askeb hiperbillirubin

38
ASKEB HIPERBILLIRUBIN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap ibu yang telah melahirkan menginginkan anaknya lahir dalam keadaan sehat dan tidak ada kelainan – kelainan pada bayi tersebut. Tetapi keinginan tersebut tidak akan diperoleh oleh setiap ibu. Karena sebagian kecil ada yang lahir dalam keadaan abnormal. Misalnya anak lahir dengan BBLR, ikterus, hidrosefalus, dan kelainan – kelainan lainnya. Hal ini di sebabkan oleh banyak factor pencetusnya. Seperti kurang teraturnya antenatal care ibu saat hamil, asupan gizi yang kurang baik pada ibu maupun pada janin yang di kandung, atau penyakit yang diturunkan oleh ibu sendiri. Kemudian kurangnya pengetahuan ibu untuk mengenali tanda – tanda kelainan yang mungkin timbul pada bayi baru lahir. Seperti bayi dengan hiperbilirubin, dimana kebanyakan ibu membawa bayinya ke Rumah Sakit dalam derajat yang tinggi. Sebagaimana kita ketahui bahwa ikterik itu terjadinya dimulai dari wajah. Di sini jelas bahwa kurangnya pengetahuan ibu atau orang tua tentang hiperbilirubin tersebut, kemudian kurangnya memperoleh pelayanan kesehatan dari tenaga kesehatan. Untuk itulah penulis mengangkat makalah ini dengan judul Hiperbilirubin pada Bayi. 1.2 Tujuan 1. Mengetahui dan memahami pengertian hiperbilirubin 2. Mengetahui dan memahami penyebab hiperbilirubin

Upload: ranumnum

Post on 30-Dec-2015

84 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

ASKEB HIPERBILLIRUBIN

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap ibu yang telah melahirkan menginginkan anaknya lahir dalam keadaan sehat dan tidak ada kelainan – kelainan pada bayi tersebut. Tetapi keinginan tersebut tidak akan diperoleh oleh setiap ibu. Karena sebagian kecil ada yang lahir dalam keadaan abnormal. Misalnya anak lahir dengan BBLR, ikterus, hidrosefalus, dan kelainan – kelainan lainnya. Hal ini di sebabkan oleh banyak factor pencetusnya. Seperti kurang teraturnya antenatal care ibu saat hamil, asupan gizi yang kurang baik pada ibu maupun pada janin yang di kandung, atau penyakit yang diturunkan oleh ibu sendiri.

Kemudian kurangnya pengetahuan ibu untuk mengenali tanda – tanda kelainan yang mungkin timbul pada bayi baru lahir. Seperti bayi dengan hiperbilirubin, dimana kebanyakan ibu membawa bayinya ke Rumah Sakit dalam derajat yang tinggi. Sebagaimana kita ketahui bahwa ikterik itu terjadinya dimulai dari wajah. Di sini jelas bahwa kurangnya pengetahuan ibu atau orang tua tentang hiperbilirubin tersebut, kemudian kurangnya memperoleh pelayanan kesehatan dari tenaga kesehatan. Untuk itulah penulis mengangkat makalah ini dengan judul Hiperbilirubin pada Bayi.

1.2       Tujuan

1.      Mengetahui dan memahami pengertian hiperbilirubin2.      Mengetahui dan memahami penyebab hiperbilirubin3.      Mengetahui dan memahami derajat hiperbilirubin4.      Mengetahui dan memahami penatalaksanaan hiperbilirubin pada bayi

BAB IITINJAUAN TEORI

2.1     Pengertian

Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang kadar nilainya lebih dari normal, Biasanya terjadi pada bayi baru lahir. (Suriadi, 2001).

Page 2: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

Nilai normal : bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dl, bilirubin direk 0,1 – 0,4 mg/dl. Sesungguhnya hiperbilirubinemia merupakan keadaan normal pada bayi baru lahir selama minggu pertama, karena belum sempurnanya metabolisme bilirubin bayi. Ditemukan sekitar 25-50% bayi normal dengan kedaan hiperbilirubinemia. Kuning/jaundice pada bayi baru lahir atau disebut dengan ikterus neonatorum merupakan warna kuning pada kulit dan bagian putih dari mata (sklera) pada beberapa hari setelah lahir yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin. Gejala ini dapat terjadi antara 25%-50% pada seluruh bayi cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada bayi prematur. Walaupun kuning pada bayi baru lahir merupakan keadaan yang relatif tidak berbahaya, tetapi pad usia inilah kadar bilirubin yang tinggi dapat menjadi toksik dan berbahaya terhadap sistim saraf pusat bayi.

2.2     Faktor Penyebab Hiperbilirubin

Hiperbilirubin pada bayi baru lahir paling sering timbul karena fungsi hati masih belum sempurna untuk membuang bilirubin dari aliran darah.Hiperbilirubin juga bisa terjadi karena beberapa kondisi klinis, di antaranya adalah:

a)   ikterus fisiologis merupakan bentuk yang paling sering terjadi pada bayi baru lahir. Jenis bilirubin yang menyebabkan pewarnaan kuning pada ikterus disebut bilirubin tidak terkonjugasi, merupakan jenis yang tidak mudah dibuang dari tubuh bayi. Hati bayi akan mengubah bilirubin ini menjadi bilirubin terkonjugasi yang lebih mudah dibuang oleh tubuh. Hati bayi baru lahir masih belum matang sehingga masih belum mampu untuk melakukan pengubahan ini dengan baik sehingga akan terjadi peningkatan kadar bilirubin dalam darah yang ditandai sebagai pewarnaan kuning pada kulit bayi. Bila kuning tersebut murni disebabkan oleh faktor ini maka disebut sebagai ikterus fisiologis

b)   Breastfeeding jaundice, dapat terjadi pada bayi yang mendapa air susu ibu (ASI) eksklusif. Terjadi akibat kekurangan ASI yang biasanya timbul pada hari kedua atau ketiga pada waktu ASI belum banyak dan biasanya tidak memerlukan pengobatan.

c)    Ikterus ASI (breastmilk jaundice), berhubungan dengan pemberian ASI dari seorang ibu tertentu dan biasanya akan timbul pada setiap bayi yang disusukannya bergantung pada kemampuan bayi tersebut mengubah bilirubin indirek. Jarang mengancam jiwa dan timbul setelah 4-7 hari pertama dan berlangsung lebih lama dari ikterus fisiologis yaitu 3-12 minggu.

d)   Ikterus pada bayi baru lahir akan terjadi pada kasus ketidakcocokan golongan darah (inkompatibilitas ABO) dan rhesus (inkompatibilitas rhesus) ibu dan janin. Tubuh ibu akan memproduksi antibodi yang akan menyerang sel darah merah janin sehingga akan menyebabkan pecahnya sel darah merah sehingga akan meningkatkan pelepasan bilirubin dari sel darah merah.

e)     Lebam pada kulit kepala bayi yang disebut dengan sefalhematom dapat timbul dalam proses persalinan. Lebam terjadi karena penumpukan darah beku di bawah kulit

Page 3: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

kepala. Secara alamiah tubuh akan menghancurkan bekuan ini sehingga bilirubin juga akan keluar yang mungkin saja terlalu banyak untuk dapat ditangani oleh hati sehingga timbul kuning

f)       Ibu yang menderita diabetes dapat mengakibatkan bayi menjadi Kuning.

