asesmen portofolio

51
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Portofolio untuk Penilaian merupakan bagian dari pembelajaran dan memiliki hubungan yang positif dengan pencapaian ranah kognitif dan afektif. Oleh karena, di samping penggunaan instrument jenis lain, penggunaan portofolio cocok untuk menilai pencapaian atau perkembangan siswa dalam pendidikan berbasis kompetensi atau dalam rangka pelaksanaan Kurikulum BerbasisKompetrensi. Evaluasi hasil pembelajaran lazimnya dilakukan oleh pihak dalam (guru). Akan tetapi, mungkin pula evaluasi dilakukan oleh pihak luar (misalnya pemerintah), Pihak luar perlu menilai untuk keperluan penentuan mutu dan untuk kriteria penyaringan. Di samping itu, guru memerlukan dukungan dari pihak luar untuk menentukan ukuran atau standar kompetensi, dalam rangka menyesuaikan pembelajarannya dengan kebutuhan masyarakat luas. Pihak dalam perlu mengadakan penilaian untuk membuat keputusan tentang pembelajaran; misalnya: dalam hal apa pembelajaran perlu diperbaiki, siswa mana yang memerlukan tambahan bantuan, seberapa jauh hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan dalamPedoman Pengembangan kurikulum,

Upload: iketut-suena

Post on 08-Feb-2016

118 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Asessemen

TRANSCRIPT

Page 1: Asesmen Portofolio

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Portofolio untuk Penilaian merupakan bagian dari pembelajaran dan memiliki

hubungan yang positif dengan pencapaian ranah kognitif dan afektif. Oleh karena,

di samping penggunaan instrument jenis lain, penggunaan portofolio cocok untuk

menilai pencapaian atau perkembangan siswa dalam pendidikan berbasis

kompetensi atau dalam rangka pelaksanaan Kurikulum BerbasisKompetrensi.

Evaluasi hasil pembelajaran lazimnya dilakukan oleh pihak dalam (guru). Akan

tetapi, mungkin pula evaluasi dilakukan oleh pihak luar (misalnya pemerintah),

Pihak luar perlu menilai untuk keperluan penentuan mutu dan untuk kriteria

penyaringan.

Di samping itu, guru memerlukan dukungan dari pihak luar untuk

menentukan ukuran atau standar kompetensi, dalam rangka menyesuaikan

pembelajarannya dengan kebutuhan masyarakat luas. Pihak dalam perlu

mengadakan penilaian untuk membuat keputusan tentang pembelajaran; misalnya:

dalam hal apa pembelajaran perlu diperbaiki, siswa mana yang memerlukan

tambahan bantuan, seberapa jauh hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan yang

telah ditentukan dalamPedoman Pengembangan kurikulum, dirumuskan dalam

rencana pembelajaran, dan sebagainya. Dengan kata lain, penilaian oleh pihak

guru harus menghasilkan tindakan untuk meningkatkan pembelajaran atau hasil

belajar.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dingkat dalam penulisan makalah ini yakni:

1.2.1 Apa pengertian dari portofolio dan penilaian portofolio?

1.2.2 Bagaimana fungsi dan tujuan penilaian potofolio?

1.2.3 Bagaimana prinsip penilaian portofolio?

1.2.4 Bagaimana karkteristik penilaian portofolio?

1.2.5 Bagaimana keunggulan dan kelemahan penilaian portofolio?

1.2.6 Apa perbedaan tes dengan penilaian portofolio?

Page 2: Asesmen Portofolio

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu:

1.3.1 Mengetahui pengertian dari portofolio dan penilaian portofolio.

1.3.2 Mengetahui fungsi dan tujuan penilaian portofolio.

1.3.3 Mengetahui prinsip dari penilaian portofolio.

1.3.4 Mengetahui karakteristik dari penilaian portofolio.

1.3.5 Mengetahui keunggulan dan kelemahan penilaian portofolio.

1.3.6 Mengetahui perbedaan tes dan penilaian portofolio.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang bisa di dapat dari penulisan makalah ini sebagai berikut.

1.4.1 Bagi penulis

Manfaat untuk penulis adalah memberikan pengalaman dalam

menulis makalah secara umum. Memberikan pengalaman dalam

membuat sistematika karya tulis ilmiah yang baik dan benar. Serta

memiliki tambanhan pengetahuan tentang penilaian portofolio

1.4.2 Bagi Pembaca

Manfaat untuk pembaca adalah memberikan pengetahuan mengenai

penilaian portofolio yang mencangkup tentang pengertian,

karekteristik, fungs, tujuan, prinsip, kelemahan keunggulan, serta

perbedaan tes dengan penilaian portofolio.

Page 3: Asesmen Portofolio

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Portofolio

Istilah portofolio dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai

suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective. Sebagai suatu wujud

benda fisik portofolio itu adalah bundel, yakni kumpulan atau dokumentasi hasil

pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal

(pre-test), tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan

melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir (post-test), dan sebagainya.

Sebagai suatu proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of learning

experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud

pengetahuan (kognitif), ketrampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif).

Hermana dalam Ine Kusuma Ariyani mengemukakan bahwa portofolio

adalah kumpulan hasil karya siswa atau catatan mengenai siswa yang

didokumentasikan secara baik dan teratur, maka portofolio sangat bermanfaat

dalam memberikan informasi mengenai kemampuan dan pemahaman siswa serta

memberikan gambaran mengenai sikap dan minat siswa terhadap pelajaran yang

diberikan. Diungkapkan oleh Dasim Budimansyah kata kunci dari portofolio

adalah hasil karya terpilih siswa. Maknanya adalah bahwa yang harus menjadi

akumulasi dari segala sesuatu yang ditemukan para siswa dari topik mereka harus

memuat bahan-bahan yang menggambarkan usaha terbaik siswa dalam

mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya, serta mencakup

pertimbangan terbaik tentang bahan-bahan mana yang paling penting. Oleh karena

itu, portofolio bukanlah kumpulan bahan yang tidak memperlihatkan signifikasi

sama sekali. Yang demikian bukanlah portofolio, tetapi hanya kumpulan bahan-

bahan lepas yang tidak tampak validiatasnya. Portofolio dengan demikian bukan

keranjang sampah (garbage collector).Portofolio menyimpan sejumlah informasi

tentang diri siswa secara lengkap dan menyeluruh termasuk kenerja siswa.

Dokumen ini dicatat secara sistematis yang bersifat relatif, sehingga merupakan

metode utama yang profesional dalam melihat ketrampilan dan prestasi

Page 4: Asesmen Portofolio

belajarsiswa. Secara substansial portofolio siswa dapat dilihat sebagai gambaran

dari hasil- hasil tulisan, interpretasi, maupun aktifitasnya di dalam kelas atau di

luar kelas.  Dalam pengertian lain, penilaian dengan portofolio dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu:

1. Portofolio dalam bacaan (portofolio in reading) dan

2. Portofolio dalam tulisan (portofolio in writing)

Ada satu hal yang perlu digaris bawahi, bahwa portofolio tidak hanya

merupakan satu alat untuk menyimpan data yang autentik guna penilaian, lebih

dari itu portofolio merupakan suatu metode pendekatan model penilaian dan

pengajaran.Portofolio bukan merupakan sesuatu yang baru atau konsep yang tidak

berarti, karena menggunakan portofolio sangat ditentukan oleh siapa yang

melakukannya dan apa harapan atau tujuannya. Sejumlah bukti fisik tentang

kemajuan belajar siswa terdapat didalamnya, sehingga portofolio bagi guru

merupakan investasi berharga tentang kinerja siswa dalam semua peristiwa yang

pernah terjadi dan dialami oleh siswa. Koleksi ini menunjukkan cakupan

partisipasi mereka dalam menyeleksi bahan kajian belajar, penentuan kriteria

bahan yang bermanfaat dan buktibukti dari refleksi mereka sendiri. Pengertian

portofolio berarti mengandung proses mengoleksi, menyeleksi, dan merefleksi.

