askep histerektomi indikasi tumor padat ovarii
TRANSCRIPT
Asuhan Keperawatan pada Ny.P dengan Histerektomi Indikasi Kista Ovarium Di RS
Bethesda Yakkum Yogyakarta
Ruang Galilea 2 Obsgyn
Disusun oleh :
Berta Agus Wulandari
III B / 1101015
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2013
1
Diterima dan Disetujui untuk dipertahankan :
Disusun oleh :
Berta Agus Wulandari
III B / 1101015
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
STIKES Bethesda Yogyakarta RS. Bethesda R.G2 Obsgyn
(Widyastuti ER, APP., S.Pd) (Sawitri Murwani, AMK)
Saran Pembimbing :
Baik ( )
Cukup ( )
Dilengkapi ( )
2
BAB III
PENGELOLAAN KASUS
Tempat Praktik : Ruang Galilea 2 Obsgyn
Nama Mahasiswa : Berta Agus Wulandari
NIM : 1101015
Tanggal Pengkajian : 23 September 2013, Jam : 8.30
1. Pengkajian
Pasien Suami / Penganggung Jawab
Nama : Ny. PH Bp. W
Umur : 47 tahun 48 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi
Pekerjaan : Karyawan PNS
Alamat : Yogyakarta Yogyakarta
Status Perkawinan : Kawin
No. RM : 01069XXX
Tanggal Masuk RS : 22 september 2013
Diagnosa Medis : Post Histerektomi indikasi Kista Ovarii
2. Keluhan Utama Saat Dikaji
Nyeri pada perut bawah, nyeri skala 7.
3. Alasan Utama Datang Ke Rumah Sakit
Ada benjolam di perut bawah, Haid tidak teratur. nyeri saat haid.
4. Riwayat Pernikahan
Menikah 1 kali, lama pernikahan dengan suami sekarang 17 tahun.
Menikah pertama kali usia 29 tahun.
3
5. Riwayat Haid
Menarche umur 13 tahun. siklus : 28-30 hari, teratur. Lamanya 7-8hari, banyaknya darah: banyak. Sifatnya darah : encer, tidak bau dan sakit. Haid terakhir agustus 2013
6. Riwayat Kehamilan dan Persalinan (G=3, P=3, Ab=0, Ah=3)
No Lahir TahunUmur
Kehamilan
AnakNifas Ket
BBL L/P H/M
1 1997 aterm 2900 gr L H
2 2000 aterm 2700 gr P H
3 2002 aterm 3000 gr P H
7. Riwayat KeluargaBerencana
NoMetode
Kontrasepsi
Pasang Mulai Lepas/StopKet
Tgl/Bulan/Thn Oleh Di Tgl/Bulan/Thn Oleh Di
1 Suntik 2005 Bidan RS - - -
8. Riwayat Penyakit Yang Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami : tidak ada
b. Alergi : Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
9. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan seperti jantung, DM, asma.
10. Pengkajian Biologis
a. Pola Nutrisi
1) Sebelum masuk Rumah Sakit
Frekuensi makan dalam 1 hari : 3x sehari
Jenis makanan : nasi, lauk dan sayur
Makanan yang disukai : tidak ada
Makanan yang tidak disukai : tidak ada
Makanan tambahan / vitamin : tidak ada
Makanan pantang : tidak ada
4
Kebiasaan makan : di rumah
Nafsu makan : baik
Banyaknya minum dalam 1 hari : 1000-1500 cc
Jenis minuman : air putih, teh
Minuman yang tidak disukai : tidak ada
Minuman yang disukai : tidak ada
Minuman pantang : tidak ada
2) Selama di Rumah Sakit
Jenis makanan : saat dikaji klien sedang puasa
Frekuensi makan dalam 1 hari : -
Porsi makan yang dihabiskan : -
Banyaknya minum dalam sehari :- jenis minuman:-
Keluhan : Mual
Alat bantu untuk memasukkan zat makanan : tidak ada
Pengetahuan tentang gizi dan kegunaan makanan bagi tubuh : memenuhi kebutuhan nutrisi dan sumber energi
b. Pola Eliminasi
1) Sebelum masuk Rumah Sakit
Buang air besar
Frekuensi dalam 1 hari : 1x sehari
Waktu : pagi hari
Warna : kuning kecoklatan
Konsistensi : lembek
Posisi waktu bab : jongkok
Penghantar waktu bab : tidak ada
Keluhan : tidak ada
Buang air kecil
Frekuensi dalam 1 hari : 5-6x sehari
Warna : kuning
Bau : khas amoniak
5
Keluhan : tidak ada keluhan
2) Selama di Rumah Sakit
Buang air besar
Frekuensi dalam 1 hari : selama di RS pasien belum BAB
Waktu : -
Warna : -
Konsistensi : -
Keluhan : konstipasi
Buang air kecil
Frekuensi dalam 1 hari : 2-3 sehari
Warna : kuning
Bau : khas amoniak
Keluhan : tidak ada
Alat Bantu bak : dower cateter
c. Pola aktivitas istirahat – tidur
1) Sebelum masuk Rumah Sakit
a) Keadaan aktivitas sehari-hari
Kemampuan untuk aktivitas sehari-hari seperti makan, mandi, BAB/BAK,
memakai baju, naik- turun tempat tidur dibantuan orang lain.
b) Kebutuhan istirahat
Klien menggunakan waktu luang/libur dengan istirahat/berkumpul dengan
keluarga. Klien biasa istirahat dengan suasana tenang.
c) Kebutuhan tidur
Jumlah jam tidur dalam sehari
Tidur siang : 2 jam
Tidur malam : 8 jam
Klien biasa tidur menggunakan selimut, bantal, guling.
