artikel skenario 3

7
Berbagai contoh infeksi parasit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh sejenis protozoa dari kelas sporozoa, genus Plasmodium. Ada 4 spesies Plasmodium yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia, yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, plasmodium ovale. Penularan penyakit melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang membawa sporozoid infektif. Penularan lainnya adalah melalui trarisfusi darah, plasenta ibu atau jarum suntik. Penularan yang bukan melalui gigitan nyamuk, protozoa menginfeksi penderita bukan dalam bentuk sporozoid, tetapi dalam bentuk tropozoid. Setelah sporozoid masuk tubuh calon penderita, 5 sampai 7 hari kemudian, parasit berkembang biak di dalam sel-sel epitel hati dan kemudia akan memasuki sel darah merah. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah : -Mengobati penderita dan orang yang dalam tubuhnya mengandung parasit malaria, -Memberantas sarang nyamuk, -Memberantas nyamuk, -Dan mencegah gigitan nyamuk. Amoebiasis adalah penyakit infeksi usus besar yang disebabkan oleh parasit komensal usus. Penyakit ini tersebar hampir diseluruh dunia terutama di daerah negara tropis yang sedang berkembang. Umumnya disebabkan karena faktor kepadatan penduduk, higiene individu dan sanitasi lingkungan hidup serta kondisi sosial ekonomi dan kultural yang kurang menunjang perilaku kesehatan. Kasus amoebiasis masih sering di jumpai, baik di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) maupun dalam praktek kedokteran sehari-hari, tetapi penanganannya kadangkala kurang memadai, sehingga akan terjadi komplikasi (penyulit) yang lebih berbahaya. Maka ada baiknya diketahui tentang kasus amoebiasis agar bisa dilakukan penanganan dan pencegahan yang tepat. 1. Kuman Penyebab Amoebiasis. Entamoeba histolytica merupakan protozoa usus (parasit

Upload: balqis-fildzah-badzlina

Post on 02-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tutorial skenario 3

TRANSCRIPT

Page 1: artikel skenario 3

Berbagai contoh infeksi parasit

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh sejenis protozoa dari kelas sporozoa, genus Plasmodium. Ada 4 spesies Plasmodium yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia, yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, plasmodium ovale.Penularan penyakit melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang membawa sporozoid infektif. Penularan lainnya adalah melalui trarisfusi darah, plasenta ibu atau jarum suntik. Penularan yang bukan melalui gigitan nyamuk, protozoa menginfeksi penderita bukan dalam bentuk sporozoid, tetapi dalam bentuk tropozoid. Setelah sporozoid masuk tubuh calon penderita, 5 sampai 7 hari kemudian, parasit berkembang biak di dalam sel-sel epitel hati dan kemudia akan memasuki sel darah merah.

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah :-Mengobati penderita dan orang yang dalam tubuhnya mengandung parasit malaria,-Memberantas sarang nyamuk,-Memberantas nyamuk,-Dan mencegah gigitan nyamuk.

Amoebiasis adalah penyakit infeksi usus besar yang disebabkan oleh parasit komensal usus. Penyakit ini tersebar hampir diseluruh dunia terutama di daerah negara tropis yang sedang berkembang. Umumnya disebabkan karena faktor kepadatan penduduk, higiene individu dan sanitasi lingkungan hidup serta kondisi sosial ekonomi dan kultural yang kurang menunjang perilaku kesehatan.

Kasus amoebiasis masih sering di jumpai, baik di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) maupun dalam praktek kedokteran sehari-hari, tetapi penanganannya kadangkala kurang memadai, sehingga akan terjadi komplikasi (penyulit) yang lebih berbahaya. Maka ada baiknya diketahui tentang kasus amoebiasis agar bisa dilakukan penanganan dan pencegahan yang tepat.

1. Kuman Penyebab Amoebiasis.Entamoeba histolytica merupakan protozoa usus (parasit ini berupa amuba), sering hidup sebagai komensal (apatogen=tidak menimbulkan penyakit) di usus besar manusia. Apabila kondisi tubuh mengizinkan dapat berubah menjadi patogen (membentuk koloni di dinding usus, menembus dinding usus dan menimbulkan peradangan). Siklus hidupnya ada 2 macam yaitu bentuk trofozoit yang dapat bergerak dan bentuk kista yang bisa bertahan.

