asuhan keperawatan pada pasien stroke …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/muhammad asyifaurrohman...

73
i ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN SEREBRAL:POSISI HEAD UP 30 0 DI RUANG ICU PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM : A01401998 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 2017

Upload: vocong

Post on 07-Mar-2019

336 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

i

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK

DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN

SEREBRAL:POSISI HEAD UP 30 0 DI RUANG ICU PKU

MUHAMMADIYAH GOMBONG

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan

Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN

NIM : A01401998

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

2017

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

ii

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK

DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN

SEREBRAL:POSISI HEAD UP 30 0 DI RUANG ICU PKU

MUHAMMADIYAH GOMBONG

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan

Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN

NIM : A01401998

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

2017

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

iii

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan
Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan
Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan
Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... iLEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................. iiiLEMBAR PERSETUJUAN .................................................................. ..... viLEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... vDAFTAR ISI................................................................................................. viDAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………...viiiKATA PENGANTAR .................................................................................. ixABSTRAK ................................................................................................... xiBAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................ 1B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 3D. Manfaat Penulisan ...................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Asuhan Keperawatan................................................................... 5

1. Pengkajian ............................................................................... 52. Diagnosa Dan Perencanaan .................................................. ..73. Pelaksanaan ....................................................................... ..... 94. Evaluasi ............................................................................ .... 10

B. Memberikan posisi elevasi 30o..................................................... .1. Pengertian............................................................................. .102. Batasan Karakteristik ............................................................ 103. Patofisiologi Fokus................................................................ 114. Faktor Yang Berhubungan ................................................... 115. Manifestasi Klinis ................................................................. 116. Etiologi .................................................................................. 127. Patofisiologi Stroke Hemoragik............................................ 138. Pathway................................................................................. 149. Tindakan Posisi Elevasi 30o .................................................. 15

BAB III METODE STUDI KASUSA. Jenis Studi Kasus ...................................................................... 14B. Subyek Studi Kasus .................................................................. 14C. Fokus Studi Kasus..................................................................... 14D. Definisi Operasional.................................................................. 15E. Instrumen Studi Kasus .............................................................. 15F. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 15G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ................................................. 16H. Analisis Data dan Penyajian Data ............................................. 16I. Etika Studi Kasus ...................................................................... 17

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

vii

BAB IV PEMBAHASANA. Asuhan Keperawatan dan Hasil Studi Kasus .................................21

1. Hasil Studi Kasus .....................................................................212. Pembahasan …………………………………………………303. Keterbatasan Studi Kasus…………………………………....38

BAB V PENUTUPA. Kesimpulan.....................................................................................39B. Saran ..............................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................LAMPIRAN .......................................................................................................

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Informed Consent.2. Lembar Penjelasan Mengikuti Penelitian (PSP).3. Lembar Asuhan Keperawatan.4. Lembar SOP Posisi elevasi 300

5. Jurnal

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan

kekuatan dan pengetahuan selama penerapan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah

ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ujian komprehensif ini dengan

judul “Asuhan Keperawatan Pasien Thypoid Dengan Gangguan Pemenuhan

Kebutuhan Rasa Aman Nyaman : Hipertermi di Ruang Melati RSUD Dr.

Soedirman Kebumen”. Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan terimakasih yang setulus tulusnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan nikmat sehat kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan lancar.

2. Herniyatun, M. Kep. Sp. Mat selaku ketua STIKes Muhammadiyah Gombong,

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti

pendidikan keperawatan

3. Nurlaila, M. Kep. selaku ketua prodi D III Keperawatan STIKes

Muhammadiyah Gombong

4. Bambang Utoyo M.Kep. selaku dewan penguji hasil akhir karya tulis ilmiah

5. Barkah Waladani, M. Kep. selaku pembimbing penulisan karya tulis

komprehensif yang telah mendidik penulis

6. Pembimbing ruangan beserta staf medis dan karyawan yang telah memberikan

izin dan tempat untuk melaksanakan ujian akhir

7. Kedua Orang tua serta kakak dan adik tersayang yang selalu mendukung,

memberikan kasih sayang, bimbingan, nasihat, semangat, dan do’a yang tiada

putus-putusnya serta pelajaran-pelajaran berharga bagi penulis.

8. Teman - teman seperjuangan penulis dalam menempuh KTI jenjang DIII

Keperawatan yang ikut serta dalam memberikan bantuan, semangat, serta do’a

untuk kelancaran tugas akhir ini.

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

x

9. Hawaku yang telah di tuliskan di lauful mahfus doa dan harapan semoga kelak

bertemu dalam ikatan janji suci.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

karya tulis ini, oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat berarti

bagi penulis untuk menjadi lebih baik di masa mendatang. Semoga laporan ini

dapat membawa manfaat bagi pengembangan dan peningkatan ilmu keperawatan.

Terimakasih.

Gombong, 11 juni 2017

Penulis

Muhammad Asyifaurrohman

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

xi

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

xi

Program Studi D III KeperawatanSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah GombongKTI, Juli 2017

Muhammad Asyifaurrohman1, Barkah Waladhani M.Kep2

ABSTRAKASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROK HEMORAGIK

DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSIJARINGAN SEREBRAL:POSISI HEAD UP 30 0 DI RUANG ICU

PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Latar belakang: Stroke hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah diotaksehinga timbul iskemik dan hipoksia. Stroke hemoragik biasanya di sertai udemcerebral dan dapat meningkatkan tekanan intrakranial.Tujuan penulisan: Menggambarkan asuhan keperawatan pasien strokehemoragik dengan masalah ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral: monitorTIK dengan cara memposisikan head up 300 secara komprehensif.Asuhan keperawatan: Saat pengkajian di dapatkan data klien penurunankesadaran GCS E2V2M4, penulis mendapatkan masalah keperawatanketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan dirongga otak dan menyusun rencana keperawatan yang di lakukan memposisikanhead up 300 untuk mengurangi tekanan intrakranial, karena pasien mengalamipenurunan kesadaran jadi penulis menilai klien dengan triad cushing untukmengetahui bahwa klien mengalami peningkatan tekanan intakranial, monitorkesadaran, monitor vital sign, dan terapi sesuai intruksi. Tindakan yang direncanakan telah dilakukan oleh penulis 3x24 jam dengan hasil evaluasi masalahketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan di otakpada subyek studi kasus teratasi.Fokus tindakan: Tindakan head up terbukti efektif untuk mengontrolpeningkatan tekanan intrakranial.

Kata kunci: Head up 300,ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral,strokehemoragik

1. Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong.2. Dosen Prodi SI Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong.

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

xii

Nursing Diploma ProgramMuhammadiyah Health Sciences Institute of GombongKTI, July 2017

Muhammad Asyifaurrohman, Barkah Waladani M.Kep2

ABSTRACTHEMORAGIC STROKE NURSING CARE IN PATIENTS WITH

INEFFECTIVE PERFUSION OF THE CEREBRAL TISSUE: HEAD UP 300

POSITIONIN PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Background: hemorrhagic stroke is a rupture of blood vessels in the brain, sooccur ischemic and hypoxic. In general hemorrhagic stroke be found edemacerebral can be increase intracranial pressure.Purpose: Describes nursing care of hemorrhagic stroke patients with ineffectiveperfusion of the cerebral tissue: intracranial pressure monitors by 300 heads uppositioning a comprehensive.Nursing care: assessment obtained was loss of consciousness with GCSE2V2M4, the authors found ineffective perfusion of the cerebral tissue correlatedwith bleeding in the brain cavity and a nursing plan that head up 300 positioned toreduce intracranial pressure, because as the patient had loss consciousness. Theauthors assess clients with triad crushing to know that clients experience increasedintracranial pressure, consciousness monitor, vital sign monitor, and therapyaccording to instructions. The planned action has been done by the author of 3x24hours with the evaluation result in effective perfusion problems of cerebral tissuerelated to bleeding in the brain resolved.The focus of action: Head-up action effective to control the increase intracranialpressure.

Keywords: Head up 300, ineffective perfusion of cerebral tissue, hemorrhagicstroke

1. Students Diploma Nursing Program Muhammadiyah Health Sciences Instituteof Gombong.

2. Lecturer Bachelor Nursing Program Muhammadiyah Health SciencesInstitute of Gombong.

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

xiii

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit degenerative di antaranya seperti jantung, kangker dan stroke

telah menjadi penyebab kematian terbesar di dunia hingga saat ini. Menurut

laporan World Health Organization (WHO) (2011), kematian akibat penyakit

degenerative salah satunya stoke akan diperkirakan terus meningkat

diseluruh dunia. Peningkatan terbesar akan terjadi dinegara – negara

berkembang dan negara miskin. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 di

perkirakan akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun atau naik 14 juta jiwa

dari 38 juta jiwa pada tahun ini. Lebih dari dua per tiga (70%) dari populasi

(Buletin Kesehatan, 2011).

Beberapa penyakit yang banyak terjadi di kalangan masyarakat adalah

penyakit jantung, hipertensi, diabetes, stroke dan kanker. Penyakit degeneratif

seperti stroke juga sudah mulai ditemui tidak hanya pada lansia,dan penyakit

ini tidak memandang usia namun juga bisa menyerang pada siapapun,

kalangan muda di karenakan gaya hidup yang kurang sehat (Indrawati, 2009).

Menurut WHO (World Health Organization), stroke merupakan penyakit

yang mematiakan dan pembunuh nomor 3 setelah penyakit jantung dan

kanker (Waluyo 2009).

Di Indonesia sendiri di perkirakan setiap tahun terjadi 500 penduduk

terkena serangan stroke, dan sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal dan

lainnya mengalami kecacatan baik ringan ataupun berat,stroke menjadi

peringkat ke tiga sebagai penyakit mematikan setelah peryakit jantung dan

kanker. Menururt Profil kesehatan jawa tengah pada (2015) jumlah kasus

stroke di Jawa Tengah yaitu terdiri dari stroke hemoragik sebanyak 4.558 dan

stroke non hemoragik sebanyak 12.795. Jumlah kasus stroke hemoragik tahun

2015 tertinggi terdapat di Kota Kebumen sebesar 588 kasus, urutan kedua

yaitu di kabupaten Demaksebesar 556 kasus, urutan ketiga yaitu kota

Surakarta sebesar 365 kasus. Keempat yaitu boyolali sebesar 320 kasus.

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

2

Sedangkan untuk kota sragen sebesar 287 kasus dan menepati urutan ke lima.

Data diatas menunjukan bahwa penyakit stroke merupakan salah satu

penyakit yang dapat membahayakan kesehatan (Batticaca, 2008).

Stroke adalah peryakit multifaKtorial dengan berbagai penyebab disertai

manifestasi klinis mayor dan penyebab utama kecacatan dan kematian

khususnya dinegara-negara berkembang (Saidi,2010). Stroke atau dikenal

dengan penyakit serebrovaskuler, merupakan penyakit neurologik yang

terjadi karena gangguan suplai darah menuju ke otak (Black and Hawk,

2009). Ada dua tipe stroke yaitu stroke hemorrhagic dan stroke iskemik.

Stroke iskemik banyak disebabkan karena trombotik atau sumbatan emboli,

sedangkan stroke hemorrhagik disebabkan oleh perdarahan akibat pecahnya

pembuluh darah di suatu bagian otak.

Pada pasien stroke biasanya didapatkan peningkatan intrakranial dengan

tanda klinis berupa nyeri yang tidak hilang dan semakin meningkat,

peningkatan intra kranial salah satunnya seperti peningkatan pada tekanan

darah sistol, tekanan darah diastole, peningkatan rate respiration dan nadi.

merupakan kasus gawat darurat dimana cedera otak irrevesibel atau kematian

dapat dihindari dengan intervensi tepatpada waktunya (Hisam,2013).

Penanganan pada pasien stroke yang mengalami peningkatak intra kranial

atau mencegah terjadinya peningkatan intra kranial salah satunya melakukan

pengontrolan peningkatan TIK yaitu dengan memberikan posisi kepala posisi

kepala merupakan tindakan keperawatan tradisional,pemberian posisi flat (0o)

dan posisi kepala elevasi (30o). Tindakan ini adalah tindakan mengatur posisi

pasien diatas tempat tidur demi kenyamanan pasien ataupun untuk

memeperlancar suatu tindakan terhadap pasien (Sunardi,2011).