Tidak ada keluhan saat tidur
Tidak menggunakan obat tidur
2) Selama di Rumah Sakit
6
a) Aktivitas
AktifitasTingkat Ketergantungan
0 1 2 3 4
Makan/Minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi/ROM
Ket : 0 = mandiri
1 = dibantu orang lain sebagian kecil
2 = dibantu orang lain 50%
3 = dibantu orang lain dan alat
4 = tergantung total
b) Kebutuhan istirahat
Klien mengatakan lelah, badan terasa lemas, klien tidak merasa terganggu
dengan suasana lingkungan yang baru dan penggunaan alat-alat medis.
c) Kebutuhan tidur
Tidur siang : 1-2 jam dari pukul 15.00-17.00 wib
Tidur malam : 7-8 jam dari pukul 21.00-05.00 wib
Klien biasa tidur menggunakan selimut, bantal.
Tidak ada keluhan saat tidur
d. Pola kebersihan diri
1) Sebelum masuk rumah sakit:
Kebersihan kulit : klien mandi 2x sehari, pagi dan sore hari, menggunakan sabun.
7
Kebersihan rambut : klien mencuci rambut 2 hari sekali menggunakan sampo
Kebersihan telinga : klien mebersihkan telinga kotor atau saat mandi, menggunakan catonbat.
Kebersihan mata : klien mengatakan tidak ada gangguan pada mata, membersihkan mata saat mandi dan bangun tidur.
Kebersihan mulut : klien membersihkan mulut menggunakan pasta gigi saat mandi dan sebelum tidur.
Kebersihan kuku : klien memotong kuku saat kuku panjang dan kotor. Tidak ada gangguan pada kuku, pasien dapat memotong kuku sendiri.
2) Selama dirumah sakit
Kebersihan kulit : klien mandi 2x sehari, pagi dan sore hari, menggunakan sabun.
Kebersihan rambut : saat dikaji, selama di rumah sakit pasien belum pernah mencuci rambut.
Kebersihan telinga : klien membrsihkan telinga saat mandi, pasien tidak menggunakan alat bantu pendengaran, tidak ada cairan yang keluar.
Kebersihan mata : klien mengatakan tidak ada gangguan pada mata, membersihkan mata saat mandi dan bangun tidur.
Kebersihan mulut : klien membersihkan mulut menggunakan pasta gigi saat mandi dan sebelum tidur.
Kebersihan kuku : klien memotong kuku saat kuku panjang dan kotor. Tidak ada gangguan pada kuku, pasien dapat memotong kuku sendiri.Pola persepsi sensori
e. Pola kognitif-persepsi/sensori
1) Keadaan mental : klien sadar
2) Klien berbicara jelas, dan relevan
3) Bahasa yang disukai jawa dan indonesia
4) Kemampuan membaca, berkomunikasi, dan memahami memadai
5) Ketrampilan berinteraksi memadai
6) Tingkat ansietas ringan, pasien terlihat sedikit gelisah, pasien terlihat lemas.
7) Klien tidak menggunakan alat bantu baca dan alat bantu pendengaran.
8) Klien mengatakan kadang terasa nyeri dan kaku pada perut bagian kanan bawah & paha atas
f. Konsep diri
8
1) Identitas diri : klien dapat menyebutkan nama, alamat
2) Ideal diri : klien ingin cepat sembuh dan pulang kerumah
3) Harga diri : klien tidak malu dengan keadaannya sekarang
4) Gambaran diri : klien menyukai semua anggota tubuhnya
5) Peran diri : klien sebagai istri
g. Koping
Dalam mengambil keputusan klien dibantu oleh suami, upaya mengatasi untuk mengatasi masalah dengan mencari pertolongan keluarga/orang terdekat.
h. Pola nilai dan keyakinan
1) Sebelum masuk rumah sakit :
agama pasien islam, pasien selalu melakukan solat 5 kali sehari, larangan agama mengkonsumsi daging babi, darah, dll.
2) Selama dirumah sakit :
agama pasien islam, selama dirawat di rumah sakit tidak bisa melalukan ibadah solat dalam keadaan berdiri.
i. Pemeliharaan kesehatan
Klien tidak pernah mengkonsumsi tembakau, alkohol, NAPZA
j. Pengkajian Psikologis
Klien merasa sedikit cemas karena sakit pada abdomen setelah di operasi, klien di
temani suami dan ibunya, dan mereka selalu mensuport klien setiap saat.
k. Pengkajian Sosial
Keluarga menerima keadaan klien dan keluarga memberikan support dengan doa dan
menunggui di rumah sakit, orang yang paling berperan dalam mengambil keputusan
adalah suami.
l. Pengkajian Spiritual
Hubugan yang paling bermakna adalah hubungan klien dengan Tuhannya. Sumber
harapan dalam menghadapi keadaan ini dengan menyerahkan diri pada Tuhan dan
sering menyebut nama Tuhan
11. Pengkajian Fisik
9
a. Keadaan umum :
Tingkat kesadaran : kompos mentis (CM)
BB = 62 kg, TB = 160 cm.
