(artikel) m. taslim dangnga

17
ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK PADA PERUSAHAAN MULTI LEVEL MARKETING (STUDI KASUS PADA P.T. K-LINK NUSANTARA CABANG MAKASSAR) M. Taslim Dangnga Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UNM ABSTRAK Multi Level Marketing adalah salah satu cabang dari Direct Selling (penjualan langsung). Direct Selling bermakna sebagai suatu metode penjualan produk (barang atau jasa) tertentu kepada konsumen, dengan cara tatap muka diluar lokasi eceran tetapi oleh jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh mitra usaha. Bekerja berdasarkan komisi penjualan, bonus penjualan dan iuran keanggotaan. Dengan kata lain, Multi Level Marketing adalah sebuah metode pemasaran produk (barang atau jasa) dari sistem penjualan langsung melalui program pemasaran berbentuk lebih dari satu tingkat, dimana mitra usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan produk (barang atau jasa) yang dilakukan sendiri dan anggota jaringan di dalam kelompoknya. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang, tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan / laba perusahaan. Usaha ini hanya dapat dilaksanakan bila perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan penjualannya, serta usaha untuk menguasai pasar. Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila bagian pemasaran perusahaan melakukan strategi yang tepat untuk dapat menggunakan kesempatan / peluang yang ada dalam pemasaran, sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan sekaligus juga ditingkatkan. Didalam rencana strategi pemasaran perusahaan terdapat landasan strategi didalam pemasaran perusahaan yang dikenal dengan strategi produk-pasar, yaitu produk yang akan dipasarkan perusahaan dan pasar yang dilayani perusahaan. Dari landasan seperti ini dapat diterapkan bahwa salah satu bentuk alternatif strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk meraih peluang dan kesempatan pasar adalah melalui strategi diversifikasi produk. Kata Kunci : Multi Level Marketing dan Diversifikasi Produk PENDAHULUAN

Upload: perkantoran

Post on 03-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK

PADA PERUSAHAAN MULTI LEVEL MARKETING

(STUDI KASUS PADA P.T. K-LINK NUSANTARA CABANG MAKASSAR)

M. Taslim DangngaDosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UNM

ABSTRAKMulti Level Marketing adalah salah satu cabang dari Direct Selling (penjualan langsung). Direct Selling bermakna sebagai suatu metode penjualan produk (barang atau jasa) tertentu kepada konsumen, dengan cara tatap muka diluar lokasi eceran tetapi oleh jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh mitra usaha. Bekerja berdasarkan komisi penjualan, bonus penjualan dan iuran keanggotaan. Dengan kata lain, Multi Level Marketing adalah sebuah metode pemasaran produk (barang atau jasa) dari sistem penjualan langsung melalui program pemasaran berbentuk lebih dari satu tingkat, dimana mitra usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan produk (barang atau jasa) yang dilakukan sendiri dan anggota jaringan di dalam kelompoknya.

Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang, tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan / laba perusahaan. Usaha ini hanya dapat dilaksanakan bila perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan penjualannya, serta usaha untuk menguasai pasar. Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila bagian pemasaran perusahaan melakukan strategi yang tepat untuk dapat menggunakan kesempatan / peluang yang ada dalam pemasaran, sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan sekaligus juga ditingkatkan. Didalam rencana strategi pemasaran perusahaan terdapat landasan strategi didalam pemasaran perusahaan yang dikenal dengan strategi produk-pasar, yaitu produk yang akan dipasarkan perusahaan dan pasar yang dilayani perusahaan. Dari landasan seperti ini dapat diterapkan bahwa salah satu bentuk alternatif strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk meraih peluang dan kesempatan pasar adalah melalui strategi diversifikasi produk.Kata Kunci : Multi Level Marketing dan Diversifikasi Produk PENDAHULUANMulti Level Marketing adalah sebuah metode pemasaran produk (barang atau jasa) dari sistem penjualan langsung melalui program pemasaran berbentuk lebih dari satu tingkat, dimana mitra usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan produk (barang atau jasa) yang dilakukan sendiri dan anggota jaringan di dalam kelompoknya.

Sistem ini memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan sistem pemasaran lain, diantara ciri-ciri khusus tersebut adalah :

Terdapatnya banyak jenjang atau level.

Melakukan perekrutan anggota (member) baru.

Penjualan produk.

Terdapat sistem pelatihan.

Adanya komisi atau bonus untuk setiap jenjangnya.

