asfiksi neonatorum

21
PATOFISIOLOGI ASFIKSI NEONATORUM AGUSTINA MARIELSA 030.09.005

Upload: echa-magung

Post on 08-Nov-2015

53 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

PPT ASFIKSI NEONATORUM

TRANSCRIPT

  • PATOFISIOLOGI ASFIKSI NEONATORUMAGUSTINA MARIELSA030.09.005

  • DEFINISI

  • Keadaan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis. Hipoksia yang terdapat pada penderita asfiksia merupakan faktor terpenting yang dapat menghambat adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan uterin.

    Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengarui kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan.

  • ETIOLOGI

  • PatofisiologiBerlanjutApneu PrimerTonus neuromuskular berangsur berkurangDenyut jantung menurun Gerakan bernapas berhentiPernapasan cepat (periode singkat)Bayi kekurangan OksigenDenyut jantung terus menurunDenyut jantung terus menurunDenyut jantung terus menurunTekanan darah bayi menurunBayi terlihat lemasPernapasan makin lama makin lemahApneu SekunderDenyut jantung terus menurunTekanan darah bayi menurunDenyut jantung terus menurunBayi terlihat lemasTekanan darah bayi menurunDenyut jantung terus menurunPernapasan makin lama makin lemahBayi terlihat lemasTekanan darah bayi menurunApneu SekunderPernapasan makin lama makin lemahBayi terlihat lemas (flaccid)Tekanan darah bayi menurunBerlanjutPernapasan cepat yang dalam

  • APGAR SCORE

  • PENEGAKAN DIAGNOSIS

    ANAMNESIS diarahkan untuk mencari faktor risiko terhadap terjadinya asfiksia neonatorum.

    PEMERIKSAAN FISIK :

    Denyut jantung kurang dari 100 x /menitBayi pucat dan kebiru-biruanUsaha bernafas minimal atau tidak adaTonus otot menurun bisa didapatkan cairan ketuban ibu bercampur mekonium , atau sisa mekonium pada tubuh bayi

  • Laboratorium : hasil analisis gas darah tali pusat menunjukkan hasil asidosis pada darah tali pusat : PaO2 < 50 mm H2O PaCO2 > 55 mm H2 pH < 7,30

  • PenatalaksanaanTujuan utama mengatasi asfiksia ialah untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala sisa (sekuele) yang mungkin timbul di kemudian hari.

    Tindakan yang dikerjakan pada bayi lazim disebut resusitasi bayi baru lahir dengan memberikan ventilasi yang adekuat dan pemberian oksigen yang cukup.

  • Prinsip dasar resusitasi :Memberikan lingkungan yang baik pada bayi dan mengusahakan saluran pernapasan tetap bebas serta merangsang timbulnya pernapasan, yaitu agar oksigenasi dan pengeluaran CO2 berjalan lancarMemberikan bantuan pernapasan secara aktif pada bayi yang menunjukkan usaha pernapasan lemahMelakukan koreksi terhadap asidosis yang terjadiMenjaga agar sirkulasi darah tetap baik

  • Tahap ABC ResusitasiA (Airway) Memastikan saluran napas terbuka Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi : bahu diganjalMenghisap mulut , hidung dan kadang kadang trakeaMemasang pipa endotrakeal, bila perlu

  • Tahap ABC ResusitasiB (Breathing) Mengusahakan timbulnya pernapasan Melakukan rangsangan taktilMemakai ventilasi tekanan positif (VTP)

    C (Circulation) Mempertahankan sirkulasi darahRangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara : kompresi dada dan pengobatan

  • Tatalaksana Asfiksi BeratResusitasi aktif harus segera dilaksanakan, langkah utama memperbaiki ventilasi paru dengan pemberian O2 dengan tekanan dan intermiten, cara terbaik dengan intubasi endotrakeal lalu diberikan O2 tidak lebih dari 30 mmHg.Asphiksia berat hampir selalu disertai asidosis, koreksi dengan bikarbonas natrium 2-4 mEq/kgBB, diberikan pula glukosa 15-20 % dengan dosis 2-4ml/kgBB. Kedua obat ini disuntikan kedalam intra vena perlahan melalui vena umbilikalis, reaksi obat ini akan terlihat jelas jika ventilasi paru sedikit banyak telah berlangsung.