askep ca oesofagus

69
ASKEP CA OESOFAGUS A. Definisi. Kanker oesofagus merupakan keganasan yang terjadi pada oesofagus. Keganasan yang paling sering menyerang adalah jenis karsinoma epidermoid. Sedangkan jenis lainnya leomiosarkoma, fibrosarkoma, atau melanoma malignum tapi sangat jarang terjadi. B. Etiologi Timbulnya karsinoma esofagus dihubungkan dengan faktor diit. Minum alkohol, dan merokok. Diduga juga berhubungan dengan penyakit sebelumnya. Esofagitis menahun karena rangsangan ahan kimia dan akalasia merupakan faktor resiko tinggi. C. Patofisiologi dan Manifestasi Klinik Biasanya pasien mengalami lesi ulserasi esofagus yng luas sebelum gejala timbul. Malignasi, biasanya sel squamosa tipe epidermoid, menyebar dibawah mukosa esofagus , atau dapat menyebar langsung kedalamnya, melalui dan diatas lapisan otot ke limfatik. Pada tahap lanjut, obstruksi esofagus terliat, dengan kemungkinan peforasi mediastinum dan erosi pembuluh darah besar. Bila gejala terjadi yang berhubungan dengan kanker esofagus penyakit ini secara umum meluas. Gejala termasuik disfagia, pada awalnya dengan makanan padat dan akhirnya

Upload: fatimahulfah10

Post on 19-Jan-2016

46 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep CA Oesofagus

ASKEP CA OESOFAGUS

A. Definisi.

Kanker oesofagus merupakan keganasan yang terjadi pada oesofagus. Keganasan

yang paling sering menyerang adalah jenis karsinoma epidermoid. Sedangkan jenis lainnya

leomiosarkoma, fibrosarkoma, atau melanoma malignum tapi sangat jarang terjadi.

B. Etiologi

Timbulnya karsinoma esofagus dihubungkan dengan faktor diit. Minum alkohol, dan

merokok. Diduga juga berhubungan dengan penyakit sebelumnya. Esofagitis menahun

karena rangsangan ahan kimia dan akalasia merupakan faktor resiko tinggi.

C. Patofisiologi dan Manifestasi Klinik

Biasanya pasien mengalami lesi ulserasi esofagus yng luas sebelum gejala timbul.

Malignasi, biasanya sel squamosa tipe epidermoid, menyebar dibawah mukosa esofagus ,

atau dapat menyebar langsung kedalamnya, melalui dan diatas lapisan otot ke limfatik. Pada

tahap lanjut, obstruksi esofagus terliat, dengan kemungkinan peforasi mediastinum dan erosi

pembuluh darah besar.

Bila gejala terjadi yang berhubungan dengan kanker esofagus penyakit ini secara

umum meluas. Gejala termasuik disfagia, pada awalnya dengan makanan padat dan akhirnya

edngan cairan; perasaan ada massa ditenggorokan; nyeri saat menelan; nyeri substernal atau

rasa penuh; dan kemudian regurgutasi makanan yang tidak dicerna disertai bau nafas busuk

dan cegukan

Pasien pada awalnya hanya makanan padat yng menyebabkan distres, tetapi dengan

berkembangnya penyakit dan obsrtuksi cairan tidak adapat masuk ke lambung. Regurgitasi

makanan dan saliva terjadi hemoragi dapt terjadi dan penurunan progresif berat badan dan

kekuatan terjdi sebagai akibat kelaparan. Gejala selanjutnya mencakup nyeri substernal,

cegukan, kesulitan bernfas dn bau nafas busuk

E. Pemeriksaan Penunjang.

Page 2: Askep CA Oesofagus

Diagnostik dipastikan dengan esofagogastroduodenosopi (EGD) dengan biopsi dan

sikatan. Bronkoskopi biasanya dilakukan pada tumor dengan sepertiga tengah dan atas

esofagus, untuk menentukan apakah trakea telah terkena dan untuk membentu dalam

menentukan apakah lesi dapat diangkat. Mediastenosskopi digunakan untuk menentukan

apakah kanker tellah menyebar ke nodus dan struktur mediastinal lain. Kanker esofagus

ujung bawah mungkin berhubungan dengan adenokarsinoma lambung yng meluas ke atas

esofagus.

F. Penanganan

Bila kanker tersebut ditemukan pada tahap awal, sasaran pengobaan dapat diarahkan

pada pengobatan; namun, kanker sering ditemukan pada tahap akhir, yang membuat paliasi

merupakan satu-satunya tujuan yang harus diterima. Pengobatan dapat mencakup

pembedahan

Standar penetalaksanaan bedah mencakup reseksi total esofagus dengan pengangkata

tumor dan margin luas bebas-tumor dan esofagus dan nodus limfa area. Tumor esofagus

torakal bawah lebih mungkin dilakukan pembedahan daripada dilkalisasikan lebih tinggi pada

esofagus, dan integritas saluran GI dipertahankandengan menanam esofagus bawah ke dalam

lambung.

Reseksi bedah esofagus mempinyai angka mortalitas relatif tingiakibat infeksi,

komplikasi paru, dan kebocoran melalui anastomisis. Pada pasca operasi pasien akan

dipasang selanbg nasogastrik yang tidak boleh dimanipulasi. Pasien dipertahankan puasa

sampai pemeriksan sinar X memastikan bahwa anastomisis aman dan tidak bocor.

Penggunaan terapi radiasi baik sendiri maupun ada hubunganya dengan bedah

praoperasi dan pasca operasi, mungkin merupkan pilihan pengobatan. Pengunaan kemoterapi

dikombinasi edngan radiasi atau pembedahan juga sedang diteliti. Pengobatan paliatif

mungkin perlu mempertahankan sofagus tetap terbuka dan untuk membantu memberi nutrisi

dan mengontrol saliva. Paliasi dapat diselesaikan dengandilatasi esofagus , terapi laser,

penempatan endoprotesis, radiasi dan kemoterapi. Kaerna metode ideal pengobatan kanker

esofagus belum ditemukan, setiap pasien diobati dengan mengunakan rencan operawatan

individual.

Page 3: Askep CA Oesofagus

II. MASALAH KEPERAWATAN DAN KOLABORASI

1. Masalah Keperawatan

a. Ketidaksembangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d masukan nutrisi yang kurang.

b. Nyeri akut b.d agen injuri (faktro fisik).

c. Kerusakan kemampuan menelan b.d penyumbatn mekanis (tumor)

d. Defisit pengetahuan b.d sedikitnya terpapar informasi mengenai kanker oesofagus.

2. Masalah Kolaborasi

a. PK: perdarahan

III. PERENCANAAN KEPERAWATAN

1. Diagnosa no 1

Ketidaksembangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d masukan nutrisi yang kurang.“

a. Tujuan

Setelah dilakukan keperawatan selama 15 hari maka masalah keurangan

nutrisi dapat diatasi

b. Kriteria Hasil

NOC:

o Perawat mampe meningkatkan status nutrisi pasiern

o Perawat mampu mengontrol BB pasien.

Client Outcome

o Pasien mengalami peningkatan BB menuju berat yang diharapkan

o BB pasien berada dalam rentang normal

Page 4: Askep CA Oesofagus

o Mengenal faktor-faktor yang mnyebabkan BB dibawah normal.

o Pasien mampu mengkonsumsi nutrisi yang adekuat

o Pasien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat.

o Pasien terebas dari tanda-tanda malnutrisi.

c. Intervensi dan rasionalisasi (N!C)

No Intervensi RasionalisasiManajemen Nutrisi

1 tanyakan kepada klien apakah ia memiliki riwayat elergi terhadap makanan

untuk menentukan nutrisi yng tepat untuk pasien

2 beri dukungan kepada pasien untuk mendapatkan intake kaolri yang adekuat sesua dengan tipe tubuh dan pola aktivitasnya.

agar terjdi keseimbangan antara kebituhan kalori edngan pemasukan kalori

3 beri pasien makanan yang mengandung tinggi protein, tinggi kalori.

untuk meningkatkan BB pasien kearah normal

4 monitor catatan intake intake kandungan nutrisi pada makanan

mengukur apakah asien kebutuhan nutrisinya terpenuhi atau tidak.

Manajemen Gangguan Makan1 Tentukan kemajuan BB harian yang

diharapkan bersama klien.dapat menilai keberhasilan dari peningkatan BB.

2 monitor masukan kalori perharinya untuk memastikan apakah pasie mengkonsumsi cukup kalori

3 monitor pasien berkitan dengan makan, penurunan berat badan, dan kenaikan BB.

untuk menentukan efektivitas dan keberhasilan terapi yang digunakan.

4 anjurkan pasien untuk mengurangi aktivitasnya sehinga bisa mendukung program kenaikan BB.

kalori yang tersimpan bisa diubah sebagai cadangan dalam bentuk peningkatan masa otot.

2. Diagnosa no 2

Nyeri akut b.d agen injuri (faktro fisik).

a. Tujuan

Setelah dilakukan keperawatan selama 15 hari maka masalah nyeri akut dapat

diatasi

b. Kriteria Hasil

NOC:

Page 5: Askep CA Oesofagus

o Perawat mampu menurunkan tingkat nyeri, meningkatkan tingkat

kenyamanan, dan mngontrol nyeri.

Client Outcome

o Pasien mampu menggunakan sekala nyeri untuk mengidentifikasi tingkat

nyeri saat ini dan menentukan tingkat kenyamanan yang diinginkan.

o Pasien mampu menerangkan bagaimana nyeri yang tidak terukur dapat

diatasi.

o Pasien mampu menampilkan ktivitas pemulihan dengan dilaporkannya

penerimaan terhadap tingkat nyeri.

o Pasien berada dalam kecukupan mengenai istirahat dan tidurnya

o Pasien mampu mendemonsrasikan menejemen nyeri non farmakologi

c. Intervensi dan rasionalisasi (N!C)

No Intervensi Rasionalisasi1 tentukan apakah pneyrinya itu saat

pengkajian atau tidak . jika ia bantu pasien untukemnurunkkan nyerinya tersebut.

intensitas, onset, durasi, dan peningkatan nyeri hendaknya dikaji untukmedpatkan data yang esensial..

2 tnyakan kepada klien mengenai pengalaman nyeri yang pernah ia alami dan metode yang digunakan untuk menurunkanya.

beberapa faktor penhambat dapat menghilangkan ekinginan klien untuk melaporkan neyri dan mengunakan obat analgesik.

3 mintalah kepada klien untuk melaporkn lokasi, intensitas dengan mengunakan skala nyeri, dan kualitas nyeri.

intensitas, lokasi dan kalitas nyeri hendaknya dilaporkan setelah prosedur tindakan untuk mengetahui keberhasilan treatmen

4. eksplor kebutuhan p[asien dengan obat anlgesik opioid dan non-opioid.

intervensi pharmakologi merupakan alat utama sebagai penurun nyeri.

5 ajari pasien metode nonfharmakologi untuk menurunkan nyeri klien

digunakaan untuk sebagai suplemen dari metode phmakologik.

6. anjurjkan pasien untuk menggunakan obat analgesik sesua dengan yang dianjurkan.

mencegah terjadinya penyalahgunaanobat

Diagnosa no 3

Kerusakan kemampuan menelan b.d penyumbatan mekanis (tumor)

a. Tujuan

Page 6: Askep CA Oesofagus

Setelah dilakukan keperawatan selama 10 hari maka masalah ketidakmampuan

menelan dapat teratasi

b. Kriteria Hasil

NOC:

o Perawat mampu meningkatkan kemempuan menelan pasien.

Client Outcome

o Pasien mampu mendemonstrasikan proses menelan yang efektive tanpa

batuk atau tersedak.

o Pasien terbebas dari bahya aspirasi

c. Intervensi dan rasionalisasi (N!C)

No Intervensi Rasionalisasi1 pastikan kesiapan pasien untuk makan.

Pasien perlu diawasi , kemampuan mengikuti instruksi, mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak, dan mampu menggerakan lidah dalam mulutnya.

jika salah satu dari faktro-faktor tersebut tidak ditemukan, maka bisa dipertumangkan untuk menghentikan pemberian makanan peroral dan menggunakan makanan enteral untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien

2 kaji kemampuan klien untuk menelan dengan memposisikan jenmpol dan telunjuk pemeriksa pada laringelal proturberance. Minta klien untuk menelan rasakan kenaikan larink, minta klien untuk batuk, test refleks gag pada kedua sisi belakang pharingeal.

secara normal waktu yang dibutuhkan bagi bolus untuk untuk berpindah dari tempat dimana refleks dipicu ke pintu esopfhagea adalah 1 detikl Klien dengan kecelakaan kardiovaskular dengan waktu transit(proses menelan) yang lebih lama.mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk berkembang ke arah pneumonia aspiration. Pasien bisa tersedak bahkan ketika masih mempuinyai gag refleks.

