askep jiwa pada lansia.pptx

22
ASKEP JIWA PADA LANSIA dr. TOBIAS REINALDO TOTI

Upload: t-reinaldo

Post on 08-Feb-2016

35 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

ASKEP JIWA PADA LANSIA

dr. TOBIAS REINALDO TOTI

Page 2: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

PENDAHULUAN

Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur (usia 60 tahun ke atas) pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya

Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berupa emosi tidak labil, mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia, perasaan kehilangan, dan tidak berguna dan menjadi rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas (kecemasan), psikosis (kegilaan) atau kecanduan obat.

Page 3: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

FACTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN MENTAL

1.      Perubahan fisik,

a.       Sel : jumlah berkurang

b.      Kardiovaskuler: tekanan darah meningkat

c.       Persarafan: berkurangnya respon motorik dan reflek

d.      Pendengaran: gangguan pendengaran.

e.       Penglihatan: respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun, akomodasi menurun, lapang pandang menurun, katarak

f.       Belajar dan memori: kemampuan belajar masih ada tetapi relatif menurun.

g.       Intelegensi: secara umum tidak berubah

Page 4: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

2.      Kesehatan umum Keadaan fisik lemah dan tidak berdaya

sehingga harus bergantung pada orang lain. Terjadi banyak perubahan dalam penampilan lansia, seperti pada bagian kepala dengan rambut yang menipis dan berubah menjadi putih atau abu-abu, tubuh yang membungkuk dan tampak mengecil, bagian persendian dengan pangkal tangan menjadi kendur dan terasa berat,

3.      Lingkungan Berkaitan dengan lingkungan sekitar, seperti

keluarga dan teman. Lansia tidak jarang merasa emptiness (kesendirian, kehampaan) ketika keluarganya tidak ada yang memperhatikannya.

Page 5: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

MASALAH DI BIDANG PSIKOGERATRI 1.      Kecemasan a.       Pengertian Gangguan kecemasan pada lansia adalah berupa gangguan panik,

fobia, gangguan obsesif kondlusif, gangguan kecemasan umum, gangguan stress akut, gangguan stress pasca traumatic

b.   Gejala kecemasan       Perasaan khawatir atau takut yang tidak rasional terhadap kejadian yang akan terjadi       Sulit tidur sepanjang malam       Rasa tegang dan cepat marah       Sering mengeluh akan gejala yang ringan atau takut/khawatir terhadap penyakit yang berat, misalnya kanker dan penyakit jantung yang sebenarnya tidak dideritanya       Sering membayangkan hal-hal yang menakutkan       Merasa panic terhadap masalah yang ringan

Page 6: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

2.      Depresia.       Pengertian Depresi adalah suatu jenis keadaan perasaan atau emosi dengan komponen psikologis seperti rasa sedih, susah, merasa tidak berguna, gagal, putus asa dan penyesalan atau berbentuk penarikan diri, kegelisahan atau agitasi.

Secara psikologik gejalanya: Kehilangan harga diri/ martabat. Perilaku merusak diri tidak langsung. contohnya:

penyalahgunaan alkohol/ narkoba, nikotin, dan obat-obat lainnya.        

Merasa putus asa dan tidak berarti. Keyakinan bahwa seseorang mempunyai hidup yang tidak berguna, tidak efektif. orang itu tidak mempunyai rasa percaya diri. Pemikiran seperti, "saya menyia-nyiakan hidup saya" atau “saya tidak bisa mencapai banyak kemajuan", seringkali terjadi.

Mempunyai pemikiran ingin bunuh diri.

Page 7: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

3.      Insomnia a.      Pengertian Kebiasaan atau pola tidur lansia dapat

berubah, yang terkadang dapat mengganggu kenyamanan anggota keluarga lain yang tinggal serumah. Perubahan pola tidur dapat berubah tidak bisa tidur sepanjang malam dan sering terbangun pada malam hari, sehingga lansia melakukan kegiatannya pada malam hari.

Page 8: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

4.      Paranoid a.       Pengertian Lansia terkadang merasa bahwa ada orang yang

mengancam mereka, membicarakan, serta berkomplot ingin melukai atau mencuri barang miliknya

b.      Gejala Paranoid  Perasaan curiga dan memusuhi anggota

keluarga, teman-teman, atau orang-orang di sekelilingnya

 Lupa akan barang-barang yang disimpannya kemudian menuduh orang-orang di sekelilingnya mencuri atau menyembunyikan barang miliknya

 Paranoid dapat merupakan manifestasi dari masalah lain, seperti depresi dan rasa marah yang ditahan

Page 9: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

5.      Demensia a.       Pengertian Demensia ialah kemunduran fungi mental umum,

terutama intelegensi, disebabkan oleh kerusakan jaringan otak yang tidak dapat kembali lagi

     Gejala demensia: 1.      Afasia: kehilangan kemampuan berbahasa;

kemampuan berbicara memburuk dan klien sulit "menemukan" kata-kata.

