari

tekanan tinggi(aorta

descenden) ke tekanan

yang lebih rendah

(arteri pulmonalis)

Resirkulasi darah

beroksigen dari aorta ke

arteri pulmonalis

Beban ventrikel kiri ↑

Pelebaran dan hipertensi

vertikel kiri

Tekanan vena dan kapiler

pulmonar naik

Edema paru

Penurunan difusi oksigen

Gangguan pertukaran gas

Curah jantung turun

Suplai oksigen ke jaringan

berkurang

Pemecahan glukosa

oleh O2 menjadi

terganggu

Pembentukan energi

berkurang

Lemah, lesu

Anoreksia

Perubahan

Gangguan pertukaran gas

Perubahan pertumbuhan

dan perkembangan

Page 23: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan malforasi jantung

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti pulmonal

3. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak

adekuatnya suplay oksigen dan zat nutrisi ke jaringan

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori

5. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunya status kesehatan

6. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan orang tua dan

hospitalisasi.

Intervensi

1. Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung.

Tujuan : Mempertahankan curah jantung yang adekuat

Kriteria hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantung

Intervensi Rasional

Mandiri

1. Observasi kualitas dan kekuatan denyut

jantung, nadi perifer, warna dan

kehangatan kulit

2. Tegakkan derajat sianosis (sirkumoral,

membran mukosa, clubbing)

1. Monitor tanda-tanda CHF (gelisah,

takikardi, tachypnea, sesak, mudah lelah,

periorbital edema, oliguria, dan

hepatomegali)

Kolaborasi

1. Pemberian digoxin sesuai order, dengan

menggunakan teknik pencegahan bahaya

toksisitas.

2. Berikan pengobatan untuk menurunkan

Mandiri

1. Permulaan gangguan pada jantung akan

ada perubahan tanda-tanda vital,

semuanya harus cepat dideteksi untuk

penanganan lebih lanjut.

2. Pucat menunjukkan adanya penurunan

perfusi sekunder terhadap ketidak

adekuatan curah jantung, vasokonstriksi

dan anemia.

3. Deteksi dini untuk mengetahui

adanya gagal jantung kongestif

Kolaborasi

1. Obat ini dapat mencegah semakin

memburuknya keadaan klien.

2. 2. Obat anti afterload mencegah terjadinya

Page 24: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

afterload

3. Berikan diuretik sesuai indikasi.

vasokonstriksi

3. Diuretik bertujuan untuk menurunkan

volume plasma dan menurunkan retensi

cairan di jaringan sehingga menurunkan

risiko terjadinya edema paru.

2. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal.

Tujuan : Mengurangi adanya peningkatan resistensi pembuluh paru:

Kriteria hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi

pembuluh paru

Intervensi Rasional

1. Observasi kualitas dan kekuatan

denyut jantung, nadi perifer, warna dan

kehangatan kulit

2. Atur posisi anak dengan posisi fowler

1. Hindari anak dari orang yang terinfeksi

1. Berikan istirahat yang cukup

kolaborasi

1. Berikan oksigen jika ada indikasi

1. Untuk deteksi dini terjadinya

gangguan pernapasan

1. Untuk memudahkan pasien dalam

bernapas

2. Agar anak tidak tertular infeksi yang akan

memperburuk keadaan

3. Menurunkan kebutuhan oksigen dalam

tubuh

4. Membantu klien untuk memenuhi

oksigenasinya.

3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan

suplai oksigen ke sel.

Tujuan : Mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat :

Kriteria hasil : Anak akan mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat

Intervensi Rasional

1. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas

menggunakan parameter berikut : Nadi 20

per menit diatas frekuensi istirahat, catat

peningkatan TD, Nyeri dada, kelelahan

1. Jika tidak sesuai parameter, klien dikaji

ulang untuk mendapatkan perawatan lebih

lanjut.

1. Persiapkan dan dukung klien untuk

Page 25: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

berat, berkeringat, pusing dan pingsan

2. Kaji kesiapan pasien untuk meningkatkan

aktivitas

3. Dorong memajukan aktivitas

4. Berikan bantuan sesuai dengan kebutuhan

dan anjurkan penggunaan kursi mandi

5. Dorong pasien untuk partisipasi dalam

memilih periode

melakukan aktivitas jika sudah mampu.

2. Agar klien termotivasi untuk melakukan

aktivitas sehingga terpacu untuk sembuh.

3. Memudahkan klien ntuk beraktivitas tapi

tidak memanjakan.

4. Klien termotivasi untuk sembuh.

4. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan

zat nutrisi ke jaringan.