2.3             PATOFISIOLOGI

2.3.1 Pembentukan Bilirubin Bilirubin adalah pigmen kristal berwarna jingga ikterus yang merupakan

bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi – reduksi. Langkah oksidasi yang pertama adalah biliverdin yang di bentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu suatu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati, dan organ lain. Pada reaksi tersebut juga terdapat besi yang digunakan kembali untuk pembentukan haemoglobin dan karbon monoksida yang dieksresikan ke dalam paru. Biliverdin kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase. Biliverdin bersifat larut dalam air dan secara cepat akan dirubah menjadi bilirubin melalui reaksi bilirubin reduktase. Berbeda dengan biliverdin, bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hydrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut. Jika tubuh akan mengeksresikan, diperlukan mekanisme transport dan eliminasi bilirubin.

2.3.2 Transportasi BilirubinPembentukan bilirubin yang terjadi di system retikulo endothelial, selanjutnya

dilapaskan kesirkulasi yang akan berikatan dengan albumin. Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendahdan kapasitas ikatan molar yang kurang.Bilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan zat non polar dan tidak larut dalam air dan kemudian akan di transportasi kedalam sel hepar. Bilirubin yang terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susuna syaraf pusat dan bersifat nontoksik. Selain itu albumin juga mempunyai afinitas yang tinggi terhadap obat – obatan yang bersifat asam seperti penicillin dan sulfonamide. Obat – obat tersebut akan menempati tempat utama perlekatan albumin untuk bilirubin sehingga bersifat competitor serta dapat pula melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin.Obat – obat yang dapat melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin:

a. Analgetik, antipiretik ( Natrium salisilat, fenilbutazon )b. Antiseptik, desinfektan ( metal, isopropyl )c. Antibiotik dengan kandungan sulfa ( Sulfadiazin, sulfamethizole,

sulfamoxazole )d. Penicilin ( propicilin, cloxacillin )e. Lain – lain ( novabiosin, triptophan, asam mendelik, kontras x – ray )

Page 4: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

f. Bilirubin dalam serum terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda, yaitu:g. Bilirubin tak terkonjugasi yang terikat dengan albumin dan membentuk

sebagian besar bilirubin tak terkonjugasi dalam serum.h. Bilirubin bebasi. Bilirubin terkonjugasi yaitu bilirubin yang siap dieksresikan melalui ginjal.j. Bilirubin terkonjugasi yang terikat denga albumin serum. 

2.3.3 Asupan BilirubinPad saat kompleks bilirubin – albumin mencapai membrane plasma hepatosit,

albumin terikat ke reseptor permukaan sel. Kemudian bilirubin, di transfer melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein y), mungkin juga dengan protein ikatan sitosilik lainnya.

2.3.4 Konjugasi BilirubinBilirubin tak terkonjugasi dikonversikan kebentuk bilirubin konjugasi yang

larut dalam air di reticulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphospate glukuronosyl transferase (UDPG – T). Katalisa oleh enzim ini akan merubah formasi menjadi bilirubin monoglukoronida yang selanjutnya akan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida. Bilirubin ini kemudian dieksresikan ke dalam kalanikulus empedu. Sedangkan satu molekul bilirubin tak terkonjugasi akan kembali ke reticulum endoplasmic untuk rekonjugasi berikutnya.

2.3.5 Eksresi Bilirubin Setelah mengalami proses konjugasi , bilirubin akan dieksresikan kedalam

kandung empedu, kemudian memasuki saluran cerna dan di eksresikan melalui feses. Setelah berada dalam usus halus bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi, kecuali jika dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enzim beta – glukoronidase yang terdapat dalam usus. Resorbsi kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk di konjugasi kembali disebut sirkulasi enterohepatik.

2.4   Komplikasia.       Sebagian besar kasus hiperbilirubinemia tidak berbahaya, tetapi kadang kadar

bilirubin yang sangat tinggi bisa menyebabkan kerusakan otak (keadaannya disebut kern ikterus). Kern ikterus adalah suatu keadaan dimana terjadi penimbunan bilirubin di dalam otak, sehingga terjadi kerusakan otak.

b.    Efek jangka panjang dari kern ikterus adalah keterbelakangan mental, kelumpuhan serebral (pengontrolan otot yang abnormal, cerebral palsy), tuli dan mata tidak dapat digerakkan ke atas.

2.4.1 KLASIFIKASIa.       Derajat I : Daerah kepala dan leher, perkiraan kadar bilirubin 5,0 mg%.

Page 5: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

b.      Derajat II : Sampai badan atas, perkiraan kadar bilirubin 9,0 mg%.c.       Derajat III : Sampai badan bawah hingga tungkai, bilirubin 11,4 mg%.d.      Derajat IV : Sampai daerah lengan, kaki bawah lutut, 12,4 mg%.e.       Derajat V : Sampai daerah telapak tangan dan kaki, 16,0 mg%.

Bilirubin Ensefalopati Dan kernikterusIstilah bilirubin ensefalopati lebih menunjukkan kepada manifestasi klinis yang mungkin timbul akibat efek toksis bilirubin pada system syaraf pusat yaitu basal ganglia dan pada berbagai nuclei batang otak. Sedangkan istilah kern ikterus adalah perubahan neuropatologi yang ditandai oleh deposisi pigmen bilirubin pada beberapa daerah di otak terutama di ganglia basalis, pons, dan serebelum.

