askeb asfiksia

31
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI “Y” USIA 1 HARI DENGAN ASFIKSIA SEDANG DIRUANG BERSALIN PUSKESMAS BULULAWANG Oleh : TITI AHDIYATI 0304.35.

Upload: ridwan

Post on 15-Sep-2015

34 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

asfiksia sedang

TRANSCRIPT

ASUHAN KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Y USIA 1 HARI DENGAN ASFIKSIA SEDANG

DIRUANG BERSALIN PUSKESMAS BULULAWANG

Oleh :

TITI AHDIYATI

0304.35.

AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2007 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan bayi sangat tergantung pada pertumbuhan janin di dalam uterus, kualitas pengawasan antenatal, penyakit yang menyertai kehamilan ibu, penanganan pada saat persalinan serta perawatan sesudah bayi lahir.Asfiksia neonaturum ialah keadaan dimana setelah bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan persalinan atau segera setelah bayi lahir. Hal ini dapat dicegah atau dikurangi dengan melakukan pemeriksaan antenatal yang sempurna, sehingga perbaikan sedini-dininua dapat segera diusahakan.

Penelitian tahun 1998 menunjukkan lebih dari 50 % kemarin bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu pada bulan pertama kehidupan. Untuk itu penulis merasa penting mengambil kasus asuhan kebidanan pada bayi Y dengan asfiksia yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul 1.2 Tujuan A. Tujuan umum

Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kegawatdarutan obstetriB. Tujuan Khusus Dengan disusunnya laporan ini mahasiswa diharapkan :

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkjain data pada bayi dengan asfiksia

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah potensial pada bayi dengan asfiksia

3. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial pada bayi dengan asfiksia

4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera

5. Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan pada bayi dengan asfiksia

6. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan pada bayi dengan asfiksia

7. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi pada bayi dengan asfiksia

1.3 Metode Penulisan

Asuhan kebidanan ini disusun dengan cara :

a. Observasi

Melakukan pengawasan langsung pada pasien

b. Wawancara

Melakukan tanya jawab langsung dengan ibu / orang tua pasien sehingga dapat melakukan asuhan yang sesuai dengan masalah yang ada.

c. Praktek Melakukan praktek langsung melakukan pendekatan manajemen asuhan kebidanan

d. Study Pustaka

Membaca buku yang dapat mendukung terlaksananya asuhan kebidanan dan dapat membandingkan antara teori dan praktek1.4 Sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Metode Penulisan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Asfiksia

2.2 Konsep Asuhan Kebidanan

BAB IIITINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Data

3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah

3.3 Antisipasi Masalah Potensial

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

3.5 Intervensi

3.6 Implementasi

3.7 Evaluasi

BAB IVPEMBAHASAN

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Asfiksia

2.1.1 Pengertian

Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Manuaba, 1998)Asfiksia neonatus adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir (Mikajosastro, 2002)Asfiksia neonatum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara spontan dan adekuat. (Pedoman diagnosa dan Terapi Lab / UPE IKA, 1994)2.1.2 Macam-macam Dengan menilai akseptor skor menit ke-1

Hasil APGAR skor :

0 3 :Asfiksia berat 4 6 :Asfiksia sedang 7 8 :normal 2.1.3 Tabel APGAR Score

Tanda Nilai 0Nilai 1Nilai 2

Appearance / warna kulit

pulse / nadi

granace / reflek activity tonus otot

rapirator / pernafasanSeluruh tubuh biru /

Kuat

Tidak ada

Tidak ada

Lumpuh/lunglai

Tidak adaBadan merah / ektremitas biru

100 x / mnt

Bersin / menangis

Gerak aktif/ ekstremitas fleksi

Menangis keras /kuat

2.1.4 Etiologi Faktor ibu :hipovebtilasi ibu, gangguan aliran darah uterus (hipertomi, hipotoni atau tetonu uterus) hipotensi mendadak pada ibu karena pada ibu karena perdarahan hipertensi Faktor plasenta :Solusio plasenta previa Faktor janin :kompres umbilikua pada tali pusat yang melilit lehet

Faktor neonatus:trauma leher, aspirasi cairan amnion, kelainan konginetal

Pengaruh obat :depresi pernafasan karena obat-obatan

(Rahman, 2002)