Tujuan : Memberikan support untuk tumbuh kembang

Kriteria hasil: Anak akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan tinggi

badan

Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat tumbuh kembang anak

2. Berikan stimulasi tumbuh kembang,

kativitas bermain, game, nonton TV,

puzzle, nmenggambar, dan lain-lain

sesuai kondisi dan usia anak.

3. Libatkan keluarga agar tetap

memberikan stimulasi selama dirawat

4. Memantau masa tumbuh kebang anak

5. Agar anak bisa tumbuh dan berkembang

sebagaimana mestinya

6. Anggota keluarga sangat besar

pengaruhnya terhadap proses

pertumbuhan dan juga perkembangan

anak-anak

5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan

meningkatnya kebutuhan kalori.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan nafsu makan timbul kembali dan status

Page 26: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

nutrisi terpenuhi.

Kriteria hasil :

- Status nutrisi terpenuhi

- nafsu makan klien timbul kembali

- berat badan normal

- jumlah Hb dan albumin normal

Intervensi Rasional

1. Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi

klien

1. Mencatat intake dan output makanan

klien.

1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

membantu memilih makanan yang

dapat memenuhi kebutuhan gizi

selama sakit

1. Manganjurkn makan sedikit- sedikit

tapi sering.

1. Mengetahui kekurangan nutrisi klien.

2. Mengetahui perkembangan pemenuhan

nutrisi klien.

1. Ahli gizi adalah spesialisasi dalam ilmu gizi

yang membantu klien memilih makanan

sesuai dengan keadaan sakitnya, usia,

tinggi, berat badannya.

1. Dengan sedikit tapi sering mengurangi

penekanan yang berlebihan pada

lambung.

6. Resiko infeksi b.d menurunnya status kesehatan.

Tujuan : Mencegah resiko infeksi

Kriteria hasil : Anak tidak akan menunjukkan tanda-tanda infeksi

Intervensi Rasional

1. Pantau tanda-tanda vital

2. Lakukan perawatan terhadap prosedur

inpasif seperti infus, kateter, drainase luka,

dll.

3. Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi

untuk pemeriksaan darah, seperti Hb dan

leukosit

1. Jika ada peningkatan tanda-tanda vital

besar kemungkinan adanya gejala infeksi

karena tubuh berusaha intuk melawan

mikroorganisme asing yang masuk maka

terjadi peningkatan tanda vital

2. Untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial

3. Penurunan Hb dan peningkatan jumlah

leukosit dari normal membuktikan adanya

Page 27: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

1. Kolaborasi untuk pemberian antibiotiktanda-tanda infeksi

4. Antibiotik mencegah perkembangan

mikroorganisme patogen

Page 28: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

7. Kecemasan orang tua b.d kurang pengetahuan orang tua dan hospitalisasi.

Tujuan: kecemasan menurun

Kriteria hasil: Orang tua tampak tenang ,orang tua tidak bertanya-tanya

lagi,orangtua berpartisipasi dalam proses perawatan.

Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat pengetahuan orang tua

1. Beri penjelasan tentang keadaan

bayinya.

2. Libatkan keluarga dalam perawatan

bayinya.

3. Berikan support dan reinforcement

atas apa yang dapat dicapai oleh

orang tua.

4. Latih orang tua tentang cara-cara

perawatan bayi dirumah sebelum

bayi pulang

1. Pengetahuan orang tua akan

mempengaruhi persepsi dan tingkah

lakunya pada anak

2. Dengan mengetahui kondisi

anaknya, akan mengurangi

kecemasan orang tua.

3. Akan membuat orang tua nyaman

dan lebih tenang jika senantiasa

dekat dengan anaknya.

4. Dukungan dan kasih sayang orang

tua akan mempercepat kesembuhan

anak

5. Dengan menambah pengetahuan

orang tua dalam perawatan anaknya

akan mempermudah proses

perawatan dan penyembuhan anak.

Page 29: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

DAFTAR PUSTAKA

Putri. 2010. Askep Patient ductus Aerterious PDA,

(http://putrisayangbunda.blog.com/2010/08/29/askep-patent-ductus-arterious-pda/), diakses

pada tangga 23 Oktober 2012

Terry. 2012. Asuhan Keperawatan Pada pasien dengan PDA,

(http://terrylay.blogspot.com/2011/11/asuhan-keperawatan-klien-dengan-pda.html), diakses

pada tanggal 23 oktober 2012

Sammy. 2011. Askep pada pasien dengan PDA, (http://jarumsuntik.com/?p=1038), diakses pada

tanggal 23 oktober 2012

Rizky. 2012. Asuhan keperawatan patient ductus aerterious,

(http://ilirdha.wordpress.com/2012/10/12/asuhan-keperawatan-patent-ductus-arterious-pda/),

diakses pada tanggal 23 oktober 2012

Wawan. 2011. Mengenal lebih dekat penyakit ductus patient arterious,

(http://www.wawanblog.com/181/mengenal-lebih-dekat-penyakit-patent-ductus-arteriosus-

pda.html), diakses pada tanggal 23 oktober 2012

Page 30: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KASUS PATENT DUCTUS ARTERIOSUS ( PDA )

