asuhan keperawatan pada anak dengan atrial septum defect.docx
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ATRIAL SEPTUM
DEFECT
Di susun oleh:
Septi Rustina PO.71.20.1.11.077
Nora Dwi Purwanti PO.71.20.1.11.057
Twin Febriyanti SMP PO.71.20.1.11.087
Riris Charolina L. Tobing PO.71.20.1.11.061
Tingkat : II / Semester III
Dosen Pembimbing : Luci Francisca S, S. Kep, Ns, M. Kep
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2013ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ATRIAL
1
SEPTAL DEFECT
1. Definisi
Atrial Septal Defect adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada
sekat yang memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Pengertian lain ASD
adalah suatu defek jantung kongenital asianotik, dimana terdapat lubang abnormal
pada septum abnormal.
Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara serambi jantung
kanan dan kiri melalui sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini
dapat berupa:
a. Defek sinus venousus di dekat muara vena kava superior, foramen ovale
terbuka yang pada umumnya menutup spontan setelah kelahiran,
b. Defek septum sekundum yaitu kegagalan pembentukan septum sekundum
c. Defek septum primum adalah kegagalan penutupan septum primum yang
letaknya dekat sekat antar bilik atau pada bantalan endokard.
Macam-macam defek sekat ini harus ditutup dengan tindakan bedah
sebelum terjadinya pembalikan aliran darah melalui pintasan ini dari kanan ke kiri
sebagai tanda timbulnya sindrom Eisenmenger.
Klasifikasi :
Berdasarkan letak lubang, ASD dibagi menjadi 3 tipe :
a) ASD Sekundum,bila lubang terletak di daerah fossa ovallis
b) ASD Primum,bial lubang terletak didaerah ostium primum (termasuk
salah satu bentuk defect septum atrioventrikulare)
c) ASD sinus venosus,bila lubang terletak didaerah venosus (dekat muara
vena kava superior dan inferior
2. Etiologi
2
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang
diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD.
a. Faktor Prenatal
Ibu menderita infeksi rubella
Ibu alkoholisme
Umur ibu lebih dari 40 tahun
Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu
b. Faktor Genetik
Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
Ayah atau ibu menderita PJB
Kelainan kromosom misalnya sindrom Down
Lahir dengan kelainan bawaan lain.
3. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis yang ditemukan adalah;
a) Sebagian besar bayi cenderung asimptomatik sampai masa anak-anak awal
dan defek menutup spontan pada usia 5 tahun.
b) Gejala-gejala bervariasi sesui ukuran defek,letih dan dispnea pada saat
bergerak paling banyak dtemukan.
c) Peningkatan berat badan yang lambat dan infeksi pernafasan yang sering
dapat terjadi.
d) Mumur ejeksi sistolik dapat diauskultasi, biasanya paling jelas terdengar
pada ruang intrakosta kedua
Gambaran klinik antara lain :
1) ASD
a) Pertumbuhan dan perkembangan biasa seperti tidak ada kelainan.
3
b) Pada stres; cepat lelah, mengeluh dispnea, sering mendapat infeksi
saluran pernafasan
c) Pada palpasi; terdapat kelainan ventrikel kanan hiperdinamik di
parasternal kiri
d) Pada auskultasi; photo torak, EKG, jelas terlihat ada kelainan
e) Ekhokardiografi; pasti ada kelainan jantung
2) VSD
a) Pertumbuhan terhambat
b) Diameter dada bertambah terlihat adanya benjolan dada kiri
c) Pada palpasi dan auskultasi ,adanya VSD meningkat
d) Tekanan vena pulmonalis meningkat
e) Penutupan katub pulmonal teraba jelas pada sela iga 3 kiri dekat
sternum
f) Kemungkinan teraba getaran bising pada dada.
4. Patofisiologi
Lubang abnormal diantara dua atrium yang mengakibatkan darah mengalir
dari atrium kiri ke atrium kanan (dari yang mengandung oksigen ke yang tidak
mengandung oksigen) karena tekanan pada sisi kiri jantung lebih tinggi.
Peningkatan volume darah atrium kanan diejeksikan ke dalam ventrikel kanan dan
akhirnya terjadi hipertropi ventrikel kanan karena menampung banyak darah.