2.1.5 Patofisiologis Dapat disebabkan oleh semua keadaan yang menyebabkan gangguan pertukaran O2 dan CO2 sehingga berakibat :

O2 tidak cukup dalam darah disebut hipoksia

CO2 tertimbun dalam darah disebut hiperkapnea

Akibatnya dapat menyebabkan asidosis tipe respiratorik atau campuran dengan asidosis metabolic karena mengalami metabolisme yang anaerob juga dapat terjadi hipoglikemia

(Pedoman Diganosa dan Terapi LAB / UPF IKA, 1994)2.1.6 Gejala dan Klinik Pernafasan terganggu

Detak jantung mengurangi

Reflek / respond bayi melemah

Tonus otot menurun

Warna kulit biru / pusat

(Pedoman Diagnosa dan Terapi LAB / UPF IKA, 1994) 2.1.7 Diagnosa Asfiksia dan Janin Dalam Rahim

Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoreksia / hipoksia janin. Diagnosa hipoksia janin dapat ditegakkan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin :

Denyut jantung janin

Jumlah / hipoksia sampai dibawha 100 x / menit dan irama tidak teratur

Mekanium dalam air ketuban Mengeluarkan mekanium pada letak kepala menunjukkan gawat janin, karena terjadi rangsangan nervus x, sehingga peristaltic usus eningkat dan sfiengrerani terbuka

Pemeriksaan darah janin Dengan menggunakan amnioskop yang dimaskukkan lewat rernik dibuat sayatan kecil pada kulit kepala janin, dan diambil contoh darah janin, untuk diperiksa phnya, dan bila Phnya turun sampai dibawah 7,2 dianggap bahayu (asidosis)

(Wignjosastro, 2002)

2.1.8 Komplikasi Perdarahan otak Anusia atau oliguria Hiperbilirubinemia

Obstruksi usus yang fungsional

Kejang sampai koma

Komplikasi akibat resusitasinya sendiri, pneomathorox

(Pedoman Diagnosa dan Terapi LAB / UPF IKA, 1994)2.1.9 Penatalaksanaan 1. Tindakan umum

Kepala bayi diletakkan pada posisi yang lebih rendah Bersihkan jalan nafas dari lendir, mulut dan tenggorokan, saluran nafas bagian ata.

Mengurangi kehilanganl panas badan bayi dan membungkus dan memandikan dengan air hangat

Memberikan rangsangan menangis, memukul telapak kaki atau menekan tandon pada tumit bayi

Dalam ruang gawat darurat bayi selalu tersedia 1 penghisap lendir bayi dan O2 dengan maskernya

(Manuaba, 1998)

2. Tindakan Khususa. Suplai Oksigen

Bersihkan jalan oksigen

Pemberian jalan nifas pada trachea dengan intibasi dan pada brankisi dengan laringskop

Suplai oksigen

Berikan oksigen dengan marker, intibasi dengan oksigen pada tekanan tidak lebih dari 30 cm H2O, pernafasan buatan dan respirato

Pijatan jantung luar b. Terapi asidosis Kateterisasi pembuluh umbilicus

Berikan larutan buffer melalui fena umbilikalis yaitu bicarbonas natrikus 2 4 mEg/Kg BB atau dengan larutan bikarbonas natrikus 7 % dengan dosis 1 ml / kg BB disertasi dengan glukosa 40 % 1-2 ml/kg BB secara IV c. Terapi ranjatan Infus glukosa 5-10 ml, 15 20 ml dalam kateter umbikalis atau rheumacrodex 15 30 ml

Obat : -

Alupant (asiprenalin) 0,2 ml IM complamin (xanthinolniacinate) 50 mg / kg BB IV

-Cediland (delanoside) 0,1 0,2 / IV mungkin predossolan 25 mg IV

Kompresei jantung luar

(Rachmat, 2000)2.2 Konsep Asuhan Kebidanan 2.2.1 Pengkajian

Tanggal pengkajian

Tempat pengkajian

A. Data Subyektif

1. Identitas

Umur : 0 28 hari (neonatus)

