askep neonatus dan infant

40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini angka kematian bayi di Indonesia adalah tertinggi dibandingkan Negara ASEAN lainnya. Data Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia walaupun masih jauh dari angka target MDGs yaitu AKB tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup tetapi tercatat mengalami penurunan yaitu dari sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2002) menjadi sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2007), dan terakhir menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2012). namun angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tetap tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN seperti Singapura (3 per 1000 kh), Brunei Darussalam (8 per 1000 kh), Malaysia (10 per 1000 kh), Vietnam (18 per 1000 kh), dan Thailand (20 per 1000 kh). Target AKB dalam MDGs adalah 23 per 1000 kh. Masa Neonatus adalah masa dimana saat bayi dilahirkan sampai dua minggu. Tahap ini sangat berbahaya karena merupakan masa penyesuaian radikal dari bayi itu dimana ia harus menyesuaikan dengan perubahan suhu, belajar bernapas, menelan dan membuang kotoran. Hal ini sangat berbeda saat bayi masih dalam kandungan, sehingga pada masa ini orang tua harus sangat teliti terhadap perkembangan bayinya karena bayi mulai mengalami tingkah laku yang tidak teratur, berat badan berkurang karena masih 1

Upload: indaahpp

Post on 01-Feb-2016

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep infant

TRANSCRIPT

Page 1: askep neonatus dan infant

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini angka kematian bayi di Indonesia adalah tertinggi dibandingkan Negara ASEAN

lainnya. Data Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia walaupun masih jauh dari angka

target MDGs yaitu AKB tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup tetapi tercatat

mengalami penurunan yaitu dari sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2002) menjadi

sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2007), dan terakhir menjadi 32 per 1000

kelahiran hidup (SDKI 2012). namun angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tetap

tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN seperti Singapura (3 per

1000 kh), Brunei Darussalam (8 per 1000 kh), Malaysia (10 per 1000 kh), Vietnam (18 per

1000 kh), dan Thailand (20 per 1000 kh). Target AKB dalam MDGs adalah 23 per 1000 kh.

Masa Neonatus adalah masa dimana saat bayi dilahirkan sampai dua minggu. Tahap ini

sangat berbahaya karena merupakan masa penyesuaian radikal dari bayi itu dimana ia harus

menyesuaikan dengan perubahan suhu, belajar bernapas, menelan dan membuang kotoran.

Hal ini sangat berbeda saat bayi masih dalam kandungan, sehingga pada masa ini orang

tua harus sangat teliti terhadap perkembangan bayinya karena bayi mulai mengalami tingkah

laku yang tidak teratur, berat badan berkurang karena masih menyesuaikan diri untuk

menelan ASI agar bayi lebih dapat berkembang dan terhindar dari peristiwa kematian bayi.

Masa infant (hingga 1 tahun) merupakan periode growth spurt atau masa paling cepat

pertumbuhan si kecil baik BB atau TB serta semua parameter perkembangan. Bayangkan

saja, perkembangan ketika empat bulan pertama terjadi pertambahan BB 150-200 gram

perminggunya, lalu penambahan 100-150 gram perminggu dari bulan keempat hingga akhir

bulan ke-6. Selama enam bulan pertama (ketika masa ASI ekslusif), rerata si kecil mengalami

2x lipat penambahan BB dan hingga tahun pertama kehidupannya BB si kecil 2,5 kali dari

BB lahirnya.

Dalam hal ini, masa infant pun perlu perhatian khusus karena masa ini pertumbuhan dan

perkembangan bayi sangat pesat, masa ini termasuk dalam masa emas pertumbuhan anak dan

1

Page 2: askep neonatus dan infant

juga masa rentan terhadap masalah kesehatan karna system imun dari anak masih belum

terbentuk dengan matur.

Sehingga penting untuk kita sebagai calon perawat untuk menguasai konsep dan praktek

dari asuhan keperawatan pada neonatus dan infant

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian neonatus dan infant!

2. Bagaimana Ciri-Ciri Neonatus?

3. Jelaskan pembagian Masa Bayi Neonatus dan Infant!

4. Sebutkan Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir!

5. Bagaimana Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir?

6. Apa Masalah yang Sering Muncul pada Neonatus dan Infant?

7. Bagaimana Askep pada Usia Neonatus dan Infant?

1.3 Tujuan

1. Memahami pengertian neonatus dan infant

2. Mengetahui Ciri-Ciri Neonatus

3. Menyebutkan pembagian Masa Bayi Neonatus dan Infant

4. Menyebutkan Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir

5. Memahami Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir

6. Mengetahui Masalah yang Sering Muncul pada Neonatus dan Infant

7. Memahami Askep pada Usia Neonatus dan Infant

2

Page 3: askep neonatus dan infant

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Neonatus dan Infant

1. Neonatus

Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu lahir

biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, D,L, 2003).

Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan

2.500-4.000 gram (Vivian, N. L. D, 2010).

Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama

jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha napas

pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan (prawiroharjo, S, 2002).

Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan yang diberikan

pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan

intra uteri ke kehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat

2.500-4.000 gram.

2. Infant

Fase Infancy adalah periode pertama kehidupan sesudah kelahiran ketika individu

yang bersangkutan relatif sangat tidak berdaya dan bergantung sekali pada orang tuanya.

Istilah ini biasanya diterapkan hanya pada tahun yang pertama. Skinner mengemukakan

bahwa fase infancy adalah masa dua tahun pertama setelah kelahiran.

(Infant) adalah bayi yang berumur 1-12 bulan, pertumbuhan dan perkembangan

terjadi secara cepat. Pada umur 5 bulan, berat badan anak sudah 2 kali lipat berat badan lahir,

sementara pada umur 1 tahun, beratnya sudah menjad 3 kali lipat. Sedangkan untuk untuk

panjang badan, pada umur 1 tahun sudah menjadi satu setengah kali panjang badan saat lahir.

Pertambahan lingkar kepala sudah mencapai 50%. Oleh karena itu, di perlukan pemberian

gizi yang baik dan memenihi prinsip menu gizi seimbang.

3

Page 4: askep neonatus dan infant

B. Ciri-Ciri Neonatus

Adapun ciri-ciri neonatus antara lain :

a. Bayi Aterm

1. Berat badan 2500 - 4000 gram

2. Panjang badan 48 - 52 cm

3. Lingkar dada 30 - 38 cm

4. Lingkar kepala 33 - 35 cm

5. Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit

6. Pernafasan ± - 60 40 kali/menit

7. Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup

8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna

9. Kuku agak panjang dan lemas

10. Genitalia;

Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora

Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada

11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik

13. Reflek graps atau menggenggam sudah baik

14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium

berwarna hitam kecoklatan

b. Umur kehamilan < 37 minggu (Bayi Prematur)

1. Berat badan kurang dari 2499 gram

2. Organ-organ tubuh imatur

3. Umur kehamilan 28-36 minggu

c. Bayi Postmatur

1. Biasanya lebih berat dari bayi aterm

2. Tulang dan Sutura kepala lebih keras dari bayi aterm

3. Verniks kaseosa dibadan kurang

4. Kuku-kuku panjang

5. Rambut kepala agak tebal

6. Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel

7. Umur kehamilan lebih dari 42 minggu

4

Page 5: askep neonatus dan infant

C. Pembagian Masa Bayi Neonatus dan Infant

1. Neonatus

Periode partunate (mulai saat kelahiran sampai antara lima belas dan tiga puluh menit

sesudah kelahiran). Periode ini bermula dari keluarnya janin dari rahim ibu dan berakhir

setelah tali pusar dipotong dan diikat. Sampai hal ini selesai dilakukan, bayi masih

merupakan pascamatur yaitu lingkungan diluar tubuh ibu.

Periode Neonate ( dari pemotongan dan pengkatan tali pusar sampai akhir mingggu kedua

dari kehidupan pascamatur). Sekarang bayi adalah inidividu yang terpisah, mandiri dan tidak

lagi merupaakan parasit. Selama periode ini bayi harus mengadakan penyusuaian pada

lingkungan baru diluar tubuh ibu.

Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai

berfungsinya organ-organ tubuh. Saat lahir berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar

antara 3000-3500 gram, tinggi badan sekitar 50 cm, dan berat otak sekitar 350 gram. Selama

sepuluh hari pertama biasanya berat badan bayi akan menurun sekitar 10% dari berat badan

lahir, kemudian berat badan berangsur-angsur akan meningkat. Pada masa ini fungsi

pendengaran dan penglihatan sudah mulai berkembang.

2. Infant

Perkembangan masa bayi (infant ) adalah 29 hari-1 tahun. Tahap tumbuh kembang dapat

dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu:

a. Usia 1-4 Bulan

Tumbuh kembang pada tahap ini diawali dengan perubahan berat badan. Bila gizi anak

baik, maka perkiraan berat badan akan mencapai 700-1.000 g/bulan.

Perkembangan motorik kasar ditunjukkan dengan kemampuan mengangkat kepala

saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang, dapat duduk dengan kepala tegak,

jatuh terduduk di pangkuan ketika disokong pada posisi berdiri, kontrol kepala sempurna,

mengangkat kepala sambil berbaring terlentang, berguling dari terlentang ke miring, posisi

lengan dan tungkai kurang fleksi, serta berusaha untuk merangkak.

