asuhan kebidanan komprehensif (continuity of …...akhir penulisan laporan tugas akhir ini. 5....

212
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM NY “T” KECAMATAN TENGGARANG KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh : Ayu Amalia NIM. 14.01.0260 AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA BONDOWOSO 2017

Upload: others

Post on 18-Feb-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY

OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM NY “T” KECAMATAN TENGGARANG KABUPATEN BONDOWOSO

TAHUN 2017

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh : Ayu Amalia

NIM. 14.01.0260

AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA BONDOWOSO

2017

Page 2: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

i

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY

OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM NY “T” KECAMATAN TENGGARANG KABUPATEN BONDOWOSO

TAHUN 2017

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh : Ayu Amalia

NIM. 14.01.0260

AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA BONDOWOSO

2017

Page 3: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

ii

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY

OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM NY “T” KECAMATAN TENGGARANG KABUPATEN BONDOWOSO

TAHUN 2017

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Ujian Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Akademi Kebidanan Dharma Praja

Oleh : Ayu Amalia

NIM. 14.01.0260

AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA BONDOWOSO

2017

Page 4: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

NAMA : AYU AMALIA

NIM : 14.01.0260

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Tugas Akhir yang saya tulis

ini, adalah hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya

sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Laporan Tugas Akhir

ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Bondowoso, 13 September 2017

Yang Membuat Pernyataan,

Ayu Amalia NIM. 14.01.0260

Mengetahui,

Pembimbing I

Fany Yanuarti, SST.,M.Keb. NIK. 074115180789

Pembimbing II

Tjatur Kartika Ningsih, SST. NIP. 19670325198801 2 001

Page 5: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

iv

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir (LTA) Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity

Of Care/CoC) pada Ny “I” di BPM Ny “T” Kecamatan Tenggarang Kabupaten

Bondowoso yang disusun oleh Ayu Amalia NIM 14.01.0260 telah kami setujui

untuk diseminarkan dihadapan tim penguji Laporan Tugas Akhir Akademi

Kebidanan Dharma Praja Bondowoso pada tanggal 13 September 2017

Pembimbing I

Fany Yanuarti, SST.,M.Keb. NIK. 074115180789

Bondowoso, 13 September 2017

Pembimbing II

Tjatur Kartika Ningsih, SST. NIP. 19670325198801 2 001

Mengetahui, Akademi Kebidanan Dharma Praja Bondowoso

Ketua Program Studi,

Fany Yanuarti, SST.,M.Keb. NIK. 074115180789

Page 6: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

v

LEMBAR PENGESAHAN I

Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity Of

Care/CoC) pada Ny “I” di BPM Ny “T” Kecamatan Tenggarang Kabupaten

Bondowoso disusun oleh Ayu Amalia NIM 14.01.0260 telah di seminarkan pada

tanggal 13 September 2017 dihadapan tim penguji Laporan Tugas Akhir Akademi

Kebidanan Dharma Praja Bondowoso, dan telah diperbaiki.

Bondowoso, 13 September 2017

Mengesahkan,

Tim Penguji

Ketua Penguji

Miftahus Saadah, SST.MPH NIK. 0727018801

Pembimbing I

Fany Yanuarti, SST.,M.Keb. NIK. 074115180789

Pembimbing II

Tjatur Kartika. N, SST. NIP.19670325198801 2 001

74115180789

Mengetahui,

Akademi Kebidanan Dharma Praja Bondowoso

Ketua Program Studi,

Fany Yanuarti, SST.,M.Keb. NIK. 074115180789

Page 7: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

vi

LEMBAR PENGESAHAN II

Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity Of

Care/CoC) pada Ny “I” di BPM Ny “T” Kecamatan Tenggarang Kabupaten

Bondowoso disusun oleh Ayu Amalia NIM 14.01.0260 telah di seminarkan pada

tanggal 13 September 2017 dihadapan tim penguji Laporan Tugas Akhir Akademi

Kebidanan Dharma Praja Bondowoso, dan telah diperbaiki.

Bondowoso, 13 September 2017

Mengesahkan,

Tim Penguji

Ketua Penguji

Miftahus Saadah, SST.MPH NIK. 0727018801

Pembimbing I

Fany Yanuarti, SST.,M.Keb. NIK. 074115180789

Pembimbing II

Tjatur Kartika. N, SST. NIP.19670325198801 2 001

74115180789

Mengetahui,

Akademi Kebidanan Dharma Praja Bondowoso

Direktur,

Mohammad Jupri, S.Kom NIK. 074115260179

Page 8: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

vii

RINGKASAN

AYU AMALIA

Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity Of Care) pada Ny "I" di BPM

Ny"T" Kabupaten Bondowoso, Program studi D-III Akademi Kebidanan Dharma

Praja Bondowoso.

Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan

yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan

yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso menunjukkan bahwa

jumlah AKI mengalami kenaikan. Mulai tahun 2015 jumlah kematian ibu sebesar

19 orang atau 187,95 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2016 jumlah

kematian ibu mencapai 20 orang atau 195,81 per 100.000 kelahiran hidup.

Penyebab tingginya kematian ibu tersebut disebabkan oleh komplikasi kehamilan,

persalinan, dan nifas. Cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan AKI yaitu

dengan menggunakan upaya kesehatan berkelanjutan atau Continuity Of Care

(COC). COC bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang

membutuhkan hubungan terus menerus antara pasien dengan tenanga profesional

kesehatan. Pendekatan yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini adalah

pendekatan langsung kepada pasien dengan usia kehamilan 37-38 minggu dengan

kategori normal, kemudian melahirkan dengan kategori normal (spontan atau

belakang kepala), memasuki masa nifas normal (tidak ada demam, tanda infeksi,

dan perdarahan), memantau perawatan bayi baru lahir hingga neonatus, sampai

ibu memutuskan untuk memakai alat kontrasepsi. Adapun jenis pendekatan yang

penulis gunakan adalah pendekatan studi kasus. Setelah dilakukan asuhan

kebidanan kehamilan pada Ny "I" tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

kasus yaitu asuhan kebidanan kehamilan, asuhan kebidanan persalinan, asuhan

kebidanan nifas, asuhan kebidanan neonatus, dan keluarga berencana (KB).

Page 9: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkah,

rahmat, hidayah serta petunjuk-Nya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir ini sebagai persyaratan Pendidikan Akademik dalam menyelesaikan

program D-III Kebidanan di Akademi Kebidanan Dharma Praja Bondowoso.

Penulisan Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini

ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada :

1. Bapak Mohammad Jupri, S.Kom selaku Direktur Akademi Kebidanan

Dharma Praja Bondowoso yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Ibu Fany Yanuarti, SST,.M.Keb. sebagai ketua program studi di Akademi

Kebidanan Dharma Praja Bondowoso.

3. Ibu Miftahus Saadah, SST.MPH selaku Ketua Penguji yang telah membeikan

arahan dan bimbingan dalam menyempurnakan penulisan Laporan Tugas

Akhir ini.

4. Ibu Fany Yanuarti, SST., M.Keb. selaku Pembimbing I dan Ibu Tjatur

Kartikaningsih, SST. selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan serta petunjuk yang sangat berharga bagi penulis dari awal hingga

akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu hingga terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini.

Besar harapan kami semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi penulis

selanjutnya dan juga diharapkan mampu mencapai tujuan yaitu memberikan

konstribusi bagi kemajuan program kesehatan. Namun demikian penulis

menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu demi

kesempurnaan diharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak, untuk

menyempurnakannya.

Penulis

Page 10: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN

COVER DEPAN .......................................................................................... i

COVER DALAM ......................................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iv

LEMBAR PENGESAHAN I ....................................................................... v

LEMBAR PENGESAHAN II ..................................................................... vi

RINGKASAN. .............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH .................................................. xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Batasan Masalah .......................................................................... 3

1.3 Tujuan.......................................................................................... 3

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................... 3

1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................... 3

1.4 Manfaat........................................................................................ 4

1.4.1 Institusi Pendidikan ........................................................... 4

1.4.2 Lahan Praktik ..................................................................... 4

1.4.3 Penyusun ............................................................................ 4

1.4.4 Klien ................................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Teori Kehamilan .................................................. 5

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan ................... 25

2.3 Konsep Dasar Teori Persalinan ................................................... 41

2.4 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Persalinan .................... 50

Page 11: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

x

2.5 Konsep Dasar Teori Masa Nifas ................................................. 62

2.6 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Nifas ............................ 69

2.7 Konsep Dasar Teori Neonatus (Bayi Baru Lahir) ....................... 74

2.8 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Neonatus ...................... 81

2.9 Konsep Dasar Teori KB (Pelayanan Kontrasepsi) ...................... 87

2.10 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB ................ 94

BAB 3 METODE PENDEKATAN STUDI KASUS

3.1 Jenis Pendekatan ......................................................................... 99

3.2 Kerangka Operasional ................................................................. 99

3.3 Subjek Studi Kasus...................................................................... 101

3.4 Fokus Studi .................................................................................. 101

3.5 Definisi Operasional .................................................................... 101

3.6 Kriteria Subjek ............................................................................ 102

3.7 Instrumen Penelitian .................................................................... 103

3.8 Lokasi dan Waktu........................................................................ 103

3.9 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 103

3.10 Etika Studi Kasus ........................................................................ 104

BAB 4 PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

4.1 Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan .......................................... 105

4.2 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan ........................................... 116

4.3 Asuhan Kebidanan Pada Nifas ................................................... 124

4.4 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir .................................. 130

4.5 Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana ........................... 134

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Kehamilan. .................................................................................. 138

5.2 Persalinan ................................................................................... 141

5.3 Nifas. ........................................................................................... 143

5.4 Bayi Baru Lahir .......................................................................... 144

5.5 KB .............................................................................................. 146

BAB 6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan ................................................................................. 147

6.2 Saran ........................................................................................... 148

Page 12: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

xi

DAFTAR PUSTAKA. .................................................................................. 149

LAMPIRAN. ................................................................................................. 151

Page 13: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan

berdasarkan indeks massa tubuh ................................................. 17

Tabel 2.2 Perkiraan Tinggi Fundus Uteri terhadap umur kehamilan .......... 18

Tabel 2.3 Skrining Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) .................................. 19

Tabel 2.4 Klasifikasi Anemia ...................................................................... 36

Tabel 2.5 Klasifikasi Protein Urin ............................................................... 37

Tabel 2.6 Contoh Rumusan Diagnosis Kebidanan dan Masalah pada Ibu

Hamil ........................................................................................... 38

Tabel 2.7 Penatalaksanaan intranatal care ................................................... 54

Tabel 2.8 Penapisan Persalinan. .................................................................. 61

Tabel 2.9 Involusi Uterus ............................................................................ 71

Tabel 2.10 Penatalaksanaan untuk 6-48 jam post partum ............................. 72

Tabel 2.11 Penatalaksanaan untuk 3-7 Hari post partum .............................. 73

Tabel 2.12 Penatalaksanaan untuk 2 Minggu post partum ............................ 73

Tabel 2.13 Penatalaksanaan untuk 6 Minggu post partum ............................ 73

Tabel 2.14 Kebutuhan Tidur Bayi. ................................................................ 80

Tabel 2.15 Jadwal Imunisasi ......................................................................... 80

Tabel 2.16 Penatalaksanaan bayi baru lahir .................................................. 86

Tabel 2.17 Penatalaksanaan bayi baru lahir normal usia 3-7 hari ................. 86

Tabel 2.18 Penatalaksanaan bayi baru lahir normal usia 8-28 hari ............... 87

Tabel 2.19 Penatalaksanaan pada akseptor KB PIL ...................................... 98

Page 14: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Operasional ............................................................ 100

Gambar 3.2 Kerangka Kerja Operasional .................................................. 97

Page 15: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan...................................................................... 151

Lampiran 2 Curriculum Vitae .................................................................... 152

Lampiran 3 Pernyataan Kesediaan Membimbing I.................................... 153

Lampiran 4 Pernyataan Kesediaan Membimbing II. ................................. 154

Lampiran 5 Permohonan Ijin Penelitian . .................................................. 155

Lampiran 6 Bakesbang .............................................................................. 156

Lampiran 7 Surat Ijin Dari Dinas Kesehatan . ........................................... 157

Lampiran 8 Permohonan Persetujuan Menjadi Responden. ...................... 158

Lampiran 9 Lembar Persetujuan Responden . ........................................... 159

Lampiran 10 Buku KIA . ............................................................................. 160

Lampiran 11 Data Diri Pasien. ..................................................................... 161

Lampiran 12 Lembar Antenatal Care (ANC). .............................................. 162

Lampiran 13 KSPR . .................................................................................... 166

Lampiran 14 Lembar Penapisan. ................................................................. 167

Lampiran 15 Partograf . ............................................................................... 168

Lampiran 16 Lembar Intranatal Care (INC). .............................................. 170

Lampiran 17 Bayi Baru Lahir (BBL). .......................................................... 171

Lampiran 18 MTBM. ................................................................................... 172

Lampiran 19 Jadwal Imunisasi. ................................................................... 178

Lampiran 20 Kartu Menuju Sehat (KMS). .................................................. 179

Lampiran 21 Lembar Postnatal Care (PNC). .............................................. 180

Lampiran 22 Lembar Penapisan KB. ........................................................... 182

Lampiran 23 ABPK ..................................................................................... 183

Lampiran 24 Kartu Peserta KB. ................................................................... 184

Lampiran 25 Lembar Konsultasi Pembimbing I. ......................................... 185

Lampiran 26 Lembar Konsultasi Pembimbing I. ......................................... 186

Lampiran 27 Lembar Konsultasi Pembimbing II. ....................................... 187

Lampiran 28 Lembar Pengajuan Ujian. ....................................................... 188

Lampiran 29 Lembar Revisi Ketua Penguji . ............................................... 189

Page 16: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

xv

Lampiran 27 Lembar Revisi Anggota Penguji I . ........................................ 190

Lampiran 28 Lembar Revisi Anggota Penguji II . ....................................... 191

Lampiran 29 Dokumentasi Kegiatan. .......................................................... 192

Page 17: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

xvi

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

Daftar Arti Lambang :

% : Prosentase

> : Lebih dari

< : Kurang dari

/ : Atau

: : Bagi

≥ : Lebih dari sama dengan

X0 : Derajat

“…..” : Tanda kutip

Gr : gram

Daftar Singkatan :

ABPK : Alat Bantu Pengambilan Keputusan

AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome

AKB : Angka Kematian Bayi

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

AKI : Angka Kematian Ibu

ANC : Antenatal Care

APGAR : Appearance Pulse Grimace Activity Respiratory

APD : Alat Pelindung Diri

ASI : Air Susu Ibu

BB : Berat Badan

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

BBL : Bayi Baru Lahir

BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah

BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

BPM : Bidan Praktik Mandiri

COC : Continuity Of Care

CPD : Cephalo Pelvic Disproportion

Page 18: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

xvii

DDTK : Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

DJJ : Denyut Jantung Janin

DM : Diabetes Mellitus

DMPA : Depomendroksi Progesteron

DTT : Dekontaminasi Tingkat Tinggi

HB : Hemoglobin

HCG : Human Chorionic Gonadotropin

HIV : Human Immunodeficiency Virus

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

HPL : Hari Perkiraan Lahir

IM : Intramuskuler

IMD : Inisiasi Menyusui Dini

IMS : Infeksi Menular Seksual

IMT : Indeks Masa Tubuh

INC : Intranatal Care

IUD : Intra Uterine Device

IUGR : Intra Uteri Growth Retardation

KB : Keluarga Berencana

KEK : Kekurangan Energi Kronik

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

KU : Keadaan Umum

LILA : Lingkar Lengan Atas

MAL : Metode Amenore Laktasi

MOP : Metode Operatif Pria

MOW : Metode Operatif Wanita

MTBM : Manajemen Terpadu Bayi Muda

MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit

NCB : Neonatus Cukup Bulan

OUE : Ostium Uteri Eksternum

OUI : Ostium Uteri Internum

PX : Prosesus Xifoideus

PAP : Pintu Atas Panggul

Page 19: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

xviii

PMS : Penyakit Menular Seksual

PNC : Postnatal Care

PUS : Pasangan Usia Subur

RH : Rhesus

SC : Sectio Caesaria

SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia

SMK : Sesuai Masa Kehamilan

SOAP : Subjektif, Objektif, Analisis, dan Penatalaksanaan

TBC : Tuberculosis

TBJ : Tafsiran Berat Janin

TFU : Tinggi Fundus Uteri

TM : Trimester

TT : Tetanus Toksoid

UUB : Ubun-Ubun Besar

UUK : Ubun-Ubun Kecil

USG : Ultrasonografi

VDRL : Veneral Disease Research Lab

Page 20: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan

yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan

yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian.

Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu, Pemantauan dan

perawatan kesehatan yang memadai selama kehamilan sampai masa nifas sangat

penting untuk kelangsungan hidup ibu dan bayinya. Dalam upaya mempercepat

penurunan kematian ibu, Kementerian Kesehatan menekankan pada ketersediaan

pelayanan kesehatan ibu di masyarakat (Riskesdas, 2013).

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan suatu pemeriksaan petugas

kesehatan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan

laboratorium sederhana dan konseling. Asuhan kebidanan komprehensif

mencakup empat kegiatan pemeriksaan berkesinambungan diantaranya adalah

asuhan kebidanan kehamilan (Antenatal Care), asuhan kebidanan persalinan

(Intranatal Care), asuhan kebidanan masa nifas (Postnatal Care), dan asuhan bayi

baru lahir (Neonatal Care) (Varney, 2006).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2015 yaitu 305 per 100.000

kelahiran hidup. Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab

utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi.

Disamping itu, Angka Kematian Bayi (AKB) juga masih tinggi di Indonesia.

Hasil riset Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa AKB mencapai 25,5

kematian setiap 1.000 bayi yang lahir. Selama beberapa tahun terakhir, AKB

Indonesia berangsur-angsur mengalami penurunan. Pemerintah Indonesia

menargetkan penurunan AKI dan AKB melalui upaya tindak lanjut transisi

Millenium Development Goals (MDGs) menuju Sustainable Development Goals

(SDGs). Hingga akhir tahun 2015, Indonesia belum berhasil mencapai target

MDGs salah satunya yaitu Penurunan AKI dan Penurunan Angka Kematian Balita

(AKBa) (SDGs, 2015).

Page 21: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

2

Angka Kematian Ibu (AKI) di provinsi Jawa Timur sudah berada di bawah

target Millenium Development Goals (MDGs) 2015, sebesar 102 kematian ibu per

100.000 kelahiran hidup. Secara rinci, data laporan kematian Dinas Kesehatan

Kabupaten dan Kota melaporkan tahun 2011 sebesar 101,4 per 100.000 kelahiran

hidup, tahun 2012 sebesar 97,43 per 100.000 kelahiran hidup, dan tahun 2013

sebesar 97,39 per 100.000 kelahiran hidup. Namun demikian, karena jumlah

penduduk Jatim sangat besar yaitu 38 juta jiwa, maka dari nilai absolut jumlah

kematian ibu di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013 mengalami penurunan yang

cukup bermakna, dari 642 kematian menjadi 291 kematian hingga Agustus 2014.

Penyebab terbanyak kematian ibu hamil adalah preeklampsia dan sebagian besar

juga diakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan keluarga untuk membawa

ibu hamil berisiko tinggi ke pusat rujukan (KemenKes RI, 2014).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso menunjukkan

bahwa jumlah AKI dan AKB mengalami kenaikan. Mulai tahun 2015 jumlah

kematian ibu mencapai 19 orang dan jumlah kematian bayi mencapai 167 orang,

pada tahun 2016 jumlah kematian ibu mencapai 20 orang atau 195,81/100.000 per

kelahiran hidup dan jumlah kematian bayi mencapai 178 orang atau 17,42 per

1000 kelahiran hidup. Penyebab tingginya kematian ibu tersebut disebabkan oleh

komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas (Dinkes Bondowoso, 2015-2016).

Berdasarkan data AKI di Puskesmas Tenggarang pada tahun 2016

menyumbangkan 1 angka kematian ibu. Penyebab terjadinya AKI tertinggi yaitu

Pre eklamsi, sedangkan AKB menyumbangkan 8 angka kematian yang

disebabkan karena Asfiksia dan Balita 1 kematian karena cacat bawaan.

Upaya pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB dengan menerapkan

unsur pelayanan kesehatan mencangkup pengawasan kehamilan, peningkatan gizi

hamil, pelaksanaan program KB, imunisasi ibu, dan meningkatkan sistem rujukan

(Manuaba, 2012). Cara lain yang bisa dilakukan ialah dengan menggunakan

upaya kesehatan berkelanjutan atau Continuity of Care (COC).

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membuat laporan tugas

akhir yang berisi Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.“I” di Bidan Praktik

Mandiri (BPM) Ny “T” di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso Tahun

2017.

Page 22: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

3

1.2 Batasan masalah

Batasan asuhan kebidanan yang akan di berikan pada Ny.“I” di Bidan

Praktik Mandiri (BPM) Ny “T” di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso

Tahun 2017 yaitu mulai dari kehamilan TM III fisiologis, ibu bersalin, ibu nifas,

bayi baru lahir dan KB dengan menggunakan manajemen kebidanan.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan yang komprehensif

secara berkesinambungan dan mendokumentasikannya sejak masa hamil

sampai masa nifas hingga keikutsertaan dalam ber KB sesuai dengan

metode varney dan SOAP pada Ny.“I” di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Ny

“T” di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso Tahun 2017.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Melakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny.“I” di Bidan Praktik

Mandiri (BPM) Ny “T” di Kecamatan Tenggarang Kabupaten

Bondowoso Tahun 2017 yang didokumentasikan dengan pendekatan

Varney dan SOAP.

2. Melakukan asuhan kebidanan persalinan pada Ny.“I” di Bidan Praktik

Mandiri (BPM) Ny “T” di Kecamatan Tenggarang Kabupaten

Bondowoso Tahun 2017 yang didokumentasikan dengan pendekatan

Varney dan SOAP.

3. Melakukan asuhan kebidanan nifas pada Ny."I" di Bidan Praktik

Mandiri (BPM) Ny “T” di Kecamatan Tenggarang Kabupaten

Bondowoso Tahun 2017 yang didokumentasikan dengan pendekatan

Varney dan SOAP.

4. Melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada bayi Ny."I" di Bidan

Praktik Mandiri (BPM) Ny “T” di Kecamatan Tenggarang Kabupaten

Bondowoso Tahun 2017 yang didokumentasikan dengan pendekatan

Varney dan SOAP.

Page 23: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

4

5. Melakukan asuhan kebidanan keluarga berencana (KB) pada Ny."I" di

Bidan Praktik Mandiri (BPM) Ny “T” di Kecamatan Tenggarang

Kabupaten Bondowoso Tahun 2017 yang didokumentasikan dengan

pendekatan Varney dan SOAP.

1.4 Manfaat

1.4.1 Institusi pendidikan

Memberikan tambahan kepustakaan dan pengetahuan tentang asuhan

kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB.

1.4.2 Lahan praktik

Dapat meningkatkan kualitas pekayanan kesehatan yang lebih bermutu

dalam asuhan kebidanan ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB.

1.4.3 Penyusun

Dapat membandingkan antara teori dengan kasus dan mendapat

pemahaman mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas,

neonatus, dan KB.

1.4.4 Klien

Klien mendapat pelayanan sesuai dengan asuhan kebidanan pada masa

kehamilan, bersalin, nifas, neonatus, dan KB.

Page 24: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Teori Kehamilan

2.1.1 Pengertian

Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari

pertama haid terakhir. Kehamilan di bagi dalam tiga trimester, yaitu trimester I

dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester II dari bulan keempat sampai 6

bulan, trimester III dari bulan ke 7 sampai 9 bulan (Prawirohardjo, 2008).

Kehamilan adalah hasil pertemuan sperma dan sel telur. Dalam prosesnya

perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh perjuangan

(Maulana, 2008).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyumbatan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi dan

berakhir sampai permulaan persalinan (Hanafiah, 2008).

Kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari

ovulasi, pelepasan ovum, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan

pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan

tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2012).

2.1.2 Klasifikasi Usia Kehamilan

Menurut Asrinah (2010), dalam buku berjudul asuhan kebidanan masa

kehamilan mengemukakan bahwa kehamilan dibagi menjadi tiga trimester yaitu:

1. Trimester I usia 0-12 minggu. Pada trimester pertama sering dikatakan

sebagai masa penentuan untuk membuktikan bahwa wanita dalam keadaan

hamil.

2. Trimester II usia kehamilan 13-27 minggu. Pada trimester kedua kehamilan

biasanya sudah jelas, wanita dan keluarganya sudah mengatur waktunya

untuk kehamilan dan kunjungan pertama dan keduanya sudah lengkap.

Page 25: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

6

3. Trimester III usia kehamilan 28-40 minggu. Trimester ini disebut trimester

terakhir kehamilan. Janin ibu sedang berada di dalam tahap penyempurnaan

dan akan semakin bertambah besar sampai memenuhi seluruh rongga rahim.

2.1.3 Perubahan Anatomi dan Fisiologis pada Kehamilan

Perubahan anatomi dan fisiologis pada kehamilan antara lain:

1. Sistem Reproduksi

a. Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan

melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan.

Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan

semula dalam beberapa minggu setelah persalinan. Selama kehamilan

uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung

janin, plasenta, dan cairan amnion. Pembesaran uterus meliputi

peregangan dan penebalan sel-sel otot, sementara produksi miosit yang

sangat terbatas (Prawirohardjo, 2014).

b. Serviks

Serviks merupakan bagian paling bawah dari uterus. Panjang serviks

sekitar 2,5-3 cm dan 1 cm menonjol ke vagina. Ujung dari serviks yang

menonjol ke vagina disebut portio. Pada wanita yang pernah melahirkan

(multipara) portio sedikit terbuka. Serviks terdapat saluran yang di sebut

kanalis servikalis yang terdiri dari 2 muara yaitu Ostium Uteri Eksternum

(OUE) dan Ostium Uteri Internum (OUI). Menjelang persalinan terjadi

penurunan konsentrasi kolagen sehingga menjadikan serviks lebih lunak

dan lebih mudah membuka atau meregang untuk dapat mengeluarkan

kepala bayi (Prawirohardjo, 2009).

c. Vagina dan Perineum

Dinding Vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan

persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan

meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan

hipertrofi dari sel otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah

panjangnya dinding vagina. Papila mukosa juga mengalami hipertrofi

Page 26: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

7

dengan gambaran seperti paku sepatu. Peningkatan volume sekresi

vagina juga terjadi, dimana sekresi akan berwarna keputihan, menebal,

dan PH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi

asam laktat glikogen yang di hasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari

lactobacillus acidophilus (Prawirohardjo, 2014).

2. Kulit

Pada banyak perempuan kulit di garis pertengahan perutnya (Linea alba)

akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra.

Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan

leher yang disebut dengan cloasma gravidarum. Selain itu, pada areola dan

daerah genital juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang

berlebihan itu biasanya akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah

persalian (Prawirohardjo, 2014).

3. Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi

lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan

vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih

besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna

kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari

kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi (Prawirohardjo, 2014).

4. Perubahan Metabolik

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari

uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan

ekstraselular, diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah

12,5 kg (Prawirohardjo, 2014).

5. Sistem Respirasi

Pada kehamilan 32 minggu ke atas kebanyakan wanita hamil mengalami

gangguan sesak nafas, hal tersebut terjadi karena usus-usus tertekan uterus

yang membesar ke arah diafragma. Sehingga kebanyakan wanita mengalami

10 derajat kesulitan bernafas (Hanifa, 2014).

Page 27: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

8

6. Sistem Perkemihan

Pada akhir kehamilan kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul

ehingga menimbulkan keluhan seperti sering berkemih. Desakan tersebut

menyebabkan kandung kemih cepat terisi penuh (Prawirohardjo, 2009).

7. Sistem Endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar 135%.

Akan tetapi kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam

kehamilan. Pada perempuan yang mengalami hipofisektomi persalinan dapat

berjalan dengan lancar. Hormon prolaktin akan meningkat 10x lipat pada saat

kehamilan aterm.

Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun.

Hal ini juga di temukan pada ibu-ibu yang menyusui (Prawirohardjo, 2014).

8. Traktus Digestivus

Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan usus akan tergeser.

Demikian juga dengan apendiks yang akan bergeser ke arah atas dan lateral.

Mual terjadi akibat penurunan asam hidroklorid dan penurunan motilitas,

serta konstipasi sebagai akibat penurunan motilitas usus besar. Gusi akan

lebih hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja bisa

menyebabkan perdarahan (Prawirohardjo, 2014).

2.1.4 Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil

Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada ibu hamil:

1. Perubahan Psikologis Trimester I

a. Kadang muncul penolakan kecemasan dan kesedihan bahkan kadang ibu

berharap agar dirinya tidak hamil saja.

b. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini

dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.

c. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan

kehamilannya.

d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat

perhatian dengan seksama.

Page 28: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

9

2. Perubahan Psikologis Trimester II

a. Ibu merasa sehat tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang

tinggi.

b. Merasakan gerakan anak.

c. Menuntut perhatian dan cinta.

d. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang

lain yang baru menjadi ibu.

3. Perubahan Psikologis Trimester III

a. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

b. Khawatir bayi dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang

mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

c. Merasa kehilangan perhatian.

d. Perasaan mudah terluka atau sensitif.

2.1.5 Kebutuhan ibu hamil

Kebutuhan-kebutuhan ibu pada saat hamil diantaranya:

1. Kebutuhan Energi atau Nutrisi

a. Protein

Penambahan protein selama kehamilan tergantung kecepatan

pertumbuhan janinnya. Bisa didapat dari nabati maupun hewani. Sumber

Menurut Widyakarya pangan dan gizi VI 2004 menganjurkan

penambahan 17 gram tiap hari. Kebutuhan protein bisa didapat dari

nabati dan hewani. Sumber hewani seperti daging tak berlemak, ikan,

telur, susu. Sedangkan sumber nabati seperti tahu, tempe dan kacang-

kacangan protein digunakan untuk pembentukan jaringan baru baik

plasenta dan janin, pertumbuhan dan diferensiasi sel, pembentukan

cadangan darah dan persiapan masa menyusui.

b. Lemak

Lemak dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin

selama dalam kandungan sebagai kalori utama. Lemak merupakan

sumber tenanga dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Selain itu,

lemak disimpan persiapan ibu sewaktu menyusui. Kadar lemak akan

meningkat pada kehamilan trimester III.

Page 29: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

10

c. Asam folat

Asam folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting

dalam perkembangan embrio. Asam folat juga membantu mencegah

neural tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang belakang.

Kekurangan asam folat dapat menyebabkan kehamilan prematur, anemia,

cacat bawaan, bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) dan

pertumbuhan janin terganggu.

d. Kalsium

Ibu hamil membutuhkan kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi,

membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi, serta

mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot dan sekresi hormon.

Kebutuhan kalsium ibu hamil sekitar 1000 miligram perhari. Sumber

kalsium didapat dari ikan teri, susu, keju, udang, dan sayuran hijau.

e. Air

Air berfungsi untuk membantu sistem pencernaan makanan dan

membantu proses transfortasi. Selama hamil, terjadi perubahan nutrisi

dan cairan pada membran sel. Air menjaga keseimbangan sel, darah,

getah bening, cairan vital tubuh lainnya. Air menjaga keseimbangan suhu

tubuh, karena itu dianjurkan untuk minum 6-8 gelas per hari.

2. Personal Hygiene

Kebersihan tubuh ibu hamil harus dijaga selama kehamilan. Karena

perubahan anatomi dan sistem metabolisme dapat meningkatkan pengeluaran

keringat dan tubuh menjadi lebih lembab dan mudah terinfeksi oleh

mikroorganisme sehingga menyebabkan berbagai gangguan fisik dan

psikososial.

3. Pakaian

Hal yang perlu diperhatikan untuk pakaian ibu hamil:

a. Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat

b. Pakaian bra yang menyokong payudara

c. Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan ketat di daerah perut

d. Pakaian dalam harus selalu bersih

e. Memakai sepatu dengan hak rendah

Page 30: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

11

4. Eliminasi

Kebutuhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi

adalah konstipasi dan sering Buang Air Kecil (BAK). Konstipasi terjadi

karena adanya pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek rileks

terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu, desakan usus oleh

pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan

pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan

tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam

keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika perut dalam keadaan

kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus. Jika sudah mengalami

dorongan, segeralah untuk Buang Air Besar (BAB) agar tidak terjadi

konstipasi.

Sering Buang Air Kecil (BAK) merupakan keluhan yang umum dirasakan

oleh ibu hamil, terutama pada trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi

fisiologis. Ini terjadi karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus

yang mendesak kantong kemih sehingga kapasitasnya berkurang. Sedangkan

pada trimester III terjadi pembesaran janin yang juga menyebabkan desakan

pada kantong kemih.

Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi keluhan ini sangat

tidak dianjurkan, karena ada penyebab dehidrasi.

5. Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada

riwayat penyakit seperti berikut:

a. Sering abortus dan kelainan prematur.

b. Perdarahan pervaginam.

c. Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu pertama

kehamilan.

d. Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan

infeksi janin.

6. Mobilisasi, bodi mekanik

Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah

lordosis, karena tumpuan tubuh bergeser lebih kebelakang dibanding sikap

Page 31: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

12

tubuh ketika tidak hamil. Keluhan yang sering muncul dari perubahan ini

adalah rasa pegal dipunggung dan kram kaki ketika tidur malam. Untuk

mencegah dan mengurangi keluhan ini, dibutuhkan sikap tubuh yang baik

diantaranya:

a. Posisi tubuh saat mengangkat beban, yaitu dalam keadaan tegak lurus

dan pastikan beban terfokus pada lengan.

b. Tidur dengan posisi kaki ditinggikan

c. Duduk dengan posisi punggung tegak

d. Hindari duduk atau berdiri terlalu lama (ganti posisi secara bergantian

untuk mengurangi ketegangan otot).

7. Senam Hamil

Senam hamil merupakan bukan keharusan. Namun, dengan melakukan

senam hamil akan banyak memberi manfaat dalam membantu kelancaran

proses persalinan, antaralain dapat melatih perfasan, relaksasi, menguatkan

otot-otot panggul dan perut, serta melatih cara mengejan yang benar.

Tujuan senam hamil yaitu memberi dorongan serta melatih jasmani dan

rohani ibu secara bertahap, agar ibu mampu menghadapi persalinan dengan

tenang, sehingga proses persalinan dapat berjalan dengan lancar dan mudah.