Pada kasus Atrial septal defect yang jarang terjadi komplikasi, darah yang
mengandung oksigen dari atrium kiri mengalir ke atrium kanan tetapi tidak
sebaliknya. Aliran yang melalui defek tersebut merupakan suatu proses akibat
ukuran dan complain dari atrium tersebut.normalnya setelah bayi lahir complain
ventrikel kanan menjadi lebih besar daripada ventrikel kiri yang menyebabkan
ketebalan dinding ventrikel kanan berkurang.hal ini berakibat volume serta ukuran
atrium kanan dan ventrikel kanan meningkat.jika complain ventrikel kanan terus
menurun akibat beban yang meningkat shunt dari kiri ke kanan bisa berkurang.
4
Pada suatu saat sindroma Einsenmenger bisa terjadi akibat penyakit
vaskuler paru yang terus bertambah berat,arah shunt pun bisa berubah menjadi
dari kanan ke kiri sehingga sirkulasi darah sistemik banyak mengandung darah
yang rendah oksigen akibatnya terjadi hipoksemi dan sianosis.
5. Pemeriksaan Diagnostik
1) Bentuk tubuh : tinggi dan kurus dengan jari-jari tangan yang panjang
2) Auskultasi jantung : aktivitas ventrikel kanan meningkat, bunyi jantung
yang ke-1 mengeras, bunyi jantung ke-2 terpisah lebar dan tidak mengikuti
variasi pernafasan
3) Palpasi : tak teraba,thrill(geratan karena adanya bunyi jantung)
4) Pantau tekanan darah : hipertensi pulmonal dimana bunyi jantung ke-2
mengeras dan pemisahan kedua komponen tidak lagi lebar, terdengar
bising sistol.
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan diantaranya adalah:
1) Foto rontgen dada dimana didapatkan adanya pembesaran jantung karena
pembesaran atrium dan ventrikel kanan.
Pada foto lateral terlihat daerah retrosternal terisi, akibat pembesaran
ventrikel kanan
Dilatasi atrium kanan
2) Elektrokardiografi; menunjukkan aksis ke kanan akibat defek ostium
primum.
Dengan menggunakan kardiografi transtorakal (ETT) dan droppler
berwarna dapat ditentukan lokasi defek deptum, arah pirau, ukuran
atrium dan ventrikel kanan,keterlibatan katup mitral misalnya
prolaps yang memang sering terjadi ASD.
5
Ekokardiografi transsesofageal (ETE) dapat melakukan pengukuran
besar defek secara pesisi dapat menbantu dalam tindakan penutupan
ASD perkutan,juga kelainan yang menyertai.
3) Kateterisasi jantung ;
Melihat adanya peningkatan saturasi oksigen di atrium kanan
Mengukur rasio besarnya aliran pulmonal dan sistemik
Menetapkan tekanan dan resistensi arteri pulmonalis
Evaluasi abnormali aliran vena pulmonalis
4) Angiografi koroner selektif pada kelompok umur yang lebih tua, sebelum
tindakan operasi penutupan ASD.
7. Penatalaksanaan Medis
1) Berikan penyuluhan keluarga tentang pilihan pengobatan untuk ASD
2) Defek biasanya diperbaiki pada anak-anak perempuan akibat adanya
kemungkinan pembentukan bekuan selama masa-masa subur.
3) ASD yang kecil dibiarkan terbuka pada anak laki-laki; satu yang lebih
besar diperbaiki
4) Penutupan secara pembedahan dengan jahitan atau penambalan
memerlukan bifas cardiopulmonal dan biasanya dilakukukan selama usia
sekolah
5) Penutupan melalui kateterisasi jantung masih dalam percobaan.
6) Beri perawatan pra operasi dan pasca operasi :
a. Perawatan pra operasi:
Diskusikan tujuan pembedahan.
Persiapkan emosi emosi anak dan keluarga,beri penjelasan yang
tepat secara bertahap tentang apa yang diharapkan
sebelum,selama,dan setelah pembedahan.
