asuhan keperawatan bblr

36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian perinatal neonatal karena masih banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah. (Mochtar, 1998 ). Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby ( bayi dengan berat lahir rendah = BBLR ), karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir bukan bayi premature. Menurut data angka kaejadian BBLR di Rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 1986 adalah 24 %. Angka kematian perinatal di rumah sakit dan tahun yang sama adalah 70 % dan 73 % dari seluruh kematian di sebabkan oleh BBLR ( Prawirohardjo, 2005 ) Melihat dari kejadian terdahulu BBLR sudah seharusnya menjadi perhatian yang mutlak terhadap 1

Upload: likeykha-k-popshawolsforever-lilis-sarangshineealmightykey

Post on 02-May-2017

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan BBLR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang

mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat.

Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian perinatal neonatal

karena masih banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir

rendah. (Mochtar, 1998 ).

Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby

dengan low birth weight baby ( bayi dengan berat lahir rendah = BBLR ),

karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr

pada waktu lahir bukan bayi premature.

Menurut data angka kaejadian BBLR di Rumah sakit Dr. Cipto

Mangunkusumo pada tahun 1986 adalah 24 %. Angka kematian perinatal

di rumah sakit dan tahun yang sama adalah 70 % dan 73 % dari seluruh

kematian di sebabkan oleh BBLR ( Prawirohardjo, 2005 )

Melihat dari kejadian terdahulu BBLR sudah seharusnya menjadi

perhatian yang mutlak terhadap para ibu yang mengalamai kehamilan yang

beresiko karena dilihat dari frekuensi BBLR di Negara maju berkisar

antara 3,6 – 10,8 %, di Negara berkembang berkisar antara 10 – 43 %.

Dapat di dibandingkan dengan rasio antara Negara maju dan Negara

berkembang adalah 1 : 4 ( Mochtar, 1998 )

Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih

besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Kalaupun bayi

menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik

maupun mental.

1

Page 2: Asuhan Keperawatan BBLR

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari BBLR?

2. Apa saja etiologi dari BBLR?

3. Bagaimana patofisiologi dari BBLR?

4. Apa saja komplikasi dari BBLR?

5. Apa saja pemeriksaan diagnostik pada BBLR?

6. Bagaimana penatalaksanaan BBLR?

7. Bagaimana pemantauan (monitoring) BBLR?

8. Bagaimana asuhan keperawatan pada BBLR?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dari BBLR.

2. Mengetahui etiologi dari BBLR.

3. Mengetahui patofisiologi dari BBLR.

4. Mengetahui apa saja komplikasi dari BBLR.

5. Mengetahui apa saja pemeriksaan diagnostik pada BBLR.

6. Mengetahui bagaimana penatalaksanaan BBLR.

7. Mengetahui bagaimana pemantauan (monitoring) BBLR.

8. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada BBLR.

2

Page 3: Asuhan Keperawatan BBLR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu bayi baru lahir yang

berat badannya 2500 gram atau lebih rendah. Dalam definisi ini tidak

termasuk bayi – bayi dengan berat badan kuran dari 1000 gram. (Nugroho

Iman Santosa, 1989)

Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan

pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah ( WHO, 1961 ).

Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya pada

saat kelahiran kurang dari 2500 gr sampai dengan 2499 gr.

Berkaitan  dengan  penanganan  dan  harapan  hidupnya  bayi

berat  lahir  rendah  dibedakan  dalam  (Abdul  Bari  Saifuddin,  2001) 

1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir1.500 g - 2.500 g.

2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir kurang dari

1.500 g.

3. Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), berat lahir kurang

dari 1.000 g.

WHO  (1979)  membagi  umur  kehamilan  dalam  3  (tiga)  kelompok:

1. Preterm : kurang  dari  37  minggu  lengkap.

2. Term : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42

minggu lengkap.

3. Post Term : 42  minggu  lengkap  atau  lebih.

3

Page 4: Asuhan Keperawatan BBLR

Ada dua macam BBLR yaitu :

1. Prematuritas murni / Bayi yang kurang bulan ( KB / SMK ): bayi

yang dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat

badan sesuai.

2. Dismaturitas: Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya

untuk masa gestasi itu, bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra

uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya

tersebut (KMK).