3 observasi tanda-tanda yang berhubunagn dengan proses menelan (batuk, cegukan, kesulitan menahan air liur, penurunan kemampuan untuk mengerakan lidah, bicara yang pelan )

semuanya merupakan tanda-tanda kerusakan kemampuan menelan

4. jika klien mempunyai gangguan menelan, jangan memberikan makanan sampai diagnosa yang sesuai ditegakan. Pastikan makanan yang sesuai dengan berkonsultasi dengan dokter untuk pemberian makanan enteral, kebanyakan dengan menggunakan PEG tube.

makanan bagi pasien yang tidak bisa menelan dengan sempurn, dapat menyebabkan aspirasi dan kemungkinan kematian. Makanan enteal lewat PEG tube pada umumnya sering digunakan sebab berdasarkan penelitan pasien dengan PEG tube mandpatkan peningkatan status gizi dan nutrisidan memungkinkan peningkatan kemampuan hidup.

5 hindari pemberian makana cairan sampi penggunaan pengenatal dapat meningkatkan

Page 7: Askep CA Oesofagus

paien mampu menelan secara efektiv. Tambahkan pengental cairan seperti madu, atau puding

hidrasi dannn nutrisi

6. berikan latihan menelan sesuai dengan yang diresepkan oleh team disfagia. (menyentuh langit-langit dengan lidah, merangsang lengkung tonsil, dan langit-langit lunak denagn logam dingin cermin pemeriksan (rangsangan suhu), latihan gerakanm mulut.

latihan menelan dapat meningkatkan kemampuan untuk menelan.

7 sediakan makanan dalam kondisi tenang jauh dari rangsangan berlebihan, dekat dengan ruang makan yang ribut.

lingkungan yang ramai dapat menurunkan mengunyah dan menelan.

8 pastikn bahwa klien memiliki waktu yang cukup untuk makan

pasien dengan gangguan menelan membutuhkan waktu 2-4 kali lebih lama dibanduing waktu makan orang normal.

9 Cek rongga mulut untuk memastikan pengosongan setelah klien menyelesaikan makanan. Berikan perawatan mulut . jika perlu ambil sisa makanan yang terdapat dalam mulut.

sisa makanan yang terselip dalam menyebabkan stomatitis, pembusikan gigi, kemungkinan aspirasi lebih lanjut.

10 jaga posisi tegak lurus 30-45 derajat. posisi tegak lurus mempertahankan makanan tetap didalam lambung sampai kosonng mencegah terjadinya refluks dan aspiras.

11 awasi tanda-tanda aspirasi dan pneumonia. Auskultasi suara par setelah makan. Catat suara krakles atau wheezing dan peningkatan suhu.

tanda-tanda tersebut menunjukan terjadinya pneumonia.

4. Diagnosa no 4

Defisit pengetahuan b.d sedikitnya terpapar informasi mengenai kanker

oesofagus

a. Tujuan

Setelah dilakukan keperawatan selama 1 X 8 jam maka masalah defisit

pengetahuan klien dapat diatasi.

b. Kriteria Hasil

NOC:

o Perawat mampu memahamkan kepada pasien mengenai proses penyakit

o Perawat mampu memahamkan prosedur pengobatan terhadap penyakitnya.

Client Outcome

Page 8: Askep CA Oesofagus

o Pasien mampu menjelaskan kondisi penyakitnya, mengenali kbutuhan

medikasi, dan mengerti pengobatanya..

o Pasien mampu menerapkan cara-cara hidup sehat dengan gaya hidupnya.

o Mendata sumber informasi dapat digunakan untuk mendapatkan lebih

banyak informasi dan dukungan setelah perpisahan.

c. Intervensi dan rasionalisasi (N!C)

No Intervensi RasionalisasiTeaching Disease

1 kaji tingkat pengetahuan pasien berhubuangan dengan penyakit spesifknya

untuk menentukan materi apa yang cocok buat pasien

2 jelaskan tanda dan gejala yang diderita pasien

pasien lebih waspad jika mengalami hal-hal tersebut

3 jelaskan etiologi penyakit pasien agar pasien bisa melakukan tindakan dalam rangka pencegahan penyakitnya

4 diskusikan tentang gaya hidup agar tdak terjadi komplikasi pada saat yang akan datang.

banyak penyakit yang kammbuh atau bertambh buruk dengan gaya hidup yang salah.

Teaching Individual

1 tentukan kebutuhan klien untuk belajar minat seseorang sangat mempengaruhi hasil pembelajaran seseorang

2 kaji tingkat pendidikan pasien masing-masing tingkat pendidikan memiiki cara yang unik dalam emmahami sesuatu.

3 kaji faktor penghambat dalam belajar setiap individu memiliki keunikan tersensiri daalm mempelajari sesuatu sehingga faktor penghambatnyapun berbeda-beda.

4 libatkan klien dalam menentukan tujuan dari pembelajaranya

pasien akan lebih patuh dalam melakasanakanhasil pembelajaranya.

5 gunakan media gambar dalamm enerangkan suatu proses

visualsasi sebuah proses akan lebih berbkas hasilnya.

Daftar Pustaka:

a. Jong at al, 1977, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta.

b. Joanne et al, Nursinbg Intervention Calsification, Mosby, USA

c. Swearingen. 2001. keperawatn Medikal Bedah. EGC. Jakarta

d. Nanda. 2004. Nursing Diagnosis A Guide to Planning Care. Down load from

www.Us.Elsevierhealth.

Page 9: Askep CA Oesofagus

ANKER RONGGA MULUT

A.    Defenisi

Kanker   adalah penyakit yang menyerang proses dasar kehidupan sel, mengubah genom sel (komplemen genetik total sel) dan menyebabkan penyebaran liar dan pertumbuhan sel-sel.

Kanker adalah istilah umum untuk petumbuhan sel tidak normal (yaitu, tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama) yang dapat menyusup ke jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker bukan merupakan penyakit menular. (mengenal seluk beluk kaker. 2008)

Kanker merupakan penyakit atau kelainan pada tubuh sebagai akibat dari sel-sel tubuh yang tumbuh dan berkembang abnormal, di luar batas dan sangat liar.(kanker, pengenalan, pencegahan dan pengobatannya, 2007)

Kanker didefinisikan sebagai pertumbuhan tidak terkontrol sel-sel yang menyerang dan menyebabkan kerusakan pada jaringan sekitarnya. Kanker mulut muncul akibat pertumbuhan atau luka pada mulut yang tidak hilang. Kanker mulut meliputi kanker  bibir, lidah, pipi, dasar mulut, langit-langit lunak dan keras, sinus, dan faring (tenggorokan), dapat mengancam kehidupan jika tidak didiagnosis dan diobati dini.

Ca rongga mulut adalah tumor ganas dalam rongga mulut yang tumbuh secara cepat dan menginvasi jaringan sekitar, berkembang sampai daerah endontel, dan dapat bermetastasis ke bagian tubuh yang lain dan sering asimtomatik pada tahap awal.

B.     Epidimiologi

Kira-kira kanker rongga mulut merupakan 5% dari semua keganasan yang terjadi pada kaum pria dan 2% pada kaum wanita (Lynch,1994). Telah dilaporkan bahwa kanker rongga mulut merupakan kanker utama di India khususnya di Kerala dimana insiden rata-rata dilaporkan paling tinggi, sekitar 20% dari seluruh kanker (Balaram dan Meenattoor,1996).

Walaupun ada perkembangan dalam mendiagnosa dan terapi, keabnormalan dan kematian yang diakibatkan kanker mulut masih tinggi dan sudah lama merupakan masalah didunia. Beberapa alasan yang dikemukakan untuk ini adalah terutama karena kurangnya deteksi dini dan identifikasi pada kelompok resiko tinggi, serta kegagalan untuk mengontrol lesi primer dan metastase nodus limfe servikal (Lynch,1994; Balaram dan Meenattoor,1996). Hampir semua penderita kanker rongga mulut ditemukan dalam stadium yang sudah lanjut, yang biasanya sudah terdapat selama berbulan-bulan atau bahkan lebih lama (Lynch,1994). Akibatnya prognosa dari kanker rongga mulut relatif buruk, suatu kenyataan yang menyedihkan dimana seringkali prognosa ini diakibatkan oleh diagnosa dan perawatan yang terlambat

C.    Klasifikasi

Kanker mulut di klarifikasikan menjadi 4 tingkatan

Page 10: Askep CA Oesofagus

1. Tingkat 1 : ukuran lesi kurang dari 2 cm, tidak berpermentasi ke kelenjar limpa2. Tingkat 2 : ukuran lesi antara 2 – 4 cm, tidak berpermentasi ke kelenjar limpa3. Tingkat 3 : ukuran lesi lebih dari 4 cm, mungkin teraba benjolan pada kenjar I satu

sisi4.  tingkat 4 : tumor sudah berinspasif dan mungkin sudah ada mentastase ke hati atau

paru-paru

D.    Anatomi Fisiologi

1. Mulut (oris)

Mulut merupakan jalan masuk menuju system pencernaan dan berisis organ aksesori yang bersifat dalam proses awal pencernaan.

Secara umum terdiri dari 2 bagian yaitu :

Bagian luar (vestibula) yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi Bagian rongga mulut ( bagian ) dalam yaitu rongga yang dibatasi sisinya oleh tulang

maksilaaris, palatum dan mandibularis di sebelah belakang bersambung dengan faring.

Gigi

Bagian gigi terdapat gigi (anterior) tugasnya memotong yang sangat kuat dan gigi osterior tugasnya menggiling. Pada umumnya otot-otot pengunyah di persarafi oleh cabang motorik dari saraf cranial ke 5. Dan proses mengunyah di control oleh nucleus dalam batang otak.

Perangsangan formasio retikularis dekat pusat batang otak untuk pengecapan dapat menimbulakan pergerakan mengunyah secara ritmis dan kontinu.

Mengunyah makanan bersifat penting untuk pencernaan semua makanan, terutama untuk sebagian besar buah dan syur-sayuran mentah karena zat ini mempunyai membrane selulosa yang tidak dapat dicerna diantara bagian-bagian zat nutrisi yang harus di uraikan.

1. Lidah

Indera pengecap terdiri dari kurang lebih 50 sel-sel epitel bebrapa diantaranya disebut sel sustentakular dan yang lainnya di sebut sel pengecap. Lidah berfungsi untuk menggerakan makan saat dikunyah atau ditelan. Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi selaput lendir. Dibagian pangkal lidah terdapat epiglottis berfungsi untuk menutup jalan nafas pada waktu menelan supaya makanan tidak masuk kejalan nafas. Kerja otot dapat di gerakkan 3 bagian, yaitu radiks lingua = pangkal lidah, dorsum lingua = punggung lidah, apek lingua = ujung lidah.

1. Kelenjar ludah

Kelenjar ludah yaitu kelenjar yang memiliki duktus yaitu duktus duktus wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar ii mensekresikan saliva jedalan rongga oral di hasilkan di dalam rongga mulut dipersarafi oleh saraf tak sadar

Page 11: Askep CA Oesofagus

Kelenjar parotis, letaknya dibawah depan dari telinga diantara proses mastoid kiri dan kanan mandibularis pada duktus stensoni.

Kelenjar submaksilaris terletak dibawah fongga mulut bagian belakang, dukts wartoni.

Kelenjar subliingualis, dibawah selaput lendir, bermuara di dasar raongga mulut.

Fungsi saliva :

1. Memudahkan makan utnuk dikunyah oleh gigi dan dibentuk menjado bolus2. Mempertahankan bagian mulut dan lidah agar tetap lembab, sehingga memudahkan

lidah bergerak utnuk bericara3. Mengandung ptyalin dan amylase, suatu enzyme yang dapat mengubah zat tepung

menjadi maltose polisakarida4. Seperti zat buangan seperti asam urat dan urea serta obat, virus, dan logam, disekresi

kedalam saliva5. Sebagai zat anti bakteri dan anti body yang berfungsi untuk memberikan rongga oral

dan membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah kerusakan gigi.

 

E.     Etiologi

Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan tumor : Secara garis besar, etiologi kanker rongga mulut dapat dikelompokkan atas :

1. Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis dari restorasi, gigi-gigi karies/akar gigi, gigi palsu.

2. Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa rokok dan cara penggunaannya, tembakau, agen fisik, radiasu ionisasi, virus, sinar matahari, trauma yang kronik.

3. Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetic.Kanker mulut biasa juga terjadi karena kekurangan vitamin C, kurangnya penjaggan pada mulut sehingga mulut menjadi kotor.

