asuhan keperawatan jiwa

33
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.W (63 TH) DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN KOPING DAN RISIKO HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL DI RT 02/01 KELURAHAN TEMBALANG SEMARANG Disusun Oleh: Mitsalina Maulida Hafizh G2B009050 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: mitsalina-maulida-hafizh

Post on 25-Jul-2015

258 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA TN.W (63 TH) DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN KOPING DAN

RISIKO HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL

DI RT 02/01 KELURAHAN TEMBALANG

SEMARANG

Disusun Oleh:

Mitsalina Maulida Hafizh

G2B009050

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2012

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

I. IDENTITAS KLIEN

A. Nama : Tn.W

B. Umur : 63 tahun

C. Jenis Kelamin : Laki-laki

D. Agama : Islam

E. Suku : Jawa

F. Alamat : Gg. Iwenisari Rt 02/01 Kelurahan Tembalang

G. Pendidikan : -

H. Pekerjaan : -

I. Tanggal pengkajian : 9 Juli 2012

J. Dx Medis : -

II. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

A. Nama : Ny.R

B. Umur : 55 tahun

C. Jenis Kelamin : Perempuan

D. Hubungan dengan klien : Istri

E. Pekerjaan : Pembantu Rumah Tangga

F. Alamat : Gg. Iwenisari Rt 02/01 Kelurahan Tembalang

III. KELUHAN UTAMA

Klien mengatakan merasa malu karena tidak dapat bekerja kembali seperti

dahulu seiring dengan bertambahnya usia. Klien juga mengatakan terkadang

merasa hidupnya tidak begitu berharga lagi karena aktivitasnya hanya dapat

berupa mengasuh cucu di rumah.

IV. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI

A. Faktor Predisposisi

Klien mengatakan menderita penyakit rematik dan hipertensi sejak 2 tahun

dan yang lalu, sehingga klien sering merasakan pusing tak tertahankan dan

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

nyeri pada bagian persendiaan terutama pada bagian bahu. Oleh karena

penyakitnya itu pula, klien tidak dapat bekerja sebagai petani kembali.

Sejak menderita penyakit tersebut, klien memeriksakan diri ke puskesmas.

Klien mengatakan telah mengetahui dan menghindari jenis- jenis

makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita hipertensi dan

rematik. Klien tidak memakan masakan daging kambing dan sebagainya

meskipun makanan tersebut disediakan di acara hajatan tetangga

sekalipun.

B. Faktor Presipitasi

Klien belum pernah dirawat di rumah sakit, baik karena penyakit fisik

maupun psikis.

V. FISIK

A. Tanda-tanda Vital

1) Tekanan Darah : 170 / 110 mmHg

2) Pernapasan : 22x/ menit

3) Nadi : 84x/menit

4) Suhu : 36o C

B. TB : 170 cm

C. BB : 61 kg

D. Keluhan Fisik :

Klien mengatakan merasakan nyeri pada bahu terutama sebelah kiri.

Akibatnya, bahu tersebut tidak dapat digerakkan semaksimal mungkin

karena ketika digerakkan sedikit saja sudah terasa begitu nyeri. Klien juga

mengaku selama dua tahun terakhir sulit memulai tidur dan baru dapat

tidur setelah solat Shubuh.

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

W

X

X XX

X

VI. PSIKOSOSIAL

A. Genogram

Keterangan :

= perempuan

= laki-laki

= tinggal dalam satu rumah

X = meninggal

W = klien

Klien tinggal satu rumah dengan istri, anak ketiga beserta istrinya, dan 2

cucunya. Dalam keluarga, klien berlaku sebagai pengambil keputusan.

B. Konsep Diri

1. Body Image

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Klien mengeluhkan fisiknya yang kini tidak sekuat dahulu. Bahunya

sering terasa sakit dan penglihatannya kabur. Hal ini tentu saja berbeda

dengan dahulu ketika klien bekerja sebagai petani yang biasa memikul

beban berat dan biasa bekerja seharian dengan fisik yang masih kuat.

2. Identitas diri

Klien berjenis kelamin laki-laki, telah menikah, mempunyai anak dan

tidak bekerja.