Penggolongan derajat prematuritas bayi:

1. Bayi yang sangat prematur (extremly prematur)

a. 24 – 30 mg gestasi.

b. Masa gestasi 24-27 mg masih sukar hidup terutama

dinegara yang blm maju.

c. Masa gestasi 28-30 mg mgk dapat hidup dengan

perawatan intensif yang memerlukan alat-alat canggih

untuk mencapai hasil yang optimum

d. BB 500-1400 gram

e. 0,8% seluruh kelahiran hidup

f. Hampir seluruh kematian neonatal dan defisit neurologis

tidak disebabkan oleh defek atau trauma lahir

g. Penampilan: kecil, tidak memiliki lemak, kulit sangat

tipis.

2. Bayi dengan derajat prematur sedang (moderatly prematur)

a. Gestasi 31-36 mg

b. Kesanggupan hidup jauh lebih baik dari yang pertama

c. Gejala sisa yang dihadapi kemudian hari ringan bila

pengelolaan bayi intensif

d. BB >1500 gram – 2500 gram

4

Page 5: Asuhan Keperawatan BBLR

e. Penampilan: kulit tipis, lipatan pada kaki lebih sedikit,

banyak rambut halus, genetalia kurang berkemban.

f. Masa gestasi 37mg

g. Mempunyai sifat prematur dan matur

h. Biasanya berat seperti bayi matur dan dikelola seperti

bayi matur

i. Kadang timbul problem yang dialami seperti bayi

prematur seperti sindroma gawat napas,

hiperbilirubinemia, refleks isap lemah

j. Perlu penanganan lebih seksama

k. Borderline prematur

3. Prosentase Kematian

a. Gestasi kurang dari 24 mg : umumnya meninggal

b. Gestasi 27-28 minggu: survive 50%

c. Gestasi 29 minggu: survive 80%

d. Gestasi 30 minggu: survive 85%

B. Etiologi

Bayi berat lahir rendah mungkin prematur ( kurang bulan ) mungkin juga

cukup bulan ( dismatur ).

1. Prematur Murni

Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan

kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai

dengan masa kehamillan atau disebut juga neonatus preterm /

BBLR.

Faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan

prematur atau BBLR adalah:

a. Faktor Ibu

Riwayat kelahiran prematur sebelumnya

Gizi saat hamil kurang

Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.

5

Page 6: Asuhan Keperawatan BBLR

Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

Penyakit menahun ibu  : hipertensi, jantung, gangguan

pembuluh darah (perokok).

Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion.

Faktor pekerja terlalu berat

Primigravida

Ibu muda (<20 tahun)

b. Faktor kehamilan

Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan

antepartum, komplikasi hamil seprti preeklamsia, eklamsi,

ketuban pecah dini

c. Faktor janin

Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda.,

anomali kongenital

d. Faktor kebiasaan : Pekerjaan yang melelahkan, merokok

Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni

adalah :

Kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm

Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis

Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.

Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus.

Tulang tulang  tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura

besar.

Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana.

Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan

apnu.

Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak

terutama pada dahi dan pelipis dahi dan lengan.

Lemak subkutan kurang.

6

Page 7: Asuhan Keperawatan BBLR

Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora

belum tertutup oleh labia mayora, pada laki-laki testis

belum turun.

Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih

lemah

Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya

tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang

dan pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh karena itu

tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga

tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)

2. Dismatur

Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan

kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan

dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam

kandungan .

Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Proportionate IUGR

Janin yang menderita distres yang lama dimana

gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai

berbulan bulan sebelum bayi lahir sehingga berat,

panjang dada lingkaran kepala dalam proporsi yang

seimbang akan tetapi keseluruhannya masih dibawah

masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak

menunjukkan adanya Wasted oleh karena retardasi pada

janin terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue.

b. Disporpotionate IUGR

Trejadi karena distres subakut gangguan terjadi

beberapa minggu sampai beberapa hari sampai janin

lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal

akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi

7

Page 8: Asuhan Keperawatan BBLR

tampak Wasted dengan tanda tanda sedikitnya jaringan

lemak di bawah kulit , kulit kering keriput dan mudah

diangkat bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.