Johston dalam Johar Permana. Kumpulan bukti-bukti tersebut dapat dikatakan

portofolio bila sudah dirancang secara berencana dan disengaja melalui

pengalaman langsung siswanya. Dengan kata lain, bahwa portofolio dapat

dikatakan sebagai prosedur penilaian hasil belajar melalui pengalaman, yang

dikenal dengan istilah hasil belajar melalui pengalaman atau “HBMP”

(assesssment of experiential learning). Maka portofolio identik dengan berita

acara tentang kemajuan belajar siswa.

Pengertian Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan satu metode penilaian berkesinambungan,

dengan mengumpulkan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan

seseorang (Pomham, 1984).

          Aspek yang diukur dalam penilaian portofolio adalah tiga

domain  perkembangan psikologi anak yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Page 5: Asesmen Portofolio

Penilaian Portofolio

Portofolio dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu

proses sosial pedagogis, maupun sebagai ajektif. Sebagai suatu wujud benda fisik

portofolio adalah bundel, yaitu kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan

peserta didik yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal (pre-test),

tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas

terstruktur, hasil tes akhir (post-test) dan sebagainya. Sebagai suatu proses sosial

pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di

dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan (kognitif),

keterampilan (skill), maupun sikap (afektif). Adapun sebagai suatu ajektif

portofolio seringkali dihubungkan dengan konsep pembelajaran atau penilaian

yang dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio atau penilaian

berbasis portofolio.

1. Portofolio Sebagai benda fisik (bundle atau dokumen)

2. Portofolio Sebagai suatu proses social

3. Portofolio Sebagai adjective (Pembelajaran portofolio, assesmen

portofolio)

Portofolio sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh

guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan

belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Portofolio

dalam arti ini, dapat digunakan sebagai instrument penilaian atau salah satu

komponen dari instrument penilaian, untuk menilai kompetensi siswa, atau

menilai hasil belajar siswa. Portofolio demikian disebut juga portofolio untuk

penilaian atau asesmen portofolio.

Berdasarkan pengertian tentang evaluasi, penilaian, asesmen dan

portofolio, maka dapat disimpulkan bahwa asesmen portofolio dalam

pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memperoleh berbagai

informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses,

hasil pertumbuhan, perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan

peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumen pengalaman belajarnya di

dalam pembelajaran. Dalam konteks penilaian, asesmen portofolio juga diartikan

sebagai upaya menghimpun kumpulan karya atau dokumen peserta didik yang

Page 6: Asesmen Portofolio

tersusun secara sistematis dan terorganisir yang diambil selama proses

pembelajaran, digunakan oleh guru dan peserta didik dalam mata pelajaran

tertentu (Surapranata S dan Hatta M, 2004 dalam Nahadi danCartono, 2007).

Portofolio siswa untuk penilaian atau assesmen portofolio merupakan

kumpulan produksi siswa, yang berisi berbagai jenis karya seorang siswa,

misalnya:

1. Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa yang disajikan secara

tertulis atau dengan penjelasan tertulis.

2. Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan

tugas untuk mata pelajaran yang bersangkutan.

3. Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan mata pelajaran yang

bersangkutan.

4. Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah dalam mata pelajaran

yang bersangkutan.

5. Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam

mata pelajaran atau antar mata pelajaran.

6. Penyelesaian soal-soal terbuka.

7. Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang

berbeda dengan cara yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang

berbeda dari cara pilihan teman-teman sekelasnya.

8. Laporan kerja kelompok.

9. Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam vidio,

alat rekam audio dan computer.

10. Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh

siswa yang bersangkutan.

11. Hasil karya dalam mata pelajaran yang bersangkutan, yang tidak

ditugaskan oleh guru (atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan

mata pelajaran yang bersangkutan).

12. Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa  terhadap mata

pelajaran yang bersangkutan.

Page 7: Asesmen Portofolio

13. Cerita tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis,

atau usaha peningkatan diri, dalam mempelajari mata pelajaran yang

bersangkutan.

14. Laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran.

Untuk menerapkan asesmen portofolio dibutuhkan suatu rubrik atau

pedoman terperinci penilaian. Asesmen portofolio hendaknya tidak hanya

ditekankan kepada keberhasilan siswa dalam memperoleh jawaban yang

diinginkan oleh guru, tetapi lebih ditekankan pada proses berfikir siswa yang

terdapat atau tersirat dalam isi portofolio. Penilaian berbasis kompetensi

mempunyai prinsip belajar tuntas (mastery learning), siswa tidak diperkenankan

mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan

dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik. Salah satu model yang cocok

dengan prinsip tersebut adalah model asesmen portofolio.

Model asesmen portofolio menggunakan acuan penilaian kriteria, yang

intinya adalah bahwa:

1. Semua anak memiliki kemampuan yang sama dan bisa belajar apa saja,

hanya waktu yang diperlukan untuk mencapai kemampuan tertentu

berbeda.

2. Standar ketuntasan harus ditentukan terlebih dahulu.

3.  Hasil penilaian;lulus atau tidak lulus.

Aspek yang diukur dalam asesmen portofolio adalah tiga ranah

perkembangan psikologi anak yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

1. Prilaku kognitif

Berdasarkan taksonomi kognitive Bloom, terdapat enam tingkatan kognitif

berfikir:

a. Pengetahuan (knowledge) : kemampuan mengingat (misal mengingat

rumus)

b. Pemahaman (comprehension) : kemampuan memahami

(menyimpulkan suatu paragraph)

c. Aplikasi (application) : kemampuan penerapan (misalnya

menggunakan informasi atau pengetahuan yang diperolehnya untuk

memecahkan masalah).

Page 8: Asesmen Portofolio

d. Analisis (analysis) : kemampuan menganalisis suatu informasi yang

luas menjadi bagian-bagian kecil (misalnya menganalisis bentuk, jenis

atau arti)

e. Sintesis (synthesis) : kemampuan menggabungkan beberapa informasi

menjadi kesimpulan (misalnya memformulasikan hasil penelitian).

f. Evaluasi (evaluation) : kemampuan mempertimbangkan mana yang

baik untuk mengambil tindakan tertentu.

2. Prilaku afektif

Mencakup penilaian perasaan, tingkah laku, minat, kesukaan,

emosi dan motivasi.

3. Prilaku psikomotorik

Mencakup penilaian keahlian. Penilaian psikomotorik adalah

penilaian pembelajaran yang banyak menggunakan praktek seperti agama,

kesenian, olahraga, sains dan bahasa, sementara itu untuk mata pelajaran

yang tidak terdapat kegiatan praktek, tidak terdapat penilaian

psikomotoriknya. Bentuk instrument dan jenis tagihan yang digunakan

untuk assesmen portofolio adalah tes tertulis (obyektif dan non-obyektif),

tes lisan (wawancara), tes perbuatan (lembar pengamatan), non-tes

(angket, kuisioner), dan hasil karya (daftar cek, produk dan laporan.

2.2 Fungsi dan Tujuan Penilaian Portofolio

Fungsi Asesmen Portofolio

Portofolio tidak hanya merupakan tempat penyimpanan hasil pekerjaan

peserta didik, tetapi merupakan sumber informasi untuk guru dan peserta

didik. Portofolio berfungsi untuk mengetahui perkembangan pengetahuan

peserta didik dan kemampuan dalam mata pelajaran tertentu, serta

pertumbuhan kemampuan peserta didik.  Hal ini nampak pada ciri-ciri

portofolio yaitu:

1)      Disusun oleh siswa, artinya semua berkas hasil kerja / karya siswa

didokumentasikan siswa itu sendiri,

2)      Portofolio memberikan secara rinci latar pengalaman hasil belajar

yang jelas sehingga tidak diperlukan lagi informasi tambahan,

Page 9: Asesmen Portofolio

3) Portofolio disusun terdiri dari:

a.  Biodata,

b. Paparan umum mengenai persepsi siswa tentang tujuan belajar

yang ingin dicapainya, serta upaya-upaya yang telah dan akan

dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut,

c. Rincian kronologi proses pengalaman belajar atau kinerja yang

telah dilaluinya,

d. Rincian pengalaman belajar (kinerja) yang secara eksplisit

dikaitkan dengan butir-butir HPMB yang telah diperoleh, baik

yang bersifat konseptual maupun terapan, Lampiran bukti-bukti

yang relevan.

