artikel praktikum

Upload: ahmad-mujiburrahim

Post on 30-Oct-2015

56 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sebagai contoh saja.. tidak lebih semoga bermanfaat

TRANSCRIPT

GAMBARAN PERUBAHAN INDERA PENGLIHATAN AKIBAT PROSES PENUAAN PADA LANSIA DI UNIT PELAKSANAAN TEKNIS DINAS PANTI SOSIAL RUMOH SEUJAHTRA GEUNASEH SAYANG BANDA ACEH TAHUN 2011Oleh :DEVI YUSFITA0807101010048A 07UNIVERSITAS SYIAH KUALA FAKULTAS KEDOKTERANPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERDARUSSALAM BANDA ACEH2011 Gambaran Perubahan Indera Penglihatan Akibat Proses Penuaan Pada Lansia di UPTD Panti Sosial Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang Banda Aceh tahun 2011ABSTRAKPerubahan indera penglihatan pada lanjut usia sebagai akibat dari proses penuaan merupakan penurunan sensitivitas dan efisiensi kerja indera penglihatan tersebut. Perubahan penglihatan yang dianggap normal adalah dalam proses penuaan adalah penurunan kemampuan melakukan akomodasi, kontriksi pupil dan perubahan warna serta kekeruhan lensa mata. Perubahan indera penglihatan tersebut membutuhkan penyesuaian pada diri lansia.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perubahan indera penglihatan akibat proses penuaan pada lansia di UPTD Panti Sosial Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang Banda Aceh. Desain penelitian Deskriptif observasi dengan pendekatan Cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, dengan jumlah sampel 60 orang. Alat pengumpulan data beerupa kuesioner dalam berbentuk skala guttman, terdiri dari 14 pertanyaan. Data dianalisis secara manual dengan menggunakan formula chi square dengan confidence interval 95% . Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa tampak adanya perubahan indera penglihatan akibat proses penuaan pada lansia di UPTD Panti Sosial Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang Banda Aceh.Kata Kunci: Perubahan Indera Penglihatan, Lansia, Proses Penuaan BAB IPENDAHULUANLatar BelakangKeberhasilan pemerintahan dalam pembangunan telah mewujudkan hasil diberbagai bidang, yaitu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah pendudukan yang lanjut usia meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho,2000)Berdasarkan hasil olah cepat Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Propinsi Aceh adalah sebesar 4.486.570 jiwa yang terdiri dari 2.243.578 jiwa penduduk laki-laki dan 2.242.992 jiwa penduduk perempuan.(BPS ACEH, 2010)Gambaran populasi tersebut adalah satu dampak positif dari keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan, namun selain berdampak positif, keberhasilan dibidang kesehatan juga menimbulkan dampak negatif, yaitu bergesernya pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit penuaan (degeneratif). Sehubungan dengan proses penuaan lansia rentan terhadaap penyakit jantung, kanker, stroke, gangguan persendian, gangguan pendengaran dan penglihatan (Dikot, 2003)Agus (2007) mengungkapkan, berdasarkan penelitian pada lanjut usia terdapat gangguan-gangguan penglihatan, pendengaran. Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan Komnas lansia pada tahun 2006, dari segi kesehatan, terdapat lansia dengan gangguan penglihatan sekitar 45% dan gangguan pendengaran 26% (Komnas lansia,2007)Berdasarkan uraian fenomena dan data diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul Gambaran perubahan indera penglihatan akibat proses penuaan pada lansia di UPTD Panti Sosial Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang Banda Aceh Tahun 2011Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut Bagaimana gambaran perubahan indera penglihatan akibat proses penuaan pada lansia di UPTD Panti Sosial Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang Banda Aceh Tahun 2011 ? Tujuan PenelitianTujuan umumUntuk mengetahui gambaran perubahan indera penglihatan akibat proses penuaan pada lansia di UPTD Panti Sosial Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang Banda Aceh. Tujuan khususUntuk mengetahui gambaran perubahan indera penglihatan akibat proses penuaan dengan respon fisik pada lansia di UPTD Panti Sosial Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang Banda Aceh.Untuk mengetahui gambaran perubahan indera penglihatan akibat proses penuaan dengan respon psikologis pada lansia di UPTD Panti Sosial Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang Banda Aceh.Manfaat PenelitianBagi PenelitiMenambah wawasan dan pengalaman dalam