Lakukan pengkajian keperawatan praoperatif
Beri obat sesuai instruksi dokter.
b. Perawatan pasca operasi:
6
Pertahankan status pernafasan yang optimal
Pantau status jantung
Pantau suara paru
Pantau asupan dan haluaran cairan
Pantau adanya komplikasi pembedahan
Pertahankan integritas kulit dan cegah hipotermia pasca operasi.
8. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi :
1) Gagal jantung
2) Penyakit pembuluh darah paru
3) Endokarditis
4) Obstruksi pembuluh darah pulmonal(hipertensi pulmonal)
5) Aritmia
6) Henti jantung
7) ASD dan VSD
7
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ATRIAL
SEPTAL DEFECT
1. Pengkajian
Inspeksi:
a) Status nutrisi : gagal tumbuh atau penambahan berat badan yang buruk
berhubungan dengan penyakit jantung
b) Warna : amati warna kulit untuk mengkaji adanya edema periorbital dan
sianosis adalah gambaran umum dari penyakit jantung kongenital,
sedangkan pucat berhubungan dengan anemia
c) Deformitasi dada : pembesaran jantung terkadang pulsasi yang dapat
dilihat
d) Inspeksi leher untuk mengkaji adanya vena leher yang membesar
e) Inspeksi abdomen terhadap adanya distensi.
Palpasi dan perkusi :
a) Dada;membantu melihat perbedaan antara ukuran jantung
b) Abdomen;hepatomengali atau splenomegali mungkin terlihat
c) Nadi perifer;frekuensi,keteraturan,dan amplitudo (kekuatan )yang dapat
menunjukkan ketidaksesuaian.
d) Palpasi ekstremitas terhadap adanya pitting
e) Palpasi perikardium terhadap adanya thrill.
Auskultasi
a) Jantung : mendeteksi adanya murmur jantung
b) Frekunsi dan irama jantung : menunjukkan deviasi bunyi dan intensitas
jantung yang membantu melokalisasi defek jantung
c) Paru-paru : menunjukkan ronki kering kasar, mengi
8
2. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur
2) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan sistem transport
oksigen
3) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
ketidakadekuatan oksigen dan nutrien pada jaringan
4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan status fisik yang lemah
5) Resiko tinggi cedera (komplikasi) berhubungan dengan kondisi jantung
dan terapi
6) Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak dengan
penyakit ASD.
3. Intervensi Keperawatan
1) Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur
Tujuan Klien akan menunjukkan perbaikan curah jantung.
Kriteria Hasil
Frekwensi jantung, tekanan darah, dan perfusi perifer berada pada batas
normal sesuai usia.
Keluaran urine adekuat (antara 0,5 – 2 ml/kgbb, bergantung pada usia )
Intervensi
a) Beri digoksin sesuai dengan program,dengan menggunakan kewaspadaan
yang dibuat untuk mencegah toxisitas.
b) Beri obat penurunan afterload sesuai program.
c) Beri diuretik sesui program.
2) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan sistem transport
oksigen
9
Tujuan Klien mempertahankan tingkat energi yang adekuat tanpa stress
tambahan.
Kriteria Hasil
Anak menentukan dan melakukan aktivitas yang sesuai dengan
kemampuan.
Anak mendapatkan waktu istirahat/tidur yang tepat
Intervensi
a) Berikan periode istirahat yang sering dan periode tidur tanpa gangguan.
b) Anjurkan permainan dan aktifitas yang tenang.
c) Bantu anak memilih yang sesaui dengan usia, kondisi, dan kemampuan.
d) Hindari suhu lingkungan yang ekstrem karena hipertermia atau hipotermia
meningkatkan kebutuhan oksigen.
e) Implementasikan tindakan untuk menurunkan ansietas.
f) Berespons dengan segera terhadap tangisan atau ekspresi lain dari distress.
3) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
ketidakadekuatan oksigen dan nutrien pada jaringan
Tujuan
a) Pasien mengikuti kurva pertumbuhan berat badan dan tinggi badan.
b) Anak mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang
sesuai dengan usia
Kriteria Hasil
a) Anak mencapai pertumbuhan yang adekuat.
b) Anak melakukan aktivitas sesuai usia
c) Anak tidak mengalami isolasi sosial
10
Intervensi
a) Beri diet tinggi nutrisi yang seimbang untuk mencapai pertumbuhan yang
adekuat
b) Dapat memberikan suplemen besi untuk mengatasi anemia, bila
dianjurkan
c) Izinkan anak untuk menata ruangannya sendiri dan batasan aktifitas karena
anak akan beristirahat bila lelah
d) Pantau tinggi dan berat badan; gambarkan pada grafik pertumbuhan untuk
menentukan kecenderungan pertumbuhan.
e) Dorong aktivitas yang sesuai usia.
f) Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan yang sama terhadap
sosialisasi seperti anak yang lain.
4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan status fisik yang lemah
Tujuan Klien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi Kriteria hasil :
Kriteria Hasil Anak bebas dari infeksi.
Intervensi
a) Hindari kontak dengan individu yang terinfeksi
b) Beri istirahat yang adekuat
c) Beri nutrisi optimal untuk mendukung pertahanan tubuh alami
5) Resiko tinggi cedera (komplikasi) berhubungan dengan kondisi jantung
dan terapi
Tujuan Klien/keluarga mengenali tanda-tanda komplikasi secara dini.
Kriteria Hasil
Keluarga mengenali tanda-tanda komplikasi dan melakukan tindakan yang
tepat.
11
Klien/keluarga menunjukkan pemahaman tentang tes diagnostik dan
pembedahan.
Intervensi
a) Ajari keluarga untuk mengenali tanda-tanda komplikasi, gagal jantung
kongestif
Takikardi,khususnya selama istirahat dan aktifitas ringan
Takipnea
Keringat banyak dikulit kepala,khususnya pada bayi
Keletihan
Mual
Muntah
Anoereksia
Bradikardi
Hipoksia-sianosis,gelisah.
b) Ajari keluarga untuk melakukan intervensi selama serangan hipersianotik
c) Tempatkan anak pada posisi lutut-dada dengan kepala dan dada
ditinggikan.
d) Tetap tenang
e) Beri oksigen 100% dengan masker wajah bila ada.
f) Hubungi praktisi
g) Jelaskan atau klarifikasi informasi yang diberikan oleh praktisi dan ahli
bedah pada keluarga
h) Siapkan anak dan orang tua untuk prosedur.
i) Bantu membuat keputusan keluarga berkaitan dengan pembedahan
6) Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak dengan
penyakit ASD.
12
Tujuan
Klien/keluarga mengalami penurunan rasa takut dan ansietas
Klien menunjukkan perilaku koping yang positif
Kriteria hasil :
Keluarga mendiskusikan rasa takut dan ansietasnya
Keluarga menghadapi gejala anak dengan cara yang positif
Intervensi
a) Diskusikan dengan orang tua dan anak (bila tepat) tentang ketakutan
mereka dan masalah defek jantung dan gejala fisiknya pada anak karena
hal ini sering menyebabkan anxietas
b) Dorong keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan anak selama
hospitalisasi untuk memudahkan koping yang lebih baik di rumah
c) Bantu keluarga untuk menentukan aktifitas fisik dan metide disiplin yang
tepat untuk anak.
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan yang akan dilakukan harus sesuai dengan diagnose
dan intervensi yang telah dibuat.
5. Evaluasi Keperawatan
1) Tanda-tanda vital anak berada dalam batas normal sesuai dengan usia.
2) Anak berpartisipasi dalam aktifitas fisik yang sesuai dengan usia
3) Anka bebas dari komplikasi pasca bedah
4) Anak mempertahankan oksigenasi yang adekuat
5) Anak mempertahankan status nutrisi yang adekuat
6) Anak mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
13
DAFTAR PUSTAKA
Arthur C. Guyton and John E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
Edisi 9. Jakarta : EGC
Sylvia A. Price. 1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses - Proses
Penyakit Edisi 4. Jakarta : EGC
Heni,dkk. 2001. Buku Ajar keperawatan Kardiovasculer Edisi 1. Jakarta :
Harapan Kita
Susetyo, Ariyanto. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Atrial Septum
Deffect. (Online : http://contoh-askep.blogspot.com/2008/07/asuhan-keperawatan-
pada-anak-dengan_22.html) Diakses tanggal 6 Mei 2013
14