artikel illegal fishing di kawasan nasional takabonerate ... fileartikel illegal fishing di kawasan...

34
Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar Oleh : Arsil Ihsan Senin, 19 September 2011 02:57 KOPI , Dari sekian  banyak artikel mengenai kegiatan ilegal fishing di wilayah kabupaten kepulauan Selayar sul-sel, diantaranya merupakan kejadian laut yang menelan korban jiwa. Malah hingga tulisan ini posting ke redaksi, seorang korban pelaku illegal fishing belum ditemukan sejak 10 hari lalu di perairan Pulau Tarupa Kecamatan Pasilambena didalam kawasan laut nasional Takabonerate. Menurut informasi warga bahwa potongan tubuh dari korban yang bernama H.Cumi telah dikuburkan naum tubuh utuhnya hinggasaat inibelum ditemukan, sementara keluarga korban dan koleganya telah melarikan diri entah kemana. Berikut adalah sejumlah potongan dan lansiran media terkait maraknya kegiatan illegal fishing di kawasan nasional takabonerate Selayar. Taman Laut Takabonerate Selayar Dinyatakan Telah Hancur Akibat Kegiatan Illegal Fishing Selama Berpuluh Tahun Dalam sebuah wawancara live dengan sebuah radio swasta di kabupaten kepulauan selayar, DR.Ir.Marjani Sultan Msi keceplosan mengeluarkan kalimat bahwa kerusakan zona inti dikawasan nasional Takabonerate Selayar telah parah, malah terumbu karang yang tersisa baik saat ini hanya 20% dari luasnya kawasan. Penyebabnya adalah kegiatan illegal fishing bom ikan dan bius. Mungkinkah semuanya akan kembali menjadi kebanggaan bagi masyarakt Selayar ? ataukah penantian tersebut tidak akan kunjung datang lagi akibat tidak berhentinya kegiatan penangkapan ikan dengan bahan peledak dan bius dikawasan ini ?  Semuanya terjawab pada sebuah teori para oknum oknum yang bertitel pakar perikanan, pakar kelautan, pakar terumbu karang, pakarhewan laut, pakar komunikasi dan sosialisasi, pakar media, pakar keuangan dan pakar keamanan. Termasuk pakar pembuat proposal atas kerja kerja para pendampingan denganmenjual dan memperatas namakan masyarakat lokal  yang nyata nyata korup dan raja mark up. Hingga akhirnya sejumlah tulisan dan artikel terkait hal ini turut terlampir dengan maksud menyimpan sebagai arsip dan bahan bacaan kelak bagi mereka mendapati porak porandanya kawasan laut nasional Takabonerate . Polres Selayar Amankan 9 Ekor Penyu Hijau Tanpa Pemilik Cukup menggembirakan para pemerhati dunia perikanan dan kelautan di Kabupaten Kepulauan Selayar ketika khabar  keberhasilan menggagalkan perdagangan illegal  hewan 1 / 34

Upload: dinhtram

Post on 07-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

KOPI, Dari sekian  banyak artikel mengenai kegiatan ilegal fishing di wilayah kabupatenkepulauan Selayar sul-sel, diantaranya merupakan kejadian laut yang menelan korban jiwa.Malah hingga tulisan ini posting ke redaksi, seorang korban pelaku illegal fishing belumditemukan sejak 10 hari lalu di perairan Pulau Tarupa Kecamatan Pasilambena didalamkawasan laut nasional Takabonerate. Menurut informasi warga bahwa potongan tubuh darikorban yang bernama H.Cumi telah dikuburkan naum tubuh utuhnya hinggasaat inibelumditemukan, sementara keluarga korban dan koleganya telah melarikan diri entah kemana.Berikut adalah sejumlah potongan dan lansiran media terkait maraknya kegiatan illegal fishingdi kawasan nasional takabonerate Selayar.

