assesmen kebutuhan · web viewpada tahap ini peneliti melakukan tindakan tindakan yang telah...

34
MODEL-MODEL PENELITIAN TINDAK KELAS MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas Dosen : Abdur Rasyid, M.Pd. Disusun oleh : 1. Dyanra Purna Nugraha 12.22.1.0132 2. Syarafiyah Sahaifa 12.22.1.0434 3. Yuyun Indriyani 12.22.1.0491 VII IPA 3 i

Upload: nguyenquynh

Post on 02-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

MODEL-MODEL PENELITIAN TINDAK KELAS

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Penelitian Tindakan Kelas

Dosen : Abdur Rasyid, M.Pd.

Disusun oleh :

1. Dyanra Purna Nugraha 12.22.1.0132

2. Syarafiyah Sahaifa 12.22.1.0434

3. Yuyun Indriyani 12.22.1.0491

VII IPA 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

UNIVERSITAS MAJALENGKA

2015

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan izin

dan kuasa-Nyalah kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Adapun

maksud dan tujuan pembuatan makalah ini, sebagai tugas mata kuliah Penelitian

Tindak Kelas (PTK). Ucapan terima kasih, kepada Bapak dosen pengampu yang

telah memberikan bimbingan serta pengarahan dalam hal struktur maupun

penyusunan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah

ini dengan baik.

Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit hambatan yang maupun

rintangan yang kami temukan, namun berkat bimbingan dari berbagai pihak

akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Akan tetapi dalam

penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu saran dan

kritik yang bersifat membangun masih sangat diharapkan guna kesempurnaan

laporan ini. Adapun bahasan yang kami bahas dalam makalah ini yaitu

“MODEL-MODEL PENELITIAN TINDAK KELAS”.

Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis

dan umumnya untuk kita semua. Dan mudah-mudahan Allah SWT memberikan

rahmat dan karunianya pada kita umat manusia.

Majalengka, 14 Oktober 2015

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2

C. Tujuan................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Tindak Kelas................................................... 3

B. Siklus dan Model Penelitian Tindakan Kelas.................................... 4

1. Model  PTK menurut Kurt Lewin................................................ 6

2. Model  PTK menurut John Elliott................................................ 8

3. Model  PTK menurut Mckernan.................................................. 12

4. Model  PTK menurut Hopkins dan Dave Ebbutt......................... 13

5. Model  PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart.......................... 15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................ 16

B. Saran.................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 11

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas Pasal 3 bahwa pendidikan nasional

befungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yang merupakan salah satu

tujuan kemerdekaan bangsa kita, seperti dinyatakan pada alinea keempat

Pembukaan UUD 1945. Oleh sebab itu, upaya Guru untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran di kelas merupakan amalan mulia karena memberikan

kontribusi dalam mengisi kemerdekaan yang telah direbut lewat pengorbanan

yang tidak sedikit.

Guru memainkan peranan dalam menentukan pencapaian keberhasilan

proses pembelajaran dan pendidikan di sekolah. Guru menduduki posisi

sentral dalam menyukseskan keberhasilan proses pembelajaran di sekolah.

Peserta didik hanya bisa belajar jika tersedia lingkungan belajar yang

kondusif dan gurulah yang mempersiapkan semuanya. Berkenaan dengan

peran guru Brown (2000) menyatakan bahwa guru bertugas membimbing dan

memfasi-litasi peserta didik dalam belajar. Untuk dapat menjalankan

peranannya dengan baik, setiap guru dituntut memiliki kemampuan sebagai

seorang profesional dibidangnya.

Guru-guru yang profesional adalah guru-guru yang mampu

mengantarkan peserta didik untuk akses ke zona keberhasilan dalam belajar.

Dalam kaitannya dengan peranan guru sebagai profil sentral dalam proses

pembelajaran, upaya peningkatan profesionalisme guru merupakan hal

penting yang tidak bisa di tawar-tawar lagi. Banyak cara atau strategi yang

bisa digunakan untuk meningkatkan profesionalisme guru. Salah satu

diantaranya yang akhir-akhir ini berkembang pesat adalah melalui penelitian

tindakan kelas (PTK) atau classroom action research.

