askeb ii hand out

Upload: itsna-ismiati-mochi-lau

Post on 16-Jul-2015

546 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I Konsep Dasar asuhan kebidanan pd ibu dalam masa persalinanPengertian Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin / uri) yang telah cukup bulan dgn membuka serta menipisnya serviks agr hasil konsepsi dpt keluar melalui jalan lahir atau pun jalan lain. Sebab sebab mulainya persalinan Estrogen meningkatreseptor oksitosin pada sel otot uterus Perubahan desidua dan selaput plasenta peningkatan jumlah prostatglandin Stres emosi dan fisik bekerja mempengaruhi hipotalamus melepas oksitosin kontraksi uterus Persalinan berlangsung melalui mekanisme umpan balik positif: Menjelang kelahiran serviks melunak, jaringan ikat antar tulang panggul karena hormon relaksin Janin menekan serviks, serviks dilatasi kadar estrogenselama kehamilan menginduksi peningkatan drastis reseptor oksitosin di miometrium,sehingga adanya oksitosin sebagai stimulan yang kuat bagi kontraksi uterus Beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab persalinan ialah : 1. Penurunan kadar progesteron Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerenggangan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his. 2. Teori oxytocin Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim. 3. Ketegangan otot-otot Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya terenggang oleh karena isinya. 4. Pengaruh janin / fetal cortisol Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan, oleh karena itu pada anenchepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.

5. Teori prostaglandin Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, disangka menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan ekstra amnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan. Tahapan persalinan (kala I,II,III,IV) Partus dibagi menjadi 4 kala, yaitu : KALA I Batasan persalinan kala I (satu) dimulai dari pembukaan 1cm sampai 10cm (lengkap). Fase-fase persalinan kala I Kala I fase laten : pembukaan cervix kurang dari 3 cm cervix membuka perlahan selama fase ini fase laten biasanya berlangsung tidak lebih dari 8 jam Kala I fase aktif : pembukaan cervix 4 cm sampai 10 cm. his dalam fase ini lebih kuat dan cervix membuka lebih cepat. Fase aktif tidak boleh berlangsung dari 7 jam KALA II Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan lengkap sampai lahirnya seluruh tubuh janin. Tanda dan gejala persalinan kala II, antara lain : ibu ingin meneran perineum menonjol vulva dan anus membuka meningkatnya pengeluaran darah dan lendir kepala telah turun di dasar panggul. Diagnosis pasti persalinan kala II adalah bila saat dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan: pembukaan cervix lengkap kepala bayi terlihat pada introitus vagina

KALA III Persalinan kala III (tiga) dimulai setelah bayi lahir sampai plasenta lahir. Normalnya pelepasan plasenta berkisar 15-30 menit setelah bayi lahir. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah : Menyarankan ibu memeluk bayinya dan menyusui segera. Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan. Pencegahan infeksi pada kala III. Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan). Melakukan kolaborasi/ rujukan bila terjadi Kegawat daruratan. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi. Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III. KALA IV Kala dimana 1-2 jam setelah lahirnya plasenta. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah : Memastikan tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam keadaan normal. Membantu ibu untuk berkemih. Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang cara menilai kontraksi dan melakukan massase uterus. Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir. Mengajarkan ibu dan keluarganya ttg tanda-tanda bahaya post partum seperti perdarahan, demam, bau busuk dari vagina, pusing, lemas, penyulit dalam menyusui bayinya dan terjadi kontraksi hebat. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi. Pendampingan pada ibu selama KALA IV. pemenu Nutrisi dan dukungan emosional. Tujuan Asuhan Persalinan Tujuan asuhan persalinan adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal Fokus utama dari asuhan persalinan adalah mencegah terjadinya komplikasi Tanda tanda persalinan Gejala persalinan sebagai berikut : Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.

Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda dan pengeluaran lendir bercampur darah dengan disertai ketuban pecah Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perlukaan,pendataran,dan pembukaann serviks. Peran dan tanggungjawab bidan (lima benang merah) A. Membuat keputusan klinik B. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi C. Pencegahan infeksi D. Pencatatan (rekam medis) E. Rujukan Membuat Keputusan Klinik Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan digunakan untuk merencanakan arahan bagi ibu dan bayi baru lahir. Ada 4 langkah proses pengambilan keputusan klinik, yaitu : 1. Pengumpulan data a. Data subjektif b. Data objektif 2. Diagnosis 3. Penatalaksanaan asuhan atau perawatan a. Membuat rencana b. Melaksanakan rencana 4. Evaluasi Asuhan Sayang Ibu dan Bayi Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan ibu. Salah satu prinsip dasarnya adalah mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Perhatian dan dukungan kepada ibu selama proses persalinan akan mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik. Juga mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, cunam dan seksio sesar) dan persalinan akan berlangsung lebih cepat. Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan : Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai privasi ibu dan memperlakukannya sesuai martabatnya.

Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum memulaiasuhan tersebut. Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya. Mengajurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau kuatir.

Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.

Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan menenteramkan perasaan ibubeserta anggota keluarga yang lain.

Menganjurkan ibu untuk ditemani suaminya atau anggota keluarga yang lain selamaproses persalinan berlangsung

Mengajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara memperhatikan danmendukung ibu selama proses persalinan berlangsung Melakukan pencegahan infeksi yang baik secara konsisten.

Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi persalinan Menganjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila iamenginginkannya.

Menghargai dan membolehkan praktek-praktek tradisional selama tidak memberipengaruh yang merugikan.

Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan(episiotomi,pencukuran, dan klisma). Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi. Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu).

Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik, bahanbahan,perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan serta Siap melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi. Pencegahan Infeksi Defenisi tindakan-tindakan dalam pencegahan infeksi : Asepsis atau teknik aseptik adalah semua usaha yang dilakukan dalam mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang mungkin akan menyebabkan infeksi. Caranya adalah menghilangkan dan/atau menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, jaringan dan benda-benda mati hingga tingkat aman. Antisepsis adalah usaha mencegah infeksi dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lainnya. Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara aman benda-benda (peralatan medis, sarung tangan, meja pemeriksaan) yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh. Cara memastikannya

adalah segera melakukan dekontaminasi terhadap benda-benda tersebut setelah terpapar/ terkontaminasi darah atau cairan tubuh. Mencuci dan membilas adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua darah, cairan tubuh atau benda asing (debu, kotoran) dari kulit atau instrumen. Disinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua mikroorganisme penyebab penyakit pada benda-benda mati atau instrumen. Disinfeksi tingkat tinggi (DTT) adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri, dengan cara merebus atau cara kimiawi. Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit), termasuk endospora bakteri pada benda-benda mati atau instrumen.

Tindakan-tindakan pencegahan infeksi meliputi :1. Cuci tangan 2. Memakai sarung tangan 3. Memakai perlengkapan pelindung 4. Menggunakan asepsis atau teknik aseptik 5. Memproses alat bekas pakai 6. Menangani peralatan tajam dengan aman 7. Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan secara benar. Pencatatan rekam medis Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus-menerus memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Mengkaji ulang catatan untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan dan dapat lebih efektif dalam merumuskan suatu diagnosa serta membuat rencana asuhan atau perawatan bagi ibu dan bayinya. Partograf merupakan bagian terpenting dari proses pencatatan selama persalinan. Pencatatan rutin adalah penting karena : 1. Dapat digunakan sebagai alat bantu untuk membuat keputusan klinik dan mengevaluasi apakah asuhan atau perawatan sudah sesuai dan efektif, untuk serta pembuangan sampah

mengidentifikasi kesenjangan pada asuhan yang diberikan dan untuk membuat perubahan dan peningkatan rencana asuhan atau perawatan. 2. Dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan dalam proses membuat keputusan klinik, sedangkan sebagai metode keperawatan, informasi ini harus dapat diberikan atau diteruskan kepada tenaga kesehatan lainnya.

3. Merupakan catatan permanen tentang asuhan, perawatan dan obat yang diberikan.4. Dapat dibagikan diantara para penolong kelahiran. Hal ini penting jika memerlukan rujukan dimana lebih dari satu penolong kelahiran memberikan asuhan pada ibu dan bayi baru lahir. 5. Dapat mempermudah kelangsungan asuhan dari satu kunjungan ke kunjungan berikutnya, dari satu penolong persalinan kepada penolong persalinan lain atau dari seorang penolong persalinan ke fasilitas kesehatan lainnya. Melalui pencatatan rutin, penolong persalinan mendapatkan informasi yang relevan dari setiap ibu atau bayi baru lahir yang diasuhnya. 6. Dapat digunakan untuk penelitian atau studi kasus. 7. Diperlukan untuk memberi masukan data statistik sebagai catatan nasional dan daerah, termasuk catatan kematian dan kesakitan ibu / bayi baru lahir Aspek-aspek penting dalam pencatatan 1. Tanggal dan waktu asuhan tersebut diberikan 2. Identifikasi penolong persalinan 3. Paraf atau tandatangan (dari penolong persalinan) pada semua catatan 4. Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat,dicatat dengan jelas dan dapat dibaca. 5. Ketersediaan sistem penyimpanan catatan atau data pasien 6. Kerahasiaan dokumen-dokumen medis Ibu harus diberikan salinan catatan medik (catatan klinik antenatal, dokumendokumen rujukan, dll) beserta panduan yang jelas mengenai : - Maksud dari dokumen-dokumen tersebut - Kapan harus dibawa - Kepada siapa harus diberikan - Bagaimana cara penyimpanan yang aman di rumah atau selama perjalanan ke tempat rujukan. Rujukan Meskipun sebagian besar ibu menjalani persalinan normal namun sekitar 10-15 % diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran sehingga perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan.