Dopham, Ross dan Faichney, mengemukakan lebih rinci tentang ciri-ciri

portofolio yaitu:

1)      Ada keterlibatan langsung hasil kerja/karya siswa secara nyata,

2)      Mengumpulkan beberapa hasil kerja/karya yang terbaik,

3)      Mengumpulkan dan menyimpan hasil kerja siswa,

4)      Memilih kriteria untuk menilai portofolio hasil kerja siswa,

5)      Mengharuskan siswa untuk menilai sirinya sendiri secara terus

menerus berdasarkan hasil portofolionya,

6)      Menentukan waktu untuk membahas portofolio,

7)      Melibatkan orang tua dalam proses penilaian portofolio.

Dari uraian tersebut Nampak tiga hal yang menjadi ciri utama portofolio

yaitu:

  Adanya nilai kejujuran yang dimiliki oleh siswa dalam menentukan

sesuatu yang terbaik,

  Terdapat alokasi waktu yang jelas dan manusiawi,

  Menjadikan penghubung yang sangat berarti bagi guru, siswa dan

orang tua/masyarakat.

Dalam penilaian portofolio, mengharuskan peserta didik untuk mengkoleksi

dan menunjukkan hasil kerja mereka. Karena itu portofolio dapat dijadikan

sebagai salah satu alat penilaian autentik (authentic assessment). Asesmen

autentik sebagai salah satu hasil dari pendekatan dari asesmen dapat dijadikan

Page 10: Asesmen Portofolio

alternatif solusi dalam menilai perkembangan belajar siswa secara lebih

komprehensif dan objektif mengingat asesmen autentik yang lebih menekankan

pada pengembangan alat asesmen yang lebih secara akurat mencerminkan dan

mengukur apa yang kita nilai dalam pendidikan.

Tujuan dan Manfaat Asesmen Portofolio

Tujuan digunakannya portofolio dalam proses penilaian adalah untuk

mengumpulkan informasi secara apa adanya tentang hasil belajar siswa,

pengetahuan, dan sikapnya secara nyata.

Dikemukakan pula oleh Ross, bahwa portofolio bertujuan

mendokumentasikan berkas-berkas bukti kemajuan belajar secara lengkap.

Nitko, mengungkapkan bahwa portofolio bertujuan untuk mengkoleksi bukti

perkembangan dari kemajuan belajar siswa sebagai bahan untuk memberikan

konstribusi terhadap penilaian yang sesungguhnya.

Pendapat dan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa portofolio

digunakan dengan tujuan untuk mendokumentasikan berkas-berkas pada

proses dan hasil belajar siswa atau merupakan berkas-berkas hasil kerja/hasil

karya siswa secara nyata dan autentik dapat dijadikan sebagai dasar penilaian

perkembangan dan kemajuan belajar siswa. Manfaat yang dapat dirasakan

sebagai dampak penggunaan portofolio dalam penilaian adalah:

1. Penilaian portofolio dapat memberikan gambaran yang utuh tentang

perkembangan kemampuan siswa. Artinya melalui penilaian portofolio,

informasi yang didapatkan bukan hanya sekedar pengetahuan saja, akan

tetapi juga sikap dan ketrampilan,

2. Penilaian portofolio merupakan penilaian autentik, artinya penilaian

portofolio memberikan gambaran nyata tentang kemampuan siswa yang

sesungguhnya. Mengapa demikian? Karena portofolio adalah dokumen

asli yang berisi tentang ekumpulan karya siswa. Melalui dokumen itulah

tergambarkan kemampuan siswa yang sesungguhnya,

3. Penilaian portofolio merupakan teknik penilaian yang dapat mendorong

siswa pada pencapaian hasil yang lebih baik dan lebih sempurna, siswa

dapat belajar optimal, merasa tertekan. Hal ini dimungkinkan disebabkan

Page 11: Asesmen Portofolio

penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan secara terus menerus.

Setiap hasil kerja siswa dimonitor dan diberi komentar,

4. Penilaian portofolio dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, oleh

sebab itu respon siswa dalam proses pembelajaran diberikan

reinforcement, dengan demikian siswa akan segera mengetahui

kekurangan dan kelebihan dari proses pembelajaran yang dilakukannya,

5. Penilaian portofolio dapat mendorong para orang tua siswa untuk aktif

terlibat dalam proses pembelajaran siswa. Hal ini disebabkan setiap

perkembangan siswa yang digambarkan melalui hasil kerja siswa, orang

tua dimintai komentarnya.

Maka nampak jelas, bahwa asesmen portofolio adalah salah satu teknik menilai

proses belajar yang mempertimbangkan variasi aspek kemampuan individual

berdasarkan kumpulan bukti karya, usaha dan kemampuan siswa selama proses

belajar berlangsung, sehingga diperoleh penilaian proses belajar sebagai hasil

akhirnya, bukan sekedar penilaian hasil belajar yang cenderung menekankan

kemampuan kognitif atau afektif semata.

2.3 Prinsip Penilaian Portofolio

Berbeda dengan penilaian lainnya, keterlibatan peserta didik dalam penilaian

portofolio merupakan sesuatu yang harus dikerjakan. Ada beberapa prinsip yang

perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian

portofolio, diantaranya adalah:

1. Saling percaya,

Penilaian portofolio merupakan proses penilaian yang berlangsung

dua arah antara guru dengan peserta didik maupun peserta didik dengan

peserta didik yang lainnya yang harus dibina secara sinergis. Dalam

penilaian portofolio guru dan peserta didik ataupun antara peserta didik

dengan peserta didik lainnya harus memiliki rasa saling mempercayai.

Mereka harus merasa sebagai pihak-pihak yang saling memerlukan, dan

memiliki semangat untuk saling membantu. Oleh karena itu, guru dn

peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik lainnya harus

saling terbuka dan jujur satu sama lain.

Page 12: Asesmen Portofolio

2. Kerahasiaan bersama,

Kerahasian evidence peserta didik merupakan hal yang sangat

penting dalam portofolio. Hasil pekerjaan peserta didik secara individu

ataupun kelompok sebaiknya tidak diperlihatkan kepada peserta didik lain

atau kelompok lain, sebelum diadakan eksebisi (pameran). Apalagi

evidence tersebut masih mengandung kelemahan. Hal ini dilakukan agar

peserta didik yang memiliki kelemahan tidak merasa dipermalukan.

Penjagaan kerahasian ini akan memotivasi peserta didik untuk

memperbaiki evidence mereka.

3. Milik bersama,

Semua pihak, guru maupun peserta didik harus menganggap bahwa

semua evidence merupakan milik bersama yang harus dijaga secara

bersama-sama pula. Oleh karena itu, semua evidence atau dokumenharus

menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik. Guru dan peserta

didik perlu menyepakati bersama dimana evidence yang dihasilkan peserta

didik akan disimpan.

4. Kepuasan dan kesesuaian,

Hasil akhir portofolio adalah ketercapaian standar

kopetensi,kopetensi dasar,dan indikator. Kepuasan semua pihak terletak

pada tercapainya tindaknya standar kopeensi,kopetensi dasar, maupun

indikator tersebut yang dimanifestasikan melalui evidence peserta didik.

Kesesuaian ini akan menjamin ketercapaian kopetensi yang menjadi

kriteria keberhasilan belajar peserta didik disekolah. Seluruh avidence

mulai dari awal mereka belajar sampai pada akhir kurun waktu tertentu

disimpan di tempat yang aman dan mudah diakses. Tidak semua evidence

peserta didik dapat memuaskan guru maupun peserta didik. Tetapi, hasil

kerja portofolio seyogyanya berisi keterangan-keterangan dan/atau bukti-

bukti yang memuaskan bagi guru dan eserta didik. Portofolio hendaknya

juga merupakan bukti presentasi cemerlang peserta didik dan keberhasilan

pembinaan guru.