Perkembangan motorik halus ditandai dengan dapat melakukan usaha yang bertujuan

untuk memegang suatu objek, mengikuti objek dari sisi ke sisi, mencoba memegang benda

dan memasukkan ke dalam mulut, memegang benda tetapi terlepas, memperhatikan tangan

5

Page 6: askep neonatus dan infant

dan kaki, memegang benda dengan kedua tangan, menahan benda di tangan walaupun hanya

sebentar.

Perkembangan bahasa ditandai dengan adanya kemampuan bersuara dan tersenyum,

dapat membunyikan huruf hidup, berceloteh, mulai mampu mengucapkan kata “ooh” atau

“ahh,” tertawa dan berteriak, mengoceh spontan, atau bereaksi dengan mengoceh.

Perkembangan adaptasi sosial ditandai dengan adanya kemampuan untuk mengamati

tangan, tersenyum spontan dan membalas senyum bila diajak tersenyum; mengenal sang ibu

dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak; waktu tidur malam sehari lebih

sedikit daripada waktu terjaga, membentuk siklus tidur-bangun; mampu membedakan wajah

yang dikenal dan tidak dikenal, senang menatap wajah yang dikenal, dan diam saja bila ada

orang asing.

b. Usia 4-8 Bulan

Pertumbuhan pada usia ini ditandai dengan perubahan berat badan menjadi dua kali

berat badan pada waktu lahir. Rata-rata kenaikan berat badan adalah 500-600 g/bulan, apabila

mendapatkan gizi yang baik. Sedangkan pertumbuhan tinggi badan tidak mengalami

kecepatan dan stabil berdasarkan pertambahan umur.

Perkembangan motorik kasar yang terjadi pada permulaan fase ini ditandai dengan

perubahan aktivitas seperti mencoba telungkup pada a;as dan mengangkat kepala dengan

melakukan gerakan menekan kedua tangan. Pada bulan keempat biasanya sudah mampu

berguling ke kanan dan ke kiri, duduk dengan kepala tegak, menumpu beban pada kaki, dada

terangkat dan menumpu pada lengan, berayun ke depan dan ke belakang, berguling dari

telentang ke tengkurap, dan dapat duduk dengan bantuan dalam waktu singkat.

Perkembangan motorik halus ditandai dengan mulai mengamati benda, menggunakan

ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang, mengeksplorasi benda yang sedang dipegang,

mengambil objek dengan tangan, mampu menahan benda dengan kedua tangan secara

simultan, menggunakan bahu dan tangan sebagai satu kesatuan, serta memindahkan objek

dari satu tangan ke tangan yang lain.

Perkembangan bahasa ditandai dengan dapat menirukan bunyi atau kata-kata,

menoleh ke arah suara atau sumber bunyi, tertawa, menjerit, penggunaan vokalisasi semakin

banyak, penggunaan kata-kata yang terdiri atas dua suku kata dan dapat membuat dua bunyi

vokal yang bersamaan seperti “ba-ba.”

Perkembangan adaptasi sosial ditandai dengan adanya perasaan takut akan kehadiran

orang asing, mulai bermain dengan mainan, mudah frustasi, dan memukul-mukul lengan dan

kaki jika sedang kesal.

6

Page 7: askep neonatus dan infant

c. Usia 8-12 Bulan

Pada usia ini pertumbuhan berat badan dapat mencapai tiga kali berat badan lahir,

pertambahan berat badan per bulan sekitar 350-450 gram pada usia 7-9 bulan, 250-350 gram

pada usia 10-12 bulan, bila memperoleh gizi yang baik. Pertumbuhan tinggi badan sekitar 1,5

kali tinggi badan pada saat lahir. Pada usia satu tahun, pertambahan tinggi badan masih stabil

dan diperkirakan mencapai 75 cm.

Secara umum, perkembangan bayi pada tahun pertama adalah ditandai dengan

peningkatan ukuran beberapa organ fisik/ biologis, seperti ukuran panjang badan pada tahun

pertama mencapai penambahan sekitar 25-30 cm, peningkatan jaringan subkutan, penutupan

fontanel anterior pada usia 9-18 bulan, serta perubahan lingkar kepala dan lingkar dada. Pada

akhir tahun pertama berat otak anak menjadi 25 persen berat otak orang dewasa.

Pertumbuhan gigi susu terjadi pada usia 5-9 bulan.

D. Adaptasi Fisiologis

Pada Bayi Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:

1. Sistem pernapasan

Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui plasenta.

Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat dipotong).

Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat adanya tekanan mekanis pada

toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan oksigen dan peningkatan

karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus karotis. Usaha bayi pertama kali untuk

mempertahankan tekanan alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan

dengan menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi surfaktan untuk

mempertahankan ketegangan alveoli.

Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada neonatus biasanya

pernapasan diafragma dan abdominal. Sedangkan respirasi setelah beberapa saat kelahiran

yaitu 30 – 60 x / menit.

2. Jantung dan Sirkulasi Darah

Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta masuk

ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar masuk ke vena kava inferior

melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh

7

Page 8: askep neonatus dan infant

dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke plasenta melalui umbilikalis,

demikian seterusnya.

Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan demikian

paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru,

dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan

foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat.

3. Saluran Pencernaan

Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah dapat

menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air ketuban terjadi melalui

mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan dengan

adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan). Mekonium merupakan tinja pertama

yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam pertama.

4. Hepar

Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam metabolisme hidrat

arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen

cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam hepar.

Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur

(belum matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan

bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada

neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase) dan enzim

GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering

kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.

5. Metabolisme

Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan pada hari

kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan yang diperlukan neonatus

pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga kadar

gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.

6. Produksi Panas

8

Page 9: askep neonatus dan infant

Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian suhu

terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran “Brown

Fat” (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak biasa. Cara

penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran panas mengalir dari permukaan tubuh ke

udara sekeliling yang lebih dingin. Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke

permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak secara langsung. Evaporasi yaitu perubahan

cairan menjadi uap seperti yang terjadi jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap

dan konduksi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih

dingin dengan kontak secara langsung.

7. Kelenjar Endokrin

Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru lahir

kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan pengeluaran darah dari vagina

yang menyerupai haid perempuan. Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir

dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.

8. Keseimbangan Air dan Ginjal

Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih

besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal

belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada

ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, renal

blood flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang

dewasa.

9. Susunan Saraf

Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat dilihat bahwa

janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan. Gerakan menelan pada janin baru terjadi

pada kehamilan empat bulan. Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada kehamilan

enam bulan.

Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih

sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup diluar kandungan.

Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap cahaya.

9

Page 10: askep neonatus dan infant

10. Imunologi

Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2 bulan dan

baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan. Khususnya pada traktus respiratoris

kelenjar liur sesuai dengan bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin G dibentuk banyak

dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E diproduksi secara lebih

bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang

menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.

11. Sistem Integumen

Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua struktur kulit ada

pada saat lahir tetapi tidak matur. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan erat dan sangat

tipis, vernik keseosa juga bersatu dengan epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung

dan warna kulit bayi berwarna merah muda.

12. Sistem Hematopoiesis.

Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih tinggi dari nilai normal

orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan

Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin.

Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20.

13. Sistem Skelet

Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara keseluruhan.

Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang

daripada tungkai. Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih

besar dan berat. Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat molase.

Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit disatukan

sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung. Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan

pada telapak kaki. Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis

telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.

10

Page 11: askep neonatus dan infant

E. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir

Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru

lahir ialah :

a. Pencegahan Infeksi

1. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi

2. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan

3. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting,

penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau

steril.

4. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi,

sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur,

termometer, stetoskop.

b. Melakukan penilaian

Kriteria Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2

Appearance

(warna kulit)

seluruhnya biru

atau pucat

warna kulit tubuh

normal merah muda ,

tetapi kepala dan

ekstermitas kebiruan

(akrosianosis)

warna kulit tubuh ,

tangan , dan kaki

normal merah

muda , tidak ada

sianosis

Pulse

(denyut

jantung)

tidak teraba <100 kali/menit >100 kali/menit

Grimace

(respons

refleks)

tidak ada respons

terhadap stimulasi

meringis/menangis

lemah ketika di

stimulasi

meringis/bersin/

batuk saat stimulasi

saluran napas

Activity

(tonus otot)

lemah/tidak ada sedikit gerakan bergerak aktif

Respiration

(pernapasan)

tidak ada Lemah, tidak teratur menangis kuat,

pernapasan baik dan

teratur

11

Page 12: askep neonatus dan infant

Dan kriteria keberhasilannya adalah sebagai berikut :

1. Hasil skor 7-10 pada menit pertama menunjukan bahwa bayi berada dalam kondisi

baik atau dinyatakan bayi normal.

2. Hasil skor 4-6 dinyatakan bayi asfiksia ringan sedang , sehingga memerlukan

bersihan jalan napas dengan resusitasi dan pemberian oksigen tambahan sampai bayi

dapat bernafas normal .

3. Hasil skor 0-3 dinyatakan bayi asfiksia berat , sehingga memerlukan resusitasi

segera secara aktif dan pemberian oksigen secara terkendali .

Penatalaksanaan pada bayi baru lahir

1. Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3) :

- Kolaborasi dalam pemberian suction .