2.      Apraksia: rusaknya kemampuan melakukan aktivitas motorik sekalipun fungsi sensoriknya tidak mengalami kerusakan.

3.      Agnosia: kegagalan mengenali atau mengidentifikasi objek atau benda urnurn walaupun fungsi sensoriknya tidak mengalami kerusakan.

4.      Konfabulasi: mengisi celah-celah ingatannya dengan fantasi yang diyakini oleh individu yang terkena.

5.      Sundown sindrom: memburuknya disorientasi di malam hari.

Page 10: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

6.      Reaksi katastrofik: respon takut atau panik dengan potensi kuat inenyakiti diri sendiri atau orang lain.

7.      Perseveration phenomenon: perilaku berulang, meliputi mengulangi kata-kata orang lain.

8.      Hiperoralitas: kebutuhan untuk mencicipi dan mengunyah benda-benda yang cukup kecil untuk dimasukkan ke mulut.

9.      Kehilangan memori: awalnya hanya kehilangan memori tentang hal-hal yang baru terjadi, dan akhirnya gangguan ingatan masa lalu.

10.  Disorientasi waktu, tempat dan orang. 11.  Berkurangnya kemampuan berkonsentrasi atau

mempelajari materi baru. 12.  Sulit mengambil keputusan. 13.  Penilaian buruk: individu ini mungkin tidak

mempunyai kewaspadaan lingkungan tentang keamanan dan keselamatan.

Page 11: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

ASUHAN KEPERAWATAN

     Pengkajian 1.      Riwayat Pernah mengalami perubahan fungsi mental

sebelumnya? 2.      Kaji adanya demensia. Dengan alat-alat

yang sudah distandardisasi, meliputi Mini Mental Status Exam I. ORIENTASI ·   tanyakan hari ini tanggal berapa? ·    Kemudian tanyakan hal-hal terkait,

misalnya sekarang ini musim apa?

Page 12: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

II.                 REGISTRASI ·         Bila memungkinkan beri pertanyaan untuk

menguji daya ingatnya (memori). ·         Ucapkan dengan jelas dan perlahan kata-

kata seperti BOLA, BENDERA, POHON. Dengan jarak per kata 1 detik. Sesudah itu minta pasien untuk mengulanginya.

III.               PERHATIAN DAN PERHITUNGAN ·         Minta pasien untuk menghitung mundur dari

100 dengan selisi 7. Berhenti setelah 5 jawaban. Berilah skor 1 untuk setiap jawaban yang benar.

·         Bila dia tidak mampu menghintung, mintakan padanya untuk mengeja suatu kata dari arah belakang (misalnya RUMAH--------H-A-M-U-R)

Page 13: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

IV.              DAYA INGAT ·         Minta pasien unutk mengingat kembali

ketiga kata yang ditanyakan kepadanya diatas tadi.

V.                 BAHASA ·         Menyebutkan : perlihatkan arloji anda

sambil menanyakan : “apa ini?”Ulangi hal yang sama untuk pensil. Beri skor satu untuk setiap jawaban yang benar

Page 14: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

3.      DATA DEMOGRAFI a.       Ras dan suku apa ? b.      Jenis kelamin laki…… perempuan…… c.       Pernah sekolah sampai ? d.      Strata 2 e.       strata 1 f.       Program diploma g.       SMA/ Sederajat h.      SMA (tidak tamat) i.        SMP ke bawah

Page 15: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.       Gangguan pola tidur b.d ansietas 2.       Gangguan proses pikir berhubungan dengan

kehilangan memori, degenerasi neuron irreversible. 3.       Risiko cedera berhubungan dengan

penurunan fungsi fisiologis daan kognitif. 4.       Perubahan persepsi sensori berhubungan

dengan perubahan persepsi, transmisi dan atau integrasi sensori ( defisit neurologist).

5.       Kurang perawatan diri : hygiene nutrisi, dan atau toileting berhubungan dengan ketergantungan fisiologis dan atau psikologis.