Dalam sistem ini, calon distributor membeli hak untuk dapat merekrut anggota baru, menjual produk dan mendapatkan kompensasi dari hasil penjualan yang dilakukan sendiri maupun dari hasil penjualan anggota yang direkrut (downline) di dalam organisasi jaringannya. Ada beberapa istilah lain yang memiliki pengertian yang hampir sama dengan Multi Level Marketing, dengan beberapa perbedaan dalam hal tertentu, misalnya Creative Marketing, Network Marketing, Home Party Selling, Cell Marketing, Personal Selling, Multi Generation Marketing dan Uni Level Marketing. Namun dari semua istilah ini, yang paling populer adalah istilah Multi Level Marketing.

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, sistem Multi Level Marketing tergolong dalam kategori penjualan langsung (direct selling). Selain Multi Level Marketing, terdapat dua sistem lain yang termasuk dalam kategori ini, yaitu sistem Single Level Marketing dan sistem Limited Level Marketing. Ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda, walaupun sama-sama masuk dalam kategori penjualan langsung.

Melihat dari sejarahnya, akar Multi Level Marketing tidak bisa dipisahkan dengan berdirinya Amway Corporation di Amerika Serikat dengan produknya Nutrilite pada tahun 1959. Pendiri Amway, Rich Devos dan Jay van Andel pelopor dalam pengembangan bisnis ini. Amway kemudian semakin dikenal ketika mereka menggunakan sistem pendukung Network Twenty One yang dirancang oleh Jim dan Nancy Dornan.

Beberapa perusahaan Multi Level Marketing lain kemudian bermunculan di berbagai negara termasuk di Indonesia. Untuk Indonesia perusahaan lokal pelopor bisnis ini adalah P.T. Centra Nusa Insancemerlang (CNI) yang berdiri di Bandung. Sementara itu, pada tahun 90-an beberapa perusahaan Multi Level Marketing asing banyak pula membuka cabangnya di negara kita. Ada yang berasal dari Cina, Jepang, Malaysia, USA dan negara lainnya.

Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan bisnis ini. Kini, konsumen atau pelaku bisnis Multi Level Marketing di Indonesia telah mencapai 5 jutaan. Mereka tergabung kedalam 200 perusahaan Multi Level Marketing. Baik perusahaan lokal maupun asing. Keberadaan perusahaan-perusahaan ini pun sangat beragam, baik dari sisi produk, sistem, izin usaha dan keanggotaannya pada Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI).

Di Indonesia usaha-usaha yang berbasis penjualan langsung tergabung dalam Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI). Dalam bahasa Inggris APLI disingkat IDSA (Indonesian Direct Selling Association), tergabung dalam World Federation of Direct Selling Association (WFDSA). Saat ini APLI adalah satu-satunya organisasi yang menaungi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri penjualan langsung di Indonesia.

Sebagai sebuah organisasi yang berdiri dan bekerja atas kesepakatan bersama para anggotanya, APLI merumuskan Kode Etik yang mengatur para anggotanya agar terjadi persaingan yang sehat sekaligus kerjasama untuk menanggulangi persoalan bersama.

Sampai tahun 2002, perusahaan yang sudah mendaftarkan dan telah memiliki Izin Usaha Penjualan Berjenjang (IUPB) dari Deperindag ada 90 perusahaan. Sedangkan yang sudah menjadi anggota APLI, satu-satunya organisasi Multi Level Marketing di Indonesia, pada tahun 2003 tercatat ada 57 perusahaan. Yang lainnya bisa dikatakan ilegal, ilegal dalam arti sebuah perusahaan Multi Level Marketing berdiri tapi tidak memiliki izin usaha.

Perusahaan Multi Level Marketing memang terus tumbuh. Hal ini dapat dilihat dari angka penjualan dan peningkatan jumlah distributornya. Tahun 1999, total penjualan bisnis Multi Level Marketing mencapai US$ 261 juta atau sekitar Rp. 2,09 triliun, dengan jumlah distributornya 3.974 ribu orang. Angka ini naik menjadi 4.765 ribu orang pada tahun 2002, dengan total penjualan US$ 521,63 juta atau sekitar Rp. 4,17 triliun. Berarti, dalam tiga tahun, total penjualan di bisnis Multi Level Marketing naik dua kali lipat atau sekitar 100 %.

Pada intinya, konsep bisnis Multi Level Marketing adalah berusaha memperpendek jalur distribusi yang ada pada sistem penjualan konvensional dengan cara memperpendek jarak ini memungkinkan biaya distribusi barang menjadi sangat minim atau bahkan bisa ditekan sampai ke titik paling rendah. Multi Level Marketing juga menghilangkan biaya promosi karena distribusi dan promosi ditangani langsung oleh distributor dengan sistem berjenjang (pelevelan). Diperkirakan, kemampuan memperpendek jarak antara produsen dengan konsumen tersebut dapat memangkas biaya pemasaran dan distribusi sampai 60 %. Penghematan biaya ini kemudian disalurkan kepada distributor independen dalam bentuk komisi dan bonus, yang besarnya ditentukan secara berjenjang.

