[artikel] instalasi arch linux di virtualbox

18
Instalasi Arch Linux di VirtualBox [ ARTIKEL ] Mata Kuliah Pengantar Teknologi Informasi Hendra Dwi Saputra 1210652030 Teknik Informatika (Reguler Sore) Universitas Muhammadiyah Jember 2013

Upload: hendra-dwi-saputra

Post on 27-Dec-2015

273 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Instalasi Arch Linux di VirtualBox

[ ARTIKEL ]

Mata Kuliah

Pengantar Teknologi Informasi

Hendra Dwi Saputra

1210652030

Teknik Informatika (Reguler Sore)

Universitas Muhammadiyah Jember

2013

1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Sistem operasi GNU/Linux saat ini semakin luas penggunaannya, baik digunakan sebagai sistem

operasi PC (Komputer), Laptop, Server maupun berangkat bergerak (Mobiles) seperti Smart

Phones dan Tablet. Oleh sebab itu, tentunya kita sebagai seorang mahasiswa ataupun masyarakat

umum harus dapat lebih mengenal tentang sistem operasi yang satu ini karena mulai banyak

digunakan di masyarakat. Sehingga ketika kita harus bekerja atau belajar dengan menggunakan

sistem operasi ini tidak lagi mengalami kebingungan dan sudah terbiasa menggunakannya.

Tentunya untuk dapat menggunakan sistem operasi GNU/Linux, kita harus terlebih dahulu

menginstalasinya di dalam komputer kita atau sebagai tahap pembelajaran kita dapat

menggunakan media virtual seperti VirtualBox atau VMWare yang merupakan Mesin Virtual.

Di dalam artikel ini, saya akan membahas tentang “Instalasi Arch Linux di VirtualBox”. Apa itu Arch

Linux? Arch Linux merupakan salah satu distribusi (biasa disingkat distro) GNU/Linux yang

memfokuskan pada kesederhanaan, minimalisasi dan kode yang elegan. Arch diinstalasi sebagai

sistem basis minimum, dikonfigurasi oleh pengguna berdasarkan lingkungan ideal menurut

mereka (pengguna) dengan cara menginstalasi hanya yang dibutuhkan dan diinginkan untuk

kepentingan “unik” mereka.

Arch Linux memiliki manajemen paketnya sendiri yaitu pacman, yang merupakan paket biner

sederhana dengan sistem pembangunan paket yang mudah digunakan. Sistem ini memperboleh-

kan pengguna untuk dengan mudah mengatur dan mengubah batasan paket dari perangkat lunak

Arch resmi ke paket pribadi milik pengguna ataupun sumber dari pihak ketiga. Sistem repositori

juga memperbolehkan pengguna dengan mudah membangun dan merawat skrip pembangunan,

paket, dan repositori mereka sendiri, mendorong komunitas untuk berkembang dan berkontribusi.

2

TAHAP INSTALASI

Sebelum melakukan instalasi Arch Linux di VirtualBox ada beberapa yang perlu kita persiapkan di antaranya adalah aplikasi VirtualBox yang dapat diunduh di www.virtualbox.org/wiki/Downloads dengan memilih aplikasi yang cocok untuk sistem operasi yang anda gunakan dan file ISO LiveCD Instalasi Arch Linux yang dapat diunduh di salah satu server mirror milik Universitas Indonesia yaitu di http://kambing.ui.ac.id/iso/archlinux/2013.01.04/archlinux-2013.01.04-dual.iso (apabila ada yang terbaru silahkan unduh yang terbaru). Langkah Pertama – Membuat Mesin Virtual Setelah Menginstalasi VirtualBox kemudian kita buat satu mesin virtual di dalam VirtualBox dengan memilih menu File->New atau menekan tombol New pada toolbar di bawah menu.

Akan keluar kotak dialog yang akan memandu kita dalam membuat mesin virtual baru di VirtualBox. Pertama-tama kita memberikan nama untuk mesin virtual kita di kolom Name, kita beri nama Arch dan secara otomatis Type dan Version akan terpilih Linux dan Arch Linux.

3

Mengatur memori virtual yang akan digunakan di dalam komputer virtual nantinya. Untuk sistem operasi Arch Linux biasanya instalasi sistem basisnya hanya membutuhkan kapasitas memori 256MB saja. Secara otomatis VirtualBox akan mengaturnya sesuai dengan tipe sistem operasi yang kita pilih.