Sangatlah sulit menduga kapan penyulit akan terjadi sehingga kesiapan merujuk ibu dan bayinya ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika penyulit terjadi. Setiap tenaga penolong / fasilitas pelayanan harus mengetahui lokasi fasilitas tujukan terdekat yang mampu melayani kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir, seperti : - Pembedahan termasuk bedah sesar. - Transfusi darah. - Persalinan menggunakan ekstraksi vakum daan cunam. - Antibiotik IV. - Resusitasi bayi baru lahir dan asuhan lanjutan bagi bayi baru lahir. Masukkan persiapan-persiapan dan informasi berikut ke dalam rencana rujukan: Siapa yang akan menemani ibu dan bayi barru lahir Tempat-tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga. (Jika ada lebih dari satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang paling sesuai berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan). Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan mengenderainya. Ingat bahwa transportasi harus tersedia segera, baik siang maupun malam. Orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika transpusi darah diperlukan. Uang yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan dan bahanbahan.

Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu tidak dirumah. Kaji ulang tentang keperluan dan tujuan upaya rujukan pada ibu dan keluarganya. Kesempatan ini harus dilakukan selama ibu melakukan kunjungan asuhan antenatal atau pada saat awal persalinan, jika memungkinkan. Jika ibu belum membuat rencana selama kehamilannya, penting untuk mendiskusikan rencana rujukan dengan ibu dan keluarganya pada saat-saat awal persalinan. Jika kemudian timbul masalah pada saat persalinan dan rencana rujukan belum dibicarakan maka seringkali sulit untuk membuat persiapan-persiapan dengan cepat. Rujukan tepat waktu merupakan unggulan asuhan sayang ibu dalam mendukung keselamatan ibu. Hal-hal yang penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu : 1. Bidan 2. Alat 3. Keluarga

4. Surat 5. Obat 6. Kendaraan 7. Uang Hak hak klien pada masa persalinan Mendapat penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan Mendapat penjelasan tentang keadaan pasien pada saat ini Berhak mendapatkan pelayanan yang baik tanpa melihat status ekonomi Berhak didampingi dan disupport oleh suami ketika bersalin Berhak mendapat support dari Bidan atau dokter Berhak mendapat prilaku yang baik dari Bidan atau dokter Berhak mendapat dignosa kehamilannya Peran keluarga dalam proses persalinan Dalam proses persalinan peran keluarga adalah memberikan dorongan psikologis dan menemani ibu untuk memberikan rasa aman dan nyaman. Membuat rencana persalinan yang dirundingkan bersama-sama antara ibu, bidan, dan keluarga . Menentukan tempat persalian, memilih tenaga kesehatan yang terlatih, dan transportasi untuk ke tempat bersalin, serta menanggung biaya yang dibutuhkan. Membantu peralatan dan perlengkapan bayi seperti popok maupun bedong. Membagi pengalaman anggota keluarga yang sudah mengalami proses persalinan agar ibu merasa lebih percaya diri dan siap menjalani proses persalinan. Keluarga dapat menghindari keterlambatan komplikasi dengan mengetahui gejalagejala persalinan Berperan dalam meningkatkan status gizi dengan memberikan makanan yang sehat dan bergizi Pengambilan keputusan dalam asuhan persalinan Seorang Bidan membantu klien dalam pengambilan keputusan yang bertujuan : 1. Mengenali berbagai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan 2.Menggambarkan 3K dalam pengambilan keputusan 3. Menjelaskan pentingnya pemberian informasi yang efektif untuk membantu pengambilan keputusan 4. Memperagakan pemberian informasi dan membantu pengambilan keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah dalam persalinan. Faktor faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan : A. Fisik