2. Keluhan utama

Bayi lahir tanggal jam spontan / SC A5 160 x / mnt

Pernafasan :< 40 x / mnt / > 80 x / mnt

3. Pemeriksaan fisik Inspeksi

Muka :pucat, sampai kemerahan

Mata :konjungtiva anemis

Hidung :pernapasan cuping hidup

Mulut :bibir cyanosis

Dada :retraksi dinding dada

Ekstremitas :kebiruan

Palpasi

Leher :tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar getah bening

Abdomen :turgor kulit jelek

Auskultasi

Dada :terdengar bunyi wheezing

4. Pemeriksaan neorologis

Reflek moro

Pada bayi asfiksia biasanya reflek gerak terkejutnya lemah

Reflek mengenggem Pada bayi biasanya reflek menggenggam menurun

Reflek rooting

Pada bayi reflek rooting menurun

Reflek menghisap

Pada bayi asfiksia umumnya reflek menghisap lemah

Reflek globela

Reflek mengedipkan mata dan mengerutkan kening umumnya baik

Gland reflek

Bila bayi disentuh pada lipatan paha kanan dan kiri akan berusaha mengangkat kedua pahanya biasanya pada bayi asfiksia lemah

5. Pemeriksaan antropometri Berat badan

Panjang gadang

Lingkar kepala

Lingkar lengan atas

Ukuran kepala :

Diameter subaksipito bregmatika

Diameter subaksipito frontalis

Diameter fronta aksipito aksipitalis

Diameter mentooksipitalis

Diameter submentobregmatika

Diameter biparretalia

Diameter bremporalis

6. Pemeriksaan tingkat perkembangan Adaptasi sosial

Sejauh mana bayi dapat beradaptasi sosial dengan ibu / orang tua keluarga dan orang lain Bahasa Kemampuan bayi mengungkapkan perasannya melalui tangan untuk mengatakan rasa lapar, BAB / BAK, umumnya bayi tanya merengek / merintik

Motorik kasar

Bayi belum mampu beraktifitas dengan menggerakkan tubuhnya

7. Pemeriksaan penunjangan Toto thorax

Pemeriksaan pH darah janin

2.2.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Dx :Bayi.usia..dengan asfiksia

Ds :-

Do:-Pernafasan terganggu ( 80 x / menit)

-Detak jantung berubah (< 100 x / menit / > 160 x / menit)

-Reflek / respon bayi melemah

-Tonus otot menurun

-Warna kulit biru / pucat

-Bayi tidak segera menangis2.2.3 Antisipasi Masalah Potensial Perdarahan otak

Anuria atau aliguria

Hipergilirubiremia

Obstruksi usus yang fungsional

Kejang sampai koma

Komplikasi akibat resusitasinya sendiri : pneumhorox2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

Pertengkaran suhu tubuh bayi agar tetap hangat

Bebaskan jalan nafas

Lakukan resusitasi

Penuhi kebutuhan O2 2.2.5 Intervensi Dx :Bayi..usia.dengan asfiksia

Tujuan:Asfiksia janin dapat teratasi dan bayi dalam keadaan sehat tanpa komplikasi

Kriteria hasil :

Bayi menamesre

TTV dalam batasan normal

Tidak terjadi komplikasi Warna kulit kemerahan / merah seluruh badan

Intervensi

1. Balut bayi dengan kain kering / letakkan bayi di tempat yang hangat

R/Mempertahankan suhu tubuh bayi dan pencegahan terjadi hipotermi

2. Bebaskan jalan nafas bayi

R/Memudahkan O2 masuk ke tubuh bayi 3. Berikan rangsangan taktil

R/Merangsang bayi untuk menangis ( bernapas

4. Lakukan resusikan dan berikan O2R/Memenuhi kebutuhan O2 5. Berikan obat-obatan bila perlu

R/Penanganan pada kasus asfiksia berat

2.2.6 Implementasi Sesuai dengan intervensi 2.2.7 Evaluasi

Sesuai dengan kriteria hasil

BAB IIITINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian DataTanggal Pengkajian:24 08 2007

Jam : 21.00 WIB

Tempat pengkajian :Puskesmas Bululawang3.1.1 Data Subyektif

1. Identitas bayi

Nama bayi :Bayi. Ny. Y

Tanggal lahir:24 08 2007

Jenis kelamin :Laki-laki

Umur :1 hari

Alamat :Bululawang

Nama ibu :Ny. YNama Ayah :Tn. A

Umur :27 thUmur :30 th

Pendidikan :SDPendidikan :SD

Pekerjaan :IRTPekerjaan :Swasta

Agama :Islam Agama :Islam

Alamat :BululawangAlamat:Bululawang

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan melahirkan putra ke duanya pada tanggal 24 08 2007 jam 18.00 WIB bayinya tidak langsung menangis

