asma bronkial finish.docx

31
MAKALAH ‘ASMA BRONKIAL’ Disusun Oleh : Yohanes Bahar A (6411411226) Deviana Hidayati (64114112 ) Ukhibul Muksinin (6411411 ) Inggitha Ajeng I. S (6411411252} ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Upload: inggitha-ajeng-irina-sutopo

Post on 20-Oct-2015

101 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

MAKALAH ASMA BRONKIALDisusun Oleh:Yohanes Bahar A(6411411226)Deviana Hidayati(64114112 )Ukhibul Muksinin(6411411 )Inggitha Ajeng I. S(6411411252}

ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2013

ASMA BRONKIAL

A. Sejarah Asma BronkialMenurut buku simple guide penyakit asma memiliki sejarah sebagai diantanya gejala mirip asma pertama kali tercatat lebih dari 3.500 tahun yang lalu dalam manuskrip (catatan kuno). Filsuf yunani hippocrates asalah orang yang pertama menggunakan istilah asma (asthma) yang artinya sulit bernapas. Catatan sejarah yang berusia 1.500 SM menunjukan bahwa asma dianggap sebagai penyakit yang disebabkan oleh roh halus. Pada abad ke-17 dan ke-18 dokter mulai menyadari bahwa asma disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Pada tahun 1678, dokter Thomas Willis mendeskripsikan asma sebagai penyempitan (obstruksi) bronki oleh cairan kental, pembekakan dinding, dan obstruksi dari luar tubuh. Sir John Floyer pada tahun 1698 pertama kali menyatkan bahwa asma disebabkan oleh spasme (kejangnya) otot polos bronkus sejak tahun 1970-an mulai didapaykan kejelasan bahwa asma merupakan gangguan peradangan kronis pada saluran napas.

B. Definisi Asma BronkialAsma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi , sesak nafas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam menjelang dini hari. Gejala tersebut terjadi berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan. Seperti diketahui, saluran napas manusia bermula dari mulut dan hidung, lalu bersatu di daerah leher menjadi trakea (tenggorok) yang akan masuk ke paru. Di dalam paru, satu saluran napas trakea itu akan bercabang dua, satu ke paru kiri dan satu lagi ke paru kanan. Setelah itu, masing-masing akan bercabang-cabang lagi, makin lama tentu makin kecil sampai 23 kali dan berujung di alveoli, tempat terjadi pertukaran gas, oksigen (O 2 ) masuk ke pembuluh darah, dan karbon dioksida (CO 2 ) dikeluarkan.Menurut Nelson WE dalam buku Ilmu Kesehatan Anak menjelaskan bahwa Istilah asma berasal dari kata Yunani yang artinya terengah-engah dan berarti serangan nafas pendek25). Nelson mendefinisikan asma sebagai kumpulan tanda dan gejala wheezing (mengi) dan atau batuk dengan karakteristik sebagai berikut: timbul secara episodik dan atau kronik, cenderung pada malam hari/dini hari (nocturnal), musiman, adanya faktor pencetus diantaranya aktivitas fisik dan bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan penyumbatan, serta adanya riwayat asma atau atopi lain pada pasien/keluarga, sedangkan sebab-sebab lain sudah disingkirkan.Batasan asma yang lengkap yang dikeluarkan oleh Global Initiative for Asthma (GINA) didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik saluran nafas dengan banyak sel yang berperan, khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit T. Pada orang yang rentan inflamasi ini menyebabkan mengi berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan dan batuk, khususnya pada malam atau dini hari3). Gejala ini biasanya berhubungan dengan penyempitan jalan nafas yang luas namun bervariasi, yang sebagian bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan, inflamasi ini juga berhubungan dengan hiperreaktivitas jalan nafas terhadap berbagai rangsangan.