- Kolaborasi dalam pemberian O2 .

- Berikan kehangatan pada bayi .

- Observasi denyut jantung , warna kulit , respirasi .

- Berikan injeksi vit K , bila ada indikasi perdarahan .

2. Asfiksia ringan sedang (nilai APGAR 4-6) :

- Kolaborasi dalam pemberian suction .

- Kolaborasi dalam pemberian O2 .

- Observasi respirasi bayi .

- Beri kehangatan pada bayi .

3. Bayi normal (nilai APGAR 7-10) :

- Berikan kehangatan pada bayi .

- Observasi denyut jantung , warna kulit , serta respirasi pada menit selanjutnya

sampai nilai Apgar menjadi 10

c. Pencegahan Kehilangan Panas

Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :

a. Keringkan bayi dengan seksama : Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi,

juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.

b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat : Ganti handuk atau kain

yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat,

bersih, dan kering)

12

Page 13: askep neonatus dan infant

c. Selimuti bagian kepala bayi : Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative

luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.

d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya : Pelukan ibu pada tubuh bayi

dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya

pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran

e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir : Karena bayi baru lahir

cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan,

terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan

bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi

dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam

setelah lahir.

d. Membebaskan Jalan Nafas

Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah

lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas

dengan cara sebagai berikut :

1. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.

2. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus

dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.

3. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang

dibungkus kassa steril.

4. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain

kering dan kasar.

5. Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung

oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat

6. Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung

7. Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)

8. Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus

diperhatikan.

e. Merawat tali pusat

1. Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem

plastik tali pusat pada puntung tali pusat.

2. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin

0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.

3. Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi

13

Page 14: askep neonatus dan infant

4. Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan

kering.

5. Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang

disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau

steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.

6. Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat

dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi

yang berlawanan.

7. Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%

8. Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala

bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)

f. Pencegahan infeksi

1. Memberikan vitamin K

2. Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru

lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3

hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg

IM.

3. Memberikan obat tetes atau salep mata

4. Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu

diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata

eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5

jam setelah bayi lahir.

5. Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi

selesai dengan perawatan tali pusat

6. Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung

diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir

g. Identifikasi bayi

1. Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di pasang segera pasca

persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada bayi setiap bayi baru

lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.

2. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan

pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi

3. Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah

melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas

14

Page 15: askep neonatus dan infant

4. Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama (bayi, nyonya), tanggal lahir,

nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu

5. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir,

nomor identifikasi. (Saifudin,, 2002).

h. Tes diagnostic

1. Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3, neutrofil meningkat sampai 23.000-

24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).

2. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau

hemolisis berlebihan).

3. Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan

polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi prenatal/perinatal).

4. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-2 hari dan

12mg/dl pada 3-5 hari.

5. Golongan darah dan RH.

F. Masalah yang sering Muncul pada Neonatus dan Infant

1. Oksigenasi

Pada proses persalinan ketika kepala melewati jalan lahir, banyak cairan amnion

yang masuk kesaluran napas, reflek menghisap dan menelan belum sempurna, terjadi

akumulasi secret pada jalan napas mengakibatkan bersihan jalan napas dan pola napas

tidak efektif.

2. Cairan dan Elektrolit

Peningkatan pengeluaran cairan melalui insisible loss (IWL) dan reflek

menghisap dan menelan belum sempurna merupakan resiko tinggi terhadap gangguan

pemenuhan kebutuhan cairan.

3. Sirkulasi

Adaptasi terhadap perubahan suhu tubuh dari suhu intra uterin yang stabil ke

suhu ruangan dan adanya pengeluaran suhu tubuh melalui proses konveksi, radiasi

dan evaporasi merupakan faktor resiko tinggi terjadinya hipothermi.

4. Nutrisi

Reflek menghisap dan menelan yang belum sempurna, merupakan faktor resiko

tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh .

5. Rasa Aman

15

Page 16: askep neonatus dan infant

Adanya luka pemotongan tali pusat yang belum kering merupakan faktor resiko

tinggi terjadinya infeksi.

G. Asuhan Keperawatan pada Neonatus dan Infant

1. Pengkajian padan Neonatus dan Infant

a. Aktivitas/Istirahat

Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi

koma saat tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan

mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.

b. Pernapasan dan peredaran darah

Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status

kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat

digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari

frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh

tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit

(12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit

(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).

Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas,

wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi

baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari

ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering

menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis

dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.

c. Suhu Tubuh

Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C. Pengukuran

suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.

d. Kulit

Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan

sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan.

Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwara putih kekuningan terutama

di daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.

e. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas

16

Page 17: askep neonatus dan infant

Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah

atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai

ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.

f. Tali Pusat

Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali

pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya.

g. Refleks

Pemeriksaan

Refleks

Cara

PengukuranKondisi Normal Kondisi Patologis

Berkedip Sorotkan cahaya

ke mata bayi.

Dijumpai pada tahun

pertama

Jika tidak di jumpai

menunjukkan

kebutaan.

Tanda

Babinski

Gores telapak

kaki sepanjang

tepi luar, di ulai

dari tumit

Jari kaki

mengembang dan ibu

jari kaki dorsofleksi,

di jumpai sampai

umur 2 tahun.

Bila pengembangan

jari kaki dorsofleksi

setelah umur 2 tahun

adanya tanda lesi

ekstrapiramidal.

Moro’s Ubah posisi

dengan tiba-tiba

atau pukul

meja/tempat

tidur.

Lengan Ekstensi, jari-

jari mengembang

kepala terlempar ke

belakang, tungkai

sedikit ekstensi,

lengan kembali ke

tengah dengan tangan

menggenggam tulang

belakang dan

ekstermitas bawah

ekstens. Lebih kuat

selama 2 bulan

menghilang pada

umur 3-4 bulan.

Refleks yang

menetap  lebih 4

bulan adanya

kerusakan otak,

respon tidak simetris

adanya hemiparesis,

fraktur klavikula, atau

cidera fleksus

brachialis. Tidak ada

respons ekstermitas

bawah adanya

dislokasi pinggul atau

cidera medulla

spinalis.

Mengenggam

(palmar

grap’s)

Letakkan jari di

telapak tangan

bayi dari sisi

Jari-jari bayi

melengkung di sekitar

jari yang di letakkan

Fleksi yang tidak

simetris menunjukkan

adanya paralysis,

17

Page 18: askep neonatus dan infant

ulnar, jika refleks

lemah atau tidak

ada berikan bayi

botol atau dot,

karena mengjisap

akan

mengeluarkan

refleks.

di telapak tangan bayi

dari sisi ulnar, refleks

ini menghilang dari

umur 3-4 bulan.

refleks menggenggam

yang menetap

menunjukkan

gangguan serebral

Rooting Gores sudut

mulut bayi garis

tengah bibir.

Bayi memutar kea rah

pipi yang di gores,

refleks ini

menghilang pada

umur 3-4 bulan.

Tetapi bias menetap

sampai umur 12 bulan

khususnya selama

tidur.

Tidak adanya reflek

menunjukkan adanya

gangguan neurology

berat

Kaget (startle) Bertepuk tangan

dengan keras.

Bayi mengekstensi

dan memfleksi lengan

dalam berespon

terhadap suara yang

keras tangan tetap

rapat, refleks ini akan

menghilang setelah

umur 4 bulan.

Tidak adanya refleks

menunjkkan adanya

gangguan

pendengaran

Menghisap Berikan bayi

botol dan dot.

Bayi menghisap

dengan kuat dalam

berespons terhadap

stimulasi, reflek ini

menetap selama masa

bayi dan mungkin

terjadi selama tidur

tanpa stimulasi

Reflek yang lemah

atau tidak ada

menunjukkan

kelambatan

perkembangan atau

keadaan neurologi

yang abnormal

18

Page 19: askep neonatus dan infant

h. Berat Badan

Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami penurunan berat badan

fisiologis. Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat

badan lahir. Berat badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.

i. Mekonium

Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap

hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam

pertama.

j. Antropometri

Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan

panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-

occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm.

Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang

badan normal 48-50 cm.

k. Seksualitas

Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda

vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah

sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan

rugae, fimosis biasa terjadi.

2. Diagnosa keperawatan yang sering muncul

a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan refleks hisap tidak adekuat.

b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan

lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.

c. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan

tali pusat), tali pusat masih basah.

d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air

(IWL), keterbatasan masukan cairan.

e. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya

informasi.

19

Page 20: askep neonatus dan infant

3. Intervensi keperawatan

a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan refleks hisap tidak adekuat.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam perubahan

nutrisi tidak terjadi.

Kriteria hasil :

- Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.

- Intake dan output makanan seimbang.

- Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.

