artikel pengaruh penambahan limbah ampas tahu...
TRANSCRIPT
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
ARTIKEL
PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH AMPAS TAHU KERING DALAM
RANSUM TERHADAP PERFORMA PADA AYAM KAMPUNG SUPER
Oleh:
NAMA : DAVID DWI PRAYOGO
NPM : 14.1.04.01.0003
Dibimbing oleh :
1. ERNA YUNIATI, S.Pt., MP
2. LUKMAN HAKIM, S.Pt., M. Pt
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN
PGRI KEDIRI
2019
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
DAVID DWI PRAYOGO | 14.1.04.01.0003
PETERNAKAN - PETERNAKAN
Simki.Unpkediri.Ac.Id
|| 1||
SURAT PERNYATAAN
ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2019
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap : David Dwi Prayogo
NPM : 14.1.04.01.0003
Telepun/HP : 087755196400
Alamat Surel (Email) : [email protected]
Judul Artikel : Pengaruh Penambahan Limbah Ampas Tahu
Kering Dalam Ransum Terhadap Performa Pada
Ayam Kampung Super
Fakultas – Program Studi : Peternakan - Peternakan
Nama Perguruan Tinggi : Universitas Nusantara PGRI Kediri
Alamat Perguruan Tinggi : Jl. Kh. Ahmad Dahlan 76 Mojoroto Kota Kediri
Dengan ini menyatakan bahwa :
a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan
bebas plagiarisme;
b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain,
saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Mengetahui Kediri, 11 Februari 2019
Pembimbing I
ERNA YUNIATI, S.Pt., MP
NIDN. 0717066904
Pembimbing II
LUKMAN HAKIM, M.Pt
NIDN. 0712118903
Penulis,
DAVID DWI PRAYOGO
NPM : 14.1.04.01.0003
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
DAVID DWI PRAYOGO | 14.1.04.01.0003
PETERNAKAN - PETERNAKAN
Simki.Unpkediri.Ac.Id
|| 2||
PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH AMPAS TAHU KERING
DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA PADA AYAM KAMPUNG
SUPER
DAVID DWI PRAYOGO
NPM : 14.1.04.01.0003
Peternakan
Erna Yuniati, S.Pt., MP Dan Lukman Hakim, S.Pt., M. Pt
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
David Dwi Prayogo : Pengaruh Penambahan Limbah Ampas Tahu Kering Dalam Ransum Terhadap
Performa Pada Ayam Kampung Super, Skripsi, Program Studi Peternakan, Fakultas peternakan UN
PGRI Kediri, 2018.Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2018 – 13 Juli 2018 Yang
Bertempat Di Bapak Supriyadi Desa Mojokendil, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk.
Ampas tahu merupakan limbah industri tahu yang memiliki kelebihan, yaitu kandungan protein yang
cukup tinggi dan merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai bahan penyusun ransum.
Ditinjau dari komposisi ampas tahu dapat digunakan sebagai sumber protein, mengiat kandugan
protein dan lemak pada ampas tahu yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penambahan ampas tahu kering dalam ransum terhadap bobot badan pada ayam kampung
super. Penelitian ini menggunakan metode RAL (Rancanangan Acak Lengkap) dengan jumlah 80 ekor
ayam kampung super. Perlakuan yang diberikan adalah P0 (Ransum + 0% Ampas Tahu Kering), P1
(Ransum + 15% Ampas Tahu Kering), P2 (Ransum + 20% Ampas Tahu Kering), P3 (Ransum +
25% Ampas Tahu Kering).Parameter yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot
badan dan konversi ransum. Data dianalisis menggunakan sidik ragam. Hasil penelitian diperoleh
bahwa penggunakan ampas tahu dalam ransum memberikan pengaruh berbeda nyata (P < 0,05%)
terhadap konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan sedangkan pada konversi ransum pada
penelitian ini memberikan pengaruh tidak berbeda nyata (P > 0,05%). Kesimpulan hasil penelitian ini
adalah penambahan ampas tahu kering bisa di manfaatkan sampai batas 20%, dimana dimana
konsumsi paling tinggi P2 (11588,25/g/ekor/Minggu), bobot badan P2 (17433,50 g/ekor/minggu) dan
konversi P2 (0,7 g/ekor/minggu). Saran penelitian yang akan datang penambahan ampas tahu kering
dalam ransum ayam kampung super sebesar 20 % dan menggunakan ampas tahu basah.