3. Peran

Klien berperan sebagai seorang suami, bapak dan kakek.

4. Ideal diri

Klien mengatakan ingin agar fisiknya tidak sakit-sakitan lagi sehingga

dapat melakukan aktivitas lain di luar rumah yang bermanfaat seperti

mnegikuti sholat berjamaah di masjid, pengajian dan kegiatan

sosialisasi di kampungnya.

5. Harga diri

Klien merasa malu dengan fisiknya yang sakit-sakitan saat ini. Apalagi

terkadang rekan seusianya juga pernah menyindir kondisinya tersebut.

C. Hubungan Sosial

1. Orang yang berarti

Klien mengatakan orang yang berarti baginya adalah seluruh anggota

keluarga baik suami, anak dan cucunya.

2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat

Klien mengatakan bahwa klien mengikuti kegiatan-kegiatan rutin di

kampung seperti arisan dan pengajian apabila kondisinya benar-benar

sedang sehat saja.

3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Klien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam berhubungan

dengan orang lain. Klien mengatakan memiliki hubungan yang baik

dengan tetangga sekitarnya. Bahkan klien masih berhubungan baik

dengan tetangga yang pernah menyindir kondisinya yang tidak

sebugar dulu.

D. Spiritual

1. Nilai dan keyakinan

Klien merupakan pemeluk agama Islam. Namun, ibadah sholat dan

mengaji tidak dilaksanakan dengan baik sewaktu klien masih sehat

fisiknya. Terkadang sholat yang dilaksanakan klien di masjid hanya

ikut-ikutan jama’ah saja tanpa mengetahui lafalan doanya.

2. Kegiatan ibadah

Semenjak klien menderita hipertensi dan rematik dengan bersamaan,

klien mengatakan pernah ditemui oleh seorang kakek buyut yang

menyuruhnya mendalami Al-Qur’an. Sejak saat itu, klien berusaha

belajar solat dan membaca Al-Qur’an secara rutin dan sekarang klien

sudah menerapkan solat lima waktu.

VII. STATUS MENTAL

A. Penampilan

Penampilan klien tampak rapi dan bersih. Hanya saja wajah klien tampak

lesu karena kurang tidur.

B. Pembicaraan

Klien berbicara dengan tenang dan jelas. Kualitas dan kuantitas

pembicaraan cukup baik. Klien dapat memahami pembicaraan lawan

bicara dan dapat menanggapinya dengan baik. Komunikasi terjalin dua

arah tanpa hambatan.

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

C. Aktvitas motorik

Klien tampak tenang gelisah saat dilakukan pengkajian. Tidak ada agitasi

(kegelisahan motorik seperti mondar-mandir), tidak ada grimaseri

(gerakan otot muka berubah-ubah yang tak terkontrol), tidak ada tremor

(jari-jari yang bergetar), dan tidak ada kompulsif (berulang kali

melakukan hal yang sama seperti mencuci muka berkali-kali, mandi

berkali-kali dan lain sebagainya).

D. Alam perasaan

Klien mengatakan perasaanya dalam kondisi yang cukup baik (cukup

senang) saat dilakukan pengkajian, hanya saja tubuhnya terasa sakit

semua.

E. Afek

Afek pada klien tergolong ke dalam jenis appropriate (tepat). Klien

memberikan tanggapan yang tepat saat diberi stimulus, seperti membalas

senyuman dengan senyuman dan mau berbicara serta bercerita panjang

saat diberi pertanyaan-pertanyaan.

F. Interaksi selama wawancara

Klien kooperatif, klien memiliki kontak mata yang baik saat dilakukan

pengkajian. Ketika tidak ada pembicaraan lagi, klien sesekali tampak

menerawang ke depan seperti sedang memikirkan sesuatu.

G. Persepsi

Saat dilakukan pengkajian, persepsi klien berfungsi dengan baik. Namun,

berdasarkan penjelasan klien, awal 2010 tahun yang lalu, klien sering

melihat dua sinar putih yang selalu muncul ketika klien sedang berusaha

belajar sholat. Dua sinar putih tersebut diyakini klien berbentuk seperti

manusia yang sangat kecil dan memakai peci. Mereka tampak seolah-olah

ingin mengajari klien bagaimana tata cara solat yang benar dan saat klien

sudah dapat mempraktikkan solat dengan benar dua sinar tersebut tidak

pernah muncul kembali.

