askep keracunan

37
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA dalam waktu relative singkat makalah malah keracunan makanan untuk program studi Keperawatan gawat darurat selesai di susun. Semoga makalah ini dapat berguna bagi mahasiswa keperawatan dalam mengaplikasihkan teori dalam perkulihan. Namun kritik dan saran sangat kami harapkan. Karena penyusun makalah ini tak luput dari kesalahan dan kurang sempurna .Atas kritik dan saran untuk perbaikan makalah kami haturkan terima kasih. Palembang ,20 maret 2013 1

Upload: erick-juestrada

Post on 19-Jan-2016

944 views

Category:

Documents


66 download

DESCRIPTION

ASKEP KERACUNAN

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP KERACUNAN

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA dalam

waktu relative singkat makalah malah keracunan makanan untuk program studi Keperawatan

gawat darurat selesai di susun. Semoga makalah ini dapat berguna bagi mahasiswa

keperawatan dalam mengaplikasihkan teori dalam perkulihan. Namun kritik dan saran sangat

kami harapkan. Karena penyusun makalah ini tak luput dari kesalahan dan kurang

sempurna .Atas kritik dan saran untuk perbaikan makalah kami haturkan terima kasih.

Palembang ,20 maret 2013

1

Page 2: ASKEP KERACUNAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Racun adalah zat / bahan yang apabila masuk ke dalam tubuh melalui mulut,

hidung / inhalasi, suntikan dan absorbsi melalui kulit atau di gunakan terhadap organisme

hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan / menggangu dengan serius

fungsi satu / lebih organ atau jaringan.

Karena adanya bahan- bahan yang berbahaya, menteri kesehatan telah

menetapkan peraturan no 435 / MEN. KES / X1 / 1983 tanggal 16 November 1983 tentang

bahan – bahan berbahaya. Karena tingkat bahayanya yang meliputi besar dan luas

jangkauan, kecepatan penjalaran dan sulitnya dalam penanganan dan pengamanannya,

bahan – bahan berbahaya atau yang dapat membahayakan kesehatan manusia secara

langsung atau tidak langsung.

Keracunan merupakan masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh

manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Ada beberapa

hal yang dapat menyebabkan keracunan antara lain makanan.Makanan merupakan

kebutuhan pokok manusia karena di dalamnya mengandung nutrisi yang di perlukan

antara lain untuk :

a. Pertumbuhan Badan

b. Memelihara dan memperbaiki jaringan tubuh yang telah tua dan rusak

c. Di perlukan untuk proses yang terjadi di dalam tubuh

d. Di perlukan untuk berkembang biak

e. Menghasilkan energi untuk dapat melakukan aktivitas

Tetapi makanan juga dapat menyebabkan keracunan di karenakan makanan

tersebut mengandung toksin, makanan dari tumbuhan dan hewan yang mengandung

racun , makanan yang tercemar bahan kimia berbahaya, selain juga infeksi karena

makanan yang mengandung mikroorganisme pathogen ( FOOD INFECTION )

2

Page 3: ASKEP KERACUNAN

1.2 Rumusan masalah

1. mengtahui pengertian keracunan makanan

2. Etiologi keracunan

3. Patofiologi keracunan

4. Pencegahan keracunan

5. Asuhan keperawatan pada pasien kercunan makanan.

1.3. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah di lakukan pembelajaran dan seminar di harapkan mahasiswa faham tentang

Asuhan Keperawatan Keracunan

2. Tujuan Khusus

a) Mengetahui dan memahami macam – macam zat racun yang biasa terdapat di

masyarakat

b) Terampil dalam menangani kasus – kasus keracunan akut maupun kronik

c) Mampu memutuskan apa yang harus di lakukan pada penderita keracunan akut

d) Dapat membicarakan dan membuat saran – saran tentang cara – cara untuk mencegah

keracunan umum beserta sarana yang di perlukan

3

Page 4: ASKEP KERACUNAN

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian

Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk kedalam tubuh melalui mulut, hidung

(inhalasi), serta suntikan dan absorbsi melalui ,kulit, atau di gunakan terhadap organisme

hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan dan mengganggu dengan serius

fungsi satu atau lebih organ atau jaringan ( Sartono 2001 : 1 )

Intokkasi atau kercunan merupakan masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh

manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.

Keracuanan Makanan adalah penyakit yang tiba – tiba dan mengejutkan yang dapat

terjadi setelah menelan makanan / minuman yang terkontaminasi. (KMB Brunner &

Suddarth Vol.3)

Karakteristik keracunan makanan yang di sebabkan oleh bakteri, antara lain:

1. Penderita menyantap jenis makanan yang sama2. Penyakit menyerang pada banyak orang dalam waktu bersamaan3. Sumber penyebab yang sama4. Gejala-gejala penyakitnya mirip satu dengan lain

Macam-macam Keracunan

1. Mencerna (menelan) racun

Tindakan yang dilakukan adalah menghilangkan atau menginaktifkan racun

sebelum diabsorbsi, untuk memberikan perawatan pendukung, untuk memelihara

system organ vital, menggunakan antidote spesifik untuk menetralkan racun, dan

memberikan tindakan untuk mempercepat eliminasi racun terabsorbsi.