2.5     Gejala Hiperbilirubin pada bayi baru lahirKetika kadar bilirubin meningkat dalam darah maka warna kuning akan

dimulai dari kepala kemudian turun ke lengan, badan, dan akhirnya kaki. Jika kadar bilirubin sudah cukup tinggi, bayi akan tampak kuning hingga di bawah lutut serta telapak tangan. Cara yang mudah untuk memeriksa warna kuning ini adalah dengan menekan jari pada kulit yang diamati dan sebaiknya dilakukan di bawah cahaya/sinar matahari. Pada anak yang lebih tua dan orang dewasa warna kuning pada kulit akan timbul jika jumlah bilirubin pada darah di atas 2 mg/dL. Pada bayi baru lahir akan tampak kuning jika kadar bilirubin lebih dari 5 mg/dL. Hal ini penting untuk mengenali dan menangani ikterus bayi pada baru lahir kerena kadar bilirubin yang tinggi akan menyebabkan kerusakan yang permanen pada otak yang disebut dengan kern icterus. Kuning sendiri tidak akan menunjukkan gejala klinis tetapi penyakit lain yang menyertai mungkin akan menunjukkan suatu gejala seperti keadaan bayi yang tampak sakit, demam, dan malas minum.

2.6     Kapan menghubungi dokter?Segera hubungi dokter bila bayi tampak kuning:

1.      Timbul segera dalam 24 jam pertama kelahiran,2.       Kuning menetap lebih dari 8 hari pada bayi cukup bulan dan lebih dari 14 hari pada

bayi prematur,3.      Pada observasi di rumah bayi tampak kuning yang sudah menyebar sampai ke

lutut/siku atau lebih,4.      Tinja berwarna pucat Segera bawa bayi ke unit gawat darurat rumah sakit bila:5.      Jika ibu/pengasuh melihat bayi tampak sakit (menolak untuk minum, tidur

berlebihan, atau lengan dan kaki lemas) atau bila suhu tubuh lebih dari 37,506.      Jika bayi tampak mengalami kesulitan bernapas

2.7     Pemeriksaan laboratorium

Page 6: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

Penyebab yang pasti terhadap ikterus pada bayi baru lahir harus dicari. Pada beberapa kasus, pemeriksaan fisik yang lengkap sangat diperlukan dan pemeriksaan darah mungkin diperlukan untuk mengetahui:

a.       Kadar bilirubin total, berdasarkan pemeriksaan ini dokter akan minta pemeriksaan tambahan seperti tes Coombs untuk memeriksa antibodi yang menghancurkan sel darah merah bayi, pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan hitung retikulosit untuk melihat apakah bayi memproduksi sel darah merah yang baru

b.      Golongan darah dan rhesus ibu dan bayic.       Pada beberapa kasus mungkin perlu untuk memeriksa darah untuk melihat suatu

kondisi yang disebut sebagai defisiensi G6PD

2.8     Penanganan Hiperbilirubin pada bayi baru lahir

2.8.1 Penanganan sendiri di rumaha.    Berikan ASI yang cukup (8-12 kali sehari)b.    Sinar matahari dapat membantu memecah bilirubin sehingga lebih mudah diproses

oleh hati. Tempatkan bayi dekat dengan jendela terbuka untuk mendapat matahari pagi antara jam 7-8 pagi agar bayi tidak kepanasan, atur posisi kepala agar wajah tidak menghadap matahari langsung. Lakukan penyinaran selama 30 menit, 15 menit terlentang dan 15 menit tengkurap. Usahakan kontak sinar dengan kulit seluas mungkin, oleh karena itu bayi tidak memakai pakaian (telanjang) tetapi hati-hati jangan sampai kedinginan

2.8.2 Terapi medisa.    Dokter akan memutuskan untuk melakukan terapi sinar (phototherapy) sesuai dengan

peningkatan kadar bilirubin pada nilai tertentu berdasarkan usia bayi dan apakah bayi lahir cukup bulan atau prematur. Bayi akan ditempatkan di bawah sinar khusus. Sinar ini akan mampu untuk menembus kulit bayi dan akan mengubah bilirubin menjadi lumirubin yang lebih mudah diubah oleh tubuh bayi. Selama terapi sinar penutup khusus akan dibuat untuk melindungi mata

b.    Jika terapi sinar yang standar tidak menolong untuk menurunkan kadar bilirubin, maka bayi akan ditempatkan pada selimut fiber optic atau terapi sinar ganda/triple akan dilakukan (double/triple light therapy)

c.    Jika gagal dengan terapi sinar maka dilakukan transfuse tukar yaitu penggantian darah bayi dengan darah donor. Ini adalah prosedur yang sangat khusus dan dilakukan pada fasilitas yang mendukung untuk merawat bayi dengan sakit kritis, namun secara keseluruhan, hanya sedikit bayi yang akan membutuhkan transfusi tukar

Page 7: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

2.9     PencegahanPada kebanyakan kasus, kuning pada bayi tidak bisa dicegah. Cara terbaik

untuk menghindari kuning yang fisiologis adalah dengan memberi bayi cukup minum, lebih baik lagi jika diberi ASI.

2.9.1 Pencegahan Primera.       Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8 – 12 kali/ hari untuk

beberapa hari pertama.b.      Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang

mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi.

2.9.2 Pencegahan Sekundera.       Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesusu serta

penyaringan serum untuk antibody isoimun yang tidak biasa.b.      Harus memastikan bahwa semua bayi secar rutin di monitor terhadap timbulnya

ikterus dan menetapkan protocol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda – tanda vital bayi, tetapi tidak kurang dari setiap 8 – 12 jam.

