asuhan keperawatan jiwa
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA TN.W (63 TH) DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN KOPING DAN
RISIKO HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
DI RT 02/01 KELURAHAN TEMBALANG
SEMARANG
Disusun Oleh:
Mitsalina Maulida Hafizh
G2B009050
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012
I. IDENTITAS KLIEN
A. Nama : Tn.W
B. Umur : 63 tahun
C. Jenis Kelamin : Laki-laki
D. Agama : Islam
E. Suku : Jawa
F. Alamat : Gg. Iwenisari Rt 02/01 Kelurahan Tembalang
G. Pendidikan : -
H. Pekerjaan : -
I. Tanggal pengkajian : 9 Juli 2012
J. Dx Medis : -
II. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
A. Nama : Ny.R
B. Umur : 55 tahun
C. Jenis Kelamin : Perempuan
D. Hubungan dengan klien : Istri
E. Pekerjaan : Pembantu Rumah Tangga
F. Alamat : Gg. Iwenisari Rt 02/01 Kelurahan Tembalang
III. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan merasa malu karena tidak dapat bekerja kembali seperti
dahulu seiring dengan bertambahnya usia. Klien juga mengatakan terkadang
merasa hidupnya tidak begitu berharga lagi karena aktivitasnya hanya dapat
berupa mengasuh cucu di rumah.
IV. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
A. Faktor Predisposisi
Klien mengatakan menderita penyakit rematik dan hipertensi sejak 2 tahun
dan yang lalu, sehingga klien sering merasakan pusing tak tertahankan dan
nyeri pada bagian persendiaan terutama pada bagian bahu. Oleh karena
penyakitnya itu pula, klien tidak dapat bekerja sebagai petani kembali.
Sejak menderita penyakit tersebut, klien memeriksakan diri ke puskesmas.
Klien mengatakan telah mengetahui dan menghindari jenis- jenis
makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita hipertensi dan
rematik. Klien tidak memakan masakan daging kambing dan sebagainya
meskipun makanan tersebut disediakan di acara hajatan tetangga
sekalipun.
B. Faktor Presipitasi
Klien belum pernah dirawat di rumah sakit, baik karena penyakit fisik
maupun psikis.
V. FISIK
A. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan Darah : 170 / 110 mmHg
2) Pernapasan : 22x/ menit
3) Nadi : 84x/menit
4) Suhu : 36o C
B. TB : 170 cm
C. BB : 61 kg
D. Keluhan Fisik :
Klien mengatakan merasakan nyeri pada bahu terutama sebelah kiri.
Akibatnya, bahu tersebut tidak dapat digerakkan semaksimal mungkin
karena ketika digerakkan sedikit saja sudah terasa begitu nyeri. Klien juga
mengaku selama dua tahun terakhir sulit memulai tidur dan baru dapat
tidur setelah solat Shubuh.
W
X
X XX
X
VI. PSIKOSOSIAL
A. Genogram
Keterangan :
= perempuan
= laki-laki
= tinggal dalam satu rumah
X = meninggal
W = klien
Klien tinggal satu rumah dengan istri, anak ketiga beserta istrinya, dan 2
cucunya. Dalam keluarga, klien berlaku sebagai pengambil keputusan.
B. Konsep Diri
1. Body Image
Klien mengeluhkan fisiknya yang kini tidak sekuat dahulu. Bahunya
sering terasa sakit dan penglihatannya kabur. Hal ini tentu saja berbeda
dengan dahulu ketika klien bekerja sebagai petani yang biasa memikul
beban berat dan biasa bekerja seharian dengan fisik yang masih kuat.
2. Identitas diri
Klien berjenis kelamin laki-laki, telah menikah, mempunyai anak dan
tidak bekerja.
3. Peran
Klien berperan sebagai seorang suami, bapak dan kakek.
4. Ideal diri
Klien mengatakan ingin agar fisiknya tidak sakit-sakitan lagi sehingga
dapat melakukan aktivitas lain di luar rumah yang bermanfaat seperti
mnegikuti sholat berjamaah di masjid, pengajian dan kegiatan
sosialisasi di kampungnya.