Faktor Faktor yang mempengaruhi BBLR pada Dismatur adalah:

1. Faktor ibu

Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, pendrita

penyakit diabetes militus yang berat, toksemia, hipoksia ibu,

(tinggal didaerah pegunungan , hemoglobinopati, penyakit paru

kronik ) gizi buruk, Drug abbuse, peminum alkohol

2. Faktor utery dan plasenta

Kelainan pembuluh darah, (hemangioma) insersi tali pusat

yang tidak normal, uterus bicornis, infak plasenta, tranfusi dari

kembar yang satu kekembar yang lain, sebagian plasenta lepas.

3. Faktor janin

Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam

kandungan,  (toxoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpez,

sifillis).

4. Penyebab lain :Keadaan sosial ekonomi  yang rendah

C. Patofisiologi

Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi

janin pada masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu

menimbulkankan asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi

(asfiksia transien), proses ini dianggap sangat perlu untuk merangsang

kemoreseptor pusat pernafasan agar lerjadi “Primary gasping” yang

kemudian akan berlanjut dengan pernafasan.

Bila terdapat gangguaan pertukaran gas/pengangkutan O2 selama

kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini

akan mempengaruhi fugsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan

menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat

8

Page 9: Asuhan Keperawatan BBLR

reversibel/tidak tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia. Asfiksia

yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnu (Primany apnea) disertai

dengan penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan

memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh

pernafasan teratur. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak

tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnu kedua (Secondary

apnea). Pada tingkat ini ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan

darah.

Disamping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula G3

metabolisme dan pemeriksaan keseimbangan asam basa pada tubuh bayi.

Pada tingkat pertama dan pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan

asidoris respiratorik, bila G3 berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi

metabolisme anaerobik yang berupa glikolisis glikogen tubuh , sehingga

glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkuang.asam

organik terjadi akibat metabolisme ini akan menyebabkan tumbuhnya

asidosis metabolik. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan

kardiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa keadaan diantaranya

hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi

jantung terjadinya asidosis metabolik akan mengakibatkan menurunnya sel

jaringan termasuk otot jantung sehinga menimbulkan kelemahan jantung

dan pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan menyebabkan

akan tingginya resistensinya pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah

ke paru dan kesistem tubuh lain akan mengalami gangguan. Asidosis dan

gangguan kardiovaskuler yang terjadi dalam tubuh berakibat buruk

terhadap sel otak. Kerusakan sel otak yang terjadi menimbulkan kematian

atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya (Medicine and linux.com)

9

Page 10: Asuhan Keperawatan BBLR

D. KOMPLIKASI

Penyakit  yang  terdapat  pada  bayi BBLR antara lain :

1. Sindrom  distest  pernafasan,  disebut  juga  penyakit membran 

hialin  yang  melapisi  alveolus  perut.

2. Aspirasi  pnemunia,  keadaan  ini  disebabkan  karena  repleks

menelan  dan  batuk  pada  bayi  prematur  belum sempurna.

3. Perdarahan  intraventrikuler,  adalah perdarahan  spontan  pada

ventrikel  atau  lateral,  biasanya  terjadi  bersamaan  dengan 

pembentukan  membran  hialin di  paru – paru.

4. Fibroplasia  retrolintal,  keadaan  ini  disebabkan  oleh  gangguan 

oksigen  yang  berlebihan.

5. Hiperbillirubinemia,  keadaan  ini  disebabkan  karena  hepar  pada 

bayi  prematur  belum  matang.

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia

2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan

3. Titer Torch sesuai indikasi

4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi

5. Pemantauan elektrolit

6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( missal : foto thorax )

F. Penatalaksanaan BBLR

a. Penanganan bayi

10

Page 11: Asuhan Keperawatan BBLR

Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka

semakin besar perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan

terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus

dilakukan didalam incubator

2. Pelestarian suhu tubuh

Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan

dalam mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara

memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50o C s/d

37,0o C.

Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu

lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan

usaha metabolic yang minimal.

Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur

terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara

seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat

sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat

kurang dari 2000 gram.