Berdasarkan kasus di atas maka penulis tertarik mengangkat kasus stroke

di karenakan penderita stroke mengalami peningkatan yang tinggi hal ini

dibuktikan dari data di atas yang mana setiap tahunnya pasien yang menderita

stroke selalu meningkat.selain itu dalam menangani klien dengan stroke di

perlukan juga peran perawat untuk menanggulangi penyakit stroke dengan

cara memberikan dukungan dan asuhan keperawatan kepada klien

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

3

stroke.peran perawat meliputi pemberian informasi ,edukasi,dan keterampilan

yang di perlukan oleh klien,sehingga kwalitas hidup klien penderita stroke

dapat meningkat.

B. Rumusan masalah

Bagaimana gambaran asuhan keperawatan pada klien stroke dengan

masalah ketidakefektifan perfusi jaringan serebral ?

C. Tujuan studi kasus

1. Tujuan umum

Menggambarkan asuhan keperawatan klien stroke dengan masalah

ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.

2. Tujuan khusus

a. Mampu menggambarkan pengkajian pada klien dengan stroke

hemoragik

b. Mampu menggambarkan diagnosa keperawatan pada klien dengan

stroke hemoragik

c. Mampu menggambarkan dalam merencanakan tindakan keperawatan

pada klien dengan stroke hemoragik

d. Mampu menggambarkan tindakan keperawatan pada klien dengan

stroke hemoragik

e. Mampu menggambarkan evaluasi tindakan keperawatan pada klien

stroke hemoragik

f. Mampu menggambarkan dalam mendokumentasikan asuhan

keperawatan pada klien stroke hemoragik.

D. Manfaat studi kasus

Studi kasus ini ,diharapakan memberikan manfaat bagi :

1. Bagi Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit :

Sebagai evaluasi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan dalam

memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif terutama pada

pasie stroke dengan masalah ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.

2. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan :

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

4

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

untuk pasien stroke dengan masalah ketidakefektifan perfusi jaringan

serebral.

3. Penulis :

Memperoleh pengalaman dalam mengapalikasikan ilmu keperawatan

khususnya penatalaksanaan asuhan keperawatan klien dengan stroke

dengan masalah ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

DAFTAR PUSTAKA

Affandi.I.G. (2016), pengelolaan peningkatan tekanan intracranial kamus

kedokteran : Universitas Padjadjaran

Bahrudin, M . dkk. (2008). Posisi Kepala Dalam Stabilisasi Tekanan Intrakranial

.http://WWW. greenbookee. Com/keperawatan-pada-orangdewasa/diaksespada

tanggal 6 juni 2017.

Batticaca, F. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan

SistemPersarafan. Jakarta : Salemba Medika.

Bulechek M. Gloria, et al. (2015). Nursing Intervention Classification (NIC),

Nurjanah Intansari, Roxana D. Tumanggor (2016) (Alih Bahasa).Yogyakarta :

Mocomedia.

Bulletin Kesehatan. (2011). Gambaran Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Pusat Data

dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

Black, J., & Hawks, J. (2009). Medical-Surgical Nursing : Clinical Management for

Positive Outcomes. Singapore: Saunders Elsevier.

Caplan,LR. 2009. Caplan’s Stroke: A Clinical Approach, Fourth Edition.

Philadelphia, Saunders Elsevier.

Cynthia Lee Terry & Aurora Weaver. (2011). Critical Care Nursing Demystifield.

Ery Yanuar Akhmad & Happy Indah Kusuma Wati (2013) (Alih Bahasa).

Yogyakarta:Rapha Publishing.

Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep Dan Kerangka

Kerja. Edisi Pertama. Yogyakarta: Goyan Publishing.

Deswani, (2009). Proses Keperawatan Berfikir Kritis. Jakarta: Salmemba Medika.

Elizabeth, J, Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media

Felix Mahfoud & Jurgen Beck & Andreas Raabe.(2009). Intrakranial Pressure Pulse

Amplitude During Changes In Head Elevation : A New Parameter For

Determining Optimum Cerebral Perfusion Pressure ?. Switzerland :Acta

Neurochir (2010).

Ginesberg, L. (2008). Lecture Notes Neurologi, Jakarta : Erlangga

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

Herdman, T. (2014). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012 -2014.

Penerbit Buku Kedokteran . Jakarta : EGC.

Hisam,Y,Sudadi,&Raharjo.S.(2013).:Tatalaksana Peningkatan Tekanan Intrakranial

(TIK) Pada Oprasi Craniotomi Evaluasi Hematom Yang Disebabkan Oleh

Hambatan Intraserebral,Jurnal Komplikasi Anastesi.1(1).35.42.di akses pada

tanggal 6 juni 2017.

Indrawati, L. (2009). Hubungan Pola Kebiasaan Konsumsi Makanan Masyarakat

Miskin dengan Kejadian Hipertensi di Indonesia. Jakarta: Puslitbang

Biomedis.

Misbach J. (2007). Stroke Askep Diagnosis Patofisiologi Dan Manajemen. Jakarta :

FKUI

Muttaqin, (2011). Pengkajian Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinik. Jakarta :

salemba medika

Mutaqqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan

System Persarafan Edisi Pertama. Yogyakarta: Salemba Medika.

Nanda.(2009). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta

Nursalam .(2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba medika

Rendi & Margareth. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Dalam,

Catatan Pertama. Yogyakarta: Nuha Medika.

Saidi, S., Mahjoub T., and Almawi, W.Y.,(2010). Aldosterone Syntase Gene

(CYP11B2)Promoter Polymorphism as a Risk Factfor Ischemic Strokein

Tunisian Arabs. Journal of Renin-Angiotensin-Aldosterone System11: 180.

Setyopranoto. I. (2011). Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. Jurnal CDK 185.

38(4), 43-54.

Suadoni, M. T. (2009). Raised intracranial pressure: Nursing observations and

interventions. Nursing Standard, 23(43), 35-40.

Sunardi, N . (2011). Pengaruh Pemberian Posisi Kepala Terhadap Tekanan Intra

Kranial Pasien Stroke Iskemik di RSCM Jakarta. Jurnal Publikasi dan

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

Komunikasi Karya Ilmiah Bidang Kesehatan. 0216. 7042 : 1-5 di akses pada

tanggal 6 Juni 2017.

Swanson, E., dkk. (2013). Nursing Outcomes Clasification (NIC) (6th

ed), Nurjannah,

I., dan Roxsana, D.T. (2016) (alih bahasa), Moco Media.

Wagner, C.M., dkk. (2013). Nursing Intervension Clasification (NIC) (6th

ed),

Nurjannah, I., dan Roxsana, D.T. (2016) (alih bahasa), Moco Media.

Waluyo, S. (2009). 100 Questions & Answers Stroke. Jakarta: Media Komputindo.

Wikinson, J, M. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9 ( NANDA 2012).

Jakarta : ECG

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

INFORMED CONSENT

(Persetujuan Menjadi Partisipan)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah

mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang

akan dilakukan oleh Muhammad Asyifaurrohman dengan judul “Asuhan

Keperawatan Pasien Stroke Dengan Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral:Di

ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Gombong”.

Saya memutuskan setuju untuk ikiut berpartisipasi pada penelitian ini

secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan

mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu – waktu tanpa

sanksi apapun.

13 juli 2017

Yang memberikan persetujuan

Saksi

.............................

.............................

13 juli 2017

Peneliti

Muhammad Asyifaurrohman

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)

1. Kami adalah Peniliti berasal dari STIKES Muhammadiyah Gombong,

Program Studi DIII Keperawatan dengan ini meminta anda untuk

berpartispiasi dengan sukarela dalam penelitian yang berjudul “Asuhan

Keperawatan Pasien Stroke dengan masalah ketidakefektifan perfusi

jaringan serebral : Di Ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Gombong”.

2. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan asuhan keperawatan

pasien Stroke dengan ketidakefektifan perfusi jaringan serebral: yang

dapat memberi manfaat yaitu meningkatkan pengetahuan, pemahaman

masyarakat dalam menangani masalah ketidakefektifan perfusi jaringan

serebral pada pasien stroke. Penelitian ini akan berlangsusng selama 3

hari.

3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin

menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung 15-20 menit.

Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak perlu

khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan asuhan

atau pelayanan keperawatan.

4. Keuntungan yang anda peroleh dalam ke ikutsertakan pada penelitian ini

adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan atau

tindakan yang diberikan.

5. Nama jati diri anda seluruh informasi yang saudara sampaikan akan tetap

dirahasiakan.

6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,

silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp: 082242255473

Peneliti

Muhammad

Asyifaurrohman

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan
Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK

DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN

SEREBRAL:POSISI HEAD UP 30 0 DI RUANG ICU PKU

MUHAMMADIYAH GOMBONG

I. PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien

Nama : Tn.P

Umur : 80Tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : Islam

BB : 55kg

No. Rekam Medik : 333154

Tanggal Pengkajian : 13 juli 2017

Diagnosa Medik : SH (stroke hemoragik)

2. Riwayat penyakit

Keluhan Utama

Klien mengalami penurunan kesadaran

Riwayat penyakit sekarang :

Klien datang ke ruang ICU pada tanggal 13 juli 2017 pukul 10.00

WIB dari IGD,dengan penurunan kesadaran sejak jam 04.00 pagi sebelum

tidak sadar klien sempat kejang dua kali,lalu klien di bawa ke RS PKU

Muhammadiyah Gombong GCS,E2,M4,V2 Somnolen,KU lemah, TD 180/

102 mmHg, HR 50x/ menit,RR 30 x/ menit suhu 36,8 0C,SPo2 90%,MAP

185 mmHg,akral hangat,terdengar suara nafas stridor,ronkhi terlihat

retraksi dinding dada .terpasang OPA, terpasang NGT,dari hasil CT SCAN

terdapat perdarahan pada lobus temporalis dextra dan udema cerebri, RO

Thorax terdapat cardiomegaly, klien gelisah,klien di restraint,di berikan

posisi head up 30 0 terpasang O2 NRM 10L, Infus NS 20 tpm, di berikan

catapres 300 mg dalam 50 cc Nacl jalan 2 cc/ jam ( syrim pump).

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

Riwayat penyakit dahulu :

-Riwayat saat di IGD:

Klien datang ke IGD PKU Muhammadiyah Gombong pada tanggal 13

juli 2017 ,pukul 08.00 Wib, dinatar oleh keluargannya dengan keluhan

tidak sadarakan diri sejak jam 04.00 Wib, dari hasil pemeriksaan

didapatkan hasil , kesadaran somnolen , KU lemah, GCS E:2V:2M:4 ,

PUPIL 3mm/3mm, TD : 148/87mmHg, N : 90x/menit, S: 36,8, RR:

32x/menit, SPO2 :97%, akral hangat, terlihat retaksi dinding

dada,terdengar suara nafas stridor dan ronkhi, GDS: 125mg/dl, CT-

Scan terdapat pendarahan dilobus temporalis dextra dan edema cerebri,

RO thorax terdapat cardiomegaly, diberikan terapi O2 NRM 10 liter ,

infus NS 20tpm, terpasang NGT, inj.citicolin 500 mg, inj.ranitidine 50

mg, midazolam 2,5mg.

- Riwayat pengobatan:

Keluarga klien mengatakan klien tidak memepunyai riwayat alergi

obat dan klien jarang berobat hanya mengkonsumsi buah pace untuk

mengontrol hipertensinya.

- Riwayat penyakit sebelumnya:

Keluarga klien mengatakan klien terserang stroke kedua kalinya, yang

pertama 2 bulan yang lalu, lalu klien dipijat ke tu kang pijit dan dikasih

jamu dan sembuh dapat berjalan dan tidak ada kelemahan pada

anggota gerak tetapi klien mengalami susah bicara, pikun, dan BAB,

BAK tidak terkontrol dan keluarga klien mengatakan klien baru

pertama kalinya di rawat di RS.

Riwayat penyakit keluarga :

Keluarga klien mengatakan mempunyai riwayat peryakit hipertensi tidak

mempunyai riwayat peryakit DM, Asma, dan peryakit menular seperti

HIV, TBC, Hepatitis dll.