2. Jenis Kasus AmoebiasisKuman amoeba bisa menginfeksi di dalam usus, menimbulkan kasus Amoebiasis Usus Akut, Amoebiasis Usus Kronis (carrier), atau infeksi di luar usus terutama mengakibatkan penyakit Amoebiasis Hati dan Amoebiasis Paru.

3. Gejala Klinis Amoebiasis o Amoebiasis Carrier (cyst passer) : tidak menunjukkan gejala klinis sama

sekali, karena amoeba yang berada dalam lumen usus besar, tidak mengadakan invasi ke dinding usus.

o Amoebisis Usus Ringan : timbulnya gejala perlahan-lahan, biasanya mengeluh perut kembung, kadang-kadang nyeri perut ringan seperti kejang. Diare

Page 2: artikel skenario 3

ringan, 4-5 kali sehari, tinja berbau busuk, bercampur darah dan lendir, sedikit nyeri tekan di daerah uluhati.

o Amoebisis Usus Sedang : keluhan dan gejala klinis lebih berat dibandingkan disentri ringan, tetapi masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Tinja disertai darah dan lendir dengan keluhan perut kram, demam dan lemah badan.

o Amoebiasis Usus Berat : mengalami diare disertai darah yang banyak, lebih dari 15 kali sehari, demam tinggi (40 derajat celcius-40,5 derajat celcius), disertai mual dan anemia.

o Amoebiasis kronik : gejalanya menyerupai disentri amoeba ringan, serangan diare diselingi dengan periode normal atau tanpa gejala. Serangan diare biasanya terjadi karena kelelahan, demam atau makanan yang sukar dicerna.

4. Penanganan Penyakit AmoebiasisObat amoebisid (pemusnah amoeba) tidak bekerja efektif di semua tempat infeksi, terutama bila diberikan dosis tunggal, sehingga dikombinasikan untuk meningkatkan efektifitas pengobatan. Segera konsultasikan dengan dokter, di pusat pelayanan kesehatan terdekat.

5. Pencegahan Masalah AmoebiasisMakanan dan air minum sebaiknya di masak dulu dengan baik, karena kista akan binasa bila dipanaskan 50 derajat Celcius selama 5 menit. Penting sekali adanya jamban keluarga, isolasi dan pengobatan terhadap carrier. Khusus untuk seorang carrier (pembawa kista penyakit) dilarang bekerja sebagai juru masak atau segala pekerjaan yang berhubungan dengan makanan.

Toksoplasmosis adalah salah satu jenis penyakit yang disebabkan adanya infeksi parasit (parasite dessease). Parasit penyebab toksoplasmosis adalah toxoplasma gondii. Parasit ini berkembang biak di dalam usus kucing dan dapat ikut keluar bersama kotoran kucing. Kotorang kucing yang membawa parasit penyebab toksoplasmosis tadi kemudian terpapar di tempat terbuka dan dapat menginfeksi mamalia lain, termasuk manusia. Cara penularan toksoplasmosis terutama dengan kontak langsung terhadap kotoran kucing yang mengandung parasit.

Cara penularan toksoplasmosis lainnya dapat terjadi karena memakan daging yang terinfeksi parasit tokso atau daging yang tidak masak, juga dengan cara menggunakan air yang tercemar parasit ini. Dan yang cukup sering terjadi adalah cara penularan toksoplasmosis melalui ibu ke janin yang dikandungnya. Ibu hamil yang terinfeksi toksoplasmosis dapat menularkan infeksi toksoplasosis melalui aliran darah dan cairan tubuh kepada janin di dalam rahimnya. Janin yang terinfeksi toksoplasmosis dapat mengalami resiko kesehatan yang fatal, 85% bayi yang lahir hidup dengan infeksi ini mengalami berbagai gangguan kesehatan seperti gangguan syaraf, mata, pendengaran dan mental. Bahkan dalam kondisi yang buruk, janin berusia muda akan mengalami keguguran. Gejala toksoplasmosis pada manusia biasanya ditandai dengan peradangan di bagian mata, penyakit kuning, nyeri otot, kejang, pembengkakan kelenjar di bagian leher dan ketiak, dan demam ringan.

