askep asma

30
BAB II TINJAUAN PERPUSTAKAAN A. Konsep Dasar 1. Definisi Asma bronkiale adalah penyakit saluran napas dengan karakteristik berupa peningkatan reaktifitas ( hiperaktivitas ) trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi berupa penyempitan saluran napas lah yang menyeluruh ( Leksana, dkk, 2005 ). Asma adalah penyakit obstruktif yang dapat pulih yang dicirikan oleh peningkatan reaktifitas trakea dan bronkus terhadap rangsangan, dimanifestasikan oleh mengi, dan dispnea, penyampitan karena kombinasi bronkospasme, pembengkakan mukosa, dan peningkatan sekresi ( Susan Martin Tucker, 1998 ). 2. Etilogi Belum diketahui secara jelas, factor pencetusnya ( menurut dr. Muhadi Muhiman, 1998 ) adalah: a. Reaksi alergi ( Reeves, 2000 ) Terhadap debu, asap, produk pembersih, bau, udara dingin, ispa, dan stress. b. Keturunan ( Reeves, 2000 )

Upload: heni-dwi-purwaningsih

Post on 18-Dec-2015

67 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

BAB II

BAB II

TINJAUAN PERPUSTAKAANA. Konsep Dasar

1. DefinisiAsma bronkiale adalah penyakit saluran napas dengan karakteristik berupa peningkatan reaktifitas ( hiperaktivitas ) trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi berupa penyempitan saluran napas lah yang menyeluruh ( Leksana, dkk, 2005 ).

Asma adalah penyakit obstruktif yang dapat pulih yang dicirikan oleh peningkatan reaktifitas trakea dan bronkus terhadap rangsangan, dimanifestasikan oleh mengi, dan dispnea, penyampitan karena kombinasi bronkospasme, pembengkakan mukosa, dan peningkatan sekresi ( Susan Martin Tucker, 1998 ).

2. Etilogi

Belum diketahui secara jelas, factor pencetusnya ( menurut dr. Muhadi Muhiman, 1998 ) adalah:

a. Reaksi alergi ( Reeves, 2000 )

Terhadap debu, asap, produk pembersih, bau, udara dingin, ispa, dan stress.

b. Keturunan ( Reeves, 2000 )

Infeksi bakteri atau virus pada saluran pernapasan. Kondisi yang memperburuk keadaan klinis pada penderita yang lama adalah:

1) Penghentian pemakaian obat obatan bronkodilator secara mendadak2) Pemakaian bronkodilator yang tidak benar3) Pemakaian sedative yang berlebihan

c. Tanda dan Gejala ( Nelson, MD 2000 )1) Cold dengan rhinorrea disertai: irritabilitas, batuk, takipnea, mengi2) Distres respirasi pada waktu atau segera sesudah makan3) Kelainan rontgenogram4) Jalan obstruktif pada usia awal ( 30% < 1 tahun dan 50 55% < 2 tahun)5) Kelenjar mukosa hiperplasia6) Penyempitan jalan napas7) Kurangnya kelenturan statis paru8) Kerangka iga lentur9) Kurangnya jumlah serabut otot10) Kurangnya ventilasi kolateral

Patofisiologi

Alergen yang masuk ke dalam tubuh merangsang sel plasma menghasilkan Ig E yang selanjutnya menempel pada reseptor dinding sel mast. Sel mast ini disebut sel mast tersentisisasi.

Bila alergen serupa masuk ke dalam tubuh, maka allergen tersen mengeluarkan sel pada sel mast tersentisisasi yang kemudian mengalami degranulasi dan mengeluarkan sejumlah mediater seperti histamine, leukotrin dan factor pengaktifasi platelet, bradikinin, dll. Mediator ini menyebabkan permeabilitas kapiler sehingga timbul edema, peningkatan produksi mucus, dan kontraksi otot polos secara langsung atau melalui persyarapan simpatis.

Pathaway ( menurut dr. Muhardi, Muhiman, 1998 )

Pencetus

Bronkhokonstriksi,edema mukosaSekresi