Manfaat senam hamil secara teratur dan terukur:

a. Memperbaiki sirkulasi darah

b. Mengurangi pembengkakan

c. Memperbaiki keseimbangan otot

d. Mengurangi resiko gangguan gastrointestina termasuk gangguan sembelit

e. Mengurangi kram atau kejang kaki

f. Menguatkan otot perut

8. Istirahat

Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat

pada perut, terjadi perubahan sikap tubuh. Tidak jarang ibu akan mengalami

kelelahan. Oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting bagi ibu hamil.

Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat terutama saat

hamil tua. Posisi terbaring miring dianjurkan untuk meningkatkan perfusi

uteri dan oksigenasi pada janin. Selama periode istirahat yang singkat,

Page 32: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

13

seorang perempuan bisa mengambil posisi terlentang dengan kaki

disandarkan pada dinding untuk meningkatkan aliran vena dari kaki dan

mengurangi edema kaki serta varises vena.

9. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara untuk memproduksi imunitas aktif buatan

pada manusia untuk melindungi diri melawan dan mencegah penyakit

tertentu dengan memasukkan suatu zat kedalam tubuh melalui penyuntikan

atau secara oral (Rukiyah dkk, 2010) Imunisasi selama kehamilan sangat

penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang bisa menyebabkan

kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah Tenanus

Toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus. Imunasi Tetanus Toxoid

(TT) pada ibu hamil harus terlebih dahulu ditentukan status kekebalan atau

imunisasinya.

Selama kehamilan, bila ibu berstatus T0, hendaknya ia mendapatkan

minimal dua dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 1 Bulan, dan bila

memungkinkan, untuk mendapatkan TT3 sesudah 6 bulan berikutnya).

Sedangkan untuk perlindungan selanjutnya dapat diberikan TT4 setelah 12

bulan dari TT3 dan TT5 setelah 12 bulan TT4.

2.1.6 Tanda bahaya kehamilan

Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan antisipasi dalam kehamilan

dalam kehamilan lanjut yaitu:

1. Perdarahan

a. Plasenta previa

Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa

menutupi seluruh atau sebagian dari Ostium Uteri Internum (OUI)

(Prawirohardjo, 2011).

b. Solusio Plasenta

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan

maternal plasenta dari tempat implantasi yang normal pada lapisan desisua

endometrium sebelum waktunya yaitu sebelum anak lahir, yang ditandai

dengan keluarnya darah kehitaman dan nyeri pada abdomen

(Prawirohardjo, 2011).

Page 33: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

14

2. Sakit Kepala Hebat

Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit

kepala hebat, sakit kepala menetap, dan sakit kepala yang tidak hilang dengan

istirahat (Nany, 2011).

3. Pandangan Kabur

Masalah visual yang mengidentifikasi keadaan yang mengancam jiwa

adalah perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan kabur atau

terbayang, melihat bintik-bintik (spot) dan berkunang-kunang. Hal tersebut

bisa jadi merupakan tanda-tanda yang menunjukkan adanya preeklmpsia

berat yang mengarah pada eklampsia (Prawirohardjo, 2009)

4. Bengkak pada Muka dan Tangan

Bengkak dapat menunjukkan masalah serius apabila muncul pada muka

dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai keluhan fisik lainnya

seperti sakit kepala hebat, pandangan kabur, dan lain-lain. Hal ini merupakan

pertanda anemia, gagal jantung, atau preeklampsia (Prawirohardjo, 2009).

5. Keluar Cairan Pervagina

Jika ibu mengeluarkan cairan tidak terasa, berbau amis, dan warna putih

keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban. Ibu harus dapat membedakan

antara urine dengan air ketuban, jika kehamilan belum cukup bulan, waspada

terjadinya persalian preterm dan komplikasi intrapartum (Sulistyawati, 2009).

6. Gerakan janin berkurang

Kesejahteraan janin dapat diketahui dari kekreatifan gerakannya.

Minimal 10 kali dalam 24 jam, jika kurang dari itu maka waspada akan

gangguan janin dalam rahim, misalnya asfiksia janin sampai kematian janin

(Prawirohardjo, 2009).

Jika terjadi salah satu dari tanda bahaya kehamilan segera untuk periksa

ketempat pelayanan kesehatan terdekat.

Pencegahan penyulit kehamilan dapat dilakukan dengan mengetahui hal-

hal sebagai berikut:

a. 3 Terlambat

Menurut sarwono (2007), adapun kriteria 3 terlambat (the three delay

models) yaitu:

Page 34: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

15

1) Terlambat dalam mengenali tanda bahaya kehamilan dan persalian

(T1)

Merupakan keterlambatan dalam mengambil keputusan untuk

mencari perawatan kesehatan apabila terjadi komplikasi obstetrik.

Keadaan ini terjadi karena berbagai alasan, termasuk didalamnya

adalah keterlambatan dalam mengenali adanya resiko tinggi yang

disebabkan oleh taraf pendidikan rendah. Rendahnya pengetahuan ibu

dan keluarga tentang tanda bahaya pada kehamilan mendasari

pelaksanaan sistem rujukan yang masih kurang. Disebut terlambat,

apabila keputusan yang diambil untuk dirujuk dalam waktu >30 menit.

2) Terlambat dalam mencapai fasiltas (transportasi ke rumah sakit atau

puskesmas karena jauh) (T2)

Hal ini terjadi akibat keterlambatan untuk mencapai fasilitas

kesehatan dan umumnya terjadi akibat kesulitan transportasi.

Beberapa desa memiliki pilihan transportasi yang sangat terbatas dan

fasilitas yang buruk. Keadaan geografis dilapangan mengakibatkan

banyak rumah sakit rujukan tidak dapat dicapai dalam waktu dekat.

Disebut terlambat apabila waktu yang diperlukan untuk mencapai

tempat pelayanan kesehatan rujukan >2 jam.

3) Terlambat dalam mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat

difasilitas pelayanan (kurang lengkap atau tenanga medis kurang)

(T3).

Seringkali para ibu harus menunggu selama beberapa jam ditempat

pelayanan kesehatan rujukan karena manajemen staf yang buruk,

kebijakan pembayaran kesehatan yang menyulitkan, kesulitan dalam

memperoleh darah untuk keperluan transfusi, kurangnya peralatan dan

obat penting dan ruang operasi. Pelaksanaan sistem pelayanan

kebidanan yang baim didasarkan pada regionalisasi pelayanan

perinatal, dimana ibu hamil harus mempunyai kesempatan pelayanan

operatif dalam waktu tidak lebih dari 1 jam dan bayi harus dapat

segera dilahirkan. Disebut terlambat apabila penderita mendapat

pelayanan setelah >30 menit tiba ditempat rujukan.

Page 35: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

16

b. 4 Terlalu

Menurut BKKBN (2007), 4 Terlalu diantaranya:

1) Terlalu Muda (Primi Muda)

Ibu hamil pertama pada usia kurang dari 20 tahun. Dimana kondisi

panggul belum berkembang secara optimal dan kondisi yang belum

siap menghadapi kehamilan dan menjalan peran sebagai ibu.

2) Terlalu Tua (Primi Tua)

Ibu hamil pertama pada usia ≥35 tahun. Pada usia ini organ

kandungan menua, jalan lahir tambah kaku, ada kemungkinan besar

mendapat anak cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan.

3) Terlalu Sering (perbedaan usia anak sangat dekat)

Jarak antara kehamilan satu dengan berikutnya kurang dari 2 tahun

(24 bulan). Kondisi rahim ibu belum pulih, waktu ibu untuk menyusui

dan merawat bayi kurang. Terlalu sering melahirkan bisa memberi

dampak buruk bagi sang ibu. Risiko kematian menjadi lebih

meningkat. Pasalnya, jika terlalu sering melahirkan kemungkinan

kemungkinan terjadi perdarahan saat persalinan. Perdarahan terjadi

akibat kegagalan berkontraksi rahim atau biasa disebut perdarahan

pascapersalinan.

4) Terlalu Banyak (memiliki lebih dari empat orang anak)

Ibu pernah hamil atau melahirkan lebih dari 4 kali. Kemungkinan

akan di temui kesehatan yang terganggu, kekendoran pada dinding

perut, tampak pada ibu dengan perut yang menggantung.

2.1.7 Pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil

1. Menurut Depkes RI (2009), standar asuhan minimal kehamilan termasuk

dalam "10 T", antara lain :

a. Ukur Berat Badan dan Tinggi Badan (T1)

Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil

dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan

kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4-

0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Berat badan ideal untuk ibu hamil

sendiri tergantung dari IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu sebelum hamil.

Page 36: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

17

Indeks massa tubuh (IMT) adalah hubungan antara tinggi badan dan

berat badan. Ada rumus tersendiri untuk menghitung IMT anda yakni :

Berat Badan dalam Kilogram (Tinggi dalam meter)2

Tabel 2.1 Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan

berdasarkan Indeks Massa Tubuh

Kategori IMT Rekomendasi kenaikan BB total

Rendah (IMT <19,8) 12,5-18

Normal (IMT 19,8-26,0) 11,5-16

Tinggi (IMT >26,0-29,0) 7,0-11,5

Obesitas (IMT > 29) ≥ 7,0

Gemeli 16-20,5

Sumber: (Prawirohadjo, 2013)

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.

Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan

atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya

gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan ibu hamil

dilakukan untuk deteksi faktor resiko terhadap kehamilan. Jika kurang

dari 145 cm resiko (Cephalo Pelvic Disproportion) CPD atau panggul

sempit.

b. Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA) (T2)

Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga

kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko Kekurangan

Energi Kronik (KEK). KEK disini maksudnya ibu hamil yang mengalami

kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun)

dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat

melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR)

Page 37: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

18

c. Ukur Tekanan Darah (T3)

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90

mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema

wajah dan atau tungkai bawah, dan atau proteinuria) Tekanan darah yang

normal 110/80-120/80 mmHg.

d. Ukur Tinggi Fundus Uteri (T4)

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan

umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan,

kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran

setelah kehamilan 24 minggu.

Tabel 2.2 Perkiraan Tinggi Fundus Uteri terhadap umur kehamilan

Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan

1/3 diatas simpysis atau 3 jari atas simpysis 12 minggu

1/2 simpysis-pusat 16 minggu

2/3 diatas simpysis atau 3 jari bawah pusat 20 minggu

Setinggi pusat 24 minggu

1/3 diatas pusat atau 3 jari atas pusat 28 minggu

1/2 pusat-procesus xipoideus 32 minggu

Setinggi procesus xipoideus 36 minggu

Sumber: (Prawirohadjo, 2013)

e. Tentukaan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) (T5)

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan

selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini

dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III

bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke

panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.

Page 38: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

19

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap

kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ

cepat lebih dari 160/menit menunjukkan adanya gawat janin.

f. Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) (T6)

Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) artinya pemberian kekebalan

terhadap penyakit tetanus kepada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus

mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining

status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil,

disesuai dengan status imunisasi ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki

status imunisasi T2 agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi

tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi T5 (TT long life) tidak perlu

diberikan imunisasi lagi.

Tabel 2.3 Skrining Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Riwayat Imunisasi Ibu Imunisasi

yang didapat Status Imunisasi

Imunisasi Dasar Lengkap DPT Hb1 DPT Hb2 DPT Hb3

T1 dan T2

Anak Sekolah Kelas 1 SD DT T3

Kelas 2 SD Td T4

Kelas 3 SD Td T5

Calon Pengantin masa hamil

TT

- Jika ada status T diatas yang tidak terpenuhi

- Lanjutkan urutan T yang belum terpenuhi

- Perhatikan Interval pemberian

Sumber: Midwifery Update (2016)

g. Pemberian Tablet Tambah Darah (Tablet Besi/Fe) (T7)

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat

tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak

kontak pertama.

Page 39: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

20

h. Pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus) (T8)

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:

1) Pemeriksaan golongan darah

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk

mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk

mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan

apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.

2) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)

Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal

sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga.

Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut

menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi

anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam

kandungan.

3) Pemeriksaan protein dalam urin

Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada

trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan

untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria

merupakan salah satu indikator terjadinya preeklampsia.

4) Pemeriksaan kadar gula darah

Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus

dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal

sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali

pada trimester ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).

5) Pemeriksaan darah malaria

Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan

darah malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama. ibu hamil

di daerah non endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah malaria

apabila ada indikasi.

6) Pemeriksaan tes sifilis

Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan

ibu hamil yang diduga sifilis. Pemeriksaaan sifilis sebaiknya

Page 40: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

21

dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.

7) Pemeriksaan HIV

Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus

HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah

menjalani konseling kemudian diberi kesempatan untuk menetapkan

sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV.

8) Pemeriksaan BTA

Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai

menderita tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi tuberkulosis

tidak mempengaruhi kesehatan janin. Selain pemeriksaaan tersebut

diatas, apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang

lainnya di fasilitas rujukan.

i. Tatalaksana/Penanganan kasus (T9)

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan

laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus

ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan.

Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem

rujukan..

j. Temu wicara/Konseling (T10)

Temu wicara dan konseling dilakukan setiap kunjungan antenatal

yang meliputi kesehatan ibu, perilaku hidup sehat, peran suami/keluarga

dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada

kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi,

asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular dan tidak menular,

penawaran untuk melakukan test dan konseling HIV, inisiasi menyusui

dini (IMD), dan pemberian ASI eksklusif, KB paska persalinan,

imunisasi dan peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan

(Pantiawati & Suryono, 2010).

2. Jadwal Kunjungan Ulang

Berikut ini merupakan jadwal pelaksanaan Kunjungan Neonatus (KN)

dan Kunjungan Nifas (KF),

Page 41: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

22

a. Kunjungan Neonatal (KN)

1) Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam kurun waktu

6 jam-48 jam setelah bayi lahir.

2) Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu

3-7 hari setelah bayi lahir.

3) Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu

8-28 hari setelah lahir.

b. Kunjungan Masa Nifas

1) Kunjungan (KF 1) dilakukan 6-8 jam setelah persalinan.

2) Kunjungan (KF 2) dilakukan 6 hari setelah persalinan.

3) Kunjungan (KF 3) dilakukan 2 minggu setelah persalinan.

4) Kunjungan (KF 4) dilakukan 6 minggu setelah persalinan.

3. Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR)

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan dimana ibu hamil maupun

janin yang dikandungnya berada dalam risiko kematian. Angka kejadian

kehamilan risiko tinggi kurang lebih 20% dari semua kehamilan.

Batasan pengisian skrining antenatal deteksi dini ibu hamil risiko

tinggi dengan menggunakan KSPR berupa kartu skor yang digunakan

sebagai alat skrining antenatal.

a. Menurut Firaya, dkk (2012), manfaat Kartu Skor Poedji Rochjati

(KSPR):

1) Menemukan faktor risiko bumil

2) Menentukan kelompok risiko bumil

3) Alat pencatat kondisi bumil

b. Menurut Prawirohardjo (2008), fungsi Skor Poedji Rochjati (KSPR)

1) Melakukan skrining atau deteksi dini risiko tinggi ibu hamil

2) Pemberdayaan ibu hamil, suami dan keluarga:

a) Sarana KIE untuk mudah disampaikan dan diterima

b) Kebutuhan upaya untuk persalian aman

c) Pengambilan keputusan bersama

3) Alat peringatan dini bagi tenaga kesehatan seperti lampu lalu

lintas waspada

Page 42: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

23

c. Menurut Prawirohardjo (2008), cara pemberian skor:

1) Skor 2

Untuk umur dan paritas pada semua ibu hamil sebagai skor awal

2) Skor 4

a) Ibu hamil dengan penyakit anemia, malaria, tuberculosa paru,

payah jantung, penyakit menular seksual

b) Pre eklampsia ringan: bengkak pada muka/tungkai dan

tekanan darah tinggi

c) Hamil kembar/gemelli

d) Kembar air/hidramnion

e) Bayi mati dalam kandungan

f) Hamil lebih bulan (serotinus)

3) Skor 8

a) Bekas operasi sesar

b) Letak sungsang

c) Letak lintang

d) Perdarahan dalam kehamilan ini

e) Pre eklamsia berat dan atau eklamsia

d. Menurut Poedji Rochjati (2008), Faktor risiko pada ibu hamil

dikelompokkan menjadi:

1) Kelompok faktor risiko I (ada potensi risiko)

a) Terlalu muda hamil pertama umur 16 tahun atau kurang

b) Primi tua primer

c) Terlalu tua, hamil pertama umur 35 tahun atau lebih

d) Terlalu lambat hamil. Setelah kawin 4 tahun lebih

e) Terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10 tahun lebih

f) Terlalu cepat punya anaki, anak terkecil usia kurang 2 tahun

g) Grande multi terlalu banyak punya anak 4 atau lebih

h) Terlalu tua, hamil umur 35 tahun atau lebih

i) Terlalu pendek

j) Tinggi badan ≤145

Page 43: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

24

k) Pada hamil pertama, kedua atau lebih belum pernah

melahirkan normal

l) Pernah gagal pada kehamilan yang lalu

m) Pernah melahirkan dengan:

(1) Tarikan tangan/vakum

(2) Uri dikeluarkan oleh penolong

(3) Pernah diinfus/transfusi pada pendarahan post partum

n) Bekas operasi sesar

2) Kelompok faktor risiko II (ada risiko)

a) Ibu hamil dengan penyakit:

(1) Anemia: pucat, lemas badan lekas lelah

(2) Malaria: panas tinggi, keringat dingin, sakit kepala

(3) Tuberculosa paru

(4) Payah jantung

(5) Penyakit lain : HIV/AIDS, penyakit menular seksual

(6) Pre eklampsia ringan: bengkak pada muka/tungkai dan

tekanan darah tinggi

(7) Hamil kembar/gemelli

(8) Kembar air/hidramnion

(9) Bayi mati dalam kandungan

(10) Hamil lebih bulan (serotinus)

(11) Letak sungsang

(12) Letak lintang

3) Kelompok faktor risiko III (ada gawat darurat), menurut Firaya,

dkk (2012), antara lain:

a) Perdarahan dalam kehamilan ini : Mengeluarkan darah pada

waktu hamil, sebelum kelahiran bayi

b) Pre eklamsia berat dan atau eklamsia

e. Klasifikasi

Menurut Prawirohardjo (2008), kelompok resiko berdasarkan

jumlah skor pada tiap kotak, ada 3 kelompok resiko:

Page 44: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

25

1) Kehamilan risiko rendah (KRR)

Jumlah skor 2 dengan kode warna hijau, selama hamil tanpa

faktor resiko, rencana bersalin boleh ditolong oleh bidan dan

tempat persalinan di BPM atau dipolindes

2) Kehamilan resiko tinggi (KRT)

Jumlah skor 6-10 dengan kode warna kuning, selama hamil

terdapat faktor resiko terjadinya komplikasi pada persalinan lebih

besar, rencana bersalin boleh di tolong oleh bidan atau dokter dan

tempat persalinan di polindes, puskesmas, atau rumah sakit.

3) Kehamilan resiko sangat tinggi (KRST)

Jumlah skor sama dengan atau lebih 12 dengan kode warna

merah, ibu hamil dengan resiko ganda atau lebih yang dapat

mengancam nyawa ibu atau janin, rencana bersalin hanya boleh

ditolong oleh dokter dan tempat persalinan di Rumah Sakit.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny “. . . “ G. . . P . . . HAMIL . . . MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP

DENGAN . . . .

Tanggal/Waktu pengkajian : Untuk mengetahui tanggal pengkajian

Tempat pengkajian : Untuk mengetahui tempat pengkajian

Petugas : Untuk mengetahui identitas pengkaji

I. PENGKAJIAN

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi data yang akurat dan lengkap

dan dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

A. Data Subyektif

Data subyektif didapatkan berdasarkan hasil anamnesis yang

dilakukan oleh bidan terhadap klien. Anamnesis adalah pengkajian dalam

rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-

pertanyaan.

1. Biodata

Page 45: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

26

Nama : nama pasien dikaji untuk membedakan pasien satu

dengan pasien yang lainnya (Hani dkk, 2010).

Umur : untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari

20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental

psikisnya belum siap, sedangkan umur lebih dari 35

tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam

masa nifas (Ambarwati, 2009).

Pendidikan : berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya,

sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai

dengan pendidikannya (Sulistyawati, 2012).

Pekerjaaan : untuk mengetahui pekerjaan ibu, jika pekerjaannya

mengganggu kehamilannya maka disarankan untuk

menghentikan pekerjaannya (Sulistyawati, 2012).

Suku : berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan

sehari-hari, sehingga memberikan pelayanan dapat

disesuaikan dengan suku serta kebiasaan yang ada

(Sulistyawati, 2009).

Agama : sebagai dasar dalam memberikan dukungan mental

dan spiritual terhadap pasien dan keluarga

(Sulistyawati, 2009).

Alamat : untuk mengetahui keadaan lingkungan sekitar pasien

dan untuk mempermudah melakukan kunjungan

(Sulistawati, 2012).

2. Keluhan utama

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan pasien saat ini.

Misalnya sering merasakan nyeri pada pinggangnya, nyeri perut

bagian bawah, kram pada kakinya, bengkak pada kaki, sering

kencing dan susah tidur semenjak usia kehamilannya bertambah

besar (Sulistyawati, 2012).

Page 46: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

27

3. Riwayat kesehatan

Sekarang : untuk mengkaji apabila selama kehamilan ibu menderita

penyakit menahun, menurun, dan menular seperti

jantung, hipertensi, ginjal, DM, TBC, Hepatitis, dan lain-

lain serta dalam proses pengobatan akan mempengaruhi

kehamilan dan persalinan (Mochtar, 2013).

Dahulu : untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita

ibu hamil yaitu penyakit menahun seperti jantung,

penyakit menurun seperti hipertensi, DM, penyakit

menular seperti TBC, Hepatitis, PMS baik yang sudah

sembuh atau yang masih dalam penyembuhan dan lain-

lain yang akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan

(Mochtar, 2013).

Keluarga : untuk mengetahui apabila salah satu dari anggota

keluarga baik dari pihak suami ataupun istri yang hidup

serumah atau tidak serumah menderita penyakit menular

yang dapat mempengaruhi kehamilan dan persalinan.

Bila salah satu keluarga ada yang riwayat kembar

kemungkinan kehamilan bisa kembar (Mochtar, 2013).

4. Riwayat menstruasi

Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari organ

reproduksinya. Menurut Sulistyawati (2009), Beberapa data yang

harus diperoleh dari riwayat menstruasi ialah sebagai berikut:

a. Menarche adalah usia pertama kali menagalami menstruasi

untuk wanita indonesia pada usia 12-16 tahun.

b. Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami

dengan menstruasi bberikutnya dalam hitungan hari biasanya

sekitar 23-32 hari.

c. Lama : lama ibu yang mengalami menstruasi rata-rata 3-5 hari,

kadang sampai 7 hari

d. Volume/banyaknya darah : data ini berkaitan dengan seberapa

banyak darah menstruasi yang dikeluarkan kadang kita akan

Page 47: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

28

kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sehinga dapat

diganti dengan kriteria banyak, sedang dan sedikit atau bisa juga

dengan mengajukan pertanyaan berapa ganti pembalut dalam

sehari.

e. Sifat darah : ciri khas darah yang keluar pada saat menstruasi

yaitu encer atau tidak, warna merah atau merah kecoklatan,

ataupun berbau amis.

f. Disminore : nyeri dibawah perut sebelum dan selama haid dan

sering kali menyebabkan rasa mual.

g. Flour albus : flour albus atau keputihan merupakan keluarnya

secret sebelum dan sesudah menstruasi.

h. Keluhan : apa yang dirasakan ketika mengalami menstruasi,

misalnya nyeri perut, sakit kepala sampai pingsan, atau jumlah

darah yang banyak, sehingga hal tersebut dapat menunjukkan

kepada diagnosis tertentu.

i. HPHT : hari pertama haid terakhir yang digunakan umtuk

menghitung usia kehamilan.

5. Riwayat obstetri

Ditanyakan kepada ibu, ini merupakan kelahiran anak pertama, ke

dua atau lebih terdiri yang terdiri dari:

a. Kehamilan

Ditanyakan ibu hamil ke berapa (hamil pertama primigravida,

hamil kedua atau berapa kali atau multigravida), umur

kehamilan, masalah, atau komplikasi yang dialami oleh ibu.

b. Persalinan

Ditanyakan kepada ibu jenis persalinan yang lalu, penolong,

tempat dan adanya komplikasi

1) Jenis persalinan : spontan, bantuan (forcep, vakum) atau SC

2) Penolong

a) Tenaga Medis : misal bidan atau dokter

b) Dukun : tidak melakukan pencegahan infeksi,

menganjurkan mengejan tanpa adanya kontraksi

Page 48: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

29

sehingga ibu banyak kehilangan tenaga bahkan tidak

dapat mengejan saat kontraksi berlangsung sehingga

menghambat persalinan.

c) Tempat : rentan terjangkit infeksi atau tidak, ibu merasa

nyaman atau tidak.

c. Komplikasi : penyulit atau masalah saat persalinan.

d. Anak

Ditanyakan kepada ibu jumlah anak, berat badan, panjang

badan, tunggal/gemeli, hidup/mati, jenis kelamin dan usia.

e. Nifas

Ditanyakan kepada ibu riwayat nifas dahulu, berapa lama, dan

komplikasi yang mungkin dialami ibu.

f. Laktasi

Ditanyakan kepada ibu apakah ibu pernah menyusui, berapa

lama, dan adakah masalah yang mungkin dialami ibu pada saat

proses menyusui.

6. Riwayat KB

Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan

kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama

menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah kelahiran

bayinya dan beralih ke kontrasepsi apa (Ambarwati, 2009).

7. Riwayat kehamilan sekarang

Untuk mengetahui berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya

ke tenaga kesehatan. Ibu ditanyakan tentang :

a. Tempat ANC : Posyandu/BPS/Puskesmas/Rumah Sakit

b. Berapa Kali ANC : untuk mengetahui banyaknya periksa hamil

c. Petugas ANC : Nakes/Non Nakes

d. Imunisasi TT : untuk mengetahui status TT Ibu

8. Pola kehidupan sehari-hari

a. Pola nutrisi

Menurut (Sulistyawati, 2009), pemenuhan nutrisi selama

hamil, apakah sudah sesuai kebutuhan ibu hamil. Beberapa hal

Page 49: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

30

yang perlu ditanyakan pada ibu berkaitan dengan pola makan

yaitu sebagai berikut:

1) Menu : banyak dikaitakan dengan pemenuhan pola diet

seimbang bagi ibu hamil. Jika pengaturan menu makanan

yang dilakukan pasien kurang seimbang, kemungkinan

besar ada komponen gizi yang tidak terpenuhi.

2) Frekuensi : data untuk mengetahui berapa banyak asupan

makanan yang dikonsumsi ibu.

3) Jumlah/porsi : data utuk menunjukkan seberapa banyak

makanan yang ibu makan dalam sekali makan. Sehingga di

dapatkan gambaran total makanan yang ibu makan.

4) Pantangan : penting dikaji untuk mengetahui kemungkinan

adanya pantangan makanan, apakah makanan tersebut justru

sangat mendukung pada masa kehamilannya seperti daging,

ikan atau telur.

5) Minum : untuk mengetahui kebiasaan pasien dalam

memenuhi kebutuhan cairannya selama hamil. Hal yang

perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi cairan yaitu dari

jenis minuman, frekuensi minum, dan jumlah yang

diminum dalam setiap harinya.

b. Pola eliminasi

1) Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang

air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau

serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna,

jumlah (Ambarwati, 2009).

2) Konstipasi merupakan hal yang umum selama kehamilan

karena aksi hormonal yang mengurangi gerakan peristaltik

usus dan pembesaran uterus yang menahannya.

3) Sering kencing merupakan hal umum yang terjadi selama

bulan pertama dan terakhir masa kehamilan karena rongga

perut dipenuhi oleh pembesaran uterus.

Page 50: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

31

c. Pola aktifitas

Untuk mengetahui aktifitas ibu sehari-hari, baik dalam

pekerjaannya, maupun dalam melakukan olahraga, sehingga

dapat diketahui apakah aktifitas ibu dapat membahayakan

kehamilannya atau tidak.

d. Pola istirahat

Istirahat merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan

oleh ibu hamil, sehingga perlu dikaji tentang kebiasaan istirahat

ibu supaya diketahui hambatan yang mungkin muncul jika

didapatkan data yang tidak sesuai tentang pemenuhan kebutuhan

istirahat ibu (Sulistyawati, 2009).

1) Istirahat siang : tidak semua wanita mempunyai kebiasaan

tidur siang, sehingga dapat disampaikan bahwa tidur siang

itu penting untuk menjaga kesehatan selama hamil.

2) Istirahat malam : rata-rata tidur malam normalnya adalah

6-8 jam.

e. Pola seksual

Perlu ditanyakan untuk mengetahui masalah yang terjadi

selama kehamilan, berapa kali dalam seminggu melakukannya.

Sehingga masalah yang mungkin dialami ibu dapat teratasi.

f. Personal hygiene

Kebersihan tubuh merupakan salah satu pokok-pokok yang

perlu diperhatikan dalam hygiene kehamilan meliputi:

kebersihan mulut, pemeliharan gigi, kebersihan tubuh, kulit,

muka dan kebersihan pakaian luar dan dalam.

9. Riwayat Psikososial dan Budaya

a. Riwayat pernikahan

Yang perlu dikaji adalah status menikah sah atau tidak,

berapa kali menikah, karena bila melahirkan tanpa status yang

jelas akan berkaitan dengan psikologisnya sehingga akan

mempengaruhi proses kehamilanya (Ambarwati, 2009).

Page 51: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

32

b. Riwayat psikososial

Yang terdiri dari komunikasi dengan keluarga (bahasa yang

digunakan sehari-hari), hubungan dengan keluarga, pengambilan

keputusan dalam keluarga, adat istiadat (apakah ibu menganut

mitos yang dapat mengganggu kehamilan).

c. Kebiasaan hidup sehat

Tanyakan pada ibu apakah pernah mengkonsumsi jamu,

minum-minuman keras serta obat-obatan terlarang.

d. Rencana persalinan

Untuk mengetahui rencana persiapan persalinan ibu, dari

tempat persalinan, penolong, biaya persalinan, kendaraan yang

akan digunakan, pendonor maupun pendamping pada saat

proses persalinan berlangsung.

B. Data Obyektif

Data obyektif merupakan data yang diambil setelah data subyektif

untuk melengkapi data dalam menegakkan diagnosis. Pengkajian data

obyektif didapat melalui hasil pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi,

perkusi dan auskultasi) secara berurutan dan pemeriksaan penunjang.

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum

Menurut Sulistyawati (2009), untuk mengetahui data ini

dapat dilakukan dengan mengamati keadaan pasien secara

keseluruhan. Hasil pengamatan dapat dilaporkan dengan kriteria

sebagai berikut:

1) Baik : jika pasien memperlihatkan respon baik terhadap

orang lain maupun lingkungan, serta secara fisik pasien

tidak dalam mengalami ketergantungan dalam berjalan.

2) Lemah : pasien di kategorikan dalam keadaan ini apabila

pasien kurang atau tidak memberikan respon baik terhadap

lingkungan maupun orang lain, dan pasien sudah tidak

mampu lagi untuk berjalan sendiri.

Page 52: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

33

b. Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,

dengan melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari

keadaan composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan

koma (pasien tidak dalam keadaan sadar) (Sulistyawati, 2009).

c. BB : parameter pertumbuhan yang paling sederhana dan mudah

diukur dan diulang dan merupakan indeks untuk status nutrisi

sesaat dan untuk mengetahui kenaikan bb ibu selama hamil, imt

normal (19,8-26 kg/m2)

d. TB : parameter untuk menilai indeks masa tubuh (IMT) ibu dan

untuk menilai status kesehatan ibu. Normalnya tinggi badan ≥

145 cm (jika kurang resiko CPD atau panggul sempit)

e. LILA : normalnya ≥ 23,5 cm (jika kurang disebut dengan KEK)

f. TTV

1) Tekanan darah : biasanya tidak berubah, kemungkinan

tekanan darah akan rendah setelah melahirkan karena ada

perdarahan. Tekanan darah tinggi pada kehamilan dapat

menandakan terjadinya hipertensi gravidarum dan

preeklamsia. Tekanan darah normal yaitu 100-120/60-80

mmHg (Nanny, 2011).

2) Nadi : denyut nadi normal pada orang dewasa 60-100

x/menit.

3) Suhu badan : suhu tubuh wanita hamil normalnya 36,5 –

37,50C.

4) Pernafasan : pernafasan normalnya 16 – 20x/menit.

g. HPL : untuk mengetahui hari perkiraan lahir

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : rontok atau tidak, bersih atau kotor, benjolan atau tidak

Wajah : oedema atau tidak, pucat atau tidak, ada

cloasmagravidarum atau tidak

Mata : konjungtiva merah muda atau tidak, sklera putih atau

tidak, palpasi palpebra

Page 53: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

34

Hidung : serumen atau tidak, polip atau tidak, epistaksis atau tidak,

pernapasan cuping hidung atau tidak

Gilut : bibir lembab atau tidak, stomatitis atau tidak, caries atau

tidak, ginggivitis atau tidak, baselack atau tidak

Telinga : ada atau tidak serumen, benda asing dan pendarahan.

Leher : pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar limfe,

pembesaran vena jugularis ada/tidak

Dada : simetris atau tidak, ronkhi, wheezing ada atau tidak

Payudara : simetris atau tidak, bersih atau tidak, menggantung atau

tegang, hiperpigmentasi ada atau tidak, puting menonjol

atau tidak, tuberculum mongomery ada atau tidak, ada

benjolan atau tidak, nyeri atau tidak, colostrum ada atau

tidak, colostrum ada/tidak.

Ketiak : ada atau tidak pembesaran kelenjar limfe

Abdomen : linea alba, linea nigra ada atau tidak, striae livida, striae

albicans ada atau tidak, bekas sc, pusat menonjol atau

datar, kandung kemih kosong atau penuh.

Palpasi Leopold

Leopold I : Mengukur TFU dan bagian yang berada pada fundus

uteri. Kepala, jika teraba bulat, keras, dan melenting.

Bokong, jika teraba tidak terlalu bulat, tidak terlalu

keras, dan kurang melenting.

