asuhan keperawatan pada ny.c dengan perawatan luka kanker...

50
Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER PAYUDARA DI RSPAD GATOT SOEBROTO KARYA ILMIAH AKHIR NERS (KIA-N) YANITA ASTUTI., S. Kep 1006823614 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS DEPOK JULI 2013 Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Upload: lythien

Post on 05-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN

PERAWATAN LUKA KANKER PAYUDARA DI RSPAD

GATOT SOEBROTO

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

(KIA-N)

YANITA ASTUTI., S. Kep

1006823614

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

DEPOK

JULI 2013

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

Universitas Indonesia

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN

PERAWATAN LUKA KANKER PAYUDARA DI LANTAI 5

BEDAH RSPAD GATOT SOEBROTO

KARYA ILMIAH AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners

Keperawatan di Fakultas Ilmu Keperawatan

YANITA ASTUTI

1006823614

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

DEPOK, Juli 2013

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

Universitas Indonesia

iii

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

Universitas Indonesia

iv

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

Universitas Indonesia

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan karya ilmiah akhir

ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai mata ajar

Tugas Akhir. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, dari masa perkuliahan smpai sampai penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit

bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibu Dewi Irawati, MA,Ph.D., selaku dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia

2. Ibu Kuntarti, SKp.,MBioMed Selaku Ketua Program Studi Sarjana Ilmu

Keperawatan

3. Ibu Riri, SKp., MN Selaku Koordinator Mata Ajar Karya Ilmiah

Keperawatan

4. Bapak Masfuri, SKp, MN selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam

penyusunan karya ilmiah akhir;

5. Pihak perpustakaan yang telah banyak membantu saya dalam mencari

literatur yang saya perlukan;

6. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan

material dan moral; dan

7. Teman-teman di Ekstensi 2010 dan Reguler 2008 yang telah banyak

membantu saya dalam menyelesaikan karya ilmiah akhir ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Depok, 5 Juli 2013

Penulis

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

Universitas Indonesia

vi

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

Universitas Indonesia

vii

ABSTRAK

Nama : Yanita Astuti

Program studi : Program Ners Keperawatan Fakultas Imu Keperawatan

Universitas Indonesia

Judul : Asuhan Keperawatan pada Ny.C dengan Perawatan Luka Kanker

Payudara di Lantai 5 bedah RSPAD Gatot Soebroto

Kanker payudara merupakan penyebab kematian sebanyak 7,4 juta kasus didunia berdasarkan data

dari Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) pada tahun 2004 yaitu mencakupi kira-kira 13% dari

semua jenis kematian global. Luka kanker payudara merupakan infiltrasi sel tumor yang merusak

lapisan epidermis dan dermis yang disebabkan oleh deposisi dan atau proliferasi sel ganas dengan

bentuk menonjol atau tidak beraturan. Luka kanker payudara termasuk jenis luka kronik yang

sukar sembuh. Penulisan ini bertujuan untuk untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien

kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker pada Ny. C (45 th) yang dirawat di lantai 5

bedah RSPAD Gatot Soebroto. Evaluasi asuhan keperawatan menunjukkan bahwa klien yang

memiliki luka kanker payudara memiliki resiko terjadi infeksi. Oleh karena itu penulis

memaparkan karya ilmiah akhir ners ini yang bertujuan dapat memberikan gambaran kepada

perawat agar memperhatikan tanda-tanda infeksi pada luka kanker dan melakukan perawatan luka

dengan menggunakan terapi terapi antibiotic topical.

.

Kata kunci: Kesehatan Perkotaan, Kanker Payudara, Perawatan Luka

ABSTRACT

Name : Yanita Astuti

Study Program : Nurse Degree of Nursing Faculty of Nursing University of Indonesia

Title : Nursing the Wound Care Mrs.C with Breast Cancer in the Surgical

Ward 5th

floor RSPAD Gatot Subroto

Breast cancer is a cause of death of as many as 7.4 million cases in the world based on data from

the World Health Organization (WHO) in 2004, which covers approximately 13% of all global

deaths. Cuts breast cancer is infiltrating tumor cells that destroy the epidermis and dermis caused

by deposition and or proliferation of malignant cells with prominent or irregular in shape.

Injuries, including the type of breast cancer that is difficult to heal chronic wounds. This research

aims to analyze the nursing care for breast cancer patients, particularly those with cancer sores

on Ny. C (45 years old) who were admitted to the on surgical ward 5 th

floor 5 RSPAD Gatot

Subroto. Evaluation of nursing care showed that clients who have breast cancer have a risk of

wound infection. Therefore, the author describes the scientific work which aims to end the nurses

can give an idea to the nurse to watch for signs of wound infection, cancer and wound care

therapy using topical antibiotic therapy.

Keywords: Urban Health, Breast Cancer, Wound Care

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

Universitas Indonesia

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv

KATA PENGANTAR............................................................................................v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH..........................vi

ABSTRAK............................................................................................................vii

DAFTAR ISI.......................................................................................................viii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................3

1.3 Manfaat Penulisan..................................................................................4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Payudara

2.1.1 Definisi Kanker Payudara.............................................................5

2.1.2 Etiologi…………..........................................................................5

2.1.3 Faktor-faktor Resiko.....................................................................5

2.1.4 Tanda dan Gejala…....................................................................6

2.1.5 Patofisiologi…..……….............................................................7

2.1.6 Distribusi dan Klasifikasi…..………………………………….8

2.1.7 Pentahapan Kanker Payudara………………………………...10

2.1.8 Pengobatan………………………………………………..….10

2.2 Luka Kanker Payudara

2.2.1 Definisi Luka Kanker..................................................................11

2.2.2 Pengkajian Luka Kanker Payudara.............................................13

2.2.3 Masalah Khas pada Luka Kanker Payudara…............................15

2.2.4 Perawatan Luka Kanker Payudara…………..…………............16

2.2.5 Fase Penyembuhan Luka.............................................................17

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

Universitas Indonesia

ix

2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luka Kanker…………..….18

2.2.7 Kesehatan Perkotaan……………………………………….….19

BAB III. ANALISA KASUS

3.1 Pengkajian……....................................................................................26

3.2 Analisa Data……….............................................................................27

3.3 Masalah Keperawatan………………………………………………..24

3.4 Rencana Keperawatan………………………………………………..24

3.5 Evaluasi Keperawatan………………………………………………..26

BAB IV. ANALISIS SITUASI

4.1 Profil Lahan Praktek............................................................................31

4.2 Analisis Masalah Keperawatan............................................................31

4.3 Analisis Intervensi…………................................................................32

4.4 Alternatif Pemecahan Masalah............................................................33

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN…................................................................................35

5.2 SARAN………....................................................................................35

DAFTAR REFERENSI…………………………………………………………

LAMPIRAN

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

1 Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui

terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang ditandai oleh

penduduk yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat,

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang

optimal adalah tujuan dari pembangunan kesehatan.

Jumlah penduduk merupakan ancaman dan pressure terbesar bagi masalah

lingkungan hidup. Setiap penduduk memerlukan energi, lahan dan sumber

daya yang besar untuk bertahan hidup, di sisi lain setiap orang juga

menghasilkan limbah dalam beragam bentuk. Lingkungan merupakan

salah satu variable yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai

kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan

kesehatan, genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat

kesehatan masyarakat. Konsumsi makanan siap saji di masyarakat

perkotaan diperkirakan terus meningkat mengingat terbatasnya waktu

anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri. Oleh karena itu tidak

jarang masyarakat perkotaan terkena penyakit kanker.

Salah satu penyakit non infeksi (degeneratif) adalah kanker. Kanker

payudara menempati urutan pertama pada wanita setelah kanker leher

rahim. Di Indonesia 96% tumor payudara justru dikenali oleh penderita itu

sendiri sehingga memudahkan dokter untuk mendeteksi kanker payudara.

Berbeda dengan di Negara barat dimana setiap wanita usia subur

diharuskan oleh asuransi kesehatan untuk memeriksakan payudaranya

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

2

Universitas Indonesia

secara berkala sehingga stadium dini kanker payudara ditemukan jauh

lebih tinggi daripada di Negara berkembang.

Insiden kanker payudara di dunia relatif tinggi, dilaporkan kejadian kanker

payudara adalah 20% dari seluruh keganasan. Angka prevalensi kanker

payudara yang tercatat di Amerika Serikat menempati urutan tertinggi

pada wanita. Tahun 2008 diperkirakan 40.930 orang meninggal dunia

karena kanker payudara.

Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara, hamper 60%

wanita yang didiagnosa kanker payudara tidak mempunyai factor risiko

yang teridentifikasi. Hal ini menunjukkkan bahwa semua wanita dianggap

berisiko untuk mengalami kanker payudara selama hidupnya (Smeltzer,

2002). Keterlambatan mengetahui bahwa seorang wanita telah mengidap

kanker payudara hingga stadium lanjut dikarenakan rendahnya

pemahaman wanita tentang kanker payudara oleh sebab itu banyak pasien

dating berobat ke rumah sakit dengan kondisi yang kurang baik seperti

datang dengan kondisi luka kanker yang sudah cukup luas.

Angka kejadian luka kanker tidak sepenuhnya diketahui namun Schiech

(2002) melaporkan jumlah luka kanker 9% dari jumlah pasien kanker.