Tanda vital :
TD : 110/70 mmHg diukur di lengan kanan atas posisi pasien bedrest ukuran
manset dewasa
N : 84 x/menit diukur di nadi radialis kanan, nadi reguler
S : 36,7 °C diukur di aksila kiri dengan termometer
R : 18 x/menit pernapasan thoracal abdominalis
b. Pemeriksaan Fisik :
1) Kepala
Rambut : Warna hitam, kulit kepala bersih
Mata : conjungtiva berwarna merah muda, sclera berwarna putih
Telinga : tidak ada cairan yang keluar dari telinga
Hidung : posisi septum ditengah, tidak ada sekret
Mulut dan gigi : mulut bersih tidak ada caries pada gigi
Muka : terlihat pucat, muka simetris kanan dan kiri, tidak ada edema
2) Leher
tidak ada pembesaran kelenjar gondok/ getah bening, tidak ada bendungan vena jugularis
3) Dada
Dada kanan dan kiri simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak terlihat kelainan dada seperti funnel chest, pigeon chest, barrel chest. Tidak ada nyeri tekan.
4) Payudara
Payudara simetris, papilla mammae menonjol,aerola mamae hiperpigmentasi, tidak bengkak dan tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa.
5) Axilla
Tidak ada tumor dan nyeri
6) Abdomen
Inspeksi : Tampak bekas luka operasi 15 cm, sayatan longitudinal, tertutup kassa hepavix.
10
Auskultasi : peristaltik usus : 9x/mnt. Belum flatus.
Perkusi : tidak kembung
Palpasi : nyeri tekan dibekas operasi.
7) Genetalia
Vulva bersih, Vagina bersih, terpasang dower cateter no 16 di pasang tanggal 24 september jam 06.00 WIB
8) Anus
Tidak ada hemorrhoid.
9) Ektremitas
Ektremitas atas : anggota gerak lengkap, tidak terdapat bekas luka, tidak ada oedema. Tidak ada kelainan/keluhan.
Ektremitas bawah : anggota gerak bawah lengkap, terdapat edema, tidak terdapat varices, Tidak ada kelainan/keluhan.
12. Rencana Pulang
Setelah pulang pasien ingin tinggal dirumah dengan suami, Pelayanan kesehatan yang digunakan sebelumnya Rumah Sakit, Kendaraan yang digunakan saat pulang mobil pribadi. Antisipasi keuangan setelah pulang yaitu tabungan, bantuan yang diperlukan setelah pulang yaitu perawatan bekas jahitan.
13. Diagnostik Test
Pemeriksaan Laboratorium Tgl 22 september 2013
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hb 8.5 gr% 12.00 -18.00
Hematrokrit 26.7 % 36.0-46.0
Leukosit 26.7 ribu/mmk 4.10 -13.00
Eritrosit 3..53 Juta/mmk 4.10 - 5.30
Trombosit 320 ribu.mmk 140.0 - 440
Gol Darah B
Masa perdarahan 2.30 menit 2.00-7.00
Masa
penjendalan8 menit 5-12
GDS 120 Mg/dl 70-140
11
Ureum 14.6 Mg/dl 10-50
Creatinin 0.63 L Mg/dl 0.8-1,4
Total protein 7.6 gr/dl 6.60-8.70
Albumin 3.8 gr/dl 3.50-5.50
Globulin 3.8 gr/dl 6.60-8.70
Pemeriksaan EKG Tgl 22 september 2013, 11:22
Heart Rate : 91 bp
PR int : 140ms
QRS dur : 92ms
QT/QTC : 354/435ms
P-R-T axes 60 43 11
Pemeriksaan Rontgen thorax Tgl 22 september 2013, 12:40
Thorax
Ro :
Kedua apical pulmo tampak tenang
Peribronchial infiltrate paracardial perihiler
Air bronchogram ; (+)
Bronchovasculer marking kasar meningkat
Hemidiaphragma licin
Sinus costopherenicus lancip, terbuka
COR : CTR < 0,50
Kesan :
Radiologis gamb. Paru bronchitis dengan vascular meningkat
Besar cor normal
12
Pathologi Anatomi
Makroskopis
I. Appendiks : panjang 6 cm, diameter maksimal 0.7 cm, dinding utuh,
penampang dinding relative tebal, lumen berisi masa kecoklatan 3 kup (A)
II. Omentu : jaringan lemak (12x7x1.5) cm, tidak didapatkan bagian sekat-sekat
kecoklatan 2 kup (B)
III. Ovarium kiri : jaringan (5x3x2) cm, penampang kista isi cairan jernih 1 kup
(C) dari bagian yang padat.
IV. Ovarium kanan : 2 jaringan
I. Merupakan adnex diameter 5 cm berongga berisi masa kecoklatan 1
kup (D). Tuba diameter 1.5 cm, sembab 1 kup (E)
II. Jaringan ukuran (18x14x9) cm, berkapsul, penampang seluruhnya
merupakan massa putih kecoklata, ditepi agak padat 2 kup (F) bagian
tengah lunak 1 kup (G) bagian lain berongga 1 kup (H).
