askeb anak diare - reza d.f

Download Askeb Anak Diare - Reza D.F

If you can't read please download the document

Upload: nawa

Post on 25-Jun-2015

1.701 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Asuhan Kebidanan pada Anak dengan Gastroentritis (Diare)KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYAJURUSAN KEBIDANANPRODI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETANMAGETAN2011

TRANSCRIPT

ASUHAN KEBIDANAN PADA An.A DENGAN GASTROENTHERITIS DI BPS Ny. PRISTI WAHYUNI, Amd.Keb BENDO, MAGETAN

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Pengalaman Belajar Praktek dan Praktek Klinik Kebidanan

Disusun Oleh : FAREZA DEVIANITA FIRMANDINI NIM. P27824208016

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SURABAYA JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN MAGETAN MAGETAN 2010

LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Kebidanan pada Anak A dengan Gastroentheritis di BPS Ny. Pristi Wahyuni, Amd.Keb Bendo, Magetan

Disetujui tanggal,

Februari 2010

Mengetahui,

Pembimbing Pendidikan

Pembimbing Praktek Lapangan

SUPARJI, SST, M.Pd. NIP. 19681007 99003 1 001

PRISTI WAHYUNI, Amd.Keb. NIP. 19670904 198812 2 003

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Normal di BPS Ny. Pristi Wahyuni, Amd.Keb. Dalam menyusun laporan ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran dari banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih pada : 1. Ibu Nani Surtinah, SST, SSiT, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Kebidanan Magetan. 2. Bapak Suparji, SST, M.Pd, selaku Pembimbing Pendidikan Program Studi Kebidanan Magetan. 3. Ibu Pristi Wahyuni, Amd.Keb, selaku Pembimbing Praktek. 4. Serta semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharap kritik dan saran dari pembaca. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Magetan,

Februari 2010

Penulis

3

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL................................................................................................... LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... DAFTAR ISI............................................................................................................ BAB I . LANDASAN TEORI A. PENGERTIAN.................................................................................... B. PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS.......................................... C. MACAM DEHIDRASI....................................................................... D. PENGKAJIAN....................................................................................

i ii iv 1 1 2 2

KATA PENGANTAR............................................................................................. iii

E. DIAGNOSA KEBIDANAN................................................................ 11 F. PERENCANAAN............................................................................... 12 G. PELAKSANAAN................................................................................ 13 H. EVALUASI......................................................................................... 13 BAB II .TINJAUAN KASUS I. PENGKAJIAN.................................................................................... 15 II. DIAGNOSA KEBIDANAN................................................................ 20 III. PERENCANAAN............................................................................... 20 IV. PELAKSANAAN................................................................................ 22 V. EVALUASI......................................................................................... 24 DAFTAR PUSTAKA

4

BAB I LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN 1. Anak adalah seorang yang belum mempunyai umur 21 tahun dan belum pernah kawin (Pusdiknakes, 1993 : 3). 2. Anak adalah bukan miniatur orang dewasa tetapi merupakan sosok individu yang unik yang mempunyai kebutuhan khusus. Sesuai dengan tahap perkembangan dan pertumbuhannya (Pusdiknakes, 1993 : 83) 3. Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atas bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Staf FKUI, 1985 283). 4. Diare akut adalah buang air berak yang terjadi pada bayi dan atau anak yang sebelumnya nampak sehat dan frekuensi 3 kali atau lebih perhari, disertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir atau darah (Markum, 1996 : 448). B. PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS 1. Patofisiologis a. Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi : b. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan, keseimbangan asam basa (asidosis metabolit, hipokalemia, dan sebagainya). c. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah.

5

d. Hypoglikemia e. Sirkulasi darah mengalami gangguan (Staf FKUI, 1985 : 285)

6

2. Patogenesis a. Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah : b. Gangguan osmotik : adanya makanan/zat yang tidak dapat diserpakan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat. c. Gangguan sekresi : akibat rangsangan tertentu (toksin) pada, dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektroli dalam rongga usus. d. Gangguan motilitas usus : hiperperistaltik menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk mendapatkan makanan (Staf FKUI, 1985 : 284). C. MACAM DEHIDRASI 1. Dehidrasi ringan/sedang, apabila : Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : Gelisah/rewel Mata cekung Cubitan kulit perut kembalinya lambat 2. Dehidrasi berat apabila : Terdapat 2 atau lebih tanda, berikut Letargis atau tidak sadar Mata cekung Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat (Depkes RI, 1999) D. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan karena merupakan kunci untuk menentukan status kesehatan anak 1. Data subyektif a. Identitas/biodata

7

1) Nama Ditanyakan nama anak dan orang tuanya agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan penderita lain. (Cristina, 1971 : 84).