Luka kanker disebabkan oleh pertumbuhan sel kanker sampai menembus

lapisan dermis dan epidermis kulit, sehingga menonjol keluar atau

bentuknya menjadi tidak beraturan. Sel kanker yang menonjol keluar kulit

umumnya berupa benjolan yang keras, sukar digerakkan, berbentuk seperti

bunga kol, mudah terinfeksi sehingga menyebabkan lendir, cairan, darah

dan bau yang tidak sedap. Gejala yang sering ditemukan pada luka kanker

diantaranya adalah molodor dan eksudat.

Luka kanker merupakan luka kronik yang berhubungan dengan kanker

stadium lanjut. Hoplamazian (2006) meyebutkan definisi luka kanker

sebagai kerusakan integritas kulit yang disebabkan infiltrasi sel kanker.

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

3

Universitas Indonesia

Infiltrasi sel kanker juga akan merusak pembuluh darah dan pembuluh

lymph yang terdapat dikulit (Grocott, 2003). Ciri – ciri luka kanker yaitu

ditemukan nodul non-tender pada kulit. Ketika sel tumor tumbuh dan

menyebar, nodul-nodul ini makin membesar dan merusak kapiler dan

kelenjar getah bening. Bakteri yang menyebabkan malador pada luka

merupakan bakteri aerob maupun anaerob. Bakteri anaerob yang

berhubungan dengan malodor yaitu: Bacteroides spp, Prevotella spp,

Fusobacterium nucleatum, Clostridium perfringens, dan Anaerobic cocci

(Draper, 2005). Metronidazol telah digunakan secara luas sebagai agen

topical untuk perawatan luka kanker. Metronodazol topical bekerja dengan

cara beikatan dengan DNA bakteri dan menghambat replikasi bakteri yang

kemudian dapat mencegah dan mengatasi gejala malodor dan eksudat pada

luka kanker (Naylor, 2002).

Naylor (2002) menyebutkan bahwa tujuan perawatan luka kanker bukan

untuk menyembuhkan luka, tetapi untuk mempertahankan kenyamanan,

menghindari isolasi social, dan meningkatkan kualitas hidup. Perawatan

berfokus pada mencegah dan mengatasi infeksi pada luka kanker, salah

satunya malodor dan eksudat yang berperan besar menyebabkan

ketidaknyamanan pada pasien dan lingkungan pasien pada luka kanker.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum karya ilmiah ini untuk menganalisis asuhan

keperawatan pada pasien kanker payudara khususnya yang

memiliki luka kanker dengan masalah kesehatan masyarakat

perkotaan.

1.2.2 Tujuan Khusus

Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis:

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

4

Universitas Indonesia

a. Masalah kesehatan perkotaan pada agregat dewasa akhir

dengan penyakit kanker payudara stadium IV terkait perawatan

luka dengan metronidazol di ruang bedah lantai V RSPAD

Gatot Soebroto.

b. Mahasiswa mampu membuat perencanaan pada Ny. C dengan

kanker payudara stadium IV di ruang bedah lantai V RSPAD

Gatot Soebroto.

c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi teknik nonfarmakologi

yang digunakan untuk membersihkan dan mengurangi luas

luka kanker payudara pada Ny. C dengan kanker payudara

stadium IV di ruang bedah lantai V RSPAD Gatot Soebroto.

1.3 Manfaat Penulisan

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan :

Informasi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan

keperawatan khususnya diunit bedah dan sebagai dasar pertimbangan pihak

rumah sakit untuk membuat/menetapkan pengkajian khusus dalam

memberikan asuhan keperawatan pada perawatan luka kanker payudara.

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

5 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Payudara

2.1.1 Definisi Kanker Payudara

Price (2005) mendefinisikan kanker payudara adalah kanker yang sering terjadi

pada kaum wanita (diluar kanker kulit). Kanker payudara memperlihatkan

proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara. Pada

awalnya hanya terdapat hiperplasi yang kemudian berlanjut menjadi karsinoma in

situ dan menginvasi stroma. Sedangkan menurut Ramli, (1995) kanker payudara

adalah neoplasma ganas, suatu pertumbuhan jaringan payudara yang abnormal

yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrative, destruktif dan

dapat bermetastase. Tumor ini tumbuh progresif dan relatif cepat membesar.

2.1.2 Etiologi

Kanker payudara terjadi karena adanya pertumbuhan abnormal sel payudara.

Organ-organ dan kelenjar dalam tubuh (termasuk payudara) terdiri dari jaringan

yang berisi sel-sel. Umumnya pertumbuhan sel normal mengalami pemisahan dan

mati ketika sel menua sehingga dapat digantikan sel-sel baru. Tetapi ketika sel-sel

lama tidak mati dan sel-sel baru terus tumbuh, jumlah sel-sel yang berlebihan bisa

berkembang tidak terkendali sehingga membentuk tumor. Menurut Smettzer &

Bare,(2002) tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara, sebaliknya

serangkaian faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian penunjang dapat

menyebabkan kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa

perubahan genetik berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang

menyebabkan perubahan genetik masih belum diketahui.

2.1.3 Faktor-faktor resiko :

1. Mutasi gen BRCA-1 atau BRCA-2 pada wanita dengan mutasi gen

memiliki perubahan 50-90% meningkatkan kanker payudara dan

kemungkinan perkembangan kanker payudara sebelum usia 50 tahun

(Lewis, 2007 dalam Monika 2012).

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

6

Universitas Indonesia

2. Riwayat keluarga, merupakan faktor resiko yang penting. Khususnya jika

terdapat anggota keluarga yang juga memiliki riwayat kanker payudara

atau ovarium. Dennis (2009) mengatakan bahwa bila ada riwayat keluarga

yang menderita kanker seperti ayah/ ibu, saudara perempuan ayah/ibu,

kakak/ adik, mempunyai resiko 2-3 kali lebih besar terhadap terjadinya

kanker payudara.

3. Usia relatif muda (kurang dari 12 tahun) saat pertama kali mendapatkan

menstruasi dapat meningkatan resiko kanker payudara. Saat ini di Negara

berkembang terjadi pergeseran usia menarche menjadi usia 12-13 tahun.

Kehamilan pertama pada usia lebih dari 35 tahun, wanita nullipara atau

belum pernah melahirkan dan lama masa menyusui dapat meningkatkan

angka kejadian kanker payudara (Rasjidi, 2010). Angka kejadian kanker

payudara di bawah 25 tahun sangat sedikit dan meningkat secara bertahap

hingga usia 60 tahun (Lewis, 2007).

4. Terapi sulih hormone (TSH) dapat meningkatkan resiko kanker payudara.

Terdapat pengningkatan resiko sebesar 2,3% setiap tahunnya pada wanita

pascamenopause yang memakai TSH. Wanita yang menggunakan

kontrasepsi oral lebih dari 5 tahun kemungkinan meningkatkan faktor

resiko.

5. Obesitas, wanita yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas) dan

individu dengan konsumsi tinggi lemak beresiko 2 kali lebih tinggi dari

yang tidak sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak.

6. Konsumsi alkohol, sebagai faktor resiko masih menjadi kontroversi. Pola

hidup di negara maju yang mengkonsumsi wine secara teratur (misalnya

Italia dan Perancis) memiliki angka kejadian kanker payudara lebih tinggi.

2.1.4 Tanda dan gejala

Gejala kanker payudara pada awal permulaan sering tidak dirasakan oleh

penderita. Kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan.

Tanda yang mungkin dirasakan pada stadium dini adalah terabanya benjolan pada

bagian payudara. Gejala dan tanda khas kanker payudara yang bisa diamati pada

stadium lanjut antara lain teraba ada benjolan kecil yang keras di payudara,

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

7

Universitas Indonesia

benjolan semakin membesar, benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi)

dan pada awalnya tidak terasa sakit. Perubahan bentuk dan ukuran payudara

terjadi karena pembengkakan menyebabkan rasa panas, nyeri atau sangat gatal di

daerah sekitar puting. Gejala pada puting meliputi perubahan bentuk puting

(masuk kedalam atau nipple retraction) dan mengeluarkan cairan atau darah.

Selain adanya benjolan dan perubahan puting, perubahan juga terjadi pada bagian

kulit payudara. Perubahan pada kulit payudara diantaranya perubahan warna kulit,

berkerut dan iritasi seperti kulit jeruk (peau d’orange). Hal ini dapat terjadi jika

benjolan pada awal stadium tidak diindahkan oleh penderita.

2.1.5 Patofisiologi

Kanker payudara berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem

duktal, mula–mula terjadi hiperplasia sel – sel dengan perkembangan sel – sel

atipik. Sel - sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi

stroma. Carsinoma membutuhkan waktu tujuh tahun untuk bertumbuh dari sel

tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira – kira

berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira – kira seperempat dari kanker payudara

telah bermetastasis. Sel kanker akan tumbuh terus menerus dan sulit untuk

dikendalikan. Kanker payudara bermetastasis dengan penyebaran langsung ke

jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah ( Price, 2005).

Sel kanker dapat menyebar melalui aliran pembuluh darah dan permeabilitas

kapiler akan terganggu sehingga sel kanker dapat berkembang pada jaringan kulit.

Sel kanker tersebut akan terus menginfiltrasi jaringan kulit, menghambat dan

merusak pembuluh darah kapiler yang mensuplai darah ke jaringan kulit.