Mikroskopis : sediaan menunjukkan
A. Jaringan appendiks yang kongestif.
B. Omentum dalam batas normal.
C. Ovarium dengan kista lutein dengan perdarahan.
D. Ovarium dalam batas normal.
E. Ovarium dengan pembuluh darah kongestif.
F. Jaringan tuba yang kongestif.
G. Jaringan tumor seluler tersusun atas sel-sel spindle dengan hialinisasi/kolagenisasi
luas.
H. Jaringan nekrosis dengan perdarahan luas.
I. Portio dengan kista retensi.
J. Dinding korpus uteri dengan hiperplasi kelenjar endometrium
K. Jaringan ikat fibrous dengan pembuluh darah kongestif.
Tidak mendapat tanda-tanda ganas
Kesimpulan :
uterus : hyperplasia kelenjar endometrium
ovarium kanan : fibrome
13
14. Program pengobatan
Ranitidine 2x50 cc iv
Remopain 3x30 mg iv
Cernivit 1x475 mg/Nacl 100 cc
Ondancentron 2x4 mg iv
Dinacef 2x750 mg iv
Fladex 2x500 mg iv
14
Analisa obat
Nama Obat Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping
Ranitidine - Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak lambung aktif, mengurangi gejala refluks esofagitis.
- Terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak usus 12 jari, tukak lambung.
- Pengobatan keadaan hipersekresi patologis (misal : sindroma Zollinger Ellison dan mastositosis sistemik).
- Ranitidine injeksi diindikasikan untuk pasien rawat inap di rumah sakit dengan keadaan hipersekresi patologis atau ulkus 12 jari yang sulit diatasi atau sebagai pengobatan alternatif jangka pendek pemberian oral pada pasien yang tidak bisa diberi Ranitidine oral.
Penderita yang hipersensitif terhadap Ranitidine.
Sakit kepala, Susunan saraf pusat, jarang terjadi : malaise, pusing, mengantuk, insomnia, vertigo, agitasi, depresi, halusinasi, Kardiovaskuler, jarang dilaporkan : aritmia seperti takikardia, bradikardia, atrioventricular block, premature verticular beats, Gastrointestinal : konstipasi, diare, mual, nyeri perut, jarang dilaporkan : pancreatitis, Muskuloskeletal, jarang dilaporkan : artralgia dan mialgia.
Remopain Terapi jangka pendek untuk nyeri sedang sampai berat
Tukak peptik aktif atau perdarahan atau perforasi GI yang belum lama terjadi, riwayat tukak peptik atau perdarahan GI, gangguan fungsi ginjal berat atau berisiko tinggi gagal ginjal, penyakit serebrovaskuler, diatesis hemoragik, operasi dengan risiko perdarahan atau hemostasis inkomplit, perdarahan serebrovaskuler yang diketahui atau diduga; gangguan fungsi ginjal sedang
Edema, hipertensi, pruritus, ruam, gangguan GI, purpura, mengantuk, pusing, berkeringat, nyeri pada tempat injeksi
1
atau berat; hipovolemia atau dehidrasi
Cernivit Cernevit diindikasikan untuk pasien yang membutuhkan vitamin harian secara parenteral karena pemberian oral merupakan kontraindikasi, tidak memungkinkan, tidak mencukupi (misal karena malnutrisi, malabsorpsi gastrointestinal dan sebagainya).
Cernevit dikontraindikasikan untuk pasien hipervitaminosis atau hipersensitif pada salah satu bahan aktif termasuk hipersensitif terhadap tiamin (vitamin B1).
Efek Samping Reaksi alergi dapat terjadi setelah pemberian tiamin dan komponen B kompleks lain secara intravena. Sangat jarang dilaporkan reaksi anafilaktoid pada pemberian tiamin dosis besar. Akan tetapi resiko ini dapat diabaikan bila tiamin diberikan bersama dengan kelompok vitamin B yang lain. Dilaporkan reaksi sebagai berikut, walaupun sangat jarang: Kulit: ruam, eritema, gatal; Sistem saraf pusat: sakit kepala, pusing, kekakuan otot, cemas; Oftalmik: diplopia; Alergi: urtikaria, udem periorbital dan digital Individu yang rentan terhadap nicotinamide dapat mengalami kemerahan, gatal atau rasa terbakar di kulit setelah pemberian infus.
Ondancentron Untuk untuk menangani mual dan muntah yang diinduksi oleh obat kemoterapi dan radioterapi sitotoksik.Pencegahan mual dan muntah pasca operasi.Narfoz sebaiknya tidak digunakan pada keadaan mual atau muntah karena sebab lain.
Narfoz jangan diberikan kepada penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap Ondansetron.
Efek samping yang biasanya terjadi adalah sakit kepala, sensasi kemerahan atau hangat pada kepala dan epigastrium.Efek samping yang jarang terjadi dan biasanya hanya bersifat sementara adalah peningkatan aminotransferase yang asimtomatik.
Ondansetron juga dapat meningkatkan waktu transit usus besar dan dapat menyebabkan konstipasi pada beberapa
2
penderita.Ada beberapa laporan tentang terjadinya reaksi hipersensitif yang cepat.
