asuhan keperawatan

64
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 201 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan penduduk sangatlah penting untuk ditingkatkan terkait dalam upaya meningkatkan usia harapan hidup, sebagaimana telah dicanagkan oleh bangsa Indonesia melalui visi dan misi Indonesia sehat 2025. Hal ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk. Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan. 1

Upload: natalia-chris-montolalu

Post on 06-Feb-2016

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Askep Komunitas

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Derajat kesehatan penduduk sangatlah penting untuk ditingkatkan terkait dalam

upaya meningkatkan usia harapan hidup, sebagaimana telah dicanagkan oleh bangsa

Indonesia melalui visi dan misi Indonesia sehat 2025. Hal ini memberikan dampak

tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat

pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)

dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,

sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan

tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota

masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya

UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang

berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

perorangan, keluarga dan lingkungan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan

mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan.

Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran,

antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi

kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan

menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif

dalam uoaya peningkatan status kesehatannya.

Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan

kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih

aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan

1

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai

penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan kelompok dalam

masyarakat.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu; keluarga dan

kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapakn konsep

kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan

tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara mandiri sesuai

dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa fakultas Keperawatan

Universitas Sariputra Indonesia Tomohon Angkatan IV melaksanakan Praktik Klinik

Keperawatan Komunitas di Desa Tateli Tiga Kecamatan Mandolang dengan

menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat.

Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mampunyai satu

keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar di Desa

Tateli Tiga. Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara memberdayakan

kader kesehatan dan PKK, memberikan penyuluhan kesehatan di setiap pertemuan

ibadah, arisan. Dengan pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan dapat

memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan pendekatan

masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama yang baik dengan instansi terkaitdan

seluruh komponen desa untuk mengikut sertakan warga dalam upaya pencegahan dan

peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimotori oleh kader diharapkan dapat

mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat keputusan tindakan

kesehatan bagi anggota keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan perawatan,

menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

di masyarakat.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas,

mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada setiap area

2

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

pelayanan keperawatan di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan

komunitas dan pengorganisasian komunitas.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa

mampu:

1) Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas

2) Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk komunitas

yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi

3) Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi organisasi komunitas

dalam mengadakan perubahan serta peningkatan kesehatan komunitas

4) Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor resiko personal,

sosial dan lingkungan

5) Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk meningkatkan

kesehatan komunitas

6) Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk mencegah

penyakit dan meningkatkan kesehatan

7) Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis, belajar mandiri

dengan keterapilan komunikasi yang efektif dan kepemimpinan di dalam

komunitas.

1.3 Manfaat

1.3.1 Untuk Mahasiswa

1) Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada

masyarakat.

2) Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan

komunitas

3) Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam

menghadapi dinamika masyarakat

4) Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan

3

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

interpersonal.

1.3.2 Untuk Masyarakat

1) Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

2) Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari

masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan

yang di alami masyarakat.

3) Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai

upaya peningkatan status kesehatan tersebut.

1.3.3 Untuk Pendidikan

1) Salah satu tolak ukur keberhasilan fakultas keperawatan Universitas

Sariputra Indonesia Tomohon Program Profesi khususnya di bidang

keperawatan komunitas.

2) Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model

praktek keperawatan komunitas selanjutnya.

1.3.4 Untuk Profesi

1) Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi secara

mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.

2) Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas sehingga

profesi mampu mengembangkannya.

4

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pelayanan Kesehatan Utama

Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan

gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara

komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta

resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif

masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan

yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut (Stanhope, 2004).

Menurut Helvie Tanggung jawab perawat dalam sistem pelayanan kesehatan utama

adalah:

1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.

2. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu.3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik self care pada masyarakat.4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan dan

kepada masyarakat.5. Koordinasi kegiatan kebijaksanaan tentang kesehatan masyarakat.

Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek

keperawatan.Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi

individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).

1. Individu sebagai klien

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,

5

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

psikologi, social dan spiritual.Peran perawat pada individu sebagai klien, pada

dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial,

psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan

pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007).

2. Keluarga sebagai klien

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus

menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara

bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.

Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat

dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman

dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).

3. Masyarakat sebagai klien

Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu

yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama (Riyadi, 2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan

masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh

karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan

membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup

mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang

optimal (Naomi, 2002).

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan.Komunitas sebagai subyek

dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam

menjaga kesehatannya.Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan

masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan

masyarakat (Mubarak, 2005).

B. Konsep Keperawatan Komunitas

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral

6

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara

komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun

sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,

keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan

melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya

peningkatan kesehatan, pencegahan

penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan

pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan

setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan

sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan (Riyadi,

2007).

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling

berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang

sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu

lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang

sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama

(Riyadi, 2007).

Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul,

atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan

masuyarakat (1990) dijelaskan bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu bidang

keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan

masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan

mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa

mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang

ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh

melalui proses keperawatan (Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan

manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak,

2005).

7

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang

berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Naomi, 2002). Pada perawatan

kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:

1. Kemanfaatan

Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar

bagi komunitas (Riyadi, 2007).Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan

antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).