5. Harga diri
Klien merasa malu dengan fisiknya yang sakit-sakitan saat ini. Apalagi
terkadang rekan seusianya juga pernah menyindir kondisinya tersebut.
C. Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti baginya adalah seluruh anggota
keluarga baik suami, anak dan cucunya.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat
Klien mengatakan bahwa klien mengikuti kegiatan-kegiatan rutin di
kampung seperti arisan dan pengajian apabila kondisinya benar-benar
sedang sehat saja.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam berhubungan
dengan orang lain. Klien mengatakan memiliki hubungan yang baik
dengan tetangga sekitarnya. Bahkan klien masih berhubungan baik
dengan tetangga yang pernah menyindir kondisinya yang tidak
sebugar dulu.
D. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Klien merupakan pemeluk agama Islam. Namun, ibadah sholat dan
mengaji tidak dilaksanakan dengan baik sewaktu klien masih sehat
fisiknya. Terkadang sholat yang dilaksanakan klien di masjid hanya
ikut-ikutan jama’ah saja tanpa mengetahui lafalan doanya.
2. Kegiatan ibadah
Semenjak klien menderita hipertensi dan rematik dengan bersamaan,
klien mengatakan pernah ditemui oleh seorang kakek buyut yang
menyuruhnya mendalami Al-Qur’an. Sejak saat itu, klien berusaha
belajar solat dan membaca Al-Qur’an secara rutin dan sekarang klien
sudah menerapkan solat lima waktu.
VII. STATUS MENTAL
A. Penampilan
Penampilan klien tampak rapi dan bersih. Hanya saja wajah klien tampak
lesu karena kurang tidur.
B. Pembicaraan
Klien berbicara dengan tenang dan jelas. Kualitas dan kuantitas
pembicaraan cukup baik. Klien dapat memahami pembicaraan lawan
bicara dan dapat menanggapinya dengan baik. Komunikasi terjalin dua
arah tanpa hambatan.
C. Aktvitas motorik
Klien tampak tenang gelisah saat dilakukan pengkajian. Tidak ada agitasi
(kegelisahan motorik seperti mondar-mandir), tidak ada grimaseri
(gerakan otot muka berubah-ubah yang tak terkontrol), tidak ada tremor
(jari-jari yang bergetar), dan tidak ada kompulsif (berulang kali
melakukan hal yang sama seperti mencuci muka berkali-kali, mandi
berkali-kali dan lain sebagainya).
D. Alam perasaan
Klien mengatakan perasaanya dalam kondisi yang cukup baik (cukup
senang) saat dilakukan pengkajian, hanya saja tubuhnya terasa sakit
semua.
E. Afek
Afek pada klien tergolong ke dalam jenis appropriate (tepat). Klien
memberikan tanggapan yang tepat saat diberi stimulus, seperti membalas
senyuman dengan senyuman dan mau berbicara serta bercerita panjang
saat diberi pertanyaan-pertanyaan.
F. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif, klien memiliki kontak mata yang baik saat dilakukan
pengkajian. Ketika tidak ada pembicaraan lagi, klien sesekali tampak
menerawang ke depan seperti sedang memikirkan sesuatu.
G. Persepsi
Saat dilakukan pengkajian, persepsi klien berfungsi dengan baik. Namun,
berdasarkan penjelasan klien, awal 2010 tahun yang lalu, klien sering
melihat dua sinar putih yang selalu muncul ketika klien sedang berusaha
belajar sholat. Dua sinar putih tersebut diyakini klien berbentuk seperti
manusia yang sangat kecil dan memakai peci. Mereka tampak seolah-olah
ingin mengajari klien bagaimana tata cara solat yang benar dan saat klien
sudah dapat mempraktikkan solat dengan benar dua sinar tersebut tidak
pernah muncul kembali.
H. Isi pikir
Tidak ada.