Akibatnya jaringan dan lapisan kulit akan mati (nekrosis) kemudian timbul luka

kanker. Infiltrasi sel kanker dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

8

Universitas Indonesia

Gambar . Luka Kanker

Jaringan nekrosis merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri, baik

yang bakteri aerob atau anaerob. Bakteri tersebut akan menginfeksi dasar luka

kanker sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, sel kanker dan

proses infeksi itu sendiri akan merusak permeabilitas kapiler kemudian

menimbulkan cairan luka (eksudat) yang banyak. Cairan yang banyak dapat

menimbulkan iritasi sekitar luka dan juga gatal-gatal. Pada jaringan yang rusak

dan terjadi infeksi akan merangsang pengeluaran reseptor nyeri sebagai respon

tubuh secara fisiologis akibatnya timbul gejala nyeri yang hebat. Sel kanker itu

sendiri juga merupakan sel imatur yang bersifat rapuh dan merusak pembuluh

darah kapiler yang menyebabkan mudah perdarahan. Adanya luka kanker, bau

yang tidak sedap dan cairan yang banyak keluar akan menyebabkan masalah

psikologis pada pasien. Akhirnya, pasien cenderung merasa rendah diri, mudah

marah/tersinggung, menarik diri dan membatasi kegiatannya. Hal tersebut yang

akan menurunkan kualitas hidup pasien kanker.

2.1.6 Distribusi dan Klasifikasi

Dari seluruh kanker payudara sekitar 50 % tumbuh pada kuadran lateral atas, 10%

pada ketiga kuadran lain dan 20% sub areolar. Klasifikasi kanker payudara

menurut Robbin, (2002) adalah sebagai berikut:

a. Non Invasif (Noninfiltratif)

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

9

Universitas Indonesia

1) Karsinoma intraduktal

2) Karsinoma intraduktal dengan penyakit paget

3) Karsinoma lobuler insitu.

b. Invasif (Infiltratif)

1) Karsinoma intraduktal invasif

2) Karsinoma duktal invasif dengan penyakit paget

3) Karsinoma lobuler invasif

4) Karsinoma meduler

5) Karsinoma koloid

6) Karsinoma tubular

7) Karsinoma kista adenoid

8) Karsinoma apokrin

9) Karsinoma papiler skuamosa.

Sedangkan klasifikasi berdasarkan TNM menurut Smeltzer & Bare (2002).

Tumor primer (T) :

T0 Tidak ada bukti tumor primer

Tis Karsinoma in situ

T1 Tumor kurang dari 2 cm

T2 Tumor lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm

T3 Tumor lebih dari 5 cm

T4 Perluasan kedinding dada, inflamasi

Kelenjar getah bening regional (N) :

N0 Tidak ada tumor dalam kelenjar getah bening regional.

N1 Metastasis ke kelenjar ipsilateral yang dapat berpindah-pindah

N2 Metastasis ke kelenjar ipsilateral yang menetap

N3 Metastasis ke kelenjar mamaria interna ipsilateral

Metastasis jauh (M) :

M0 Tidak ada metastasis jauh

M1 Metastasis jauh (termasuk menyebar ke kelenjar supraklavikular

ipsilateral)

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

10

Universitas Indonesia

2.1.7 Pentahapan Kanker Payudara

Pentahapan kanker menurut Smeltzer & Bare, (2002).

a. Tahap I

Tumor kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus limfe dan tidak metastasis.

b. Tahap II

Tumor lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm, nodus limfe tidak terfiksasi

negative atau positif dan tidak terdeteksi adanya metastasis.

c. Tahap III

Tumor lebih dari 5 cm, nodus limfe terfiksasi positif dalam area clavikular

dan tidak terdeteksi adanya metastasis.

d. Tahap IV

Tumor sembarang ukuran lebih dari 5 cm, nodus limfe normal atau

kankerosa dan metastasis jauh.

2.1.8 Pengobatan

Menurut Ramli, (1995) dalam hal pengobatan yang perlu diketahui :

a. Pengobatan pada stadium dini akan memberi harapan kesembuhan dan

harapan hidup yang baik.

b. Jenis-jenis pengobatan:

Pada stadium I, II dan III awal (stadium operable), sifat pengobatan adalah

kuratif. Pengobatan pada stadium I,II dan IIIa adalah operasi yang primer,

terapi lainnya hanya bersifat ajuvant. Untuk stadium I,II pengobatan

adalah radikal mastektomi atau modified radikal mastektomi, dengan atau

tanpa radiasi dan sitostatika ajuvant. Jika kelenjar getah bening aksila

mengandung metastase maka diberikan terapi radiasi ajuvant dan

sitostatika ajuvant. Jika kelenjar getah bening aksila tidak mengandung

metastase, maka terapi radiasi dan sitostatika ajuvant tidak diberikan.

Stadium IIIa adalah simpel mastektomi dengan radiasi dengan sitostatika

ajuvant. Untuk stadiun lanjut, yaitu stadium IIIb dan IV sifat

pengobatannya adalah paliasi, yaitu terutama untuk mengurangi

penderitaan penderita dan memperbaiki kualitas hidup. Untuk stadium IIIb

atau yang dinamakan locally advanced pengobatan utama adalah radiasi

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

11

Universitas Indonesia

dan dapat diikuti modalitas lain yaitu hormonal terapi dan sitostatika.

Stadium IV pengobatan yang primer adalah yang bersifat sistemik yaitu

hormonal dan kemoterapi. Radiasi terkadang diperlukan untuk paliasi.

c. Kemoterapi Cyclofosfamid Adriamycin Fluorasil (CAF) dan

Cyclofosfamid Epirubisin Fluorasil (CEF)

Kemoterapi ajufan untuk kanker payudara melibatkan kombinasi obat

multiple yang lebih efektif daripada terapi dosis tunggal. Kombinasi yang

paling sering dianjurkan disebut CAF dan meliputi siklofosfamid

(Cytoxan), Adriamycin , fluorasil (5-FU) dengan atau tanpa tamoksifen.

Terapi ini biasanya diberikan selama 3-6 bulan. Adriamycin memiliki efek

samping mengganggu perfusi jantung oleh karena itu pasien yang

memiliki penyakit jantung dapat digantikan dengan Epirubicin sehingga

kombinasi ini disebut CEF (Wim, 1997).

2.2 Luka Kanker Payudara

2.2.1 Definisi Luka Kanker

Luka kanker dikenal pula dengan sebutan fungating malignant wound atau

malignant cutaneus wound. Luka kanker merupakan infiltrasi sel tumor yang

merusak lapisan epidermis dan dermis yang disebabkan oleh deposisi dan atau

proliferasi sel ganas dengan bentuk menonjol atau tidak beraturan, biasanya

seringkali muncul berupa benjolan (nodul) yang keras, non mobile, bentuknya

menyerupai jamur(caulli flower), mudah terinfeksi, mudah berdarah,nyeri,

mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap dan sulit sembuh (Gitaraja, 2004).

Normalnya sebuah luka akan sembuh dalam waktu maksimal 14 hari, tetapi luka

akibat pertumbuhan sel kanker sulit diharapkan sembuh dalam jangka waktu

tersebut (Anonim, 2009). Luka kanker payudara termasuk jenis luka kronik yang

sukar sembuh. Menurut Potter&Perry, (2001) luka kronik adalah luka yang gagal

melewati proses perbaikan untuk mengembalikan integritas fungsi dan anatomi

sesuai dengan tahap dan waktu yang normal. Seperti luka kronik lainnya, luka

kanker payudara juga mengalami tahapan proses penyembuhan luka. Luka kanker

ada pada tahapan proliferasi yang memanjang, dimana terjadi penurunan

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

12

Universitas Indonesia

fibroblas, penurunan produksi kolagen, dan berkurangnya angiogenesis kapiler.

Oleh karena itu luka kanker terus ada pada kondisi hipoksia panjang yang

kemudian menjadi jaringan nekrotik. Jaringan nekrotik merupakan fasilitator

terhadap perkembangbiakan bakteri aerob dan anaerob (Gitaraja, 2004).

Ada beberapa cara untuk membuat klasifikasi luka. Namun yang umum luka

dapat diklasifikasikan atas dasar :

1.Usia luka ( Wound Age ) :

a. Luka akut

b. Luka kronik

2. Kedalaman luka ( Wound Depth ):

a. Superficial

b. Partial Thickness

c. Full Thicknes

3. Waktu terjadinya luka

a. Luka kontaminasi yakni luka yang belum melewati batas waktu kontaminasi

atau golden periode (kurang dari 6 jam)

b. Luka infeksi yakni luka yang sudah melewati batas waktu kontaminasi atau

golden periode (lebih dari 6 jam).

Saat kita menentukan usia sebuah luka maka pertama harus ditentukan apakah

luka tersebut akut atau kronik. Penentuan dapat menjadi sulit bila hanya

berpatokan pada kurun waktu. Selain pertimbangan waktu maka perlu diingat

bahwa luka disebut akut bila luka tersebut baru atau mencapai kemajuan

penyembuhan luka sesuai yang diharapkan. Sementara luka kronik adalah luka

yang tidak sembuh dalam waktu yang diharapkan. Hal ini yang penting adalah

pada luka kronik proses penyembuhan melambat atau berhenti dan luka tidak

bertambah kecil atau tidak bertambah dangkal. Meskipun dasar luka tampak

merah, lembab dan sehat tetapi bila proses penyembuhan luka tidak

mengalami kemajuan maka dikatagorikan sebagai luka kronik.

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

13

Universitas Indonesia

2.2.2.Pengkajian Luka Kanker Payudara

Pada luka kronik perlu melakukan pendekatan holistik dalam melakukan

pengkajian. Pengkajian tidak hanya berpusat pada luka, melainkan reaksi

psikologis maupun efek luka terhadap kehidupan sosial individu juga perlu dikaji.

Penting diingat bahwa pada beberapa kasus, tindakan paliatif merupakan upaya

yang tepat untuk meningkatkan kualitas hidup klien dengan luka kanker.

