aspek hukum pelaksanaan merger pada bank syariah …

93
ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH BUMN (BANK BRI SYARIAH TBK, BANK SYARIAH MANDIRI, BANK BNI SYARIAH) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara OLEH : ELISA SURYANTI SIMBOLON NIM : 170200437 DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH

BUMN (BANK BRI SYARIAH TBK, BANK SYARIAH MANDIRI, BANK

BNI SYARIAH)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperolah

Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

ELISA SURYANTI SIMBOLON

NIM : 170200437

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021

Universitas Sumatera Utara

Page 2: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

Universitas Sumatera Utara

Page 3: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH BUMN

(BANK BRI SYARIAH TBK, BANK SYARIAH MANDIRI, BANK BNI

SYARIAH)

ABSTRAK

Prof. Dr. Sunarmi,. S.H., M.Hum*

Dr. Marianne Magda, S.H., M.Kn**

Elisa Suryanti Simbolon***

Merger perbankan merupakan tindakan yang dilakukan bank-bank di

Indonesia untuk memperluas jangkauan perusahan, memperkuat modal dan

menciptakan sinergi bank yang dapat menjadi startegi usaha ke depan. Kebutuhan

masyarakat Indonesia akan jasa-jasa perbankan syariah semakin meningkat

sehingga keberadaan perbankan syariah berkembang pesat. Pelaksanaan merger

antar bank syariah BUMN membawa dampak yang besar bagi pertumbuhan dan

kestabilan perekonomian negara Indonesia. Adapun permasalahan yang akan

dibahas ialah bagaimana konsep dasar dari merger perusahaan perbankan, apa

yang menyebabkan urgensi dilakukannya merger pada bank syariah BUMN dan

bagaimana akibat hukum merger yang dilakukan bank syariah BUMN (Bank BRI

Syariah Tbk, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah) terhadap pemegang

saham minoritas dan para investor.

Metode yang digunakan penulisan skripsi ini menggunakan metode

penelitian hukum normatif, yang didasarkan pada bahan hukum primer, sekunder, dan

tersier dengan pengumpulan data secara penelusuran kepustakaan (library research)

untuk kemudian dianalisis menggunakan metode kualitatif dalam mengkaji aspek

hukum merger perbankan syariah BUMN dan hasilnya dituangkan dalam bentuk

skripsi ini.

Merger bank ialah penggabungan 2 (dua) bank atau lebih dengan cara

mendirikan bank baru dan membubarkan ban-bank tersebut tanpa melikuidasi

terlebih dahulu. Penggabungan bank dilakukan kerena dua alasan yakni alasan

internal yaitu untuk meningkatkan dan mengembangkan perusahaan dari dalam

seperti peningkatan kapasitas produksi, efisiensi biaya atau mencari pasar baru.

Dan alasan eksternal yaitu meningkatkan nilai perusahaan dengan

menggabungkan dua bank atau lebih. Pelaksanaan merger harus memperhatikan

kepentingan dari semua pihak yaitu kepentingan bank, kepentingan kreditur,

kepentingan pemegang saham minoritas dan nasabah bank.

Kata Kunci : Perbankan, Penggabungan Perusahaan (merger), Bank Syariah

BUMN

*) Dosen Pembimbing I

**) Dosen Pembimbing II

***) Mahasiswa Fakultas Hukum USU

i

Universitas Sumatera Utara

Page 4: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena

kasih dan anugrahNya skripsi yang berjudul “Aspek Hukum Pelaksanaan

Merger Pada Bank Syariah BUMN (Bank BRI Syariah Tbk, Bank Syariah

Mandiri, Bank BNI Syariah)” dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis

guna memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan yang berbahagia ini diucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak

langsung untuk memperoleh bahan-bahan yang diperlukan proses penyusunan

skripsi ini serta memperoleh bahan-bahan yang diperlukan proses penyusunan

skripsi ini serta yang telah memberikan dorongan dan dukungan moril maupun

materil sehingga skripsi dapat terselesaikan. Terkhususnya kepada :

1. Bapak Dr.Muryanto Amin, S.Sos., M.Si., selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H.,M.Hum., selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara ;

3. Bapak Dr. OK Saidin, S.H.,M.Hum, selaku Wakil Dekan I Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara;

4. Ibu Puspa Melati S.H.,M.Hum, selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara;

ii

Universitas Sumatera Utara

Page 5: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

5. Bapak Dr. Jelly Leviza, S.H.,M.Hum, selaku Wakil Dekan III Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara;

6. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution S.H.,M.H, selaku Ketua Departemen

Hukum Ekonomi;

7. Ibu Prof. Dr. Sunarmi,. S.H.,M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I yang

telah memberikan saran dan ilmu dalam setiap bimbingan dalam penulisan

skripsi ini;

8. Ibu Dr. Marianne Magda, S.H.,M.Kn, selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberikan saran dan ilmu dalam setiap bimbingan pada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi;

9. Ibu Tri Murti Lubis, S.H., M.H., selaku Sekretaris Departemen Hukum

Ekonomi;

10. Bapak Dr. Mohammad Eka Putra, S.H.,M.Hum selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis;

11. Bapak Dr. Mahmul Siregar, S.H.,M.Hum., Ibu Dr. Detania Sukarja, S.H.,

LL.M., dan Ibu Dr. Tengku Keizeirina Devi Azwar, SH., CN., M.Hum

Bapak Robert, S.H.,M.H., selaku Dosen FH Departemen Hukum Ekonomi

dan para Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan ilmu dan motivasi kepada penulis;

12. Orang tua terkasih, Kompi Simbolon dan Minar Sinaga; saudara terkasih,

Juan Franata Simbolon, Febri Pratama Simbolon, Fahreza Yeremia

Simbolon, Latri Lubis, Cristo Miguel dan seluruh keluarga tersayang.

Terima kasih atas segala kasih sayang melalui perhatian, pengertian, doa,

iii

Universitas Sumatera Utara

Page 6: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

dukungan dan pengorbanan yang telah diberikan selama ini serta

memotivasi untuk dapat berusaha melakukan yang terbaik;

13. Teman/Sahabat seperjuangan tersayang selama diperantauan, Klery Rugun

Manurung, Poppi Arnetha Rajagukguk, Ruth Serenia dan Oktavia

Manurung yang telah membantu dan memberi semangat dalam hal

apapun dalam proses penulisan skripsi ini;

14. Teman/Sahabat sejak SMA yaitu anak D’COST yang namanya tidak dapat

disebut satu persatu terima kasih telah memberikan semangat dan doanya

kepada penulis;

15. Teman seperjuangan perantauan, Putri Anggita, Refryano Panjaitan,

Marshal Sijabat, Vonny atas segala pengalaman, cerita, suka dan duka

yang telah dilewati bersama.

16. Teman/Sahabat penulis di FH USU, Ketzia Stephanie, Ruth Yohana,

Fanny Sinaga, Zia Ul farah, Inkha Rachliza, Gladys, Imelda, Angel

Olivia, Mia Paulina, Dea Vony, Dhea Chintya, Ibrena, Lilis Sirait,

Fitriwinda, Emilio dan lain-lain yang telah menemani hari-hari penulis

selama masa perkuliahan dan memberikan dukungannya sehingga

kehidupan kuliah penulis menjadi lebih menyenangkan;

17. Seluruh rekan mahasiswa/i Stambuk 2017 FH USU khususnya Grup A,

dan seluruh mahasiswa/i Ikatan Mahasiswa Hukum Ekonomi (IMAHMI)

Stambuk 2017 yang telah banyak membantu selama kuliah di Fakultas

Hukum USU.

iv

Universitas Sumatera Utara

Page 7: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

Akhir kata diucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak

dan semoga kritik dan saran yang telah diberikan mendapatkan balasan kebaikan

berlipat dari Tuhan Yang Maha Esa dan semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan penulis terbuka untuk menerima

saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Maret 2021

Penulis,

(Elisa Suryanti Simbolon)

NIM. 170200437

v

Universitas Sumatera Utara

Page 8: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 9

D. Keaslian Penulisan ................................................................................. 10

E. Tinjuan Pustaka ...................................................................................... 11

F. Metode Penelitian ................................................................................... 14

G. Sistematika Penelitian ............................................................................ 16

BAB II : KONSEP DASAR DARI MERGER PERUSAHAAN PERBANKAN

A. Pengertian, Istilah dan Tujuan Merger Bank ........................................... 18

1. Pengertian ................................................................................... 18

2. Istilah.......................................................................................... 21

3. Tujuan ........................................................................................ 23

B. Dasar Hukum Merger Bank ................................................................... 28

C. Jenis-Jenis Merger Bank ......................................................................... 31

D. Prosedur Merger Bank Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan ...... 33

BAB III : URGENSI DILAKUKANNYA MERGER PADA BANK

SYARIAH BUMN

A. Alasan Bank Syariah BUMN Melakukan Merger.................................... 42

vi

Universitas Sumatera Utara

Page 9: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

B. Akibat Hukum Merger Pada Bank Syariah BUMN ................................. 46

BAB IV : AKIBAT HUKUM MERGER BANK BUMN (BANK BRI

SYARIAH TBK, BANK SYARIAH MANDIRI, BANK BNI

SYARIAH) TERHADAP PEMEGANG SAHAM MINORITAS

DAN INVESTOR

A. Akibat Hukum Merger Bank Syariah BUMN ......................................... 60

1. Terhadap Pemegang Saham Minoritas dan Para Investor............. 60

2. Terhadap Nasabah Bank ............................................................. 65

B. Pembagian Kewenangan Setelah Penggabungan Bank ............................ 70

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 77

B. Saran ...................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA

vii

Universitas Sumatera Utara

Page 10: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbankan merupakan salah satu jenis lembaga keuangan yang penting di

negara Indonesia. Perekonomian suatu negara maju atau mundur dapat dilihat dari

keadaan perbankannya. Hasil akhir dari kondisi suatu bank merupakan cerminan

dari kinerja bank yang dapat digunakan menjadi sarana dalam menetapkan strategi

ke depan guna kepentingan bank.

Merger merupakan salah satu strategi usaha ke depan yang bertujuan

memperkuat permodalan perusahaan atau untuk tujuan kepemilikan perusahaan

dengan penguasaan mayoritas saham.1 Merger dalam sektor perbankan dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Tentang

Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank, menyebutkan bahwa “Merger adalah

penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan

berdirinya salah satu bank dan membubarkan bank-bank lainnya tanpa

menglikuidasi terlebih dahulu”.2 Merger merupakan salah satu tindakan yang

digunakan oleh bank-bank di Indonesia untuk memperluas jangkauan perusahaan,

memperkuat modal dan menciptakan sinergi bank yang menjadi strategi usaha ke

depan.

1 Agus Budianto,Merger Bank Di Indonesia Beserta Akibat-Akibat Hukumnya,

(Bojokerta: Ghalia Indonesia, 2004), hal.88 2 Pasal 1 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 tentang Merger,

Konsolidasi dan Akuisisi Bank

1

Universitas Sumatera Utara

Page 11: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

2

Perbankan di Indonesia dikelompokan atas beberapa jenis yang dapat

ditinjau dari berbagai aspek yakni dari segi fungsi, kegiatan devisa, kepemilikan,

dan kegiatan opersionalnya. Lembaga perbankan yang melandaskan kegiatan

operasionalnya digolongkan menjadi dua yaitu bank konvensional dan bank

syariah.

Bank konvensional merupakan bank yang kegiataan usahanya ialah

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, menyalurkan dana

dari masyarakat dalam bentuk pinjaman, dan memberikan jasa-jasa bank lainnya

seperti pengiriman uang dan penagihan surat berharga. Adapun bank syariah ialah

bank yang menghimpun dana masyarakat dengan sistem tanpa bunga. Bank

syariah tidak memberlakukan bunga uang seperti yang dilakukan bank

konvensional.

Negara Republik Indonesia merupakan negara dengan komposisi

penduduk muslim yang cukup tinggi. Hal ini mengingat lebih dari 90% jumlah

penduduk Indonesia mayoritas adalah muslim.3 Sehingga minat terhadap bank

yang menjalankan prinsip-prinsip syariah Islam cukup diminati oleh penduduk

Indonesia. Bank umum syariah pertama kali didirikan di Indonesia adalah Bank

Muamalat pada tahun 1991.4 Bank ini beropersi berdasarkan Surat Izin Mentri

Keuangan, mengacu kepada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

Perbankan dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1992. Perkembangan yang

3 Ely Masykuroh, Penduduk Muslim Sebagai Potensi Dasar Perbankan Syariah,

Ekonomi Islam, (Volume 17, No.1 Tahun 2017), hal 132 4 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manjamen Bank Syariah, (Tanggerang: Azkia, 2009),

hal.10

Universitas Sumatera Utara

Page 12: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

3

signifikan di dalam perundang-undangan perbankan syariah di Indonesia terjadi

sejak 2008, yakni dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang

Perbankan syariah. Kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat akan jasa-

jasa perbankan syariah ialah hal yang melatarbelakangi dikeluarkannya undang-

undang tersebut.5

Dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang

Perbankan Syariah (selanjutnya disebut UUPS) memberikan pengertian

Perbankan Syariah yaitu segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah

dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan

proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.6 Pasal 1 angka 7 UUPS

memberikan pengertian Bank syariah yang lebih spesifik yaitu bank yang

menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya

terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah. 7 Pengertian

tersebut menyatakan bahwa bank syariah merupakan bank yang menjalankan

fungsi intermediasinya berdasarkan prinsip-prinsip syariah islam.8

Secara umum, bank syariah mempunyai peran yang penting tidak jauh

berbeda dengan bank konvensional. Pasal 4 Undang-Undang Perbankan Syariah

memberikan fungsi bank syariah sebagai berikut :

1. Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan

menyalurkan dana masyarakat.

5 Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, Edisi Revisi (Yogyakarta:

Gajah Mada University Press, 2018) hal.7 6 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah 7 Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Perbankan Syariah 8 Mandala Manurung dan Prathama Rahardja, Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter

(Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), hal.223

Universitas Sumatera Utara

Page 13: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

4

2. Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk

lembaga baitul maal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak,

sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada

organisasi pengelola zakat.

3. Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari

wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai

dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).

4. Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagi negara Indonesia yang memiliki penduduk mayoritas muslim,

mengharuskan bank syariah meningkatkan kemampuan perusahaan,

terintergrasinya bank syariah akan memberikan tujuan yaitu perbaikan

kesejahteraan rakyat, material dan spiritual, yang sesuai dengan Al Qur’an dan

Hadist.9

Keberadaan perbankan syariah berkembang pesat karena adanya

kebutuhan masyarakat Indonesia akan jasa-jasa perbankan syariah yang semakin

meningkat.10 Hal tersebut beiringan dengan berkembangnya sistem lembaga

keuangan atau yang lebih khusus lagi disebut sebagai aturan yang menyangkut

9 Ibid, hal 224 10 H.Dadang Husen Sobana,M.Ag, Hukum Perbankan di Indonesia (Bandung : CV

Pustaka Setia, 2006), hal.281

Universitas Sumatera Utara

Page 14: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

5

dalam sistem mekanisme keuangan suatu negara, telah menjadi instrumen dalam

memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa.11

Regulasi dibutuhkan dalam menjalankan dan mengendalikan bank syariah

agar berjalan sesuai dengan yang ditujukan. Arief R. Permana dan Anton Purba

berpendapat bahwa tujuan yang ingin dicapai dari diundangkannya undang-

undang mengenai perbankan syariah antara lain untuk meningkatkan keadilan,

kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.12

Pembaharuan kebijakan terus dilakukan oleh pemerintah untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya pembaharuan dalam bidang

perbankan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengambil kebijakan untuk melakukan

konsolidasi terhadap 3 (tiga) bank syariah yaitu Bank BRI Syariah, Bank BNI

Syariah, dan Bank Syariah Mandiri untuk membentuk bank umum syariah milik

negara, yang mana bank umum syariah ini akan memilki status sebagai Badan

Usaha Milik Negara (BUMN).13 Merger, Konsolidasi dan Akuisisi dalam upaya

restrukturisasi perbankan bertujuan membentuk satu bank BUMN yang lebih

besar, sehat dan kuat.14

Perusahaan melakukan merger untuk mencapai sasaran strategis dan

sasaran financial tertentu, karena hal tersebut melibatkan penggabungan dua

11 Setia Budhi Wilardjo, Pengertian, Peranan dan Perkembangan Bank Syariah di

Inonesia, (Volume, 2 No.1 Tahun 2005), hal 4 12 Arief R.Permana dan Anton Purba, Sekilas Ulasan UU Perbankan Syariah, Buletin

Hukum Perbankan dan Kebank Sentralan, (Volume.6, No. 4 Tahun 2008), hal.4 13 Nurma Gupitasari, Mekanisme Kosolidasi Bank Syariah Anak Perusahaan Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) Dari Perspektif Yuridis, Dipenegoro Law Journal, (Volume: 5 No.3

Tahun 2016), hal 4 14 Sawitri Yulia Hartati, Analisis Yuridis Terhadap Perbankan Nasional Dalam Praktek

(studi kasus pada Bank Mandiri), Jurnal Penelitian UMJ, (Volume.6, No.3, Tahun 2000), hal.297

Universitas Sumatera Utara

Page 15: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

6

perusahaan atau lebih yang pada umumnya baik sama ataupun berbeda karakter

dan nilainya. Namun ada beberapa perusahaan yang melakukan merger dalam

rangka upaya penyelamatan usahanya melalui kerjasama dengan pengusaha lain

yang memiliki masalah yang serupa. Merger merupakan salah satu cara dalam

pengembangan dan pertumbuhan perusahaan. Merger juga merupakan alternative

untuk melalui investasi modal pertumbuhan secara internal atau organisasi, yang

dari waktu ke waktu perusahaan-perusahaan lebih menyukai pertumbuhan

eksternal dibandingkan dengan pertumbuhan internal.15

Suatu perjanjian merger dalam merger perusahaan berbentuk perseroan

terbatas, sangat esensual dan besar kontribusi (sumbangan) hukumnya sebagai alat

bukti pada negara. Seperti halnya dengan keberadaan suatu Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS) dalam proses merger yang mutlak harus ada, merger

tidak akan dapat direalisasikan tanpa adanya suatu perjanjian merger.16

Undang-Undang Nomor. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

(UUPT) mengatur bahwa merger, konsolidasi hanya dapat dilakukan atas dasar

Rapat Umum Pemegang Saham yang menghasilkan suatu keputusan untuk

melakukan merger perseroan. Keputusan untuk melakukan merger hanya dapat

diambil dari hasil Rapat Umum Pemegang Saham yang sah. Pasal 89 UUPT

menjelaskan bahwa Rapat Umum Pemegeng Saham dilangsungkan paling sedikit

atau sekurang-kurangnya ¾ (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham

15 Adrian Sutedi, Hukum Perbankan Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi

dan Kepailitan (Jakarta : Sinar Grafika, 2007), hal.83 16 Cornelius Simanjutak dan Natalie Mulia, Merger Perusahaan Publik (Suatu Kajian

Hukum Korporasi), (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2006), hal.21

Universitas Sumatera Utara

Page 16: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

7

dengan hak suara hadir tau diwakili dan keputusan RUPS yang dimaksud dapat

dinyatakan sah dan disetujui oleh sekurang-kurangnya ¾ (tiga per empat) bagian

dari jumlah pemegang saham yang hadir.17

Munir Fuady Mengungkapkan alasan perseroan melakukan merger ialah

sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan konsentrasi pasar

2. Untuk meningkatkan efisiensi

3. Untuk mengembangkan inovasi baru

4. Sebagai alat investasi

5. Mendapatkan akses internasional

6. Untuk meningkatkan daya saing

7. Memaksimalkan sumber daya

8. Menjamin pemasokan bahan baku

9. Sebagai sarana alih teknologi

Merger dikelompokan menjadi 3 (tiga) dilihat dari jenis usahanya yaitu

merger horizontal, merger vertikal dan merger konglomerasi. Merger horizontal

adalah merger yang terjadi antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak

dibidang yang sama. Merger vertikal ialah merger yang dilakukan suatu

perusahaan oleh suatu perusahaan itu bermaksud untuk melakukan ekspansi ke

hulu kearah sumber bahan baku atau hilir ke arah konsumen akhir dari perusahaan

17 Pasal 89 angka 1 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

Universitas Sumatera Utara

Page 17: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

8

itu. Adapun yang dimaksud dengan merger kolomerasi adalah merger yang terjadi

antara perusahaan-perusahaan yang jalur bisnisnya tidak berkaiatan.18

Dewasa ini praktek merger suatu perseroan terbatas meningkat pesat,

banyak alasan kenapa suatu badan usaha melakukan merger dengan badan usaha

lainnya. Salah satu alasannya ialah menciptakan sinergi perusahaan, sesuai rumus

yang berlaku ialah 2 + 2 = 5. Dimana kelebihan satu rumus tersebut merupakan

tambahan sinergi, yang mana sering disebut gain. Maka dengan demikian juga

berlakulah rumus : 19

NPVm = Pvab-(PV a+PV b+c)

Keterangan :

NPV m : Net Present Value setelah merger (setalah adanya gain),

yakni yang terbentuk sinergi dari kedua perusahaan

setelah merger.

PV a dan PV b : Nilai perusahaan – perusahaan sebelum merger dilakukan

PV ab : Nilai perusahaan setelah dilakukan merger

C : Cost, yakni seluruh biaya yang diperlukan dalam rangka

pelaksanaan merger tersebut

Dengan dilakukannya merger antar bank syariah BUMN dapat membawa

dampak yang besar bagi pertumbuhan ekonomi dan kestabilan perekonomian

negara Indonesia. Selain menjaga kestabilan ekonomi bank-bank yang melakukan

penggabungan usaha juga salah satu upaya menjadi bank yang lebih stabil dengan

18 Adrian Sutedi, op.cit, hal.85 19 Munir Fuadi, Hukum Tentang Merger (Bandung : PT.Citra Aditya Bakti, 1999) hal.53

Universitas Sumatera Utara

Page 18: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

9

kredibilitas yang lebih baik dari sebelumnya. Hal ini membuka kesempatan yang

lebih luas untuk melakukan penerbitan sukuk atau instrumen berbasis syariah

lainnya yang dapat ditawarkan kepada investor lokal maupun global.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk memilik judul

sebagai berikut : Aspek Hukum Pelaksanaan Merger Pada Bank Syariah

BUMN (Bank BRI Syariah Tbk, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat

dirumuskan 3 (tiga) permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, yaitu :

1. Bagaimana konsep dasar dari merger perusahaan perbankan?

2. Apa yang menyebabkan urgensi dilakukannya merger pada bank syariah

BUMN?

3. Bagaimana akibat hukum merger yang dilakukan bank syariah BUMN

(Bank BRI Syariah Tbk, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah)

terhadap pemegang saham minoritas dan para investor?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan

sebelumnya, maka yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :

a. Untuk mengetahui pelaksanaan merger perusahaan perbankan di Indonesia

b. Untuk mengetahui alasan dilakukannya merger pada bank syariah BUMN

Universitas Sumatera Utara

Page 19: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

10

c. Untuk mengetahui apa yang menjadi jaminan hukum terhadap para pihak,

khususnya pemegang saham minoritas dan para investor.

2. Manfaat Penulisan

a. Secara Teoritis

1) Untuk menambah wawasan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara dalam bidang hukum Perbankan, terkhusus yang

berhubungan dengan merger perbankan di Indonesia

2) Sebagai salah satu bahan kajian oleh kalangan akademis dalam

mempelajari merger di Indonesia

b. Secara Praktis

Sebagai pedoman bagi masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan

dalam hal-hal yang berkaitan dengan merger perbankan

D. Keaslian Penulisan

Guna kepentingan menyelesaikan pendidikan strata satu dan mendapatkan

gelar sarjana hukum, maka mahasiswa diwajibkan untuk menyelesaikan tugas

akhir (skripsi). Sehingga penulis telah melakukan penelitian ilmiah dan

menuangkannya dalam skripsi yang berjudul “Aspek Hukum Pelaksanaan

Merger Pada Bank Syariah BUMN (Bank BRI Syariah Tbk, Bank Mandiri

Syariah, Bank BNI Syariah)”.

Demi mengetahui keaslian judul, sebelumnya dilakukan penelusuran

terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara Pusat Dokumentasi dan Informasi hukum/perpustakan Universitas

Universitas Sumatera Utara

Page 20: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

11

cabang Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara melalui surat tertanggal 15

Januari 2021 yang menyatakan bahwa “tidak ada judul yang sama”

Adapun sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh pembahasan

mengenai perbankan dan merger ialah melalui buku-buku, jurnal, undang-undang,

internet, peraturan pemerintah dan juga melalui bantuan para pihak, yang

kemudian dirangkum dalam penalaran pemikiran penulis sendiri.

Meskipun ada beberapa skripsi yang membahas persoalan merger, namun

tetap ada perbedaan di dalam penulisan yang penulis lakukan dan untuk itu,

penulis bertanggung jawab skripsi ini merupakan bukan tiruan dari judul yang

sudah ada sebelumnya oleh orang lain.

E. Tinjuan Kepustakaan

1. Pengertian Bank

Menurut undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 atas undang-undang

Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, tanggal 10 November 1998 dalam

ketentuan umum pasal 1 ayat (2) menyebutkan bahwa bank adalah badan usaha

yang memhimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.20 Pada ayat (3)

“bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara

konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya

20 Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

Universitas Sumatera Utara

Page 21: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

12

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank syariah memiliki

keistimewaan yang membuatnya berbeda dengan bank konvensional.21

Berdasarkan undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan

Syariah yang dimaksud dengan bank syariah ialah bank yang menjalankan

kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang menurut jenisnya terdiri atas

bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah. Adapun prinsip-prinsip

bank syariah ialah sebagai berikut :

a) Prinsip Titipan atau Simpanan (al-Wadiah) Al-Wadiah dapat diartikan

sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun

badan hukum, yang harus dijaga dsn dikembalikan kapan saja si penitip

menghendaki.

b) Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing) Sistem ini adalah suatu sistem yang

meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan

pengelola dana.22

2. Pengertian Merger

Pasal 1 ayat (25) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang

Perbankan memberikan pengertian merger ialah penggabungan dua bank atau

lebih, dengan cara tetap mempertahakan berdirinya salah satu bank dan

membubarkan bank-bank lainnya dengan atau tanpa melikuidasi.23 Merger

21 Muhammad Nadratuzzaman, Produk Keungan Islam di Indonesia dan Malaysia,

(Jakarta : PT.Gramedia, 2013), hal.6 22 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta : Gema

Insani, 2001) hal.90 23 Pasal 1 ayat (25) Undang-Undang Perbankan

Universitas Sumatera Utara

Page 22: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

13

sebenarnya hanyalah salah salah satu metode untuk melakukan restrukturisasi

perusahaan di samping bentu-bentuk lainnya.24

Menurut Agus Daryanto merger adalah proses pembelian saham suatu

perusahaan (target company) oleh suatu perusahaan (acquiring company),

sehingga acquiring company tadi mempunyai suara mayoritas dalam

perusahaan/kepemilikan perusahaan.25

Byron E.Fox & Elanor E.Fox dalam bukunya “Corporate Acquisition and

merger” berpendapat “the term merger refers to the combinations of two

corporations after which one of the corporations carriers on the combined

business and the others cases to exist in separate form”26

Dan menurut “The World Book Encylopedia” mendefinisikan merger

sebagai berikut “Merger is the combination of two more independent companies

into a single corporation. In most mergers, a firm acquires the assets and

liabilities of a smaller enterprise by purchasing its capital stock. It then takes over

the operation of the smaller firm and drops that firn’s name. In some mergers,

firms of similar size joint to form an entirely new corporation”.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

dalam pasal 1 ayat 9 mengartikan penggabungan adalah perbuatan hukum yang

dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan

perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari

24 Munir Fuadi, op.cit, hal.5 25 Info bank, (Volume: XIII No. 125, Tahun 1990), hal.40 26 Byron E. & Elanor E. Fox, Corporate Acquititions And Merger, N.Y., Mathew Bender ,

1990, P.2

Universitas Sumatera Utara

Page 23: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

14

perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum

perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.27

Dalam Undang-Undang perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007

mengatur tentangg merger, akuisisi dan konsolidasi, sebagaimana kita ketahui

bahwa undang-undang tentang perseroan terbatas menggunakan istilah

“Penggabungan” untu merger, “Pengambilalihan” untuk akuisisi, dan “Peleburan”

untuk konsolidasi.28 Penggabungan dan peleburan mengakibatkan perseroan yang

menggabungkan atau meleburkan diri berakhir karena hukum.

F. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah :

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Di dalam penulisan skirpsi, penulis melakukan penelitian hukum normatif

dan bersifat deskripstif. Penelitian hukum normatif ialah penelitian yang

dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka.29

Penilaian normatif juga sering disebut penelitian doktrinal (dotrinal

research) ialah penelitian yang memusatkan pada analisa hukum baik

hukum buku yang tertulis (laws in books) maupun hukum yang diputuskan

oleh hakim melalui putusan pengadilan (law is decide by the judge through

27 Pasal 1 ayat (9) Undang-Undang Perseroan Terbatas 28 Munir Fuadi, op.cit, hal.24 29 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan

Singkat, Cet. Ketujuh, Ed. Pertama, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), hal. 13- 14.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

15

the judical process).30 Penelitian hukum normatif sendiri mengacu pada

berbagai bahan hukum sekunder.31 Penelitian ini bersifat deskriptif yang

bertujuan untuk menggambarkan secara tepat peraturan hukum dalam

konteks teori-teori hukum dan pelaksanaanya serta menganalisis fakta

secara cermat tentang merger pada bank syariah BUMN.

2. Data Penelitian

Sumber data yang menjadi bahan penulisan skripsi ini adalah data

sekunder, data sekunder hal ini dapat dibagi menjadi 3bagian yaitu :

a. Bahan Hukum Primer, yaitu segala bentuk peraturan pokok perundang-

undangan yang terkait dengan permasalahan yang dibahas, antara lain :

Undang-Undangan No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Undang-

undanag No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, Undang-

Undang Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

Terbatas, dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.

b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu buku-buku hasil penelitian, literatur

hukum, serta artikel baik yang terdapat di majalah, jurnal ilmiah,

koran maupun internet yang membhas tentang pelaksanaan merger

pada bank syariah BUMN.

30 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Gratifi

Press, 2006), hal.118 31 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, cet. Kedua, Ed. Pertama (Jakarta

: Sinar Grafika, 1996), hal.14

Universitas Sumatera Utara

Page 25: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

16

c. Bahan Hukum Tersier, merupakan bahan hukum yang memberikan

petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan

sekunder yakni ensiklopedia dan kamus hukum.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan gambaran isi dari sebuah skripsi.

Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi dalam 5 (lima) bab yaitu :

Bab pertama yaitu Pendahuluan, dimana dalam bab ini yang dibahas

adalah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang yang mengantarkan

judul kepada rumusan masalah yang diteliti, tujuan penelitian, manfaat penulisan,

keaslian penulisan, tinjuan kepustakaan yang memuat definisi, metode penelitian

dan sistematika penulisan.

Bab kedua membahas mengenai “Konsep Dasar Dari Merger Perusahaan

Perbankan”. Dalam subsub bab ini menjelaskan dalam bentuk uraian yakni

tentang : Pengertian, Istilah dan Tujuan Merger Bank, Dasar Hukum Merger

Perbankan, Jenis-Jenis Merger Bank serta Prosedur Merger Bank Berdasarkan

Peraturan Perundang-Undangan.

Bab ketiga dibahas mengenai “Urgensi Dilakukannya Merger Pada Bank

Syariah BUMN”. Dalam subsub bab ini dijelaskan dalam bentuk uraian yakni

tentang : Alasan Bank Syariah BUMN Melakukan Merger dan Akibat Hukum

Merger Pada Bank Syariah BUMN.

Bab keempat dibahas mengenai “Akibat Hukum Merger Bank BUMN

(Bank BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah) Terhadap

Pemegang Saham minoritas dan investor”. Dalam sub-sub bab ini dijelaskan

Universitas Sumatera Utara

Page 26: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

17

dalam bentuk uraian yakni tentang : Akibat Hukum Merger Bank Syariah BUMN

Terhadap Pemegang Saham Minoritas dan Para Investor serta Terhadap Nasabah

Bank, dan Pembagian Kewenangan Setelah Penggabungan Bank.

Bab kelima, pada bab kelima ini memuat tentang tiga kesimpulan dan tiga

saran yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam skripsi ini. kesimpulan

yang dimaksud disini sebagai jawaban dan saran yang dimaksud disini sebagai

masukan untuk perbaikan atas permasalahan yang diteliti.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

BAB II

KONSEP DASAR DARI MERGER PERUSAHAAN PERBANKAN

A. Pengertian, Istilah dan Tujuan Merger Bank

1. Pengertian Merger Bank

Perbankan memiliki tugas yang sangat penting dalam perekonomian

negara, sehingga perbankan memiliki peran strategis karena fungsi utama dari

perbankan ialah menghimpun dana dan menyalurkan dana dari masyarakat dalam

menunjang perekonomian nasional. Sehubungan dengan hal tersebut dibutuhkan

sistem perbankan yang efisien, sehat yang mampu bersaing secara global dalam

perdagangan bebas. Dalam mengupayakan terbentuknya perbankan yang memiliki

sinergi yang kuat dengan kinerja yang baik maka perbankan didorong untuk

melalui berbagai upaya yang salah satunya ialah merger.