TFU menurut tanggal tuanya kehamilan

1) Sebelum bulan ke 3 (12 minggu) : 1-2 jari diatas sympisis

2) Akhir bulan ke-4 (16 minggu) : pertengahan sympisis-pusat

3) Akhir bulan ke-5 (20 minggu) : 3 jari dibawah pusat

4) Akhir bulan ke-6 (24 minggu) : setengah pusat

5) Akhir bulan ke-7 (28 minggu) : 3 jari diatas pusat

6) Akhir bulan ke-8 (32 minggu) : pertengahan Px-pusat

7) Akhir bulan ke-9 (36 minggu) : 3 jari dibawah Px

8) Akhir bulan ke-10 (40 minggu) : pertengahan Px-pusat

Page 54: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

35

Leopold II : Menentukan apa yang berada pada sisi kanan dan kiri

ibu. Punggung, jika teraba ada tahanan keras

memanjang pada sisi kanan atau ataupun kiri ibu.

Ekstremitas, jika teraba bagian terkecil janin pada

bagian kanan atau kiri ibu

Leopold III : Menentukan apa yang berada pada bagian bawah dan

memeriksa apakah bagian tersebut sudah masuk PAP

atau belum. Kepala, jika teraba bulat, keras, dan

melenting. Bokong, jika teraba tidak terlalu bulat,

tidak terlalu keras, dan kurang melenting

Leopold IV : Menentukan bagian bawah janin sudah masuk PAP

atau tidak dan seberapa jauh masuk PAP.

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mengukur

menggunakan kedua tangan

1) Convergent : bagian kecil dari kepala turun

kerongga panggul

2) Sejajar : separuh dari kepala masuk ke dalam

rongga panggul

3) Divergent : sebagian besar dari kepala masuk ke

dalam rongga panggul

Atau dengan cara lain yaitu dengan perlimaan jari :

1) Periksa luar 5/5 artinya kepala diatas PAP, dan

masih dapat digerakkan.

2) Periksa luar 4/5 artinya kepala sulit digerakkan,

bagian tersebesar kepala belum masuk panggul.

3) Periksa luar 3/5 artinya bagian tersebesar kepala

belum masuk panggul.

4) Periksa luar 2/5 artinya bagian tersebesar kepala

sudah masuk panggul.

5) Periksa luar 1/5 artinya kepala di dasar panggul.

6) Periksa luar 0/5 artinya kepala di perineum.

Page 55: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

36

DJJ : mengetahui apakah janin hidup atau mati, apakah DJJ

masih dalam batas normal (120–160 x/menit).

TBJ : menghitung TBJ (TFU (cm) - N) x 155

N : 12 bila kepala belum melewati PAP

N : 11 bila kepala sudah melewati PAP

Punggung : ada atau tidak kelainan vertebrata berupa scoliosis,

lordosis, kyfosis

Ekst. Atas : simetris atau tidak, oedema atau tidak

Ekst. Bawah : simetris atau tidak, oedema atau tidak, varices atau

tidak, reflek patela positif atau negatif

Genetalia : vulva atau vagina bersih atau tidak, oedema atau

tidak, varises atau tidak, pengeluaran darah ada atau

tidak.

3. Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium

1) Darah

Pemeriksaan darah (Hb) minimal dilakukan 2x selama

hamil, yaitu pada trimester I dan III untuk mengetahui

apakah ibu anemia atau tidak. Menurut Manuaba (2012),

hasil pemeriksaan Hb dapat digolongkan sebagai berikut:

Tabel 2.4 Klasifikasi Anemia

Kadar Hb Klasifikasi

> 11gr% Tidak anemia

9-10 gr% Anemia ringan

7-8 gr% Anemia sedang

<7gr% Anemia berat

Sumber :Manuaba, I.A.C dkk. 2012.

Page 56: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

37

2) Pemeriksaan urine

a) Protein dalam urin

Menurut Depkes RI (2009), pemeriksaan dilakukan

pada kunjungan pertama dan pada setiap kunjungan

pada akhir trimester II sampai trimester III kehamilan.

Hasilnya antara lain dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2.5 Klasifikasi Protein Urin

Hasil Klasifikasi

Urin tidak keruh Negatif (-)

Kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan halus

Positif 2 (++)

Urine lebih keruh dan ada endapan yang lebih jelas terlihat

Positif 3 (+++)

Urine sangat keruh dan disertai endapan menggumpal

Positif 4 (++++)

Sumber : Manuaba, 2012.

b) Gula dalam urine

Untuk mengetahui kadar gula dalam urine karena jika ada

glukosa maka kemungkinan ada gejala diabetes mellitus.

c) Pemeriksaan radiologi bila diperlukan

Pemeriksaan USG untuk mengetahui diameter biparietal,

gerakan janin, ketuban, TBJ dan tafsiran kehamilan.

II. INTERPRESTASI DATA DASAR

Pada angkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis, masalah dan

kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang

telah dikumpulkan. Perumusan diagnose atau masalah adalah dengan

menggabungkan data satu dengan lainnya sehingga tergambar fakta.

1. Data fokus subyektif

Sesuai dengan keluhan utama dan data yang menunjang diagnosa.

2. Data fokus obyektif

Data yang diperoleh sesuai pemeriksaan petugas, yang mendukung data

subyektif, sehingga dapat ditegakkan diagnosa pasti.

Page 57: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

38

3. Diagnosa kebidanan

Diagnosa dari pemeriksaan baik data subyektif, data obyektif dan

pemeriksaan penunjang.

4. Masalah

Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien. Masalah

sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami kenyataan

terhadap diagnosisnya.

Tabel 2.6 Contoh Rumusan Diagnosis Kebidanan dan Masalah pada Ibu Hamil

No Diagnosis Kebidanan Masalah 1. Seorang G1 P0 A0 usia kehamilan

12 minggu dengan anemia ringan. - Kadang merasa tidak ingin hamil - Khawatir dengan perkembangan

bayinya karena tidak nafsu makan akibat mual muntah.

2. Seorang G2 P0 A0 usia kehamilan 37 minggu dengan pre-eklampsi ringan.

- Cemas dengan keadaanya, seperti kaki oedem, sering pusing.

- Punggung terasa pegal-pegal. - Sesak napas setiap kali habis

makan. 3. Seorang G3 P0 A2 usia kehamilan

10 minggu dengan kehamilan normal.

- Cemas jika sewaktu waktu terjadi abortus lagi.

4. Seorang G5 P3 A1 usia kehamilan 38 minggu dengan hipertensi.

- Khawatir dengan proses persalinanya.

- Sering sakit perut bagian bawah. Sumber: Sulistyawati (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.

Jakarta:Salemba Medika III. DIAGNOSA POTENSIAL

Pada langkah ketiga mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis

potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah di identifikasi. Langkah

ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan

(Soepardan, 2008:100).

Menurut (Sulistyawati, 2009), berikut adalah beberapa diagnosis potensial

yang mungkin ditemukan pada pasien selama kehamilan :

1. Potensial terjadi gangguan perkembangan janin dalam uterus (Intra-Uteri

Growth-Retardation-IUGR)

Page 58: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

39

a. Data dasar subjektif:

1) Pasien mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang

2) Tidak nafsu makan karena mual dan muntah

b. Data dasar obyektif:

1) Mengalami penurunan BB pada trimester I

2) LILA < 22 cm

3) Hb 9 gr %

2. Potensial terjadi eklamsi

a. Data dasar subjektif :

1) Kehamilan yang pertama

2) Pasien mengeluh pusing dan pandangan mata berkunang-kunang

3) Pusing berat dan tidak hilang-hilang meskipun sudah beristirahat

4) Bengkak di kaki dan wajah

b. Data dasar obyektif :

1) Primigravida

2) Bengkak di wajah dan ekstremitas

3) Tekanan darah 170/110 mmHg

4) Protein urine ++

IV. TINDAKAN SEGERA

Mengidentifikasi perlunya bidan melakukan konsultasi atau penanganan

segera bersama anggota tim kesehatan lainya sesuai dengan kondisi klien,

melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan

lainya seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau seorang ahli perawat klinis

(Soepardan, 2008).

V. RENCANA TINDAKAN

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah

dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga

berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa

yang akan terjadi berikutnya (Ambarwati, 2009).

Berikut ini contoh rencana tindakan yang dapat dilakukan pada ibu hamil

trimester III, yaitu sebagai berikut:

1. Jelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.

Page 59: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

40

Persamaan persepsi antara pasien dan bidan akan memudahkan tindakan

yang akan dilakukan sehingga ibu tenang.

2. Jelaskan kepada ibu tentang keluhan yang dialami ibu seperti sering

kencing, nyeri perut bagian bawah, kram kaki, nyeri pinggang.

Agar ibu tidak cemas terhadap kondisi yang dialaminya saat ini.

3. Jelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

Deteksi dini terjadinya komplikasi ibu dan janin.

4. Jelaskan kepada ibu tentang manfaat terapi tablet Fe dan cara

meminumnya.

Untuk mencegah anemia pada ibu.

5. Jelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda mulainya persalinan.

Ibu tau dan tidak cemas saat ada tanda-tanda persalinan.

6. Anjurkan ibu untuk merencanakan persalinan di bidan demi kenyamanan

dan keamanan ibu dan bayi.

Keselamatan ibu dan janin dapat terpantau dengan baik.

7. Anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya 1 minggu lagi atau

terdapat keluhan, tanda-tanda bahaya kehamilan, atau pun terdapat tanda-

tanda persalinan. Pemantauan kondisi ibu dan janin.

VI. PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI

Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh dilakukan secara

efesien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainya

(Soepardan, 2008).

VII. EVALUASI

Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni dengan

melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan

bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang dilakukan. secara terus

menerus untuk meningkatkan pelayanan secara komprehensif dan selalu

berubah sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien (Wildan, 2008).

Page 60: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

41

2.3 Konsep Dasar Teori Persalinan

2.3.1 Pengertian Persalinan

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

Persalianan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran

dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan

dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan

kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus

meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap

untuk pengeluaran janin dari rahim ibu. Persalinan normal adalah proses lahirnya

bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat

serta tidak melukai ibu dan bayi, umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.

Persalinan normal di anggap normal jika prosesnya terjadi pada usia

kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit

(Rohani, et al, 2011).

Persalianan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (Janin dan Uri)

yang telah cukup bulan dan dapat hidup diluar uterus melalui vagina secara

spontan(Manuaba, 1998; Wiknjosastro dkk, 2005), pada akhir kehamilan, uterus

secara progresif lebih peka sampai akhirnya timbul kontraksi kuat secara ritmis

sehingga bayi dilahirkan (Guyton & Hall, 2002).

2.3.2 Etiologi

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya kekuatan his sehingga menjadi awal

mula terjadinya proses persalinan, walaupun hingga kini belum dapat diketahui

dengan pasti penyebab terjadinya persalinan.

1) Teori penurunan progesteron

Menurut Prawirohardjo (2007), kadar hormon progesteron akan mulai

menurun kira-kira 1-2 minggu sebelum persalinan dimulai terjadinya

kontraksi otot polos uterus pada persalinan akan menyebabkan rasa nyeri

yang hebat yang belum diketahui secara pasti penyebabnya, tetapi terdapat

beberapa kemungkinan yaitu:

a. Hipoksia pada miometrium yang sedang berkontraksi.

b. Adanya penekanan ganglia saraf diserviks dan uterus bagian bawah otot-

otot yang saling bertautan.

Page 61: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

42

c. Peregangan serviks pada saat dilatasi atau perdataran serviks yaitu

pemendekan saluran serviks dari panjang sekitar 2 cm menjadi hanya

berupa muara melingkar dengan tepi hampir setipis kertas.

d. Peritoneum yang berada diatas fundus mengalami peregangan.

2) Teori peregangan

Ukuran uterus yang makin besar dan mengalami penegangan akan

mengakibatkan otot-otot uterus mengalami iskemia sehingga mungkin dapat

menjadi faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenta yang pada

akhirnya membuat plasenta mengalami degenerasi. Ketika uterus

berkontraksi dan menimbulkan tekanan pada selaput ketuban, tekanan

hidrostatik kantong amnion akan melebarkan saluran serviks.

3) Teori oksitosin interna

Hipofisis posterior menghasilkan hormone oksitosin. Adanya perubahan

keseimbangan antara estrogen dan progesteron dapat mengubah tingkat

sensivitis otot rahim dan akan mengakibatkan terjadinya kontraksi uterus

yang disebut Braxton Hicks. Penurunan kadar progesteron karena usia

kehamilan yang sudah tua akan mengakibatkan aktifitas oksitosin meningkat

(Jenny J.S. Sondakh, 2013).

2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan, antara lain:

1. Kekuatan (power)

Kekuatan untuk mendorong janin dalam persalinan, kontraksi otot-otot

perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligament. Kekuatan primer yang

diperlukan dalam persalinan adalah his, sedangkan sebagai kekuatan

sekundernya adalah tenanga meneran ibu (Rohani, 2011).

Menurut (Jenny J.S. Sondakh, 2013), dalam bukunya asuhan kebidanan

persalinan dan bayi baru lahir mengemukakan bahwa faktor kekuatan dalam

persalinan dibagi dua, yaitu:

a. Kekuatan primer (kontraksi involunter)

Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan

dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang. Istilah yang

dipakai untuk menggambarkan kontraksi involunter ini antara lain

Page 62: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

43

frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi. Kekuatan primer ini dapat

mengakibatkan serviks menipis (efficement) dan berdilatasi sehingga janin

turun.

b. Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)

Pada kontraksi volunter, otot-otot diafragma dan abdomen ibu

berkontraksi dan mendorong janin keluar ke jalan lahir sehingga

menimbulkan tekanan intra abdomen. Tekanan ini menekan uterus pada

semua sisi dan menambah kekuatan dalam mendorong keluar. Kekuatan

sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi

serviks lengkap, kekuatan ini berperan penting dalam usaha untuk

mendorong keluar dari uterus dan vagina.

2. Jalan Lahir (Passage)

Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir lunak

yang perlu diperhatikan dari jalan lahir keras adalah ukuran dan bentuk tulang

panggul, sedangkan yang perlu diperhatikan pada jalan lahir lunak yaitu

segmen bawah uterus yang dapat meregang, serviks, otot dasar panggul,

vagina, dan introitus vagina (Jenny J.S. Sondakh, 2013).

3. Penumpang (Passenger)

Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan mengenai janin yaitu ukuran kepala janin, presentasi,

letak, sikap, dan posisi janin, sedangkan yang perlu diperhatikan pada

plasenta adalah letak, besar dan luasnya (Jenny J.S. Sondakh, 2013).

4. Posisi ibu (Positoning)

Posisi dapat mempengaruhi adaptasi anatomi fisiologi persalinan.

Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk menghilangkan

rasa letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak

(posisi berdiri, berjalan, duduk, jongkok) memberi sejumlah keuntungan.

Salah satunya adalah memungkinkan gaya gravitasi membantu

penurunan janin dan dapat mengurangi kejadian penekanan tali pusat

(Jenny J.S. Sondakh, 2013).

5. Respons psikologi (psychologi response)

Page 63: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

44

Menurut Jenny J.S. Sondakh (2013), dalam bukunya asuhan kebidanan

persalinan dan bayi baru lahir mengemukakan bahwa respons psikologi ibu

dapat dipengaruhi oleh :

a. Dukungan ayah bayi atau pasangan selama proses persalinan

b. Dukungan kakek-nenek (saudara dekat) selama persalinan

c. Saudara kandung bayi selama persalinan

2.3.4 Tahapan persalinan

Menurut Jenny J.S. Sondakh (2013), dalam bukunya asuhan kebidanan

persalinan dan bayi baru lahir mengemukakan bahwa tahapan persalinan sebagai

berikut:

Tahapan dari persalinan terdiri atas kala I (kala pembukaan), kala II (kala

pengeluaran janin), kala III (pelepasan plasenta), dan kala IV (kala pengawasan,

observasi, pemulihan).

1. Kala I (kala pembukaan)

Kala I dimulai dari saat persalinan mulai (pembukaan nol) sampai pembukaan

lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu:

a. Fase laten : berlangsung selama 8 jam, serviks membuka sampai 3 cm

b. Fase aktif : berlangsung selama 7 jam, serviks membuka dari 4 cm

sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, dibagi dalam tiga fase:

c. Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 menjadi 4 cm

d. Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung

sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm

e. Fase deselerasi: pembukaan menjadi sangat lambat sekali, dalam waktu 2

jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap

Proses di atas terjadi pada primigravida ataupun multigravida, tetapi pada

multigravida memiliki jangka waktu yang lebih pendek. Pada

primigravida, kala I berlangsung 12 jam, sedangkan pada multigravida

8 jam.

2. Kala II (pengeluaran janin)

Gejala utama kala II adalah sebagai berikut:

a. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50

sampai 100 detik

Page 64: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

45

b. Menjelang akhir kala II, ketuban pecah yang ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak

c. Ketuban pecah saat pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan

mengejan akibat tertekannya pleksus Frankenhauser

d. Kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga

terjadi :

1) Kepala membuka pintu

2) Subocciput bertindak sebagai hipomoglion, kemudian secara berturut-

turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, serta kepala dan

seluruhnya

e. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu

penyesuaian kepala pada punggung

f. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong

dengan cara:

1) Pegang secara bipariental. Anjurkan ibu untuk meneran secara

kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah distal

hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian

gerakkan kearah atas distal untuk melahirkan bahu belakang.

2) Setelah kedua bahu lahir, geser kearah bawah perinium ibu untuk

menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah, gunakan tangan

atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.

3) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut

kepunggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki

(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata

kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)

g. Lamanya kala II untuk primigravida 1,5-2 jam dan multigrvida 1,5-1 jam.

3. Kala III (Pelepasan Plasenta)

Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya plasenta dapat

diperkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda dibawah ini:

a. Uterus menjadi bundar

b. Uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim

Page 65: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

46

c. Tali pusat bertambah panjang

d. Terjadi semburan darah tiba-tiba

Cara melahirkan plasenta adalah menggunakan teknik dorsokranial.

Pengeluaran selaput ketuban, selaput janin biasanya lahir dengan mudah,

namun kadang-kadang masih ada bagian plasenta yang tertinggal. Bagian

tertinggal tersebut dapat dikeluarkan dengan cara :

a. Menarik pelan-pelan

b. Memutar atau memilinnya seperti tali

c. Memutar pada klem

d. Manual atau digital

Kala III terdiri dari dua fase yaitu:

a. Fase pelepasan plasenta

Beberapa cara pelepasan plasenta antara lain:

1) Schulze

Proses lepasnya plasenta seperti menutup payung. Cara ini

merupakan cara yang paling sering terjadi (80%). Bagian yang lepas

terlebih dahulu adalah bagian tengah, lalu terjadi retroplasental

hematoma yang menolak plasenta mula-mula bagian tengah,

kemudian seluruhnya. Menurut cara ini, perdarahan biasanya tidak

ada sebelum plasenta lahir dan berjumlah banyak setelah plasenta

lahir.

2) Duncan

Berbeda dengan sebelumnya, pada cairan ini lepasnya plasenta mulai

dari pinggir 20%. Darah akan mengalir keluar antara selaput

ketuban. Pengeluarannya juga serempak dari tengah dan pinggir

plasenta.

b. Fase pengeluaran plasenta

Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya plasenta adalah:

1) Kustner

Dengan meletakkan tangan disertai tekanan diatas simfisis, tali pusat

ditegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti belum lepas. Jika

diam atau maju berarti sudah lepas.

Page 66: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

47

2) Klein

Sewaktu ada his, rahim didorong sedikit. Bila tali pusat kembali

berarti belum lepas, diam atau turun berarti lepas. (cara ini tidak

digunakan lagi).

3) Strassman

Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar

berarti plasenta belum lepas, tidak bergetar berarti sudah lepas.

Tanda-tanda plasenta lepas adalah rahim menonjol diatas simfisis,

tali pusat bertambah panjang, rahim bundar dan keras, serta keluar

darah secara tiba-tiba.

4. Kala IV (kala pengawasan/observasi/pemulihan)

Kala ini bertujuan untuk melakukan observasi karena perdarahan

postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Darah yang keluar

selama perdarahan harus ditakar sebaik-baiknya. Kehilangan darah pada

persalianan biasanya disebabkan oleh luka pada saat pelepasan plasenta dan

robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan yang

dikatakan normal adalah 250 cc, biasanya 100-300 cc. Jika perdarahan lebih

dari 500 cc, maka sudah di anggap abnormal.

Penting untuk diingat, jangan meninggalkan wanita bersalin 1 jam sesudah

bayi dan plasenta lahir. Sebelum pergi meninggalkan ibu yang baru

melahirkan, periksa ulang terlebih dahulu dan perhatikanlah 7 pokok penting

berikut:

a. Kontraksi rahim: baik atau tidaknya diketahui dengan pemeriksaan

palpasi. Jika perlu lakukan massase dan berikan uterotonika, seperti

methergin, atau ermetrin, dan oksitosin.

b. Perdarahan: ada atau tidak, banyak atau biasa.

c. Kandung kemih: harus kosong, jika penuh, ibu dianjurkan berkemih dan

kalau tidak bisa, lakukan kateter.

d. Luka-luka: jahitannya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak.

e. Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap.

f. Keadaan umum ibu, tekanan darah, nadi, pernafasan, dan masalah lain.

g. Bayi dalam keadaan baik.

Page 67: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

48

2.3.5 Kebutuhan pada masa persalinan :

Menurut Sulisyawati (2010), kebutuhan ibu selama masa persalinan antara lain:

1. Makan dan minum per oral

Jika pasien dalam situasi yang memungkinkan untuk makan, biasanya

pasien akan makan sesuai dengan keinginannya, namun ketika masuk dalam

persalinan masa akttif biasanya ibu hanya menginginkan cairan.

2. Posisi dan ambulasi

Posisi yang nyaman saat persalinan sangat diperlukan bagi pasien. Selain

mengurangi ketegangan dan rasa nyeri, posisi tertentu justru akan membantu

proses penurunan kepala janin sehingga persalinan dapat berjalan lebih cepat

(selama tidak da kontra indikasi dari keadaan pasien). Beberapa posisi yang

dapat diambil antara lain rekumben lateral (miring), lutut-dada, tangan-lutut

duduk, berdiri, jalan, dan jongkok.

3. Eliminasi

a. Buang Air Kecil (BAK)

Selama proses persalinan pasien mengalami poliuri sehingga penting

untuk difasilitasi agar kebutuhan eliminasi dapat terpenuhi.

b. Buang Air Besar (BAB)

Pasien akan merasa sangat tidak nyaman ketika merasakan ada

dorongan untuk buang air besar (BAB). Namun rasa khawatir kadang

lebih mendominasi dari pada perasaan tidak nyaman, hal ini terjadi

karena pasien tidak tahu mengenai caranya serta khawatir akan respon

orang lain terhadap kebutuhan ini. Dalam kondisi ini penting untuk

keluarga dan bidan untuk menunjukkan respon yang positif dalam hal

kesiapan untuk memberikan bantuan dan meyakinkan pasien bahwa dia

tidak perlu merasa risih untuk melakukannya.

4. Istirahat

Istirahat sangat penting untuk pasien karena akan membuat rileks. Di awal

persalinan sebaiknya anjurkan pasien untuk istirahat yang cukup sebagai

persiapan untuk menghadapi proses persalinan yang panjang, terutama pada

primipara. Jika pasien benar-benar tidak dapat tidur terlelap karena sudah

Page 68: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

49

mulai merasa his, minimal upayakan untuk berbaring di tempat tidur dalam

posisi miring kiri untuk beberapa waktu.

5. Kehadiran pendamping

Kehadiran seorang yang sangat penting dan dapat di percaya sangat

dibutuhkan oleh ibu yang akan menjalani proses bersalin.

6. Pencegahan infeksi

Sebelum melakukan tindakan, petugas harus memperhatikan prinsip

pencegahan infeksi antara lain mencuci tangan sebelum dan sesudah

tindakan, memakai alat pelindung diri (APD) serta menggunakan

alat-alat yang telah di streril. Hal ini untuk mencegah terjadinya infeksi

(JNPK-KR, 2010).

2.3.6 Penjahitan robekan perineum

Tujuan menjahit perineum atau episiotomi adalah:

1. Menyatukan kembali jaringan tubuh (aproximasi)

2. Mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (hemostasis)

Pada saat menjahit laserasi atau episiotomi gunakan benang secukupnya dan

gunakan sedikit mungkin jahitan. Dianjurkan untuk melakukan penjahitan dengan

tehknik jelujur.

Keuntungan tehnik penjahitan jelujur:

1. mudah dipelajari

2. tidak terlalu nyeri pada ibu

3. menggunakan jahitan lebih sedikit

Derajat robekan:

Derajat 1 : mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum

Derajat 2 : derajat 1 ditambah otot perineum

Derajat 3 : derajat 2 ditambah otot sfingter ani

Derajat 4 : derajat 3 ditambah mukosa rektum

Penolong asuhan persalinan normal tidak dibekali keterampilan menjahit

derajat 3 dn 4. Segera rujuk ke fasilitas rujukan (Midwifery update 2016).

Page 69: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

50

2.4 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny “... “ G. . . P ... UK ... MINGGU

INPARTU KALA . . . FASE . . . DENGAN . . . .

JANIN TUNGGAL HIDUP PRESENTASI KEPALA

Tanggal/Waktu pengkajian : Untuk mengetahui tanggal pengkajian

Tempat pengkajian : Untuk mengetahui tempat pengkajian

Petugas : Untuk mengetahui identitas pengkaji

A. Data Subjektif

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 938/Menkes/VIII/2007

tentang Standar Asuhan Kebidanan, data subyektif merupakan hasil anamnesa

yang berisi biodata, keluhan utama, riwayat obstetrik, riwayat kesehatan dan

latar belakang sosial budaya.

1. Keluhan utama

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan pasien saat ini. Misalnya

pasien merasa kenceng-kenceng, sakit pada bagian pinggangnya, keluar

lendir bercampur darah, keluar cairan ketuban ( Sulistyawati, 2012).

2. Pola kehidupan sehari-hari

a. Pola nutrisi

Pemenuhan gizi seimbang pada ibu hamil akan meningkatkan kondisi

ibu saat persalinan (Sulistyawati, 2012).

b. Pola eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air

besar dan air kecil meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan

keluhan/masalah. Masalah buang air kecil maupun besar dapat

mempengaruhi pada saat proses persalinan.

c. Pola aktifitas

Untuk mengetahui aktifitas ibu selama proses persalinan berlangsung

misalnya tidur miring kiri, jalan ataupun jongkok.

Page 70: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

51

d. Pola istirahat

Merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan oleh ibu hamil,

sehingga perlu dikaji tentang kebiasaan istirahat ibu supaya diketahui

hambatan yang mungkin muncul jika didapatkan data yang tidak sesuai

tentang pemenuhan kebutuhan istirahat ibu (Sulistyawati, 2009).

B. Data Obyektif

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 938/Menkes/VIII/2007

tentang Standar Asuhan Kebidanan, data obyektif merupakan hasil

pemeriksaan umum, fisik dan pemeriksaan penunjang.

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : untuk mengetahui data ini dapat dilakukan dengan

mengamati keadaan pasien secara keseluruhan (Sulistyawati, 2009).

b. Kesadaran : untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,

dengan melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari keadaan

composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien tidak

dalam keadaan sadar) (Sulistyawati, 2009).

c. BB : parameter pertumbuhan yang paling sederhana dan mudah diukur

dan diulang dan merupakan indeks untuk status nutrisi sesaat. Dan

untuk mengetahui kenaikan BB ibu selama hamil, IMT normal (19,8-26

kg/m2)

d. TTV

1) Tekanan darah : biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah

akan rendah setelah melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan

darah tinggi pada kehamilan dapat menandakan terjadinya hipertensi

gravidarum dan preeklamsia (Nanny, 2011). Tekanan darah normal

yaitu 100-120/60-80 mmHg.

2) Nadi : denyut nadi normal pada orang dewasa 60-100 x/menit.

3) Suhu badan : suhu tubuh wanita hamil normalnya 36,5 – 37,50C.

4) Pernafasan : pernafasan normalnya 16–20x/menit

Page 71: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

52

2. Pemeriksaan Fisik

Abdomen : linea alba, linea nigra ada atau tidak, striae livida, striae

albicans ada atau tidak, bekas sc, pusat menonjol atau

datar, kandung kemih kosong atau penuh.

Palpasi Leopold

Leopold I : mengukur TFU dan bagian yang berada pada fundus uteri.

Kepala, jika teraba bulat, keras, dan melenting. Bokong,

jika teraba tidak terlalu bulat, tidak terlalu keras, dan

kurang melenting.

Leopold II : menentukan apa yang berada pada sisi kanan dan kiri ibu.

Punggung, jika teraba ada tahanan keras memanjangpada

sisi kanan atau ataupun kiri ibu. Ekstremitas, jika teraba

bagian terkecil janin pada bagian kanan atau kiri ibu

Leopold III : menentukan apa yang berada pada bagian bawah dan

memeriksa apakah bagian tersebut sudah masuk PAP atau

belum. Kepala, jika teraba bulat, keras, dan melenting.

Bokong, jika teraba tidak terlalu bulat, tidak terlalu keras,

dan kurang melenting

Leopold IV : menentukan bagian bawah janin sudah masuk PAP atau

tidak dan seberapa jauh masuk PAP. Pemeriksaan dapat

dilakukan dengan mengukur menggunakan kedua tangan.

DJJ : untuk mengetahui apakah janin hidup atau mati, apakah

DJJ masih dalam batas normal (120-160x/menit).

His : kontraksi otot-otot rahim pada saat persalinan

1) Kala I : pada kala I atau kala pembukaan his belum

begitu kuat, datangnya tiap 10-15 menit.

Lambat laun his menjadi bertambah kuat,

interval menjadi lebih pendek, kontraksi kuat

dan lama.

2) Kala II : His menjadi lebih kuat kontraksinya selama

50 detik datang tiap 1-3 menit.

Page 72: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

53

3) Kala III : setelah bayi lahir, his berhenti sebentar,

tetapi setelah beberapa menit timbul lagi, hal

ini dinamakan His pelepasan uri sehingga

terletak pada SBR atau bagian atas dari

vagina.

VT : Tanggal . . . . Jam . . . .

Portio teraba lunak/tidak teraba, pembukaan 1-10 cm,

efficement 25%-100%, ketuban pecah/belum dan warna

cairan ketuban jernih/meconium/darah, presentasi

kepala/bokong/ scapula bahu, denominator ubun-ubun

kecil (UUK)/ubun-ubun besar (UUB) dan

dahi/dagu/sacrum/kaki/ lutut/ punggung/ bahu/tangan,

moulage (0-3), hodge (HI-HIV), teraba bagian janin

(terdapat tali pusat/bagian terkecil janin)/tidak.

C. Analisis

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 938/Menkes/VIII/2007

tentang Standar Asuhan Kebidanan, analisa merupakan diagnosa yang di buat

berdasarkan diagnose nomeklatur kebidanan yang di rumuskan sesuai dengan

kondisi klien, yang dapat diselesaikan dengan menejemen asuhan kebidanan.

Contoh : Ny.“...“ G...P...UK ... Minggu Inpartu Kala... Fase... Dengan.....

(Sesuai Nomenklatur) Janin, Tunggal/Ganda, Hidup/Mati,

Presentasi ....

D. Penatalaksanaan

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 938/Menkes/VIII/2007

tentang Standar Asuhan Kebidanan, penatalaksanan merupakan rencana

asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan

evidence based kepada klien dalam bentuk upaya pencegahan promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitaitif yang dilaksanakan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan.

Page 73: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

54

Tabel 2.7 Penatalaksanaan intranatal care

I. MENGENALI TANDA DAN GEJALA KALA II 1 Melihat adanya tanda persalinan kala II

a. Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan

vagina c. Perineum tampak menonjol b. Vulva vagina dan sfingter ani membuka.

II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN 2 Pastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial

untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia → tempat datar, rata, bersih, kering dan

hangat, 3 handuk atau kain bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm diatas tubuh bayi. a. Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal

bahu bayi. b. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di

dalam partus set. 3 Pakai celemek plastik yang bersih. 4 Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, mencuci

kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk pribadi yang kering dan bersih.

5 Memakai sarung tangan DTT atau steril untuk pemeriksaan dalam.

6 Masukan oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan disinfeksi tinggkat tinggi atau steril.

III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK

7 Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah di basahi air DTT a. Jika Introitus vagina, perineum, atau anus terkontaminasi tinja,

bersihkan dengan kasa dari arah depan ke belakang. b. Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah

yang tersedia. c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan

dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % → langkah 9. 8 Lakukan Periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap

a. Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi.

9 Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan korin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.

10 Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi atau saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x/menit)

Page 74: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

55

a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua

hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU

PROSES BIMBINGAN MENERAN 11 Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,

membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya a. Tunggu hingga timbul ada rasa ingin meneran, lanjutkan

pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang ada

b. Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar

12 Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)

13 Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan meneran : a. Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif b. Dukung dan beri semangat pada ibu saat meneran dan perbaiki cara

meneran bila caranya tidak sesuai c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan pilihannya

(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama) d. Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi e. Anjurkan keluarga untuk memberi dukungan dan semangat untuk

ibu f. Berikan cukup asupan cairan per oral (minum) g. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus h. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah

120 menit (2 jam) meneran (Primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (Multigravida)

14 Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit

V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI

15 Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm

16 Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bagian bokong ibu

17 Buka tutup partus set dan pastikan kembali kelengkapan alat dan bahan

18 Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI

Page 75: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

56

Lahirnya kepala 19 Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 meter membuka

vulva maka lindungi perineum dengan 1 tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan lain menahan kepala bayi dalam posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal

20 Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi b. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian

atas kepala bayi c. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua

tempat dan potong diantara dua klem tersebut 21 Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

Lahirnya bahu 22 Setelah bayi melakukan putaran paksi luar, pegang secara bipariental.

Anjurkan ibu untuk meneran secara kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan kearah atas distal untuk melahirkan bahu belakang

Lahirnya badan dan tungkai 23 Setelah kedua bahu lahir, geser kearah bawah perinium ibu untuk

menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah, gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas

24 Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut kepunggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)

VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR

25 Lakukan penilaian (selintas) a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas kesulitan ? b. Apakah bayi bergerak dengan aktif? Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas, atau megap-megap lakukan langkah resusitasi (lanjut kelangkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir)

26 Keringkan tubuh bayi a. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya

kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk atau kain yang kering. Biarkan bayi diatas perut ibu

27 Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (bayi kedua)

Page 76: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

57

28 Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik

29 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM (Intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)

30 Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama

31 Pemotongan dan pengikatan tali pusat a. Dengan 1 tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi

perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara klem tersebut

b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya

c. Lepaskan klem dalam wadah yang telah disediakan 32 Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi

Letakkan bayi tengkurap didada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada atau diperut ibu. Usahan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting susu ibu.