Pengaturan Hard Disk digunakan untuk membuat hard disk virtual yang digunakan sebagai wadah dari file-file sistem operasi Arch Linux nantinya. Kita dapat membuat hard disk virtual dengan memilih Create a virtual hard drive now.

Pilih tipe file (image) dari hard disk virtual anda akan disimpan. File ini juga dapat digunakan selanjutnya di dalam mesin virtual yang lain. Ada beberapa pilihan tergantung yang anda inginkan dan butuh-kan. Pilih saja secara default yaitu VDI (VirtualBox Disk Image).

4

Pilihlah bagaimana media penyimpanan ini akan disimpan ke dalam hard disk di dalam komputer kita. Kita pilih saja secara tetap (tidak akan berubah) kapasitas dari hard disk virtual kita dengan memilih Fixed size.

Kita dapat memberi nama image hard disk virtual kita dan ditempatkan dimana. Di tahap ini juga kita dapat mengatur ukuran dari file image dari hard disk virtual kita. Kita dapat mengatur ukuran file image dengan menekan slider ataupun mengisi di kolom ukuran dan sesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan sebagai contoh 1,00 GB.

Proses pembuatan hard disk virtual mungkin akan membutuhkan waktu tergantung dari ukuran image yang anda buat dan spesifikasi komputer host yang anda miliki. Pastikan anda tidak membuat image hard disk virtual yang telalu besar karena akan semakin lama proses pembuatannya bahkan bisa terjadi kesalahan jika ruang hard disk komputer host kita tidak mencukupi. Tunggu hingga proses ini selesai dan VirtualBox akan membuat hard disk dan komputer virtual baru yang telah kita atur konfigurasi pada tahap sebelumnya.

5

Langkah Kedua – Mengatur Mesin Virtual Jika kita berhasil membuatnya, maka akan muncul mesin virtual kita yang baru di kolom sebelah kiri. Proses ini masih membutuhkan beberapa pengaturan lagi yang akan kita bahas selanjutnya. Dengan ini pun sebenarnya sudah bisa digunakan, tetapi untuk lebih memastikan maka kita atur secara keseluruhan dengan memilih File->Settings atau menekan tombol Settings pada toolbar.

Setelah dibuat satu mesin virtual baru dengan nama Arch, kemudian kita masih perlu mengatur seluruh perangkat keras yang ada di VirtualBox yang nanti-nya akan digunakan di dalam sistem Arch Linux. Pertama akan muncul pengaturan General, dalam pengaturan ini dapat kita abaikan karena telah diatur pada pembuatan mesin virtual baru. Untuk memilih pengaturan yang berbeda maka kita dapat memilih pengaturan yang ada di kolom sebelah kiri.

Dalam pengaturan System kita akan mengatur konfigurasi Motherboard, yang di sini kita mengatur ukuran memori (jika ingin diubah) dan pengaturan Boot Order yang mengatur VirtualBox akan melaku-kan booting dari media penyimpanan yang mana yang akan dibooting terlebih dahulu. Sebagai contoh, kita akan membooting CD/DVD-ROM terlebih dahulu untuk membooting LiveCD instalasi ArchLinux.

6

Dalam pengaturan Display kita dapat mengatur memori virtual untuk VirtualBox kita dan atur saja sebesar 4 MB karena kebutuhan dari Arch Linux kecil sekali untuk memori display ini. Terutama jika anda menjalankan VirtualBox dari Netbook karena semakin besar memori yang dialokasikan maka akan semakin membenani komputer host yang anda gunakan. Dalam pengaturan storage adalah yang paling penting dalam pengaturan di VirtualBox ini, terutama pemilihan dari image ISO LiveCD dari ArchLinux karena digunakan dalam tahap instalasinya. HAPUS Controller: IDE, dan tambahkan CDROM dalam Controller: SATA sesuai dengan gambar di bawah ini. Anda akan ditanyakan apakah akan memilih disk (Choose disk), biarkan kosong (Leave empty) atau membatalkan (Cancel). Pilih Choose disk kemudian dari kotak dialog Browse cari di mana anda menempatkan file image ISO LiveCD ArchLinux kemudian tekan Open dan akan ditambahkan perangkat CDROM virtual pada Controller: SATA sesuai dengan keterangan gambar di bawah ini.