BAB IIITINJAUAN TEORI

No. Reg                                  : 420572Nama Lengkap                        : (Mahasiswa Akbid Budi Kemuliaan)Hari/ Tgl                                  : Jum’at/14 Mei 2010Waktu pengkajian                    :  03.15Tempat Pengkajian                  : Dewi Shinta Lt 5 RSIA Budi Kemuliaan

3.1 PENGKAJIAN     A. Identitas                                   

Nama Bayi                 : By. N S                                 Tgl/Jam/Lahir              : 09-05-2010/16.00                  Jenis Kelamin             : PEREMPUAN                                 Nama Ibu                   : Ny. I Y                                  Umur                          : 24 TAHUN               Pekerjaan                   : KARYAWAN TOKO BAJU            Agama                       : ISLAM                                 Pendidikan                  : SMEA                                               Suku/Bangsa               : JAWA/INDONESIA

Page 8: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

Alamat                : JL. GG BELIMBING II NO : 31B, RT 008 / 04, MANGGA BESAR,  JAKARTA - BARAT                       Alamat Kantor            : PASAR TANAH ABANG BLOK A LANTAI 3             

Nama Ayah                 : Tn. M DUmur                           : 23 TAHUNPekerjaan                     : KOLEKTORAgama                         : ISLAMPendidikan                  : SMEASuku/Bangsa               : BETAWI/INDONESIA

Alamat                : JL. GG BELIMBING II NO : 31B, RT 008 / 04, MANGGA BESAR,  JAKARTA - BARAT

No telp/hp                   : 02190612245

3.2 Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi dengan Hiperbilirubin

1. SUBYEKTIF   bayi kuning sejak hari rabu, menetek (-), bayi tidur melulu, mencret (-), panas (-).

2. OBYEKTIF  Ku : Sedang   Kes : Compos Mentis  Inspeksi : Kuning   Pemeriksaan Umum:•         Suhu                  : 36,8ºC•         Pernapasan        : 52x/menit •         BB                     : 2690 gram  Pemeriksaan Laboratorium  :•         Bilirubin              : 16,5 mg/dl

3. ANALISA            Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan

hiperbilirubenemia

Page 9: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

4. PLANNING

a. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, bahwa kondisi bayinya dalam kondisi lemah dan harus dirawat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

b. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak.c. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi.d. Mengambil sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium untuk pemantauan

ketat kadar bilirubin pada bayi. e. Terapi sinar biru(blue light)f. Tetap memberikan ASI/SFg. Menjelaskan kepada keluarga bahwa kondisi bayinya saat ini sudah membaik

dan menjelaskan perawatan bayi setelah pulang dari rumah sakit RSIA BK. h. Bayi dijemur sekitar 1 jam di pagi hari saat sinar matahari belum terlalu tinggi

intensitasnya sekitar jam 7-8 WIB. Mata dan alat reproduksi harus ditutup dengan kain yang memantulkan sinar.

i. Pemberian ASI harus sering dilakukan untuk mencegah dehidrasi dan mempermudah pembuangan bilirubin ke feses. Setidaknya ASI harus diberikan tiap 3 jam. Jika bayi sulit menghisap, dilakukan pemompaan ASI.

BAB IVPEMBAHASAN

Bayi Ny.IY - Tn.MD lahir spontan pada tanggal 09/05/2010 pukul: 16.00 WIB di RSIA Budi Kemuliaan Jakarta. Dilakukan pemeriksaan antropometri yaitu BB 2500 gram, PB 48 cm, LLA 10 cm, LK 31 cm. Kemudian Bayi dipulangkan pada tanggal 10/05/2010, karena Ibu dan Bayi dalam keadaan sehat. Tapi dua hari kemudian pada tanggal 12/05/2010 bayi datang kembali ke RSIA Budi Kemuliaan karena bayi terlihat kuning dan tidur melulu tidak mau menetek.

Berdasarkan hasil pemeriksaan bayi pada tanggal 12/05/2010 pukul: 19.00 WIB, bayi terlihat kuning, Kadaan Umum bayi sedang, kesadaran kompos mentis, BB 2690 gram, Suhu 36,8 ˚C, Pernapasan 52x/menit, dan dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kadar bilirubin sebesar 16,5 gr/dl.

Ibu mengatakan bayi tidak mendapat sinar matahari selama dua hari ini karena sedang musim hujan dan bayi juga susah untuk menetek. Setelah dilakukan anamnesa baru kita dapat mengetahui penyebab bayi tersebut kuning yaitu karena factor bayi kurang mendapatkan sinar matahari dan bayi kurang minum ASI. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan ibu untuk mengenali tanda – tanda kelainan yang mungkin timbul pada bayi baru lahir, seperti bayi dengan hiperbilirubin.

Page 10: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

Oleh karena itu agar hal ini tidak terjadi lagi kita sebagai tenaga kesehatan untuk memeberikan informasi sejelas mungkin kepada pasien. Informasi yang diberikan yaitu dengan memberikan ASI yang cukup (8-12 kali sehari) dan sinar matahari yang dapat membantu memecah bilirubin sehingga lebih mudah diproses oleh hati. Tempatkan bayi dekat dengan jendela terbuka untuk mendapat matahari pagi antara jam 7-8 pagi agar bayi tidak kepanasan, atur posisi kepala agar wajah tidak menghadap matahari langsung. Lakukan penyinaran selama 30 menit, 15 menit terlentang dan 15 menit tengkurap. Usahakan kontak sinar dengan kulit seluas mungkin, oleh karena itu bayi tidak memakai pakaian (telanjang) tetapi hati-hati jangan sampai kedinginan (“Ilmu Kesehatan Anak 2 “).

BAB VPENUTUP

5.1   Kesimpulan

1. Ikterus adalah disklorasi kulit, mukosa membran dan sclera oleh karena peningkatan kadar bilirubin dalam serum ( > 2 mg/dL ). ( Perinatologi )

2. Ikterus Fisiologis umumnya terjadi pada bayi baru lahir, kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama > 2mg/dL.

3. Ikterus Patologis :a.    Ikterus terjadi sebelum umur 24 jamb.    Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapic.    Peningkatan kadar bilirubin total serum . 0,5 mg/dL/jam.d. Adanya tanda – tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi ( muntah, letargis,

malas menetek, penurunan berat badan yang cepat, apnea, takipnea atau suhu yang tidak stabil )

e.  Ikterus bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan.

4. Hiperbilirubinemia bisa disebabkan proses fisiologis atau patologis atau kombinasi keduanya. Bayi yang diberikan ASI memiliki kadar bilirubin serum yang lebih tinggi dibandingkan bayi yang diberikan susu formula. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa factor, antara lain : frekuensi menyusui yang tidak adekuat, kehilangan berat badan atau dehidrasi.

5. Kebanyakan kuning pada bayi akan hilang sempurna tanpa efek yang permanen. Kadang-kadang bayi akan membutuhkan terapi sinar matahari untuk kuning ringan dan terapi sinar pada kadar bilirubin dengan nilai tertentu dalam darah. Transfusi tukar jarang diperlukan.