Berdasarkan pada rasa yang dialami oleh tubuh seperti, rasa sakit, tidak nyaman dan ketidaknikmatan. B. Emosional Berdasarkan pada perasaan atau sikap (subjektif) C. Rasional Didasarkan pada pengetahuan D. Praktikal Didasarkan pada keterampilan individu dan kemampuan melaksanakannya. E. Interpersonal Didasarkan pengaruh jaringan sosial yang ada. F. Struktural Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Jenis pengambilan Keputusan: a. Pengambilan keputusan karena ketidaksanggupan. Membiarkan kejadian berlalu tanpa berbuat apa-apa. b. Pengambilan keputusan intuitif, bersifat segera. c. Pengambilan keputusan yang terpaksa karena krisis d. Pengambilan keputusan yang reaktif seringkali dilakukan dalam situasi merah / tergesagesa. e. Pengambilan keputusan yang ditangguhkan (dialihkan kepada orang lain) f. Pengambilan keputusan secara hati-hati (dipikirkan baik- baik, mempertimbangkan berbagai pilihan) 4 Upaya strategi membantu klien membuat keputusan : a. Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya. b. Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan pilihan c. Membantu klien mengevaluasi pilihan d. Membantu klien 3K Pengambilan keputusan yang baik yaitu : 1. Kondisi masalah yang dihadapi 2. Daftar kehendak / pilihan keputusan 3. Konsekuensi untuk tiap pilihan

BAB II FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

1. Passage (jalan lahir) 2. Power (kekuatan) 3. passanger 4. Psikologis 5. penolong 1. Passage merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal. Untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tekanan dan tahanan yang ditimbulkan oleh struktur dasar pangul. Passage terdiri dari : 1. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul) a. Os. Coxae Os illium Os. Ischium Os. Pubis b. Os. Sacrum = promotorium c. Os. Coccygis 2. Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen Pintu Panggul 1. Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis. 2. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet 3. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet 4. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet. Sumbu Panggul Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah ruang panggul yang melengkung ke depan (sumbu Carus) Bidang-bidang : (1) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan promontorium (2) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis. (3) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri. (4) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis Stasion bagian presentasi atau derajat penurunan :

a. Stasion 0 : sejajar spina ischiadica b. 1 cm di atas spina ischiadica disebut Stasion 1 dan seterusnya sampai Stasion 5 c. - 1 cm di bawah spina ischiadica disebut stasion -1 dan seterusnya sampai Stasion-5 Ukuran-ukuran panggul (1) Ukuran luar panggul : a) Distansia spinarum : jarak antara kedua spina illiaka anterior superior : 24 26 c b) Distansia cristarum : jarak antara kedua crista illiaka kanan dan kiri : 28 30 cm c) Konjugata externa (Boudeloque) 18 20 c d) Lingkaran Panggul 80-90 cm e) Konjugata diagonalis (periksa dalam) 12,5 cm - Distansia Tuberum (dipakai Oseander) 10,5 cm (2) Ukuran dalam panggul : Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium, linea inniminata, dan pinggir atas simfisis pubis 1. konjugata vera : dengan periksa dalam diperoleh konjugata diagonalis 10,5-11 cm 2. konjugata transversa 12-13 cm 3. konjugata obliqua 13 cm 4. konjugata obstetrica adalah jarak bagian tengah simfisis ke promontorium Ruang tengah panggul : 1. bidang terluas ukurannya 13 x 12,5 cm 2. bidang tersempit ukurannya 11,5 x 11 cm 3. jarak antar spina ischiadica 11 cm Pintu bawah panggul (outlet) : 1. ukuran anterio posterior 10-11 cm 2. ukuran melintang 10,5 cm 3. arcus pubis membentuk sudut 90 lebih, pada laki-laki kurang dari 800 Inklinasi Pelvis (Miring panggul) adalah sudut yang dibentuk dengan horizon bila wanita berdiri tegak dengan inlet 55-600 Jenis Panggul Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk pintu atas panggul, ada 4 bentuk pokok jenis panggul : (1) Ginekoid (2) Android

(3) Antropoid (4) Platipeloid Otot - otot Dasar Panggul Ligamen - Ligamen Penyangga Uterus 1. Ligamentum Kardinale sinistrum dan dekstrum (Mackendrot) : Ligamen terpenting untuk mencegah uterus tidak turun. Jaringan ikat tebal serviks dan puncak vagina kearah lateral dinding pelvis. 2. Ligamentum Sacro - uterina sinistrum dan dekstrum : Menahan uterus tidak banyak bergerak Melengkung dari bagian belakang serviks kiri dan kananmelalui dinding rektum kearah os sacrum kiri dan kanan. 3. Ligamentum Rotundum sinistrum dan dekstrum (Round Ligament) : Ligamen yang menahan uterus dalam posisi antefleksi. Sudut fundus uterus kiri dan kanan ke inguinal kiri dan kanan. 4. Ligamentum Latum sinistrum dan dekstrum (Broad Ligament) : Dari uterus kearah lateral. 5. Ligamentum infundibulo pelvikum : Menahan tubafallopi. Dari infundibulum ke dinding pelvis. POWER Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Tenaga utama pada persalinan adalah tenaga atau kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot otot rahim. Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari : 1.His (kontraksi otot uterus) Adalah kontraksi uterus karena otot otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan serviks. 2.kontraksi otot-otot dinding perut 3.kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan 4.ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat : 1. kontraksi simetris 2. fundus dominan 3. relaksasi 4. involuntir : terjadi di luar kehendak

5. intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling) 6. terasa sakit 7. terkoordinasi 8. kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis Perubahan-perubahan akibat his : a. Pada uterus dan servik Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka (dilatasi). b. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan nadi dan tekanan darah. c. Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis. Dalam melakukan observasi pada ibu ibu bersalin hal hal yang harus diperhatikan dari his: 1. Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau persepuluh menit. 2. Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan frekuensi kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut berjalan jalan sewaktu persalinan masih dini. 3. Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukurr dengan detik, misalnya selama 40 detik. 4. Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak. 5. Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap 2 sampe 3 menit

6. Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo. 3.PASSANGER a. Janin. Kepala janin dan ukuran-ukurannya Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. 1. Tulang Tengkorak ( Cranium ) a. Bagian muka dan tulang-tulang dasar tengkorak b. Bagian tengkorak : c. Sutura 2. Ukuran-ukuran kepala a. Diameter b. Ukuran Cirkumferensial ( Keliling ) 3. Postur janin dalam rahim a. Sikap (habitus) Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi, di mana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, serta lengan bersilang di dada. b. Letak janin Letak janin adalah bagaimana sumbu panjang janin berada terhadap sumbu ibu, misalnya letak lintang di mana sumbu janin sejajar dengan dengan sumbu panjang ibu; ini bisa letak kepala, atau letak sungsang. c. Presentasi Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah rahim yang dapat dijumpai pada palpasi atau pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu, dan lain-lain. d. Posisi Posisi merupakan indicator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap sumbu ibu (maternal pelvis). Misalnya pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, UUK kanan belakang.

b. Placenta. Placenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai penumpang atau pasenger yang menyertai janin namun placenta jarang menghambat pada persalinan normal. c . Air Ketuban. Amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu membran yang kuat dan ulet tetapi lentur. Amnion adalah jaringan yang menentukan hampir semua kekuatan regang membran janin dengan demikian pembentukan komponen amnion yang mencegah ruptura atau robekan sangatlah penting bagi keberhasilan kehamilan. Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul, penurunan ini terjadi atas 3 kekuatan yaitu salah satunya adalah tekanan dari cairan amnion dan juga disaat terjadinya dilatasi servik atau pelebaran muara dan saluran servik yang terjadi di awal persalinan dapat juga terjadi karena tekanan yang ditimbulkan oleh cairan amnion selama ketuban masih utuh. Psikis (psikologis) Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benarbenar terjadi realitas kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu keadaan yang belum pasti sekarang menjadi hal yang nyata. Psikologis meliputi : Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual Pengalaman bayi sebelumnya Kebiasaan adat Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh: a. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan b. Persalinan sebagai ancaman pada self-image c. Medikasi persalinan d. Nyeri persalinan dan kelahiran Penolong

Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.

BAB III Perubahan Fisiologis & psiokologis pada Kala 1 persalinan Perubahan fisiologis beberapa perubahan yang terjadi pada masa persalinan yaitu:

Tekenan DarahTD meningkat, sistolik rata-rata naik 10-20mmHg, diastolik 5-10mmHg, antara kontraksi TD normal. rasa sakit, cemas, dapat meningkatkan TD Metabolisme Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara berangsur disebabkan oleh kecemasan dan aktivitas otot skeletal. peningkatan ini ditandai adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak output, pernafasan dan cairan yang hilang. Suhu Tubuh suhu tubuh sedikit meningkat (tidak lebih dari 0,5-1C) karena peningkatan metabolisme terutama selama dan segera setelah persalinan.

Detak Jantung

Detak jantung akan meningkat cepat selama kontraksi berkaitan juga dengan peningkatan metabolisme. sedangkan antara kontraksi detak jantung mengalami peningkatan sedikit dibanding sebelum persalinan.

PernafasanTerjadipeningkatan laju pernafasan berhubungan dengan peningkatan metabolisme. hipeventilasi yang lama dapat menyebabkan alkalosis.