5. Penciptaan budaya mengajar,

Page 13: Asesmen Portofolio

Sebagian orang berpendapat bahwa portofolio adalah metoda

pengajaran, sedangkan yang lainnya menganggap sebagai salah satu alat

penilaian. Sebenarnya, antara pengajaran dan penilaian fortofolio tidak

dapat dipisahkan. Penilaian fortofolio hanya dapat dilakukan jika

pengajarnyapun menggunakan pendekatan fortofolio. Jika dalam mengajar

guru hanya menuntut peserta didik untuk menghafal fakta atau

pengetahuan pada taraf yang rendah, maka penilaian fortofolio tidak akan

bermakna. Penilaian fortofolio akan efektif jika pengajaran menuntut

peserta didik untuk menunjukan kemampuan yang nyata yang

menggambarkan pengembangan aspek pengetahuan, sikap, dan

keterampilan pada taraf yang lebih tinggi.

6. Refleksi bersama,

Penilaian fortofolio memberikan kesempatan untuk melakukan

refleksi bersama-sama, dimana peserta didik dapat merefleksikan tentang

proses berfikir mereka sendiri, tentang kemampuan pemahaman mereka

sendiri, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan, dan mengamati

pemahaman mereka tentang kompetensi dasar dan indikator yang telah

mereka peroleh. Portofolio secara jelas mencerminkan hasil peserta didik

yang dirumuskan dan didefinisikan dalam kopetensi dasar dan indikator

yang diharapkan dipelajari oleh peserta didik. Portofolio difokuskan pada

pengalaman belajar peerta didik dari apek pengetahuan, keterampilan, dan

sikap dalam periode waktu tertentu ( misalnya dalam satu semester ). Jadi

karya peserta didik dalam fortofolio tersebut bukan hanya diambil pada

akhir semester saja.

7. Proses dan hasil.

Penilaian fortofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses

belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan prilaku harian peserta

didik (anecdot) mengenai sikapnya dalam belajar, antusiasi tidaknya dalam

mengikuti pelajaran, dan sebagainya. Aspek lain dari penilaian fortofolio

adalah penilaian hasil, yaitu menilai hasil akhir suatu tugas yang diberikan

oleh guru. Dengan demikian penilaian fortofolio tidak sekedar menilai

hasil akhir pembelajaran, melainkan juga perlu memberikan penilaian

Page 14: Asesmen Portofolio

terhadap proses belajar. Misalnya menilai kemampuan peserta didik dalam

mata pelajaan pendidikan agama islam bukan hanya didasarkan pada nilai

ulangan akhir saja, melainkan harus melihat proses belajar peserta didik

yang terlihat dalam kemampuannya melakukan praktek shalat, berlaku

baik terhadap sesama. Contoh lain misalnya menilai kemampuan peserta

didik dalam mata pelajaran IPS bukan hanya didasarkan pada nilai ulangan

akhir saja, melainkan harus melihat proses belajar peserta didik yang

terlihat dalam kemampuannya melakukan pengumpulan data, menganalisis

data, dan memecahkan masalah-masalah sosial.

2.4 Karakteristik Penilaian Portofolio

Evidence peserta didik yang dinilai pada umumnya dihasilkan dikelas, tidak

dipisahkan dari kegiatan kelas. Dengan demikian evidence peserta didik yang

dinilai senantiasa sesuai dengan program pengajaran dikelas. Tujuan penilaian

fortofolio umumnya dinyatakan secara jelas oleh guru dan disepakati oleh peserta

didik. Penilaian fortofolio memberikan profil kemampuan peserta didik

khususnya dalam hal:

1. Memungkinkan peserta didik untuk bekerja seoptimal mungkin tanpa

adanya tekanan dan batasan waktu, dengan tentunya pertolongan berbagai

macam sumber, bahan, dan kerjasama satu sama lain antara peserta didik

dengan peerta didik dan peserta didik dengan guru.

2. Mencakup kopetensi yang sangat luas dan kopetensi itu sesuai dengan

tuntutan kurikulum.

3. Menunjukan usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan

kemampuan peserta dididk, dan pada akhirnya dapat mendemonstrasikan

perkembangan dari waktu ke waktu.

4. Merupakan salah satu alat untuk mengukur berbagai macam kemampuan

peserta didik. Kemampuan menulis, sebagaimana juga kemampuan

berbicara lisan, dan kemampuan mengkreasikan gambar dapat dinilai

melalui penilaian portofolio.

Salah satu hal yang sangat penting dalam penilaian dan juga pembelajaran

fortofolio adalah adanya rasa kepemilikan, yang tidak dapat kita jumpai dalam

Page 15: Asesmen Portofolio

penilaian tradisional. Peserta didik harus dapat merefleksikan perkembangan

kemampuan meeka termasuk juga kualitas evidence mereka.

Melalui prtofolio peserta didik dapat menunjukan evindece mereka sesuai

dengan kemampuannya. Portofolio dapat menunjukan cara belajar yang berbeda

antara satu peserta didik dengan peserta didik lainnya. Selain itu, fortofolio juga

memungkinkan peserta didik dapat menunjukan kelebihan yang mereka miliki

dalam kelas yang heterogen. Kerja peserta didik baik dalam penyelesaian tugas

proyek ataupun tugas lainnya yang dilakukan secara kelompok merupakan suatu

wahana yang sangat baik untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi

dengan sesama peserta didik maupun dengan guru. Fortofolio merupakan salah

satu kegiatan yang memungkinkan peserta didik untuk memilih dan menilai

evidence mereka. Melaui fortofolio peserta didik dapat secara mandiri memantau

perkembangan kemampuan mereka dan pada akhirnya peserta didik dapat

mengatur cara belajar mereka. Dengan demikian peserta didik dapat belajar aktif

untuk menentukan bagaimana mereka belajar. Karena dapat menentukan cara

belajar sendiri dan dapat melihat perkembangan kemampuan yang dimiliki peserta

didik, maka peserta didik lebih termotivasi untuk giat belajar dan

mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

Fortofolio merupakan salah satu alat yang efisien dalam proses

pembelajaran. Berbagai macam evidence peserta didik dapat dengan mudah

dilihat dari waktu ke waktu. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh penilaian

tradisional manapun. Portofolio merupakan salah satu kegiatan yang

memungkinkan peserta didik dan guru berdialog dalam kegiatan pembelajaran.

Hal ini memungkinkan peserta didik mengetahui secara lebih mendalam

kemampuan masing-masing peserta didik. Guru dan peserta didik dapat berdiskusi

tentang kelebihan dan kekurangan kemampuan yang peserta didik miliki. Menurut

Barton & Collins (1997), terdapat beberapa karakteritik esensial dalam

pengembangan berbagai bentuk portofolio, yaitu:

1. Multi Sumber

Multi sumber artinya portofolio memungkinkan untuk menilai

berbagai macam evidence. Multiple sumber antara lain mencakup orang

( pertanyaan dan observasi peserta didik, guru, program, orang tua, dan

Page 16: Asesmen Portofolio

anggota masyarakat ), evidence yaitu siapa saja yang akan dinilai seperti

foto, rancangan, journal, audio, dan video tape.

2. Authentic

Evidence peserta didik haruslah autentik, artinya ditinjau dari

konteks manapun fakta harus saling berkaitan satu sama lain ( context and

evidence are directly linked ). Evidence peserta didik yang dinilai haruslah

berkaitan dengan program pengajaran, kriteria, kegiatan, standar

kopetensi, kopetensi dasar, dan indikator yang hendak dicapai. Ketika

portofolio digunakan untuk menilai pengaruh suatu program pada peserta

didik atau anggota masyarakat, maka evidence peserta didik haruslah

merefleksikan program kegiatan ketimbangan kemampuan yang diperoleh

diluar kelas. Contoh sederhana misalnya, jika kemampuan peserta didik

dalam bermain piano diperoleh dari hasil les, bukan karena diperoleh dari

belajar musik disekolah, maka kemampuan yang dihasilkan tentunya tidak

relevan dengan portofolio musik disekolah, maka kemampuan yang

dihasilkan tetntunya tidak relevan dengan fortofolio musik disekolah.