Dinacef Pengobatan infeksi saluran pernafasan; infeksi saluran urin; infeksi jaringan lunak dan jaringan kulit, saluran gastro-intestinal, tulang dan persendian, dan sistem kardiovaskular yang disebabkan oleh mikroorganisme tertentu; peritonitis dan meningitis, pencegahan infeksi sesudah operasi atau infeksi pada operasi dengan risiko serius.
- Pasien yang hipersensitif terhadap antibiotika golongan sefalosporin.
- Penderita gangguan fungsi ginjal.
- Gangguan saluran pencernaan: chest tightness, pusing.
- Kulit dan reaksi hipersensitif: vaginitis.
- Eosinofilia, leukopenia, neutropenia.
Fladex - Trikomoniasis- Amubiasis- Lambliasis- Infeksi anaerob
- Reaksi hipersensitif terhadap metronidazole
- Kehamilan pada 3 bulan pertama. - Gangguan sistem darah.
Efek samping yang serius sehingga memerlukan penghentian pengobatan jarang ditemukan. Adapun yang sering terjadi adalah berupa gangguan saluran pencernaan seperti; mual, kehilangan nafsu makan, muntah, diare dan sakit kepala.
3
15. Analisa Data, Tanggal : 23 september 2013
No Data Masalah Penyebab
1 DS : Pasien mengatakan Nyeri pada perut bawah, nyeri skala 7 durasi 15 menit.
DO : Tampak bekas luka operasi 15 cm, sayatan longitudinal, tertutup kassa hepavix. TD : 110/70 mmHg.
Nyeri akut Terputusnya kontinuitas jaringan akibat post oprasi histerektomi hari ke-1
2 DS : Pasien mengatakan Nyeri pada perut bawah, nyeri skala 7, pasien teraba hangat.
DO : Tampak bekas luka operasi 15 cm, sayatan longitudinal, tertutup kassa hepavix. Pasien terlihat lemas. Suhu 36,7 °C, leukosit 26.7 ribu/mmk. TD : 110/70 mmHg.
Resiko infeksi Masuknya mikroorganisme sekunder akibat post oprasi histerektomi hari ke-1
3 DS : Pasien mengatakan badan terasa lemas, untuk mandi, toileting, makan membutuhkan bantuan orang lain.
DO : Pasien terlihat lemas. KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, pasien menggunakan dower cateter no 16.
Defisit perawatan diri : makan, mandi, toileting.
Kelemahan fisik akibat post oprasi histerektomi hari ke-1
4 DS : Pasien mengatakan badan terasa lemas, pasien belum flatus.
DO : Pasien terlihat lemas. TD : 110/70 mmHg, Pasien terlihat lemas. KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, pasien menggunakan dower cateter no 16. Selama di RS pasien belum BAB.
Resiko motilitas usus efek anastesi akibat post oprasi histerektomi hari ke-1
5 DS : Pasien mengatakan merasa mual, tanggal 23 september pasien puasa, tanggal 24 operasi hari ke-0 minum sedikit.
DO : Pasien terlihat lemas. BB 62 kg. TD : 110/70 mmHg, Hb 8.5 gr%, pasien terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm.
Perubahan pola pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
intake nutrisi tidak
adekuat
1
16. Daftar Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat post
oprasi histerektomi hari ke-1
Ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan Nyeri pada perut bawah, nyeri skala 7 durasi 15 menit.
DO : Tampak bekas luka operasi 15 cm, sayatan longitudinal, tertutup kassa hepavix. TD :
110/70 mmHg.
2. Perubahan pola pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat
Ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan merasa mual, tanggal 23 september pasien puasa, tanggal 24
operasi hari ke-1 minum sedikit.
DO : Pasien terlihat lemas. BB 62 kg. TD : 110/70 mmHg, Hb 8.5 gr%, pasien terpasang
infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm.
3. Resiko motilitas usus berhubungan dengan efek anastesi akibat post oprasi histerektomi hari ke-1
Ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan badan terasa lemas, pasien belum flatus.
DO : Pasien terlihat lemas. TD : 110/70 mmHg, Pasien terlihat lemas. KU pasien sedang,
pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, pasien
menggunakan dower cateter no 16. Selama di RS pasien belum BAB.
2
4. Resiko infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme sekunder akibat
post oprasi histerektomi hari ke-1
Ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan Nyeri pada perut bawah, nyeri skala 7, pasien teraba hangat.
DO : Tampak bekas luka operasi 15 cm, sayatan longitudinal, tertutup kassa hepavix.
Pasien terlihat lemas. Suhu 36,7 °C, leukosit 26.7 ribu/mmk. TD : 110/70 mmHg.
5. Defisit perawatan diri : makan, mandi, toileting berhubungan dengan kelemahan
fisik akibat post oprasi histerektomi hari ke-1.
Ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan badan terasa lemas, untuk mandi, toileting, makan membutuhkan
bantuan orang lain.
DO : Pasien terlihat lemas. KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di
tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, pasien menggunakan dower cateter no 16.
3
17. Rencana Keperawatan (NCP)
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
23 September 2013,Jam : 8.50
Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat post oprasi histerektomi hari ke-1
Ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan Nyeri pada perut bawah, nyeri skala 7 durasi 15 menit.
DO : Tampak bekas luka operasi 15 cm, sayatan longitudinal, tertutup kassa hepavix. TD : 110/70 mmHg.