I. Waham
Klien tidak menunjukkan gejala waham.
J. Tingkat kesadaran
Saat dilakukan pengkajian klien dalam tingkat kesadaran compos mentis
dan kooperatif. Orientasi klien terhadap orang, waktu dan tempat
tergolong baik. Klien tidak mengalami disorientasi.
K. Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori. Klien memiliki daya ingat
segera, jangka pendek, dan jangka panjang yang baik. Klien masih dapat
mengingat nama orang-orang di sekitarnya dan kejadian-kejadian yang
pernah dialaminya.
L. Tingkat konsentrasi
Klien dapat memfokuskan pikiran dan tidak mudah mengalihkan
perhatian.
M. Kemampuan Penilaian
Kemampuan menilai klien tergolong baik.
N. Daya tilik diri
Klien mengakui penyakit yang diderita. Klien mengaku berusaha ikhlas
menerima penyakit yang diderita.
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
A. Makan
Klien mampu makan sendiri dan mampu membersihkan alat makan
dengan mencuci piring. Klien dapat menempatkan alat makan dan minum
dengan tepat secara mandiri tanpa bantuan. Klien makan dengan teratur
tiga kali dalam sehari. Bahkan klien menyebut dirinya seperti “buto” atau
raksasa karena porsi makannya yang banyak. Meskipun begitu, klien
mengatakan jarang mengkonsumsi buah. Selama ini klien memiliki
pantangan berupa daging berlemak seperti daging kambing, jeroan, buah
melinjo, daun melinjo, kangkung dan garam.
B. BAB dan BAK
Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan untuk BAK. Klien biasa
BAK rata-rata 4-5 kali per hari. Namun di sisi lain, klien mengatakan
memiliki keluhan pada pola BAB-nya. Klien tidak dapat BAB teratur
sehari satu kali. Klien bahkan butuh beberapa hari untuk dapat BAB (3
hari).
C. Mandi
Klien mengatakan mandi secara teratur 2 kali sehari sekaligus oral
hygiene. Klien mencuci rambut 1 kali dalam tiga hari sekali. Tubuh klien
terlihat bersih dan tidak terdapat bau badan.
D. Berpakaian
Klien mampu menggunakan pakaian dengan semestinya. Saat pengkajian
klien menggunakan kaos dan training. Klien dapat menggunakan pakaian
secara mandiri tanpa bantuan.
E. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan sulit untuk memulai tidur sejak dua tahun yang lalu.
Klien biasanya baru dapat tidur setelah menunaikan sholat Subuh dan baru
bagun sekitar pukul 09.00 WIB. Klien menggunakan waktu sebelum
tidurnya untuk membaca buku/Al-Quran, sholat tahajud, atau menonton
televisi.
F. Penggunaan obat
Klien biasa mengkonsumsi captopril saat tekanan darahnya meningkat.
Klien juga sempat sering mengkonsumsi air rebusan daun seledri untuk
menurunkan tekanan darahnya serta mengkonsumsi air rebusan daun
sirsak untuk meredakan rematiknya. Namun, saat ini klien sudah jarang
mengkonsumsi kembali.
G. Pemeliharaan kesehatan
Klien selalu memeriksakan kondisinya ke puskesmas apabila memang
klien merasa tekanan darahnya mulai meningkat kembali dan pusingnya
tidak tertahankan.
H. Kegiatan di dalam rumah
Klien mengatakan kegiatan rutin yang dapat dilakukan saat ini adalah
mengasuh cucu di rumah, belajar membaca Al-Quran dan berbicang-
bincang dengan anak istri.
I. Kegiatan diluar rumah
Klien tidak bekerja lagi karena kondisinya yang tidak memungkinkan.
Klien hanya sesekali berjalan-jalan keluar rumah untuk berbincang-
bincang dengan tetangga dan ibadah ke masjid.