Untuk mencegah hipotermi, diperlukan lingkungan yang

cukup hangat dan istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat

dalam inkubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah

35°C dan untuk bayi dengan BB 2 – 2,5 kg adalah 34°C. Bila tidak

ada inkubator, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus

bayi dan meletakkan botol-botol hangat yang telah dibungkus

dengan handuk atau lampu petromak di dekat tidur bayi. Bayi

dalam inkubator hanya dipakaikan popok untuk memudahkan

pengawasan mengenai keadaan umum, warna kulit, pernafasan,

kejang dan sebagainya sehingga penyakit dapat dikenali sedini

mungkin.

3. Inkubator

Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam

incubator. Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“

11

Page 12: Asuhan Keperawatan BBLR

atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator,

incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C,

untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih

kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini

memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak

tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih mudah.

4. Pemberian oksigen

Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi

bayi preterm BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan.

Konsentrasi O2 yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan

menggunakan head box, konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa

yang panjang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina

bayi yang dapat menimbulkan kebutaan

5. Pencegahan infeksi

Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system

imunologi yang kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau

tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah

infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan

sebelum dan sesudah merawat bayi, memakai masker, gunakan

gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan tidak boleh masuk kekamar

bayi dalam keadaan infeksi dan sakit kulit.

Bayi prematur mudah terserang infeksi. Hal ini disebabkan

karena daya tubuh bayi terhadap infeksi kurang antibodi relatif

belum terbentuk dan daya fagositosis serta reaksi terhadap

peradangan belum baik. Prosedur pencegahan infeksi adalah

sebagai berikut:

Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air

mengalir selama 2 menit sebelum masuk ke ruang rawat

bayi.

Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan

sesudah memegang seorang bayi.

12

Page 13: Asuhan Keperawatan BBLR

Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua

benda yang berhubungan dengan bayi.

Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan.

Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang

rawat bayi.

6. Pemberian makanan

Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk

membantu mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin.

ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter

( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya

lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih

banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.

Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur

adalah sedikit demi sedikit. Secara perlahan-lahan dan hati-hati.

Pemberian makanan dini berupa glukosa, ASI atau PASI atau

mengurangi resiko hipoglikemia, dehidrasi atau hiperbilirubinia.

Bayi yang daya isapnya baik dan tanpa sakit berat dapat dicoba

minum melalui mulut. Umumnya bayi dengan berat kurang dari

1500 gram memerlukan minum pertama dengan pipa lambung

karena belum adanya koordinasi antara gerakan menghisap dengan

menelan.

Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan

glukosa 5 % yang steril untuk bayi dengan berat kurang dari 1000

gram, 2 – 4 ml untuk bayi dengan berat antara 1000-1500 gram dan

5-10 ml untuk bayi dengan berat lebih dari 1500 Gr.

Apabila dengan pemberian makanan pertama bayi tidak

mengalami kesukaran, pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan

dalam waktu 12-48 jam.

G. Pemantauan (Monitoring)

13

Page 14: Asuhan Keperawatan BBLR

1. Kenaikan BB dan pemberian minum setelah umur 7 hari• Bayi

akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama. Bayi berat lahir

>1500 gram dapat kehilangan BB sampai 10% dari berat lahir.

Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari kecuali apabila

terjadi komplikasi.• Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan

berat badan selama 3 bulan seharusnya:

150-200 gram seminggu untuk bayi <1500 gram (misalnya

20-30 gram/hari)

200-250 gram seminggu untuk bayi 1500-2500 gram

(misalnya 30-35 gram/hari) Bila bayi sudah mendapat ASI

secara penuh (pada semua kategori berat) dan telah berusia

lebih dari 7 hari:

Tingkatkan jumlah ASI dengan 20ml/kg/hari sampai

tercapai jumlah 180ml/kg/hari.

Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan

bayi agar jumlah pemberian ASI tetap 180ml/kg/hari.

ü Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah

pemberian ASI sampai 200ml/kg/hari.

2. Tanda kecukupan pemberian ASI

Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam.

Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI.