Rumusan MasalahBerdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi diversifikasi produk pada P.T. K-Link Nusantara cabang Makassar.STUDI PUSTAKA1. Pengertian Diversifikasi Produk

Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang, tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan / laba perusahaan. Usaha ini hanya dapat dilaksanakan bila perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan penjualannya, serta usaha untuk menguasai pasar. Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila bagian pemasaran perusahaan melakukan strategi yang tepat untuk dapat menggunakan kesempatan / peluang yang ada dalam pemasaran, sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan sekaligus juga ditingkatkan.Menurut Assauri (1999 : 171) didalam rencana strategi pemasaran perusahaan terdapat landasan strategi didalam pemasaran perusahaan yang dikenal dengan strategi produk-pasar, yaitu produk yang akan dipasarkan perusahaan dan pasar yang dilayani perusahaan. Dari landasan seperti ini dapat diterapkan bahwa salah satu bentuk alternatif strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk meraih peluang dan kesempatan pasar adalah melalui strategi diversifikasi produk.Tjiptono (1997 : 132) berpendapat bahwa diversifikasi produk adalah upaya mencari dan mengembangkan produk atau pasar yang baru atau keduanya dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas dan fleksibilitas.Sedangkan Guiltinan dan Gordon (1990 : 191), diversifikasi produk didefinisikan sebagai berikut : diversifikasi adalah kebijakan menambahkan pasar baru. Program diversifikasi umumnya dirancang untuk mendirikan perusahaan baru guna mencapai pemasaran.Ahli lain juga berpendapat bahwa diversifikasi adalah sarana memperluas sasaran harta dan keterampilan perusahaan dengan memperlebar batas aktifitas nilai yang disertainya. Diversifikasi terbaik adalah diversifikasi yang melakukan hal yaitu memperbesar kekuatan pasar dan menciptakan dasar bagi kekuatan baru (Porter, 1993 : 353).

Secara umum diversifikasi disebut juga dengan perluasan atau pengembangan, otomatis hal tersebut akan menimbulkan perubahan produk maupun konsumennya. Menurut Assauri (1999 : 198) diversifikasi produk dilakukan oleh perusahaan sebagai akibat dilaksanakannya pengembangan produk, sementara produk lama secara ekonomis masih dapat dipertahankan.Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa diversifikasi produk adalah suatu usaha perusahaan untuk mengembangkan atau menambah jenis produknya guna melayani pasar yang baru dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya diversifikasi produk diharapkan dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan penjualan dan penyumbang utama bagi perusahaan untuk mencapai laba.2. Tujuan Diversifikasi Produk

Strategi diversifikasi produk yang dilakukan suatu perusahaan merupakan suatu usaha dalam menarik konsumen untuk mengkonsumsi dan menghilangkan kejenuhan terhadap produk. Selain itu, strategi diversifikasi produk dilakukan perusahaan agar perusahaan dapat mempertahankan atau memperluas pasar. Assauri (1990 : 198) mengatakan bahwa tujuan dari diversifikasi produk adalah untuk penyebaran resiko, yaitu kemungkinan kerugian yang diderita suatu produk tertentu dapat ditutupi atau dikonversi dari kemungkinan keuntungan yang lebih besar dari produk lainnya.Secara garis besar strategi diversifikasi produk dikembangkan dengan berbagai tujuan, diantaranya adalah : Meningkatkan pertumbuhan bila pasar produk yang telah ada telah mencapai tahap kedewasaan dalam Product Life Cycle (PLC).

Mencapai stabilitas dengan jalan menyebarkan resiko fluktuasi laba. Meningkatkan kredibilitas dipasar modal.Menurut pendapat Drucker yang dikutip dari William F. Glueck dan Lawrence R. Jauch (1989 : 145) tentang mengapa perusahaan melakukan strategi diversifikasi produk, maka diketahui faktor intern dan ekstern perusahaan tersebut sebagai berikut:a. Tekanan dari dalam (Intern).

Secara psikologis, manusia menjadi bosan melakukan hal yang sama berulang kali. Diversifikasi dilihat sebagai salah satu cara untuk mengembangkan karyawan akibat ukuran yang salah. Diversifikasi dipandang sebagai cara untuk mengubah pusat biaya intern yang sekarang menjadi penghasil laba.b. Tekanan dari luar (Ekstern).

