asuhan keperawatan hepatitis

32
ASUHAN KEPERAWATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati, virus merupakan penyebab hepatitis yang paling sering terutama virus hepatitis A, B, C, D dan E. Pada umumnya penderita menjadi kronis, virus hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus B dan dapat memperparah keadaan penderita. (http://www.hepatitis/wiki). Pertumbuhan kesehatan sedunia (WHO) menetapakan imunisasi hepatitis disetiap negara, karena penyebab terbanyak hepatitis virus, hepatitis virus tersebar di seluruh Indonesia dan menyerang semua suku bangsa, sekitar 2 milyar orang di dunia diduga telah terinfeksi dan 350 juta menderita menjadi masalah kesehatan global yang serius, menurut Prof. dr. Hj. Siti Nurdjanah, M.Kes, SpPd-KGEH, Indonesia endemis hepatitis virus antara 2,5-20 % dan menempati urutan ke-3 di Asia yaitu berkisar 11,6 %. (http://www.webugn.ac.id). Di Jogyakarta data PMI menyebutkan 805 orang diskrining untuk pendonor darah, 2,2% hepatitis positif. Di Mataram sebanyak 3000 sampel darah yang diskrining di PMI ternyata sebanyak 6,7%. (sumber : http://www.webugn.ac.id). Dampak dari penyakit hepatitis, penyebab/komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hepatitis adalah kolesterol, pendarahan, saluran cerna, gagal ginjal, gangguan elektrolit, gangguan pernafasan, hiperglikemia, demam, bakteri, gelisah, hipertensi, kematian/hypotesis portal. Sedangkan di Medan Sumatra-Utara di laporkan dalam kurun waktu 4 tahun dari 19.914 pasien yang di rawat di bagian penyakit dalam di dapatkan 128 pasien penyakit hati (5%) dan pengamatan secara klinis di jumpai 819 (72.7%) adalah penyakit Hepatitis Dalam ilmu keperawatan terdapat hal yang disebut promotif yaitu suatu tindakan keperawatan promosi kesehatan. Pada kasus hepatitis, promosi kesehatan yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan tindakan penyuluhan kesehatan masyarakat umum maupun klien hepatitis sendiri, serta dapat juga membagikan selebaran-selebaran yang berhubungan penyakit hepatitis kepada masyarkat dengan tujuan agar masyarakat mengerti tentang pentingnya arti kesehatan. Preventif adalah suatu tindakan keperawatan untuk mencegah terjadinya suatu penyakit atau menghilangkan gejala penyakit pada kasus hepatitis virus tindakan pencegahan yang perlu dilakukan dengan memberikan vaksin hepatitis, meningkatkan gizi masyarakat dan memelihara kesehatan lingkungan yang baik. Kuratif adalah kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan- kegiatan seperti merawat orang sakit di rumah (home nursing), merawat orang sakit sebagai tindakan lanjut perawat dari puskesmas dan di rumah. Rehabilitasi adalah suatu tindakan rehabilitasi pada kasus hepatitis, disini perawat berfungsi sebagai yang merawat, memelihara bahkan melayani klien serta memberi dukungan kepada klien agar klien cepat sembuh.

Upload: ajuel-fudha

Post on 06-Dec-2015

62 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Hepatitis

ASUHAN KEPERAWATAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1     Pendahuluan

Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati, virus merupakan penyebab hepatitis yang paling sering terutama virus hepatitis A, B, C,

D dan E. Pada umumnya penderita menjadi kronis, virus hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus B

dan dapat memperparah keadaan penderita. (http://www.hepatitis/wiki).

Pertumbuhan kesehatan sedunia (WHO) menetapakan imunisasi hepatitis disetiap negara, karena penyebab terbanyak hepatitis virus,

hepatitis virus tersebar di seluruh Indonesia dan menyerang semua suku bangsa, sekitar 2 milyar orang di dunia diduga telah terinfeksi

dan 350 juta menderita menjadi masalah kesehatan global yang serius, menurut Prof. dr. Hj. Siti Nurdjanah, M.Kes, SpPd-KGEH,

Indonesia endemis hepatitis virus antara 2,5-20 % dan menempati urutan ke-3 di Asia yaitu berkisar 11,6 %.

(http://www.webugn.ac.id).

Di Jogyakarta data PMI menyebutkan 805 orang diskrining untuk pendonor darah, 2,2% hepatitis positif. Di Mataram sebanyak 3000

sampel darah yang diskrining di PMI ternyata sebanyak 6,7%. (sumber : http://www.webugn.ac.id).

Dampak dari penyakit hepatitis, penyebab/komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hepatitis adalah kolesterol, pendarahan,

saluran cerna, gagal ginjal, gangguan elektrolit, gangguan pernafasan, hiperglikemia, demam, bakteri, gelisah, hipertensi,

kematian/hypotesis portal.

Sedangkan di Medan Sumatra-Utara di laporkan dalam kurun waktu 4 tahun dari 19.914 pasien yang di rawat di bagian penyakit

dalam di dapatkan 128 pasien penyakit hati (5%) dan pengamatan secara klinis di jumpai 819 (72.7%) adalah penyakit Hepatitis

Dalam ilmu keperawatan terdapat hal yang disebut promotif yaitu suatu tindakan keperawatan promosi kesehatan. Pada kasus

hepatitis, promosi kesehatan yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan tindakan penyuluhan kesehatan masyarakat umum

maupun klien hepatitis sendiri, serta dapat juga membagikan selebaran-selebaran yang berhubungan penyakit hepatitis kepada

masyarkat dengan tujuan agar masyarakat mengerti tentang pentingnya arti kesehatan.

Preventif adalah suatu tindakan keperawatan untuk mencegah terjadinya suatu penyakit atau menghilangkan gejala penyakit pada

kasus hepatitis virus tindakan pencegahan yang perlu dilakukan dengan memberikan vaksin hepatitis, meningkatkan gizi masyarakat

dan memelihara kesehatan lingkungan yang baik.

Kuratif adalah kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan-kegiatan seperti merawat orang sakit di

rumah (home nursing), merawat orang sakit sebagai tindakan lanjut perawat dari puskesmas dan di rumah.

Rehabilitasi adalah suatu tindakan rehabilitasi pada kasus hepatitis, disini perawat berfungsi sebagai yang merawat, memelihara

bahkan melayani klien serta memberi dukungan kepada klien agar klien cepat sembuh.

Dari uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengambil kasus berjudul “Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan

Hepatitis Di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

1.2  Tujuan Penulisan

1.2.1  Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang asuhan keperawatan An. A dengan hepatitis di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum

Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2010.

1.2.2  Tujuan Khusus

Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan dengan hepatitis pada An. A di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik Medan Tahun 2010.

Mampu merumuskan diagnosa klien dengan hepatitis pada An. A di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Tahun 2010.

Mampu melakukan tindakan atau menyusun rencana asuhan keperawatan dengan hepatitis pada An. A di Ruang RB 4 Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010.

Dapat melakukan evaluasi asuhan keperawatan dengan hepatitis pada An. A di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan Tahun 2010

1.3  Ruang Lingkup Penulisan

Page 2: Asuhan Keperawatan Hepatitis

Penulis membatasi makalah ini pada satu kasus yaitu asuhan keperawatan dengan hepatitis pada An. A di Ruang RB 4 Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

1.4  Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan Makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang

menggambarkan asuhan keperawatan yang nyata dan jelas dan dengan pendekatan studi kasus dengan cara :

1.     Observasi                 : Melakukan pengamatan terhadap penatalaksanaan proses keperawatan dan pencatatan yang sistematis pada

An. A yang sedang dirawat

2.     Wawancara               : Dengan cara Tanya jawab langsung dengan Orang tua klien, klien, perawat, untuk mendapat informasi

tentang penyakit dan masalah yang dihadapi klien

3.     Studi Kepustakaan   : Yaitu dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku tentang hepatitis dan mencari artikel dari internet

yang berhubungan dengan Makalah ini.