mengadakan penelitian sederhana di bidang research pendidikan dokter serta sebagai bahan kajian keilmuan dalam menghadapi masalah perubahan indera penglihatan akibat proses penuaan pada lanjut usiaBagi Pengelola PantiBahan kajian untuk dapat meningkatkan pelayanan kepada lanjut usia sebagai penghuni panti, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan lanjut usia.Institusi Pendidikan DokterBahan kajian dalam membimbing dan menambah pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran dibidang research.BAB IITINJAUAN KEPUSTAKAANKonsep LansiaPengertian lansiaDefinisi lanjut usia beragam tergantung kerangka pandang individu. Orang tua yang berusia 35 tahun dapat dianggap tua bagi anaknya dan muda bagi orang tuannya. Orang sehat aktif berusia 65 tahun mungkin menganggap usia 75 tahun sebagai permulaan lanjut usia. Mungkin kebanyakan lanjut usia menganggap dirinya dalan keadaan sehat, namun empat dari lima mereka menderita paling tidak satu penyakit kronis. Kemajuan proses penyakit mengancam kemandirian dari kualitas hidup dengan membebani kemampuan melakukan perawatan sehari-hari (Smeltzer dan Bare, 2001)Usia lanjut adalah golongan penduduk atau populasi berumur 60 tahun atau lebih (Bustan, 2000). Menurut Stolte (2003) Usia lanjut adalah masa yang dimulai sekitar usia 60 hingga 65 tahun dan berlanjut hingga akhir kehidupan. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000).UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi sebagai berikut : BAB 1 pasal 1 ayat 2 berbunyi Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh ) tahun ke atas (Nugroho,2000).Menurut Organisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia dikelompokkan dalam empat batasan umur yaitu :1.Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.2.Lanjut usia (elderly age) antara 60 sampai 74 tahun.3.Lanjut usia tua (old age) antara 75 tahun sampai 90 tahun.4.Usia sangat tua, di atas 90 tahun.Seseorang dikatakan lanjut usia biasanya dilihat dari jumlah umur yang dimilikinya. Di bawah ini beberapa pendapat tentang batasan umur lanjut usia menurut para ahli dalam Nugroho (2000)Menurut Jos MasdaniFase Interventus antara 25 dan 40 tahunFase Fertilitas antara 40 dan 50 tahunFase Praesenium antara 55 dan 65 tahunFase Senium antara 65 tahun sampai tutup usiaMenurut Koesoemato SetyonegoroUsia dewasa muda (elderly adulthood) antara 18 atau 20-25 tahunUsia dewasa penuh (middle year) atau maturitas antara 25-60 atau 65 tahunLanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 atau 75 tahunBeberapa tipe lanjut usia yang dikemukakan oleh Nugroho (2000)Tipe arif bijaksana* Kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.b. Tipe mandiri* Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta memenuhi undangan.c. Tipe tidak puas* Konflik lahir batin menentang proses ketuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmaniah, kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayanginya, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.d. Tipe pasrah* Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis gelap datang terang, mengikuti kegiatan beribadat, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.e. Tipe bingung* Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh (Nugroho, 2000).Proses menuaProses menua adalah sebuah proses yang mengubah orang dewasa sehat menjadi rapuh disertai dengan menurunya cadangan hampir semua sistem fisiologis dan disertai pula dengan meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan kematian. Proses menua normalnya merupakan suatu proses yang ringan (benign), ditandai dengan turunya fungsi secara bertahap tetapi tidak ada penyakit sama sekali sehingga kesehatan tetap terjaga baik. Sebaliknya proses menua patologis ditandai dengan kemunduran fungsi organ sejalan engan umur tetapi bukan akibat umur tua, melainkan akibat penyakit yang muncul pada umur tua. Tiga hal fundamental yang berkaitan dengan kesamaan dalam pola proses menua pada hampir semua spesies mamalia. Kedua, laju (rate) proses menua ditentukan oleh gen yang bervariasi antarspesies. Ketiga, laju proses menua tersebut dapat diperlambat oleh restriksi kalori, paling tidak pada hewan tikus. Banyak hal dimasa lalu yang diduga merupakan akibat proses menua ternyata berhubungan dengan proses penyakit yang faktor faktor risikonya sebenarnya dapat dimodifikasi seperti diet, merokok, alkohol, dan pajanan lingkungan.TEORI TEORI PROSES MENUA / PENUAANA. Teori BiologisProses