Selasa, April 06, 2010 | Diposkan oleh Ilham Amk, Ns, CH BAB I

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

1. DEFINISI

Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah duktus arteriosus yang tetap terbuka setelah bayi lahir. Kelainan ini merupakan 7% dari seluruh penyakit jantung bawaan. Sering dijumpai pada bayi prematur, insidennya bertambah dengan berkurangnya masa gestasi ( Betz & Sowden. 2002 : 375 )

Patent Ductus Arteriosus (PDA) atau Duktus Arteriosus Paten (DAP) adalah kelainan jantung kongenital ( bawaan ) dimana tidak terdapat penutupan ( patensi ) duktus arteriosus yang menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal setelah 2 bulan pasca kelahiran bayi ( www.google.com )

Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. ( Suriadi, Rita Yuliani. 2001; 235 )

2. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :

1. Faktor Prenatal :• Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.• Ibu alkoholisme.• Umur ibu lebih dari 40 tahun.• Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.

Page 31: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

• Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.2. Faktor Genetik : menderita penyakit jantung bawaan.Anak yang lahir sebelumnya bawaan.Ayah / Ibu menderita penyakit jantungKelainan kromosom seperti Sindrom Down. bawaan yang lain.Lahir dengan kelainan

3. PATOFISIOLOGI

Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aliran darah pulmonal ke aliran darah sistemik dalam masa kehamilan ( fetus ). Hubungan ini ( shunt ) ini diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum bekerja di dalam masa kehamilan tersebut. Aliran darah balik fetus akan bercampur dengan aliran darah bersih dari ibu ( melalui vena umbilikalis ) kemudian masuk ke dalam atrium kanan dan kemudian dipompa oleh ventrikel kanan kembali ke aliran sistemik melalui duktus arteriosus. Normalnya duktus arteriosus berasal dari arteri pulmonalis utama (arteri pulmonalis kiri) dan berakhir pada bagian superior dari aorta desendens, ± 2-10 mm distal dari percabangan arteri subklavia kiri.

Dinding duktus arteriosus terutama terdiri dari lapisan otot polos ( tunika media ) yang tersusun spiral. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin yang membentuk lapisan yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang memiliki lapisan elastin yang tebal dan tersusun rapat ( unfragmented ). Sel-sel otot polos pada duktus arteriosus sensitif terhadap mediator vasodilator prostaglandin dan vasokonstriktor (pO2). Setelah persalinan terjadi perubahan sirkulasi dan fisiologis yang dimulai segera setelah eliminasi plasenta dari neonatus. Adanya perubahan tekanan, sirkulasi dan meningkatnya pO2 akan menyebabkan penutupan spontan duktus arteriosus dalam waktu 2 minggu. Duktus arteriosus yang persisten (PDA) akan mengakibatkan pirai (shunt) L-R yang kemudian dapat menyebabkan hipertensi pulmonal dan sianosis. Besarnya pirai (shunt) ditentukan oleh diameter, panjang PDA serta tahanan vaskuler paru (PVR).

4. MANIFESTASI KLINIK

1. Tidak menimbulkan gejala bila PDA kecil. Tanda-tanda CHF muncul pada PDA besar.2. Murmur kontinyu (machinery) derajat 1 sampai 4/6 terdengar dengan jelas pada ULSB atau daerah infraklavikula kiri yang merupakan petanda khas kelainan ini. Rumble apikal terdengar pada PDA besar. 3. Pulsasi nadi perifer yang lemah dan lebar4. CHF dan infeksi paru berulang seringkali terjadi pada PDA besar.

Page 32: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

5. Penutupan spontan PDA tidak akan terjadi pada bayi aterm.6. Akan terjadi hipertensi pulmonal dan PVOD bila PDA dibiarkan tanpa tindakan penutupan.7. Sianosis yang terjadi pada PDA dengan PVOD dikenal sebagai sianosis diferensial oleh karena hanya ekstremitas bawah yang biru sedangkan ekstremitas atas tetap normal.

5. KOMPLIKASIa. Endokarditisb. Obstruksi pembuluh darah pulmonalc. CHF ( gagal jantung kongestif )d. Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur)e. Enterokolitis nekrosisf. Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau displasia bronkkopulmoner)g. Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosith. Hiperkalemia (penurunan keluaran urin).i. Aritmiaj. Gagal tumbuh

6. PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan Pemberian obat-obatan : Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial.b. Pembedahan : Pemotongan atau pengikatan duktus.c. Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung.

7. PEMERIKSAAN

a. EKG serupa dengan kelainan VSD. Pada PDA kecil-sedang dapat terjadi LVH atau normal. CVH bila PDA besar. Atau RVH bila telah terjadi PVOD. bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar.

b. Foto toraks juga menyerupai kelainan VSD. Pada PDA kecil bayangan jantung normal. PDA sedang-besar terjadi kardiomegali dan peningkatan PVM. Adanya PVOD akan mengakibatkan ukuran jantung normal dengan pembesaran MPA dan peningkatan corakan vaskulerisasi hilus.

Page 33: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

c. Melalui pemeriksaan ekho 2-D dan Doppler dapat divisualisasi adanya PDA dan besarnya shunt. Pemeriksaan angiografi biasanya tidak dibutuhkan kecuali bila terdapat kecurigaan PVOD.

d. Ekhokardiografi yaitu rasio atrium kiri tehadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan oleh peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan)

e. Kateterisasi jantung yaitu hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil ECHO atau Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan defek tambahan lainnya.

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS PATENT DUCTUS ARTERIOSUS( PDA)

1. PENGKAJIAN

1. Aktivitas / istirahatGejala : Kelemahan, kelelahan. Pusing, rasa berdenyut. Gangguan tidur.Tanda : Takikardi, gangguan pada TD. Dispnea2. SirkulasiGejala : Riwayat kondisi pencetus, contoh demam rematik, hipertensi, kondisi kongenital (kerusakan atrial-septal ). Riwayat murmur jantung, palpitasi. Batuk dengan / tanpa produksi sputumTanda : Sistolik TD menurun. Tekanan nadi : penyempitan (SA); luas (IA). Nadi karotid : lambat dengan volume nadi kecil (SA); bendungan dengan pulsasi arteri terlihat (IA). Nadi apikal : PMI kauat dan terletak di bawah kanan dan kiri (IM);secara lateral kuat dan perpindahan tempat (IA). Murmur : murmur sistolik pada area pulmonik (IP). Bunyi renadah, murmur diastolik gaduh (SM). Murmur sitolik terdengar baik pada apek (MR ). Murmur sistolik terdengar baik pada dasar dengan penyebaran ke leher ( SA ).3. Integritas EgoGejala : Tanda kecemasan, contoh gelisah, pucat, berkeringat, fokus menyempit, gemetar. 4. Makanan / cairanGejala : Disfagia ( IM kronis ). Perubahan bb. Penggunaan deuretikTanda : Edema umum. Hepatomegali dan ascites. Hangat, kemerahan dan kulit lemabab. Pernafasan payah dan bising dengan terdengar krekles dan

Page 34: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

mengi.5. NeurosensoriGejala : Pusing / pingsan karena aktivitas yang berlebihan6. Nyeri / kenyamananGejala : Nyeri dada, angina. Nyeri dada nion angina / tidak khas7. PernapasanGejala : Dispnae. Batuk menetapTanda : Takipnae. Bunyi napas mengih. Sputum banyak dan bercak darah ( edema pulmunal ).8. KeamananGejala : Proses infeksi, kemoterapi radiasi. Adanya perawatn gigi Tanda : Perawatan gigi / mulut

2. Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung.2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.3. Ansietas b.d situasi kritis (perawatan dirumah sakit / tidak adanya dari keluarga)4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, kebutuhan pengobatan b.d kurang terpajan pada informasi tentang penyakit PDA.

3. INTERVENSI DAN RASIONALDiagnosa Keperawatan 1 : Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung Intervensi :Pantau TD, nadi apikal, nadi perifer indikasiPantau irama jantung sesuai derajatDorong tirah baring dengan kepala tempat tidur ditinggikan 45Bantu dengan aktivitas sesuai indikasi

Rasional : Indikator klinis dari keadekuatan curah jantung. Pemantauan memungkinkan deteksi dini terhadap dekomensasi.Distrimia Distrimia atrium paling umum,umum pada klien dengan penyakit katup. berkenaan dengan peningkatan tekanan dan volume atrium. oksigenasi, menurunkan dispnea dan regangan jantungMenurunkan volume darah yang kemabali ke jantung, yang memungkinkan aktivitas secara bertahap mencegah pemaksaan terhadap cadangan jantung.Melakukan kembaliDiagnosa Keperawatan 2 : Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.Intervensi : Kaji toleransi klien terhadap aktivitas menggunakan parameter berikut : frekuensi nadi 20 / menit diatas frekuensi istirahat : catat peningkatan TD, dispnea atau nyeri dada : kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,