F.     Patofisiologi

Sel kanker muncul setelah terjadi mutasi-mutasi pada sel normal yang disebabkan oleh zat-zat karsinogenm tadi. zat karsinogen dari asap rokok tersebut memicu terjadinya Karsinogenesis (transformasi sel normal menjadi sel kanker). Karsinogenesisnya terbagi menjadi 3 tahap :

1. Tahap pertama merupakan Inisiaasi yatu kontak pertama sel normal dengan zat Karsinogen yang memancing sel normal tersebut menjadi ganas.

2. Tahap kedua yaitu Promosi, sel yang terpancing tersebut membentuk klon melalui pembelahan(poliferasi).

3. tahap terakhir yaitu Progresi, sel yang telah mengalami poliferasi mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma ganas.

Page 12: Askep CA Oesofagus

Karsinoma sel mukosa yang makroskopik bersifat tukak → lesi yang terus menetap → menginflamasi jaringan tulang terutama mandibula sampai endotel → bermetastasis ke bagian tubuh yang lain.

 

G.    Manifestasi klinis

Gejala-gejala kanker rongga mulut antara lain adalah munculnya :

1. Bintik putih atau merah (leukoplakia, eritroplakia, atau eritroleukoplakia) di dalam mulut ataupun pada bibir.

2. Luka pada bibir ataupun rongga mulut yang sulit sembuh.3. Perdarahan pada rongga mulut.4. Kehilangan gigi.5. Sulit atau timbulnya rasa sakit pada waktu mengunyah.6. Kesulitan untuk menggunakan geligi tiruan.7. Pengerasan pada leher, serta rasa sakit pada telinga.

Kanker rongga mulut dapat didiagnosis dengan melakukan biopsi. Selanjutnya, dilakukan staging untuk mengetahui jenis terapi apa yang tepat diberikan pada pasien, apakah dengan intervensi bedah, radioterapi, atau kemoterapi. Dengan penulisan artikel ini diharapkan kita dapat mempelajari kembali gejala klinis kanker rongga mulut sehingga dapat dilakukan deteksi dini untuk mencegah penyebaran kanker yang berakhir dengan kematian.

H.    Pemeriksaan Diagnostik

1. Sitologi mulut.

Sitologi mulut merupakan suatu teknik yang sederhana dan efektif untuk mendeteksi dini lesi-lesi mulut yang mencurigakan. Secara defenisi, pemeriksaan sitologi mulut merupakan suatu pemeriksaan mikroskopik sel-sel yang dikerok/dikikis dari permukaan suatu lesi didalam mulut (Coleman dan Nelson,1993). Untuk aplikasi klinisnya, seorang dokter gigi harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kapan pemeriksaan ini dilakukan dan kapan tidak dilakukan, peralatan yang digunakan, prosedur kerja, data klinis yang disertakan sampai pengirimannya ke bagian Patologi anatomi.

1. Biopsi

Jika hasil pemeriksaan sitologi meragukan, segera lakukan biopsi. Biopsi merupakan pengambilan spesimen baik total maupun sebagian untuk pemeriksaan mikroskopis dan diagnosis. Cara ini merupakan cara yang penting dan dapat dipercaya untuk menegakkan diagnosa defenitif dari lesi-lesi mulut yang dicurigai.

Teknik biopsi memerlukan bagian dari lesi yang mewakili dan tepi jaringan yang normal. Biopsi dapat dilakukan dengan cara insisional atau eksisional. Biopsi insisional dipilih apabila lesi permukaan besar (lebih dari 1 cm) dan biopsi eksisional yaitu insisi secara intoto dilakukan apabila lesi kecil.

I.       Penatalaksanaan

Page 13: Askep CA Oesofagus

1. Tindakan Bedah

Terapi umum untuk kanker rongga mulut adalah bedah untuk mengangkat sel-sel kanker hingga jaringan mulut dan leher.

1. Terapi Radiasi

Terapi radiasi atau radioterapi jenis terapi kecil untuk pasien yang tidak di bedah. Terapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dan menyusutkan tumor. Terapi juga dilakukan post operasi untuk membunuh sisa-sisa sel kanker yang mungkin tertinggal didaerah tersebut.

1. Kemoterapi

Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan obat anti kanker untuk membunuh sel kanker.

J.      Pencegahan

1. Hindari kontak berlebihan dengan matahari, pada bibir2. kurangi merokok atau mengunyah tembakau3. pertahankan oral hygiene dan perawatan gigi yang baik4. segera konsultasikan ke dokter bila ada lesi pada mulut yang tidak sembuh dalam

waktu 2- 3 minggu.

 

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A.    Pengkajian

1. Riwayat kesehatan

Kaji riwayat kesehatan pasien dan tetapkan kebutuhan akan penyuluhan dan pembelajaran serta gejala – gejala yang memerlukan evaluasi medis. Cantumkan pertanyaan yang berhubungan dengan rongga mulut, mis : hygiene gigi dan mulut, lesi atau area teriritasi pada mulut, lidah dan tenggorok, riwayat sakit tenggorok atau sputum mengandung darah yang baru di alami, rasa tak nyaman yang di sebabkan oleh makanan tertentu.

1. Pemeriksaan fisik

Inspeksi dan palpasi struktur internal maupun eksternal dari mulut dan tenggorok, periksa terhadap kelembaban, warna, tekstur, simetri, dan adannya lesi, periksa leher terhadap pembesaran nodus limfe.

1. pola makan o Perubahan kemampuan dalam menyesuaikan dengan beberapa jenis makanan,

terutama makanan padato Kajian kemampuan untuk menelan:o Aspirasi

Page 14: Askep CA Oesofagus

o Tersedako Makanan masuk hidungo Keluar air liur ketika menelano Komunikasi Verbal, kemampuan untuk berbicara bervariasi dari kesulitan

yang ringan sampai kehilangan sekali kemampuan untuk bicarao Penampilan wajah pasien, tergantung pada luasnya lapisan yang hilang atau

rusak

B.     Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan lesi oral2. Perubahan membaran mukosa oral yang berhubungan dengan kondisi patologis,

infeksi, atau trauma kimia atau mekanis3. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak

mampuan mencerna nutrien yang tidak adekuat akibat kondisi oral atau gigi.4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik pada penampilan dan

pengobatannya5. Takut atau cemas berhubungan dengan penyakit yang di deritanya6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan imunologi,

efek radiasi kemoterapi

C.    Intervensi Keperawatan

1. Diagnosa : nyeri b/d lesi oral

Karakteristik : Mengatakan sakit pada daerah mulut dan/atau sakit pada saat menelanHasil pasien : Nyeri berkurang

Kriteria evaluasi : Ekspresi wajah dan tubuh lebih releks masukan oral meningkatIntervensi Rasional

1. Kaji tingkat nyeri2. Mempertahankan tirah baring selama fase aktif3. Beri perawatan orang tiak 2 jam4. Berikan obat analgetik sesuai anjuran jika perlu

1)      Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan dan memudahkan untuk intervensi selanjutnya

2)      Meminimalkan stimulasi dan meningkatkan relaksasi

3)      Untuk menghilangkan sakit tenggorokan dan mengontrol bernapas

4)      Obat analgatik bisa menurunkan persepsi nyeri

1. Perubahan membaran mukosa oral yang berhubungan dengan kondisi patologis, infeksi, atau trauma kimia atau mekanis

Karakteristik : Membran mukosa oral klien nampak kering di kulit dengan bibir klien, mulut klien berbau dan selama sakit klien belum pernah gosok gigi

Page 15: Askep CA Oesofagus

Hasil pasien : terjadi gangguan pada membran mukosa

Kriteria evaluasi : Membran mukosa klien normal, bau mulut klien hilang PH oral klien

Intervensi Rasional

1. Kaji orang mulut tiap hari, perhatikan perubahan pada integritas membran mukosa oral

2. Mulai program hygiene oral : gunakan pencuci mulut dan salin hangat, larutan pelarut dan hidroge peroksida, sikat dengan sikat gigi, benang gigi, pertahankan bibir lembab dengan pelumas bibir

1)      Agar mengetahui PH gigi, sehingga resiko terjadinya kerusakan membran mukosa serta penyakit oral yang lainnya dapat dicegah dengan program PH oral dengan benar

2)      Agar melancarkan peredaran darah sehingga resiko terjadinya kerusakan membran mukosa serta penyakit oral yang lainnya dapat dicegah dengan program PH oral dengan benar

1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d ketidak mampuanmencerna nutrien yang tidak adekuat akibat kondisi oral atau gigi.Karakteristik : Penurunan BB, menolak makanan per oral

Hasil Pasien : Memperlihatkan/mendemonstrasikan masukan nutrisi adekuatKriteria evaluasi : BB stabil, masukan makanan oral meningkat.

Intervensi Rasional

1. Berat badan tiap minggu presentase makanan yang dikonsumsi setiap kali makan, jika makanan per oral dimungkinkan

2. Berikan makanan melalui selang NGT sesuai dengan jadwal pemberiannya. Ajarkan kepada pasien cara memberikan makanan sendiri melalui selang

3. Jika dimulai pemberian makanan per oral, berikan makanan yang lembut, mudah dicerna seperti kentang, nasi, dsb. Konsultasi pada ahli diet untuk memilih makanan yang tepat jika masukan oral kurang dari 30%

4. Berikan makanan sedikit tapi sering5. Berikan obat atau muntah jika perlu6. Jika peranan per oral sudah mulai diperbolehkan, tunggu pasien selama makan. Telah

kembali teknik menelan untuk meminimalkan aspirasi. Izinkan psaien untuk sendiri, ketika pasien sudah mampu makan per oral tanpa batuk

7. Konsultasi dengan dokter jika batuk berlebihan pada sat makan per oral 1. Untuk mengidentifikasi kemajuan-kemajuan atau penyimpangan dari sasaran

yang diharapkan2. Tambahan makanan melalui jalan alternatif diperlukan untuk memberikan

nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan luka sampai makanan tier oral dapat dimulai. Perawatan diri menumbuhkan kemandirian

3. Untuk mengurangi nyeri pada saat menelan. Ahli diet ialah spesialis nutrisi yang dapat mengevaluasi kebutuhan nutrisi dan bersama merencanakan kebutuhan dan kondisi pasien

4. Untuk merangsang nafsu makan pasien

Page 16: Askep CA Oesofagus

5. Untuk mengontrol mual dan muntah6. Kesulitan menelan dan batuk karena makan dan batuk karena per oral dapat

mencetuskan ansietas. Pemberian pelayanan kesehatan yang komponen, dapat bertindak cepat ketika terjadi aspirasi, dapat menurunkan pasien berkontraksi sehingga dapat menelan dengan baik

7. Makanan melalui selang NGT perlu dimulai

 

1. Gangguan harga diri berhubungan dengan efek samping radiotherapy penampilan fisiknya.

Karakteristik : KLien nampak tidak percaya diri sering menarik diri dengan orang lain

Hasil pasien : Gangguan harga diri teratasi

Kriteria evaluasi : KLien tidak menarik diri dan kepercayaan diri klien kembaliIntervensi Rasional

1. Tinjau ulang efek samping yang diantisipasi berkenaan dengan pengobatan tertentu2. Dorong diskusi tentang/pecahan masalah tentang efek kanker

1. Agar mengetahui efek dari terapi yang dilakukan, sehingga dapat diketahui kemungkinan resiko yang terjadi.

2. Dengan memberikan HE kanker diharapkan klien mengerti akan semua proses terapi yang dilakukan dan efeknya akan terjadi sehingga klien merasa lebih kuat dalam menjalani proses penyembuhannya

3. Diagnosa : Gangguan rasa cemas b/d fisik pada penampilan dan pengobatannya

Karakteristik : Mengungkapkan keluhan khusus, meminta informasi, mengungkapkan kurang mengerti, dan gelisah

Hasil pasien : Ansietas berkurang

Kriteria evaluasi : Mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara terbuka, melaporkan berkurangnya ansietas dan takut, mengungkapkan mengerti tentang penyakitnya, secara verbal menyadari terhadap apa yang diinginkan yaitu menyesuaikan diri terhadap perubahan fisiknya.