Untuk melakukan Penelitian Tindak Kelas (PTK), terlebih dahulu di

kemukakan model-model atau desain-desain penelitian tindakan yang selama

ini digunakan. Hal ini dimaksudkan agar wawasan kita menjadi lebih luas

1

2

dan dengan mengetahui berbagai design model penelitian tindakan kelas,

design yang dikebangkan akan menjadi lebih jelas dan terarah. Pada

prinsipnya diterapkan PTK  dimaksudkan untuk mengatasi suatu

permasalahan yang terdapat didalam kelas. Ada  beberapa model atau design

yang dapat diterapkan. Design-design tersebut diantaranya : 1). Model Kurt

Lewin, 2). Model John Elliot, 3). Model Mckernan, 4). Model Hopkins dan

Dave Ebbutt, 5).Model Kemmis  Mc Taggart.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang di maksud dengan Penlitian Tindakan Kelas?

2. Bagaimana Siklus Penlitian Tindakan Kelas?

3. Bagaimana identifikasi model  PTK menurut Kurt Lewin?

4. Bagaimana identifikasi model  PTK menurut John Elliott?

5. Bagaimana identifikasi model  PTK menurut Mckernan?

6. Bagaimana identifikasi model  PTK menurut Hopkins dan Dave Ebbutt?

7. Bagaimana identifikasi model  PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka terdapat tujuan penulisan

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui maksud dari Penlitian Tindakan Kelas?

2. Untuk mengetahui Siklus Penlitian Tindakan Kelas?

3. Untuk mengetahui identifikasi model  PTK menurut Kurt Lewin?

4. Untuk mengetahui identifikasi model  PTK menurut John Elliott?

5. Untuk mengetahui identifikasi model  PTK menurut Mckernan?

6. Untuk mengetahui identifikasi model  PTK menurut Hopkins dan Dave

Ebbutt?

7. Untuk mengetahui identifikasi model  PTK menurut Kemmis dan Mc

Taggart?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Suharsimi (2002) menjelaskan Penelitian Tindakan Kelas melalui definisi

dari tiga kata yaitu penelitian, tindakan, dan kelas.

1. Penelitian adalah kegiatan menermati suatu objek, menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat

untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi

peneliti.

2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan

tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang guru.

Sedangkan Kemmis (1988) berpendapat bahwa penelitian tindakan adalah

suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan peneliti dalam

situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka (Sanjaya, hal.

24). Dalam hal ini, penelitian tindakan memiliki kawasan yang lebih luas

daripada PTK. Penelitian tindakan diterapkan di berbagai bidang ilmu di luar

pendidikan, misalnya dalam kegiatan praktik bidang kedokteran, manajemen, dan

industri (Basrowi & Suwandi, hal. 25). Bila penelitian tindakan yang berkaitan

pada bidang pendidikan dilaksanakan dalam kawasan sebuah kelas, maka

penelitian tindakan tindakan ini disebut PTK.

Rapoport dalam Hopkins dikutip dalam Wiriaatmadja, menjelaskan

penelitian tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara

praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian

tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati

bersama (Wiriaatmadja, 2005:12).

3

4

Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom action research (CAR) adalah

action research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action research

pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan- …”, yang

dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu

terpecahkan.

Action research termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang

dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Penelitian tindakan kelas (PTK) pada

hakekatnya merupakan penelitian kualitatif berupa rangkaian riset- tindakan.

Riset tindakan yang dilakukan secara siklik untuk memecahkan masalah

pembelajaran sehari-hari yang dialami oleh guru dan meningkatkan mutu

pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian tindakan (action

research) yang dilakukan dengan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik

pembelajaran di kelas.

