asuhan keperawatan

31
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah

Upload: intan-gandhini-ige

Post on 21-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Keperawatan keluarga

TRANSCRIPT

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anak

Usia Sekolah

Anggota: Intan Gandini 04121003013 Novi Dwi CS 04121003014 Lanny Tria 04121002015 Desi Andriani 04121003016

Kelompok 4

I. DATA UMUM

Tempat Praktek : Puskesmas Sukabumi Jaya Nama Mahasiswa : KELOMPOK IV NIM : Tanggal pengkajian : 22 Februari 2015  PENGKAJIAN Data Umum 1. Kepala keluarga (KK) : Ibu NN 2. Alamat dan telepon : RT/ 02,RW/ III Sukabumi Jaya 3. Pekerjaan KK : Wiraswasta 4. Pendidikan KK : S1 5. Komposisi Keluarga

Status Imunisasi - BCG- Polio- DPT- Hepatitis- Campak

6. Tipe keluarga : Nuclear 7. Suku bangsa : Palembang 8. Agama : Islam 9. Ekonomi keluarga: Penghasilan keluarga

kurang lebih Rp.1.500.000,- per bulan yang diperoleh dari tanggungan pemerintah

10. Aktivitas rekreasi keluarga : Menonton televisi

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :Anak tertua berusia 10 tahun,saat ini sekolah di SMP. Jadi keluarga berada pada tahap keluaraga dengan usia anak sekolah, dengan tugas perkembangan pengembangan terhadap usia sekolah , memelihara komunikasi terbuka, memelihara hubungan intim dalam keluarga, mempersiapkan perubahan sistem peran.

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi. Namun,tugas keluarga yang belum dicapai saat ini adalah kurangnya pemeliharaan komunikasi yang terbuka, hubungan intim dalam keluarga dan kurangnya persiapan perubahan sistem peran.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

3. Riwayat kesehatan keluarga intiMenurut ibu N riwayat masing-masing anggota keluarganya yaitu kedua anaknya dalam keadaan sehat.

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya Riwayat keluarga dari pihak bapak ”I” : Bapak dari bapak ”I” sudah meninggal 10 tahun yang lalu karena menderita DM begitu juga dengan bapak “I”. Ibu bapak ”I” sehat dan sekarang tinggal bersama kakak laki-laki bapak ”I” di desa lain.Riwayat keluarga dari pihak ibu ”N” : Bapak dari ibu ”S” sehat.Sedangkan ibunya ibu ”S” menderita hipertensi dan terkena stroke sejak 5 bulan yang lalu, tinggal bersama bibi ibu ”N”.

III. Data Lingkungan1. Karakteristik rumah

Status rumah yang ditempati adalah rumah milik sendiri2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya

Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah ibu ”N” kurang akrab dengan keluarga ibu ”N”, karena ibu ”N” jarang dirumah.

3. Mobilitas geografis keluargaKeluarga ini tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah (1993), menetap di Sukabumi Jaya. Ibu ”N” dulunya bekerja disebuah perusahaan swasta sebagai sekretaris sehingga jarang dirumah. Biasanya nenek yang mengasuh ke2 anaknya

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.Keluarga ibu ”N” tidak pernah mengikuti kegiatan sosialisasi dilingkungan sekitarnya.

5. Sistem pendukung keluargaSaat ini anggota keluarga ada yang sesuai pola perkembangan dan tingkah lakunya. Sedangkan ibu “N” tidak menyadarinya.

IV. Srtuktur Keluarga

1. Struktur peran Ibu “N” sebagai single parent harus mencari nafkah, tugas

merawat anak kadang terbengkalai dan digantikan nenek. Model peranyang dianut lebih dominan di ibu dan terjadi sedikit konflik peran karena jarangnya berkomunikasi antar anggota keluarga terutama anak ”A” dan Ibu”N”.

2. Nilai atau norma keluarga Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga menyesuaikan

dengan nilai agama yang dianut dan norma yang berlaku di lingkungannya. Norma keluarga yang berkaitan dengan kesehatan adalah bila ada keluarga yang sakit hanya dibelikan obat diwarung/toko terdekat. Sedangkan anak yang paling kecil dibawa ke puskesmas. Dalam setiap hari keluarga menjalani hidup dengan tuntunan agama islam.

3. Pola komunikasi keluarga Pola komunikasi keluarga dilakukan secara

terbuka,bahasa yang dipakai setiap hari adalah bahasa Palembang. Frekuensi komunikasi antar anggota keluarga tidak terlalu baik, tetapi anak ”A” dan ibu ”S” jarang berkomunikasi dikarenakan ibu ”N” jarang di rumah.

4. Struktur kekuatan keluarga Pengendali keluarga adalah ibu ”N” sebagai

kepala keluarga, keputusan diambil seharusnya oleh kepala keluarga.akan tetapi karena kesibukan ibu ”N” maka pengambilan keputusan yang mendesak diambil alih oleh anak “A” atau nenek.

