asuhan keperawatan pada buta warna

8
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN (BUTA WARNA) BAB I KONSEP DASAR I. ANATOMI Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan koroid. Di bagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan, terdapat makula lutea yang berperan penting untuk tajam penglihatan. Di tengah makula terdapat bercak mengkilap yang merupakan reflex fuvea kira-kira 3 mm ke arah nasal kutub belakang bola mata, terdapat daerah putih kemerahan disebut papil saraf optik. Arteri sentral bersama venanya masuk ke dalam bola mata di tengah papil saraf optik merupakan pembuluh darah. Terminal retina terdiri dari 10 lapisan dan memiliki 3 lapisan sel saraf yaitu: 1. Lapisan sel kerucut (cellula optica caniformis) dan sel batang (cellula optica bacilliformis) 2. Lapisan sel-sel (neuron) bipolar 3. Lapisan sel-sel ganglion

Upload: inneputry

Post on 03-Oct-2015

241 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada pasien buta warna

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEMPENGLIHATAN (BUTA WARNA)

BAB I KONSEP DASAR

I.ANATOMIRetina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaranserabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan koroid. Di bagian retina yangletaknya sesuai dengan sumbu penglihatan, terdapat makula lutea yang berperanpenting untuk tajam penglihatan. Di tengah makula terdapat bercak mengkilap yangmerupakan reflex fuvea kira-kira 3 mm ke arah nasal kutub belakang bola mata,terdapat daerah putih kemerahan disebut papil saraf optik. Arteri sentral bersamavenanya masuk ke dalam bola mata di tengah papil saraf optik merupakan pembuluhdarah. Terminal retina terdiri dari 10 lapisan dan memiliki 3 lapisan sel saraf yaitu:1.Lapisan sel kerucut (cellula optica caniformis) dan sel batang (cellula opticabacilliformis)2.Lapisan sel-sel (neuron) bipolar3.Lapisan sel-sel ganglion

Lapisan sel kerucut dan sel batangMerupakan sel reseptor yang peka terhadap rangsangan cahaya, sehinggadisebut fotoreseptor. Fotoreseptor terdiri atas 3 bagian:1.Segmen luar, paling dekat dengan eksterior mata, menghadap ke koroid danmendeteksi rangsangan cahaya.2.Segmen dalam, terletak di pertengahan panjang fotoreseptor dan mengandungperangkat metabolik sel.3.Terminal sinaps, paling dekat dengan interior mata menghadap ke neuronbipolar dan menyalurkan sinyal yang dihasilkan fotoreseptor setelah mendapatrangsangan cahaya yang bermacam-macam warna sel-sel berikutnya padajalur penglihatan. Lapisan sel-sel bipolarAxon-axon dari sel-sel batang dan kerucut mengadakan hubungan sinaptikdengan dendrite-dendrite di sel bipolar terutama di daerah sentral retina. 1 selkerucut mengadakan hubungan sinaptik dengan satu sel bipolar, sejumlah selbatang mengadakan hubungan sinaptik dengan satu sel bipolar.Hubungan 1 sel kerucut dengan 1 sel bipolar tersebut memungkinkanpenghantaran impuls-impuls yang timbul di dalam satu sel kerucut secara terpisahmelalui serat nervus opticus. Oleh karena itu impuls-impuls tersebut padaakhirnya dapat diterima secara terpisah pula di dalam cortex area penglihatan, sehingga memungkinkan suatu penglihatan yang amat tajam. Lapisan sel-sel ganglionAxon-axon dari sel-sel bipolar mengadakan hubungan sinaptik dengandendrite-dendrite dari sel-sel ganglion. Selanjutnya axon-axon dari sel ganglionberkumpul pada permukaan sebelah dalam retina untuk membentuk suatu lapisanretina paling dalam. Stratum neurofibriarum nervus opticus, untuk selanjutnyameninggalkan retina dan keluar dari dinding dorsal bulbus oculi sebagai nervusopucus.

1

II. FISIOLOGIRetina dilengkapi dengan suatu bahan kimia yang disebut rhodopsin atau zatwarna penglihat yang berwarna merah-ungu. Cahaya yang jatuh pada retinamenyebabkan adanya perubahan kimiawi di dalam rhodopsin serta bahan-bahan lainyang terdapat di dalam sel kerucut dan sel batang. Rhodopsin, fotopigmen sel batangtidak dapat membedakan berbagai panjang gelombang spektrum cahaya. Pigmen tersebut menyerap semua panjang gelombang cahaya tampak, sehingga sel batanghanya memberi gambaran bayangan abu-abu apabila mendeteksi berbagai intensitas cahaya, tidak memberi warna.Foto pigmen di tiga jenis sel kerucut (sel kerucut merah, hijau dan biru)berespon secara selektif terhadap berbagai panjang gelombang cahaya, sehinggapenglihatan warna dapat terjadi. Sensasi dari setiap warna tertentu ditentukan olehfrekuensi relatif impuls dari ketiga sistem sel kerucut tersebut. Pigmen pekabiru/gelombang pendek menyerap warna maksimum dari bagian biru-ungu spektrum.Pigmen peka hijau atau gelombang menengah menyerap warna maksimum di bagianhijau, dan pigmen peka merah atau gelombang panjang menyerap warna maksimumdi bagian kuning, biru, merah, hijau adalah warna primer, tapi sel kerucut yangmemiliki penyerapan maksimum di bagian kuning. Spektrum cukup peka pada bagianmerah sehingga berespon terhadap cahaya merah dan ambang yang lebih rendahdaripada cahaya hijau.