Page 11: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

5.2  SaranBagi pembaca di sarankan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan

Ikterus pada bayi, Sehingga dapat di lakukan upaya-upaya yang bermanfaat untuk menanganinya secara efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Sukadi, Abdurrachman, dkk. 2000. “ Perinatologi “ .Bandung : FKUP/ RSHS

McCormick, Melisa. 2003. “ Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Perawat, Bidan Di Rumah Sakit Rujukan Dasar “. Indonesia : MNH – JHPIEGO

Khosim, M. Sholeh, dkk. 2008. “ Buku Ajar Neonatologi Edisi I “. Jakarta : Perpustakaan Nasional

Hasan, Rusepno. 1997. “Ilmu Kesehatan Anak 2 “. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI.

Sudoyo,Aru.W, dkk, eds., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Dep. Ilmu Penyakit Dalam : Jakarta, 2006, vol. I, hlm. 422-425

Sakit Kuning (Jaundice), http://info-sehat.com/content.php?s_sid=1064, acces : 05 November 2007

www.google.com

Page 12: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

Free Widget (Gratis Widget untuk Blog Anda) Klik disini

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN IKTERUS Diposkan oleh Abdul Rohman | | Senin, 06 Februari 2012 di 19:13 | Label: Artikel, Ikterus, Kebidanan, Keperawatan, Kesehatan

Ikterus

Definisi

Ikterus adalah salah satu keadaan menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru

lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia. Ikterus merupakan salah satu kegawatan yang

sering terjadai pada bayi baru lahir, sebanyak 25-50% ada bayi cukup bulan dan 80% pada

bayi berat lahir rendah.

Pembagian

1. Fisiologis

Ikterus fisiologis adalah ikteru normal yang dialami oleh bayi baru lahir, tidak mempunyai

dasar patologis sehingga tidak berpotensi menjadi kern ikterus. Ikterus fisiologis ini memiliki

tanda-tanda berikut:

Page 13: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

a. Timbul pada hari kedua dan ketiga setelah bayi lahir.

b. Kadar bilirubin inderect tidak lebih dari 10 mg% pada neonats cukup bulan dan 12,5 mg%

pada neonatus kurang bulan.

c. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak lebih dari 5 mg% per hari.

d. Kadar bilirubin direct tidak lebih dari 1 mg%

e. Ikterus mengilang pada 10 hari pertama

f. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan kedaan patologis

2. Patologis

Ikterus patologis adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis dengan kadar bilirubin

mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. Ikterus patologis memiliki tanda dan

gejala sebagai berikut:

a. Ikterus terjadi dalam 24 jam pertam a

b. Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5 mg% pad

aneonatus cukup bulan.

c. Peningkatan bilirubin melebihi 5 mg% per hari.

d. Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama

e. Kadar bilirubin direct lebihd ari 1 mg%

f. Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik

Daerah Luas Ikterus Kadar Bilirubin (mg%)

Page 14: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

1 Kepala dan leher 5

2 Daerah 1 + badan bagian atas 9

3 Daerah 1,2 + badan bagian bawah dan tungkai 11

4 Daerah 1, 2, 3 + lengan dan kaki d bawha tungkai 12

5 Daerah 1, 2, 3, 4 + tangan dan kaki 16

Etiologi

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ikterus, yaitu sebagai berikut:

1. Prahepatik (ikterus hemolitik)

Ikterus ini disebabkan karena produksi bilirubin yang meningkat pada proses hemolisis sel

darah merah (ikterus hemolitik). Peningkatan bilirubin dapat disebabkan oleh beberapa

faktor, diantaranya adalah infeksi, kelainan sel darah merah, dan toksin dari luar tubuh,

serta dari tubuh itu sendiri.

2. Pascahepatik (obstruktif)

Adanya obstruksi pada saluran empedu yang mengakibatkan bilirubin konjungasi akan

kembali lagi ke dalam sel hati dan masuk ke dalam aliran darah, kemudian sebagian masuk

dalam ginjal dan diekskresikan dalam urine. Sementara itu, sebagian lagi tertimbun dalam

tubuh sehingga kulit dan sklera berwarna kuning kehijauan serta gatal. Sebagai akibat dari

obstruksi saluran empedu menyebabkan ekresi bilirubin ke dalam saluran pencernaan

berkurang, sehingga fases akan berwarna putih keabu-abuan, liat, dan seperti dempul.

3. Hepatoseluler (ikterus hepatik)

Konjugasi bilirubin terjadi pada sel ahti, apabila sel hati mengalami kerusakan maka secara

otomatis akan mengganggu proses konjugasi bilirubin sehingga bilirubin direct meningkat

Page 15: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

dalam aliran darha. Bilirubin direct mudah dieksresikan oleh ginjal karena sifatnya mudah

larut dalam air, namun sebagian masih tertimbun dalam aliran darah.

Gambaran Klinis

Gambaran klinis paling nyata terlihat ada pada perubaan warna kulit dan sklera yang

menjadi kuning.

Penatalaksanaan

1. Ikterus fisiologis

a. Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal lainnya

b. Lakukan perawtan bayi sehari-hari, seperti:

- Memandikan

- Melakukan perawatan tali pusat

- Membersihkan jalan nafas

- Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit

c. Ajarkan ibu cara:

- Memandikan bayi

- Melakukan perawtan tali pusat

- Menjaga gar bayi tidak hipotermi

- Menjemur bayi di bawah sinar mathaari pagi, kurang lebih 30 menit.

Page 16: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

d. Jelaskan pentingnya hal-hal seperti:

- Memberikan ASI sedini dan sesering mungkin

- Menjemur bayi di bawah sinar matahari dengan kondisi telanjang selama 30 menit, 15

menit dalam posisi terlentang, dan 15 menit sisanya dalam posisi tengkurap

- Memberikan asupan makanan bergizi tinggi bagi ibu,

- Menganjurkan ibu dan pasangan untuk ber-KB sesegera mungkin

- Menganjurkan ibu untuk tidak minum jamu

e. Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah (misalnya fases berwarna putih keabu-abuan

dan liat seperti dempul), anjurkan ibu untuk segera membawa bayinya ke puskesmas

f. Anjurkan ibu untuk kontrol setelah 2 hari

2. Hiperbilirubinemia sedang

a. Berikan ASI secara adekuat

b. Lakukan pencegahan hipotermi

c. Letakkan bayi di tempat yang cukup sinar matahari ± 30 menit, selama 3-4 hari

d. Lakukan pemeriksaan ulang 2 hari kemudian

e. Anjurkan ibu dan keluarga untuk segera merujuk bayinya jika keadaan bayi bertambah

parah serta mengeluarkan fases bewarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul

3. Hiperbilirubenemia berat

a. Berikan informer consent pada keluarga untuk segera merujuk bayinya

b. Selama persiapan merujuk, berikan ASI secara adekuat

c. Lakukan pencegahan hipotermi

Page 17: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

d. Bila mungkin, ambil contoh darah ibu sebanyak 2,5 ml.