B. Siklus dan Model Penelitian Tindakan Kelas

Untuk melakukan penelitian tindakan kelas terdapat beberapa model

yang dapat digunakan bergantung pada kemampuan peneliti memahami model

yang tersedia. Berikut beberapa model yang telah dikembangkan menurut para

ahli yaitu: model menurut Kurt Lewin, model menurut John Elliott, model

menurut Mckernan, model menurut Hopkins dan model menurut Dave Ebbutt,

dan model menurut Kemmis dan Mc Taggart.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari

empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan/aksi, observasi, dan

refleksi. Menurut Sulipan (2007) menggambarkan daur PTK sebagai berikut:

5

Perencanaan

Refleksi Aksi

Observasi

Gambar 1: Desain menurut Sulipan

Menurut Sulipan (2007) Tahapan PTK terdiri dari empat tahapan, yaitu:

Tahap 1: Perencanaan Tindakan

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (aksi)

Pada tahap ini pelaksana (guru) harus ingat dan berusaha mentaati apa yang

sudah dirumuskan dalam rencana tindakan, tetapi juga harus berlaku wajar dan

tidak dibuat-buat.

Tahap 3: Pengamatan Terhadap Tindakan (observasi)

Kegiatan pengamatan tidak akan terpisahkan dengan pelaksanaan tindakan

karena pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi

keduanya berlangung dalam waktu yang sama.

Tahap 4: Refleksi

Dalam tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan “refleksi”. Kegiatan ini sebetulnya lebih tepat dikenakan

ketika pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan

peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Intinya yaitu

ketika pelaksana tindakan mengatakan kepada peneliti pengamatan tentang hal-

hal yang dirasakan sudah berjalan dengan baik dan bagian mana yang belum.

SIKLUS

PTK

6

Adapun beberapa model penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

1. Model Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kurt Lewin

Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai

model penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian, karena

dialah yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian

tindakan. Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu

lingkaran yang terus-menerus. Ia menggambarkan penelitian tindakan sebagai

serangkaian langkah yang membentuk spiral.

Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri dari empat

komponen, yaitu; a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c)pengamatan

(observing), dan d) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut

dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 2: Desain Model Kurt Lewin

7

a. Menyusun perencanaan (planning)

Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah membuat RPP,

mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan

dikelas,mempersiapkan instrument untuk merekam dan menganalisis data

mengenai proses dan hasil tindakan.

b. Melaksanakan tindakan (acting).

Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan tindakan yang telah

dirumuskan dalam RPP, dalam situasi yang actual, yang meliputi kegiatan

awal, inti dan penutup.

c. Melaksanakan pengamatan (observing)

Pada tahap ini yang harus dilaksanakan adalah mengamati perilaku

siswa siswi yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran. Memantau

kegiatan diskusi atau kerja sama antar  kelompok mengamati pemahaman tiap

tiap siswa dalam penguasaan materi pembelajaran, yang telah dirancang

sesuai dengan PTK.

d. Melakukan refleksi (reflecting)

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah mencatat hasil observasi,

mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat

kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus

berikutnya sampai  tujuan PTK tercapai.

Contoh:

1.      Perencanaan Bagaimana saya dapat membuat para mahasiswa speak

up dalam matakuliah speaking? Mungkin saya perlu

memberikan penghargaan (reward) kepada mahasiswa

yang mau berbicara.

2.      Tindakan Saya memberikan penghargaan (yang berupa tambahan

nilai) kepada setiap mahasiswa yang mau berbicara.

3.      Pengamatan Bersamaan dengan itu,  saya mengamati apakah dengan

8

penghargaan tersebut para mahasiswa mau berbicara.

4.      Refleksi Para mahasiswa mulai mau berbicara. Namun, mereka

tampak masih malu-malu kucing. Saya perlu

merencanakan suatu tindakan agar mahasiswa mau

berbicara tanpa malu-malu lagi. 

Tahap-tahap di atas, yang membentuk satu siklus, dapat dilanjutkan ke

siklus berikutnya dengan rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi ulang

berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus sebelumnya. Dengan demikian,

gambar 2 di atas dapat dikembangkan menjadi gambar 3 (McNiff, 1992: 23).

Jumlah siklus dalam suatu penelitian tindakan tergantung pada apakah

masalah (utama) yang dihadapi telah terpecahkan.

