asuhan keperawatan
DESCRIPTION
Askep KomunitasTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Derajat kesehatan penduduk sangatlah penting untuk ditingkatkan terkait dalam
upaya meningkatkan usia harapan hidup, sebagaimana telah dicanagkan oleh bangsa
Indonesia melalui visi dan misi Indonesia sehat 2025. Hal ini memberikan dampak
tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai
peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat
pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan
tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota
masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya
UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang
berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
perorangan, keluarga dan lingkungan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan
mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan.
Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran,
antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi
kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan
menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif
dalam uoaya peningkatan status kesehatannya.
Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan
kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih
aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan
1
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai
penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan kelompok dalam
masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu; keluarga dan
kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapakn konsep
kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan
tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara mandiri sesuai
dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa fakultas Keperawatan
Universitas Sariputra Indonesia Tomohon Angkatan IV melaksanakan Praktik Klinik
Keperawatan Komunitas di Desa Tateli Tiga Kecamatan Mandolang dengan
menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mampunyai satu
keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar di Desa
Tateli Tiga. Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara memberdayakan
kader kesehatan dan PKK, memberikan penyuluhan kesehatan di setiap pertemuan
ibadah, arisan. Dengan pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan dapat
memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan pendekatan
masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama yang baik dengan instansi terkaitdan
seluruh komponen desa untuk mengikut sertakan warga dalam upaya pencegahan dan
peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimotori oleh kader diharapkan dapat
mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat keputusan tindakan
kesehatan bagi anggota keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan perawatan,
menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
di masyarakat.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas,
mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada setiap area
2
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
pelayanan keperawatan di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan
komunitas dan pengorganisasian komunitas.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu:
1) Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas
2) Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk komunitas
yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi
3) Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi organisasi komunitas
dalam mengadakan perubahan serta peningkatan kesehatan komunitas
4) Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor resiko personal,
sosial dan lingkungan
5) Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk meningkatkan
kesehatan komunitas
6) Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan
7) Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis, belajar mandiri
dengan keterapilan komunikasi yang efektif dan kepemimpinan di dalam
komunitas.
1.3 Manfaat
1.3.1 Untuk Mahasiswa
1) Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada
masyarakat.
2) Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan
komunitas
3) Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat
4) Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
3
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
interpersonal.
1.3.2 Untuk Masyarakat
1) Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2) Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan
yang di alami masyarakat.
3) Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai
upaya peningkatan status kesehatan tersebut.
1.3.3 Untuk Pendidikan
1) Salah satu tolak ukur keberhasilan fakultas keperawatan Universitas
Sariputra Indonesia Tomohon Program Profesi khususnya di bidang
keperawatan komunitas.
2) Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktek keperawatan komunitas selanjutnya.
1.3.4 Untuk Profesi
1) Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.
2) Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas sehingga
profesi mampu mengembangkannya.
4
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pelayanan Kesehatan Utama
Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan
gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara
komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta
resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif
masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan
yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut (Stanhope, 2004).
Menurut Helvie Tanggung jawab perawat dalam sistem pelayanan kesehatan utama
adalah:
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.
2. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu.3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik self care pada masyarakat.4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan dan
kepada masyarakat.5. Koordinasi kegiatan kebijaksanaan tentang kesehatan masyarakat.
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek
keperawatan.Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi
individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).
1. Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
5
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
psikologi, social dan spiritual.Peran perawat pada individu sebagai klien, pada
dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007).
2. Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat
dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).
3. Masyarakat sebagai klien
Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu
yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama (Riyadi, 2007).
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan
masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh
karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan
membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup
mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang
optimal (Naomi, 2002).
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan.Komunitas sebagai subyek
dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam
menjaga kesehatannya.Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan
masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan
masyarakat (Mubarak, 2005).
B. Konsep Keperawatan Komunitas
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
6
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun
sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan
pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan
setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan
sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan (Riyadi,
2007).
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu
lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang
sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama
(Riyadi, 2007).
Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul,
atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan
masuyarakat (1990) dijelaskan bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu bidang
keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan
masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh
melalui proses keperawatan (Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak,
2005).
7
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang
berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Naomi, 2002). Pada perawatan
kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
bagi komunitas (Riyadi, 2007).Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan
antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan
utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri (Riyadi, 2007). Dalam pengertian melakukan upaya atau
tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan
kesehatan masyarakat adalah :
1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan (Naomi, 2002).
8
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat (Yuddi,
2008).Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep
pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
2. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai
klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga,
dan kelompok khusus. Menurut Nies dan McEwan (2001), perawat spesialis
komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status
kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian
masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat.
Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis
mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model
pengembangan masyarakat (community development) (Palestin, 2007).