8

2) Umur Umur yang paling rawan adalah balita, oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu masa balita merupakan pembentukan kepribadian anak sehingga diperlukan perhatian khusus (Soetjiningsih, 1995 : 6). 3) Jumlah saudara Jumlah anak banyak sosial ekonomi cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang diterima anak, lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat. Pada keluarga sosial ekomomi kurang, jumlah banyak mengelambatkan selain kasih sayang, perhatian kurang juga kebutuhan primer tidak terpenuhi (Soetjiningsih, 1995 : 10). 4) Jenis kelamin Anak laki-laki lebih sering sakit disbanding anak perempuan, tetapi belum diketahui secara fisik mengapa demikian (Soetjiningsih, 1995 : 6). 5) Agama Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak-anak sedini mungkin karena dengan memahami agama akan menuntut umatnya untuk berbuat kebaikan dan kebajikan (Soetjiningsih, 1995 : 11) 6) Ras/suku bangsa Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras/suku bangsa. Bangsa kulit putih/ras eropa mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi daripada bangsa Asia (Soetjiningsih 1995 : 10). 7) Pendidikan ayah dan ibu Pendidikan orang tua merupaka salah satu faktor penting dalam tumbuh kembang anak karena dengan pendidikan yang baik maka orang tua dapat menerima informasi tentang cara pengasuhan ana yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya dan pendidikannya (Soetjiningsih, 1995 : 10). 8) Pekerjaan/pendapatan keluarga Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik

9

yang primer maupun sekunder (Soetjiningsih, 1995 : 10).

10

b. Keluhan utama Berisi alasan datang ke tenaga kesehatan dan keluhan yang dirasakan. c. Riwayat kesehatan 1) Riwayat kesehatan sekarang. 2) Riwayat kesehatan yang lalu. Riwayat kehamilan ibu Gizi ibu yang jelek, sebelum terjadi kehamilan maupun waktu hamil lebih sering melahirkan BBLR, lahir mati, hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada BBL, mudah terkena infeksi, abortus, dan lain-lain (Soetjiningsih, 1995 : 3). Riwayat kelahiran Trauma dari cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi. Demikian posisi janin dalam uterus dapat mengalihkan tali pusat, dislokasi panggul, torlikalia congenital, palsifasialis atau kroniotaber (Soetjiningsih, 1995 : 3). 3) Riwayat perkembangan Pada umur 4 tahun atau disebut balita. Pertambahan berat badan dan tinggi badan sesuai badan kg/tahun. umur anak. Berat 2-3 badan bertambah Tinggi pertumbuhan dan

bertambah 2 tahun- dewasa (Pusdiknakes, 1993 : 6). Pada umur 8 bulan anak sudah berikut : Duduk. Belajar berdiri,kedua kakinya menyangga sebagian berat badan Merangkak atau mendekati seseorang. dapat mencaai sebagai perkembangan

11

-

Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainya. Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup. Bersuara tanpa arti. Mencari mainan atau benda yang dijatuhkan. Bermain tepuk tangan atau ciluk baaa. Bergembira dengan melempar benda. Makan kue sendiri ( Depkes RI,2005:10 ) 4) Riwayat imunisasi

Imunisasi adalah suatu usaha, memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu Dalam pemberian imunisasi untuk mencegah anak dari penyakitpenyakit infeksi terhenti dapat dilakukan sebagai berikut : Pada umur 0-1 bulan polio1, diberikan hepatitis B1 Pada umur 2 bulan DPT1, polio2, hepatitis B2 Pada umur 3 bulan DPT2 dan polio3 Pada umur 4 bulan DPT3 dan polio4 Pada umur 9 bulan diberikan imunisasi campak, hepatitis B3 (Pusdiknakes, 1993 : 46-47) d. Riwayat kesehatan keluarga Cacat bawaan sering terjadi pada ibu DM yang hamil dan tidak mendapat BCG,