Tabel 6.2

Penatalaksanaan Hiperbilirubinemia pada Neonatus Cukup Bulan yang Sehat

(American Academy of Pediatrics)

Total Serum Bilirubin mg/dL (mmol/L)

Umur (jam)Pertimbangkan

terapi sinarTerapi sinar

Transfusi tukar (terapi sinar gagal)

Transfusi tukar dan terapi sinar

< 24 * * * *

24 < 48 12 (170) 15 (260) 20 (340) 25 (430)

49 < 72 15 (260) 18 (310) 25 (430) 30 (510)

< 72 17 (290) 20 (340) 25 (430) 30 (510)

* Neonatus cukup bulan dengan ikterus pada umur ≤ 24 jam, bukan neonatus sehat dan perlu

evaluasi ketat.

Komplikasi

Kern ikterus (ensefalopati biliaris0 adalah suatu kerusakan otak akibat adanya bilirubin

inderect pada otak. Kern ikterus ditandai dengan kadar bilirubin darah yang tinggi (> 20 mg%

pada bayi cukup bulan atau > 18 mg% pada ybayi berat lahir rendah) disertai dengan gejala

kerusakan otak berupa mata berputar, letargi, kejang, tau mau menghisap, tonus otot

meningkat, leher kaku, epistotonus, dan sianosis, serta dapat juga diikuti dengan ketulian,

gangguan berbicara dan retardasi mental di kemudian hari.

Penilaian

Kadar bilirubin darah dapat diukur dengan ikterometer dan metode Kramer (klinis)

Terapi sinar

Page 18: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

Terapi sinar (light therapy) bertujuan untuk memecah bilirubin menjadi senyawa dipirol

yang nontoksik dan dikeluarkan melalui urine dan fases. Indikasinya adalah kadar bilirubin

darah 10 mg% dan setelah atau sebelum dilakukannya transfusi tukar.

1. Alat-alat yang diperlukan adalah sebagai berikut:

a. Lampu fluoresnsi 10 buah masing-masing 20 watt dengan gelombang sinar 425-275 nm,

seperti pada sinar cool white, daylight, vita kite blue dan special bule.

b. Jarak sumber cahaya bayi 45 cm, diantaranya diberi kaca pleksi setebal 0,5 inci untuk

menahan sinar ultrafviolet.

c. Lampu diganti setiap 200 – 400 jam.

2. Cara terapi

a. Bayi telanjang, kedua mata ditutup, sedangkan posisinya diubah-ubah setiap 6 jam

b. Suhu tubuh bayi dipertahankan sekitar 36,5 – 370 C

c. Perhatikan keseimbangan elektrolit

d. Pemeriksaan Hb teratur setiap hari

e. Pemeriksaan bilirubin darah setiap hari atau dua hari, setelah terapi sebanyak 3 kali dalam

sehari

f. Mungkin timbul skin rash yang sifatnya sementara dan tak berbahaya (bronze baby)

g. Lama terapi 100 jam atau bila kadar bilirubin darah sudah mencapai ≤ 7,5 mg%.

Transfusi Tukar

1. Indikasi

a. Kadar bilirubin inderect darah 20 mg%

Page 19: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

b. Kenaikan kadar bilirubin inderect darah yang cepat, sebesar 0,3-1 mg% per jam

c. Anemia berat disertai tanda payah jantung

d. Bayi dengan Hb tali pusat < 14 mg% dan tes Coombs positif

2. Alat-alat yang diperlukan adalah sebagai berikut:

a. Semprit tiga cabang

b. Dua bauah semprit berukuran 5 atau 10 ml yang berisi Ca-glukonat 10% dan larutan heparin

encer (2 ml masing-masing 1000 U dalam 250 ml NaCL 0,9%)

c. Kateter polietilen kecil 15-20 cm atau pipa lambung berukuran F5-F8

d. Bengkok dan botol kosong

e. Alat pembuka vena (vena seksi)

f. Alat resusitasi, seperti oksigen, laringoskop, ventilator, dan airway

3. Teknik

a. Kosongkan lambung bayi (3-4 jam ebelumnya jangan diberi minum, bila memungkinkan 4

jam ebelumnya diberi infus albumnin 1 gram/kgBB atau plasma manusia 210 ml/kgBB)

b. Lakukan teknik aseptik pada daerah tindakan

c. Awasi selalu tanda=-tanda vital dan jaga agar jangan sampai kedinginan

d. Bila tali pusat masih segar, potong ± 3-5 cm dari dinding perut, Bila ali pusat sudah kering,

potong rata dengan dinding perut untuk mencegah bahaya perdarahan tali pusat , lalu buat

jahitan laso di pangkal pusat.

e. Kateter polietilen diisi denganlarutan heparin kemudian salah satu ujungnya dihubungkan

dengan semprit tiga cabang, sedangkan ujung yang lain dimasukkan dalam vena umbilikus

sedalam 4-5 cm.

Page 20: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

f. Periksa tekanan pada vena umbilikalis dengan mencabut ujung luar dan mngangkat kateter

naik + 6 cm.

g. Dengan mengubah-ubah keran pada semprit tiga cabang, lakukan penukaran dengan cara

mengeluarkan 20 ml darah dan memasukkan 20 ml darah. Demikian berulang-ulang sampai

jumalh total yang keluar adalah 190 ml/kbBB dan darah yang masuk adalah 170 ml/kgBB.

Selama proses pertukaran, semprit harus sering dibilas dengan heparin.

h. Setelah darah masuk sektiar 150 ml, lanjutkan dengan memasukkan Caglukonat 10%

sebanyak 1,5 ml dan perhatian denyut jantung bayi. Apabila lebihd ari 100 kali per menit

waspadai adanya henti jantung

i. Bila vena umbilikalis tak dapat dipakai, maka gunakan vena safena magna ± 1 cm di bawah

ligamentum inguinal dan medical dari arteri femoralis

4. Pascatindakan

a. Vena umbilikalis dikompres, kateter dapat ditingkalkan lalu ditutup secara steril

b. Berikan antibotik spektrum luas, misalnya kombinasi penisilin 50.000 U/kgBB per hari

dengan Kanamcin 15 mg/kgBB selama 5-7 hari.

c. Pemeriksaan Hb dan bilirubin darah dilakukan setiap 12 jam

d. Berikan terapi sinar.