Kata Kunci : ampas tahu kering, konsumsi pakan, bobot badan, konversi, ayam kampung super.
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
DAVID DWI PRAYOGO | 14.1.04.01.0003
PETERNAKAN - PETERNAKAN
Simki.Unpkediri.Ac.Id
|| 3||
I. LATAR BELAKANG
Berternak ayam kampung Super
saat ini merupakan suatu pilihan bagi
peternak profesional maupun peternak
pemula yang baru mau mencoba untuk
terjun ke bidang pemeliharaan ayam
kampung super. Karakteristik dari
ayam kampung super adalah dapat
diproduksi dalam jumlah banyak
dengan bobot seragam, laju
pertumbuhan lebih cepat daripada
ayam kampung, memiliki tingkat
kematian yang rendah, mudah
beradaptasi dengan lingkunan serta
memiliki citarasa yang tidak berbeda
dengan ayam kampung (Kaleka, 2015).
Ampas tahu sudah lama dipakai
sebagai pakan sapi, babi sudah diteliti
untuk pakan ayam (MAHFUDZ et al.,
1999). Ampas tahu memiliki nilai gizi
yang cukup baik, dengan kandungan
protein antara 16–20%, dengan asam
amino lisin dan methionin yang cukup
tinggi. Tetapi ampas tahu sebagai
pakan ayam mempunyai kendala, yaitu
tingginya kadar air dan serat kasar.
Pada penelitian terdahulu ampas tahu
sebagai pakan ayam ras pedaging
hanya terbatas sampai 7,5%
(MAHFUDZ et al., 1999).
Tety (2006) menambahkan ampas tahu
merupakan produk dari limbah industri pangan
yang masih dapat dimanfaatkan secara optimal
sebagai alternatif bahan pakan ternak. Ampas
tahu layak digunakan sebagai pakan ternak
ayam kampung karena merupakan sumber
protein nabati dalam pakan ternak,
diperkirakan ampas tahu segar mempunyai
kandungan air 70 -80%. Berat kering ampas
tahu mengandung 23,6 – 24% protein dan 12%
serat kasar (Witjaksono, 2005). Selain protein
dan serat kasar, ampas tahu juga masih
mengandung lemak 5,9%, karbohidrat 67,5%,
kalsium 19% dan fosfor 29% (Suprapti, 2005).
Hasil riset yang telah dilakukan oleh
mahfudz dkk (2001) menyimpulkan bahwa
penggunaan ampas tahu sampai 20% secara
nyata memperlihatkan adanya peningkatan
konsumsi pakan, pertambahan bobot badan,
dan memacu pertumbuhan ayam pedaging
(Anonimus, 2005). Pada penelitian ini ayam
yang digunakan adalah ayam kampung Super.
Pada periode grower kandungan gizi pada
pakan digunakan untuk proses pertumbuhan,
karena ayam dalam masa pertumbuhan. Gizi ini
salah satunya diperoleh dari protein, kebutuhan
protein pada ayam kampung super yang sedang
tumbuh adalah 14 %. Sebagai sumber protein
nabati, penggunaan ampas tahu dalam ransum
ayam kampung super ini diharapkan bisa
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
DAVID DWI PRAYOGO | 14.1.04.01.0003
PETERNAKAN - PETERNAKAN
Simki.Unpkediri.Ac.Id
|| 4||
menunjang pertumbahan ayam kampung super sehinggaakan berpengaruh terhadap konsumsi
pakan, dan pertambahan bobot badan.