12

pengobatan pada trimester I kehamilan. Umur ibu kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun, deffisiensi lodium waktu hamil (Soetjiningsih, 1995) e. Kebutuhan sehari-hari 1) Nutrisi Pemberian nutrisi pada anak harus cukup baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya seperti protein, lemak, karbohidrat, dan mineral serta vitamin-vitamin. Nutrisi penting untuk : Mempertahankan kehidupan dan meningkatkan fungsi vital tubuh Pertumbuhan dan perkembangan serta memelihara dan meningkatkan kesehatan. Selama periode pertumbuhan yang cepat seperti prenatal, bayi, pubertas, dan remaja kebutuhan protein dan karbohidrat akan bertambah. Mungkin saja pemberian nutrisi yang baik kurang bermanfaat apabila ada gangguan penyerapan atau asimilasi dari makanan terganggu misalnya : Tidak adequatnya pemberian nutrisi baik kualitas maupun kuantitas. Anak yang hiperaktif (kurang istirahat) sehingga sebagian besar kalori digunakan untuk bergerak. Keadaan sakit yang menyebabkan kurang nafsu makan atau penyerapan zat makanan kedalam tubuh kurang karena absorbsi zat makanan yang terganggu seperti muntah, berak-berak yang terjadi pada anak. Penampilan umum termasuk didalamnya status nutrisi anak yang tidak hanya berat badan dan tinggi badan, tetapi nutrisi anak dapat dibandingkan dengan cara pemberian makanan oleh orang tua. Tabel kebutuhan kalori, protein pada anak

13

Usia 0-6 bln 6 bln-1 th 1-3 th 4-6 th 7-10 th Laki-laki 11-14 th 15-18 th Wanita 11-14 th 15-18 th 2) Pola eliminasi

Energi/kalori/kg/ BB/hari 114 105 100 85 85 60 42 48 48

Protein gr/kg, BB/hari 2,2 2,1 1,8 1,5 1,2 1,0 0,8 1,0 0,8

Hal yang paling susah harus melihat tingkat pertumbuhan dan perbedaan individu yang meliputi : perkembangan fungsi eliminasi, eliminasi yang disiplin dan lain-lain (Pusdiknakes, 1998 : 8)

Pada kasus diare

Yang perlu ditanyakan berapa kali BAB, bentuknya cair/tidak ada lendir dan darah atau tidak baud an warnanya pada diare yang berlanjut tinja lama-kelamaan berwarna hijau karena tercampur dengan empedu (Depkes RI, 1997 : 13).

14

3) Istirahat dan tidur Anak-anak sangat memerlukan istirahat yang cukup. Tidak ada ketentuan berapa lama harus istirahat dengan bertambahnya umur. Anak yang mulai besar akan berkurang waktu istirahatnya karena kegiatan fisik meningkat (Pusdiknakes, 1993 : 61). 4) Aktifitas Olahraga akan meningkatkan sirkulasi, aktifitas fisiologis dan stimulasi perkembangan otot-otot (Pusdiknakes, 1993 : 16). 5) Ketergantungan Bila anak mempunyai ketergantungan terhadap makanan dan minuman yang mengandung zat-zat yang tinggi makaakan mengganggu tumbuh kembang dari anak tersebut. 2. Data obyektif a. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik anak merupakan kunci untuk menentukan status kesehatan. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan berat badan tinggi badan, keadaan kulit maupun lingkar kepala dan lain-lain. 1) Berat badan Sebelum anak ditimbang, skala timbang harus pada angka nol (0) (Pusdiknakes, 1992 : 7) Perkiraan BB dalam kilogram usia 1-6 tahun umur (tahun) (Soetjiningsih, 1995 : 20) 2) Tinggi badan (TB) TB anak diukur dengan posisi anak berdiri tegak, kepala ditengah garis, mata memandang kedepan sejajar lantai (Pusdiknakes, 1993 : 7). TB rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. secara garis besar, tinggi badan anak dapat diperkiraan. Rata-rata kenaikkan tinggi badan pada anak pra sekolah adalah 6-8 cm/tahun (Soetjiningsih, 1995 : 21) 3) Lika Lika bayi baru lahir di Indonesia, rata-rata 33 cm Lika anak 2-5 tahun 49 cm