6.       Potensial terhadap ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan pengaruh penyimpangan jangka panjang dari proses penyakit

Page 16: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

INTERVENSI KEPERAWATAN

1.  Gangguan pola tidur b.d ansietas. a.       Jangan menganjurkan klien untuk tidur siang apabila

berakibat efek negative terhadap tidur pada malam hari. b.      Evaluasi efek obat klien yang mengganggu tidur. c.       Tentukan kebiasaan dan rutinitas waktu tidur malam

dengan kebiasaan klien (member susu hangat). d.      Berikan lingkungan yang nyaman untuk

meningkatkan tidur. e.       Buat jadwal intervensi untuk memungkinkan waktu

tidur lebih lama. f.       Berikan makanan kecil sore hari, susu hangat, mandi,

dan massage punggung. g.       Putarkan music yang lembut atau “suara yang

jernih”. h.      Berikan obat sesuai indikasi seperti amitriptilin.

Page 17: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

2.      Gangguan proses pikir berhubungan dengan kehilangan memori, degenerasi neuron irreversible.

a.       Kembangkan lingkungan yang mendukung dan hubungan klien-perawat yang terapeutik

b.      Kaji derajat gangguan kognitif, seperti perubahan orientasi, rentang perhatian, kemampuan berfikir. Bicarakan dengan keluarga mengenai perubahan perilaku.

c.       Pertahankan lingkungan yang menyenangkan dan tenang.

d.      Tatap wajah klien ketika sedang berbicara dengan klien

e.       Gunakan distraksi. Bicarakan tentang kejadian yang sebenarnya saat klien mengungkapkan ide yang salah, jika tidak meningkatkan kecemasan.

f.       Hormati klien dan evaluasi kebutuhan secara spesifik.

g.       Bantu klien menemukan hal yang salah dalam penempatannya. Berikan label gambar atau hal yang diinginkan klien. Jangan menentang.

h.      Berikan obat sesuai indikasi seperti, siklandelat.

Page 18: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

3.      Risiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis dan kognitif.

a.       Kaji derajat gangguan kemampuan, tingkah laku impulsive dan penurunan persepsi visual. Bantu keluarga mengidentifkasi risiko terjadinya bahaya yang mungkin timbul.

b.      Hilangkan sumber bahaya lingkungan. c.       Alihkan perhatian saat perilaku teragitasi atau

berbahaya, seperti memanjat pagar tempat tidur. d.      Gunakan pakaian sesuai dengan lingkungan

fisik atau kebutuhan klien. e.      Kaji efek samping obat, tanda keracuna (tanda

ekstrapiramidal, hipotensi ortostatik, gangguan penglihatan, gangguan gastrointestinal).

i.        Hindari penggunaan restrain terus-menerus. Berikan kesempatan keluarga tinggal bersama klien selama periode agitasi akut.

Page 19: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

4.      Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi, transmisi dan atau integrasi sensori ( defisit neurologis ).

a.       Kaji derajat sensori atau gangguan persepsi dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi klien termasuk penurunan penglihatan atau pendengaran.

b.      Anjurkan memakai kacamata atau alat bantu dengar sesuai kebutuhan

c.       Pertahankan hubungan orientasi realita. Memberikan petunjuk pada orientasi realita dengan kalender, jam, atau catatan.

d.      Ajarkan strategi mengatasi stress. e.      Libatkan dalam aktivitas sesuai indikasi

dengan keadaan tertentu, seperti satu ke satu pengunjung, kelompok sosialisasi pada pusat demensia, terapi okupasi.

Page 20: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

5.      Kurang perawatan diri : hygiene nutrisi, dan atau toileting berhubungan dengan ketergantungan fisiologis dan atau psikologis.

a.       Identifikasi kesulitan dalam berpakaian/ perawatan diri.

b.      Identifikasi kebutuhan akan kebersihan diri dan berikan bantuan sesuai kebutuhan.

c.       Lakukan pengawasan dan berikan kesempatan untuk melakukan sendiri sesuai kemampuan.

d.      Beri banyak waktu untuk melakukan tugas

e.       Bantu mengenakan pakaian yang rapi dan indah.

Page 21: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

6.      Potensial terhadap ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan pengaruh penyimpngan jangka panjang dari proses penyakit.

a.       Bantu keluarga mengungkapkan persepsinya tentang mekanisme koping yang digunakan.

b.      Libatkan keluarga dalam pendidikan dan perencanaan perawatan dirumah.

c.       Fokuskan pada masalah spesifik sesuai dengan yang terjadai pada klien.

d.      Realistis dan tulus dalam mengatasi semua permasalahan.

e.       Anjurkan untuk tidak membatasi pengunjung.

f.       Rujuk pada sumber pendukung seperti perawatan lansia, pelayanan dirumah, berhubungan dengan asosiasi penyakit demensia.

Page 22: ASKEP JIWA PADA LANSIA.pptx

TERIMA KASIH