4

Page 5: ASKEP KERACUNAN

Penatalaksanaan umum :

a. Dapatkan control jalan panas, ventilasi, dan oksigensi. Pada keadaan tidak ada   

kerusakan serebral atau ginjal, prognosis pasien bergantung pada keberhasilan

penatalaksanaan pernapasan dan sisitem sirkulasi.

b. Coba untuk menentukan zat yang merupakan racun, jumlah, kapan waktu

tertelan, gejala, usia, berat pasien dan riwayat kesehatan yang tepat.

c. Tangani syok yang tepat.

d. Hilangkan atau kurangi absorbsi racun.

e. Berikan terapi spesifik atau antagonis fisiologik secepat mungkin untuk     

menurunkan efek toksin.

f. Dukung pasien yang mengalami kejang. Racun mungkin memicu system saraf

pusat atau pasien mungkin mengalami kejang karena oksigen tidak adekuat.

g. Bantu dalam menjalankan prosedur untuk mendukung penghilangan zat yang

ditela, yaitu:

1) Diuresis untuk agens yang dikeluarkan lewat jalur ginjal.

2) Dialisis

3) Hemoperfusi (proses melewatkan darah melalui sirkuit ekstrakorporeal dan

cartridge containing an adsorbent [karbon atau resin], dimana setelah

detoksifikasi darah dikembalikan ke pasien.

h. Pantau tekanan vena sentral sesuai indikasi.

i. Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit.

j. Menurunkan peningkatan suhu.

k. Berikan analgesic yang sesuai untuk nyeri.

l. Bantu mendapatkan specimen darah, urine, isi lambung dan muntah.

m. Berikan perawatan yang konstan dan perhatian pada pasien koma.

n. Pantau dan atasi komplikasi seperti hipotensi, disritmia jantung dan kejang.

o. Jika pasien dipulangkan, berikan bahan tertulis yang menunjukan tanda dan

gejala masalah potensial dan prosedur untuk bantuan ulang.

1) Minta konsultasi dokter jiwa jika kondisi tersebut karena usaha bunuh diri

2) Pada kasus keracunan pencernaan yang tidak disengaja berikan pencegahan

racun dan instruksi pembersihan racun rumah pada pasien atau keluarga

5

Page 6: ASKEP KERACUNAN

2. Keracunan melalui inhalasi

 Penatalaksanaan  umum :

a. Bawa pasien ke udara segar dengan segera; buka semua pintu dan jendela.

b. Longgarkan semua pakaian ketat.

c. Mulai resusitasi kardiopulmonal jika diperlikan.

d. Cegah menggigil; bungkus pasien dengan selimut.

e. Pertahankan pesien setenang mungkin.

f. Jangan berikan alcohol dalam bentuk apapun.

3. Keracunan makanan

Keracunan makanan adalah penyakit yang tiba-tiba dan mengejutkan yang

dapat terjadi setelah menelan makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan

a. Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya atau

diberi susu yang telah dicampur dengan telur mentah.

b. Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali

berturut-turut dalam setia jamnya.

c. Air santan kental dan air kelapa hijau yang dicampur 1 sendok makan garam dapat

menjadi alternative jika norit tidak tersedia.

d. Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara

memasukan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala

untuk memudahkan kontraksi

e. Apabila penderita dalam keadaan p[ingsan, bawa egera ke rumah sakit atau dokter

terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.

4. Gigitan ular

Bisa (racun) ular terdiri dari terutama protein yang mempunyai efek fisiologik

yang luas atau bervariasi. Sisitem multiorgan, terutama neurologic, kardiovaskuler,

sisitem pernapasan mungkin terpengaruh.

6

Page 7: ASKEP KERACUNAN

Bantuan awal pertama pada daerah gigitan ular meliputi mengistirahatkan

korban, melepaskan benda yang mengikat seperti cincin, memberikan kehangatan,

membersihkan luka, menutup luka dengan balutan steril, dan imobilisasi bagian tubuh

dibawah tinggi jantung. Es atau torniket tidak digunakan. Evaluasi awal di

departemen kedaruratn dilakukan dengan cepat meliputi :

a. Menentukan apakah ular berbisa atau tidak.

b. Menentukan dimana dan kapan gigitan terjadi sekitar gigitan.

c. Menetapkan urutan kejadian, tanda dan gejala (bekas gigi, nyeri, edema, dan

eritema jaringan yang digigit dan didekatnya).

d. Menentukan keparahan dampak  keracunan.

e. Memantau tanda vital.

f. Mengukur dan mencatat lingkar ekstremitas sekitar gigitan atau area pada beberapa

titik.

g. Dapatkan data laboratorium yang tepat (mis. HDL, urinalisi, dan pemeriksaan

pembekuan).