3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau ker a sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat (Depkes
RI, 2005). Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan
inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan
kesehatan dan kese ahteraan (Palestin, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat
digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada.Hal ini
memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian
masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan
kesehatan masyarakat (Palestin, 2007).
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian
kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada
9
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan
kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Palestin, 2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada
masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat.Membangun kesehatan
masyarakat tidak terlepas dari upaya¬upaya untuk meningkatkan kapasitas,
kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Palestin, 2007).
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan
atau perawatan (Nasrul Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual.Peran perawat pada individu sebagai klien, pada
dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien (Riyadi, 2007).
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat
dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi,2007).
3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap
masalah kesehatan (Mubarak, 2005).
4. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai
10
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
satu kesatuan dalam komunitas.Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau
masyarakat wilayah binaan.Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas
diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien (Stanhope, 2004).
C. Peran Perawat Komunitas (Provider OfNursing Care)
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya
adalah :
1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan yang ada,
merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat (Helvie, 1997).
2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam
rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang
diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal (Helvie, 1997).
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik
dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan
emosional dan intelektual (Mubarak, 2005).
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase
pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan
kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan
strategi pengajaran.Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan
selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
3. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam
11
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang
bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat
(Helvie, 1997).
4. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas.Pada
tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang
ada dalam masyarakat (Helvie, 1997).Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-
hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak,
2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan
(Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya (Mubarak,
2005). Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus
dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan
banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya (Helvie, 1997).
6. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama
dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain
dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien (Mubarak, 2005).
Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan
orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Helvie, 1997).
7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
12
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di
suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien
yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan (Helvie, 1997).
8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan
keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui
kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data (Helvie,
1997).
9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan
mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien (Mubarak,
2005). Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan
dari banyak profesional (Mubarak, 2005).
10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau
yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem.
Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang
mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk
berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,
mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan
dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan
menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan,
melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan
dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005)
11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider
And Researcher)
13
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat
yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan
dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian
masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas
(Helvie, 1997).
D. Asuhan Keperawatan Komunitas
1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan (Mubarak, 2005). Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu :
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah
kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah
kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil
untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial
ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab
antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang
berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan
ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh
pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat
dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
2) Pengamatan
14
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis,
perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses
keperawatan (Mubarak, 2005).
3) Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang
diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang
dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara
Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).
b. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data denga cara
sebagai berikut :
1) Klasifikasi data atau kategori data
2) Penghitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
c. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).
d. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan
intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi
sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
e. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak,
15
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
2005):
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumberdaya masyarakat
6) Aspek politis
Dalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis komunitas sesuai dengan
prioritas (penapisan) yang digunakan dalam keperawatan komunitas adalah format
penapisan menurut Stanhope , Lancaster, 1988 :
No Kriteria Bobot kriteria 1-10 Masalah Bobot
1 - 10 Rasional Makna masalah
1 Kesadaran masyarakat terhadap masalah
2 Motivasi komuniti untuk mengatasi masalah
3 Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah
4 Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi
5 Bertanya akibat jika masih tetap
6 Cepat masalah teratasi
2. Diagnosis keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial.Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat
pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian (ANA).Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat
dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan.Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah
yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status
kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkinterjadi (potensial)
(Mubarak, 2005). Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu problem
16
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
(masalah), etiologi (penyebab), sign atau symtom (tanda gejala) (Mubarak, 2005).
3. Perencanaan keperawatan.
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan yang
telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien (Pusdiklat DJJ
Keperawatan). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun
berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan
yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang
akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat
harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan
pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Prinsip yang
umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas
adalah :
a. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK)
dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2005).
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim
kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas
kemitraan (Mubarak, 2005).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang
telah disusun (Mubarak, 2005).
17
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian
dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2005).
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program
kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2005).
5. Evaluasi atau Penilaian
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan
tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Kegiatan
yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998 :
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi dilakukan
dengan melihat respon komunitas terhadap program kesehatan. Macam evaluasi :
formatif dan sumatif, input procces dan out put (Mubarak, 2005).
18
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
BAB IIIKEADAAN DAN MASALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS
DESA TATELI 3 KECAMATAN MANDOLANG
I. Pengkajian Data
1. Tahap pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 19 – 23 Maret 2013. Data yang
di kumpulkan meliputi :
1.1 Data geografis
Secara geografis, terletak pada :
1o - 26o- 46,35 o Lintang Utara
19
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
124 o – 45 – 15,43 Bujur Timur
26 Meter Diatas permukaan Laut
Wilayah Desa Tateli Tiga Kecamatan Mandolang dengan batas – batas
sebagai berikut :
Batas wilayah sebelah Utara : Laut Sulawesi
Batas wilayah sebelah Selatan : Perkebunan Desa Koha
Batas wilayah sebelah Timur : Desa Tateli Dua
Batas wilayah sebelah Barat : Laut Sulawesi
Di Desa Tateli Tiga terdapat jalan – jalan kampung yang merupakan
gang – gang yang menghubungkan lingkungan yang lain yang berdekatan.