15

(Soetjiningsih, 1995 : 23) 4) Tanda-tanda vital Merupakan kunci untuk mengevaluasi status fisik dan tes vital yaitu suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah tiap anak pada umur tertentu mempunyai normal yang berbeda-beda (Pusdiknakes, 1993 : 7) a. Suhu badan Anak yang dapat diajak kerjasama pengukuran melalui mulut untuk anak yang tidak dapat diajak kerjasama pengukuran melalui axial (ketiak) (Pusdiknakes, 1993 : 7). b. Nadi Dapat diukur pada arteri radialis dan arteri femoralis, dihitung dengan waktu satu menit, irama teratur/tidak, dan kuat/lemah, anak usia 2-10 tahun, waktu bangun, 7-10 x/mnt, waktu tidur 60-90 x/mnt, waktu demam > 200 x/mnt (Pusdiknakes, 1993 : 9) c. Pernafasan Dihitung sama dengan pada orang dewasa, dihitung dalam waktu satu menit, anak usia 4 tahun 23 (Pusdiknakes, 1993 : 9). d. Tekanan darah Diukur pada usia 3 tahun ke atas cara pengukurannya sama dengan orang dewasa (Pusdiknakes, 1993 : 9). b. Pemeriksaan umum Yang dilihat dalam hal ini adalah keadaan umum, kesan subyektif dan penampilan fisik, status nutrisi, tingkah laku, kepribadian, cara interaksi dengan orang tua atau orang lain ataupun dengan perawat, postur, perkembangan dan bicara (Pusdiknakes, 1993 : 10). 1) Muka : Menunjukkan sakit, susah bernafas, kekuatan, perasaan tidak senang, gangguan mental atau sakit akut, juga dicatat tentang kebersihkan perseorangan seperti kebersihan rambut, leher, kuku, kaki dan pakaian.

16

2) Mata

:

Pemeriksaan pada mata termasuk

pemeriksaan apakah ada infeksi, bagaimana struktur, ukuran, simetris atau tidak, cornea dan keadaan retina 3) Hidung : Pemeriksaan hidung apakah membengkak, ada cairan/tidak warna, kemungkinan infeksi pada jalan pernafasan 4) Mulut : Apakah ada tonsil, tekak, oropharyng dengan menyuruh anak mengucapkan kata apakah ada pembengkakan, merah, dan sebagainya. 5) Telinga : Pemeriksaan pada telinga apakah simetris letaknya/tidak adanya infeksi seperti otitis media dan berbau. 6) Leher : Pada leher dilihat adanya pembengkakan pada kelenjar dibawah rahang seperti pada keadaan campak, infeksi mulut dan saluran pernafasan. Vena leher yang membesar terdapat pada gangguan pernafasan pada ekspirasi seperti asma. Pembengkakan kelenjar tyroid yang terdapat pada dasar letak bila diraba apakah membesar atau tidak. 7) Dada 8) Perut : : Simetris, tidak ada retraksi interkosta, pernafasan teratur/tidak. Apakah ada hernia femoralis, apakah buncit, bagaimana kebersihannya. 9) Genetalia : Pada laki-laki dapat dilihat : Apakah glans penis baik bentuknya. Bagaimana testis, apakah sudah turun benar terutama pada bayi.

17

-

Keadaan scrotum apakah simetris. Bagaimana BAK lancar/tidak, terdapat penyumbatan.

18

10) Anus

Pada perempuan dapat dilihat :

Labia mayor apakah baik bentuknya. Labia minor apakah simetris atau tidak. Perineum. BAK : lancar/tidak, terdapat penyumbatan. Keadaan lubang anus, apakah ada : Apakah simetris/tidak

haemoroid prolaps dan sebagainya. 11) Ekstremitas dan ketiak. (Pusdiknakes, 1993 : 12-13) c. Pemeriksaan neurologik Dimulai dengan anamnesis masalah neurologi dan keadaan-keadaan yang diduga dapat mengakibatkan gangguan neurologi, seperti trauma lahir, persalinan yang lama, asfiksia. Berat dan sebagainya, kemudian dilakukan tes/pemeriksaan neurologik yang teliti, maka dapat membantu dalam diagnosa kelainan msial : lesi intracranial, palsi cerebralis dan lain-lain) (Soetjiningsih, 1995 : 65). d. Perkembangan psikososial 1) Anak usia 2-7 tahun egosentris mulai timbul, belum mampu berfikir dari sudut pandang orang lain, menilai kejadian tidak dari proporsi yang umum, tetapi dari dirinya anak mulai berpikir konkrit, tidak dapat mengungkapkan simbol-simbol. 2) Menurut insiative vs guilt (3-6 tahun) Setelah anak mempunyai rasa percaya, dan otonomi, anak siap untuk memperluas lingkup (cakrawala) yaitu dengan kemampuan berbahasa dan anak mulai aktif diluar rumah. Lingkungan anak mulai menuntut, misalnya merapikan mainan Bila diajak membantu ibu, anak merasa lengkap/tidak terutama jari, kebersihan kuku, kaki