3. Riwayat kehamilan dan persalinan

a. Riwayat perinatal

Ibu mengatakan hamil yang kedua selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilannya seperti DM, hepatitis, jantung, asma, hipertensi, dan TBC, selama hamil ibu memeriksakan kehamilannya ke bidan sebanyak 6x. ibu mengalami mual muntah pada awal kehamilan. Ibu mendapat vitamin dan tablet tambah darah, ibu tidak berpantang makanan, tetapi ibu minum jamu

b. Riwayat natal

Usia kehamilan 38 39 minggu, bayi lahir tanggal 24 08 2007 jam 18.30 WIB bayi lahir spontan belakang kepala, A5 5 6 lama kala II 15 menit BB : 2500 PB : 49 cm ketuban (-) warna keruh, anus, kelainan konginental tidak ada

4. Kebutuhan dasar a. Pola nutrisi

Selama di PKM bayi minum PASI

b. Pola eliminasi

BAB :1 x / hari, mekoneum, warna hitam, konsistensi lembek

BAK:2 x / hari, warna kuning jernih, bau khas

c. Palpasi Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar getah bening

Abdomen : turgor kulit jelek

d. Auskultasi : -

5. Pemeriksaan Neorologis a. Reflek moro Timbul gerak terkejut ketika diberi sentuhan mendadak pada bayi

b. Reflek menggenggam

Saat tangan disentuh dengan jari, bayi menggenggam jari tangan pemeriksa

c. Reflek rooting

Bayi menoleh saat pipi disentuh bayi pemeriksa d. Reflek menghisap

Saat bayi diberi dot bayi berusaha menghisap tetapi tidak kuate. Reflek globela

Bayi langsung mengeluarkan kening dan mengedipkan mata saat disentuh pada daerah pangkal hidungf. Gland reflek

Bayi berusaha mengangkat kedua pahanya ketika disentuh pada lipatan paha kanan dan kiri6. Pemeriksaan atropometri Berat badan :2500 gr

Panjang badan:49 cm

Lingkar kepala :35 cm

Lingkar lengan atas :9 cm

Diukur kepala

Diameter suboksipita bregmatika :9,5 cm

Diameter suboksipito frontalis :11 cm

Diameter fronto aksipitalis :12 cm

Diameter mento aksipitalis :13,5 cm

Diameter submento bregmatikan:9,5 cm

Diameter biparetalis :9 cm

Diameter bitemporalis:8 cm

7. Pemeriksaan tingkat perkembangan

a. Adaptasi sosial

Bayi dapat beradaptasi dengan baik dengan orang tua

b. Bahasa

Bayi mampu mengungkapkan rasa lapar, BAB, BAK dan rasa sakit dengan tangisan

c. Motorik halus

Bayi mampu berkedip, menggenggam, dan terkadang tersenyum

d. Pola istirahat Bayi tidur tervo, terbangun saat BAB / BAK dan minum

e. Pola aktivitas Bayi menangis keras bila BAB / BAK dan lapar

8. Riwayat Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada menderita penyakit menular, menurun, dan menahun seperti DM, jantung, TBC, hipertensi, asma, hepatitis, yang berpengaruh pada bayi

3.1.2 Data Obyektif 1. Keadaan umum:lemah

Kemampuan menghisap :bayi belum mampu menghisap dengan kuat

Warna kulit :bagian muka kebiruan badan dan ekstremitas kemerahan Gerak :tidak begitu aktif

2. Tanda-tanda vital Suhu :36,40 C

Nadi :128 x / menit

Pernafasan :84 x / menit 3. Pemeriksaan fisik

Kepala :tidak terdapat caput seucedanium, tidak terdapat chepal hematum ubun-ubun besar gak cekungMuka:Warna agak kebiru-biruan bentuk simestris.

Mata: Bentuk simestris, konjungtiva tidak anemis, skelera tidak icterus.

Hidung:tidak terdapat cuping hidung, tidak terdapat sekret

Telinga:bersih tidak terdapat sekret, simestris.Mulut:bibir kering, reflek menghisap belum kuat.

Leher:tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid, tidak terdapat bendungan vena jugularis.

Dada:simestris, tidak terdapat rektraksi dinding dada.