Apabila masih ditemukan adanya masalah yang belum terpecahkan

maka peneliti dapat melangkah ke siklus kedua, dengan membuat rencana

tindakan ulang berdasarkan hasil refleksi  pada siklus  sebelumnya.  Dengan 

demikian,  pada  siklus kedua ini terjadi revisi atau modifikasi rencana

tindakan pertama, sesuai dengan keadaan di lapangan.  Langkah-langkah

selanjutnya relatif sama dengan langkah-langkah yang telah dipaparkan  pada

siklus pertama. Demikian seterusnya hingga masalah yang dihadapi dapat

terpecahkan. Untuk itu barangkali diperlukan lebih dari tiga siklus; dan hal itu

tidak menjadi masalah, karena jumlah siklus tidak ditentukan oleh hal lain

kecuali terpecahkannya masalah.

2. Model Penelitian Kelas yang dikembangkan oleh John Elliot

Menurut John Elliot, yang dimaksud dengan PTK ialah kajian tentang

situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di

dalamnya (Elliot, 1982). PTK model Elliot dapat digambarkan sebagai

berikut:

9

Gambar 3: Desain Model John Elliot

Model PTK dari John Elliot ini lebih rinci jika dibandingkan dengan

model Kurt Lewin dan model Kemmis-Mc Taggart. Dikatakan demikian,

karena di dalam setiap siklus terdiri dari beberapa aksi, yaitu antara tiga

sampai lima aksi (tindakan). Sementara itu, setiap tindakan kemungkinan

terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-

mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini,

supaya terdapat kelancaran  yang  lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam

pelaksanan aksi atau proses belajar-mengajar.

Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap aksi atau

tindakan sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran

terdiri dari beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran. Di dalam

kenyataan  praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan

dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam

beberapa  hal tersebut  itulah  yang  menyebabkan John Elliot menyusun

model PTK yang berbeda  secara  skematis  dengan  kedua  model

sebelumnya.

Penjelasan tahapan PTK John Elliot yaitu:

a. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk

melihat dan menemukan masalah-masalah apa aja yang terjadi disekolah.

Lebih khususnya lagi dalam proses pembelajaran di kelas. Identifikasi

masalah ini sangat penting posisinya karena tahapan ini merupakan pondasi

10

awal atau acuan awal kegiatan penelitian kedepannya. Seorang peneliti yang

baik tentunya akan bisa melihat masalah-masalah apa aja yang patut untuk

dipecahkan dengan segera dan urgent bagi sekolah tersebut.

b. Penyelidikan

Penyelidikan dimaksudkan sebagai kegiatan untuk mengumpulkan

informasi tentang masalah yang ditemukan oleh seorang peneliti disekolah.

Berdasarkan hasil penyelidikan dapat dilakukan pemfokusan masalah yang

kemudian dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasarkan rumusan

masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian.

c. Rencana Umum

Rencana umum merupakan seperangkat rencana awal tentang kegiatan

yang akan dilakukan oleh seorang peneliti untuk menjawab masalah penelitian

yang ditemukan dikelas atau disekolah. Pada tahapan ini, seorang peneliti

akan memberikan perlakuan kepada sampel agar bisa terlihat perubahan

prilaku sesuai yang diharapkan oleh peneliti. Dalam model PTK dari John

Elliot, terdapat beberapa langkah tindakan yang direncanakan oleh peneliti.

Bagian inilah yang membedakan model PTK John Elliot dengan model-model

PTK yang lainnya.

d. Implementasi Langkah Tindakan 1

Pada tahap ini, seorang peneliti akan menerapkan atau melakukan

perlakuan pada kelas sampel dengan tujuan meningkatkan, merubah atau

memperbaiki masalah-masalah penelitian yang ditemukan oleh peneliti

dikelas. Tentunya dalam tahap ini, seorang peneliti akan melakukan

perlakuannya didasarkan pada langkah-langkah tindakan yang direncanakan

pada tahap rencana umum.