19

diikut sertakan Bila aktifitasnya dicela atau dianggap tidak bagus anak akan merasa bersalah. (Pusdiknakes, 1992 : 14-15) 3. Analisa data Bidan melakukan analisa data berdasarkan urutan sebagai berikut : a. Mencari hubungan antar data/fakta yang satu dengan yang lainnya untuk mencari sebab dan akibat. b. Menentukan masalah dan apa masalah utamanya c. Menentukan penyebab utamanya d. Menentkan tingkat resiko masalah Hasil analisa merupakan langkah awal dari penentuan perumusan masalah untuk menentukan diagnosa kebidanan. (Depkes RI, 1994 : 9) E. DIAGNOSA KEBIDANAN Setelah ditentukan masalah dan masalah utamanya maka bidan merumuskan ke dalam suatu pernyataan yang mencakup kondisi, masalah, penyebab dan prediksi terhadap kondisi tersebut, prediksi yang dimaksud mencakup masalah potensial dan prognosa. Hasil dari perumusan masalah merupakan keputusan yang

20

ditegakkan oleh bidan yang disebut diagnosa kebidanan. Diagnosa kebidanan mencakup : 1. Kondisi pasien/klien yang terkait dengan masalah 2. Masalah utama dan penyebab utamanya (tingkat rsiko) 3. Masalah potensial 4. Prognosa (Depkes RI, 1994 : 9) Kemungkinan masalah yang timbul pada anak diare Gangguan keseimbangan asam basa sehubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi) Potensial terjadi asidosis Gangguan gizi kurang intake kurang out-put banyak (biasanya pada diare kronis (Staf FKUI, 1985 : 285) F. PERENCANAAN 1. Masalah : Gangguan keseimbangan asam basa sampai dengan kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi) Intervensi a. Kaji faktor-faktor makanan, alergi, perjalanan. b. Kurangi diare dengan cara : Hentikan makanan padat Minum cairan pengganti (juice buah, air daging) c. Hindari produk susu, lemak, tepung beras, buah-buahan segar, sayur. d. Secara bertahap makanan semi padat dan padat e. Tingkatkan masukan oral untuk mempertahankan berat jenis normal urine dengan cara

21

-

Jelaskan

kepada

ibu

untuk

sesering

mungkin memberi minum anaknya. Ajak anak untuk minum bersama-sama.

2. Masalah II : Potensial terjadi asidosis Intervensi a. Berikan cairan tinggi kalsium dan natrium (jeruk, buah anggur, air, daging) b. Hindari penggunaan cairan yang merangsang 3. Masalah III : Gangguan gizi karena intake kurang out put banyak Intervensi Anjurkan pada ibu untuk memberikan makanan anak yang tinggi kalori, tinggi protein, susu rendah laktosa dan minuman atau cairan rehidrasi oral yang mengandung natrium dan tinggi kalsium Apabila anak diare dengan dehidrasi a. Dehidrasi ringan G. PELAKSANAAN 1. Langkah pelaksanaan dalam proses manajemen Dehidrasi (upaya rehidrasi oral) Oralit : anak-anak 300 cc/jam) URO = 100 cc/kg BB-4 gram (bila tidak ada muntah) Infuse : bila ada muntah Observasi Rehidrasi IV rawat Cairan RL/Pz/Nacl-glukosa

b. Dehidrasi sedang :

c. Dehidrasi berat

22

kebidanan dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 2. Bidan melakukan mandiri, bila perlu dilakukan tindakan di luar kewenangan perlu kolaborasi. 3. Intervensi dilakukan kepada pasien/klien, bidan mengawasi dan memonitor kemajuan kesehatan klien/pasien. 4. Pelaksanaan tindakan selalu diupayakan di dalam waktu yang singkat, efektif, hemat dan berkwalitas (Depkes RI, 1994 : 11) H. EVALUASI Evaluasi pelaksanaan dalam proses manajemen kebidanan Tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana Tujuan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kebdianan yang dilakukan (Depkes RI, 1994 : 11) Dalam evaluasi harus dicantumkan juga : S : Data subyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pulta melalui anamnesa. O : Data obyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, laboratorium tes diagnosa yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung assasment