C. Klasifikasi Asma BronkialKlasifikasi asma berdasarkan berat penyakit yaitu :1. Asma ekstrinsikAsma ekstrinsik adalah bentuk asma paling umum yang disebabkan karena reaksi alergi penderita terhadap allergen dan tidak membawa pengaruh apa-apa terhadap orang yang sehat.2. Asma intrinsikAsma intrinsik adalah asma yang tidak responsif terhadap pemicu yangberasal dari allergen. Asma ini disebabkan oleh stres, infeksi dan kodisi lingkunganyang buruk seperti klembaban, suhu, polusi udara dan aktivitas olahraga yang berlebihan. Pedoman pelayanan medik dalam konsensus nasional membagi asma anak menjadi tiga tingkatan berdasarkan kriteria dalam tabel sebagai berikut :

Menurut Global Initiative for Asthma (GINA) penggolongan asma berdasarkan beratnya penyakit dibagi 4 (empat) yaitu :1. Asma Intermiten (asma jarang) gejala kurang dari seminggu serangan singkat gejala pada malam hari < 2 kali dalam sebulan FEV 1 atau PEV > 80% PEF atau FEV 1 variabilitas 20% 30%2. Asma mild persistent (asma persisten ringan) gejala lebih dari sekali seminggu serangan mengganggu aktivitas dan tidur gejala pada malam hari > 2 kali sebulan FEV 1 atau PEV > 80% PEF atau FEV 1 variabilitas < 20% 30%3. Asma moderate persistent (asma persisten sedang) gejala setiap hari serangan mengganggu aktivitas dan tidur gejala pada malam hari > 1 dalam seminggu FEV 1 tau PEV 60% 80% PEF atau FEV 1 variabilitas > 30%4. Asma severe persistent (asma persisten berat) gejala setiap hari serangan terus menerus gejala pada malam hari setiap hari terjadi pembatasan aktivitas fisik FEV 1 atau PEF = 60% PEF atau FEV variabilitas > 30%Menurut buku simple guide Asma, tipe-tipe asma dibedakan menjadi 3 yaitu :1. Asma pekerjaan (occupational asthma)Asma pekerjaan (occupational asthma) adalah asma yang dipicu oleh zat-zat khusus yang terdapat di lingkungan kerja. Perkembanganasma pekerjaan dapat memerlukan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun, tergantung orang yang terkena da zat yang terlibat. Asma pekerjaan (occupational asthma) dapat terjadi pada : (1) perokok dan bukan perokok, (2) orang yang sudah menyandang asma sebelumnya dan orang yang bukan penyandang asma, (3) orang yang baru saja pindah kerja dan orang yang telah berada dalam pekerjaan yang sama selama bertahun-tahun. Dilaporkan terdapat 30.000 kasus baru Asma pekerjaan (occupational asthma) di Inggris setiap tahunnya.2. Asma Sensitif AspirinPada sebagian orang besar orang, meminum aspirin untuk mengobati sakit kepala atau penyakit umum lainnya tidak akan mempengaruhi asm mereka. Namun, demikian, pada sebagian kecil penyandang asma (mungkin 3-5%), aspirin dan juga obat-obatan serupa yang disebut obat antiinflamasi nonsteroid dapt memperburuk asma, seringkali menimbulkan serangan yang berat dan tiba-tiba. Penyandang asma yang sensitif terhadap aspirin memproduksi zat kimia leukotrien dalam jumlah yang berlebihan. Leukotrien menyebabkan otot-otot di sekitar saluran bronkus berkontraksi, menyempitkan saluran napas, dan menyebabkan munculnya mengi dan kesulitan nafas.3. Asma yang Dipicu OlahragaBeberapa bukti menunjukan bahwa asma yang dipicu olahraga tersebut disebabkan karena pendinginan dan pengeringan saluran napas yang meningkat saat kita bernapas dengan cepat dan dalam, selama dan sesudah olahraga. Di Inggris, sekitar 21% penyandang asma(1,1 juta) mengalami masalah bernapas yang pearah ketika mereka joging atau berlari.