1.5  Manfaat Penulisan

Adapaun manfaat dari penulisan Makalah ini adalah :

1.     Agar penulis mendapatkan gambaran dan menambah wawasan pengetahuan asuhan keperawatan pada An. A dengan hepatitis.

2.     Untuk perawat, agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan dapat menerapkan asuhan keperawatan pada An. A dengan

hepatitis.

3.     Untuk pasien hepatitis, menambah pengetahuan pasien tentang pencegahan penatalaksanaan dan penanggulangan penyakit

Untuk Rumah Sakit, sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan standard operasional prosedur pelaksanaan

penanggulangan penyakit hepatitis.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Medis

2.1.1  Defenisi

Hepatitis adalah peradangan hati. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau toksin termasuk alkohol, dan dijumpai pada kanker

hati, gejala dan tanda masing-masing jenis hepatitis serupa. Cara penularan.apabila penyebabnya virus dan hasil akhirnya mungkin

berbeda.(. Corwin, 2001 )

Hepatitis adalah peradangan hati, patologi dapat disebabkan oleh infeksi atau kimia. Penyebab infeksi meliputi banyak agens yang

dapat menyebabkan kerusakan dan peradangan.kelompok virus yang diketahui sebagai virus hepatitis diberi nama secara alfabetik

dalam urutan kronologik penemuannya

Hepatitis adalah inflamasi akut hepar.Ini dapat disebabkan oleh bakteri atau cedera toksik , tetapi hepatitis virus yang penting sering

dilihat.

Hepatitis adalah peradangan pada sel hati. Virus merupakan penyebab hepatitis yang paling sering, terutama virus hepatitis

A,B,C,Ddan E. Pada umumnya penderita hepatitis A dan E dapat sembuh, sebaliknya hepatitis B dan C dapat menjadi kronik. Virus

hepatitis D hanya dapat menyerang penderita  yang telah terinfeksi  virus hepatitis B dan dapat memperoleh keadaan penderita.

2.12 Anatomi Fisiologi

a. Anatomi

Hati terletak dibelakang tulang-tulang iga (kosta) dalam rongga abdomen daerah kanan atas. Hati memiliki berat sekitar 1500 gr, dan

dibagi menjadi lobus. Setiap empat lobus hati terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang kedalam lobus itu

sendiri  dan membagi massa hati menjadi unit-unit yang lebih kecil, yang disebut lobulus.

Sirkulasi darah kedalam dan keluar hati sangat penting dalam penyelenggaraan fungsi hati. Darah yang mengalir kedalam berasal dari

dua sumber. Kurang lebih 75% suplai darah yang kaya akan nutrien dari traktus gastrointestinal. Bagian suplai darah tersebut masuk

kedalam hati lewat arteri hepatika dan banyak mengandung oksigen. Cabang-cabang terminalis kedua pembuluh darah ini bersatu

untuk membentuk capillary beds bersama yang merupakan sinusoid hepatik. Dengan demikian, sel-sel hati ( hepatosid ) akan

terendam oleh campuran darah vena dan arterial. Sinusoid mengosongkan isinya kedalam vena kava inferior didekat diafragma. Jadi,

terdapat dua sumber yang mengalirkan darah masuk kedalam hati dan hanya satu lintasan keluarnya

Hati adalah organ yang paling besar didalam tubuh kita. Warnanya coklat dan beratnnya ½ kg. Letaknya : bagian atas dalam rongga

abdomen sebelah kanan bawah diafragma hati terbagi 2 lapisan utama :

1. Permukaan atas terbentuk cembung, terletak dibawah diafragma

Page 3: Asuhan Keperawatan Hepatitis

2. Permukaan bawah tidak rata dan memperhatikan lekukan fisura transfersus.

Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati, selanjutnya hati dibagi 4 belahan : lobus kanan, lobus kiri,

lobus kaudata dan lobus guardatus.

b. Fisiologi

Fungsi hati terbagi atas :

1. Mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usus dan yang disuatu tempat dalam tubuh,dikeluarkan sesuai dengan pemakaianya

dalam jaringan

2. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresikan didalam empedu urin

3. Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glukogen

4. Sekresi empedu,garam empedu dibuat dihati dibentuk dalam sistem retikulo endotelium dialirkan keempedu

5. Pembentukan ureum

6. Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam basA

Hati yang merupakan organ terbesar tubuh dapat dianggap sebagai pabrik kimia yang membuat, menyimpan, mengubah dan

mengekskresikan sejumlah besar substansi yang terlibat dalam metabolisme. Lokasi hati sangat penting dalam pelaksanaaan fungsi ini

karena hati menerima darah yang kaya nutrien langsung dari traktus gastrointestinal, kemudian hati akan menyimpan atau

mentransformasikan semua nutrien ini menjadi zat-zat kimia yang digunakan dibagian lain dalam tubuh untuk keperluan metabolik.

Hati merupakan organ yang penting khususnya dalam pengaturan metabolisme glukosa dan protein. Hati membuat dan

mensekkresikan empedu yang memegang peran utama dalam proses pencernaan serta penyerapan lemak dalam traktus

gastrointestinal. Organ ini mengeluarkan limbah produk dari dalam aliran darah dan mensekresikannya kedalam empedu. Empedu

yang dihasilkan oleh hatiakan disimpan untuk sementara waktu dalam kandung empedu ( vesika felea ) sampai kemudian dibutuhkan

untuk proses pencernaan; pada saat ini kandung empedu akan mengosongkan isinya dan empedu memasuki intestinum ( usus ).

2.1.2  Web Of Caution (WOC)

2.1.3    Etiologi

Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis yaitu A, B, C, D, dan E.

Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti monomukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomega lovirus,

penyebab hepatitis non virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. ( http://www.google.co.ic )

2.1.4     Manifestasi Klinis

Gejala klinis dari hepatitis dapat bervariasi, mulai dari tingkat ringan sampai tingkat  terberat, bahkan juga gambaran yang fatal. Untuk

lebih jelasnya sebagai berikut :

1.     Stadium Praikteri berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia dan muntah, nyeri otot dan nyeri

di perut kanan atas. Urin menjadi lebih coklat.

2.     Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh.

Keluhan-keluhan berkurang. Tetapi pasien masi lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda.

Hati membesar dan nyeri tekan.

3.     Stadium pascainterik ( rekonvalensi ), ikterus mereda , warna urin dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak. Anak

lebih cepat dari orang dewasa. Yaitu pada akhirnya bulan kedua. Karena biasanya berbeda.

4.

2.1.5    Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hepatitis adalah sebagai berikut :

a.     Kolesterol

b.    Perdarahan saluran cerna

c.    Gagal ginjal

d.    Gangguan Elektrolit

e.     Gangguan Pernafasan

f.     Hipoglikemia

g.     Demam, bakteri

h.    Gelisah

i.      Hipertensi

Page 4: Asuhan Keperawatan Hepatitis

j.      Hipotensi

k.     Kematian / hypotesis portal

Tanda-tanda edema selebral adalah kenaikan tekanan intra kranial antara lain : gejala dini transpirasi, hiperefleksi, opistotonus,

kejang-kejang,kelinan kedua pupil yang berakhir dengan refleks negatif terhadap cahaya dan hilangnya refleksi okulovestibuler

menunjukkan proknosis fatal. (Arif Mansjoer, 2001)

2.1.6   Terapi

Terdiri dari istirahat, diet, dan pengobatan Medika Mentosa.

1.     Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah di haruskan cukup istirahat, agar dapat mempercepat penyembuhan

2.     Diet, jika pasien mual, tidak nafsu makan, atau muntah-muntah sebaiknyan diberikan infus. Secara umum di anjurkan diet

sumbang tinggi karbohidarat. Dulu ada kecendrungan membatasi lemak karena disamakan dengan penyakit kandung empedu.