2. Kerjasama

Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta

melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).

3. Secara langsung

Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan

lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan

utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).

4. Keadilan

Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari

komunitas itu sendiri (Riyadi, 2007). Dalam pengertian melakukan upaya atau

tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).

5. Otonomi

Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa

alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan

kesehatan masyarakat adalah :

1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara

menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,

tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada

hubungannya dengan kesehatan (Naomi, 2002).

8

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang

berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,

keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat (Yuddi,

2008).Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep

pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).

2. Proses kelompok (Group Process)

Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai

klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga,

dan kelompok khusus. Menurut Nies dan McEwan (2001), perawat spesialis

komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status

kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian

masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat.

Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis

mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model

pengembangan masyarakat (community development) (Palestin, 2007).

3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)

Kemitraan adalah hubungan atau ker a sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan

kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat (Depkes

RI, 2005). Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan

inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan

kesehatan dan kese ahteraan (Palestin, 2007).

Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat

digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada.Hal ini

memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian

masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan

kesehatan masyarakat (Palestin, 2007).

4. Pemberdayaan (Empowerment)

Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian

kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada

9

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan

kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Palestin, 2007).

Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada

masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat.Membangun kesehatan

masyarakat tidak terlepas dari upaya¬upaya untuk meningkatkan kapasitas,

kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Palestin, 2007).

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok

khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan

atau perawatan (Nasrul Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :

1. Individu

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,

psikologi, social dan spiritual.Peran perawat pada individu sebagai klien, pada

dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social,

psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan

pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien (Riyadi, 2007).

2. Keluarga

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus

menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara

bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.

Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat

dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman

dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi,2007).

3. Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis

kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap

masalah kesehatan (Mubarak, 2005).

4. Tingkat Komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai

10

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

satu kesatuan dalam komunitas.Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau

masyarakat wilayah binaan.Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas

diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien (Stanhope, 2004).

C. Peran Perawat Komunitas (Provider OfNursing Care)

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya

adalah :

1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan yang ada,

merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan

mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat (Helvie, 1997).

2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam

rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang

diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal (Helvie, 1997).

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan

psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik

dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan

emosional dan intelektual (Mubarak, 2005).

Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase

pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan

kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan

strategi pengajaran.Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan

selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).

3. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam

11

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang

bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat

(Helvie, 1997).

4. Sebagai pembela (Client Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas.Pada

tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang

ada dalam masyarakat (Helvie, 1997).Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-

hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,

memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak,

2005).

Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan

keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan

dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan

(Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya (Mubarak,

2005). Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus

dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan

banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan

pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan

tanggung jawab yang dibebankan kepadanya (Helvie, 1997).

6. Sebagai kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama

dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain

dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien (Mubarak, 2005).

Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan

orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk

merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Helvie, 1997).

7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)

12

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di

suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien

yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan (Helvie, 1997).

8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan

keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui

kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data (Helvie,

1997).

9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan

mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien (Mubarak,

2005). Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan

dari banyak profesional (Mubarak, 2005).

10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau

yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem.

Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang

mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk

berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,

mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan

mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan

dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan

menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan,

melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan

dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005)

11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider

And Researcher)

13

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat

yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan

dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian

masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas

(Helvie, 1997).

D. Asuhan Keperawatan Komunitas

1. Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis

terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang

dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut

permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat

ditentukan (Mubarak, 2005). Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu :

pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah

kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah

kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil

untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial

ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Wawancara atau anamnesa

Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab

antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang

berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan

ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh

pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat

dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).

2) Pengamatan

14

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis,

perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan

dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses

keperawatan (Mubarak, 2005).

3) Pemeriksaan fisik

Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang

diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang

dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara

Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).

b. Pengolahan data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data denga cara

sebagai berikut :

1) Klasifikasi data atau kategori data

2) Penghitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly

3) Tabulasi data

4) Interpretasi data

c. Analisis data

Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data

dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang

kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah

kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).

d. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang

dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan

intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi

sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005).

e. Prioritas masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu

mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak,

15

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

2005):

1) Perhatian masyarakat

2) Prevalensi kejadian

3) Berat ringannya masalah

4) Kemungkinan masalah untuk diatasi

5) Tersedianya sumberdaya masyarakat

6) Aspek politis

Dalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis komunitas sesuai dengan

prioritas (penapisan) yang digunakan dalam keperawatan komunitas adalah format

penapisan menurut Stanhope , Lancaster, 1988 :

No Kriteria Bobot kriteria 1-10 Masalah Bobot

1 - 10 Rasional Makna masalah

1 Kesadaran masyarakat terhadap masalah

2 Motivasi komuniti untuk mengatasi masalah

3 Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah

4 Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi

5 Bertanya akibat jika masih tetap

6 Cepat masalah teratasi

2. Diagnosis keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang

aktual maupun potensial.Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat

pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul

kemudian (ANA).Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat

dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan

keperawatan.Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah

yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status

kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkinterjadi (potensial)

(Mubarak, 2005). Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu problem

16

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

(masalah), etiologi (penyebab), sign atau symtom (tanda gejala) (Mubarak, 2005).