33 Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi

VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF KALA III

34 Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva

35 Letakkan 1 tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi atas simpisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat

36 Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas a. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota

keluarga untuk melakukan stimulasi pada puting susu Mengeluarkan plasenta 37 Lakukan penegangan dan dorso-kranial hingga plasenta terlepas,

minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial b. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak

sekital 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta c. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat :

Page 77: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

58

1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM 2. Lakukan kateterisasi (aseptika) jika kandung kemih penuh 3. Minta keluarga menyiapkan rujukan 4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya 5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau

bila terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta manual 38 Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan

kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan plasenta dan tempatkan plasenta pada wadah yang disediakan a. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril

untuk melakukan ekplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal

Rangsangan taktil (massase) uterus 39 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras) a. Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi

setelah 15 detik melakukan masase

IX. MENILAI PERDARAHAN 40 Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan

selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta kedalam kantong plastik atau tempat khusus

41 Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perinium. Lakukan penjahitan bila lasereasi menyebabkan perdarahan. Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan penjahitan.

X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN 42 Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak teerjadi perdarahan

pervaginam 43 Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling

sedikit 1 jam. a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui dini

dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitas 10-15 menit. Bayi cukup menyusu pada 1 payudara.

b. Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam walaupun bayi telah berhasil menyusu

44 Setelah 1 jam, lakukan penimbangan atau pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramuskular di paha kiri anterolateral

Page 78: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

59

45 Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi hepatitis B dipaha kanan antero lateral a. Letakkan bayi didalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa

disusukan b. Letakkan bayi kembali pada dada ibu bila bayi belum berhasil

menyusu dalam 1 jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu

Evaluasi 46 Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan

pervagiman a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan c. Setiap 20-30 menit pada jam ke 2 pasca persalinan d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang

sesuai untuk menatalaksana atonia uteri 47 Anjurkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai

kuntraksi 48 Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

49 Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit jam ke 2 pasca persalinan a. Memeriksa temperatur suhu ibu setiap jam selama 2 jam pertama

pasca persalinan b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal

50 Periksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas baik (40-60 kali per menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,50C)

Kebersihan dan keamanan 51 Tempatkan semua peralatan bekai pakai dalam larutan klorin 0,5%

untuk dekontaminasi selama 10 menit. Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi

52 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat yang sesuai

53 Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering

54 Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu makanan dan minuman yang diinginkan

55 Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan 0,5%

56 Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% balik bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit

57 Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

Dokumentasi 58 Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital

dan asuhan kala IV Sumber : JNPK/KR, 2008

Page 79: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

60

E. Pendokumentasian

1. Partograf

Menurut Depkes, RI (2007), partograf adalah alat bantu untuk

memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk membuat

keputusan klinik. Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf

akan membantu penolong persalinan untuk:

1. Mencatat kemajuan persalinan

2. Mencatat kondisi ibu dan bayinya

3. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran

4. Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit

persalinan

5. Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik

yang sesuai dan tepat waktu

Partograf harus digunakan pada semua ibu bersalin fase aktif kala I,

semua tempat bersalin dan semua penolong persalinan. Pencatatan selama

fase aktif persalinan yaitu informasi ibu (nama, umur, gravid, para,

abortus, tanggal dan waktu dirawat serta pecahnya selaput ketuban),

kondisi janin (DJJ, warna dan adanya air ketuban serta penyusupan kepala

janin), kemajuan persalinan (pembukaan serviks, penurunan bagian kepala

dan presentasi janin, garis waspada dan garis bertindak), jam dan waktu

(waktunya mulai fase aktif), kontraksi (frekuensi dalam 10 menit dan

lamanya), obat dan cairan yang diberikan (oksitosin dan obat lain serta

cairan IV yang diberikan), kondisi ibu (nadi, tekanan darah, suhu, dan

produksi urine).

Pencatatan pada lembar belakang partograf digunakan untuk mencatat

hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-

tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga kala IV (termasuk

bayi baru lahir). Bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Lakukan

penilaian dan catat asuhan yang diberikan selama masa nifas terutama

pada kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah

terjadinya komplikasi dan membuat keputusan klinik yang sesuai.

Page 80: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

61

2. Lembar Penapisan Persalinan

Menurut Depkes RI (2010), pada saat memberikan asuhan bagi ibu

bersalin, penolong harus selalu waspada terhadap kemungkinan timbulnya

masalah atau penyulit. Selama anamnesa dan pemeriksaan fisik, tetap

waspada pada indikasi yang tertera pada lembar penapisan.

Tabel 2.8 Penapisan Persalinan

Rujuk ibu: Apabila didapati salah satu atau lebih penyulit seperti berikut: 1. Riwayat bedah sesar

2. Perdarahan per vaginam

3. Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)

4. Ketuban pecah disertai mekonium yang kental

5. Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam)

6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)

7. Ikhterus

8. Anemia berat

9. Tanda/gejala infeksi

10. Pre-eklampsi/hipertensi dalam kehamilan

11. Tinggi fundus 40 cm atau lebih

12. Gawat janin

13. Primipara dalam fase aktif kala I persalinan dan kepala janin masih 5/5

14. Presentasi bukan belakang kepala

15. Presentasi ganda (majemuk)

16. Kehamilan ganda atau gemeli

17. Tali pusat menumbung

18. Syok

Sumber : Depkes RI, 2010

3. Lembar Observasi

Menurut Depkes RI (2010), jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm,

berarti ibu berada dalam fase laten dan semua asuhan, pengamatan dan

pemeriksaan harus dicatat di lembar observasi, yaitu Denyut Jantung Janin

(DJJ), kontraksi, nadi setiap 30 menit dan pembukaan serviks, penurunan

Page 81: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

62

kepala, tekanan darah, suhu dan produksi urine setiap 4 jam. Rujuk segera

ke fasilitas kesehatan yang sesuai jika fase laten berlangsung lebih 8 jam.

2.5 Konsep Dasar Teori Masa Nifas

2.5.1 Pengertian

Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung

selama kira-kira 6 minggu. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini

karena merupakan masa kritis ibu maupun bayimya. Diperkirakan bahwa 60%

kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa

nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Saifuddin, 2010).

Masa nifas disebut masa postpartum atau puerperium adalah masa atau waktu

sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu

berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan

kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya

berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2009).

Wanita pasca persalinan harus cukup istirahat dengan tidur terlentang selama 8

jam pasca persalinan. Setelah itu, ibu boleh miring ke kanan dan kekiri untuh

mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, hari kedua ibu diperbolehkan

duduk. Pada hari ketika ibu dianjurkan berjalan-jalan dan pada hari ke empat atau

hari kelima diperbolehkan pulang. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya

mengandung protein, sayur-sayuran, dan buah-buahan (Mochtar, 2013).

Masa nifas disebut masa postpartum atau puerperium adalah masa atau waktu

sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu

berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan

kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya

berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2009).

2.5.2 Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Menurut Fraser (2009), terlepasnya plasenta dari dinding rahim menimbulkan

perubahan fisiologis pada jaringan otot dan jaringan ikat, karena disebabkan

menurunnya kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh, perubahan menurunnya

kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh, perubahan fisiologis meliputi:

Page 82: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

63

1. Perubahan Sistem Reproduksi

Segera setelah pengeluaran plasenta, fundus uteri yang berkontraksi

tersebut terletak sedikit dibawah umbilikus. Dua hari setelah kelahiran, uterus

mulai mengalami pengerutan hingga kembali ke ukuran sebelum hamil yaitu

100gram atau kurang (Cunningham, 2014). Perubahan uterus dalam

keselurahannya disebut involusi uteri (Rukiyah, 2010). Selain uterus, serviks

juga mengalami involusi bersamaan dengan uterus, hingga 6 minggu setelah

persalinan serviks menutup (Trisnawati, 2012).

Pada masa nifas dari jalan lahir ibu menegeluarkan cairan mengandung

darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus (Lochia).

Lochia berbau amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap

wanita. Pengeluaran lochia berlangsung pada hari pertama setelah persalinan

hingga 6 minggu setelah persalinan dan mengalami perubahan warna serta

jumlahnya karena proses involusi (Mansyur, 2014).

Berdasarkan waktu dan warnanya pengeluaran lochia dibagi menjadi 4 jenis,

yaitu:

a. Lochia rubra, lochia ini muncul pada hari pertama sampai ketiga

postpartum, warnanya merah karena berisi darah segar dari jaringan sisa

plasenta.

b. Lochia sanginolenta, berwarna merah kecoklatan dan muncul di hari

keempat sampai hari ketujuh

c. Lochia serosa, lochia ini muncul pada hari ketujuh sampai hari

keempatbelas dan berwarna kuning kecoklatan.

d. Lochia alba, berwarna putih dan berlangsung dua sampai enam minggu

postpartum (Marmi, 2012, dan Mansyur, 2014).

2. Perubahan Sistem Pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini terjadi

karena pada waktu melahirkan sistem pencernaan mendapat tekanan

menyebabkan kolon menjadi kosong, kurang makan, dan laserasi jalan lahir

(Trisnawati, 2012).

Page 83: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

64

3. Perubahan Sistem Perkemihan

Diuresis postpartum normal terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan

sebagai respon terhadap penurunan estrogen. Kemungkinan terdapat spasme

sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami tekanan

kepala janin selama persalinan. Protein dan muncul dalam urine akibat

perubahan otolitik di dalam uterus (Rukiyah, 2010).

4. Perubahan Sistem Muskuluskeletal

Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu

persalinan, setelah bayi lahir berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih

kembali (Mansyur, 2014).

Laktasi Asi baru akan keluar setelah plasenta lepas. Setelah plasenta lepas,

hormon plasenta tersebut tidak di produksi lagi, sehingga air susu pun keluar.

Umumnya ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan (Rukiyah, 2011).

5. Perubahan Sistem Hematologi

Selama kelahiran dan masa postpartum terjadi kehilangan darah sekitar

200-500 ml. Penurunan volume dan peningkatan hematokrit dan hemoglobin

pada hari ke 3-7 postpartum dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu

postpartum (Trisnawati, 2012).

6. Perubahan Sistem Endokrin

Human Choironic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat

dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke 7 postpartum

(Mansyur, 2014).

7. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Setelah persalinan volume darah ibu akan bertambah. Keadaan ini akan

menimbulkan beban pada jantung, dapat menimbulkan decompensation

cordia pada penderita vitum cordia (Rukiyah, 2010).

8. Perubahan Tanda-Tanda Vital

Pada ibu masa nifas terjadi perubahan tanda-tanda vital, meliputi:

9. Suhu Tubuh

24 Jam setelah melahirkan suhu tubuh naik (37,50C-380C) sebagai dampak

dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan yang berlebihan dan

kelelahan (Trisnawati, 2012).

Page 84: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

65

10. Nadi

Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat dari denyut nadi

normal orang dewasa (60-80x/menit).

11. Tekanan Darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan bila tekanan darah tinggi atau

rendah karena terjadi kelainan seperti perdarahan dan preeklampsia

(Mansyur, 2014).

12. Pernafasan

Frekuensi pernafasan normal orang dewasa adalah 16-24 kali per menit.

Pada ibu postpartum umumnya pernafsan menjadi lebih cepat, kemungkinan

ada tanda-tanda syok (Rukiyah, 2010)

2.5.3 Tahapan masa nifas

Menurut Rukiyah (2011), tahapan masa nifas dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Puerperium dini, yaitu pemulihan smenyeluruh dimana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan.

2. Puerperium intermedial, yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat genital yang

lamanya 6-8 minggu.

3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna yang berlangsung selama 3 bulan. Tapi bila selama hamil maupun

bersalin ibu mempunyai komplikasi masa ini berlangsung lebih lama sampai

setahun.

2.5.4 Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Kunjungan pada masa nifas dilakukan minimal 4 kali. Adapun tujuan

kunjungan rumah untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir serta mencegah,

mendeteksi dan menangani komplikasi pada masa nifas.

Menurut Midwifery Update (2016), jadwal kunjungan rumah pada masa nifas

meliputi:

1. Kunjungan pertama (6-8 jam postpartum)

2. Kunjungan kedua (6 hari postpartum)

3. Kunjungan ketiga (2 minggu postpartum)

4. Kunjungan keempat (6 minggu postpartum)

Page 85: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

66

2.5.5 Perubahan psikologis masa nifas

Perubahan psikologis masa nifas diantaranya ialah:

1. Riwayat Psikososial

Menurut Rubin, yang dikutip oleh Bahiyatun (2010), adaptasi psikososial

ibu nifas dibagi menjadi 3 fase, yaitu:

a. Taking in

Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Pada fase ini, ibu

sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Perhatian tertuju pada

kekhawatiran akan tubuhnya, kemungkinan akan mengulang-ulang waktu

dan pengalaman melahirkan.

Ketidaknyamanan fisik yang di alami ibu pada fase ini seperti mules,

nyeri pada jahitan, kurang tidur, rasa bersalah karena belum bisa menyusui

bayinya, kekecewaan karena mendapatkan apa yang tidak diinginkan

tentang bayinya, kekecewaan karena mendapatkan apa yang tidak

diinginkan tentang bayinya misal jenis kelamin dan kelelahan merupakan

suatu yang tidak dapat dihindari. Petugas kesehatan dapat menganjurkan

suami dan keluarga untuk memberikan dukungan moril dan menyediakan

waktu untuk mendengarkan semual hal yang disampaikan agar ibu dapat

melewati fase ini dengan lancar.

b. Taking hold

Periode ini berlangsung selama 3-10 hari postpartum. Pada fase ini

timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya

dalam merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan yang sangat sensitif

sehingga mudah tersinggung dan gampang marah. Dukungan moril sangat

diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan diri ibu. Bagi petugas

kesehatan fase ini merupakan kesempatan yang baik untuk memberikan

berbagai penyuluhan dan pendidikan kesehatan yaitu cara merawat

bayinya, cara menyusui yang benar, mengganti popok, cara merawat luka

jahitan, dan senam nifas.

c. Letting go

Periode menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini

berlangsung 10 hari setelah melahirkan, ibu sudah mulai menyesuaikan

Page 86: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

67

diri dengan ketergantungan bayinya, dukungan suami dan keluarga masih

terus diperlukan ibu. Ibu memerlukan istirahat yang cukup sehinnga

mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk dapat merawat bayinya

(Suherni, 2009).

2.5.6 Kebutuhan Dasar Pada Ibu Nifas

Kebutuhan dasar ibu nifas ialah sebagai berikut:

1. Gizi

Ibu nifas di anjurkan untuk:

a. Makan dengan diet berimbang, cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin

dan mineral.

b. Mengkonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori per hari pada 6 bulan

pertama, 6 bulan selanjutnya 500 kalori per hari dan tahun kedua 400 kalori.

Jadi jumlah kalori tersebut adalah tambahan dari kalori per harinya.

c. Mengkonsumsi vitamin A 200.000 iu. Pemberian vitamin A dalam bentuk

suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI, meningkatkan daya tahan

tubuh dan meningkatkan kelangsungan hidup anak (Suherni, Hesty

Widyasih, Anita Rahmawati, 2009).

2. Ambulasi dini

Setelah persalinan ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu, ibu harus

istirahat. Mobilisasi yang dilakukan tergantung pada komplikasi persalinan,

nifas dan sembuhnya luka. Ambulasi dini (Early ambulation) adalah mobilisasi

segera setelah ibu melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari

tempat tidurnya. Ibu postpartum diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya

24-48 jam setelah melahirkan. Anjurkan ibu untuk memulai mobilisasi dengan

miring kanan atau kiri, duduk kemudian berjalan (Nugroho, 2014).

3. Kebersihan diri dan perineum

Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan meningkatkan rasa

nyaman. Kebersihan diri meliputi kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur

maupun lingkungan. Yang dapat dilakukan ibu untuk menjaga kebersihan

dirinya, yaitu mandi teratur 2x per hari, mengganti pakaian dan alas tempat

Page 87: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

68

tidur, menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal, melakukan perawatan

perineum (Nugroho, 2014).

4. Senam nifas

Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik

sperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama, dan otot

dasar panggul. Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga

kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah

melahirkan.

Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan

setiap hari sampai hari kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang

dilakukan untuk mempercepat pemulihan ibu (Suherni, Hesty Widyasih, Anita

Rahmawati, 2009).

5. Program keluarga berencana (KB)

Program keluarga berencana (KB) sebaiknya dilakukan ibu setelah selesai

atau 40 hari (6 minggu), dengan tujuan menjaga kesehatan ibu. Pada dasarnya

ibu menyusui ekslusif tidak mengalami ovulasi atau penuh enam bulan dan ibu

belum mendapat haid. Untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan,

nasehatkan pasangan untuk menggunakan kontrasepsi ketika mulai aktifitas

seksual, meskipun siklus ibu belum kembali (Nugroho, 2014).

2.5.7 Tanda-Tanda Bahaya pada Masa Nifas

Menurut Buku KIA (2015), beberapa tanda bahaya masa nifas:

1. Perdarahan pervaginam lewat jalan lahir.

2. Keluar cairan berbau dari jalan lahir.

3. Demam.

4. Bengkak di muka, tangan atau kaki, di sertai sakit kepala dan atau kejang.

5. Payudara bengkak, berwarna kemerahan, dan sakit.

6. Puting lecet.

7. Ibu mengalami depresi (antara lain menangis tanpa sebab dan tidak peduli

pada bayinya).

Page 88: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

69

2.6 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny “. . . “ P . . . NIFAS . . . (JAM/HARI/MINGGU) DENGAN . . .

Tanggal/Waktu pengkajian : Untuk mengetahui tanggal pengkajian

Tempat pengkajian : Untuk mengetahui tempat pengkajian

Petugas : Untuk mengetahui identitas pengkaji

A. Data Subyektif

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 938/Menkes/VIII/2007 tentang

Standar Asuhan Kebidanan, data subyektif merupakan hasil anamnesa yang berisi

biodata, keluhan utama, riwayat obstetrik, riwayat kesehatan dan latar belakang

sosial budaya.

1. Keluhan utama

Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa

nifas, misalnya pasien merasa mulas, sakit pada jalan lahir karena adanya luka

jahitan perineum atau ibu merasa demam serta lochea berbau tidak sedap

(Mochtar, 2013).

2. Pola kehidupan sehari-hari

a. Pola nutrisi

Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius, karena

dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat

mempengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi

tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan.

b. Pola eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar

meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air

kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah (Ambarwati, 2009).

c. Pola aktifitas

Untuk mengetahui aktifitas ibu sehari-hari, apakah ibu sudah mobilisasi

dengan baik atau tidak. Apabila ibu melakukan aktifitas berat atau kurang

mobilisasi maka proses penyembuhan dalam masa nifas tidak dapat berjalan

dengan baik.

Page 89: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

70

d. Pola istirahat

Istirahat sangat penting bagi ibu masa nifas karena dengan istirahat yang

cukup dapat mempercepat kesembuhan (Ambarawati, 2009).

e. Personal hygiene

Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh

karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya

infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat

penting untuk tetap dijaga. (Saleha, 2009).

f. Pola seksual

Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus memenuhi

syarat secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah

merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu-satu dua jarinya ke dalam

vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai melakukan

hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

B. Data Obyektif

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 938/Menkes/VIII/2007 tentang

Standar Asuhan Kebidanan, data obyektif merupakan hasil pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang.

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : untuk mengetahui data ini dapat dilakukan dengan

mengamati keadaan pasien secara keseluruhan (Sulistyawati, 2009).

b. Kesadaran : untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,

dengan melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari keadaan

composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien tidak

dalam keadaan sadar) (Sulistyawati, 2009).

c. TTV

1) Tekanan darah : normal yaitu 100-120/60-80 mmHg. Tekanan darah

tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsia

postpartum (Nanny, 2011).

2) Nadi : denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit setelah

partus. Pada masa nifas umumnya denyut nadi labil dibandingkan

dengan suhu tubuh (Saleha, 2009).

Page 90: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

71

3) Suhu badan : suhu tubuh setelah inpartu tidak lebih dari 37,2°C. Suhu

badan akan kembali normal setelah 2 jam. Bila suhu ibu lebih dari

38°C, mungkin terjadi infeksi pada klien (Saleha, 2009)

4) Pernafasan : normalnya 16–20x/menit. Pernafasan akan sedikit

meningkat setelah partus kemudian kembali seperti keadaan semula

(Saleha, 2009).

2. Pemeriksaan Fisik

Wajah : oedema atau tidak, pucat atau tidak

Mata : konjungtiva merah muda atau tidak, sklera putih atau tidak, palpasi

palpebra

Payudara : simetris atau tidak, bersih atau tidak, menggantung atau tegang,

hiperpigmentasi ada atau tidak, puting menonjol atau tidak,

tuberculum mongomery ada atau tidak, ada benjolan atau tidak,

nyeri atau tidak, colostrum ada atau tidak, ASI ada atau tidak.

Abdomen : striae ada atau tidak, ada bekas SC atau tidak, TFU sesuai masa

nifas atau tidak, kontraksi uterus keras atau lembek, diastasis recti

berapa cm, perut kembung atau tidak.

Menurut Saleha (2009), dalam bukunya mengemukakan tentang involusi

uterus atau perubahan-perubahan pada uterus selama post partum yaitu sebagai

berikut:

Tabel 2.9 Involusi Uterus

Involusi Uterus TFU

Bayi lahir Setinggi pusat

Uri lahir 2 jari dibawah pusat

Satu minggu Pertengahan pusat-simfisis

Dua minggu Tak teraba diatas simfisis

Enam minggu Bertambah kecil

Delapan minggu Sebesar normal

Genetalia : Vulva vagina bersih atau tidak, oedema atau tidak, varises atau

tidak, lochea ada atau tidak, ada jahitan perineum atau tidak.

Page 91: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

72

C. Analisis

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 938/Menkes/VIII/2007

tentang Standar Asuhan Kebidanan, analisa merupakan diagnosa yang di

buat berdasarkan diagnose nomeklatur kebidanan yang di rumuskan sesuai

dengan kondisi klien, yang dapat diselesaikan dengan menejemen asuhan

kebidanan.

D. Penatalaksanaan

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 938/Menkes/VIII/2007

tentang Standar Asuhan Kebidanan, penatalaksanan merupakan rencana

asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman

berdasarkan evidence based kepada klien dalam bentuk upaya pencegahan

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitaitif yang dilaksanakan secara

mandiri, kolaborasi dan rujukan.

Tabel 2.10 Penatalaksanaan untuk 6-48 jam post partum

HARI/JAM KEGIATAN PARAF

1. Gizi a. Menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan bergizi,

cukup kalori, makanan yang mengandung protein, vitamin dan mineral.

b. Menganjurkan untuk minum air mineral 3 liter sehari atau segelas setiap selesai menyusui

c. Menganjurkan minum tablet Fe / zat besi selama 40 hari pasca persalinan

d. Memberikan vitamin A 200.000 UI 2. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK untuk

mencegah terjadinya perdarahan. Ibu mengerti 3. Melakukan hubungan bounding antara ibu dan bayinya.

Ibu melakukan bounding 4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup apabila

bayinya tidur ibu juga tidur agar stamina ibu tetap terjaga. Ibu istirahat

5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya agar nutrisi bayi baik. Ibu mengerti

6. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya minimal 2 jam sekali agar kebutuhan nutrisi bayi baik. Ibu mengerti

7. Mengajari ibu cara menyusui yang benar. Ibu mengerti 8. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan

genetalianya yaitu dengan cara mengganti pembalut 3-4 kali/hari untuk mencegah terjadinya infeksi. Ibu mengerti

Page 92: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

73

Tabel 2.11 Penatalaksanaan untuk 3-7 Hari post partum

HARI/JAM KEGIATAN PARAF

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu tentang keadaannya. Ibu mengerti

2. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang agar nutrisi ibu baik. Ibu mengerti dan akan melakukannya

3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama organ genetalia. Ibu mengerti

4. Menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut 3-4 kali/hari untuk mencegah terjadinya infeksi. Ibu mengerti

Tabel 2.12 Penatalaksanaan untuk 2 Minggu post partum

HARI/JAM

KEGIATAN PARAF

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik. Ibu mengerti.

2. Menganjurkan pada ibu untuk tetap memakan makanan yang bergizi untuk kebutuhan selama masa menyusui. Ibu mengerti.

3. Menganjurkan ibu untuk tetap meneruskan pola kehidupa sehari-harinya yang sudah dilaksanakan dengan baik. Ibu mengerti

Tabel 2.13 Penatalaksanaan untuk 6 Minggu post partum

HARI/JAM KEGIATAN PARAF

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik. Ibu mengerti.

2. Menganjurkan pada ibu untuk tetap memakan makanan yang bergizi untuk kebutuhan selama masa menyusui. Ibu mengerti.

3. Menganjurkan ibu untuk tetap meneruskan pola kehidupa sehari-harinya yang sudah dilaksanakan dengan baik. Ibu mengerti.

4. Memberikan konseling tentang kontrasepsi agar ibu menggunakan KB yang sesuai. Ibu memilih kontrasepsi yang sesuai.

Page 93: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

74

2.7 Konsep Dasar Teori Neonatus (Bayi Baru Lahir)

2.7.1 Pengertian

Menurut M. Sholeh Kosim (2012), bayi baru lahir normal adalah bayi yang

lahir dengan berat 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan

tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang

kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu

sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar >7

dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah, 2011).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru dilahirkan pada kehamilan

cukup bulan dan berat badan bayi antara 2500-4000 gram tanpa tanda-tanda

asfiksia dan penyakit penyerta yang lain (Johnson, 2008).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang

kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37-42

miggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar ≥7 dan tanpa cacat

bawaan (Haws, 2007).

2.7.2 Ciri-Ciri Bayi Lahir Normal

Menurut Arief dan Weni (2009), dalam bukunya yang berjudul neonatus dan

keperawatan anak mengemukakan ciri-ciri bayi lahir normal, yaitu sebagai

berikut:

1. Lahir aterm antara 37-42 minggu.

2. Pemeriksaan antropometri : berat badan 2500-4000 gr, panjang badan lahir

48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm.

3. Lingkar lengan 11-12 cm.

4. Frekuensi denyut jantung 120-16 x/menit.

5. Pernafasan 40-60 x/menit.

6. Kulit kemerah-kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.

7. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.

8. Kuku agak panjang dan lemas.

9. Gerak aktif.

10. Bayi lahir langsung menangis kuat.

Page 94: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

75

11. Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan

daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik

12. Refleks sucking dan swallowing (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan

baik.

13. Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan

baik.

14. Refleks graphs (menggenggam) sudah baik.

15. Genetalia

a. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada

skrotum dan penis yang berlubang.

b. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang

berlubang, serta adanya labia minora dan mayora.

16. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam

pertama dan berwarna hitam kecoklatan (Maryanti, 2011).

2.7.3 Masalah Bayi Baru Lahir

Masalah bayi baru lahir antara lain:

1. Ikterus adalah diskolorisasi kuning pada kulit atau organ lain akibat

penumpukan kadar bilirubin. Pada bayi baru lahir ikterus terbagi menjadi dua

yaitu ikterus fisiologis dan patologis. Ikterus fisiologis timbul pada hari ke 2

dan ke 3. Ikterus patologis terjadi pada 24 jam pertama menetap sudah 2

minggu pertama (Muslihatun, 2010). Penatalaksanaan ikterus dengan terus

diberi ASI dan jemur dibawah sinar matahari pagi pukul 7-9 dengan badan

bayi telanjang, mata ditutup (Wahyuni, 2011).

2. Gumoh adalah keluarnya sebagian kecil isi lambung setelah beberapa saat

setelah makanan dicerna dalam lambung. Biasanya disebabkan karena bayi

menelan udara pada saat menyusui. Muntah susu adalah hal yang agak

umum, terutama pada bayi yamg mendapatkan ASI. Gumoh tidak akan

menyebabkan perubahan berat badan secara signifikan (Dewi, 2010).

Penatalaksanaan gumoh yaitu dengan memperbaiki teknik menyusui,

menyendawakan bayi setelah menyusui, dan bayi menyusui dengan bibir

yang mencakup rapat seluruh puting susu ibu (Wahyuni, 2011).

Page 95: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

76

3. Perut kembung adalah suatu kondisi kurang nyaman dimana perut atau

abdomen bayi terasa penuh. Menurut Yuliana (2015), penyebab perut

kembung pada bayi sebagai berikut:

a. Sistim pencernaan bayi belum sempurna, sehingga rentan bermasalah

Sejak dilahirkan, bayi sehat memang telah memiliki sistem pencernaan

yang lengkap mulai dari mulut hingga anus. Namun sebagian besar organ-

organ tersebut masih belum mencapai kemampuan optimalnya. Terlebih

bagi bayi yang mulai diberi makanan pendamping ASI, maka pemberian

makanan dan minuman dalam jumlah besar sekaligus akan membuat

sistem pencernaan bayi kewalahan untuk mendorong pergerakan makanan,

gas, serta produk sisa makanan mereka.

b. Tidak cocok dengan susu formula

Tidak sedikit bayi yang mengalami masalah pencernaan akibat tidak cocok

dengan susu formula tertentu, salah satunya yakni ditandai dengan perut

kembung. Hal ini disebabkan adanya intoleransi laktosa pada beberapa

bayi baik karena produksi enzim laktase yang belum sempurna atau

memang tidak bisa memproduksinya. Sehingga laktosa tidak tercerna

dengan baik.

c. Menangis berlebihan

Ketika menangis berlebihan, secara tidak sengaja bayi cenderung menelan

banyak udara ke saluran pencernaan.

d. Penggunaan kipas angin yang kurang bijak

Saat cuaca panas, biasanya bayi akan menangis karena merasa gerah dan

tidak nyaman. Sehingga menyalakan kipas angin agar bayi tidak lagi

rewel. Namun akibatnya, Ini menyebabkan bayi masuk angin yang salah

satunya ditandai dengan gejala perut kembung.

e. Kesalahan teknik menyusui

Menyusui merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan antara ibu dan

bayinya, terlebih bagi bayi muda yang belum mendapatkan makanan

pendamping ASI. Sehingga, tidak jarang kesalahan yang tidak disadari

selama menyusui dapat mengakibatkan kembung pada bayi. Seperti posisi

mulut bayi terhadap puting susu ibu yang kurang tepat sehingga udara ikut

Page 96: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

77

masuk ke dalam, kepala bayi terlalu rendah, tidak menyusui saat bayi lapar

sehingga udara masuk, dan sebagainya.

Penatalaksanaan perut kembung pada bayi

1) Menyusui dengan teknik yang benar

Menyusui dengan baik dan benar. Posisi menyusui, usahakan agar kepala

bayi lebih tinggi dari perutnya sehingga ASI dapat segera turun ke bawah

dan udara diatasnya bisa dikeluarkan dengan bersendawa. Mulut bayi

benar-benar melingkupi seluruh bagian puting susu, sehingga udara luar

tidak bisa masuk.

2) Kompreskan kain atau handuk yang telah direndam air hangat di atas perut

bayi.

3) Mengajak bayi bergerak aktif, pijat dengan lembut perut bayi,

tengkurapkan bayi

4) Buat bayi bersendawa

4. Hipotermi pada bayi baru lahir adalah suhu tubuh dibawah 36,50C-37,50C

(suhu ketiak). Pengukuran dilakukan pada ketiak selama 3-5 menit. Gejala

awal hipotermi, apabila suhu dibawah 360C atau kedua kaki dan tangan teraba

dingin. Hipotermi disebabkan oleh:

a. Evaporasi, terjadi apabila bayi lahir tidak segera dikeringkan.

b. Konduksi, terjadi apabila bayi diletakkan ditempat dengan alas yang

dingin, seperti pada waktu menimbang bayi.

c. Radiasi, terjadi apabila bayi diletakkan diudara lingkungan dingin.

d. Konveksi, terjadi apabila bayi berada dalam ruangan ada aliran udara

karena pintu, jendela terbuka.

Penanganannya yaitu dengan menghangatkan bayi dengan cara ganti

pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat dan kering,

memakai topi dan selimut yang hangat atau masukkan bayi dalam inkubator

atau diberi sinar lampu dan menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu

dengan metode kanguru (Muslihatun, 2010).

5. Tetanus Neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus yang

disebabkan clostridium tetani. Spora kuman tersebut masuk tubuh bayi

Page 97: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

78

melalui tali pusat, baik pada saat pemotongan, maupun saat perawatannya

sebelum lepas.

6. Masa inkubasi 3-28 hari, tetapi jika kurang dari 7 hari penyakit ini lebih parah

dan angka kematiannya lebih tinggi. Gejalanya yaitu bayi tiba-tiba demam

atau panas, bayi tiba-tiba menetek karena kejang otot rahang dan pharig

(trismus), mulut mencucu seperti mulut ikan, kejang terutama bila terkena

rangsangan cahaya, suara atau sentuhan, kadang-kadang disertai sesak nafas

dan wajah membiru, kaku kuduk, posisi punggung melengkung, kepala

mendongak keatas, sering timbul komplikasi terutama bronkhopneumonia,

asfiksia dan sianosis akibat obstruksi jalan nafas oleh lendir atau sekret, serta

sepsis. Penanganan bayi dengan tetanus neonatorum yaitu dengan mengatasi

kejang dengan memberikan suntikan anti kejang, menjaga jalan nafas tetap

bebas dengan membersihkn jalan nafas memasang tongspatula, mencari

tempat masuknya spora tetanus umumnya tali pusat atau telinga, mengatasi

penyebab tetanus dengan memberikan suntikan ATS dan antibiotika,

perawatan adekuat oksigen, makanan, keseimbangan cairan dan elektrolit dan

ruangan tenang, sedikit sinar (Muslihatun, 2010).

2.7.4 Kebutuhan pada bayi baru lahir

Menurut Rukiyah (2010), kebutuhan pada bayi baru lahir antara lain :

a. Pemenuhan nutrisi pada bayi

Salah satu yang pokok minuman yang hanya boleh dikonsumsi bayi baru

lahir dan diberikan secara cepat/dini adalah air susu ibu (ASI), karena ASI

merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung

zat gizi yang paling sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan

dan perkembangan bayi. Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan

bayi (on demand) atau sesuai keinginan ibu (jika payudara penuh) atau

sesuai kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), berikan

ASI dari salah satu payudara sampai payudara benar-benar kosong, setelah

itu apabila masih kurang baru diganti dengan payudara sebelahnya.