1.2 Data Demografi
Hasil pendataan selama 4 hari ditemukan penduduk sebanyak :
Jumlah KK yang terdata : 510 KK
Jumlah Jiwa yang terdata : 1872 jiwa
Jumlah rumah yang terdata : 442 rumah
2. Data keluargaa. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Table 1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Jumlah Presentase
1 Laki-laki 964 51.50 %2 Perempuan 908 48.50 %
TOTAL 1872 100 %
Interpretasi : Dari 1872 jumlah penduduk di Desa Tateli Tiga Tahun 2013, jumlah
terbanyak adalah laki-laki sebanyak 964 jiwa (51.50 %) sedangkan
20
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
perempuan 908 jiwa (48.50 %).
b. Jumlah Penduduk Menurut Umur
Table 2. Jumlah Penduduk Menurut Umur
No Umur (tahun) Jumlah Presentase
1 0 – 5 192 10.26 %
2 6 – 11 195 10.42 %
3 12 – 16 170 9.08 %
4 17 – 25 261 13.94 %
5 26 – 35 272 14.53 %
6 36 – 45 250 13.35 %
7 46 – 55 227 12.13 %
8 56 – 65 162 8.65 %
9 >65 102 5.45 %
TOTAL 1872 100%
Interpretasi : Dari 1872 jumlah penduduk di Desa Tateli Tiga Tahun 2013, jumlah
terbanyak adalah kelompok usia 26 – 35sebanyak 272 jiwa (14.53
%) sedangkan yang paling sedikit adalah kelompok usia >65
sebanyak102 orang (5,45%).
c. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Table 3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase
Belum Sekolah 198 10.58 %
TK 191 10.20 %
SD 196 10.47 %
SMP 254 13.57 %
SMA/ SMK 271 14.48 %
21
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
Universitas 260 13.89 %
Tidak Sekolah 236 12.61 %
TOTAL 1872 100%
Interpretasi : Dari 1872 jumlah penduduk di DesaTateli Tiga Tahun 2013, jumlah
terbanyak adalah yang Lulus SMA/SMK sebanyak 271 jiwa
(14,48%) dan paling sedikit adalah yang TK sebanyak 191 jiwa
(10,20%).
d. Pekerjaan
Table 4. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase
1 Belum bekerja 752 40.17 %
2 Buruh 13 0.69 %
3 Dokter 2 0.11 %
4 Honorer 7 0.37 %
5 Nelayan 1 0.05 %
6 Pelaut 1 0.05 %
7 Pembantu Rumah Tangga 1 0.05 %
8 Pendeta 4 0.21 %
9 Pensiunan 23 1.23 %
10 Perawat 6 0.32 %
11 PNS 87 4.65 %
12 Polisi/TNI 14 0.75 %
13 Sopir 52 2.78 %
14 Swasta 294 15.71 %
15 Tani 54 2.88 %
16 Tidak Bekerja/ IRT 439 23.45 %
22
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
17 Tukang 25 1.34 %
18 Wiraswasta 97 5.18 %
TOTAL 1872 100 %
Interpretasi : Dari 1872 jumlah penduduk di DesaTateli Tiga Tahun 2013,
sebanyak 76 jiwa (15,11%) yang bekerja swasta dan paling sedikit
sebanyak 1 jiwa (0,20%) yang bekerja sebagai buruh, perawat dam
pembantu rumah tangga.
e. Suku
Table 5. Jumlah Penduduk Menurut Suku
No Pekerjaan Jumlah Persentase
1 Minahasa 1205 64.37 %
2 Sanger/Talaud/Sitaro 373 19.93 %
3 Jawa 98 5.24 %
4 Gorontalo 83 4.43 %
5 Ternate 22 1.18 %
6 Lain-lain 91 4.86 %
TOTAL 1872 100%
Interpretasi : Dari 1872 jumlah penduduk di Desa Tateli Tiga Tahun 2013, jumlah
terbanyak berasal dari Suku Minahasa sebanyak 328 jiwa (65,21%)
dan paling sedikita dalah yang berasal dari Suku Gorontalo sebanyak
12 jiwa (2,39%).