3. Perencanaan keperawatan.

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang

akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan yang

telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien (Pusdiklat DJJ

Keperawatan). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun

berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan

yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang

akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah

disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat

harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan

pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Prinsip yang

umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas

adalah :

a. Inovative

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu

menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK)

dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2005).

b. Integrated

Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim

kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas

kemitraan (Mubarak, 2005).

c. Rasional

Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus

menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang

telah disusun (Mubarak, 2005).

17

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

d. Mampu dan mandiri

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian

dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2005).

e. Ugem

Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan

bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan

tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program

kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in

community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2005).

5. Evaluasi atau Penilaian

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.

Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan

pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat

dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku

kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan

tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Kegiatan

yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998 :

a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan pelaksanaan.

c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi.

Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi dilakukan

dengan melihat respon komunitas terhadap program kesehatan. Macam evaluasi :

formatif dan sumatif, input procces dan out put (Mubarak, 2005).

18

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

BAB IIIKEADAAN DAN MASALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

DESA TATELI 3 KECAMATAN MANDOLANG

I. Pengkajian Data

1. Tahap pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 19 – 23 Maret 2013. Data yang

di kumpulkan meliputi :

1.1 Data geografis

Secara geografis, terletak pada :

1o - 26o- 46,35 o Lintang Utara

19

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

124 o – 45 – 15,43 Bujur Timur

26 Meter Diatas permukaan Laut

Wilayah Desa Tateli Tiga Kecamatan Mandolang dengan batas – batas

sebagai berikut :

Batas wilayah sebelah Utara : Laut Sulawesi

Batas wilayah sebelah Selatan : Perkebunan Desa Koha

Batas wilayah sebelah Timur : Desa Tateli Dua

Batas wilayah sebelah Barat : Laut Sulawesi

Di Desa Tateli Tiga terdapat jalan – jalan kampung yang merupakan

gang – gang yang menghubungkan lingkungan yang lain yang berdekatan.

1.2 Data Demografi

Hasil pendataan selama 4 hari ditemukan penduduk sebanyak :

Jumlah KK yang terdata : 510 KK

Jumlah Jiwa yang terdata : 1872 jiwa

Jumlah rumah yang terdata : 442 rumah

2. Data keluargaa. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Table 1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Jumlah Presentase

1 Laki-laki 964 51.50 %2 Perempuan 908 48.50 %

TOTAL 1872 100 %

Interpretasi : Dari 1872 jumlah penduduk di Desa Tateli Tiga Tahun 2013, jumlah

terbanyak adalah laki-laki sebanyak 964 jiwa (51.50 %) sedangkan

20

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

perempuan 908 jiwa (48.50 %).

b. Jumlah Penduduk Menurut Umur

Table 2. Jumlah Penduduk Menurut Umur

No Umur (tahun) Jumlah Presentase

1 0 – 5 192 10.26 %

2 6 – 11 195 10.42 %

3 12 – 16 170 9.08 %

4 17 – 25 261 13.94 %

5 26 – 35 272 14.53 %

6 36 – 45 250 13.35 %

7 46 – 55 227 12.13 %

8 56 – 65 162 8.65 %

9 >65 102 5.45 %

TOTAL 1872 100%

Interpretasi : Dari 1872 jumlah penduduk di Desa Tateli Tiga Tahun 2013, jumlah

terbanyak adalah kelompok usia 26 – 35sebanyak 272 jiwa (14.53

%) sedangkan yang paling sedikit adalah kelompok usia >65

sebanyak102 orang (5,45%).

c. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Table 3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase

Belum Sekolah 198 10.58 %

TK 191 10.20 %

SD 196 10.47 %

SMP 254 13.57 %

SMA/ SMK 271 14.48 %

21

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

Universitas 260 13.89 %

Tidak Sekolah 236 12.61 %

TOTAL 1872 100%

Interpretasi : Dari 1872 jumlah penduduk di DesaTateli Tiga Tahun 2013, jumlah

terbanyak adalah yang Lulus SMA/SMK sebanyak 271 jiwa

(14,48%) dan paling sedikit adalah yang TK sebanyak 191 jiwa

(10,20%).

d. Pekerjaan

Table 4. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Belum bekerja 752 40.17 %