Intervensi Rasional

1. Izinkan pasien untuk mengetahui keadaan/status penyakitnya2. Jelaskan metode komunikasi yang dapat digunakan secara baik dan efektif.3. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan keadaannya tentang hasil

pemeriksaannya. 1. Pengetahuan tentang apa yang diharapkan dari interaksi membantu

menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien untuk memikirkan tujuan yang realistik

2. Kemauan berkomunikasi membantu mengembangkan rasa aman penting untuk fungsi andiron.

Page 17: Askep CA Oesofagus

3. Ekspresi perasaan secara verbal membantu meningkatkan kesadaran akan realitas (kenyataan).

4. Diagnosa : Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan imunologi, efek radiasi kemoterapi

Karakteristik : Kulit klien nampak kotor, klien tidak pernah mandi selama sakit, badan klien berbau

Hasil pasien : Integritas kulit tetap terjaga

Kriteria evaluasi : Kulit klien nampak bersih dan bau badan klien sudah tidak ada.Intervensi Rasional

1. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping kanker2. Mandikan dengan menggunakan air hangat dan sabun ringan3. Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, bedak, salep apapun kecuali

diijinkan dokter4. Hindarkan pakaian yang ketat pada area tersebut5. Tinjau ulang efek samping dermatologis yang dicurigai pada kemoterapi

1. Agar PH klien dapat diketahui sehingga dapat diambil tindakan yang akan dilakukan selanjutnya

2. Agar melancarkan peredaran darah (vasodilatasi) penggunaan sabun agar bau badan klien tidak ada

3. Agar terhindar dari iritasi kulit sehingga tidak mengakibatkan infeksi kulit4. Agar tidak menimbulkan keringat berlebihan sehingga integritas kulit tidak

terjadi5. Sebagai acuan agar kita dapat mengetahui hal-hal yang terjadi dan dapat

mengambil keputusan masalah tindakan pengobatan yang selanjutnya

1. D.    Evaluasi2. Menunjukkan bukti membrane mukosa utuh

1. Bebas dari nyeri dan ketidaknyamanan pada rongga oral2. Tidak terlihat perubahan pada integritas organ3. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang diinginkan4.  Mempunyai citra diri positif seperti, mampu menerima perubahan yang ada

pada dirinya.5. Mengalami penurunan rasa takut6. Bebas dari infeksi, tidak demam, menunjukkan nilai-nilai lab yang normal.

Page 18: Askep CA Oesofagus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KANKER LAMBUNG Ditulis oleh randy mulya pradana    1. Definisi

Neopasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.(Patologi, dr. Achmad Tjarta,2002) Karsinoma Gaster ialah suatu neoplasma yang terdapat pada Gaster. (R. Simadibrata,2000)

2. Anatomi FisiologiLambungLambung merupakan sebuah kantung muskuler yang letaknya antara esophagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen di bawah diafragma. Lambung merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik, tekanan organ lain, tekanan organ lain dan postur tubuh. Struktur lambung.a. Fundus ventrikuliBagian ini menonjol ke atas, terletak di sebelah kiri osteum kardiakum dan biasanya berisi gas. Pada batas dengan esophagus terdapat katup sfingter kardiak.b. Korpus ventrikuliBagian ini merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal membentuk sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara bagian distal dan berlanjut ke duodenum.c. Antrum pylorusMerupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal membentuk sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara distal yang berlanjut ke duodenum.d. Kurvantura minorTerletak di sebelah kanan lambung dan terbentang dari osteum kardiak sampai ke pylorus. Kurvantura minor dihubungkan ke hepar oleh omentum minor. Suatu lipatan ganda dari peritoneum.e. Oesteum kariakumMerupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pylorus yang tidak mempunyai sfincter khusus, hanya berbentuk cincin yang membuka dan menutup osteum dengan kontraksi dan relaksasi. Osteum dapat tertutup oleh lipatan membran mukosa dan serta otot pada dasar esophagus.

Fungsi lambung:Lambung menampung makanan yang masuk melalui esophagus, menghancurkan makanan dengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung. Penghancuran makanan dilakukan dengan dua cara:a. Mekanis : menyimpan, mencampur dengan sekret lambung dan mengeluarkan kimus ke dalam usus. Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik setiap 20 detik.b. Kimiawi : bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung dan enzim-enzim tergantung jenis makanan enzim yang dihasilkan antara lain pepsin asam garam, renin dan lapisan lambung.1. Pepsin, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton) agar dapat diabsorbsi di intestinum minor.

Page 19: Askep CA Oesofagus

2. Asam garam (HCl) mengasamkan makanan sebagai antiseptik dan desinfektan yang masuk ke dalam makanan. Disamping itu mengubah pepsinogen menjadi pepsin dalam suasana asam.3. Renin, sebagai ragi pembekuan susu dan membentuk kasein dan kaseinogen dari protein.4. Lapisan lambung memecah lemak menjadi asam lemak untuk merangsang sekresi getah lambung.

Sekresi getah lambungSekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan apabila melihat, mencium, dan merasakan makanan maka sekresi lambung akan terangsang, karena pengaruh saraf sehingga menimbulkan rangsang kimiawi yang menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon yang disebut sekresi getah lambung. Sekresi getah lambung mengalami 3 fase yaitu:a. Fase serebralAntisipasi dari makan menyebabkan stimulus merambat dari otak ke nervus vagus sampai ke lambung yang merupakan kelenjar yang terstimulasi untuk mensekresi hormon gastrin yang disekresi oleh membran mukosa kanalis pylorus yang menghasilkan getah lambung.b. Fase gastricPada fase ini gastrin lebih banyak diproduksi.c. Fase intestinalMasuknya darah ke dalam intestinum menyebabkan sekresi getah lambung membentuk lebih banyak gastrin.

Sfingter pylorus mengendalikan pengosongan lambung walaupun pylorus tetap terbuka. Kontraksi antrum akan diikuti oleh kontraksi pylorus dan duodenum. Apabila suatu gelombang peristaltik kuat sampai di antrum maka tekanan isi antrum naik dan diikuti oleh kontraksi pylorus sehingga mendorong kembali sebagian besar isi antrum yang masih bersifat padat ke korpus lambung, hanya sejumlah kecil yang masuk ke duodenum pada setiap kali kontraksi.

3. KlasifikasiEarly gastric cancer (tumor ganas lambung dini).Berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan histopatologis dapat dibagi atas :Tipe I (pritrured type)Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan dengan atau tanpa ulserasi.Tipe II (superficial type)Dapat dibagi atas 3 sub tipe.II.a. (Elevated type)Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I, terdapat sedikit elevasi dan lebih meluas dan melebar.II.b. (Flat type)Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat perubahan pada warna mukosa.II.c. (Depressed type)Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular) hiperemik / perdarahan.Type III. (Excavated type)

Page 20: Askep CA Oesofagus

Menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering disertai kombinasi seperti II c ? III atau III ? II c dan II a ? II c.

Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut).Menurut klasifikasi Bormann dapat dibagi atas :1. Bormann I.Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai fungating dan mukosa di sekitar tumor atropik dan iregular.2. Bormann IIMerupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta mukosa sekitarnya menonjol dan disertai nodular. Dasar ulkus terlihat nekrotik dengan warna kecoklatan, keabuan dan merah kehitaman. Mukosa sekitar ulkus tampak sangat hiperemik.3. Bormann III.Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat bats tegas pada dinding dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa.4. Bormann IVBerupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa.

4. PatofisiologiSeperti pada umumnya tumor ganas ditempat lain penyebab tumor gaster juga belum diketahui secara pasti. Faktor yag mempermudah timbulnya tumor ganas gaster adalah perubahan mukosa yang abnormal antara lain seperti gastritis atropik, polip di gaster, dan anemia pernisiosa. Di samping itu juga pengaruh keadaan lingkungan mungkin memegang peran penting terutama pada penyakit gaster seperti dinegara Jepang, Chili, Irlandia, Australia, Rusia dan Skandinavia. Ternyata pada orang jepang yang telah lama meninggalkan jepang, frekuensi tumor ganas gaster lebih rendah.Dapat disimpulkan bahwa kebiasaaan hidup mempunyai peran penting, makanan panas dapat merupakan faktor timbulnya tumor ganas seperti juga makanan yang di asap, ikan asin yang mungkin mempermudah timbuknya tumor ganas gaster.Selain itu faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor herediter, dan faktor infeksi H. Pylori.Karsinoma gaster berasal dari pertumbuhan epitel pada membran mukosa gaster. Kabanyakan karsinoma gaster berkembang pada bagian bawah gaster. Sedangkan pada atrofi gaster disapatkan bagian atas gaster dan secara multisenter.Karsinoma gaster terlihat beberapa bentuk.1. Seperempatnya berasal dari propria yang berbentuk fungating yang tumbuh ke lumen sebagai massa.2. Seperempatnya berbentuktumor yang berulserasi.3. Massa yang tumbuh melalui dinding menginvasi lapisan otot.4. Penyebarannya melalui dinding yang disemari penyebaran pada permukaan.5. Bentuk linisplastika.6. Sepertiganya karsinoma berbagai bentuk di atas.Prognosis yang baik berhubungan dengan bentuk polipoid dan kemudian berbentuk ulserasi dan yang paling jelek ada bentuk scirrhous. Penyebaran karsinoma gaster sering kehati, arteri hepatika dan celiac, pankreas dan hilus selitar limpa. Dapat juga mengenai tulang, paru, otak dan bagian lain saluran cerna.

5. Etiologi

Page 21: Askep CA Oesofagus

Penyebab dari karsinoma Gaster sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun para penyelidik berpendapat bahwa komposisi makanan merupakan faktor penting dalam kejadian karsinoma Gaster. Makanan tersebut seperti ;1. Gastritis kronis.2. Faktor infeksi (oleh kuman H. Pylory).3. Herediter.4. Sering Makan daging hewan dengan cara dipanggang atau dibakar atau diasapkan.5. Sering makan makanan yang terlalu pedas.6. Kurang makanan yang mengandung serat.7. Makan makanan yang memproduksi bahan karsinogenik dan ko-karsinogenik.

6. Tanda dan GejalaTanda dan gejala karsinoma kolo-rektal tergantung dari lokasi dan besarnya tumor :

a. Nyerib. Penurunan Berat badan.c. Muntahd. Anoreksia.e. Disfagia.f. Nausea.g. Kelemahan.h. Hematemasis.i. Regurgitasi.j. Mudah kenyang.k. Asites ( perut membesar).l. Keram abdomen

m. Darah yang nyata atau samar dalam tinjan. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis makan.

7. Pemeriksaan Diagnosis

1. Pemeriksaan fisis.

Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun dan anemia. Didaerah epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah terjadi metastasis ke hati, teraba hati yang iregular, dan kadang-kadang kelenjar limfe klavikula teraba.

2. Radiologi.

Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda dengan berbagai posisi seperti telentang. Tengkurap, oblik yang disertai dengan komprsi.

3. Gastroskopi dan Biopsi.

Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat adanya tumor gaster. Pada pemeriksaan Okuda (1969) dengan biopsi ditemukan 94 % pasien dengan tumor ganas gaster sedangkan dengan sitologi lavse hanya didapatkan 50 %.

Page 22: Askep CA Oesofagus

4. Pemeriksaan darah pada tinja.

Pada tumor ganas sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood), untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan tes Benzidin.

5. Sitologi.

Pemeriksaan Papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan tumor ganas lambung dengan hasil 80 – 90 %. Tentu pemeriksaan ini perlu dilengkapi dengan pemeriksaan gastroskopi dan biopsi.

6. Komplikasi

1. PerforasiDapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.2. Hematemesis.Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung sehingga dapat menimbulkan anemia.3. Obstruksi.Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai keluhan mintah-muntah.4. Adhesi.Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi dengan organ sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut

7. Penatalaksanaan1. Bedahjika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan. Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahab sudah dapat dilakukan sebagai tindakan paliatif. Reaksi kuratif akan berhsil bila tidak ada tanda metastasis di tempat lain, tidak ada sisa Ca pada irisan lambung, reseksi cairan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar limfa secukupnya.2. RadiasiPengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil.3. KemoterapiPada tumor ganas dapat dilakukan pemberian obat secara tunggal atau kombinsi kemoterapi. Di antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, mitonisin C, hidrourea, epirubisin dan karmisetin dengan hasil 18 – 30 %.