penuaan merupakan proses secara berangsur yang mengakibatkan perubahan secara komulatif dan merupakan perubahan serta berakhir dengan kematian. Teori biologis tentang penuaan dibagi menjadi :1. Teori InstrinsikTeori ini berati perubahan yang berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab dalam diri sendiri.2. Teori EkstrinsikTeori ini menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan pengaruh lingkungan.Teori lain menyatakan bahwa teori biologis dapat dibagi menjadi :1. Teori Genetik ClockTeori tersebut menyatakan bahwa menua telah terprogram secara genetik untuk species species tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuklei ( inti selnya )suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan akan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. Konsep ini didukung kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata.2. Teori Mutasi Somatik ( teori error catastrophe )Menurut teori ini faktor lingkungan yang menyebabkan mutasi somatik . sebagai contoh diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur sebaliknya menghindarinya dapqaat mempperpanjang umur.menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsi sel tersebut. Sebaai salah satu hipotesis yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis error catastrope.3. Teori Auto imunDalam proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi oleh zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut, sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.4. Teori Radikal BebasRadikal bebas dapat dibentuk di alam bebas. Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksigenasi bahan bahan organik seperti KH dan protein.radikal ini menyebabkansel sel tidak dapat beregenerasi.5. Teori SosialSalah satu teori sosial yang berkenaan dengan proses penuaan adalah teori pembebasan ( disengagement teori ). Teori tersebut menerangkan bahwa dengan berubahnya usi seseorang secara berangsur angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun, baik secara kualitatif maupun kuantitasnya sehingga sering terjadi kehilangan ganda yaitu :1. kehilangan peran2. hambatan kontak fisik3. berkurangnya komitmen6. Teori PsikologiTeori tugas perkembangan :Menurut Hangskerst, ( 1992 ) bahwa setiap individu harus memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini tergantung pada maturasi fisik, penghargaan kultural masyarakat dan nilai serta aspirasi individu. Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan adanya penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, penerimaan masa pensiun dan penurunan income.penerimaan adanya kematian dari pasangannya dan orang orang yang berarti bagi dirinya. Mempertahankan hubungan dengan group yang seusianya, adopsi dan adaptasi deengan peran sosial secara fleksibel dan mempertahankan kehidupan secara memuaskan.PERUBAHAN BERBAGAI ORGAN AKIBAT PROSES MENUA NORMALPerubahan yang berhubungan dengan proses menua normal sebagian besar merupakan akibat kehilangan atau penurunan secara bertahap. Kehilangan tersebut sebenarnya sudah dimulai sejak awal usia muda, tetapi padfa sebagian besar system organ, kehilangan tersebut baru bermakna secara fungsional setelah terjadi kehilangan yang besar. Perubahan fungsi kardiovaskular juga berkaitan dengan meningkatnya usia. Respons terhadap latihan jasmani berubah bersamaan dengan usia, meliputi denyut jantung yang menurun, volume ventrikel kiri akhir sistolik menigkat, dan berkurangnya ejection fraction ventrikel kiri. Presbiesofagus adalah berkurangnya motilitas esophagus akibat proses menua yang menyebabkan menurunya peristaltic usus. Namun, gangguan motilitas yang berat hanya terdapat pada pross yang patologis. IMPLIKASI KLINIS PROSES MENUABerbagai perubahan fisiologis terkait usia tentu memberikan implikasi klinis yang penting untuk dipahami. Adanya variasi antara individu merupakan gambaran penting proses menua yang perlu mendapat perhatian secara menua yang perlu mendapat perhatian secara seksana. Akibatnya, pendekatan algoritma, teknik triase, dan strategi pemeriksaan diagnostic tidak mungkin ditentukan hanya berdasarkan usia semata. Implikasi kedua proses menua adalah bahwa system biologi sangat sedikit dipengaruhi oleh usia semata, melainkan lebih sering dipengaruhi oleh gaya hidup seperti meokok, aktivitas fisis, asupan nutrisi, dan kondisi ekonomi. Melalui pengkajian yang holistic akan dapat ditetapkan berbagai factor predisposisi dan factor pencetus, serta hendaya yang