V. Fungsi keluarga

1. Fungsi ekonomiKeluarga kurang cukup dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, dibuktikan dengan anggota keluarga yang sehat.

2. Fungsi mendapatkan status sosialKeluarga tidak mempermasalahkan status sosialnya dimasyarakat,dengan kondisi yang seperti itu.

3. Fungsi pendidikanOrang tua mampu menyekolahkan anak pertama sampai tingkat SMP untuk sekarang.

4. Fungsi sosialisasiInteraksi antar anggota dalam keluarga jarang dilakukan karena kesibukan masing-masing anggota keluarga.Begitu juga dengan masyarakat sekitarnya. Dan anak ”A” juga terlalu sering bergaul dengan teman-teman sekitarnya sehingga tidak merasa nyaman dengan anak “B”

5. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan kesehatan)a. Mengenal masalah kesehatan

Keluarga mengenal masalah kesehatan yang dialami anak ”A” (termperamen kasah) setelah anak “B” cedera dan dibawa ke puskesmas.

b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatanUntuk masalah kesehatan anak ”A” yang mempunyai temperamen kasar, ibu tidak menyadarinya dikarenakan kesibukannya.

c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakitKeluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit dengan baik.

d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan yang sehatKeluarga beranggapan bahwa dengan hanya menyapu saja rumah sudah dianggap bersih dan sehat.Kamar mandi dibersihkan 1 kali seminggu sudah dianggap bersih dan terbebas dari jentik-jentik nyamuk yang bisa menyebabkan penyakit DBD.

e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatanKeluarga telah mampu memanfaatkan fasilitas yang ada

6. Fungsi ReligiusKelurga biasa berdoa untuk meminta kesehatan dan lain-lain setelah selesai menjalankan ibadah sholat.

7. Fungsi RekreasiKeluarga jarang melakukan rekreasi dikarenakan kesibukan dari sang ibu sehingga untuk berkumpul bersama pun jarang terjadi.

8. Fungsi ReproduksiIbu “N” tidak berencana untuk menikah lagi

9. Fungsi AfeksiKarena kesibukan ibu “N” tidak sempat mengajarkan anak “A” untuk berperilaku dan bersikap yang baik

VI. Stres dan Koping Keluarga1. Stresor jangka pendek dan panjang

Ibu “N” mengatakan masalah yang membebaninya sekarang adalah susahnya mencari pekerjaan kembali

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressorKeluarga tidak dapat mengatasi stressor yang ada.

3. Strategi koping yang digunakanAnak “A” melampiaskan kekesalan pada anak “B”

4. Strategi adaptasi disfungsionalAnak “A” memiliki temperamen yang kasar bahkan pada ibu dan adiknya, sedangkan adiknya tidak bisa bergaul dengan teman sebayanya serta pola perilaku yang salah.

VII. Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga

Ibu “N” Kepala : Rambut bersih, mata simetris, hidung simetris

dan bersih, mulut ( lidah,gigi ) bersih, telinga bersih dan simetris.

Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis. Dada : Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami

riwayat penyakit jantung ), paru-paru ( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).

Ekstremitas atas : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan kotor.

Ekstremitas bawah : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki kotor, tidak ada riwayat penyakit pada ekstremitas bawah.

Perut : Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit system pencernaan.

Alat vital : Bersih, tidak ada riwayat penyakit pada alat reproduksi.

Anak “A” Kepala : Rambut kotor, mata simetris, hidung simetris

dan bersih, mulut ( lidah,gigi ) bersih, telinga bersih dan simetris.

Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis. Dada : Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami

riwayat penyakit jantung ), paru-paru ( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).

Ekstremitas atas : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.

Ekstremitas bawah: Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit pada ekstremitas bawah.

Perut : Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit system pencernaan.

Alat vital: Bersih, tidak ada riwayat penyakit pada alat reproduksi.

Anak “B” Kepala : Rambut kotor, mata simetris, hidung

simetris dan bersih, mulut ( lidah,gigi ) bersih, telinga bersih dan simetris.

Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis. Dada : Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami

riwayat penyakit jantung ), paru-paru ( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).

Ekstremitas atas : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.

Ekstremitas bawah : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit pada ekstremitas bawah.

Perut : Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit system pencernaan.

Alat vital : Bersih, tidak ada riwayat penyakit pada alat reproduksi

VIII. Harapan Keluarga Anak “A” dapat merubah temperamennya

dan anak “B” dapat diperbaiki pola perkembangan perilakunya.