23 September 2013,Jam : 8.55
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nyeri berkurang atau hilang, dengan kriteria hasil :
- klien rileks, - mampu tidur atau istirahat
dengan tepat.
23 September 2013,Jam : 09.00
1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik nyeri, beratnya (0-10).
2. Pertahankan istirahat dengan posisi supinasi
3. Anjurkan klien untuk mobilisasi dini.
4. Ajarkan penggunaan manajemen nyeri (teknik relaksasi, distraksi). Misal dengan latihan tarik napas dalam.
5. Berikan analgetik sesuai indikasi. Remopain 3x30 mg iv
23 September 2013,Jam : 09.05
1. perubahan pada karakteristik nyeri menunjukkan adanya masalah, memerlukan evaluasi medik dan intervensi.
2. menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi telentang.
3. meningkatkan normalisasi fungsi organ, menurunkan ketidaknyamanan.
4. meningkatkan kontrol terhadap nyeri dan meningkatkan partisipasi pasien secara aktif.
5. menghilangkan nyeri, mempermudah kerja sama dengan terapi lain.
1
23 September 2013,Jam : 09.10
Perubahan pola pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat
Ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan merasa mual, tanggal 23 september pasien puasa, tanggal 24 operasi hari ke-1 minum sedikit.
DO : Pasien terlihat lemas. BB 62 kg. TD : 110/70 mmHg, Hb 8.5 gr%, pasien terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm.
23 September 2013,Jam : 09.15
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nutrisi dapat terpenuhi. dengan kriteria hasil :
- mendemonstrasikan pemeliharaan / kemajuanpenambahan berat badan yang diinginkan dengan normalisasi nilai
- laboratorium, tak ada tanda – tanda malnutrisi.
23 September 2013,Jam : 09.20
1. Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang tidak disukai.
2. Observasi dan catat makanan asupan klien.
3. Timbang BB setiap hari.
4. Berikan makanan sedikit tapi sering.
5. Observasi adanya mual muntah.
6. Berikan dan bantu higiene mulut yang baik.
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit.
23 September 2013,Jam : 09.25
1. Mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi.
2. Mengawasi masukan kalori/ kualitas kekurangan konsumsi makanan.
3. Memantau penurunan BB atau efektivitas intervensi nutrisi.
4. Menurunkan kelemahan meningkatkan pemasukan dan mencegah distensi gaster.
5. Gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada organ.
6. Meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral.
7. Membantu rencana diit untuk memenuhi kebutuhan individual.
2
23 September 2013,Jam : 09.30
Resiko motilitas usus berhubungan dengan efek anastesi akibat post oprasi histerektomi hari ke-1
Ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan badan terasa lemas, pasien belum flatus.
DO : Pasien terlihat lemas. TD : 110/70 mmHg, Pasien terlihat lemas. KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, pasien menggunakan dower cateter no 16. Selama di RS pasien belum BAB.
23 September 2013,Jam : 09.35
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam tidak terjadi konstipasi. dengan kriteria hasil :
- menunjukan bunyi bising usus / aktivitas peristaltik usus
- aktif, mempertahankan pola eliminasi biasanya
23 September 2013,Jam : 09.40
1. Auskultasi bising usus
2. Bantu pasien untuk duduk pada tepi tempat tidur dan berjalan.
3. Dorong pemasukan cairan adekuat,termasuk sari buah, bila
4. Berikan rendam duduk.
5. Batasi pemasukan oral sesuai indikasi.
6. Berikan obat, contoh pelunak feses,minyak mineral, laksatif sesuai indikasi. Ondancentron 2x4 mg iv
7. Kolaborasi ahli gizi untuk pemberian diit seimbang dengan tinggi serat.
23 September 2013,Jam : 09.45
1. Rasional : indikator adanya perbaikan ileus, mempengaruhi pilihan intervensi.
2. ambulasi dini membantu merangsang fungsi intestinal dan mengembalikan peristaltik.
4. meningkatkan relaksasi otot, minimalkan ketidaknyamanan.
5. mencegah mual /muntah sampai peristaltic kembali ( 1-2 hari)
6. meningkatkan pembentukan / pasase pembentuk feses.
7. Serat menahan enzim pencernaan & mengabsorpsi air dalam aliran sepanjang traktus intestinal.
3
23 September 2013,Jam : 09. 50
Resiko infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme sekunder akibat post oprasi histerektomi hari ke-1
Ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan Nyeri pada perut bawah, nyeri skala 7, pasien teraba hangat.
DO : Tampak bekas luka operasi 15 cm, sayatan longitudinal, tertutup kassa hepavix. Pasien terlihat lemas. Suhu 36,7 °C, leukosit 26.7 ribu/mmk. TD : 110/70 mmHg.
23 September 2013,Jam : 09.55
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam tidak terjadi infeksi, dengan kriteria hasil :
- meningkatnya penyembuhan luka dengan benar,
- bebas tanda infeksi/inflamasi, drainase purulen,eritema, dan demam.
23 September 2013,Jam : 10.00
1. Observasi tanda – tanda vital
2. Lakukan pencucian tangan dengan baik dan perawatan luka aseptik.
3. Lihat insisi dan balutan.
4. Bantu irigasi dan drainase bila diperlukan.
5. Berikan informasi yang tepat,jujur pada pasien dan orang terdekatnya.Anjurkan pasien jangan menggaruk daerah luka.
6. Berikan antibiotik sesuai indikasi. Cernivit 1x475 mg/Nacl 100 cc Dinacef 2x750 mg iv Fladex 2x500 mg iv
23 September 2013,Jam : 10.05
1. dugaan adanya infeksi/terjadinya sepsis, abses.