Taman Laut Takabonerate Selayar Dinyatakan Telah Hancur Akibat Kegiatan IllegalFishing Selama Berpuluh Tahun

Dalam sebuah wawancara live dengan sebuah radio swasta di kabupaten kepulauan selayar,DR.Ir.Marjani Sultan Msi keceplosan mengeluarkan kalimat bahwa kerusakan zona intidikawasan nasional Takabonerate Selayar telah parah, malah terumbu karang yang tersisa baiksaat ini hanya 20% dari luasnya kawasan. Penyebabnya adalah kegiatan illegal fishing bomikan dan bius. Mungkinkah semuanya akan kembali menjadi kebanggaan bagi masyaraktSelayar ? ataukah penantian tersebut tidak akan kunjung datang lagi akibat tidak berhentinyakegiatan penangkapan ikan dengan bahan peledak dan bius dikawasan ini ?  Semuanyaterjawab pada sebuah teori para oknum oknum yang bertitel pakar perikanan, pakar kelautan,pakar terumbu karang, pakarhewan laut, pakar komunikasi dan sosialisasi, pakar media, pakarkeuangan dan pakar keamanan. Termasuk pakar pembuat proposal atas kerja kerja parapendampingan denganmenjual dan memperatas namakan masyarakat lokal  yang nyata nyatakorup dan raja mark up.

Hingga akhirnya sejumlah tulisan dan artikel terkait hal ini turut terlampir dengan maksudmenyimpan sebagai arsip dan bahan bacaan kelak bagi mereka mendapati porak porandanyakawasan laut nasional Takabonerate .

Polres Selayar Amankan 9 Ekor Penyu Hijau Tanpa Pemilik

Cukup menggembirakan para pemerhati dunia perikanan dan kelautan di KabupatenKepulauan Selayar ketika khabar  keberhasilan menggagalkan perdagangan illegal  hewan

1 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

laut yang langka dan terlindungi oleh pihak kepolisian Selayar.  Namun yang menarik darikeberhasilan tersebut, bahwa  ke sembilan ekor hewan laut yang di amankan tidak diketahuisiapa pemiliknya.  Menurut sumber di mapolres, hingga saat ini pihak polisi  masih terusmelakukan upaya pengembangan………………………………………………….

Ke 9 ekor penyu hijau dengan diameter tulang belakang sekitar 1 meter di amankan dari pinggirlaut dusun Tajuiya, desa Bungaiya, Kecamatan Bontomatene.  Selanjutnya diamankan olehpolsek Bontomatene dan di jemput oleh tim kepolisian Selayar .   Kapolsek Bontomatenekepada wartawan menjelaskan singkat bahwa hewan ini akan di jual dengan harga ratusan riburupiah per ekor. Namun sejauh penjelasan yang di beritakan oleh sejumlah media diSulawesi-selatan, tidak disebutkan apakah telah ada target yang di curigai sebagai  pemilikatau penangkap hewan langka di lindungitersebut……………………………………………………………………..

Hingga saat ini Sabtu (20/8)  ke sembilan ekor penyu hijau tersebut diamankan di mapolresSelayar…………………………………………………………………………………………………………………………………

Gara -Gara Dipaksa Setor Doble, Petugas Jagawana Penyok Di Amuk Massa NelayanSelayar (1)

Memalukan dan sangat disayangkan oleh sejumlah pihak di Kabupaten Kepulauan Selayarsetelah pada Minggu malam (7/8) Haeruddin, seorang petugas Jagawana Kepulauan Selayardan Petugas Penagihnya di desa Jinato babak belur dan nyaris merenggang nyawa termasukrekan kerja oknum jagawana bernama Arman. Dalam kegelapan malam ke 2 oknum yangcukup meresahkan warga selama ini ,dapat meloloskan diri dari amuk massa keluarga nelayanDesa Jinato Kecamatan Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar Sulawesi-selatan yangtidak menerima perlakuan sang Jagawana. Perlakuan yang dimaksudkan dalam sebuahpercakapan telepon dengan warga nelayan Jinato Selayar adalah bahwa oknum jagawanadimaksud melakukan penagihan pembayaran mencari hasil laut di wilayah kawasan nasionaltakabonerate untuk musim pencarian minggu ke 3 Agustus hingga minggu 2 septemberpadahal untuk musim tersebut sesuai perjanjian, bahwa petugas dari lembaga manapun tidakdibenarkan melakukan penagihan pajak Turo” untuk musim selanjutnya dengan alasan apapun.Yang berlaku adalah nelayan siap mengeluarkan uang pengamanan mencari ikan di kawasannasional Takabonerate Selayar sebesar 300 ribu per musim tangkap dan untuk musim tangkapsaat ini telas lunas dimana sejumlah nelayan mengaku telah membayar uang keamanansebesar 300 ribu perbulan selanjutnya telah terdaftar melunasi kepada pak binmas, catatannyaada Pak, dipegang oleh Pak Dacing, ipar dari kepala desa” Jinato ujar sumber saat di hubungi