Makanan harus di berikan dalam porsi tangan dan diberikan empat sampai enam kali sehari. Makanan kesukaan harus dipertimbangan.

3.     Medika mentosa

a.     Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan bilirubin darah. Kortikosteroid dapat digunakan pada

kolestasis yang berkepanjangan dimana transaminase serum sudah kembali normal tetapi bilirubin masih tinggi.Pada keadaan ini

diberikan prednison 3 x 10 mg selama 7 hari kemudian dilakukan tapering off.

b.    Berikan obat-obatan yang melindungi hati

c.    Antibiotik tidak jelas kegunaannya

d.    Jangan di berikan antiemetik jika perlu sekali dapat di berikan golongan fenotiazin.

e.     Vitamin K diberikan pada kasus kecendrungan pendarahan. Bila pasien dalam keadaan prekoma atau koma penanganan seperti

pada koma hepatik. (Arief Mansjoer, dkk, 2001)

2.2   Tinjauan Keperawatan

2.2.1    Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari landasan proses keperawatan. Diperlukan pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah

klien, agar dapat memberi arah kepada tindakan keperawatan.

Adapun pelaksanaan pengkajian kepada klien adalah sebagai berikut :

a.     Aktivitas / istirahat

Gejala : Kelemahan,kelelahan,malaise umum

b.    Sirkulasi

Gejala : Ikterus pada sklera,kulit dan dan membran mukosa.

c.    Elimnasi

Gejala : Urine gelap, diare / konstipasi, feses berwarna hitam, adanya / berulangnya hemodialisis.

d.    Makanan dan cairan

Gejala : Hilang napsu makan ( anoreksia ), penuruna berat badan atau atau meningkat odem, muntah.

e.     Neurosensori

Gejala : Peka rangsang, cenderung tidur.

f.     Nyeri / Kenyamanan

Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada bagian kuadran kanan atas, sakit kepala.

g.       Pernafasan

Gejala : Tidak minat / enggan merokok .

h.   Keamanan

Gejala : Adanya tranfusi darah/produk darah

Tanda : Urtikuria, lesi makutopapular, eritema tak beraturan.

i .  Seksualitas

Gejala : Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan ( contoh : homo seksual  aktif / biseksual pada wanita ).

Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : Riwayat diketahui atau mungkin terpajan pada virus bakteri atau toksin. Makanan terkontaminasi, air, jarum, alat bedah

dengan anastesi halotan : terpajan pada kimia toksik ( contoh : karbon tetraklorida, vinil klorida ) : obat resep ( contoh : surfanomit,

fenotizid ).

2.2.2    Diagnosa Keperawatan

Page 5: Asuhan Keperawatan Hepatitis

Diagnosa yang dapat muncul pada klien dengan hepatitis menurut Marilynn E.Doenges adalah sebagai berikut :

1.     Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan penurunan kekuatan otot, ketidaknyamanan kerja

dan menolak untuk bergerak.

2.     Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia muntah ditandai dengan kurang nafsu

makan / minat makan, nyeri abdomen, penurunan berat badan.

3.     Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan melalui muntah dan

diare, gangguan proses pembekuan ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.

4.     Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empoedu dalam jaringan diagnosa

adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.

5.     Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan  dengan salah interpretasi informasi,

tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan tidak akurat mengikuti instruksi meminta informasi

2.2.3    Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi

Pada tahap awal ini perawat mulai membuat rencana tindakan, pelaksanaan, dan penilaian hasil terhadap klien dengan   hepatitis sesuai

dengan diagnosa keperawatan yang muncul yaitu :

Diagnosa keperawatan 1

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan penurunan kekuatan otot, ketidak nyamanan kerja,

menolak untuk bergerak.

Tujuan : Aktivitas tidak terganggu dengan kriteria hasil peningkatan kekuatan otot, nyaman bekerja dan dapat bergerak.

Intervensi / Implementasi

Tingkatkan tirah baring /duduk, berikan lingkungan yang tenang.

Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan, menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan.

Ubah posisi dengan sering dan berikan perawatan kulit yang baik.

Rasional : Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk  menurunkan resiko kerusakan

jaringan.

Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.

Rasional : Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan.

Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendiri pasif / aktif.

Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan, ini dapat terjadi karena ketebatasan aktivitas yang menganggu periode

istrahat.

Dorong penggunaan tehnik manajemen stres, contoh : relaksasi progresif visualisasi, bimbingan imajinasi.

Rasional : Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi,memusatkan kembali perhatian,dan dapat meningkatkan koping.

Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembasaran hati.

Rasional : Menunjukkan kurangnya resolusi penyakit, memerlukan istirahat    lanjut, mengganti program terapi.

Kolaborasi dengan dokter,berikan anti biotik atau bantu dalam prosedur sesuai indikasi tergantung pada pemajanan.

Rasional : Membuang agen penyebab pada hepatitis toksik dapat membatasi

kerusakan jaringan.

Implementasi :

Meningkatkan tirah baring / duduk, memberikan lingkungan yang tenang.

Mengubah posisi dengan sering dan memberikan perawatan kulit yang baik.

Melakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.

Meningkatkan aktivitas sesuai toleransi,membantu melakukan latihan rentang gerak sendiri pasif /aktif

Mendorong tehnik penggunaan manajemen stres.

Mengawasi terulangnya anoraksia daan nyeri tekan pembesaran hati.

Kolaborasi dengan dokter. Berikan antidot atau bantu dalam prosedur sesuai indiksi tergantung pada pemajanan.

Evaluasi :

Menyatakan pemahaman situasi / faktor resiko dan program pengobatan individu.

Menunjukkan tehnik / perilaku yang memampukan kembali melakukan aktivitas.

Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.

Diagnosa keperawatan 2

Page 6: Asuhan Keperawatan Hepatitis

Perubahan kebutuhan nutrisi kurang  dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah, ditandai dengan kurang

nafsu makan, nyeri abdomen, penurunan berat badan.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil nafsu makan meningkat,tidak mual,muntah dan berat badan meningkat.

Intervensi :

Awasi pemasukan diet / jumlah kalori,berikan makan sedikit dalam frekuensi sering dan tawarkan makan pagi paling besar.

Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk selama siang hari, membuat

masukan makanan yang

sulit pada sore hari.

Berikan perawatan mulut sebelum makan.

Rasional : Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan nafsu makan.

Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.

Rasional : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pada pemasukan.

Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permen berat sepanjang hari.

Rasional : Merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna / toleran bila makanan lain tidak.

Kolaborasi dengan ahli giji dalam pemberian diet.

Rasional : Berguna dalam membuat program diet untuk memulai kebutuhan individu.

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi.

Rasional : Mempercepat proses penyembuhan.

Berikan tambahan makanan / nutrisi dukungan total bila di perlukan.

Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan kalori, bila tanda kekurangan terjadi dan gejala memanjang

Implementasi :

Megawasi pemasukan diet / jumlah kalori, memberikan makanan sedikit dalam frekuensi sering dan tawarkan makan pagi paling

besar.

memberikan perawatan mulut sebelum makan.

Menganjurkan makan pada posisi dudk tegak.

Memberikan dorongan untuk mengkonsumsi sari jeruk, minuman karbonat dan permen berat sepanjang hari.

Mengkolaborasi dengan ahli giji dalam pemberian diet.

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi.

Memberikan tambahan makanan / nutrisi dukungan total bila dibutuhkan.

Evaluasi :

Menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk meningkatkan / mempertahankan berat badan yang sesuai.

Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi.

Diagnosa Keperawatan 3

Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan melalui muntah dan

diare,gangguan proses pembekuan ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.

Tujuan : Volume cairan meningkat dengan kriteria hasil mual,muntah dan diare tidak ada.

Intervensi :

Awasi masukan dan keluaran, bandingkan dengan berat badan harian.

