askeb neonatus

22
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK PRA SEKOLAH IMUNISASI DASAR DOSEN PEMBIMBING : ROHUNA, B.Sc., SKM., M.Pd FEBTHIA RIKA RAMADHANIAH SUNARTI

Upload: sunarti

Post on 24-Dec-2015

62 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK PRA SEKOLAH

IMUNISASI DASARDOSEN PEMBIMBING : ROHUNA, B.Sc., SKM., M.Pd

FEBTHIA RIKA RAMADHANIAH SUNARTI

IMUNISASI• Imunisasi adalah upaya untuk memperkuat sistem pertahanan

tubuh. (Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI, 2000)• Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan

anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Aziz Alimul, 2004 : 81)

• Imunsiasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten, anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain (Sukirdjo Notoadmodjo, 2003)

DAFTAR IMUNISASI• Yang diwajibkan :1. BCG ( Bacillus Calmette-Guerin )2. Hepatitis B3. DPT ( Difteri, Pertusis dan Tetanus )4. Polio5. Campak• Yang dianjurkan :1. Vaksin Tipa (tifus, paratifus A-B-C)2. Vaksin Gondong (Bengok, Parotitis)3. Vaksin Campak Jerman (Rubella, German Measles)4. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)5. Vaksin Rabies (Penyakit Gila Anjing)

Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib

Umur Vaksin

0 bulan2 bulan3 bulan4 bulan7 bulan

9 bulan

Hepatitis B-1, BCG, OPV-1Hepatitis B-2, DPT-1, OPV-2

DPT-2, OPV-3DPT-3, OPV-4

Hepatitis B-3 (dapat bersamaan dengan campak umur 9 bulan)

Campak

Pada bayi yang dilahirkan di rumah sakit atau rumah bersalin

Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib

Umur Vaksin

2 bulan3 bulan4 bulan9 bulan

BCG, OPV-2, DPT-2 Hepatitis B-1, OPV-2, DPT-2Hepatitis B-2, OPV-3, DPT-3Hepatitis B-3, OPV-4, Campak

Bila bayi datang ke Posyandu/ Puskesmas

Jenis Imunisasi beserta PenjelasannyaIMUNISASI WAJIB

1. Vaksin BCG• Reaksi imunisasi: biasanya setelah suntikan BCG

bayi tidak akan menderita demam. Bila ia demam setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan oleh keadaan lain. Untuk hal ini dianjurkan agar anda berkonsultasi dengan dokter.

• Indikasi kontra: tidak ada larangan untuk melakukan imunisasi BCG, kecuali pada anak yang berpenyakit TBC atau menunjukkan uji Mantoux positif.

IMUNISASI WAJIB

2. Vaksin DPT (Difteriaa, Pertusis, Tetanus)• Reaksi imunisasi: reaksi yang mungkin terjadi biasanya

demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri di tempat suntikan selama 1 – 2 hari.

• Indikasi kontra: imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah, pernah menderita kejang atau pada penyakit gangguan kekebalan (defisiensi imunologik). Sakit batuk, pilek, demam atau diare yang sifatnya ringan, bukan merupakan indikasi kontra yang mutlak. Dokter akan mempertimbangkan pemberian imunisasi, seandainya anak anda sedang menderita sakit ringan.

IMUNISASI WAJIB

3. Vaksin DT (difteria, Tetanus)• Jenis vaksin: vaksin ini dibuat untuk keperluan khusus.

Misalnya anak anda tidak diperbolehkan atau tidak lagi memerlukan imunisasi pertusis, tetapi masih memerlukan imunisasi difteria atau tetanus.

• Efek samping: akibat samping biasanya tidak ada atau hanya berupa demam ringan dan pembengkakan lokal di tempat suntikan selama 1 – 2 hari.

• Indikasi kontra: hanya pada anak yang sakit parah atau sedang menderita demam tinggi. Dengan pengawasan dokter, anak yang pernah kejang masih dapat diberikan imunisasi DT.

