askep keracunan gadar

Upload: nongyunie-ntuche-ghadismanjha

Post on 13-Oct-2015

579 views

Category:

Documents


41 download

TRANSCRIPT

  • Asuhan KeperawatanGawat DaruratKlien denganKeracunan

  • PendahuluanRacun adalah substansi yang menyebabkan kerusakan, kesakitan, atau kematian bagi mahluk hidup, seringkali disebabkan oleh reaksi kimia atau aktivitas molekul saat mengsbsorbsi sejumlah zat berbahaya

    Racun secara umum didefinisikan sebagai substansi2 yang diserap atau diabsorbsi membran epitelial seperti kulit dan saluran cerna

    Di bidang kedokteran, racun disebut juga toksin dan venom

  • ToksinToksin atau racun adalah substansi yang diproduksi melalui beberapa fungsi biologis alami Contohnya :Protein bakteri penyebab tetanusSubstansi berbahaya. Seperti zat korosif, karsinogen, dan polutan

    Secara kimia dan fisik, substansi ini menyebabkan obstruksi atau menghambat reaksi contohnya menghambat terikatnya katalis

  • VenomRacun dari binatang masuk ke dalam tubuh secara subkutan, yang biasa disebut venom/ bisaVenom adalah sering didefinisikan sebagai toksin biologis yang dimasukkan melalui gigitan atau sengatan EFEK Organisme yang beracun Buruk untuk dkonsumsi, namunOrganisme ttt menggunakan venom (bisa) sebagai pertahanan diri agar bertahan hidup

  • Penggunaan Racun atau Zat BerbahayaMengontrol wabah (pestisida) atau sumber penyakit seperti nyamuk, kecoa, tikus, dllPengakhiran hidup: hukuman mati, upaya bunuh diri, membunuh dengan racunPembuatan substansi2 sintetisPembangunanProduksi makanan

  • Cara masuknya toksin ke dalam tubuhMelalui makanan ingestiMelalui inhalasi seperti karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sianida,dllMelalui suntikkan

  • Keracunan BiologisKeracunan akut terpapar dengan zat beracun dalam periode yang singkat. Gejala: gejala timbul b.d ekposur/ paparan dgn racunPenyerapan racun sistemik Ada jenis racun yang tidak diabsorbsi sifatnya korosif, contoh HCL pekat, pembersih lantaiKeracunan kronik terpapar dengan zat beracun dalam periode yang lama atau terus terus-menerus namun gejala tidak langsung timbul atau tidak muncul setiap kali terpapar. Pasien biasanya jatuh sakit setelah terpapar cukup lamaKeracunan kronik seringkali timbul karena terpapar racun BIOAKUMULASI, contoh keracunan merkuri

  • Kontak atau mengabsorbsi racun kerusakan jaringan atau kematian Neurotoksin sistem saraf paralisis Inhalasi atau ingesti sianida biasa digunakan dalam mengeksekusi tahanan menguras energi dalam tubuh Potasium klorida menghentikan segera kerja jantung dengan mengurangi potensial sel yang digunakan dalam kontraksi ototSebagian besar pestisida, selain membasmi wabah juga dapat mempengaruhi manusia

  • Manajemen KeracunanSegera hubungi gawat darurat pada kejadian dugaan keracunanManajemen inisialDigunakan secara umum pada seluruh kasus keracunanMeliputi pengakjian dan stabilisasi fungsi kardio-pulmonar dan mengatasi gejala seperti kejang, syok, dan nyeri DekontaminasiJika racun terlanjur masuk ke dalam tubuh dekontaminasi gaster Dekontaminasi gaster melalui: lavase lambung (bilas lambung), irigasi bowel, atau aspirasi nasogastrikAntidot

  • AntidotSetiap racun memiliki antidot (lawan/konteraksi) terhadapo kerja racun

    Poison/Drug Antidote paracetamol (acetaminophen) N-acetylcysteine vitamin K anticoagulants, e.g. warfarin vitamin K opioids naloxone iron (and other heavy metals)desferrioxamine, Deferasirox or DeferiproneCyanideamyl nitrite, sodium nitrite & sodium thiosulfate

  • Poison/Drug Antidote Organophosphates Atropine & PralidoximeAtropine & PralidoximeMagnesiumCalcium Gluconate

    Calcium Channel Blockers (Verapamil, Diltiazem)Calcium GluconateBeta-Blockers (Propranolol, Sotalol)Calcium Gluconate and/or Glucagon

    IsoniazidPyridoxineAtropineAtropinePhysostigmine

  • PengkajianPrimary survey:A: sumbatan karena edema (inflamasi) laring karena keracunan gas (inhalasi) atau reaksi alergi beratB : cepat atau lambat tanda syok, keracunan asetaminofen dapat menyebabkan depresi pusat nafasC: reaksi perdarahan lambung karena keracunan zat korosif atau zat racun lain yang teringesti; mual-muntah; tanda dehidrasi; diare/GED: GCS, penurunan kesadaran akibat racun, reaksi pupil terhadap cahaya, dilatasi pupilE: ada luka atau lesi luar akibat terpapar racun (mis tersiram zat kimia)F: observasi output urin jika terdapat dehidrasi atau tanda2 syok (Urin output: 1-2 cc/kgBB/jam)G: lakukan bilas lambung segera untuk mengeliminasi racunH: monitoring kerja jantung jika keracunan asetaminopen