f. Golongan Agama
Table 6. Jumlah Penduduk Menurut Agama
No Agama Jumlah Presentase
1 Kristen Protestan 1441 76.98 %
2 Kristen Katolik 107 5.72 %
23
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
3 Islam 306 16.35 %
4 Hindu 17 0.91 %
5 Budha 1 0.05 %
TOTAL 1872 100%
Interpretasi : Dari 1872 jumlah penduduk di Desa Tateli Tiga Tahun 2013,
sebanyak 396 jiwa (78,73%) adalah beragama Kristen Protestan dan
yang paling sedikit Bergama Kristen Katolik sebanyak 34 jiwa
(6,76%).
g. Sumber Air Minum Menurut Keluarga
Table 7. Jumlah Penduduk Menurut Sumber Air Minum
No Sumber Air Minum Jumlah Presentase
1 Mata Air 393 88.91 %2 Sumur 49 11.09 %
TOTAL 442 100%
Interpretasi : Dari 442 jumlah KK di Desa Tateli Tiga Tahun 2013, sebanyak 393
KK (88,91%) menggunakan Sumber Air Minum Mata Air, dan yang
paling sedikit dengan sumber mata air sumur sebanyak 49 KK
(11,09%).
h. Jumlah Keluarga Menurut Jenis Bangunan
Table 8. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Bangunan
No Jenis Bangunan Jumlah Presentase
1. Permanen 312 70.59 %
2. Semi Permanen 84 19.00 %
3. Bambu 11 2.49 %
4. Papan 35 7.92 %
TOTAL 442 100%
Interpretasi : Dari 442 jumlah KK di Desa Tateli Tiga Tahun 2013, sebanyak 312
24
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
KK (70,59%) bangunan permanen, dan yang paling sedikit dengan
bangunan bambu sebanyak 11 KK (2,49%).
i. Status Kepemilikan Keluarga
Table 9. Jumlah Keluarga Menurut Status Kepemilikan Rumah
No Status Kepemilikan Jumlah Presentase
1 Milik Pribadi 351 68.82 %
2 Sewa/ Menumpang 149 29.22 %
3 Asrama 4 0.78 %
4 Dinas 6 1.18 %
TOTAL 510 100 %
Interpretasi : Dari 510 jumlah KK di Desa Tateli Tiga Tahun 2013, sebanyak 351
KK (68,82%) memiliki rumah pribadi dan paling sedikit tinggal di
rumah dinas 6 KK (1,18%).
j. Tempat Pembuangan Sampah
Table 10. Jumlah Keluarga Menurut Tempat Pembuangan Sampah
No Tempat Pembuangan
Sampah
Jumlah Presentase
1 Dibakar 357 80.77 %
2 Sungai/ Selokan 60 13.57 %
3 Kebun/ Halaman 20 4.52 %
4 Ditimbun 5 1.13 %
TOTAL 442 100 %
Interpretasi : Dari 442 jumlah KK di Desa Tateli Tiga Tahun 2013, sebanyak 357
KK (80,77%) pembuangan sampah dengan cara dibakar, dan paling
sedikit sebanyak 5 KK (1,13%) membuang sampah dengan
menimbun.
25
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
k. Tempat BAB
Table 11. Jumlah Keluarga Menurut Tempat BAB
No Tempat BAB Jumlah Presentase
1 Jamban 413 93.44 %
2 Tidak mempunyai jamban 13 2.94 %
3 Sungai 14 3.17 %
4 Sembaragan 2 0.45 %
TOTAL 442 100 %
Interpretasi : Dari 442 jumlah KK di Desa Tateli Tiga Tahun 2013, sebanyak 413
KK (93,44%) memiliki jamban ,dan yang paling sedikit sebanyak 2
KK (0,45%) membuang sembarangan.
l. Tempat Pembuangan Air Limbah
Table 12. Jumlah Keluarga Menurut Tempat Pembuangan Air Limbah
No Tempat Pembuangan Air
Limbah
Jumlah Presentase
1 Selokan 215 48.64 %
2 Lubang batu 98 22.17 %
3 Sungai 38 8.60 %
4 Bak Penampung 40 9.05 %
5 Sembarangan 51 11.54 %
TOTAL 442 100 %
Interpretasi : Dari 442 jumlah KK di DesaTateli Tiga Tahun 2013, sebanyak 215
KK (48,64%) membuang di selokan dan paling sedikit sebanyak 38
KK (8,60%) membuang limbah di sungai.
m. Peserta KB Menurut PUS
26
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
Table 13. Jumlah Keluarga Menurut Peserta KB menurut PUS
No PUS Jumlah Presentase
1 Akseptor 262 62.38 %
2 Non Akseptor 158 37.62 %
TOTAL 420 100%
Interpretasi : Dari 420 jiwa jumlah PUS di DesaTateli Tiga Tahun 2013, sebanyak
262 jiwa (62,38%) masih akseptor dan paling sedikit sebanyak 158
jiwa (37,62%) adalah non akseptor.