23

A : Assesment Menggambarkan hasil analisa dan interpretasi DS, DO, dalam situasi indentifikasi P : Planning Menggambarkan . pendokumentasian perencanaan, tindakan, evalusi berdasarkan assasment (Depkes RI, 1994 : 7-10). Diagnosa/masalah Antisipasi diagnosa lain/masalah potensial Prognosa

24

BAB II TINJAUAN KASUS

I.

PENGKAJIAN

Tanggal Pendataan : 25 Januari 2010 Pukul 16.00 WIB Tempat Pendataan : BPS Ny. Pristi Wahyuni, Amd.Keb Bendo, Magetan A. Pengumpulan Data 1. Data Subyektif a. Biodata Anak Nama Jenis Kelamin Umur Anak ke Agama Suku/bangsa Alamat : An.A : Laki-laki : 10 bulan : 1 (satu) : Islam : Jawa/Indonesia : Ds Pingkuk, Kec Bendo, Magetan Ibu Nama Umur Suku/bangsa Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Alamat b. Keluhan utama Ibu mengatakan anaknya berak encer dan berbusa kurang lebih satu hari ini. Sejak pagi tadi ( pukul 06.00 s/d 16.00 WIB) sudah berak 4 kali. : Ny.R : 24 tahun : Jawa/Indonesia : SMA : IRT :Ayah Tn.B 25 tahun Jawa/Indonesia SMA Swasta -

Penanggung Jawab : Orang tua

: Ds Pingkuk, Kec Bendo, Magetan

25

c. Riwayat Kesehatan Anak 1) Riwayat Kesehatan Sekarang Ibu mengatakan anaknya berak encer dan berbusa kurang lebih 1 hari ini. Sejak pagi tadi pukul 06.00 s/d 16.00 WIB sudah berak 4 kali. 2) Riwayat Kesehatan yang Lalu Pasien merupakan anak pertama, dikandung ibu cukup bulan. Selama hamil, ibu periksa rutin ke bidan, mendapat suntik TT 2x, tablet tambah darah, kalk, tablet yodium, dan multivitamin. Selama hamil, ibu tidak mempunyai keluhan. d. Riwayat Kelahiran Bayi lahir di RS, ditolong bidan, lahir cukup bulan, langsung menangis, BB : 3100 gram, PB : 50 cm, plasenta lahir spontan dan lengkap, perdarahan normal. e. Riwayat Tumbuh Kembang Ibu mengatakan sampai saat ini, pertumbuhan anak normal sesuai KMS. Pada usia 10 bulan ini, anak sudah dapat duduk, belajar berdiri, merangkak, memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain, bersuara tanpa arti, bermain tepuk tangan, makan kue sendiri. f. Riwayat Imunisasi - Umur 0 hari : Hepatitis B0 - Umur 1 bulan : BCG - Umur 2 bulan : HB2, DPT1, Polio1 - Umur 3 bulan : HB3, DPT2, Polio2 - Umur 4 bulan : DPT3, Polio3 - Umur 9 bulan : Campak g. Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita Ibu mengatakan sebelumnya anak pernah menderita batuk, pilek, panas dan segera sembuh setelah berobat ke bidan. Anak tidak pernah sakit sampai masuk Rumah Sakit serta tidak pernah mengalami operasi.

26

h. Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit dengan gejala batuk yang lama, panas lama, kencing manis, asma, dada berdebar-debar, cepat lelah dan jika terluka darah sulit berhenti. i. Pola Kebiasaan Sehari-hari 1) Nutrisi Sebelum sakit : Anak masih diberi ASI, anak diberi makanan pendamping ASI, yaitu bubur, roti, jus buah, dsb. Nafsu makan anak baik. Selama sakit : Nafsu anak menurun, tetapi anak masih makan walaupun cuma sedikit. Sehari sebelum sakit, anak minum susu botolan seharga Rp.1000,- di warung dekat rumah dan yang membelikan adalah neneknya. 2) Istirahat dan Tidur Sebelum sakit : Ibu mengatakan anak tidur malam pukul 20.00 05.00 WIB, siang hari selama 1 jam, biasanya jam 15.00 16.00 WIB. Anak tidur dengan nyenyak. Selama sakit : Ibu mengatakan selama sakit, tidur anak mengalami 3) Eliminasi Sebelum sakit : Ibu mengatakan BAB 1x sehari, konsistensi lunak, warna kuning trengguli. BAK 4-5 sehari, warna kuning jernih. Selama sakit : BAB 4x sehari, konsistensi encer, berbusa, berwarna kuning. BAK 4-5x sehari, warna kuning jernih. gangguan, karena anak rewel sepanjang hari.