IX. MEKANISME KOPING
Ketika terdapat permasalahan yang mengganjal pikiran klien, klien memilih
berjalan-jalan keluar rumah sebentar sembari berbincang-bincang dengan
tetangga. Klien mengatakan biasanya klien merasakan pusing dan stress
berlebihan apabila memikirkan dirinya yang tidak dapat banyak beraktivitas
kembali dan memikirkan cucunya yang sering bertengkar dan menangis
histeris di rumah.
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Klien memiliki hubungan yang baik dengan warga sekitar. Klien tidak pernah
terlibat konflik yang berarti dengan warga sekitar. Klien juga turut aktif dalam
setiap kegiatan yang diadakan rutin di kampung apabila kondisi kesehatannya
sedang baik.
XI. KURANG PENGETAHUAN TENTANG
Klien mengatakan tidak mengetahui tentang cara agar tidak mudah terkena
stress berlebihan.
XII. ANALISA DATA
No Tanggal/Jam Data Fokus Masalah Etiologi
1. 9 Juli 2012
10.00 WIB
DS :
- Klien mengatakan
tidak mengetahui
cara agar tidak stress
berlebihan.
- Klien mengatakan
sering pusing apabila
memikirkan dirinya
yang tidak dapat
banyak beraktivitas
kembali dan
memikirkan cucunya
yang sering
bertengkar dan
menangis histeris di
rumah.
- Klien mengatakan
sulit untuk tidur.
- Klien mengatakan
telah menderita
penyakit hipertensi
dan rematik sejak 2
tahun yang lalu.
- Klien mengeluhkan
Ketidakefektifan
koping
Krisis
situasional
fisiknya yang sakit-
sakitan sehingga
tidak dapat bekerja
kembali seperti dulu.
DO :
- TD : 170/110 mmHg
- Klien tampak
menahan nyeri
bahunya.
- Klien tampak tidak
bersemangat.
2 9 Juli 2012
10.15 WIB
DS :
- Klien mengatakan
malu karena fisiknya
tidak sebugar dulu.
- Klien merasa malu
karena rekannya
pernah menyindir
kondisinya saat ini.
- Klien mengatakan
hidupnya seperti
tidak berharga
karena tidak dapat
bekerja kembali.
- Klien mengeluh
karena aktivitasnya
hanya dapat berupa
mengasuh cucu di
Resiko harga diri
rendah
situasional
Faktor risiko
terkait
penyakit fisik
: hipertensi
dan rematik.
rumah.
DO :
- Klien tampak lesu
- Klien kooperatif
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
2. Hambatan mobilitas fisik
3. Konstipasi
4. Insomnia
5. Ketidakefektifan koping
6. Risiko harga diri rendah situasional
XIV. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan krisis situasional.
2. Resiko harga diri rendah situasional (Faktor risiko terkait penyakit
fisik : hipertensi dan rematik).
XV. INTERVENSI
No
.
Dx. Kep Tujuan Kode
NIC
Rencana Tindakan TTD/Nama
TUM TUK
1. Ketidakefektifan koping
berhubungan dengan krisis
situasional.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1 minggu,
3 x pertemuan, 1x
60 menit, koping
klien dapat
menjadi efektif
dengan kriteria
hasil :
1. Klien tidak
mengeluhkan
fisiknya yang
sering sakit.
2. Klien
mengetahui
cara
mengurangi
Setelah
dilakukan
tindakan
Keperawatan
selama 1
minggu, 3x
pertemuan, 1x60
menit,
diharapkan klien
menggunakan
koping yang
efektif dengan
kriteria hasil:
1. Klien
mengatakan
stres
berkurang
2. Klien
5820
5230
Anxiety Reduction
1. Bina hubungan saling
percaya
2. Jelaskan prosedur yang
akan dijalankan.
3. Dengarkan penjelasan
klien secara aktif.
Coping Enhancement
4. Bantu klien
mengidentifikasi dan
menguraikan perasaan
akan kondisinya.