BB bayi naik

3. Pemulangan penderita

Bayi suhu stabil Toleransi minum per oral baik, diutamakan

pemberian ASI. Bila tidak bisa diberikan ASI dengan cara menetek

dapat diberikan dengan alternative cara pemberian minum yang

lain. Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

H. Asuhan Keperawatan pada BBLR

1. Pengkajian

a. Riwayat Maternal

14

Page 15: Asuhan Keperawatan BBLR

Umur ibu dalam resiko kehamilan ( < 16 thn atau > 35 thn)

Kehamilan ganda ( gemeli)

Status ekonomi rendah, malnutrisi dan ANC kurang

Adanya riwayat kelahiran prematur sebelumnya

Infeksi: TORCH, penyakit kelamin dll

Kondisi kehamilan: toksemia gravidarum, KPD, plasenta

previa dll

Penggunaan Narkoba, alkohol, rokok

b. Riwayat Kelahiran

Gestasi : 24- 37 minggu

BB : < 2500 gram

APGAR SKORE

c. Sistem kardiovaskuler

HR : 120-160 x/menit

Saat lahir mungkin terdapat murmur: indikasi adanya shunt

ke kiri dan tekanan paru yang masih tinggi atau adanya

atelektasis

d. Sistem gastrointestinal

Abdomen menonjol

Pengeluaran mekonium: 12-24 jam

Refleks hisap lemah, koordinasi mengisap dan menelan

lemah

Anus: paten, jika tidak pertanda kelainan kongenital

Berat badan kurang 2500(5lb 8 oz).

e. Sistem integumen

Kulit: pucat, sianosis, ikterik, kutis marmorata atau

kemerahan

Kulit tipis, transparan, halus dan licin

Verniks caseosa sedikit dengan lanugo banyak

Terdapat edema umum atau lokal

Kuku pendek

15

Page 16: Asuhan Keperawatan BBLR

Rambut sedikit dan halus

Garis tangan sedikit dan halus

f. Sistem muskuloskeletal

Tulang rawan telinga (Cartilago ear) belum berkembang,

telinga halus dan lunak

Tulang kepala dan tulang rusuk lunak

Reflek kurang dan letargi

g. Neuroensori

Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut.

Ukuran kepala besar dalam hubungannya dengan tubuh, sutura

mungkin mudah digerakan, fontanel mungkin besar atau terbuka

lebar. Edema kelopak mata umum terjadi, mata mungkin

merapat(tergantung usia gestasi).

Refleks tergantung pada usia gestasi ; rooting terjadi

dengan baik pada gestasi minggu 32; koordinasi refleks untuk

menghisap, menelan, dan bernafas biasanya terbentuk pada gestasi

minggu ke 32; komponen pertama dari refleks Moro(ekstensi

lateral dari ekstremitas atas dengan membuka tangan)tampak pada

gestasi minggu ke 28; komponen keduaa(fleksi anterior dan

menangis yang dapat didengar) tampak pada gestasi minggu ke

32. Pemeriksaan Dubowitz menandakan usia gestasi antara

minggu 24 dan 37.

h. Pernafasan

Skor apgar mungkin rendah. Pernafasan mungkin dangkal,

tidak teratur; pernafasan diafragmatik intermiten atau periodik(40-

60x/mt).  Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi

suprasternal dan substernal, atau berbagai derajat sianosis

mungkin ada. Adanya bunyi “ampelas” pada auskultasi,

menandakan adaya sindrom distress pernafasan (RDS).

i. Keamanan

16

Page 17: Asuhan Keperawatan BBLR

Suhu berfluktuasi dengan mudah. Menangis mungkin

lemah.Wajah mungkin memar, mungkin ada kaput suksedoneum.

Kulit kemerahan atau tembus pandang, warna mungkin merah.

muda/kebiruan, akrosianosis, atau sianosis/pucat. Lanugo

terdistribusi secara luas diseluruh tubuh.. Ekstremitas mungkin

tampak edema. Garis telapak kaki mungkin tidak ada pada semua

atau sebagian telapak. Kuku mungkin pendek.

j. Seksualitas

Genetalia : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia

mayora, dengan klitoris menonjol ; testis pria mungkin tidak turun,

rugae mungkin banyak atau tidak ada pada skrotum.

2. Diagnosa dan Rencana Keperawatan

a. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan maturitas pusat

pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan

energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.

b. Risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh berhubungan dengan

BBLR, usia kehamilan kurang, paparan lingkungan dingin/panas.

c. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan immaturitas organ tubuh.

d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan usia dan

berat badan extreme (premature, dibawah 2.500 grm).

e. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

kapiler rapuh dekat permukaan kulit.

f. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan respon imun imatur.