5. Sengatan serangga

Manifestasi klinis bervariasi dari urtikaria umum, gatal, malaise, ansietas,

sampai edema laring, bronkhospasme berat, syok dan kematian. Umumnya waktu

yang lebih pendek diantara sengatan dan kejadian dari gejala yang berat merupakan

prognosis yang paling buruk. Penatalaksanaan umum:

a. Berikan epineprin (cair) secara langsung. Masase daerah tersebut untuk

mempercepat absorbsi.

b. Jika sengatan pada ekstermitas, berikan tornikuet dengan tekanan yang tepat untuk

membendung aliran vena dan limfatik.

c. Instruksikan pasien untuk hal-hal berikut:

1) Injeksi segera dengan epineprin

2) Buang penyengat dengan garukan cepat kuku jari

3) Bersihkan area dengan sabun air dan tempelkan es

4) Pasang tornikuet proksimal terhadap sengatan

5) Laporkan pada fasilitas perawatan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih

lanjut.

7

Page 8: ASKEP KERACUNAN

Karakteristik keracunan makanan yang di sebabkan oleh bakteri, antara lain:

1. Penderita menyantap jenis makanan yang sama

2. Penyakit menyerang pada banyak orang dalam waktu bersamaan

3. Sumber penyebab yang sama

4. Gejala-gejala penyakitnya mirip satu dengan lain

Keadaan semacam itu sering di jumpai pada sejumlah orang yang menderita penyakit

Gastroenteritis akut . Contohnya adalah kasus keracunan makanan pada kariawan di sebuah

pabrik atau keracunan makanan yang di alami para tamu undangan di sebuah pesta.

Keracunan makanan yang penyebabnya bukan bacteri atau bahan makanan lain tidak selalu

menimbulkan gejala yang sama, tetapi tetap berbahaya bagi kesehatan manusia.

Batasan dan penyebabkeracunan makanan perlu di pertegas dan di bedakan dengan

penyakit Gastroenteritis Akut biasa agar tidak menimbulkan polemic dan masalah pada

masyarakat awam. Secara sederhana, keracunan makanan berdasarkan penyebabnya dapat

dibagi menjadi 2 jenis.

a) Bacterial Food Poisoning

b) Non Bakterial Food Poisoning

Bacterial Food Poisoning

Bacterial Food Poisoning terjadi akibat konsumsi makanan yang terkontaminasi dengan

bacteri hidup terkontaminasi toksin yang dihasilkan bacteri tersebut. Bacterial Food

Poisoning dapat di bedakan menjadi 4 tipe, yaitu:

Salmonella Food Poisoning

Salmonella food poisoning merupakan Zoonotik (berasal dari hewan) yang dapat terjadi di

mana-mana. Penyakitini di tularkan kepada manusia melalui produk ternak yang

terkontaminasi, seperti daging, susu, atau telur. Tikus juga merupakan salah satu binatang

penyebar penyakit melalui makanan. Binatang ini mengkontaminasi makanan melalui urin

atau kotorannya.

8

Page 9: ASKEP KERACUNAN

Insidensi penyakit ini meningkat di Negara barat akibat beberapa factor berikut:

a) Peningkatan pedagangan internasional berupa produk bahan makanan yang

berasal dari hewan ternak.

b) Penggunaan deterjen secara luas pada rumah tangga mempengaruhi

pengolahan air kotor.

c) Distribusi dan pemakaian makanan jadi atau makanan kaleng meningkat di

mana-mana.

d) Terdapat lebih dari 50 spesis Salmonella, yang menyebabkan penyakit pada

manusia adalah Salmonella Typhimurium, Salmonella Cholera-suis, Shigella

Sonnel, dan lain-lain.

Staphylococcal Food Poisoning

Staphylococcal food poisoning merupakan kasus keracunan makanan yang di sebabkan oleh

Enterotoksin yang di hasilkan oleh Staphylococcus Aureus. Kuman stafilokokus akan mati

sewaktu makanan di masak, tetapi entrotksin yang di hasilkan memiliki sifat tahan panas

sehingga dapat bertahan pada temperatur100 derajat C selama beberapa menit.

Staphylokokus banyak di temukan dalam bagian-bagian tubuh, seperti di hidung,

tenggorok dan di kulit manusia, selain itu juga dapat di temukan menempel pada debu di

dalam kamar. Organisme ini dapat menyebabkan infeksi pada manusia dan binatang.

Staphylokokus juga dapat mengkontaminasi makanan, seperti salad, custard, susu, dan

produk yang di hasilkannya. Masa inkubasi penyakit akibat organisme ini relative pendek,

yaitu sekitar 1-6 jam karena toksin yang di hasilkan organism ini.