B. Konsep Dasar KeperawatanA. Pengkajiana. Persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan? Apakah ada riwayat kanker pada keluarga? Status kesehatan dan penyakit yang diderita, upaya yang dilakukan? Lingkungan tempat tinggal klien? Tingkat pengetahuan dan kepedulian pasien? Hal-hal yang membuat status kesehatan pasien berubah : merokok, alkohol, obat-obatan, polusi, lingkungan, ventilasi.b. Nutrisi metabolik

Page 23: Askep CA Oesofagus

? Jenis, frekuensi dan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari? Adanya mual, muntah, anorexia, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan nutrisi? Adanya kebiasaan merokok, alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu.? Ketaatan terhadap diet, kaji diet khusus? Jenis makanan yang disukai (pedas, asam, manis, panas, dingin)? Adanya makanan tambahan? Napsu makan berlebih/kurang? Kebersihan makanan yang dikonsumsic. Eliminasi? Pola BAK dan BAB: frekuensi, karakteristik, ketidaknyamanan, masalah pengontrolan? Adanya mencret bercampur darah? Adanya Diare dan konstipasi? Warna feses, bentuk feses, dan bau? Adanya nyeri waktu BABd. Aktivitas dan latihan? Kebiasaan aktivitas sehari hari? Kebiasaan olah raga? Rasa sakit saat melakukan aktivitase. Tidur dan istirahat? Adanya gejala susah tidur/insomnia? Kebiasaan tidur per 24 jamf. Persepsi kognitif? Gangguan pengenalan (orientasi) terhadap tempat, waktu dan orang? Adanya gangguan proses pikir dan daya ingat? Cara klien mengatasi rasa tidak nyaman(nyeri)? Adanya kesulitan dalam mempelajari sesuatug. Persepsi dan konsep diri? Penilaian klien terhadap dirinya sendirih. Peran dan hubungan dengan sesama? Klien hidup sendiri/keluarga? Klien merasa terisolasi? Adanya gangguan klien dalam keluarga dan masyarakati. Reproduksi dan seksualitas? Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas? Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitasj. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stess? Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah? Mekanisme koping yang biasa digunakan? Respon emosional klien terhadap status saat ini? Orang yang membantu dalam pemecahan masalahk. Sistem kepercayaan? Agama yang dianut,apakah kegiatan ibadah terganggu

A. Diagnosa Keperawatana. Pre-Op1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker2. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan

Page 24: Askep CA Oesofagus

4. Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

b. Post-Op1. Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya pengaruh anastesi.2. Nyeri berhubungan dengan interupsi tubuh sekunder terhadap prosedur invasif atau intervensi operasi.3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status puasa.4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap prosedur invasive.5. Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian tentang hasil pengobatan kanker.

C. Rencana Keperawatana. Pre-OperasiDp 1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kankerTujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatanHasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilangRencana Tindakan:1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensiR/ mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)R/ dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalamR/ tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetikR/ analgetik efektif untuk mengatasi nyeri

Dp 2. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahanTujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatanHasil yang diharapkan : Kecemasan pasien berkurang

Rencana Tindakan:1. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasienR/ pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akanketakutannyaR/ untuk mengurangi kecemasan3. Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosa medikR/ memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat4. Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaanR/ dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan penyakit dan pengobatanDp 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan.Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah dilakukan keperawatanHasil yang diharapkan:- Nutrisi klien terpenuhi- Mual berkurang sampai dengan hilang.Rencana tindakan :1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.

Page 25: Askep CA Oesofagus

R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan.2. Kaji kebiasaan makan klien.R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.4. Timbang berat badan bila memungkinkan.R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan.5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitaminR/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak

Dp 4. Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.Tujuan : Intoleransi aktivitas teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan.Hasil yang diharapkan:Klien menunjukkan peningkatan toleransi dalam beraktivitas yang ditandai dengan: tidak mengeluh lemas, klien beraktivitas secara bertahap.Rencana Tindakan :1. Sediakan waktu istirahat yang cukup.R/ Istirahat akan memberikan energi yang cukup dan membantu dalam proses penyembuhan.2. Kaji keluhan klien saat beraktivitas.R/ Mengidentifikasi kelainan beraktivitas.3. Kaji kemampuan klien dalam beraktivitas.R/ Menentukan aktivitas yang boleh dilakukan.4. Bantu memenuhi kebutuhan klien.R/ Terpenuhinya kebutuhan klien.

Post-OperasiDp 1. Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya pengaruh anastesi.Tujuan : Pola nafas kembali efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan.Hasil yang diharapkan :- Suara nafas vesikuler- Bunyi nafas bersih, tidak ada suara tambahanRencana tindakan :1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas misalnya mengi, krekels, ronchi.R/ Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/tidak dimanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius misalnya: penyebaran, krekels basah (bronkitis), bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi (emfisema) atau tidak adanya bunyi nafas (asma berat).2. Kaji/pantau frekuensi pernafasan, catat radio inspirasi/ekspirasi.R/ Tachipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau selama stress/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang dibanding inspirasi.3. Catat adanya derajat dyspnea misalnya keluhan “lapar udara”, gelisah, ansietas, distress pernafasan, penggunaan otot bantu.R/ Disfungsi pernafasan adalah variabel yang tergantung pada tahap proses kronis selain proses akut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit. Misalnya infeksi, reaksi alergi.4. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman misalnya peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur.R/ Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi. Sokongan tangan/kaki dengan meja, bantal, dll membantu menurunkan kelemahan

Page 26: Askep CA Oesofagus

otot dan dapat sebagai alat ekspansi dada.5. Pertahankan polusi lingkungan minimum misalnya: debu, asap dan bulu bantal yang berhubungan dengan kondisi individu.R/ Pencetus tipe reaksi alergi pernafasan yang dapat, mentriger episode akut.6. Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir.R/ Memberikan pasien-pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dyspnea dan menurunkan jebakan udara.7. Observasi karakteristik batuk misalnya menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk memperbaiki keefektifan upaya batuk.R/ Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya bila pasien lansia, sakit akut atau kelemahan. Batuk paling efektif pada posisi duduk tinggi atau kepala di bawah setelah perkusi dada.8. Tingkatkan masukan cairan antara sebagai pengganti makanan.R/ Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret. Mempermudah pengeluaran. Penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan selama makan dapat meningkatkan distensi gaster dan tekanan pada diafragma.

Dp 2. Nyeri berhubungan dengan interupsi tubuh sekunder terhadap prosedur invasif atau intervensi operasi.Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan.Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilangRencana Tindakan :1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensiR/ mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)R/ dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalamR/ tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetikR/ analgetik efektif untuk mengatasi nyeri

Dp 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status puasa.Tujuan : Nutrisi pasien terpenuhi setelah dilakukan keperawatan.Hasil yang diharapkan :- Nutrisi klien terpenuhi- Mual berkurang sampai dengan hilang.Rencana tindakan :1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan.2. Kaji kebiasaan makan klien.R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.4. Timbang berat badan bila memungkinkan.R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan.5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitaminR/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak

Dp 4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap

Page 27: Askep CA Oesofagus

prosedur invasive.Tujuan : Infeksi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan.Hasil yang diharapkan :- Tidak ada tanda-tanda infeksi.- Proses penyembuhan luka tepat waktu.Rencana tindakan:1. Observasi tanda-tanda vital, adanya demam, menggigil, berkeringat.R/ Sebagai indikator adanya infeksi/terjadinya sepsis.2. Observasi daerah luka operasi, adanya rembesan, pus, eritema.R/ Deteksi dini terjadinya proses infeksi.3. Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien/orang terdekat.R/ Pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan dukungan emosi, membantu mengurangi ansietas.4. Kolaborasi dengan medik untuk terapi antibiotik.R/ Membantu menurunkan penyebaran dan pertumbuhan bakteri.

Dp 5. Kecemasan berhubungan dengan ketidakpastian tentang hasil pengobatan kankerTujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatan.Hasil yang diharapkan : Kecemasan pasien berkurangRencana Tindakan:1. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasienR/ pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akanketakutannyaR/ Untuk mengurangi kecemasan3. Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosa medikR/ Memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat4. Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaanR/ Dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan penyakit dan pengobatanDp 5. Gangguan konsep diri berhubungan dengan kehilanganTujuan : Gangguan konsep diri teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatanKriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.Rencana tindakan :1. Kaji respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan penanganannya.R/ Untuk mempermudah dalam proses pendekatan.2. Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat.R/ Support keluarga membantu dalam proses penyembuhan.3. Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan di rumah.R/ Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.4. Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.R/ Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.

Page 28: Askep CA Oesofagus

1. Definisi

Kanker colon adalah suatu kanker yang yang berada di colon.

Kanker colon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS 1998 )

Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah.Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah kanker Colon.

 

2. Patofisiologi

Perubahan Patologi

Tumor terjadi ditempat yang berada dalam colon mengikuti kira-kira pada bagian  ( Sthrock 1991 a )  :

26 % pada caecum dan ascending colon 10 % pada transfersum colon 15 % pada desending colon 20 % pada sigmoid colon 30 % pada rectum

Gambar dibawah ini menggambarkan terjadinya kanker pada sigmoid dan colon kanan dan mengurangi timbulnya penyakit pada rektum dalam waktu 30 tahun ( Sthrock ).

Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan tampak membahayakan.Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode.Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat.Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat metastase yang lain termasuk :

Page 29: Askep CA Oesofagus

-   Kelenjar Adrenalin

-   Ginjal

-   Kulit

-   Tulang

-    Otak

Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan sistem sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke rongga peritonial.

 

3. Komplikasi

Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor atau melelui penyebaran metastase yang termasuk :

-         Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis

-         Pembentukan abses

-         Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina

Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan.Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.

Etiologi

Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer Institute, dan organisasi kanker lainnya.

Makanan-makanan yang pasti di jurigai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar ( Tabel 56-1 ). Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung

Page 30: Askep CA Oesofagus

sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists ).

Makanan yang harus dihindari :

-          Daging merah

-          Lemak hewan

-          Makanan berlemak

-          Daging dan ikan goreng atau panggang

-          Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)

Makanan yang harus dikonsumsi:

-          Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis ( seperti brokoli,brussels sprouts )

-          Butir padi yang utuh

-          Cairan yang cukup terutama air

Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma,faktor utama yang membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type adenoma Colon : tubular,villous dan tubulo villous ( akan di bahas pada polips ).Meskipun hampir besar kanker Colon berasal dari adenoma,hanya 5% dari semua adenoma Colon menjadi manigna,villous adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna.

Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak diketahui poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen autosom dominan. Ini di karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada colon dan rektum.Resiko dari kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang yang berusia 20 – 30 tahun.

Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit Crohn’s juga mempunyai resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda dan  tingkat yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga menderita penyakit tersebut

Kejadian.

Kira-kira 152.000 orang di amerika serikat terdiagnosa kanker Colon pada tahun 1992 dan 57.000 orang meninggal karena kanker ini pada tahun yang sama (ACS 1993). Sebagian besar klien pada kanker Colon mempunyai frekuensi yang sama antara laki-laki dan perempuan. Kanker pada colon kanan biasanya terjadi pada wanita dan Ca pada rektum biasanya terjadi pada laki-laki.

1. Alternatif Transcultural.

Page 31: Askep CA Oesofagus

Kejadian Ca Colon pada USA tampaknya mengalami kemunduran dari seluruh bangsa-bangsa lain kecuali pada laki-laki afrika dan amerika.Kejadian yang lebih besar terjadi terhadap kanker ini terjadi di daerah industri bagian barat dansebagian jepang firlandia dan afrika ini adalah pemikiran yang berhubungan dengan diet. Daerah yang penduduknya mengalami kejadian yang rendah terhadap Ca colon mempunyai diet tinggi terhadap buah-buahan,sayuran,ikan dan sebagian kecil daging.

COLABORATIF MANAGEMENT

PENGKAJIAN

1.Sejarah

Sejarah Ca pada klien diperoleh perawat berdasarkan usia dan jenis kelamin,sejarah diet dan keadaan dari letak geografi diet. Sebagian besar resiko yang menjadi pertanyaan perawat :

1. Sejarah dari keluarga terhadap Ca Colon2. Radang usus besar3. Penyakit Crohn’s4. Familial poliposis5. Adenoma

Perawat bertanya tentang perubahan kebiasaan pada usus besar seperti diare dengan atau tanpa darah pada feces klien mungkin merasa perutnya terasa penuh ,nyeri atau berat badan turun tetapi biasanya hal tersebut terlambat ditemukan .

2. Pemeriksaan fisik.

Tanda-tanda Ca Colon tergantung pada letak tumor.Tanda-tanda yang biasanya terjadi adalah  :

-         Perdarahan pada rektal

-         Anemia

-         Perubahan feces

Kemungkinan darah ditunjukan sangat kecil atau lebih hidup seperti mahoni atau bright-red stooks.Darah kotor biasanya tidak ditemukan tumor pada sebelah kanan kolon tetapi biasanya (tetapi bisa tidak banyak) tumor disebelah kiri kolon dan rektum.

Hal pertama yang ditunjukkan oleh Ca Colon adalah :

teraba massa pembuntuan kolon sebagian atau seluruhnya perforasi pada karakteristik kolon dengan distensi abdominal dan nyeri

Ini ditemukan pada indikasi penyakit Cachexia.

3. Pemeriksaan psikososial.

Page 32: Askep CA Oesofagus

Orang-orang sering terlambat untuk mencoba perawatan kesehatan karena khawatir dengan diagnosa  kanker. Kanker biasanya berhubungan dengan kematian dan kesakitan. Banyak orang tidak sadar dengan kemajuan pengobatan dan peningkatan angka kelangsungan hidup. Deteksi dini adalah cara untuk mengontrol Ca Colon dan keterlambatan dalam mencoba perawatan kesehatan dapat mengurangi kesempatan untuk bertahan hidup dan menguatkan kekhawatiran klien dan keluarga klien.