5. Gali cara pasien
menurunkan
ansietasnya dimasa
lalu
6. Berikan dukungan
Mitsa
Mitsa
stress
berlebihan.
mengatakan
merasa
nyaman dan
tampak
bersemangat.
kepada keluarga untuk
selalu menggunakan
koping yang adaptif
7. Berikan informasi
kepada klien tentang
treatment yang tepat
untuk kondisinya (baik
fisik maupun psikis).
8. Beri reinforcement
positif apabila klien
kooperatif dan telah
dapat mempraktikkan
treatment yang tepat.
2. Resiko harga diri rendah
situasional (Faktor risiko terkait
penyakit fisik : hipertensi dan
rematik).
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2 minggu,
3 x pertemuan,
1x60 menit, klien
mempunyai
konsep diri yang
positif dengan
Setelah
dilakukan
tindakan
Keperawatan
selama 2
minggu, 3 x
pertemuan, 1x
60 menit, klien
diharapkan dapat
meningkatkan
5370 Role Enhancement
1. Identifikasi dan harapan
klien yang terlibat
2. Beri kesempatan pada
klien mengungkapkan
perasaannya.
3. Diskusikan kemampuan
dan aspek positif yang
dimiliki.
4. Memilih salah satu
Mitsa
kriteria hasil :
1. Dapat membina
hubungan
saling percaya
2. Klien dapat
menyusun
rencana atau
cara-cara
menyelesaikan
masalah yang
dihadapi
performa
perannya dengan
kriteria hasil :
1. Klien
mengatakan
tidak malu
dengan
kondisinya.
2. Klien dapat
menunjukkan
kemampuan
berperan
yang baik di
masyarakat
pilihan, berdasarkan
etika situasi dan lebih
condong ke arah yang
baik
XVI. INTERVENSI
NO. Dx
Tanggal/ Jam Implementasi Evaluasi Formatif TTD/Nama
1. 9 Juli 2012
10.45 WIB
1. Membina hubungan saling percaya 1. S: Klien mengatakan dapat
menerima kehadiran mahasiswa.
O: Klien kooperatif.
Mitsa
11.00 WIB
11.05 WIB
11.15 WIB
11.20 WIB
2. Menjelaskan prosedur yang akan
dijalankan.
3. Mendengarkan penjelasan klien secara
aktif.
4. Membantu klien mengidentifikasi dan
menguraikan perasaan akan kondisinya.
5. Membantu klien mengindentifikasi dan
menguraikan perasaan yang mendasar.
6. Memberikan reinforcement positif atas
sikap kooperatifnya.
2. S: Klien mengatakan menyetujui
kontrak waktu yang telah disetujui.
O: -
3. S: Klien mengatakan merasa sering
pusing karena terlalu banyak yang
dipikirkan
O: Klien terlihat lesu
TD : 170/110 mmHg
4. S: Klien mengatakan merasa pusing
karena tidak dapat bekerja lantaran
sakit dan terkadang tidak tahan
dengan cucunya yang rewel.
O: Klien kooperatif
5. S: Klien mengatakan sebenarnya
merasa malu dengan kondisi
kesehatannya saat ini.
O: Klien kooperatif.
6. S: Klien tampak antusias
Mitsa
Mitsa
Mitsa
Mitsa
7. Mendiskusikan agenda pertemuan
selanjutnya.
menceritakan masalahnya.
O: Klien kooperatif.
7. S: Klien mempersilahkan
mahasiswa berkunjung sesuai
keinginan.
O: Klien kooperatif.
Mitsa
Mitsa
1 11 Juli 2012
15.00 WIB
15.10 WIB
15.20 WIB
1. Menanyakan kabar dan kondisi klien
bersama keluarga.
2. Melibatkan anggota keluarga dalam proses
perawatan.
3. Memberikan informasi kepada klien
tentang treatment yang tepat untuk
kondisinya (baik fisik maupun psikis) :
mengingatkan cara alternative untuk
menurunkan tekanan darah dengan teratur
mengkonsumsi air rebusan daun seledri.
4. Mengidentifikasi dan mengklarifikasi
1. S: Klien mengatakan kondisinya
cukup baik.
O: Klien kooperatif.