n. Jumlah Akseptor Berdasarkan Kontrasepsi Yang Digunakan
Table 14. Jumlah Keluarga Menurut Peserta KB menurut PUS
No Jenis KB Jumlah Presentase
1 IUD 16 6.11 %
2 Kondom 2 0.76 %
3 Suntik 159 60.69 %
4 Implant 14 5.34 %
5 Kalender 2 0.76 %
6 Pil 69 26.34 %
TOTAL 262 100%
Interpretasi : Dari 262 akseptor jumlah akseptor PUS di DesaTateli Tiga Tahun
2013, sebanyak 159 akseptor (60,69%) menggunakan alat
kontrasepsi suntik dan paling sedikit sebanyak 2 akseptor (1,43%)
menggunakan Kalender.
27
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
o. Penyakit TerbanyakTable 15. Penyakit Terbanyak yang diderita
No Penyakit Jumlah Presentase
1 Hipertensi 73 27.65 %
2 ISPA 76 28.79 %
3 Asam urat 30 11.36 %
4 DM 14 5.30 %
5 Gastritis 5 1.89 %
6 Diare 23 8.71 %
7 Asma 4 1.52 %
8 Malaria 17 6.44 %
9 DHF 2 0.76 %
10 Penyakit kulit 7 2.65 %
11 Kolesterol 4 1.52 %
12 Morbili 1 0.38 %
13 SNH 1 0.38 %
14 Ginjal 1 0.38 %
15 Jantung 1 0.38 %
16 Katarak 1 0.38 %
17 Types 1 0.38 %
18 Gondok 1 0.38 %
19 TB 1 0.38 %
20 Hernia 1 0.38 %
TOTAL 264 100%
Interpretasi : Dari 189 jiwa jumlah penderita penyakit di Desa Tateli Tiga Tahun 2013 sebanyak 76 jiwa (28.79%) menderita penyakit ISPA dan yang paling sedikit yaitu 1jiwa (0,55%) yang menderita penyakit Morbili, SNH, Ginjal, Jantung, Katarak, Gondok, TB, Hernia dan Types.
28
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
p. Penanggulangan SakitTable 16. Penanggulangan Penyakit
No Kriteria Jumlah Presentase Ket
1 Tidak Berobat 37 14.02 %
2 Beli Obat Sendiri 82 31.06 %
3 Kedukun 0 0.00 %
4 Medis 145 54.92 %
Total 264 100%
Interpretasi : Dari 264 jiwa jumlah penderita penyakit di Desa Tateli Tiga Tahun 2013 sebanyak 145 jiwa (28.79%) paling banyak penanggulangan penyakitnya ke Medis paling sedikit yaitu 37 jiwa (14.02%) yang penanggulangan penyakitnya dengan tidak berobat
29
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
II. Analisa DataTable 17. Analisa Data
No Masalah Kesehatan Data Penunjang Etiologi Masalah
1. Resiko terjadinya
peningkatan penyakit
akibat lingkungan yang
kurang sehat (ISPA, DHF).
1. Jamban keluarga tidak sehat sebanyak 29 KK dengan presentasi 6.56%
2. Pembuangan sampah di sungai sebanyak 60 KK dengan presentasi 13.57 %
3. Pembuangan sampah di halaman sebanyak 20 KK dengan presentasi 4.52 %
4. Pembuangan air limbah dengan sembarangan sebanyak 51 KK dengan presentasi 11.54 %
5. Jenis bangunan yang non permanen sebanyak 46 dengan persentasi 10,41%
6. Penduduk yang menderita penyakit ISPA sebanyak 76 orang dengan presentasi 28.79%
7. Penduduk yang menderita penyakit DHF sebanyak 2 orang dengan presentasi 0.76 %
kurangnya
pengetahuan
masyarakat dalam
memelihara
lingkungan rumah dan
PHBS .
2 Resiko terjadinya stroke 1. Jumlah penduduk yang memiliki penyakit hipertensi sebanyak 73 orang dengan presentasi 27.65%
Penurunan kesehatan
masyarakat dengan
penyakit hipertensi
30
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
2. Jumlah penduduk yang penanggulangannya membeli obat sendiri sebanyak 82 dengan presentasi 10 %, yang tidak berobat 37 orang dengan presentasi 14.02 %
III. Prioritas MasalahTable 18. Prioritas Masalah
N
O
MASALAH PRIORITAS STRATEGI JADWAL
1 Kesehatan lingkungan 1 Kerja bakti
massal
1. Setiap Sabtu
2. Senin, 8 April
2013
3. Senin, 15 April
2013
4. Rabu, 17
April 2014
2 Masalah kesehatan,
hipertensi, ISPA.