2 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

via telepon. Tapi oknum kemudian tidak mau mengerti dan sedikit memaksa kepada semuanama yang terdaftar di catatan penagihan agar bisa menyetor lebih awal dengan alasan maulebaran, dengan sedikit kasar dan mengeluarkan kalimat bernada mengancam akanmenangkapi para pelaku illegal fishing, dan hal ini terdengar oleh sejumlah warga nelayan yangditemuinya sejak siang hari, saat tiba di pulau nelayan tersebut. Akibatnya warga mengakusangat tertekan saat hal ini mulai beredar diantara parapunggawa………………………………………………………..

Cerita Tentang Ulah Seorang Oknum Binmas di kawasan Takabonerate Selayar

………………………………………………………..

Bila dibuka buka data tahunan dan laporan bulanan di pemkab kepulauan selayar khususnyadata desa Jinato maka kelengkapan aparat desa dan aparat keamanan cukup untuk sebuahdesa. Tripida desa sudah lengkap secara teori, walaupun pada faktanya dalam setahun terakhirini kebanyakan dari keberadaan para pejabat desa ini berada di luar wilayah desa. Sepertikepala Desa dengan alasan pencairan kerap berada di ibukota kabupaten hingga bermingguminggu. Selanjutnya Binmas dari Polres Selayar, oknum babinmas di desa ini malah terkesandipasang oleh petinggi polri di kabupaten kepulauan Selayar seenaknya, dan berbuat semaugue. Mau bertugas ya bertugas dan mau keluar kampung ya keluar kampung tanpamemperhatikan kepentingan dari masyarakatnya sendiri.  malah oknum binmas saat ini banyakdikeluhkan oleh para tetua kampung karena kebiasaannya yang membiarkan para pemudamenenggak alkohol dari minuman oplosan. Bukankah ini perbuatan yang tercela dan tidak patutdi pertontonkan dihadapan publik” oleh seorang abdi negara dan abdi masyarakat.  Kebiasaanlainnya adalah memberi peluang kepada para pelaku kegiatan illegal fishing dengan menerimasetoran dari para nelayan ika hidup   dari seorang pengumpul warga desa yang tidak lainadalah ipar oknum kades  dengan alasan biaya perdes atau lain lainyang tidak jelasdalamaturan yang berlaku. Malah banyak kabar miring lainya yang kemudian muncul akibat ulahoknum binmas di desa Jinato………………………………………………..

3 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

Wahai Oknum-oknum Kades Dan Para Oknum Petugas Di Kawasan TakabonerateSelayar Sadarlah !!……