Untuk menghindari infeksi penyakit serius ini, berikut ini beberapa cara mencegah toksoplasmosis:

Sebaiknya tidak mencicipi masakan daging yang belum matang saat memasak. Parasit yang mungkin saja terdapat dalam daging yang tidak matang dapat menjadi penyebab infeksi.

Page 3: artikel skenario 3

Selalu biasakan mencuci tangan dengan benar setelah bermain dengan hewan peliharaan dan sebelum makan. Ajarkan juga kebiasaan baik ini kepada anak, sebagai cara mencegah toksoplasmosis pada anak.

Minum susu , terutama susu cair murni sangat baik bagi kesehatan tubuh, tetapi jangan pernah meminum susu yang belum disterilkan (pateurisasi), karena bisa jadi susu tersebut terkontaminasi oleh parasit toksoplasmis.

Jika memelihara binatang, selalu bersihkan kendang binatang secara rutin, serta beri tempat khusus bagi binatang untuk membuang kotoran. Dan selalu gunakan sarung atngan saat melakukan aktifitas ini.

Periksakan kesehatan hewan peliharaan secara berkala, terutama kucing agar dapat terdekteksi sejak dini jika hewan mengalami infeksi.

Cara mencegah toksoplasmosis pada janin, adalah dengan cara memeriksakan kesehatan ibu saat merencanakan kehamilan. Karena ada kalanya ibu merupakan carier (pembawa) parasit toksoplasma meskipun ia tidak merasakan gejala apapun, dan dapat menularkannya pada janin di masa kehamilan kelak.

Giardia lamblia merupakan penyebab tersering infeksi protozoa pada saluran cerna manusia dan paling banyak ditemukan di negara-negara berkembang. Prevalensi tinggi ditemukanpada anak usia prasekolah dan pada anak dengan gangguan gizi.8 Infeksi Giardia lamblia dapat melalui air, makanan, atau langsung melalui rute fekal-oral. Giardia lamblia mempunyai dua bentuk yaitu bentuk trofozoit dan kista. Meskipun trofozoit ditemukan di dalam tinja tetapi trofozoit tidak dapat hidup di luar tubuh manusia. Kista adalah bentuk infeksius G.lamblia yang resisten terhadap berbagai macam gangguan di luar pejamu dan dapat bertahan hidup selama sebulan di air atau di tanah.Infeksi G.lamblia dapat bermanifestasi dalam 3 bentuk yaitu tanpa gejala, diare akut swasirna dan diare kronik dengan atau tanpa disertai malabsorbsi. Giardiasis pada anak gizi cukup akan sembuh dengan sendirinya setelah 3-6 minggu, namun terdapat sebagian kasus yang mengalami diare kronik. Ekskresi parasit dapat berlangsung selama beberapa bulan sehingga kadangkadang dapat menyebabkan reinfeksi.

Strongyloides stercoralis (parasitnya)Larva filariform dalam jumlah besar menembus kulit sehingga timbul kelainan kulit yang dinamakan creepingeruption yang sering disertai dengan rasa gatal yang hebat. Infeksi ringan Stronglioides pada umumnya terjadi tanpa diketahui pejamunya karena tidak menimbulkan gejala. Infeksi sedang dapat menyebabkan rasa sakit seperti tertusuk-tusuk di daerah epigastrium dan tidak menjalar.Dapat disertai muntah, mual, diare dan konstipasi saling bergantian.

Skabies. Pada infestasi biasanya penyebab penyakit tidak masuk ke dalam aliran darah tapi hanya ke dalam lapisan kulit. Di antara berbagai infestasi parasit kulit yang mungkin dijumpai pada bayi adalah skabies atau gudik, yaitu penyakit kulit yang disebabkan infestasi dan reaksi sensitisasi terhadap tungau sarcoptes scabiei varian hominis. Betina yang hamil bersarang dalam lapisan tanduk dari epidermis.

Di sini ia bertelur beberapa butir setiap hari yang menetas mengeluarkan banyak pinjal muda yang makan dalam orifisium dari glandula skretoris. Sarang tampak sebagai garis putih

Page 4: artikel skenario 3

dengan tepi yang tidak teratur, pada akhir sarang ini terdapat tempat pinjal. Ciri-cirinya, yaitu gatal di waktu malam.