2 Penyuluhan
kesehatan di
masing-masing
jaga
Disesuaikan oleh
masing-masing
kelompok
IV. Perumusan Diagnosa Keperawatan KomunitasBerdasarkan penapiasan tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah
keperawatan dan prioritas sebagai berikut ;
31
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG
2013
1. Resiko terjadinya peningkatan penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat (ISPA, DHF) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara lingkungan rumah dan PHBS , ditandai dengan :
Jamban keluarga tidak sehat sebanyak 29 KK dengan presentasi 6.56% Pembuangan sampah di sungai sebanyak 60 KK dengan presentasi
13.57% Pembuangan sampah di halaman sebanyak 20 KK dengan presentasi 4.52
% Pembuangan air limbah dengan sembarangan sebanyak 51 KK dengan
presentasi 11.54 % Jenis bangunan yang non permanen sebanyak 46 dengan persentasi 10,41% Penduduk yang menderita penyakit ISPA sebanyak 76 orang dengan
presentasi 28.79% Penduduk yang menderita penyakit DHF sebanyak 2 orang dengan
presentasi 0.76 %
2. Resiko terjadinya stroke berhubungan dengan penurunan kesehatan masyarakat, ditandai dengan :
Jumlah penduduk yang memiliki penyakit hipertensi sebanyak 73 orang dengan presentasi 27.65%
Jumlah penduduk yang penanggulangannya membeli obat sendiri sebanyak 82 dengan presentasi 10 %, yang tidak berobat 37 orang dengan presentasi 14.02 %
32
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013
BAB IV
RENCANA KEGIATAN DAN IMPLEMENTASI
A. PerencanaanTable 19. Perencanaan
No Diagnose
keperawatan
komunitas
Tujuan Sasaran Kegiatan Jadwal
Pelaksanaa
n
Evaluasi
Kriteria Standar
1 Resiko terjadinya
peningkatan penyakit
(ISPA, DHF)
berhubungan dengan
kurangnya
pengetahuan
masyarakat dalam
memelihara
lingkungan rumah dan
PHBS .
Jangka Panjang
Setelah dilakukan
tindakan dapat
terjadi penurunan
tingkat penyakit
yang disebabkan
oleh faktor
lingkungan dan
PHBS dari
masyrakat.
Masyarakat
Desa Tateli
Tiga
FISIK
1. Kerja bakti8-17 April
Psikomot
or
1. Pelaksanaan kerja bakti sesuai dengan jadwal yang direncanakan.
2. Pelaksanaan Sabtu bersih setiap minggu.
1. Masyarakat
33
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013
Jangka Pendek
1. Setelah diberikan
pembinaan
masyarakat dapat
mengetahui dan
mengenal
penyakit ISPA
dan DHF
2. Setelah diberikan
pembinaan
masyarakat dapat
melakukan
pencegahan
terhadap penyakit
ISPA dan DHF
3. Masyarakat dapat
memahami Agar
balita terhindar
dari penyakit2
berbahaya yang
akan mengancam
NON FISIK
1. Memberikan
penyuluhan
PHBS
NON FISIK
2. Memberikan
penyuluhan
penyakit tentang
a. ISPA
b. DHF
FISIK
3. Posyandu
1. 9- 15
April
2013
2. 16 – 15
April
2013
3. 19-20 maret 2013, 19 April 2013
Verbal
Verbal
Psikomot
or
mampu
menyebutkan,
menjelaskan
tentang arti
lingkungan
yang sehat.
2. Masyarakat
mampu
mengidentifik
asi ciri – ciri
lingkungan
yang sehat.
3. Kegiatan
posyandu
terlaksana,
bekerja sama
dengan
puskesmas
Tateli
34
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013
jiwa
2 Resiko terjadinya
stroke berhubungan
dengan penurunan
kesehatan masyarakat
Jangka Panjang
Setelah dilakukan
tindakan dapat
terjadi penurunan
tingkat kejadian
penyakit hipertensi
pada lansia
Jangka Pendek
Setelah diberikan
pembinaan lansia
dapat :
1. Mengontrol
tekanan darah.
2. Mengatur pola
makan.
3. Mengatur
aktivitas
4. Memiliki
kepatuhan
Masyarakat
Desa Tateli
Tiga
NON FISIK
1.Penyuluhan
Hipertensi
FISIK
2.Pemeriksaan
tekanan darah
9 – 11 April
2013
5 – 12 April
2013
Verbal
Psikomot
or
1.Masyarakat mampu menyebutkan, menjelaskn tentang pengertian, tanda dan gejalah, penyebab, pengobatan dan pencegahan penyakit hipertensi.