Sehingga penulis tertarik mengambil judul “
Pengaruh Penambahan Limbah Ampas Tahu
Kering Dalam Ransum Terhadap performa
Pada Ayam Kampung Super ”.
II. METODE PENELITIAN
Metode Penelitian yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Model matematika Rancangan Acak Lengkap
adalah sebagai berikut:
Yij = μ+αi + έij
Keterangan :
Yij = Nilai pengamatan dari perlakuan
ke-i dan ulangan ke-j
μ = Nilai rata-rata pengamatan
αi = Pengaruh aditif dari perlakuan ke-i
έij = Galat percobaan perlakuan ke-i dan
ulangan ke-j
Uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil)
Rumus :
Rancangan Penelitian
Pelaksanaan penelitian menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
4 perlakuan dan 4 Pengulangan.
Perlakuan yang diberikan adalah sebagai
berikut :
1. Perlakuan 1 (P0) = ransum tanpa
ampas tahu kering sebagai kontrol
2. Perlakuan 2 (P1) = ransum + 15%
ampas tahu kering
3. Perlakuan 3 (P2) = ransum + 20% ampas
tahu kering
4. Perlakuan 4 (P3) = ransum + 25 % ampas
tahu kering
Tabel Perlakuan Penelitian
Ayam
Kampung
Super
Penambahan Ampas Tahu kering
0 % 15% 20% 25%
Ulangan 1 5 ekor 5 ekor 5 ekor 5 ekor
2 5 ekor 5 ekor 5 ekor 5 ekor
3 5 ekor 5 ekor 5 ekor 5 ekor
4 5 ekor 5 ekor 5 ekor 5 ekor
III. HASIL DAN KESIMPULAN
Hasil Uji Analisis Proksimat
Hasil uji analisis proksimat penelitian
Pengaruh Penambahan Limbah Ampas Tahu
kering Dalam Ransum Terhadap performa
Pada Ayam Kampung Super terlihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 1. Hasil uji analisis proksimat
penambahan Ampas Tahu kering
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
DAVID DWI PRAYOGO | 14.1.04.01.0003
PETERNAKAN - PETERNAKAN
Simki.Unpkediri.Ac.Id
|| 5||
Tabel 2. Kandungan nutrisi konsentrat
COMFEED KBR
Air Maks. 11%
Protein kasar 40 – 42 %
Lemak kasar Min. 3 %
Serat kasar Maks. 7 %
Abu Maks. 15 %
Kalsium 2,7 – 3,0 %
Phosphor Min 1,0 %
Coccidiostat +
Antibiotika +
Enzim +
Sumber : PT. JAPFA COMFEED
Indonesia, tbk
Tabel 3 Standar Defiasi
P0 P1 P2 P3
Konsumsi 9581,2 ± Sd
432,59
9740 ± Sd
481,404196
11588,2 ±
Sd 170,359
10198,75 ±
Sd 552,7
Bobot Badan 15398,5 ±
Sd 258,911
16120 ± Sd
393,08
17433,5 ±
Sd 274,56
17241 ± Sd
196,73
Konversi 0,72 ± Sd
0,031623
0,71 ± Sd
0,04967
0,7 ± Sd
0,078
0,71 ± Sd
0,047
A. KONSUMSI PAKAN
Hasil Analisis Ragam menunjukkan
bahwa perlakuan P0, P1, P2, dan P3
memberikan pengaruh yang berbeda nyata
(P < 0,05) terhadap konsumsi pakan.
Perlakuan P0 tanpa pakan campuran,
P(15%), P(20%), P(25%) hasilnya tidak
sama. Perlakuan P2 dengan pakan campuran
20% kebutuhan konsumsi ayam kampung
super lebih cepat dibandingkan dengan
perlakuan P0, P1, P3. Mungkin dengan
tambahan 20% ampas tahu kebutuhan gizi
ayam kampung super lebih bagus dan lebih
seimbang. Hasil analisis lengkap dapat
dilihat pada lampiran 1.