27

4) Aktifitas Sebelum sakit : Anak kebanyakan bermain di rumah, tetapi satu hari sebelum sakit, dia dititipkan di rumah neneknya karena ibu pergi. Selama sakit : Ibu mengatakan selama sakit anak sering rewel. 5) Personal Hygiene Sebelum sakit : Anak dimandikan 2x sehari dan keramas 3x seminggu. Selama sakit j. Data Psikososial Ibu mengatakan bahwa keluarga harmonis, jika sakit anak terlihat diam, lemah dan rewel. Saat diperiksa, anak mau diajak bekerja sama. k. Data Spiritual Kedua orangtua selalu berdoa agar anak cepat sembuh dan kembali riang. 2. Data Objektif a. Keadaan umum lemah, kesadaran komposmentis. b. Tanda-tanda vital c. BB sebelum sakit BB saat sakit TB d. Pemeriksaan fisik Kepala : Bersih, rambut warna hitam, penyebaran merata, tidak mudah rontok, tidak ada benjolan. Muka Mata : : Tampak Simetris, sklera kemerahan. S N R : 38oC : 90x /menit : 22x /menit : Anak mandi hanya 1x dan belum keramas.

: 8,5 kg : 8,3 kg : 70 cm

28

putih, konjungtiva merah muda, kelopak mata tidak cekung. Hidung Mulut Leher : : : Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret. Bersih, gigi tidak Tidak ada berlubang, bibir kering. pembesaran kelenjar limfe, tyroid, dan tidak ada pembendungan vena jugularis. Dada : Simetris, napas teratur, tidak ada wheezing dan ronchi, tidak ada retraksi intercosta. Perut : Kembung dan gerak peristaltik usus meningkat. Genetalia : kelainan. Anus : Tidak ada hemoroid, tidak ada lecet atau kemerahan. Kulit : Turgor kulit kurang baik. B. Analisa Data No Diagnosa/Masalah Data Dasar Bersih, tidak ada

1 Bayi sakit, umur 10 bulan DS : - Ibu mengatakan anaknya . dengan diare, KU lemah, berumur 10 bulan. Hari ini status gizi kurang baik, (06.00 s/d 16.00 WIB) sudah kesadaran komposmentis. berak, 4x, encer dan berbusa. Masalah yang terjadi : DO : - Pada saat diperiksa anak rewel, tampak lemas, mata tidak cekung, turgor kulit kurang baik. - TTV S : 38oC

29

Prognosa : Kurang baik.

N : 100x /menit R : 21x /menit B B s e b e l u m s a k i t : 8 , 5 k g BB saat sakit : 8,3 kg

2 Potensial terjadi asidosis. .

DS : Ibu mengatakan anaknya berumur 10 bulan, hari ini (06.00 s/d 16.00 WIB) sudah berak 4x, encer dan berbusa. DO : - Pada saat diperiksa anak rewel, tampak lemas, mata tidak cekung, turgor kulit kurang baik. - TTV S : 38oC N : 100x /menit R : 21x /menit - B B s e b e l

30

u m s a k i t : 8 , 5 k g BB saat sakit : 8,3 kg P e r u t k e m b u n g . P e r i s t a l t i k u s u s m e i

-

31

n g k a t.

II.