3. Rencana Keperawatan

a. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan maturitas pusat

pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan

energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.

Tujuan : Menjaga dan memaksimalkan fungsi paru

17

Page 18: Asuhan Keperawatan BBLR

INTERVENSI RASIONAL

Kumpulkan data yang berkaitan

dengan kegawatan nafas

Riwayat ibu atas penggunaan obat

atau kondisi tidak normal selama

kehamilan dan proses persalinan

Waspada episode apnea yang

berlangsung lebih dari 20 detik

deteksi deteksi dini dalam menentukan

tindakan selanjutnya

Memberi bantuan pernafasan seperti

oksigen

membantu mencukupi supplai

oksigen

Pantau kajian gas darah untuk

mengetahui asidosis pernafasan

metabolik

deteksi dini untuk mencegah

hipoksia

b. Risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh b/d BBLR, usia kehamilan

kurang, paparan lingkungan dingin/panas.

Tujuan : tidak terjadi hipotermia/hypertermia

INTERVENSI RASIONAL

Monitor suhu minimal tiap 2 jam Untuk memonitor suhu tbuh

Jaga temperatur ruang perawatan 25

C

ruangan yang terlalu panas

menyebabkan perpindahan panas

secara infeksi 

Ukur suhu rektal terlebih dulu,

kemudian suhu aksila setiap 2

jam/setiap kali diperlukan

deteksi dini dalam menentukan

tindakan selanjutnya

Lakukan prosedur penghangatan

setelah bayi lahir

mencegah pengeluaran suhu lewat

evaporasi

Ganti pakaian atau linen tempat

tidur bila basah,pertahankan kepala

bayi tetap tertutup

Menurunkan kehilangan panas

melalui evaporasi

18

Page 19: Asuhan Keperawatan BBLR

c. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan immaturitas organ tubuh.

Tujuan : Meningkatkan dan menjaga asupan kalori dan statusnya gizi bayi

INTERVENSI RASIONAL

Awasi reflek menghisap bayi dan

kemampuan menelan

kemampuan menghisap dan

menelan yang lemah dapat

menyebabkan kebutuhan nutrisi

tidak terpenuhi

Awasi dan hitung kebutuhan kalori

bayi

mengetahui kebutuhan kalori yang

dibutuhkan bayi.

Kebutuhan ASI 60/kg BB/24 jam

dengan kenaikan 30 cc/hari,di

pertahankan pada hari ke-7 sampai 1

bulan

ASI mengandung zat gizi yang

diperlukan tubuh

Timbang bayi setiap hari,bandingkan

berat badan dengan asupan kalori

yang diberikan.

Mengetahui perkembangan dan

kemungkinan terjadinya penurunan

BB yang pathologis

d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan usia dan

berat badan extreme (premature, dibawah 2.500 grm).

INTERVENSI RASIONAL

Timbang berat badan tiap hari. Berat badan adalah indicator paling

sensitive dari keseimbangan cairan.

Bandingkan masukan dan haluaran

caiaran setiap sip dan keseimbangan

kumulatif  setiap periode 24 jam.

Berat badan adalah indicator paling

sensitive dari keseimbangan cairan.

Evaluasi turgor kulit, membrane

mukosa, keadaan fontanel anterior.

Cadangan cairan dibatasi pada bayi

praterm.

19

Page 20: Asuhan Keperawatan BBLR

Berikan ASI/PASI tiap 2 jam

sebanyak 35 cc lewat sonde.

Pemberian ASI/PASI tiap 2 jam

dapat memenuhi kebutuhan caiarn

dalam tubuh bayi.

Pantau pemeriksaan laboratorium

sesuai indikasi : Ht.

Dehidrasi meningkatkan kadar Ht

diatas nilai normal (45 – 53%).

e. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

kapiler rapuh dekat permukaan kulit.

Tujuan : tidak terjadi infeksi

INTERVENSI RASIONAL

Inspeksi kulit, perhatikan area

kemerahan atau tekanan.

Mengidentifikasi area potensial

kerusakan dermal yang adapat

mengakibatkan sepsis

Berikan perawatan mulut dengan

menggunakan gliserin.