7

Dalam pengaturan Audio kita dapat mengatur perangkat keras Audio yang kita inginkan. Tetapi karena nantinya sistem operasi ArchLinux ini di-gunakan untuk sistem operasi server maka hal ini tidak dibutuhkan, maka anda dapat menonaktifkan perangkat Audio ini dengan menghilangkan centang di Enable Audio. Tetapi kalo anda menginginkan Audio terpasang maka berikan centang di pilihan Enable Audio.

Pengaturan Network harus dipastikan dicentang pada pilihan Enable Netwok Adapter dan pilihan Attached to: dipilih NAT. Pastikan internet pada komputer host sudah terkoneksi dengan baik agar akses internet di VirtualBox bisa terakses dengan baik pula. Akses internet ini nantinya digunakan untuk melakukan pengunduhan paket instalasi dari ArchLinux.

Pengaturan USB dapat kita nonaktifkan agar semua perangkat keras USB yang kita koneksikan dengan komputer host tidak terdeteksi oleh VirtualBox dan menyebabkan kekacauan pada komputer host kita. Kita dapat menonaktifkan pengaturan USB ini dengan menghilangkan centang pada pilihan Enable USB Controller. Selanjutnya kita dapat menekan tombol OK jika semua pengaturan yang ada telah selesai kita lakukan, serta pastikan semua pengaturan telah benar karena berpengaruh besar terhadap keberhasilan kita dalam melakukan instalasi ArchLinux nantinya.

8

Langkah Ketiga – Instalasi Arch Linux Untuk melakukan peninjauan kembali dari pengaturan yang kita buat maka di sebelah kanan kolom informasi singkat akan dapat terlihat pengaturan yang telah kita lakukan.

Lanjutkan dengan melakukan klik dua kali mesin virtual baru kita atau klik Start maka mesin virtual Arch akan dijalankan. Akan muncul jendela baru dengan tampilan seperti gambar di samping. Tunggu VirtualBox hingga melakukan booting CDROM.

Tampilan pertama dari LiveCD ArchLinux sesuai gambar di samping akan menampilkan menu untuk melakukan booting ArchLinux dengan beberapa pilihan. Untuk melakukan booting secara default pilih Boot Arch Linux (i686) dan tekan Enter.

9

LiveCD ArchLinux akan memulai memuat kernel Linux dengan mendeteksi semua perangkat keras yang ada di dalam komputer (VirtualBox) kita.

Setelah memuat kernel maka sistem akan memuat init (systemd) yang akan memuat aplikasi-aplikasi daemon atau services. Tunggu hingga terminal tersedia agar kita dapat mengakses sistem meng-gunakan terminal tersebut.

Setelah muncul terminal seperti gambar di samping, maka kita siap untuk mengetikkan perintah untuk melakukan operasi di dalam sistem ArchLinux.

Kita lakukan pengecekan terhadap koneksi internet dari VirtualBox, karena ini sangat penting dalam melakukan instalasi ArchLinux yang mengambil seluruh paket instalasi dari mirror mereka melalui akses internet. Pengecekan ini dapat menggunakan perintah ping, dan jika tidak terkoneksi maka kita harus mengecek konfigurasi jaringan internet di komputer host kita.

10

Untuk menginstalasi ArchLinux dibutuhkan partisi yang digunakan sebagai tempat dari file-file sistem operasi ArchLinux, kita dapat mempartisi harddisk dengan menggunakan perintah pemartisian harddisk yaitu cfdisk /dev/sda. Anda dapat melakukan proses pemartisian ini dengan mengikuti gambar langkah-langkah di bawah ini.

1 2

3 4

5 6

7 8

11

Penjelasan singkat dari langkah-langkah pada gambar di atas adalah :

“Untuk menggerakkan kursor di dalam memilih menu di bawah layar dengan menggunakan tanda panah kanan dan kiri, untuk memilih partisi menggunakan tanda panah bawah dan atas, serta untuk mengaktifkan pilihan dengan menekan Enter.“

1. Pilih [ New ], untuk membuat partisi baru dari partisi kosong yang ada di dalam harddisk. 2. Pilih [ Primary ], untuk menjadikan partisi baru ini menjadi Primary Partition. 3. Masukkan ukuran atau kapasitas dari partisi baru yang kita inginkan pada kolom Size (in MB). 4. Pilih [ Beginning ], untuk menempatkan partisi baru kita di dalam sektor awal dari harddisk. 5. Pilih [ Bootable ], untuk membuat partisi baru tersebut agar dapat melakukan booting dari

partisi baru tersebut.