2 Buruh 13 0.69 %

3 Dokter 2 0.11 %

4 Honorer 7 0.37 %

5 Nelayan 1 0.05 %

6 Pelaut 1 0.05 %

7 Pembantu Rumah Tangga 1 0.05 %

8 Pendeta 4 0.21 %

9 Pensiunan 23 1.23 %

10 Perawat 6 0.32 %

11 PNS 87 4.65 %

12 Polisi/TNI 14 0.75 %

13 Sopir 52 2.78 %

14 Swasta 294 15.71 %

15 Tani 54 2.88 %

16 Tidak Bekerja/ IRT 439 23.45 %

22

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

17 Tukang 25 1.34 %

18 Wiraswasta 97 5.18 %

TOTAL 1872 100 %

Interpretasi : Dari 1872 jumlah penduduk di DesaTateli Tiga Tahun 2013,

sebanyak 76 jiwa (15,11%) yang bekerja swasta dan paling sedikit

sebanyak 1 jiwa (0,20%) yang bekerja sebagai buruh, perawat dam

pembantu rumah tangga.

e. Suku

Table 5. Jumlah Penduduk Menurut Suku

No Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Minahasa 1205 64.37 %

2 Sanger/Talaud/Sitaro 373 19.93 %

3 Jawa 98 5.24 %

4 Gorontalo 83 4.43 %

5 Ternate 22 1.18 %

6 Lain-lain 91 4.86 %

TOTAL 1872 100%

Interpretasi : Dari 1872 jumlah penduduk di Desa Tateli Tiga Tahun 2013, jumlah

terbanyak berasal dari Suku Minahasa sebanyak 328 jiwa (65,21%)

dan paling sedikita dalah yang berasal dari Suku Gorontalo sebanyak

12 jiwa (2,39%).

f. Golongan Agama

Table 6. Jumlah Penduduk Menurut Agama

No Agama Jumlah Presentase

1 Kristen Protestan 1441 76.98 %

2 Kristen Katolik 107 5.72 %

23

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

3 Islam 306 16.35 %

4 Hindu 17 0.91 %

5 Budha 1 0.05 %

TOTAL 1872 100%

Interpretasi : Dari 1872 jumlah penduduk di Desa Tateli Tiga Tahun 2013,

sebanyak 396 jiwa (78,73%) adalah beragama Kristen Protestan dan

yang paling sedikit Bergama Kristen Katolik sebanyak 34 jiwa

(6,76%).

g. Sumber Air Minum Menurut Keluarga

Table 7. Jumlah Penduduk Menurut Sumber Air Minum

No Sumber Air Minum Jumlah Presentase

1 Mata Air 393 88.91 %2 Sumur 49 11.09 %

TOTAL 442 100%

Interpretasi : Dari 442 jumlah KK di Desa Tateli Tiga Tahun 2013, sebanyak 393

KK (88,91%) menggunakan Sumber Air Minum Mata Air, dan yang

paling sedikit dengan sumber mata air sumur sebanyak 49 KK

(11,09%).

h. Jumlah Keluarga Menurut Jenis Bangunan

Table 8. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Bangunan

No Jenis Bangunan Jumlah Presentase

1. Permanen 312 70.59 %

2. Semi Permanen 84 19.00 %

3. Bambu 11 2.49 %

4. Papan 35 7.92 %

TOTAL 442 100%

Interpretasi : Dari 442 jumlah KK di Desa Tateli Tiga Tahun 2013, sebanyak 312

24

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

KK (70,59%) bangunan permanen, dan yang paling sedikit dengan

bangunan bambu sebanyak 11 KK (2,49%).

i. Status Kepemilikan Keluarga

Table 9. Jumlah Keluarga Menurut Status Kepemilikan Rumah

No Status Kepemilikan Jumlah Presentase

1 Milik Pribadi 351 68.82 %

2 Sewa/ Menumpang 149 29.22 %

3 Asrama 4 0.78 %

4 Dinas 6 1.18 %

TOTAL 510 100 %

Interpretasi : Dari 510 jumlah KK di Desa Tateli Tiga Tahun 2013, sebanyak 351

KK (68,82%) memiliki rumah pribadi dan paling sedikit tinggal di

rumah dinas 6 KK (1,18%).

j. Tempat Pembuangan Sampah

Table 10. Jumlah Keluarga Menurut Tempat Pembuangan Sampah

No Tempat Pembuangan

Sampah

Jumlah Presentase

1 Dibakar 357 80.77 %

2 Sungai/ Selokan 60 13.57 %

3 Kebun/ Halaman 20 4.52 %

4 Ditimbun 5 1.13 %

TOTAL 442 100 %

Interpretasi : Dari 442 jumlah KK di Desa Tateli Tiga Tahun 2013, sebanyak 357

KK (80,77%) pembuangan sampah dengan cara dibakar, dan paling

sedikit sebanyak 5 KK (1,13%) membuang sampah dengan

menimbun.