2.Dari hasil
pemeriksaan
tekanan darah
pada
masyarakat
sebagian besar
menderita
tekanan darah
tinggi.
35
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013
minum obat.
36
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013
B. Tahap Pelaksanaan
Dari hasil pengkajian, perumusan masalah dan prioritas masalah, serta pada tahap
perencanaan yang dilakukan oleh mahasiswa, pemerintah kelurahan dan kader kesehatan yang
ada, selanjutnya rencana kegiatan dilaksankan bersama sesuai dengan perencanaan dan waktu
yang telah disepakati bersama warga.
Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan rencana tindakan, yaitu pendekatan
komunitas, pendekatan keluarga binaan, pendekatan kelompok khusus dan pendekatan kepada
instansi terkait. Berikut ini adalah table pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas :
Table 16. Penanggulangan Penyakit
Diagnoosa keperawatan
Tanggal Implementasi Evaluasi formatif
Resiko terjadinya peningkatan penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat (ISPA, DHF).
9 April 2013
30 Maret 2013
19 Maret 2013
Memberikan penyuluhan kesehatan lingkungan tentang :- PHBS- ISPA, Melaksaakan
kerja bakti masal dan dengan kordinasi pemerintah
Kerja bakti secara masal
Ikut serta dalam kegiatan posyandu dan memberikan penyuluhan tentang manfaat ASI, Memandikan Bayi dan Perawatan Tali Pusat
Terlaksananya penyuluhan kesehatan lingkungan pada tangal 9-18 April 2013 dengan penanggung jawab mahasiswa yang ada di lingkungan masung – masing.
Terlaksanya kerja bakti masal dengan masyarakat pada hari Senin, 8 April 2013, 17 April 2013
Terlaksanya kegiatan posyandu dan penyuluhan tanggal 19 maret 2013
Resiko terjadinya stroke berhubungan dengan penurunan kesehatan masyarakat usia
14 – 27 Juni 2011
Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit hipertensi.
Terlaksanya penyuluhaan kesehatan tentang penyakit hipertensi pada masyarakat dan pada tanggal 9 April 2013- 11 April 2013 dengan
37
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013
Melakukan pemeriksaan tekanan darah kepada masyarakat
penanggung jawab mahasiswa yang ada di lingkungan masung – masing
Terlaksananya pemeriksaan tekanan darah pada masyarakat dan dan pada tanggal with u 9 April 2013- 11 April 2013 dengan penanggung jawab mahasiswa yang ada di lingkungan masing – masing
38
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013
C. Tahap Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat dilaksanakannya suatu kegiatan sampai selesai.
D. Faktor Penghambat
Praktik keperawatan komunitas di Desa Tateli Tiga Kecamatan Mandolang yang
dilaksanakan oleh mahasiswa Program profesi Fakultas keperawatan Universitas sariputra
indonesia tomohon Angkatan IV adalah salah satu program profesi untuk mengaplikasikan
konsep keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
komunitas sebagai dasar ilmiah.
Upaya pendidikan untuk mencetak seorang perawat yang profesional, mandiri dan
mempunyai kompetensi sesuai dengan yang diinginkan dapat dilakukan dengan menerapkan
konsep tersebut melalui praktik klinik keperawatan komunitas di Kelurahan Kayawu
Kecamatan Tomohon Utara. Praktek klinik dimulai 18 maret 2013 – 20 April 2013 dengan
melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan permasalahan yang ditemukan berdasarkan
pengumpulan data yang dilaksanakan dari rumah ke rumah.
Adapun faktor penghambat dari kegiatan yang dilakukan diantaranya:
1. Kendala yang kami hadapi berdasarkan pembekalan yang diterima masih belum
optimal dapat dimanfaatkan dan diterapkan di lapangan, sehingga terdapat
perubahan-perubahan dan muncul strategi-strategi baru dari mahasiswa untuk
dapat menerapkan konsep keperawatan kesehatan masyarakat secara lebih nyata.
39
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013
2. Dari pengumpulan data didapatkan bahwa sebagian besar warga memiliki
pekerjaan swasta. Mayoritas dari warga bekerja pagi - sore hari dengan tingkat
pengetahuan tentang kesehatan kurang. Hal tersebut merupakan kendala saat
pengumpulan data terutama untuk mengumpulkan warga saat dilakukan kegiatan.
3. Kendala yang dihadapi mahasiswa adalah saat pertama kali dilakukan
permohonan ijin dan respon untuk Musyawarah masyarakat desa, terkesan
keberadaan mahasiswa fakultas keperawatan Ners Unsrit untuk melakukan praktik
masih belum disadari sepenuhnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan respon staf
dan atau pimpinan yang masih belum sepenuhnya memahami inti dan arah praktik
klinik keperawatan mahasiswa Fakultas Keperawatan program profesi Ners
UNSRIT.