Infeksi pada manusia terjadi karena konsumsi makanan yang terkontaminasi toksin. Toksin

tersebut memiliki laju reaksi yang cepat dan langsung menyerang usus dan system saraf pusat

(SSP). Gejala penyakit ini, antara lain mual, muntah, diare, nyeri abdomen, dan terdapatnya

darah dan lender dalam feses. Kematian akibat penyakit ini jarang terjadi. Penderita dapat

sembuh kembali dalam waktu 2-3 hari.

9

Page 10: ASKEP KERACUNAN

Botulism

Botulism atau botulisme merupakan penyakit Gastroenteristi akut yang di sebabkan oleh

Eksotoksin yang di produksi Crostiridium Botulinum. Organisme anaerobic ini banyak di

temukan di dalam debu, tanah, dan dalam saluran usus hewan. Dalam makanan kaleng,

organisme ini akan membentuk spora. Masa inkubasi botulisme cepat sekitar 12-36 jam.

Gejala penyakit berbeda dengan kasus Bacterial Food Poisoning yang lain karena eksotoksin

bekerja pada system saraf parasimpatik. Gejala Gastroin testinal yang di timbulkan ringan

walau ada beberapa gejala yang tampak dominan, seperti Disfagia, Diplopia, Ptosis,

Disarthria, kelemahan pada otot dan terkadang Quadriplegia, walau demam biasa tidak ada,

penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan berakibat fatal. Kematian terrjadi

dalam waktu 4-8 hari akibat kegagalan pernapasan atau jantung.

Agar lebih aman, sebelum di konsumsi, makanan kaleng sebaiknya dimasak dahulu pada

temperature 100 derajat C selama beberapa menit karena toksin Cl. Botulinum bersifat

Thermolabil (tidak tahan panas). Pemberian obat quinidine hidroklorida per oral dengan

dosis 20-40 mg/kg berat badan dapat mengurangi terjadinya Neoromuscular blok, di

samping perawatan yang baik juga sangat bermanfaat dalam pengobatan batulisme.

Cl. Perfringens Food Poisoning

Organisme Clostridium Perfringens (Cl. Welchii) dapat di temukan dalam kotoran manusia dan binatang dalam tanah, air, dan udara. Keracunan terjadi karena mengkonsumsi makanan berupa daging ternak (yang tentunya telah terkontaminasi dengan bakteri ini) yang telah di masak dan di simpan begitu saja selama 24 jam atau lebih serta di masak lagi untuk di sajikan. Masa inkubasi penyakit ini sekitar 6-24 jam. Walau patogenisitas Cl. Perfringens belum banyak di ketahui, organisme ini dapat berkembang biak dengan baik pada suhu sekitar 30 derajat C dan memproduksi berbagai toksin, misalnya Alpha Toxin dan Theta Toxin. Alpha toxin di duga merupakan eksotoksin yang dapat menimbulkan gejala penyakit, selain ada juga pendapat bahwa jumlah Cl.perfringens yang banyak dalam makanan dapat menyebabkan keracunan makanan. Gejala klinis berupa nyeri abdomen, diare, lesu, subfebris, mual, dan muntah jarang terjadi. Penderitanya dapat sembuh dengan cepat, sementara penyakit ini tidak berakibat fatal.

10

Page 11: ASKEP KERACUNAN

Diagnosis banding (differensial diagnosis) perlu di lakukan karena Bacterial food Poisoning (keracunan makanan akibat bakteri sering kali di diagnosis sebagai penyakit kolera, disentri basiler akut, atau keracunan zat arsentik.

Non-Bacterial Food Poisoning

Non-bacterial food poisoning adalah kasus keracunan makanan yang bukan di sebabkan oleh bakteri maupun toksin yang di hasilkannya. Kasus keracunan semacam ini dapat di sebabkan oleh, antara lain:

a) Keracunan akibat tumbuh-tumbuhan

Banyak sekali kasus keracunan makanan yang di sebabkan oleh tumbuh-tumbuhan. Contohnya antara lain keracunan singkong, keracunan jengkol, keracunan jamur, keracunan atropan Belladona yang berisi alkaloid dari belladonna, dan keracunan apel,berikut ini penjelasannya.