2. menurunkan resiko penyebaran bakteri.
3. memberikan deteksi dini terjadi proses infeksi, dan /atau pengawasan penyembuhan.
4. dapat diperlukan untuk mengalirkan abses terlokalisir.
5. pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan dukungan emosi ,membantu menurunkan ansietas.
6. mungkin diberikan secara profilaktik atau menurunkan jumlah organisme (pada infeksi yang telah ada sebelumnya) untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhannya.
4
23 September 2013,Jam : 10.10
Defisit perawatan diri : makan, mandi, toileting berhubungan dengan Deficit perawatan diri akibat post oprasi histerektomi hari ke-1
Ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan badan terasa lemas, untuk mandi, toileting, makan membutuhkan bantuan orang lain.
DO : Pasien terlihat lemas. KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, pasien menggunakan dower cateter no 16.
23 September 2013,Jam : 10.15
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam klien dapat memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri, dengan kriteria hasil :
- ungkapkan rasa nyaman dan puas,
- melakukan kegiatan perawatan diri sesuai kemampuan.
23 September 2013,Jam : 10.20
1. Kaji kemampuan klien dan keluarga dalam perawatan diri.
2. Bantu klien dalam personal hygiene.
3. Rapikan klien jika klien terlihat berantakan dan ganti pakaian klien setiap hari
4. Libatkan keluarga dalam melakukan personal hygiene
23 September 2013,Jam : 10.25
1. Jika klien tidak mampu perawatan diri perawat dan keluarga membantu dalam perawatan diri
2. Klien terlihat bersih dan rapi dan memberi rasa nyaman pada klien
3. Memberi kesan yang indah dan klien tetap terlihat rapi
4. ukungan keluarga sangat dibutuhkan dalam program peningkatan aktivitas klien
5
18. Catatan Perkembangan (CP)
Diagosa Keperawatan
Tanggal / Jam
Perkembangan (SOAPIE) TTD
Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat post oprasi histerektomi hari ke-1
23/09/13
21.00
21.10
21.15
24.00
24.05
07.00
I = Serah trima pasienE= DO : KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, infus lancar
I = Mengobservasi nyeriE = DS : pasien mengatakan nyeri skala 7 pada perut bawah, durasi 15 menit.DO : Pasien terlihat lemas, suara lemah, KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm
I = Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam E = DS : pasien mengatakan lebih rileks setelah nafas dalamDO : Pasien terlihat lebih rileks
I = Memberikan obat injeksi remopain 30 mg ivE = DO : obat sudah masuk, tidak ada reaksi alergi.
I = Memberikan posisi yang nyaman dan menganjurkan pasien istirahat.E = DO : Pasien bedrest, kepala dengan bantal.
E =DS :Pasien mengatakan masih nyeri skala 7 pada perut bawah, durasi 15 menit.DO : KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, Pasien terlihat lemas. Suhu 36,7 °C, TD : 110/70 mmHg.
Perubahan pola pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat
23/09/13
21.00
21.10
I = Serah trima pasienE = DO : KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, infus lancar
I = Mengobservasi makanan asupan klien.E = DS : Pasien mengatakan sedang puasa.
1
07.00 E =DS :Pasien mengatakan sedang puasa karena mau operasi.DO : Pasien tidak makan. Hb 8.5 gr%
Resiko motilitas usus berhubungan dengan efek anastesi akibat post oprasi histerektomi hari ke-1
23/09/13
21.00
21.10
07.00
I = Serah trima pasienE = DO : KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, infus lancar
I = Auskultasi bising ususE = DO : peristaltic usus 9 x/mnt
E =DS :Pasien mengatakan belum BABDO : KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, Pasien terlihat lemas
Resiko infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme sekunder akibat post oprasi histerektomi hari ke-1
23/09/13
21.00
24.00
05.00
07.00
I = Serah trima pasienE = DO : KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, infus lancar
I = Memberikan obat injeksi fladex 500mg iv, dinacef 750 mg ivE = DO : obat sudah masuk, tidak ada reaksi alergi.
I= Mengukur tanda- tanda vitalE= DO : suhu: 36.9 oC nadi 80 x/mnt
E =DS :Pasien mengatakan masih nyeri skala 7 pada perut bawah, durasi 15 menit.DO : Pasien terlihat lemas Suhu 36,9 °C, leukosit 26.7 ribu/mmk. TD : 110/70 mmHg.
Defisit perawatan diri : makan, mandi, toileting berhubungan dengan Deficit perawatan diri akibat post oprasi histerektomi hari ke-1
23/09/13
21.00
05.20
I = Serah trima pasienE = DO : KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, infus lancar
I = Mengkaji kemampuan klien dalam perawatan diri.E = DS : Pasien mengatakan tidak bisa mandi
2
05.30
07.00
sendiriDO : Pasien terlihat lemas.
I = Memandikan pasien dan mengganti bajuE = DS : Pasien mengatakan lebih segar setelah dimandikanDO : baju pasien sudah diganti, Pasien terlihat lebih segar setelah dimandikan.