Perubahan pada ginjal

poliuri(jumlah urin lebih dari normal) sering terjadi selama persalinan, disebabkan oleh peningkatan kardiak output, peningkatan filtrasi glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal. proteinuria dianggap gejala normal selama persalinan

Perubahan Gastro Intestinal (GI)motilitas lambung dan absorbsi makanan padat secara substansial berkurang banyak selama persalian. pengeluaramn getah lambung berkurang, menyebabkan aktivitas pencernaan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi lambat. cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang biasa. mual dan muntah sering terjadi sampai akhir kala I

Perubahan Fisiologisnya yaitu Ada 2 fase pada kala 1 persalinan 1.Fase Laten Kala 1 persalinan Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan pembukaan serviks secara bertahap

Serviks membuka 4 cm Fase berlangsung hamper atau hingga 8 jam Kontraksi lamanya 20-30 detik 2. Fase Aktif kala 1 persalinan

Frekuensi dan lama kontraksi meningkat bertahap kontraksi adekuat ( terjadi 3x ataulebih dalam waktu 10 menit selama 40 detik atau lebih Pembukaan 4 cm menjadi 10 cm dengan kecepatan rata-rata 1 cm/jam ( nullipara/primigravida) atau >1 cm 2 cm ( multipara) Terjadi penurunan bagian bawah janin Perubahan Psikologis pada Kala 1 Persalinan Perubahan psikologis pada kala I dipengaruhi oleh: pengalaman sebelumnya kesiapan emosi persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental, materi dsb) support sistem

lingkungan mekanisme koping kultur sikap terhadap kehamilan masalah psikologis yang mungkin terjadi kecemasan menghadapi persalinan kurang pengetahuan tentang proses persalinan kemampuan mengontrol diri menurun (pada kala I fase aktif) Kebutuhan Dasar a. Memberi Dukungan Persalinan Memberi dukungan persalinan, bekerja sama dengan anggota keluarga Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian kepada ibu Membantu ibu bernapas secara benar pada saat kontraksi Memijat punggung, kaki atau kepala ibu dan tindakan-tindakan bermanfaat lainnya Menyeka muka ibu secara lembut dengan menggunakana kain yang dibasahi air hangat atau dingin Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman Persiapan Persalinan Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi Di manapun persalinan dan kelahiran bayi terjadi, diperlukan hal hal pokok seperti berikut ini : Ruangan yamg hangat dan bersih, memiliki sirkulasi uadara yang baik dan terlindung dari tiupan angin Sumber iar bersih dan mengalir untuk cuci tangan dan memandikan ibu sebelum dan sesudah melahirkan.

Air disinfeksi tingkat tinngi ( air yang dididihkan dan didinginkan)untuk membersihkan vulva dan perineum sebelum dilakukan periksa dalam dan membersihkan perineum ibu setelah bayi lahir. Persiapan persalinan

Kecukupan air bersih, klorin, deterjen, kain pembersih, kain pel dansarung tangan karet untuk membersihkan ruangan, lantai, perabotan, dekontaminasi dan proses peralatan Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu dan penolong persalinan. Pastikan bahwa kamar kecil dan kamar mandi telah di

dekontaminasi dengan larutan klorin 0,5 %, dibersihkan dengan deterjen dan air sebelum persalinan dimulai ( untuk melindungi ibu dari resiko infeksi), dan setelah bayi lahir (untuk melindungi keluarga dari resiko infeksi melalui darah dan sekresi tubuh ibu). Tempat yang lapang untuk ibu berjalan- jalan dan menunggu saat persalinan, melahirkan bayi dan untuk memberikan asuhan bagi ibu dan bayinya setelah persalinan. Pastikan bahwa ibu mendapatkan privasi yang diinginkan. Penerangan yang cukup, baik yang siang maupun malam hari. Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan Pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan serta dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi. Pada setiap persalinan dan kelahiran bayi:

Periksa semua peralatan sebelum dan setelah memberikan asuhan. Segera gantiperalatan yang hilang atau rusak.