Konsumsi pakan merupakan jumlah
pakan yang dimakan dalam jumlah waktu
tertentu yang akan digunakan oleh ternak
untuk memenuhi kebutuhan hidup dan zat
makanan lain (Wahju, 2009). Konsumsi
pakan dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 1. Konsumsi Penambahan Ampas
Tahu kering pada Ayam Kampung Super.
N
o
Kode
bahan
KandunganZatMakanan
BK
(%)
Abu*
(%)
PK*
(%)
SK*
(%)
LK*
(%)
P1 15%
90,0
4 8,10 20.01 9,40 9,86
P2 20%
90,3
3 7,70 20.10 4,14
10,3
3
P3 25%
90,7
4 7,38 19,77 10,6
10,3
5
No
Kode
bahan
KandunganZatMakanan
BK
(%)
Abu*
(%)
PK*
(%)
SK*
(%)
LK*
(%)
P1 15% 90,0 8,1 20.0 9,40 9,86
P2 20% 90,3 7,7 20.1 4,14 10,3
P3 25% 90,7 7,38 19,7 10,6 10,3
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
DAVID DWI PRAYOGO | 14.1.04.01.0003
PETERNAKAN - PETERNAKAN
Simki.Unpkediri.Ac.Id
|| 6||
Keterangan:
P0= Pemberian Konsentrat + Ampas Tahu
kering 0% (kontrol)
P1= Pemberian Konsentrat + Ampas Tahu
kering 15%
P2= Pemberian Konsentrat + Ampas Tahu
kering 20%
P3= Pemberian Konsentrat + Ampas Tahu
kering 25%
Pada Grafik 1 menunjukkan bahwa
tingkat konsumsi tertinggi terdapat pada
perlakuan P2 dengan penambahan ampas
tahu kering 20% sedangkan tingkat
konsumsi terendah terdapat pada perlakuan
P0 dengan ampas tahu kering 0%
(kontrol). Demikian urutan tingkat
konsumsi dari yang tertinggi sampai
terendah secara berurutan yaitu P2, P3, P1,
P0.
Konsumsi tertinggi pada perlakuan P2
(11588,25/g/ekor/Minggu) dengan
pemberian konsentrat dan penambahan
ampas tahu kering 20% terlihat bahwa
semakin meningkat penggantian ampas
tahu kering dalam ransum maka
konsumsi ransum akan meningkat,
Menurut Nuraini (2005), ampas tahu dapat
dijadikan sebagai bahan pakan sumber
protein karena tingginya kandungan
protein kasar. ini sesuai dengan hasil uji
analisa Lab. proksimat, bahwa nilai
ransum tertinggi terdapat pada perlakuan
P2.
Konsumsi terendah terdapat pada
perlakuan P0 (9581,25 g/ekor/minggu), hal
ini disebabkan tidak adanya penambahan
ampas tahu kering sehingga ternak kurang
menyukai pakan tersebut. Rasyaf (2003)
yang menyatakan bahwa ayam akan berhenti
makan bila energinya terpenuhi.
Selain itu, perlakuan dengan konsumsi
rendah P3 dan P1 yaitu 10198,8
g/ekor/minggu dan 9740 g/ekor/minggu, hal
ini di sebabkan karena lokasinya berdekatan
dengan area luar kandang. Suhu kandang
yang tinggi mengakibatkan ayam penelitian
berusaha mengurai suhu tubuhnya dengan
meningkatkan konsumsi air minumnya.
Wahju (2004) menyebutkan bahwa ayam
akan mengkonsumsi air berlebihan bila ada
cekaman panas.
Hasil analisis menunjukkan bahwa
perlakuan P0, P1, P2, dan P3 hasilnya F
hitung > F tabel berbeda nyata perlakuan
terhadap hasil pengamatan. Pada Uji BNT
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
DAVID DWI PRAYOGO | 14.1.04.01.0003
PETERNAKAN - PETERNAKAN
Simki.Unpkediri.Ac.Id
|| 7||
(Beda Nyata Terkecil) menunjukkan P2 (a),
P3 (b), P1(c), dan P0 (d) berbeda nyata.