Berikan ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan. Selanjutnya pemberian

ASI diberikan hingga anak berusia 2 tahun, dengan penambahan makanan

lunak atau padat yang disebut MP-ASI (Makanan Pendamping ASI).

Page 98: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

79

b. Menjaga kebersihan kulit bayi

Memandikan bayi, harus diruang yang hangat, bebas dari hembusan

angin langsung dan tergantung dengan kondisi udara, jangan

memandikan bayi langsung saat bayi baru bangun tidur, karena sebelum

adanya aktifitas dan pembakaran energy dikuatirkan terjadi hipotermi

dan bayi masih kedinginan, prinsip memandikan bayi adalah cepat dan

hati-hati, lembut, membasahi bagian-bagian tubuh tidak langsung

sekaligus.

1) Bagian kepala: lap muka bayi dengan waslap lembut, tidak usah

memakai sabun, kemudian lap dengan handuk lalu basahi kepala

dengan air kemudian pakaikan shampo kalau rambut kotor, kemudian

dibilas dan dikeringkan dengan handuk.

2) Bagian tubuh: buka pembungkus, pakaian, popok bayi, kalau bayi BAB,

bersihkan terlebih dahulu, kemudian lap tubuh bayi dengan cepat

dan lembut memakai waslap yang telah diberi air dan sabun mulai dari

leher, dada, perut, punggung, kaki dengan cepat, kemudian angkat tubuh

bayi dan celupkan ke bak mandi yang telah diisi air dengan hangat

±370C

3) Angkat tubuh bayi lalu keringkan dengan handuk, keringkan dengan

handuk, pakaikan minyak telon dengan dada, perut dan punggung

jangan pakaikan bedak, lalu pakaikan baju, kemudian bayi dibungkus

agar hangat dan dekapkan ketubuh ibu.

c. Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi

Menurut Rukiyah (2010), jika menemukan hal seperti ini harus segera

dilakukan pertolongan dan orang tua harus mengetahuinya seperti:

1) Pernafasan sulit atau lebih dari 60 x/menit, normalnya 40-60 kali/menit.

2) Terlalu hangat (>38º c) atau terlalu dingin (<36º c).

3) Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat atau memar.

4) Hisapan bayi saat menyusu lemah, sering muntah, ngantuk berlebihan.

5) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, dan berdarah.

6) Tidak BAB dalam 3 hari, tidak bak dalam 24 jam, tinja lembek/encer,

sering bewarna hijau tua, ada lendir atau darah.

Page 99: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

80

7) Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang,

menangis terus menerus.

8) Tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, mera, bengkak, bau

busuk, keluar cairan, pernafasan sulit.

d. Kebutuhan istirahat tidur

Menurut Rukiyah (2010), dalam dua minggu pertama setelah lahir, bayi

normalnya sering tidur. Neonatus sampai 3 bualan rata-rata tidur sekitar 16

jam sehari. Pada umumnya bayi mengenal malam hari pada usia 3 bulan.

Jumlah total tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya

usia bayi, pola ini dapat terlihat pada table berikut : Total istirahat tidur

bayi sesuai usia bayi perhari.

Tabel 2.14 Kebutuhan Tidur Bayi

Usia Lama tidur

1 minggu 16,5 jam 1 tahun 14 jam 2 tahun 13 jam 5 tahun 11 jam 9 tahun 10 jam

Sumber: Rukiyah, 2010

e. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk

melindungi diri untuk melawan penyakit tertentu dengan memasukkan

suatu zat kedalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral.

Tabel 2.15 Jadwal Imunisasi

Umur Jenis Imunisasi

0-7 hari Hbo 1 bulan BCG, Polio 2 bulan DPT/HB 1, Polio 2 3 bulan DPT/HB 2, Polio 3 4 bulan DPT/HB 2, Polio 4 9 bulan Campak

Sumber : Rochmah, 2012

Page 100: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

81

2.7.5 Pelayanan kesehatan neonatus

Menurut Kemenkes (2010), pelayanan kesehatan neonatus adalah

pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan

yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0

sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun

melalui kunjungan rumah.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus:

a. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6 jam-48

jam setelah lahir.

b. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3

sampai dengan hari ke 7 setelah lahir.

c. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8

sampai dengan hari ke 28 setelah lahir.

2.8 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus

Dalam konsep dasar teori asuhan kebidanan neonatus ini menggunakan

standar asuhan kebidanan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dalam

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 938/Menkes/VIII/2007 tentang Standar

Asuhan Kebidanan dengan pendokumentasian menggunakan SOAP, yaitu

data subjektif (biodata dan anamnesis), objektif (pemeriksaan umum,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang), analisa, dan penatalaksanaan.

Konsep dasar teori asuhan kebidanan neonatus adalah sebagai berikut:

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL USIA . . . (JAM/HARI/MINGGU)

Tanggal/Waktu pengkajian : Untuk mengetahui tanggal pengkajian

Tempat pengkajian : Untuk mengetahui tempat pengkajian

Petugas : Untuk mengetahui identitas pengkaji

Page 101: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

82

A. Data Subyektif

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 938/Menkes/VIII/2007

tentang Standar Asuhan Kebidanan, data subyektif merupakan hasil anamnesa

yang berisi biodata, keluhan utama, riwayat prenatal, natal dan postnatal, pola

kebiasaan maupun riwayat psikososial.

1. Identitas bayi

Nama : untuk menghindari kekeliruan (Jenny, 2013).

Umur : untuk mengetahui usia neonatus dan untuk

menginterpretasikan apakah data pemeriksaaan klinis anak

tersebut normal sesuai dengan umurnya (Jenny, 2013).

Jenis Kelamin : untuk mengetahui jenis kelamin bayi (Jenny, 2013).

Tanggal lahir : untuk mengetahui usia bayi secara pasti (Jenny, 2013).

Alamat : untuk memudahkan kunjungan rumah (Jenny, 2013).

2. Riwayat prenatal

Berupa pemeriksaan kehamilan rutin, tempat periksa, terapi yang

diberikan oleh petugas maupun keluhan yang dialami ibu selama

kehamilan. Riwayat kehamilan yang dapat mempengaruhi BBL adalah

kehamilan yang disertai komplikasi seperti diabetes melitus (DM),

hepatitis, jantung, asma, hipertensi (HT), TBC, frekuensi antenatal care

(ANC), keluhan dan pola kebiasaan ibu selama hamil (Jenny, 2013).

3. Riwayat natal

Untuk mengetahui usia kehamilan (37-42 minggu), waktu dan jenis

persalinan (spontan pervaginam/tindakan), penolong persalinan

(bidan/dokter/dukun), keadaan ketuban (waktu pecah/warna/bau/ jumlah),

keadaan bayi (BB/PB), maupun komplikasi yang mungkin ada pada ibu

maupun bayi (Jenny, 2013).

4. Riwayat postnatal

Pemeriksaan meliputi IMD, keadaan tali pusat, mengecek kembali

apakah bayi sudah di beri injeksi vitamin K maupun imunisasi HB

uniject dan melihat adanya komplikasi yang mungkin dialami bayi

(Jenny, 2013).

Page 102: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

83

B. Data Obyektif

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 938/Menkes/VIII/2007

tentang Standar Asuhan Kebidanan, data obyektif merupakan hasil

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum: baik

Pemeriksaan KU meliputi:

1) Kesan keadaan sakit : apakah bayi tampak sakit/sehat

2) Ekspresi wajah : apakah bayi terlihat dalam keadaan tidur, bangun

terdiam atau menangis

3) Posisi : apakah bayi tiduran, atau mengambil posisi abnormal

b. TTV

1) Suhu : normal (36,5-370C)

2) Nadi : normal (130-160x/ menit)

3) Pernafasan : normal (40-60x/ menit)

c. Berat Badan : normal (2500-4000 gram)

d. Panjang Badan : normal 48-52 cm

2. Pemeriksaan fisik

Kepala : bentuk kepala simetris, distribusi rambut merata, warna

rambut hitam/pirang, ubun-ubun datar, ada atau tidak

pembengkakan sutura, ada atau tidak moulage, ada atau tidak

caput succedaneum, ada atau tidak chepal haem.

Lingkar kepala :

Cirkumferensia Mento-oksipitalis : 35 cm

Cirkumferensia Fronto-oksipitalis : 33 cm

Cirkumferensia Bregma-suboksipitalis : 32 cm

Mata : simetris, ada atau tidak secret, sklera jernih/tidak,

konjungtiva merah muda/pucat, klopak mata : oedema,

biasanya tertutup.

Telinga : simetris, daun telinga sejajar dengan mata, ada atau tidak

secret.

Page 103: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

84

Hidung : bentuk hidung simetris atau tidak, bersih atau tidak, ada atau

tidak pergerakan cuping hidung dan pengeluaran lendir.

Mulut : bibir simetris, ada atau tidak sianosis, ada atau tidak

labiopalatozchisis.

Leher : ada atau tidak pembesaran kelenjar limfe, tiroid, ada atau

tidak bendungan vena jugularis, ada atau tidak kaku kuduk,

pergerkan aktif atau tidak.

Dada : bentuk simetris, tidak ada pembengkakan dan retraksi, puting

susu sejajar dan simetris, tidak ada pengeluaran cairan,

lingkar dada 30-36 cm, bunyi nafas vesikuler 40-60x/menit,

dan irama jantung reguler 130-160x/menit.

Abdomen : pusat umbilikus putih kebiruan pada saat lahir dengan dua

arteri dan satu vena, tidak ada perdarahan tali pusat, ada atau

tidak ada benjolan, ada atau tidak asites maupun

meteorismus, ada atau tidak bising usus.

Punggung : simetris, ada atau tidak pembengkakan, ada atau tidak

spinabifida

Genetalia

Wanita : labia mayora : ada atau tidak dan atau menutupi labia minora,

labia minora : ada atau tidak, terbentuk sempurna atau tidak,

klitoris : ada atau tidak, biasanya oedema, meatus uretra : ada

di depan orifisium vagina atau tidak, ada atau tidak verniks

kaseosa diantara labia, perineum : halus atau tidak,

Laki-laki : penis lurus atau tidak, meatus urinarius : ada ditengah dan

diujung gland penis atau tidak, skrotum besar/kecil :

(biasanya skrotum besar, oedema, pigmentasi lebih gelap

pada kulit, perineum : halus atau tidak, testis dapat diraba

atau tidak didalam skrotum.

Ekstermitas Atas dan Bawah : simetris, jari tangan lengkap atau tidak,

oedem atau tidak, gerakan aktif atau tidak. Lingkar Lengan

Atas normalnya 10 cm.

Anus : ditengah atau tidak, ada lubang atau tidak.

Page 104: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

85

3. Pemeriksaan neurologis/refleks

a. Reflek glabelar : (+) baik, bayi berkedip pada pemunculan sinar terang

yang tiba-tiba atau pada mengetuk diantara kedua mata.

b. Refleks moro : (+) baik, saat diberi rangsangan, kedua tangan dan kaki

bayi seakan merangkul.

c. Reflek rooting : (+) baik, saat diberi rangsangan pada pipi, bayi

langsung menoleh kearah rangsangan.

d. Refleks sucking : (+) baik, bayi menghisap kuat saat diberi asi.

e. Reflek palmar/grasping : (+) baik, pada saat telapak tangan disentuh

bayi menggenggam.

f. Refleks babinski : (+) baik, dengan melakukan tekanan di telapak kaki

luar kearah atas dari tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan

jari kaki hiperekstensi.

g. Refleks tonick neck : (+) baik, apabila bayi pada posisi terlentang,

tengokkan kepala ke satu sisi, ekstermitas di sisi yang searah kepala

ditengokkan di ekstensikan, tetapi ekstermitas disisi lain difleksikan.

Maka BBL berusaha menegakkan kepala ketika ditengokkan ke

samping.

C. Analisis

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 938/Menkes/VIII/2007

tentang Standar Asuhan Kebidanan, analisa merupakan diagnosa yang di buat

berdasarkan diagnose nomeklatur kebidanan yang di rumuskan sesuai dengan

kondisi klien, yang dapat diselesaikan dengan menejemen asuhan kebidanan.

Contoh : Bayi “Ny. . .” Usia . . . (Jam/Hari/Minggu) Sesuai Masa Kehamilan

Dengan . . . (Sesuai Nomenklatur) atom.

D. Penatalaksanaan

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 938/Menkes/VIII/2007

tentang Standar Asuhan Kebidanan, penatalaksanan merupakan rencana

asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan

evidence based kepada klien dalam bentuk upaya pencegahan promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitaitif yang dilaksanakan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan.

Page 105: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

86

Tabel 2.16 Penatalaksanaan bayi baru lahir

HARI/JAM

KEGIATAN PARAF

1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa bayi ibu dalam keadaan baik. Ibu mengerti dan menerima penjelasan ini.

2. Memberikan salep mata kepada bayi untuk mencegah terjadinya infeksi.

3. Mencegah terjadinya perdarahan dan injeksi Hb Uniject 1 jam setelah penyuntikkan Vit. K untuk mencegah penyakit hepatitis B di paha kanan.

4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya agar terhindar dari hipotermi atau kedinginan. Ibu mengerti dan bersedia melakukan.

5. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar. Ibu mengerti dan bersedia melakukan.

6. Menjelaskan kepada ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif setiap 2 jam selama 6 bulan agar pemenuhan gizi bayi tercukupi. Ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI.

7. Menganjurkan ibu untuk menyendawakan bayi sesudah minum ASI agar bayi tidak gumoh. Ibu mengerti dan bersedia melakukan.

8. Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat yaitu mengganti kassa sesudah mandi/ketika basah dan tidak dibubuhi apapun. Ibu mengerti dan bersedia melakukan.

9. Menjelaskan kepada ibu untuk mengganti popok bayi sesering mungkin untuk mencegah terjadinya ruam popok, ibu mengerti dan bersedia melakukan.

10. Menganjurkan kepada ibu untuk datang ke tenaga kesehatan bila ada masalah pada bayinya, ibu mengerti dan menerima penjelasan ini.

Tabel 2.17 Penatalaksanaan bayi baru lahir normal usia 3-7 hari

HARI/JAM

KEGIATAN PARAF

1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa bayi ibu dalam keadaan sehat. Ibu mengerti

2. Menganjurkan ibu untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi seperti mencuci tangan sebelum meneteki bayinya. Ibu mengerti

3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan bayi sperti sering mengganti popok untuk menjegah terjadinya ruam popok. Ibu mengerti.

Page 106: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

87

4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebutuhan nutrisi bayi seperti memberikan ASI setiap 2-3 jam untuk pemenuhan gizi (120-150 ml/Kg BB). Ibu mengerti.

5. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya bayi baru lahir seperti icterus, muntah, gumoh, diare dan oral trush. Ibu mengerti

6. Menganjurkan ibu untuk membawa bayi ke petugas kesehatan apabila mendapatkan salah satu tanda diatas. Ibu mengerti

7. Menjelaskan pada ibu tentang imunisasi, tujuan dan manfaat dari imunisasi. Ibu mengerti.

8. Menganjurkan ibu untuk rutin memeriksakan bayinya setiap bulan pada kegiatan posyandu. Ibu mengerti

Tabel 2.18 Penatalaksanaan bayi baru lahir normal usia 8-28 hari

HARI/JAM

KEGIATAN PARAF

1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa bayi ibu dalam keadaan sehat. Ibu mengerti

2. Menganjurkan ibu untuk memberikan imunisasi sesuai umurnya. Ibu mengerti

3. Menganjurkan ibu untuk memberikan hanya ASI selama 6 bulan. Ibu mengerti.

4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan bayinya dengan mandi setidaknya 2x/hari. Ibu mengerti

5. Menganjurkan ibu untuk membawa bayi ke petugas kesehatan apabila bayi mengalami gangguan kesehatan. Ibu mengerti.

6. Menganjurkan ibu untuk rutin mengikuti kegiatan posyandu setiap bulan. Ibu mengerti

2.9 Konsep Dasar Teori KB (pelayanan kontrasepsi)

2.9.1 Pengertian

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti “melawan” atau “mencegah” dan

konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang

mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau

mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang

matang dengan sel sperma. Untuk itu, maka yang membutuhkan kontrasepsi

adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan intim atau seks dan kedua-

Page 107: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

88

duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan

(Suratun, 2008).

Keluaraga berencana (KB) merupakan salah satu usaha dalam membantu

keluarga atau individu merencanakan kehidupan berkeluarganya dengan baik,

sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas (Bahiyatun, 2009).

Keluarga merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak kelahiran

anak yang diinginkan. Maka dari itu, pemerintah merencanakan program atau cara

untuk mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).

2.9.2 Tujuan program keluarga berencana (KB)

Tujuan dilaksanakannya program KB membentuk keluarga kecil sesuai

dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran

anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013).

Menurut Syaifudin, 2009, tujuan program keluarga berencana (KB) yaitu:

a. Memperkecil angka kelahiran.

b. Menjaga kesehatan ibu dan anak.

c. Membatasi kehamilan jika jumlah anak sudah mencukupi.

d. Memilih metode kontrasepsi

Memilih metode kontrasepsi menurut Hartanto (2002), ada beberapa hal

yang perlu dipertimbangkan dalam memilih kontrasepsi. Metode

kontrasepsi yang baik memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

1) Aman atau tidak berbahaya

2) Dapat di andalkan

3) Sederhana

4) Murah

5) Dapat diterima oleh orang banyak

6) Pemakaian jangka lama

2.9.3 Sasaran Program Keluarga Berencana

Sasaran keluarga berencana yaitu:

1. Sasaran langsung yaitu:

Pasangan Usia Subur (PUS) yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara

15–44 tahun.

Page 108: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

89

2. Sasaran tidak langsung yaitu:

a. Pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan tingkat kelahiran

melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka

mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera (Handayani, 2010).

b. Organisasi–organisasi, lembaga kemasyarakatan serta instansi pemerintah

maupun swasta serta tokoh masyarakat dan pemuka agama yang

diharapkan dapat memberikan dukungan dalam melembagakan NKKBS

(Suratun, 2008).

2.9.4 Macam-macam kontrasepsi

Macam-macam kontrasepsi antara lain:

1. Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana

tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi tanpa alat

antara lain: metode amenore laktasi (MAL), coitus interuptus, metode kalender,

metode lendir serviks, metode suhu basal badan, dan simpotermal yaitu

perpaduan antara suhu basal dan lendir servik. Sedangkan metode kontrasepsi

sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, cup serviks dan spermisida

(Handayani, 2010).

2. Metode kontrasepsi Hormonal

Metode kontrasepsi hormonal pada dasrnya dibagi menjadi 2 yaitu

kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang

hanya berisi progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada

pil dan suntukan atau injeksi sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi

progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant (Handayani, 2010).

3. Metode kontrasepsi dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi ini secara garis besar di bagi menjadi 2 yaitu AKDR

yang mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan yang tidak

mengandung hormon (Handayani, 2010). AKDR yang mengandung hormon

progesteron atau Leunororgestrel yaitu Progestasert (Alza-T dengan daya kerja

1 tahun, LNG-20 mengandung Leunorgestrel (Hartanto, 2002).

4. Metode kontrasepsi mantap

Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif

Wanita (MOW) dan metode operatif pria (MOP). MOW sering dikenal dengan

Page 109: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

90

tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran

tuba/ tuba fallopi sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma,

sedangkan MOP sering dikenal dengan nama vasektomi, vasektomi atau

mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak dapat keluar atau

ejakulasi (Handayani, 2010).

2.9.5 Macam-macam Kontrasepsi Hormonal

Macam-macam kontrasepsi hormonal, diantaranya:

1. Kontrasepsi Pil

a. Pengertian

Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh

ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium selama siklus haid yang

normal, sehingga juga menekan releasingfactors di otak dan akhirnya

mencegah ovulasi. Pemberian Pil Oral bukan hanya untuk mencegah

ovulasi, tetapi juga menimbulkan gejala-gejala pseudo pregnancy

(kehamilan palsu) seperti mual, muntah, payudara membesar, dan terasa

nyeri (Hartanto, 2002).

b. Efektivitas

Efektivitas pada penggunaan yang sempurna adalah 99,5- 99,9% dan 97%

(Handayani, 2010).

c. Menurut Sulistiawati (2013), Jenis KB Pil antara lain:

1) Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengamdung

hormon aktif estrogen atau progestin, dalam dosisi yang sama, dengan 7

tablet tanpa hormon aktif, jumlah dan porsi hormonnya konstan setiap

hari.

2) Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormon aktif estrogen, progestin, dengan dua dosis berbeda 7 tablet

tanpa hormon aktif, dosis hormon bervariasi.

3) Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormon aktif estrogen atau progestin, dengan tiga dosis yang berbeda 7

tablet tanpa hormon aktif, dosis hormon bervariasi setiap hari.

d. Menurut Saifuddin (2010), cara kerja KB Pil yaitu:

1) Menekan ovulasi

Page 110: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

91

2) Mencegah implantasi

3) Mengentalkan lendir serviks

4) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan terganggu.

e. Menurut Handayani (2010), keuntungan KB Pil yaitu:

1) Tidak mengganggu hubungan seksual

2) Siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia)

3) Dapat digunakam sebagai metode jangka panjang

4) Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopouse

5) Mudah dihentikan setiap saat

6) Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan

7) Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker

endometrium, kista ovarium, acne, disminorhea.

f. Menurut Sinclair (2010), Keterbatasan KB Pil yaitu:

1) Amenorhea

2) Perdarahan haid yang berat

3) Perdarahan diantara siklus haid

4) Depresi

5) Kenaikan berat badan

6) Mual dan muntah

7) Perubahan libido

8) Hipertensi

9) Jerawat

10) Nyeri tekan payudara

11) Pusing dan sakit kepala

2. Kontrasepsi Suntik

a. Efektivitas kontrasepsi Suntik.

Menurut Sulistyawati (2013), kedua jenis kontrasepsi suntik mempunyai

efektivitas yang tinggi, dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per

tahun, jika penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang

telah ditentukan. DMPA maupun NET EN sangat efektif sebagai metode

kontrasepsi. Kurang dari 1 per 100 wanita akan mengalami kehamilan

Page 111: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

92

dalam 1 tahun pemakaian DMPA dan 2 per 100 wanita per tahun

pemakain NET EN (Hartanto, 2002).

Menurut Affandi (2012) suntikan progestin sangat efektif, aman dapat

dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan

lebih lambat rata-rata 4 bulan, cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan

produksi air susu ibu (ASI). Yang tidak boleh menggunakan suntikan progestin

yaitu : hamil atau dicurigai hamil karena resiko cacat pada janin 7 per 100.000

kelahiran, perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, tidak dapat

menerima gangguan haid, terutama amenorea, menderita kanker payudara atau

riwayat kanker payudara, diabetes millitus disertai komplikasi.

b. Jenis kontrasepsi Suntik

Menurut Sulistyawati (2013), terdapat dua jenis kontrasepsi suntikan yang

hanya mengandung progestin, yaitu:

1) Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150 mg DMPA

yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara di suntik intramuscular (di

daerah pantat).

2) Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg

Noretindron Enantat, diberikan setiap dua bulan dengan cara di suntik

intramuscular (di daerah pantat atau bokong).

c. Menurut Sulistyawati (2013), cara kerja kontrasepsi suntik yaitu:

1) Mencegah ovulasi

2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan

penetrasi sperma

3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi

4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba falloppii.

d. Keuntungan kontrasepsi Suntik

Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat efektif, pencegah

kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual,

tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap

penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi

ASI, efek samping sangat kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik,

dapat digunakan oleh perempuan usia lebih 35 tahun sampai

Page 112: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

93

perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan

ektopik, menurunkan kejadian tumor jinak payudara, dan mencegah

beberapa penyebab penyakit radang panggul (Sulistyawati, 2013).

e. Keterbatasan

Menurut Sulistyawati (2013), adapun keterbatasan dari kontrasepsi

Suntik yaitu:

1) Gangguan haid

2) Leukorhea atau Keputihan

3) Galaktorea

4) Jerawat

5) Rambut Rontok

6) Perubahan Berat Badan

7) Perubahan libido

3. Kontrasepsi Implant

a. Menurut Saifuddin (2010), profil kontrasepsi Implant yaitu:

1) Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jedena, Indoplant, atau

Implanon

2) Nyaman

3) Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi

4) Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan

5) Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut

6) Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan

bercak, dan amenorea

7) Aman dipakai pada masa laktasi.

b. Menurut Saifuddin (2010), jenis kontrasepsi Implant yaitu:

1) Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang

3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 3,6 mg

levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

2) Implanon: terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira

40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3- Keto-

desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

Page 113: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

94

3) Jadena dan indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg.

Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

c. Menurut Saifuddin (2010), cara kerja kontrasepsi Implant yaitu:

1) Lendir serviks menjadi kental

2) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi

implantasi

3) Mengurangi transportasi sperma

4) Menekan ovulasi.

d. Menurut Saifuddin (2010), keuntungan kontrasepsi Implant yaitu:

1) Daya guna tinggi

2) Perlindungan jangka panjang

3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

5) Tidak mengganggu dari kegiatan senggama

6) Tidak mengganggu ASI

7) Klien hanya kembali jika ada keluhan

8) Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan

9) Mengurangi nyeri haid

10) Mengurangi jumlah darah haid

11) Mengurangi dan memperbaiki anemia

12) Melindungi terjadinya kanker endometrium

13) Melindungi angka kejadian kelainan jinak payudara

14) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul

15) Menurunkan kejadian endometriosis.

e. Menurut Saifuddin (2010), keterbatasan kontrasepsi Implant yaitu:

Pada kebanyakan pasien dapat menyebabkan perubahan pola haid

berupa perdarahan bercak (spooting), hipermenorea atau meningkatnya

jumlah darah haid, serta amenorhea.

2.10 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB

Asuhan kebidanan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dalam

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 938/Menkes/VIII/2007 tentang

Page 114: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

95

Standar Asuhan Kebidanan dengan pendokumentasian menggunakan

SOAP, yaitu data subjektif (biodata dan anamnesis), objektif (pemeriksaan

umum, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang), analisa, dan

penatalaksanaan.

Konsep dasar teori asuhan kebidanan keluarga berencana adalah sebagai

berikut:

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny “. . . “P . . . AKSEPTOR KB . . . (PIL/SUNTIK/IMPLANT/IUD)

Tanggal/Waktu pengkajian : Untuk mengetahui tanggal pengkajian

Tempat pengkajian : Untuk mengetahui tempat pengkajian

Petugas : Untuk mengetahui identitas pengkaji

A. Data Subyektif

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.938/Menkes/VIII/2007

tentang Standar Asuhan Kebidanan, data subyektif merupakan hasil

anamnesa yang berisi biodata, keluhan utama, riwayat obstetrik, riwayat

kesehatan dan latar belakang sosial budaya.

1. Keluhan utama

a. Untuk mengetahui keadaan yang dirasakan saat pemeriksaan pada

calon akseptor KB.

b. Untuk menunda atau mengakhiri kehamilan.

2. Riwayat kesehatan

Dalam menggunakan kontrasepsi ibu harus dinyatakan sehat, ada

beberapa kontra indikasi dalam penggunaan kontrasepsi minipil, yaitu

sebagai berikut:

a. Gangguan fungsi hati, karena progesteron menyebabkan aliran

empedu menjadi lambat apabila berlangsung lama saluran empedu

menjadi tersumbat, sehingga cairan empedu di dalam darah

meningkat, hal ini akan menyebabkan warna kuning pada kulit,

kuku dan mata yang menandakan terdapat gangguan fungsi hati

(Affandi, 2012),

Page 115: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

96

b. Hipertensi sebagai kontraindikasi KB implan, suntik 3 bulan dan

minipil karena hormon progesteron mempengaruhi tekanan darah,

c. Kanker Payudara. Diduga KB hormonal meningkatkan resiko

kanker payudara (Hartanto, 2013).

3. Riwayat obstetri

Untuk pemasangan IUD pada ibu nullipara masih sulit karena

serviks masih sempit sehingga membutuhkan kolaborasi dengan dokter.

B. Data Obyektif

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 938/Menkes/VIII/2007

tentang Standar Asuhan Kebidanan, data obyektif merupakan hasil

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : untuk mengetahui data ini dapat dilakukan

dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan. Hasil

pengamatan dapat dilaporkan dengan kriteria sebgai berikut

(Sulistyawati, 2009)

b. Kesadaran : untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran

pasien, dengan melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari

keadaan composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma

(pasien tidak dalam keadaan sadar) (Sulistyawati, 2009).

c. TTV

1) Tekanan darah : nilai normal rata-rata tekanan sistol pada orang

dewasa adalah 100 sampai 140 mmHg, sedangkan rata-rata

diastol adalah 60 sampai 90 mmHg. (Prawirohardjo, 2006).

2) Nadi : normalnya 60-80 kali per menit (Hani, 2010).

3) Suhu badan : suhu normal pemeriksaan axila yaitu

36,5°C-37,5°C (Hani, 2010).

4) Pernafasan : pernafasan normal orang dewasa sehat adalah 16-

20x/menit (Hani, 2010).

d. Berat badan : mengetahui berat badan pasien karena merupakan

salah satu efek samping dari penggunaan KB

Page 116: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

97

2. Pemeriksaan fisik

Berisi tentang pemeriksaan fisik yang sesuai dengan asuhan kebidanan.

3. Pemeriksaan penunjang

Untuk mengetahui kondisi klien sebagai data penunjang yang terdiri

dari:

a. Pemeriksaan inspekullo

Untuk IUD, pada serviks dalam keadaan normal seharusnya serviks

halus dan berwarna merah jambu, serta dilapisi oleh jernih dan

putih, bila ada noda yang warnanya merah dan tidak rata berarti

terdapat erosi.

b. Pemeriksaan dalam

Untuk IUD dilakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui 4 hal

tumor (teraba benjolan yang tidak wajar), infeksi (ada rasa

sakit/keluar cairan), kehamilan (serviks lunak), letak kedudukan

rahim.

c. Pemeriksaan tes kehamilan

Dilakukan untuk memastikan klien tidak dalam keadaan hamil.

b. Pemeriksaan panggul

Dilakukan untuk menentukan besar posisi uterus, konsistensi dan

mobilitas uterus, untuk memeriksa adanya nyeri goyang serviks

dan tumor pada adneksa atau pada kavum douglas.

C. Analisis

Analisis merupakan diagnosa yang di buat berdasarkan diagnose

nomeklatur kebidanan yang di rumuskan sesuai dengan kondisi klien, yang

dapat diselesaikan dengan menejemen asuhan kebidanan.

D. Penatalaksanaan

Penatalaksanan merupakan rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada

klien dalam bentuk upaya pencegahan promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitaitif yang dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

Page 117: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

98

Tabel 2.19 Penatalaksanaan pada akseptor KB PIL

HARI/JAM KEGIATAN PARAF 1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini.

Ibu mengerti 2. Menjelaskan kepada ibu tentang KB pil. Ibu

mengerti 3. Memberikan pil KB baru kepada ibu 4. Menganjurkan kepada ibu untuk minum pil tepat

waktu dan secara teratur setiap hari tanpa ada yang terlewatkan. Ibu mengerti

5. Menganjurkan ibu untuk datang lagi apabila ada keluhan atau jika pil sudah mau habis.

Page 118: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

99

BAB 3

METODE PENDEKATAN STUDI KASUS

3.1 Jenis Pendekatan

Jenis Pendekatan yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini adalah

pendekatan langsung kepada pasien hamil yang usia kehamilannya 37-38

minggu dalam kategori normal. Pendekatan studi kasus ini menerapan

Manajemen Asuhan Kebidanan secara komprehensif berbasis Continuity of

Care (CoC) pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana.

Continuity Of Care (COC) adalah suatu proses dimana klien dan tenaga

kesehatan yang kooperatif terlibat dalam managemen layanan kesehatan

secara terus menerus menuju pelayanan yang berkualiatas tinggi, biaya

perawatan medis yang efektif. Continuity Of Care awalnya merupakan ciri

tujuan utama pengobatan keluarga yang lebih menitik beratkan kepada

kualitas pelayanan kepada klien. Ini dapat membantu bidan (tenaga

kesehatan) mendapatkan kepercayaan dan memungkinkan untuk menjadi

advokasi klien.

3.2 Kerangka Operasional

Kerangka Operasional (kerangka kerja) merupakan langkah-langkah

dalam aktivitas ilmiah, mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya,

yaitu kegiatan sejak awal dilakukannya sebuah penelitian.

Menurut Budiarto (2004), Kerangka Operasional adalah kerangka yang

menyatakan tentang urutan langkah dalam melaksanakan penelitian atau

asuhan kebidanan secara komprehensif berbasis Continuity of Care (CoC).

Page 119: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

100

Gambar 3.1 Kerangka Operasional Asuhan kebidanan Komprehensif pada Ny.“I” di BPM Ny. “T” Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso

Susunan Proposal

Pasien memenuhi syarat untuk dijadikan objek studi

Pemeriksaan kehamilan pada trimester III (minimal 2 kali kunjungan)

Kunjungan nifas dan neonatus

Persalinan dilakukan standart 58 langkah

Mahasiswa melakukan pendekatan ke BPM Ny "T"

Menjelaskan kepada bidan kriteria pasien yang dibutuhkan UK 37-39 minggu

Pendekatan pasien

Skrining menggunakan KSPR dengan cara anamnese dan pemeriksaan

Dilakukan standart 10 T

Inform consent kepada pasien

Kunjungan nifas 4 kali: 1. KF 1 : 6 –8 jam 2. KF 2 : 6 hari 3. KF 3 : 2 minggu 4. KF 4 : 6 minggu

Kunjungan neonatus 3 kali:

1. KN 1 : 6 – 48 jam 2. KN 2 : 3 – 7 hari 3. KN 3 : 8 – 28 hari

MAL

PIL

SUNTIK

IMPLANT

MOW/MOP

Pengambilan keputusan oleh Klien

Konseling KB

Studi pendahuluan

Pengambilan data ke Bankesbang

Mendapatkan surat ijin dari kampus

Pengambilan data ke Dinkes

Ujian proposal

KONDOM

AKDR

Page 120: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

101

3.3 Subjek Studi Kasus

Studi kasus ini dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan

melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal disini dapat

berarti satu orang, sekelompok masyarakat disuatu daerah. Unit yang menjadi

kasus tersebut secara mendalam dianalisis segi yang berhubungan dengan

kasus itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus

yang muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus

terhadap suatu perlakuan atau pemaparan tertentu. Meskipun didalam studi

kasus ini yang diteliti hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara

mendalam, meliputi berbagai aspek yang cukup luas, serta penggunaan

berbagai teknik secara intergratif (Notoadmodjo, Soekidjo 2010).

Studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang

dilakukan secara integratif dan komprehensif agar diperoleh pemahaman

yang mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya

dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh

perkembangan diri yang baik (Rahardjo, 2011).

Subjek studi kasus ini adalah Ny.“I” dengan usia kehamilan 37-38

minggu yang mengalami peristiwa kehamilan, bersalin, nifas, bayi yang

dilahirkan atau neonatus dan ibu nifas dengan akseptor keluarga berencana.

3.4 Fokus Studi

Fokus studi merupakan pemusatan perhatian pada apa yang kita teliti

didalam suatu permasalahan, sehingga hasil penelitian sesuai dengan yang

diharapkan.

Fokus studi dalam studi kasus ini berupa asuhan kebidanan kehamilan

(Antenatal Care), asuhan kebidanan persalinan (Intranatal Care), asuhan

kebidanan nifas (Postnatal Care), asuhan kebidanan neonatal, dan asuhan

kebidanan KB secara komprehensif berbasis Continuity of Care (CoC).

3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu

peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel

Page 121: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

102

yang sama. Karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana

caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan

konsep yang sama. Dengan demikian ia dapat menentukan apakah tetap

menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran

yang baru.

Definisi operasional Laporan Tugas Akhir ini antara lain:

1. Kehamilan trimester III adalah ibu hamil dengan resiko rendah dan usia

kehamilan 37-38 minggu melalui pendekatan Varney dan SOAP.

2. Persalinan adalah ibu bersalin dari kala I sampai kala IV melalui

pendekatan Varney dan SOAP.

3. Nifas adalah ibu nifas dimulai dari 6 jam postpartum sampai minggu ke-6

melalui pendekatan Varney dan SOAP.

4. Neonatus adalah bayi lahir normal usia 0-28 hari melalui pendekatan

Varney dan SOAP.

5. Aksekptor KB adalah ibu yang menggunakan alat kontrasepsi saat atau

setelah masa nifas melalui pendekatan Varney dan SOAP.

3.6 Kriteria Subjek

Pada dasarnya subjek penelitian adalah yang akan dikenai kesimpulan

hasil penelitian. Oleh karena itu, subjek penelitian ini harus sesuai dengan

permasalahan yang kita angkat dalam penelitian.

Penentuan subjek penelitian dalam penelitian kualitatif dilakukan saat

peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung.

Caranya yaitu peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan

memberikan data yang diperlukan.

Kriteria subjek dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah:

1. Ibu hamil dengan resiko rendah (KSPR) usia kehamilan 37-38 minggu

2. Persalinan normal dan bersedia bersalin di BPM yang sudah di tetapkan.

3. Nifas normal.

4. Bayi baru lahir normal (Neonatus).

5. KB (keluarga berencana)

Page 122: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

103

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan,

mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta

objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu

hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut

instrumen penelitian.

Berikut beberapa jenis instrumen dalam Laporan Tugas Akhir ini:

1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

2. Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR)

3. Pemeriksaan Fisik Set

4. Asuhan Persalinan Normal 58 Langkah

5. Lembar Partograf

6. Lembar Penapisan

7. Partus Set

8. Lembar Informed Consent

9. Lembar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTMB)

10. Alat Bantu Pengambil Keputusan (ABPK)

11. Kartu KB

3.8 Lokasi dan Waktu

1. Lokasi

a. BPM Bidan "T" Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso

b. Rumah Ny "I" Kecamatan Jambisari Kabupaten Bondowoso

2. Waktu : 25 Januari 2017-07 Februari 2017

3.9 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian tidak boleh dilakukan secara sembarangan.

Terdapat langkah pengumpulan data dan teknik pengumpulan data yang harus

diikuti. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

Berikut beberapa Metode Pengumpulan Data yang kami gunakan:

Page 123: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

104

1. Primer (Sumber langsung)

Penulis menggunakan data dari sumber langsung dimana data-data

didapat dengan cara wawancara secara langsung kepada klien, serta

observasi langsung melalui cara anamnesis, pemeriksaan fisik (inspeksi,

palpasi, perkusi, auskultasi) pemeriksaan penunjang, dan observasi.

2. Sekunder (Sumber tidak langsung)

Penulisan laporan tugas akhir ini disusun berdasarkan telaah

pustaka dimana pembahasannya didapatkan dari dokumentasi (Buku

KIA), literatur-literatur yang berkaitan dengan judul penulisan yaitu

tentang kehamilan, persalinan, nifas, neonatal dan KB. Dimana sumber

yang didapat berasal dari buku, internet maupun jurnal, dan artikel

ilmiah.

3.10 Etika Studi Kasus

Pelaksanaan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek penelitian

adalah manusia maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia

memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian yang

akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia

(Hidayat, 2010)

1. Lembar persetujuan (informed consent)

Lembar persetujuan menjadi pasien (informed consent) diberikan

sebelum studi kasus agar pasien mengetahui maksud dan tujuan studi

kasus.

2. Tanpa nama (anonymity)

Dalam menjaga kerahasiaan identitas pasien, penulis tidak

mencantumkan nama pasien pada lembar pengumpulan data dan cukup

dengan memberikan inisial.

3. Kerahasiaan (confidential)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari pasien dijamin

oleh peneliti

Page 124: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

105

BAB 4

LAPORAN PELAKSANAAN

4.1 Asuhan Kebidanan pada Kehamilan

Asuhan Kebidanan

Pada Ny."I" G II P10001 37 minggu Presentasi Kepala

Janin, Tunggal, Hidup, dengan kehamilan normal

Tempat Pengkajian : Puskesmas Tenggarang

Tanggal/Waktu Pengkajian : 25-01-2017/08.30 WIB

Nama Pengkaji : Ayu Amalia

I. Pengkajian

A. Data Subyektif

1. Identitas

Nama Ibu : Ny. “I” Nama Suami : Tn. “A”

Umur : 27 tahun Umur : 31 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Madura Suku/Bangsa : Madura

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang beras

Alamat : Pengarang RT 05 RW 02

2. Keluhan utama

Hamil anak ke dua dengan usia kehamilan 9 bulan. Datang ke puskesmas

ingin memeriksakan kehamilannya dan melakukan tes laboratorium.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Ini kehamilan kedua dengan usia kehamilan 9 bulan. Saat ini tidak

sedang menderita penyakit darah tinggi, kencing manis, batuk darah,

penyakit kuning, jantung, ginjal dan kurang darah.

4. Riwayat Kesehatan Dahulu

Sebelumnya ibu tidak pernah menderita penyakit darah tinggi, kencing

manis, batuk darah, penyakit kuning, jantung, ginjal, serta kurang darah.

Page 125: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

106

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Didalam keluarganya maupun suaminya tidak ada yang menderita

penyakit darah tinggi, kencing manis, batuk darah, penyakit kuning,

jantung, ginjal, kurang darah dan tidak ada riwayat keturunan kembar di

dalam keluarganya.

6. Riwayat menstruasi

Menarche : 13 tahun

Siklus : 28 hari

Lama : 7 hari

Sifat Darah : Encer, berbau amis

Volume : 3 kali ganti pembalut

Disminore : Sebelum haid

Flour albus : Sesudah menstruasi

HPHT : 13-5-2016

HPL : 20-02-2017

7. Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas Laktasi

Ke

UK

Kom

p

Jenis P

ersalinan

Tem

pat P

ersalinan

Penolong

Kom

p

JK

PB

/ BB

H/M

T/G

Usia

Lam

a

Kom

p

Lam

a

Kom

p

1 9

bln -

spontan

BPM Bidan - P 50/3400

H T 6

Th 41 hri

- 6

bln -

HAMIL SAAT INI

8. Riwayat Kehamilan Sekarang

Tanggal Keluhan TD BB UK TFU Letak Janin

DJJ Hasil

pemeriksaan Lab

Terapi Konseling

22/06/16 Pusing, Mual

100/ 70

50 5

mgg - - -

PP test +

B6 Istirahat cukup

03/07/16 Pilek 100/ 60

49 7

mgg - - -

Hb 13,3 gr/dl

Fe, kalk

Hindari air dingin

09/08/16 Taa 130/ 72

51 12-13 mgg

Balt - - - Fe1, kalk1

Makan sedikit tapi

sering

03/09/16 Taa 120/ 70

51 16-17 mgg

Balt - - - Fe2,

Kalk2 Nutrisi bumil

Page 126: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

107

10/110/16 Taa 120/ 70

53 21-22 mgg

14 Se-

pusat letkep + -

Fe3, Kalk3

Istirahat cukup

21/12/16 Pusing 120/ 70

55 27-28 mgg

17 cm

letkep 150x/ mnt

- Fe, kalk

Baca buku KIA

hal 17

08/12/17 Taa 140/ 80

58 29

mgg 20 cm

letkep 140x/ mnt

TT5 Fe, kalk

Linakes, makan ↓

garam

23/12/16 Taa 130/ 80

57 32-33 mgg

26 cm

letkep 146x/ mnt

- Lanjut

kan terapi

Tanda resti bumil

07/01/17 Taa 120/ 80

60 34

mgg 27 cm

letkep 139x/ mnt

- Fe,

Kalk Istirahat cukup

24/01/17 Taa 120/ 80

58 37

mgg 29 cm

letkep 126x/ mnt

- Vit-c Baca buku

KIA hal 8-9

25/01/17 Taa 130/ 70

60 37

Mgg 29 cm

letkep 154x/ mnt

Hb 11,8 gr/dl

Fe, Kalk, Vit-c

Nutrisi bumil

6/02/17 Mules, keluar cairan

120/ 80

61 38-39 Mgg

30 Cm

letkep 136x/mnt

- - Tanda

persalinan

9. Riwayat Kontrasepsi

Setelah melahirkan anak pertamanya ibu menggunakan kb suntik 3

bulan, kemudian ibu berhenti menggunakan kb karena menginginkan

anak kedua.

10. Riwayat Pernikahan

Usia menikah : 18 tahun

Lama menikah : ±10 tahun

Menikah ke- : pertama

Status : Sah

11. Pola Kebiasaan Sehari-hari

NO POLA KEBIASAAN SEBELUM HAMIL SELAMA HAMIL

1. Nutrisi: - Pola makan - Jenis makanan - Nafsu - Alergi Makanan/obat - Pantangan - Pola minum - Jenis minuman

- 3 kali/hari - Nasi, sayur, lauk - Baik - Tidak ada - Tidak ada - 7-8 gelas/hari - Air putih

- 3 kali/har - Nasi, sayur, lauk - Baik - Tidak ada - Tidak ada - 8-9 gelas/hari - Air putih dan susu

Page 127: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

108

2. Eliminasi: - Pola BAK

Warna Bau Konsistensi Jumlah

- Pola BAB Warna Konsistensi

- 4 kali/hari - Kuning - Amoniak - Cair - Banyak - 1 kali/hari - Kuning - Lunak

- 7 kali/hari - Kuning - Amoniak - Cair - Sedikit - 1 kali/hari - Kuning - Lunak

3. Istirahat: - Siang - Malam

- 1 jam/hari - 7-8 jam/hari

- 1/2 jam/hari - 5-6 jam/hari

4. Personal Hygine: - Mandi/tempat - Keramas - Gosok gigi - Ganti CD - Tempat BAB

- 2 kali/hari/k.mandi - 3 kali/minggu - 2 kali/hari - 2 kali/ hari - WC pribadi

- 3 kali/hari/k.mandi - 2 kali/minggu - 3 kali/hari - 4 kali/hari - WC pribadi

5. Aktivitas Melakukan pekerjaan rumah tangga

Melakukan pekerjaan rumah tangga

6. Kebiasaan hidup sehat: - Merokok, miras, obat

terlarang - Jamu - Binatang peliharaan

- Tidak pernah

- Tidak pernah - Tidak ada

- Tidak pernah

- Tidak pernah - Tidak ada

12. Riwayat Psikososial Budaya

Sehari-hari ibu menggunakan bahasa madura di lingkungannya.

Berkomunikasi baik dengan keluarga dan suaminya, kehamilan ini dapat

diterima dan diinginkan oleh dirinya , keluarga dan lingkungan. Suami

bertindak sebagai pencari nafkah dan pengambil keputusan, dan keluarga

ini adalah peserta jamkesmas.

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD = 120/80 mmHg Nadi = 80 x/menit

S = 36 oC RR = 24 x/menit

BB sekarang : 58 kg

BB sebelum hamil : 49 kg

TB/LILA : 150 cm/24 cm

HPL : 20-02-2017

Page 128: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

109

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Bersih, rambut tidak rontok, tidak ada ketombe,

dan tidak ada benjolan

Muka : Tidak ada cloasma gravidarum, tidak odema,

tidak anemis

Mata : Sklera putih, conjungtiva merah muda, dan tidak

ada odem palpebra, pupil isohor

Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada

secret, tidak ada serumen, tidak epistaksis, tidak

ada polip

Mulut/gigi : Tidak ada stomatitis, tidak ada gigi caries, tidak

ada gingivitis, lidah tidak ada bashlack, tidak ada

pembesaran tonsil

Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada secret,

tidak ada perdarahan, pendengaran baik

Leher : Tidak ada pelebaran vena jugularis, tidak ada

pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran

limfe

Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada ronki,

tidak ada whezing, denyut jantung normal.

Payudara : Payudara simetris, tampak pembesaran payudara,

payudara menggantung, puting susu menonjol,

hiperpigmentasi areola mamae, tidak ada

benjolan, tidak ada pembesaran limfe, kolostrum

belum keluar.

Abdomen : Pembesaran memanjang sesuai usia kehamilan,

tidak ada bekas luka (operasi) pada abdomen, ada

linea nigra,ada linea alba,ada striae livid, ada

striae albicans, pusat mendatar, tidak tampak

gerakan janin.

Leopold I : TFU 3 jari di bawah prosesus xifoid (29 cm),

lunak, tidak melenting, tidak bulat (bokong).

Page 129: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

110

Leopold II : Bagian kanan ibu teraba bagian keras, datar,

memanjang, ada tahanan (PUKA), bagian kiri ibu

teraba benjolan kecil janin (ekstremitas).

Leopold III

Leopold IV

:

:

Teraba bagian keras, bulat, melenting (kepala)

Kepala belum masuk PAP.

-

TBJ : (29-12) x 155 = 2635 gram

DJJ : 154 x/menit

Punggung : Lordosis

Genetalia : Vulva bersih, tidak ada flour albus, tidak oedem,

tidak ada kondiloma talata, tidak ada peradangan

Anus : Tidak ada hemorrhoid

Eks. Atas : Simetris, tidak odema

Eks. Bawah : Simetris, tidak varises, tidak odem, reflek patella

positif

3. Pemeriksaan Penunjang

Hemoglobin : TM I UK 7 minggu = 13,3 gr/dl

TM III UK 36 minggu = 11,8 gr/dl

Protein Urine : Negative

Reduksi Urine : Negative

Rapid tes : Negatif

Gol darah : A

II. Identifikasi Data Dasar

Ds : Ibu mengatakan ini kehamilan kedua dengan usia kehamilan 9

bulan, ibu tidak mengeluh apa-apa, datang ke BPM ingin

memeriksakan kehamilannya. HPHT : 13-05-2016

Do : - Pemeriksaan umum

KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD = 120/80mmHg Nadi = 80 x/menit

S = 365 oC RR = 24 x/menit

BB sekarang : 58 kg

Page 130: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

111

TB/LILA : 150 cm/24 cm

- Pemeriksaan fisik

Muka : Tidak ada cloasma gravidarum, tidak odema,

tidak anemis

Payudara : Payudara simetris, tampak pembesaran

payudara, payudara menggantung, puting susu

menonjol, hiperpigmentasi areola mamae,

tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran

limfe, kolostrum belum keluar.

Abdomen : Pembesaran memanjang sesuai usia kehamilan,

tidak ada bekas luka (operasi) pada abdomen,

ada linea nigra, ada linea alba, ada striae livid,

ada striae albicans, pusat mendatar, tidak

tampak gerakan janin.

- Leopold I : TFU 3 jari di bawah prosesus xifoid (29cm),

bokong.

- Leopold II : Bagian kanan ibu teraba bagian keras, datar,

memanjang, ada tahanan (PUKA), bagian kiri

ibu teraba benjolan kecil janin (ekstremitas)

- Leopold III

- Leopold IV

:

:

Teraba bagian keras, bulat, melenting (kepala)

Kepala belum masuk PAP

-

- TBJ : (29-12) x 155 = 2635 gram

- DJJ : 154 x/menit

Eks. Bawah : Simetris, tidak varises, tidak odem, reflek

patella positif

Dx : Ny” I” GII PI000I 37 minggu Presentasi Kepala Janin, Tunggal,

Hidup, dengan kehamilan normal.

III. Identifikasi Masalah Potensial

-

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera

-

Page 131: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

112

V. Intervensi

1. Jelaskan pada ibu keadaan bayi dan dirinya

R/ pengetahuan membuat ibu lebih kooperatif.

2. KIE kebutuhan aktifitas ibu selama hamil

R/ membantu ibu lebih nyaman menjalani kehamilan dan tetap

beraktifitas.

3. Kenalkan tanda-tanda persalinan

R/ deteksi dini tanda gejala persalinan dan untuk mencegah

keterlambatan.

4. Konseling tentang persalinan pada ibu dan suami

R/ pengetahuan membuat ibu siap menerima kelahiran bayi.

5. Anjurkan suami untuk siap siaga mendampingi ibu

R/ suami selalu siap jika ada tanda persalinan dan dukungan suami

membuat ibu nyaman.

6. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang I minggu atau jika ada keluhan

R/ deteksi adanya penyimpangan.

VI. Implementasi

Hari/

Tanggal Jam Kegiatan Paraf

25/01/2016 09.00 WIB 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan

bahwa keadaan ibu dan janin

letak kepala.

09.16 WIB 2. Memberitahu ibu untuk tidak bekerja

yang berat-berat

- mengurangi pekerjaan yang berat

karena bisa berdampak buruk pada

ibu dan janin.

- Lakukan olahraga ringan seperti

jalan kaki ringan seperti jalan kaki

karena memperlancar peredaran

darah, membuat otot lebih kuat dan

menghilangkan stres

Page 132: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

113

09.18 WIB 3. Membicarakan mengenai tanda-tanda

persalinan

- Terjadinya HIS persalinan

- Pengeluaran lendir dengan darah

- Pengeluaran cairan

09.19 WIB 4. Membicarakan mengenai persiapan

persalinan

- yang akan membantu pada waktu

kelahiran dan tempat melahirkan

- Persediaan yang di butuhkan oleh

ibu dan bayi misalnya pakaian ibu

dan bayi

09.20 WIB 5. Menganjurkan suami untuk siap siaga

mendampingi ibu

- Mengantar ibu memeriksa

kehamilannya kepada tenaga

kesehatan

- Mendampingi ibu di rumah

- Mendampingi ibu pada saat

persalinan

09.21 WIB 6. Menyarankan pada ibu agar

memeriksakan kehamilannya 1

minggu lagi dan memberikan

penyuluhan tentang

- Cara relaksasi untuk mengurangi

ketegangan menjelang hari

persalinan

- Persalinan oleh tenaga kesehatan

dan kegawat daruratan BULIN

Page 133: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

114

VII. Evaluasi

Tanggal : 25/1/2017 Jam : 09.22 WIB

S : Ibu memutuskan untuk melahirkan di bidan BPM Tjatur di

dampingi suami

O : Kondisi ibu dan janin baik

A : Ny ”I” GII P10001 37 minggu Presentasi Kepala Janin, Tunggal,

Hidup, dengan kehamilan normal.

P : - Ingatkan ibu mengkonsumsi tablet Fe secara baik dan

benar

- Ingatkan ibu untuk kontrol ulang tanggal 1/2/2017

Catatan Perkembangan

Asuhan Kebidanan

Pada Ny."I" GII P10001 38-39 Minggu Presentasi Kepala

Janin, Tunggal, Hidup, Dengan Kehamilan Normal

Tempat Pengkajian : BPM Ny “T”

Tanggal/Waktu Pengkajian : 6/2/2017/18.00 WIB

Nama Pengkaji : Ayu Amalia

A. Subjektif

1. Biodata

Nama Ibu : Ny. “I” Nama Suami : Tn. “A”

Umur : 27 tahun Umur : 31 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Madura/Indonesia Suku/Bangsa : Madura/Indonesia

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang beras

Alamat : Pengarang RT 05 RW 02

2. Keluhan Utama

Ibu datang ke BPM untuk memeriksakan kehamilannya.

Page 134: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

115

B. Objektif

K/U baik, BB 50 kg, TD 105/80 mmHg, S 36,6oC, N 86 x/menit, RR 20

x/menit, TB 149 cm, LILA 24 cm, sklera putih, konjungtiva merah muda,

kedua payudara tidak ada benjolan, kolostrum sudah keluar, pembesaran

abdomen memanjang, abdomen tidak ada bekas uka SC, TFU 2 jari di bawah

px (30 cm), PUKA, presentasi kepala, belum masuk PAP, DJJ 134 x/menit,

TBJ 2790 gram, ekstremitas bawah tidak odema, HPL 12-1-2017.

C. Analisa

Ny ”I” GII P10001 38-39 minggu Presentasi Kepala Janin, Tunggal, Hidup,

dengan kehamilan normal.

D. Penatalaksanaan

Hari/

Tanggal Jam Kegiatan Paraf

Minggu,

06-02-2017

18.15

WIB

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik, TD 105/80 mmHg, DJJ 134 x/menit. Ibu mengerti dan merasa senang.

18.16

WIB

2. Menganjurkan kepada ibu untuk segera memeriksakan kehamilan ke bidan apabila terjadi pengeluaran lendir dengan darah, pengeluaran cairan, terjadinya kenceng-kenceng persalinan Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran bidan.

18.17

WIB

3. Menganjurkan suami untuk siap siaga mendampingi ibu di rumah dan pada saat persalinan Suami mengerti dan akan melakukan anjuran bidan.

18.18

WIB

4. Menganjurkan ibu untuk menyiapkan perlengkapan persalinan seperti perlengkapan bayi, kendaraan untuk menuju tempat persalinan, biaya persalinan atau jamkesmas beserta persyaratannya. Ibu mengerti dan akan menyiapkan kebutuhannya.

Page 135: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

116

4.2 Asuhan Kebidanan pada Persalinan

Asuhan Kebidanan

Pada Ny.”I” GII P10001 39 Minggu

Inpartu Kala I Fase Aktif Dilatasi Maksimal

Janin, Tunggal, Hidup, dengan Persalinan Normal

Tempat Pengkajian : BPM Ny “T”

Tanggal/Waktu Pengkajian : 07-02-2017/04.00 WIB

Nama Pengkaji : Ayu Amalia

A. Subjektif

1. Biodata Pasien:

Nama Ibu : Ny. “I” Nama Suami : Tn. “A”

Umur : 27 tahun Umur : 31 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Madura/Indonesia Suku/Bangsa : Madura/Indonesia

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang beras

Alamat : Pengarang RT 05 RW 02

2. Keluhan Utama

Ibu mengeluh perutnya terasa kenceng-kenceng sejak jam 22.00 Wib pada

tanggal 6/2/2017. serta mengeluarkan lendir bercampur darah. HPHT 13-

05-2016.

B. Objektif

K/U baik, TD 110/70 mmHg, S 36,5oC, N 88 x/menit, RR 20 x/menit, sklera

putih, konjungtiva merah muda, kedua puting payudara menonjol, kedua

payudara tidak ada benjolan, kolostrum sudah keluar, pembesaran abdomen

memanjang, TFU 2 jari di bawah px (30 cm), PUKA, presentasi kepala,

masuk PAP (2/5 bagian), DJJ 140 x/menit, TBJ 2945 gram, HIS 3x.10’.40”,

ekstremitas bawah tidak odema, VT: vulva-vagina tidak ada condiloma

akuminata, tidak ada varises, ada blodslow, porsio lunak, eff 50 %, Ø 4 cm,

ket (+), presentasi kepala, HII. HPL 20-2-2017

Page 136: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

117

C. Analisa

Ny ”I” GII P10001 39 minggu inpartu kala I fase aktif dilatasi maksimal Janin,

Tunggal, Hidup.

D. Penatalaksanaan

Hari/ Tanggal

Jam Kegiatan Paraf

Selasa, 7/2/2017

04.00 WIB

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik, TD 110/70 mmHg, pembukaan 4 cm, DJJ 140 x/menit, posisi janin normal/letak kepala. Ibu mengerti keadaan diri dan janinnya.

04.15 WIB

2. Menganjurkan ibu berjalan bila kuat, berjongkok atau tidur miring ke kiri. Ibu mengerti dan memilih tidur miring ke kiri.

04.16 WIB

3. Menganjurkan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu dan memberi semangat. Suami dan keluarga mendampingi ibu serta memijat pinggang dan mengipasi ibu.

04.18 WIB

4. Menganjurkan ibu makan dan minum-minuman yang manis. Ibu minum air gula 1 gelas.

04.20 WIB

5. Menganjurkan ibu berkemih jika kandung kemih penuh atau merasa ingin berkemih. Ibu tidak ingin berkemih dan kandung kemih kosong.

04.22 WIB

6. Memeriksa nadi ibu, kontraksi dan DJJ setiap 30 menit atau bila ada indikasi. Hasil terlampir pada partograf.

04.23 WIB

7. Memantau pembukaan dan penurunan kepala setiap 4 jam atau bila ada indikasi. Pemeriksaan akan dilakukan 4 jam lagi atau bila ada indikasi.

04.25 WIB

8. Menyiapkan persiapan pertolongan persalinan ibu, bayi dan petugas. persiapan pertolongan persalinan ibu, bayi dan petugas sudah siap

04.26 WIB

9. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada partograf. Hasil terlampir.

Page 137: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

118

Catatan Perkembangan

Asuhan Kebidanan

Pada Ny.”I” GII P10001 39 Minggu Inpartu Kala II

Janin, Tunggal, Hidup, dengan Persalinan Normal

Tempat Pengkajian : BPM Ny “T”

Tanggal/Waktu Pengkajian : 07/02/2017/05.00 WIB

Nama Pengkaji : Ayu Amalia

A. Subjektif

Ibu mengatakan perutnya semakin kencang-kencang, merasa ingin meneran

seperti ingin BAB.

B. Objektif

K/U baik, TD 100/70 mmHg, S 36,7oC, N 90 x/menit, RR 24 x/menit, DJJ

146 x/menit, HIS 4x.10’.45”, setiap ada HIS ibu ada dorongan meneran,

perineum tampak menonjol, vulva dan anus membuka dan tampak mengalir

air ketuban jernih, VT: v/v taa, porsio tidak teraba, eff 100 %, Ø 10 cm,

ket (-), presentasi kepala, hodge III, UUK jam 12, mollage 0, tidak ada bagian

terkecil di samping kepala janin, tidak ada tali pusat menumbung.

C. Analisa

Ny” I” GII P10001 39 minggu inpartu kala II dengan persalinan normal, Janin

Tunggal Hidup.

D. Penatalaksanaan

Hari/ Tanggal

Jam Kegiatan Paraf

Selasa, 7/2/2017

05.00 WIB

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap (10 cm), keadaan janin baik (DJJ 150 x/menit) dan waktunya ibu untuk meneran. Ibu mengerti keadaan diri dan janinnya.

05.03 WIB

2. Memastikan dan mengawasi tanda gejala kala II (doran, teknus, perjol, vulka). Sudah muncul tanda gejala kala II.

Page 138: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

119

05.03 WIB

3. Memastikan kelengkapan alat dan bahan di dalam partus set. Alat dan bahan sudah lengkap, oksitosin sudah dimasukkan ke dalam spuit.

05.07 WIB

4. Memakai alat pelindung diri. Skort telah dipakai beserta alas kaki, tangan sudah dicuci.

05.07 WIB

5. Memberitahu ibu dan meminta keluarga untuk membantu mengatur posisi ibu yaitu posisi setengah duduk atau litotomi dengan memasukkan lengan ibu diperlipatan paha kemudian menariknyake arah perut saat meneran. Ibu mengerti dan sudah dalam posisi litotomi.

05.08 WIB

6. Membimbing ibu meneran saat ada kontraksi. Ibu kooperatif saat diminta meneran.

05.30 WIB

7. Meletakkan handuk di atas perut ibu dan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu. Handuk dan kain sudah dipasang.

05.31 WIB

8. Membuka partus set dan memakai sarung tangan. Partus set sudah dibuka dan sarung tangan sudah terpasang.

05.45 WIB

9. Menolong kelahiran bayi: a. Kepala

Saat kepala muncul di introitus vagina dengan diameter5-6 cm, tangan kanan menahan/melindungi perinium dengan dilapisi kain bersih, tangan kiri menahan kepala bayi agar defleksi perlahan-lahan sampai kepala lahir seluruhnya mulai dari dahi, hidung, mulut dan dagu. kemudian mengecek kemungkinan lilitan tali pusat.Tidak ada lilitan.

b. Bahu depan Setelah kepala putar paksi luar secara spontan,memegang kepala bayi secara biparietal (tangan kanan diatas dan tangan kiri di bawah pada masing-masing kepala bayi),

Page 139: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

120

kemudian mengayunkan kepala ke arah bawah hingga bahu depan lahir di bawah arkus pubis

c. Bahu belakang Kemudian mengayunkan kepala bayi ke atas sesuai jalan lahir sehingga bahu belakang lahir

d. Badan Tangan kanan menyanggah kepala, leher dan bahu janin,tangan kiri menelusuri punggung, bokong, tungkai dan kaki (sanggah susur), bayi lahir spontan jam 18.15 WIB, langsung menangis, warna kemerahan, gerak aktif, jenis kelamin laki-laki. kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu

05.46 WIB

10. Mengeringkan bayi dengan handuk. Bayi telah dikeringkan kecuali tangan dengan handuk yang berada di atas perut ibu dan dihangatkan.

05.46 WIB

11. Memeriksa TFU untuk memastikan tidak ada bayi kedua. TFU setinggi pusat, janin tunggal.

05.47 WIB

12. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin. Ibu tahu akan disuntik oksitosin.

05.47 WIB

13. Menyuntikkan oksitosin 10 UI secara IM di 1/3 paha atas lateral ibu. Oksitosin sudah masuk 10 UI.

05.47 WIB

14. Menjepit tali pusat dengan klem ± 3 cm dari pusat bayi, mengurut isi tali pusat dan menjepit kembali ± 2 cm dari klem yang pertama. kemudian memotong dan mengikatnya dengan benang steril/DTT. Tali pusat sudah dipotong dan diikat.

05.49 WIB

15. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk melakukan IMD, serta menyelimuti bayi dan ibu dan memasang topi bayi. Bayi telah hangat dan ibu kooperatif

Page 140: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

121

Catatan Perkembangan

Asuhan Kebidanan

Pada Ny.”I” P20002 Kala III

Tempat Pengkajian : BPM Ny “T”

Tanggal/Waktu Pengkajian : 07/2/2017 /05.55WIB

Nama Pengkaji : Ayu Amalia

A. Subjektif

Ibu mengatakan senang bayinya sudah lahir dengan selamat, dan masih

merasa mulas sedikit.

B. Objektif

K/U baik, muka tidak pucat, bayi tengkurap di atas perut ibu untuk IMD,

TFU setinggi pusat, tidak ada janin kedua, kontraksi baik, ada semburan

darah ± 20 cc, tali pusat semakin memanjang, uterus globuler.

C. Analisa

Ny ”I” P20002 kala III.

D. Penatalaksanaan

Hari/ Tanggal Jam Kegiatan Paraf

Selasa, 7/2/2017

05.55 WIB

1. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva sambil mengurut isi tali pusat. Klem tali pusat sudah di dekat vulva.

05.56 WIB

2. Melakukan tekanan dorsokranial saat kontraksi dan melakukan penegangan tali pusat terkendali. Tali pusat bertambah panjang dan plasenta terlepas.

05.57 WIB

3. Melahirkan plasenta dengan kedua tangan dengan cara memutar hingga selaput ketuban terpilin.Plasenta lahir spontan jam 05.57 WIB.

05.58 WIB

4. Segera melakukan masase uterus 15 kali selama 15 detik. Uterus berkontraksi baik.

05.58 WIB

5. Memeriksa kelengkapan plasenta di bagian maternal dan fetal. Plasenta dan selaput ketuban utuh, kotiledon utuh (18 buah), diameter ± 18 cm, tebal ± 2,5 cm, insersi tali pusat lateralis,

Page 141: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

122

panjang tali pusat ±50 cm, berat ± 500 gram.

05.59 WIB

6. Memeriksa kemungkinan laserasi pada vagina dan perinium. Terjadi laserasi derajat II.

05.59 WIB

7. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik

06.00 WIB

8. memberitahu ibu bahwa ada robekan dan akan di lakukan penjahitan ibu menyetujuinya

06.00 WIB

9. Melakukan penjahitan perineum dengan anastesi Luka sudah di jahit dengan jelujur dan subcutis.

06.10 WIB

10. Menilai perdarahan ± 100 cc

06.12 WIB

11. Membiarkan bayi tetap IMD selama 1 jam Bayi tetap di dada ibu

Catatan Perkembangan

Asuhan Kebidanan

Pada Ny.”I” P20002 Kala IV

Tempat Pengkajian : BPM Ny “T”

Tanggal/Waktu Pengkajian : 07/2/2017 /06.17 WIB

Nama Pengkaji : Ayu Amalia

A. Subjektif

Merasa lega bayinya lahir dengan selamat dan ari-arinya lahir lengkap. dan

masih merasa lelah dan mulas sedikit.

B. Objektif

K/U baik, TD 100/70 mmHg, N 86 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,7oC,

muka tidak pucat, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih

kosong, perdarahan normal, lokhea rubra, perdarahan pervaginam ±100 cc.

C. Analisa

Ny ”I” P20002 kala IV.

Page 142: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

123

D. Penatalaksanaan

Hari/ Tanggal Jam Kegiatan Paraf

Selasa, 7/2/2017

06.17 WIB

1. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan mencegah perdarahan pervaginam. UC baik.

06.19 WIB

2. Mengajarkan ibu dan keluarga masase uterus dan menilai kontraksi. Ibu dan keluarga dapat melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.