H. Isi pikir

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Tidak ada.

I. Waham

Klien tidak menunjukkan gejala waham.

J. Tingkat kesadaran

Saat dilakukan pengkajian klien dalam tingkat kesadaran compos mentis

dan kooperatif. Orientasi klien terhadap orang, waktu dan tempat

tergolong baik. Klien tidak mengalami disorientasi.

K. Memori

Klien tidak mengalami gangguan memori. Klien memiliki daya ingat

segera, jangka pendek, dan jangka panjang yang baik. Klien masih dapat

mengingat nama orang-orang di sekitarnya dan kejadian-kejadian yang

pernah dialaminya.

L. Tingkat konsentrasi

Klien dapat memfokuskan pikiran dan tidak mudah mengalihkan

perhatian.

M. Kemampuan Penilaian

Kemampuan menilai klien tergolong baik.

N. Daya tilik diri

Klien mengakui penyakit yang diderita. Klien mengaku berusaha ikhlas

menerima penyakit yang diderita.

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

A. Makan

Klien mampu makan sendiri dan mampu membersihkan alat makan

dengan mencuci piring. Klien dapat menempatkan alat makan dan minum

dengan tepat secara mandiri tanpa bantuan. Klien makan dengan teratur

tiga kali dalam sehari. Bahkan klien menyebut dirinya seperti “buto” atau

raksasa karena porsi makannya yang banyak. Meskipun begitu, klien

mengatakan jarang mengkonsumsi buah. Selama ini klien memiliki

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

pantangan berupa daging berlemak seperti daging kambing, jeroan, buah

melinjo, daun melinjo, kangkung dan garam.

B. BAB dan BAK

Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan untuk BAK. Klien biasa

BAK rata-rata 4-5 kali per hari. Namun di sisi lain, klien mengatakan

memiliki keluhan pada pola BAB-nya. Klien tidak dapat BAB teratur

sehari satu kali. Klien bahkan butuh beberapa hari untuk dapat BAB (3

hari).

C. Mandi

Klien mengatakan mandi secara teratur 2 kali sehari sekaligus oral

hygiene. Klien mencuci rambut 1 kali dalam tiga hari sekali. Tubuh klien

terlihat bersih dan tidak terdapat bau badan.

D. Berpakaian

Klien mampu menggunakan pakaian dengan semestinya. Saat pengkajian

klien menggunakan kaos dan training. Klien dapat menggunakan pakaian

secara mandiri tanpa bantuan.

E. Istirahat dan tidur

Klien mengatakan sulit untuk memulai tidur sejak dua tahun yang lalu.

Klien biasanya baru dapat tidur setelah menunaikan sholat Subuh dan baru

bagun sekitar pukul 09.00 WIB. Klien menggunakan waktu sebelum

tidurnya untuk membaca buku/Al-Quran, sholat tahajud, atau menonton

televisi.

F. Penggunaan obat

Klien biasa mengkonsumsi captopril saat tekanan darahnya meningkat.

Klien juga sempat sering mengkonsumsi air rebusan daun seledri untuk

menurunkan tekanan darahnya serta mengkonsumsi air rebusan daun

sirsak untuk meredakan rematiknya. Namun, saat ini klien sudah jarang

mengkonsumsi kembali.

G. Pemeliharaan kesehatan

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Klien selalu memeriksakan kondisinya ke puskesmas apabila memang

klien merasa tekanan darahnya mulai meningkat kembali dan pusingnya

tidak tertahankan.

H. Kegiatan di dalam rumah

Klien mengatakan kegiatan rutin yang dapat dilakukan saat ini adalah

mengasuh cucu di rumah, belajar membaca Al-Quran dan berbicang-

bincang dengan anak istri.

I. Kegiatan diluar rumah

Klien tidak bekerja lagi karena kondisinya yang tidak memungkinkan.