Perekonomian (pasar) dimana perusahaan beroperasi, ternyata terlampau kecil dan terbatas untuk kemungkinan pertumbuhan. Teknologi dan riset perusahaan menimbulkan pengembangan poduk yang kelihatannya memberikan prospek. Pengaturan pajak mendorong penanganan modal kembali (reinvestment) dalam riset dan pengembangan, bukan pembayaran dividen yang pada akhirnya menimbulkan produk baru yang biasanya menjadi dasar untuk diversifikasi.Dari pendapat di atas maka dapat diketahui tujuan dari strategi diversifikasi produk adalah untuk meningkatkan laba dengan cara menganekaragamkan produk untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, selain itu diversifikasi produk juga bertujuan untuk memperkecil resiko kerugian dari produk terdahulu yang mulai mengalami penurunan penjualan. Tujuan yang bersifat lebih umum merupakan sebab utama mengapa diversifikasi produk dilakukan yaitu dengan adanya kemajuan teknologi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka memaksa suatu perusahaan untuk melakukan kebijaksanaan diversifikasi agar hasil produksi perusahaan dapat diterima di pasar.3. Jenis-Jenis Strategi Diversifikasi ProdukMenurut Kotler (1997 : 87) strategi diversifikasi produk dibedakan menjadi tiga macam yaitu :a. Strategi Diversifikasi Konsentris.

Yaitu perusahaan dapat mencari produk baru yang dihasilkan dengan teknologi baru atau memiliki pemasaran yang sejenis dengan produk yang telah ada, meskipun produk-produk itu mungkin hanya menarik sekelompok pelanggan baru.b. Strategi Diversifikasi Horizontal.

Yaitu perusahaan itu mungkin mencari produk baru yang akan dapat memikat para pelanggan yang ada sekarang melalui cara-cara berproduksi yang tak ada kaitannya dengan produk yang telah ada sekarang.c. Strategi Diversifikasi Kelompok.

Yaitu perusahaan tersebut dapat mencari kegiatan bisnis baru yang sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan teknologi, produk atau pasar yang ada sekarang.Guiltinan dan Gordon (1990 : 191) mengemukakan bahwa dalam memasuki pasar baru, tiga macam strategi perusahaan dapat digunakan adalah :a. Pengembangan Pasar.

Strategi pengembangan pasar merupakan suatu usaha untuk membawa produk yang ada dalam pasar yang baru. Strategi ini dapat diterapkan dengan mengidentifikasikan penggunaan-penggunaan baru, pasar geografis baru atau saluran baru untuk menunjang pemakai baru.b. Diversifikasi Sinergis.

Dalam diversifikasi sinergis, produk baru dijual ke pasar baru bilamana sumberdaya yang diperlukan untuk menghasilkan atau memasarkan lini produk itu sangat sesuai dengan sumber daya yang ada.c. Diversifikasi Konglomerat.

Diversifikasi konglomerat adalah suatu strategi dimana produk baru itu dijual kepasar yang baru tanpa memperhatikan pengaruh sinergis.Tjiptono (1999 : 76) menggolongkan diversifikasi ke dalam tiga jenis yaitu :a. Diversifikasi Konsentris.

Dimana produk-produk baru yang diperkenalkan memiliki kaitan atau hubungan dalam hal persaingan atau teknologi dengan produk yang sudah ada.b. Diversifikasi Horizontal.

Dimana perusahaan menambahkan produk-produk baru yang tidak berkaitan dengan produk yang telah ada, tetapi dijual kepada pelanggan yang sama.c. Diversifikasi Konglomerat.

Dimana produk-produk yang dihasilkan sama sekali tidak memiliki hubungan dalam hal pemasaran maupun teknologi dengan produk yang sudah dijual kepada pelanggan yang berbeda.Handoko (199 : 45) mengatakan bahwa dalam perkembangan diversifikasi produk, dikenal 3 macam kesempatan yaitu :a. Diversifikasi konsentrik, yaitu usaha untuk menambah produk baru yang mempunyai strategi teknologi atau sinergi pemasaran dengan garis produk (product-line) yang ada.b. Diversifikasi horizontal, yaitu usaha menambah produk-produk baru yang dapat menarik konsumen meskipun produk tersebut tidak mempunyai hubungan garis produk yang ada.c. Diversifikasi konglomerat, yaitu usaha menambah produk baru untuk di jual pada golongan pembeli baru, dengan tujuan menjaga stabilitas produksi dan penjualan atau merupakan pemanfaatan kesempatan lingkungan yang menguntungkan.Dengan melihat pembagian strategi diversifikasi di atas, terdapat beberapa kesamaan dari pendapat para ahli bahwa strategi diversifikasi produk di bagi menjadi tiga macam, yaitu :a. Strategi Diversifikasi Konsentris (Concentric Diversification Strategy).