Penggabungan usaha dilakukan demi kepentingan perusahaan, khususnya

dalam bidang perekonomian. Penggabungan bank pada umumnya dilakukan oleh

perusahaan atau bank untuk memperkuat modal dan memberi dampak pada

perusahaan terkait situasi ekonomi negara dengan perencanaan yang baik. Dengan

dilakukannya penggabungan usaha tersebut perusahaan atau perbankan dapat

menyesuaikan kinerja dengan perusahaan yang baru.

18

Universitas Sumatera Utara

Page 28: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

19

Penggabungan perusahaan atau yang selanjutnya disebut merger adalah

penggabungan satu atau lebih badan usaha sehinga dari sudut ekonomi merupakan

satu kesatuan, tanpa meleburkan badan usaha yang bergabung.32 Istilah merger

diartikan sebagai suatu “fusi” atau “absorpsi” dari suatu benda atau hak kepada

benda yang lainnya, Undang-Undang Perseroan Terbatas menyebutnya

“penggabungan”. Selanjutnya fusi atau absorpsi dilakukan oleh suatu subjek yang

kurang penting dengan subjek yang lebih penting. Dalam hal ini mendefinisikan

bahwa subjek yang kurang penting menggabungkan diri terhadap subjek yang

lebih penting kemudian membubarkan diri.33

Kamus hukum, mengartikan merger secara umum adalah “The fusion or

absorption of one thing or right into another, generally spoken of a case where

one of subjects is of less dignity or importance than the other. Here the less

important caeses to have an independent existence”. Pengertian tersebut bila

diterjemahkan kurang lebih berarti suatu penggabungan hal atau hak kepada yang

lain. Dalam hal ini membicarakan mengenanai suatu hal tertentu dimana suatu

subjek lebih rendah kedudukannya atau kepentingannya dengan subjek yang lebih

penting. Dimana subjek yang kurang penting akan membubarkan diri.

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Merger, Konsolidasi

dan Akuisisi Bank mendefinisikan merger adalah penggabungan dari 2 (dua) bank

atau lebih dengan cara mendirikan bank baru dan membubarkan bank-bank

32 H.Zaeni Asyadie, Hukum Bisnis; Prinsip dan Pelaksanaanya di Indonesia, (Jakarta :

Raja Grafindo Persada, 2012), hal.134 33 Munir Fuadi, op.cit, hal.3

Universitas Sumatera Utara

Page 29: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

20

tersebut tanpa melikuidasi terlebih dahulu. Dalam proses pelaksanaan merger

tersebut terdapat satu dokumen yang disebut dengan Rancangan Merger.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

mengartikan bahwa penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh

suatu perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang

telah ada mengakibatkan aktiva dan pasiva perseroan yang menggabungkan diri

beralih karena hukum kepada perseroan yang menerima penggabungan. Dan

selanjutnya status badan hukum perseroan yang menggabungkan diri berakhir

karena hukum. Penggabungan yang dilakukan oleh perusahaan khususnya dalam

perbankan memberi arti bahwa melaksanakan kepemilikan dan kepengawasaan

bersama terhadap bank yang sudah bergabung.

Penggabungan perusahaan merupakan kesepakatan bersama yang

dilakukan antara dua perusahaan demi kepentingan bersama tanpa keterpaksaan

dari kedua pihak atau lebih. Otoritas jasa keuangan mengeluarkan Peraturan OJK

Nomor 74/PJOK.04/2016 tertanggal 23 Desember 2016 tentang Penggabungan

Usaha atau Peleburan Usaha Perusahaan Terbuka. Peraturan tersebut memberikan

desifinisi terhadap penggabungan usaha yaitu perbuatan yang dilakukan oleh 1

(satu) perusahaan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perusahaan lain

yang telah ada mengakibatkan aset, liabilitas, dan ekuitas dari perusahaan yang

menggabungkan diri beralih karena hukum kepada perusahaan yang menerima

penggabungan dan selanjutnya status badan hukum perusahaan yang

menggabungkan diri berakhir karena hukum.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

21

Merger menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki

pengertian yaitu penyatuan atau penggabungan usaha sehingga tercapai

kepemilikan dan/atau pengawasaan bersama; penggabungan dua atau lebih

perusahaan di bawah satu kepemilikan; pengambilalihan seluruh aktiva dan pasiva

yang dimiliki suatu perusahaan untuk digabungann dengan perusahaan yang

mengambil alih atau perusahaan yang baru.34

Merger merupakan salah satu metode yang dilakukan untuk penyatuan bank

selain akuisisi dan konsolidasi.

2. Istilah Merger Bank

Merger menurut bahasa latin berasal dari kata “mergere” yang artinya (1)

bergabung bersama, menyatu, berkombinasi (2) menyebabkan hilangnya identitas

karena terserap atau tertelan sesuatu. Merger didefinisikan sebagai penggabungan

dua atau lebih usaha yang kemudian hanya satu perusahan yang bertahan atau

tetap hidup menjadi badan hukum, sementara perusahaan lainnya menghentikan

aktivitasnya atau bubar.35

Merger merupakan salah satu bentuk absorbsi/penyerapan yang dilakukan

oleh satu perusahaan terhadap perusahaan lain. Jika perusahaan A atau perusahaan

B melakukan merger, maka hanya akan ada satu perusahaan saja yaitu A atau B.

34 Sryani Br.Ginting, Dampak Hukum Notifikasi Merger Menciptakan Persaingan Usaha

Yang Sehat, Jurnal Law Pro Justitia, (Volume.1 Nomor 1 Tahun 2015), hal.47 35 Abdul Moin, Merger Akuisisi dan Diventas Edisi Kedua, (Yogyakarta : Ekonosia,

2010), hal.5

Universitas Sumatera Utara

Page 31: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

22

Gambar 1 : Ilustrasi Merger

(perusahaan pengakuisisi)

+ =

(perusahaan yang bertahan)

(Perusahaan yang diakuisisi)

Skema diatas mengilustrasikan merger antara perusahaaan A dan

perusahaan B melaksanakan penggabungan perusahaan yang mengakibatkan

Perusahaan A memiliki ukuran yang besar dari besar, karena ia mengambil alih

aset dan hutang perusahaan B. Penyatuan perusahaan khususnya dalam perbankan

bertujuan memperluas usaha bank sehingga bank menjadi lebih kuat. Ketika 2

(dua) bank telah sepakat melakukan merger maka hal yang harus dilakukan ialah

penyesuaian diri dan saling mengintegraikan diri dengan patner agar terjadi

sinergi. Terdapat beberapa poin dasar dari sebuah merger bank yaitu :

a. Merger bank merupakan salah satu bentuk cara penyatuan bank, disamping

peleburan bank (konsolidasi) dan pengambilalihan bank (akuisisi).

b. Merger bank melibatkan dua atau lebih bank, yaitu satu perusahaan yang

menerima penggabungan dan satu atau lebih yang menggabungkan

perusahaan.

c. Bank yang menerima penggabungan akan menerima pengambilalihan seluruh

saham, harta kekayaan, hak, kewajiban, dan utang bank yang menggabungkan

diri.

Perusahaan Junggu

Perusahaan Teyung

Perusahaan Teyung

Universitas Sumatera Utara

Page 32: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

23

3. Tujuan Merger Bank

Penggabungan perusahaan dalam perbankan bertujuan untuk kemajuan

masing-masing bank yang secara tidak langsung ialah keuntungan dan

kepentingan pihak-pihak yang bersangkutan. Mempeluas secara optimal dan

memperkokoh dalam permodalan memperoleh keuangan yang lebih kuat demi

perekonomian yang sehat dan stabil. Kasmir menguraikan beberapa alasan suatu

bank melakukan merger, konsolidasi dan akuisisi yaitu36 :

a. Masalah kesehatan bank, maksud ialah apabila bank sudah dinyatakan

tidak sehat oleh Bank Indonesia sebagai lembaga pengawas keuangan

selama beberapa peiode maka bank tersebut sebaiknya melakukan merger

terhadap bank yang sehat atau melakukan konsolidasi dengan bank yang

sama-sama tidak sehat ataupun dapat diakuisisi oleh bank lain.

b. Modal yang dimiliki relatif kecil sehingga untuk melakukan ekspanasi

terlalu sulit. Dengan adannya penggabungan bank maka perusahaan lebih

mudah untuk mengembangkan usahanya.

c. Manajemen bank yang berantakan dan kurang profesioanal sehingga

perusahaan lebih sering mengalami kerugian dan sulit berkembang. Jenis

bank yang mengalami hal tersebut sebaiknya melakukan penggabungan

usaha dengan bank yang lebih profesional

d. Administrasi bank yang kurang teratur dan masih tradisional, sehingganya

sebaiknya bank melakukan penggabungan atau peleburan sehingga bank

diharapkan lebih baik.

36 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya, (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), hal.56

Universitas Sumatera Utara

Page 33: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

24

e. Bank menguasai pasar. Tujuan tidak diumumkan secara jelas kepada pihak

luar, biasanya hanya diketahui oleh mereka yang hendak ikut merger.

Dengan adanya penggabungan dari beberapa bank maka jumlah cabang

dan jumlah nasabah yang dimiliki bertambah. Tujuan ini juga

menghilangkan atau melawan pesaing yang ada.

Pelaksanaan merger bank tidak mudah, membutuhkan proses yang

panjang. Untuk mengadakan merger bank juga dapat dilakukan atas insiatif bank

yang bersangkutan, permintaan bank Indonesia dan insiatif badan khusu yang

bersifat sementara dalam penyehatan bank.

Penggabungan usaha (business cobination) ialah penyatuan entitas-entitas

bisnis yang sebelumnya terpisah.37 penggabungan usaha tersebut bertujuan

meningkatkan profitabilitas dan menjadikan kinerja perusahaan lebih efisien dari

sebelum penggabungan dilakukan.

Merger atau penggabungan usaha baik disektor perbankan maupun tidak

melakukan merger karena bertujuan untuk mencapai hal-hal sebagai berikut :38

a. Memperbesar jumlah modal;

b. Menyelematkan kelangsungan produksi;

c. Mengamankan jalur distribusi;

d. Memperbesar sinergi perusahaan; dan

e. Mengurangi persaingan serta menuju kepada monopolistic.

37 Beams, dan Floyd A., Akuntansi Lanjutan (Advanced Accounting), Jilid Satu Edisi ke-

9, (Jakarta : Erlangga, 2006), hal.2 38 Emmy Pangaribuan, Perusahaan Kelompok (Group Company / Concern), (Yogyakarta

: Universitas Gajah Mada, 2007), Hal.12

Universitas Sumatera Utara

Page 34: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

25

Dengan melakukan merger bank, maka modal yang dimiliki lebih besar

sehingga dapat masuk ke dalam kelompok perusahaan yang lebih besar dan

keuntungan yang diterima juga lebih banyak. Keuntungan yang diciptakan dari

merger ini akan digunakan untuk kepentingan nasabah pada khususnya dan

ekonomi khususnya.

Munir Fuady berpendapat bahwa tujuan lain dilakukannya meeger bank

ialah :39

a. Untuk membentuk sinergi yang kuat antar dua bank atau lebih yang sama-

sama sehat sehingga nanti muncul bank yang lebih besar dan kuat. Dalam alih

teknologi, pemasaran maupun karyawaan.

b. Untuk menyelematkan bank yang bermasalah agar sehat dan produktif

kembali.

c. Untuk memudahkan Bank Indonesia sebagai pengawas disektor keuangan

jika jumlah bank lebih sedikit dan sehat.

d. Meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham bagi masing-masing bank.

Nilai tambah perusahaan hasil merger itu harus lebih tinggi dibandingkan

total nilai tambah dari dua perusahaan yang terpisah.

e. Memperkuat struktur permodalan terutama dalam memenuhi rasio kecukupan

modal yang menjadi ketentuan Bank Indonesia. Modal merupakan penggerak

dari kegiatan operasional suatu bank. Dengan modal besar maka bank dapat

melakukan kegiatan usaha yang lebih beragam, selain itu fungsi dan

39 Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern, (Bandung : PT.Citra Aditya Bakti, 2003),

hal.51

Universitas Sumatera Utara

Page 35: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

26

utamanya ialah segai penghimpun dan penyalur dana dari dan kepada

masyarakat dalam hal ini bank syariah tidak memberlakukan bunga. Dengan

modal yang besar juga suatu bank akan menjadi lebih kuat dalam menghadapi

kompetisi dengan bank-bank lain di tingkat nasional maupun internasional.

f. Memperkuat posisi diantara bank-bank yang ada serta meningkatkan daya

saing diantara perusahaan-perusahaan sejenis. Merger akan menghasilkan

suatu entitas yang lebih besar dan kuat dari pada sebelumnya. Bank yang

lebih besar dan jangkauannya luas lebih menarik masyarakat dari pada bank

yang kecil. Dengan merger, bank-bank kecil bergabung menjadi bank yang

lebih besar sehingga mempermudah penyerapan dari masyarakat.

g. Bank yang melakukan merger dapat memposisikan dalam industri perbankan

baik nasional maupun internasional untuk dapat menyesuaikan globalisasi.

h. Melakukan merger dapat memperbesar market share dengan perluasan kantor

cabang, jenis usaha dan sebagainya. Suatu bank tertentu dengan kemampuan

dan kapasitasnya masing-masing mempunyai market share atau pangsa pasar

yang tertentu atau spesifik. Dengan dilakukannya merger bank maka akan

mengakibatkan seluruh aset beralih, kewajban dan kekuasaan dari bank yang

menggabungkan diri. Dan bank yang menggabungkan diri beralih kepada

bank hasil merger dimana hal ini akan menyatukan pula market share yang

berbeda, yang sebelumnya menjadi milik bank-bank sebelum merger.

i. Menciptakan image sebagai bank hasil merger yang besar dan kuat. Hal ini

terutama beralaku bagi bank yang kurang sehat dan atau bank-bank yang

dalam proses penyelematan dari likuidasi. Karena sebagai perseroan yang

Universitas Sumatera Utara

Page 36: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

27

bergerak di sektor keungan terutama fungsinya sebgai penghimpun dana

masyarakat merupakan modal dasar bagi bank terutama bagi bank yang

dikategorikan kurang sehat atau tidak sehat.

Dalam melakukan merger bank, setiap bank sudah mempersiapka tujuan

dilakukan penggabungan bank tersebut, demikian halnya bank syariah BUMN.

Tujuan penggabungan bank tersebut dicantumkan dalam ringkasan rancangan

penggabungan Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah dan BRI syariah yang

diterbitkan oleh setiap bank. Tujuan tersebut termuat dalam bentuk visi dan misi

penggabungan bank. Visi dan misi dari Bank Syariah Indonesia melakukan

merger ialah

Visi :

Menjadi salah satu bank dari 10 Bank Syariah Terbesar berdasarkan kapitalis

pasarar secara global dalam waktu 5 tahun kedepan.

Misi :

1) Memberikan konstribusi positif kepada masyarakat dan mengakomodasi

beragam kebutuhan finansial masyarakat;

2) Mewujudukan pertumbuhan dan memberikan nilai investasi yang optimal

bagi investor;

3) Menyediakan produk dan layanan kepada masyarakat dengan

mengedepankan etika yang sesuai dengan prinsip syariah

4) Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang

melampaui harapan nasabah;

Universitas Sumatera Utara

Page 37: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

28

5) Mengutamakan penghimpuanan dana murah dan penyaluran pembiayaan

pada berbagai segmen; dan

6) Mengembangkan talenta dan menciptakan wahana terbaik sebagai

kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi sebagai perwujudan ibadah.

B. Dasar Hukum Merger Perbankan

Merger perbankan dilakukan sejalankan dengan upaya pemerintah dalam

mewujudkan ekosistem halal, dimana dengan adanya bank syariah dengan akan

dapat mengalir pilar penting dalam mensukseskan integrasi keungan syariah di

Indonesia. Merger bank tidak lepas dari pengaturan-pengaturan yang dibentuk

oleh pemerintah untuk mengatur penggabungan bank secara teratur dan situasi

yang kondusif. Dasar hukum yang berlaku terhadap merger bank syariah yang

dilakukan oleh Bank Syariah Indonesia ialah antara lain sebagai berikut :

1. Ketentuan Perseroan Terbatas :

a. Undang-Undang No.40 Tahun 2007, tertanggal Agustus 2007, tentang

Perseroan Terbatas.

b. Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1998 tentang Penggabungan,

Peleburan, dan Pengalihan Perseroan Terbatas tertanggal 24 Februari

1998.