D. Epidemiologi Asma BronkialAsma merupakan penyakit kronik yang paling umum di dunia dapat terjadi pada segala umur, namun di suatu penelitian menyebutkan asma banyak anak-anak memiliki prevalensi yang lebih besar dari pada orang dewasa, baik di negara maju maupun di negara berkembang (GINA, 2003). Sekitar 300 juta manusia di dunia menderita asma dan diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 400 juta pada tahun 2025. Meskipun dengan pengobatan efektif, angka morbiditas dan mortalitas asma masih tetap tinggi. Satu dari 250 orang yang meninggal adalah penderita asma. Di negara maju meskipun sarana pengobatan mudah didapat, asma masih sering tidak terdiagnosis dan tidak diobati secara tepat. Asma menyebabkan kehilangan hari sekolah anak di Asia (16%), Eropa (34 %) serta Amerika Serikat (40%). Prevalens asma di dunia sangat bervariasi dan penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa kekerapan asma semakin meningkat terutama di negara maju. Studi di Australia, New Zealand dan Inggris menunjukkan bahwa Prevalens asma anak meningkat dua kali lipat pada dua dekade terakhir. Di Amerika, National Health Survey tahun 2001 hingga 2009 mendapatkan Prevalens asma meningkat dari 7,3% (20,3 juta orang) di tahun 2001 menjadi 8,2% (24,6 juta orang) di tahun 2009. Penelitian cross sectional International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) dan beberapa penelitian pada orang dewasa menyimpulkan bahwa prevalens asma di negara maju tidak meningkat dan bahkan cenderung menurun pada sepuluh tahun terakhir. Penelitian ISAAC tahap pertama yang dilakukan di 56 negara mendapatkan angka prevalens yang sangat bervariasi berkisar antara 2,1% hingga 32,2% pada kelompok 13-14 tahun dan 4,1% hingga 32,1% pada kelompok 6-7 tahun. Angka kekerapan yang tinggi terutama pada negara yang berbahasa Inggris, Australia dan New Zealand, sedangkan prevalens asma rendah pada negara berkembang seperti China, India, Meksiko dan Indonesia. Hasil penelitian ISAAC tahap ke tiga menunjukkan bahwa tidak semua negara dijumpai perubahan prevalens asma dibandingkan dengan hasil penelitian tahap pertama. Banyak negara yang mengalami peningkatan prevalens asma terutama pada kelompok usia yang lebih muda (6-7 tahun). Meskipun demikian, prevalens asma cenderung sedikit menurun pada kelompok umur 13-14 tahun di negara yang sebelumnya mempunyai prevalens asma yang tinggi.

Pola Prevalens Asma di IndonesiaAsma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia, hal itu tergambar dari data studi survei kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai propinsi di Indonesia. Pada SKRT 1992, asma, bronkitis kronik dan ke-4 di Indonesia atau sebesar 5,6 %. Tahun 1995, prevalens asma di seluruh Indonesia sebesar 13/ 1000, dibandingkan bronkitis kronik 11/ 1000 dan obstruksi paru 2/1000.6 Di Indonesia belum ada survei asma secara nasional. Hasil penelitian menunjukkan prevalens asma di Indonesia sangat bervariasi. Perbedaan ini antara lain disebabkan perbedaan metodologi yang digunakan, perbedaan etnik, perbedaan faktor lingkungan dan tempat tinggal serta perbedaan status sosial ekonomi subjek penelitian.