13 14

11 12

9 10

12

6. Pada Partisi yang baru, di kolom Flags akan tertera Boot yang menandakan partisi tersebut dapat dilakukan proses booting oleh BIOS.

7. Pilih [ New ], untuk membuat partisi baru dari sisa kapasitas partisi harddisk yang ada, yang nantinya akan kita gunakan sebagai partisi memori virtual (swap).

8. Pilih [ Primary ], untuk membuat partisi baru tersebut menjadi Primary Partition. 9. Masukkan ukuran atau kapasitas dari partisi baru yang kita inginkan pada kolom Size (in MB). 10. Pilih [ Type ], untuk memilih tipe partisi atau filesystem nantinya yang akan kita buat di dalam

partisi yang baru ini. 11. Karena digunakan untuk memori virtual atau swap maka pilih 82 Linux swap / solaris dengan

langsung menekan Enter. 12. Dapat dilihat pada kolom FS Type terlihat partisi /dev/sda2 telah berubah tipe filesystemnya

menjadi Linux swap / solaris, kemudian pilih menu [ Write ] untuk menulis pengaturan partisi yang telah kita buat ke dalam harddisk kita.

13. Kita akan ditanyakan apakah betul-betul ingin menuliskan konfigurasi partisi ini ke dalam harddisk? Ketik yes untuk melanjutkan dan no untuk membatalkannya. Ingat hal ini akan menghapus seluruh data yang ada di dalam harddisk kita.

14. Pengaturan partisi telah selesai dituliskan ke dalam harddisk. Kita dapat mengakhiri program ini dengan memilih menu [ Quit ].

Setelah dipartisi menjadi dua partisi maka perlu kita format dengan filesystem yang dapat digunakan sebagai sistem di ArchLinux. Yang kita gunakan adalah ReiserFS untuk /dev/sda1 dengan perintah mkreiserfs /dev/sda1 dan Swap untuk /dev/sda2 dengan perintah mkswap /dev/sda2.

Kita mount atau arahkan partisi dari harddisk kita ke dalam sebuah direktori di dalam sistem agar dapat diakses. Yang kita mount adalah partisi /dev/sda1 ke dalam folder /mnt dengan melakukan perintah mount /dev/sda1 /mnt. Sedangkan untuk meng-aktifkan partisi swap kita dapat menggunakan perintah swapon /dev/sda2

13

Agar tidak terjadi kesalahan dikarenakan waktu yang berbeda setelah selesai instalasi dan melakukan booting sistem baru, maka perlu pengaturan waktu yang tepat. Sedangkan di Indonesia (terutama WIB) selisihnya 7 jam dengan GMT sehingga perlu dikurangi 7 jam dari waktu sekarang, untuk mengatur waktu dengan perintah date MMDDhhmmYYYY. (MM=Bulan, DD=Tanggal, hh=Jam, mm=Menit, YYYY=Tahun).

Dalam melakukan instalasi ArchLinux semua file paket instalasi langsung diunduh dari mirror di internet, maka perlu kita memastikan alamat mirror tersebut dengan benar di dalam file konfigurasi /etc/pacman.d/mirrorlist. Kita hapus semua daftar atau isi di dalam file ini dan hanya menuliskan satu alamat yaitu alamat mirror Indonesia Server = http://kambing.ui.ac.id/archlinux/$repo/os/$arch.

Semua persiapan instalasi telah selesai, kemudian kita lakukan instalasi basis sistem dari ArchLinux dengan perintah pacstrap -ic /mnt base. Setelah muncul pilihan Enter a selection (default=all):, tekan Enter untuk memulai tahap instalasi ini.

Semua file paket instalasi akan diunduh oleh sistem dan diekstrak ke dalam folder /mnt. Tunggu hingga proses pengunduhan ini selesai, di mana waktu dan kecepatan tergantung akses internet yang anda gunakan. Jika terjadi kegagalan pengunduhan paket maka ulangi perintah pacstrap -ic /mnt base.