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

3. Pengkajian Kritis B6

a. B1 (Breathing)

Klien tampak sesak nafas, RR :30x/menit, menggunakan NRM

10L,terlihat retraksi dinding dada terdengar suara nafas stridor dan

ronkhi.

b. B2 (Blood)

TD : 180/102 mmHg, N :50 x/menit, S: 36,8, RR: 30x/menit, SPO2

:90%, akral hangat, tidak terdapat sianosis, Map :185 mmHg.

c. B3 (Brain)

kesadaran somnolen , KU lemah, GCS E:2V:2M:4 , PUPIL

3mm/3mm.

d. B4 (Bowel)

Klien terpasang NGT, cairan yang keluar berwarna hijau

kehitaman,dilakukan bilas lambung , belum mendapatkan diit apapun,

bising usus 22x/menit.

e. B5 (Bladder)

Diuresis yang keluar dari jam 10.00 Wib-12.00Wib sebanyak 400cc

f. B6 (Bone)

Terpasang infus NS 20tpm, tidak terdapat edema pada ekstremitas,

Tonus otot tidak ada masalah tidak terdapat gangguan hemiparesis

pada ekstremitas.

4. Pola fungsional

1. pola oksigenasi

Sebelum sakit : klien dapat bernafas secara normal tanpa alat bantu

pernafasan

Saat dikaji : klien sesak nafas, RR: 30x/menit menggunakan

NRM 10 liter.

2. Pola nutrisi

Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan klien sehari makan bisa

makan 5x menggunakan lauk pauk dan

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

sayur,minum air putih 8-11 gelas per hari,minum

teh pada waktu pagi hari.

Saat dikaji : klien terpasang NGT belum mendapatkan diit

apapun dari RS.

3. Pola kebutuhan istirahat dan tidur

Sebelum sakit :Klien dapat beristirahat dengan nyenyak, tidur +/_

5-6 jam

Saat dikaji :Klien berbaring lemas diatas tempat tidur

(kesadaran sopnolen),Dan di restraint.

4. Pola eliminasi

Sebelum sakit :Keluarga klien mengatakan klien BAB dan BAK

Sudah tidak terkontrol lagi setelah terkena stroke

yang pertama,BAB dan BAK Di sembarangan

tempat.

Saat dikaji :Klien belum BAB selama di RS terpasang DC

kateter Urin buang 3 jam 400cc

5. Pola aktivitas

Sebelum sakit : Klien dapat beraktivitas tanpa bantuan orang lain.

Saat dikaji : Klien hanya berbaring ditempat tidur dan segala

keperluan dibantu oleh perawat.

6. Pola berpakaian

Sebelum sakit : Klien dapat berpakaian secara mandiri tanpa

bantuan orang lain.

Saat dikaji : Klien dalam berpakaian dibantu oleh perawat.

7. Pola menjaga suhu tubuh

Sebelum sakit :Klien jika merasa dingin menggunakan selimut/

pakaian tebal serta minum air hangat, jika panas

memakai pakaian tipis dan menggunakan kipas

angin

Saat dikaji :Klien menggunakan pakaian dari ruang ICU dan

menggunakan selimut.

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

8. Pola personal hygiene

Sebelum sakit : Klien mandi 2x sehari dan menggosok gigi 2x

sehari secara mandiri

Saat dikaji : Klien hanya diseka 2x/hari pada pagi dan sore hari.

9. Pola Aman dan nyaman

Sebelum sakit : Klien merasa aman dan nyaman berada di diantara

keluarganya dan mampu mengindari dari bahaya

sekitar

Saat dikaji : Klien tampak gelisah dan di restraint pada kedua

kaki dan tangannya.

10. Pola komunikasi

Sebelum sakit :Keluarga Klien mengatakan klien sulit berbicara

setelah terkena stroke yang pertama 2 bulan yang

lalu jadi sulit berkomunikasi.

Saat dikaji : Klien tidak dapat berbicara mulut tampak tidak

simetris (menceng) belum sadar,kesadaran

somnolen.

11. Pola rekreasi

Sebelum sakit :Keluarga klien mengatakan klien senang

berkumpul dengan keluarganya untuk

berekreasi,dan berjalan jalan ketika pagi hari di

sekitar rumah.

Saat dikaji : Klien hanya terbaring lemas ditempat tidur ,dan di

temani oleh keluarganya ketika jam besuk.

12. Pola kebutuhan bekerja

Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan hanya bekerja sebgai

petani sebelum terkena stroke.

Saat dikaji : -

13. Pola kebutuhan belajar

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan sudah mengetahui

peyakit yang diderita klien tapi belum terlalu faham.

Saat dikaji : Keluarga klien mengatakan sudah mengetahui

peryakit tersebut dari dokter dan perawat.

14. Pola spiritual

Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan klien dapat beribadah

sholat 5 waktu tetapi sering bolong- bolong karena

sudah mulai pikun.

Saat dikaji : klien hanya terbaring ditempat tidur dan tidak

sadarkan diri dan keluarga hanya berdoa untuk

kesembuhannya.

5. Pemeriksaan umum

Keadaan Umum : Lemah

kesadaran : Somnolen

TD : 180/102mmHg

N :50x/menit

RR : 30x/menit

S : 36,80C

a. Pemeriksaan fisik

1) Kepala : mesoschopal, rambut beruban, tampak sedikit kotor

2) Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid

3) Mata : simetris, konjungtiva ananemis, sclera aniterik,pupil

3mm/3mm.

4) Telinga : simetris, terdapat serumen sedikit

5) Mulut : mukosa bibir kering,mulut tampak tidak simetris

(menceng) , tidak ada stomatitis, gigi tampak kotor, gigi tampak mulai

ompong.

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

6) Dada

Paru-paru

Inspeksi : simetris, tidak ada lesi, terdapat retraksi dinding dada

Palpasi : Ekspansi dinding dada seimbang

Perkusi : sonor

Auskultasi : ronhki

Jantung

Inspeksi : tidak terlihat ictus cordis pada region 2 sd 5

sinistra.

Palpasi :teraba ictus cordis.

Perkusi : pekak

Auskultasi : S1 dan S2 murni tidak terdapat suara jantung

tambahan atau abnormal.

Abdomen

Inspeksi : supel, tidak ada lesi dan tidak ada bekas operasi

Auskultasi : bising usus 22x/menit

palpasi : tidak ada pembesaran hepar dan limpha

perkusi : timpani

7) Genetalia dan Rektum: terpasang DC.

8) Ekstermitas :

o Atas : terpasang infus NS di tangan kiri,dengan pemberian obat

catapres melalui syring pump .

o Bawah : tidak ada edema

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

6. Data Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal Pemeriksaan Hasil

Nilai

Rujukan Satuan

13 juli

2017

1. Lekosit

2. GDS

3. Eosinofil

4. Neotrofil

5. Limfosit

12,66

141

0,4

86,6

6,9

3,8-10,6

70-105

2,0-4,0

50-70

25-40

/ul

Mg/dl

%

%

%

b. Pemeriksaan ST Scan

Dari hasil CT-Scan pada tanggal 13 juli 2017 terdapat pendarahan di

lobus temporalis dextra dengan edema cerebri.

c. Pemeriksaan Thoraks

Dari hasil RO Thorax pada tangal 13 juli 2017 pulmo masih tampak

normal , cardiomegaly.

d. Pemeriksaan Lain-lain

- Pemeriksaan EKG : tanggal 13 juli 2017 : sinus tachy cardi.

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

7. Terapi

Tanggal NO Nama therapy Dosis

13 juli 2017

14 juli 2017

15 juli 2017

1

2

3

4

5

6

7

8

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

6

Inj. Ceftriaxone

Inj. Ceticolin

Inj. Piracetam

Inj. Kalnex

Inj. Manitol

Catapres

O2 NRM

Infus NS

Inj. Ceftriaxone

Inj. Ceticolin

Inj. Piracetam

Inj. Kalnex

Inj. Manitol

Inj. Ceftriaxone

Inj. Ceticolin

Inj. Piracetam

Inj. Kalnex

Inj. Manitol

Inj. Sanmol

1gr/12 jam

500mg/12 jam

1 gr/8 jam

500mg/ 8 jam

4x125cc

300mg jalan 2cc dalam

Nacl 50cc/syrimpums

10liter

20tpm

1 gr/12 jam

500 mg/12 jam

1gr/12jam

500 mg/8jam

4x 125 cc

1 gr/12 jam

500 mg/12 jam

1gr/12jam

500 mg/8jam

4x 125 cc

100 ml

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

II. ANALISA DATA

No Tanggal Data Etiologi Masalah

1 13 juli 2017

DS :-

DO:

- GCS=8 E;2,M;4,V;2

- Sopnolen

- KU : lemah

- Terdapat perdarahan

dilobus temporalis dextra

edema cerebri.

- Terapi obat yang diberikan :

- Inj. Citicolin 500mg/12 jam

- Inj. Piracetam 1gr/8 jam

- Inj. Tranexsamat 500mg/8

jam

- Inj. Catapres 300mg

- Inj. Manitol 125 cc

- TD :180/102 mmHg

- HR : 50 x/ menit

- MAP :185 mmHg

Perdarahan

dibagian otak

Ketidakefekti

fan perfusi

jaringan

cerebral

2 13 juli 2017

DS :-

DO:

- Klien tampak sesak nafas

- RR:30x/menit

- Terdapat retraksi dinding

dada

- Terpasang O2 NRM 10 liter

- Terdengar suara nafas

stridor, ronkhi.

Akumulasi

secret yang

berlebih

Ketidakefekti

fan bersihan

jalan nafas

3

13 juli 2017

DS :-

DO:

- Klien gelisah.

- Klien terpasang restraint

pada kedua kaki dan tangan

- Klien mengalami penurunan

kesadaran, GCS E2,M4,V2:

Somnolen.

- TD : 180/102 mmHg

- RR : 30x/menit

- HR : 50x/menit

- S : 36,80C

- SPo2 90 %

Penurunan

kesadaran

(gelisah)

Risiko jatuh

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

III. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT MASLOW

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d akumulasi secret berlebih

2. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b.d perdarahan diotak

3. Risiko jatuh b.d penurunan kesadaran (gelisah).

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

IV. RENCANA KEPERAWATAN

No

DX

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi

2

Ketidakefektifan

perfusi jaringan

cerebral

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selam 3x24 jam diharapakan masalah

keperawatan ketidakefektifan perfusi

jaringan serebral teratasi dengan kriteria

hasil:

NO Indikator 1 2 3 4 5

1 Tekanan

intrakranial

2 TD

diastolic

3 TD sistolik

4 Sakit

kepala

5 penurunan

kesadaran

Management edema cerebral.

1. Observasi tingkat umum dan kesadaran

klien

2. Monitor tanda-tanda vital

3. Dorong keluarga /orang oenting untuk

berbicara dengan klien

4. Berikan obat diuretic/osmotic

5. Posisikan elevasi (head up)300

6. Monitor TIK, monitor intake dan

output.

7. Batasi suction jangan lebih dari 15

detik

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

Keterangan:

1: berat,2: cukup berat, 3:sedang,

4:ringan, 5: tidak ada keluhan.

=IR,Intervensi respon.

= ER,Evaluasi respon.

1. Ketidakefektifan

bersihan jalan nafas

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selam 3x24 jam diharapakan masalah

keperawatan ketidakefektifan bersihan

jalan nafas teratasi dengan kriteria hasil

NO Indikator 1 2 3 4 5

1 Frekuensi

pernafasan

2 Irama

pernafasan

3 Suara nafas

tambahan

Airway Management.

1. Posisikan klien semi fowler

2. Lakukan fisioterapi dada

3. Lakukan suction

4. Auskultasi suara nafas

5. Berikan O2 sesuai indikasi

6. Berikan terapi nebulasi

7. Monitor vital sign

8. Monitor status O2 klien.

9. Mengajarkan teknik batuk efektif.

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

4 Batuk

5 Akumulasi

secret/sputum

6 Kemampuan

mengeluarka

secret

Keterangan:

1: berat,2: cukup berat, 3:sedang,

4:ringan, 5: tidak ada keluhan.

=IR,Intervensi respon.

= ER,Evaluasi respon.

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

3. Risiko jatuh

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selam 3x24 jam diharapakan masalah

keperawatan gangguan komunikasi

verbal teratasi dengan kriteria hasil :

NO Indikator 1 2 3 4 5

1 Menempatkan

penghalang

untuk mencegah

jatuh

2 Meminta

bantuan

3 Kontrol

ketidakmampuan

beristirahat.

4 Menggunakan

alat bantu

dengan benar

5 Memberikan

pencahayaan

Fall Prevention

1. Mengidentifikasi deficit kognitif atau fisik

yang dapat meningkatkan potensi jatuh.

2. Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang

mempengaruhi risiko jatuh.

3. Gunakan rel sisi tempat tidur (penghalang

tempat tidur) untuk mencegah jatuh dari

tempat tidur.

4. Lakukan restraint untuk mencegah jatuh

(jika pasien gelisah mengalami penurunan

kesadaran).

5. Membantu semua kebutuhan ADLs klien.

6. Berikan penanda untuk memberikan

peringatan pada staf bahwa pasien

berisiko jatuh.

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

yang memadai.

6 Memperhatikan

peringatan

ketika

mengambil

pengobatan yang

meningkatkan

risiko jatuh

Keterangan:

1: berat,2: cukup berat, 3:sedang,

4:ringan, 5: tidak ada keluhan.

=IR,Intervensi respon.

= ER,Evaluasi respon.

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl/ Jam/Dx Implementasi Respon TTD

13 juli 2017/ (2)

Jam 10.00-11.00

wib

13 juli 2017/(1)

Jam 11 00.1300

wib

- Memposisikan klien head up 300.

- Memberikan O2 NRM

- Memberikan obat catapres

- Melakukan suction

- Memiringkan klien dan menepuk- nepuk

bagian punggung atas

- Memasase bagian dada.

- Klien tampak tidak sadar (sopnolen).

- O2 Masuk NRM 1OL.

- catapres 300 mg dalam 50 nacl jalan 2cc/

jam (syrim pums).

- Secret berwarna hijau kekuningan kental.

- Klien batuk lalu di lakukan suction.

- Terdengr suara nafas stridor.

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

13 juli 2017/ (3)

Jam 13.00-13.45

wib

14 juli 2017/(1)

Jam 09.00 -10.00

wib

14 juli 2017/(3)

Jam 10.00-11.00

wib

- Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang

mempengaruhi risiko jatuh.

- Memasang rel pada tempat tidur

(penghalang pada tempat tidur).

- Melakukan suction .

- Melakukan masase di bagian pada bagian

punggung dan menepuk –nepuk.

- Memasang tanda risiko jatuh pada gelang

klien

- Melakukan fiksasi atau restrent pada kedua

tangan dan kaki.

- Klien tampak gelisah dan mengalami

penurunan kesadaran GCS E2V2M4.

- Klien tampak gelisah .

- Sekret berwarna kuning kental.

- Klien tampak gelisah.

- Terpasang tanda (fall risk) berwarna kuning

pada gelang identitas klien.

- Terpasang fiksasi pada kedua tangan dan

kaki.

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

14 juli 2014/(2)

Jam 11.00 -13.30

wib

- Memonitor KU dan kesadaran klien.

- Memberikan manitol.

- Memberikan injeksi kalnex.

- Memberikan injeksi piracetam

- Memonitor vital sign klien

- Keadaan umum lemah,kesadaran sonolen

GCS E2,M4,V3.

- Manitol masuk 125 cc IV line.

- Kalnex masuk 500 mg melalui IV line

- Piracetam masuk 1 gr melalui IV line.

- TD : 149/87 mmHg

HR :102 x/menit.

RR : 28x/ menit

S : 38,70C.

15 Juli 2017/(1)

Jam 09- 10.00

wib

15 juli 2017/(3)

Jam 10.00- 11.00

wib.

- Melakukan suction .

- Melakukan masase di bagian pada bagian

punggung dan menepuk –nepuk.

- Memenuhi semua kebuthan ADLs klien

- Memberikan edukasi kepada keluarga

tentang di lakukannya restraint.

- Sekret berwarna kuning kental.

- Klien tampak gelisah.

- Perawat membantu semua kebutuhan klien.

- Keluarga tampak mengerti yang di jelaskan

perawat.

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

15 juli 2017/(2)

Jam 11.00-13.50

wib.

- Memonitor KU dan kesadaran klien.

- Memberikan manitol.

- Memberikan injeksi kalnex.

- Memberikan injeksi piracetam

- Memberikan injeksi sanmol 100 ml.

- Monitor vital sign.

- Keadaan umum lemah,kesadaran sonolen

GCS E4,M4,V3.

- Manitol masuk 125 cc IV line.

- Kalnex masuk 500 mg melalui IV line

- Piracetam masuk 1 gr melalui IV line.

- Sanmol masuk 100 ml melalui IV line.

- TD : 139/98 mmHg

HR :99 x/menit.

RR : 25x/ menit

S : 380C.

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

VI. EVALUASI

Tanggal Dx

Kep

SOAP TTD

13 juli 2017 2

1

S:-

O: KU lemah, somnolen GCS, E2M4V2,NGT di alirkan (produktif),terapi +,bilas lambung

100cc,diuresis 1000 cc,catapres 2cc/jam,TD 140/97

mmHg,HR:93X/menit,RR:30x/Menit,suhu:36,80C,Terpasang NRM 10L,MAP: 132 mmHg.

A: Masalah keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral belum teratasi.

P: Lanjutkan intervensi.

- Monitor hemodinamik.

- Monitor tingkat kesadaran.

- Manajement nutrisi.

S: -

O: Klien tampak lemah,somnolen,terdengar suara nafas stridor dan ronchi,RR30x/ menit,suction

+,secret hijau kekuningan kental,O2 NRM 10L,SPO2: 85 %.

A: Masalah ketidakefektifa bersihan jalan nafas teratasi sebagian.

P : Lanjutkan intervensi.

- Magement airway

- Suction

- Monitor SPO2 klien.

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

3

S: -

O: Klien lemah,somnolen,GCS E2,V2,M4,tampak gelisah,klien di restraint tangan dan

kaki,terpasang penghalang pada sisi bed.

A: Masalah risiko jatuh teratasi.

P : Lanjutkan intervensi.

- Monitor KU klien,

- Memasang penghalang pada bed.

14 juli 2017 2

1

S: -

O: KU lemah,kesadaran somnolen GCS E2,M4,V2, gelisah,febris,diit sonde masuk 200cc,terapi

masuk ,hemodinamik stabil, TD 159/113 mmHg,HR 124x/Menit, RR 25 x/menit.Suhu 38,5 0

C,O2 NRM 10L,SPO2 95%,MAP 203,sanmol infus masuk 100 ml,diuresis 750cc

A: Masalah ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

- Monitor hemodinamik.

- Observasi tingkat kesadaran.

- Management nutrisi.

S: -

O: Klien tampak lemah,somnolen,terdengar suara nafas stridor dan ronchi,RR26x/ menit,suction

+,secret hijau kekuningan kental,O2 NRM 10L,SPO2: 90 %,Klien tampak gelisah.

A: Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi sebagian.

P: Lanjutkan intervensi

- Management airway.

- Suction

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

3

- Monitor vital sign.

S: -

O: Klien lemah,somnolen,GCS E2,V2,M4,tampak gelisah,klien di restraint tangan dan

kaki,terpasang penghalang pada kedua sisi bed.

A: Masalah risiko jatuh teratasi.

P : Lanjutkan intervensi.

- Monitor KU klien,

- Memasang penghalang pada bed.

15 Juli 2017 2

1

S: Berbicara tidak jelas uh…aduh….

O: Kesadaran somnolen E4,V3,M4,sudah ada kontak mata,gelisah , di fiksasi,diit sode masuk 200 cc

jus,suhu 37 0 C.

- TD: 146/109 mmHg, HR: 112 x/menit, RR: 24 x/ menit. O2 Kanul nasal 4L,Sanmol infus

masuk 100 ml,MAP 211,diuresis 900cc.

A: Masalah ketidakefektifan perfusi jaringan secebral teratasi.

P: Lanjutkan intervensi.

- Monitor hemodinamik.

- Monitor tingkat kesadaran klien.

- Management nutrisi.

S: -

O:Klien tampak lemah,somnolen,GCS E4,V3,M4.terdengar suara nafas ronchi berkurang,RR23x/

,secret berkurang,O2 kanul nasal 4 L,SPO2: 85 %,Klien tampak gelisah.

A: Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi.

P: Lanjutkan intervensi

- Management airway.

- Monitor vital sign.

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

3

S: klien berbicara tidak jelas ( menginginkan ikatannya di kedua tangan dan kakinya di lepas).

O: Klien lemah,somnolen,GCS E4,V3,M4,tampak gelisah,klien di restraint,ada kontak

mata,terpasang penghalang pada ke dua sisi bed.

A: Masalah risiko jatuh teratasi.

P : Lanjutkan intervensi.

- Monitor KU klien,

- Memasang penghalang pada bed.

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan
Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

SOP (Standar oprasional prosedur) memposisikan klien 30ᵒ

NO TINDAKAN

1

2

3.

Orientasi

a. Mengucapkan salam.

b. Memperkenalkan diri.

c. Menjelaskan tujuan

d. Menjelaskan prosedur tindakan.

e.Menanyakan kesiapan pasien.

Fase kerja

a.Membaca basmalah

b.Mencuci tangan

c. Observasi keadaan pasien

d. Pasang pengaman pada tempat tidur klien.

e. Memeriksa vital sign awal klien terlebih dahulu

f.Memberikan posisi kepala elevasi ( 30ᵒ) dengan cara di naikan

bednya pada pagian kepala atau bisa menggunakan satu bantal di

bawah kepala pasien.

g.Memeriksa vital sign klien.

h.Menanyakan respon klien.

i.Merapihkan klien.

j.Membaca hamdalah.

k.Mencuci tangan.

Fase terminasi

a.Mengevaluasi tindakan.

b.Menjelaskan rencana tindak lanjut

c.Berpamitan kepada klien

d.Mengucapkan salam.

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

234

PENDAHULUAN

B eban global penyakit bergeser

dari penyakit menular ke penya-

kit tidak menular, dengan kondi-

si kronis seperti penyakit jantung dan

stroke sekarang menjadi penyebab utama

kematian global. "Kami pasti melihat ke-

cenderungan lebih sedikit orang meninggal

karena penyakit menular di seluruh

dunia,"kata Dr. Dasi Boerma, Direktur De-

partemen WHO Statistik Kesehatan dan

Informatika." (World health Organisation,

2008). Dimana Stroke merupakan

penyebab kematian nomor tiga dan

penyebab kecacatan nomor satu di seluruh

dunia, sebanyak 80-85% stroke non hem-

oragik (Muhammad Hayyi, 2010). Dari

situs WHO stroke memasuki sepuluh top

penyakit penyebab kematian di dunia, di-

mana stroke menempati urutan ketujuh

(WHO, update Juni 2011). Kemungkinan

meninggal akibat stroke ini adalah 30%

sampai 35%, dan kemungkinan kecacatan

mayor pada yang selamat adalah 35%

sampai 40%.(Sylvia & Lorraine, 2005).

Penyebab stroke mencakup emboli

(terbentuknya bekuan darah yang me-

nyumbat arteri) atau thrombosis

Muh. Anwar Hafid Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Stroke...

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN

STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO

MAKASSAR 2012

Muh. Anwar Hafid*

*Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar

Abstrak

Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga dan penyebab kecacatan nomor satu

di seluruh dunia, sebanyak 80-85% stroke non hemoragik. Dari situs WHO stroke memasuki

sepuluh top penyakit penyebab kematian di dunia, dimana stroke menempati urutan ketujuh.

Tujuan penelitian ini unutk mengetahui hubungan riwayat hipertensi dengan kejadian

stroke di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Penelitian dengan rancangan case control. Populasi semua pasien stroke dengan

jumlah sampel 20 sampel untuk kelompok kasus dan kontrol. Analisa data menggunakan

Odd Ratio dan Mantel dan Haenszel.

Hasil Penelitian dengan uji dengan odd ratio Cochran & Mantel Haenszel didapatkan

hasil X2 hitung (4.977) > X2 Tabel (3,841) atau p (0,026) > α (0,050) dan CI (1.120; 3.571).

Orang dengan Riwayat hipertensi lebih berisiko mengalami stroke 2.000 lebih besar

dibandingkan orang yang tidak memiliki riwayat hipertensi. Hipertensi faktor utama yang

menyebabkan stroke ditunjukkan hasil uji signifikansi chi square Cochran Mantel dan

Haenszel didapatkan hasil X2 Mantel dan Haenszel sebesar 4.977 dengan p = 0.026.

Kata Kunci : Riwayat Hipertensi, Kejadian Stroke

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

235

(terbentuknya bekuan darah pada arteri-

arteriotak yang sebelumnya sudah men-

galami penyempitan oleh deposit lemak).

Pecahnya arteri sering kali diakibatkan

hipertensi (MIMS Indonesia, 2010). Di-

mana faktor resiko utama stroke adalah

hipertensi kronik yang lebih dikenal oleh

orang awam dengan tekanan darah tinggi

dan sebagian besar kasus hipertensi dapat

diobati, sehingga penurunan tekanan darah

ke tingkat normal akan mencegah stroke

(Sylvia & Lorraine, 2005).

Sementara data dari RSUP Dr. Wahi-

din Sudirohusodo pada poliklinik neurolo-

gis menyimpulkan bahwa stroke berada

pada urutan kedua sebagai pasien terban-

yak di poliklinik neurologis pada tahun

2011 dengan jumlah 1.112 orang dan rata-

rata tiap bulan adalah 93 orang (Poliklinik

Neurologis RSUP Dr. Wahidin Sudiro-

husodo, 2011). Melihat polemik dan pem-

bahasan di atas peneliti tertarik untuk

mengkaji. " apakah ada hubungan antara

riwayat hipertensi dengan kejadian stroke",

yang nanti diharapkan bisa memberi

kontribusi dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang akan dil-

aksanakan adalah penelitian kuantitatif,

dengan rancangan penelitian case control

yaitu rancangan penelitian yang mem-

bandingkan antara kelompok kasus dengan

kelompok control untuk mengetahui pro-

porsi kejadian berdasarkan riwayat ada

tidaknya paparan. Rancangan penelitian ini

dikenal dengan sifat retrospektif yaitu

rancangan bangun dengan melihat ke

belakang dari suatu kejadian yang berhub-

ungan dengan kejadian kesakitan yang

diteliti. Yang menjadi populasi pada

penelitian ini adalah semua pasien stroke

yang dirawat inap di RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo dalam rentang waktu Maret,

April dan Mei dengan jumlah 105 pasien.

Sedangkan sampel pada populasi ini ada-

lah keselurahan objek yang diteliti atau

dianggap mewakili seluruh populasi

dengan criteria inklusi dimana sampel ber-

jumlah 40 yang terdiri atas 20 sampel un-

tuk kelompok kasus dan 20 sampel untuk

kelompok kontrol. Pengambilan sampel

dilakukan secara Nonprobability yaitu pur-

posive sampling.

Dalam penelitian ini peneliti

mengumpulkan data menggunakan alat

ukur pengumpulan data yaitu kuesioner.

Dan menggunakan angket tertutup atau

berstruktur dimana angket tersebut dibuat

sedemikian rupa sehingga pasien/

responden hanya tinggal memilih atau

menjawab pada jawaban yang sudah ada.

Peneliti menggunakan Skala Guttman

merupakan skala pengukuran dengan ja-

wabanya atau tidak dan setuju atau tidak

setuju (Aziz Alimul hidayat, 2009:86).

Jurnal Kesehatan Volume VII No. 1/2014

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

236

HASIL PENELITIAN

Data yang diperoleh pada

penelitian ini menggunakan alat ukur

kuesioner, kemudian dikumpulkan dan dio-

lah dengan menggunakan program SPSS

(Statistical Package for Social Science)

16.0 dan selanjutnya disajikan dalam ben-

tuk tabel dengan penjelasan. Hasil penjela-

san tersebut adalah sebagai berikut :

Riwayat Hypertensi

Kelompok Kasus

Karakteristik Responden berdasar-

kan Riwayat Hipertensi Pada Kelompok

Kasus dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Muh. Anwar Hafid Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Stroke...

Riwayat Hipertensi

Respoden

Frekuensi Persen (%)

Ya 16 80

Tidak 4 20

Total 20 100

Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan Riwayat Hipertensi Pada Kelompok Kasus

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan

pada kelompok kasus (riwayat hipertensi)

kebanyakan memiliki riwayat hipertensi,

yaitu sebanyak 16 responden (80%).

Kelompok Kontrol

Karakteristik Responden ber-

dasarkan Riwayat Hipertensi Pada Ke-

lompok Kontrol dapat dilihat dari tabel

dibawah ini :

Tabel 2. Distribusi Responden berdasarkan Riwayat Hipertensi Pada Kelompok Kontrol

Riwayat Hipertensi Respoden Frekuensi Persen (%)

Ya 8 40

Tidak 12 60

Total 20 100

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan

pada kelompok kontrol (riwayat hipertensi)

kebanyakan tidak memiliki riwayat

hipertensi, yaitu sebanyak 16 responden

(80%).

Hubungan Riwayat Hipertensi Dengan

Kejadian Stroke

Hubungan riwayat hipertensi dengan

kejadian stroke dihitung dengan

menggunakan odd ratio dan uji signifikan-

si dengan menggunakan chi square

Maentel & Haenzel dengan terlebih dahulu

disusun dalam tabel kontingensi sebagai

berikut:

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

237

Hasil uji statistik dengan

menggunakan SPSS versi 16.0 didapat

hasil OR (Odds Ratio) sebesar 2.000

dengan nilai CI (Confidence Interval) pada

(1.120; 3.571). Hasil uji signifikansi

dengan chi square Cochran Mantel dan

Haenszel didapatkan hasil X2 Mantel dan

Haenszel sebesar 4.977 dengan p = 0.026.

Hasil uji statistik menunjukkan

OR (Odds Ratio) sebesar 2.000 dengan X2

hitung (4.977) > X2 Tabel (3,841) atau p

(0,022) < α (0,050) dan CI (1.120; 3.571).

Hasil penelitian tersebut menunjukkan ri-

wayat hipertensi memiliki hubungan dalam

mencetus terjadinya stroke, sehingga re-

sponden dengan riwayat hipertensi ber-

peluang menderita stroke 2 kali lebih besar

dari pada respoden yang tidak memiliki

riwayat hipertensi.

PEMBAHASAN

Hipertensi merupakan penyebab

utama gagal jantung, stroke dan gagal gin-

jal. Disebut juga sebagai “pembunuh diam-

diam” karena orang dengan hipertensi ser-

ing tidak menampakkan gejala (Suzanna &

Brenda, 2002).

Faktor resiko utama stroke adalah

hipertensi kronik yang lebih dikenal oleh

orang awam dengan tekanan darah tinggi.

Dengan demikian, karena sebagian besar

kasus hipertensi dapat diobati, dan karena

penurunan tekanan darah ke tingkat nor-

mal akan mencegah stroke (Sylvia & Lor-

raine, 2005). Hipertensi adalah factor resi-

ko utama, pengendalian hipertensi merupa-

kan kunci pencegahan stroke (Suzanna &

Brenda, 2002).

Hasil pengamatan tabel 5.7 yang

dilakukan terhadap 20 respoden stroke dan

20 responden non stroke, didapat hasil pa-

da responden stroke yang memiliki riwayat

hipertensi yaitu 16 respoden dan 4 re-

spoden yang tidak memiliki riwayat

hipertensi. Sedangkan pada responden non

stroke yang memiliki riwayat hipertensi

ada 8 respoden dan tidak memiliki riwayat

hipertensi 12 responden. Hasil ini menun-

jukkan pada kelompok kasus yaitu stroke

lebih banyak memiliki riwayat hipertensi

dari pada kelompok kontrol yaitu non

stroke. Perbandingan secara keseluruhan

dapat dilihat dari nilai odd ratio sebesar

2.000. Odd ratio sebesar 2.000 menunjuk-

Jurnal Kesehatan Volume VII No. 1/2014

Tabel 3. Analisa Bivariat Hubungan Riwayat Hipertensi Dengan Kejadian

Diagnosa Riwayat hipertensi Total

Ya Tidak

Kasus 16 4 20

Kontrol 8 12 20

Total 24 16 40

Sumber : Data Primer, 2012

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

238

kan peluang kejadian terjadi stroke pada

respoden yang memiliki riwayat hipertensi

sebanyak 2.000 kali lebih besar daripada

respoden tanpa riwayat hipertensi. Uji sig-

nifikansi Mantel dan Haenszel X2 hitung

(4,977) > X2 Tabel (3,841) atau p (0,026) <

(0,050) dan CI (1.120; 3.571) yang menun-

jukkan riwayat hipertensi merupakan

faktor utama penyebab stroke.

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa hipertensi merupakan penyebab uta-

ma terjadi stroke, sehingga peneliti

berasumsi bahwa tekanan darah yang tidak

normal mengakibatkan kerusakan sel-sel

endotel pembuluh darah yang men-

imbulkan jejas pada rongga vaskuler. Dan

pada akhirnya jejas atau lesi vaskuler terse-

but memicu terjadinya trombosis dan

akhirnya terjadi aterosklerosis yang mem-

buat pembuluh darah menyempit sehingga

suplai darah ke otak menurun yang

mengakibatkan kerusakan sel-sel neuron

pada sistem saraf pusat. Maka terjadilah

stroke dimana seseorang akan kehilangan

fungsi motorik maupun sensoriknya ter-

gantung daerah pada sistem saraf pusat

yang mengalami kerusakan.

PENUTUP

Kesimpulan

Penelitian untuk mengetahui hub-

ungan riwayat hipertensi dengan kejadian

stroke di RSUP Dr. Wahidin Sudirohuso-

do, kesimpulan sebagai berikut:

Responden atau pasien yang mem-

iliki riwayat hipertensi lebih beresiko men-

galami stroke 2.000 kali lebih besar

dibandingkan dengan responden atau

pasien tanpa ada riwayat hipertensi. Se-

hingga orang yang memiliki riwayat

hipertensi lebih beresiko terkena stroke

dibandingkan orang yang tidak memiliki

riwayat hipertensi.

Hipertensi merupakan faktor utama

penyebab stroke yang ditunjukkan pada uji

signifikasi dengan Cochran & Mantel

Haenszel didapatkan hasil X2 hitung

(4.977) > X2 Tabel (3,841) atau p (0,026)

< α (0,050) dan CI (1.120; 3.571)

Saran

Penelitian ini dapat dijadikan bahan

pertimbangan untuk penelitian selanjutnya

karena baru pertama kali dilakukan. Me-

lalui jumlah responden yang lebih besar.

Perawat dan petugas kesehatan lain

terutama di RSUP Dr. Wahidin Sudiro-

husodo Makassar agar mempublikasikan

ke masyarakat luas akan dampak yang

ditimbulkan oleh hipertensi jika tidak di-

tangani dengan baik dan cepat karena

dapat mengakibatkan stroke.

Dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan yang profesional semoga

dengan ada hasil penelitian ini diharapkan

dapat meningkatkan kualitas pelayanan

terutama pada pasien hipertensi untuk

mencegahnya agar tidak terjadi stroke.

Muh. Anwar Hafid Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Stroke...

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

239

DAFTAR PUSTAKA

Anggota IKAPI. 2007. Kapita Selekta Neu-

rologi. Yogjakarta : GADJAH MA-

DA UNIVERSITY

Gleadle, Jonathan. 2007. At a Glanee, An-

amnesis dan Pemeriksaan Fisik. Ja-

karta : Erlangga.

Hidayat, A.Aziz Alimul. 2009. Metode

Penelitian Keperawatan dan Teknik

Analisis Data. Jakarta : Salemba

Medika.

Mansjoer, Arief dkk. 2009. Kapita Selekta

Kedokteran. Edisi ke-3.Jakarta : Me-

dia Aesculapius.

Mardjono, Mahar & Priguna Shidarta.

2008. Neurologis Klinis Dasar. Ja-

karta : PT. Dian Rakyat.

MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi.

2010. Jakarta : BIP (PT. Bhuana Ilmu

Populer)

Muttaqqin, arif. 2009. Buku Ajar Asuhan

Keperawatan Klien dengan

Gangguan system Kardiovaskuler

dan Hematologi. Jakarta : Salemba

Medika

Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson.

2005. Patofisiologi, Konsep Klinis

Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-

6.Jakarta : EGC.

Robbins, Stanley.L & Ramzi S., Vinay

Kumar. 2007. Buku Ajar Patologi

Robbins. Edisi ke-7, Vol. 1.Jakarta :

EGC.

Smeltzer, Suzanna C. dan Brenda G. Bare.

2002. Buku Ajar Keperawatan Med-

ikal Bedah Brunner & Suddarth.

Edisi ke-8.Jakarta : EGC.

Wildani, Muhammad hayyi, dkk.2010.

Sains Medika Jurnal Kedokteran &

Kesehatan Vol. 2 No.2. Semarang :

Fakultas Kedokteran & Kesehatan

Universitas islam Sultan Agung Se-

marang.

Jurnal Kesehatan Volume VII No. 1/2014

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

Deni Wahyudi11 Program Magister Ilmu Keperawatan Konsentrasi Keperawatan Kritis

Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

ABSTRAKPerawatan merupakan inter disipliner untuk focus pasien dengan cedera pada otakkarena traumatik dengan mengobati cedera otak primer dan membatasi kerusakan otaklebih lanjut dari cedera sekunder. Pada perawatan unit intensif perawat memiliki peranintegral dalam mencegah cedera otak sekunder, namun sedikit yang diketahui tentangfaktor-faktor yang mempengaruhi penilaian perawat tentang risiko cedera otak sekunder.Tujuan mengetahui variable mana yang fisiologis dan situasional mempengaruhipenilaian perawat unit intensif yang peduli risiko pasien untuk cedera otak sekunder,manajemen memfasilitasi dengan intervensi keperawatan, dan manajemen denganberkonsultasi anggota lain dari tim kesehatan dalam perawatan. Metode, Tahapanmetode yang digunakan dengan survey beberapa faktor. Sketsa mencerminkankompleksitas scenario kehidupan nyata secara acak dihasilkan dengan menggunakannilai yang berbeda dari masing-masing variable independen. Survei yang berisi sketsadikirim keperawat di 2 tingkat pusat trauma. Regresi digunakan untuk menentukanvariable mempengaruhi penilaian tentang cedera otak sekunder. Hasil, Penilaian tentangrisiko cedera otak sekunder dipengaruhi oleh saturasi oksigen dari seorang pasientersebut, tekanan intrakranial, tekanan perfusi serebral, mekanisme cedera, dandiagnosis utama, serta dengan pergeseran keperawatan. Penilaian tentang intervensidipengaruhi oleh saturasi oksigen pasien, tekanan intra kranial, dan tekanan perfusiserebral dan dengan pergeseran keperawatan. Penentuan awal yang dilakukan olehperawat adalah variabel yang paling signifikan dari prediksi tindak lanjut penilaian.Kesimpulan, Perawat perlu standar, berbasis bukti yang nyata dari manajemen cederaotak sekunder pada pasien sakit kritis dengan cedera otak akibatKata kunci : intracranial, manajemen, cedera

ABSTRACTInterdisciplinary care for patients with traumatic brain injury focuses on treating theprimary brain injury and limiting further brain damage from secondary injury. Intensivecare unit nurses have an integral role in preventing secondary brain injury; however, littleis known about factors that influence nurses’ judgments about risk for secondarybrain injury. Objective To investigate which physiological and situational variablesinfluence judgments of intensive care unit nurses about patients’ risk for secondarybraininjury, management solely with nursing interventions, and management byconsulting another member of the health care team. Methods A multiple segment factorialsurvey design was used. Vignettes reflecting the complexity of real-life scenarios wererandomly generated by using different values of each independent variable. Surveyscontaining the vignettes were sent to nurses at 2 level I trauma centers. Multipleregression was used to determine which variables influenced judgments about secondarybrain injury. Results Judgments about risk for secondary brain injury were influenced byapatient’s oxygen saturation, intracranial pressure, cerebral perfusion pressure,mechanism of injury, and primary diagnosis, as well as by nursing shift. Judgments aboutinterventions were influenced by a patient’s oxygen saturation, intracranial pressure, andcerebral perfusion pressure and by nursing shift. The initial judgments made by nurseswere the most significant variable predictive of follow-up judgments. Conclusions Nursesneed standardized, evidence-based content formanagement of secondary brain injury incritically ill patients with traumatic brain injury.Keywords : intracranial, management, injury

HEAD UP IN MANAGEMENT INTRACRANIALFOR HEAD INJURY

Paper Evidence Based Practice (Ebp)

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 11. No. 1 Maret 2015

1093

PENDAHULUANOtak yang beratnya 2% dari berat badan menerima 1/6 dari darah yang

dipompa oleh jantung dan menggunakan 20% oksigen yang diperlukan tubuh

merupakan pusat vital yang sangat peka terhadap keadaan hipoksia maupun

trauma. Kalau jaringan lain mampu mentolerir hipoksia selama satu jam tetapi

jaringan otak hanya dalam tiga menit. Begitu juga trauma sangat berpengaruh

terhadap fungsi dari otak itu sendiri sebagai pusat semua sistem didalam tubuh

manusia. Salah satu penyebab hipoksia otak dan trauma otak adalah kenaikan

tekanan intrakranial yang berlebihan.

Gambar 1. Tampilan intracranial

Trauma kapitis adalah suatu trauma mekanik yang secara langsung atau

tidak langsung mengenai kepala dan mengakibatkan gangguan fungsi

neurologis. Cedera kepala (Head Injury) adalah jejas atau trauma yang terjadi

pada kepala yang dikarenakan suatu sebab secara mekanik maupun non-

mekanik.

Cedera kepala adalah penyakit neurologis yang paling sering terjadi

diantara penyakit neurologis lainnya yang biasa disebabkan oleh kecelakaan,

meliputi: otak, tengkorak ataupun kulit kepala saja.

(Brunner&Suddart,1987:2210). Jadi, cedera kepala (head Injury) atau

trauma atau jejas yang terjadi pada kepala bisa oleh mekanik ataupun non-

mekanik yang meliputi kulit kepala, otak ataupun tengkorak saja dan merupakan

penyakit neurologis yang paling sering terjadi, biasanya dikarenakan oleh

kecelakaan (lalu lintas). Atau ada berbagai klasifikasi yang dipakai dalam

penentuan derajat trauma kepala. Head injury ini akan mengakibatkan

peningkatan tekanan intrakranial yang merupakan kondisi bahaya dan harus

segera ditangani. Ciri-ciri peningkatan tekanan intrakranial adalah terjadi nyeri

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

Head Up In Management Intracranial For Head Injury Paper Evidence Based Practice (Ebp) DeniWahyudi

1094

kepala yang hebat, muntah proyektil, hipertensi, bradikardi, pupil anisokor, dan

juga terjadi penurunan kesadaran.

Hal tersebut dilatarbelakangi oleh elevasi kepala tempat tidur selama

vasospasme telah dibatasi dalam upaya untuk meminimalkan vasospasme atau

gejala sisa atau keduanya. Akibatnya, beberapa pasien tetap pada istirahat

selama berminggu-minggu. Juga cedera otak sering membawa kematian dalam

setiap pasien yang menderita dari itu. Waktu lama sebelum pasien mencapai

perawatan medis akan menyebabkan cacat sementara atau permanen fisik .

Perawatan medis yang tepat dan respon cepat akan mengurangi risiko memiliki

kedua efek buruk. Kasus ini bisa konservatif mengobati dengan operasi memang.

Ini pasien cedera otak harus menerima perawatan pemantauan hemodinamik

seperti tertentu, tanda-tanda vital pengamatan dan pengaturan posisi samping

pengobatan konservatif dan terapi obat-obatan tertentu.

Ini mekanisme pertahanan itu sendiri meliputi intracranial Compliance,

intracranial elastance, monro-kellie hipotesis, cerebral blood flow (CBF) dan

cerebral perfusion pressure (CPP). Intracranial Compliance merupakan

kemampuan otak untuk mentoleransi peningkatan volume intrakranial tanpa

menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan. Intracranial elastance diartikan

sebagai kemampuan otak untuk mentoleransi dan mengkompensasi peningkatan

tekanan melalui distensi atau displacement. Cerebral blood flow (CBF)

didefinisikan sebagai kemampuan mempertahankan pengiriman oksigen ke

jaringan otak untuk mempertahankan perfusi serebral pada saat terjadi

perubahan tekanan darah melalui mekanisme autoregulasi. Cerebral perfusion

pressure (CPP) diartikan sebagai tekanan gradient yang melewati otak. CPP

dikalkulasikan sebagai MAP (Mean Arterial blood Pressure) – ICP (Intracranial

Pressure). Rentang normal CPP adalah antara 50- 150 mmHg dengan rata rata

antara 80-100 mmHg. CPP kurang dari 50 mmHg akan mendorong terjadinya

hipoperfusi otak, hipoksia dan kerusakan akibat iskemia. Sedangkan jika CPP

lebih dari 150 mmHg akan mendorong terjadinya status hiperemik dan

menyebabkan edema serebral serta hipertensive ensepalopati.

METODEMetode review literatur berupa analisis jurnal keperawatan yang membahas

penelitian yang berkaitan dengan manajemen penanganan peningkatan tekanan

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 11. No. 1 Maret 2015

1095

intra kranial dalam pasien yang mengalami cedera kepala atau head injury

dengan menggunakan head up salah satunya yang dilaksanakan oleh Patricia A.

Blissitt, Pamela H. Mitchell, David W. Newell, Susan L. Woods and Basia Belza

dari American Jurnal of Critical Care (AJCC) pada pasien dengan aneurisma

subarachnoid hemorrhage.

Penelitian lain dilaksanakan oleh Jajuk Retnowati dari Instalasi Gawat

Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya tentang pengaruh

posisi Head Up 30 derajat terhadap perubahan tanda-tanda vital dan tingkat

kesadaran pada pasien COB (Cedera Otak Berat) post trepanasi.

Pencarian jurnal didapatkan dari hasil pencarian literature dengan

menggunakan google scholar searching machine, Proquest, EBSCO, dan

SpringLink dengan kata kunci management of intracranial pressure, head injury.

Kriteria yang diambil adalah jurnal yang dipublikasikan pada tahun 2003-2013

dengan menggunakan bahasa inggris.

HASIL DAN PEMBAHASANDalam penelitian ini bertujuan untuk menentukan bagaimana ketinggian

kepala pada tempat tidur dari 20º dan 45º mempengaruhi dinamika

serebrovaskular pada pasien dewasa dengan vasospasme ringan atau sedang

setelah aneurisma subarachnoid hemorrhage dan untuk menggambarkan respon

vasospasme ringan atau sedang kepala pada tempat tidur elevasi 20º dan 45º

terhadap variabel seperti kelas perdarahan subarachnoid dan tingkat

vasospasme .

Metode penelitiannya pasien desain diulang dengan langkah yang

digunakan. Kepala pasien dan tempat tidur diposisikan urutan 0º - 20º - 45º - 0º -

20 º pasien dengan vasospasme ringan atau sedang antara hari 3 dan 14 setelah

aneurisma subarachnoid hemorrhage. Kontinyu transkranial Doppler rekaman

diperoleh selama 2 sampai 5 menit setelah membiarkan sekitar 2 menit untuk

stabilisasi dalam setiap posisi.

Hasilnya ada pola atau trend yang menunjukkan bahwa kepala pada

tempat tidur yang ditinggikan akan meningkatkan vasospasme. Sebagian

kelompok , tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pasien pada posisi yang

berbeda dari kepala yang ditinggikan tempat tidurnya. Memanfaatkan lain

langkah analisis varians, nilai P berkisar 0,34-0,97, baik melampaui 05. Hal

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

Head Up In Management Intracranial For Head Injury Paper Evidence Based Practice (Ebp) DeniWahyudi

1096

tersebut menunjukan tidak ada kerusakan saraf terjadi. Kesimpulan secara

umum, elevasi kepala pada tempat tidur tidak menyebabkan perubahan

berbahaya dalam aliran darah di otak yang berhubungan dengan vasospasme .

Peningkatan tekanan intrakranil ini bisa disebabkan oleh 3 faktor

(Suadoni, 2009) yaitu peningkatan volume otak (odema, perdarahan), cairan

cerebrospinal (peningkatan produksi, penurunan absorbsi, ketidak adekuatan

cirkulasi) dan juga disebakan oleh darah (vasodilatasi, obstruksi vena kapa

superior, gagal jantung dan trombosis di vena serebral). Peningkatan tekanan

tinggi intrakranial secara klasik ditandai dengan suatu trias, yaitu nyeri kepala,

muntah-muntah dan papil edema.

Pathway PTIK

Meningkatnya volume intrakranial

Tekanan intrakranial meningkat

Compresi vena

Stagnasi darah

Tekanan intrakranial meningkat

CBF menurun

Perfusi menurun

PaO2 menurun, PaCO2 meningkat, dan pH menurun

pembuluh darah dan sel menjadi rusak↓

darah dan cairan keluar dari pembuluh darah↓

menekan daerah yang ada di bawahnya termasuk pembuluh darah↓

aliran darah ke otak ↓↓

oksigen ke jaringan otak ↓

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 11. No. 1 Maret 2015

1097

↓terjadi metabolisme anaerob

↓ATP yang dihasilkan sedikit +

asam laktat ↑↓

Na+ hanya dapat influks tidak dapat efluks↓

shif cairan ke interstisial↓

oedem otak↓

semakin menghambat perfusi ke jaringan otakOtak terdesak ke bawah melalui tentorium (herniasi otak)

Menekan pusat vasomotor, arteri cerebral post, N. Occulomotorius,

corticospinal pathway, serabut RAS

Mekanisme untuk mempertahankan kesadaran, pengaturan suhu, tekanan

darah, nadi, respirasi, dan pergerakan menjadi terganggu.

Untuk itu sebagai perawat diruangan NCCU harus mengetahui

bagaimana ciri-ciri pasien yang mengalami PTIK dan intervensi yang harus

dilakukan. Adapun pengkajian yang harus dilakukan adalah :

a. Airway :

Pastikan penanganan jalan nafas dengan teknik kontrol servikal sehingga

dapat memudahkan oksigen masuk ke paru-paru. Lakukan posisi head up <

30 derajat untuk mempermudah aliran masuk daln keluar darah ke otak. Pada

pasien dengan GCS < 8 maka harus segera dipasang ETT.

b. Breathing

Pastikan asupan oksigen adekuat dengan mempertahankan saturasai 95 –

100 %. Lihat perkembangan data apakah simestris atau tidak, deviasi trakea,

suara nafas tambahan, distensi vena jugularis. Berikan oksigen dengan

konsentrasi tinggi melalui SMRM ataupun SMNRM. Apabila pasien dilakukan

pemasangan ETT maka di anjurkan memakai ventilator mekanik.

c. Circulation

Kaji tekanan darah pasien, frekuensi nadi, suhu, dan adanya ciri-ciri

perdarahan. Pasang IV line 2 jarum besar. Pada kasus peningkatan tekanan

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

Head Up In Management Intracranial For Head Injury Paper Evidence Based Practice (Ebp) DeniWahyudi

1098

intrakranial, frekuensi nadi dan pernapasan menurun, sedangkan tekanan

darah dan suhu meningkat.

d. Disability

Menilai gangguan neruologis pada psien seperti tingkat kesadaran, pupil,

laserasi, muntah, nyeri kepala. Tingkat kesadaran biasanya terjadi penurunan

dari : sadar, gelisah, menjadi tidak sadarkan diri. Penilaian kesadaran ini

menggunakan nilai GCS. Pupil biasanya mengalami masalah yaitu anisokor

sebagai penanda adanya herniasi otak. Muntah, dapat terjadi pada

peningkatan tekanan pada pusat refleks muntah di medulla.

Untuk mengetahui tekanan yang terjadi pada otak, ada beberapa cara

yaitu

a. Pengukuran Epidural (EDP)

Penanaman sensor tekanan atau penempatan transducer langsung di atas

permukaan dura.

b. Pemantauan tekanan subdural

Memasang stopcock yang diisi saline pada rongga subdural melalui lubang

pada kranium. Stopcock ini dihubungkan dengan tranducer melalui pipa

intravena berisis saline.

c. Pemantauan tekanan ventrikuler.

Penggunaan ventrikulostomi untuk mengeluarkan cairan CSF untuk studi

diagnostik merupakan prosedur neurosurgical yang lama yang paling dapat

dipercaya untuk mengukur TIK.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Cedera kepala (head Injury) atau trauma atau jejas yang terjadi pada

kepala bisa oleh mekanik ataupun non-mekanik yang meliputi kulit kepala, otak

ataupun tengkorak saja dan merupakan penyakit neurologis yang paling sering

terjadi, biasanya dikarenakan oleh kecelakaan (lalu lintas). Hal tersebut bisa

mengakibatkan terjadi peningkatan intrakranial. Peningkatan tekanan intrakranial

merupakan kondisi yang harus di tangani NCCU adalah positioning,

hipervenitilation, kontrol suhu : hipotermi, kontrol tekanan darah, kontrol kejang,

kolaborasi pemberian diuretik, dan kontrol kebutuhan metabolik.

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 11. No. 1 Maret 2015

1099

SaranDiharapkan kedepannya ada penelitian terkait dengan pengukuran

tekanan intrakranial pada pasien dengan trauma kepala yang dapat

diimplementasikan diruangan khususnya diruangan NCCU.

DAFTAR PUSTAKA

Blissitt, Patricia A. ; Mitchell, Pamela H. ; Newell, David W. ; et al.Cerebrovascular dynamics with head-of-bed elevation in patients with mildor moderate vasospasm after aneurysmal subarachnoid hemorrhageAmerican Journal Of Critical Care Volume : 15 Issue: 2 Pages: 206-216 Published: MAR 2006

Dal, C. L., Keane, N. J., Bir, C. A., Ryan, A. G., Xu, L., & VandeVord, P. J.(2012). Head orientation affects the intracranial pressure response resultingfrom shock wave loading in the rat. Journal of Biomechanics, 45(15), 2595-602. doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.jbiomech.2012.08.024

Hudak, CM & Gallo, BM (2010) Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik. Alihbahasa: Monika Ester dkk. Editor: Yasmin Asih. Jakarta, EGC.

Suadoni, M. T. (2009). Raised intracranial pressure: Nursing observations andinterventions. Nursing Standard, 23(43), 35-40. Retrieved fromhttp://search.proquest.com/docview/219853790?accountid=25704

Wolfe, T. J., & Torbey, M. T. (2009). Management of intracranialpressure. Current Neurology and Neuroscience Reports, 9(6), 477-85.doi:http://dx.doi.org/10.1007/s11910-009-0070-1

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN STROKE NON HEMORAGIK DI IRINA F NEUROLOGI RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

MAGREYSTI MAUKAR

AMATUS YUDI ISMANTO RINA KUNDRE

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitas Sam Ratulangi Manado Email: [email protected]

ABSTRACT Abstract introduction Non – haemorrhagic stroke is a clinical syndrome that appears suddenly, quickly, such as neurologic deficit for lasting 24 hours or more. Risk factors that may cause the occurrence of stroke is hypertension, unhealthy diet, smoking, obesity. The purpose of this study was to analyze the correlation between the diet and the non - haemorrhagic stroke. This research design is using an observational analytic study. According to this research, this research is a cross-sectional study with sample size of 30 respondents. The analysis results of chi square test with values ρ 0.042, so it shows there is a correlation between diet and non – haemorragic stroke incidents. Recommended for the patient or the patient's family is to consume balanced nutrition so that can lowers the incidence of non-hemorrhagic stroke. Keywords: diet, non - haemorrhagic stroke incidence.

ABSTRAK Pendahuluan Stroke non hemoragik merupakan sindroma klinis yang timbul mendadak, cepat, berupa defisit neurologis yang berlangsung 24 jam atau lebih. Faktor resiko terjadinya stroke yaitu hipertensi, diet yang tidak sehat, merokok dll. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian stroke non hemoragik. Desain yang digunakan adalah analitik observasional. penelitian ini bersifat cross sectional study dengan besaran sampel 30 responden. Hasil uji chi square ρ 0,042. Rekomendasi diedukasi kepada pasien atau keluarga pasien untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang sehingga menurunkan angka kejadian stroke non hemoragik. Kata kunci : pola makan, stroke non hemoragik.

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

PENDAHULUAN Penyakit degeneratif telah menjadi

penyebab kematian terbesar di dunia hingga saat ini. Menurut laporan World Health Organization (WHO), kematian akibat penyakit degeneratif diperkirakan akan terus meningkat diseluruh dunia. Peningkatan terbesar akan terjadi dinegara – negara berkembang dan negara miskin. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun atau naik 14 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada tahun ini. Lebih dari dua per tiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit degeneratif (Buletin Kesehatan, 2011). Beberapa penyakit degeneratif yang banyak terjadi dimasyarakat adalah penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, stroke dan kanker. Penyakit degeneratif seperti stroke juga sudah mulai ditemui tidak hanya oleh orang yang berusia lanjut namun juga di kalangan umur muda (Indrawati, 2009).

Menurut WHO, stroke merupakan pembunuh nomor 3 setelah penyakit jantung dan kanker. Di Eropa ditemukan sekitar 650.000 kasus baru stroke setiap tahunnya. Di Inggris sendiri, stroke menduduki urutan ke-3 sebagai pembunuh setelah penyakit jantung dan kanker. Di Amerika sendiri, stroke membunuh lebih dari 160.000 penduduk dan tujuh puluh lima persen pasien stroke menderita kelumpuhan. (Waluyo 2009).

Stroke adalah sindroma klinis yang timbul mendadak, cepat, berupa defisit neurologis yang berlangsung 24 jam atau lebih, bisa juga langsung menimbulkan kematian yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik (Mansjoer, 2000). Stroke adalah terjadi perubahan sistem neurologis yang disebabkan karena adanya gangguan suplai darah ke otak (Black & Hawks, 2009). Alfa (2010) mengatakan bahwa stroke merupakan suatu kondisi gangguan fungsi otak yang timbul mendadak akibat tersumbatnya aliran darah ke otak atau pecahnya pembuluh darah yang berlangsung lebih dari 24 jam.

Stroke merupakan penyebab kematian terbanyak ketiga di Amerika dan merupakan penyebab utama disabilitas serius jangka panjang. Delapan puluh lima persen kejadian stroke adalah non hemoragik yang terdiri dari 25% akibat small vessel disease (stroke lakunar), 25% akibat emboli dari jantung (stroke tromboemboli) dan sisanya akibat large vessel disease. Stroke dikenal luas sebagai penyakit yang menimbulkan disabilitas permanen yang menyebabkan penderita kurang bahkan tidak produktif lagi. Hal ini terjadi akibat kerusakan permanen yang tidak tergantikan (Yuniadi, 2010).

Masalah stroke di Indonesia menjadi semakin penting dan mendesak baik stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik. Di Indonesia sendiri, stroke menempati urutan ketiga penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker. Dari data nasional yang didapat, angka kematian yang diakibatkan oleh penyakit stroke sebesar 15,4% (Lumbantobing, 2007). Dari data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kementerian Kesehatan Indonesia diketahui bahwa prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan yang terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 0,7% (Depkes, 2013).

Faktor resiko terjadinya stroke tidak hanya selalu pada pola makan saja. Ada berbagai macam faktor pencetus munculnya penyakit stroke seperti stress baik itu stress psikologi maupun stress pekerjaan dimana stress meningkatkan resiko terjadinya stroke 10% kali. Namun dalam penelitian yang dilakukan di Kopenhagen, Denmark menyebutkan bahwa tidak ada hubungan stress dengan stroke yang terjadi pada golongan kelas social rendah (Kompas, 2014). Selain stress, faktor pencetus terjadinya stroke bisa berupa merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke hingga 3,5% dan resiko itu akan menurun seketika setelah berhenti merokok dan dapat terlihat jelas dalam periode 2 – 4 tahun setelah seseorang berhenti merokok (Dinkes Kebumen, 2013).