IMUNISASI WAJIB

4. Vaksin Difteria• Vaksinasi dan jenis vaksin: Vaksin difteri terbuat dari toksin

kuman difteri yang telah dilemahkan (=toksoid). Biasanya diolah dan dikemas bersama-sama dengan vaksin tetanus dalam bentuk vaksin DT, atau dengan vaksin tetanus dan pertusis dalam bentuk vaksin DPT.

• Reaksi imunisasi: Jarang terjadi, mungkin berupa demam ringan selama 1-2 hari.

• Indikasi kontra: Hanya pada anak yang menderita demam tinggi atau sakit parah.

IMUNISASI WAJIB5. Vaksin Tetanus• Reaksi imunisasi: Reaksi akibat imunisasi aktif tetanus

biasanya tidak ada. Mungkin terdapat demam ringan atau rasa nyeri, rasa gatal dan pembengkakan ringan di tempat suntikan yang berlangsung selama 1-2 hari.

• Efek samping: Pada imunisasi aktif dengan toksoid tetanus hampir tidak efek samping. Pada pemberian imunisasi pasif dengan ATS mungkin terjadi reaksi yang lebih serius, seperti gatal seluruh tubuh, nyeri kepala, bahkan renjatan (shock). Oleh karena itu penyuntikan ATS seyogianya di bawah pengamatan dokter.

• Indikasi kontra: tidak ada, kecuali pada anak yang sakit parah.

IMUNISASI WAJIB

6. Vaksin Pertusis (Batuk rejan, Pertussis)• Vaksinasi dan jenis vaksin: Vaksin terbuat dari kuman Bordetella

pertusis yang telah dimatikan. Selanjutnya dikemas bersama dengan vaksin difteria dan tetanus (vaksin DPT, vaksin tripel).

• Reaksi imunisasi: Reaksi akibat imunisasi dapat berupa demam selama 1-2 hari atau pembengkakan lokal di tempat suntikan.

• Indikasi kontra: imunisasi pertusis tidak boleh diberikan pada anak yang sakit parah, anak dengan gejala penyakit saraf, atau anak yang pernah kejang, juga tidak boleh diberikan kepada anak dengan batuk yang diduga mungkin sedang menderita batuk rejan dalam tahap awal, atau pada anak yang menderita penyakit defisiensi kekebalan.

IMUNISASI WAJIB7. Vaksin Poliomielitis• Vaksinasi dan jenis vaksin: imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan

terhadap penyakit poliomielitis. Terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran, yang masing-masing mengandung virus polio tipe I, II dan III, yaitu:

(1) Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II, dan III yang sudah dimatikan (vaksin Salk). Cara pemberian vaksin ini ialah dengan penyuntikan.(2) Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II, dan II yang masih hidup, tetapi dilemahkan (vaksin Sabin). Cara pemberiannya ialah melalui mulut dalam bentuk pil atau cairan.

• Kekebalan: Daya proteksi vaksin polio sangat baik, yaitu sebesar 95-100%• Indikasi kontra: Pada anak dengan diare berat atau yang sedang sakit parah,

imunisasi polio sebaiknya ditangguhkan. Demikian pula pada anak yang menderita penyakit defisiensi kekebalan tidak diberikan polio. Alasan untuk tidak memberikan vaksin polio pada keadaan diare berat ialah kemungkinan terjadinya diare yang lebih parah. Pada anak dengan penyakit batuk, pilek, demam atau diare ringan, imunisasi polio dapat diberikan seperti biasanya.

IMUNISASI WAJIB8. Vaksin Campak (Morbili)• Vaksinasi dan jenis vaksin: Imunisasi diberikan untuk mendapat kekebalan

terhadap penyakit campak secar aktif. Vaksin campak mengandung virus campak hidup yang telah dilemahkan.

• Kekebalan: Daya proteksi imunisasi campak sangat tinggi, yaitu 96-99%. Menurut penelitian, kekebalan yang diperoleh ini berlangsung seumur hidup, sama langgengnya dengan kekebalan yang diperoleh bila anak terjangkit campak secara alamiah.