dapat merupakan masalah utama atau pemberatan yang harus segera diselesaikan karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius dan fatal pada pasien usia lanjut. Dalam pengelolaan pasien geriatric, perlu diingat bahwa kemampuan individu usila untuk befungsi tergantung pada kombinasi karakteristik usila ( misalnya motivasi, toleransi terhadap nyeri ) dan tempat di mana usila diharapkan berfungsi. Tidak kalah pentingnya adalah berbagai upaya pencegahan seperti gaya hidup yang baik dan benar, nutrisi yang baik dan seimbang, tidak merokok, lingkungan yang sehat, yang seyogyanya sudah dimulai sendiri mungkin sebelum seseorang memasuki usia lanjut, bahkan sejak kanan kanan agar proses menua dapat berlangsung dengan normal. Bila kondisi tersebut dimungkinkan dapat diharapkan seseorang dapat menjalani masa tuanya dengan kualitas hidup yang lebih baik.( Ilmu Penyakit Dalam UI, 2007 )Fisiologi Indera PenglihatanStruktur mataBola mata berdiameter 2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar. Gambar 2.1 menunjukan bagian-bagian yang termasuk ke dalam bola mata, bagian-bagian tersebut memiliki fungsi berbeda, secara rinci diuraikan sebagai berikut :Sklera : Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya bola mataOtot-otot : Otot-otot yang melekat pada mata :a. muskulus rektus superior : menggerakan mata ke atasb. muskulus rektus inferior : mengerakan mata ke bawahKornea : memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahayaBadan Siliaris : Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa untuk beroakomodasi, kemudian berfungsijuga untuk mengsekreskan aqueus humorIris : Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung pigmen.Lensa : Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensaBintik kuning (Fovea) : Bagian retina yang mengandung sel kerucutBintik buta : Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mataVitreous humor : Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mataAquous humor : Menjaga bentuk kantong bola mataBola mata dibagi menjadi 3 lapisan, dari luar ke dalam yaitu tunica fibrosa, tunica vasculosa, dan tunica nervosa.1) Tunica VibrosaTunica vibrosa terdiri dari sklera, sklera merupakan lapisan luar yang sangat kuat. Sklera berwarna putih putih, kecuali di depan. Pada lapisan ini terdapat kornea, yaitu lapisan yang berwarna bening dan berfungsi untuk menerima cahaya masuk kemudian memfokuskannya. Untuk melindungi kornea ini, maka disekresikan air mata sehingga keadaannya selalu basah dan dapat membersihkan dari debu.Pada batas cornea dan sclera terdapat canalis schlemm yaitu suatu sinus venosus yang menyerap kembali cairan aquaus humor bola mata.2) Tunica VasculosaTunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, urutan dari depan ke belakang terdiri dari iris, corpus ciliaris dan koroid.Koroid merupakan lapisan tengah yang kaya akan pembuluh darah, lapisan ini juga kaya akan pigmen warna. Daerah ini disebut Iris. Coba Anda perhatikan mata orang Indonesia dengan orang-orang dari Negara barat! Apakah perbedaannya? Tentunya pada warna. Orang Indonesia biasanya bermata hitam atau coklat, adapun orang barat biasanya berwarna biru atau hijau. Nah, di bagian irislah terdapatnya perbedaan ini karena di tempat ini memiliki pigmen warna.Bagian depan dari lapisan iris ini disebut Pupil yang terletak di belakang kornea tengah. Pengaruh kerja ototnya yaitu melebar dan menyempitnya bagian ini. Coba Anda masuk ke dalam suatu kamar yang gelap gulita, maka Anda akan berusaha melihat dengan melebarkan mata agar cahaya yang masuk cukup. Pada kondisi ini disebut dengan dilatasi, demikian sebaliknya jika Anda berada pada ruangan yang terlalu terang maka Anda akan berusaha untuk menyempitkan mata karena silau untuk mengurangi cahaya yang masuk yang disebut dengan konstriksi. Pada sebuah kamera, pupil ini diibaratkan seperti diafragma yang dapat mengatur jumlah cahaya yang masuk.Di sebelah dalam pupil terdapat lensa yang berbentuk cakram otot yang disebut Musculus Siliaris. Otot ini sangat kuat dalam mendukung fungsi lensa mata, yang selalu bekerja untuk memfokuskan penglihatan. Seseorang yang melihat benda dengan jarak yang jauh tidak mengakibatkan otot lensa mata bekerja, tetapi apabila seseorang melihat benda dengan jarak yang dekat maka akan memaksa otot lensa bekerja lebih berat karena otot lensa harus menegang untuk membuat lensa mata lebih tebal sehingga dapat memfokuskan penglihatan pada benda-benda