e. Memonitor Implementasi

Tahap ini bagi seorang peneliti akan melihat dan memantau hasil

pemberian perilaku pada kelas sampel. Peneliti akan mendata dan mencatat

hasil-hasil dari implementasi pada tahap selanjutnya. Apakah menunjukkan

11

hasil peningkatan (positif) ataupun malah menunjukkan peningkatan yang

sebaliknya (negatif). Sudah benarkah atau belum implementasi yang

diterapkan oleh peneliti.

f. Penyelidikan

Pada tahapan ini, peneliti akan berusaha untuk mengungkap dan

menjelaskan tentang kegagalan-kegagalan pengaruh. Faktor-faktor apa aja

yang bisa menyebabkan hal tersebut gagal. Tentunya seorang peneliti akan

belajar dari kegagalan dan ketidakberhasilan implementasi pada tahapan

sebelumnya.

g. Merevisi Ide Umum

Pada tahap ini, peneliti berbekal dari data-data yang sudah didapat pada

tahap-tahap sebelumnya akan kembali membuat rencana penelitian. Tentunya

tahapan ini hanya akan dilakukan jika implementasi telah mengalami

kegagalan dan tidak memenuhi harapan serta tujuan penelitian dari peneliti.

Makanya dianggap perlu untuk melakukan siklus kedua yang diawali dengan

merevisi rencana awal.

i. Model Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh McKernan

Dari model PTK oleh McKernan, dia lebih menekankan model

penelitian dengan “proses waktu”, dalam arti bahwa dalam penelitian tindakan

yang penting janganlah dilakukan dengan terlalu kaku dalam soal waktu. Hal

ini mencakup menentukan fokus permasalahan, penyelesaian masalah yang

rasional, dan kepemilikian penelitian yang demokratis.

12

Gambar 4: Desain Model McKernan

Melihat bagan diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Definisi Masalah

Guru/peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi masalah yang

memerlukan tindakan untuk mengatasinya.

Assesmen KebutuhanSetelah masalah ditetapkan dilakukan analisis kebutuhan untuk

menetapkan tindakan yang digunakan dan perangkat-perangkat yang

diperlukan untuk memecahkan masalah termasuk juga pemahaman peneliti

terhadap teori/filosofi/langkah-langkah penerapan tindakan.

b. Hipotesis

13

Setelah kebutuhan pemecahan tindakan teridentifikasi peneliti

membuat hipotesis tindakan agar upaya pemecahan tindakan dapat dilakukan.

Hipotesis tindakan dapat dalam bentuk: “jika……maka……” misalnya “jika

pembelajaran matematika dilaksankan dengan metode pemecahan masalah

maka hasil belajar siswa akan lebih baik”. Hipotesis dapat juga dinyatakan

dengan rumusan lain seperti: “Bagaimana pelaksanaan metode pemecahan

masalah agar dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V

SD?”

c. Implementasi

Pada tahap implementasi ini guru  melaksanakan apa yang telah

direncanakan dalam bentuk tindakan pada proses pembelajaran.

d. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan sebelum mengambil keputusan terhadap

pelaksanaan siklus yang telah berlangsung.

e. Pengambilan Keputusan

Dari pengambilan keputusan yang dilakukan dapat menjurus pada

kesimpulan “apakah melanjutkan pada pelaksanaan siklus selanjutnya? Atau,

kembali untuk mengevaluasi kegiatan awal siklus yang dilakukan yaitu

mendefinisikan masalah?” Kegiatan ini mungkin disebabkan pelaksanaan

siklus yang telah dilalui tidak terlaksana sebagaimana yang telah

direncanakan.

ii. Model Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Hopkins dan

Dave Ebbutt

Berpatokan pada desain-desain model PTK para ahli pendahulunya,

selanjutnya Hopkins (1993) menyusun desain yang dikenal Model Ebbutt

(Hopkins, 1993). Model ini menunjukkan bentuk alur kegiatan penelitian

dimulai dari pemikiran awal penelitian yang selanjutnya dikenal dengan

reconnaissance. Bagian ini, Ebbutt berpendapat yang berbeda dengan

penafsiran Elliott mengenai reconnaissancenya Kemmis, yang seakan-akan

14

hanya berkaitan dengan penemuan fakta saja. Padahal menurutnya

reconnaisance mencakup kegiatan-kegiatan diskusi, negoisasi, menyelidiki

kesempatan, mengakses kemungkinan dan kendala atau dengan singkat

mencakup keseluruhan analisis.