Orang-oarang yang hidup dalam gaya hidup sehat dan mengikuti oedoman kesehatan mungkin merasa takut bila melihat pengobatan klinik, klien ini mungkin merasa kehilangan kontrol, tidak berdaya dan shock. Proses diagnosa secara umum meluas dan dapat menyebabkan kebosanan dan menumbuhkan kegelisahan pada pasien dan keluarga pasien. Perawat membolehkan klien untuk bertanya dan mengungkapkan perasaanya selama proses ini.

4. Pemeriksaan laboratorium

Nilai hemaglobin dan Hematocrit biasanya turun dengan indikasi anemia. Hasil tes Gualac positif untuk accult blood pada feces memperkuat perdarahan pada GI Tract. Pasien harus menghindari daging, makanan yang mengandung peroksidase (Tanaman lobak dan Gula bit) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam sebelum diberikan feces spesimen. Perawat dapat menilai apakah klien pada menggumakan obat Non steroidal anti peradangan (ibu profen) Kortikosteroid atau salicylates. Kemudian perawat dapat konsul ke tim medis tentang gambaran pengobatan lain.

Makanan-makanan dan obat-obatan tersebut menyebabkan perdarahan. Bila sebenarnya tidak ada perdarahan dan petunjuk untuk kesalahan hasil yang positif.

Dua contoh sampel feses yang terpisah dites selama 3 hari berturut-turut, hasil yang negatif sama sekali tidak menyampingkan kemungkinan terhadap Ca Colon. Carsinoma embrionik antigen (CEA) mungkin dihubungkan dengan Ca Colon, bagaimanapun ini juga tidak spesifik dengan penyakit dan mungkin berhubungan dengan jinak atau ganasnya penyakit. CEA sering menggunakan monitor untuk pengobatan yang efektif dan mengidentifikasi kekambuhan penyakit.

5. Pemeriksaan radiografi

Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum dilakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy.

Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.

.

6. Pemeriksaan Diagnosa lainnya.

Page 33: Askep CA Oesofagus

Tim medis biasanya melakukan sigmoidoscopy dan colonoscopy untuk mengidentifikasi tumor. Biopsi massa dapat juga dilakukan dalam prosedur tersebut.

ANALISIS

1. Diagnosa keperawatan utama

Pasien dengan tipe Ca Colon mempunyai diagnosa keperawatan seperti dibawah ini:

1. Resiko tinggi terhadap luka s.d efek dari tumor dan kemungkinan metastase.2. Ketidakefektifan koping individu s.d  gangguan konsep diri.

2. Diagnosa keperawatan tambahan

1. Nyeri s.d obstruksi tumor pada usus besar dengan kemungkinan menekan organ yang lainnya.

2. Gangguan pemeliharaan kesehatan s.d kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, program diagnosa dan rencana pengobatan.

3. Ketidakefektifan koping keluarga : Kompromi s.d gangguan pada peran, perubahan gaya hidup dan ketakutan pasien terhadap kematian.

4. Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh s.d program diagnosa.5. Ketakutan proses penyakit6. Ketidakberdayaan s.d penyakit yang mengancam kehidupan dan pengobatannya.7. Gangguan pola sexual s.d gangguan konsep diri.

PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI

RESIKO TINGGI TERHADAP LUKA

Perencanaan : Tujuan Klien. Tujuan untuk klien adalah :

1. Pengalaman pengobatan atau memperpanjang kelangsungan hidup.2. Pengalaman untuk meningkatkan kualitas hidup.3. Tidak ada pengalaman tentang komplikasi kanker termasuk metastase.

Intervensi :

Pembedahan biasanya pengobatan untuk tumor di kolon atau rektal.Tetapi radiasi dan kemoterapi mungkin juga digunakan untuk membantu pembedahan, untuk mengontrol dan mencegah kekambuhan kanker.

Pelaksanaan tanpa pembedahan.

Tim medis dapat menilai kanker tiap pasien untuk menentukan  rencana pengobatan yang baik dengan mempertimbangkan usia, komplikasi penyakit dan kualitas.

Terapi radiasi

Persiapan penggunaan radiasi dapat diberikan pada pasien yang menderita Ca kolorektal yang besar, walaupun ini tidak dilaksanakan secara rutin. Terapi ini dapat menyebabkan

Page 34: Askep CA Oesofagus

kesempatan yang lebih banyak dari tumor tertentu, yang mana terjadi fasilitas reseksi tumor selama pembedahan.

Radiasi dapat digunakan post operatif sampai batas penyebaran metastase. Sebagai ukuran nyeri, terapi radiasi menurunkan nyeri, perdarahan, obstruksi usus besar atau metastase ke paru-paru dalam perkembangan penyakit.

Perawat menerangkan prosedur terapi radiasi pada klien dan keluarga dan memperlihatkan efek samping (contohnya diare dan kelelahan). Perawat melaksanakan tindakan untuk menurunkan efek samping dari terapi .

Kemoterapi

Obat non sitotoksik memajukan pengobatan terhadap Ca kolorektal kecuali batas tumor pada anal kanal. Bagaimanapun juga 5 fluorouracil (5-FU,Adrucil) dan levamisole (ergamisol) telah direkomendasikan terhadap standar terapi untuk  stadium khusus pada penyakit (contoh stadium III) untuk mempertahankan hidup. Kemoterapi juga digunakan sesudah pembedahan untuk mengontrol gejala-gejala metastase dan mengurangi penyebaran metastase. Kemoterapi intrahepatik arterial sering digunakan 5 FU yang digunakan pada klien dengan metastasis liver.

Manajemen pembedahan

Reseksi kolon dengan atau tanpa kolostomi dan reseksi perineal abdomen adalah prosedur umum pembedahan terhadap Ca kolorektal.

Reseksi kolon

Tipe khusus terhadap reseksi dan keputusan untuk membuat kolostomi sementara atau permanen tergantung pada :

-          Lokasi dan ukuran tumor

-          Tingkat komplikasi (contoh obstruksi atau perforasi)

-          Kondisi klien

Reseksi kolon melibatkan pemotongan pada bagian kolon dengan tumor dan meninggalkan batas area dengan bersih.

Perawatan Pre operatif

Perawat membantu klien untuk menyiapkan reseksi kolon dengan mempertegas keterangan dari dokter terhadap prosedur rencana pembedahan. Klien menanyakan kepastian tentang kemungkinan perubahan yang terjadi pada anatomi dan fisiologi setelah pembedahan sebelum evaluasi pembedahan tumor dan kolon, dokter mungkin tidak dapat menentukan apakah kolostomo diperlukan sementara atau permanen. Jika ini sebuah penyakit dokter memberikan pertolongan pada klien tentang kemungkinan kolostomi. Ketika dokter memastikan kolostomi akan diperlukan, klien bertanya tentang kolostomi sebelum pembedahan. Jika kolostomi pasti direncanakan, perawat mengkonsulkan terapi enterostomal

Page 35: Askep CA Oesofagus

untuk menasehati penempatan ostomi yang optimal dan mengintruksikan kepada klien tentang fungsi umum ostomi dan rasionalnya. Terapi enterostomal adalah perawat yang recatat mempunyai latihan spesialisasi yang lengkap dan disahkan dalam perwatan ostomi.

Tidak berfungsinya alat sexual adalah suatu masalah yang potensial untuk laki-laki dan wanita yang mengalami Ca bedah rektal.Pembicaraan dokter ini tentang resiko terhadap klien,dan yang mendukung klien dalam usaha ini.Perawat mempersiapkan klien untuk bedah abdomen dengan anestesi umum.

Jika usus tidak obstruktif atau perforasi,rencananya adalah bedah elektif. Klien menerima dengan sungguh-sungguh pembersihan dari usus, atau “persiapan pembersihan usus”, untuk meminimalkan pertumbuhan bakteri dan mencegah terjadinya komplikasi, untuk persiapan pembersihan usus klien mengintruksikan untuk menentukan diet mereka untuk membersikan cairan cairan 1-2 hari sebelum pembedahan. Pembersihan mekanik akan sempurna dengan pencuci perut dan pemasukan cairan ke dalam poros usus atau dengan melavement seluruh isi perut. Untuk melavement seluruh isi perut, kuantitas besar makanan klien pada sodium sulfat dan poliyethilene glycol solution. Solusi yang melebihi kapasitas absobsi pada usus kecil dan colon bersih dari feces. Untuk mengurangi bahaya infeksi, para ilmuwan memberikan antibiotik oral atau intravena untuk di berikan pada hari sebelum pembedahan

Prosedur Operatif

Ahli bedah membuat insisi dalam perut dan memeriksa rongga abdomen untuk menentukan letak reseksi dari tumor tersebut. Bagian dari colon dengan tumor adalah menghilangkan dan terkhir membuka dua pada usus yang di irigasi sebelum hubungannya dengan colon. Jika hubungan ini tidak dapat dijalankan karena lokasi pada tumor atau kondisi pada usus.(Contoh inflamasi) ,kolostomi meningkat. Ahli bedah membuat colostomi dengan membuat pembukaan dalam lubang. Pada kolon ( Lubang kolostomi) atau dengan membagi kolon dan terakir membawa keluar satu (Akhir terminal kolostomi ), sisa setoma adalah sisa lubang menjahit luka untuk kulit pada abdomen. Kolostomi mungkin dapat meningkat pada kolon ascending,transversum,descending atau kolon sikmoit

Prosedur Hartman sering kali di lakukan ketika kolostomi sementara yang menghendaki untuk istirahat dan beberapa bagian usus. Kolon proksimal di gunakan untuk membuat kolostomi. Ahli bedah menjahit ujung distal dari kolon dan tempat dalam rongga abdomen atau eksterior pada mucus fitula.

Perawatan post operatif

Klien yang mempunyai kerusakan kolon tanpa menerima perawatan kolostomi sejenis, untuk klien yang menderita sedikit bedah abdomen.

Pasien yang mempunyai kolostomi dapat kembali dari pembedahan dengan sebuah sistem kantung ostomi pada tempatnya. Bila tidak ada sistem kantung pada tempatnya, Perawat meletakkan pembalut petrolatum tipis pada seluruh setoma untuk menjaganya untuk tetap lembab. Kemudian, stoma ditutup dengan pembalut steril yang kering. Perpaduan dengan terapi enterostomal (ET), perawat meletakkan sistem kantung sesegera mungkin. Sistem kantung kolostomi membuat lebih nyaman dan pengumpulan feces lebih bisa di terima dari pada dengan pembalutan.

Page 36: Askep CA Oesofagus

Perawat mengobserfasi untuk :

-          Nekrosis jaringan

-          Perdarahan yang tidak biasa

-          Warna pucat, yang mengindikasikan kurang sirkulasi

Stoma yang sehat berwarna merah muda-kemerahan-dan lembab. Sejumlah kecil perdarahan pada stoma adalah biasa tetapi perdarahan lain dilaporkan pada dokter bedah. Perawat juga secara berfrekuensi memeriksa sistem katung untuk mengetahui kondisinya tetap baik dan tanda-tand kebocoran.

Colostomi harus mulai berfungsi 2 – 4 hari setelah operasi. Ketika colostomi mulai berfungsi , kantung perlu dikosongkan secara berfrekuensi untuk menghilangkan gas yang terkumpul. Kantung harus di kosongkan bila sudah 1/3 –1/2 nya sudah penuh feces. Feces berbentuk cair sesudah operasi, tetapi menjadi lebih padat, tergantung pada di mana stoma diletakkan pada kolon. Sebagai contoh feces dari kolostomi dalam kolon bagaian atas yang naik adalah cair, feces di kolostomi dalam kolon melintang berbentuk pasta (mirip dengan feces seperti biasanya yang dikeluarkan dari rektum).

Aspek penting yang lain dari kolostomi adalah perawatan kulit. Barier pelindung di letakkan pada kulit sebelum kantung di pasang. Perawat mengamati kulit di sekitar stoma, untuk kulit kemerahan atau kerusakan kulit dan memberitahukan pada dkter atau ahli terapi atau fisik bila terjadi iritasi kulit.

Pemindahan Abdominal – Perineal

Bila ada tumor rektal, struktur pendukung rektum dan rektal dapat perlu di pindahkan. Pemindahan abdominal perineal biasanya membutuhkan kolostomi yang permanen untuk evaluasi. Bagaimanapun dengan improfisasi pada teknik pembedahan, banyak pasien dapat menjalani pemindahan kolon dengan spincter rektal dibiarkan utuh. Dengan demikian kebutuhan kolostomi dapat di hindari.