tersebut. Sekarang Anda tahu mengapa aktivitas seseorang yang membaca buku akan membuat mata terasa cepat lelah, Pada bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi caira bening yang masing-masing disebut Aqueous Humor dan Vitreous Humor. Adanya cairan ini dapat memperkokoh kedudukan bola mata3) Tunica NervosaTunica nervosa (retina) merupakan reseptor pada mata yang terletak pada bagian belakang koroid. Bagian ini merupakan bagian terdalam dari mata. Lapisan ini lunak, namun tipis, hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang. Retina tersusun dari sekitar 103 juta sel-sel yang berfungsi untuk menerima cahaya. Di antara sel-sel tersebut sekitar 100 juta sel merupakan sel-sel batang yang berbentuk seperti tongkat pendek dan 3 juta lainnya adalah sel konus (kerucut). Sel-sel ini berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih, dan sangat peka pada sedikit cahaya.1. SEL BATANG tidak dapat membedakan warna, tetapi lebih sensitif terhadap cahaya sehingga sel ini lebih berfungsi pada saat melihat ditempat gelap. Sel batang ini mengandung suatu pigmen yang fotosensitif disebut rhodopsin. Cahaya lemah seperti cahaya bulan pun dapat mengenai rhodopsin. Sehingga sel batang ini diperlukan untuk penglihatan pada cahaya remang-remang.2. SEL KERUCUT atau cone cell mengandung jenis pigmen yang berbeda, yaitu iodopsin yang terdiri dari retinen. Terdapat 3 jenis iodopsin yang masing-masing sensitif terhadap cahaya merah, hijau dan biru. Masing-masing disebut iodopsin merah, hijau dan biru. Segala warna yang ada di dunia ini dapat dibentuk dengan mencamputkan ketiga warna tersebut. Sel kerucut diperlukan untuk penglihatan ketika cahaya terang.Signal listrik dari sel batang dan sel kerucut ini akan di teruskan melalui sinap ke neuron bipolar, kemudian ke neuron ganglion yang akan membentuk satu bundel syaraf yaitu syaraf otak ke II yang menembus coroid dan sclera menuju otak. Bagian yang menembus ini disebut dengan discus opticus, dimana discus opticus ini tidak mengandung sel batang dan sel kerucut, maka cahaya yang jatuh ke discus opticus tidak akan terlihat apa-apa sehingga disebut dengan bintik buta.Alat-alat Tambahan MataAlat-alat tambahan mata terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata dan aparatus lakrimalis.1)Alis : terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata, fungsinya untuk melindungi mata dari cahaya dan keringat juga untuk kecantikan.2)Kelopak mata : ada 2, yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak bergerak dari kelopak yang bawah dan mengandung musculus levator pepebrae untuk menarik kelopak mata ke atas (membuka mata). Untuk menutup mata dilakukan oleh otot otot yang lain yang melingkari kelopak mata atas dan bawah yaitu musculus orbicularis oculi. Ruang antara ke-2 kelopak disebut celah mata (fissura pelpebrae), celah ini menentukan melotot atau sipit nya seseorang. Pada sudut dalam mata terdapat tonjolan disebut caruncula lakrimalis yang mengandung kelenjar sebacea (minyak) dan sudorifera (keringat).3)Bulu mata : ialah barisan bulu-bulu terletak di sebelah anterior dari kelenjar Meibow. Kelenjar sroacea yang terletak pada akar bulu-bulu mata disebut kelenjar Zeis. Infeksi kelenjar ini disebut Lordholum (bintit).4)Apparatus lacrimalis : terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis, canalis lacrimalis, dan ductus nassolacrimalis.Perubahan Indera Penglihatan Akibat Proses Penuaan Pada LansiaMenurut Stanley & Beare (2006) , perubahan penglihatan dan fungsi mata yang dianggap normal dalam proses penuaan antara lain :Penurunan kemampuan untuk melakukan akomodasiKerusakan kemampuan akomodasi terjadi karena otot-otot siliaris menjadi lebih lemah dan lebih kendur, dan lensa kristalin mengalami sklerosis, dengan kehilangan elastisitas dan kemampuan untuk memusatkan.Ukuran pupil menurun akibat penuaanUkuran pupil menurun (miosis pupil) dengan penuaan karena sfinkter pupil mengalami sklerosis.Perubahan warna dan meningkatnya kekeruhan lensa kristalPerubahan warna dan meningkatnya kekeruhan lensa kristal yang terjadi yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menimbulkan katarak. Selain itu terjadinya penurunan yang konsisten dalam kemampuan untuk melihat objek pada tingkat penerangan rendah dan menurunnya sensitivitas terhadap warna hijau, biru, dan ungu. Serta kesulitan mengenali benda yang bergerak.BAB IIIMETODE PENELITIANDesain penelitianDesain penelitian ini adalah deskriptif observasi, yaitu desain penelitian yang digunakan untuk melihat gambaran perubahan pada indra penglihatan akibat proses penuaan pada lansia. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional study.Populasi dan sampelPopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh usia lanjut yang tinggal di UPTD panti sosial rumoh seujahtra geunaseh sayang banda aceh yaitu sebanyak 60 orang (survei awal di UPTD panti sosial)SampelPengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki oleh peneliti, adapun kriteria sampel yang digunakan adalah :Bersedia menjadi respondenLansia yang mengalami gangguan penglihatanDapat berkomunikasi dengan baikTidak memiliki gangguan kejiwaanTempat dan waktu penelitianTempat penelitianPenelitian dilaksanakan di UPTD panti sosial rumoh seujahtra geunaseh sayang jalan T.iskandar desa lamglumpang kec. Ulee kareng banda aceh.Alasan pemilihan lokasi penelitian tersebut adalah :Terdapat di banda acehMudah terjangkauMempercepat pelaksanaannyaPopulasi yang ingin diteliti cukupWaktu penelitianPengumpulan data dilakukan pada tanggal............................................sampai .................................2011Alat pengumpulan dataSebagai alat pengukuran data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner yang mengacu pada tinjauan kepustakaan dan kerangka konsep yang dikembangkan.Teknik pengumpulan dataTeknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara terpimpin yaitu wawancara yang menggunakan panduan pokok-pokok masalah yang diteliti.BAB VIHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANHasil PenelitianPengumpulan data pada penelitian ini dilakukan di UPTD Panti Sosial Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang Banda Aceh. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 60 orang lansiaData demografiBerdasarkan data diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin paling banyak responden berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 30 orang, sedangkan berdasarkan umur, paling banyak responden berumur 66-75 tahun yang berjumlah 25 orang. Sementara itu jika dilihat dari lama responden menghuni panti werda, sebagian besar responden menghuni panti selama 0 5 tahun, dan jika dilihat dari pendidikan terakhirnya sebagian besar responden berpendidikan SD yaitu 23 orang.Analisa UnivariatBerdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan, maka didapatkan total skor responden untuk variabel independen yaitu perubahan indra penglihatan akibat proses penuaan pada lansia di panti sosial. Pengkatagorian didasarkan pada skor terbanyak jawaban responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa perubahan indera penglihatan akibat roses penuaan pada lansia sebagian besar berada pada katergori ada, artinya lansia mengalami perubahan indera penglihatan yaitu sebanyak 50 respondenPembahasanHasil pengolahan data diperoleh bahwa sebanyak 50 orang lansia diUPTD panti sosial rumoh seujahtra geunaseh sayang banda aceh, mengalami perubahan indera perubahan indera penglihatan, sedangkan sisanya 10 orang lansia tidak mengalami perubahan indera penglihatan.Semua orang mengalami perubahan penglihatan seiring dengan penuaan , dan perubahan ini merupakan keluhan yang besar bagi lansia, sebab respon-respon perseptual terhadap lingkungan berhubungan dengan perasaan aman.sebagian besar orang dapat beradaptasi dengan sangat baik terhadap perubahan yang terjadi dalam proses penuuan .(stole, 2003)BAB VPENUTUPKesimpulanPerubahan indera penglihatan akibat proses penuaan pada lansia di panti sosial sebagian besar berada dalam katagori ada yaitu sebany6ak 50 orang. DAFTAR PUSTAKAAgus . (2007). Persen Usila Mengalami Gangguan Kesehatan. http://www.dumaipos.com. Diakses bualan Februari 2011Badan pusat statistik propinsi aceh, 2010, Jumlah penduduk aceh, http://aceh.bps.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=20:jumlah-penduduk-aceh-hasil-sp2010&catid=40:hot-news, diakses tanggal 26 februari 2011Bustan (2000). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA21. Dikot, E. (2001). Memperingati hari lansia internasional. http://www.pikiran-rakyat.com. Diakses bulan Maret 2011 Indonesian nursing , 2008, proses menua, http://indonesiannursing.com/2008/07/teori-%E2%80%93-teori-proses-menua-penuaan/ , diakses tanggal 5 maret 2011Nugroho, Wahjudi (2000). Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC28. Stolte, Karen M. (2003). Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Jakarta: EGC