E. Faktor Penunjang
Selain faktor penghambat yang kami temukan dalam prakti lapangan, adapun faktor
–faktor yang dapat menunjang kegiatan kami dalam praktik lapangan seingga kegiatan kami
dapat berjalan dengan baik. Faktor – faktor tersebut antara lain :
1. Respon yang diberikan warga sangat positif, dibuktikan dengan perhatian dari
warga terhadap keberadaan mahasiswa beserta program-programnya, sehingga
keseluruhan kegiatan dari proses pengumpulan data dan kegiatan – kegiatan
yang lain dapat dilaksanakan dengan baik.
40
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013
2. Terdapat kerjasama yang baik dari aparat pemerintahan Kelurahan Kayawu
Kecamatan Tomohon Utara, masyarakat Kelurahan Kayawu dengan mahasiswa
praktek dalam melaksanakan berbagai jenis kegiatan.
F. Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
Pendekatan yang diguanakn mahasiswa dalam melaksanakan praktik klinik
keperawatan keluarga adalah problem solving approach (pendekatan menggunakan model
pemecahan masalah) sehingga antusiasme keluarga sangat tinggi untuk menerima mahasiswa
sebagai pembina kesehatan dalam keluarganya.
Rata-rata dalam waktu singkat mahasiswa mampu menyelesaikan tugas perawatan
keluarga sesuai dengan tujuan, yaitu sampai mampu melakukan evaluasi.
Namun terdapat kendala diantaranya pembagian dosen pembimbing untuk dilakukan
supervisi minimal 2 kali masih belum berjalan secara optimal. Kami menyadari dan
memaklumi tentang keberadaan hal tersebut.
41
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
Asuhan Keperawatan Komunitas sebagai salah satu penerapan dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyrakat. Sifat asuhan yang diberikan adalah umum dan
menyeluruh, kerjasama dan peran serta masyarakat, sedangkan focus keperawatan
individu, kelompok, keluarga menekankan pada pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan tidak menagbaikan aspek kuratif dan rehabilatif.
Praktik Profesi Keperawatan Stase Komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa
Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon, di Desa Tateli
Tiga, Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa menggunakan peran serta
masyarakat melalui staregi pembinaan wilayah dan keluarga binaan berdasarkan
keluarga yang beresiko tinggi dan rawan dalam kesehatan masyarakat. Pemilihan
dilakukan mahasiswa pada saat pengkajian dimana asuhan keperawatan yang
diberikan meliputi pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Dalam menerapkan asuhan keperawatan komunitas dalam hal ini mahasiswa
bekerja sama denagn masyarakat melakukan pengkajian menetapkan masalah,
menetukan prioritas, menentukan perencanaan, melaksanakan kegiatan dan evaluasi.
Adapun masalah kesehatan yang ditemukan di Desa Tateli Tiga Kecamatan
Mandolang Kabupaten Minahasa adalah lingkungan masyarakat yang kurang sehat.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat untuk mengatasi
masalah tersebut antara lain melakukan penyuluhan, kerja bakti, pelatihan dan
penyegaran kader yang dilaksanakan di tingkat kelurahan sebanyak 1 (satu) kali,
kegiatan Posyandu.
42
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA TATELI TIGA KECAMATAN MANDOLANG 2013
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan tersebut di atas didapatkan hasil
antara lain meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang masalah-masalah
kesehatan melalui kegiatan penyuluhan-penyuluhan (pada masyarakat umum, ibu-ibu,
anak-anak dan lansia), juga telaksananya kegiatan kerja bakti.
Keberhasilan yang dicapai merupakan tanda adanya peningkatan peran serta
seluruh masyarakat serta aparat pemerintahan Desa Tateli Tiga Kecamatan
Mandolang Kabupaten Minahasa.
B. Saran
Setelah seluruh kegiatan Asuhan Keperwatan Komunitas telah dilaksanakan, maka
dengan ini kami mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kerjasama yang baik dari pihak pendidikan dan aparat pemerintah dan Dinas
Kesehatan dilahan praktek perlu dipertahankan.
2. Puskesmas dan pemeritahan setempat sebaiknya memberikan pembinaan-
pembinaan yang berkesinambungan kepada kader kesehatan dalam melakukan
pembinaan pada keluarga yang beresiko
3. Kerjasama antara pihak pendidikan, Puskesmas dan pemerintah setempat untuk
menindak lanjuti hasil dari berbagai kegiatan praktek mahasiswa
4. Puskesmas sebaiknya mengadakan kunjungan kesehatan dan memberikan
penyuluhan secara berkala disetiap wilayah kerja Puskesmas khususnya di Desa
Tateli Tiga Kecamatan Mandolang Kab. Minahasa.
43