25

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

k. Tempat BAB

Table 11. Jumlah Keluarga Menurut Tempat BAB

No Tempat BAB Jumlah Presentase

1 Jamban 413 93.44 %

2 Tidak mempunyai jamban 13 2.94 %

3 Sungai 14 3.17 %

4 Sembaragan 2 0.45 %

TOTAL 442 100 %

Interpretasi : Dari 442 jumlah KK di Desa Tateli Tiga Tahun 2013, sebanyak 413

KK (93,44%) memiliki jamban ,dan yang paling sedikit sebanyak 2

KK (0,45%) membuang sembarangan.

l. Tempat Pembuangan Air Limbah

Table 12. Jumlah Keluarga Menurut Tempat Pembuangan Air Limbah

No Tempat Pembuangan Air

Limbah

Jumlah Presentase

1 Selokan 215 48.64 %

2 Lubang batu 98 22.17 %

3 Sungai 38 8.60 %

4 Bak Penampung 40 9.05 %

5 Sembarangan 51 11.54 %

TOTAL 442 100 %

Interpretasi : Dari 442 jumlah KK di DesaTateli Tiga Tahun 2013, sebanyak 215

KK (48,64%) membuang di selokan dan paling sedikit sebanyak 38

KK (8,60%) membuang limbah di sungai.

m. Peserta KB Menurut PUS

26

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

Table 13. Jumlah Keluarga Menurut Peserta KB menurut PUS

No PUS Jumlah Presentase

1 Akseptor 262 62.38 %

2 Non Akseptor 158 37.62 %

TOTAL 420 100%

Interpretasi : Dari 420 jiwa jumlah PUS di DesaTateli Tiga Tahun 2013, sebanyak

262 jiwa (62,38%) masih akseptor dan paling sedikit sebanyak 158

jiwa (37,62%) adalah non akseptor.

n. Jumlah Akseptor Berdasarkan Kontrasepsi Yang Digunakan

Table 14. Jumlah Keluarga Menurut Peserta KB menurut PUS

No Jenis KB Jumlah Presentase

1 IUD 16 6.11 %

2 Kondom 2 0.76 %

3 Suntik 159 60.69 %

4 Implant 14 5.34 %

5 Kalender 2 0.76 %

6 Pil 69 26.34 %

TOTAL 262 100%

Interpretasi : Dari 262 akseptor jumlah akseptor PUS di DesaTateli Tiga Tahun

2013, sebanyak 159 akseptor (60,69%) menggunakan alat

kontrasepsi suntik dan paling sedikit sebanyak 2 akseptor (1,43%)

menggunakan Kalender.

27

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

o. Penyakit TerbanyakTable 15. Penyakit Terbanyak yang diderita

No Penyakit Jumlah Presentase

1 Hipertensi 73 27.65 %

2 ISPA 76 28.79 %

3 Asam urat 30 11.36 %

4 DM 14 5.30 %

5 Gastritis 5 1.89 %

6 Diare 23 8.71 %

7 Asma 4 1.52 %

8 Malaria 17 6.44 %

9 DHF 2 0.76 %

10 Penyakit kulit 7 2.65 %

11 Kolesterol 4 1.52 %

12 Morbili 1 0.38 %

13 SNH 1 0.38 %

14 Ginjal 1 0.38 %

15 Jantung 1 0.38 %

16 Katarak 1 0.38 %

17 Types 1 0.38 %

18 Gondok 1 0.38 %

19 TB 1 0.38 %

20 Hernia 1 0.38 %

TOTAL 264 100%

Interpretasi : Dari 189 jiwa jumlah penderita penyakit di Desa Tateli Tiga Tahun 2013 sebanyak 76 jiwa (28.79%) menderita penyakit ISPA dan yang paling sedikit yaitu 1jiwa (0,55%) yang menderita penyakit Morbili, SNH, Ginjal, Jantung, Katarak, Gondok, TB, Hernia dan Types.

28

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

p. Penanggulangan SakitTable 16. Penanggulangan Penyakit

No Kriteria Jumlah Presentase Ket

1 Tidak Berobat 37 14.02 %

2 Beli Obat Sendiri 82 31.06 %

3 Kedukun 0 0.00 %

4 Medis 145 54.92 %

Total 264 100%

Interpretasi : Dari 264 jiwa jumlah penderita penyakit di Desa Tateli Tiga Tahun 2013 sebanyak 145 jiwa (28.79%) paling banyak penanggulangan penyakitnya ke Medis paling sedikit yaitu 37 jiwa (14.02%) yang penanggulangan penyakitnya dengan tidak berobat

29

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

II. Analisa DataTable 17. Analisa Data

No Masalah Kesehatan Data Penunjang Etiologi Masalah

1. Resiko terjadinya

peningkatan penyakit

akibat lingkungan yang

kurang sehat (ISPA, DHF).

1. Jamban keluarga tidak sehat sebanyak 29 KK dengan presentasi 6.56%

2. Pembuangan sampah di sungai sebanyak 60 KK dengan presentasi 13.57 %

3. Pembuangan sampah di halaman sebanyak 20 KK dengan presentasi 4.52 %

4. Pembuangan air limbah dengan sembarangan sebanyak 51 KK dengan presentasi 11.54 %

5. Jenis bangunan yang non permanen sebanyak 46 dengan persentasi 10,41%

6. Penduduk yang menderita penyakit ISPA sebanyak 76 orang dengan presentasi 28.79%

7. Penduduk yang menderita penyakit DHF sebanyak 2 orang dengan presentasi 0.76 %

kurangnya

pengetahuan

masyarakat dalam

memelihara

lingkungan rumah dan

PHBS .