Intervensi

1.Harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan peran sosialTujuan : Setelah dilakukan tindakan tindakan keperawatan selama 2x24 jam penyelesaian masalah situasi dengan membangun harga diri pasien

Kriteria hasil : Mengungkapkan penerimaann diri Komunikasi terbuka Pemenuhan peran pribadi yang bermakna Melakukan perilaku yang dapat

meningkatkan kepercayaan diri

Intervensi MandiriPenyuluhan untuk pasien/keluargaKaji perubahan pada klien yang dapat memengaruhi harga diri

rendahPeningkatan harga diri

KolaboratifRujuk ke sumber-sumber di masyarakat yang sesuai

Rasionalisasi  Mengajarkan keterampilan perilaku yang positif melalui

bermain peran, model peran, diskusi dsb. Mengamati tingkah laku klien Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan klien untuk

mengatasi situasi, dkung peningkatan tanggung jawab, kaji alas an mengkritik atau menyalahkan diri sendiri

Meminta bantuan dari masyarakat, ataupun layanan keagamaan.

2. Perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan peran biasanya atau tanggung jawabTujuan : Setelah dilakukan tindakan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan dapat mengatasi perubahan penampilan peran

Kriteria hasil : Menyatakan persepsi nyata dan penerimaan diri

pada perubahan peran Mengembangbangkan rencana nyata untuk adaptasi

penerimaan perubahan peran

Intervensi Mandiri Kaji peran klien dalam hubungan keluarga.

Identifikasi masalah tentang disfungsi perang/gangguan

Kaji tingkat cemas, persepsi pasien tentang derajat ancaman terhadap diri/hidup

Pertahankan perilaku positif dengan memberikan kesempatan untuk klien melakukan latihan control sebanyak mungkin

Bantu klien/orang terdekat mengembangkan strategi untuk menerima perubahan

Rasionalisasi  Membantu mengetahui tanggung jawab klien

yang menimbulkan kecemasan dan masalah bagaimana klien akan mampu menangani tanggung jawab peran biasanya

Informasi memberikan dasar untuk identifikasi/perencanaan perawatan individual

Membantu pasienmenerima perubahan yang terjadi dan mulai menyadari kontol terhadap sendiri

Perencanaan untuk perubahan yang dapat terjadi/diperlukan meningkatkan rasa control terhadap diri sendiri

3. Koping individu tak efektif, berhubungan dengan kelebihan beban berat kerja/kurang hiburanTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan klien dapat melakukan koping dengan efektif.

Kriteria hasil : Mengidentifikasi perilakuk oping yang tak

efektif dan akibatnya Mengungkapkan kesadaran tentang

kemampuan koping yang dimiliki Mengkaji situasi saat ini dengan akurat Menunjukkan perubahan gaya hidup yang

diperlukan/situasi yang tepat

Intervensi Mandiri Dekati klien dengan ramah dan penuh perhatian  Kolaboratif : Rujuk untuk melakukan konseling atau terapi

keluarga atau kelas tempat pelatihan sikap asertif sesuai indikasi

Rasionalisasi  Menemukan kebutuhan psikologis yang akan

meningkatkan harga diri dan meningkatkan kesempatan untuk belajar cara-cara baru dalam mengatasi keadaan 

Bantuan tambahan pada penyelesaian masalah yang berhubungan dengan pengaruh kemajuan arah kesejahteraan

4. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan pengobatan berhubungan dengan kurang terpapar informasiTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan pasien dan keluarga paham tentang kondisi.

Kriteria hasil : Berpartisipasi dalam proses belajar

INTERVENSI Kaji tingkat pengetahuan pasien dan

keluarga Berikan informasi terhadap pencegahan

factor penyebab serta perawatan Beri kesempatan pada pasien untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas Beri feedback atau umpan balik terhadap

pertanyaan yang diajukan keluarga atau pasien

Sarankan pasien menurunkan/ membatasi stimulasi lingkungan terutama selama kegiatan berfikir.

RASIONALISASI Mengetahui tingkat pengetahuan keluarga

dan pasien Mendorong kepatuhan terhadap program

terapeutik dan meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga

Memberikan informasi yang tepat bagi pelaksanaan keperawatan pasien

Mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman pasien dan keluarga

Stimulasi yang beragam dapat memeperbesar gangguan proses berfikir.

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan, mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi.

Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat, dan bukan atas petunjuk data petugas kesehatan lain.

Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama seperti dokter atau petugas kesehatan lain

Implementasi

1. S = klien mengatakan menerima keadaannya dengan lapang dadaO = klien lebih tenangA = masalah teratasiP = intervensi dihentikan

2. S = klien mengatakan mampu beradaptasi dengan perannya yang baruO = klien mulai merencanakan tugas dan tanggung jawabnyaA = masalah teratasiP = intervensi dihentikan

Evaluasi

3. S = klien mengatakan dapat mengatasi masalah dengan baikO = dapat melakukan koping efektifA = masalah teratasiP = intervensi dihentikan

4.S = klien dan keluarga menyatakan telah memahami menngenai kondisi dan perawatan lanjutan secara mandiriO = anggota keluarga telah mampu melakukan perawatan mandiri sebagai tindakan lanjutan di rumahA = masalah teratasiP = intervensi dihentikan

Terima Kasih