Strategi diversifikasi konsentris adalah strategi diversifikasi untuk menambah produk-produk baru yang memiliki strategi atau kaitan teknologi dalam hal pemasaran dengan cara yang sama.b. Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification Strategy).

Strategi diversifikasi horizontal adalah usaha untuk memperluas atau menambah product-line yang tidak berkaitan dengan produk yang ada dan dapat ditawarkan pada konsumen yang sama.c. Strategi Diversifikasi Konglomerat (Conglomerate Diversification Strategy).

Strategi diversifikasi konglomerat adalah strategi diversifikasi yang bertujuan untuk menarik kelompok konsumen baru dengan cara memproduksi produk-produk yang sama sekali baru, artinya produk-produk tersebut tidak memiliki hubungan / sinergi teknologi produk serta pemasarannya dengan produk yang ada saat ini.4. Faktor-Faktor yang Mendorong Diversifikasi ProdukMenurut Stanton (1994 : 193) berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat mempertahankan terus penjualan produk yang cacat karena : Produk mempunyai daur hidup. Produk akan menentukan laba. Produk baru sangat penting untuk mempertahankan laba yang telah direncanakan. Produk baru sangat penting bagi pertumbuhan. Faktor-faktor yang menunjang dan merintangi perkembangan produk baru, seperti kemajuan teknologi, perubahan dalam kebutuhan konsumen, daur hidup produk, peraturan pemerintah, biaya tenaga kerja dan sebagainya. Konsumen yang semakin selektif.Karena pendapat konsumen yang semakin meningkat dan juga karena semakin banyaknya produk, keinginan konsumen hampir terpuaskan semuanya.Dari pendapat tersebut disimpulkan bahwa terdapat beberapa alasan suatu perusahaan untuk melakukan strategi diversifikasi produk, diantaranya adalah untuk mempertahankan kedudukannya di pasar, untuk menyesuaikan dengan keinginan konsumen dan untuk pertumbuhan perusahaan.

5. Tahap-Tahap Diversifikasi ProdukDiversifikasi produk merupakan salah satu bentuk pengembangan produk baru. Diversifikasi produk mempunyai tujuan untuk meningkatkan volume penjualan dan meningkatkan laba perusahaan dengan jalan menjaring konsumen sebanyak-banyaknya.Adapun langkah-langkah yang diambil dalam mengembangkan produk baru menurut Swasta (1989 : 184-186) adalah : Tahap Pemilihan dan Penyaringan. Tahap Analisa. Tahap Pengembangan.

Tahap Pengujian. Tahap Komersialisasi.

Kotler (1997 : 277) membagi tahap-tahap pengembangan produk baru menjadi delapan tahap, yaitu :

Pemunculan Gagasan. Penyaringan Gagasan. Pengembangan dan Pengujian Konsep.

Pengembangan Strategi Pemasaran. Analisis Bisnis. Pengembangan Produk. Pengujian Dasar.

Komersialisasi.

Dari kedua pendapat di atas, tahap-tahap pengembangan suatu produk dapat dibagi sebagai berikut :1. Penciptaan Gagasan.

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mengembangkan suatu produk adalah penciptaan gagasan atau ide-ide. Tujuan dari penciptaan gagasan atau ide ini adalah untuk dapat menciptakan serta menghimpun ide-ide atau gagasan-gagasan sebanyak mungkin. Pada dasarnya penciptaan gagasan atau ide ini merupakan salah satu bentuk dari identifikasi pihak perusahaan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen akan sebuah produk. Setiap perusahaan mempunyai cara sendiri-sendiri dalam mencari gagasan-gagasan produk baru. Dalam pencarian gagasan atau ide ini perusahaan tidak boleh melakukannya secara asal-asalan karena akan berdampak buruk terhadap produk nantinya. Oleh karena itu hendaknya dalam pemunculan gagasan atau ide-ide tersebut dilakukan secara sistematis dan terencana dengan baik. Gagasan atau ide-ide ini umumnya dapat digali dari dua sumber, yaitu : Sumber intern perusahaan, misalnya : bagian penelitian dan pengembangan, wiraniaga atau salesman, agen atau kantor cabang, manajemen puncak serta elemen-elemen lain dalam organisasi perusahaan. Sumber ekstern perusahaan, diantaranya : konsumen, pesaing, para ahli, konsultan, lembaga-lembaga pemerintah serta lembaga-lembaga atau individu-individu lainnya.Walaupun gagasan-gagasan ini berasal dari berbagai sumber, tetapi gagasan yang dimiliki kemungkinan untuk menjadi gagasan utama adalah gagasan yang baik dan menarik serta menguntungkan bagi pihak perusahaan, sehingga pada akhirnya perusahaan dapat menciptakan tujuan yang telah digariskan sebelumnya. 2. Penyaringan Gagasan.