2 Resiko terjadinya stroke 1. Jumlah penduduk yang memiliki penyakit hipertensi sebanyak 73 orang dengan presentasi 27.65%

Penurunan kesehatan

masyarakat dengan

penyakit hipertensi

30

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

2. Jumlah penduduk yang penanggulangannya membeli obat sendiri sebanyak 82 dengan presentasi 10 %, yang tidak berobat 37 orang dengan presentasi 14.02 %

III. Prioritas MasalahTable 18. Prioritas Masalah

N

O

MASALAH PRIORITAS STRATEGI JADWAL

1 Kesehatan lingkungan 1 Kerja bakti

massal

1. Setiap Sabtu

2. Senin, 8 April

2013

3. Senin, 15 April

2013

4. Rabu, 17

April 2014

2 Masalah kesehatan,

hipertensi, ISPA.

2 Penyuluhan

kesehatan di

masing-masing

jaga

Disesuaikan oleh

masing-masing

kelompok

IV. Perumusan Diagnosa Keperawatan KomunitasBerdasarkan penapiasan tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah

keperawatan dan prioritas sebagai berikut ;

31

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG

2013

1. Resiko terjadinya peningkatan penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat (ISPA, DHF) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara lingkungan rumah dan PHBS , ditandai dengan :

Jamban keluarga tidak sehat sebanyak 29 KK dengan presentasi 6.56% Pembuangan sampah di sungai sebanyak 60 KK dengan presentasi

13.57% Pembuangan sampah di halaman sebanyak 20 KK dengan presentasi 4.52

% Pembuangan air limbah dengan sembarangan sebanyak 51 KK dengan

presentasi 11.54 % Jenis bangunan yang non permanen sebanyak 46 dengan persentasi 10,41% Penduduk yang menderita penyakit ISPA sebanyak 76 orang dengan

presentasi 28.79% Penduduk yang menderita penyakit DHF sebanyak 2 orang dengan

presentasi 0.76 %

2. Resiko terjadinya stroke berhubungan dengan penurunan kesehatan masyarakat, ditandai dengan :

Jumlah penduduk yang memiliki penyakit hipertensi sebanyak 73 orang dengan presentasi 27.65%

Jumlah penduduk yang penanggulangannya membeli obat sendiri sebanyak 82 dengan presentasi 10 %, yang tidak berobat 37 orang dengan presentasi 14.02 %

32

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013

BAB IV

RENCANA KEGIATAN DAN IMPLEMENTASI

A. PerencanaanTable 19. Perencanaan

No Diagnose

keperawatan

komunitas

Tujuan Sasaran Kegiatan Jadwal

Pelaksanaa

n

Evaluasi

Kriteria Standar

1 Resiko terjadinya

peningkatan penyakit

(ISPA, DHF)

berhubungan dengan

kurangnya

pengetahuan

masyarakat dalam

memelihara

lingkungan rumah dan

PHBS .

Jangka Panjang

Setelah dilakukan

tindakan dapat

terjadi penurunan

tingkat penyakit

yang disebabkan

oleh faktor

lingkungan dan

PHBS dari

masyrakat.

Masyarakat

Desa Tateli

Tiga

FISIK

1. Kerja bakti8-17 April

Psikomot

or

1. Pelaksanaan kerja bakti sesuai dengan jadwal yang direncanakan.

2. Pelaksanaan Sabtu bersih setiap minggu.

1. Masyarakat

33

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013

Jangka Pendek

1. Setelah diberikan

pembinaan

masyarakat dapat

mengetahui dan

mengenal

penyakit ISPA

dan DHF

2. Setelah diberikan

pembinaan

masyarakat dapat

melakukan

pencegahan

terhadap penyakit

ISPA dan DHF

3. Masyarakat dapat

memahami Agar

balita terhindar

dari penyakit2

berbahaya yang

akan mengancam

NON FISIK

1. Memberikan

penyuluhan

PHBS

NON FISIK

2. Memberikan

penyuluhan

penyakit tentang

a. ISPA

b. DHF

FISIK

3. Posyandu

1. 9- 15

April

2013

2. 16 – 15

April

2013

3. 19-20 maret 2013, 19 April 2013

Verbal

Verbal

Psikomot

or

mampu

menyebutkan,

menjelaskan

tentang arti

lingkungan

yang sehat.

2. Masyarakat

mampu

mengidentifik

asi ciri – ciri

lingkungan

yang sehat.

3. Kegiatan

posyandu

terlaksana,

bekerja sama

dengan

puskesmas

Tateli

34

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013

jiwa

2 Resiko terjadinya

stroke berhubungan

dengan penurunan

kesehatan masyarakat

Jangka Panjang

Setelah dilakukan

tindakan dapat

terjadi penurunan

tingkat kejadian

penyakit hipertensi

pada lansia

Jangka Pendek

Setelah diberikan

pembinaan lansia

dapat :

1. Mengontrol

tekanan darah.

2. Mengatur pola

makan.