Rasional : Memberakan informasi tentang kebutuhan penggantian / efek terapi.

Kaji tanda vital, nadi periver, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.

Rasional : Indikator volume sirkulasi / perkusi.

Periksa asites atau pembentukan odem.

Rasional : Menurunkan kemungkinan pendarahan ke dalam jaringan.

Biarkan pasien menggunakan lap katun / spon dan pembersih mulutbuntuk sikat gigi.

Rasional : Menghindari trauma dan pendarahan gusi.

Observasi tanda perdarahan, contoh : hematuria / melena ekimosis, pendarahan terus menerus dari gusi.

Rasional : Menghindari trauma dan pendarahan gisi.

Kolaborasi dengan dokter, awasi nilai laboratorium, contoh : Hb / Ht,Na albumin dan waktu pembekuan..

Page 7: Asuhan Keperawatan Hepatitis

Rasional : Menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasi retensi natrium / kadar protein yang dapat menimbulkan pembentukan odem.

Kolaborasi dengan dokter. Berikan cairan IV ( biasanya glukosa ) ,elektrolit, protein hidrolisat.

Rasional : Memberikan cairan dan panggantian elektrolit.

Implementasi :

Mengawasi pemasukan dan pengeluaran, bandingkan dengan berat badan harian.

Mengkaji tanda-tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.

Memeriksa adanya asietas atau pembentukan odem.

Membiarkan pasien menggunakan lap katunispon dan pembersih mulut untuk sikat gigi.

Mengobservasi tanda-tanda perdarahan, contoh : hematuria dan melena, ekimosis, pendarahan terus menerus.

kolaborasi dengan dokter.Mengawasi nilai laboratorium contoh : Hb / Ht,Na albumin dan waktu pembekuan.

Kolaborasi dengandokter. Memberikan cairan IV biasanya glucosa, elektrolit, protein hidrolisat.

Evaluasi :

a.     Mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, turgor kulit baik, pengisian kapiler.

b.    Haluaran individu sesuai.

Diagnosa Keperawatan 4

Resiko tinggi terhadap kerusakan intergrits kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam jaringan ditandai dengan

adanya tanda-tanda dan gejala membuat diagnosa aktual.

Tujuan : Tidak terdapat kerusakan integritas kulit dengan kriteria hasil tidak ada akumulasi.

Intervensi :

Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Berikan minyak kalamin sesuai dengan indikasi.

Rasional : Mencegah kulit kering berlebihan dan menghilangkan gatal.

Anjurkan menggunakan kuku-kuku jari untuk menggaruk bila tidak terkontrol.

Rasional : Menirunkan potensial cidera kulit.

Berikan masase pada waktu tidur.

Rasional : Bermanfaat dalam meningkatkan tidur.

Hindari komentar tentang penampilan pasien.

Rasional : Meminimalkan stres psikologis sehubungan dengan perubahan kulit.

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi antihistamin : Metilavin, Difenhidramin.

Implementasi :

Menggunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Memberikan minyak kalamin sesuai dengan indikasi.

Menganjurkan menggunakan kuku-kuku jari untuk menggaruk bila terkontrol.

Memberikan masase pada waktu tidur.

Menghindari komentar tentang penampilan pasien.

Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat antihistamin sesuai indikasi  : Metilavin, Difenhidramin.

Evaluasi :

Menunjukkan jaringan / kulit utuh.

Melaporkan tidak ada penurunan pruritus / lecet.

Diagnosa Keperawatan 5

Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis dan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi,tidak mengenal

sumber informasi ditandai dengan tidak akurat mengikutin instruksi.

Tujuan : Pengetahuan terhadap pengobatan meningkatndengan kriteria hasil dapat mengenal sumber informasi dan mengikuti

instruksi.

Intervensi :

Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan prognosis, kemungkinan pilihan pengobatan.

Rasional : Mengidentifikasi area kekurangan pengetahuan / salah informasi dan memberikan kesempatan untuk memberikan informasi

tambahan sesuai keperluan.

Page 8: Asuhan Keperawatan Hepatitis

Berikan informasi khusus tentang pencegahan dan penularan penyakit.

Rasional : Kebutuhan rekomendasi akan bervariasi karena hepatits (agen penyebeb) dan situasi individu.

Rencanakan memulai aktivitas sesuai toleransi dengan periode istirahat adekuat.

Rasional : Ini tak perlu untuk menunggu sampai bilirubin serum kembali normal untuk melakukan aktivitas.

Bantu klien mengidentifikasi aktivitas pengalih.

Rasional : Aktivitas yang dapat dinikmati akan membantu pasien menhhindari pemusatan pada penyembuhan panjang.

Dorong keseimbangan diet seimbang.

Rasional : Meningkatkan kesehatan umum dan meningkatkan proses penyembuhan.

Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6-12 bulan, minuman atau lebih lama sesuai toleransi individu.

Rasional : Meningkatkan iritasi hepatik dan mempengaruhi pemulihan.

Implementasi :

Mengkaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan prognosis, kemungkinan pilahan pengobatan.

Memberi informasi khusus tentang pencegahan dan penularan penyakit.

Merencanakan memulai aktivitas sesuai tolerasnsi dengan periode istirahat adekuat.

Membantu klien mengidentivikasi aktivitas pengalih.

Mendorong keseimbangan diet seimbang.

Mengakji ulang perlunya menghindari alcohol selama 6-12 bulan, minutan atau lebih lama sesuai tolerasi individu.

Evaluasi :

Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.

Mengidentivikasi hubungan tanda / gejala penyakit dan hubungan gejala dengan faktor penyebab.

Melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi pada pengobatan.

BAB  III

TINJAUAN KASUS

3.1  Pengkajian

3.1.1  Identitas klien

Nama                     :     An. A

Tanggal lahir         :     16 juli 2004

Jenis kelamin         :     Laki-laki

Klien ke                 :     2 dari 2 bersaudara

Umur                     :     6 tahun

Agama                   :     Islam

Suku bangsa           :     Jawa-Indonesia

Tanggal masuk       :     22 Nonvember 2010

No RM                  :     65.04.12

Alamat                  :     Binjai

Ruang rawat          :     Ruang RB 4 kamar 3.7 RSUP HAM

Identitas Orang Tua

A.  Ayah

Nama                     :     Tn. J

Umur                     :     31 tahun

Pekerjaan               :     Tani

Suku bangsa           :     Jawa-Indonesia

Pendidikan             :     SMA

Alamat                  :     Binjai

B.    Ibu

Nama                     :     Ny. S

Umur                     :     28 Tahun

Pekerjaan               :     Ibu rumah tangga

Page 9: Asuhan Keperawatan Hepatitis

Suku bangsa           :     Jawa-Indonesia

Agama                   :     Islam

Pendidikan             :     SMA

Alamat                  :     Binjai

Kedudukan anak dalam keluarga dan keadaan saudara

No Kehamilan Ab Lahir

mati

Lahir

hidup

Jenis

kelamin

Umur Keadaan sekarang

Sakit Mat

i

Sehat

1 Pertama - - √ P 8 thn - - √

2 Kedua - - √ L 6 thn √ - -

3.1.3   Alasan dirawat

a. Keluhan utama

Demam panas perlahan-lahan mulai 7 hari yang lalu, sakit kepala mulai 7 hari yang lalu, nafsu makan mulai berkurang mulai 4 hari

yang lalu, muntah mulai 4 hari yang lalu frekuensi 3-6 kali sehari, timbul rasa nyeri diperut kanan ata mulai 4 hari yang lalu,

kulit/mukosa mulai kekuningan mulai 5 hari yang lalu.

b. Riwayat penyakit

Didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien, kedua orang tua klien masih hidup dank lien

mempunyai 2 orang bersaudara, penyakit ini pertama muncul saat klien sering muntah kekuningan pada kulit yang dialami klien

dalam waktu kurang lebih satu mingggu ini, kemudian klien dibawa ke RSUP Haji Adam Malik dan setelah diperiksa ternyata klien

menderita hepatitis.