Setelah terkumpul banyak gagasan atau ide-ide, proses selanjutnya adalah melakukan penyaringan atau penyortiran gagasan atau ide-ide tersebut menjadi beberapa ide yang menarik dan sungguh-sungguh dapat diterapkan oleh perusahaan dengan sukses. Tujuan utama dari penyaringan ide ini adalah menolak ide-ide atau gagasan-gagasan yang buruk dan tidak selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam penyaringan ide atau gagasan ini perusahaan harus menghindari dua jenis kesalahan sebagai berikut : Kesalahan Buang (Drop-Error), kesalahan buang terjadi ketika perusahaan membuang gagasan atau ide-ide yang sebenarnya menarik atau berharga untuk dikembangkan lebih lanjut. Akibatnya apabila perusahaan melakukan salah buang, perusahaan akan kehilangan suatu kesempatan atau peluang yang mungkin berharga bagi perkembangan perusahaan selanjutnya. Kesalahan Jalan (Go-Error), kesalahan terjadi apabila perusahaan memilih dan mengijinkan gagasan atau ide-ide yang kurang baik untuk dilanjutkan ke tahap pengembangan dan komersialisasi. Dengan adanya kesalahan ini, maka perusahaan akan mengalami kerugian yang besar baik itu ditinjau dari segi pengeluaran biaya maupun dalam hal perolehan laba.Agar tidak terjadi kesalahan yang dapat merugikan pihak perusahaan, maka semua gagasan atau ide-ide yang masuk harus sungguh-sungguh disaring secara selektif serta hati-hati sehingga tidak akan sampai menimbulkan kerugian yang besar bagi pihak perusahaan.3. Pengembangan dan Pengujian Konsep.

Setelah mengalami penyaringan gagasan atau ide, gagasan atau ide yang menarik bagi perusahaan selanjutnya akan dikembangkan menjadi gagasan produk yang lebih matang. Untuk dapat menjadi gagasan atau ide-ide yang lebih matang maka gagasan atau ide-ide tersebut dijabarkan kedalam beberapa konsep produk. Konsep-konsep produk tersebut kemudian disajikan secara simbolis atau secara fisik yaitu dalam bentuk kata atau gambar agar lebih mendekati keadaan nyata atau realistis. Namun jika konsep tersebut dibuat semakin mendekati produk akhir, maka pengujian terhadap konsep tersebut akan dapat diandalkan. Tujuan dari pengujian konsep ini adalah untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap konsep yang ditawarkan. Dari tanggapan konsumen nantinya akan diketahui konsep manakah yang memiliki daya tarik yang paling kuat dan luas.4. Pengembangan Strategi Pemasaran.

Setelah suatu gagasan atau konsep melalui tahap pengembangan dan pengujian, maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan suatu rencana awal strategi pemasaran yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk baru ke pasar. Pada tahap ini strategi pemasarannya masih dalam bentuk sederhana dan kasar serta masih mengalami perbaikan-perbaikan dan juga penyempurnaan-penyempurnaan pada tahap selanjutnya.5. Analisis Bisnis.

Setelah mengembangkan konsep produk dan strategi pemasaran awal, maka selanjutnya pihak perusahaan dapat mengevaluasi secara lebih mendalam tentang daya tarik mengenai gagasan atau ide usaha tersebut. Dalam tahap ini akan dilakukan suatu studi yang lebih mendalam tentang kemampuan laba potensial dari gagasan produk baru. Adapun tujuan yang hendak dicapai dari analisis bisnis adalah meninggalkan usaha yang tidak menguntungkan sebelum biaya pengembangan dan pengujian pasar dilakukan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam analisis bisnis ini antara lain : Mengidentifikasikan ciri-ciri produk.

Memperkirakan permintaan pasar dan kemampuan untuk menghasilkan laba.

Menyusun sebuah program untuk mengembangkan produk.

Menetapkan tanggung jawab untuk pengembangan lebih lanjut.

Dengan adanya tambahan-tambahan informasi yang baru, maka analisis akan terus dilakukan dan terus mengalami perbaikan-perbaikan.6. Pengembangan Produk.