B. PERTAMBAHAN BOBOT BADAN
Hasil Analisis Ragam menunjukkan
bahwa perlakuan P0, P1, P2, dan P3
memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P
< 0,05) terhadap bobot badan ayam kampung
super. Penambahan ampas tahu kering pada
perlakuan P2 dengan tambahan ampas tahu
kering 20% hasilnya berat badan perlakuan P2
lebih tinggi dibandingkan perlakuan P0, P1,
dan P3. Santoso (2008) bahwa pertambahan
bobot badan sangat berkaitan dengan pakan,
dalam hal kuantitas yang berkaitan dengan
konsumsi pakan apabila konsumsi pakan
terganggu maka akan mengganggu
pertumbuhan. Maka perlakuan P2 dengan
tambahan ampas tahu kering 20% lebih
seimbang bagi keseimbangan gizi ayam
kampung super sehingga pakan yang
dikonsumsi ternak mampu meningkatkan
bobot badan dengan baik. Hasil analisis ragam
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.
Pertambahan bobot badan merupakan
kenaikan bobot badan yang dicapai oleh ternak
selama periode tertentu. Pertambahan bobot
badan dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Grafik 2 Penambahan Ampas Tahu kering
pada Ayam Kampung Super
Terhadap Pertambahan Bobot Badan
Keterangan:
P0= Pemberian Konsentrat + Ampas Tahu
kering 0% (kontrol)
P1= Pemberian Konsentrat + Ampas Tahu
kering 15%
P2= Pemberian Konsentrat + Ampas Tahu
kering 20%
P3= Pemberian Konsentrat + Ampas Tahu
kering 25%
Dilihat pada grafik 2 pertambahan bobot
tertinggi terdapat pada perlakuan P2
(17433,50 g/ekor/minggu), penambahan 20%
ampas tahu kering sedangakan bobot badan
terendah terdapat pada perlakuan P0 (15399
g/ekor/minggu) dengan penambahan 0%
ampas tahu kering hal ini mungkin kandang
yang kotor dapat menurunkan konsumsi
ransum yang menyebabkan terlambatnya
pertumbuhan dan kurang beratnya badan
ternak Ali (2009). Dengan demikian urutan
tingkat pertambahan bobot badan dari yang
tertinggi sampai terendah yaitu P2, P3, P1,
P0.
Bobot badan perlakuan P2 lebih
tinggi (17433,50 g/ekor/minggu) hal ini
dikarenakan pada grafik 2 terlihat bahwa
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
DAVID DWI PRAYOGO | 14.1.04.01.0003
PETERNAKAN - PETERNAKAN
Simki.Unpkediri.Ac.Id
|| 8||
tingkat konsumsi lebih tinggi dari
perlakuan lain. Menurut pendapat
(Buwono, 2007) menyatakan bahwa bobot
badan dipengaruhi oleh kualitan dan
kuantitas akan yang dikonsumsi, dengan
demikian perbedaan kandungan zat-zat
makanan pada pakan dan banyaknya
pakan yang dikonsumsi maka
memberikan pengaruh terhadap
pertambahan bobot badan yang dihasilkan
karena kandungan zat-zat pakan yang
seimbang dan cukup sesuai dengan
kebutuhan untuk pertumbuhan yang
optimal.