• Indikasi kontra: Menurut WHO (1963), indikasi kontra hanya berlaku terhadap anak yang sakit parah, yang menderita TBC tanpa pengobatan, atau yang menderita kurang gizi dalam derajat berat. Vaksinasi campak sebaiknya juga tidak diberikan pada anak dengan penyakit defisiensi kekebalan. Juga tidak diberikan pada anak yang menderita penyakit keganasan atau sedang dalam pengobatan penyakit keganasan. Karena belum terkumpulnya cukup informasi ilmiah, sebaiknya imunisasi campak pada ibu hamil ditangguhkan. Pada anak yang pernah kejang, imunisasi campak dapat diberikan seperti biasanya, asalkan dengan pengawasan dokter.

IMUNISASI WAJIB. Vaksin Hepatitis B• Vaksinasi dan jenis vaksinasi: Vaksinasi dimaksudkan untuk mendapat kekebalan

aktif terhadap penyakit hepatitis B. Penyakit ini dalam istilah sehari-hari lebih dikenal dengan nama penyakit lever. Jenis vaksin ini baru dikembangkan dalam waktu 10 tahun terakhir, setelah diteliti bahwa virus hepatitis B mempunyai kaitan erat dengan terjadinya penyakit lever tadi. Vaksin terbuat dari plasma carrier hepatitis B yang sehat dengan cara pengolahan tertentu.

• Reaksi imunisasi: Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat suntikan yang mungkin disertai dengan timbulnya rasa panas atau pembengkakan. Reaksi ini akan menghilang dalam waktu 2 hari. Reaksi lain yang mungkin terjadi ialah demam ringan.

• Indikasi kontra: imunisasi tidak dapat diberikan kepada anak yang menderita sakit berat. Vaksinasi hepatitis B ini dapat diberikan kepada ibu hamil dengan nama aman dan tidak akan membahayakan janin. Bahkan akan memberikan perlindungan kepada janin selama dalam kandungan ibu maupun kepada bayi selama beberapa bulan setelah lahir.

IMUNISASI YANG DIANJURKAN1. Vaksin Tipa (tifus, paratifus A-B-C)• Vaksinasi dan jenis vaksin: imunisasi ini diberikan untuk memperoleh

kekebalan aktif terhadap penyakit tifus dan paratifus. Vaksinasi ini tidak dimasukkan dalam prioritas Departemen Kesehatan untuk Program Pengembangan Imunisasi, walaupun kejadian penyakit tifus dan paratifus di Indonesia masih tinggi. Kebijakan ini didasarkan pertimbangan karena penyakit tersebut pada anak tidak berbahaya dan jarang menimbulkan komplikasi.

• Indikasi kontra: Bagi anak pada dasarnya tidak ada indikasi kontra untuk pemberian imunisasi tipa, kecuali pada anak yang panas tinggi atau sedang sakit parah. Vaksinasi tipa hendaknya dilakukan secara berhati-hati dan dengan pertimbangan khusus bila diberikan kepada ibu hamil atau mereka yang pernah menderita penyakit jantung atau penyakit ginjal. Pada anak yang pernah menunjukkan reaksi menggigil pada suntikan sebelumnya, dianjurkan agar vaksinasi berikutnya diberikan dengan suntikan “dalam kulit disertai pengamatan khusus

IMUNISASI YANG DIANJURKAN

2. Vaksin Gondong (Bengok, Parotitis)• Vaksinasi dan jenis vaksin: Pemberian imunisasi bertujuan untuk

menimbulkan kekebalan terhadap penyakit gondong/bengok. Istilah asing untuk penyakit ini ialah parotitis (Latin) atau mumps (Inggris).

• Reaksi imunisasi: Biasanya jarang terjadi reaksi imunisasi. Bila ada dapat berupa kenaikan suhu ringan atau rasa sakit dan panas pada tempat suntikan yang berlangsung selama 1-2 hari.