Keracunan Singkong: singkong atau ubi kayu adalah jenis bahan tidak semua jenis singkong dapat di konsumsi langsung. Jenis singkong yang mengandung asam sianida dan biasanya di pergunakan ssebagai bahan baku tepung tapioca harus di olah terlebih dahulu ssebelum di jadikan tepung dan di konsunsumsi. Gejala yang muncul akibat keracunan singkong, antara lain mual, muntah, pernapasan cepat, sinosis kesadaran menurun, dan bahkan sampai koma.Keracunan jengkol: Jengkol merupakan salah satu sayur lalapan yang mengandung asam jengkolat. Apabila di konsumsi secara berlebihan, akan terjadi penumpukan dan pembenttukan Kristal asam jengkolat di dalam ginjal sehingga mennimbulkan rasa mual, muntah, nyeri perut hilang timbul yang berupa dengan kolik ureter,rasa sakit bila buang air kecil dan urin berbau jengkol, selain dapat menyebabkan uremia dan kematian.Keracunan jamur beracun: di Indonesia, terdapat ratusan jamur terkenal dan dapat di konsumsi, seperti jamur merang, jamur sampinyo dan sebagainya. Namun, tidak semua jenis jamur dapat di konsumsi karena ada beberapa jenis yang mengandung racun. Jenis racun biasa yang di temukan adalah Amanitin dan muskarin. Apabila tanpa sengaja mengkonsumsi jamur beracun, racun jamur itu akan bekerja sangat cepat dan mengakibatkan rasa mual, muntah, sakit perut, penguaran banyak ludah dan keringat, miosis, diplopia, bradikardi, dan bahkan konvulsi (kejang-kejang).Atropa Belladonna yang berisi alkaloid dari belladonna: Gejala keracunan akibat mengonsumsi subtansi teersebut serupa dengan gejala keracunan atropine, yaitu mulut kering, kulit kering, pandangan mata kabur, dilatasi pupil, takikardi, dan halusinasi.

11

Page 12: ASKEP KERACUNAN

Datura Stronomium (apel): Datura Stonomium mengandung stronomium alkkoloid. Gejala klinis akibat kereacunan stronomium ini seperti dengan

gejala klinis keracunan Atropin. Tidak ada terapi yang spesifik untuk keeracunan zat tersebut. Gejala klinis berupa gangguan pada susunan saraf perifer dapat dinetralisasikan dengan pemberian pilokarpin, tetapi obat ini tidak dapat menetralisasikan gangguan pada sistem saraf pusat. Penguaran racun pada korban keracunan dapat di lakukan dengan induksi muntah untuk mengosongkan lambung atau dengan bilasan lambung

.

b) Keracunan akibat kerangdan ikan laut

Kasus keracunan kerang dan ikan laut memiliki gejala yang dapat terjadi secara langsung dalam menit atau bahkan kurang dari itu setelah mengonsumsi kerang atau ikan laut.Gejala yang muncul, antara lain, kemerah-merahan, pada muka, dada, dan lengan, gatal-gatal , urtikarya, anggioderma, edema, takikardi, palpitasi, sakit perut dan diare. Pada kasus yang berat dapat terjadi gangguan pernapasan.

Keracunan akibat bahan kimia

Bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan keracunan makanan antara lain, zat pewarna makanan, logam berat, bumbuh penyedap, dan bahan pengawet.

Berikut beberapa jenis penyakit antara lain yang sering di temukan antara lain:

1. Chinese Restaurant Syndrome: Sebagian orang yang mengonsumsi makanan cina dalam 10-20 menit akan mengalami gejala semacam rasa tidak enak, dan rasa terbakar di leher bagian belakang, kesemutan pada lengan atas bagian belakang dan di depan dada. Kemunculan gejala tersebut berfariasi, biasanya akan berlangsung selama 45 menit sampai 2 jam. Kemungkinan penyebab adalah monosodium klutamat yang sering di pakai sebagai bumbuh penyedap masakan cina.

2. Hot Dog Headache: Pada beberapa orang yang mengonsumsi hot dog akan mengalami sakit di bagian kepala dan muka memerah yang muncul dalam 30 menit setelah mengonsumsi makanan tersebut. Kondisi itu mungkin di sebabkan oleh natrium nitrit yang di gunakan pada proses pembuatan hot dog.

3. Keracunan zat-zat kimia: Kasus keracunan semacam ini terjadi karena seseorang tanpa senngaja atau tanpa sepengatahuannya mengonsumsi zat kimia beracun yang ada dalam makanan. Contoh zat kimia beracun tersebut, antara lain, racun tikus, insektisida, natrium klorida yang di sangka susu, atau

12

Page 13: ASKEP KERACUNAN

barium bikarbonat yang di sangka tepung. Beberapa peralatan makanan yang di lapisi dengan bahan tertentu (misalnya, antimon atau zinkum) tidak boleh di gunakan untuk mewadahi makanan yang mengandung zat tertentu ( misalnya asam) karena bahan pelapis itu akan bereaksi dengan asam dan menghasilkan racun. Contoh kasus lainnya adalah keracunan karena mengonsumsi makanan berupa ikan atau hasil laut lain yang mengandung logam berat seperti mercury (hg), penyebab penyakit mina mata , atau mengandung cadmium (Cd), penyebab penyakit Itai-itai di Jepang.

Faktor Resiko

a.  Produsen makanan kurang / tidak menyadari dan memahami sepenuhnya arti

kebersihan dan keselamatan makanan. Hal ini di sebabkan antara lain oleh latar

belakang pendidikan dan lingkungan yang tidak mendukung.

b.  Produsen menutup diri terhadap kontak dengan pihak luar dan instansi yan berwenang

dalam masalah kesehatan dan keselamatan makanan yang di sebabkan, antara lain oleh

faktor – faktor psikologi dan rahasia usaha

c.  Produsen kurang / sama sekali tidak mendapat bimbingan dan petunjuk dari instansi

yang berwenang dengan masalah kesehatan dan keselamatan makanan

d.  Kurang / belum ada pengaturan yang tegas dari pemerintah yang berhubungan dengan

kontrol kualitas dan kontrol keselamatan setiap jenis makanan yang di produksi,

sebelum di edarkan untuk di pasarkan.