Dapus:

Vivian Nanny Lia Dewi, Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita, Salemba Medika, Jakarta, 2011

http://datafilecom.blogspot.com

Page 21: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN IKTERUS NEONATORUM TERHADAP BAYI Ny. “M” DI BPS

I. Data SubyektifPada tanggal 07 Oktober 2007A. IdentitasNama bayi : Bayi Ny. MJenis Kelamin : Laki-lakiTanggal lahir : 07-10-2007Jam : 07.30 WIBAnak ke : Satu

Nama Ibu : Ny. Mardiana F.Umur : 24 tahunPendidikan : D 3Agama : IslamPekerjaan : PNS

a. Keluhan utama Bayi umur 8 jam dengan, nampak kekuningan didaerah kepala dan leher, facces berwarna seperti dempul, perut membuncit pembasaran pada hati, tidak mau minum dan reflek moro lemah.b. Riwayat Persalinan Sekarang1. Persalinan spontan pervaginam tanggal 07-10-2007 pukul 07.30 WIB.2. Lama persalinanKala I : 10 JamKala II : 30 menitKala III : 15 menitKala IV : 2 jam setelah persalinan3. Bayi lahir tanggal 07 Oktober 2007 pukul 07.30 WIB, jenis kelamin laki-lakic. Riwayat Post Partum1. Keadaan umum ibu baik2. TFU 2 jari dibawah pusat3. Lochea : ada, rubra4. Lactasi : ASI keluar sedikitd. Kebutuhan dasar1. Eliminasi : BAB (+), BAK (+)2. Kebersihan : Tubuh bayi bersih

B. Data Obyektif1. Pemeriksaan FisikTanda-tanda vital :

Page 22: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

Temp : 36,50 C Pols : 120 x/menitPB : 2800 gramBB : 49 cmRR : 44 x/menita. KepalaUUB : datar UUK : datarMoulage : O Sucadeneum : tidak adaBentuk kepala : simetris Keadaan tubuh : tidak ada kelainanb. MataBentuk mata : simetris Strabismus : tidak adaPupil mata : Normal Sklera : ikterikKeadaan : bersihc. HidungBentuk : simetrisPernafasan cuping hidung : tidak adaKeadaan : bersihLubang hidung : lengkapWarna kulit : Pucat kekuningand. MulutBentuk : simetris Palatum : normalRefleks hisap : baik Bibir : lengkap atas/bawahGusi : normal Warna bibir : pucate. TelingaPosisi : simetris kanan-kiri, dan telinga teraba lunakKeadaan : bersih, tidak ada sumbatanWarna kulit : pucat agak kekuninganf. LeherPembesaran vena / kelenjar : tidak adaPergerakan leher : dapat bergerak kekanan-kekiriWarna kulit : kuning

g. DadaPosisi : simetrisMamae : Adah. PerutPosisi : simetrisTali pusat : basahTidak ada pembesaran dan benjolani. Punggung bokongTidak ada benjolan dan tidak terdapat spina bifidaj. Ekstrimitas

Page 23: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

Jari tangan : LengkapPosisi dan bentuk : Simetris kanan-kiriJari kaki : LengkapPergerakan : AktifWarna kulit pucat, kuku, tangan dan kaki berwarna agak kekuningank. GenetaliaLengkap, terdapat testis dan skrotum sudah turunJenis kelamin : laki-lakiAnus : positif, tidak ada sumbatanl. Reflek1. Mencari (rooting) : kurang baik2. Menghisap (sucking) : kurang baik3. Menelan (swalowing) : kurang baik4. Reflek kaki (stapping) : baik5. Menggenggam (graping) : baik6. Reflek morro : baikm. Ukuran antropometriBB : 2800 gramLingkar kepala : 34 cmTB : 49 cmLingkar dada : 32 cmLila : 11 cm2. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan lab, kadar bilirubin serum 100 umol/l

II. Interpretasi Data Dasar1. Diagnosa :Bayi baru lahir normal hari pertama dengan ikterus derajat I (pada kepala dan leher).DS : Anak lahir tanggal 07 Oktober 2007 pukul 07.30 WIBDO : Tanda-tanda vitalBB : 2800 gram Temp : 36,500 CPB : 49 cm Pols : 120 x/menitRR : 46 x/menit APGAR SCORE : 8-9 2. Masalaha. Penurunan kadar bilirubinDasar : terdapat warna kuning pada bagian kepala dan leher, hasil pemeriksaan lab kadar bilirubinnya 100 umol/dlb. Perawatan tali pusatDasar : tali pusat masih basah 3. Kebutuhan a. Pemenuhan nutrisi yang adekuat

Page 24: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

b. Penyinaran pada dengan lampu fluorensi sebanyak 10 buah masing-masing 20 watt dan menjamur/menyinarkan bayi di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit antara pukul 07.00-08.00 WIBc. Merawat tali pusat agar tetap kering dan membungkusnya dengan kassa steril

III. Identifikasi Masalah Potensial1. Potensial terjadinya ikterus pada derajat yang lebih lanjutDasar : a. Dari hasil pemeriksaan lab didapatkan kadar serum bilirubin indirek 100 umol/l (derajat I)b. Terdapat warna kuning pada daerah muka, leher dan kuku2. Potensial terjadinya pemindahan mikro organisme pada tali pusat Dasar : tali pusat masih basah

IV. Identifikasi Tindakan Segera dan Kolaborasi SegeraKolaborasi bila ada komplikasi

V. Perencanaan1. Jelaskan pada ibu cara perawatan bayi baru lahir :a. Cara perawatan tali pusatb. Personal hygiene bayi2. Penanganan ikterus :Ajarkan ibu cara menghangatkan/penyinaran bayi dengan sinar matahari di pagi hari untuk menurunkan kadar bilirubin3. Libatkan ibu dalam pemberian ASI eksklusif4. Libatkan ibu dalam imunisasi5. Jelaskan tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir6. Observasi kemajuan pertumbuhan dan perkembangan bayi

VI. Implementasi1. Melakukan perawatan tali pusat a. Tali pusat selalu dalam keadaan keringb. Tali pusat harus dibungkus dengan kassa steril c. Kebersihan harus selalu dijaga dengan cara mengganti kasa bila kotor