Gudik biasanya menyerang orang yang hidup di lingkungan padat dan bersesakan, misalnya asrama atau panti. Kelainan ini terjadi pada kulit dengan lapisan tanduk yang tipis dan relatif lembab seperti di sela-sela jari, lipat ketiak, puting susu, pusar, perut bawah, kemaluan.

Umumnya pipi, leher dan kepala bebas lesi ( bebas dari kelainan ) kecuali bayi yang masih menyusu ASI. Karena, ketika menyusu, pipi bayi terkena payudara penderita. Terlebih lagi, karena daya tahan bayi masih lemah hingga gudik ini bisa meluas ke mana-mana termasuk leher dan kepalanya

Contoh parasit lain: Heterakis gallinae, Capillaria annulata atau Capllaria contorta, Ascaridia

galli (penyebab cacingan pada ayam)

RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI PARASIT

Parasit mengevasi imunitas protektif dengan mengurangi imunogenisitas dan menghambat respon imun host. Parasit yang berbeda menyebabkan imunitas pertahanan yang berbeda.

1. Parasit mengubah permukaan antigen mereka selama siklus hidup dalam host vertebrata. Dua bentuk variasi antigenik: 1. Stage-specific change dalam ekspresi antigen, misalnya antigen stadium sporosit pada malaria berbeda dengan antigen merozoit. 2. Adanya variasi lanjutan antigen permukaan mayor pada parasit, misalnya yang terlihat pada Trypanosoma Afrika: Trypanosoma brucei dan Trypanosoma rhodensiensi. Adanya variasi lanjutan kemungkinan karena variasi terprogram dalam ekspresi gen yang mengkode antigen permukaan mayor.

2. Parasit menjadi resisten terhadap mekanisme efektor imun selama berada dalam host. Misalnya larva Schistosomae yang berpindah ke paru-paru host dan selama migrasi membentuk tegumen yang resisten terhadap kerusakan oleh komplemen dan CTLs.

3. Parasit protozoa dapat bersembunyi dari sistem imun dengan hidup di dalam sel host atau membentuk kista yang resisten terhadap efektor imun. Parasit dapat menyembunyikan mantel antigeniknya secara spontan ataupun setelah terikat pada antibodi spesifik.

4. Parasit menghambat respon imun dengan berbagai mekanisme untuk masing-masing parasit. Misalnya Leishmania menstimulus perkembangan CD25 sel T regulator, yang menekan respon imun. Contoh lain pada malaria dan Tripanosomiasis yang menunjukkan imunosupresi non spesifik. Defisiensi imun menyebabkan produksi sitokin imunosupresi oleh makrofag dan sel T aktif serta mengganggu aktivasi sel T.

Regulasi imun adaptif sebagai respon terhadap infeksi malaria dilakukan oleh sitokin yang diproduksi oleh sel pada respon imun adaptif. Parasit dikenali oleh pattern-recognition receptors (PRRs), seperti Toll-like receptors (TLRs) dan CD36, atau sitokin inflamatori, seperti interferon- gamma (IFN-gamma), dendritic cells (DCs) mature dan bermigrasi ke

Page 5: artikel skenario 3

spleen — area primer respon imun menyerang stadium Plasmodium di darah. Maturasi sel dendritik berasosiasi dengan upregulasi ekspresi MHC II, CD40, CD80, CD86 dan molekul adhesi dan produksi sitokin termasuk interleukin-12 (IL-12). IL-12 mengaktivasi natural gamma killer (NK) cells untuk memproduksi IFN- dan menginduksi diferensiasi T helper 1 (TH1) cells. Produksi sitokin, IFN-gamma, oleh NK cells menyebabkan maturasi sel dendritik dan meningkatkan efek parasit yang diturunkan dari rangsangan pematangan, memfasilitasi ekspansi klonal antigen sel T CD4 naive spesifik. IL-2 yang diproduksi oleh antigen sel Th1 spesifik kemudian mengaktifkan NK cell untuk memproduksi IFN-gamma, yang menginduksi maturasi sel dendritik dan mengaktivasi makrofag. Sitokin, seperti IL-10 dan pembentukan TGF-beta meregulasi innate dan adaptive immune responses: NO (nitric oxide); TCR (T-cell receptor); TNF (tumour-necrosis factor).