3. Mengatur

aktivitas

4. Memiliki

kepatuhan

Masyarakat

Desa Tateli

Tiga

NON FISIK

1.Penyuluhan

Hipertensi

FISIK

2.Pemeriksaan

tekanan darah

9 – 11 April

2013

5 – 12 April

2013

Verbal

Psikomot

or

1.Masyarakat mampu menyebutkan, menjelaskn tentang pengertian, tanda dan gejalah, penyebab, pengobatan dan pencegahan penyakit hipertensi.

2.Dari hasil

pemeriksaan

tekanan darah

pada

masyarakat

sebagian besar

menderita

tekanan darah

tinggi.

35

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013

minum obat.

36

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013

B. Tahap Pelaksanaan

Dari hasil pengkajian, perumusan masalah dan prioritas masalah, serta pada tahap

perencanaan yang dilakukan oleh mahasiswa, pemerintah kelurahan dan kader kesehatan yang

ada, selanjutnya rencana kegiatan dilaksankan bersama sesuai dengan perencanaan dan waktu

yang telah disepakati bersama warga.

Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan rencana tindakan, yaitu pendekatan

komunitas, pendekatan keluarga binaan, pendekatan kelompok khusus dan pendekatan kepada

instansi terkait. Berikut ini adalah table pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas :

Table 16. Penanggulangan Penyakit

Diagnoosa keperawatan

Tanggal Implementasi Evaluasi formatif

Resiko terjadinya peningkatan penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat (ISPA, DHF).

9 April 2013

30 Maret 2013

19 Maret 2013

Memberikan penyuluhan kesehatan lingkungan tentang :- PHBS- ISPA, Melaksaakan

kerja bakti masal dan dengan kordinasi pemerintah

Kerja bakti secara masal

Ikut serta dalam kegiatan posyandu dan memberikan penyuluhan tentang manfaat ASI, Memandikan Bayi dan Perawatan Tali Pusat

Terlaksananya penyuluhan kesehatan lingkungan pada tangal 9-18 April 2013 dengan penanggung jawab mahasiswa yang ada di lingkungan masung – masing.

Terlaksanya kerja bakti masal dengan masyarakat pada hari Senin, 8 April 2013, 17 April 2013

Terlaksanya kegiatan posyandu dan penyuluhan tanggal 19 maret 2013

Resiko terjadinya stroke berhubungan dengan penurunan kesehatan masyarakat usia

14 – 27 Juni 2011

Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit hipertensi.

Terlaksanya penyuluhaan kesehatan tentang penyakit hipertensi pada masyarakat dan pada tanggal 9 April 2013- 11 April 2013 dengan

37

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013

Melakukan pemeriksaan tekanan darah kepada masyarakat

penanggung jawab mahasiswa yang ada di lingkungan masung – masing

Terlaksananya pemeriksaan tekanan darah pada masyarakat dan dan pada tanggal with u 9 April 2013- 11 April 2013 dengan penanggung jawab mahasiswa yang ada di lingkungan masing – masing

38

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013

C. Tahap Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada saat dilaksanakannya suatu kegiatan sampai selesai.

D. Faktor Penghambat

Praktik keperawatan komunitas di Desa Tateli Tiga Kecamatan Mandolang yang

dilaksanakan oleh mahasiswa Program profesi Fakultas keperawatan Universitas sariputra

indonesia tomohon Angkatan IV adalah salah satu program profesi untuk mengaplikasikan

konsep keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan

komunitas sebagai dasar ilmiah.

Upaya pendidikan untuk mencetak seorang perawat yang profesional, mandiri dan

mempunyai kompetensi sesuai dengan yang diinginkan dapat dilakukan dengan menerapkan

konsep tersebut melalui praktik klinik keperawatan komunitas di Kelurahan Kayawu

Kecamatan Tomohon Utara. Praktek klinik dimulai 18 maret 2013 – 20 April 2013 dengan

melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan permasalahan yang ditemukan berdasarkan

pengumpulan data yang dilaksanakan dari rumah ke rumah.

Adapun faktor penghambat dari kegiatan yang dilakukan diantaranya:

1. Kendala yang kami hadapi berdasarkan pembekalan yang diterima masih belum

optimal dapat dimanfaatkan dan diterapkan di lapangan, sehingga terdapat

perubahan-perubahan dan muncul strategi-strategi baru dari mahasiswa untuk

dapat menerapkan konsep keperawatan kesehatan masyarakat secara lebih nyata.

39

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013

2. Dari pengumpulan data didapatkan bahwa sebagian besar warga memiliki

pekerjaan swasta. Mayoritas dari warga bekerja pagi - sore hari dengan tingkat

pengetahuan tentang kesehatan kurang. Hal tersebut merupakan kendala saat

pengumpulan data terutama untuk mengumpulkan warga saat dilakukan kegiatan.

3. Kendala yang dihadapi mahasiswa adalah saat pertama kali dilakukan

permohonan ijin dan respon untuk Musyawarah masyarakat desa, terkesan

keberadaan mahasiswa fakultas keperawatan Ners Unsrit untuk melakukan praktik

masih belum disadari sepenuhnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan respon staf

dan atau pimpinan yang masih belum sepenuhnya memahami inti dan arah praktik

klinik keperawatan mahasiswa Fakultas Keperawatan program profesi Ners

UNSRIT.

