askep klien malnutrisi
TRANSCRIPT
ASKEP KLIEN MALNUTRISI: KKP
Pengertian:
Malnutrisi adalah suatu keadaan kekurangan atau tidak adekuatnya nutrisi.
- Malnutrisis penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada masa anak-anak.- Terjadi sebagai akibat pemasukan bahan malnutrisi yang tidak tepat atau tidak
mencukupi atau penyerapan malnutrisi yang tidak memadai.- Keadaan malnutrisi yang terberat, keuangan kalori dan protein (banyak terdapat pada
masa sapih 9bulan-2/3 tahun).
KKP
Kurang kalori protein Energi protein malnutrition
- Penyakit gangguan gizi salah satu masalah utama yang banyak dijumpai pada balita di Indonesia dan negara lain.
- Prevalensi tinggi pada balita.
Klasifikasi KKP-BB/U
1. Menurut Gomez
Derajat KKP BB % dari baku
0: normal >90%
1: ringan 75-89%
2: sedang 60-74%
3:berat <60%
2. Menurut Depkes
Derajat KKP BB % dari baku
0: normal >80%
1: gizi kurang 60-80%
2: gizi buruk <60%
1
3. Menurut Welcome Trust
Underweight 60-80%
Nutritional dwarfism <60%
Kwashiorkor 60-80%
Marasmus <60%
Marasmus kwashiorkor <60%
Patofisiologi:
- Bayi dengan gangguan gizi 6 bulan pertama perkembangan dan pertumbuhan bayi baik dengan cukup protein, kalori dan vitamin yang didapat dari ASI.
- 6 bulan kedua pertumbuhan cukup tetapi ASI sudah tidak dapat memenuhhi kebutuuhan protein, kalori dan zat besi.
- Tahun kedua/ ketiga anak tumbuh buruk dan tidak ada kenaikan protein tidak masuk dan ASI mulai dihentikan.
Penyebab KKP:
- Diet (kalori protein -, kegagalan menyusui).- Faktor sosial.- Kepadatan penduduk.- Infeksi anoreksia.- Kemiskinan
MANIFESTASI KLINIK
1. KKP ringan
- Kenaikan BB terhenti atau menurun.- Ukuran LLA menurun.- Maturasi tulang terhambat.- Rasio BB: TB normal atau menurun.- Tebal lipat kulit normal atau menurun.- Anemia ringan- Aktivitas dan perhatian berkurang.
2. Kwashiorkor
- Sugar baby (seperti anak yang gemuk)- BB < 80% dari baku Harvard
2
- Banyak menangis/ apatis.- Edema- Atropi otot klien lemah dan berbaring terus menerus.- Diare- Rambut kusam, kering, halus, jarang, berubah warna – merah, mudah dicabutu.- Dermatosis.- Hematomegali- Anemia ringan- Lab: albumin menurun.
3. Marasmus (dominana kurang kalori)
- Wajah seperti orang tua, kurus.- Cengeng- Kulit idngin, kering, mudah rontok- Lemak sub kutan menghilaang- Otot atropi.
4. Kwashiorkor marasmik
- Gejala campuran marasmus dan kwashiorkor.- BB menurun <60% dari N
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KKP.
1. Pemantauan awal pertumbuhan anak. Program penimbangan teratur/bulan.
2. Bimbingan pada ibu/ kader posyandu.
3. Meningkatkan pengetahuan tentang nutrisi.
4. Meningkatkan hasil produksi pertanian.
5. Penyediaan makanan TKTP untuk anak yang disapih.
6. Pemberian makanan suplemen.
7. Pendidikan dan pemeliharaan kesehatan.
Dampak yang mungkin timbul:
- Perubahan status nutrisi, kurang dari kebutuhan berdampak intake tidak adekuat.- Kurangnya pengetahuan orang tua tentang kebutuhan nutrisi berdampak pengalamn
kurang, informasi yang salah, sumber yang terbatas.- Potensial gangguan tukem berdampak ketidak adekuatan nutrisi.- Gangguan pola eliminasi BAB, diare berdampak adanya invasi kuman.- Potensial gangguan keseimbangan cairan dan lelektolit berdampak peningkatan cairan.
3
- Potensial terjadinya infeksi sekunder berdampak peningkatan daya tahan tubuh.
PENANGGULANGAN KKP
KKP ringan
- Tdak perlu perawatann di RS. (berobat jalan).- Mengubah menu protein 2-3gr/kg/hari
Kalori 100-150gr/hari
KKP berat
- Dirawat di RS- Tujuan pengobatan: mengatasi dehidrasi, hipoglikemia, infeksi menurun, pemberian
cairan IV: RL/Dex 5%, pemberian antibiotika infeksi sepsis, pencegahan hipothermia, pemberian diet: mudah dicerna.
Intervensi
Dx 1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
- Timbang BB sebelum makan pagi setiap hari.- Pertahankan pemberian makan secara adekuat sesuai kebutuhan klien.- Observasi respon terhadap pemberian makan.- Pemberian porsi makan kecil tapi sering.- Pemberian makan dalam keadaan hangat.- Kolaborasi pemberian vitamin- Catat intake output.
Dx 2. Pengetahuan orangtua tentang nutrisi meningkat.
- Kaji sejauh mana pengetahuan orangtua klien tentang nutrisi- Beri penjelasan gzi yang baik, cara pengolahan makanan dan pemberiannya.- Beri penjelasan pentingnya memonitor pertukem anak.
Dx 3. Pertukem anak dalam bata (N), sesuai dengan tingkat tukemnya.
- Timbang BB secara teratur satu bulan sekali (KKP ringan), setiap hari (KKP berat).- Kaji kemampuan klien melakukan aktivitas sesuai tingkat tukemnya,- Berikan intake nutrien yang adekuat.- Berikan penjelasan pada orangtua klien tentang pentingnya pemberian gizi yang baik.
Dx 4. Eliminasi BAB dalam kondisi (N)
- Observasi frekuensi, jumlah, dan karakterisktik BAB.
4
- Kaji status diare dan cata output fecal.- Pemberian rehidrasi dan antibiotika.
Dx 5. Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam batas (N).
- Pemberian cairan dan elektrolit secara parenteral sesuai kebutuhan.- kolabrlam dehidrasi orrogram th.- Monitor tanda-tanda vital, kesadaran.- Kolaborasi dalam rehidrasi oral.- Kolaborasi dalam pem. Lab: elektorlit.- Kaji terus menerus keadaan feces. Catat jumlah, warna, konst. Bau, frekuensi.
Dx 6. Infeksi sekunder tidak terjadi
- Berikan nutrisi sesuai dengan umur dan kebutuhan.
5