Periksa semua obat-obatan dan bahan-bahan sebelum dan setelah menolong ibubersalin dan melahirkan bayinya. Segera ganti obat apapun yang telah digunakan atau hilang. Pastikan bahwa perlengkapan dan bahan-bahan sudah bersih dan siap pakai. Partus set, peralatan untuk melakukan penjahitan, dan peralatan untuk resusitasi bayi baru lahir sudah dalam keadaan disinfeksi tingkat tinggi atau steril Persiapan Rujukan

Jika terjadi penyulit, keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas yang sesuai dapatmembahayakan jiwa ibu dan/atau bayinya Jika perlu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan /perawatan yang telah diberikan dan semua hasil penilaian ( termasuk Partograf) untuk dibawa ke fasilitas rujukan. Jika ibu datang hanya untuk mendapatkan asuhan dan kelahiran bayi dan ia tidak siap atau kurang memahami bahwa kondisinya memerlukan upaya rujukan maka lakukan konseling terhadap ibu dan keluarganya tentang perlunya memilki rencana rujukan. Memberikan Asuhan Sayang Ibu Prinsip-prinsip umum asuhan sayang ibu adalah ; Menyapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak tenang dan berikan dukungan penuh selama persalinan dan kelahiran bayi. Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu atau anggota keluarganya.

Anjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir dan memberikan dukungannya. Waspadai gejala dan tanda penyulit selama proses persalinan dan lakukan tindakan yang sesuai jika diperlukan. Siap dengan rencana rujukan. Asuhan sayang Ibu selama persalinan termasuk : Memberikan dukungan emosional Membantu pengaturan posisi ibu Memberikan cairan dan nutrisi Keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur Pencegahan Infeksi Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis ibu dan keluarga a. mengatur posisi

b. pemberian cairan dan nutrisic. Eliminasi Buang Air Kecil (BAK) Buang Air Besar (BAB) Manajemen Kala I a. Mengidentifikasi Masalah Mengkaji riwayat masalah kesehatan 1. Anamnesis Tujuannya mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan, kehamilan dan persalinan Tanyakan pada ibu: - Nama, umur, alamat - Gravida dan para - HPHT - Kapan bayi akan lahir ( menurut taksiran ibu) Riwayat kehamilan ibu sekarang, tanyakan hal berikut.. Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan antenatal? Pernahkah ibu mendapat masalah selama kehamilannya Kapan mulai kontraksi? Apakah kontraksinya teratur? Apakah ibu merasakan gerakan bayi? Apakah selaput ketuban sudah pecah, apa warnanya, kental atau encer?

Seberapa sering terjadi kontraksi?

Kapan selaput ketuban pecah?

Apakah keluar cairan bercampur darah dari vagina ibu? Kapankah ibu terakhir kali makan minum? Apakah ibu mengalami kesulitan berkemih? Apakah ada masalah selama persalinan/kelahiran sebelumnya? Berapa berat badan bayi yang paling besar yang pernah ibu lahirkan? Apakah ibu punya bayi bermasalah pada kehamilan/persalinan sebelumnya?

Riwayat kehamilan sebelumnya

- Riwayat medis lainnya ( masalah pernapasan, hipertensi, gangguan jantung) - Masalah medis saat ini ( sakit kepala, gangguan penglihatan, pusing atau nyeri epigastrium atas) - Pertanyaan tentang hal-hal yang belum jelas atau berbagai bentuk kekhawatiran lainnya Pemeriksaan Fisik Tujuannya untuk menialai kondisi kesehatan ibu dan bayinya serta tingkat fisik ibu bersalin. Langkah-langkah pemeriksaan fisik: Cuci tangan Tunjukkan sikap ramah & sopan, ciptakan rsa nyaman Jika tegang anjurkan ibu tarik napas panjang Minta ibu untuk kosongkan kandung kemihnya ( urin diperiksa) Nilai KU ibu, TTV, head to toe Periksa abdomen untuk fundus uteri. b) memantau kontraksi uterus, pada fase aktif, minimal terjadi kontraksi dalam 10 menit dengan lama kontraksi 40 detik atau lebih

a) menentukan TFU, dengan pita ukur, jarak antara tepi atas simpisis pubis dan puncak

c) memantau DJJ,nilai DJJ selama dan segera setelah kontraksi uterus. Gangguankondisi janin jika DJJ < 100 atau > 160 per menit d) menentukan presentasi, untuk menentukan apakah persentasi adalah kepala atau bokong dengan mempertimbangkan bentuk, ukuran, dan kepadatan bagian tersebut. e) menentukan penurunan bagian bawah janin dengan menghitung proporsi bagian terbawah janin yang masih berada di atas tepi simpisis dan dapat diukur dengn 5 jari tangan pemeriksa (perlimaan), pemeriksaan ini memberikan tingkat kenyamanan tinggi dibandingkan dengan melakukan periksa dalam ( vaginal toucher)