3. Dinamis

Portofolio bersifat dinamis, artinya portofolio mencakup

perkembangan dan perubahan ( capturing growth and change ). Salah satu

hal yang penting dalam portofolio adalah evidence yang ditambahkan dari

waktu ke waktu, tidak hanya sebelum atau sesudah penilaian dilakukan.

Sebagian ahli pendidikan memandang bahwa evidence yang dikumpulkan

dalam penilaian portofolio sebaiknya hasil yang paling baik saja. Tetapi

sebagai ahli lain berpendapat lain. Daripada hanya memasukan evidence

yang terbaik, portofolio sebaiknya memasukkan semua evidence peserta

didik dari berbagai tahapan. Paling tidak, apabila akan diseleksi maka

beberapa evedence itu dipilih secara selektif sehingga dapat

menggambarkan perkembangan kompetensi peserta didik dari waktu ke

waktu. Apabila hal ini dilakukan, maka guru akan lebih mudah melihat

dan memahami perubahan kompetensi peserta didik yang terjadi.

4. Eksplisit

Page 17: Asesmen Portofolio

Portofolio harus jelas, artinya semua tujuan pembelajaran berupa

kopetensi dasar dan indikator harus dinyatakan secara jelas. Selain itu,

bagaiman standar kopetensi, kopetensi dasar, dan indikator tersebut dicpai

perlu juga dinyatakan. Sebagai contoh, bisa saja indikator dicapai melalui

pertolongan guru, dilakukan oleh seluruh peserta didik, dilakukan dalam

kelompok kecil, atau bahkan dilakukan sendiri oleh peserta didik secara

individu. Peserta didik harus mengetahui tujuan dilakukannya portofolio

dan kopetensi yang hendak dicapai. Setelah peserta didik selesai

melakukan suatu tugas misalnya, guru dapat melakukan penilaian

misalnya kurang baik, baik, dan baik sekali. Guru juga perlu memberikan

komentar terhadap hasil kerja yang telah dilakukan peserta didik.

5. Integrasi

Fortofolio senantiasa berkaitan antara program yang dilakukan

peserta didik dikelas dengan kehiduan nyata. Dengan demikian, portofolio

tidak dapat terlepas dari kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik tidak

jauh dari apa yang mereka alami. Contoh sederhana adalah bagi peserta

didik atau sebagian besar peserta didik terbiasa menggunakan pertanian

dalam kehidupan sehari-hari, maka kegiatan portofolio haruslah berkaitan

dengan pertanian. Keteika peserta didik atau sebagian besar peserta didik

lebih mengenal kehidupan nelayan misalnya, maka program yang

dilakukan tentunya berkaitan dengan lingkungan nelayan. Maka kepada

mereka haruslah diberikan portofolio yang sesuai dengan kebiasaan

mereka yang tentunya harus sesuai dengan standar kopetensi, kopetensi

dasar, dan indikator yang hendak dicapai. Peserta didik dengan demikian

dapat dengan mudah menghubungkan antara kemampuan atau

pengetahuannya dengan kenyataan sehari-hari.

6. Kepemilikan

Portofolio tidak hanya sekedar menilai atau membuat peringkat

peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain, tetapi harus

menyambung antara evidence peserta didik dengan standar kopetensi,

kopetensi dasar, atau indikator pencapaian belajar. Penilaian fortofolio

menekankan pada adanya rasa kepemilikan, yaitu adanya keterkaitan

Page 18: Asesmen Portofolio

antara evidence dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah

ditentukan dalam rangka mencapai standar kopetensi tertentu. Peserta

didik harus merasa memiliki semua evidence yang mereka hasilkan.

Dengan demikian mereka diharapkan dapat menjaga dengan baik semua

evidence tersebut.

7. Beragam Tujuan

Portofolio dilaksanakan tidak hanya mengacu pada satu standar

kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar

misalnya, tetapi juga mengacu ke bergagai tujuan misalnya berbagai

indikator pencapaian hasil belajar. Sebagai salah satu yang bermanfaat

dalam proses pembelajaran, portofolio juga dapat melihat keefektifan

suatu program dan pada saat yang sama mengevaluasi perkembangan

individu atau kelompok sebagai komunitas peserta didik. Portofolio juga

dapat dijadikan sebagai alat komunikasi ketika peserta didik sharing

pendapat dan pengetahuan dengan anggota keluarga, guru atau anggota

masyarakat.

2.5 Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Portofolio

Sebagai suatu paradigma baru, penilaian portofolio memiliki keunggulan

dan tentunya kelemahan dalam penyelenggaraannya di kelas. Yang pasti,

penilaian portofolio memerlukan waktu yang lebih dibandingkan dengan penilaian

yang lain. Ada bebebrapa hambatan dalam penilaian portofolio disekolah.

Kelebihan dan hambatan tersebut dapat terjadi dalam kondisi-kondisi, antara lain:

2.5.1 Keunggulan Asesmen Portofolio Adalah:

a. Perubahan Paradigma Penilaian

Perubahan paradigma penilaian adalah dengan adanya perubahan

membandingkan kedudukan kemampuan peserta didik ( berdasarkan

grade, persentil, atau skor tes ) kepada pengembangan kemampuan peserta

didik melalui umpan balik dan refleksi diri. Penilaian portofolio juga dapat

menolong peserta didik untuk lebih bertanggung jawab terhadap yang

mereka kerjakan dikelas dan meningkatkan peranserta mereka dalam

kegiatan pembelajaran.

Page 19: Asesmen Portofolio

Penilaian portofolio menyajikan pengertian yang lebih bermakna

tentang perubahan prilaku peserta didik. Sebab, penilaian portofolio lebih

menekankan pada proses perubahan kemampuan peserta didik.

b. Akuntabilitas

Penilaian ortofolio seyogyanya menekankan pada akuntabilitas.

Guru sebagai pendidik bertanggung jawab terhadap konstituen yaitu

peserta didik, orang tua, sekolah, dan masyarakat. Portofolio adalah salah

satu penilaian yang dapat dilaksanakan sebagai perwujudan penilaian yang

bertanggung jawab kepada konstituen dimaksud diatas. Proses seleksi

evidence, hasil kerja, ataupun dokumen yang telah dikerjakan peserta didik

senantiasa melibatkan peserta didik dalam penilaian. Dengan demikian,

pertanggung jawababn akak lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan

penilaian bentuk lainnya, yang terkadang tidak pernah melibatkan peserta

didik.

Penilaian portofolio dapat mengatasi kelemahan yang terjadi pada

penilaian secara tradisional. Penilaian ini memungkinkan penilaian yang

lebih kompleks dibandingkan dengan apa yang dapat dilakukan oleh

penilaian secara tradisional.

c. Peserta didik sebagai individu dan peran aktif peserta didik

Ciri khas penilaian portofolio adalah memungkinkan guru untuk

melihat peserta didik sebagai individu, yang masing-masing memiliki

karakteristik, kebutuhan, dan kelebihan tersendiri. Ciri khas ini merupakan

keunggulan dimana penilaian portofolio sangat berguna manakala program

evaluasi sangat fleksibel dan lebih menekankan pada tujuan individual.

Sebagai contoh misalnya tujuan umum pendidikan adalah meningkatkan

kemampuan sosial peserta didik, beberapa peserta didik, mungkin

memerlukan tindakan yang lebih dibandingkan dengan peserta didik yang

lainnya. Salah satu kelebihan portofolio adalah memungkinkan peran aktif

dalam proses penilaian, dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan

kemampuan mereka. Mengundang peserta didik untuk melihat

peningkatan kemampuan mereka sebagai pelajar.

d. Identifikasi

Page 20: Asesmen Portofolio

Penilaian portofolio dapat menolong guru untuk

mendokumentasikan kebutuhan dan aset komunikasi yang berminat.