c. Eliminasi

sebelum masuk rumah sakit klien BAB 1-2 kali sehari dengan warna biasa, setelah masuk rumah sakit klien BAB dengan frekuensi 1-

2 dengan warna kuning kecoklatan, dirumah klien BAK sebanyak 3-4 kali dalam sehari warna kuning jernih, setelah masuk runmah

sakit BAK sebanyak 3-4 kali dalam sehari dengan warna kecoklatan.

d. Tidur

kebiasaan klien tidur siang pukul 11:00 s/d 13:00 dan tidur malam pukul 19:30 klien dapat tidur nyenyak tidak ada gangguan tidur,

setelah masuk rumah sakit klien mengalami sulit tidur dikarenkan klien sering mengeluh kesakitan paa perut kanannya.

e. Kebersihan diri

kebiasaan dirumah klien mampu mandi dan gosok gigi sendiri dang anti pakaian 1 kali sehari, keadaan sekarang klien madi ditolong

sepenuhnya oleh orang tua, mulut cukup bersih, kulit cukup bersih, kuku pendek, pakaian bersih tidak rapi.

f. Hubungan anak dengan ayah/ibu dan keluarga lain-lain.

Hubungan anak dengan ayah erat sekali, dengan ibu juga erat sekali, dengan saudaranya rukun, tingkah laku anak dirumah sukar

diatur, punya permainan dirumah dan jarang rekreasi bila pergi rekreasi ke tempat pemandian dengan orang tua.

g. Imunisasi

imunisasi yang diberikan kepada klien cukup lengkap dari BCG,DPT I, DPT II, DPT III, Polio, dan Campak.

h. Penyakit yang pernah diderita

Klien belum pernah masuk rumah sakit dan tidak pernah dirawat dirumah sakit

3.2  Analisa data

No. DATA ETIOLOGI MASALAH

1 Data subjektif Peningkatan asam Perubahan

Page 10: Asuhan Keperawatan Hepatitis

-    Ibu klien mengatakan

anaknya tidak selera

makan/tidak nafsu makan dan

mual

Data objektif

-    Klien tampak lemah

-    Diet hanya habis ¼ porsi

setiap kali makan

-    Jenis makan diet M II

lambung, mual,

muntah

Perubahan

kebutuhan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

kebutuhan ntrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

2 Data subjektif

-    Ibu klien mengatakan

anaknya susah tidur

Data objektif

-    Muka klien kusam

-    Klien tidur siang hanya 1 jam

Tidur malam hanya 7-8 jam dan

sering terbangun mata merah,

tampak resah dan selalu gelisah

Nyeri pada perut

bagian kanan

Gangguan

istirahat tidur.

3 Data subjektif

-    Ibu klien mengatakan

anaknya badannya terasa lemas

dan letih

Data objektif

-    Pada ekstreminitas atas

sebelah kanan terpasang infuse

-    Aktivitas di Bantu Orang tua

dan keluarga dan perawat,

seperti klien ingin mandi, BAK

dan BAB

-    Ekstremitas bawah 2

(gerakan otot penuh melawan

gravitasi dengan topangan)

-    Skala nyeri 6 (sedang)

-    HR               : 88 x/i

Kelemahan fisik Intoleransi

aktivitas

4 Data subjektif

-    Ibu klien mengatakan

anaknya lemas, mual, muntah,

dan sering ke kamar mandi

Data objektif

-    Klien tampak pucat

-    Klien tampak sering BAK

lebih kurang 3-4 kali /hari,

muntah dan diare

Muntah dan diare Resiko tinggi

terhadap

kekurangan

volume cairan

5 Data subjektif

-    Ibu klien mengatakan sakit

anaknya tidak sembuh-sembuh

Data objektif

-    Klien sering bertanya tentang

penyakitnya

-    Klien tampak gelisah

Tidak mengenal

sumber informasi

Kurang informasi

Page 11: Asuhan Keperawatan Hepatitis

3.3   Diagnosa keperawatan

Berdasarkan pengkajian dan analisa data masalah keperawatan yang timbul pada An. A berdasarkan prioritas masalah actual dan

potensial adalah sebagai berikut :

1.     Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia di tandai dengan ibu klien mengatakan anaknya

tidak selera makan, mual, klien tampak lemah, diet yang di sediakan habis ¼ porsi tiap kali makan

2.     Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri pada perut bagian kanan di tandai dengan mata klien tampak cekung, klien

tampak lemas dan pucat dan tampak resah dan selalu gelisah. Klien hanya bias tidur siang lebih kurang 1 jam dan tidur malam hanya

6-7 jam

TD : 100/80 mmHg                        Temp : 370 C

RR : 24 x/i                                      Pols   : 80 x/i

3.     Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik di tandai dengan ibu klien mengatakan badan anaknya terasa lemah,

mudah letih. Pada ekstremitas sebelah kanan terpasang infuse dan aktivitas selalu di bantu dengan keluarga dan perawat. Seperti

mandi, Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB)

4.     Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan melalui muntah dan

diare, gangguan proses pembekuan di tandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa actual.

5.     Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi,

tidak mengenal sumber informasi di tandai dengan tidak akurat mengikuti instruksi meminta informasi.

Page 12: Asuhan Keperawatan Hepatitis

3.4 Intervensi, Implementasi dan Evaluasi

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi

1 Pemenuhan kebutuhan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

anoreksia di tandai dengan

ibu klien mengatakan

anaknya tidak selera

makan, mual, klien tampak

lemah, diet yang di

sediakan habis seperempat

porsi tiap kali makan.

-                  Kebutuhan

nutrisi terpenuhi

-                  Berat

badan mencapai tujuan

normal/ ideal

-    Awasi pemasukan

diet klien

-    Beri klien diet

dalam porsi sedikit tapi

sering

-    Beri perawatan

mulut agar selera

makan

-    Anjurkan makan

pada porsi duduk tegak

-    Kolaborasi dengan

ahli gizi dalam

peningkatan nutrisi

-   Pantau dan

dokumentasikan input

dan output setiap hari.

-   Pertahankan

pembatasan cairan

-   Mengatur posisi klien

-   Memberi makanan pada

klien

-   Memberikan perawatan

mulut sebelum makan

-   Memberi diet ekstra pada

klien

-   Memberikan obat antasida

sebelum makan

-   Memberi diet M II pada

klien diet yang menarik dan

mengandung selera

S: Ibu klien mengatakan anaknya

sudah ada selera makan dan perut

tidak mual lagi

O: Porsi diet yang disediakan habis

setengah porsi

A: Masalah sebagian teratasi

P: Rencana tindakan dilanjutkan.

-    Beri diet dalam porsi sedikit tapi

sering

-    Beri obat antasida sebelum

makan

-    Beri posisi yang nyaman saat

klien makan.

Page 13: Asuhan Keperawatan Hepatitis

sesuai indikasi.

-   Siapkan untuk

dialisis

-   Kolaborasi dengan

dokter dalam

pemberian therapy obat

-   Memberi minum air putih

hangat kepada klien

2 Gangguan rasa nyaman

nyeri berhubungan dengan

hepatomegali ditandai

dengan klien tampak

meringis memegang perut,

skala nyeri 5, TD : 100/80

mmHg, RR : 24 x/i, Pols :

86 x/i, temp : 37 0C

Gangguan nyeri teratasi -     Pantau tanda-tanda

vital klien

-     Kaji tingkat nyeri

dan karakteristik nyeri

yang dialami klien

-     Beri posisi yang

nyaman

-     Ajarkan teknik

relaksasi nfas dalam

dengan cara tarik nafas

dalam tahan 2 detik

kemudian keluarkan

secara perlahan-lahan

dari mulut

-     Kurangi kebisingan

-       Mengukur tanda vital

nyeri klien

-       Mengkaji tingkat nyeri

dan karakteristik nyeri yang

dialami klien

-       Memberi posisi nyaman

dengan meninggikan

ekstremitas yang sakit

-       Menganjurkan klien

teknik relaksasi nafas dalam

tahan 2 detik kemudian

keluarkan secara perlahan-

lahan dari mulut

S : Ibu Klien mengatakan perut

kanan anaknya atas masih terasa

nyeri.