Abdomen:tali pusat masih basah, tidak terdapat tanda-tanda infeksi

Genetalia:testis sudah turun

Anus:terdapat lubang anus

Ektremitas:simestris jumlah jari tangan dan kaki lengkap tidak terdapat polidactili /sydactili.

c. Motorik kasarBayi belum mampu melakukan aktifitas

Pemeriksaan penunjang

-

3.2 Identifikasi Diagnosa dan MasalahDX: Bayi Y usia 1 hari dengan asfiksia sedangDS: Ibu mengatakan telah melahirkan putra keduanya pada tanggal 24 8 07 jam 18.00 di PKM. Bayi langsung menangisDO: K / U : lemahKemampuan menghisap : belum mampu menghisap dengan kuat

Gerak: tidak begitu aktif

Suhu: 36,4

Nadi: 128 x / menit

Pernafasan : 84 x / menitBB / PB: 2500 / 49

AS: 5 -6

3.3 Antisipasi Masalah Potensial Hipotermi Icterus

3.4 Indentifikasi Kebutuhan Segera

Pertahankan suh tubuh bayi agar tetap sehat Penuhi kebutuhan nutrisi bayi (pemberian ASI) Koloborasi dengan dr

3.5 Intervensi

DX: By y, hari dengan asfiksia sedang

Tujuan: Bayi dalam keadaan sehat dan asfiksia dapat teratasi

Kriteria Hasil: KU: baik

TTV dalam batasan normal

Tidak terjadi komplikasi

Warna kulit kemerahan

Intervensi :

1. Lakukan pendekatan pada bayi

R/ Ibu dan bayi kooperatif dalam tindakan.2. Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat

R/ Pencegahan terjadi hipotermi

3. Lakukan Observasi Nadi dan RR tiap 1 jam

R/ Deteksi Dini terjadi komplikasi

4. Berikan ASI / PASI tiap 2 jam sekali dengan sendokR/ Pemenuhan kehutuhan nutrisi bayi

5. Anjurkan pada ibu untuk mengganti popok tiap kali basah.

R/ pencegahan terjadinya kehilangan panas bayi

6. Lakukan perawatan tali pusat bayi.R/ Pencegahan terjadi infeksi7. Seka bayi dengan mengguakan baby oli dan timbang BB BayiR/ Menjaga kebersihan tubuh bayi tanpa harus menyerap panas tubuh bayi.3.6 Implementasi

1. Melakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga dengan memberi salam memperkenalkan diri serta menanyakan keluhan.2. Melakukan perawatan bayi didalam KU dengan mempertahankan suhu 32oC agar suhu tubuh bayi tetap dalam batas normal.

3. Melakukan okserfasi nadi dan RR tiap 1 jam dengan hasil nadi 128 x / menit, dan RR : 80 x / menit4. Memberikan ASI / PASI kepada bayi sebanyak 50 CC per sendok setiap 2 jam sekali.5. Mengajurkan kepada ibu untuk mengganti popoknya setiap kali basah dan BAB.

6. Melakukan perawatan tali pusat dengan membungkus menggunakan kasa yang dibasahi alcohol 70 % serta mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat bayi.

7. Menyeka bayi dan mengunakan baby oil untuk menjaga kebersihan bayi dan mencegah terjadinya hiportermi dan menimbang BB Bayi

3.7 Evaluasi

Tanggal 25 -8 07 Jam 08.00 WIB

S: Ibu mengatakan kondisi bayinya masih malas minum

O: KU

: Masih lemah

TTV: Nadi: 130 x / menit

RR

: 72 x / menit

S

: 36o C

A: Bayi Y usia 2 hari dengan asfiksiaP: Lanjutkan intervensi

- Jaga kehangatan bayi

- tetap memberi ASI Setiap 2 jam

Catatan Perkembangan

Tanggal 26 -8 07 Jam 08.00 WIB

S

: Ibu mengatakan kondisi bayinya lebih baik

O : KU

: Baik

TTV

: Nadi: 124 x / menit

RR

: 60 x / menit

S

: 36o C Reflek menghisap baik

A

: Bayi Y usia 3 hari dengan asfiksia teratasiP

: - Hentikan Intervensi

- Anjurkan kepada Ibu untuk memberi ASI Eksklusif

- KIE tentang KB Imunisasi dan perawatan tali pusat

- Pasien boleh pulang