Penilaian portofolio juga dapat mengklarifikasi dan mengidentifikasi

program pengajaran dan memungkinkan untuk mendokumentasikan “

pemikiran” disamping pengembangan program. Idealnya, proses untuk

menentukan kriteria untuk portofolio akan mengalir dengan sendirinya

dari tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dalam program

pembelajaran. Namun demikian, dalam program pembelajaran yang tujuan

pembelajarannya tidak secara jelas dinyatakan, pengembanga pengajaran

mungkin dapat mengklarifikasi tentang tujuan pembelajaran apa yang

harus dicapai, dan hasil kerja peserta didik yang bagaimana yang bisa

diterima sebagai bahan portofolio. Dengan demikian, kriteria portofolio

akan berpengaruh terhadap penentuan tujuan pembelajaran.

e. Keterlibatan orang tuan dan masyarakat

Salah satu kelebihan portofolio adalah sebagai alat komunikasi

dngan adanya keterlibatan pihak luar seperti guru, orang tua, komite

sekolah, dan masyarakat luas. Penilaian portofolio melibatkan orang tua

dan masyarakat untuk berperan serta dalam melihat pencapaian

kemampuan peserta didiknya yang berkaitan dengan konteks kurikulum

dibandingkan dengan hanya melihat angka-angka tes selama ini

dihasilkan. Penilaian portofolio lebih bermakna dibandingkan dengan

bentuk penilaian lainnya mengingat adanya keterlibatan orang tua, komite

sekolah, dan masyarakat luas.

f. Penilaian diri

Salah satu kelebihan penilaian portofolio adalah pengukuran

dilakukan berdasarkan evidence peserta didik yang asli. Portofolio

memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri sendiri ( self-

evaluation ), refleksi, dan pemikiran yang keritis ( critical-thinking ).

g. Penilaian yang fleksibel

Penilaian portofolio memungkinkan pengukuran yang pleksibel yang

bergantung kepada indikator pencapaian hasil belajar yang telah

ditentukan.

Page 21: Asesmen Portofolio

h. Tanggung jawab bersama

Penilaian portofolio memungkinkan guru dan peserta didik secara

bersama-sama bertanggung jawab untuk merancang proses pembelajaran

dan mengevaluasi kemajuan belajar yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

i. Keadilan

Portofolio adalah salah satu alat penilaian yang ideal untuk kelas

yang heterogen, yang sangat terbuka bagi guru untuk menggambarkan

kelebihan dan kekurangan peserta didik dan memantau perkembangan

mereka. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dapat dengan

mudah menunjukan kemampuan mereka, sedangkan peserta didik yang

memiliki kelemahan dapat ditolong untuk meningkatkan kemampuan

mereka dan menunjukan usaha mereka segera mungkin.

j. Kriteria penilaian

Dalam penilaian portofolio peserta didik diberikan penghargaan

atas usaha mereka. Salah satu kekuatan penilaian portofolio adalah

memungkinkan hadiah bagi usaha dan perkembangan kemampuan mereka,

dimana tes tradisional tidak dapat dilakukan. Namun demikian, hal ini

tidak berarti bahwa peserta didik yang sudah berusaha keras,

berpenampilan kurang baik, lalu memperoleh nilai yang bagus, dimana

usaha mereka merupakan satu-satunya kriteria penilaian. Hasil pekerjaan

peserta didik akan dinilai semata-mata berdasarkan kriteria yang relevan

dengan penampilan mereka ( misalnya dengan skala rating = rating scale ).

Peserta didik yang kurang akan tetap memperoleh penghargaan ( credit ),

sedangkan pencapaian keberhasilan yang optimal menjadi tujuan dari

penilaian portofolio ini.

Kelemahan dari Asesmen portofolio adalah:

a. Waktu ekstra

Penilaian portofolio memerlukan kerja ekstra dibandingkan dengan

penilaian lain yang biasa guru lakukan. Tetapi usaha guru yang

menggunakan penilaian portofolio akan sangat dihargai dan terutama

dikenang baik oleh peserta didik. Sebab, melaui penilaian portofolio

Page 22: Asesmen Portofolio

peserta didik dapat meningkatkan motivasi, partisipasi aktif dalam proses

pembelajaran, bahkan meningkatkan kemampuan mereka. Hal yang

terpenting dalam penilaian portofolio adalah adanya pertemuan antara

guru dengan peserta didik yang dilakuakan secara rutin. Pertemuan

semacam ini kan sulit dilakukan jika guru melakukan secara frontal, tetapi

akan sangat mungkin apabila dilakukan sering dan menjadi kebiasaan

diskusi dengan peserta didik secara individu maupun kelompok. Tahapan

ini sangat penting untuk mengembangkan dan menilai kemampuan peserta

didik, tetapi haruslah dilakukan dengan hati-hati khususnya dalam

pemberian nilai kepada peserta didik dan harus dilakukan sesegera

mungkin.

b. Reliabilitas

Penilaian portofolio nampak agak kurang reliabel dan kurang siap

dibandingkan dengan penilaian lain yang menggunakan angka seperti

ulangan harian, ulangan umum maupun ujian akhir nasional yang

menggunakan tes. Dengan demikian tidak diragukan lagi memang

penilaian portofolio dianggap kurang reliabel dibandingkan dengan

penilaian bentuk lainnya. Penilain yang dilakukan sendiri oleh peserta

didik (self asessment) maupun oleh kelompok peserta didik agak urang

reliabel. Oleh karena itu, latihan penilaian yang dilakukan oleh peserta

didik maupun kelompok peserta didik sangat diperlukan. Dengan adanya

latihan yang terus menerus, terutama lagi dipahami peserta didi, maka

penilaian yang reliabel akan diperoleh, dan peserta didik akan berlatih

bagaimana menjadi penilai untuk pekerjaannya sendiri.

c. Pencapaian Akhir

Guru memiliki kecenderungan unruk memperhatikan hanya

pencapaian akhir. Jika hal ini terjadi, berarti proses penilaian portofolio

tidak mendapat perhatian sewajarnya. Dengan demikian, peserta didikpun

akan hanya berorientasi pada pencapaian akhir semata, dengan

kecenderungan melakukan berbagai upacya dan strategi, dan bahkan

mungkin dengan menghalalkan segala cara. Dengan demikian,

penggunaan penilaian protofolio dalam hal ini tidak dapat mengubah sikap

Page 23: Asesmen Portofolio

dan perilaku peserta didik, yang sebenarnya diharapkan dapat terjadi

dengan menjalani dan mengalami proses pembelajarannya.

d. Top-Down

Guru dan peserta didik biasanya terjebak dalam suana hubungan top-

down, yaitu guru menganggapsegala tahu dan peserta didik selalu dianggap

sebagai objek yang harus dididik dan diberi tahu. Dnegan demikian proses

pembelajaran menjadi satu arah, yaitu peserta didik sebagai objek yang diberi

pengajaran sedangkan guru adalah sebagai subjek yang memberi pelajaran

(pendidikan). Apabila kondisi ini terwujud, maka inisiatif dan kreativitas

peserta didik yang akhirnya peserta didik hanya akan menjadi manusia

penurut bergairah.segala suesuatu yang berlangsung dalam kelas akan sangat

bergantung kepada guru. Pada akhirnya, pendidikan hanya akan menghasilkan

manusia-manusia pasif, yang tidak memiliki inisiatif dan kreativitas.

e. Skeptisme

Masyarakat, khususnya orang tua peserta didik selama ini hanya

mengenal keberhasilan anakanya hanya pada angka-angka hasil tes akhir,

peringkat, dan hal-hal yang bersikaf kuantitatif.

f. Hal yang baru

Penilaian portofolio adalah sesuatu baru dalam dunia pendidikan.