Setelah perusahaan melakukan analisis bisnis terhadap beberapa konsep yang ditawarkan, maka dari analisis tersebut akan muncul sebuah konsep yang memiliki keunggulan dibandingkan konsep-konsep yang lainnya. Dari konsep tersebut nantinya akan dilanjutkan kebagian penelitian dan pengembangan untuk dikembangkan menjadi produk yang kongkrit. Pada tahap ini perusahaan akan menentukan apakah gagasan produk tersebut dapat diterjemahkan menjadi suatu produk yang layak secara teknis dan komersial. Jika tidak maka seluruh biaya kumulatif yang telah dikeluarkan oleh perusahaan akan terbuang sia-sia kecuali ada informasi-informasi berguna yang didapatkan selama proses tersebut.7. Uji Coba Pasar.

Jika gagasan produk berhasil melalui tahap pengembangan produk, maka selanjutnya produk dapat diteruskan pada tahap pengujicobaan lebih lanjut ke pasar. Pengujian pemasaran ini merupakan tahap pengembangan produk yang dirancang untuk mengukur reaksi pasar terhadap suatu produk baru dan dukungan mereka terhadap program pemasaran perusahaan di daerah pasar tertentu.Adapun beberapa alasan perusahaan perlu melakukan uji pemasaran adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui lebih mendalam tentang potensi penjualannya. Sebagai uji pendahuluan terhadap alternatif rencana pemasarannya. Memberikan kesempatan pada perusahaan untuk menentukan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada tahap-tahap selanjutnya. Agar dapat mengetahui dengan cepat tentang masalah-masalah distribusi dari produk tersebut. Untuk memahami lebih lanjut mengenai beberapa segmen yang ada di pasar.Dalam pengujian pemasaran ini jumlah dan luas pengujian ditentukan dan dihitung dari biaya yang dikeluarkan, resiko investasi yang mungkin muncul, keterbatasan waktu serta biaya riset yang mungkin muncul. Pada akhirnya dengan melakukan pengujian pemasaran maka perusahaan akan dapat mengetahui seberapa jauh produk tersebut akan diterima atau diakui oleh konsumen.8. Komersialisasi. Setelah mendapatkan informasi yang muncul dari pengujian pemasaran, maka perusahaan akan mengambil keputusan jadi tidaknya meluncurkan suatu produk baru ke pasar. Jika perusahaan memutuskan untuk meluncurkan produknya ke pasar, maka perusahaan tersebut telah memasuki tahap akhir dari pengembangan produk yaitu komersialisasi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk memperkenalkan produk barunya kepada para penyalur dan kemudian kepada konsumen akhir dari produk tersebut. Pada tahap komersialisasi ini produk akan mulai memasuki daur hidupnya dan disinilah perusahaan akan berusaha untuk menetapkan semua rencana yang telah ditetapkan sebelumnya guna menghadapi persaingan-persaingan yang akan terjadi.PopulasiMenurut Ridwan dan Akdon (2007 : 237), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh produk yang diperjualbelikan pada P.T. K-Link Nusantara cabang Makassar.SampelSampel adalah sebagian dari kuantitas dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi (Ridwan dan Akdon (2007 : 240). Sampel dalam penelitian ini seluruh produk yang diperjualbelikan di Indonesia oleh P.T. K-Link Nusantara cabang Makassar.Definisi Operasional dan Pengukuran VariabelDefinisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah diversifikasi produk adalah suatu usaha perusahaan untuk mengembangkan atau menambah jenis produknya guna melayani pasar yang baru dalam mencapai tujuan perusahaan.Adapun metode pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat strategi diversifikasi produk yang dilakukan oleh P.T. K-Link Nusantara cabang Makassar, apakah termasuk dalam salah satu strategi di bawah ini :

1. Strategi Diversifikasi Konsentris (Concentric Diversification Strategy).

2. Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification Strategy).

3. Strategi Diversifikasi Konglomerat (Conglomerate Diversification Strategy).PEMBAHASAN

Strategi Diversifikasi Produk pada P.T. K-Link Nusantara Cabang MakassarAdapun strategi diversifikasi produk yang dilakukan oleh P.T. K-Link Nusantara Cabang Makassar, sebagai berikut :A. Makanan Kesehatan