Pada perlakuan P3 ( 17241
g/ekor/minggu ) dan P1 ( 16120
g/ekor/minggu ) bobot badan lebih rendah
hal ini kemungkinan terjadi karena jumlah
pakan yang di konsumsi menurun karena
tingkat palabilitas berkurang serta suhu
tinggi saat siang hari dapat mempengaruhi
bobot badan. Qurniawan (2016)
berpendapat bahwa faktor yang
berpengaruh pada pertambahan bobot
badan yaitu perbedaan jenis kelamin,
konsumsi pakan, lingkungan, bibit dan
kualitas pakan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa
perlakuan P0, P1, P2, dan P3 hasilnya F
hitung > F tabel berbeda nyata perlakuan
terhadap hasil pengamatan. Pada Uji BNT
(Beda Nyata Terkecil) menunjukkan P2
(a), P3 (b), P1(c), dan P0 (d) berbeda
nyata.
C. KONVERSI
Hasil Analisis Ragam menunjukkan
bahwa perlakuan P0, P1, P2, dan P3
memberikan pengaruh yang tidak berbeda
nyata (P > 0,05) terhadap bobot badan
ayam kampung super. Hasil uji BNT
(Beda Nyata Terkecil) menunjukkan
pengaruh dari P0, P1, P2, P3 tidak
berbeda nyata (P>0,05). Hasil yang tidak
berbeda nyata ini di sebabkan
penambahan ampas tahu kering diberikan
hanya selisih sedikit antar perlakuan, jenis
ternak sama dan lingkungan sama serta
bobot maupun konsumsinya juga
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata,
sehingga untuk konversi juga tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata.
Konversi ransum dipengaruhi oleh
genetika, ukuran tubuh, suhu lingkungan,
kesehatan, tercukupinya nutrisi ransum
(Rasyaf 2011). Konversi dapat dilihat
pada grafik dibawah ini :
Grafik 3. Konversi Penambahan Ampas
Tahu Kering pada Ayam Kampung Super
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
DAVID DWI PRAYOGO | 14.1.04.01.0003
PETERNAKAN - PETERNAKAN
Simki.Unpkediri.Ac.Id
|| 9||
Keterangan:
P0= Pemberian Konsentrat + Ampas Tahu
kering 0% (kontrol)
P1= Pemberian Konsentrat + Ampas Tahu
kering 15%
P2= Pemberian Konsentrat + Ampas Tahu
kering 20%
P3= Pemberian Konsentrat + Ampas Tahu
kering 25%
Dari grafik 3 hasil penelitian konversi
terendah terdapat pada P2 (0,7
g/ekor/minggu) pada perlakuan P2
sehingga dengan konversi yang rendah
maka penambahan ampas tahu kering
tersebut secara ekonomis lebih efisien.
Tatalaksana, kualitas ransum, dan
penggunaan bibit yang baik juga dapat
berpengaruh (Yunus, 1991) sedangkan
konversi tertinggi pada P0 (0,72
g/ekor/minggu). Hal ini sesuai dengan
pendapat kamal (1997) dan Zuprizal
(1993) yang menyatakan bahwa besar
kecilnya nilai konversi pakan dipengaruhi
oleh kualitas pakan dan kemampuan ternak
untuk mengubah pakan menjadi daging,
keseimbangan pakan, ukuran tubuh,
temperatur lingkungan, berat hidup, bentuk
fisik pakan dan jenis kelamin. saat ini
belum banyak peternak yang
memanfaatkan ampas tahu sebagai pakan
tambahan bagi peternaknya selain
konsentrat, pertumbuhan ternak yang
diberi pakan ampas tahu lebih cepat dari
pada yang tidak diberi (Titis, 2009).
sehingga dengan konversi yang
rendah maka penambahan ampas tahu
kering bisa digunakan dalam pakan ayam
kampung super dan dapat mengurangi
biaya. Dengan demikian urutan tingkat
konversi terendah sampai tertinggi dapat
dilihat dari P2, P3, P1, P0.
Pada perlakuan P1 dan P3 nilai konversi
pakan lebih tinggi yaitu P1 (0,71
g/ekor/minggu) dan P3 (0,71 g/ekor/minggu).
Rasyaf (1991) berpendapat semakin kecil
konversi ransum berarti pemberian ransum
semakin efisien, namum jika konversi
ransum tersebut membesar, maka telah
terjadi pemborosan.