E =DS :Pasien mengatakan belum mampu mandiri.DO : aktivitas pasien masih dibantu
Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat post oprasi histerektomi hari ke-1
25/09/13
14.00
15.00
16.00
16.05
20.00
S = Pasien mengatakan nyeri skala 5, durasi 20 menit.O = Tampak bekas luka operasi 15 cm, sayatan longitudinal, tertutup kassa hepavix. Pasien terlihat lemas.A = Masalah belum teratasiP = Lanjutkan intervensi
I = Serah trima pasienE= DO : KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, infus lancer
I = Mengukur tanda- tanda vitalE= DO : suhu: 37 oC nadi 80 x/mnt
I = Mengobservasi nyeriE = DS : pasien mengatakan nyeri skala 5 pada perut bawah, durasi 20 menit.DO : Pasien terlihat lemas, KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm
I = Mengingatkan teknik relaksasi nafas dalam E = DS : pasien mengatakan lebih rileks setelah nafas dalamDO : Pasien terlihat lebih rileks. Pasien masih ingat teknik relaksasi yang diajarkan.
I = Memberikan posisi yang nyaman dan menganjurkan pasien istirahat.E = DO : Pasien bedrest, kepala dengan bantal.
3
21.00
E =DS :Pasien mengatakan masih nyeri skala 5 pada perut bawah, durasi 20 menit.DO : KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, Pasien terlihat lemas. Suhu 37 °C, TD : 110/70 mmHg.
Perubahan pola pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat
25/09/13
14.00
16.00
18.00
18.10
21.00
S = Pasien mengatakan sedikit mual, belum mau makan.O = Pasien terlihat lemasA = Masalah belum teratasiP = Lanjutkan intervensi
I = Serah trima pasienE = DO : KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, infus lancar
I = Mengobservasi makanan asupan klien.E = DS : Pasien mengatakan sedikit mual, belum mau, minum sedikit.DO = pasien terlihat lemas.
I= Mengukur tanda- tanda vitalE= DO : TD 120/70 mmHg
I= Menghitung balance cairanE= DO : CM : 500 CK : 400 BC + 100E =DS :Pasien mau makan/minum sedikitDO : KPasien masih terlihat lemas. Hb 10.6 gr%,
Resiko motilitas usus berhubungan dengan efek anastesi akibat post oprasi histerektomi hari ke-1
25/09/13
14.00
15.00
S = Pasien mengatakan belum BAB, sudah flatus.O = Pasien terlihat lemasA = Masalah belum teratasiP = Lanjutkan intervensi
I = Serah trima pasienE = DO : KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, infus lancer
I = Menganjurkan pasien untuk banyak minum dan makan makanan berserat.
4
16.00
18.10
21.00
I = Auskultasi bising ususE = DO : peristaltic usus 10 x/mnt
I = Menganjurkan pasien untuk belajar duduk jika memungkinkan.E = DO : pasien masih terlihat lemas, pasien bisa duduk.
E =DS :Pasien mengatakan belum BAB, sudah flatusDO : KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, Pasien terlihat lemas
Resiko infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme sekunder akibat post oprasi histerektomi hari ke-1
25/09/13
14.00
15.00
18.00
18.15
21.00
S = Pasien mengatakan nyeri skala 5 pada bekas operasi.O = Tampak bekas luka operasi 15 cm, sayatan longitudinal, tertutup kassa hepavix. Pasien terlihat lemas.A = Masalah belum teratasiP = Lanjutkan intervensi
I = Serah trima pasienE = DO : KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, infus lancer
I = Mengukur tanda- tanda vitalE= DO : suhu: 37 oC nadi 80 x/mnt
I = Memberikan obat injeksi fladex 500mg iv, dinacef 750 mg ivE = DO : obat sudah masuk, tidak ada reaksi alergi.
I= Mengukur tanda- tanda vitalE= DO : TD 120/70 mmHg
E =DS :Pasien mengatakan masih nyeri skala 5 pada perut bawah, durasi 15 menit.DO : Tampak bekas luka operasi 15 cm, sayatan longitudinal, tertutup kassa hepavix. Pasien terlihat lemas. suhu: 37 oC, nadi 80 x/mnt, TD : 110/70 mmHg.
5
Defisit perawatan diri : makan, mandi, toileting berhubungan dengan Deficit perawatan diri akibat post oprasi histerektomi hari ke-1
25/09/13
14.00
15.00
18.00
18.15
21.00
S = Pasien bisa mandi sendiriO = pasien bisa berjalan.A = Masalah teratasiP = hentikan intervensi intervensi
I = Serah trima pasienE = DO : KU pasien sedang, pasien bedrest dengan terpasang infus di tangan kiri. Infuse RL 20 tpm, infus lancar
I = Mengkaji kemampuan klien dalam perawatan diri.E = DS : Pasien mengatakan tidak bisa mandi sendiriDO : Pasien terlihat lemas.
I = Memandikan pasien dan mengganti bajuE = DS : Pasien mengatakan lebih segar setelah dimandikanDO : baju pasien sudah diganti, Pasien terlihat lebih segar setelah dimandikan.
E =DS :Pasien mengatakan masih nyeri skala 7 pada perut bawah, durasi 15 menit.DO : pasien bisa mandi sendiri, kateter sudah dilepas.
6