1. Riddance

2. Gamat Vitaplus

3. Propolis Platinum

4. K-Biogreen

5. K-Seaweed Calsium

6. K-Sageplus

B. Minuman Kesehatan

1. Golden Valley SOD

2. K-Link Arabica Coffee

3. UIE Liquid Chlorophyll

4. K-Liquid Organic Spirulina

C. Produk-Produk Penjaga Kesehatan

1. K-Puyikang

2. K-Link Kinotakara

3. Gamat Vitagel

4. Ionize Mattress

5. Body Slimming Under Garments

6. K-Elegance Tudung

7. Water Filter Seven Star

8. Magnetic and FIR Bracelet

9. K-Sophie

10. K-I Brief

11. K-I Panty

D. Produk-Produk UIE (Universe Induce Energy)

1. UIE Power Black Jade

2. K-Energy Cream

3. K-Energy Sticker

4. UIE Jade Ring

5. K-Elegant Jade Ring

E. Produk-Produk Lain

1. K-Chlorophyll Care Transparant Soap

2. K-Chlorophyll Care Sun Screen Lotion

3. K-BEAUCARELINE

K-BEAUCARELINE Deodorant Beauty Soap

K-BEAUCARELINE Bioxy Super Essence

K-BEAUCARELINE Foam Cleanser

K-BEAUCARELINE Hydration Fluid

K-BEAUCARELINE Firming Cream

K-BEAUCARELINE Sunscreen Cream SPF 15

4. K-Fuel Saver

5. K-Mumin Tooth Paste

6. K-All White Tooth Paste

7. K-Perfect Lady Bra

8. K-Perfect Lady Suit

9. K-Perfect Pants

10. K-Perfect Suit

11. K-Perfect Bra

12. K-Bioboost

13. K-Omega Squa

14. K-Kids Omega

15. K-Sauda VCO

16. Gamat Extract Emulsions

17. K-Ayu Artis

18. K-Ayu Asmo

19. K-Ayu Bes

20. K-Ayu Derme

21. K-Ayu Lite

22. K-Ayu Rhoids

23. K-Ayu Rin

24. K-Ayu Lax

25. K-Ayu Vigo

26. K-Ayu Vita

F. Produk-Produk Baru

1. K-Epicor

2. K-Ezkleen

3. K-Citrabeucare

a. K-Citrabeucare Day Cream

b. K-Citrabeucare Night Cream

c. K-Citrabeucare Facial Foam

d. K-Citrabeucare Hair Tonic

4. K-Ion Spec

5. K-Tangin

6. K-Yoropen

7. K-Paradiso Care

a. K-Paradiso Care Shampoo

b. K-Paradiso Care Conditioner

c. K-Paradiso Care Hair Vitamin

8. K-Honey & Goatmilk

a. K-Honey & Goatmilk Care Milk Cleanser

b. K-Honey & Goatmilk Care Facial Wash

c. K-Honey & Goatmilk Care Toner

d. K-Honey & Goatmilk Care Peel of Mask

e. K-Honey & Goatmilk Care Moisturizer

9. K-C

Kesimpulan

Strategi diversifikasi produk yang dilakukan oleh P.T. K-Link Nusantara Cabang Makassar adalah strategi diversifikasi konsentris dan strategi diversifikasi horizontal, karena produk-produk baru yang diperkenalkan memiliki kaitan atau hubungan dalam hal persaingan atau teknologi dengan produk yang sudah ada, dan perusahaan menambahkan produk-produk baru yang tidak berkaitan dengan produk yang telah ada, tetapi dijual kepada pelanggan yang sama.SaranDengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan bisnis Multi Level Marketing. Kini, konsumen atau pelaku bisnis Multi Level Marketing di Indonesia telah mencapai lebih dari 5 jutaan. Mereka tergabung kedalam 200 perusahaan Multi Level Marketing. Baik perusahaan lokal maupun asing. Keberadaan perusahaan-perusahaan ini pun sangat beragam, baik dari sisi produk, sistem, izin usaha dan keanggotaannya pada Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI). Oleh karena itu, bisnis Multi Level Marketing perlu untuk diperhatikan dan dikembangkan sebagai suatu bentuk usaha yang bermanfaat untuk masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKAHarefa, Andrias. 1999. MLM dan Penggandaan Uang, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Harefa, Andrias. 2009. Menapaki Jalan DS-MLM, Penerbit Gradien Mediatama, Jakarta.

Kisata, Pindi. 2005. How to Build MLM Business : Kiat Sukses Membangun Bisnis MLM, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Kisata, Pindi. 2005. Why Not MLM ? Sisi Lain MLM : Peta dan Informasi mengenai MLM berdasarkan Pengalaman Pribadi, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kuswara. 2005. MENGENAL MLM SYARIAH, dari Halal-Haram, Kiat Berwirausaha, sampai dengan Pengelolaannya, Cetakan Pertama, Penerbit Qultum Media, Depok.

MLM Leaders. 2008. The Secret Book of MLM, Penerbit MLC, Jakarta.

Nistains, Van. 2006. Multi Level Marketing Plus, Cetakan Kedua, Penerbit ANDI, Jakarta.

PC, M. Rozani. 2007. Mind Therapy for MLM, Cetakan I, Penerbit Hikmah, Jakarta.