2. Menjaga bayi agar tidak hipotermi a. Membungkus bagi dengan kain yang bersih, kering dan hangat3. Membantu penurunan kadar bilirubin pada bayi a. Menghangatkan/melakukan penyinaran pada bayi di bawah sinar matahari di pagi hari selama 15-20 menit antara pukul 07.00 – 08.00 pagi.4. Membantu ibu untuk menyusui bayinya sesegera mungkin5. Memberikan imunisasi hepatitis B ke-1 pada bayi baru lahir

Page 25: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

6. Menjelaskan tanda-tanda bahaya BBL :a. Warna kulit kuning terutama 24 jam pertama (kulit berwarna biru/pucat).b. Tali pusat merah, bengkak, berbau busuk, keluar cairan atau nanahc. Bayi kejangd. Menghisap lemah, banyak muntah, mengantuk belebihane. Tidak BAK dan BAB 24 jam pertama7. Melakukan pemantauan bayi baru lahira. Kemampuan menghisapb. Keaktifan bayic. Keadaan umum bayi

VII. Evaluasi1. Keadaan bayi lebih baik, sklera masih tampak ikterik2. Tali pusat terawat baik3. Bayi dalam kondisi hangat4. Kemampuan menghisap bayi : baik, bayi tampak aktif, warna kulit mulai kemerah-merahan5. Hasil pengukuran antropometriBB : 2900 gram PB : 50 cm LL : 13 cmLK : 34 cm LD : 33 cm

CATATAN PERKEMBANGANTanggal 10 Oktober 2007 pukul 10.00 WIB, hari ke 3S : a. Ibu mengatakan bayinya sudah mau menyusuib. Ibu mengatakan bayinyaa sudah sering BAKc. Ibu mengatakan bayinya sering menangisO : Tanda-tanda vitalRR : 45 x/menit BB : 2900 gramSuhu : 37,60 C PB : 50 cmNadi : 128 x/menita. Tanda-tanda ikterus sudah berkurang:1. Warna kulit sudah tampak kemerahan2. Sklera masih berwarna kuning3. hasil lab : Kadar bilirubin 60 umol/dlb. Tali pusat sudah layu dan terlihat terawat baikc. Bayi sudah mau menyusuid. Perut bayi tidak kembunge. Eliminasi : BAK 7-8 x/hariBAB 2-3 x/harif. Reflek : 1. Mencari (Rooting) : baik2. Menghisap (sucking) : baik

Page 26: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

3. Menelan (swallowing) : baik4. Reflek kaki (stapping) : baik5. Menggenggam (graping) : baik6. Reflek moro : baikA : DiagnosaBayi baru lahir dengan ikterus derajat IDasar : bayi baru lahir 07 Oktober 2007 dengan apgar 8-9Masalah, untuk sementara tidak adaKebutuhan : a. Perawatan tali pusatb. Perawatan bayi sehari-haric. Penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang :1. Personal hygiene bayi2. Pemberian ASI eksklusif3. Pertahankan suhu tubuh bayiP : 1. Mandikan bayi dengan mandi lap 2 kali sehari2. Merawat tali pusat3. Berikan penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang :a. Personal hygiene bayib. Pemberian ASI eksklusifc. pertahankan suhu tubuh4. Tetap anjurkan ibu untuk menghangatkan bayinya dibawah sinar matahari pagi untuk menurunkan kadar bilirubin.

Tanggal 13 Oktober 2007, hari ke-7 16 jamS : a. Ibu mengatakan bayinya tidak rewel, bayi tidur 7-8 kali sehari, BAB 2 x seharib. Ibu mengatakan bayinya BAK c. Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI saja setiap jam.O : a. Keadaan umum baikTanda-tanda vital :RR : 50 x/menit BB : 3100 gramSuhu : 37,20 C PB : 50 cmNadi : 130 x/menitb. Eliminasi : BAK 7-8 x/hariBAB 2 x/haric Reflek : 1. Mencari (Rooting) : baik2. Menghisap (sucking) : baik3. Menelan (swallowing) : baik4. Reflek kaki (stapping) : baik5. Menggenggam (graping) : baik6. Reflek moro : baikd. Warna kulit kemerahan, sklera masih tampak ikterik, tanda-tanda ikterus sudah berkurang

Page 27: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

e. Tali pusat sudah lepas.A : DiagnosaBayi baru lahir normal umur 7 hariDasar : bayi baru lahir normal spontan pervaginam tanggal 07-10-2007Masalah, untuk sementara tidak adaKebutuhan : a. Perawatan bayi sehari-harib. Pemberian ASI eksklusifc. Penyuluhan tentang imunisasiP : a. Lakukan perawatan bayi sehari-hari :Mandikan bayi dengan mandi rendam 2 x sehari karena tali pusat sudah puput.b. Sarankan ibu untuk membawa anaknya secara rutin ke posyandu untuk memantau tumbuh kembang bayi.c. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan

Tanggal 20 Oktober 2007, hari ke 14S : a. Ibu mengatakan bayi minum ASI dengan kuatb. Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI saja tiap jam 7-8 kali sehari, BAB 2 x seharic. Ibu mengatakan bayinya BAK O : a. Keadaan umum baikTanda-tanda vital :RR : 52 x/menit BB : 3100 gramSuhu : 37,00 C PB : 50 cmNadi : 128 x/menitb. Eliminasi : BAK 7-8 x/hariBAB 2 x/haric Reflek : 1. Mencari (Rooting) : baik2. Menghisap (sucking) : baik3. Menelan (swallowing) : baik4. Reflek kaki (stapping) : baik5. Menggenggam (graping) : baik6. Reflek moro : baikd. Warna kulit kemerahan, sklera tidak ikterikA : DiagnosaBayi baru lahir normal umur 14 hariDasar : bayi baru lahir spontan pervaginam tanggal 07-10-2007Masalah : tidak adaKebutuhan : a. Perawatan bayi sehari-harib. Pemberian ASI eksklusifc. Penyuluhan tentang imunisasiP : a. Ajarkan ibu untuk perawatan bayi sehari-hari :1. Mandikan bayi, dengan mandi rendam 2 x sehari2. Anjurkan pada ibu jika terdapat tanda-tanda bahaya :

Page 28: ASKEB HIPERBILLIRUBIN

Suhu tinggi, kejang, diare, dan lain-lain segera bawa ke pusat kesehatanb. Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI sajac. Sarankan pada ibu untuk membawa anaknya ke posyandu secara rutin untuk memantau tumbuh kembang bayi