06.20 WIB

3. Mengevaluasi jumlah kehilangan darah. ± 100 cc.

06.21 WIB

4. Menempatkan semua peralatan ke dalam larutan klorin 0,5 %. Peralatan di dekontaminasi selama 10 menit.

06.23 WIB

5. Membuang sampah atau bahan-bahan terkontaminasi pada tempat sampah yang sesuai. Bahan terkontaminasi dibuang ke tempat sampah medis dan non medis.

06.24 WIB

6. Membersihkan ibu menggunakan air DTT dan membantu menggunakan pakaian bersih. Ibu merasa bersih dan nyaman.

06.27 WIB

7. Membersihkan tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 %. Tempat bersalin bersih dan ibu lebih nyaman.

06.30 WIB

8. Mencuci peralatan dan handscoon dengan sabun dan air mengalir. Peralatan bersih dan akan dikeringkan.

06.40 WIB

9. Melakukan observasi kala IV dan mendeteksi tanda bahaya nifas. Hasil observasi tercantum pada partograf.

06.45 WIB

10. Melakukan perawatan BBL setelah 1 jam IMD. BB 3200 gram, PB 49 cm, LIKA (CSB 30 cm, CFO 31 cm, CMO 32 cm), LIDA 33 cm, S 36,9oC, RR 44 x/menit. Tali pusat sudah dirawat dan dibungkus dengan kassa steril, Salep mata oxytetracyclin 1 % dan Vit K 1 mg sudah diberikan, Bayi sudah dipakaikan pakaian bayi dan bedong.

Page 143: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

124

06.50 WIB

11. Membantu ibu memberikan ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Bayi dapat menyusu dengan benar.

06.55 WIB

12. Menganjurkan keluarga memberi makanan atau minuman yang diinginkan ibu. Keluarga memberi roti pada ibu.

4.3 Asuhan Kebidanan pada Nifas

Asuhan Kebidanan

Pada Ny.”I” P20002 6 Jam Post Partum Dengan Nifas Normal

Tempat Pengkajian : BPM Ny “T”

Tanggal/Waktu Pengkajian : 07-2-2017 Jam : 09.00 WIB

Nama Pengkaji : Ayu Amalia

A. Subjektif

1. Biodata

Nama Ibu : Ny. “I” Nama Suami : Tn. “A”

Umur : 27 tahun Umur : 31 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Madura/Indonesia Suku/Bangsa : Madura/Indonesia

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang beras

Alamat : Desa pengarang RT 05 RW 02

2. Keluhan Utama

Ibu merasa kondisinya sudah lebih baik, masih belum bisa BAB.

B. Objektif

K/U baik, TD 100/60 mmHg, N 88 x/menit, RR 18 x/menit, suhu 37oC, muka

tidak pucat, sklera putih, konjungtiva merah muda, kedua puting susu

menonjol, ASI keluar, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik / keras,

lochea rubra, perdarahan ± 20 cc, ada jahitan perineum, ekstermitas tidak

oedema.

C. Analisa

Ny ”I” P20002 6 jam post partum dengan nifas normal.

Page 144: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

125

D. Penatalaksanaan

Hari/ Tanggal Jam Kegiatan Paraf

Kamis, 07/02/2017

08.00 WIB

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, TD 100/60 mmHg. Ibu mengerti dan merasa senang.

08.12 WIB

2. Mengajari ibu vulva hygiene yang benar yaitu menyekannya dangan air mengalir dari arah depan ke belakang Ibu mengerti dan tahu car vulva hygiene yang benar.

08.13 WIB

3. Menganjurkan ibu untuk makan yang mengandung protein seperti telur, serta mengkonsumsi sayuran untuk memperlancar produksi ASI Ibu mengerti dan akan makan-makanan yang dianjurkan.

08.15 WIB

4. Memberi KIE tentang mobilisasi dini untuk memperlancar pengeluaran darah sisa persalinan (lochea), mempercepat kembalinya rahim kesemula, mengurangi infeksi, memperlancar peredaran darah. Ibu mengerti tentang manfaat mobilisasi.

08.18 WIB

5. Memberi KIE tentang pentingnya BAK dan BAB setelah melahirkan untuk mencegah infeksi pada saluran perkemihan dan mencegah terjadinya sembelit. Ibu harus BAK minimal 2 jam setelah melahirkan dan bisa BAB minimal 3 hari setelah melahirkan. Ibu mengerti pentingnya BAK dan BAB setelah melahirkan.

08.20 WIB

6. KIE ibu cara menyusui yang benar yaitu setiap 2 jam sekali atau jika bayi menangis secara bergantian antara payudara kiri dan kanan dan tidak memberi makanan tambahan pada bayi sampai berusia 6 bulan. Ibu mengerti menyusui bayinya dan mencoba.

08.24 WIB

7. Memberi KIE mengenai tanda bahaya pada ibu nifas dan bayi baru lahir dan cara mencari pertolongan seperti perdarahan dari jalan lahir, pusing hebat, kaki bengkak,demam tinggi. Pada bayi warna kulit kuning, bayi kebiruan, tali pusat kemerahan atau bernanah, bayi

Page 145: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

126

merintih, kejang, dan lain-lain. Segera periksa ke bidan jika mengalami hal tersebut. Ibu mengerti tentang tanda bahaya pada ibu nifas dan BBL serta akan segera periksa jika mengalaminya.

08.27 WIB

8. Konseling cara minum tablet tambah darah untuk mencegah anemia 1x1 tablet/hari, Amoxicillin untuk mencegah infeksi 3x1 dan juga vitamin A 1x1 untuk meningkatkan kualitas ASI dan meningkatkan daya tahan tubuh. Ibu telah meminumnya dan akan rutin untuk meminumnya.

08.30 WIB

9. Konseling ASI eksklusif Ibu akan memberikan ASI saja pada bayinya selama 6 bulan.

08.31 WIB

10. Konseling jadwal kunjungan ulang 1 minggu lagi untuk memantau keadaan ibu atau jika ada keluhan.

08.32 WIB

11. Konseling tentang alat kontrasepsi pasca salin. Ibu merencanakan menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan.

Catatan Perkembangan

Asuhan Kebidanan

Pada Ny.”I” P20002 Post Partum Hari Ke-6 Dengan Nifas Normal

Tempat Pengkajian : Rumah Pasien Desa Pengarang RT 05 RW 02

Tanggal/Waktu Pengkajian : 12/2/2017 09.00 WIB

Nama Pengkaji : Ayu Amalia

A. Subjektif

Ibu merasa lebih sehat, tidak ada keluhan apapun, dan sudah bisa BAB dan

menyusui bayinya.

B. Objektif

K/U baik, TD 100/80 mmHg, N 86 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,9oC,

muka tidak pucat, sklera putih, konjungtiva merah muda, kedua puting susu

menonjol, ASI keluar lancar, TFU 2 jari diatas sympisis, kontraksi baik/

Page 146: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

127

keras, kandung kemih kosong, lokhea sanguinolenta, perdarhan ± 5 cc, ada

jahitan perineum, ekstermitas tidak oedema.

C. Analisa

P20002 post partum hari ke-6 dengan nifas normal.

D. Penatalaksanaan

Hari/ Tanggal Jam Kegiatan Paraf

Jumat , 12/2/2017

09.05 WIB

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, serta jahitan perineum kering dan baik, TD 100/80 mmHg. Ibu mengerti dengan keadaannya.

09.06 WIB

2. Menganjurkan ibu tetap menyusui bayinya selama 6 bulan Ibu akan tetap menyusui bayinya selama 6 bulan.

09.07 WIB

3. Memberi konseling pada ibu tentang ASI on demand yaitu menyusui bayinya setiap 2 jam setiap hari agar produksi ASI semakin lancar serta menyusui secara bergantian antara payudara yang kiri dan kanan dengan mengosongkan payudara yang satu terlebih dahulu agar bayi mendapat nutrisi penuh dari ASI Ibu mengerti dan akan menyusui bayinya setiap 2 jam secara bergantian antara payudara kanan dan kiri.

09.08 WIB

4. Memberi KIE tentang perawatan tali pusat bayi dengan kassa kering tanpa dibubuhi apapun dan diganti setiap bayi selesai mandi Ibu mengerti tentang perawatan tali pusat bayi.

09.09 WIB

5. Memberi KIE tentang pentingnya nutrisi, kebersihan dan istirahat pada ibu nifas guna mempercepat pemulihan kesehatan ibu nifas. Ibu mengerti tentang pentingnya nutrisi, kebersihan, dan istirahat.

09.10 WIB

6. Menjadwalkan kunjungan ulang 1 minggu lagi tanggal 18-02-2017 atau bila ada keluhan. Ibu mengerti dan tahu kapan harus periksa.

09.12 WIB

7. Mengingatkan kembali untuk menggunakan KB pasca melahirkan Ibu berencana menggunakan KB suntik 3 bulan.

Page 147: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

128

Catatan Perkembangan

Asuhan Kebidanan

Pada Ny.”I” P20002 Post Partum Hari Ke-14 Dengan Nifas Normal

Tempat Pengkajian : Rumah Pasien Desa Pengarang RT 05 RW 02

Tanggal/Waktu Pengkajian : 21/2/2017/09.35 WIB

Nama Pengkaji : Ayu Amalia

A. Subjektif

Keadaan ibu lebih sehat dan merasa sudah lebih baik

B. Objektif

K/U baik, TD 90/60 mmHg, N 80 x/menit, RR 18 x/menit, suhu 37oC, muka

tidak pucat, sklera putih, konjungtiva merah muda, kedua puting susu

menonjol, ASI keluar lancar, TFU tidak teraba, kandung kemih kosong,

lokhea alba, jahitan perineum kering dan baik, ekstermitas tidak oedema.

C. Analisa

P20002 post partum hari ke-14 dengan nifas normal.

D. Penatalaksanaan

Hari/ Tanggal Jam Kegiatan Paraf

Selasa , 21/2/2016

09.50 WIB

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, TD 90/60 mmHg. Ibu mengerti dengan keadaannya.

09.55 WIB

2. KIE kembali cara menyusui bayi dengan benar Ibu mengeti dan akan melaksanakannya

09.57 WIB

3. Mengingatkan kembali untuk menggunakan KB pasca melahirkan Ibu berencana menggunakan KB suntik 3 bulan.

10.00 WIB

4. Menjadwalkan kunjungan ulang 1 minggu lagi atau bila ada keluhan. Ibu mengerti dan tahu kapan harus periksa tanggal 27-2-2017

Page 148: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

129

Catatan Perkembangan

Asuhan Kebidanan

Pada Ny.”I” P20002 Post Partum Hari Ke-28 Dengan Nifas Normal

Tempat Pengkajian : Rumah Pasien Desa Pengarang RT 05 RW 02

Tanggal/Waktu Pengkajian : 7/3/2017 /09.30 WIB

Nama Pengkaji : Ayu Amalia

A. Subjektif

Ibu mengatakan keadaannya sehat dan tidak ada keluhan apapun.

B. Objektif

K/U baik, TD 100/80 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,5oC,

muka tidak pucat, sklera putih, konjungtiva merah muda, kedua puting susu

menonjol, ASI keluar lancar, TFU tidak teraba, kandung kemih kosong,

lochea alba,, ekstermitas tidak oedema.

C. Analisa

P20002 post partum hari ke-28 dengan nifas normal.

D. Penatalaksanaan

Hari/ Tanggal Jam Kegiatan Paraf

Selasa, 7/3/2017

09.40 WIB

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, TD 100/80 mmHg. Ibu mengerti dan mengetahui keadaannya..

09.45 WIB

2. Memastikan ibu mendapat nutrisi cukup dan bergizi untuk kesehatan ibu karena sedang menyusui. Ibu mendapat nutrisi cukup, makan 3 kali/hari dengan menu variasi atau seimbang.

09.47 WIB

3. KIE pada ibu tentang batasan hubungan seksual sebelum menggunakan alat kontrasepsi Ibu mengerti tentang anjuran bidan

09.50 WIB

4. KIE alat kontrasepsi KB yang cocok untuk ibu menyusui dan kapan menggunakannya. Ibu mengerti dan memilih KB suntik 3 bulan pada hari ke-42.

09.55 WIB

5. Menjadwalkan ibu kunjungan ulang 2 minggu lagi yaitu minggu ke-6 untuk melakukan penggunaan KB, maksimal tanggal 22/3/2017 Ibu mengerti dan tahu kapan harus berKB yaitu tanggal 22/3/2017

Page 149: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

130

4.4 Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Asuhan Kebidanan

Pada Bayi Ny.”I” Usia 6 Jam Neonatus Cukup Bulan

Sesuai Masa Kehamilan Dengan Berat Badan Lahir Normal

Tempat Pengkajian : BPM Ny “T”

Tanggal/Waktu Pengkajian : 7/2/2017/ 05:45 WIB

Nama Pengkaji : Ayu Amalia

A. Subjektif

1. Biodata

Nama Anak : Bayi Ny.”I”

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 07/02/2017

Waktu Lahir : 05.45 WIB

Nama Ibu : Ny. “I” Nama Suami : Tn. “A”

Umur : 27 tahun Umur : 301tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang beras

Alamat : Desa pengarang RT 05 RW 02

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan telah melahirkan anak keduanya di BPM pada tanggal

07/02/2017 jam 05.45 WIB, ditolong oleh bidan. Keadaan bayi langsung

menangis, gerak aktif, warna kemerahan, jenis kelamin laki-laki dan

belum menyusu.

B. Objektif

K/U baik, RR 44x/menit, suhu 36,80c, menangis kuat, warna kulit kemerahan,

gerak aktif, jenis kelamin laki-laki, tidak ada cacat.

C. Analisa

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 6 Jam

Page 150: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

131

D. Penatalaksanaan

Hari/ Tanggal Jam Kegiatan Paraf

Kamis, 07/02/2017

05.45 WIB

1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa bayi lahir normal dan sehat, jenis kelamin laki-laki dan tidak ada cacat. Ibu dan keluarga mengetahui keadaan bayinya dan merasa senang.

05.46 WIB

2. Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali pada tangan tanpa menghilangkan verniks. Bayi tampak kering dari cairan ketuban.

05.47 WIB

3. Mengganti handuk basah dengan handuk/kain bersih dan kering untuk mencegah hipotermia. Bayi terselimuti.

05.48 WIB

4. Setelah menyuntikkan oksitosin, menjepit tali pusat dengan klem kemudian memotong dan mengikatnya dengan benang steril. Tali pusat terpotong dan sudah diikat.

05.50 WIB

5. Melakukan IMD pada bayi selama minimal 1 jam atau sampai bayi berhasil menyusu. Bayi berada di atas dada ibu dalam keadaan tengkurap dan IMD.

05.51 WIB

6. Menyelimuti bayi dan ibu dengan satu selimut serta memakaikan topi bayi. Bayi dan ibu terselimuti.

Catatan Perkembangan

Asuhan Kebidanan

Pada Bayi Ny.”I” Usia 3 Hari Neonatus Cukup Bulan

Sesuai Masa Kehamilan dengan Berat Badan Normal

Tempat Pengkajian : Rumah Pasien Desa Pengarang RT 05 RW 02

Tanggal/Waktu Pengkajian : 9/2/2017 /07.00 WIB

Nama Pengkaji : Ayu Amalia

A. Subjektif

Bayi sehat dan semakin aktif menyusu, tidak rewel dan tidak ada keluhan.

Page 151: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

132

B. Objektif

K/U baik, suhu 36,90C, RR 50 x/menit, N 120 x/menit. BB 3200 gram, PB 49

cm, LIKA (CSB 33 cm, CFO 34 cm, CMO 36 cm), LIDA 35 cm.

Pada mata sklera putih, tidak ada perdarahan, tidak ada tanda infeksi (pus),

konjungtiva merahmuda, pada hidung tidak ada retraksi cuping hidung, tidak

ada secret, pada abdomen tidak membuncit, tali pusat kering dan belum lepas,

bergerak aktif, warna kulit kemerahan, daya isap kuat, warna tinja kuning.

C. Analisa

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 3 hari

D. Penatalaksanaan

Hari/ Tanggal

Jam Kegiatan Paraf

Kamis, 09/2/2017

09.00 WIB

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa bayinya normal, BB 3000 gram, PB 49 cm. Ibu dan keluarga mengerti dan merasa senang.

09.03 WIB

2. Mengingatkan ibu cara merawat bayi agar bayi tetap sehat dan terhindar dari infeksi, seperti cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi, memberi ASI eksklusif sampai bayi usia 6 bulan, menjaga kehangatan bayi, menghindari asap dari bayi, dan lain-lain. Ibu mengerti dan akan merawat bayinya dengan benar.

09.05 WIB

3. KIE pada ibu tentang perawatan tali pusat bayi dengan kassa kering tanpa dibubuhi apapun dan diganti setiap bayi selesai mandi. Ibu mengerti dan melaksanakannya

09.07 WIB

4. Konseling kepada ibu untuk membawa bayinya ke posyandu atau ke puskesmas 1 bulan lg untuk melakukan imunisasi Ibu mengerti dan melaksanakannya

Page 152: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

133

Catatan Perkembangan

Asuhan Kebidanan

Pada Bayi Ny.”I” Usia 16 Hari Neonatus Cukup Bulan

Sesuai Masa Kehamilan dengan Berat Badan Normal

Tempat Pengkajian : Rumah Pasien Desa Pengarang RT 05 RW 02

Tanggal/Waktu Pengkajian : 22/2/2017 /09.00 WIB

Nama Pengkaji : Ayu Amalia

A. Subjektif

Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat.

B. Objektif

K/U baik, suhu 36,50C, RR 49 x/menit, N 120 x/menit. BB 3400 gram, PB 51

cm, LIKA (CSB 33 cm, CFO 34 cm, CMO 36 cm), LIDA 35 cm.

Pada mata sklera putih, tidak ada perdarahan, tidak ada tanda infeksi (pus),

konjungtiva merahmuda, pada hidung tidak ada retraksi cuping hidung, tidak

ada secret, pada abdomen tidak membuncit, tali pusat sudah lepas, bergerak

aktif, warna kulit kemerahan, daya isap kuat, warna tinja kuning.

C. Analisa

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 16 hari

D. Penatalaksanaan

Hari/ Tanggal Jam Kegiatan Paraf

Rabu, 22/2/2017

09.50 WIB

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa bayinya normal, BB 3400 gram, PB 52 cm.

Ibu dan keluarga mengerti dan merasa senang.

09.51 WIB

2. Mengingatkan ibu cara merawat bayi agar bayi tetap sehat dan terhindar dari infeksi, seperti cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi, memberi ASI eksklusif sampai bayi usia 6 bulan, menjaga kehangatan bayi, menghindari asap dari bayi, dan lain-lain. Ibu mengerti dan akan merawat bayinya dengan benar.

09.52 WIB

3. Menjelaskan tentang tanda bayi sakit atau tanda bahaya pada bayi seperti warna kulit

Page 153: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

134

tampak kuning, bayi tidak mau menyusu atau memuntahkan semuanya, bayi sesak nafas, warna kulit kebiruan, bayi kejang, mata bernanah, dan lain-lain. menganjurkan ibu untuk segera membawa bayi periksa jika mengalami hal tersebut. Ibu mengerti dan akan segera membawa bayi periksa jika sakit.

09.55 WIB

4. Mengingatkan ibu tentang macam-macam imunisasi dasar pada bayi beserta waktu imunisasi. Jenis imunisasi BCG + Polio1 (1 bulan), DPT/Hb 1 + Polio 2 (2 bulan), DPT/Hb 2 + Polio 3 (3 bulan), DPT/Hb 3 + Polio 4 (4 bulan), dan campak (9 bulan). Menganjurkan ibu untuk mengimunisasi bayinya saat bayi berusia 1 bulan. Ibu mengerti tentang jenis dan jadwal imunisasi pada bayi dan akan membawa bayinya imunisasi.

10.00 WIB

5. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya untuk periksa kebidan atau pelayanan kesehatan terdekat jika ada keluhan. Ibu mengerti dan bersedia membawa bayinya periksa jika ada keluhan.

4.5 Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana

Asuhan Kebidanan

Pada Ny.”I” P20002 Akseptor Baru

Keluarga Berencana Suntik 3 bulan

Tempat Pengkajian : BPM Ny “T”

Tanggal/Waktu Pengkajian : 19/3/2017 /16.25 WIB

Nama Pengkaji : Ayu Amalia

A. Subjektif

1. Biodata

Nama Ibu : Ny. “I” Nama Suami : Tn. “A”

Umur : 27 tahun Umur : 31 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Madura/Indonesia Suku/Bangsa : Madura/Bangsa

Page 154: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

135

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang beras

Alamat : Desa pengarang RT 05 RW 02

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan ingin suntik Kb 3 bulan, ibu melahirkan anak keduanya

pada tanggal 07/02/2017.

B. Objektif

K/U baik, BB 49 kg, TD 140/90 mmHg, N 80 x/menit, RR 18 x/menit, suhu

36,5oC, muka tidak pucat, sklera putih, konjungtiva merahmuda, kedua puting

susu menonjol, payudara tidak ada benjolan, ASI keluar, abdomen tidak ada

pembesaran, ekstremitas tidak varises, tidak oedema.

C. Analisa

P20002 calon akseptor Keluarga Berencana suntik 3 bulan.

D. Penatalaksanaan

Hari/ Tanggal

Jam Kegiatan Paraf

Minggu, 19/3/201

16:30 WIB

1. Tersenyum, menyapa pasien dan yang menemamani pasien dan memperkenalkan diri kepada pasien. Untuk menjaga privacy pasien

16:31 WIB

2. Menanyakan tujuan kunjungan ibu Ibu mengerti

16:32 WIB

3. Memberikan informasi umum tentang Kelu arga Berencana (KB) dan konseling macam-macam KB setelah melahirkan seperti pil mini, implant, IUD, dan KB suntik 3 bulan, menjelaskan tentang pengertian, cara pemasangan, kerugian dan keuntungan. Ibu mengerti dan ibu memilih kb suntik 3 bulan

16:40 WIB

4. Menjelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjungannya Ibu mengerti

16:42 WIB

5. Menanyakan kepada ibu tentang tujuan pemakaian alat kontrasepsi (ingin mengatur jarak kehamilan/inginmembatasi anak). Ibu mengerti dan dapat menjelaskan hal tersebut

16:45 WIB

6. Menanyakan sikap/agama yang dianutnya yang dapat mendukung /menolak salah satu / lebih dari kontrasepsi yang ada

Page 155: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

136

Ibu mengerti dan didalam agama ibu boleh menggunnakan kontrasepsi apapun.

METODE KONSELING 16:47 WIB

7. Memberikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan ibu. Ibu bersedia

16:48 WIB

8. Mengumpulkan data-data pribadi pasien (nama, alamat, dll) Ibu bersedia

16;49 WIB

9. Memberikan informasi tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia dan resiko, serta keuntungan masing-masing kontrasepsi. Ibu mengerti

16:50 WIB

10. Mendiskusikan kebutuhan, pertimbangan dan kekhawatiran pasien dengan simpatik. Ibu mengerti dan ibu berkomitmen untuk menggunakan kb suntik 3 bulan

16:52 WIB

11. Membantu ibu untuk memilih metode yang tepat Ibu bersedia

BILA KLIEN MEMILIH KB SUNTIK 3 BULAN 16:54 WIB

12. Menjelaskan kemungkinan efek samping, sampai benar-benar dimengerti oleh pasien Ibu mengerti tentang penjelasan bidan

16.59 WIB

13. Melakukan penapisan KB Hormonal

17:00 WIB

14. Menjelaskan tentang prosedur Kb suntik 3 bulan Ibu mengerti

17:05 WIB

15. Memberikan kesempatan bertanya kepada klien dan suaminya dan berikan jawaban sesuai kebutuhan. Ibu mengerti

17:08 WIB

16. Mempersilahkan pasien dan suaminya untuk membaca informed consent dan mintalah tanda tangan pasien dan suaminya. Ibu dan suami setuju mantap memilih KB suntik 3 bulan

PENATALAKSANAAN KB SUNTIK 3 BULAN 17.10 WIB

17. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu baik, TD 100/80 mmHg dan dapat menggunakan KB suntik. Ibu mengerti.

17.15 WIB

18. Menyiapkan alat dan bahan seperti spuit, obat, kapas, alkohol Alat dan bahan tersedia dan siap digunakan.

17.17 WIB

19. Melaksanakan KB suntik 3 bulan secara IM KB suntik 3 bulan sudah masuk dan tidak

Page 156: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

137

ada reaksi. 17.18 WIB

20. Memberitahu ibu bahwa tindakan sudah selesai dan memberitahu ibu untuk tidak menggosok bekas suntikan KB Ibu mengerti.

17.24 WIB

21. Merapikan alat dan pasien Sampah medis sudah dibuang dan alat sudah dirapikan.

17.25 WIB

22. Mendokumentasikan hasil tindakan pada rekam medik. Hasil terlampir.

17.28 WIB

23. Menjelaskan pada ibu masa efektif KB yaitu 7 hari setelah suntik dan menganjurkan ibu tidak berhubungan seksual atau memakai kontrasepsi yang lain sampai 7 hari Ibu mengerti masa efektif KB yaitu 7 hari setelah suntik.

17.29 WIB

24. Menjadwalkan kunjungan ulang tanggal 10-06-2017. Ibu mengerti kapan harus suntik kembali

Page 157: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

138

s

Page 158: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

138

BAB 5

PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini akan di uraikan tentang asuhan kebidanan yang

telah dilaksanakan secara berkesinambungan (Continuity of care) yang membahas

ada tidaknya kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan pelaksanaan.

Pembahasan yang dilakukan sesuai manajemen kebidanan dengan metode Varney

dan SOAP yaitu mengidentifikasi data subjektif dan objektif, menganalisa dari

data subjektif dan objektif serta menetapkan tindakan atau penatalaksanaan

asuhan kebidanan.

Pembahasan dilakukan agar dapat diambil kesi pulan serta solusi dari

kesenjangan teori yang ada dengan praktik, sehingga dapat digunakan sebagai

tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif dan efisien

khususnya pada pasien Ny."I" GII P10001 dengan manajemen asuhan kebidanan

ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan ibu keluarga berencana (KB).

Berdasrkan hasil asuhan yang dilakukan penulis kepada Ny."I" sejak

tanggal 25 Januari 2017 sampai 7 Maret 2017 atau sejak masa kehamilan Ny."I"

berusia 37 minggu (masa hamil), bersalin, sampai 6 minggu post partum, asuhan

neonatus (bayi baru lahir) 0-28 hari, dan pelayanan KB didapatkan hasil sbb:

5.1. Kehamilan

Pada laporan studi kasus Ny “I” pemeriksaan dilakukan sebanyak 12 kali

selama kehamilan. Pada Trimester I melakukan pemeriksaan sebanyak 3 kali,

trimester II sebanyak 2 kali dan pada trimester III melakukan pemeriksaan

sebanyak 7 kali di BPM Ny “T”. Dalam pemeriksaan kehamilan peneliti

melakukan pemeriksaan sebanyak 2 kali yaitu pada usia kehamilan 37 minggu

dan pada usia 38-39 minggu

Kebijakan pemerintah tentang kunjungan Antenatal menetapkan frekuensi

kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan,

dengan ketentuan waktu sebagai berikut: 1x pada trimester I (usia kehamilan

sebelum 16 minggu), 1x pada trimester II (antara minggu ke 24-28), dan 2x pada

trimester III (antara minggu 30-32 dan antara minggu 36-38) (WHO, 2013).

Page 159: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

139

Berdasarkan teori dan kasus Ny "I" tidak mengalami kesenjangan karena ibu

melakukan pemeriksaan secara rutin, usia ibu termasuk dalam usia reproduktif,

dan sebelumnya ibu sudah pernah melahirkan dan mengetahui apa saja yang

dibutuhkan dalam kehamilan.

Selama kehamilan Ny ”I” dilakukan penilaian resiko kehamilan dengan

kartu skor Poedji Rochjati (KSPR) dan didapati jumlah skor 2 dengan warna

hijau, selama hamil tanpa faktor resiko. Termasuk kehamilan resiko rendah

(KRR). Saat peneliti melakukan pemeriksaan pertama kali yaitu usia kehamilan

37 minggu ibu tidak ada keluhan dan saat pemeriksaan ke dua, pada usia

kehamilan 38-39 minggu ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah. Petugas telah

memberikan pengertian dan asuhan pada ibu untuk mengatasi keluhan yang

dialaminya.

KSPR (Kartu Skor Poedji Rochjati) adalah kartu skrining untuk menentukan

tingkat resiko pada ibu hamil (Prawirohardjo, 2008). Ukuran resiko dapat

dituangkan dalam bentuk angka dan skor. Skor merupakan bobot prakiraan dari

berat atau ringannya resiko atau bahaya. Jumlah skor memberikan pengertian

tingkat resiko yang dihadapi oleh ibu hamil. Berdasarkan jumlah skor kehamilan

dibagi menjadi 3 kelompok yaitu, kehamilan resiko rendah (KRR), dengan jumlah

skor 2, kehamilan resiko tinggi (KRT), dengan jumlah skor 6-10, kehamilan

resiko sangat tinggi (KRST), dengan skor ≥ 12 (Prawirohardjo, 2008).

Hal ini tidak mengalami kesenjangan dengan teori karena Ny "I" memiliki

skor 2 dan boleh melakukan persalinan di bidan praktik mandiri (BPM). Dengan

demikian kehamilan Ny "I" temasuk dalam kehamilan resiko rendah (KRR),

Ny "I" berencana melakukan persalinan di BPM.

Selama pemeriksaan Ny ”I” telah mendapatkan standar minimal pelayanan

kehamilan yang terdiri dari 10 T, yang diantaranya: pertama ialah Menimbang

Berat badan dan Tinggi badan, berat badan Ny ”I” sebelum kehamilan 49 kg saat

usia kehamilan 37-38 minggu menjadi 58 kg, sehingga mengalami kenaikan berat

badan Ny ”I” sebanyak 9 kg dan tinggi badan Ny ”I” 150 cm. Kedua melakukan

Pengukuran tekanan darah, dimana tekanan darah rata-rata Ny ”I” selama

kehamilan yaitu 100/60 hingga 130/80 mmHg. Ketiga mengukur lingkar lengan

atas Ny "I" yaitu 24 cm. Keempat mengukur tinggi fundus uteri (TFU) Ny ”I”

Page 160: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

140

sesuai dengan usia kehamilan yaitu 2 jari dibawah proxesus xipoideus (PX).

Kelima presentasi janin yaitu kepala dan denyut jantung janin dalam batas normal.

Keenam Pemberian imunisasi TT, dimana status imunisasi TT Ny ”I” yaitu TT 5

dimana Ny ”I” mendapatkan imunisasi disaat bayi, kelas 1 SD, kelas 2 SD, suntik

calon pengantin 1 kali, dan pada saat kehamilan pertama 1 kali. Ketujuh

Pemberian tablet zat besi (Fe) Ny "I" mendapat tablet Fe setiap periksa kebidan

dan mengkonsumsinya secara rutin setiap hari. Kedelapan Ny "I" pernah

melakukan pemeriksaan Hb pada TM I yaitu 13,3 gr/dl dan pada TM III yaitu

11,8 gr/dl. Kesembilan Tatalaksana kasus kemudian terakhir Temuwicara

(konseling) perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K).

Menurut Sulistiawati (2009), dalam proses kehamilan terjadi perubahan

sistem dalam tubuh yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi fisik. Dalam

prosesadaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami ketidak nyamanan, hal

ini adalah fisiologis namun tetap perlu diberikan suatu pencegahan dan perawatan.

Menurut Depkes RI (2009), standart asuhan minimal kehamilan termasuk

dalam 10 T antara lain: BB minimal pada kehamilan naik 9 kg dan tinggi badan ≥

145 cm, ukur tekanan darah normal 110/80-120/80 mmHg, ukuran LILA minimal

23,5 cm untuk skrining ibu hamil beresiko kekurangan energi kronik (KEK) atau

tidak, pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri) berguna untuk melihat

pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia kehamilan, tentukan presentasi

janin dan DJJ normalnya 120-160 kali per menit, pemberian imunisasi TT,

pemberian tablet zat besi (minimal 90 tablet) selama kehamilan, tes laboratorium

diantaranya; tes golongan darah, tes hemoglobin, tes pemeriksaan urine, tes HIV

dan Sifilis, dan tes Malaria dilakukan didaerah endemis, tata laksana kasus, dan

temu wicara (konseling) dalam rangka rujukan.

Berdasarkan teori dan kasus Ny "I" tidak ada kesenjangan dari teori maupun

kasus pada masa kehamilan karena pada saat pemeriksaan kehamilan dilakukan

dengan 10T setiap kali kunjungan, serta pola nutrisi ibu dan pengetahuan ibu

tentang kehamilan sangat baik.

Pada saat peneliti melakukan pemeriksaan kedua, ibu mengeluh nyeri perut

bagian bawah. Keluhan yang dialami ibu merupakan hal yang fisiologis dan

normal, petugas telah memberikan pngertian dan asuhan yaitu untuk istirahat yang

Page 161: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

141

cukup serta tidak melakukan aktifitas yang terlalu berat. Dalam teori dan kasus

Ny "I" tidak terdapat kesenjangan.

5.2. Persalinan

Pada laporan studi kasus Ny ”I” GII P10001 37-39 minggu datang ke BPM

pukul 04.00 WIB (7 Februari 2017) dengan keluhan kenceng-kenceng sejak

kumpul 22.00 WIB (7 Februari 2017), nyeri perut bagian bawah tembus

kepinggang. Pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV) dalam batas normal. Pada

pukul 04.00 WIB (7 januari 2016) melakukan pemeriksaan dalam Vaginal Touch

(VT) dengan hasil: vulva-vagina tidak ada condiloma akuminata, tidak ada

varises, ada blodslow, porsio lunak, eff 50 %, Ø 4 cm, ket (+), presentasi kepala,

HII. Pada pukul 05.00 WIB (7 Februari 2017) dilakukan VT ulang dengan

indikasi ketuban pecah didapatkan hasil : v/v taa, porsio tidak teraba, eff 100 %, Ø

10 cm, ket (-) , presentasi kepala, hodge III, UUK jam 12, mollage 0, tidak ada

bagian terkecil di samping kepala janin, tidak ada tali pusat menumbung.