Manajemen luka yang dapat diterima perlu didiskusikan dengan pasien (Price,

1996, dalam Naylor, 2002). Identifikasi gejala dan masalah psikososial yang

menyebabkan distres bagi pasien juga perlu dikaji (Naylor, 2002).

Pengkajian yang akurat pada area luka merupakan dasar yang penting untuk

merencanakan tindakan dan menilai keefektifan tindakan. Parameter yang perlu

dinilai pada luka kanker meliputi lokasi, ukuran/kedalaman/bentuk, jumlah

eksudat, jenis jaringan yang ditemukan (nekrotik, pus, granulasi, epitelisasi),

tanda-tanda infeksi, nyeri (termasuk nyeri saat pencucian luka dan penggantian

balutan), kondisi kulit sekitar luka, dan perdarahan (Naylor, 2002). Jumlah

eksudat juga dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang diambil dari

Bates-Jensen wound assessment tool (Bates-Jensen & Sussman, 1998). Hasil

pengukuran dikategorikan berdasarkan proporsi balutan yang terpapar eksudat.

Jumlah eksudat diukur dengan menggunakan pengukur transparan yang membagi

area menjadi 4 bagian (25%) second dressing. Kategori pengukuran digambarkan

sebagai berikut:

Tidak ada = jaringan luka tampak kering

Kurang = jaringan luka tampak lembab, tidak terdapat eksudat yang diukur

pada balutan

Kecil = jaringan luka tampak basah, kelembaban terdistribusi pada luka,

drainase pada balutan ≤25%

Sedang = jaringan luka tampak jenuh, drainase dapat terdistribusi pada

luka, drainase pada balutan >25% s.d. ≤75%.

Besar = jaringan luka basah, drainase bebas, dapat terdistribusi pada luka,

drainase pada balutan ≥75%

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

14

Universitas Indonesia

Selain itu pengkajian luka kanker payudara dapat dilakukan dengan cara

mengkaji:

a. Letak dan luas luka

Pengkajian luka kanker terutama untuk menilai lokasi luka dan

kemungkinan letak penyebaran. Kemudian ukur besarnya luka meliputi

panjang, lebar dan ketinggian karena biasanya luka kanker menonjol

/keatas.

b. Warna dasar luka.

Luka kanker memiliki bentuk menonjol sehingga cukup sulit membaginya

ke dalam stadium luka. Kemudahan untuk menilai derajat keseriusan luka

kanker adalah menilai warna dasar luka. System ini bersifat konsisten,

mudah dimengerti dan sangat tepat guna dalam membantu memilih

tindakan dan terapi perawatan luka serta mengevaluasi kondisi luka.

Menurut Netherland Woundcare Consultant Society, (1984) dikutip dari

Gitaraja, (2004) penggolongan berdasarkan warna dasar luka meliputi:

Red / Merah

Luka dengan dasar warna luka merah tua atau merah terang dan

selalu tampak lembab. Merupakan luka bersih dengan banyak

vaskularisasi, karenanya mudah berdarah.Tujuan perawatan luka

adalah mempertahankan lingkungan luka dalam keadaan lembab

dan mencegah terjadinya trauma/perdarahan.

Yellow/Kuning

Luka dengan dasar warna luka kuning/kuning kecoklatan/kuning

kehijauan / kuning pucat adalah jaringan nekrosis. Merupakan

kondisi luka yang terkontaminasi atau terinfeksi dan avaskularisasi.

Luka pada kanker payudara stadium lanjut berwarna kuning yang

menunjukkan adanya jaringan nekrosis dan buruknya vaskularisasi.

Tujuan perawatannya adalah meningkatkan sistem autolysis

debridemen agar luka berwarna merah, absorb eksudat,

menghilangkan bau tidak sedap dan mengurangi kejadian infeksi.

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

15

Universitas Indonesia

Black/Hitam

Luka dengan dasar warna luka hitam adalah jaringan nekrosis,

merupakan jaringan avaskularisasi. Tujuan perawatannya sama

dengan dasar warna luka kuning.

2.2.3 Masalah Khas Pada Luka Kanker Payudara

Menurut Gitaraja , (2004) masalah khas pada luka kanker payudara adalah

1) Bau tidak sedap

Bau tidak sedap disebabkan karena terjadinya penurunan vaskularisasi

jaringan/hipoksia sehingga jaringan granulasi menjadi nekrosis. Jaringan

nekrotik yang dibiarkan tak terawat sangat mudah terkontaminasi dengan

bakteri aerob dan anaerob dan sangat cepat berkembang biak sehingga

menimbulkan bau yang tidak sedap. Pengkajian masalah bau tidak sedap

masih tergolong subyektif karena tergantung dari penilaian seseorang

untuk mengenal bau dengan lebih baik. Menurut Gitaraja, (2004) beberapa

kriteria yang dapat memonitor bau dan dapat membantu dalam pengkajian

dan evaluasi perawatan yaitu ; Bau kuat : bau tercium kuat dalam ruangan

(6-10 langkah dari pasien) dengan balutan tertutup. Bau sedang : bau

tercium kuat dalam ruangan (6-10 langkah dari pasien) dengan balutan

terbuka. Bau ringan : bau tercium bila dekat dengan penderita pada saat

balutan dibuka. Bau tidak ada : bau tidak tercium saat disamping penderita

dengan balutan terbuka.

2) Cairan yang berlebihan

Cairan yang berlebihan disebabkan karena terjadinya peningkatan

permeabilitas fibrinogen dan plasma sehingga luka menjadi sangat

eksudatif.

3) Perdarahan

Kelainan hemostasis dapat berupa perdarahan yang disebabkan oleh

infiltrasi sel tumor sekitar pembuluh darah, gangguan fungsi dan jumlah

trombosit turun atau defisiensi faktor koagulasi.

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

16

Universitas Indonesia

4) Nyeri

Nyeri pada kanker terbagi menjadi dua katagori yaitu nyeri timbul oleh

karena sel tumor yang bermetastase atau nyeri timbul sebagai akibat dari

pemberian pengobatan kanker. Hampir sebagian klien mengeluh nyeri

yang timbul berhubungan dengan saat mengganti balutan. Balutan yang

menempel kuat pada luka tentulah sulit untuk dibuang sehingga pada saat

dicabut menimbulkan perdarahan dan nyeri.

5) Maserasi pada kulit sekitar luka

Ketidakmampuan balutan luka menyerap cairan luka menyebabkan cairan

luka menggenang dan mengenai kulit sehat sekitar luka, jika balutan tidak

segera diganti dapat menyebabkan lecet/maserasi seringkali menimbulkan

rasa tidak nyaman terutama gatal dan nyeri.

6) Infeksi

Kejadian infeksi pada luka kanker dapat diidentifikasikan dengan adanya

eritema yang makin meluas, edema, cairan berubah purulen, nyeri yang

lebih sensitif, peningkatan temperatur tubuh, peningkatan jumlah sel darah

putih dan timbul bau yang khas. Pseudomonas aeruginase dan

staphylococcus aureus merupakan organisme patogenik yang sering

muncul, namun selama komponen sistemik tubuh mampu mengatasi hal

ini dan kolonisasi bakteri tidak melebihi jumlah normal, teknik pencucian

dan perawatan yang tepat cukup mampu mengatasi hal tersebut.

2.2.4 Perawatan Luka Kanker Payudara

Ada dua prinsip utama dalam perawatan luka kanker payudara, yang pertama

menyangkut pembersihan/pencucian luka , prinsip kedua menyangkut pemilihan

balutan. Luka kering dibersihkan dengan teknik swabbing yaitu ditekan dan

digosok pelan-pelan menggunakan kassa steril yang dibasahi dengan air steril atau

NaCl 0,9%. Sedang luka basah dan mudah berdarah dibersihkan dengan teknik

irigasi yaitu disemprot lembut dengan air steril atau NaCl 0,9% (Ganiswara,

2005). Tujuan perawatan luka kanker payudara dengan bau adalah membuang

jaringan mati dan mengeliminasi kontaminasi bakteri. Autolitik atau enzymatic

debridement merupakan metode yang cukup dianjurkan untuk membuang jaringan

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

17

Universitas Indonesia

mati. Penggunaan therapy antibiotic topikal pada luka kanker payudara seperti

metronidazole sangat efektif untuk membunuh bakteri yang dapat menimbulkan

bau (Gitaraja, 2004). Pembalut luka merupakan sarana vital untuk mengatur

kelembaban kulit, menyerap cairan yang berlebihan, mencegah infeksi, dan

membuang jaringan mati pada luka kanker (Keast, 2007). Nistatin yang

dikombinasikan dengan metronidazole dan tepung maizena digunakan untuk

mengurangi iritasi/lecet, menyerap cairan dan mengurangi bau yang tidak sedap

pada luka kanker payudara.

Sedangkan prinsip perawatan luka kanker yang lain adalah tidak boleh membuat

luka menjadi sebuah luka baru (berdarah lagi), dan juga harus bias mengontrol

bau yang tidak sedap, mengatasi cairan yang berlebih, mencegah infeksi,

mengurangi nyeri, dan merawat kulit di sekitar luka (Anonim, 2008). Pada

penelitian yang dilakukan oleh Kalinski, (2005) penggunaan metronidazol topikal

sangat efektif mengatasi bau pada luka kanker, dari 16 pasien yang dilakukan

perawatan luka dengan metronidazole gel 0,75% dilaporkan 10 pasien bau busuk

pada luka hilang dan 6 pasien bau menjadi berkurang.