  • Sambil Primary Survey, lengkapi juga data Wawancara tentang:Riwayat kejadianSumber keracunan atau penyebabWaktu kejadianArea yang terpapar

  • Diagnosa KeperawatanJalan nafas tidak efektifPola nafas tidak efektif, henti nafasResiko henti jantungSyok, resiko perdarahanNyeriPenurunan kesadaranResiko cedera b.d penurunan kesadaranResiko amputasi b.d nekrosis jaringan

  • IntervensiSesuai dengan primary surveyPertahankan jalan nafasPemberian oksigen: canal nasal, sungkup sederhana (tergantung kondisi klien)Pertahankan asupan cairanBilas lambungObservasi output urin

  • Bilas LambungIndikasiDilakukan jika jumlah racun mengancam kehidupan Prosedur dilakukan dalam 60 menit setelah ingesti racunKontraindikasiPasien dengan jalan nafas tidak terproteksiPasien dengan resiko perdarahan GIT atau perforasi KI relatif ketika racun merupakan substansi korosif, hidrokarbon, atau racun2 yang mempunyai antidotKomplikasiPneumonia Aspirasi sering terjadi pada keracunan hidrokarbon atau pada pasien dengan jalan nafas tidak terproteksi Spasme laringHipoksiaBradikardiEpistaksisHiponatremi, hipokloremiIntoksikasi airCedera mekanik pada lambung

  • Perhatikan Tanda Berikut sebagai indikasi keracunanLuka bakar di sekeliling mulutBerkeringatPerubahan warna kulit, RR, kedalaman pernafasanPerubahan diameter pupilInjuri yang menyertaiTingkat kesadaran dan perilakuBekas injeksi, blister, dllHidrasi Bau pernafasantemperature (resiko hipotermia)

  • Tatalaksana Saluran Nafas Keracunan AkutPeriksa refleks buka mulut, keluarkan gigi palsu.Bersihkan orofaring.Tidur miring, rendahkan kepala.Tak ada refleks batuk, pasang pipa endotrakea.Beri oksigen bila hipoksia.Alat bantu pernafasan bila perlu.

  • Tatalaksana Fungsi Kardiovaskuler dan GinjalPeriksa TD dan nadi.Bila TD sistolik
  • Tatalaksana Lain Keracunan AKUTPeriksa suhu rektal, bila
  • Pencegahan Penyerapan Lanjut Zat RacunKeracunan kurang dari 60 menit, kesadaran tak turun. Kontraindikasi: keracunan zat korosif, penderita koma, keracunan CNS stimulant, keracunan minyak tanah/bensin.Bilas lambung: selang orogaster, bilas dgn air/garam faal, sesegera mungkin, setelah pertahankan fungsi vital, kontraindikasi sama spt emesis, rudapaksa di mulut/ esofagus/lambung sebagai komplikasi. Sisakan cairan bilasan utk analisis kimiawi. Jumlah bilasan: 12 kali, total 1,5-4 L.

  • Snake BiteA snakebite, or snake bite, is a bite inflicted by a snake. Snakes often bite their prey when feeding, but occasionally, they bite humans. People can avoid and treat snakebites by knowing their etiology, along with prevention tips, and first-aid and hospital treatment.

  • SymptomsThe most common symptoms of all snakebites are :PanicFear and emotional instability, which may cause symptoms such as nausea and vomiting, diarrhea, vertigo, tachycardia, and cold, clammy skin Anaphylaxis, in certain people, and the saliva and fangs of the snake may harbor many dangerous microbial contaminants, including Clostridium tetani. If neglected, an infection may spread and potentially even kill the victim

    Television, literature, and folklore are in part responsible for the hype surrounding snakebites, and a victim may have unwarranted thoughts of imminent death

  • Most snakebites, whether by a venomous snake or not, will have some type of local effect.Usually there is minor pain and redness, but this varies depending on the site. Bites by vipers and some cobras may be extremely painful, with the local tissue sometimes becoming tender and severely swollen within 5 minutes. This area may also bleed and blister.Some Australian elapids and most viper envenomations will cause coagulopathy, sometimes so severe that a person may bleed spontaneously from the mouth, nose, and even old, seemingly-healed wounds. Internal organs may bleed, including the brain and intestines and will cause ecchymosis (bruising) of the victim's skin. If the bleeding is left unchecked the victim may die of blood loss.

  • TreatmentRemove all jewelry. DO NOT WASH THE SNAKE BITE! Apply suction using an extractor device without incising the wound if less than 15 minutes have elapsed from the initial bite and the person who has been bitten is more than 1 hour from medical attention. Apply a constricting band above the bite if less than 30 minutes have passed from the initial bite. Wrap the band tight enough to slow circulation but not to stop pulses. Use the pressure immobilization technique. Immobilize the limb below the heart. Cool the limb for pain control, but do not apply ice directly to the wound. Give 100% oxygen, if available. Perform cardiopulmonary resuscitation (CPR) if necessary.