Berikut adalah peta persebaran penyakit asma di dunia hingga Indonesia

Sekitar 2,5% negara jumlah penyandang asma dalam populasi di negara Indonesia

Sumber : Buku Simple Guide Asma

E. Patofisiologi Asma BronkialObstruksi saluran nafas pada asma merupakan kombinasi spasme otot bronkus, sumbatan mukus, edema dan inflamasi dinding bronkus. Obstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena secara fisiologis saluran nafas menyempit pada fase tersebut. Hal ini mengakibatkan udara distal tempat terjadinya obtruksi terjebak tidak bisa diekspirasi, selanjutnya terjadi peningkatan volume residu, kapasitas residu fungsional (KRF), dan pasien akan bernafas pada volume yang tinggi mendekati kapasitas paru total (KPT). Keadaan hiperinflasi ini bertujuan agar saluran nafas tetap terbuka dan pertukaaran gas berjalan lancar. Gangguan yang berupa obstruksi saluran nafas dapat dinilai secara obyektif dengan Volume Ekspirasi Paksa (VEP) atau Arus Puncak Ekspirasi (APE). Sedangkan penurunan Kapasitas Vital Paksa (KVP) menggambarkan derajat hiperinflasi paru. Penyempitan saluran nafas dapat terjadi baik pada di saluran nafas yang besar, sedang maupun yang kecil. Gejala mengi menandakan ada penyempitan di saluran nafas besar. Manifestasi penyumbatan jalan nafas pada asma disebabkan oleh bronkokontriksi, hipersekresi mukus, edema mukosa, infiltrasi seluler, dan deskuamasi sel epitel serta sel radang. Berbagai rangsangan alergi dan rangsangan nonspesifik, akan adanya jalan nafas yang hiperaktif, mencetuskan respon bronkokontriksi dan radang. Rangsangan ini meliputi alergen yang dihirup (tungau debu, tepungsari, sari kedelai, dan protein minyak jarak), protein sayuran lainnya, infeksi virus, asap rokok, polutan udara, bau busuk, obat-obatan (metabisulfit), udara dingin, dan olah raga. Patologi asma berat adalah bronkokontriksi, hipertrofi otot polos bronkus, hipertropi kelenjar mukosa, edema mukosa, infiltrasi sel radang (eosinofil, neutrofil, basofil, makrofag), dan deskuamasi. Tanda-tanda patognomosis adalah krisis kristal Charcot-leyden (lisofosfolipase membran eosinofil), spiral Cursch-mann (silinder mukosa bronkiale), dan benda-benda Creola (sel epitel terkelupas).Penyumbatan paling berat adalah selama ekspirasi karena jalan nafas intratoraks biasanya menjadi lebih kecil selama ekspirasi. Penyumbatan jalan nafas difus, penyumbatan ini tidak seragam di seluruh paru. Atelektasis segmental atau subsegmental dapat terjadi, memperburuk ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi. Hiperventilasi menyebabkan penurunan kelenturan, dengan akibat kerja pernafasan bertambah. Kenaikan tekanan transpulmuner yang diperlukan untuk ekspirasi melalui jalan nafas yang tersumbat, dapat menyebabkan penyempitan lebih lanjut, atau penutupan dini (prematur) beberapa jalan nafas total selama ekspirasi, dengan demikian menaikkan risiko pneumotoraks.