14

Lakukan konfigurasi /etc/fstab yang merupakan file konfigurasi yang digunakan sebagai daftar mount point dari semua partisi yang ada di komputer yang dilakukan ketika pertama kali ArchLinux dijalankan. Perintahnya genfstab -U -p /mnt >> /mnt/etc/fstab dan masuk ke dalam sistem Archlinux yang baru dengan perintah arch-chroot /mnt.

Pada gambar sebelumnya kita menuliskan perintah nano /etc/locale.gen untuk mengkonfigurasi lokal untuk sistem kita dengan memilih sesuai dengan yang kita gunakan. Biasanya di Indonesia adalah en_US.UTF-8 UTF-8 dan en_US ISO-8859-1.

Lanjutkan dengan menambahkan bahasa yang di-gunakan dengan perintah echo LANG=en_US.UTF-8 > /etc/locale.conf. Konfigurasi zona waktu sesuai lokasi dimana kita berada dengan perintah ln -s /usr/share/zoneinfo/Asia/Jakarta /etc/localtime. Kemudian kita atur password atau kata kunci dari akun administrator di Linux yaitu ROOT dengan perintah passwd dan masukkan password yang di-inginkan sebanyak dua kali.

Langkah akhir dari instalasi ArchLinux, adalah me-lakukan instalasi GRUB yang merupakan boot loader di dalam sistem operasi Linux. Untuk menginstalasi paket aplikasi di dalam ArchLinux menggunakan perintah pacman -S grub-bios. Pada kolom per-tanyaan Proceed with installation? [Y/n] maka ketik Y dan tekan Enter untuk memulai.

15

Tunggu hingga proses instalasi grub-bios selesai, dan jika mengalami error atau kegagalan instalasi maka cobalah beberapa kali dengan perintah yang sama pacman -S grub-bios. Kegagalan instalasi paket biasanya kebanyakan disebabkan oleh akses internet ke mirror mengalami gangguan.

Setelah selesai menginstalasi grub-bios, maka kita konfigurasi GRUB agar dapat melakukan booting terhadap kernel Linux. Instalasi ke dalam Master Boot Record (MBR) dengan melakukan perintah grub-install --target=i386-pc --recheck /dev/sda. Buat file konfigurasi GRUB di folder /boot dengan perintah grub-mkconfig -o /boot/grub/grub.cfg. Lalu keluar dari mode chroot, umount /mnt, swapoff /dev/sda2 dan reboot LiveCD ArchLinux.

Sistem ArchLinux yang baru telah terinstalasi ke dalam harddisk. Pertama kali, VirtualBox akan melakukan booting dari harddisk dengan tampilan menu GRUB yang telah kita instalasi sebelumnya. GRUB akan memuat ArchLinux yang baru secara otomotis pada waktu sekitar 5 detik. Tunggu sistem ArchLinux yang baru selesai melakukan booting hingga keluar kolom login pengguna.

16

Setelah muncul login pengguna, maka masukkan akun pengguna root dengan kata kunci (password) dari akun tersebut yang telah kita atur sebelumnya pada tahap instalasi.

Jika proses login yang kita lakukan berhasil maka akan keluar terminal di mana kita dapat mengetik-kan perintah di dalam mengoperasikan sistem ArchLinux nantinya. Terminal di ArcLinux ditandai dengan munculnya tulisan [root@localhost ~]# _. Selamat! Keseluruhan instalasi ArchLinux telah selesai, dan kita dapat melakukan instalasi paket aplikasi lain yang kita butuhkan dan meng-konfigurasi sistem ArchLinux sesuai dengan keinginan dan kebutuhan “khusus” kita.

-oo- S E L E S A I -oo-

17

DAFTAR PUSTAKA

Whitson Gordon, 2012, Build a Killer Customized Arch Linux Installation (and Learn All About Linux in the Process), [online], (http://iwanbinanto.com/2008/07/26/menulis-referensi-online-di-daftar-pustaka/, diakses tanggal 22 Januari 2013) Arch Linux Team, 2012, Installation Guide, [online], (https://wiki.archlinux.org/index.php/Installation_Guide diakses tanggal 22 Januari 2013)