2.2.5 Fase Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka adalah suatu kualitas dari kehidupan jaringan yang

berhubungan dengan regenerasi jaringan. Menurut Kozier, (1995) dikutip dari

Potter & Perry, (2001) fase/tahap penyembuhan luka meliputi:

a. Fase Inflamatory

Terjadi segera setelah luka dan berakhir 3-4 hari. Dua proses utama yang

terjadi pada fase ini yaitu hemostasis dan fagositosis. Hemostasis

(penghentian perdarahan) akibat fase konstriksi pembuluh darah besar

didaerah luka, retraksi pembuluh darah, endapan fibrin dan pembentukan

bekuan darah di daerah luka. Selama sel berpindah, lekosit (terutama

netrofil) berpindah ke daerah interstitial. Tempat ini ditempati makrofag

yang keluar dari monosit selama lebih kurang 24 jam setelah luka.

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

18

Universitas Indonesia

Makrofag ini menelan mikroorganisme dan sel debris melalui proses yang

disebut fagositosis.

b. Fase proliferasi

Berlangsung dari hari ke 3 atau 4 sampai hari ke 21 setelah pembedahan.

Fibroblast yang berpindah ke daerah luka mulai 24 jam pertama setelah

pembedahan. Diawali dengan mensintesis kolagen dan substansi dasar

yang disebut proteoglikan kira-kira 5 hari setelah terjadi luka. Seiring

perkembangan kapilarisasi jaringan berwarna merah. Jaringan ini disebut

granulasi, jaringan yang lunak dan mudah pecah.

c. Fase maturasi

Dimulai hari ke 21 dan berakhir 1-2 tahun setelah pembedahan. Fibroblast

terus mensintesis kolagen. Kolagen menjalin dirinya, menyatukan srtuktur

yang lebih kuat. Bekas luka menjadi lebih kecil, kehilangan elastisitas dan

meninggalkan garis putih.

2.2.6 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Luka Kanker

Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks dan dinamis karena

merupakan suatu kegiatan bioseluler dan biokimia yang terjadi saling

berkesinambungan. Setiap kejadian luka mekanisme tubuh akan mengupayakan

pengembalian komponen jaringan yang rusak tersebut dengan membentuk

struktur baru dan fungsional sama dengan keadaan sebelumnya (Gitaraja, 2004).

Proses penyembuhan luka tidak hanya terbatas pada proses regenasi yang bersifat

lokal saja pada luka, namun dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.

Dengan mengenal kedua faktor penghambat tersebut diharapkan agar dapat

mengoreksi/ mengevaluasi proses penyembuhan luka. Faktor intrinsik adalah

faktor dari penderita yang dapat berpengaruh dalam proses penyembuhan luka,

yang cukup berpengaruh pada luka kanker payudara meliputi : usia, status nutrisi

dan hidrasi, oksigenasi dan perfusi jaringan, nyeri, status imunologi dan penyakit

penyerta (hipertensei, DM, arteriosclerosis). Sedangkan faktor ekstrinsik adalah

faktor yang didapat dari luar penderita meliputi : pengobatan (kemoterapi),

radiasi, psikososial positif dan negative seperti pengetahuan klien tentang

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

19

Universitas Indonesia

penyakit/kondisi sakit, metode koping yang fleksibel, hubungan social suportif

yang baik, infeksi, iskemi dan trauma jaringan (Potter & Perry, 2001)

2.2.7 Kesehatan Perkotaan

Kota merupakan pusat berbagai aktivitas ekonomi, perdagangan maupun

pendidikan, sehingga memberikan konsekuensi bahwa sebagian besar kegiatan

manusia berada di perkotaan, bahkan menjadikan semakin banyaknya pendatang

yang menambah permasalahan-permasalahan kota sehingga menjadi makin

kompleks. Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat terutama di wilayah

perkotaan memberikan dampak yang sangat serius terhadap penurunan daya

dukung lingkungan. Kanker adalah tumor ganas yang ditandai dengan

pertumbuhan abnormal sel-sel tubuh. Keberadaan makanan instant, rokok,

alkohol, makanan banyak lemak, makanan yang diawetkan, dan kegemukan

merupakan faktor resiko tinggi penyebab terjadinya penyakit kanker.

Berat badan lebih merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan

dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik yang

spesifik. Faktor genetik diketahui sangat berpengaruh bagi perkembangan

penyakit ini, secara fisiologis, berat badan lebih didefenisikan sebagai suatu

keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau belebihan dijaringan

adipose sehingga dapat mengganggu kesehatan. Berdasarkan estimasi WHO,

faktor berat badan lebih dan kurang aktivitas fisik menyumbang 30% risiko

terjadinya kanker. Berdasarkan penelitian, terdapat hubungan antara kanker

dengan berat badan berlebih, diet tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik.Jenis

penyakit kanker yang timbul akibat faktor risiko ini adalah kanker kerongkongan

(oesophagus), ginjal, rahim (endometrium), pankreas, payudara, dan usus besar.

(Mujur, 2011)

Lain dari pada hal itu, para pekerja di sektor industri, pertanian, dan tenaga

kesehatan di rumah sakit sering memakai bahan-bahan yang dapat menyebabkan

penyakit kanker, banyak di antara mereka yang tidak memakai alat pelindung diri

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

20

Universitas Indonesia

sehingga tubuh kontak langsung dengan bahan-bahan tersebut. Bila hal ini

berlangsung lama tanpa mempedulikan kesehatan, dapat berakibat timbulnya

kanker. Menurut dr. Sutjipto, Sp.B.Onk (2008) dalam Jurnal Kesehatan RS

Kanker Dharmais, kanker payudara merupakan kanker yang sering dijumpai

dalam masyarakat Indonesia dan menempati tempat ke dua terbanyak setelah

kanker leher rahim. Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) melaporkan. Pada

tahun 1989 terdapat 7 juta penderita baru setiap tahun dan 5 juta orang meninggal

akibat kanker payudara.

Wanita yang berada di kota besar berisiko lebih besar mengidap kanker payudara.

Hal itu lantaran kota besar mengandung polusi transportasi atau nitrogen dioksida

(NO2) yang tinggi ketimbang di pedesaan. Selain padatnya transportasi, NO2 juga

didapat dari generator pembangkit listrik dan pembuangan sampah. (Mark

Goldberg dalam Hidayatullah 2010). Meski demikian, Goldberg menekankan

NO2 bukanlah penyebab utama kanker. Tidak diketahui apa penyebabnya dan

hanya sepertiga kasus diketahui disebabkan faktor-faktor risiko yang umum.

Goldberg mengakui timnya menemukan kaitan antara kanker payudara

pascamenopause dengan paparan NO2. Di Montreal, kota terbesar kedua di

Kanada, level NO2 nya bervariasi. Goldberg menemukan risiko itu meningkat

hingga 25 persen setiap kenaikannya sebesar 5 per 1 miliar. Dengan kata lain,

perempuan yang tinggal di area yang level polusinya tinggi berisiko dua kali lipat

mengidap kanker payudara daripada area yang bersih dari polusi.

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

21 Universitas Indonesia

BAB III

ANALISA KASUS

3.1 Pengkajian

Data Diri Klien

Nama : Ny.C

Usia : 45 Tahun

No RM : 408782

Tanggal Masuk : 23 April 2013

Tanggal Pengkajian : 8 Mei 2013

Sumber informasi : Klien dan Rekam Medis

Diagnosa Medis : Kanker Payudara Kanan Stadium IV

Keluhan saat ini

Terdapat benjolan di payudara kanan sejak satu tahun yang lalu

Alasan masuk Rumah Sakit

Klien mengatakan benjolan yanga ada di payudara sebelah kanan semakin

hari semakin membesar dan terasa nyeri

Riwayat penyakit dahulu

Klien mengatakan sebelum RS pernah berobat ke alternatif di daerah

Ambon. Klien juga mengatakan memiliki riwayat KB selama tujuh tahun

dan tidak ada riwayat penyakit keluarga.

Kebutuhan dasar

a. Makan dan minum

Selama dirawat di Rumah Sakit klien makan tiga kali sehari dengan

porsi dan menu yang disediakan oleh Rumah Sakit. Makannya selalu

habis. Sebelum klien dirawat pola makan dua kali sehari. Klien minum

± 8 gelas perhari, tidak ada penurunan terhadap pola makan.

b. Aktivitas dan istirahat

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

22

Universitas Indonesia

Sebelum dirawat di Rumah Sakit klien beraktivitas secara mandiri dan

semua kegiatan/pekerjaan rumah dilakukan sendiri. Selama di rawat di

Rumah Sakit aktivitas klien dibantu oleh suami dan pola istirahat

malam tidur dari pukul 21.00 – 05.00 wib. Klien mengatakan sewaktu-

waktu suka terjaga ditengah malam karena klien merasa panas di

daerah punggungnya.

c. Kebersihan diri

Selama di rawat kebutuhan mandi klien dibantu oleh perawat dan

suami. Klien tampak kurang bersih dan kurang rapih.

d. Eliminasi

Selama dirawat pola BAB klien tidak teratur dan klien mengatakan

terkadang sulit untuk BAB. Pola BAK 5-6 kali/hari, warna urin kuning

jernih.

e. Persepsi dan konsep diri

Klien mengatakan pasrah terhadap penyakit yang diderita dan hanya

bisa berdoa saja.

f. Sensori dan kognitif

Klien tidak mengalami gangguan pada pola sensorinya, klien masih

belum mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang diderita.

g. Reproduksi seksual

Terjadi perubahan pada kontur/bentuk payudara klien, terdapat massa

dan luka pada payudara kanan, asimetris, dan terdapat benjolan pada

payudara kiri. Luka berukuran ± 15cm dan kedalaman ±8cm, berwarna

merah kekuningan dan berbau.