Hasil keragaman pada lampiran
menunjukkan pengaruh yang tidak nyata
(P>0,05), yang berarti bahwa perlakuan P0,
P1, P2, dan P3 pada pakan ayam kampung
super tidak pengaruh terhadap konversi
ayam kampung super, kemungkinan jumlah
ayam kampung super di jenis yang sama dan
pakan yang diberikan juga sama, dan level
pemberian tepung ampas tahu yang sedikit.
IV. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Penambahan ampas tahu kering bisa
dimanfaatkan sampai batas 20% dan
pengaruhnya berbeda nyata, dimana
konsumsi tertinggi terdapat pada perlakuan
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
DAVID DWI PRAYOGO | 14.1.04.01.0003
PETERNAKAN - PETERNAKAN
Simki.Unpkediri.Ac.Id
|| 10||
(P2) yaitu penambahan 20% dengan
konsumsi tertinggi (P2) 11588,25 gram,
bobot badan tertinggi (P2) 17433,50 gram,
konversi terendah (P2) 0,7 gram.
V. DAFTAR PUSTAKA
Abidin. 2002. Meningkatkan
Produktivitas Ayam Ras
Pedaging. Agromedia Pustaka.
Jakarta
Aman. 2011. Ayam Kampung Unggul.
Penerbit Penebar Swadaya.
Jakarta.
Andy. 2006. Komposisi Limbah Tahu.
http://www. jurnal.lipi.go.
id/utama. (diakses tanggal 30
April 2007).
Anonim. 2011. Pakan, Ransum,
Kosentrat, Hijauan.
http://myluckyta.wordpress.
com/2011/12/08.
Anonimus. 2005. Produksi Daging Unggas
Naik 19 Kali Lipat. Sinar
Harapan. (diakses tanggal 16
April).
Buwono. 2007. Pengaruh Tingkat
Protein Pakan dan Frekuensi
Pemberian Pakan terhadap
Kinerja Itik Mojosari (Anas
domestica) Jantan Periode Awal.
Skripsi. Universitas Braijaya,
Malang.
.Davies. 2010. Tehnik Beternak Ayam
Pedaging di Indonesia. Penerbit
Iskandar. 2006. Ayam silangan Pelung-
Kampung : Tingkat Protein
Ransum Untuk Produksi Daging
Umur 12 Minggu. Wartazoa
16(2):65-71.
Kaleka, Norbertus. 2015. Beternak Itik
Tanpa Bau Tanpa Angon Arcitra.
Yogyakarta. Hal 31-32.
Kustiningrum. 2004. Pengaruh Pergantian
Pakan Starter Terhadap
Performance Ayam Kampung.
Skripsi. Universitas Brawijaya
Fakultas Peternakan: Malang.
Mulyono. 2004. Beternak Ayam Buras
Berorientasi Agribisnis. Penebar
Swadaya: Jakarta.
Munandar,. Pramono V.B. 2014.
“Production Of Crude Aspergillus
Fermentation Extract To Enhance
The Quality Of Feed As A
Productivity Booster Of Super
Chicken”Jurnal Of Sain Vaterner.
Rasyaf. 2004. Panduan Beternak Ayam
Pedaging. Cetakan Ke-2.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Rasyaf. 2006. Beternak Ayam Kampung.
Penebar Swadaya: Jakarta.
Rasyaf, M. 2011. Panduan Beternak Ayam
Pedaging. Cetakan keempat.
Penebar
Rasyaf. 2003. Beternak Ayam Pedaging.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Utama, Jakarta.
Sarwono. 2005. Beternak Ayam Buras
Pedaging dan Petelur. Edisi
Revisi.Jakarta.
Titis. 2009. Ilmu Nutrisi Unggas. Andalas
University Press. Padang.
Wahju. 2009. Ilmu Nutrisi Unggas.
Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada Press.
Yunus. 1991. Ilmu Ternak Unggas.
Kanisius. Yogyakarta.