O : Wajah klien masih tampak

meringis jika nyeri timbul.

- Skala nyeri 4

A : Masalah sebagian teratasi

P : Rencana tindakan di lanjutkan

-       Awasi pola tidur klien

-       Atur posisi tidur klien

senyaman mungkin, seperti posisi

seni fowler

Page 14: Asuhan Keperawatan Hepatitis

dan sinar yang terang

agar klien dapat

istirahat sampai nyeri

hilang

-       Menciptakan lingkungan

yang nyaman dengan

membatasi jumlah pengunjung

dan menutup sebagian

gorden/tirai agar klien dapat

beristirahat

-       Membatasi waktu untuk

keluarga yang datang

3 Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan

kelemahan fisik di tandai

dengan ibu klien

mengatakan badan anaknya

terasa lemah, mudah letih.

Pada ekstremitas sebelah

kanan terpasang infuse dan

aktivitas selalu di Bantu

dengan keluarga dan

perawat seperti mandi,

BAK dan BAB

Tujuan :

-       Klien dapat

beraktivitas tanpa di

Bantu oleh keluarga

-       Tingkatkan tirah

baring/duduk

-       Berikan

lingkungan tenang dan

nyaman

-       Ubah posisi

dengan baik dan sering

-       Tingkatkan

aktivitas sesuai

toleransi, Bantu

melakukan rentang

gerak

-       Berikan aktivitas

hiburan yang tepat

-       Menganjurkan klien agar

mengubah posisi sesering

mungkin

-       Membantu klien

menggerakkan sandi-sandi agar

tidak terkaku-kaku

-       Menganjurkan klien tidur

atau istirahat di tempat tidur

-       Memberikan diet pada

klien

-       Membantu klien dalam

melakukan BAK dan BAB

S: Ibu klien mengatakan anaknya

tidak mampu melakukan personal

hygiene

O: Klien tampak kurang bersih dan

kurang rapih

A: Masalah belum teratasi

P: Rencana tindakan di lanjutkan

-    Ubah posisi baik dan sering

-    Tingkatkan aktivitas sesuai

toleransi, bantu melakukan latihan

rentang gerak

-    Beri aktivitas hiburan, seperti

Page 15: Asuhan Keperawatan Hepatitis

seperti nonton tv, radio

dan membaca

menonton TV, dengar radio, dan

membaca

4 Resiko tinggi terhadap

kekurangan volume cairan

berhubungan dengan

kehilangan cairan yang

berlebihan melalui muntah

dan diare, gangguan proses

pembekuan di tandai

dengan adanya tanda-tanda

dan gejala-gejala membuat

diagnosa akurat

Tujuan :

-       Volume cairan

terpenuhi

-       Turgor kulit baik

-       Anjurkan pada

klien untuk banyak

minum

-       Pantau masukan

dan halusan klien

-       Kolaborasi dengan

tim dokter dalam

pemberian therapy

-       Memberitahukan keluarga

klien dan menganjurkan pada

klien untuk banyak minum air

putih sedikit tapi sering.

-       Memantau volume cairan

klien dengan mengukur

masukkan dan haluarannya.

Input : 1200-1600 cc, output :

1500 cc.

-       Memberikan therapy

antasida 3x1, hepagard 3x1,

amoxcilin 3x1, infus dextrose

20 gtt/I, infuse RL : 20 gtt/I,

Regulop : 1 amp/8 jam,

ranitidine 1 amp/8 jam

S: Ibu klien mengatakan tubuh

anaknya masih lemas

O : -Turgor kulit baik

-Minum oral : 4 gelas/hari

-Infus RL 20 tts/i

A: Masalah tidak terjadi

P:Rencana tindakan di lanjutkan.

-          Menganjurkan pada ibu agar

klien banyak minum air putih

-          Memantau masukan dan

haluaran klien

-          Kolaborasi dengan tim

dokter dalam pemberian therapy

5 Kurang pengetahuan

tentang kondisi prognosis

dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan salah

interpretasi informasi di

Tujuan :

-       Tingkat

pengetahuan tentang

penyakit dan

pengobatan bertambah

-       Ciptakan

hubungan saling

percaya antara klien

dan perawat

-       Memperkenalkan diri

kepada klien dengan berdiri di

samping kanan

S : Ibu klien mengatakan sudah

mengerti tentang hepatitis

O : Ibu klien dapat menjelaskan

kembali tentang penyakit hepatitis.

Klien tidak bertanya-tanya lagi

Page 16: Asuhan Keperawatan Hepatitis

tandai dengan tidak akurat

mengikuti instruksi

meminta informasi

-       Kaji tingkat

pengetahuan klien

tentang hepatitis

-       Jelaskan kepada

klien tentang penyakit

hepatitis.

-       Mengkaji tingkat

pengetahuan klien tentang

hepatitis

-       Menjelaskan kepada klien

tentang penyakit hepatitis.

A : Masalah teratasi dengan kriteria

hasil : klien mengungkapkan

pemahaman tentang penyakitnya

ekspresi wajah tidak bingung lagi

P : Rencana tindakan di hentikan

Page 17: Asuhan Keperawatan Hepatitis

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melaksanakan dan menerapkan asuhan keperawatan pada An. A dengan penyakit hepatitis di ruang Rindu B4 Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, maka dalam bab ini penulis akan membahas beberapa hal, baik yang mendukung

maupun yang menghambat kelancaran proses keperawatan.

Adapun tujuan pambahasan ini adalah : untuk menemukan antara tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus yang sebenarnya dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi.

4.1     Pengkajian

Pengkajian keperawatan yang penulis lakukan pada An. A selama tahap pengkajian penulis tidak mendapatkan kesulitan karena klien

dan keluarga bersedia memberikan informasi yang diperlukan penulis dan klien bersedia kooperatif kepada penulis.

Adapun pengkajian pengumpulan data yang penulis temukan kesenjangan antara teori dan pada kasus dari penyakit hepatitis.

1.    Aktivitas / Istirahat

Pada teori ditemukan adanya kelemahan, kelelahan, malaise umum setiap hari. Sedangkan pada kasus klien hanya mengalami

keletihan / kelelahan.

2.   Sirkulasi

Pada teori ini di temukan adanya bradikardia atau hiperbilirubin berat, ikterik. Sedangkan pada kasus klien hanya mengalami

bradikardia dan ikterik pada sklera tidak terlalu kelihatan.

3.    Eliminasi

Antara teori dan kasus tidak di temukan adanya kesenjangan antara teoritis juga ditemukan pada kasus yaitu: Urin gelap, Diare /

Konstipasi, fases tanah liat.

4.    Makanan atau Cairan

Antara teori dan kasus tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teoritis juga ditemukan pada kasus yaitu : Hilang nafsu makan

(anoraksial), penurunan berat badan atau meningkat, mual, muntah. dan mempunyai tanda asites.

5.    Neurosensori

Pada teori di temukan adanya pekarangsangan, cenderung tidur, latergi, asteriksi, sedangkan pada kasus klien hanya mengalami lemas

dan terkadang sering tidur.

6.    Nyeri / Kenyamanan

Pada teori di temukan adanya keram apdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, mialgia, artralgia, sakit kepala, gatal ( pruritas ).

Sedangkan pada kasus klien hanya mengalami nyeri tekan pada kuadran kanan atas, tapi klien tidak mengalami gatal ( pruritas )

7.   Pernafasan

Pada teori ditemukan adanya :

Tidak minat/enggan merokok (perokok). Sedangkan pada kasus tidak ditemukan.