2. Ketentuan Perpajakan

a. Peraturan Pajak penghasilan atau UU PPH

b. Peraturan Pajak Pertambahan Nilai atau UU PPN

c. Peraturan Mentri Keungan No.52/PMK.010/2017

d. Peraturan Dirjen Pajak No.PER-28/PJ/2008

Universitas Sumatera Utara

Page 38: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

29

e. Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-29/PJ/2015

3. Ketentuan Perbankan

a. Undang-Undang No.10 Tahun 1998, tertanggal 10 November 1998,

tentang Perubahan atas Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang

Perbankan.

b. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, tertanggal 16 Juli 2008 tentang

Perbankan Syariah.

c. Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1999 tertanggal 7 Mei 1999

tentang Merger, Konsolidasi dan Akusisi Bank.

d. Peraturan BI No.19/13/PBI/2017

e. Peraturan OJK No.5/PJOK.03/2016 tentang Rencana Bisnis Bank

f. Peraturan OJK No.56/PJOK.03/2016 tentang Kepemilikan Saham

Bank Umum

g. Peraturan OJK No.55/PJOK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola

bagi Bank Umum

h. Peraturan OJK No.39/PJOK.03/2017 tentang Kepemilikan Tunggal

pada Perbankan Indonesia

i. Surat Edaran OJK No. 25/SEOJK.03/2016 tertanggal 14 Juli 2016

tentang Rencana Bisnis Bank Umum

j. Surat Edaran OJK No. 12/SEOJK.03/2017 tertanggal 17 Maret 2017

tentang Kepemilikan Saham Bank Umum

k. Peraturan OJK No.41/PJOK.03/2019 tentang Penggabungan,

Peleburan, Pengambilalihan, Integrasu dan Konversi Bank Umum.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

30

4. Ketentuan Pasar Modal :

a. Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

b. Peraturan OJK No.15/PJOK.04/2020 tentang Rencana dan

Penyelenggaran Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka

c. Peraturan OJK No.31/PJOK.04/2015 tentang Keterbukaan atas

Informasi atau Fakta Material oleh Emiten atau Perusahaan Publik

d. Peraturan OJK No.74/PJOK.04/2016 tentang Penggabungan Usaha

atau Peleburan Usaha Perusahaan Terbuka

e. Keputusan PT Bursa Efek Indonesia No. Kep-001/BEJ/012000 tentang

Peraturan Pencatatan Efek No.I-G tentang Penggabungan Usaha atau

Peleburan Usaha

5. Undang-Undang Tenaga Kerja

6. Anggran Dasar dari masing-masing Bank Pesera Penggabungan

7. Peraturan Anti Persaingan Usaha Tidak Sehat

a. Undang-Undang No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

b. Peraturan Pemerintah No.57 Tahun 2010 tentang Penggabungan atau

Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang

Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

31

C. Jenis-Jenis Merger Bank

Menurut Munir Fuady, merger bank dapat dikelompokan menjadi

beberapa macam merger40 :

1. klasifikasi merger dilihat dari segi jenis usaha, maka merger ini dibagi ke

dalam empat kategori sebagai berikut :

a. Merger Horizontal

Merger horizontal adalah penggabungan usaha yang dimana dua atau lebih

perusahaan yang melakukan penggabungan bergerak dibidang bisnis yang

sama. Contoh merger horizontal ini adalah merger Bank Syariah Mandiri,

BNI Syariah, dan BRI Syariah yang bergerak dibidang yang sama yaitu

sektor keuangan syariah dengan membentuk Bank Syariah Indonesia.

Dengan demikian tujuan kerja sama disini ialah menjadi salah satu bank

dari 10 bank syariah terbesar berdasarkan kapitalisa pasar secara global.

b. Merger Vertikal

Merger vertikal terjadi antar dua perusahan atau lebih yang saling

berhubungan. Hubungan ini ialah hubungan dari hulu ke hilir. Contohnya

ialah Penggabungan yang dilakukan dua pihak atau lebih yang mana satu

berperan menjadi produsen dan satu perusahaan lain berperan menjadi

supplier. Penggabungan perusahaan ini ialah penggabungan memiliki

usaha yang saling berkaitan namun tidak memiliki jenis usaha yang sama.

c. Merger Konglomerat

40 Munir Fuady, Hukum Tentang Merger, Op.cit, hal. 80

Universitas Sumatera Utara

Page 41: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

32

Merger konglomerat ialah penggabungan usaha dimana dua perusahaan

atau lebih tidak bergerak dibidang yang sama dan tidak saling

berhubungan dalam bidang usaha. Contoh merger ini ilah merger yang

dilakukan perusahaan dibidang makanan melakukan penggabungan

dengan perusahaan dibidang tekstil. Tujuan utama penggabungan usaha ini

ialah mencapai pertumbuhan badan usaha dengan cepat, mendapatkan

hasil yang lebih baik dan menghasilkan keuntungan yang lebih banyak

lagi.

d. Merger Kon-Generik

Merger Kon-Generik ialah penggabungan usaha yang dimana dua

perusahaan atau lebih yang saling berhubungan satu sama lian, yang

mempunyai sifat produksinya, namun belum dapat dikatakan sebagai

bidang atau produk yang sama (horizontal) dan bukan hubungan anatara

produsen-supllier (vertikal)

2. Klasifikasi merger dilihat dari segi tata cara dilakukannya merger

a. Merger dengan likuidasi dan jual beli aset

Merger ini ialah penggabungan usaha yang mana terlebih dahulu

perusahaan agar dilikuidasi. Selanjutnya aset yang tertinggal dibagi-

bagikan kepada pemegang saham menurut orsinya masing-masing.

Selanjutnya secara individual pemeganggsam tersebut dapat menjual aset

tersebut kepada perusahaan merger yang akan membelinya.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

33

b. Merger dengan jul beli aset dan likuidasi

Dengan merger ini, jual beli aset perusahaan targer didahulukan,

selanjutnya dilakukan likuidasu terhadap perusahaan target tersebut.

c. Merger dengan jual beli saham dan likuidasi

Merger yang dilakukan dimana semua perusahaan targer dibeli,

selanjutnya perusahaan target dilikuidasi dan asetnya dialihkan kepada

perusahaan pembeli.

3. Bentuk Merger Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999

Tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank

a. Merger sukarela. Merger sukarela ialah dimana bank menggabungkan diri

dengan bank lain secara teknis tidak mengalami maslah atau dikategorikan

sebagai bank yang tidak sehat oleh Bank Indonesia. Bank-bank seperti ini

melakukan merger dengan tujuan mengembangkan usaha, memperluas

pasar dan membentuk bank yang lebih kuat.

b. Merger permintaan Bank Indonesia. Merger ini dilakukan oleh permintaan

Bank Indonesia terhadap suatu bank atau beberapa bank yang mengalami

masalah dan mengalami kesulitan yang akan membahayakan

kelangsungan usahanya.

D. Prosedur Merger Bank Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan

Pelaksanaan merger bank melakukan beberapa prosedur ataupun metode

yang digunakan sebagai panduan sehingga merger tersebut bermanfaat bagi kedua

bank atau lebih yang melakukan merger.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

34

Prosedur merger bank diatur berdasarkan Undang-Undang Perseroan

Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998

tentang Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas tata

cara merger perusahaan. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank mengatur tata cara penggabungan bank

yakni sebagai berikut :

(1) Direksi Bank yang akan menggabungkan diri dan menerima penggabungan

masing-masing menyusun usulan rencana Merger. 41

(2) Usulan sebagaimana dimaksud wajib mendapat persetujuan Komisaris dan

sekurang-kurangnya memuat: 42

a. nama dan tempat kedudukan Bank yang akan melakukan Merger;

b. alasan serta penjelasan masing-masing Direksi Bank yang akan melakukan

Merger dan persyaratan Merger;

c. tata cara konversi saham dari masing-masing Bank yang akan melakukan

Merger terhadap saham Bank hasil Merger;

d. rancangan perubahan Anggaran Dasar;

e. neraca, perhitungan laba rugi yang meliputi 3 (tiga) tahun buku terakhir

dari semua Bank yang akan melakukan Merger; dan

41 Pasal 11 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank

42 Pasal 11 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank

Universitas Sumatera Utara

Page 44: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

35

f. hal-hal yang perlu diketahui oleh pemegang saham masing-masing Bank,

antara lain:

1) neraca proforma Bank hasil Merger sesuai dengan standar akuntansi

keuangan, serta perkiraan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

keuntungan dan kerugian serta masa depan Bank yang dapat

diperoleh dari Merger berdasarkan hasil penilaian ahli yang

independen;

2) cara penyelesaian status karyawan Bank yang akan melakukan

Merger;

3) cara penyelesaian hak dan kewajiban Bank terhadap pihak ketiga;

4) cara penyelesaian hak-hak pemegang saham minoritas;

5) susunan, gaji dan tunjangan lain bagi Direksi dan Komisaris Bank

hasil Merger;

6) perkiraan jangka waktu pelaksanaan Merger;

7) laporan mengenai keadaan dan jalannya Bank serta yang telah

dicapai;

8) kegiatan utama Bank dan perubahan selama tahun buku yang sedang

berjalan;

9) rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang sedang

berjalan yang mempengaruhi kegiatan Bank;

10) nama anggota Direksi dan Komisaris; dan

11) gaji dan tunjangan lain bagi anggota Direksi dan komisaris.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

36

(3) Dalam hal Bank akan melakukan Merger tergabung dalam 1 (satu) grup atau

antar grup, usulan rencana Merger memuat neraca konsolidasi dan neraca

proforma dari Bank hasil Merger.43

(4) Usulan sebagaimana dimaksud dalam, merupakan bahan untuk menyusun

Rancangan Merger yang disusun bersama oleh Direksi Bank yang akan

melakukan Merger. Rancangan Merger sekurang-kurangnya memuat

penegasan dari bank yang akan menerima penggabungan mengenai

penerimaan pengalihan segala hak dan kewajiban dari bank yang akan

menggabungkan diri.44

(5) Persyaratan yuridis terhadap rancangan merger yakni sebagai berikut :45

a. Rancangan merger berisi suatu rencana merger.

b. Rancangan merger harus disetujui oleh rapat umum pemegang saham

masing-masing perusahaan yang akan melakukan penggabungan.

c. Rancangan merger telah disetujui oleh rapat umum pemegang saham

dilampirkan juga pada “permohonan” perubahan anggaran dasar

perseroan hasil merger untuk mendapatkan “persetujuan” Menteri

Kehakiman

d. Rancangan merger yang telah mendapatkan persejutuan rapat umum

pegang saham, baik yang disertai perubahan dasar maupun yang tidak

43 Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank

44 Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank

45 Munir Fuady, Hukum Tentang Merger, Op.cit, hal. 80

Universitas Sumatera Utara

Page 46: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

37

disertai perubahan anggaran dasar harus “dilaporkan” kepada Menteri

Kehakiman

(6) Sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham masing-masing Bank,

Direksi berkewajiban untuk mengumumkan ringkasan Rancangan Merger

selambat-lambatnya : 30 (tiga puluh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang

Saham dalam 2 (dua) surat kabar harian yang berperedaran luas dan 14

(empat belas) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham kepada karyawan

Bank secara tertulis. Khusus untuk Bank Perkreditan Rakyat yang asetnya

kurang dari Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah), pengumuman

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan dengan cara lain.46

(7) Dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut wajib disampaikan hal-hal

tentang rancangan merger.47 Rancangan merger dan konsep Akta Merger

yang telah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham dituangkan

dalam Akta Merger yang dibuat di hadapan Notaris dalam bahasa Indonesia.

Adapun tata cara merger Perseroan Terbatas antara lain : 48

a. Direksi masing-masing perseroan, setelah memperoleh persetujuan komisaris,

wajib menjajaki kelayakan penggabungan usaha atau peleburan usaha yang

antara lain meliputi kegiatan penelahaan atas:

1) Keadaan usaha perseroan serta perkembangan hasil usaha perseroan,

dengan memperhatikan pula laporan keuangan perseroan yang telah

46 Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank

47 Pasal 15 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank

48 Lani Dharmasetya dan Vonny Sulaimin, Merger dan Akuisisi (Tinjauan Dari Sudut

Akuntansi dan Perpajakan, (Jakarta : PT.Alex Media Komputindo,2009), hal.24-29

Universitas Sumatera Utara

Page 47: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

38

mengalami proses audit terlebih dahulu oleh akuntan yang terdaftar di

Bapepam yang sekarang disebut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selama

3 tahun terakhir;

2) Hasil analisi pihak independen mengenai kewajaran nilai saham dan

aktiva tetap perseroan serta sepek hukum penggabungan usah atau

peleburan usaha;

3) Metode dan tata cara konvensi saham yang akan digunakan, didukung

oleh keterangan dari pihak independen mengenai hal tersebut.

4) Cara penyelesaian perseroan terhadap pihak ketiga;

5) Cara penyelesaian hak-hak pemegang saham yang tidak setuju

terhadap penggabungan usaha atau peleburan usaha;

6) Struktur organisasi dan sumber daya manusia penggabungan usaha dan

peleburan usaha;

7) Analisis manajemen terhadap kondisi perseroan setelah penggabungan

usaha atau peleburan usaha.

b. Direksi masing-masing perseroan secara bersama-sama wajib menyusun

Rancangan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha yang telah disetujui

komisaris yang sekurang-kurangnya wajib memuat hal-hal sebagai berikut:

1) Nama dan tempat kedudukan perseroan yang akan melakukan

penggabungan usaha atau peleburan usaha;

2) Alasan serta penjelsan dari masing-masing perseroan yang akan

melakukan penggabungan usaha atau peleburan usaha;

Universitas Sumatera Utara

Page 48: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

39

3) Tata cara konvensi saham dari masing-masing perseroan yang akan

melakukan penggabungan usaha atau peleburan usaha;

4) Rancangan penggabungan anggaran dasar perseroan hasil

penggabungan usaha (jika ada) atau rancangan akta pendirian

perseroan baru hasil peleburan;

5) Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan dan terdaftar di

OJK dari masing-masing perseroan yang akan melakukan

penggabungan usaha atau peleburan usaha yang meliputi 3 (tiga) tahub

buku terakhir;

6) Dalam hal efektif Pernyataan Penggabungan Usaha atau Peleburan

Usaha melebihi 180 (seratus delapan puluh) hari dari pelaporan

keungan tahunan terakhir, maka laporan keungan interim yang telah

diaudit, sehingga jangka waktu antara tanggal efektifnya Pernyataan

Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha dan tanggal laporan

keuangan Interim tidak melebihi 180 (seratus delapan puluh) hari;

7) Laporan keuangan performa perseroan hasil penggabungan usaha atau

peleburan usaha yang disusun sesuai dengan prinsip akuntasi yang

berlaku umum;

8) Nama dan tempat kedudukan perseroan hasil penggabungan usaha atau

peleburan usaha;

9) Hasil penelitian pihak independen mengenai kewajiban nilai saham

dan kekayaan perseroan;

Universitas Sumatera Utara

Page 49: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

40

10) Hasil peniliaian tenaga ahli mengenai aspek tertentu dari

penggabungan usaha atau peleburan usaha (jika diperlukan);

11) Pendapatan akuntan yang terdaftar di OJK mengenai metode dan tata

cara konvensi saham sebagaimana termuat dalam Rancangan

Penggabungan Usaha dan Peleburan Usaha;

12) Pendapat hukum dari konsultan hukum independen yang terdaftar di

OJK mengenai aspek hukum dari penggabungan usaha atau peleburan

usaha;

13) Cara penyelesaian status karyawan perseroan yang akan melakukan

penggabungan usaha atau peleburan usaha;

14) Cara penyelesaian hak dan kewajiban perseroan yang akan melakukan

penggabungan usha atau peleburan usaha terhadap pihak ketiga;

15) Cara penyelesaian hak-hak pemegang saham minoritas yang tidak

setuju terhadap penggabungan usaha atau peleburan usaha;

16) Susuna direksi dan komsirasi perseroan hasil penggabungan usaha atau

peleburan usaha;

17) Perkiraan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan manfaat dan

kerugian serta masa depan perseroan yang diperoleh dari

penggabungan usaha atau peleburan usaha;

18) Perkiraan saat pelaksanaan penggbungan usaha atau peleburan usaha.

c. Dalam hal penggabungan usaha atau peleburan usaha sebagaimana tersebut di

atas akan mengakibtkan perubahan yang meterial terhadap perseroan, kondisi

keuangan atau hal-hal lain yang mempengaruhi perseroan, maka keseluruhan

Universitas Sumatera Utara

Page 50: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

41

dampak dari perubahan tersebut harus dicakup dalam dokumen sebagaimana

dimaksud salam huruf b peraturan ini.

d. Pernyataan penggabungan usaha atau peleburan usaha yang berisi Rancangan

Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha beserta dokumen pendukung

secara lengkap wajib disampaikan kepada OJK paling lambat 2 (dua) hari

setelah diperoleh persetujuan komisaris.

e. Rancangan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha wajib diumumkan

ringkasannya kepada masyarakat dalam 2 (dua) hari surat kabar berbahas

Indonesia satu diantaranya berpedaran nasional paling lambat akhir hari ke-2

(kedua setelah diperolehnya persetujuan komisaris bahwa Rancangan

Penggabungan Usaha dan Peleburan Usaha tersebut belum mendapat efektif

dari OJK dan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.

f. Dalam hal OJK tidak meminta perushaan publik atau emitem untuk

mengajukan perubahaan dan tambahan informasi dalam jangka waktu 20 (dua

puluh) hari setelah pengajuan pernyataan penggabungan usaha atau peleburan

ussaha dianggap telah diajukan secara lengkap dan memenuhi persyaratan

serta tata cara yang ditetapkan pada tanggal pengajuan.

g. Dalam hal informasi mengenai usaha penggabungan usaha atau peleburan

usaha telah diketahui pihak luar, maka perseroan yang akan melakukan

penggabungan usaha tau peleburan usaha atau peleburan usaha harus

memberikan tanggapan kepada OJK dan mengumumkan hal tersebut kepada

masyarakat paling lambat akhir hari kerja berikutnyasetelah rencana tersebut

diketahui oleh pihak luar.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

42

h. Dalam hal perseroan yang melakukan penggabungan usaha atau peleburan

usaha merupakan perseroan yang sahamnya tercatat di bursa efek, maka

perseroan tersebut wajib megikuti peraturan bursa efek dimana saham

perseroan tersebut dicatatkan.