E. Faktor Penunjang

Selain faktor penghambat yang kami temukan dalam prakti lapangan, adapun faktor

–faktor yang dapat menunjang kegiatan kami dalam praktik lapangan seingga kegiatan kami

dapat berjalan dengan baik. Faktor – faktor tersebut antara lain :

1. Respon yang diberikan warga sangat positif, dibuktikan dengan perhatian dari

warga terhadap keberadaan mahasiswa beserta program-programnya, sehingga

keseluruhan kegiatan dari proses pengumpulan data dan kegiatan – kegiatan

yang lain dapat dilaksanakan dengan baik.

40

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013

2. Terdapat kerjasama yang baik dari aparat pemerintahan Kelurahan Kayawu

Kecamatan Tomohon Utara, masyarakat Kelurahan Kayawu dengan mahasiswa

praktek dalam melaksanakan berbagai jenis kegiatan.

F. Praktik Klinik Keperawatan Keluarga

Pendekatan yang diguanakn mahasiswa dalam melaksanakan praktik klinik

keperawatan keluarga adalah problem solving approach (pendekatan menggunakan model

pemecahan masalah) sehingga antusiasme keluarga sangat tinggi untuk menerima mahasiswa

sebagai pembina kesehatan dalam keluarganya.

Rata-rata dalam waktu singkat mahasiswa mampu menyelesaikan tugas perawatan

keluarga sesuai dengan tujuan, yaitu sampai mampu melakukan evaluasi.

Namun terdapat kendala diantaranya pembagian dosen pembimbing untuk dilakukan

supervisi minimal 2 kali masih belum berjalan secara optimal. Kami menyadari dan

memaklumi tentang keberadaan hal tersebut.

41

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

Asuhan Keperawatan Komunitas sebagai salah satu penerapan dari praktik

keperawatan dan praktik kesehatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan dan

memelihara kesehatan masyrakat. Sifat asuhan yang diberikan adalah umum dan

menyeluruh, kerjasama dan peran serta masyarakat, sedangkan focus keperawatan

individu, kelompok, keluarga menekankan pada pencegahan penyakit dan

peningkatan kesehatan dengan tidak menagbaikan aspek kuratif dan rehabilatif.

Praktik Profesi Keperawatan Stase Komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa

Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon, di Desa Tateli

Tiga, Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa menggunakan peran serta

masyarakat melalui staregi pembinaan wilayah dan keluarga binaan berdasarkan

keluarga yang beresiko tinggi dan rawan dalam kesehatan masyarakat. Pemilihan

dilakukan mahasiswa pada saat pengkajian dimana asuhan keperawatan yang

diberikan meliputi pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Dalam menerapkan asuhan keperawatan komunitas dalam hal ini mahasiswa

bekerja sama denagn masyarakat melakukan pengkajian menetapkan masalah,

menetukan prioritas, menentukan perencanaan, melaksanakan kegiatan dan evaluasi.

Adapun masalah kesehatan yang ditemukan di Desa Tateli Tiga Kecamatan

Mandolang Kabupaten Minahasa adalah lingkungan masyarakat yang kurang sehat.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat untuk mengatasi

masalah tersebut antara lain melakukan penyuluhan, kerja bakti, pelatihan dan

penyegaran kader yang dilaksanakan di tingkat kelurahan sebanyak 1 (satu) kali,

kegiatan Posyandu.

42

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013

Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan tersebut di atas didapatkan hasil

antara lain meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang masalah-masalah

kesehatan melalui kegiatan penyuluhan-penyuluhan (pada masyarakat umum, ibu-ibu,

anak-anak dan lansia), juga telaksananya kegiatan kerja bakti.

Keberhasilan yang dicapai merupakan tanda adanya peningkatan peran serta

seluruh masyarakat serta aparat pemerintahan Desa Tateli Tiga Kecamatan

Mandolang Kabupaten Minahasa.

B. Saran

Setelah seluruh kegiatan Asuhan Keperwatan Komunitas telah dilaksanakan, maka

dengan ini kami mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kerjasama yang baik dari pihak pendidikan dan aparat pemerintah dan Dinas

Kesehatan dilahan praktek perlu dipertahankan.

2. Puskesmas dan pemeritahan setempat sebaiknya memberikan pembinaan-

pembinaan yang berkesinambungan kepada kader kesehatan dalam melakukan

pembinaan pada keluarga yang beresiko

3. Kerjasama antara pihak pendidikan, Puskesmas dan pemerintah setempat untuk

menindak lanjuti hasil dari berbagai kegiatan praktek mahasiswa

4. Puskesmas sebaiknya mengadakan kunjungan kesehatan dan memberikan

penyuluhan secara berkala disetiap wilayah kerja Puskesmas khususnya di Desa

Tateli Tiga Kecamatan Mandolang Kab. Minahasa.

43