III. PENGERTIANButa warna/kekurangan penglihatan warna adalah kemampuan penglihatanwarna-warna yang tidak sempurna, di mana seseorang tidak atau kurang dapatmembedakan beberapa warna dengan baik, dapat terjadi secara kongenital maupundidapat akibat penyakit tertentu.

IV. PENYEBABa.Kongenital, bersifat resesif terkait dengan kromosom Xb.Didapat, bila ada kelainan pada makula dan saraf optik.

V. PATOFISIOLOGI Mata yang sehat mempunyai beribu-ribu sel kerucut yang peka terhadapwarna, sel kerucut ini kemudian menghantarkan rangsangan pada saraf optik yangseterusnya menyampaikan ke otak. Pada penderita buta warna beberapa sel kerucuttidak dapat menghantar isyarat warna dengan sempurna sehingga ia tidak mampumembedakan beberapa warna tertentu.Defek penglihatan dapat bersifat kongenital herediter maupun didapat:Defek penglihatan kongenital hampir selalu merah-hijau mengenai 8 % laki-laki dan 0,5 % perempuan, mengenai kedua mata dan tingkat keparahannya setara atausama antara kedua mata. Defek penglihatan kongenital bersifat resesif terkaitkromosom X, tipe keparahannya konstan.Defek penglihatan didapatLebih sering pada warna biru-hijau dan mengenai semua jenis kelamin denganinsiden yang sama. Sering mengenai salah satu mata, di mana tipe dan

2

keparahannya bervariasi, tergantung pada letak dan gambar patologi okuler yangbiasanya dapat dilihat secara oftalmoskop.Defek penglihatan warna/buta warna dapat terjadi dalam bentuk:TrikromatKeadaan pasien punya 3 pigmen kerucut yang mengatur fungsipenglihatan. Pasien buta warna dapat melihat berbagai warna tapi denganinterpretasi berbeda daripada normal, bentuk yang paling sering ditemukan:a)Protanomali (defisiensi warna merah)b)Deutranomali (defisiensi warna hijau)c)Tritanomali (defisiensi warna biru) DikromatHanya memiliki 2 pigmen kerucut dan mengakibatkan sukar membedakanwarna tertentu.a)Protanopia: keadaan yang paling sering ditemukan dengan cacat pada warnamerah, hijau.b)Dentranopia: tidak memiliki warna hijau.c)Tritanopia: kesukaran membedakan warna biru dari kuning.Monokromat/akromatopiaHanya terdapat 1 pigmen kerucut

VI. TANDA DAN GEJALA Tergantung dari jenis buta warna yang diderita, biasanya seseorang yangmengalami kekurangan penglihatan warna sering keliru dalam membedakan warna-warna tertentu dan juga mungkin tidak dapat melihat suatu warna dengan terangseperti orang normal.1.Dikromatika.Protanopia: penderita tidak dapat membedakan warna merah dan hijau karenapigmen merah tidak ada. b.Dentranopia: penderita tidak dapat membedakan warna merah hijau karenapigmen hijau tidak ada.c.Tritanopia: penderita tidak dapat membedakan warna biru-kuning karenapigmen biru hilang.2.Trikromatik Penderita memiliki 3 macam sel kerucut tapi salah satunya tidak berfungsi secaranormal. Gejala analog dengan defek pada dikromatik.3.MonokromatikTerdiri dari 2 bentuk walaupun keduanya tidak memiliki diskriminasi warna sama sekali. a.Monokromatik batangPengidap lahir tanpa sel kerucut yang berfungsi pada retina dengan gejala:penurunan ketajaman penglihatan, tidak ada penglihatan warna, fotofobia dannistagmus.b.Monokromatik kerucutTidak memiliki diskriminasi cacat warna tapi ketajaman penglihatan normal,tidak terdapat fotofobia dan nistagmus.

3

Monokromatik kerucut memiliki fotoreseptor kerucut tapi semua sel kerucutmengandung pigmen penglihatan yang sama.

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG1.OftalmoskopSuatu alat dengan sistem pencahayaan khusus untuk melihat bagian dalam mata,terutama retina dan struktur terkaitnya.2.Tes penglihatan warnaa.Uji ishihara Dengan memakai sejumlah lempeng polikromatik yang berbintik, warnaprimer dicetak di atas latar belakang mosaik bintik-bintik serupa dengan aneka warna sekunder yang membingungkan, bintik-bintik primer disusun menurut pola (angka atau bentuk geometrik) yang tidak dapat dikenali oleh pasien yangkurang persepsi warna.