Membantu mencegah kekeringan

dan pecah pada bibir berkenaan

dengan tidak adanya masukan oral.

Berikan latihan rentan gerak,

perubahan posisi rutin dan bantal

yang terbuat dari bahan yang

lembut.

Membantu mencegah kemungkinan

nekrosis berhubungan dengan

edema dermis.

Memandikan bayi dengan

menggunakan air hangat dan sabun

Mandi sering menggunakan sabun

atau pelembab dapat meningkatkan

Ph kulit, menurunkan plora normal

dan pertahanan / melindungi

pathogen infasif.

Berikan zalp Antibiotik pada

hidung, mulut dan bibir bila pecah /

teriritasi.

Meningkatkan pemulihan pecah –

pecah iritasi dan dapat membantu

mencegah infeksi.

20

Page 21: Asuhan Keperawatan BBLR

f. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan respon imun imatur.

Tujuan :selama perawatan tidak terjadi komplikasi/infeksi

Hasil yang diharapkan :tidak ada tanda tanda infeksi.

INTERVENSI RASIONAL

Tingkatkan cara mencuci tangan Mencuci tangan adalah praktik yang

paling penting untuk mencegah

kontaminasi silang serta mengontrol

infeksi dalam ruangan perawatan

Kaji bayi terhadap tanda-tanda

infeksi seperti ketidakstabilan suhu

(Hipotermia dan

Hipertermia),Letargi atau

perubahan perilaku distress

pernapasan

Bermanfaat dalam mendiagnosis

infeksi

lakukan perawatan tali pusat sesuai

dengan protocol Rumah Sakit

Penggunaan bethadine dan berbagai

anti mikroba yang membantu

mencegah klonisasi

Gunakan tehnik aseptic selama

penghisapan, pemasangan NGT dll.

Menurunkan kesempatan untuk

masuknya bakteri yang dapat

mengakibatkan infeksi pernafasan.

Gunakan antiseptic sebelum

membantu dalam prosedur invasi

Mencegah terjadinya infeksi

nosokomial dari prosedur invasi.

Pantau pemeriksaan laboratorium

sesuai indikasi : jumlah trombosit

Sepsis menyebakan jumlah

trombosit menurun tetapi pada bayi

pra term rentan trombosit normal

mungkin hanya 60.000. mm3

21

Page 22: Asuhan Keperawatan BBLR

BAB III

KESIMPULAN

Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan

pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah ( WHO, 1961 ).

Ada dua macam BBLR yaitu :

1. Prematuritas murni / Bayi yang kurang bulan ( KB / SMK ): bayi yang

dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan

sesuai.

2. Dismaturitas / Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)/Bayi

kecil masa kehamilan ( KMK ) : bayi yang dilahirkan dengan berat

badan lahir kurang dari persentie ke-10 kurva pertumbuhan janin dan

tidak sesuai dengan usia kehamilan.. Sedangkan Bayi dengan berat

lahir kurang dari 1500 gram disebut bayi berat lahir sangat rendah

( BBLSR ).

Penatalaksanaan BBLR yaitu dengan cara penanganan bayi,

pelestarian suhu tubuh, inkubator, pemberian oksigen, pencegahan infeksi

dan pemberian makanan. Selain itu beberapa hal yag perlu dipantau adalah

kenaikan BB, tanda kecukupan pemberian ASI dan pemulangan

penderita/bayi.

22

Page 23: Asuhan Keperawatan BBLR

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1989. Perawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.

Jitowiyono, Sugeng. 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak.

Yogyakarta. Nuha Medika.

Yayan Pieter. Laporan Pendahuluan Bayi Berat Lahir Rendah 4 November 2013

di 08:30. http://yayannerz.blogspot.com/2013/11/laporan-

pendahuluan-bayi-berat-lahir.html.

Yongki putra. Asuhan Keperawatan Bayi Dengan BBLR. 28 Oktober 2013 di 01:39.

http://yongke-putra.blogspot.com/2013/10/asuhan-keperawatan-bayi-

dengan-bblr.html

Ferli. Laporan Pendahuluan BBLR. 25 Januari 2013 di 19:40.

http://keperawatanbinahusada7nersferlyplg.blogspot.com/2012/01/lap

oran-pendahuluan-bblr.html5

23