Page 35: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

pusing atau pingsan.Kaji kelemahan ataukesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh penurunan kelelahan, TD stabil / frekuensi nadi, peningkatan perhatian pada aktivitas adan perawatan diri. perawatan diri.Dorong memajukan aktivitas atau toleransi

Rasional :Parameter fisiologis klien terhadap stres aktivitas danmenunjukan respon indikator derajat pengaruh kelebihan aktivitas atau jantung penting untuk memajukan tingkat aktivitas individualStabilitas fisiologis pda istirahatKonsumsi selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah O2O2 miokardia yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan tiba-tiba pada kerja jantung.

Diagnosa Keperawatan 3 : Ansietas b.d situasi kritis (perawatan dirumah sakit / tidak adanya dari keluarga)Intervensi : pengobatan yang di tunjukan oleh situasi.Identifikasi persepsi takikardi, gerkan berulang, gelisahPantau respon fisik, contoh mandi, gosokan punggung, perubahan posisiBerikan tindakan kenyaman contoh, rencana perawatandan dorong partisipasi maksimum pada rencana pengoabatanLibatkan orang terdekat dalamRasional : pilihan intervensiAlat untuk mendifinisikanlingkup masalah dan jatung. Penggunaan evaluasi seirama denga respon verbal dan non verbalMembantu kien menentukan derjat cemas sesuai status Membantu perhatian mengarahkan kembali dan meningkatkan relaksasi, meningkatkan kemampuan koping. dalam arti positif dan memberikan rasa kontrol.Keterlibatan akan membantu memfokuskan perhatian klienDiagnosa Keperawatan 4 : Kurang pengetahuan tentang kondisi, kebutuhan pengobatan b.d kurang terpajan pada informasi tetntang penyakit PDA.Intervensi : pengobatan, dosis, efek samping dan pentingnya minum obat sesuai resep contoh diuretik, vasodilatorJelaskan rasionalAnjurkan klien minum diuretik harian kebutuhan kien untuk keseimbangan aktivitas dan istirahatDiskusikan Rasional : Dapat meningkatkan kerjasama dengan terapi obat dan mencegah penghentian sendiri obat dan interaksi obat yang merugiakan malam hari atau mengganggu tidurPenjadwalan menminimalkan berkemihProgram dan tepat paling baik untukaktivitas bertahap yang konsiten meminimalkan kondisi dan kelemahan dan mencegah kelebihan kerja yang dapat \ meningkatkan beban jantung atau dekompensasi.

Page 36: Asuhan Keperawatan Patent Ductus Arterious

4. EVALUASI1. Diagnosa Keperawatan 1 : Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung Hasil yang diharapkan : dispnea, nyeri dadaMenunjukan penurunan kerja jantungBerpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan beban

2. Diagnosa Keperawatan 2 : Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.Hasil yang diharapkan : dalam toleransi aktivitasMenunjukkan peingkatan yang dapat diukur toleransi aktivitas dan penurunannya dengan efek negatifMengidentifikasi faktor yang mempengaruhi

3. Diagnosa Keperawatan 3 : Ansietas b.d situasi kritis ( perawatn dirumah sakit / tidak adanya dari keluarga )Hasil yang diharapkan : perasaan ansietasMenyatakan kesadaranMelaporkan penurunan / terkontrol relaksasiMenunjukkan

4. Diagnosa Keperawatan 4 : Kurang pengetahuan tentang kondisi, kebutuhan pengobatan b.d kurang terpajan pada informasi tetntang penyakit PDA.Hasil yang diharapkan : program pengobatan dan potensial komplikasiMenyatakn pemahaman proses penyakit, perubahan pola hidup untuk mencegah komplikasiMengidentifikasi perilaku atau kerjasama dan mengikuti perawatan.Mengenali kebutuhan untuk

DAFTAR PUSTAKA

Ali.Z. 2001. Dasar-dasar Keperawatan ProfesionalAnonim. 2001. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta : Pusat Kesehatan Jantung Dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita.Betz.,Sowden., 2002, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, EGC, Jakarta.http://www.google.com.id. Tanggal Akses 13 Oktober 2009 www.pediatrik.com/ilmiah/Asuhan Keperawatan Pada Patent ductus Arteriosus. Tanggal Akses 13 Oktober 2009