Menurut Ebbutt, cara yang tepat untuk memahami proses penelitian

tindakan adalah dengan memikirkannya sebagai suatu seri dari siklus yang

berturut-turut, dengan setiap siklus mencakup kemungkinan masukan balik

informasi di dalam dan diantara siklus. Ebbutt mengakui bahwa deskripsi

penelitian tindakan ini tidak begitu rapih dibandingkan dengan para

pendahulunya dimana proses penelitian tindakan pendidikan yang ideal seperti

digambarkan oleh Hopkins (l993) sebagai berikut:

Gambar 5: Desain Model Hopkins

Setelah membaca desain model PTK yang dikembangkan oleh

beberapa ahli, silahkan kalian memilih desain model siapa yang akan

dijadikan desain penelitian pada proses pembelajaran. Semua desain model

15

penelitian diatas dapat dikembangkan kembali sesuai situasi dan kondisi

sekolah yang akan dijadikan objek penelitian.

iii. Model Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan

Mc Taggart 

Model PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart adalah

merupakan model pengembangan dari model Kurt Lewin. Dikatakan

demikian, karena di dalam suatu siklus terdiri atas empat komponen, keempat

komponen tersebut, meliputi: (1) perencanaan, (2) aksi/tindakan, (3)

observasi, dan (4) refleksi.  Sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan,

khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti  dengan adanya

perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.

Demikian seterusnya, atau dengan beberapa kali siklus.  Model ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 6: Desain Model Kemmis dan Mc Taggart

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas (PTK) pada hakekatnya merupakan penelitian

kualitatif berupa rangkaian riset- tindakan. Riset tindakan yang dilakukan secara

siklik untuk memecahkan masalah pembelajaran sehari-hari yang dialami oleh

guru dan meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas

merupakan penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan

memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran di kelas.

Pada prinsipnya diterapkan PTK  dimaksudkan untuk mengatasi suatu

permasalahan yang terdapat didalam kelas. Ada  beberapa model atau design

yang dapat diterapkan. Design-design tersebut diantaranya : 1). Model Kurt

Lewin, 2). Model John Elliot, 3). Model Mckernan, 4). Model Hopkins dan Dave

Ebbutt, 5).Model Kemmis  Mc Taggart.

B. Saran

Sebaiknya guru yang ingin membuat penelitian tindakan kelas harus sesuai

dengan sistematika penulisan penelitian tindakan kelas dan lebih baik penelitian

dilakukan dua tahun pembelajaran.

16

DAFTAR PUSTAKA

Karimnyalina. (2013). Penelitian Tindakan Kelas-PTK

Kimnunainun. (2011). Model-Model PTK.

Rifaty. (2012). Model-Model Penelitian Tindakan Kelas.

Srihendrawati. (2012). Model-Model PTK.

[Online] Tersedia: http://karimnyalina.blogspot.co.id/2013/09/penelitian-tindakan-tindakan-kelas-ptk.html(10 Oktober 2015)

[Online] Tersedia: http://kimnunainun.blogspot.co.id/2011/04/model-model-ptk.html (10 Oktober 2015)

[Online] Tersedia: http://rifaty.blogspot.co.id/2012/10/model-model-penelitian-tindakan-kelas.html (10 Oktober 2015)

[Online] Tersedia: http://srihendrawati.blogspot.co.id/2012/02/model-model-ptk.html (10 Oktober 2015)

[Online] Tersedia:https://www.academia.edu/9080849/PPT_PTK_Kel_2_JENIS-JENIS_DAN_MODEL-MODEL_PTK_kelas_BIO_A_7 (10 Oktober 2015)

Hamdani dan Hermawan. (2008). Claasroom Action Research (Teknik Penulisan dan Contoh Proposal PTK). Jakarta. Rahayasa Reaserch and Training

17