Perawatan pra operasi

Perawatan pra operasi untuk pasien yang menjalani pemindahan A/P sama dengan yang diberikan pada pasien yang menjalani pemindahan kolon (lihat bagian awal).

Prosedur Operasi

Dokter bedah membuka kolon sigmoit, kolon rekto sigmoid, rektum dan anus melalui kombinasi irisan pada abdominal dan perineal. Di buat akiran yang permanen dari kolostomi sigmoid.

Perawatan pasca operasi

Perawatan pasca operasi setelah pemindahan A/P adalah sama dengan perawatan yang diberikan setelah pemindahan kolon dengan pembuatan kolostomi sigmoid. Perawat bekerja

Page 37: Askep CA Oesofagus

sama dengan dokter ET untuk menyediakan perawatan kolostomi dan pasien serta pendidikan untuk keluarga.

Ada 3 metode dalam pembedahan untuk menutup luka :

Luka dibiarkan terbuka, kasa diletakkan pada luka, dibiarkan pada tempatnya selama 2-5 hari. Bila ahli bedah melakukan pendekatan ini, irigasi luka dan kasa absorben digunakam sampai tahap penyembuhan.

Luka dapat sebagian saja ditutup karena penggunaan jahitan luka atau bedah penrose yang diletakkan untuk pengeringan cairan yang terkumpul didalam luka.

Luka dapat ditutup seluruhnya , kateter diletakkan melalui luka sayatan sepanjang sisi luka perineal dan dibiarkan selama 4-6 hari. Satu kateter digunakan untuk irigasi luka dengan salin isotoni yang steril dan kateter yang lain dihubungkan pada pengisapan yang bawah.

Pengeringan dari luka parineal dan rongga perut adalah penting karena kemungkinan infeksi dan pembentukan abses. Pengeringan copius serosa nguineous dari luka perineal adalah diharapkan penyembuhan luka perineal dapat memerlukan 6-8 bulan. Luka dapat menjadi sumber rasa tidak nyaman pada irisan abdominal dan ostomi. Dan perlu perawatan yang lebih baik dan intensif. Pasien dapat dihantui rasa sakit pada rektal karena inerfasi simpatik untuk kontrol rektal tidak diganggu. Sakit dan rasa gatal kadang-kadang bisa terjadi srtelah penyembuhan. Tidak ada penjelasan secara fisiologis untuk rasa ini. Intervensi dapat termasuk pengobatan anti puritis seperti bezocain dan sitz baths. Perawat :

Menjelaskan fisiologi dari sensasi perineal pada pasien Secara berkelanjutan menilai tanda infeksi, nanah atau komplikasi lainnya. Metode pelaksanaan menbentuk pengeringan luka dan kenyamanan

PENANGGULANGAN SECARA INDIVIDUAL YANG TAK EFEKTIF

Rencana: Tujuan pasien

Tujuannya adalah bahwa pasien akan mengidentifikasi, mengembangkan dan menggunakan metode penanggulangan yang efektif dalam persetujuan dengan meluhat perubahan dan takut kehilangan pengalaman.

INTERVENSI

Pasien dan keluarganya dihadapkan dengan isu atau rumor penyakit kanker kemungkinan kehilangan fungsi tubuh dan perubahan fungsi tubuh.

Perawat mengamati dan mengidentifikasi :

Metode baru penanggulangan pasien dan keluarganya Sumber dukungan atau semangat yang efektif digunakan pada saat setelah krsisis

PERENCANAAN PERAWATAN

* Persiapan perawatan rumah

Page 38: Askep CA Oesofagus

Perawat menilai semua pasien mempunyai kemampuan melakukan perawatan insisi dan aktifitas hidup sehari-hari (ADL) dalam batas-batas tertentu.

Untuk pasien yang menjalani kolostomi, perawat menimbang situasi rumah untuk membantu pasien dalam pengaturan perawatan. Jadi ostomi akan berfungsi secara tepat, pasien dan keluarga harus menjaga persediaan ostomi di daerah (kamar mandi lebih disukai) dimana temperatur tidak panas juga tidak dungin (rintangan kulit dapat menjadi keras atau meleleh dalam temperataur ekstrim).

Tidah ada perubahan yang di butuhkan dalam akomodasi tidur. Beberapa pasien pindah ke ruangan tersendiri atau ke tempat tidur kembar. Ini dapat menuntun jarak fisik dan emosionil dari suami atau istri dan yang penting lainnya. Penutup karet pada awalnya dapat di tempatkan di atas kasur tempat tidur jika pasien merasa gelisah tentang sistem kantung.

* Pengajaran kesehatan

Pasien yang menjalani reseksi kolon tanpa kolostomi menerima instruksi untuk kebutuhan spesifik di berokan sama pada pasien yang menjalani bedah abdomen. Di samping informasi ini, perawat mengajar semua pasien dengan reseksi kolon untuk melihat dan manifestasi laporan klinik untuk opstruksi usus dan perforasi.

Rehabilitasi sesudah bedah ostomi mengharuskan pasien dan keluarga belajar prinsip perawatan kolostomi dan kemampuan psikomotor untuk memudahkan perawatan ini. Memberikan informasi adalah penting, tetapi perawat juga harus memberikan kesempatan yang cukup kepada pasien untuk belajar kemampuan psikomotor yang terlibat dalam perawatan ostomi sebelum pelaksanaan. Waktu latihan yang cukup direncanakan untuk pasien dan keluarga atau yang penting lainnya. Sehingga mereka dapat mengurus, memasang dan menggunakan semua perawatan ostomi. Perawat mengajar pasien dan keluarga :

-         Tentang stoma

-         Pengunaan, perawatan dan pelaksanaan sistem kantung

-         Pelindung kulit

-         Kontrol diet atau makanan

-         Kontrol gas dan bau

-         Potensial masalah dan solusi

-         Tips bagaimana melanjutkan aktifitas normal, termasuk bekerja, perjalanan dan hubungan seksual.

Pasien dengan kolostomi sigmoit mungkin beruntung dari irigasi kolostomi untuk mengantur eliminasi. Perawat mendiskusikan teknik ini dengan pasien dan keluarga untuk menentukan itu dikerjakan dan dirasakan berharga. Jika metode ini di pilih, perawat mengajar pasien dan keluaraga bagaimana melakukan irigasi kolostomi. Berbagai macam alat ajar dapat di gunakan. Instruksi tertulis menolong sebab clien dapat mengambil contoh ini sebagai acuan untuk waktu yang akan datang. Reposisin sangat diperlukan dalam mengajarkan pada pasien

Page 39: Askep CA Oesofagus

tentang kemampuan ini. Kegelisahan, ketakutan, rasa tidak nyaman dan semua bentuk tekanan mengubah pasien dan kemampuan keluarga pasien untuk belajar dan mengumpulkan informasi.

Dalam rangka menginstruksikan pada pasien tentang manifestasi klinis dari gangguan penyumbatan dengan dibuatnya lubang. Perawat juga menyarankan pada pasien dengan kolostomi untuk melaporkan adanya demam ataupun adanya serangan sakit yang timbul mendadak atau pun rasa berdenyut/ bergelombang pada sekitar stoma.

Persiapan Psikososial

Diagnosa kanker dapat menghentikan emosional klien dan keluarga atau orang penting lainnya, tetapi pengobatan di sambut sebab itu memberikan harapan dalam mengontrol penyakit. Perawat memeriksa reaksi sakit pasien dan persepsi dari interfensi yang di rencanakan.

Reaksi pasien terhadap pembedahan ostomi,yang mana mungkin termasuk pengrusakan dan melibatkan :

-         Perasaan sakit hati terhadap yang lain

-         Perasaan kotor, dengan penurunan nilai rasa

-         Takut sebagai penolakan

Perawat mengijinkan pasien untuk mengungkapkan dengan kata-kata perasaannya. Dengan mengajarkan pasien bagaimana fisiknya mengatur ostomi, perawat membantu pasien dalam memperbaiki harga diri dan meningkatkan body image, yang mana memiliki peranan penting dalam hubungan yang kokoh dengan yang lain. Pemasukan keluarga dan orang lain yang penting dalam proses rehabilitasi, juga menolong mempertahankan persahabatan dan meningkatkan harga diri pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.

Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Page 40: Askep CA Oesofagus

Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.

Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER KOLON DAN REKTUM (CARCINOMA RECTI)

I.KONSEP MEDIS

A. PengertianKarsinoma Recti merupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan rektum yang khusus menyerang bagian Recti yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang tidak terkendali.

B .Insidens dan Faktor RisikoKanker yang ditemukan pada kolon dan rektum 16 % di antaranya menyerang Recti terutama terjadi di negara-negara maju dan lebih tinggi pada laki-laki daripada wanita. Beberapa faktor risiko telah diidentifikasi sebagai berikut:1.Kebiasaan diet rendah serat.2.Polyposis familial3.Ulcerasi colitis4.Deversi colitis

C. PatofisiologiPenyebab kanker pada saluran cerna bagian bawah tidak diketahui secara pasti. Polip dan ulserasi colitis kronis dapat berubah menjadi ganas tetapi dianggap bukan sebagai penyebab langsung. Asam empedu dapat berperan sebagai karsinogen yang mungkin berada di kolon. Hipotesa penyebab yang lain adalah meningkatnya penggunaan lemak yang bisa menyebabkan kanker kolorektal.Tumor-tumor pada Recti dan kolon asendens merupakan lesi yang pada umumnya berkembang dari polip yang meluas ke lumen, kemudian menembus dinding kolon dan jaringan sekitarnya. Penyebaran tumor terjadi secara limfogenik, hematogenik atau anak sebar. Hati, peritonium dan organ lain mungkin dapat terkena.Menurut P. Deyle perkembangan karsinoma kolorektal dibagi atas 3 fase. Fase pertama ialah fase karsinogen yang bersifat rangsangan, proses ini berjalan lama sampai puluhan tahun. Fase kedua adalah fase pertumbuhan tumor tetapi belum menimbulkan keluhan (asimtomatis) yang berlangsung bertahun-tahun juga. Kemudian fase ketiga dengan timbulnya keluhan dan gejala yang nyata. Karena keluhan dan gejala tersebut berlangsung perlahan-lahan dan tidak sering, penderita umumnya merasa terbiasa dan menganggap enteng saja sehingga penderita biasanya datang berobat dalam stadium lanjut.

D.Gambaran KlinisSemua karsinoma kolorektal dapat menyebabkan ulserasi, perdarahan, obstruksi bila

Page 41: Askep CA Oesofagus

membesar atau invasi menembus dinding usus dan kelenjar-kelenjar regional. Kadang-kadang bisa terjadi perforasi dan menimbulkan abses dalam peritoneum. Keluhan dan gejala sangat tergantung dari besarnya tumor.Tumor pada Recti dan kolon asendens dapat tumbuh sampai besar sebelum menimbulkan tanda-tanda obstruksi karena lumennya lebih besar daripada kolon desendens dan juga karena dindingnya lebih mudah melebar. Perdarahan biasanya sedikit atau tersamar. Bila karsinoma Recti menembus ke daerah ileum akan terjadi obstruksi usus halus dengan pelebaran bagian proksimal dan timbul nausea atau vomitus. Harus dibedakan dengan karsinoma pada kolon desendens yang lebih cepat menimbulkan obstruksi sehingga terjadi obstipasi.

E.Diagnosis Banding1.Kolitis ulserosa2.Penyakit Chron3.Kolitis karena amuba atau shigella4.Kolitis iskemik pada lansia5.Divertikel kolon

F.Prosedur DiagnostikUntuk menegakkan diagnosa yang tepat diperlukan:1.Anamnesis yang teliti, meliputi:Perubahan pola/kebiasaan defekasi baik berupa diare maupun konstipasi (change of bowel habit)Perdarahan per anumPenurunan berat badanFaktor predisposisi:o Riwayat kanker dalam keluargao Riwayat polip ususo Riwayat kolitis ulserosao Riwayat kanker pada organ lain (payudara/ovarium)o Uretero-sigmoidostomio Kebiasaan makan (tinggi lemak rendah serat)

2.Pemeriksaan fisik dengan perhatian pada: Status gizi Anemia Benjolan/massa di abdomen Nyeri tekan Pembesaran kelenjar limfe Pembesaran hati/limpa Colok rektum(rectal toucher)

3.Pemeriksaan laboratorium4.Pemeriksaan radiologis5.Endoskopi dan biopsi6.UltrasonografiUraian tentang prosedur diagostik dijelaskan lebih lanjut dalam fokus pengkajian keperawatan.

G.PengobatanPengobatan pada stadium dini memberikan hasil yang baik.