8.   Keamanan

Antara teori dan kasus tidak ditemukan adanya kesenjangaan antara teoritis, tetapi tidak ditemukan pada kasus dengan gejala pada

teoritis: adanya transfusi darah/produk darah, dengan tanda urtikaria, lesi, makulopapuler, eritema tak beraturan.

Agioma jaring-jaring, eritema palmar, gineskomastia (kadang-kadang ada pada hepatitis alkohik)

Splenomegali : Pembesaran nodus servikal posterior.

9.   Seksualitas

Gejala yang ada pada teori adalah : pola hidup/prilaku meningkatnya resiko terpajan (contoh : homo seksual, aktif / biseksual pada

wanita)

10.  Pembelajaran

Pada teori gejala yang ada adalah : riwayat diketahui/mungkin terpajan pada virus, bakteri atau toksin ( makanan terkontaminasi, air

jamur, alat bedah atau darah) pembawa (simtomatik atau asimtomatik) adanya prosedur bedah dengan anastesi haloten, terpajan pada

kimia toksik (contoh : karbon tetra klorida, vinil klorida) obat resep (contoh : sulvonamid, fenotiazid, isoniazid)

4.2    Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan teoritis adalah sebagai berikut :

1.     Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan penurunan kekuatan otot, ketidak nyamanan kerja,

monolak untuk bergerak,.

Page 18: Asuhan Keperawatan Hepatitis

2.     Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual muntah ditandai dengan kurang

napsu / minat makan, nyeri abdomen, penurunan berat badan.

3.     Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dangan kehilangan cairan yang berlebihan melalui muntah dan

diare, gangguan proses pembekuan ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala membuat diagnosa actual.

4.     Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri perut pada bagian atas ditandai dengan klien tampak lemah, lesu, mata klien

tampak cekung tidur siang 1 jam, tidur malam + 4 jam. TD : 100/80 mmHg, RR : 24 x/i, temp : 37 0C

5.     Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi,

tedak mengenal sumber informasi, ditandai dengan tidak akurat mengikuti instruksi, meminta informasi.

Sedangkan diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan kasus, yaitu :

1.     Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuhgah dengan anoreksia ditandai dengan klien mengatakan tidak selera

makan, mual, klien tampak lemah, diet yang dihabiskan hanya habis ¼ porsi tiap kali makan .

2.     Gangguan istitahat tidur berhubungan dengan nyeri perut pada bagian kanan atas ditandai dengan klien tampak lemah, lesu, mata

klien tampak cekung, tidur siang 1 jam dan tidur malam ± 4 jam.

TD     : 100 / 80 mmhg

RR     : 24 x / i

Temp : 37°C

3.     Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan klien mengatakan kondisi tubuhnya lemah dan mudah

letih, pada ekstremitas atas sebelah kanan terpasang infus, dan aktivitas selalu dibantu oleh keluarga dan perawat.

Diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan teori tapi tidak terdapat pada tinjauan kasus adalah :

1.     Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan proses pembekuan ditandai dengan adanya tanda-tanda

dan gejala membuat diagnosa aktual.

Karena pada saat penulis melakukan pengkajian penulis tidak menemukan data diare dan mual muntah yang berlebihan sehinga

menimbulkan kehilangan cairan yang berlebihan.Oleh karena itu penulis tidak memasukkan diagnosa di atas kedalam diagnosa

tinjauan kasus.

2.     Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam jaringan ditandai dengan

adanya tanda-tanda dan gejala membuat diagnosa aktual.

Karena pada saat penulis melakukan pengkajian pada tinjauan kasus penulis tidak menjumpai data-data yang mendukung tentang

resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit seperti adanya pembengkakan, peradangan, kemerahan, nyeri, lecet dan luka pada

kulit. Oleh karena itu, penulis tidak memasukkan diagnasa diatas kedalam diagnosa tinjauan kasus.

3.     Kurang pengetahuan terhadap tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dangan salah interpretasi

informasi, tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan tidak akurat mengikuti instruksi, meminta informasi.

Karena pada saat melakukan pengkajian penulis mendapat respon dari klien,klien         mengetahui penyakitnya dan tidak banyak

bertanya,dia menerima akan kondisinya.

Diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan kasus tetapi tidak terdapat di tinjauan teori :

1.    Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri pada perut bagian kanan atas  ditandai dengan klien tampak lemah,lesu, mata

klien tampak cekung,tidur siang 1 jam dan tidur malam ± 4 jam.

TD : 100 / 80

RR : 24x /i

Temp : 37° C

Pada saat penulis melakukan pengkajian, penulis menemukan data mata klien tampak cekung, klien tampak lemas dan pucat dan

selalu gelisah.

Diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan kasus juga terdapat pada tinjauan teori adalah :

1.     Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan klien mengatakan tidak selera

makan mual, klien tampak lemah, diet yang disediakan habis ¼ porsi setiap kali makanKarena data pada diagnosa di atas seperti

anoreksia atau tidak selera makan, mual, klien tampak lemah, terdapat juga pada diagnosa tinjauan kasus dan teori. Sehingga data

yang di dapat baik di tinjauan teori maupun di tinjauan kasus itu seimbang.

2.     Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, ditandai dengan klien mengatakan badannya terasa lemah, mudah

letih, pada ekstremitas sebelah kanan terpasang infusdan aktivitas selalu di Bantu dengan keluarga dan perawat.

Karena pada tinjauan teori pada gejala klinis di jumpai data adanya kelemahan fisik kondisi tubuh lemah dan mudah letih sedangkan

pada tinjauan kasus pada saat penulis menemukan data yang sama dengan diagnosa di atas terdapat tinjauan teori dan tinjauan kasus.

4.3     Perencanaan

Page 19: Asuhan Keperawatan Hepatitis

Perencanaan merupakan kelanjutan dari diagnosa keperawatan dalam rangka mengatasi masalah yang timbul. Adapun intervensi pada

tinjauan kasus disesuaikan dengan fasilitas yang ada di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan, secara umum intervensi yang diberikan

kepada An. A berupa penyuluhan dan anjuran

4.4     Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan realisasai dan rencana tindakan keperawatan dalam secara teoritis dan sesuai dengan keadaan dan kebutuhn

pasien, penetapan pelaksanaan tindakan keperawatan yang mencakup tindakan independent dan dependent

a.     Independent

Tindakan secara mandiri (independent) adalah tindakan yang dilakukan untukmengatasi kesehtan dan memenuhi kebutuhan pasien

seperti :

-          Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga rentang kelanjutan pengobatan

-          Kolaborasi dengan dokter rentang pemberian terapi

-          Kolaborasi dengan team gizi

b.    Dependent

Hal ini tidak dilakukan karena sarana dan prasarana serta fasilitas Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan sudah memadai untuk

menanggulangi masalah yang dihadapi

4.5     Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam tahapan proses keperawatan evaluasi berguna untuk menilai apakah tujuan dalam rencana

keperawatan tercapai atau tidak dievaluasi, berorientasi sesaat dimana yang timbul dan dialami pasien serta berorientasi pada saat

pasien dirawat

Dari semua evaluasi masalah belum teratasi tetapi lanjutan pendidikan kesehatan :

1.     Diet

-          Makanlah aneka ragam makanan yang akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat membangun

-          Makan untuk memenuhi kecukupan energi (capai dan pertahankan berat badan normal)

-          Makan-makanan sumber karbohidrat

-          Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan sampai seperempat asupan energi

-          Gunakan garam yang beryodium

-          Lakukan latihan fisik dan olah raga secara teratur

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada An. A dengan penyakit Hepatitis di Ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik Medan. Maka pada kesempatan ini penulis menarik beberapa saran sesuai dengan penerapan proses keperawatan yang

penulis lakukan pada klien sebagai berikut :

5.1.1     Pengkajian

Pada tahap pengkajian data yang ditemukan pada An. A dengan penyakit Hepatitis di Ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik Medan adalah : klien tampak letih dan lemas, klien mual muntah (anoreksia), TD : 100/80 mmHg, HR : 82 x/i, RR : 24

x/i, Temp : 37 , frekuensi tidur malam 3 jam, dan tidur siang ½ jam, klien mengatakan nyeri pada bagian perut.