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

23

Universitas Indonesia

Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Compos Mentis, GCS 14

Kepala : Penyebaran ranbut merata, berwarna hitam dan putih,

bersih dan tidak ada lesi.

Mata : Konjungtiva tampak anemis, pupil ishokor

Hidung : Simetris, napas spontan, tidak ada secret

Mulut :Membran mukosa kering, tampak ada caries dan gigi

berlubang

Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan

peningkatan JVP

Dada : Pengembangan dada simetris, tidak ada ronchi, tidak ada

wheezing, bunyi jantung normal

Abdomen : Tidak teraba adanya masa, bising usus 6x/menit

Ekstremitas : kekuatan otot 4444 5555

5555 5555

Kulit : Kulit kering, turgor 3 detik

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

24

Universitas Indonesia

3.2 Analisa Data

No Data (subjektif dan objektif) Masalah Keperawatan

1. DS:

- Klien mengatakan suhu

tubuhnya naik turun

- Klien mengatakan balutan

luka diganti dua hari sekali

DO:

- Suhu 38,6 0C

- Terdapat luka pada

payudara kanan (diameter

±15cm, kedalaman luka ±8

cm)

- Luka berwarna merah

kekuningan

- Luka berbau

- Terdapat pus berwarna

kuning

- Nyeri saat di bersihkan

- Mendapat terapi

metronidazole dan

nebacetine

Risiko infeksi

2. DS: -

DO:

- Tidak ada ekimosis dan

epistaksis

- Trombosit 234 ribu/ul,

- Hematokrit 18%

- Konjungtiva anemis

- Tampak adanya perdarahan

pada luka payudara ±1 cc

berwarna merah segar.

Risiko perdarahan

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

25

Universitas Indonesia

3. DS:

- Klien mengatakan nyeri

disekitar payudara

- Klien mengatakan nyeri

menjalar hingga

kepunggung bagian

belakang

DO:

- P : Luka kanker

- Q : Nyeri seperti ditusuk-

tusuk

- R : Payudara sebelah kanan

- S : Nyeri dengan skala 6

- T : Pada saat diganti balutan

- Ekspresi wajah tampak

kesakitan

- Klien bergerak secara

berhati-hati

- Klien tampak mencari

posisi yang nyaman.

Nyeri

3.3 Masalah Keperawatan

Data-data yang didapatkan dari hasil pengkajian Ny. C dikelompokkan

dalam analisa data. Hasil analisa data menunjukkan adanya beberapa

masalah pada kasus ny. C yaitu nyeri. Selain itu masalah risiko infeksi

diangkat berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh akibat penyakit

yang di deritanya. Masalah risiko perdarahan diangkat berhubungan

dengan proses malignan/keganasan. Hasil pengkajian dan analisa data

pada Ny.C menunjukkan beberapa masalah keperawatan, adapun masalah

keperawatan berdasarkan prioritas masalah adalah :

11.. Risiko infeksi

22.. Risiko perdarahan

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

26

Universitas Indonesia

33.. Nyeri

3.4 Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi

untuk mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan. Berdasarkan

masalah keperawatan yang ada maka dapat disusun rencana keperawatan,

yaitu :

Diagnosa 1 : Risiko infeksi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam klien tidak

mengalami infeksi. Luka tidak berbau dan tidak terdapat purulen.

Kriteria Hasil : Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi (merah, panas,

bengkak). Jumlah leukosit dalam batas normal (5000-10000). Klien

menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi.

Intervensi Keperawatan :

Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

Monitor kerentanan terhadap infeksi

Pertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan

Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan, panas,

drainase

Inspeksi keadan luka dan sekitarnya

Dorong klien untuk meningkatkan mobilitas dan latihan

Ajarkan keluarga / klien tentang tanda dan gejala infeksi dan

melaporkan kecurigaan infeksi

Kolaborasi dalam pemberian antibiotik sesuai program

Diagnosis 2 : Risiko Perdarahan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, perawat akan

mengurangi komplikasi perdarahan.

Kriteria Hasil : Perdarahan tidak terjadi, nilai Hemoglobin >10 gr/dl

Intervensi Keperawatan :

Pantau tanda dan gejala perdarahan pada luka

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

27

Universitas Indonesia

Pantau nilai hasil laboratorium (hemoglobin, hematokrit)

Lakukan perawatan luka secara hati-hati dengan menekan daerah

luka dengan kasa steril dan tutuplah dengan teknik aseptik basah-

kering atau sesuai dengan indikasi.

Pantau keadaan umum secara klinis

Kolaborasi untuk transfusi bila terjadi perdarahan (Hb <10 gr/dl)

Diagnosis 3 : Nyeri

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam tingkat

kenyamanan klien meningkat, nyeri terkontrol.

Kriteria hasil : klien melaporkan skala nyeri berkurang 2-3, ekspresi wajah

tenang dan dapat istirahat, tanda-tanda vital dalam batas normal ( TD :

120/80 mmHg, Nadi : 60-100 x/menit, Pernafasan 16-20 x/menit).

Intervensi Keperawatan :

Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik,durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presifitasi.

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri sebelumnya

Berikan lingkungan yang tenang

Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi) untuk

mengatasi nyeri

Kolaborasi dalam pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri.

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

28

Universitas Indonesia

3.5 Evaluasi Keperawatan

Nama Klien :Ny.C

Diagnosa Keperawatan : Resiko Infeksi

Tanggal 9 Mei 2013 Tanggal 10 Mei 2013 Tanggal 11 Mei 2013

Implementasi :

Mengkaji tanda dan gejala infeksi

yang ada pada klien

Mempertahankan teknik aseptik untuk

setiap tindakan

Melihat keadaan luka dan sekitarnya

Memotivasi dan melatih klien untuk

meningkatkan mobilitas dan latihan

Memberi penkes kepada klien dan

keluarga tentang tanda dan gejala

infeksi.

Kolaborasi dalam pemberian antibiotic

sesuai program

SOAP

S : Klien mengatakan suhu

tubuhnya naik turun

Implementasi :

Melakukan kompres hangat bila

suhu >37,5 0C

Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian antibiotik dan

antipiretik

Melakukan perawatan luka sesuai

dengan program dan teknik aseptic

SOAP

S: Klien mengatakan suhu

tubuhnya sudah turun

O: Suhu 37,0 0C,terdapat luka

pada payudara kanan

(diameter ±15cm, berwarna

kuning kemerahan),

Implementasi :

Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian antibiotik dan

antipiretik.

Melakukan perawatan luka

sesuai dengan program dengan

teknik aseptic

Memotivasi dan melatih klien

untuk meningkatkan mobilitas

dan latihan

SOAP

S: Klien mengatakan suhu

tubuhnya sudah tidak

demam lagi

O: Suhu 37,0 0C,terdapat

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

29

Universitas Indonesia

Klien mengatakan balutan luka

diganti dua hari sekali

O : Suhu 38,6 0C, terdapat luka

pada payudara kanan (diameter

±15cm, berwarna kuning

kemerahan), tertutup dengan

kassa, berbau mendapat terapi

metronidazole dan

nebacetine,mendapat terapi

antibiotik oral Cefixime

2x100gr

A:Tanda – tanda infeksi terjadi

masalah belum teratasi

P: Melakukan kompres hangat

bila suhu >37,5 0C

Kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian antibiotik

dan antipiretik

Lakukan perawatan luka sesuai

dengan program dengan teknik

aseptik.

mendapat terapi

metronidazole dan

nebacetine, mendapat

terapi antibiotik oral

Cefixime 2x100gr

A: Tanda – tanda infeksi

terjadi masalah belum

teratasi

P: Melakukan kompres hangat

bila suhu >37,5 0C

Kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian antibiotik

dan antipiretik.

Lakukan perawatan luka

sesuai dengan program

dengan teknik aseptik.

luka pada payudara kanan

(diameter ±15cm,

berwarna kuning

kemerahan), mendapat

terapi metronidazole dan

nebacetine, mendapat

terapi antibiotik oral

Cefixime 2x100gr

A: Tanda – tanda infeksi

terjadi masalah belum

teratasi

P: Melakukan kompres

hangat bila suhu >37,5

0C

Kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian

antibiotik dan

antipiretik.

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

30

Universitas Indonesia

Diagnosa Keperawatan : Risiko Perdarahan

Tanggal 9 Mei 2013 Tanggal 10 Mei 2013 Tanggal 11 Mei 2013

Implementasi :

Memantau tanda dan gejala

perdarahan pada luka

Memantau hasil laboratorium (

hemoglobin, hematokrit)

Melakukan perawatan luka dengan

hati-hati dengan memberi kompres

NaCl dingin, dengan teknik aseptic

Memberikan penjelasan kepada pasien

dan keluarga untuk melaporkan jika

ada tanda perdarahan

Kolaborasi untuk pemberian transfusi

bila nilai Hb <10 gr/dl

SOAP

S : Klien mengatakan luka

berdarah pada saat dibuka

balutan

Implementasi :

Menganjurkan klien untuk observasi

tanda-tanda perdarahan

Menganjurkan klien untuk mendep

luka

Kolaborasi dalam pemberian tranfusi

PRC 2x250cc (bila diperlukan)

SOAP

S : Klien mengatakan lukanya

masih berdarah tetapi sudah

minimal

O : Hb 11,4 g/dl, Hematokrit

36%, konjungtiva anemis,

tampak adanya perdarahan

pada luka payudara ±1 cc

berwarna merah segar.

A : Tanda-tanda perdarahan

Implementasi :

Menganjurkan klien untuk

observasi tanda-tanda

perdarahan

Menganjurkan klien untuk

mendep luka

Memberikan penjelasan

kepada pasien dan keluarga

untuk melaporkan jika ada

tanda perdarahan

SOAP

S : Klien mengatakan

lukanya masih

berdarah

O : Konjungtiva anemis,

tampak adanya

perdarahan pada luka

payudara ±0,5 cc

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

31

Universitas Indonesia

O : Hb 5,4 g/dl, Hematokrit 18%,

konjungtiva anemis, tampak

adanya perdarahan pada luka

payudara ±1 cc berwarna

merah segar.

A : Tanda-tanda perdarahan masih

terjadi, masalah belum teratasi

P : Menganjurkan klien untuk

observasi tanda-tanda

perdarahan

Menganjurkan klien untuk

mendep luka

Kolaborasi dalam pemberian

tranfusi PRC 2x250cc

masih terjadi, masalah belum

teratasi

P : Menganjurkan klien untuk

observasi tanda-tanda

perdarahan

Menganjurkan klien untuk

mendep luka

Memberikan penjelasan

kepada pasien dan keluarga

untuk melaporkan jika ada

tanda perdarahan

berwarna merah

campur dengan cairan.

A : Tanda-tanda

perdarahan masih

terjadi, masalah belum

teratasi

P : Menganjurkan klien

untuk observasi tanda-

tanda perdarahan

Menganjurkan klien

untuk mendep luka

Diagnosa Keperawatan : Nyeri

Tanggal 9 Mei 2013 Tanggal 10 Mei 2013 Tanggal 11 Mei 2013

Implementasi :

Mengkaji nyeri secara

Implementasi :

Memberi lingkungan yang tenang

Implementasi :

Memberi lingkungan yang tenang

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

32

Universitas Indonesia

komprehensif termasuk

karakteristik, durasi, frekuensi dan

skala.

Mengobservasi reaksi nonverbal

dari ketidaknyamanan

Memberikan lingkungan yang

tenang

Memonitor klien tentang

manajemen nyeri

Kolaborasi dalam pemberian

analgetik untuk mengurangi nyeri.

SOAP

S : Klien mengatakan nyeri

menjalar hingga

kepunggung bagian

belakang.

O : Wajah tampak meringis,

klien tampak berhati-hati,

klien mencari posisi

nyaman, skala nyeri 6, TD

dan nyaman

Kolaborasi terapi pemberian

analgetik

Mengajarkan teknik nafas dalam

SOAP

S : Klien mengatakan masih

merasa tetapi sudah

berkurang.

O : Wajah tampak meringis,

klien tampak berhati-hati,

klien mencari posisi

nyaman, skala nyeri 4 TD

110/70 mmHg, Nadi

84x/menit, respirasi 22

x/

menit.

A : Tanda-tanda nyeri masih

terjadi, masalah belum

teratasi

P :Memberi lingkungan yang

tenang dan nyaman

dan nyaman

Kolaborasi terapi pemberian

analgetik

Mengajarkan teknik nafas dalam

SOAP

S : Klien mengatakan masih

merasa tetapi sudah

berkurang dengan

menggunakan teknik napas

dalam.

O : Wajah tampak meringis,

klien tampak berhati-hati,

klien mencari posisi

nyaman, skala nyeri 3, TD

100/70 mmHg, Nadi

84x/menit, respirasi 20

x/

menit.

A : Tanda-tanda nyeri masih

terjadi, masalah belum

teratasi

P :Memberi lingkungan yang

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

33

Universitas Indonesia

120/80 mmHg, Nadi

82x/menit, respirasi 22

x/

menit.

A : Tanda-tanda nyeri masih

terjadi, masalah belum

teratasi

P : Memberi lingkungan yang

tenang dan nyaman

Kolaborasi terapi pemberian

analgetik

Mengajarkan teknik nafas

dalam

Kolaborasi terapi pemberian

analgetik

Ajarkan teknik nafas dalam

tenang dan nyaman

Kolaborasi terapi

pemberian analgetik

Motivasi klien dalam

melakukan teknik nafas dalam

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

31 Universitas Indonesia

BAB IV

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan luka

kanker payudara pada Ny. C yang memiliki luka kanker pada payudara kanan di

RSPAD Gatot Soebroto. Analisis yang dilakukan meliputi profil lahan praktek,

analisis masalah keperawatan, analisis intervensi, dan analisis terkait alternatif

pemecahan masalah.

4.1 Profil Lahan Praktek

Ruang rawat bedah lantai lima merupakan salah satu ruang perawatan medikal

bedah di RSPAD Gatot Soebroto. Kapasitas total tempat tidur diruangan ini

berjumlah 32 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 4 tempat

tidur, dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III. Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan masalah bedah digestive, bedah syaraf, bedah

tumor, bedah urologi, bedah orthopedic dan bedah THT. Ruangan ini dikepalai

oleh seorang kepala ruangan yaitu ibu Ns. Merry Silaban, S.Kep dibantu dua

orang CI yaitu ibu Khusmanah, Amd.kep dan ibu Nina, Amd.kep serta ketua tim

yaitu Sr. Rouli, Amd.kep, Sr. Riyanti dan Sr. Eka, Amd.kep, serta dilengkapi

dengan 23 orang perawat pelaksana.

4.2 Analisis Masalah Keperawatan

Data diperoleh penulis setelah melakukan wawancara dengan klien secara

langsung dan melakukan wawancara tambahan kepada suami klien, data yang

lainnya diperoleh dari status pasien dan perawat yang dinas di ruang bedah lantai

lima. Data yang sifatnya obyektif ditemukan penulis melalui observasi dan

pemeriksaan langsung dengan pasien. Terdapat data klien mengatakan saya

belum pernah mengalami sakit seperti ini dan bila ditekan terasa nyeri pada

payudara sebelah kanan dan payudara cepat membesar. Hasil pengkajian

menunjukkan bahwa masalah keperawatan yang muncul pada Ny.C terdiri dari

risiko infeksi, risiko perdarahan dan nyeri. Masalah yang pertama diangkat

berhubungan proses luka kanker payudara yang saat ini memiliki diameter ± 15

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

32

Universitas Indonesia

cm dan tercium bau yang tidak sedap serta kasa terlihat adanya pus. Sementara

masalah yang kedua yaitu risiko perdarahan diangkat berhubungan dengan adanya

perdarahan saat melakukan ganti balutan pada luka kanker payudara Ny. C, serta

masalah yang ketiga yaitu nyeri diangkat berhubungan dengan proses inflamasi

pada luka kanker payudara nya. Masalah keperawatan yang ditunjukkan oleh Ny.

C sesuai dengan Doenges, (2000) yang menyebutkan bahwa seseorang yang

menderita kanker payudara akan menunjukkan masalah keperawatan seperti risiko

infeksi, nyeri. Evaluasi manajemen luka kanker dilakukan untuk memantau nyeri,

infeksi, malodor, jumlah eksudat, perdarahan, dan maserasi sekitar luka (Kozier et

al, 2000; Naylor 2002b). Evaluasi juga dilakukan untuk menilai efektifitas strategi

yang digunakan untuk membantu klien melakukan koping terhadap distres

psikososial yang timbul akibat luka kanker.

4.3 Analisis Intervensi

Asuhan keperawatan pada Ny. C yang dilakukan selama 3x24 jam mulai tanggal 9

Mei sampai 11 Mei 2013 di ruang bedah lantai lima RSPAD Gatot Soebroto.

Adapun tindakan yang telah dilakukan pada dasarnya telah sesuai dengan rencana

keperawatan yang telah di buat pada setiap diagnosa keperawatan dan secara garis

besar pelaksanaannya sudah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab.

Penambahan dan pengurangan tindakan yang dilaksankan penulis menyesuaikan

dengan kondisi klien. Penulis juga melibatkan keluarga di dalam pelaksanaan

tindakan keperawatan pada klien dengan harapan keluarga dapat merawat klien

secara mandiri. Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis yaitu mengganti

balutan luka kanker dengan teknik aseptik dan melakukan kompres dengan NaCl

0,9 % dingin terlebih dahulu dengan tujuan menghindari adanya perdarahan di

sekitar luka.

Intervensi yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah risiko infeksi pada

Ny. C yang berfokus untuk menghindari infeksi. Hal ini dikarenakan masalah

risiko infeksi yang dialami klien lebih disebabkan karena kondisi luka yang

memiliki pus. Diharapkan dengan melakukan teknik aseptik pada perawatan luka

maka tidak akan terjadi infeksi.

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

33

Universitas Indonesia

4.4 Alternatif Pemecahan Masalah

Perawatan luka kanker dengan menggunakan metronidazole telah digunakan

secara luas sebagai agen topikal untuk mengatasi malodor (Bale et al, 2004).

Metronidazole topikal bekerja dengan berikatan dengan DNA bakteri dan

mengganggu replikasi bakteri kemudian luka bebas dari malodor selama 7 hari

(Bower et al, 1992, dalam Bale et al, 2004). Metronidazole dapat diberikan secara

sistemik dengan dosis 200 mg, 3 kali sehari, akan tetapi pemberian melalui cara

ini dapat menimbulkan efek samping mual. Thomas et al (1998, dalam Naylor,

2002) menyebutkan pemberian antibiotik secara sistemik tidak efektif pada

jaringan nekrotik dengan sirkulasi darah yang buruk. Selain itu madu juga telah

digunakan sejak beberapa abad yang lalu dan semakin populer penggunaannya

saat ini, karena mampu melawan bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Madu

yang memberikan lingkungan hiperosmotik pada luka mampu menghambat

pertumbuhan bakteri dan membantu debridemen luka (Cooper dan Molan, 1999;

Edward, 2000; Morgan, 2000, dalam Naylor, 2002). Madu juga dapat melepaskan

hidrogen peroksida secara perlahan pada luka sebagai agen antibakteri (Dunford,

2000).