F. Faktor Resiko dan Faktor Protektif Penyakit Asma Bronkial1. Faktor Resiko

Secara umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar, faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya eksaserbasi atau serangan asma yang disebut trigger faktor atau faktor pencetus. Adapun faktor risiko pencetus asma bronkial yaitu:a) Asap Rokok Rokok membunuh 120.000 orang di Inggris setiap tahunnya dan merupakan penyebab tunggal kematian dini yng paling bisa dicegah di seluruh dunia (cancer researc UK). Asap rokok merusak saluran napas pada paru-paru dan dapat menyebabkan penyakit yang berpotensi mengancam hidup seperti penyakit paru dan obstruksi kronis (PPOK).b) Tungau Debu RumahAsma bronkiale disebabkan oleh masuknya suatu alergen misalnya tungau debu rumah yang masuk ke dalam saluran nafas seseorang sehingga merangsang terjadinya reaksi hipersentitivitas tipe I. Tungau debu rumah ukurannya 0,1 - 0,3 mm dan lebar 0,2 mm, terdapat di tempat-tempat atau benda-benda yang banyak mengandung debu. Misalnya debu yang berasal dari karpet dan jok kursi, terutama yang berbulu tebal dan lama tidak dibersihkan, juga dari tumpukan koran-koran, buku-buku, pakaian lama.c) Jenis KelaminJumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Perbedaan jenis kelamin pada kekerapan asma bervariasi, tergantung usia dan mungkin disebabkan oleh perbedaan karakter biologi. Kekerapan asma anak laki-laki usia 2-5 tahun ternyata 2 kali lebih sering dibandingkan perempuan sedangkan pada usia 14 tahun risiko asma anak laki- laki 4 kali lebih sering dan kunjungan ke rumah sakit 3 kali lebih sering dibanding anak perempuan pada usia tersebut, tetapi pada usia 20 tahun kekerapan asma pada laki-laki merupakan kebalikan dari insiden ini. Peningkatan risiko pada anak laki-laki mungkin disebabkan semakin sempitnya saluran pernapasan, peningkatan pita suara, dan mungkin terjadi peningkatan IgE pada laki-laki yang cenderung membatasi respon bernapas. Didukung oleh adanya hipotesis dari observasi yang menunjukkan tidak ada perbedaan ratio diameter saluran udara laki-laki dan perempuan setelah berumur 10 tahun, mungkin disebabkan perubahan ukuran rongga dada yang terjadi pada masa puber laki-laki dan tidak pada perempuan. Predisposisi perempuan yang mengalami asma lebih tinggi pada laki-laki mulai ketika masa puber, sehingga prevalensi asma pada anak yang semula laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan mengalami perubahan dimana nilai prevalensi pada perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki. Aspirin lebih sering menyebabkan asma pada perempuan. d) Binatang Piaraan Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing, kucing, hamster, burung dapat menjadi sumber alergen inhalan. Sumber penyebab asma adalah alergen protein yang ditemukan pada bulu binatang di bagian muka dan ekskresi. Alergen tersebut memiliki ukuran yang sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan serangan asma, terutama dari burung dan hewan menyusui. Untuk menghindari alergen asma dari binatang peliharaan, tindakan yang dapat dilakukan adalah: 1. Buatkan rumah untuk binatang peliharaan di halaman rumah.2. jangan biarkan binatang tersebut masuk dalam rumah. 3. Jangan biarkan binatang tersebut berada dalam rumah.4. Mandikan anjing dan kucing setiap minggunya.e) Jenis Makanan Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi, ikan laut, kacang, berbagai buah-buahan seperti tomat, strawberry, mangga, durian berperan menjadi penyebab asma. Makanan produk industri dengan pewarna buatan (misal: tartazine), pengawet (metabisulfit), vetsin (monosodum glutamat-MSG) juga bisa memicu asma. Penderita asma berisiko mengalami reaksi anafilaksis akibat alergi makanan fatal yang dapat mengancam jiwa. Makanan yang terutama sering mengakibatkan reaksi yang fatal tersebut adalah kacang, ikan laut dan telor. Alergi makanan seringkali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetus bronkokontriksi pada 2% - 5% anak dengan asma.Meskipun hubungan antara sensitivitas terhadap makanan tertentu dan perkembangan asma masih diperdebatkan, tetapi bayi yang sensitif terhadap makanan tertentu akan mudah menderita asma kemudian, anak-anak yang menderita enteropathy atau colitis karena alergi makanan tertentu akan cenderung menderita asma. Alergi makanan lebih kuat hubungannya dengan penyakit alergi secara umum dibanding asma.f) Perabot Rumah TanggaBahan polutan indoor dalam ruangan meliputi bahan pencemar biologis (virus, bakteri, jamur), formadehyde, volatile organic coumpounds (VOC), combustion products (CO1, NO2, SO2) yang biasanya berasal dari asap rokok dan asap dapur. Sumber polutan VOC berasal dari semprotan serangga, cat, pembersih, kosmetik, Hairspray, deodorant, pewangi ruangan, segala sesuatu yang disemprotkan dengan aerosol sebagai propelan dan pengencer (solvent) seperti thinner.Sumber formaldehid dalam ruangan adalah bahan bangunan, insulasi, furnitur, karpet. Paparan polutan formaldehid dapat mengakibatkan terjadinya iritasi pada mata dan saluran pernapasan bagian atas. Partikel debu, khususnya respilable dust disamping menyebabkan ketidak nyamanan juga dapat menyebabkan reaksi peradangan paru.g) Perubahan Cuaca Kondisi cuaca yang berlawanan seperti temperatur dingin, tingginya kelembaban dapat menyebabkan asma lebih parah, epidemik yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik. Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa oleh air dan udara. Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memperburuk asma sesak nafas dan pengeluaran lendir yang berlebihan. Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi, hujan, badai selama musim dingin. Udara yang kering dan dingin menyebabkan sesak di saluran pernafasanh) Riwayat Penyakit KeluargaRisiko orang tua dengan asma mempunyai anak dengan asma adalah tiga kali lipat lebih tinggi jika riwayat keluarga dengan asma disertai dengan salah satu atopi. Predisposisi keluarga untuk mendapatkan penyakit asma yaitu kalau anak dengan satu orangtua yang terkena mempunyai risiko menderita asma 25%, risiko bertambah menjadi sekitar 50% jika kedua orang tua asmatisk26). Asma tidak selalu ada pada kembar monozigot, labilitas bronkokontriksi pada olahraga ada pada kembar identik, tetapi tidak pada kembar dizigot. Faktor ibu ternyata lebih kuat menurunkan asma dibanding dengan bapak. Orang tua asma kemungkinan 8-16 kali menurunkan asma dibandingkan dengan orang tua yang tidak asma, terlebih lagi bila anak alergi terhadap tungau debu rumah. R.I Ehlich menginformasikan bahwa riwayat keluarga mempunyai hubungan yang bermakna (OR 2,77: 95% CI=1,11-2,48).2. Faktor Protektif