Klien hanya sesekali berjalan-jalan keluar rumah untuk berbincang-

bincang dengan tetangga dan ibadah ke masjid.

IX. MEKANISME KOPING

Ketika terdapat permasalahan yang mengganjal pikiran klien, klien memilih

berjalan-jalan keluar rumah sebentar sembari berbincang-bincang dengan

tetangga. Klien mengatakan biasanya klien merasakan pusing dan stress

berlebihan apabila memikirkan dirinya yang tidak dapat banyak beraktivitas

kembali dan memikirkan cucunya yang sering bertengkar dan menangis

histeris di rumah.

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Klien memiliki hubungan yang baik dengan warga sekitar. Klien tidak pernah

terlibat konflik yang berarti dengan warga sekitar. Klien juga turut aktif dalam

setiap kegiatan yang diadakan rutin di kampung apabila kondisi kesehatannya

sedang baik.

XI. KURANG PENGETAHUAN TENTANG

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Klien mengatakan tidak mengetahui tentang cara agar tidak mudah terkena

stress berlebihan.

XII. ANALISA DATA

No Tanggal/Jam Data Fokus Masalah Etiologi

1. 9 Juli 2012

10.00 WIB

DS :

- Klien mengatakan

tidak mengetahui

cara agar tidak stress

berlebihan.

- Klien mengatakan

sering pusing apabila

memikirkan dirinya

yang tidak dapat

banyak beraktivitas

kembali dan

memikirkan cucunya

yang sering

bertengkar dan

menangis histeris di

rumah.

- Klien mengatakan

sulit untuk tidur.

- Klien mengatakan

telah menderita

penyakit hipertensi

dan rematik sejak 2

tahun yang lalu.

- Klien mengeluhkan

Ketidakefektifan

koping

Krisis

situasional

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

fisiknya yang sakit-

sakitan sehingga

tidak dapat bekerja

kembali seperti dulu.

DO :

- TD : 170/110 mmHg

- Klien tampak

menahan nyeri

bahunya.

- Klien tampak tidak

bersemangat.

2 9 Juli 2012

10.15 WIB

DS :

- Klien mengatakan

malu karena fisiknya

tidak sebugar dulu.

- Klien merasa malu

karena rekannya

pernah menyindir

kondisinya saat ini.

- Klien mengatakan

hidupnya seperti

tidak berharga

karena tidak dapat

bekerja kembali.

- Klien mengeluh

karena aktivitasnya

hanya dapat berupa

mengasuh cucu di

Resiko harga diri

rendah

situasional

Faktor risiko

terkait

penyakit fisik

: hipertensi

dan rematik.

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

rumah.

DO :

- Klien tampak lesu

- Klien kooperatif

XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

2. Hambatan mobilitas fisik

3. Konstipasi

4. Insomnia

5. Ketidakefektifan koping

6. Risiko harga diri rendah situasional

XIV. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan krisis situasional.

2. Resiko harga diri rendah situasional (Faktor risiko terkait penyakit

fisik : hipertensi dan rematik).

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

XV. INTERVENSI

No

.

Dx. Kep Tujuan Kode

NIC

Rencana Tindakan TTD/Nama

TUM TUK

1. Ketidakefektifan koping

berhubungan dengan krisis

situasional.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1 minggu,

3 x pertemuan, 1x

60 menit, koping

klien dapat

menjadi efektif

dengan kriteria

hasil :

1. Klien tidak

mengeluhkan

fisiknya yang

sering sakit.

2. Klien

mengetahui

cara

mengurangi

Setelah

dilakukan

tindakan

Keperawatan

selama 1

minggu, 3x

pertemuan, 1x60

menit,

diharapkan klien

menggunakan

koping yang

efektif dengan

kriteria hasil:

1. Klien

mengatakan

stres

berkurang

2. Klien

5820

5230

Anxiety Reduction

1. Bina hubungan saling

percaya

2. Jelaskan prosedur yang

akan dijalankan.

3. Dengarkan penjelasan

klien secara aktif.

Coping Enhancement

4. Bantu klien

mengidentifikasi dan

menguraikan perasaan

akan kondisinya.