Rencana tindakan :

1. Pantau intake dan out put cairan

2. Kaji payudara ibu tentang kondisi putting

3. Lakukan breast care pada ibu secara teratur

4. Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5-15 ml air steril kemudian

dextrosa dan PASI

5. Intruksikan ibu cara dan posisi menyusui yang tepat secara mandiri

6. Instruksikan pada ibu agar mengkonsumsi susu ibu menyusui

7. Pantau warna, konsentrasi, dan frekuensi berkemih

Rasional :

1. Pada janin cukup bulan mengandung (80-100 ml). Masukan cairan adekuat

untuk metabolisme tubuh yang tinggi

2. Kondisi puting ibu sangat menentukan dalam proses menyusui, kondisi

puting inverted menggangu proses laktasi

3. Perawatan breast care untuk melancarkan dan merangsang produksi air susu

pada ibu menyusui

4. Pemberian makan awal membantu memenuhi kebutuhan kalori dan cairan,

khususnya pada bayi yang menggunakan 100-120 kal/kg dari BB setiap 24

jam

5. Cara dan posisi ibu dalam menyusui sangat mempengaruhi proses laktasi,

sehingga proses laktasi harus dilakukan dengan benar

6. Untuk meningkatkan produksi susu ibu sehingga proses laktasi menjadi

adekuat

7. Kehilangan cairan dan kurangnya masukan oral dengan cepat menghabiskan

cairan ekstraseluler dan mengakibatkan penurunan haluaran urin

20

Page 21: askep neonatus dan infant

b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan

lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam perubahan

suhu tubuh tidak terjadi.

Kriteria hasil :

- Suhu tubuh normal 36-370 C.

- Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak ada tremor, sianosis dan pucat.

Rencana tindakan :

1. Pertahankan suhu lingkungan dalam zona termoneural yang ditetapkan

dengan mempertimbangkan berat badan neonatus, usia gestasi

2. Pantau aksila bayi kulit, suhu timpatik dan lingkungan sedikitnya setiap 30-

60 mnt

3. Kaji frekuensi pernapasan perhatikan takipnea (frekuensi > 60/mnt)

4. Tunda mandi pertama sampai suhu 36,50 C

5. Mandikan bayi dengan cepat untuk menjaga agar bayi tidak kedinginan

6. Perhatikan tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit buruk, pelambatan berkemih,

membrane mukosa kering )

7. Lakukan pemberian makan oral dini

Rasional :

1. Dalam respon terhadap suhu lingkungan yag rendah, bayi cukup bulan

meningkatkan suhu tubuhnya dengan menangis atau meningkatkan aktivitas

motorik karena banyak mengkonsumsi oksigen

2. Stabilisasi suhu mungkin tidak terjadi sampai 8-12 jam setelah lahir

kecepatan konsumsi oksigen dan metabolisme minimal bila suhu kulit

dipertahankan diatas 36,50 C

3. Bayi menjadi takipnea dalam respon terhadap peningkatan kebutuhan

oksigen yang dihubungkan dengan stres dingin

4. Membantu mencegah kehilangan panas lanjut karena evaporasi

5. Mengurangi kemingkinan kehilangan panas melalui evaporasi dan konveksi

dan membantu menghemat energi

6. Hilangnya panas terjadi melalui vasodilatasi perifer dan melalui augmentasi

pendinginan dengan evaporasi dan penigkatan kehilangan air kast mata

21

Page 22: askep neonatus dan infant

7. Untuk peningkatan 10 C (1,8 F) suhu tubuh, metabolisme dan kebutuhan

cairan meningkat kira-kira 10%. Kegagalan menggantikan kehilangan

cairan selanjutnya memperberat status dehidrasi

c. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan

tali pusat) tali pusat masih basah.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam infeksi pada

tali pusat tidak terjadi.

Kriteria hasil :

- Bebas dari tanda-tanda infeksi.

- TTV normal : S : 36-370C, N :70-100x/menit, RR : 40-60x/menit

- Tali pusat mongering

Rencana tindakan :

1. Observasi tanda-tanda infeksi

2. Pertahankan teknik septic dan aseptic.

3. Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali perhari.

4. Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi.

Rasional :

1. Mengetahui adanya indikasi infeksi

2. Melindungi bayi dari resiko infeksi nosokomial

3. Potensial entri organisme kedalam tubuh

4. Deteksi dini terhadap penyebaran infeksi

d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air

(IWL), keterbatasan masukan cairan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2x24 jam kekurangan

volume cairan tidak terjadi.

Kriteria hasil :

a. Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang ditandai dengan

output kurang dari 1-3ml/kg/jam.

b. Membran mukosa normal.

c. Ubun-ubun tidak cekung.

d. Temperature dalam batas normal.