2. S: Klien mengatakan ingin selalu
didampingi istri.
O: -
3. S: Klien mengatakan bersedia
mengkonsumsi air rebusan daun
seledri kembali untuk menurunkan
tekanan darahnya sehingga tidak
sering pusing kembali.
O: Klien kooperatif.
4. S: Klien mengatakan ingin bahunya
Mitsa
Mitsa
Mitsa
2 15.30 WIB
15.40 WIB
16.00 WIB
harapan klien yang terlibat.
5. Menjelaskan klien akan tugas
perkembangan pada lansia.
6. Memilih salah satu pilihan aspek positif
yang dimiliki klien dan mendorong untuk
melakukannya berdasarkan etika situasi
dan lebih condong ke arah yang baik.
7. Mendiskusikan agenda pertemuan terakhir.
segera sembuh dan dapat
beraktivitas lebih banyak lagi.
O: -
5. S: Klien mengatakan paham dengan
tugas dan perannya saat ini.
O: -
6. S: Klien mengatakan mulai dapat
membaca Al-Quran dengan baik.
O: Klien kooperatif.
7. S: Klien mengatakan senang jika
ada pertemuan dengan mahasiswa.
O: Klien kooperatif
Mitsa
Mitsa
Mitsa
Mitsa
2 13 Juli 2012
12.00 WIB
12.10 WIB
1. Menanyakan kabar dan kondisi klien
bersama keluarga.
2. Menanyakan aspek positif yang telah
dilaksanakan.
1. S: Klien mengatakan kabarnya baik.
O: Klien kooperatif
2. S: Klien mengatakan semakin rutin
membaca Al-Quran.
O: Klien tampak senang.
Mitsa
Mitsa
1
12.15 WIB
12.30 WIB
12.45 WIB
3. Mendorong klien untuk terus melakukan
aspek positifnya.
4. Mendorong klien untuk mengurangi stress
berlebihan dengan aspek positif yang
dimilikinya.
5. Mengakhiri pertemuan dengan klien dan
mendorong klien untuk terus menjaga
kesehatannya.
3. S: Klien mengatakan bersedia
membaca Al-Quran dengan rutin
setiap setelah sholat Magrib dan
Isya.
O: Klien kooperatif.
4. S: Klien mengatakan bersedia
membaca Al-Quran apabila
stressnya muncul.
O: Klien kooperatif.
5. S: Klien mengatakan akan menjaga
kesehatannya.
O: Klien kooperatif.
Mitsa
Mitsa
Mitsa
XVII. EVALUASI
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi Sumatif TTD/Nama
1. Ketidakefektifan koping berhubungan
dengan krisis situasional.
S :
- Klien mengatakan pusingnya berangsur-angsur
berkurang namun bahunya masih sakit.
- Klien mengatakan telah mengetahui cara mengurangi
stress berlebihan, salah satunya dengan membaca Al-
Quran.
- Klien mengatakan stres yang dirasakan berkurang
O :
- Klien tampak lebih bersemangat
- Klien kooperatif
A :
- Klien sudah mulai bisa menggunakan koping yang
adaptif.
P :
- Pertahankan intervensi dengan terus mengontrol
tingkat stress dan mekanisme koping yang digunakan.
Mitsa
2. Resiko harga diri rendah situasional (Faktor
risiko terkait penyakit fisik : hipertensi dan
rematik).
S :
- Klien mengatakan tidak malu dengan kondisinya.
- Klien mengatakan mulai rutin membaca Al-Quran
sebagai aspek positif yang dimilikinya.
Mitsa
O :
- Klien terlihat senang
- Klien terlihat kooperatif
- Klien terlihat bersemangat
A :
- Klien sudah bisa mengatasi rasa malu akan kondisi
kesehatannya.
P :
- Pertahankan motivasi klien untuk tetap berinteraksi
dengan keluarga dan melakukan aspek positifnya.
- Pertahankan motivasi klien untuk tetap pada satu
pilihan yang mengarah ke tujuan yang lebih baik.