5. Gali cara pasien

menurunkan

ansietasnya dimasa

lalu

6. Berikan dukungan

Mitsa

Mitsa

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

stress

berlebihan.

mengatakan

merasa

nyaman dan

tampak

bersemangat.

kepada keluarga untuk

selalu menggunakan

koping yang adaptif

7. Berikan informasi

kepada klien tentang

treatment yang tepat

untuk kondisinya (baik

fisik maupun psikis).

8. Beri reinforcement

positif apabila klien

kooperatif dan telah

dapat mempraktikkan

treatment yang tepat.

2. Resiko harga diri rendah

situasional (Faktor risiko terkait

penyakit fisik : hipertensi dan

rematik).

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2 minggu,

3 x pertemuan,

1x60 menit, klien

mempunyai

konsep diri yang

positif dengan

Setelah

dilakukan

tindakan

Keperawatan

selama 2

minggu, 3 x

pertemuan, 1x

60 menit, klien

diharapkan dapat

meningkatkan

5370 Role Enhancement

1. Identifikasi dan harapan

klien yang terlibat

2. Beri kesempatan pada

klien mengungkapkan

perasaannya.

3. Diskusikan kemampuan

dan aspek positif yang

dimiliki.

4. Memilih salah satu

Mitsa

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

kriteria hasil :

1. Dapat membina

hubungan

saling percaya

2. Klien dapat

menyusun

rencana atau

cara-cara

menyelesaikan

masalah yang

dihadapi

performa

perannya dengan

kriteria hasil :

1. Klien

mengatakan

tidak malu

dengan

kondisinya.

2. Klien dapat

menunjukkan

kemampuan

berperan

yang baik di

masyarakat

pilihan, berdasarkan

etika situasi dan lebih

condong ke arah yang

baik

XVI. INTERVENSI

NO. Dx

Tanggal/ Jam Implementasi Evaluasi Formatif TTD/Nama

1. 9 Juli 2012

10.45 WIB

1. Membina hubungan saling percaya 1. S: Klien mengatakan dapat

menerima kehadiran mahasiswa.

O: Klien kooperatif.

Mitsa

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

11.00 WIB

11.05 WIB

11.15 WIB

11.20 WIB

2. Menjelaskan prosedur yang akan

dijalankan.

3. Mendengarkan penjelasan klien secara

aktif.

4. Membantu klien mengidentifikasi dan

menguraikan perasaan akan kondisinya.

5. Membantu klien mengindentifikasi dan

menguraikan perasaan yang mendasar.

6. Memberikan reinforcement positif atas

sikap kooperatifnya.

2. S: Klien mengatakan menyetujui

kontrak waktu yang telah disetujui.

O: -

3. S: Klien mengatakan merasa sering

pusing karena terlalu banyak yang

dipikirkan

O: Klien terlihat lesu

TD : 170/110 mmHg

4. S: Klien mengatakan merasa pusing

karena tidak dapat bekerja lantaran

sakit dan terkadang tidak tahan

dengan cucunya yang rewel.

O: Klien kooperatif

5. S: Klien mengatakan sebenarnya

merasa malu dengan kondisi

kesehatannya saat ini.

O: Klien kooperatif.

6. S: Klien tampak antusias

Mitsa

Mitsa

Mitsa

Mitsa

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

7. Mendiskusikan agenda pertemuan

selanjutnya.

menceritakan masalahnya.

O: Klien kooperatif.

7. S: Klien mempersilahkan

mahasiswa berkunjung sesuai

keinginan.

O: Klien kooperatif.

Mitsa

Mitsa

1 11 Juli 2012

15.00 WIB

15.10 WIB

15.20 WIB

1. Menanyakan kabar dan kondisi klien

bersama keluarga.

2. Melibatkan anggota keluarga dalam proses

perawatan.

3. Memberikan informasi kepada klien

tentang treatment yang tepat untuk

kondisinya (baik fisik maupun psikis) :

mengingatkan cara alternative untuk

menurunkan tekanan darah dengan teratur

mengkonsumsi air rebusan daun seledri.

4. Mengidentifikasi dan mengklarifikasi

1. S: Klien mengatakan kondisinya

cukup baik.