Page 42: Askep CA Oesofagus

1.Pilihan utama adalah pembedahan2.Radiasi pasca bedah diberikan jika:a.sel karsinoma telah menembus tunika muskularis propriab.ada metastasis ke kelenjar limfe regionalc.masih ada sisa-sisa sel karsinoma yang tertinggal tetapi belum ada metastasis jauh.(Radiasi pra bedah hanya diberikan pada karsinoma rektum).3.Obat sitostatika diberikan bila:a.inoperabelb.operabel tetapi ada metastasis ke kelenjar limfe regional, telah menembus tunika muskularis propria atau telah dioperasi kemudian residif kembali.Obat yang dianjurkan pada penderita yang operabel pasca bedah adalah:1.Fluoro-Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena selama 5 hari berturut-turut. Pemberian berikutnya pada hari ke-36 (siklus sekali 5 minggu) dengan total 6 siklus.2.Futraful 3-4 kali 200 mg/hari per os selama 6 bulan3.Terapi kombinasi (Vincristin + FU + Mthyl CCNU)Pada penderita inoperabel pemberian sitostatika sama dengan kasus operabel hanya lamanya pemberian tidak terbatas selama obat masih efektif. Selama pemberian, harus diawasi kadar Hb, leukosit dan trombosit darah.Pada stadium lanjut obat sitostatika tidak meberikan hasil yang memuaskan.

II.FOKUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN (ASUHAN KEPERAWATAN)A.Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik:Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah:1.Aktivitas/istirahat:Gejala:- Kelemahan, kelelahan/keletihan- Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas dan berkeringat malam hari.- Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres tinggi.2.Sirkulasi:Gejala:- Palpitasi, nyeri dada pada aktivitasTanda:- Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.3.Integritas ego:Gejala:- Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (merokok, minum alkohol, menunda pengobatan, keyakinan religius/spiritual)- Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat, pembedahan)- Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.Tanda:- Menyangkal, menarik diri, marah.4.Eliminasi:Gejala:- Perubahan pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasiTanda:- Perubahan bising usus, distensi abdomen- Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah

Page 43: Askep CA Oesofagus

5.Makanan/cairan:Gejala:- Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian zat aditif dan bahan pengawet)- Anoreksia, mual, muntah- Intoleransi makananTanda:- Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot6.Nyeri/ketidaknyamanan:Gejala:- Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung proses penyakit7.Keamanan:Gejala:- Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.Tanda:- Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia8.Interaksi sosialGejala:- Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)- Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan.9.Penyuluhan/pembelajaran:- Riwayat kanker dalam keluarga- Masalah metastase penyakit dan gejala-gejalanya- Kebutuhan terapi pembedahan, radiasi dan sitostatika.- Masalah pemenuhan kebutuhan/aktivitas sehari-hari

LOWONGAN KERJA ONLINE 2012 CARA ALAMI MEMPERBESAR ALAT VITAL PRIA

MAU GAJI 20 JUTA ? KERJA 2 JAM MODAL CUMA 95RIBU

KERAS DAN TAHAN LAMA SEX, MAU..?

INVESTASI 95 RIBU HASIL 30 JUTA/BULAN, MAU ?

FOREDI UTK TAHAN LAMA SEX REKOMENDASI BOYKE!

KumpulBlogger.com

A. Tes Diagnostik

Tes diagnostik yang sering dilakukan diuraikan pada tabel berikut:

Jenis Pemeriksaan Tujuan/Interpretasi Hasil

1. Pemeriksaan laboratorium: Tinja

Untuk mengetahui adanya darah dalam tinja

Page 44: Askep CA Oesofagus

CEA (Carcino-embryonic anti-gen)

2. Pemeriksaan radiologis

3. Endoskopi dan biopsi

4. Ultrasonograf

(makroskopis/mikroskopis)

Kurang bermakna untuk diagnosis awal karena

hasilnya yang tidak spesifik serta dapat terjadi

psoitif/negatif palsu tetapi bermanfaat dalam

mengevaluasi dampak terapi dan kemungkinan

residif atau metastase.

Perlu dikerjakan dengan cara kontras ganda

(double contrast) untuk melihat gambaran lesi

secara radiologis.

Endoskopi dengan fiberscope untuk melihat

kelainan struktur dari rektum sampai Recti.

Biopsi diperlukan untuk menentukan jenis

tumor secara patologi-anatomis.

Diperlukan untuk mengtahui adanya metastasis

ke hati.

C. Prioritas Keperawatan1. Dukungan proses adaptasi dan kemandirian2. Meningkatkan kenyamanan3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal4. Mencegah komplikasi5. Memberikan informasi tentang penyakit, perawatan dan kebutuhan terapi.

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Diare b/d inflamasi, iritasi, malabsorbsi usus atau penyempitan parsial lumen usus sekunder terhadap proses keganasan usus.Ditandai dengan: Peningkatan bunyi usus/peristaltik Peningkatan defekasi cair Perubahan warna feses Nyeri/kram abdomen

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus.Ditandai dengan: Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan/massa otot, tonus otot buruk

Page 45: Askep CA Oesofagus

Peningkatan bunyi usus Konjungtiva dan membran mukosa pucat Mual, muntah, diare

3. Ansietas (uraikan tingkatannya) b/d faktor psikologis (ancaman perubahan status kesehatan, status sosio-ekonomi, fungsi-peran, pola interaksi) dan rangsang simpatis (proses neoplasma)Ditandai dengan: Eksaserbasi penyakit tahap akut Penigkatan ketegangan, distres, ketakutan Iritabel Fokus perhatian menyempit

4. Koping individu tak efektif b/d intensitas dan pengulangan stesor melampaui ambang adaptif (penyakit kronis, ancaman kematian, kerentanan individu, nyeri hebat, sistem pendukung tak adekuat)Ditandai dengan: Menyatakan ketidakmampuan menghadapi masalah, putus asa, ansietas Menyatakan diri tidak berharga Depresi dan ketergantungan

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang pemaparan dan atau kesalahan interpretasi informasi.Ditandai dengan: Mengajukan pertanyaan, meminta informasi atau kesalahan pernyataan konsep Tidak akurat mengikuti instruksi Terjadi komplikasi/eksaserbasi yang dapat dicegah

I. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Diare b/d inflamasi, iritasi, malabsorbsi usus atau penyempitan parsial lumen usus sekunder terhadap proses keganasan usus.

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Bantu kebutuhan defekasi (bila tirah

baring siapkan alat yang diperlukan

dekat tempat tidur, pasang tirai dan

segera buang feses setelah

defekasi).

2. Tingkatkan/pertahankan asupan

Defekasi tiba-tiba dapat terjadi tanpa

tanda sehingga perlu diantisipasi

dengan menyiapkan keperluan klien.

Mencegah timbulnya maslah

kekurangan cairan.

Page 46: Askep CA Oesofagus

cairan per oral.

3. Ajarkan tentang makanan-minuman

yang dapat

memperburuk/mencetus-kan diare.

4. Observasi dan catat frekuensi

defekasi, volume dan karakteristik

feses.

5. Observasi demam, takikardia,

letargi, leukositosis, penurunan

protein serum, ansietas dan

kelesuan.

6. Kolaborasi pemberian obat-obatan

sesuai program terapi (antibiotika,

antikolinergik, kortikosteroid).

Membantu klien menghindari agen

pencetus diare.

Menilai perkembangan maslah.

Mengantisipasi tanda-tanda bahaya

perforasi dan peritonitis yang

memerlukan tindakan kedaruratan.

Antibiotika untuk

membunuh/menghambat pertumbuhan

agen patogen biologik, antikolinergik

untuk menurunkan peristaltik usus dan

menurunkan sekresi digestif,

kortikosteroid untuk menurunkan

proses inflamasi

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien,

status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus.

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Pertahankan tirah baring selama fase

akut/pasca terapi

2. Bantu perawatan kebersihan rongga

mulut (oral hygiene).

3. Berikan diet TKTP, sajikan dalam

bentuk yang sesuai perkembangan

kesehatan klien (lunak, bubur kasar, nasi

biasa)

Menurunkan kebutuhan metabolik untuk

mencegah penurunan kalori dan simpanan

energi.

Meningkatkan kenyamanan dan selera

makan.

Asupan kalori dan protein tinggi perlu

diberikan untuk mengimbangi status

hipermetabolisme klien keganasan.

Page 47: Askep CA Oesofagus

4. Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai

indikasi (roborantia)

5. Bila perlu, kolaborasi pemberian nutrisi

parenteral.

Pemberian preparat zat besi dan vitamin B12

dapat mencegah anemia; pemberian asam

folat mungkin perlu untuk mengatasi

defisiensi karen amalbasorbsi.

Pemberian peroral mungkin dihentikan

sementara untuk mengistirahatkan saluran

cerna.

3. Kecemasan (uraikan tingkatannya) b/d faktor psikologis (ancaman perubahan

status kesehatan, status sosio-ekonomi, fungsi-peran, pola interaksi) dan

rangsang simpatis (proses neoplasma).

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Orientasikan klien dan orang terdekat

terhadap prosedur rutin dan aktivitas

yang diharapkan.

2. Eksplorasi kecemasan klien dan berikan

umpan balik.

3. Tekankan bahwa kecemasan adalah

masalah yang lazim dialami oleh banyak

orang dalam situasi klien saat ini.

4. Ijinkan klien ditemani keluarga

(significant others) selama fase

kecemasan dan pertahankan ketenangan

lingkungan.

5. Kolaborasi pemberian obat sedatif.

6. Pantau dan catat respon verbal dan non

verbal klien yang menunjukan

Informasi yang tepat tentang situasi yang

dihadapi klien dapat menurunkan

kecemasan/rasa asing terhadap lingkungan

sekitar dan membantu klien mengantisipasi

dan menerima situasi yang terjadi.

Mengidentifikasi faktor pencetus/pemberat

masalah kecemasan dan menawarkan solusi

yang dapat dilakukan klien.

Menunjukkan bahwa kecemasan adalah

wajar dan tidak hanya dialami oleh klien

satu-satunya dengan harapan klien dapat

memahami dan menerima keadaanya.

Memobilisasi sistem pendukung, mencegah

perasaan terisolasi dan menurunkan

kecemsan.

Page 48: Askep CA Oesofagus

kecemasan. Menurunkan kecemasan, memudahkan

istirahat.

Menilai perkembangan masalah klien.

4. Koping individu tak efektif (koping menyangkal/defensif/depresi/agresi) b/d

intensitas dan pengulangan stesor melampaui ambang adaptif (penyakit

kronis, ancaman kematian, kerentanan individu, nyeri hebat, sistem

pendukung tak adekuat).

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Bantu klien mengembangkan strategi

pemecahan masalah yang sesuai

didasarkan pada kekuatan pribadi dan

pengalamannya.

2. Mobilisasi dukungan emosional dari

orang lain (keluarga, teman, tokoh

agama, penderita kanker lainnya)

3. Kolaborasi terapi medis/keperawatan

psikiatri bila klien mengalami

depresi/agresi yang ekstrim.

4. Kaji fase penolakan-penerimaan klien

terhadap penyakitnya (sesuai teori

Kubler-Ross)

Penderita kanker tahap dini dapat hidup

survive dengan mengikuti program terapi

yang tepat dan dengan pengaturan diet dan

aktivitas yang sesuai

Dukungan SO dapat membantu

meningkatkan spirit klien untuk mengikuti

program terapi.

Terapi psikiatri mungkin diperlukan pada

keadaan depresi/agresi yang berat dan lama

sehingga dapat memperburuk keadaan

kesehatan klien.

Menilai perkembangan masalah klien.

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d

kurang pemaparan dan atau kesalahan interpretasi informasi.

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Kaji tingkat pengetahuan klien/orang

terdekat dan kemampuan/kesiapan

Proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh

kesiapan fisik dan mental klien.

Meningkatkan pengetahuan klien tentang

Page 49: Askep CA Oesofagus

belajar klien.

2. Jelaskan tentang proses penyakit,

penyebab/faktor risiko, dan dampak

penyakit terhadap perubahan status

kesehatan-sosio-ekonomi, fungsi-peran

dan pola interaksi sosial klien.

3. Jelaskan tentang terapi pembedahan,

radiasi dan kemoterapi serta efek

samping yang dapat terjadi

4. Tekankan pentingnya mempertahan-kan

asupan nutrisi dan cairan yang adekuat.

masalah yang dialaminya.

Meningkatkan partisipasi dan kemandirian

klien untuk mengikuti program terapi.

Penderita kanker yang mengikuti program

terapi yang tepat dengan status gizi yang

adekuat meningkatkan kualitas hidupnya.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6, EGC, Jakarta

Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta

Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4, EGC,

Jakarta

Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jld.II, BP FKUI, Jakarta.