Oleh karena itu, bukan tidak mungkin kebanyakan guru atau bahkan

lembaga pendidikan tenaga kependidikan belum mengenal penilaian

portofolio. Mereka lebih mengenal bentuk penilaian yang biasa dilakukan.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pertemuan antara guru dan

peserta didik, yaitu :

a. Lakukan pertemuan yang cukup selektif

b. Pengecekan secara selektif yang dilakukan oleh guru

c. Pengkodean untuk menolong peserta didik melakukan pemerikasaan

sendiri

d. Sediakan peserta didik dengan alat yang memadai seperti kreteria

penilaian yang mudah dipahami

Page 24: Asesmen Portofolio

Untuk mengetahui apakah portofolio yang dikerjakan oleh peserta

didik adalah hasil pekerjaan mereka sendiri atau hasil kelompok dapat

dengan mudah diketahui dengan :

a. Portofolio peserta didik haruslah dikerjakan dikelas atau atas dasar

pekerjaan yang ditugaskan dikelas.

b. Yakinkan bahwa apa dituntut dari peserta didik adalah sesuai dengan

tingkat kemampuan mereka.

c. Berilah petunjuk dengan sangat jelas, tidak mendua, sehingga peserta

didik akan dengan mudah mengerjakan tugas yang diberikan.

g. Kreteria penilaian dan analisis

Kelemahan utama dalam penilaian portofolio adalah tidak

tersedianya kreteria penilaian. Ketika guru selesai menentukan tujuan

portofolio dan isi portofolio yang akan digunakan dalam penilaian, maka

guru harus membuat langsung kreteria penilaiannya .

h. Penerapan di sekolah

Penilaian portofolio terkadang sulit untuk diterapkan disekolah

yang lebih mengenal perbandidngan peserta didik melalui skor tes,

peringkat dan yang lebih sering menggunakan tes yang usdah baku seperti

ulangan umum bersama atau ujian akhir nasional.

i. Format penilaian yang lengkap dan detail

Penyedian format yang digunakan secara lengkap dan detail, dapat

juga menjebak. Peserta didik akan terjerumus kedalamsuasana yang kakun

dan mematikan, yang pada akibatnya juga akan mematikan inisiatif dan

kreativitas.

j. Tempat penyimpangan

Penilain portofolio memerlukan tempat penyimpanan evidence

yang memadai, apalagi bila jumlah peserta didik cukup besar. Oleh karena

itu, gur perlu mewaspadai beberapa hambatan tersebut. Apabila kondisiini

dapat prtofolio akan memanfaatkan sebagai salah satu upaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan, sebagaimana yang kita harapkan.

2.6 Hakikat Asesmen Portofolio

Page 25: Asesmen Portofolio

Asesmen portofolio adalah suatu prosedur pengumpulan informasi

mengenai perkembangan dan kemampuan siswa melalui portofolionya,

dimana pengumpulan informasi tersebut dilakukan secara formal dengan

menggunakan kriteria tertentu, untuk tujuan pengambilan keputusan terhadap

status siswa.

Dalam suatu portofolio terdapat paling sedikit tujuh elemen pokok, yaitu

a)      Adanya tujuan yang jelas, dan dapat mencakup lebih dari satu ranah,

b)      Kualitas hasil (outcome),

c)      Bukti-bukti otentik yang mencerminkan dunia nyata dan bersifat multi

sumber,

d)     Kerjasama siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru,

e)      Penilaian yang integratif dan dinamis karena mencakup multidimensi,

f)       Adanya kepemilikan (ownership) melalui refleksi diri dan evaluasi diri,

g)      Perpaduan asesmen dengan pembelajaran.

Salah satu alasan asesmen portofolio digunakan dalam dunia pendidikan

dewasa ini adalah karena adanya ketidak puasan terhadap penggunaan tes-tes

baku yang dianggap tidak mampu menampilkan kemampuan siswa secara

menyeluruh. Dalam konteks ini, yang dimaksud dengan tes baku adalah tes-

tes yang secara tradisional digunakan untuk mengukur perkembangan belajar.

Tes-tes tersebut kebanyakan berbentuk tes objektif dimana hanya ada satu

pilihan jawaban yang benar. Tes-tes tersebut dikembangkan dalam format

pilihan ganda, satu butir tes disediakan tiga hingga lima kemungkinan

jawaban. Sebelum digunakan, tes-tes tersebut distandarisasi terlebih dahulu.

Dalam perkembangan berikutnya, tes-tes di kelas pun, yang sifatnya formatif,

juga menggunakan bentuk-bentuk tes baku tersebut.

2.7 Ciri-ciri dari Asesmen Portofolio dan Tes Baku  

De Fina, merangkum ciri-ciri dari asesmen portofolio dan tes baku

sebagai berikut.

No ASESMEN PORTOFOLIO TES BAKU

1 Terjadi pada situasi alamiah Situasi ujian, tidak alamiah

2 Memberi kesempatan siswa

menunjukkan kelebihan maupun

Menunjukkan kelemahan siswa

dalam suatu hal tertentu

Page 26: Asesmen Portofolio

kelemahannya

3 Informasinya bersifat langsung,

pada saat itu (hands-on)

Tidak memberikan informasi

diagnostik

4 Asesmen dapat dilakukan bersama-

sama antara guru, orangtua, dan

bahkan siswa

Menunjukkan ranking

5 Bersifat terus-menerus (ongoing),

sehingga memberikan kesempatan

beragam untuk dilakukan asesmen

Kesempatan hanya sekali untuk

mengases kemampuan dalam suatu

hal tertentu

6 Mengases hal-hal secara realistis

dan bermakna

Mengases hal-hal secara artificial,

tidak sesuai dengan keseharian yang

ada

7 Memberi kesempatan siswa

melakukan refleksi terhadap karya

dan pengetahuannya

Mengharapkan hanya satu respons

yang benar

8 Memberi kesempatan refleksi bagi

orang lain yang berkepentingan,

mengenai pengetahuan siswa dan

karya-karyanya

Memberikan data-data numeric yang

kadangkala menakutkan dan secara

esensial tidak bermakna

9 Mendorong temu wicara

(conference) antara guru dan siswa

Mengharuskan pertemuan antara

guru dengan administrator

10 Menempatkan siswa sebagai pusat

proses pendidikan karena gambaran

keadaannya berguna untuk

perbaikan kurikulum dan

pembelajaran

Mendukung kurikulum sebagai

pusat proses pendidikan

Dari perbandingan di atas dapat dilihat bahwa asesmen portofolio

menunjukkan beberapa kelebihan yang tidak diperoleh dari tes objektif, yaitu

seperti adanya penilaian yang berkelanjutan, menghargai siswa sebagai individu

dengan keunikan masing-masing, dan adanya pengembangan metakognisi melalui

refleksi dan evaluasi diri.

Page 27: Asesmen Portofolio

Kemp dan Toperoff, mengatakan dengan kelebihan-kelebihan ini

portofolio dapat memacu keterlibatan (involvement) dalam belajar, meningkatkan

motivasi, dan prestasi.

Asesmen portofolio mengandung tiga elemen penting yaitu:

1.      Sampel Karya Siswa

Sampel karya siswa menunjukkan perkembangan belajarnya dari waktu ke

waktu. Sampel tersebut dapat berupa tulisan/karangan, audio atau video,

laporan, problem matematika, maupun eksperimen. Isi dari sampel tersebut

disusun secara sistematis tergantung pada tujuan pembelajaran, preferensi

guru, maupun preferensi siswa. Asesmen portoflolio menilai proses maupun

hasil. Oleh karena itu proses dan hasil sama pentingnya. Meskipun asesmen

ini bersifat berkelanjutan, yang berarti proses mendapatkan porsi penilaian

yang besar (bandingkan dengan asesmen konvensisonal yang hanya menilai

hasil belajar) tetapi kualitas hasil sangat penting. Dan memang, penilaian

proses yang dilakukan tersebut sesungguhnya memberi kesempatan. .

Wyaatt III dan Looper, mengatakan ada tiga jenis portofolio

berdasarkan teknik penyusunannya yaitu portofolio karya terbaik, portofolio

perkembangan, dan portofolio berdasarkan topik.

Portofolio karya terbaik adalah portofolio mengenai karya-karya

terbaik yang dihasilkan oleh siswa. Mengingat portofolio bersifat kolaboratif

sekaligus individual, pemilihan karya terbaik dilakukan siswa bersama

dengan temannya (peer evaluation) maupun guru (dalam student-teacher

conferences). Dalam konferensi dengan siswa, guru biasanya menanyakan

kenapa dia memilih karya tersebut sebagi karya terbaiknya. Refleksi ini dapat

pula dilakukan secara tertulis

2.      Evaluasi Diri dalam Asesmen Portofolio

Evaluasi diri merupakan analisis terhadap sikap dan proses belajar siswa,

dimana informasi tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan

perkembangan dan proses belajar yang berkelanjutan. Dalam asesmen

portofolio, evaluasi diri merupakan komponen yang sangat penting.