Tata Cara Penggabungan Perseroan Terbatas diatur melalui Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1998 Tentang Penggabungan,

Peleburan, dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas yang wajib memperhatikan

kepentingan : 49

a) Perseroan, pemegang saham minoritas, karyawan Perseroan;

b) Kreditor dan mitra usaha lainnya dari Perseroan; dan

c) Masyarakat dan persangian sehat dalam melakukan usaha.

49 Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 Tentang Penggabungan,

Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas

Universitas Sumatera Utara

Page 52: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

BAB III

URGENSI DILAKUKANNYA MERGER PADA BANK SYARIAH BUMN

A. Alasan Bank Syariah BUMN Melakukan Merger

Penggabungan bank merupakan dampak globalisasi yang membuat

perusahaan mengembangkan startegis agar tetap dapat mengikuti persaingan

usaha. Strategi yang dikembangkan oleh bank dapat dilakukan melalui dua cara

yaitu secara internal maupun eksternal. Secara internal dapat dilaksanakan dengan

mengembangkan perusahaan dari dalam seperti peningkatan kapasitas produksi,

efisensi biaya atau mencari pasar baru. Sedangkan strategi eksternal adalah

meningkatkan nilai perusahaan dengann menggabungkan dua perusahaan atau

lebih yang disebut dengan merger.50

Merger perusahaan merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih

untuk membentuk perusahaan dengan entitas baru yang lebih kuat. Alasan

perusahaan memilih merger ialah karena dengan strategi tersebut, maka tujuan

perusahaan akan tercapai lebih cepat dibanding jika perusahaan memulai

usahanya mulai dari awal.51

Alasan utama bank-bank melakukan merger ialah memperbaiki kinerja

bank yang mana berlaku rumus 2 + 2 = 5. Kelebihan satu poin disebabkan adanya

tambahan sinergi dari perusahaan-perusahaan yang merger tersebut.52

50 Margaretha Seliana Dewi dan Adiati Trihastuti, Penilaian Kualitas Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Antara Sebelum dan Sesudah Merger Bank Studi Kasus Pada PT. Bank Mandiri,Tbk. Jurnal Ekonomi Akuntansi, (Volume.1,No.1 Tahun 2016), hal.22

51 Ibid, hal.23 52 Munir Fuady, Hukum Tentang Merger, Op.cit, hal. 80

42

Universitas Sumatera Utara

Page 53: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

43

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menjelas alasan-alasan merger

dan akusisi baik dari sisis keunggulan maupun kelemahannya. Alasan

dilakukannya merger diraikan menggunakan konsep dari berbagai aliran

pemikiran, yaitu :53

1. Industrial Organization Economics (IO Economics)

Dalam IO Economics terdapat dua aliran pemikiran yaitu pertama the

market power school yang mana menjelaskan bahwa merger dilakukan

atas dasar motif monopoly namun penelitian selanjutnya menunjukan

bahwa merger tidak lagi menjadi alasan utama melakukan merger. Aliran

kedua yaitu the efficiency school menjelaskan alasan utama merger dan

akuisisi adalah ekspansi pasar.

2. Financial Theory

Dalam teori keuangan ini dijelaskan merger dan akuisisi dilakukan untuk

mendiversikasi resiko, namun pandangan tersebut telah berubah dengan

adanya keyakinan bahwa penurunan resiko dengan diversifikasi tidak lagi

bernilai bagi investor.

3. Managerial Economics

Managerial Economics mengunakan teori keagenan untuk menjelaskan

teori ini. Manajer memiliki kebebasan sesuai dengan kebijaksannanya

pada perusahaan publik, yang merek dapat menggunakannya untuk

kepentingan sendiri. Terjadinya merger dan akuisisi diakibatkan para

53 Muhamad Syaicu, Merger dan Akuisisi : Alternatif Meningkatkan Kesejahteraan

Pemegang Saham, Jurnal Studi Manajemen & Organisasi, (Volume.3, No.2 Tahun 2006, hal, 60

Universitas Sumatera Utara

Page 54: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

44

menajer puncak menginginkan bertambahnya pengaruh, kekuasaan,

pristise dan status.

4. Starategic Management

Penelitian ini menfokuskan merger dan akuisisi sebagai cara dan untuk

meningkatkan kinerja. Penelitian ini menfokuskan pada pentingnya merger

dan akuisisi sebagai cara untuk meningkatkan kinerja. Penelitian ini

mengfokuskan konsekuensi strategi akuisisi yang tidak menguntungkan,

seperti adanya penurunan untuk mengembangkan kemampuan

kemampuan inovasi.

Penggabungan bank dilakukan untuk meningkatkan keuntungan

perusahaan namun selain itu ada alasan lain yang mendorong bank untuk

melakukan merger dengan bank lain. Alasan itu diantaranya ialah :54

Pertama pertumbuhan atau diversifikasi yang umuMnya dikarenakan

untuk mendapatkan pertumbuhan yang cepat. Kedua, sinergi yang diharapkan

dapat menghasilkan skala ekonomi untuk mendapatkan pendapatan yang lebih

besar. Ketiga, meningkatkan daya pinjam perusahaan. Keempat, ingin menambah

keterampilan dan mengembangkan teknologinya. Kelima, dengan merger dan

akuisisi diharapkan dapat menutupi kerugian pajak dan dapat meningkatkan

pendapatan. Keenam, meningkatkan likuiditas pemilik, karena asumsinya bahwa

dengan tergabungnya beberapa perusahaan akan menghasilakan saham yang

likuid dari pada perusahaan yang tepisah atau kecil dan kemudian untuk

54 Indriatmini Noegroho, Merger Merupakan Tantangan atau Peluang Bagi Perekonomian Indonesia, Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi, (Volume:2, No.3 Tahun 2017) hal.547

Universitas Sumatera Utara

Page 55: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

45

melindungi diri dari pengambialiahan akibat hutang perusahaan karena beban

hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh

bidang perusahaan yang berminat.

Penggabungan usaha yang dilakukan oleh setiap perusahaan ataupun

perseroan mempunyai alasan tersendiri bagi perusahaan yang melalukan

penggabungan. Begitu pula penggabungan bank yang dilakukan oleh BRI

Syariah, Bank Mandiri Syariah dan BNI Syariah juga memilki alasan tersendiri.

Dalam Ringkasan Rancangan Penggabungan Antara PT.Bank BRI Syariah., PT.

Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank BNI Syariah yang diterbitkan tanggal 21

Oktober 2021 menjelaskan beberapa alasan dilakukannya penggabungan bank.

Pelaksanaan merger bank syariah BUMN memiliki beberapa alasan yaitu

diantaranya adalah :55

1. Dengan pelaksanaan merger bank syariah BUMN lebih efiesien dalam

penggalangan dana, operasional, pembiayaan, dan belanja.

2. Merger bank syariah BUMN membuktikan bank syariah memiliki prospek

yang cerah dan perbankan syariah mampu bertahan di tengah pengaruh

pandemi covid-19.

3. Aset yang dimiliki bank syariah BUMN makin besar dan kuat.

4. Bank hasil merger memiliki potensi menjadi 10 bank syariah teratas secara

global berdasarkan kapitalis pasar.

5. Bank BUMN hasil merger akan memilki produk yang lengkap.

55 Lida Puspaningtyas, “7 Alasan Pentingnya Merger Bank Syariah BUMN”, diakses dari https://www.republika.co.id/berita/qi6gay440/7-alasan-pentingnya-merger-bank-syariah-bumn pada tanggal 20 April 2021

Universitas Sumatera Utara

Page 56: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

46

6. Pelaksanaan merger tidak hanya menjadi upaya dan komitmen dalam

pengembangan ekonomi syariah namun juga menjadi pilar baru kekuatan

ekonomi nasional, mendorong Indonesia sebagai pusat ekonomi dan

keuangan syariah global

7. Merger memudahkan akses semua kalangan masyarakat untuk mendapat

pelayanan jasa keuangan yang sesuai prinsip-prinsip syariah.

Negara Republik Indonesia mempunyai komposisis penduduk muslim

yang cukup tinggi. Meskipun demikian tingkat penetrasi syariah dengan aset

perbankan secara umum di Indonesia pada tahun 2019 masih cukup rendah, yaitu

8%. Penetrasi aset syariah negara Indonesia tergolong rendah dibandingkan

dengan negara-negara lain yang mempunya penduduk muslim yang tinggi sama

seperti indonesia seperti negara Malaysia, Kuwain, Brunei dan Saudi Arabia yang

rata-rata di atas 20% dan bahkan ada yang mencapai di atas 50%.56 Hal tersebut

mendorong OJK membentuk suatu bank syariah yang memiliki kemampuan untuk

meningkatkan penetrasi aset syariah di negara Indonesia.

OJK mempunyai alasan lain melakukan merger pada bank syariah BUMN

yakni selain meningkat penetrasi aset syariah ojk juga belum menemukan bank

syariah di Indonesia yang memiliki kemampuan, baik dari segi finansial mampun

teknologi untuk dapat memenuhi kebutuhan nasabah dan meraih pangsa pasar57

56 Berdasarkan Persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM pada tanggal 21 Oktober

2020, lihat di rancangan penggabungan BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah. 57 Pangsa pasar ialah suatu bagian atas semua permintaan yang menggambarkan golongan

pelanggan berdasarkan ciri-ciri tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Page 57: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

47

syariah yang saat ini belum terjamaah, khususnya pangsa pasar yang dapat diraih

hanya oleh bank yang memiliki skala besar.58

Untuk menjangkau skala yang besar bank juga harus memiliki pangsa

pasar yang besar pula agar dapat mengimbangi kebutuhan nasabah yang semakin

banyak. Dengan merger Bank Syariah Indonesia maka akan membentuk daya

saing yang cukup tinggi dan ragam produk keuangan yang semakin berkembang

yang dapat menjangkau nasabah lebih luas lagi sehingga dapat bersaing secara

global dengan 10 bank syariah terbesar di dunia.59

Selain itu juga ojk melakukan merger pada bank BUMN juga sejalan

dengan upaya pemerintah mewujudkan ekosistem hal, dimana dengan adanya

bank syariah dengan skala yang besar akan dapat menjadi pilar penting dalam

mensukseskan integrasi keungan syariah di Indonesia.

B. Akibat Hukum Merger Pada Bank Syariah BUMN

Setiap perbuatan hukum yang dilakukan oleh subjek hukum akan

menimbulkan konsekuensi hukum tertentu. Perbuatan Merger, konsolidasi

ataupun Akuisisi pada perusahaan mempunyai akibat hukum pada perusahaan

dan pihak-pihak yang bersangkutan. Merger bank berdampak sangat signifikan

terhadap beberapa elemen.

Dalam penggabungan perusahaan perlu diperhatikan beberapa hal yang

menjadi syarat agar sebuah perusahaan dapat merger dengan perusahaan lain.

Syarat tersebut tercantum dalam pasal 126 ayat 1 Undang-Undang Perseroan

58 Rancangan penggabungan, op cit, hal 2. 59 ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 58: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

48

Terbatas yakni perbuatan hukum penggabungan wajib memperhatikan

kepentingan :60

1. Perseroan, pemegang saham minoritas, karyawan perseroan;

2. Kreditor dan mitra usaha lainnyya dari perseroan; dan

3. Masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha.

Dalam penjelasan pasal tersebut menegaskan bahwa penggabungan tidak

dapat dilakukan apabila akan merugikan kepentingan pihak-pihak tertentu dan

dalam penggabungan harus juga dicegah terjadinya monopoli dalam berbagai

bentuk yang dapat merugikan masyarakat. Syarat lain dalam penggabungan

perusahaan khususnya perseroan terbatas ialah, bagi yang akan melakukan

penggabungan harus memperoleh persetujuan dari instasi terlebih terkait terlebih

dahulu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, hal tersebut tercantum

dalam pasal 123 ayat 3 Undang-Undang Perseroan Terbatas.

Akibat hukum perbuatan merger Perseroan Terbatas terhadap perusahaan

yang menggabungkan diri diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas. Dalam pasal 122 secara tegas menentukan bahwa

dalam hal menggabungkan perseroan, maka perseroan yang menggabungkan diri

berakhir karena hukum serta aktiva dan pasiva dari perseroan yang

menggabungkan diri beralih pada perseroan hasil merger karena hukum.61

60 Pasal 126 Undang-Undang Tentang Perseroan Terbatas 61 Pasal 122 Undang-Undang Tentang Perseroan Terbatas

Universitas Sumatera Utara

Page 59: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

49

Berakhirnya perseroan tersebut dilakukan tanpa likuidasi terlebih dahulu yang

mana diatur dalam pasal 123 UUPT.62

Dalam Peraturan Pemerintah No.28 tahun 1999 tentang Merger,

Konsolidasi dan Akuisisi Bank Pasal 2 mengatur akibat merger bank yaitu:63

a. Pemegang saham bank yang melakukan merger menjadi pemegang

saham bank hasil merger.

b. Aktiva dan pasiva bank (seluruh hak dan kewajiban yang tercatat, baik

dalam neraca maupun rekening administarasi) yang melakukan merger

beralih karena hukum kepada bank hasil merger.

Penggabungan perseroan berdampak juga pada struktur dari perseroan

tersebut baik organ perusahaan yakni Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi

Komisaris dan pekerja dalam sebuah perseroan yang menerima penggabungan.

Ketentuan pasal 6 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1999,

menyatakan meskipun adanya akibat pada pemegang saham , dengan adanya

merger ini tidak mengurangi hak pemegang saham minoritas untuk menjual

sahamnya dengan harga yang wajar.64

Penggabungan bank yang dilakukan BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah

dan BNI Syariah mempunyai akibat hukum yang mana dampak dari Undang-

Undang dan Peraturan yang berlaku saat ini.

62 Pasal 123 Undang-Undang Tentang Perseroan Terbatas 63 Pasal 2 Peraturan Pemerintah tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank 64 Pasal 6 ayat (1) Peraturan Pemerintah tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank

Universitas Sumatera Utara

Page 60: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

50

Nama bank yang menerima penggabungan ialah PT Bank BRI Syariah

Tbk, pada tanggal efektif penggabungan, bank yang menerima penggabungan

melakukan perubahan nama menjadi Bank Syariah Indonesia.