DIAGNOSA KEBIDANAN

Bayi sakit, umur 10 bulan dengan diare, KU lemah, status gizi kurang baik, kesadaran komposmentis. Masalah yang terjadi : Masalah potensial terjadi asidosis. Prognosa : Kurang baik. III. PERENCANAAN A. Diagnosa : Bayi sakit, umur 10 bulan dengan diare, KU lemah, status gizi kurang baik, kesadaran komposmentis. Masalah yang terjadi : Masalah potensial terjadi asidosis. Prognosa : Kurang baik. Tujuan : - Kondisi umum anak menjadi lebih baik. Kriteria : - KU anak baik Anak tidak tampak lemah. Dalam 3 hari, anak sembuh dan tidak terjadi komplikasi. Anak dapat bernapas normal kembali. Hipotermi. Gangguan pola BAB. Pengurangan cairan tubuh. Hipotermi. Gangguan pola BAB. Pengurangan cairan tubuh.

32

Intervensi :

Anak merasa nyaman. Secret berkurang. Pernapasan normal. Anak tidak rewel. pada hidung

1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bayi. R/ Ibu mengetahui kondisi anaknya. 2. Jelaskan pada ibu mengenai kaibat diare pada bayi. R/ Ibu mengerti dan kooperatif terhadap intervensi yang akan diberikan. 3. Jelaskan pada ibu mengenai cara mengurangi diare, yaitu menghentikan makanan padat dan meneruskan pemberian ASI sesering mungkin. R/ Makanan yang mudah dicerna tidak mempercepat kerja usus, sehingga tidak terjadi mal absorbs. 4. Jelaskan pada ibu untuk menghindari produk susu, lemak, tepung beras. R/ Mengganggu proses penyerapan zat makanan lain. 5. Diskusikan dengan ibu tentang pemberian cairan pada bayi sesuai dengan kebutuhan. R/ Mencegah terjadinya dehidrasi. 6. Jelaskan pada ibu macam-macam cairan yang bisa diberikan dan cara pembuatannya. LGG Oralit Kaldu ayam/daging

33

-

Air tajin Teh encer 7. Motivasi ibu untuk sesering mungkin memberi cairan (seperti di atas) pada bayinya.

R/ Sebagai ganti cairan elektrolit yang hilang dan sebagai sumber kalori.

R/ Menghindari masalah potensial, yaitu asidosis. B. Masalah potensial terjadi asidosis. Tujuan Kriteria : - Tidak terjadi komplikasi akibat asidosis. : - Tidak terjadi renjatan hipovelemik. - Tidak terjadi hipokalemia. - Tidak terjadi hipoglikemia. Intervensi : 1. Anjurkan ibu untuk memberikan bayi cairan yang mengandung tinggi kalsium dan natrium. R/ Mencegah terjadinya komplikasi akibat asidosis. 2. Anjurka ibu untuk menghindari yang penggunaan merangsang. R/ Memperberat diare. 3. Berikan ibu terapi. Bactoprim forte tablet 2x1 Paracetamol Lopamid tablet 3x1 tablet 3x1 4. Motivasi ibu untuk teratur dalam memberikan obat. R/ Mempercepat penyembuhan. 5. Anjurkan ibu untuk datang 3 hari lagi/jika terjadi : BAB bertambah parah. cairan/makanan

34

-

Bayi panas tinggi. Bayi kejang.

R/ Mengevaluasi apakah diare bisa teratasi atau tidak dan menghindari kemungkinan terjadinya hal yang lebih buruk. IV. PELAKSANAAN

Tanggal 30-01-2010, pukul 07.15 WIB. A. Diagnosa/masalah Bayi sakit, umur 10 bulan dengan diare, KU lemah, status gizi kurang baik, kesadaran komposmentis. Masalah yang terjadi : Implementasi : 1. Menjelaskan pada ibu bahwa bayinya sakit diare, meliputi : Penyebab. Tanda dan gejala. Komplikasi. Penatalaksanaan. Hipertermi. Gangguan pola BAB. Pengurangan volume cairan tubuh.

Prognosa : Kurang baik.

2. Menjelaskan padai bu bahaya akibat diare yang berkelanjutan pada bayinya. Dehidrasi berat. Mal nutrisi. Kejang, dsb.

3. Menjelaskan ibu sementara ini/selama diare untuk menghentikan makanan padat dan meneriskan pemberian ASI sesering mungkin. 4. Menganjurkan ibu untuk menghidari susu, lemak dan tepung beras. 5. Mendiskusikan dengan ibu tentang pemberian cairan pada bayi sesuai dengan kebutuhan.

35

-

Jumlah cairan diberikan tanpa dehidrasi adalah 100 ml/kg, BB/hari sebanyak 1x setiap 24 jam. Jika setiap kali diare dan umur anak