22

Page 23: askep neonatus dan infant

Rencana tindakan :

1. Pertahankan intake sesuai jadwal

2. Monitor intake dan output

3. Berikan infuse sesuai program

4. Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran mukosa, ubun-ubun, turgor kulit, mata

5. Monitor temperatur setiap 2 jam

Rasional :

1. Memantau keefektifan aturan terapeutik

2. Mengidentifikasi keseimbangan antara perkiraan pemasukan dan kebutuhan

cairan

3. Ketentuan dukungan cairan didasarkan pada perkiraan kebutuhan bayi.

4. Deteksi dini terhadap keadaan kekuranga cairan tubuh

5. Peningkatan suhu tubuh merupakan faktor resiko meningkatnya

pengeluaran cairan tubuh melalui mekanisme konveksi, radiasi dan

evaporasi.

e. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya

informasi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam orang tua

mengetahui perawatan pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Kriteria hasil :

- Orang tua mengatakan memahami kondisi bayi

- Orang tua berpartisipasi dalam perawatan bayi

Rencana tindakan :

1. Tentukan tingkat pemahaman ibu atau orang tua tentang kebutuhan fisiologis

bayi dan adaptasi terhadap kehidupan ekstrauterus

2. Lakukan pemeriksaan fisik bayi saat orang tua ada. Berikan informasi

tentang variasi normal dan karakteristik seperti : pseudomentruasi,

pembesaran payudara

3. Demonstrasikan dan awasi aktivitas perawatan bayi yang berhubungan

dengan posisi menyusui dan menggendong

23

Page 24: askep neonatus dan infant

4. Diskusikan kebutuhan nutrisi bayi, variabilitas napsu makan dari satu

pemberian makan ke berikutnya dan cara mengkaji keadekuatan hidarasi

dan nutrisi

5. Tekanan kebutuhan bayi baru lahir untuk tindak evaluasi degan pemberi

pelayanan kesehatan

Rasional :

1. Mengidentifikasi area permasalahan / kebutuhan yang memerlukan

informasi tambahan atau demonstrasi aktivitas perawatan

2. Membantu orang tua mngenali variasi normal, dan dapat menurunan

ansietas

3. Meningkatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip dan tekhnik perawatan

bayi baru lahir

4. Menghilangkan kekhawatiran yang potensial terjadi bila masukan bayi

bervariasi dari pemberian makan ke pemberian makan selanjutnya.

Membantu menjamin persiapan dan pemberian formula yang tepat

5. Evaluasi terus menerus penting untuk pemantauan pertumbuhan dan

perkembangan

4. Implementasi

Setelah rencana disusun , selanjutnya diterapkan dalam tindakan yang nyata untuk

mencapai hasil yang diharapkan. Tindakan harus bersifat khusus agar semua perawat dapat

menjalankan dengan baik, dalam waktu yang telah ditentukan. Dalam implementasi

keperawatan perawat langsung melaksanakan atau dapat mendelegasikan kepada perawat lain

yang dipercaya.

5. Evaluasi

Merupakan tahap akhir dimana perawat mencari kepastian keberhasilan yang dibuat dan

menilai perencanaan yang telah dilakukan dan untuk mengetahui sejauh mana masalah klien

teratasi. Disamping itu perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika yang

ditetapkan belum tercapai dalam proses keperawatan

24

Page 25: askep neonatus dan infant

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Usia neonatus yaitu usia 0-28 hari. Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan

dan terjadi perubahan sirkulasi darah serta mulai berfungsinya organ-organ, sedangkam

(Infant) adalah bayi yang berumur 1-12 bulan, pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara

cepat.

Ciri-ciri neonatus normal diantaranya lahir dengan usia gestasi 38-42 minggu, BB 2500-

4000 gr, Panjang badan 48 - 52 cm, Lingkar dada 30 - 38 cm. Lingkar kepala 33 - 35 cm,

Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit, Pernafasan ± - 60 40 kali/menit, Kulit kemerah -

merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup, Rambut lanugo tidak terlihat, rambut

kepala biasanya telah sempurna. Masa Neonatus terdiri dari periode partunate, dan periode

neonate. Sedangkan masa infant terdiri dari usia 1-4 bulan, usia 4-8 bulan, dan usia 8-12

bulan.

Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir adalah melakukan pencegahan infeksi, melakukan

penilaian APGAR, pencegahan kehilangan panas, membebaskan jalan nafas, merawat tali

pusat, identifikasi bayi, dan test diagnostic. Masalah yang sering muncul pada neonatus dan

infant adalah oksigenasi, cairan dan elektrolit, sirkulasi, nutrisi dan rasa aman. Untuk

mengatasi masalah tersebut maka dilakukan askep pada anak usia neonatus dan infant dengan

proses pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi dan evaluasi.

1.2 Saran

Sebagai seorang perawat yang professional, kita harus bisa memahami tentang asuhan

keperawatan pada anak usia neonatus dan infant. Karena dengan mempelajari tentang hal

tersebut, kita bisa memahami bagaimana cara melakukan atau menerapkan asuhan

keperawatan pada anak usia neonatus dan Infant. Sehingga proses keperawatan yang

dilakukan bisa berjalan dengan dengan baik.

25