G. Dampak Penyakit Asma BronkialJutaan penyandang asma dapat menjalani hidup normal sebagai mana semestinya. Jadi, tidak ada alasan mengapa anda tidak bisa mengontrol gejala-gejala asma dan menjalani kehidupan yang aktif. Hal tersebut yang menimbulkan seorang penderita asma tidak begitu merasakan dampak yang di timbulkan dari penyakit asma itu sendiri. Namun sebagian penderita merasakan dampak yang ditimbulkan dari penyakit asma tersebut. Penderita akan merasakan bahwa tubuhnya menjadi lemah setelah menderita penyakit asma. Pada kenyataannya penderita asma rentan terhadap aktivas yang berat. H. Diagnosis Penyakit Asma Bronkial1. Gejala dan tanda Seseorang penderita penyakit selalu mengalami gejala, tak terkecuali penyakit asma ini. ciri-ciri atau gejala penyakit asma yang mudah kita lihat adalah sebagai berikut ini. Pada awalnya anak akan menderita sesak napas namun kondisi ini terjadi secara periodik, bukan hanya itu sesak napas ini juga akan disertai dengan napas yang berbunyi. Rasa gatal mulai menyerang daerah dada atau tenggorokan. Batuk kering mulai menyerang di malam hari disertai pula dengan pilek. Gejala lebih lanjut dan parah adalah penderita sulit bernafas, terjadinya letargi yaitu kesadaran yang mulai menurun, dan timbulnya warna biru pada kulit akibat kurang oksigen.2. Pemeriksaan fisik Petugas kesehatan perlu mengkaji tentang kesadaran klien, kecemasan, kelemahan suara bicara, denyut nadi, frekuensi pernafasan yang meningkat, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, sianosis, batuk dengan lendir lengket, dan posisi istirahat pasien. Pemeriksaan fisik terdiri dari :a. B1 (breathing) Inspeksi Pada klien asma yang terlihat adanya peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan, serta penggunaan otot bantu pernafasan. Inspeksi dada terutama untuk melihat postur bentuk dan kesimetrisan,adanya peningkatan diameter anteroposterior, retraksi otot-otot interkostalis, sifat dan irama pernafasan, dan frekuensi pernafasan. PalpasiPada palpasi biasanya kesimetrisan,ekspansi dan taktil fremitus normal. PerkusiPada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan diafragma menjadi datardan rendah. AuskultasiTerdapat suara vesikuler yang meningkat disertai dengan ekspirasi lebih dari 4 detik atau lebih dari 3 kali inspirasi, dengan bunyi napas tambahan utama wheezing pada akhir ekspirasi.b. B2 (Blood)Petugas kesehatan perlu memonitor dampak asma pada status kardiovaskuler meliputi keadaan hemodinamik seperti nadi, tekanan darah, dan CRT.c. B3 (Brain)Pada saat inspirasi, tingkat kesadaran perlu dikaji. Disamping itu, diperlukan pemeriksaan GCS, untuk menentukan tingkat kesadaran klien apakah compos mentis, somnolen atau koma.d. B4 (Bladder)Pengukuran volume output urine perlu dilakukan karena berkaitan dengan intake cairan. Oleh karena itu, perlu dimonitor ada tidaknya oliguria, karena hal tersebut merupakan tanda awal dari syok.e. B5 (Bowel)f. B6

3. Pemeriksaan penunjanga. Pengukuran fungsi paru (spirometri)Pengukuran ini dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerosol golongan adrenergik. Peningkatan FEV atau FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma.b. Tes provokasi BronkhusTes ini dilakukan pada spirometri internal. Penurunan FEV sebesar 20% atau lebih setelah tes provokasi dan denyut jantung 80-90% dari maksimum dianggap bermakna bila menimbulkan penurunan PEFR 10% atau lebih.c. Pemeriksaan kulit Untuk menunjukan adanya antibodi IgE hipersensitif yang spesifik dalam tubuh.d. Pemeriksaan laboratorium1. Analisis gas darah (AGD/Astrup).Hanya dilakukan pada serangan asma berat karena terdapat hipoksemia, hiperkapnea, dan asidosis respiratorik.2. SputumAdanya badan kreola adalah karakteristik untuk serangan asma yang berat, karena hanya reaksi yang hebat saja yang menyebabkan transudasi dari edema mukosa, sehingga terlepaslah sekelompok sel-sel epitel dari perlekatannya. Pewarnaan garam penting untuk melihat adanya bakteri, cara tersebut kemudian diikuti kultur dan uji resistensi terhadap beberapa antibiotik.3. Sel eosinofilSel eosinofil pada klien dengan status asmatikus dapat mencapai 1000-1500/mm3 baik asma intrinsik maupun ekstrinsik, sedangkan hitung sel eosinopil normal antara 100-200/mm3. Perbaikan fungsi paru disertai penurunan hitung jenis sel eosinofil menunjukan pengobatan telah tepat.4. Pemeriksaan darah rutin dan kimiaJumlah sel leukosit yang lebih dari 15.000/mm3 terjadi karena adanya infeksi. SGOT dan SGPT meningkat disebabkan kerusakan hati akibat hipoksia atau hiperkapnea.

I. Penatalaksanaan dan Pencegahan Penyakit Penatalaksanaan Diturunkan setelah stabil dalam 3-6 bulanSteroid inhalasi dosis tinggi + -agonis kerja panjang + percobaan bronkodilator lainLangkah 1 + steroid inhalasi dosis tinggi atau steroid inhalasi + -agonis kerja panjangBronkodilator bila perluLangkah 1 + steroid inhalasi teraturLangkah 6Langkah 5Langkah 4Langkah 2Langkah 4 + steroid oral teraturLangkah 3Langkah 1

Tujuan terapi adalah menghilangkan gejala dengan pemberian seminimal mungkin. a. Penyuluhan pasien penting untuk keberhasilan penatalaksanaan, khususnya penjelasan mengenai pemicu, penggunaan, dan peran obat-obatan dan bagaimana mendeteksi dan bereaksi terhadap perburukan.b. Menghindari pemicu lingkungan atau alergen penting, terutama menghindari asap rokok.c. Asma kronis : dianjurkan menggunakan pendekatan bertahap. Antagonis leukotrien merupakan bronkodilator efektif pada sebagian penderita asma walaupun perannya secara tepat belum jelas.d. Asma akut : O2, kortikosteroid sistemik, inhalasi -agonis, antikolinergik, dan teofilin bila perlu.

Pencegahan penyakitSemua serangan penyakit asma harus dicegah. Serangan penyakit asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga.Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahan. Tetapi bila gejala-gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma. Ada usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma, antara lain : 1. Menjaga KesehatanMenjaga kesehatan merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan penyakit asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang penyakit tetapi juga berarti mudah untuk mendapat serangan penyakit asma beserta komplikasinya.Usaha menjaga kesehatan ini antara lain berupa makan makanan yang bernilai gizi baik, minum banyak, istirahat yang cukup, rekreasi dan olahraga yang sesuai. Penderita dianjurkan banyak minum kecuali bila dilarang dokter, karena menderita penyakit lain seperti penyakit jantung atau ginjal yang berat. Banyak minum akan mengencerkan dahak yang ada di saluran pernapasan, sehingga dahak tadi mudah dikeluarkan. Pada serangan penyakit asma berat banyak penderita yang kekurangan cairan. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran keringat yang berlebihan, kurang minum dan penguapan cairan yang berlebihan dari saluran napas akibat bernapas cepat dan dalam.2. Menjaga kebersihan lingkunganLingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi timbulnya serangan penyakit asma. Keadaan rumah misalnya sangat penting diperhatikan. Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari. Saluran pembuangan air harus lancar. Kamar tidur merupakan tempat yang perlu mendapat perhatian khusus. Sebaiknya kamar tidur sesedikit mungkin berisi barang-barang untuk menghindari debu rumah. Hewan peliharaan, asap rokok, semprotan nyamuk, atau semprotan rambut dan lain-lain mencetuskan penyakit asma. Lingkungan pekerjaan juga perlu mendapat perhatian apalagi kalau jelas-jelas ada hubungan antara lingkungan kerja dengan serangan penyakit asmanya.3. Menghindari Faktor PencetusAlergen yang tersering menimbulkan penyakit asma adalah tungau debu sehingga cara-cara menghindari debu rumah harus dipahami. Alergen lain seperti kucing, anjing, burung, perlu mendapat perhatian dan juga perlu diketahui bahwa binatang yang tidak diduga seperti kecoak dan tikus dapat menimbulkan penyakit asma.Infeksi virus saluran pernapasan sering mencetuskan penyakit asma. Sebaiknya penderita penyakit asma menjauhi orang-orang yang sedang terserang influenza. Juga dianjurkan menghindari tempat-tempat ramai atau penuh sesak. Hindari kelelahan yang berlebihan, kehujanan, penggantian suhu udara yang ekstrim, berlari-lari mengejar kendaraan umum atau olahraga yang melelahkan. Jika akan berolahraga, lakukan latihan pemanasan terlebih dahulu dan dianjurkan memakai obat pencegah serangan penyakit asma.Zat-zat yang merangsang saluran napas seperi asap rokok, asap mobil, uap bensin, uap cat atau uap zat-zat kimia dan udara kotor lainnya harus dihindari. Perhatikan obat-obatan yang diminum, khususnya obat-obat untuk pengobatan darah tinggi dan jantung (beta-bloker), obat-obat antirematik (aspirin, dan sejenisnya). Zat pewarna (tartrazine) dan zat pengawet makanan (benzoat) juga dapat menimbulkan penyakit asma.4. Menggunakan obat-obat anti penyakit asma Pada serangan penyakit asma yang ringan apalagi frekuensinya jarang, penderita boleh memakai obat bronkodilator, baik bentuk tablet, kapsul maupun sirup. Tetapi bila ingin agar gejala penyakit asmanya cepat hilang, jelas aerosol lebih baik. Pada serangan yang lebih berat, bila masih mungkin dapat menambah dosis obat, sering lebih baik mengkombinasikan dua atau tiga macam obat. Misalnya mula-mula dengan aerosol atau tablet/sirup simpatomimetik (menghilangkan gejala) kemudian dikombinasi dengan teofilin dan kalau tidak juga menghilang baru ditambahkan kortikosteroid.Pada penyakit asma kronis bila keadaannya sudah terkendali dapat dicoba obat-obat pencegah penyakit asma. Tujuan obat-obat pencegah serangan penyakit asma ialah selain untuk mencegah terjadinya serangan penyakit asma juga diharapkan agar penggunaan obat-obat bronkodilator dan steroid sistemik dapat dikurangi dan bahkan kalau mungkin dihentikan.

DAFTAR PUSTAKA