5.1.2   Diagnosa Keperawatan

Pada tahap diagnosa keperawatan, penulis menemukan 4 masalah. Prioritas diagnosa keperawatan yang dijumpai pada An. A dengan

gangguan sistem Hepatologi;Hepatitis di Ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan ; Gangguan

pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, gangguan istirahat tidur berhubungan

dengan nyeri pada perut bagian kanan, intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

5.1.3   Intervensi Keperawatan

Setelah melakukan pengkajian pada An. A dengan hepatitis di Ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan,

penulis melakukan intervensi sesuai dengan masalah yang dihadapi klien.

Page 20: Asuhan Keperawatan Hepatitis

Diagnosa Keperawatan I :

Awasi pemasukan diet klien, beri diet pada klien dalam porsi sedikit tapi sering, Beri perawatan mulut agar selera makan. Anjurkan

makan pada posisi duduk tegak. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam peningkatan nutrisi.

Adapun perencanaan yang dilakukan oleh penulis dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan, serta dibarengi dengan fasilitas

dan sarana yang ada di rumah sakit ; Awasi pemasukan diet klien, Beri klien diet dalam porsi sedikit tapi sering. Beri perawatan mulut

agar selera makan. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam peningkatan nutrisi.

Diagnosa Keperawatan II :

Awasi pola tidur klien, atur posisi tidur klien beri suasana yang nyaman di daerah sekitar klien untuk menghilangkan segala masalah

pada saat ingin tidur, dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat tidur.

Adapun perencanaan yang dilakukan oleh penulis dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan, serta dibarengi dengan fesilitas

dan sarana yang ada pada rumah sakit : Awasi pola tidur klien. Atur posisi tidur klien. Beri suasana yang nyaman di daerah sakitar

klien, Anjurkan klien untuk menghilangkan segala masalah padasaat ingin tidur. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

tidur.

Diagnosa keperawatan III :

Tingkatkan tirah baring / duduk, berikan lingkungan yang tenang dan nyaman, ubah posisi dengan baik dan sering. tingkatkan

aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak.

Adapun perencanaan yang dilakukan penulis dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan, serta dibarengi dengan fasilitas dan

sarana yang ada di rumah sakit : Tingkatkan tirah baring / duduk, Berikan lingkungan tenang dan nyaman, Ubah posisi dengan baik

dan sering. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, Bantu melakukan latihan rentang gerak. Berikan aktivitas hiburan yang tepat seperti

nonton TV.

5.1.4   Implementasi Keperawatan

Setelah penulis melakukan pengkajian dan manganalisa pada An. A di Ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Puasat Haji Adam Malik

Medan, penulis tidak menemukan hambatan dalam melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi keperwatan karena

didukung klien yang kooperatif.

Adapun tindakan pelaksanaan dilakukan pada An. A adalah pada diagnosa keperawatan secara teoritis dan pada diagnosa kasus :

Pada diagnosa keperawatan I :perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.

Implementasi dilakukan oleh penulis sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun dan disesuaikan dengan sarana dan

fasilitas rumah sakit yaitu : Mengataur posisi klien, memberi makan pada klien, melakukan perawatan mulut sebelum makan, memberi

diet ekstra pada klien memberikan obat antasida sebelum makan, memberi diet MII pada klien diet yang menarik dan mengundang

selera, memberi minum air putih hangat kepada klien.

Pada diagnosa keperawatan II : Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri perut bagian kanan.

Implementasi yang dilakukan penulis sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun dan disesuaikan dengan sarana dan

fasilitas rumah sakit yaitu : Mengatur posisi senyaman mungkin.Mengatur jam tidur klien, Memberi suasana yang tenang, Membatasi

waktu untuk keluarga yang datang membesuk, memberi obat yang rendah dikolaborasi dengan dokter.

Pada diagnosa keperawatan III : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

Implementasi yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan sarana dan fasilitas rumah sakit yaitu :  Menganjurkan klien tidur atau

istirahat ditempat tidur, Menganjurkan klien agar mengubah posisi sesering mungkin, membantu klien menggerakkan sendi-sendi agar

tidak terlalu kaku, Memberi diet kepada klien, membantu klien dalam melakukan BAK dan BAB.

5.1.5     Evaluasi Keperawatan

Setelah penulis melakukan pengkajian dan menganalisa data pada An. Adengan hepatitis di ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum

Pusat Haji Adam Malik Medan. Dilakukan setiap hari melihat hasil perubahan-perubahan pada setiap masalah klien sesuai dengan

implementasi yang dibuat asuhan keperawatan, meskipun tidak ada masalah yang dapat teratasi namun asuhan keperawatan yang

diberikan telah banyak Bantu dalam mengatasi masalah klien, penilaian yang dilakukan dengan menggunakan SOAP (Subjek, Objek,

Analisa, dan Planning)

Page 21: Asuhan Keperawatan Hepatitis

Asuhan keperawatan yang dilakukan tidak ada yang teratasi karena pada saat penulis melakukan pengkajian, klien baru mandapat

perawatan selama 3 hari.

Adapun evaluasi yang terdapat pada diagnosa keperawatan pada kasus adalah :

Diagnosa  I :

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.

S : Ibu klien mengatakan sudah ada selera makan, dan perut tidak mual lagi, O : Porsi diet yang disediakan habis ½ porsi, A : Masalah

teratasi sebagian, P : Rencana tindakan di lanjutkan : Beri diet dalam porsi sedikit tapi sering, Beri obat antasida sebelum makan, Beri

posisi yang nyaman saat klien makan.

Diagnosa Keperawatan II :

Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri pada perut bagian kanan

S : Ibu klien mengatakan tidurnya sudah cukup, O : Klien tampak tenang, Klien sudah tampak ceria, Klien sudah tidak tampak lesu

lagi, A : Masalah sebagian teratasi, P : Rencana tindakan dilanjutkan : Awasi pola tidur klien, Atur posisi tidur klien senyaman

mungkin, Seperti posisi semi fowler, Membatasi waktu untuk keluarga yang datang.

Diagnosa Keperawatan III :

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

S : Ibu klien mengatakan tidak mampu melaksanakan personal hygiene, O : Klien tampak kurang bersih dan kurang rapi, A : Masalah

belum teratasi, P : Rencana tindakan dilanjutkan yaitu : ubah posisi dengan baik dan sering, tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu

melakukan rentang gerak, beri aktivitas hiburan seprti : nonton TV.

5.2   Saran

5.2.1   Bagi klien

Disarankan kepada klien agar meningkatkan pembinaan pola hidup sehat, dan memahami perlunya menjaga kesehatan mengenai

faktor-faktor resiko penyakit hepatitis.

5.2.2   Bagi perawat

Hendaknya berperan aktif dengan menanyakan apa yang dirasakan klien dan keluarga selama menderita penyakit hepatitis sehingga

perawat melakukan pengkajian keperawatan, menegakkan diagnosa keperawatan, membuat rencana keperawatan, melakukan tindakan

keperawatan dan mengevaluasi Asuhan Keperawatan Pada An. A Degan Gangguan Sistem pencernaan : Hepatitis Di Ruang Rindu B4

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, sehingga terjalin kerjasama yang baik sesuai dengan prioritas masalah kesehatan

klien dan tercapailah hasil yang maksimal.

5.2.3   Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan pedoman dalam perencanaan Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Gangguan Sistem  pencernaan : Hepatitis

Diruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Diposkan oleh Ekopraz kk di 11.17

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest