assessment report_2011 08 16

Upload: rahmad-desman

Post on 17-Oct-2015

91 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Report

TRANSCRIPT

Risk Assessment Pipa Penyalur TAC Pertamina-Ellipse Energy Jatirarangon Ltd.

I. PENDAHULUAN 1.1. Umum

Pipeline risk assessment (penilaian resiko pipa penyalur) merupakan suatu kegiatan identifikasi permasalahan yang terkait dengan aturan keselamatan dan lingkungan terhadap terganggunya proses operasi dari fasilitas pipa penyalur tersebut. Hasil identifikasi tersebut direpresentasikan terhadap tingkatan resiko yang diterima fasilitas pipa penyalur apabila mengalami kegagalan operasi.

TAC Pertamina-Ellipse Energy Jatirarangon Wahana Ltd. memiliki fasilitas pipa penyalur dengan diameter 4 inch, panjang total 2400 meter, yang saat ini sedang digunakan. Fasilitas pipa penyalur tersebut di bangun pada tahun 2008 dengan tujuan untuk menyalurkan gas (sweet gas) dari sumur JRR#4 ke sumur JRR#1 milik TAC Pertamina-Ellipse Energy Jatirarangon Wahana Ltd. sendiri.

Sesuai peraturan Ditjen Migas 84K/38/DJM/1998, dimana setiap jalur pipa penyalur diwajibkan untuk dilakukan pemeriksaan ulang (resertifikasi) tiap 3 tahun sekali agar terjaminnya keselamatan kerja. Pekerjaan pipeline risk assessment ini dilakukan untuk memenuhi peraturan tersebut dan mengetahui permasalahan yang akan dihadapi serta lebih memahami faktor-faktor yang perlu dipersiapkan guna pengoperasian fasilitas pipa penyalur pada masa mendatang.

Pelaksanaan assessment menggunakan pendekatan semi qualitative-quantitative dengan memberikan penilaian dengan membagi pokok tinjauan berdasarkan data desain, hasil pemeriksaan dan strategi pemeliharaan. Penilaian dilakukan dengan membagi keseluruhan jalur menjadi beberapa bagian, dengan tujuan memudahkan proses analisa selanjutnya. Hal tersebut dikarenakan kondisi dan resiko pada jalur tersebut tidak sama/seragam. Hasil akhir suatu penilaian adalah suatu index yang memiliki nilai tertentu, dimana semakin tinggi nilai, resiko yang dimiliki fasilitas pipa penyalur tersebut semakin rendah, yang berarti keselamatan fasilitas pipa penyalur tersebut semakin baik.1.2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari pengerjaan pipeline risk assessment adalah memberikan gambaran resiko dari pipa penyalur berdiameter 4 inch sepanjang 2.400 meter menyalurkan gas (sweet gas) dari sumur JRR#4 ke sumur JRR#1 milik TAC Pertamina-Ellipse Energy Jatirarangon Wahana Ltd.. Hal-hal yang dilakukan pada pelaksanaan pipeline risk assessment adalah sebagai berikut :

Qualitative assessment (penilaian kualitatif) dan visual inspection (pemeriksaan di lapangan/lokasi) GPS (global positioning system) survey

Pengukuran ketebalan dan hardness (random)

Engineering evaluation (evaluasi perancangan)1.3. Referensi

SNI-13-3474-2002, Sistem Transportasi dan Distribusi

ASME B 31.8, Transportation and Distribution System of Gas Pipeline API 1160, Managing System Integrity for Hazardous Liquid Pipelines Pipeline Risk Management Manual 3rd Edition, W.Kent Muhlbauer Piping and Pipeline Assessment Guide, A. Keith Escoe II. METODE PENILAIAN 2.1. Resiko

Resiko merupakan suatu fungsi dari kemungkinan kegagalan terhadap konsekuensi kegagalan yang harus di hadapi suatu fasilitas. Hubungan tersebut dapat ditulis dalam suatu persamaan matematika sebagai berikut :

Risk = (event likelihood) x (event consequence) (2.1)

Penilaian resiko yang dilakukan dalam bentuk nilai yang terukur dapat memudahkan mengetahui tingkatan resiko dan faktor-faktor yang memberikan kontribusi besar terhadap berubahnya suatu resiko tersebut. Pendekatan penilaian resiko merupakan ekspresi terukur dari kuantitas suatu frekuensi dari kemungkinan fatality, kecelakaan ataupun kehilangan keuntungan. Keseluruhan proses bisnis yang terganggu (kerugian material ataupun keuntungan) seringkali dipergunakan sebagai tolak ukur suatu resiko. Suatu hal yang tidak mudah untuk menggambarkan hubungan kehilangan keuntungan terhadap kehidupan manusia dan lingkungan yang mungkin rusak, untuk menjembatani hal tersebut di gunakanlah suatu matrik.

Gambar 1.0 Pipa penyalur Risk Management Flow ChartNilai atau index dalam penentuan tingkatan resiko suatu fasilitas pipa penyalur dilakukan terhadap kondisi dan kegiatan pada proses kerja fasilitas pipa penyalur, dimana keseluruhan hal tersebut memberikan kontribusi pada resiko tersebut. Kondisi resiko dari suatu fasilitas pipa penyalur dapat digambarkan dengan formula matematika sebagai berikut:

Relative Risk Score = Index Sum : Leak Impact Factor (2.2)

Index Sum pada formula diatas diperoleh dari menjumlahkan third party damage index, corrosion index dan incorrect operational index. Hasil dari penjumlahan keseluruhan data tersebut menggambarkan tingkat keamanan operasi fasilitas pipa penyalur, dimana semakin tinggi hasil yang diperoleh berarti semakin aman pengoperasiannya. 2.2. Third Party Damage Index Third party damage merupakan gambaran suatu kejadian kerusakan terhadap fasilitas pipa penyalur sebagai suatu hasil dari aktifitas kondisi yang tidak berhubungan dengan fasilitas pipa penyalur tersebut secara langsung. Terdapat tujuh (7) hal yang termasuk dalam third party damage index, seperti dijelaskan dalam tabel berikut beserta pembobotan penilaiannya.Tabel 1.0 Bobot Third Party Damage Index2.2.1Minimum Cover (Cover Pipe)

Pembobotan dari minimum cover sebesar 20% dari total index. Nilai tersebut di dasarkan dari peletakan pipa, diatas permukaan atau tertanam. Penambahan nilai dimungkinkan terhadap perlindungan concrete, casing, pembalut (wraping) dan hal lain yang dapat menurunkan kemungkinan rusaknya fasilitas pipa penyalur dari aktivitas penggalian. 2.2.2 Activity Level (Tingkat Aktifitas)

Pembobotan sebesar 20% dari total index, dimana penilaian didasarkan atas potensi pelaksanaan aktifitas pada lingkungan fasilitas pipa penyalur yang dapat membahayakan kondisi operasinya. 2.2.3 Aboveground Facilities (Fasilitas Permukaan)

Pembobotan sebesar 10% dari total index, dimana penilaian di dasarkan atas kondisi situasi di sekitar fasilitas pipa penyalur yang dimungkinkan memberikan pengaruh. Berubahnya nilai tergantung pada jarak antara jalan dan jalur pipa, adanya pagar pengaman, pepohonan, saluran dan rambu-rambu peringatan. 2.2.4 Line Locating (Alokasi Jalur)

Pembobotan sebesar 15% dari total index. Nilai diberikan berdasarkan atas kemudahan identifikasi lokasi pipa pada lingkungan jalur. 2.2.5 Public Education Program (Program Penerangan Masyarakat)

Suatu bentuk sosialisasi terhadap masyarakat yang bertempat tinggal tidak jauh dari fasilitas pipa penyalur akan kepentingan beserta potensial bahaya yang dimungkinkan terjadi serta penanggulangannya. Pembobotan yang diberikan adalah 15% untuk keseluruhan Third Party Index. 2.2.6 Right-of-Way Condition (Kondisi Lokasi Peruntukan Jalur)

Kondisi lokasi (ROW) yang terjaga dan sesuai peruntukannya akan memberikan kontribusi bobot hingga 5% dari keseluruhan Third Party Index. Penilaian diberikan atas kejelasan batas ROW (Right-of-Way) dan terjaganya lokasi tersebut. 2.2.7 Patrol Frequency (Frekuensi Tingkat Pengamatan)

Durasi waktu pengamatan terhadap fasilitas pipa penyalur merupakan suatu pencegahan efektif untuk mendeteksi kemungkinan kegagalan yang mungkin terjadi. Pembobotan yang diberikan adalah 15% untuk keseluruhan Third Party Index, dengan tingkat efektif pelaksanaan pengamatan yang bergantung dari cara pelaksanaan, personal yang dikhususkan, dan durasi waktu pengamatannya. 2.3. Corrosion IndexCorrosion (korosi) adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan. Berkaitan dengan fasilitas pipa penyalur, terdapat 3 (tiga) tipe korosi yang perlu diperhatikan: Atmospheric Corrosion

Internal Corrosion

Subsurface Corrosion Dalam melakukan pengamatan dan penilaian terhadap kemungkinan kegagalan dari kondisi korosi yang terjadi diperlukan langkah sebagai berikut: Melakukan identifikasi terhadap tipe atau jenis korosi. Melakukan identifikasi terhadap kemampuan material dalam menghadapi korosi. Melakukan evaluasi terhadap instalasi pencegahan proses korosi yang terpasang pada fasilitas pipa penyalur.

Pembobotan beserta hal yang terkait dari corrosion index dapat dicermati pada tabel 2.0Tabel 2.0 Bobot Corrosion Index

2.4.Design Index

Pemahaman terhadap kondisi awal saat fasilitas pipa penyalur dibangun, akan secara utuh didapat dengan melakukan analisa terhadap dokumen desain yang dimiliki.

Kriteria desain yang dipergunakan pada perhitungan adalah asumsi atau pengandaian terhadap hal yang akan dihadapi pada saat pengoperasian. Sehingga penggunaan jenis material dengan kemampuan dan ketahanannya memberikan kontribusi besar terhadap usia suatu fasilitas. Asumsi terhadap ketidakpastian kondisi ataupun situasi yang mungkin diterima suatu fasilitas diterjemahkan menjadi safety factor yang memberikan batasan terhadap kemungkinan kerusakan atau kegagalan terhadap suatu fasilitas. Pembobotan dalam penilaian yang berkaitan dengan design index dapat dilihat pada tabel 3.0 dibawah.Tabel 3.0 Bobot Design Index

Dari tabel 2.3 Bobot Design Index, terdapat 5 (lima) hal yang menjadi perhatian penilaian, dengan gambaran sebagai berikut ;

1. Safety Factor

Berkaitan dengan kondisi actual ketebalan pipa dalam hubungannya dengan kerusakan akibat corrosion (korosi) ataupun gaya luar yang mungkin terjadi

2. Fatigue

Berkaitan dengan kemungkinan kerusakan yang diterima fasilitas pipa penyalur akibat kondisi pembebanan yang terjadi berulang kali.

3. Surge Potential

Berkaitan dengan kemungkinan fasilitas pipa penyalur menerima tekanan melebihi 10% dari maksimum tekanan operasinya (MOP).

4. Integrity Verification

Berkaitan dengan uji yang pernah dilakukan untuk mengetahui integrity dari fasilitas pipa penyalur. Penilaian didasarkan pada tingkat uji yang dilakukan dan pelaksanaan hydrotest terakhir pada fasilitas pipa penyalur tersebut.

5.Land Movements

Pergerakan tanah yang dimaksud termasuk kemungkinan longsor, gempa dan perubahan lingkungan yang menyebabkan berubahnya tekanan tanah disekitar fasilitas pipa penyalur. 2.5. Incorrect Operation Index

Seringkali kegagalan ataupun kerusakan dari suatu fasilitas disebabkan karena kesalahan operasi (human error). Akan tetapi dalam pelaksanaan assessment sangat sulit untuk proses quantitative dari faktor kesalahan operasi (human error). Pembobotan yang berkaitan dengan Incorrect Operation Index beserta hal yang terkait dengannya dapat dicermati pada tabel 4.0 dibawah. Tabel 4.0 Bobot Incorrect Operational Index

2.6.Leak Impact Factor

Leak impact factor dipergunakan sebagai penilaian terhadap konsekuensi dari kegagalan yang mungkin terjadi. Nilai leak impact factor yang tinggi menggambarkan besarnya konsekuensi yang harus diterima jika terjadi kegagalan pada suatu fasilitas, yang berarti tingginya resiko. Nilai dari leak impact factor dapat diperoleh dari persamaan berikut: Leak Impact Factor = Potensi Hazard + Spill + Populasi + Dispersion (2.3)2.6.1Product Hazard

Karakteristik dari produk atau fluida yang dialirkan melalui fasilitas pipa penyalur merupakan faktor utama dari potensial bahaya, jika terjadi kegagalan atau kerusakan fasilitas pipa penyalur tersebut. Terdapat 2(dua) jenis hazard (potensi bahaya) jika suatu fasilitas pipa penyalur mengalami kegagalan atau kerusakan, hazard tersebut: 1. Acute hazards

Merupakan potensi bahaya yang perlu penanganan dan perhatian segera dalam waktu yang singkat. Potensi bahaya yang diklasifikasikan dan perlu penanganan cepat setelah terjadinya kebocoran adalah ;

Flamability (Nf)

Reactivity (Nr)

Toxicity (Nh) 2. Chronic hazards

Merupakan potensi bahaya yang mempunyai efek jangka panjang seperti terkontaminasinya air tanah, penyebab kanker dan penyebab penurunan kesehatan lain yang akan timbul dalam jangka waktu panjang. Daftar produk dan pembobotan terkait product hazard dapat dicermati pada tabel 5.0 berikut. Tabel 5.0 List of Products and Their Product Hazard Scores1

2.6.2 Dispersion Factor

Merupakan suatu faktor yang menggambarkan tingkat penyebaran kebocoran yang terjadi dengan korelasi populasi pada area fasilitas pipa penyalur. Dispersion factor dapat dihitung menggunakan persamaan berikut: Dispersion Factor = Spill Score x Acute Hazard

(2.4) Dispersion Factor = Spill Score x Chronic Hazard

(2.5) Gunakan nilai terbesar dari hasil perhitungan persamaan diatas. 2.6.3 Liquid or Vapor Spill Score

Penilaian terhadap luapan kebocoran liquid atau vapor merupakan turunan dari rerata kebocoran dikombinasikan dengan faktor berat molekul untuk luapan vapor atau permeabilitas tanah untuk luapan liquid. Cakupan penilaian memperhatikan kondisi luapan liquid atau vapor yang mungkin terjadi dengan luasan dan penyerapan kecil, terbatas hingga luas, terus-menerus.

Kemungkinan berubahnya nilai luapan didasarkan atas fasilitas penanganan luapan (memperkecil luapan) dan sensivitas lingkungan tertentu. Berikut tabel 6.0 Liquid or Vapor Spill untuk proses assessment.Tabel 6.0 Liquid or Vapor Spill

2.6.4Populasi

Berdasarkan klasifikasi U.S. Dept.of Transportation untuk fasilitas pipa penyalur dengan fluida gas (CFR 49 Part 192), bobot nilai 1 (satu) merupakan daerah rural, kepadatan populasi rendah dan pada lingkungan yang luas sementara bobot nilai 4 merupakan daerah dengan bangunan bertingkat yang memiliki kepadatan populasi tinggi. Pembobotan yang digunakan dalam pelaksanaan assessment dengan mengembangkan klasifikasi U.S Dept of Transportation sebagaimana Tabel 2.7 Bobot Populasi berikut.Tabel 7.0 Bobot Populasi

2.7. Pipa penyalur Segmentations

Pada umumnya fasilitas pipa penyalur tidak memiliki potensial bahaya yang tetap pada keseluruhan jalur akan tetapi tingkat resiko mengikuti kondisi pada jalur tersebut. Sehingga diperlukan pembagian wilayah (section) pada pelaksanaan assessment, dimana setiap section memiliki tingkat resiko tertentu yang mungkin berbeda dengan wilayah (section) lainnya. 2.8. Data Inspeksi (Pemeriksaan)Pemeriksaan yang dilakukan pada pipeline risk assessment dimaksudkan untuk memperoleh data kuantitatif yang akan dikorelasikan terhadap beberapa hal, diantaranya adalah:

Safety factor pipa penyalur terhadap kondisi tekanan kerja (operating pressure).

Kondisi pelindung fasilitas pipa penyalur terhadap kondisi yang memungkinkan mengurangi kemampuannya dalam menahan beban operasi. Lingkungan sekitar wilayah ROW fasilitas pipa penyalur .III.PIPELINE ASSESSMENT

Berdasarkan data yang dimiliki, fasilitas pipa penyalur milik PT TAC Pertamina-Ellipse Energy Jatirarangon Wahana Ltd. memiliki data spesifikasi teknis sebagai berikut: 3.1 Data Teknis Diameter Pipa : 4. inch

Construction

: 2008

Panjang Jalur : 2.400 meter

Pressure Operasi : 320 psi

Product

: Gas

Pressure Design : 500 psi

Temperatur Design : 2000 F

Hydrotest terakhir : 2008

Material

: 5L (X52)

Pressure Hydrotest : 625 psi

Flow Op. (Peak) : 0,8 MMSCFDCoating Type

: Tar Enamel3.2Hasil Pemeriksaan dan Verifikasi

Hasil pemeriksaan dan verifikasi dari pipa penyalur yang telah diambil sebanyak 5 titik, adalah sebagai berikut: 0 km s/d 0.5 km

Point

:Pl EEJW 1

Visual

: - Akses menuju lokasi pipa mudah untuk dijangkau. Kondisi wrapping pada sambungan pipa (pipe joint) tidak merata Tidak terdapat tanda ataupun papan peringatan keberadaan fasilitas pipa penyalur Kedalaman pipa 1,5 meterPipa penyalur Class

: 4

Kondisi Korosi

:Kondisi paparan korosi dalam lingkup light corrosive

Thickness minimum : 4.8 mm

Hardness minimum : 187 HV

Lokasi Pipa

Latitude :

Longitude : 105 0Photo Lokasi:

0.5 km s/d 1 km

Visual : - Akses menuju lokasi pipa mudah untuk dijangkau. Kondisi coating masih bagus,. Tidak terdapat tanda ataupun papan peringatan keberadaan fasilitas pipa penyalur. Kedalaman pipa 1.2 m Pipa penyalur Class : 4

Kondisi Korosi : Kondisi paparan korosi dalam lingkup light corrosive

Thickness minimum : 6.86 mm

Hardness minimum : 187 HV

Lokasi Pipa

Latitude : 5 0

Longitude : 105 0Photo lokasi: 1 km s/d 1.5 km

Visual : - Akses menuju lokasi pipa mudah untuk dijangkau.

-Dekat dengan rumah penduduk.

-Kondisi coating dan wrapping masih bagus.

-Tidak terdapat tanda ataupun papan peringatan keberadaan fasilitas pipa penyalur.

-Kedalaman pipa (> 1 m) Pipa penyalur Class : 4

Kondisi Korosi : Kondisi paparan korosi dalam lingkup light corrosive

Thickness minimum : 6.1 mm

Hardness minimum : 187 HV

Lokasi Pipa

Latitude : 5 0

Longitude : 105 0Photo Lokasi: 1.5 km s/d 2 km

Visual : - Akses menuju lokasi pipa mudah untuk dijangkau. Kondisi coating dan wrapping masih bagus. Tidak terdapat tanda ataupun papan peringatan keberadaan fasilitas pipa penyalur. Kedalaman pipa (< 1 m) Pipa penyalur Class : 4

Kondisi Korosi : Kondisi paparan korosi dalam lingkup light corrosive

Thickness minimum : 7.62 mm

Hardness minimum : 187 HV

Lokasi Pipa

Latitude : 5 0

Longitude : 105 0Photo Lokasi: 2 km s/d 2.5 km

Visual : - Akses menuju lokasi pipa mudah untuk dijangkau. Kondisi coating dan wrapping masih bagus. Terdapat tanda/papan peringatan keberadaan fasilitas pipa penyalur. Kedalaman pipa (> 1 m) Pipa penyalur Class : 4

Kondisi Korosi : Kondisi paparan korosi dalam lingkup light corrosive

Thickness minimum : 7.9 mm

Hardness minimum : 187 HV

Lokasi Pipa

Latitude : 5 0

Longitude : 105 0Photo Lokasi:Keseluruhan kondisi aktual hasil pemeriksaan dapat dicermati pada lampiran 1.0 Hasil Pengambilan Data 3.3 Dokumentasi dan Riwayat Operasi

Keberadaan dokumen desain dan catatan konstruksi adalah faktor penting dalam pemahaman terhadap batasan batasan kemampuan suatu fasilitas dalam melayani beban operasi. Pada fasilitas pipa penyalur milik TAC Pertamina-Ellipse Energy Jatirarangon Wahana Ltd. keberadan dokumen tersebut sangat minim, yang ada hanya dokumen Plant Start-Up and Operating Manual begitu pula dengan keberadaan riwayat operasi fasilitas pipa penyalur tersebut.

3.4 Engineering Analysis

Perhitungan terhadap kemampuan fasilitas pipa penyalur dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan dan verifikasi lapangan yang telah dilakukan sesuai sub bab 3.2 Hasil Pemeriksaan dan Verifikasi. Data yang dipergunakan, adalah data yang diperoleh pada segmen 0 km s/d 2.4 km. Berdasarkan data yang ada diambil 2 (dua) asumsi perbandingan :

S.M.Y.S yang dipergunakan senilai 52.000 PSI (X52)

Weld Joint Factor (E), yang dipergunakan adalah 1 dengan asumsi kualitas joint sambungan tidak diketahui secara akurat

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh batasan tekanan kerja maksimum fasilitas pipa penyalur adalah 638.8 PSI detail perhitungan dapat dicermati pada lampiran 2.0 Perhitungan Appraisal Engineering. 3.5 Penilaian Index Summary

Sebagaimana telah dijelaskan pada metode pelaksanaan risk assessment pipa penyalur terhadap pembagian kriteria Index Summary, maka berdasarkan pengamatan dan inspeksi serta verifikasi data dilakukan tabulasi penilaian terhadap faktor-faktor terkait sebagai berikut :

Maximum Score2020101551515100102070100351510251510030203515100INDEX SUMMARY

SectionKmThir Party IndexCorrosion IndexDesign IndexIncorrect Operational Index

StartFinishCovALAFLLROWPedPFIndexAtm. CorrInt. CorrSub. CorrIndexSFFatigueSPInt VerfLMIndexDesignConstOp.Maint.Index

10+0000+500151526341560101760872013101510682618161070285

20+5001+000151526341560101760872013101510682618161070285

31+0001+500151526341560101760872013101510682618161070285

41+5002+000151526341560101760872013101510682618161070285

52+0002+500151526341560101760872013101510682618161070285

Average60.0087.0068.0070.00285.00

Maximum60.0087.0068.0070.00285.00

Minimum60.0087.0068.0070.00285.00

LEGEND

Third Party Index Corrotion Index

Design IndexCov : Depth Of Cover

Atm Corr : Atmospheric Corrosion SF: Safety FactorAL : Activity Level

Int corr

: Internal Corrosion Fatique : FatiqueAF : Aboveground Facilities

Sub Corr : Sub surface Corrosion Int Verf : Integrity Verification

LL : Line Locating

SP: Surge Potensial

ROW : Right of Way Condition

LM: Land MovementPed : Public Education Program Incorrect Operation Index

PF : Patrol Frequency

Design: Design

Const: Construction

Opt: Operation

Maint: Maintenance3.6 Penilaian Leak Impact Factor

Leak impact faktor merupakan suatu rancangan permodelan jika fasilitas pipa penyalur mengalami kegagalan sehingga lingkungan sekitar tidak terkecuali masyarakat menerima hasil dari kegagalan tersebut. Dalam rancangan permodelan kegagalan bergantung kepada system keselamatan yang dimiliki fasilitas pipa penyalur tersebut. Pada fasilitas pipa penyalur milik TAC Pertamina-Ellipse Energy Jatirarangon Wahana Ltd. sepanjang 2,4 km block valve terdapat pada segmen JRR#1.

Jika fasilitas pipa penyalur mengalami kebocoran dengan diameter 1 inch, dan respon tercepat 1 jam setelah kejadian akan terjadi kehilangan fluida sebesar 45.68 ton/jam. Berikut penilaian terhadap faktor-faktor jika scenario kegagalan diatas terjadi :

Tabel 9.0 Penilaian Leak Impact Factor Maximum Score12105501087

SectionKmProd. HazardSpillDispersionPopulationLIF Index

StartFinishAcuteChronic

10+0000+50056530854

20+5001+00056530854

31+0001+50056530854

41+5002+00056530854

52+0002+50056530854

3.7 Penilaian Level Resiko

Penilaian level resiko fasilitas pipa penyalur merupakan korelasi hubungan antara Index Summary dan Leak Impact Factor (Relative Risk Score), yang mana hubungan tersebut dapat ditransformasikan dalam matrik resiko 5 x 5. Hal tersebut menggambarkan hubungan fungsi kemungkinan kegagalan dengan konsekuensi kegagalan sesuai model matematika pada sub bab2.1 Resiko. Hubungan tersebut dapat dipahami dengan memperhatikan diagram berikut:

IndexLikelihood RatingDescriptor

Summary

0 - 805Almost Certain510152025

81 - 1604Likely48121620

161 - 2403Possible3691215

241 - 3202Unlikely246810

321 - 4001Rare12345

DescriptorInsignificantMinorModerateMajorCatasthrophic

Consequence Rating12345

LIF4 - 2021 - 3838 - 5454 - 7070 - 87

Gambar 2.0 Diagram Hubungan Resiko

Berikut adalah hasil korelasi hubungan yang mencerminkan tingkat resiko fasilitas pipa penyalur dimaksud :

Tabel 10.0 Risk Rating Pipa penyalur Assessment Maximum Score4005875 RELATIVE RISK SCORE RISK RATING

SectionKmINDEX SUMMARYLikelihoodRatingLEAK IMPACT FACTORConsequence Rating

StartFinish

10+0000+50028525435.28Medium Risk

20+5001+00028525435.28Medium Risk

31+0001+50028525435.28Medium Risk

41+5002+00028525435.28Medium Risk

IV. Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil evaluasi engineering terhadap kondisi fasilitas pipa penyalur milik PT. Ellipse Energy Jatirarangon LTD dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

PT. Ellipse Energy Jatirarangon LTD memiliki fasilitas pipa penyalur sepanjang 2.5 km, terletak pada wilayah Cikarang, Bekasi, Jawa Barat dan dapat diakses dengan mudah. Fasilitas pipa penyalur tersebut selesai dikonstruksi dan pertama kali dipergunakan pada tahun 2008.

Dokumentasi design engineering dan construction tersimpan baik dan dipergunakan sebagai acuan pengoperasian fasilitas pipa penyalur tersebut.

Design operasi yang dipergunakan sesuai dokumen engineering adalah 500 psi dan temperature design adalah 2000 F. Pada pengoperasian fasilitas pipa penyalur ditemukan penggunaan pressure operasi adalah 320 psi. Sepanjang jalur pipa penyalur terdapat 1 unit shutdown valve yang terletak pada km 0 + 000 (sumur JRR #2).

Lokasi pipa penyalur pada saat design ditentukan sesuai dengan klasifikasi class 4 dan berdasarkan hasil pengamatan pada lokasi pipa penyalur, tidak terdapat perubahan kelas lokasi pipa penyalur.

Kedalaman perletakan pipa penyalur pada saat dilakukan penggalian bell hole terukur minimum 1.5 m dan maksimum 2 m.

Pengukuran ketebalan yang dilakukan pada lokasi bell hole terukur minimum dan maksimum

Berdasarkan hasil perhitungan tekanan kerja maksimum didapat hasil 638.8 PSI. Perhitungan detail dapat dicermati pada lampiran 2.0 Perhitungan Appraisal Engineering

Hasil penilaian tingkat resiko (risk assessment pipa penyalur), secara keseluruhan memberikan hasil medium dengan sebaran merata sepanjang jalur pipa penyalur 2.5 km.Berdasarkan hasil penilaian tingkat resiko yang memberikan hasil medium diketahui bahwa consequences of failure (leak impact factor) terklasifikasi pada lingkup moderate, hal tersebut dipengaruhi oleh jenis fluida alir beserta akibat yang ditimbulkannya jika mengalami kegagalan pada lokasi class pipa penyalur yang masuk kategori 4. Sementara probability of failure (index summary) terklasifikasi pada lingkup unlikely (kemungkinan terjadi kegagalan kecil), hal tersebut sangat dipengaruhi oleh engineering design awal yang diaplikasikan memberikan safety factor cukup besar dengan hal berikut :

Rasio ketebalan pipa yang dibutuhkan dan ketebalan pipa yang terpasang

Coating pelindung pipa yang terbuat dari HDPE

Perletakan pipa penyalur pada kedalaman minimum 1.5 m dari permukaan hingga top pipa

Penggunaan casing pelindung pada perlintasan jalan

Perlindungan terhadap internal corrosion dengan menggunakan corrosion inhibitor

Selain safety factor dari engineering awal yang baik, lingkungan disekitar fasilitas pipa penyalur telah mengetahui dengan baik lokasi pipa penyalur tersebut dan PT. Ellips Energy Jatirarangon melakukan pemantauan setiap hari pada jalur tersebut.Dengan seluruh kondisi tersebut, maka jalur pipa penyalur sepanjang 2.5 km milik PT. Ellips Energy Jatirarangon dapat dipergunakan dengan parameter operasi yang tidak melebihi batasan design. 4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, disarankan beberapa hal yang sebaiknya dilakukan untuk pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas pipa penyalur sepanjang 2.5 km milik TAC Pertamina-Ellipse Energy Jatirarangon Wahana Ltd. :

Tetap mempertahankan pemantauan fasilitas pipa penyalur yang dilakukan setiap hari.

Melakukan koordinasi antara Departemen Operasi dan Departemen HSE secara berkala dalam operasi dan pemeliharaan pipa penyalur tersebut.

Mengembangkan system pemeriksaan pipa penyalur secara berkala yang mengacu kepada integrity program.

Menambah instalasi cathodic protection pada jalur pipa penyalur, terutama dimaksudkan untuk memberikan penambahan proteksi terhadap kemungkinan korosi yang timbul.

Menambah dan memperbaiki rambu rambu peringatan sepanjang jalur pipa penyalur.

Mensosialisasikan prosedur yang terkait dengan pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas pipa penyalur kepada pihak terkait. Memberikan pelatihan terhadap tenaga kerja yang mengoperasikan fasilitas pipa penyalur tentang pengetahuan standard/code dan aturan pemerintah yang dipergunakan

Diharapkan dengan terlaksananya saran yang diberikan dan komitmen mempertahankan kinerja serta kerja sama dalam pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas pipa penyalur, pada masa datang kondisi pengoperasian dan pemeliharaan pipa penyalur akan tetap sama bahkan menjadi lebih baik.