2.2 Etiologi

Penyebab keracunan ada beberapa macam dan akibatnya bisa mulai yang ringan

sampai yang berat. Secara umum yang banyak terjadi di sebabkan oleh :

1. Mikroba

Mikroba yang menyebabkan keracunan di antaranya :

a) Escherichia coli patogen

b) Staphilococus aureus

c) Salmonella

d) Bacillus Parahemolyticus

e) Clostridium Botulisme

f) Streptokkkus

2. Bahan Kimia

13

Page 14: ASKEP KERACUNAN

a) Peptisida golongan organofosfat

b) Organo Sulfat dan karbonat

3. Toksin

a) Jamur

b) Keracunan Singkong

c) Tempe Bongkrek

d) Bayam beracun

e) Kerang

2.3 Pathofisiolgi

Keracuanan dapat di sebabkan oleh beberapa hal di antaranya yaitu faktor bahan

kimia, mikroba, toksin dll. Dari penyebab tersebut dapat mempengaruhi vaskuler sistemik

shingga terjadi penurunan fungsi organ – organ dalam tubuh. Biasanya akibat dari

keracunan menimbulkan mual, muntah, diare, perut kembung,gangguan pernafasan,

gangguan sirkulasi darah dan kerusakan hati ( sebagai akibat keracunan obat da bahan

kimia ). Terjadi mual, muntah dikarenakan iritasi pada lambung sehingga HCL dalam

lambung meningkat . Makanan yang mengandung bahan kimia beracun (IFO) dapat

menghambat ( inktivasi ) enzim asrtikolinesterase tubuh (KhE). Dalam keadaan normal

enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (AKH) dengan jalan mengikat Akh –

KhE yang bersifat inakttif. Bila konsentrasi racun lebih tingggi dengan ikatan IFO-KhE

lebih banyak terjadi. Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh di tempat – tempat

tertentu, sehingga timbul gejala – gejala rangsangan Akh yang berlebihan, yang akan

menimbulkan efek muscarinik, nikotinik, dan ssp ( menimbulakan stimulasi kemudian

depresi SSP ).

14

Page 15: ASKEP KERACUNAN

FATOFLOW

 

2.4 Manifestasi Klinis

1. Gejala yang paling menonjol meliputi

a. Kelainan Visus

b. Hiperaktivitas kelenjar ludah dan keringat

c. Gangguan Saluran pencernaan

d. Kesukaran bernafas

2. Keracunan ringan

a. Anoreksia

b. Nyeri kepala

c. Rasa lemah

d. Rasa takut

e. Tremor pada lidah dan kelopak mata

f. Pupil miosis

15

Page 16: ASKEP KERACUNAN

3. Keracunan sedang

a. Nausea

b. Muntah – muntah

c. Kejang dan kram perut

d. Hipersalifa

e. Hiperhidrosis

f. Fasikulasi otot

g. Bradikardi

4. Keracunan berat

a. Diare

b. Reaksi cahaya negatif

c. Sesak nafas

d. Sianosis

e. Edema paru

f. Inkontinensia urine dan feses

g. Kovulsi

h. Koma

i. Blokade jantung akhirnya meninggal

2.5 Komplikasi

1. Syok Neurogenik

2. CHF

3. Gagal ginjal

2.6 Penatalaksanaan

1. Tindakan Emergensi

Airway : Bebaskan jalan nafas, kalau perlu di lakukan inkubasi

Breathing : Berikan nafas buatan, bila penderita tidak bernafas spontan atau

pernafasan tidak adekuat

16

Page 17: ASKEP KERACUNAN

Circulasi : Pasang infus bila keaadaan penderita gawat darurat dan perbaiki

perfusi jaringan.

2. Resusitasi

Setelah jalan nafas di bebaskan dan di bersihkan, periksa pernafasan dan nadi.

Infus dextrose 5% kec.15 – 20, nafas buatan, O2, hisap lendir dalam saluran

pernafasan, hindari obat – obatan depresan saluran nafas, kalau perlu respirator

pada kegagalan nafas berat. Hindari pernafasan buatan dari mulut ke mulut, sebab

racun orga fhosfat akan meracuni lewat mulut penolong. Pernafasan buatan hanya

di lakukan dengan meniup face masuk atau menggunakan alat bag – valve –

mask.

3. Identifikasi penyebab

Bila mungkin lakukan identifikasi penyebab keracunan, tapi hendaknya usaha

mencari penyebab keracunan tidak sampai menunda usaha – usaha penyelamatan

penderita yang harus segera di lakukan.