Sesuai dengan pasal 122 Undang-Undang Perseroan Terbatas, Peraturan

Pemerintah Nomor 28 tahun 1999 tentang Merger, Konsolidasi dan Likuidasi

serta Peraturan OJK No.74 tahun 2016 tentang Penggabungan Usaha atau

Peleburan Usaha Perusahaan Terbuka, sebagai akibat dari penggabungan Bank

Syariah Mandiri dan BNI Syariah akan berakhir demi hukumnya pada tanggal

efektif penggabungan, tanpa dilakukannya likuidasi sebelumnya, dan karenanya:65

a. Seluruh aktiva dan pasiva Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah

demi hukum kepada BRI Syariah, sebagai yang menerima

penggabungan, dan

b. Pemegang saham Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah kerena

hukum menjadi pemegang saham bank yang menerima penggabungan

secara hukum.

65 Peraturan OJK No.74 tahun 2016 tentang Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha

Perusahaan Terbuka

Universitas Sumatera Utara

Page 61: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

51

Berikut merupakan struktur pemegang saham bank penerima

penggabungan setelah tanggal efektif penggabungan :

Keterangan Nilai Nominal Rp.500

Per Saham

Jumlah Saham

(Lembar)

Nilai Nominal (RUPIAH) %

Modal Dasar 80.000.000.000 40.000.000.000.000 -

1. PT Bank Mandiri (Persero)

Tbk

20.905.219.378 10.452.609.689.000 51,2

2. PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk

10.220.230.418 5.110.115.209.000 25,0

3. PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk

7.092.762.655 3.546.380.827.500 17,4

4. DPLK BRI-Saham Syariah 828.946.000 414.473.000.000 2,0

5. PT BNI Life Insurance 5.250.415 2.625.207.500 0,0

6. PT Mandiri Sekuritas 34 17.000 0,0

7. Masyarakat 1.794.405.843 897.202.921.500 4,4

Modal Ditempatkan dan Disetor 40.846.813.743 20.423.406.871.500 100,00

Saham Dalam Portepel 39.153.186.257 19.576.593.128.500 -

Sumber : Ringkasan Rancangan penggabungan BRI Syariah, Bank Syariah

Mandiri dan BNI Syariah

Dalam penggabungan perusahaan bank yang dilakukan BRI Syariah, Bank

Syariah Mandiri dan BNI Syariah meminta pendapat konsultan hukum untuk

mengetahui pandangan ahli hukum pada penggabungan perusahaan tersebut.

Kantor konsultan hukum Hadiputra, Hadinoto & Patners ditunjuk berdasarkan

Universitas Sumatera Utara

Page 62: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

52

Surat Penunjukan No.S.B.109-MDO/10-2020 tanggal 16 Oktober 2020,

No.22/1030-3/DIRCAT tanggal 16 Oktober 2020, dan No. BNISy/DIR/695

tanggal 15 Oktober 2020 sebagai konsultan hukum bank peserta penggabungan

mengenai aspek hukum sehubung dengan penggabungan bank.

Menurut konsultan hukum Hadiputranto, Hadinoto & Patners menyatakan

pendapat dari segi hukum sebagai akibat dari penggabungan Bank Syariah

Indonesia yakni :66

1. Dengan dilakukannya penggabungan bank ini, maka Bank Mandiri akan

menjadi pengendali atas BRI syariah sebagai bank yang menerima

penggabungan, sementara Pemerintah Republik Indonesia secara tidak

langsung tetap menjadi pengendali BRI Syariah sebagai bank yang menerima

penggabungan. Dengan demikian, penggabungan ini menyebabkan perubahan

pengendalian secara tidak langsung tetapi tidak menyebabkan terjadinya

perubahan pengendalian secara tidak langsung.

Berdasarkan Peraturan OJK No.9/PJOK.04/2018 tetntang Pengambilalihan

Perusahaan Terbuk, perubahan pengendalian terjadi karena penggabungan

usaha dikecualikan dari ketentuan pelaksanaan pengumuman

pengambilalihan dan penawaran tender wajib.

2. Transaksi penggabungan merupakan transaksi afilasi sebagaimana dimaksud

dalam Peraturan OJK No.42/PJOK.04/2020 tentang Transaksi Benturan

Kepentingan. Hal ini mengingat transaksi dilakukan oleh BRI Syariah dengan

Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah yang merupaka perusahaan yang

66 Rancangan penggabungan, op cit, hal.3

Universitas Sumatera Utara

Page 63: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

53

dikendalikan pihak yang sama (baik secara langsung atau tidak langsung)

yaitu Pemerintah Republik Indonesia (masing-masing melalui BRI, Bank

Mandiri, dan BNI).

Untuk melakukan penggabungan tersebut BRI Syariah telah memperoleh

pendapat kewajaran dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sewendho

Rinaldy & Rekan selaku penilai independen sebagimana dinyatakan dalam

laporan pendapat kewajaran No.00373/2.005902/BS/07/0242/1/X/2020

tanggal 12 Oktober 2020, yang berpendapat bahwa penggabungan adalah

wajar.

3. Penggabungan hanya dapat dilaksanakan setelah persyaratan-persyaratan ini

terpenuhi :

a. Diajukan pernyataan penggabungan usaha kepada OJK sebagai pengawas

pasar modal yang berisi Rancangan Penggabungan beserta dokumen

pendukung sebagimana dipersyaratkan dalam Peraturan OJK

No.74/PJOK.04/2016 tentang Penggabungan atau Peleburan usaha

Perusahaan Terbuka dan diperolehnya pernyataab efektif dari OJK

sehubungan dengan pernyataan penggabungan usaha yang diajukan oleh

BRI Syariah

b. Diumumkan ringkasan Rancangan Penggabungan dalam satu surat kabar

garian yang berperedaran nasional dan situs web BRI Syariah, Bank

Syariah Mandiri dan BNI Syariah.

Universitas Sumatera Utara

Page 64: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

54

c. Diumumkannnya rencana penggabungan secara tertulis kepada

karyawaan BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah dan BNI Syariah yang

dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2020

d. Diperolehnya persetujuan atau tidak adanya keberatan dari kreditur dari

masing-masing BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah dan BNI Syariah dan

atau telah dilakukannya tindakan sebagaimana diisyaratkanb dalam

perjanjian-perjanjian dimana masing-masing BRI Syariah, Bank Mandiri

Syariah dan BNI Syariah merupakan pihak

e. Diperolehnya persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham BRI

Syariah, Bank Syariah Mandir dan BNI Syariah

f. Diperolehnya persetujuan-persetujuan yang diperlukan untuk melakukan

penggabungan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar masing-masing

BRI, Bank Mandiri, dan BNI, termasuk namun tidak terbatas untuk

memperoleh persetujuan dari dewan komisaris masing-masing BRI, Bank

Mandiri dan BNI

g. Diperolehnya izin penggabungan dari OJK (Direkrorat Pengaturan dan

Perizinan Perbankan Syariah) termasuk diperolehnya persetujuan penilian

kemampuan dan kepatutan atas pemegang saham pengendali, anggota

direksi dan anggota dewan komisaris, serta hasil wawancara anggota

dewan pengawas syariha BRI Syariah sebagai bank yang menerima

penggabungan

h. Ditandatanganinya Akta Penggabungan Oleh BRI Syariah, Bank Mandiri

Syariah dan BNI Syariah

Universitas Sumatera Utara

Page 65: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

55

i. Diperolehnya bukti persetujuan dan pemberitahuan dari Menkumham ata

perubahan anggaran dasar BRI Syariah sebagai bank yang menerima

penggabungan.

4. Sehubungan dengan penggabungan BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah

dan BNI Syariah secara bersama-sama telah mempersiapkan rancangan

penggabungan sebagaimana disyaratkan oleh Undang-Undang No.40

Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas , Peraturan Pemerintah No.28

Tahun 1999 tentang Merger, Konsolidasi dan Akusisi Bank, PJOK No.74

Tahun 2016 Peraturan No.41 Tahun 2019 Tentang Penggabungan,

Peleburan, Pengambilalihan, Integrasi dan Konversi Bank Umum.

Rancangan penggabungan yang dilakukan secara bersama-sama direksi

bank yang melakukan penggabungan tersebut telah mendapatkan

persetujuan dari masing-masing dewan komisaris bank yang bersangkutan

pada tannggal 20 Oktober 2020.

5. Penggabungan memerlukan perubahan anggaran dasar dari BRI Syariah

sebagai bank yang menerima penggabungan yaitu sehubungan dengan

peningkatan modal dasar dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor.

Perubahaan anggaran dasar tersebut akan berlaku sejak tanggal

persetujuan dan pemberitahuan penerimaan dari Menkumham atas

perubahaan anggaran dasar sehubungan dengan peningkatan modal dasar

serta peningkatan modal ditempatkan disetor.

6. Sebagaimana diungkapakan dalam Rancangan Penggabungan, dalam

mempersiapkan penggabungan direksi dari BRI Syariah, Bank Mandiri

Universitas Sumatera Utara

Page 66: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

56

Syariah dan BNI Syariah secara bersama-sama telah melakukan

penjajakan kelayakan dengan memperhatikan kepentingan BRI Syariah,

Bank Mandiri Syariah dan BNI Syariah, Masyarakat, dan persaingan sehat

dalam melakukan usaha, serta menjamin tetap terpenuhi hak-hak

pemegang saham minoritas dan karyawan.

7. BRI Syariah telah menunjuk kantor jasa penilia publik Suwendho, Rinaldy

dan Rekan sebagai independen yang menganalisa kewajaran nilai saham

BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah telah menunjuk kantor jasa penilai

publik Kusnanto & Rekan sebagai pihak independen yang menganalisa

kewajaran nilai saham Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah telah

menunjuk kantor jasa penilai publik Iwan Bachron dan Rekan sebagai

pihak independen yang menganalisa kewajaran nilai saham BNI Syariah.

8. Para pemegang saham yang tidak menyetujui rencana penggabungan

dalam Rapat Umum Penggabungan Saham BRI Syariah, berhak untuk

meminta agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar sesuai dengan

ketentuan pasal 15 PJOK No.41 Tahun 2019 dan pasal 126 Jo Pasal 62

UUPT.

Pembelian atas saham-saham yang dimiliki oleh para pemegang saham

BRI Syariah dalam rangka penggabungan oleh BRI dan/atau pihak lain

yang akan ditunjuk oleh BRI (apabila merupakan suatu bank) termasuk

sebagai penyertaan modal sebagai mana dimaksud dalam peraturan OJK

No.36 /PJOK.03/2017 tentang Prinsip Kehati-hatian dalam kegiatan

penyertaan modal, yang mana wajib untu disetujui oleh OJK.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

57

9. Sebagaimana hasil dari penggabungan, apabila terdapat penggabungan,

apabila tenaga kerja BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah

yang tidak bersedia melanjutkan hubungan dengan ketenagakerjaanya

pada BRI Syariah sebagai bank yang menerima penggabungan maka akan

berlaku kententuan di bidang ketenagakerjaan yang berlaku.

10. Penegasan atas pengalihan seluruh hak dan kewajiban dari Bank Syariah

Mandiri dan BNI Syariah kepada BRI Syariah dan penerimaan atas

pengalihan hak dan kewajiban tersebut oleh BRI Syariah akan dinyatakan

di dalam Akta Penggabungan. Akta Penggabungan tersebut akan

ditandatangani setelah rencana penggabungan telah disetujui oleh masing-

masing pemegang sagam BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah dan BNI

Syariah.

Pelaksanaan merger mempunyai dua dampak yaitu dampak positif dan

dampak negatif. Dampak positif akan di kategorikan sebagai suatu keuntungan

dalam penggabungan, sedangkan dampak negatif dipandang sebaliknya menjadi

sebuah kekurangan.

Adapun dampak positif atau keuntungan yang diperoleh dari adanya

penggabungan bank tersebut diantaranya :67

1. Bertambahnya aset dan meningkatnya kekuatan keuangan bank khususnya

dari segi permodalan hasil merger termasuk dari sisi lukuiditas, sehingga

bank memiliki kemampuan finansial yang cukup untuk meningkatkan

67 Yudha Ramelan dan Dwinanto Prakoso, Peranan Lembaga Merger Sebagai Instrumen Resolusi Bank (Konsep dan Implikasinya Pada Bank Dalam Penyelamatan), Jurnal Bina Mulia Hukum, (Volume:4 No.2 tahun 2020), hal.333

Universitas Sumatera Utara

Page 68: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

58

skala usahanya serta mampu melakukan ekspansi usaha dengan

kemampuan daya saing yang lebih baik;

2. Terjadinya transfer knowladge, perbaikan manajemen, dan peningkatan

dukungan teknologi terhadap suatu perusahaan yang memiliki kinerja

buruk dan terbatasnya kemampuan teknologi, sehingga penutupan

perusahaan dapat dihindarkan;

3. Pembentukan image yang lebih baik dan memunculkan harapan baru

terutama terhadap perusahaan yang sebelumnya memiliki rekam jejak

yang kurang baik.

4. Peningkatan efisensi bank karena bank dapat saling bertukar best practice

atau prosedur yang kurang efiseien dilihat dari learning effect yang

memiliki potensi peningkatan besar sehingga dapat mengurai biaya

operasional.68

Adapun dampak negatif dari penggabungan perusahaan atau kekurangan

dari penggabungan tersebut diantaranya :69

1. Timbulnya friksi internal yang disebabkan oleh adanya kegagalan dalam

proses penyatuan visi, budaya kerja maupun tujuan yang ingin dicapai,

terutama jika proses penggabungan tersebut dilakukan secara paksa

dilakukan;

68 Hanif Pradipta dan Bryan Zaharias, Penafasiran Dampak Merger dan Akuisisi

Terhadap Efisiensi Perbankan, Analisis Sebelum dan Setelah Merger dan Akuisisi, Jurnal

Ekonomi dan Pembangunan, (Volume:24, No.2 tahun 2016), hal.94 69 ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 69: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

59

2. Harga jual saham perusahaan akan terdepresiasi di bawah harga pasar

yang wajar sebagai akibat dari terjadinya kemelut masalah keuangan yang

tidak segera dapat diselesaikan;

3. Terbukanya kemungkinan terjadinya pengurangan jumlah pengurus

maupun pegawai sebagai akibat revitalisasi organisasi yang memunculkan

kebijakan pemutusan hubungan kerja;

4. Perpindahan nasabah dikarenakan nasabah lebih menyukai untuk

mengadakan bisnis dengan pemilik bank lokal;

5. Dibutuhakan waktu yang cukup panjang dan relatif tidak singkat untuk

memperkenalkan perusahaan baru (new branding/new image) kepada

publik dan industri.

Universitas Sumatera Utara

Page 70: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

BAB IV

AKIBAT HUKUM MERGER BANK BUMN (BANK BRI SYARIAH TBK,

BANK SYARIAH MANDIRI, BNI SYARIAH) TERHADAP PEMEGANG

SAHAM MINORITAS DAN INVESTOR

A. Akibat Hukum Merger Bank Syariah BUMN

1. Akibat Hukum Merger Bank Syariah BUMN Terhadap Pemegang Saham

Minoritas dan Para Investor

Peraturan pemerintah No.28 Tahun 1999 tentang Merger, Konsolidasi dan

Akuisisi Bank Pasal 5 menyatakan bahwa di dalam pelaksanaan merger harus

memperhatikan kepentingan dari semua pihak yaitu kepentingan bank,

kepentingan kreditur, kepentingan pemegang saham minoritas dan karyawan

bank, juga kepentingan rakyat dan persaingan usaha yang sehat.70

Merger perseroan terbatas menimbulkan dampak bagi pemegang saham,

yang mana diatur dalam pasal 122 ayat (3) huruf b Undang-Undang No.40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas, yang berbunyi Pemegang saham perseroan yang

menggabungkan diri karena hukum menjadi pemegang saham perseroan yang

menerima penggabungan.71 Dan dalam Pasal 6 Peraturan OJK No.41 Tahun 2019

tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, Integrasi, dan Konversi Bank

Umum, mengatur bahwa bank dalam penggabungan harus menjamin terpenuhinya

hak pemegang saham sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

70 Pasal 5 Peraturan Pemerintah tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank 71 Pasal 122 ayat 3 Undang-Undang Perseroan Terbatas

60

Universitas Sumatera Utara

Page 71: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

61

Penggabungan yang dilakukan bank syariah BUMN yakni BRI Syariah,

Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah memberikan akibat hukum kepada

pemegang saham secara khusus pemegang saham minoritas dan investor.