Tujuan dari perawatan luka ini adalah agar tidak terjadi infeksi yang lebih luas

dan klien merasa nyaman dengan adanya luka kanker yang diderita, dan hasil

akhirnya adalah menciptakan kepuasan klien terhadap pelayanan yang diberikan.

Selama melakukan asuhan keperawatan penulis juga melakukan

pendokumentasian yang menggunakan format askep institusi. Pendokumetasian

dilakukan terhadap askep perawatan luka kanker khususnya Ny.C secara

berkesinambungan dari shift ke shift guna melihat perkembangan luka yang di

alami oleh Ny.C. Kozier (2004) menyebutkan bahwa pendokumentasian

merupakan kegiatan mencatat atau merekam peristiwa atau objek maupun

aktivitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting,

dilakukan setelah pelaksanaan setiap tahap proses keperawatan dilakukan dan

disesuaikan dengan urutan waktu. Keterampilan dokumentasi yang efektif

memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan

lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan yang akan dikerjakan oleh

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

34

Universitas Indonesia

perawat. Pencatatan proses keperawatan merupakan metode yang tepat umtuk

pengambilan keputusan yang sistematis, problem solving, dan riset lebih lanjut.

Dengan melakukan sistem pendokumentasian yang baik diharapkan penanganan

terhadap masalah klien dapat dilakukan dengan lebih optimal.

Selain itu juga khusus untuk klien yang menderita penyakit kronis perlu di beri

tindakan oerawatan paliatif. Dimana perawatan paliatif ini didefinisikan sebagai

perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh, dengan

pendekatan multidisiplin yang terintegrasi. Tujuannya untuk mengurangi

penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya,

juga memberikan dukungan kepada keluarganya. Mesti pada akhirnya pasien

meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis

dan spiritual, serta tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya. Jadi, tujuan

utama perawatan paliatif bukan untuk menyembuhkan.

Menurut Witjaksono, dokter palliative Care Rumah Sakit Dharmais, Jakarta,

dalam buku Seluk Beluk Kanker (Diananda, 2009), prinsip – prinsip perawatan

paliatif sebagai berikut:

1. Menghargai setiap kehidupan.

2. Menganggap kematian sebagai proses normal.

3. Tidak mempercepat atau menunda kematian.

4. Mengahargai keinginan pasien dalam setiap pengambilan keputusan.

5. Menghilangkan nyeri dan gejala lain yang mengganggu.

6. Mengintegrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual.

7. Menghidari tindakan medis yang sia - sia.

8. Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai

dengan kondisinya sampai akhir hayat.

9. Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

38 Universitas Indonesia

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penyakit kanker payudara merupakan neoplasma ganas, suatu pertumbuhan

jaringan payudara yang abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya,

tumbuh infiltrative, destruktif dan dapat bermetastase. Tumor ini tumbuh

progresif dan relatif cepat membesar. Penyakit ini dapat menyerang berbagai

lapisan usia mulai dari remaja, dewasa, hingga lansia. Saat ini penderita kanker

payudara cukup tinggi. Oleh sebab itu perlu perhatian khusus bagi klien yang

memiliki luka kanker untuk dilakukan perawatan luka. Adapun tujuan perawatan

luka kanker payudara dengan bau adalah membuang jaringan mati dan

mengeliminasi kontaminasi bakteri. Autolitik atau enzymatic debridement

merupakan metode yang cukup dianjurkan untuk membuang jaringan mati.

Penggunaan therapy antibiotic topikal pada luka kanker payudara seperti

metronidazole sangat efektif untuk membunuh bakteri yang dapat menimbulkan

bau (Gitaraja, 2004). Pembalut luka merupakan sarana vital untuk mengatur

kelembaban kulit, menyerap cairan yang berlebihan, mencegah infeksi, dan

membuang jaringan mati pada luka kanker ( Keast, 2007). Diharapkan perawat

memiliki kemampuan khusus dalam merawat luka kanker paudara

5.2 Saran

5.2.1 Saran bagi keilmuan

Bagi sistem keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan ketersediaan teori-teori mengenai asuhan keperawatan pada klien

dengan luka kanker payudara. Hal ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi

untuk dijadikan pedoman bagi pelaksanaan asuhan keperawatan luka kanker

payudara dan bermanfaat ntuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dimasa

yang akan datang.

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

39

Universitas indonesia

5.2.2 Saran bagi pelayanan

Diharapkan dalam perawatan luka kanker payudara perawat dapat

mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan keperawatan

khusunya kanker payudara stadium IV. Pihak manajemen rumah sakit diharapkan

juga terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan dengan sarana dan pra

sarana yang memadai, dan terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan aktivitas pelatihan, dan kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang

dapat diikuti perawat secara berjenjang dan berkesinambungan.

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

________(2009). Wound Care (Cont).Emedicine Health,Practical Guide to

health. Artikel di akses 2 Juli 2013 dari http://www.emedicinehealth.com

Anonim. 2009. Kanker Payudara. (http://www.google.com/kanker-payudara.pdf)

diakses tanggal 2 Juli 2013.

Dennis A. Casciato. (2009). Manual of Clinical Oncologi. 6 th

Ed. Lippincott

Williams. Philadelphia

Ganiswara, S.G. (1995). Farmakologi dan terapi edisi 4. Jakarta :FKUI.

Gitaraja. (2004). Manajemen perawatan luka akut dan kronik, Perawatan luka

kanker. Jakarta : RS Kanker Darmais.

Kalinski, C., Schnepf, M., Laboy, D., Hernandez, L., Nusbaum, J., Grinder, M.B.,

et. Al. (2005). Effectiveness of a Topical Formulation Containing

Metronidazole for Wound Odor and Exudate Control. Diakses 2 Juli 2013,

dari http://www.naccme.com/woundcare.

Keast, D., & Orsted, H. (2007) The basic principles of wound healing. Diakses 2

November 2009 dari http:// www.cawc.net

Kusminarto. (2005). Deteksi sangat dini kanker payudara, jawaban untuk

menghindar. Artikel Diakses 4Juli 2013 dari http://www.Depkes.pydr.htm.

Melina,Y. (2007). Efektifitas penggunaan kompres povidon iodine dan

permanganat kalium dalam penatalaksanaan luka kronis kanker

payudara.

Morison, M. J. (2004). Manajemen Luka. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta :

EGC.

Mujur A. (2011). Hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan

kejadian berat badan lebih pada remaja. Artikel ilmiah.

Naylor, W. (2002b). Malignant wound: aetiology and principles of management.

Nursing standard. Melbourne: Ausumed Publications.

Olson, J. (2004). Belajar mudah farmakologi. Penerbit buku kedokteran. Jakarta :

EGC.

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.C DENGAN PERAWATAN LUKA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351563-PR-Yanita Astuti.pdf · kanker payudara khususnya yang memiliki luka kanker. pada

Universitas Indonesia

ii

Potter, P., & Perry. (2001). A Fundamental of Nursing : concept, process &

practice,5Ed. Mosby Company, St. Louis.

Price, S. A., & Wilson, L. M.(2005). Pathophysiology: Clinical Concepts of

Disease Processes. Alih bahasa : Brahm U Pendit. Editor bahasa indonesia

: Huriawati Hartanto. Edisi 6. Jakarta : EGC.

Ramli, M. (1995) Kumpulan kuliah ilmu bedah : kanker payudara. Jakarta :

FKUI.

Robbins, S. L., Kumar, V., & Cotran, R. S. (2002).Dasar patologi penyakit. Edisi

5. Alih bahasa : Tjarta, A., Himawan, S., Kurniawan. Jakarta : EGC.

Smeltzer, S.C. & Bare B.G. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah edisi 8

volume 1. Jakarta : EGC.

Sudiarto, Ta’adi, & Sudirman. (2005). Efek penggunaan NaCl 0,9% dan bethadin

dalam manajemen luka paska operasi mayor di BP RSUD Kraton

Pekalongan tahun 2005. Media penelitian dan pengembangan kesehatan.

Jakarta.

Supriyatin, Saryono,& Lutfatul . (2007). Efektifitas penggunaan metronidazole

dan NaCl 0,9% terhadap proses penyembuhan luka diabetik di RSUD

Margono Sukarjo Purwokerto. Jurnal keperawatan sudirman, volume 2 No

1.

Sutjipto. (2006). Permasalahan deteksi dini dan pengobatan kanker payudara.

Artikel Juli 2013 dari http ://www.dharmais.co.id/new/content.php?page.

Teresa. (1992). Wound management. New york. Macmilan Publishing Company

Inc.

Tjay, T. H., & Raharja, K. (2002). Obat-obat penting : khasiat, penggunaan dan

efek samping. Edisi 5. Gramedia. Jakarta.

Wim D. J. (1997). Buku ajar ilmu bedah. Jakarta : EGC.

Willkinson, Judith M.(2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosa

Nanda, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC. Ed.9. Jakarta; EGC

Asuhan keperawatan...,Yanita Astuti, FIK UI, 2013