• Indikasi kontra: Sebaiknya vaksinasi tidak dilakukan pada ibu hamil, karena belum lengkapnya informasi mengenai pengaruh vaksin terhadap janin. Vaksinasi juga tidak diberikan pada penderita dengan keganasan atau yang dalam pengobatan terhadap penyakit keganasan.

IMUNISASI YANG DIANJURKAN3. Vaksin Campak Jerman (Rubella, German Measles)• Vaksinasi dan jenis vaksin: Pemberian imunisasi dimaksudkan untuk

mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit rubela. Vaksinasi rubela pada saat ini belum diwajibkan. Mengingat adanya laporan ilmiah pada tahun 1984 bahwa di Indonesia telah ditemukan beberapa kasus rubela, maka imunisasinya mungkin diperlukan pada masa beberapa tahun mendatang. Pelaksanaan awalnya sudah dapat dimulai saat ini

• Indikasi kontra: Imunisasi rubela sama sekali tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, tanpa pengecualian dan tanpa mempertimbangkan usia kehamilan. Calon ibu hendaknya menghindarkan terjadinya kehamilan untuk jangka waktu 3 bulan setelah pemberian imunisasi rubela. Imunisasi juga tidak dapat diberikan pada keadaan sakit parah, penyakit keganasan, penyakit defisiensi imun dan kepada penderita yang sedang dalam pengobatan untuk penyakit keganasan.

IMUNISASI YANG DIANJURKAN4. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)• Vaksinasi dan jenis vaksin: Pemberian imunisasi bertujuan untuk

mendapatkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (measles), gondong (mumps) dan campak Jerman (German Measles) dalam waktu yang bersamaan.

• Vaksin MMR mengandung ketiga jenis virus campak, gondong dan rubela yang masih hidup tetapi telah dilemahkan. Ketiga jenis virus ini dibeku-keringkan, kemudian dikemas dalam bentuk kemasan tunggal sebagai vaksin MMR. Vaksin ini masih diimpor dan harganya masih cukup mahal, tetapi lebih praktis.

• Indikasi kontra: Pada anak biasanya tidak ada indikasi kontra, kecuali yang sifatnya imun dan anak yang sedang dalam pengobatan penyakit keganasan. Indikasi kontra yang terdapat bagi masing-masing jenis vaksin secara tersendiri, berlaku pula bagi vaksin MMR. Misalnya vaksin campak yang tidak boleh diberikan pada anak yang menderita TBC tanpa pengobatan, vaksin rubela yang tidak boleh diberikan pada ibu hamil, dan sebagainya.

5. Vaksin Rabies (Penyakit Gila Anjing)• Vaksinasi dan jenis vaksin: imunisasi diberikan untuk

mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit gila anjing (rabies). Vaksin mengandung virus rabies yang telah dimatikan dengan cara kimiawi dan mikrobiologi. Vaksin rabies dikemas dengan 2 cara: (1) Vaksin cair yang dibuat dengan memakai otak kera, dan (2) vaksin kering yang dibuat dengan memakai otak mencit.

• Reaksi imunisasi: tidak ada jarang sekali terjadi imunisasi. Kadang-kadang terdapat demam ringan atau reaksi setempat yang tidak berarti, seperti gatal, kemerahan dan pembengkakan kulit.

• Efek samping: Kadang-kadang ditemukan kelainan saraf, berupa rasa kaku atau mudah terangsang yang sifatnya sementara. Gejala saraf lain jarang sekali terjadi.

RANTAI DINGIN

Definisi Cold Chain (Rantai Dingin)• Rantai dingin merupakan sistem/cara menjaga agar

vaksin dapat digunakan dalam keadaan baik atau tidak rusak, sehingga mempunyai kemampuan atau efek kekebalan bagi penerimanya. Jika vaksin di luar temperatur yang dianjurkan maka dapat mengurangi potensi kekebalannya

RANTAI DINGIN

Rantai Dingin Imunisasi1. Peralatan Rantai Vaksin2. Pengelolaan Vaksin

• Penerimaan /pengambilan vaksin (transportasi

• Penyimpanan Vaksin• Pemantauan Suhu

TERIMAKASIH