Kepentingan pemegang saham bank perlu diperhatikan dalam pengambil

keputusan merger. Perlindungan terhadap pemegang saham, terutama pemegang

saham minoritas dan investor sangat penting dalam hukum merger, di samping

perlindungan pihak-pihak lainnya seperti nasabah perusahaan.72 Perlindungan

kepada pemegang saham minoritas dan investor tersebut dapat berupa :73

a. Keharusan keterbukaan.

b. Keharusan pemberlakuan asas super majority untuk RUPS yang

menyetujui merger.

c. Hak pemegang saham minoritas untuk menjual sahamnya dengan harga

yang layak.

d. RUPS pemegang saham independen jika terjadi benturan kepentingan,

misalnya terhadap merger dalam satu grup bank.

e. Jika dengan merger terjadi penyertaan oleh bank terbuka, maka saham dan

aset bank target harus diaudit dan nilai secara profesional oleh penilai

independen.

f. Tindakan merger harsu diumumkan kepada publik.

72 Dani Amran Hakim, Perlindungan Hukum Terhadap Kepentingan Para Pihak di

Dalam Merger Bank, Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum (Volume : 9. No.3 tahun 2015), hal.403 73 Madeyossy Pratiwi, Merger Bank CIMB Niaga Dengan Bank Lippo Singel Presence

Policy di Indonesia, (Fakultas Hukum Univeristas Indonesia, Skripsi, tahun 2008), hal.84

Universitas Sumatera Utara

Page 72: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

62

Apabila pemegang saham minoritas tidak setuju dengan merger, namun

RUPS dengan suara mayoritas telah memutuskan untuk melakukan merger, maka

pihak yang kalah suara oleh hukum diberikan suatu hak khusus yang disebut

dengan appraisal remedy atau appraisal right. Pasal 62 dan Pasal 126 Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, menjamin appraisal

remedy atau appraisal rights dari pemegang saham perseroan yang akan

mengambil alih.

Appraisal remedy atau appraisal rights adalah hak dari pemegang saham

minoritas yang tidak setuju terhadap merger (tetapi dia kalah suara) atau terhadap

tindakan-tindakan perusahaan lainnya, untuk menjual saham yang dipegang itu

kepada perusahaan yang bersangkutan, dimana pihak-pihak perusahaan yang

mengisukan saham tersebut wajib membeli kembali saham-sahamnya dengan

harga yang pantas.

Pelaksanaan appraisal rights ini merupakan salah satu keistimewan yang

diberikan oleh hukum kepada transaksi merger ini. keistimewaan yang lain adalah

penerapan prinsip yang disebut dengan super majority dan Silent Majority. Prinsip

super majority atau absolute majority berarti bahwa untuk dapat menyetujui

merger, yang diperlukan bukan hanya simple majority (lebih dari 50%) pemegang

saham yang harus menyetujuinya, tetapi lebih dari itu.74 Sedangkan prinsip silent

majority mengatur bahwa pemegang ssaham minoritas diiwajibkan untuk abstain

dalam voting. Prinsip ini menggunakan sistem pemilihan berlapis yang mana

pemilihan dioperasikan dengan cara pelaksanaan dua kali voting. Pada voting

74 Adrian Sutedi, Op.Cit.,hal.118

Universitas Sumatera Utara

Page 73: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

63

pertama hanya pemegang saham yang tidak berbenturan kepentingan/ pemegang

saham minoritas yang boleh melakukan voting. Sementara pemegang saham yang

berbenturan kepentingan/pemegang saham mayoritas hanya boleh meneruskan

rapat jika keputusan pemegang saham tidak berbenturan kepentingan/pemegang

saham minortas menerima usulan yang bersangkutan yaitu usulan untuk

melakukan transaksi yang berbenturan kepentingan.

Apabila appraisal remedy atau appraisal rights dari pemegang saham

akan menimbulkan sengketa, maka tidak mustahil akan ada berupa proses litigasi

atau gugatan di pengadilan sebagaimana diatur pada Pasal 61 UUPT. Yang mana

ayat (1) berisi bahwa setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan

terhadap perseroan ke Pengadilan Negeri apabila dirugikan karena tindakan

perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan akibat keputusan RUPS,

Direksi, dan/atau Komisari. Sengketa bisa timbul terutama apabila jika merger

saham tersebut merupakan tindakan Bank Indonesia untuk menyelematakan bank

yang bermasalah. Sebab, perlu diperhatikan bahwa yang dikenai oleh Bank

Indonesia ialah “bank-nya” sebagai business entity, dan bukan para pemegang

sahamnya sebagai pribadi.75 Berikut beberapa teori yang mendukung

pemberlakukan appraisal right yaitu :76

a. Teori Maksud Tak Sampai (defeated expetations)

Teori ini mengajarkan bahwa jika seseorang memiliki saham pada suatu

bank yang bergerak di bidang tertentu, tidaklah dapat dipaksakan dia untuk

75 Ibid 76 Adrian Sutedi, Op.cit, hal.120

Universitas Sumatera Utara

Page 74: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

64

memiliki saham pada bank tersebut yang sudah berbeda sebagai akibat

merger, walaupun ia hanya pemegang saham minoritas. Oleh karena itu

lebih baik ia keluar menjual sahamnya dan mencari bank lain yang kebih

dia senangi.

b. Teori Locus Poenitantiae

Teori ini mengajarkan bahwa dengan adanya appraisal rights berarti

kepada pihak manajemen yang melakukan yang melakukan deal merger

akan bersikap ekstra hati-hati segingga terdorong untuk tidak melakukan

merger yang merugikan pemegang saham maupun bank. Jadi

pemberlakuan hukum appraisal rights ini merupakan sarana pengecekan

tetapi juga tidak terlalu mencampuri urusan manajemen.

c. Teori Compensation (kompensasi)

Teori ini mengajarkan bahwa tetap ada kemungkinan adanya pemegang

saham yang dirugikan karena adanya pelaksanan merger tersebut. Oleh

sebab itu, pemberlakuan appraisal rights bagi pemegang saham yang

dirugikan tersebut, yakni dengan adanya kembali saham-saham dari pihak

yang tidak menyetujui merger dapat merupakan surat kompensasi yang

adil atas kerugian tersebut.

Seperti yang telah disebutkan apabila pemegang saham minoritas ingin

melaksanakan appraisal rights, maka sahamnya akan dijual kembali kepada bank

dengan harga yang pantas hal ini tercantum dalam pasal 62 ayat (1) UUPT.

Dalam pelaksanaan merger Bank Syariah Indonesia setiap pemegang

saham minoritas dari BRI Syariah yang tidak setuju terhadap keputusan Rapat

Universitas Sumatera Utara

Page 75: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

65

Umum Pemegang Saham terkait penggabungan akan diberikan untuk meminta

saham-sahamnya diberi oleh BRI dan/atau pihak lain yang akan ditunjuk oleh BRI

dengan harga Rp781,29 (tujuh ratus delapan puluh satu koma dua sembila

Rupiah) per sagam BRI Syariah yang merupakan nilai pasar wajar sebagaimana

kantor Jasa Penilai Publik Suwendho Rinaldy dan Rekan.77

BRI dan/atau pihak lain yang akan ditunjuk oleh BRI akan bertindak

sebagai pembeli saham dari pemegang saham minoritas BRI Syariah yang tidak

menyetujui keputusan Rapat Umum Pemegang Saham terkait penggabungan

berdasarkan perjanjian kesanggupan pembelian saham. Pemenuhan kewajiban

sebagai pembeli saham dari pemegang saham minoritas BRI Syariah ini bergantu

pada ijin yang diberikan dari regulator dan/atau badan pemerintah terkait yang

diajukan oleh BRI.78

Dalam rancangan penggabungan , para pemegang saham minoritas dari

BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri, yaitu PT.BNI Life Insurance dan

PT.Mandiri Sekuritas tidak memiliki rencana untuk menjual saham yang

dimilikinya dalam rangka proses penggabungan bank sebagai mana tercantum

pada surat pernyataan dari PT.BNI Life Insurance tertanggal 12 November 2020

dan surat pernyataan dari PT.Mandiri Sekuritas tertanggal 7 Desember 2020.

2. Akibat Hukum Merger Bank Syariah Terhadap Nasabah Bank

Kepentingan bank dalam pelaksanaan merger dilakukan dalam rangka

pengembangan pelayanan bank, meningkatkan kesehatan dan permodalan bank.

77 Rancangan penggabungan, op cit, hal.3 78 Ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 76: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

66

Pengembangan pelayanan bank yang dalam hal ini ialah penggabungan usaha

bank tidak lepas pada kepentingan nasabah bank.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 1 ayat 16

memberikan pengertian nasabah ialah pihak yang menggunakan jasa bank.61

Sedangkan Pasal 17 Undang-Undang Perbankan memberikan arti nasabah

penyimpanan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk

simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.79

Merger bank syariah BUMN dilaksanakan karena mempunyai alasan

meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang melampaui

harapan nasabah. Bank hasil penggabungan menargetkan nasabah kelas menengah

keatas dengan berbagai produk baru yang dapat dihasilkan khususnya dengan

adanya perpaduan teknologi dari bank peserta penggabungan serta pemilihan

produk-produk terbaik. Pemilihan produk terbaik dari masing-masing bank

peserta penggabungan juga tentunya akan menciptakan rangkaian produk dengan

hasil yang terbaik serta resiko yang peling kecil. Hal ini diyakini akan

menciptakan suatu bank yang memiliki kemampuan untuk memberikan dengan

strategi-strategi yang selama ini dianggap berhasil oleh bank.

Dalam melakukan merger suatu bank, wajib dihindarkan timbulnya

kekuatan ekonomi pada suatu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan

rakyat. Demikian pula merger yang dilakukan, tidak boleh merugikan kepentingan

79 Pasal 17 Undang-Undang tentang Perbankan

Universitas Sumatera Utara

Page 77: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

67

para nasabah.80 Hal tersebut diatur dalam pasal 126 ayat (1) Undang-Undang

Perseroan Terbatas yang mana berisi bahwa penggabungan tidak dapat dilakukan

apabila merugikan kepentingan pihak-pihak tertentu, yang mana salah satu pihak

tersebut ialah nasabah bank.

Kepetingan nasabah penyimpanan dana dari suatu bank yang akan

mengambil alih, besar kemungkin akan menghadapi bahaya dalam hal banknya

melakukan merger dengan bank lain. Sering merger tidak menghasilkan apa yang

diharapkan sehingga menimbulkan kesulitan pada bank yang mengambil alih.

Implementasi merger yang tidak baik, akan menyebabkan kelangsungan hidup

dari bank yang mengambil alih setelah melakukan merger menjadi terseok-seok.

Maka, dari itu kepentingan nasabah dari bank menjadi sasaran merger yang perlu

diperhatikan sebagaimana hal tersebut diharuskan pada pasal 126 ayat (1).

Perlindungan hukum terhadap nasabah Marulak Pardede mengungkapkan

bahwa dalam sistem perbankan Indonesia, mengenai perlindungan terhadap

nasabah penyimpanan dana dapat dilakukan melalui du acara yaitu :81

a. Perlindungan secara implisit (implicit deposit protection)

Yaitu perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan bank

yang efektif yang dapat menghidarkan terjadinya kebangkrutan bank.

perlindungan yang diperoleh melalui peraturan perundang-undangan di

bidang perbankan, perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan

80 Penjelasan pasal 28 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 jo.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan 81 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana Media Group,

2008), hal.133

Universitas Sumatera Utara

Page 78: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

68

pembinaan yang efektif yang dilakukan oleh Bank Indonesia, upaya

menjaga kelangsungan usaha bank sebagai sebuah lembaga pada

khususnya dan perlindungan terhadap sistem perbankan pada umumnya,

memelihara tingkat kesehatan bank, melakukan usaha sesuai dengan

prinsip kehati-hatian, cara pemberian kredit yang tidak merugikan bank

dan kepentingan nasabah serta menyediakan informasi risiko pada

nasabah.

b. Perlindungan secara eksplisit (explicit deposit protection)

Yaitu perlindungan melalui pembentukan suatu lembaga yang menjamin

simpanan masyarakat, sehingga apabila bank mengalami kegagalan,

lembaga tersebut akan mengganti dana masyarakat yang disimpanan pada

bank yang gagal tersebut.

Selain perlindungan pada nasabah, karyawan merupakan salah satu pihak

yang perlu dilindungi apabila terjadi merger di suatu bank atau perseroan.

Karyawan merupakan salah satu pihak yang lemah dalam suatu pelaksanaan

penggabungan bank. Biasanya karyawan yang memiliki jabatan dan deskripsi

kerja sama dalam bank yang akan melakukan merger memiliki potensi untuk

diciutkan karenanya akan terjadi pemutusan hubungan pemutusan hubugan kerja

terhadap karyawaan yang tidak terpilih untuk menjabat yang sama dalam bank

hasil merger. 82

82 Cornelis Simanjuntak, Hukum Merger Perseroan Terbatas, (Bandung: PT Citra Aditya

Bakti, 2004), hal.131

Universitas Sumatera Utara

Page 79: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

69

Oleh sebab itu, di upayakan untuk melakukan negosiasi apabila ada

karyawan yang tidak ingin pidah ke bank hasil penggabungan dan mengajukan

kesediaan mengundurkan diri dengan imbalan atau pesangon dari bank yang

mengambil alih. Beberapa hal yang harus diperhatikan para karyawan sehubungan

dengan dilaksanakannya merger adalah :83

a. Prinsip-prinsip hukum mengenai kebijaksanaan kesejahteraan sosial yang

akan diterapkan setelah merger.

b. Waktu yang pantas untuk berkonsultasi dengan organisasi pekerja.

c. Cara dan saat untuk menginformasikan merger pada karyawan.

d. Cara-cara untuk mencegah atau setidak-tidaknya mengelinir kemungkinan

kerugian material kepada pihak karyawaan, termasuk berikan kompensasi

yang bersifat material.

e. Aktivitas khusus dari organisasi karyawan (serikat pekerja) dalam bank.

f. Suatu garansi terhadap keamanan dan ketersedian pekerjan setelah merger.

Merger bank yang dilakukan BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, BNI

Syariah berkomitmen bahwa harmonisasi tersebut secara keseluruhan tidak akan

berakibat pada penurunan upah dan manfaat bank hasil penggabungan.

Berdasarkan rancangan hasil penggabungan karyawan BNI Syariah dan Bank

Mandiri Syariah yang bergabung dengan bank hasil penggabungan, masa kerjanya

akan dilanjutkan di bank hasil penggabungan.

Seluruh hak karyawan dari BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri

sebagai bank yang menggabungkan diri akan tetap dihargai oleh bank hasil

83 Munir Fuady, Hukum Tentang Merger, op.cit, hal.128

Universitas Sumatera Utara

Page 80: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

70

penggabungan sesuai ketentuan peraturan perudang-undangan yang berlaku. Hak-

hak karyawan yang tidak bersedia melanjutkan masa kerjanya sebagai akibat dari

penggabungan yang akan diberikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, antara lain Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan jo. dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta

Kerja.

B. Pembagian Kewenangan Setelah Penggabungan

Merger dimaksudkan untuk mengarahkan perusahaan beroperasi secara

efisien. Dalam melakukan merger kedua perusahaan atau lebih melakukan

harmonisasi dari perusahaan melalui pembagian tugas dan wewenang haruslah

memandang kepentingan-kepentingan para pihak, baik para pemegang saham,

karyawan, kreditur dan pihak-pihak lain yang terkait.

Berdasarkan Pasal 122 ayat (3) Undang-Undang Perseroan Terbatas yang

mana berbunyi :

1. Aktiva dan pasiva perseroan yang menggabungkan atau meleburkan diri

beralih karena hukum kepada perseroan yang menerima penggabungan

atau perseroan hasil pelerburan

2. Pemegang saham perseroan yang menggabungkan atau meleburkan diri

karena hukum menjadi pemegang saham perseroan yang menerima

penggabungan atau perseroan hasil peleburan; dan

3. Perseroan yang menggabungkan atau meleburkan diri berakhir karena

hukum terhitung sejak tanggal penggabungan atau peleburan mulai

berlaku.