O’Malley dan Valdez Pierce, mengatakan bahwa ‘self-assessment is the

key to portfolio’. Hal ini disebabkan karena melalui evaluasi diri siswa dapat

Page 28: Asesmen Portofolio

membangun pengetahuannya serta merencanakan dan memantau

perkembangannya apakah rute yang ditempuhnya telah sesuai. Melalui

evaluasi diri siswa dapat melihat kelebihan maupun kekurangannya, untuk

selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan (improvement goal).

Dengan demikian siswa lebih bertanggung jawab terhadap proses belajarnya

dan pencapaian tujuan belajarnya.Refleksi dan evaluasi diri merupakan cara

untuk menumbuhkan rasa kepemilikan (ownership) siswa terhadap proses dan

hasil belajarnya. Siswa akan mengerti bahwa apa yang dilakukannya dan

dihasilkannya melalui proses belajar tersebut memang merupakan hal yang

berguna bagi diri dan kehidupannya.

Rolheiser dan Ross (2005) mengajukan suatu model teoretik untuk

menunjukkan kontribusi evaluasi diri dalam proses belajar.

Page 29: Asesmen Portofolio

Model evaluasi diri mereka menekankan bahwa, ketika mengevaluasi sendiri

performansinya, kegiatan ini mendorong siswa untuk menetapkan tujuan yang

lebih tinggi (goals). Untuk itu, siswa harus melakukan usaha yang lebih keras

(effort). Kombinasi dari goals dan effort ini menentukan prestasi (achievement);

selanjutnya prestasi ini berakibat pada penilaian terhadap diri (self-judgment)

melalui kontemplasi seperti pertanyaan, ‘Apakah tujuanku telah tercapai’?

Akibatnya timbul reaksi (self-reaction) seperti ‘Apa yang aku rasakan dari prestasi

ini?’

Goals, effort, achievement, self-judgment, dan self-reaction dapat terpadu

untuk membentuk kepercayaan diri (self-confidence) yang positif. Kedua penulis

menekankan bahwa sesungguhnya, evaluasi diri adalah kombinasi dari komponen

self-judgment dan self-reaction dalam model di atas.

Evaluasi diri adalah suatu unsur metakognisi yang sangat berperan dalam

proses belajar. Oleh karena itu, agar evaluasi dapat berjalan dengan efektif,

Rolheiser dan Ross menyarankan agar siswa dilatih untuk melakukannya.

Kedua peneliti mengajukan empat langkah dalam berlatih melakukan evaluasi

diri, yaitu:

1) Libatkan semua siswa dalam menentukan kriteria penilaian,

2) Pastikan semua siswa tahu bagaimana caranya menggunakan kriteria

tersebut untuk menilai kinerjanya sendiri,

3)      Berikan umpan balik pada mereka berdasarkan hasil evaluasi dirinya, dan

4)      Arahkan mereka untuk mengembangkan sendiri tujuan dan rencana

kerjanya.

Untuk langkah pertama, yaitu menentukan kriteria penilaian. Siswa diajak

untuk menetapkan kriteria penilaian. Curah pendapat (brainstorming) sangat tepat

dilakukan. Guru sebaiknya menyiapkan terlebih dahulu rambu-rambu criteria

penilaian tersebut agar diskusi bias berjalan lancer dan terarah. Kriteria ini

dilengkapi dengan bagaimana cara mencapainya. Dengan kata lain, kriteria

penilaian adalah produknya, sedangkan proses mencapai kriteria tersebut dipantau

dengan menggunakan ceklis evaluasi diri. Cara mengembangkan kriteria penilaian

sama dengan mengembangkan rubrik penilaian dalam asesmen kinerja. Ceklis

evaluasi diri dikembangkan berdasarkan hakikat kegiatan/tugas yang dilakukan

Page 30: Asesmen Portofolio

siswa tersebut dan bagaimana cara mencapainya. Langkah-langkah selanjutnya

sudah jelas, dan guru sudah terbiasa melakukannya.

3.      Kriteria Penilaian yang Jelas dan Terbuka

Bila pada jenis-jenis asesmen konvensional kriteria penilaian menjadi

‘rahasia’ guru atau pun tester, dalam asesmen portofolio justru harus

disosialisasikan kepada siswa secara jelas. Kriteria tersebut dalam hal ini

mencakup prosedur dan standar penilaian. Para ahli menganjurkan bahwa

sistem dan standar asesmen tersebut ditetapkan bersama-sama dengan siswa,

atau paling tidak diumumkan secara jelas. Adanya kriteria penilaian terkait

dengan tujuan pembelajaran. Dalam asesmen portofolio, yang mungkin ada

adalah tujuan kelas dan individual. Karena itu, Salvia dan Ysseldyke

mengatakan bahwa harus jelas tujuan dan ranah belajar yang hendak dicapai.

McLaughin dan Voght (1996) mengatakan dengan asesmen portofolio

dimungkinkan menetapkan lebih dari satu ranah secara bersama-sama dan

multidimensi. yaitu asesmen pada proses maupun konstruk. Proses

melibatkan siswa dan guru yang bekerja secara kolaboratif dalam

membangun portofolio. Konstruk adalah folder, binder , atau pun kotak

dimana bahan-bahan asesmen dikumpulkan.

Seperti telah dikemukakan di atas, asesmen portofolio bersifat

komprehensif dimana berbagai karya siswa yang mencerminkan kinerja

belajarnya dapat ditelusuri disana. Berbagai strategi asesmen dapat masuk

kedalam porofolio siswa, seperti asesmen kinerja, esai, projek, maupun

hasil tes objektif (bila masih dilakukan). Dengan kata lain, asesmen portofolio

dapat merupakan kumpulan (koleksi) kinerja siswa dari berbagai cara

pengumpulan data tentang prestasi belajar siswa. Namun, cara-cara asesmen

tersebut dapat pula dilakukan secara sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan.

G.    Model Asesmen Portofolio

Berikut ini adalah modifikasi dari model asesmen portofolio oleh Moya

dan O’Malley, Model tersebut (Portfolio Assessment Model) disesuaikan

dengan tiga komponen pembelajaran, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, dan

Analisis dan Pelaporan.

1.      Perencanaan

Page 31: Asesmen Portofolio

a.       Menentukan tujuan dan fokus (standar kompetensi, kompetensi dasar,

kriteria keberhasilan)

b.      Merencanakan isi portofolio, yang meliputi pemilihan prosedur asesmen,

menentukan isi/topik, dan menetapkan frekuensi dan waktu dilakukannya

asesmen.

c.       Mendesain cara menganalisis portofolio, yaitu dengan menetapkan standar

atau kriteria penilaian, menetapkan cara memadukan hasil penilaian dari

berbagai sumber, dan menetapkan waktu analisis.

d.      Merencanakan penggunaan portofolio dalam pembelajaran, yaitu berupa

pemberian umpan balik.

e.       Menentukan prosedur pengujian keakuratan informasi, yaitu menetapkan

cara mengetahui reliabilitas informasi dan validitas penilaian.

2.      Implementasi model (terpadu dengan pembelajaran)

a.       Mengumumkan tujuan dan fokus pembelajaran kepada siswa.

b.      Menyepakati prosedur asesmen yang digunakan serta kriteria penilaiannya.

c.       Mendiskusikan cara-cara yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil

maksimal.

d.      Melaksanakan asesmen portofolio (folder, evaluasi diri)

e.       Memberikan umpan balik terhadap karya dan evaluasi diri

3.      Analisis dan pelaporan

a.       Mengumpulkan folder

b.      Menganalisis berbagai sumber dan bentuk informasi

c.       Memadukan berbagai informasi yang ada

d.      Menerapkan kriteria penilaian yang telah disepakati

e.       Melaporkan hasil asesmen