Periksa dalam a) Priksa genitalia eksterna, ada benjolan atau massa (benjolan) termasuk kandiloma, varikositas vulva/rectum/luka parut di perineum b) Nilai cairan vagina, ada bercak darah, perdarahan pervaginam dan mekonium c) Masukkan jari tangan & jangan melakukan amniontomi d) Nilai vagina ada robekan atau tidak e) Nilai pembukaan & penipisan serviks f) Pastikan tali pusat/ bagian-bagian kecil kecil ( tangan/kaki) tidak teraba g) Nilai penurunan bagian terbawah janin & tentukan apakah bagian tersebut telah masuk rongga panggul/ belum. Pemeriksaan dan pengawasan kesejahteraan janin Menentukan tinggi fundus dengan pita ukur, jarak antara tepi atas simpisis pubis dan puncak fundus uteri. Memantau Kontraksi uterus pada fase aktif, minimal terjadi kontraksi dalam 10 menit dengan lama kontraksi 40 detik atau lebih Memantau Denyut jantung janin memantau DJJ,nilai DJJ selama dan segera setelah kontraksi uterus. Gangguan kondisi janin jika DJJ < 100 atau > 160 per menit Menilai data membuat diagnosa Penolong persalinan mengumpulkan data subjektif dan data objektif dari klien. Data subjektif adalah informasi yang diceritakan ibu tentang apa yang dirasakan, apa yang sedang dialami dan apa yang telah dialami, termasuk informasi tambahan dari anggota keluarga tentang status ibu. Data objektif adalah informasi yang dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan / pengantar terhadap ibu atau bayi baru lahir. Cara mengumpulkan data, yaitu : 1. Berbicara dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang kondisi ibu dan riwayat perjalanan penyakit. 2. Mengamati tingkah laku ibu apakah terlihat sehat atau sakit, nyaman atau terganggu (kesakitan). 3. Melakukan pemeriksaan fisik. 4. Melakukan pemeriksaan tambahan lainnya bila perlu, misalnya pemeriksaan laboratorium. Diagnosis

Membuat diagnosa secara tepat dan cepat setelah data dikumpulkan dan dianalisa. Pencarian dan pengumpulan data untuk diagnosis merupakan proses sirkuler (melingkar) yang berlangsung secara terus-menerus bukan proses linier (berada pada satu garis lurus).

Untuk membuat diagnosa :1. Pastikan bahwa data-data yang ada dapat mendukung diagnosa. 2. Mengantisipasi masalah atau penyulit yang mungkin terjadi setelah diagnosis defenitif dibuat. 3. Memperhatikan kemungkinan sejumlah diagnosa banding atau diagnosa ganda. Membuat Rencana Asuhan Rencana penatalaksanaan asuhan dan perawatan disusun setelah data terkumpul dan diagnosis defenitif ditegakkan. Setelah membuat rencana asuhan, laksanakan rencana tersebut tepat waktu dan mengacu pada keselamatan klien. Pilihan intervensi efektif dipengaruhi oleh : 1. Bukti-bukti klinik 2. Keinginan dan kepercayaan ibu 3. Tempat dan waktu asuhan 4. Perlengkapan, bahan dan obat-obatan yang tersedia 5. Biaya yang diperlukan 6. Tingkat keterampilan dan pengalaman penolong persalinan 7. Akses , transportasi, dan jarak ke tempat rujukan 8. Sistem dan sumber daya yang mendukung ibu (suami, anggota keluarga, sahabat). 4. Evaluasi Deteksi dini komplikasi dan penyulit kala 1 serta penangananya. Pada saat memberikan asuhan bagi ibu bersalin, penolong harus selalu waspada terhadap kemungkinan timbulnya masalah atau penyulit. Ingat bahwa menunda pemberian asuhan kegawat daruratan akan meningkatkan resiko kematian dan kesakitan ibu dan bayi baru lahir. Tetap waspada terhadap indikasi-indikasi dan segera lakukan tindakan yang diperlukan. Rujuk Ibu Apabila didapati salah satu atau lebih penyulit seperti berikut: 1. Riwayat bedah besar 2. Perdarahan Per vaginam 3. Persalinan kurang bulan ( usia kehamilan kurang dari 37 minggu

4. Ketuban pecah disertai dengan mekonium yang kental 5. Ketuban pecah lama ( lebih dari 24 jam) 6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan ( usia kehamilan kurang dari 37 minggu) 7. Ikterus 8. Anemia berat 9. Tanda/gejala infeksi 10. Pre-eklampsi/ hipertensi dalam kehamilan 11. Tinggi fundus 40 cm atau lebih 12. Gawat janin 13. Pirimipara dalam fase aktif kala 1 persalinan dan kepala jnin masih 5/5 14. Presentasi bukan belakang kepala 15. Persentasi ganda ( majemuk) 16. Kehamiln ganda atau gemeli 17. Tali pusat membumbung 18. syok