O: Klien kooperatif.

2. S: Klien mengatakan ingin selalu

didampingi istri.

O: -

3. S: Klien mengatakan bersedia

mengkonsumsi air rebusan daun

seledri kembali untuk menurunkan

tekanan darahnya sehingga tidak

sering pusing kembali.

O: Klien kooperatif.

4. S: Klien mengatakan ingin bahunya

Mitsa

Mitsa

Mitsa

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

2 15.30 WIB

15.40 WIB

16.00 WIB

harapan klien yang terlibat.

5. Menjelaskan klien akan tugas

perkembangan pada lansia.

6. Memilih salah satu pilihan aspek positif

yang dimiliki klien dan mendorong untuk

melakukannya berdasarkan etika situasi

dan lebih condong ke arah yang baik.

7. Mendiskusikan agenda pertemuan terakhir.

segera sembuh dan dapat

beraktivitas lebih banyak lagi.

O: -

5. S: Klien mengatakan paham dengan

tugas dan perannya saat ini.

O: -

6. S: Klien mengatakan mulai dapat

membaca Al-Quran dengan baik.

O: Klien kooperatif.

7. S: Klien mengatakan senang jika

ada pertemuan dengan mahasiswa.

O: Klien kooperatif

Mitsa

Mitsa

Mitsa

Mitsa

2 13 Juli 2012

12.00 WIB

12.10 WIB

1. Menanyakan kabar dan kondisi klien

bersama keluarga.

2. Menanyakan aspek positif yang telah

dilaksanakan.

1. S: Klien mengatakan kabarnya baik.

O: Klien kooperatif

2. S: Klien mengatakan semakin rutin

membaca Al-Quran.

O: Klien tampak senang.

Mitsa

Mitsa

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

1

12.15 WIB

12.30 WIB

12.45 WIB

3. Mendorong klien untuk terus melakukan

aspek positifnya.

4. Mendorong klien untuk mengurangi stress

berlebihan dengan aspek positif yang

dimilikinya.

5. Mengakhiri pertemuan dengan klien dan

mendorong klien untuk terus menjaga

kesehatannya.

3. S: Klien mengatakan bersedia

membaca Al-Quran dengan rutin

setiap setelah sholat Magrib dan

Isya.

O: Klien kooperatif.

4. S: Klien mengatakan bersedia

membaca Al-Quran apabila

stressnya muncul.

O: Klien kooperatif.

5. S: Klien mengatakan akan menjaga

kesehatannya.

O: Klien kooperatif.

Mitsa

Mitsa

Mitsa

XVII. EVALUASI

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

No Diagnosa Keperawatan Evaluasi Sumatif TTD/Nama

1. Ketidakefektifan koping berhubungan

dengan krisis situasional.

S :

- Klien mengatakan pusingnya berangsur-angsur

berkurang namun bahunya masih sakit.

- Klien mengatakan telah mengetahui cara mengurangi

stress berlebihan, salah satunya dengan membaca Al-

Quran.

- Klien mengatakan stres yang dirasakan berkurang

O :

- Klien tampak lebih bersemangat

- Klien kooperatif

A :

- Klien sudah mulai bisa menggunakan koping yang

adaptif.

P :

- Pertahankan intervensi dengan terus mengontrol

tingkat stress dan mekanisme koping yang digunakan.

Mitsa

2. Resiko harga diri rendah situasional (Faktor

risiko terkait penyakit fisik : hipertensi dan

rematik).

S :

- Klien mengatakan tidak malu dengan kondisinya.

- Klien mengatakan mulai rutin membaca Al-Quran

sebagai aspek positif yang dimilikinya.

Mitsa

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

O :

- Klien terlihat senang

- Klien terlihat kooperatif

- Klien terlihat bersemangat

A :

- Klien sudah bisa mengatasi rasa malu akan kondisi

kesehatannya.

P :

- Pertahankan motivasi klien untuk tetap berinteraksi

dengan keluarga dan melakukan aspek positifnya.

- Pertahankan motivasi klien untuk tetap pada satu

pilihan yang mengarah ke tujuan yang lebih baik.