4. Mengurangi absorbsi

Upaya mengurangi absorbsi racun dari saluran cerna di lakukan dengan

merangsang muntah, menguras lambung, mengabsorbsi racun dengan karbon aktif

dan membersihkan usus

5. Meningkatkan eliminasi

Meningkatkan eliminasi racun dapat di lakukan dengan diuresis basa atau asam,

dosis multipel karbon aktif, dialisis dan hemoperfusi.

2.7 Pemeriksaan Penunjang

1. BGA

2. Laboratorium

Penurunan kadar Khe dengan sel darah merah dalam plasma, penting untuk

memastikan diagnosis keracuna IFO akut / kronik

17

Page 18: ASKEP KERACUNAN

Keracunan Akut : Ringan 40 – 70 %

: Sedang 20 – 40 %

: Berat <>

Keracunan kronik : Apabila kadar KhE menurun sampai 25–50%.

3. Pathologi Anatomi

Pada keracunan akut, hasil pemeriksaan pathologi biasanya tidak khas. Sering

hanya di temukan edema paru, dilatasi kapiler, hiperemi paru, otak dan organ –

organ lainnya.

Pencegahan

1. Masak masakan sampai benar – benar matang karena racun akan tidak aktif dengan

pemanasan makanan pada suhu di atas 45 C selama 1 menit, pada suhu 80 C selama 5

menit, selain itu spora juga tidak aktif dengan pemanasan 120 C

2. Letakkan bahan – bahan kimia berbahaya di tempat yang aman dan jauh dari

jangakauan anak – anak

3. Tandailah sejelas jelasnya tiap atau kaleng yang berisi bahan berbahaya

4. Hindari pemakaian botol / kaleng bekas

5. Kuncilah kotak penyimpanan racun dan obat – obatan

6. Perhatikan petunjuk tanggal / masa kadaluar

18

Page 19: ASKEP KERACUNAN

ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

Anak X berusia 15 tahun, setelah makan jajan mengeluh mules dan sakit perut kemudian

diberi minyak kayu putih tapi tidak ada perubahan, anak H muntah disertai diare, pusing, dan

selang beberapa saat dia tidak sadarkan diri, saat dibawa ke RS sempat menglami kejang.

A. Pengkajian

1. Identitas

a. Identitas pasien

Nama  : Anak H

Umur  : 15 Th

Jenis kelamin  : Laki-Laki

Pendidikan  : SMP

Alamat  : Palembang

Tanggal maasuk : 02 Maret 2014

Jam masuk  : 11.00 WIB

DX medis  : Keracunan

b. Identitas penanggung jawab

Nama  : Bu Sa’idah

Umur  : 30 Th

Jenis kelamin  : Perempuan

Pendidikan  : -

Pekerjaan  : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Palembang

Hubungan dengan anak  : Orang tua ( Ibu ) pasien

2. Riwayat kesehatan

a.Keluhat utama

Pasien mengeluh mules, sakit perut, muntah, diare, pusing

19

Page 20: ASKEP KERACUNAN

b. Riwayat kesehatan sekarang

Anak H muntah disertai diare, pusing, dan selang beberapa saat dia tidak

sadarkan diri, saat dibawa ke RS sempat menglami kejang

3. Pemeriksaan fisik

a.Keadaan umum

Kesadaran menurun

TTV : TD : 110 / 70

Nadi : 70 x / menit

Suhu : 36 C

RR : 20 X / Menit

b. Pernafasan

Nafas tidak teratur

c.Kardiovaskuler

Hipertensi, nadi aritmia.

d. Persarafan

Kejang, miosis, vasikulasi, penurunan kesadaran, kelemahan, paralise

e.Gastrointestinal

Muntah, diare

f. Integumen

Berkeringat

g. Muskuloskeletal

Kelelahan, kelemahan

h. Integritas Ego

Gelisah, pucat

i. Eliminasi

Diare

j. Selaput lendir

Hipersaliva

k. Sensori

Mata mengecil/membesar, pupil miosis

20

Page 21: ASKEP KERACUNAN

Analisa Data

No Data Fokus Etiologi Problem

1 Ds : ibu mengatakan anaknya

mengeluh mules dan

sakit perut,muntah,

diare

Do : Diare tanpa disadari bau

khas warna hijau

Faktor makanan

Masuk ke dalam tubuh

Mencapai usus halus

Peningkatan isi lumen usus

Hiperperistaltik

Penyerapan makanan, air dan

elektrolit terganggu

Muntah, Diare

Kekurangan volume cairan

Kekurangan volume cairan

2 Ds : -

Do : nafas tidak teratur

Depresi SSP (sistem saraf pusat)

Distress pernapasan depresi cardiovaskuler

Obstruksi trakheobronkeal                        

O2 (Hipoksia)