  • First AidsProtect the patient (and others, including yourself) from further bites. While identifying the species is desirable in certain regions, do not risk further bites or delay proper medical treatment by attempting to capture or kill the snake. If the snake has not already fled, carefully remove the patient from the immediate area. Keep the patient calm and call for help to arrange for transport to the nearest hospital emergency room, where antivenin for snakes common to the area will often be available. Make sure to keep the bitten limb in a functional position and below the victim's heart level so as to minimize blood returning to the heart and other organs of the body.

  • Do not give the patient anything to eat or drink. This is especially important with consumable alcohol, a known vasodilator which will speedup the absorption of venom. Do not administer stimulants or pain medications to the victim, unless specifically directed to do so by a physician. Remove any items or clothing which may constrict the bitten limb if it swells (rings, bracelets, watches, footwear, etc.) Keep the patient as still as possible. Do not incise the bitten site.

  • PengkajianPrimary SurveyA: edema jalan nafas, reaksi alergi beratB: peningkatan RR, sesakC: edema, perdarahan, dehidrasiD: GCS turun, reaksi pupil (-)E: blister, kemerahan pada seluruh tubuh (tgt waktu kejadian)

  • IntervensiSesuai dengan hasil pengkajian di primary surverPenatalaksanaan dilaksanakan setiap data primary didapatkan:Contoh:Airway ada masalah bebaskan jalan nafasBreahing ada masalah atasi dengan Oksigen, dst.

  • KERACUNAN GASKERACUNAN AKUT KARBON MONOKSIDA

  • Health HistoryWhat? When? How much?Information from witnesses or regular medication consider access to other traumaalcoholic intoxication very commonly co-exists does the history suggest other causes of coma?

  • PenyebabUsaha pembunuhan/bunuh diri, gas dari knalpot mobil, ikat Hb bentuk carboxyHb yang tak bawa O2 dan ganggu oksigenasi jaringan, ganggu fungsi otak dan jantung.45% are self-poisoning and suicide 33% are domestic heater accidents 20% are related to fire and smoke inhalation

  • PatofisiologiCarbon monoxide dapat larut di dalam plasma tanpa berikatan dengan HbCarbon monoxide mengikat protein darah di mitokondria sel otak dan sel jantung menurunkan respirasi selular dan menghambat pembentukan ATP

  • Kadar CO meningkat sampai 40% indikasi normal pasien membutuhkan terapiJika kadar CO dalam darah mencapai 65% biasanya fatal jika tidak dilakukan terapi. Hyperbaric oxygen therapy tujuannya is to get rid of the CO by mass action and to treat the hypoxic cells etc.

  • ClinicalOnset often insidious. Acute exposure leads to collapse, chronic exposure similar to influenza or food poisoning.Many present with unexplained headaches, chest pains and muscular weakness. Or GI upset (sickness, diarrhoea and abdo pain). Occasionally "postural" dizziness and general lethargy

  • Tanda dan GejalaTanda: KaburBingungSakit kepalaGejala: gangguan psikomotor kejangSyokdepresi nafas. Timbulkan: takikardi, sinkope, takipnea, koma kerusakan otak dan myokard irreversible

  • SymtomsSignsHeadache90%Cherry red skin (rarely seen)Nausea & vomiting50%Neurological signs (may be subtle)Vertigo50%Altered consciousness30%Check - finger nose, Rhomberg's, heel toe gaitSubjective weakness20%Check - Mini mental exam, short term memory

  • TatalaksanaTerapi: resusitasi nafas dengan oksigenMonitoring TTV: nadi, RRMonitoring kesadaranMonitoring keadaan umum

  • Flow diagram management Carbon Monoxide poisoning

  • Keracunan Karbondioksida

  • Toxic levels of carbon dioxideAt levels above 5%, concentration CO2 is directly toxicAt lower levels we may be seeing effects of a reduction in the relative amount of oxygen rather than direct toxicity of CO2Symptoms of high or prolonged exposure to carbon dioxide include headache, increased heart rate, dizziness, fatigue, rapid breathing, visual and hearing dysfunctions. Exposure to higher levels may cause unconsciousness or death within minutes of exposure

  • High CO2 or Low oxygen levels O2100 ml udara20.9 liters of oxygen (20.9%)0.04 liters of CO2 (0.04%)add 1.4 liters of CO2(1.4 + 0.04) / 101.4 = 0.014 = 1,4 % CO220.9 / 101.4 = 0.206 = 20.6 % oxygen

  • when the CO2 level has increased from its normal amount in air (about 0.03%) up to a higher concentration in air of 1.4% CO2 the concentration of oxygen in air will have decreased from 20.9 to 19.5%. Reducing the oxygen concentration from 20.9% down to 19.5% is equal to a 6.7% reduction in the oxygen level