Kala I Ny "I" sejak terdapat tanda-tanda persalinan yaitu keluhan perutnya

terasa kenceng-kenceng dan mengeluarkan lendir bercampur darah dari jalan

lahir. Sejak dilakukan pemeriksaan dalam pertama dengan pembukaan 4 cm

sampai pembukaan lengkap berlangsung selama 1 jam. Selama kala I bidan

memberikan asuhan kebutuhan aktivitas sebelum persalinan, yaitu menganjurkan

ibu berjalan-jalan bila kuat atau tidur posisi miring kiri, pemenuhan nutrisi

sebelum persalinan dengan makan dan minum-minuman yang manis seperti air

gula, teh, susu, nasi/roti sebagai sumber tenaga, mengajarkan ibu teknik relaksasi

pernafasan saat perut berkontraksi yaitu dengan mengambil nafas panjang dari

hidung dan mengeluarkannya dari mulut untuk mengurangi rasa nyeri saat

kontraksi, menganjurkan ibu untuk tidak menahan buang air kecill (BAK) karena

akan menghalanhi penurunan kepala janin. Kala II Ny "I" diawali sejak

pembukaan lengkap dan ditandai dorongan untuk meneran, tekanan pada anus,

perineum menonjol, vulva dan sfingter ani membuka. Bidan memberikan asuhan

kebutuhan posisi pada ibu dan ibu memilih posisi setengah duduk. Ibu dipimpin

meneran didampingi suami. Pada pukul 05.45 WIB (7 februari 2017) bayi lahir

spontan, letak belakang kepala, dan telah dilakukan inisiasi menyusui dini (IMD).

Page 162: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

142

Proses persalinan dilakukan dengan asuhan persalinan normal (APN) 58 langkah.

Kala III Ny "I" berlangsung saat bayi lahir sampai dengan plasenta lahir, yang

diawali dengan tanda-tanda kelahiran plasenta yaitu uterus menjadi bundar, tinggi

fundus uteri setinggi pusat, tali pusat bertambah panjang, ada semburan darah

tiba-tiba. Dengan penengangan tali pusat terkendali (PTT), plasenta lahir spontan

dan lengkap pukul 05.57 WIB, kontraksi uterus baik, tidak terjadi perdarahan

akibat robekan atau sisa plasenta. Selama kala IV dipantau kontraksi rahim,

perdarahan, kandung kemih, keadaan bayi dan tanda-tanda vital (TTV) yaitu

(tekanan darah, nadi, dan suhu) setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30

menit pada jam ke 2 dan didokumentasikan dalam partograf.

Menurut Jenny sondakh (2013) Tanda dimulainya proses persalinan antara

lain: terjadinya HIS persalinan yang bersifat teratur, pinggang terasa sakit dan

menjalar kedepan, interval semakin pendek dan kekuatan semakin besar, semakin

beraktifitas (jalan), kekuatan akan semakin bertambah, pengeluaran lendir dengan

darah, pengeluaran cairan. Pada beberapa kasus persalinan akan terjadi pecah

ketuban. Sebagian besar, keadaan ini terjadi menjelang pembukaan lengkap.

Setelah adanya pecah ketuban, diharapkan proses persalinan akan berlangsung

kurang dari 24 jam. Tahapan persalinan terbagi menjadi 4 kala, yaitu: kala I (kala

pembukaan) dibagi atas 2 fase; fase laten terjadi pembukaan serviks yang

berlansung 3 cm, lamanya 8 jam, fase aktif berlangsung selama 7 jam sejak

pembukaan serviks 4-10 cm; kala 2 berlangsung selama 1,5-2 jam pada

primigravida dan 1,5-1 jam pada multigravida; kala 3 berlangsung selama tidak

lebih dari 30 menit; kala 4 dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam post

partum.

Berdasarkan teori dan kasus pada Ny "I" tidak mengalami kesenjangan

karena selama inpartu berlangsung Ny "I" sangat kooperatif selalu mengikuti

saran dan anjuran bidan seperti posisi miring kiri agar penurunan kepala janin

berlangsung cepat dan bayi tidak kekurangan oksigen, mengatur pernafasan jika

mulai ada HIS kontraksi, setelah selesai kontraksi ibu meminum air gula sebagai

cadangan energi.

Page 163: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

143

5.3. Nifas

Pemeriksaan nifas yang dilakukan pada Ny ”I” sebanyak 4 kali yaitu 6 jam

post partum, 6 hari post partum, 14 hari post partum, 28 hari post partum. TTV

Ny ”I” dalam batas normal. Pengeluaran ASI lancar dan tidak ditemukan adanya

bendungan ASI. Pada pemeriksaan pertama yaitu 6 jam post partum, TFU teraba

2 jari dibawah pusat, pengeluaran pervaginam lochea berwarna merah segar

(lochea rubra) jumlah pengeluaran darah ±20 cc, tanda-tanda vital (tekanan darah,

nadi, pernafasan, suhu) dalam batas normal. Terapi yang diberikan pada ibu yaitu

vitamin A 2 kapsul (1x/hari) dan amoxicilin (3x/hari). Asuhan yang diberikan

yaitu menjelaskan tentang pentingnya menjaga kebersihan genetalia, memberiakn

konseling mengenai pentingnya dan manfaat ASI pertama/kolostrum bagi bayi,

membaritahu ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas, menganjurkan ibu untuk

istirahat cukup, dan menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara ekslusif.

Pemeriksan selanjutnya dilakukan dengan kunjugan rumah pasien dan

pemeriksaan berjalan dengan lancar, Ny "I" tetap dalam keadaan baik, tidak

terdapat tanda-tanda bahaya, ASI keluar lancar, penurunan TFU sesuai, lochea

tidak terdapat kelainan. Ny "I" mendapatkan dukungan baik dari suami, keluarga

dan masyarakat tentang cara merawat bayinya. Asuhan yang diberikan pada

kunjungan yaitu mengajari ibu untuk melakukan perawatan payudara,

menganjurkan ibu makan-makanan bergizi seimbang dan berprotein tinggi,

mengajari ibu untuk melakukan perawatan tali pusat.

Menurut Midwefery Update (2016), kunjungan masa nifas paling sedikit

dilakukan sebanyak 4 kali yaitu: Kunjungan pertama, waktu 6-8 jam setelah

persalinan; Kunjungan kedua waktu 6 hari setelah persalinan; Kunjungan ketiga,

waktu 2 minggu setelah persalinan; Kunjungan keempat waktu 6 minggu setelah

persalinan. Pada ibu nifas terjadi pengerutan rahim (involusi uterus) atau

kembalinya rahim kebentuk semula seperti sebelum hamil, yaitu bayi lahir

setinggi pusat, plasenta lahir 2 jari dibawah pusat, 1 minggu pertengahan pusat

dan symphisis, 2 minggu tidak teraba diatas symphisis, 6 minggu bertambah kecil,

8 minggu sebesar normal.

Menurut Suherni (2009), masa nifas mengeluarkan ekskresi cairan

rahim/lochea yang terjadi selama ± 2 minggu. Lochea terdiri dari: Lochea rubra:

Page 164: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

144

lochea rubra keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post partum dengan

warna merah segar; Lochea sanguilenta: lochea ini berwarna merah kecoklatan

dan berlendir serta berlangsung dari hari ke4 sampai hari ke-7 post partum;

Lochea serosa: lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung

serum, leukosit, robekan atau laserasi plasenta, keluar pada hari ke-7 sampai hari

ke-14; Lochea alba: lochea ini berwarna putih karena mengandung leukosit, sel

desidua, sel epitel, selaput lendir, serabut jaringan yang mati, dan berlangsung

selama 2-6 minggu post partum; Lochea purulenta: lochea yang keluar cairan

nanah berbau busuk; Lochiotosis: Tidak lancar keluarnya.

Berdasarkan paparan kasus dan teori diatas dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Masa nifas Ny "I" berjalan

dengan lancar dan tidak ada penyulit yang menyertai karena Ny "I" selalu

mengikuti saran yang sudah diberikan agar setelah melahirkan tidak

diperbolehkan untuk mutih, melakukan mobilisasi segera, menjaga kebersihan

genetalianya, meminum obat maupun vitamin yang diberikan bidan secara rutin

serta suami maupun mertua selalu mendukung dan memperhatikan Ny "I".

5.4. Bayi Baru Lahir (BBL)

Hasil pengkajian pada bayi Ny ”I” lahir pukul 05.45 WIB (7 Februari

2017)menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot baik, berat badan 3.000

gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 32 cm. Tanda-tanda vital dalam

batas normal. Bayi sudah melakukan inisiasi menyusu dini atau IMD berhasil 1

jam pertama, pemberian salep mata antibiotic, pemberian vitamin K yang

diinjeksikan pada paha kiri secara intamuskular (IM) dengan dosis 0,1 mg, dan

imunisasi Hb0 dipaha kanan secara IM 1 jam setelah pemberian Vitamin K

sampai dengan bayi dibawa pulang kerumah tidak terjadi masalah apapun.

Pada pemeriksaan pertama neonatus atau 6 jam bayi baru lahir didapati

keadaan umum baik, tanda-tanda vital (nadi, pernafasan dan suhu) dalam batas

normal, bayi sudah menyusu dengan baik, tidak rewel dan tidak ada keluhan

apapun. Asuhan kebidanan yang diberikan antara lain cara menyusui yang benar

yaitu menyusui bayinya minimal 2 jam sekali, berikan ASI selama 6 bulan tanpa

makanan lain, jelaskan tanda-tanda bahaya pada ibu dan bagaimana cara

Page 165: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

145

menanganinya. Kunjungan neonatal ke 2 dan ke 3 dilakukan pada hari ke 3 dan ke

16 dengan kunjungan rumah pasien dan pemeriksaan berjalan lancar, tidak

terdapat tanda infeksi dan tanda bahaya, tanda-tanda vital (nadi, pernafasan dan

suhu) dalam batas normalm bayi menyusu dengan baik, bayi mendapat ASI

ekslusif, reflek bayi baik, pergerakan aktif dan tidak rewel. Asuhan yang

diberikan antara lain: membimbing ibu cara merawat bayi agar bayi tetap sehat

dan terhindar dari infeksi, seperti cuci tangan sebelum dan sesudah memegang

bayi, memberiakan ASI secara ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan, menjelaskan

tentang cara perawatan tali pusat bayi yaitu dengan kassa dan tanpa dibubuhi

apapun dan diganti setiap bayi selesai mandi, menganjurkan ibu untuk rutin

memeriksakan bayinya setiap bulan ke posyandu untuk mengetahui pertumbuhan

dan perkembangan bayinya serta menganjurkan ibu untuk selalu membawa bayi

untuk diimunisasi sesuai tahap usianya.

Menurut Jenny Sondakh (2013), Bayi baru lahir normal adalah bayi yang

lahir cukup bulan pada usia kehamilan 37-42 minggu, dengan berat lahir antara

2.500-4000 gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm, lingkar kepala 32-35 cm,

bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 kali/menit, kemudian turun 120-140

kali/menit, pernafasan 40-6- kali/menit, reflek isap, menelan dan moro telah

terbentuk. Demua bayi baru lahir harus melakukan inisiasi menyusui dini (IMD)

atau kontak kulit ibu kekulit bayi dibiarkan setidaknya selama 1 jam setelah lahir,

keuntungan dari IMD yaitu dapat menghangatkan bayi, sehingga apabila

diletakkan di dada ibunya segera setelah lahir dapat menurunkan resiko hipotermi,

bayi mempunyai kesempatan lebih berhasil menyusu ekslusif, sentuhan dan

isapan bayi pada puting ibu akan merangsang oksitosin yang penting untuk

membuat rahim berkontraksi dan merangsang pengaliran ASI dan payudara.

Menurut kemenkes RI (2016) pencegahan infeksi mata dengan cara

pemberian salep mata setelah 1 jam IMD, salep antibiotika harus tepat diberikan

pada waktu 1 jam setelah kelahiran dan upaya pencegahan infeksi mata tidak

efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran. Diberikan vitamin K

injeksi 1 mg intramuskular (IM) setelah 1 jam IMD untuk mencegah perdarahan.

Imunisasi hepatitis B (Hb0) diberikan setelah 1 jam pemberian vitamin K.

Menurut depkes RI (2015) setelah bayi lahir, petugas wajib melakukan kunjungan

Page 166: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

146

neonatal pada usia 6-48 jam (kunjungan neonatal 1), pada usia 3-7 hari

(kunjungan neonatal 2), pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatal 3).

Berdasarkan paparan kasus dan teori diatas tampak tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan kasus yaitu bayi sudah melakukan inisiasi menyusu

dini (IMD) berhasil pada 1 jam pertama, dan diberikan salep mata, telah diberikan

suntik vitamin K setelah 1 jam bayi lahir, imunisasi HB0 1 jam setelah pemberian

Vitamin K dan kunjungan neonatus telah lengkap, tidak ada tanda bahaya dan

bayi diberikan ASI ekslusif.

5.5. KB

Pada study kasus setelah 41 hari pasca melahirkan Ny ”I” sudah mantap dan

tetap memutuskan untuk menggunakan KB suntik 3 bulan. Pada tanggal 19 maret

2017 ibu datang ke BPM untuk mendapatkan suntikan KB 3 bulan, saat ini ibu

masih aktif menyusui bayinya, ibu belum mendapat haid, HPHT 13-05-2016 tidak

memiliki darah tinggi dan kencing manis. Tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi,

suhu, dan pernafasan) dalam batas normal.

Menurut Affandi (2012) suntikan progestin sangat efektif, aman dapat

dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan

lebih lambat rata-rata 4 bulan, cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan

produksi air susu ibu (ASI). Yang tidak boleh menggunakan suntikan progestin

yaitu : hamil atau dicurigai hamil karena resiko cacat pada janin 7 per 100.000

kelahiran, perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, tidak dapat

menerima gangguan haid, terutama amenorea, menderita kanker payudara atau

riwayat kanker payudara, diabetes millitus disertai komplikasi.

Berdasarkan paparan kasus dan teori diatas tampak tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan kasus bahwa Ny ”I” menggunakan KB suntik 3

bulan pada hari ke 41 persalinan dan ibu memilih alat kontrasepsi yang cocok

untuk ibu menyusui dan tidak mengganggu produksi ASI serta tidak ada masalah

pada ibu untuk menggunakan KB suntik 3 bulan

Page 167: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

147

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan selama kehamilan,

bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB pada Ny ”I” yang dimulai pada

Waktu penelitian dimulai pada tanggal 25 Januari 2017 sampai 19 maret

2017 dapat disimpulkan sebagai berikut:

6.1.1. Asuhan kebidanan ibu hamil trimester III

Pada masa kehamilan Ny ”I” adalah fisiologis. Antenatal care (ANC)

secara teratur sesuai dengan referensi. Pada masa kehamilan Ny ”I”

berjalan dengan baik, tidak ada keluhan. Jadi tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan kasus.

6.1.2. Asuhan kebidanan ibu bersalin

Pada proses persalinan pada Ny” I” dari kala 1 sampai kala 4

berlangsung dengan normal dan lancar, tidak komplikasi. Maka tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

6.1.3. Asuhan kebidanan ibu nifas

Pada masa nifas terdiri dari 4 kali kunjungan yaitu, 6 jam post partum,

4 hari post partum, 14 hari post partum, dan 28 hari post partum. Selama

masa nifas Ny ”I” berjalan dengan normal dan tidak ada komplikasi. Maka

tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

6.1.4. Asuhan kebidanan bayi baru lahir

Bayi lahir pukul 05.45 WIB, spontan, langsung menangis, gerak aktif,

warna kemerahan, jenis kelamin laki-laki, bayi dalam keadaan sehat. Pada

bayi baru lahir terdapat 3 kunjungan yaitu pada usia 1 hari (Kunjungan

neonatal 1), usia 3 hari (kunjungan neonatal 2), pada usia 14 hari

(kunjungan neonatal 3). Selama melakukan kunjungan pada bayi Ny ”I”

berlangsung berjalan dengan normal dan tidak ada komplikasi. Maka tidak

ada kesenjangan antara teori dan kasus.

Page 168: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

148

6.1.5. Asuhan kebidanan KB

Melakukan konseling kembali tentang keluarga berencana (KB) Ny

”I” memilih menggunakan KB suntik 3 bulan, karena tidak mengganggu

produksi ASI. Pada saat ibu ber-KB tidak ada kesenjangan antara teori

dengan kenyataan dilahan praktek. Setelah dilakukan penapisan tidak ada

kontra indikasi, sehinnga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

6.2. Saran

6.2.1. Bagi penulis

Diharapkan bagi penulis dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dalam memberikan asuhan dan mengatasi apabila ada

kesenjangan kepada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga

berencana (KB), serta dapat mengaplikasikan teori-teori dilapangan

praktek.

6.2.2. Bagi lahan praktek

Diharapkan bagi bidan maupun tenaga medis dilapangan dapat

memberikan asuhan secara menyeluruh sehingga dapat mendeteksi dan

mencegah komplikasi terutama saat masa kehamilan, persalinan, nifas,

bayi baru lahir dan keluarga berencana (KB).

6.2.3. Bagi instusi

Diharapkan bagi instusi pendidikan, laporan tugas akhir ini dapat

menjdi bahan referensi bagi mahasiswa dalam meningkatkan proses

pembelajaran dan data dasar untuk asuhan komprehensif selanjutnya.

Page 169: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

149

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, dkk. (2012). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Amru, Sofian. Rustam mochtar (2013). Sinopsis obstetri jilid III. Jakarta: EGC Andarmoyo, sulistyo. (2013). Persalinan Tanpa Nyeri Berlebihan. Yogyakarta:

Ar-rusmedia Asrinah, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha

Ilmu Bahiyatun. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta:EGC. Departemen Kesehatan RI. (2010). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes

RI Departemen Kesehatan RI. (2015). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:

DEPKES RI Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso. (2015-2016). Data PWS KIA Kabupaten

Bondowoso. Bondowoso:DINKES Kabupaten Bondowoso. Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso. (2016). Data PWS-KIA Kabupaten

Bondowoso. Bondowoso: DINKES Kabupaten Bondowoso Hartanto (2002). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: CV Muliasari. Hutahaean, Serri. (2013). Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika JNPK-KR. (2007). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Departemen Kesehatan

RI JNPK-KR. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Departemen Kesehatan

RI Manuaba, I, dkk. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta:

EGC Muslihatun dkk. (2009). Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya Muslihatun dkk. (2010). Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya Nany, 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Jakarta:Salemba Medika.

Page 170: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

150

Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. Prawirohardjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. Rochjati, Poedji. (2012). Tangga Menuju Persalinan Aman-Rujukan Terencana

KIE: Pemberdayaan Ibu Hamil Suami Keluarga. Surabaya: Pusat Safe Motherhood-Dep./SMF ObGin RSU Dr. Soetomo/Fak. Kedokteran UNAIR

Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta:Salemba

Medika. Rukiyah, Ai yeyeh. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: CV

Trans Info Medika Saifuddin, A., Rachimhadi T (eds).(2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saifuddin, Abdul Bari dkk. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo Sondakh, J. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:

Erlangga. Sujiyatini (2011). Asuhan Kebidanan II Persalinan. Yogyakarta: Rohima Press. Sulistyawati, A. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.. Jakarta:

Salemba Medika. Sulistyawati, Ari. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:

Salemba Medika Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol. 1. Jakarta:EGC. Wahyuni, sari. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita Penuntun Belajar Praktik

Klinik.. Jakarta:EGC.

Page 171: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

151

JADWAL KEGIATAN

No KEGIATAN Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Informasi Penyelenggara

2 Bimbingan Penyusunan Proposal

3 Pelaksanaan Ujian Proposal

4 Penyusunan LTA

5 Proses Bimbingan

6 Pendaftaran Ujian LTA

7 Pelaksanaan Ujian LTA

8 Revisi dan Persetujuan Sidang

9 Pendaftaran Sidang LTA

10 Pelaksanaan Sidang LTA

Lam

piran 1

Page 172: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

152

CURRICULUM VITAE

Nama : Ayu Amalia

TempatTanggal Lahir : Bondowoso, 25 Juli 1995

Alamat : Jalan Pancur-Angkrek Dusun Sundang,

Kecamatan Botolinggo Kabupaten Bondowoso

Riwayat Pendidikan : 1. TK PGRI 01 Kecamatan Botolinggo

2. SD Negeri Botolinggo 1

3. SMP Negeri 1 Prajekan

4. SMA Negeri 1 Prajekan

5. DIII Akademi Kebidanan Dharma Praja

Bondowoso

Yang Menyatakan,

Ayu Amalia NIM. 14.01.0260

Lampiran 2

Page 173: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

153

PERNYATAAN

KESEDIAAN MEMBIMBING I

Saya, yang bertanda tangan dibawah ini:

1. Nama dan Gelar : Fany Yanuarti, SST.,M.Keb.

2. NIK : 074115180789

3. Jabatan : Ketua Program Studi

4. Asal Institusi : Akbid Dharma Praja-Bondowoso

5. Pendidikan Terakhir : S-2 Kebidanan

6. Alamat & Nomor yang bisa dihubungi

a. Rumah : Jalan Santawi III Bondowoso

b. Telepon/HP : 0853-3061-3510

c. Alamat Kantor : Jl. MT Haryono No.30 A - Bondowoso

d. Telepon Kantor : (0332) 560520

Dengan ini menyatakan bersedia/tidak bersedia *) menjadi pembimbing I / II *)

bagi mahasiswa:

Nama : Ayu Amalia

NIM : 14.01.0260

Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity of Care/CoC) pada Ny

“I” di BPM Ny “T” Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso

Tahun 2017.

*) Coret yang tidak dipilih

Bondowoso, 13 September 2017 Pembimbing I

Fany Yanuarti, SST.,M.Keb. NIK. 074115180789

Lampiran 3

Page 174: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

154

PERNYATAAN

KESEDIAAN MEMBIMBING II

Saya, yang bertanda tangan dibawah ini:

1. Nama dan Gelar : Tjatur Kartika Ningsih, SST.

2. NIP : 19670325 198801 2 001

3. Pangkat/Golongan : Penata Tk.I / III-d

4. Jabatan : Bidan Koordinator

5. Tempat Kerja : Puskesmas Tenggarang

6. Pendidikan Terakhir : D-IV Kebidanan

7. Alamat & Nomor yang bisa dihubungi

a. Rumah : Desa Lojajar RT.03/RW.02-Kecamatan Tenggarang

b. Telepon/HP : 0813-3650-1206

c. Alamat Kantor : Jl. Situbondo 158 Tenggarang-Bondowoso

d. Telepon Kantor : 0332 425528

Dengan ini menyatakan bersedia/tidak bersedia *) menjadi pembimbing I / II *)

bagi mahasiswa:

Nama : Ayu Amalia

NIM : 14.01.0260

Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity of Care/CoC) pada Ny

“I” di BPM Ny “T” Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso

Tahun 2017.

*) Coret yang tidak dipilih

Bondowoso, 13 September 2017 Pembimbing II

Tjatur Kartika Ningsih, SST. NIP. 19670325198801 2 001

Lampiran 4

Page 175: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

155

PERMOHONAN IJIN/ETHICAL CLEARANCE PENELITIAN

Penelitian dengan judul:

Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity of Care/CoC) pada Ny “I”

di BPM Ny “T” Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso

Tahun 2017

Oleh: Ayu Amalia NIM: 14.01.0260

Telah dinyatakan layak untuk ditindaklanjuti dengan penelitian, selanjutnya

mohon diterbitkan Surat Permohonan Ijin Penelitian kepada institusi tempat

dilaksanakan penelitian.

Bondowoso, 13 September 2017

Pemohon,

Ayu Amalia NIM. 14.01.0260

Mengetahui,

Pembimbing I

Fany Yanuarti, SST.,M.Keb. NIK. 074115180789

Pembimbing II

Tjatur Kartika Ningsih, SST. NIP..19670325 198801 2 001

Lampiran 5

Page 176: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

156

BAKESBANG

Lampiran 6

Page 177: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

157

SURAT IJIN DARI DINKES

Lampiran 7

Page 178: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

158

PERMOHONAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Dengan Hormat,

Saya Mahasiswa D-III Akademi Kebidanan Dharma Praja Bondowoso

bermaksud akan mengadakan pengkajian Asuhan Kebidanan Komprehensif

(Continuity of Care/CoC) pada Ny “I” di BPM Ny “T” Kecamatan Tenggarang

Kabupaten Bondowoso. Sehubungan hal tersebut diatas, saya mohon kesediaan

anda untuk memberikan waktu untuk dilakukan pengkajian oleh saya.

Kami akan menjamin kerahasiaan jawaban yang diberikan dan hasilnya

dapat digunakan sebagai masukan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

penelitian.

Jika anda bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, silahkan anda

menandatangani pernyataan dibawah ini. Atas ketersediaan anda menjadi

responden, saya ucapkan terima kasih.

Bondowoso, 13 September 2017

Hormat saya,

Ayu Amalia

NIM. 14.01.0260

Lampiran 8

Page 179: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

159

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH MENDAPAT PENJELASAN

(INFORM CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini merasa tidak keberatan bila saya

menjadi responden dalam pengkajian yang dilakukan Mahasiswa D-III Akademi

Kebidanan Dharma Praja Bondowoso yaitu:

Nama : Ayu Amalia

NIM : 14.01.0260

Judul LTA : Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity of

Care/CoC) pada Ny “I” di BPM Ny “T” Kecamatan

Tenggarang Kabupaten Bondowoso.

Demikian persetujuan ini saya buat dengan sejujurnya dan tanpa ada

paksaan dari pihak manapun.

Bondowoso, 13 September 2017

Responden,

Istifadatul H.

Lampiran 9

Page 180: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

160

BUKU KIA

Lampiran 10

Page 181: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

161

DATA DIRI PASIEN

Lampiran 11

Page 182: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

162

LEMBAR ANTENATAL CARE (ANC)

Lampiran 12

Page 183: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

163

Page 184: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

164

Page 185: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

165

Page 186: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

166

KSPR

Lampiran 13

Page 187: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

167

LEMBAR PENAPISAN

Lampiran 14

Page 188: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

168

PARTOGRAF (DEPAN)

Lampiran 15

Page 189: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

169

PARTOGRAF (BELAKANG)

Page 190: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

170

LEMBAR INTRANATAL CARE (INC)

Lampiran 16

Page 191: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

171

BAYI BARU LAHIR (BBL)

Lampiran 17

Page 192: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

172

MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA (MTBM)

USIA 1 HARI

Lampiran 18

Page 193: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

173

Page 194: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

174

MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA (MTBM)

USIA 3 HARI

Page 195: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

175

Page 196: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

176

MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA (MTBM)

USIA 14 HARI

Page 197: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

177

Page 198: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

178

JADWAL KUNJUNGAN IMUNISASI

Lampiran 19

Page 199: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

179

KMS (KARTU MENUJU SEHAT)

Lampiran 20

Page 200: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

180

POSTNATAL CARE (PNC)

Lampiran 21

Page 201: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

181

Page 202: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

182

DAFTAR TILIK PENAPISAN

SUNTIK DAN PIL

Daftar Tilik Penapisan Klien Suntik dan Pil. Metode nonoperatif

Metode hormonal (pil kombinasi progestin,

suntikan dan susuk) YA TIDAK

Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau lebih

Apakah anda menyusui kurang dari 6 minggu pasca persalinan √

Apakah mengalami perdarahan/perdarahan bercak antara haid

setelah senggama √

Apakah pernah ikterus pada kulit atau mata

Apakah pernah nyeri kepala hebat atau gangguan visual

Apakah pernah nyeri hebat pada betis,paha atau dada,atau

tungkai bengkak (edema) √

Apakah pernah tekanan darah diatas 160 mmhg (sistolik)atau 90

mmhg (diastolik) √

Apakah ada massa atau benjolan pada payudara

Apakah anda sering mengkonsumsi obat obatan anti

kejang(epilepsy) √

AKDR(semua jenis pelapas tembaga dan progestin)

Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu

Apakah klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks lain

Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual(ims)

Apakah pernah mengalami penyakit radang panggul atau kehamilan ektopik

Apakah pernah mengalami haid banyak (lebih dari 1-2 pembalut tiap 4 jam)

Apakah pernah mengalami haid lama (lebih dari 8 hari)

Apakah pernah mengalami dismenore berat yang membutuhkan anlgetik dan/atau istirahat baring

Apakah pernah mengalami perdarahan bercak antara haid aatau setelah senggama

Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung vaskular atau congenital

Lampiran 22

Page 203: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

183

ABPK

(ALAT BANTU PENGAMBIL KEPUTUSAN BER-KB)

Lampiran 23

Page 204: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

184

KARTU KB

Lampiran 24

Page 205: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

185

LEMBAR KONSULTASI

NAMA : AYU AMALIA

NIM : 14.01.0260

JUDUL LTA : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY

OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM NY "T" KEC.

TENGGARANG KAB. BONDOWOSO.

PEMBIMBING I : Fany Yanuarti, SST.,M.Keb..

NO HARI/TGL SARAN / MASUKAN PARAF

1

2

3

4

Senin, 13 Februari

2017

Selasa, 21 Februari

2017

Kamis, 16 Maret

2017

Kamis, 23 Maret

2017

- Revisi Bab I

- Mencari data SDKI, AKI, & AKB

- Menyusun kembali Bab I

- Revisi Bab I dan II

- Sistematika penulisan

- Revisi sistematika penulisan

- ACC Ujian Proposal

Lampiran 25

Page 206: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

186

LEMBAR KONSULTASI

NAMA : AYU AMALIA

NIM : 14.01.0260

JUDUL LTA : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY

OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM NY "T" KEC.

TENGGARANG KAB. BONDOWOSO.

PEMBIMBING I : Fany Yanuarti, SST.,M.Keb..

NO HARI/TGL SARAN / MASUKAN PARAF

1

2

3

Senin, 7 Agustus

2017

Jumat, 11 Agustus

2017

Senin, 21Agustus

2017

- Revisi Bab II

- Perbaiki sistematika penulisan

- Penyusunan Bab 4,5, & 6

- Kerangka operasional disesuaikan

dengan konsep teori

- Revisi Bab 4, 5, & 6

- Sistematika penulisan

- ACC Ujian LTA

Lampiran 26

Page 207: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

187

LEMBAR KONSULTASI

NAMA : AYU AMALIA

NIM : 14.01.0260

JUDUL LTA : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY

OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM NY "T" KEC.

TENGGARANG KAB. BONDOWOSO.

PEMBIMBING II : Tjatur Kartika Ningsih, SST.

NO HARI/TGL SARAN / MASUKAN PARAF

1

2

3

Selasa, 18/08/ 2017

Jumat, 21/8/ 2017

Senin 24/08/ 2017

- APN 5 langkah

- Cek kontraksi uterus 3x

- Pengkajian data BBL, daya hisap

perlu dikaji

- Penapisan KB hormonal

- Bab 5 pada asuhan ANC serta P4K

- Bab IV, V, dan VI

- ACC Ujian LTA

Lampiran 27

Page 208: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

188

PENGAJUAN UJIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi Penguji dalam

Ujian Sidang / Laporan Hasil (*) bagi mahasiswa:

Nama : AYU AMALIA

NIM : 14.01.0260

Judul LTA : Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity of Care/CoC)

pada Ny “I” di BPM Ny “T” Kecamatan Tenggarang

Kabupaten Bondowoso.

Yang dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Rabu, 13 September - 2017

Tempat : Ruang kelas tingkat III

Media : Proyektor, LCD, Laptop

Bondowoso, 13 September 2017

Penguji Utama,

Miftahus Saadah, SST.MPH NIK. 0727018801

Lampiran 28

Page 209: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

189

LEMBAR REVISI KETUA PENGUJI

NAMA : AYU AMALIA

NIM : 14.01.0260

JUDUL LTA : Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity of Care/CoC)

pada Ny “I” di BPM Ny “T” Kecamatan Tenggarang

Kabupaten Bondowoso.

NO BAB/HALAMAN REVISI KETUA PENGUJI

1

2

3

4

5

6

Lampiran depan

Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V

- Penulisan judul harus konsisten

- Data terbaru 2016

- Penambahan teori skrining

imunisasi

- Kunjungan masa nifas sesuai MU

- Kerangka operasional

- Askeb kasus TBJ, Golda

- Sistematika penulisan

- Penambahan teori penjahitan

derajat robekan

- Pembahasan tidak ada poin-poin

berupa narasi

Bondowoso, Sebelum Perevisian

Ketua Penguji

Miftahus Saadah, SST.MPH NIK. 0727018801

Bondowoso, Sesudah Perevisian

Ketua Penguji

Miftahus Saadah, SST.MPH NIK. 0727018801

Lampiran 29

Page 210: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

190

LEMBAR REVISI ANGGOTA PENGUJI I

NAMA : AYU AMALIA

NIM : 14.01.0260

JUDUL LTA : Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity of Care/CoC)

pada Ny “I” di BPM Ny “T” Kecamatan Tenggarang

Kabupaten Bondowoso.

NO BAB/HALAMAN REVISI PENGUJI I

1

2

3

4

5

6

Lampiran depan

Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V

- Penulisan judul harus

konsisten

- Sistematika penulisan

- Data terbaru 2016

- Penambahan teori skrining

imunisasi

- Kunjungan masa nifas sesuai

MU

- Askeb teori J/T/H

- Kerangka operasional

- Askeb kasus NCB SMK

- Pembahasan tidak ada poin-

poin berupa narasi

Bondowoso, Sebelum Perevisian

Penguji I

Fany Yanuarti, SST.,M.Keb. NIK. 074115180789

Bondowoso, Sesudah Perevisian

Penguji I

Fany Yanuarti, SST.,M.Keb. NIK. 074115180789

Lampiran 30

Page 211: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

191

LEMBAR REVISI ANGGOTA PENGUJI II

NAMA : AYU AMALIA

NIM : 14.01.0260

JUDUL LTA : Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity of Care/CoC)

pada Ny “I” di BPM Ny “T” Kecamatan Tenggarang

Kabupaten Bondowoso.

NO BAB/HALAMAN REVISI PENGUJI II

1

2

Bab II

Bab IV

- Sistematika penulisan

- Teori pertolongan kelahiran

bayi harus sesuai APN

- Kunjungan masa nifas sesuai

MU

- Askeb teori J/T/H

Bondowoso, Sebelum Perevisian

Penguji II

Tjatur Kartika Ningsih, SST. NIP. 19670325 198801 2 001

Bondowoso, Sesudah Perevisian

Penguji II

Tjatur Kartika Ningsih, SST. NIP. 19670325 198801 2 001

Lampiran 31

Page 212: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF …...akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

192

DOKUMENTASI

Lampiran 32