Universitas Sumatera Utara

Page 81: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

71

Dan Pasal 9 Peraturan OJK No.41 Tahun 2019 tentang Penggabungan,

Peleburan, Pengambilalihan, Integrasi, dan Konversi Bank Umum yakni berisi :84

Rancangan penggabungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 paling sedikit

memuat informasi :

a. Keterangan mengenai masing-masing bank yang akan melakukan

penggabungan:

1. Nama, tempat kedudukan, jaringan kantor, kegiatan

usaha/produk/aktivitas, struktur permodalan dan pemegang saham,

serta susunan dan nama anggota direksi, dewan komisaris, dan

dewan pengawas Syariah bank;

2. Laporan mengenai keadaan, perkembangan, dan hasil yang dicapai

oleh setiap bank yang akan melakukan penggabungan; dan

3. Laporan keuangan dan informasi kinerja keuangan 3 (tiga) tahun

buku terakhir yang diaudit oleh akuntan publik dari setiap bank

yang akan melakukan penggabungan;

b. Keterangan mengenai rencana penggabungan:

1. Jadwal rencana dan perkiraan tanggal berlakunya penggabungan;

2. Alasan serta penjelasan dilakukan penggabungan dari masing-

masing bank yang akan melakukan penggabungan;

3. Rencana kelanjutan atau pengakhiran kegiatan usaha dari bank

yang akan melakukan penggabungan

84 Pasal 9 Peraturan OJK No.41 Tahun 2019 tentang Penggabungan, Peleburan,

Pengambilalihan, Integrasi, dan Konversi Bank Umum

Universitas Sumatera Utara

Page 82: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

72

4. Informasi tahun buku berjalan, paling sedkit memuat :

a) Laporan keuangan dan informasi kinerja keuangan periode

interim;

b) Perubahan kegiatan utama setiap bank yang akan melakukan

penggabungan jika, jika ada;

c) Rincian permasalahan yang timbul selama tahun buku berjalan

yang memengaruhi kegiatan bank yang akan melakukan

penggabungan, jika ada;

5. Tata cara penilaian dan konversi saham dari masing-masing bank

yang akan melakukan penggabungan terhadap saham bank hasil

penggabungan;

6. Cara penyelesaian hal dan kewajiban bank yang melakukan

penggabungan terhadap pihak ketiga;

7. Rencana tindak penyelesaian hak dan kewajiban dari kegiatan

usaha secara konvensional paling lambat 1 (satu) tahun untuk

penggabungan;

8. Cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap

penggabungan;

9. Cara penyelesaian status, hak, dan kewajiban anggota direksi,

dewan komisaris, dewan pengawas syariah dan karyawan bank

yang melakukan penggabungan;

10. Pendapat konsultan hukum mengenai aspek hukum dari

penggabungan;

Universitas Sumatera Utara

Page 83: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

73

11. Ringkasan laporan penilai independent mengenai pendapat

kewajaran atas penggabungan;

12. Benturan kepengtingan antara bank yang akan melakukan

penggabungan dan anggota direksi, dewan komisaris, atau dewan

pengawas Syariah, jika ada; dan

13. Hasil penilaian tenaga ahli mengenai aspek tertentu dari

penggabungan, jika diperlukan; dan

c. Keterangan mengenai bank hasil penggabungan:

1. Nama, tempat kedudukan, status jaringan kantor, kegiatan usaha/

produk/ aktivitas, struktur organisasi, struktur permodalan dan

pemegang saham, struktur organisasi, susunan anggota direksi,

dewan komisaris dan dewan pengawas Syariah serta teknologi

informasi dan sumber daya manusi;

2. Rencana perubahan nama dan logo;

3. Data keuangan proforma yang diperiksa oleh akuntan publik;

4. Proyeksi tingkat kesehatan bank selama 2 (dua) periode penilaian

dengan paling rendah Peringkat Komposit (PK-3) dan rencana

tindak yang akan memuat langkah perbaikan jika diproyeksikan

tingkat kesehatan bank selama 2 (dua) periode penilaian lebih

rendah dari Peringkat Komposit (PK-3);

5. Penjelasan mengenai manfaat serta resiko yang mungkin timbul

akibat penggabungan beserta mitigasi risiko;

Universitas Sumatera Utara

Page 84: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

74

6. Gaji, honorium, dan tujuan lain bagi anggota direksi, dewan

komisaris dan dewan pangawas Syariah:

7. Penegasan dari bank yang akan melakukan penggabungan bahwa

bank hasil penggabungan menerima segala hak dan kewajiban dari

bank yang akan melakukan penggabungan:

8. Rancangan perubahan anggaran dasar dari bank hasil

penggabungan akta pendirian bank baru; dan

9. Rencana bisnis.

Dalam pelaksanaan merger Bank Syariah Indonsia, bank yang menerima

penggabungan mengonfirmasikan menerima dan mengambil alih semua usaha,

pengoperasian, aktiva dan pasiva srta ekuitas Bank Syariah Mandiri dan BNI

Syariah sebagai akibat penggabungan. Berikut struktur organisasi bank yang

menerima penggabungan.

Sumber : Ringkasan Rancangan penggabungan BRI Syariah, Bank Syariah

Mandiri dan BNI Syariah

Universitas Sumatera Utara

Page 85: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

75

Berikut susunan pengurus Bank Syariah Indonesia yang merupakan hasil

merger yang telah mendapatkan penerimaan pemberitahuan Menkumham

No.AHU-AH.01.03-0395684 tanggal 7 Oktober 2020 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Mulya Effendi Siregar**

Komisaris Independen : Bangun Sarwito Kusmulyono

Komisaris Independen : Suyanto

Komisaris Independen : M. Arief Rosyid Hasan

Komisaris : M. Arifin Firdaus*

Komisaris : Masduki Baidlowi*

Direksi

Direksi Utama : Hery Gunardi*

Direktur : Kusman Yandi

Direktur : Ade Cahyo Nugroho

Direktur : Achmad Syafii

Direktur : Anton Sukarna

Direktur : Tiwul Widyastuti*

Dewan Pengawas Syariah

Ketua : H. Mohamad Hidayat

Anggota : H. Oni Sahroni

Anggota : Hj. Siti Ma’rifah*

Universitas Sumatera Utara

Page 86: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

76

* Pengangkatan berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa

Keuangan atas penilaian kemampuan dan kepatutan dan memenuhi peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

**Merangkap Komisaris Independen

Pelaksanaan merger bank Syariah merupakan langkah positif yang diambil

untuk menciptakan institusi keuangan local yang lebih besar dan kuat di

Indonesia. Pelaksanaan merger ini merupakan tahap tumbuh dan satu langkah

positif yang berarti layanan yang lebih baik bagi nasabah, pekerjaan yang lebih

baik bagi karyawan, nilai bank yang lebih baik bagi pemegang saham dan bank

yang lebih kuat untuk pengembangan perbankan Indonesia yang berkelanjutan.

Universitas Sumatera Utara

Page 87: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa :

1. Merger bank ialah penggabungan 2 (dua) bank atau lebih dengan cara

mendirikan bank baru dan membubarkan ban-bank tersebut tanpa

menlikuidasi terlebih dahulu. Pelaksanaan merger bank bertujuan membentuk

sinergi yang kuat antara dua bank atau lebih sehingga muncul bank yang

lebih besar dan kuat. Memperkuat modal dalam memenuhi rasio kecukupan

modal juga menjadi salah satu alasan dilakukan merger bank dilakukan. Bank

yang melakukan melakukan merger dapat memposisikan industri perbankan

baik nasional dan internasional untuk dapat menyesuaikan globalisasi. Dasar

hukum pelaksanan merger bank Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang

Perbankan dan Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1999 tentang Merger,

Konsolidasi dan Akuisis bank dan dasar hukum pelaksanaan merger

perseroan terbatas ialah Undang-Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1998 tentang

Penggabungan, Peleburan, dan Pengalihan Perseroan Terbatas

2. Penggabungan bank dilakukan kerena dua alasan yaitu alasan internal yaitu

untuk meningkatkan dan mengembangkan perusahaan dari dalam seperti

peningkatan kapasitas produksi, efisiensi biaya atau mencari pasar baru.

Sedangkan alasan eksternal ialah meningkatkan nilai perusahaan dengan

77

Universitas Sumatera Utara

Page 88: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

78

menggabungkan dua bank atau lebih. Penggabungan merger tersebut akan

berakibat pemegang saham bank yang melakukan merger menjadi pemegang

saham bank hasil merger dan aktiva pasiva bank (seluruh hak dan kewajiban

yang tercatat, baik dalam neraca maupun rekening administrasi yang

melakukan merger beralih karena hukum kepada bank hasil merger.

3. Pelaksanaan merger harus memperhatikan kepentingan dari semua pihak

yaitu kepentingan bank, kepentingan kreditur, kepentingan pemegang saham

minoritas dan karyawan bank, juga kepentingan rakyat dan persaingan usaha

yang sehat. Dalam pelaksanaan merger bank BUMN apabila pemegang

saham minoritas tidak setuju dengan merger, namun RUPS dengan suara

mayoritas telah memutuskan untuk melakukan merger, maka pihak yang

kalah suara oleh hukum diberikan suatu hak khusus yang disebut dengan

appraisal right. Dan dalam pelaksanaan merger Bank Syariah BUMN apabila

pemegang saham minoritas ingin melaksanakan appraisal rights, maka

sahamnya akan dijual kembali kepada bank dengan harga yang pantas hal ini

tercantum dalam pasal 62 ayat (1) UUPT. Demikian pula merger yang

dilakukan, tidak boleh merugikan kepentingan para nasabah. Merger kedua

perusahaan atau lebih melakukan harmonisasi dari perusahaan melalui

pembagian tugas dan wewenang haruslah memandang kepentingan-

kepentingan para pihak, baik para pemegang saham, karyawan, kreditur dan

pihak-pihak lain yang terkait.

Universitas Sumatera Utara

Page 89: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

79

B. Saran

1. Merger bank di Indonesia memiliki banyak pengaturan. Kepada pelaku usaha

diharapkan mengikuti kebijakan dari setiap pengaturan yang telah dibentuk

pemerintah agar dapat mengoptimalisasikan usaha perbankan.

2. Dalam rangka menciptakan perusahaan yang bersinergi kuat bank sebaiknya

memberitahukan tujuan dan alasan dilaksanakan merger bank Syariah kepada

para pihak-pihak yang terkait dan publik secara terbuka. Sehingga tidak ada

kepentingan para pihak yang dirugikan dalam pelaksanaan merger bank.

3. Pelaksanaan merger bank perlu memperhatikan perlindungan hukum

kepentingan para pemegang saham minoritas dan nasabah bank.

Diharapankan penyelesaian tanggung jawab akibat merger dapat diselasaikan

sesuai dengan peraturan-peraturan yang mengatur kepentingan para pihak

sehingga tidak ada pihak yang mengalami kerugian dan tidak menimbulkan

permasalahan dikemudia hari dan berhasil menjadi perusahaan hasil merger

yang kuat dan dapat bersaing secara global.

Universitas Sumatera Utara

Page 90: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Amiruddin dan Zainal Asikin. 2006. Pengantar Metode Penelitian Hukum.

Jakarta : Gratifi Press.

Antonio, Muhammad Syafi’I. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta :

Gema Insani.

Anshori, Abdul Ghafur. 2018. Perbankan Syariah di Indonesia, Edisi Revisi.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Arifin, Zainul. 2009. Dasar-Dasar Manjamen Bank Syariah, Tanggerang: Azkia

Asyadie, Zaeni. 2012. Hukum Bisnis; Prinsip dan Pelaksanaanya di Indonesia.

Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Beams, dan Floyd A. 2006. Akuntansi Lanjutan (Advanced Accounting), Jilid Satu

Edisi ke-9. Jakarta : Erlangga.

Budianto, Agus. 2004. Merger Bank Di Indonesia Beserta Akibat-Akibat

Hukumnya. Bojokerta: Ghalia Indonesia.

Byron and Elanor E. Fox, 1990. Corporate Acquititions And Merger, N.Y.,

Mathew Bender.

Dharmasetya, Lani dan Vonny Sulaimin. Merger dan Akuisisi (Tinjauan Dari Sudut Akuntansi dan Perpajakan. Jakarta : PT.Alex Media Komputindo.

Fuadi, Munir. 1999. Hukum Tentang Merger. Bandung : PT.Citra Aditya Bakti.

Fuady, Munir. 2003. Hukum Perbankan Modern. Bandung : PT.Citra Aditya

Bakti.

Hermansyah. 2008. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta: Kencana

Media Group.

Husen, Dadang. 2006. Hukum Perbankan di Indonesia. Bandung : CV Pustaka

Setia.

Kasmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. Jakarta : Rajawali Pers

Manurung, Mandala dan Prathama Rahardja. 2004. Uang, Perbankan, dan

Ekonomi Moneter. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Page 91: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

Moin, Abdul. 2010. Merger Akuisisi dan Diventas Edisi Kedua. Yogyakarta :

Ekonosia.

Nadratuzzaman, Muhammad. 2013. Produk Keungan Islam di Indonesia dan

Malaysia. Jakarta : PT.Gramedia.

Pangaribuan, Emmy. 2007. Perusahaan Kelompok (Group Company / Concern).

Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

Simanjuntak, Cornelis, 2004 Hukum Merger Perseroan Terbatas. Bandung: PT

Citra Aditya Bakti.

Simanjutak, Cornelius dan Natalie Mulia. 2006. Merger Perusahaan Publik

(Suatu Kajian Hukum Korporasi). Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Sutedi, Adrian. 2007. Hukum Perbankan Suatu Tinjauan Pencucian Uang,

Merger, Likuidasi dan Kepailitan. Jakarta : Sinar Grafika.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 2003. Penelitian Hukum Normatif: Suatu

Tinjauan Singkat, Cet. Ketujuh, Ed. Pertama. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

Waluyo, Bambang. 1996. Penelitian Hukum Dalam Praktek, cet. Kedua, Ed.

Pertama. Jakarta : Sinar Grafika.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1999 tentang Merger, Konsolidasi dan

Akuisisi Bank

Peraturan OJK No.41 Tahun 2019 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, Integrasi, dan Konversi Bank Umum

Peraturan OJK No.74 tahun 2016 tentang Penggabungan Usaha atau Peleburan

Usaha Perusahaan Terbuka

Artikel/Jurnal

Dewi, Margaretha Seliana dan Adiati Trihastuti. 2016. Penilaian Kualitas Kinerja

Keuangan Perusahaan Perbankan Antara Sebelum dan Sesudah Merger

Universitas Sumatera Utara

Page 92: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

Bank Studi Kasus Pada PT. Bank Mandiri,Tbk. Jurnal Ekonomi

Akuntansi. Vol.1 No.1: 22.

Ginting, Sryani Br. 2015. Dampak Hukum Notifikasi Merger Menciptakan

Persaingan Usaha Yang Sehat, Jurnal Law Pro Justitia. Vol.1 No 1: 47.

Gupitasari, Nurma. 2016. Mekanisme Kosolidasi Bank Syariah Anak Perusahaan

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dari Perspektif Yuridis. Dipenegoro

Law Journal. Vol.5 No.3: 4.

Hakim, Dani Amran. 2015. Perlindungan Hukum Terhadap Kepentingan Para

Pihak di Dalam Merger Bank. Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum. Vol. 9

No.3: 403.

Hartati, Sawitri Yulia. 2000 Analisis Yuridis Terhadap Perbankan Nasional

Dalam Praktek (studi kasus pada Bank Mandiri). Jurnal Penelitian UMJ.

Vol.6 No.3: 297.

Masykuroh, Ely. 2017. Penduduk Muslim Sebagai Potensi Dasar Perbankan Syariah. Jurnal Ekonomi Islam. Vol. 17 No.1: 132.

Noegroho, Indriatmini. 2017. Merger Merupakan Tantangan atau Peluang Bagi

Perekonomian Indonesia, Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi. Vol.

2 No.3: 547.

Permana, Arief R. dan Anton Purba, 2008. Sekilas Ulasan UU Perbankan

Syariah. Buletin Hukum Perbankan dan Kebank Sentralan. Vol. 6 No. 4:4.

Pradipta, Hanif dan Bryan Zaharias 2016.Penafasiran Dampak Merger dan

Akuisisi Terhadap Efisiensi Perbankan, Analisis Sebelum dan Setelah

Merger dan Akuisisi, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, (Vol:24,

No.2:94

Ramelan, Yudha dan Dwinanto Prakoso. 2020. Peranan Lembaga Merger

Sebagai Instrumen Resolusi Bank (Konsep dan Implikasinya Pada Bank

Dalam Penyelamatan. Jurnal Bina Mulia Hukum. Vol. 4 No.2: 333.

Syaicu, Muhamad. 2006. Merger dan Akuisisi : Alternatif Meningkatkan

Kesejahteraan Pemegang Saham, Jurnal Studi Manajemen &

Organisasi.Vol. 3 No. 2: 60.

Wilardjo, Setia Budhi. 2005. Pengertian, Peranan dan Perkembangan Bank Syariah di Inonesia. Vol. 2 No.1: 4.

Universitas Sumatera Utara

Page 93: ASPEK HUKUM PELAKSANAAN MERGER PADA BANK SYARIAH …

SKRIPSI

Pratiwi, Madeyossy. 2008. Merger Bank CIMB Niaga Dengan Bank Lippo Singel

Presence Policy di Indonesia. Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Depok.

INTERNET

https://www.republika.co.id/berita/qi6gay440/7-alasan-pentingnya-merger-bank-

syariah-bumn

Universitas Sumatera Utara