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

Berdasarkan hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) VI (1998), makanan modern telah menjadi bagian dari kebiasaan makanan masyarakat. Pengkonsumsian makanan modern seperti fastfood serta kurangnya mengkonsumsi buah dan sayur beresiko 30% lebih tinggi terkena penyakit stroke dibanding dengan orang yang mengkonsumsi 8kali/hari atau lebih (Farida, 2009).

Penelitian terkait yang dilakukan oleh Ovina (2013) di rumah sakit Jambi, didapati pola makan yang abnormal dipicu oleh dua faktor yakni faktor kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak dan kebiasaan makan tidak teratur.

Ketika seseorang mempunyai pola makan yang baik, lebih kecil kemungkinan besar seseorang terkena penyakit stroke dibanding mereka yang kurang atau tidak baik pola makannya. Pola makan yang baik merangsang tubuh untuk mengeluarkan antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari efek negatif radikal bebas.

Hasil prasurvei tentang pengaruh pola makan dengan kejadian stroke di Irina F Neurologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado didapati penderita stroke non hemoragik pada tahun 2013 berjumlah 412 penderita. Sedangkan pada bulan Januari – Maret 2014 jumlah penderita stroke non sebanyak 102 penderitan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bersifat analitik observasional. Jenis rancangan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian telah dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Irina F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada bulan Juni sampai Juli tahun 2014. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling.

Instrumen penelitian yang akan digunakan sudah baku dan telah dipakai oleh peneliti sebelumnya. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar kuisioner yang terdiri dari karakteristik responden serta lembar pertanyaan yang berkaitan dengan pola makan dengan kejadian stroke. Stroke Identitas responden serta aspek tentang kejadian stroke yakni stroke non hemoragik berulang yang diberi skor 1 dan stroke non hemoragik tidak berulang diberi skor 2. Pola Makan Kuesioner ini sebelumnya sudah pernah digunakan oleh Widyaningrum (2013), tentang pola makan, frekuensi makan (food recall). Pola makanterdiri dari 22

pertanyaan dengan jawaban A, B, dan C, dengan skor 3 untuk jawaban A, skor 2 untuk jawaban B dan skor 1 untuk jawaban C, dengan menggunakan rumus median (nilai tengah) yaitu : Nilai tertinggi + nilai terendah

2 =

66 + 222

= 882

= 44 Dengan hasil, pola makan baik jika skor yang dijawab oleh responden >44 dan pola makan tidak baik jika skor yang dijawab oleh responden ≤44. Prosedur Pengumpulan dan Pengambilan Data Pengumpulan data dilakukan sesuai jadwal yang telah diatur. Setelah mendapat persetujuan dari pembimbing dan penguji skripsi, maka penelitian dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Irina F Neurologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Pengolahan Data Prosedur pengolahan data yang dilakukan melalui tahap editing (penyuntingan data), coding sheet (membuat lembaran kode), data entry (memasukan data), dan cleaning (pembersihan data).

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

4

Etika Penelitian Etika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :Informed Consent (lembar persetujuan), Anonimity (tanpa nama), dan Confidentialy (kerahasiaan). HASIL A. Analisis Univariat

Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Umur n % < 30 tahun 2 6,67 31 – 50 tahun 8 26,66 > 50 tahun 20 66,67 Total 30 100

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin n % Laki – laki 20 66,67 Perempuan 10 33,33 Total 27 100

Tabel 3 Distribusi Responden

Berdasarkan Status Pendidikan Status pendidikan n %

Tidak sekolah 1 3,33

SD SMP SMA Perguruan tinggi

8 6 13 2

26,67 20

43,33 6,67

Total 30 100

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pola Makan

Pola Makan N % Baik 12 40 Tidak baik 18 60 Total 30 100

Tabel 6 Distribusi Responden

Berdasarkan Kategori Stroke Non Hemoragik

SNH n % Berulang 13 43,33 Tidak Berulang 17 56,67 Total 30 100

B. Analisis Bivariat

Tabel 7 Hubungan Pola Makan dengan

Kejadian Stroke Non Hemoragik

Pola Makan

Stroke Non Hemoragik Total O R

P Tidak Berulang Berulang

Baik 10 2 12 Tidak Baik 7 11 18 7,9 0,042

Total 17 13 30 PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden Hasil penelitian menunjukkan distribusi responden berdasarkan umur terbanyak berusia antara > 50 tahun 20 responden, usia 31 – 50 tahun 8 responden dan berusia < 30 tahun 2 responden. Stroke pada usia lanjut biasa disebabkan oleh faktor kombinasi (multifactorial cause) seperti penyakit penunjang terjadinya stroke non hemoragik. Selain itu juga dapat terjadi oleh karena proses penuaan pada semua organ tubuh (Arnawiya, 2012). Lebih banyak responden berjenis kelamin laki – laki dibandingkan jenis kelamin perempuan. Risiko stroke pada laki – laki 1,25% lebih tinggi dibandingkan pada perempuan. Hal ini mungkin terkait bahwa laki – laki cenderung merokok. Rokok dapat merusak lapisan dari pembuluh darah. Stroke non hemoragik pada wanita biasanya

Pekerjaan n % Tidak bekerja 8 26,67 Swasta Petani PNS DLL

7 4 9 2

23,33 13,33 30,00 6,7

Total 30 100

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

5

disebabkan oleh penggunaan pil kontrasepsi oral, kehamilan dan melahirkan serta menopause (Dinkes Kebumen, 2013). Hasil penelitian menunjukkan distribusi responden berdasarkan status pendidikan terbanyak berpendidikan SMA 13 responden, SD 8 responden, SMP 6 responden, perguruan tinggi 2 responden dan tersedikit berpendidikan Tidak Sekolah 1 responden. Hasil penelitian menunjukkan distribusi responden berdasarkan pekerjaan terbanyak Tidak Bekerja dan PNS 8 responden, swasta 7 responden, petani, 4 responden, dan tersedikit DLL 3 responden. Hal ini berhubungan dengan gaya hidup tidak sehat dimana pada golongan tidak bekerja disebabkan oleh penurunan aktivitas fisik dan kurangnya olahraga sedangkan pada golongan pegawai negeri disebabkan oleh kecenderungan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat seperti makanan tinggi lemak dan tinggi kolesterol. Sebuah riset yang dilakukan oleh Journal of Occupatonal and Enviromental Medicine menunjukkan bahwa stress psikologis akibat pekerjaan bsa meningkatkan resiko terjadinya stroke non hemoragik 1,4 kali dibanding orang yang tidak stress oleh karena pekerjaan (Kompas, 2011). Hasil penelitian menunjukkan distribusi responden berdasarkan pola makan baik 9 responden (40%) dan pola makan tidak baik 18 responden (60%). Hasil penelitian menunjukkan distribusi responden berdasarkan kategori stroke non hemoragik tidak berulang 17 responden (56,67%) dan kategori stroke non hemoragik berulang 13 responden (43,33%). B. Hubungan pola makan dengan

kejadian stroke non hemoragik Penelitian dilakukan dengan

responden 30 yang berada di ruangan rawat inap F Neurologi. Berdasarkan hasil penelitian dari 30 responden didapati dari hasil uji statistic dengan menggunakan uji chi square (x2) diperoleh nilai ρ = 0,042 < α = 0,05. Dari data tersebut menunjukkan

dimana terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kejadian stroke non hemoragik.

Penelitian yang dilakukan oleh Wahiduddin (2010) menjelaskan bahwa ada hubungan gaya hidup dengan kejadian stroke. Gaya hidup yang sehat diperlukan pertahanan yang baik dengan menghindari kelebihan dan kekurangan yang menyebabkan ketidakseimbangan yang menurunkan kekebalan dan semua yang mendatangkan penyakit. Hal ini juga didukung pendapat oleh Maulana yang menyebabkan bahwa untuk mendapatkan kesehatan yang prima jalan terbaik adalah merubah gaya hidup yakni pola makan yang terlihat dari aktifitas dengan menjaga kesehatan (Shanty, 2011). Gaya hidup pada zaman modern ini mendorong orang mengubah pola makan. Pola makan tidak sehat tidak baik untuk untuk tubuh sehingga tubuh menjadi rentan penyakit (Depkes, 2008). Pola makan tidak seimbang antara asupan dan kebutuhan seperti makan makanan lemak tinggi, kurang mengkonsumsi sayuran juga makan makanan yang melebihi kapasitas tubuh bisa menyebabkan obesitas atau kegemukan (Nugroho, 2008).

Dari hasil yang didapatkan pola makan baik sebanyak 2 responden yang menderita stroke non hemoragik berulang, dan juga dari 7 responden yang memiliki pola makan tidak baik tetapi stroke non hemoragiknya tidak berulang. Pola makan baik juga masih memiliki kemungkinan besar terjadinya stroke non hemoragik berulang, disebabkan oleh faktor kombinasi. Hal ini menunjukkan bahwa stroke non hemoragik berulang merupakan penyakit yang mempunyai banyak penyebab (multifactorial cause). Semakin banyak faktor resiko yang dipunyai, semakin tinggi kemungkinan mendapatkan stroke non hemoragik berulang, seperti hipertensi, hipertensi merupakan faktor resiko yang paling penting terhadap stroke, baik stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik. Kurang olahraga juga bisa mengakibatkan stroke non hemoragik

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan

6

berulang karena kurang olahraga beresiko terkena penyakit jantung dan stroke meningkat sebesar 50 persen. Serta riwayat keturunan juga mempengaruhi terkena stroke karena secara genetis terdapat peningkatan resiko jantung dan stroke bila ada penderita dari keluarga dengan hubungan darah langsung. (Dundas 2000). KESIMPULAN

1. Pola makan pasien stroke non hemoragik sebagian besar berpola makan tidak baik.

2. Kejadian stroke non hemoragik dimana stroke non hemoragik pada responden sebagian besar stroke non hemoragik tidak berulang.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian stroke non hemoragik pada pasien yang dirawat di Irina F Neurologi RSUP Prof. R.D. Kandou Malalayang.

DAFTAR PUSTAKA

Alfa, A. (2010). Apakah Stroke Itu?. http://rsadventbandung.com diakses tanggal 3 April 2014

Arnawiya. (2012). Penyakit Stroke Pada Usia Lanjut. http://aarnawiya.typepad.com diakses tanggal 01 Agustus 2014

Bulletin Kesehatan (2011). Gambaran Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI

Black, J. & Hawks, J. (2009). Medical-Surgical Nursing : Clinical Management for Positive Outcomes. Singapore: Saunders Elsevier

Departemen Kesehatan RI (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Dinas Kesehatan Kebumen (2013). Apa Penyebab Stroke?. Kebumen. http://www.dinkeskebumen.wordpress.ac.id diakses tanggal 01 Agustus 2014

Farida, A. (2009). Mengantisipasi Stroke. Yogyakarta: Buku Biru

Indrawati, L. (2009). Hubungan Pola Kebiasaan Konsumsi Makanan Masyarakat Miskin dengan Kejadian Hipertensi di Indonesia. Jakarta: Puslitbang Biomedis

Kompas. (2014). Factor Resiko Terjadinya Stroke. http://www.kompas.com diakses tanggal 30 Mei 2014

Lumbantobing, S. (2007). Neurogeriatri. Jakarta: FKUI

Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Ovina, Y. (2013). Hubungan Pola Makan, Olahraga, Merokok Terhadap Prevalensi Penyakit Stroke Non Hemoragik di RSUD Raden Mattaher Jambi. http://eprints.unj.ac.id di akses 14 April 2014.

Waluyo, S. (2009). 100 Questions & Answers Stroke. Jakarta: Media Komputindo.

Wahiduddin. (2010). Factor Resiko Kejadian Stroke pada Dewasa Awal di Kota Makasar. Jurnal Epidemiologi Universitas Hasanuddin

Yuniadi, Y (2010). Intervensi pada Stroke Non Haemoragik. Jurnal Kardiologi Indonesia. Jakarta: FKUI.

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan
Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE …elib.stikesmuhgombong.ac.id/667/1/MUHAMMAD ASYIFAURROHMAN NIM... · ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan perdarahan