Lambung

pola napas tidak efektif

Pola nafas inefektif

3 Ds : ibu mengatakan anaknya

mengeluh muntah

Muntah Perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

21

Page 22: ASKEP KERACUNAN

Do : - oobstruksi jalan napas

sekunder

penumpukan sekret

Bronchospasme

Sesak napas

Anoreksia

4 Ds : tidak sadar

Do : bibir pucat,akral dingin

Kejang

Berhenti nafas

Refleks otak

Kekurangan O2

Gangguan perfusi jaringan

Diagnosa keperawatan

1. Devisit volume cairan b.d muntah, diare2. Pola nafas inefektif b.d Obstruksi trakheobronkial oleh sekret banyak3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia4. Gangguan perfusi jaringan b.d kekurangan oksigen jaringan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi

22

Page 23: ASKEP KERACUNAN

1. Devisit volume

cairan b.d

muntah, diare

Do : Diare

tanpa disadari

bau khas warna

hijau

Ds : ibu

mengatakan

anaknya

mengeluh

mules dan sakit

perut,muntah,

diare

Mempertahankan

volume cairan adekuat

o Awasi intake dan

output,karakter dan

jumlah feses

o Kaji TTV

o Observasi kulit kering

berlebihan dan

membran

mukosa,penurunan

turgor kulit.

o Kolaborasi pemberian

cairan parenteral

sesuai indikasi

o Agar dapat

memilih

tindakan yang

akan dilakukan

o Untuk

mendeteksi

perkembangan

klien

o Untuk

mengetahui

kesadaran

umum klien

o Untuk dapat

terapi yang

sesuai

2 Pola nafas

inefektif b.d

Obstruksi

trakheobronkial

oleh sekret

banyak

Menunjukan pola

nafas efektif dengan

frekwensi

dankedalaman dalam

rentang normal dan

paru bersih.

o Kaji frekwensi,

kedalaman

pernapasan dan

ekspansi dada.

o Tinggikan kepala dan

bantu mengubah

posisi.

o Dorong/bantu pasien

dalam napas dalam.

o kolaborasi pemberian

oksigen tambahan

o agar mengetahui

kondisi klien

o membantu

pergerakan tubuh

klien

o membantu

meningkatkan

kemandirian

klien

o untuk membantu

proses

penyembuhan

klien

23

Page 24: ASKEP KERACUNAN

3 Perubahan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh b.d

anoreksia

Nutriisi adekuat o Catat adanya muntah

o Berikan makanan

dengan porsi sedikit

tapi sering

o Berikan makanan

halus, hindari makanan

kasar sesuai indikasi

o Kolaborasi pemberian

antasida sesuai

indikasi.

o Untuk

mengetahui

kondisi klien

sekarang

o Membantu

mempelancar

proses

pengeluaran

klien

o Mengetahui

kenyamanan

makan klien

o Membantu

penyembuhan

klien

4 Gangguan

perfusi jaringan

b.d kekurangan

oksigen

jaringan

Terjadi peningkatan

perfusi jaringan

o Observasi warna dan

suhu kulit/membran

mukosa.

o Evaluasi ekstremitas

untuk ada/tdknya

kualitas nadi.

o Kolaborasi pemberian

cairan

(IV/peroral)sesuai

indikasi.

oMelihat kondisi

umum klien

oMembantu klien

dalam

penyembuhan

oUntuk membantu

penyembuhan

klien

24

Page 25: ASKEP KERACUNAN

NO TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI

1 02 Maret 2014 o Mengkaji divite cairan

o Kaji TTV

o Observasi kulit kering

berlebihan dan membran

mukosa,penurunan turgor

kulit.

o Kolaborasi pemberian cairan

parenteral sesuai indikasi

S : ibu pasien mengatakan

pasien Susah makan

O : keadaan umum pasien

masih lemah.

A : Masalah belumteratasi .

P :intervensi dilanjutkan

2 02 Maret 2014 o Kaji frekwensi, kedalaman

pernapasan dan ekspansi

dada.

o Tinggikan kepala dan bantu

mengubah posisi.

o Dorong/bantu pasien dalam

napas dalam.

o kolaborasi pemberian

oksigen tambahan

S : ibu klien mengatakan

pasien sulit bernafas.

O : pasien sulit untuk

bergerak

A : masalah teratasi

sebagian

P : intervensi dilanjutkan

3 02 Maret 2014 o Catat adanya muntah

o Obs TTV

o Memberi makanan lanjut

o Kolaborasi pemberian

antasida sesuai indikasi

S : Ibu klien mengtakan

pasien sudah mau makan

O : keadaan umum pasien

sedikit membaik

A : masalah teratasi

sebagian

P : intervensi dilanjutkan.

25

Page 26: ASKEP KERACUNAN

4 02 Maret 2014 o Mengkaji perfusi oksigen

pasien

o Kaji TTV pasien

o Anjurkan klien untuk banyak

bergerak

o Kolaborasi dengan tim medis

S : ibu pasien mengatakan

pasien sudah bisa bernafas

O : KU sedikit membaik

A : masalah teratsi sebagian

P : intervensi dilanjutkan di

ruang rawat

26