Penanganan illegal fishing hingga saat ini terus berlanjut di wilayah Kabupaten KepulauanSelayar. Malah  saking pentingnya kawasan laut dan jejeran pantai di wilayah kabupatenkepulauan Selayar yang merupakan pantai terpanjang di Sulawesi-selatan, telah  bermacammacam angkatan dan satuan, serta institusi ataupun organisasi yang telah ditugaskan di sana, khususnya pada  kawasan nasional Takabonerate yang dikenal akan keindahannya sebagaitaman laut terindah di dunia.  Tentu saja hal ini bukan merupakan hal mudah dan murah,karena  para petugas yang di tugaskan akan terpisah dari keluarganya. Mahalnya pembiayaan karena selain anggaran daerah dari apbd selayar setiap tahun di keruk untukfasilitas dan tunjangan, serta penyiapan anggaran pendampingan , anggaran negara dari apbnserta anggaran bantuan bank dunia juga ikut di keruk dalam pengawasannya. Bukan sedikitjumlahnya, malah bila di hitung mulai sepuluh tahun lalu hingga saat ini, telah mencapai angkaseratusan miliar rupiah.   Mulai dari pengadaan kapal, speedboat, perlengkapan navigasiselam, navigasi komunikasi, pelatihan sdm, serta program pemberdayaan telah dibiayai  olehuang rakyat. Belum lagi pengiriman –pengiriman nelayan, fasilitator dan pembanding, sertapraktek dan pengadaan armada armada pemburu bagi pihak pihak yang mengaku sebagailembaga yang mampu menyadarkan dan mengawasi  gerak gerak para nelayan dan pelakuillegal fishing semuanya bukan hal murah, karena semuanya telah tertunjang olehpengalokasian anggaran yang tentu saja bisa terealisasi dengan adanya persetujuanpemerintah mulai dari tingkat  paling bawah hingga penentu kebijakannya.  Dan bila semuahal  kemudian terpenuhi maka akan muncul hal yang menjadi kekurangan dan akan menjadikambing hitam lambannya proses pemberantasan illegal fishing dikawasan ini. Kelemahantersebut kemudian di penuhi kembali oleh Negara dan donator namun kemudian pada tahunanggaran baru muncul lagi hal kelemahan  yang akan menjadi kambing hitam kelemahanpenanganan dan pemberantasan illegal fishing di kawasan ini. Inilah yang terjadi hinggaakhirnya belasan tahun program penanganan dan pendampingan serta pemberantasan illegalfishing yang dibiayai oleh badan dunia kemudian mentah dan ampal di Selayar.   Kenapa bisademikian hasilnya ? apakah semuanya hanya sebatas teori belaka ? atau bagaimanakah yangsebenarnya ?  bila tidak ada jawaban maka akan muncul pertanyaan ,  bagaimana denganpertanggungjawaban penggunaan anggaran  puluha miliar rupiah yang telah di gelontorkansebelumnya ?………………………………………………………………………….

Dari hasil pengumpulan informasi  tanpa dibarengi dengan pengumpula bukti fisik oleh salahsatu lembaga pemerhati Selayar atau Forum Peduli Selayar dalam 2 tahun terakhir disimpulkan bahwa  oknum oknum kepala desa dan oknum oknum petugas dari seluruhpenugasan  ditemukan fakta yang pada kalimat ini wajib menulis di duga” atau di sinyalir” untukmenghindari jerat hukum melakukan pencemaran nama baik dan fitnah atau mengedarkanberita bohong, bahwa  90% para oknum kades dan para oknum petugas yang berada dalam

4 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

wilayah kawasan nasional takabonerate disinyalir kuat telah terlibat dan mengetahui terjadinyakegiatan illegal fishing  dengan bahan peledak dan bahan bius dari zat potassium sianida yang di lakukan oleh nelayan local maupun pendatang , dengan syarat melakukan upaya dil dilillegal dalam setoran atau  pungutan liar. Malah dalam rangkaian perjalanan FPSmengumpulkan informasi dikawasan ini tentang illegal fishing , sebagian dari para oknum kadesdan para oknum petugas adalah pemain yang modus operandinya mereka berperan dibelakang layar.  Ini fakta namun tidak ada alat bukti fisik yang diminta  dalam proses hokumyang berlaku, karena memang ini bukanlah sebuah laporan pidana akan tetapi  sebuah tulisanhasil karya jurnalis.  Bila kemudian tertulis bahwa setoran dalam kalimat sebelumnya adalahsebuah informasi kepada pihak lain, maka sudah selayaknya dilakukan pengembanganinformasi dan tentu saja pihak yang mengembangkan akan melakukan upaya pengembangandi lokasi dimaksud tanpa adanya koordinasi gelap alias bocor informasi ke wilayah tersebut.Pasalnya dalam memburu pelaku illegal fishing maka haruslah betul betul aman dari para kakitangan pelaku. Bisa dibayangkan bila kalimat ini kemudian di artikan bahwa apa yang telahberlangsung di kawasan nasional takabonerate Selayar adalah sebuah sindikat dari parapengusaha ikan  di Indonesia.  Memaparkan nama dan lokasi serta tanggal waktu transaksiserta muara dari semua hasil tangkapan dan hulu dari semua kegiatan tidaklah sulit untuk dihentikan. Bila para oknum oknum petugas dan para oknum oknum pemerintah desa di kawasannasional takabonerate serius dan betul betul bertugas maka persoalan pemberantasan illegalfishing tidaklah akan menjadi sebuah hal yang mahal dan sulit dilaksanakan. Namun bilakepentingan lain kemudian muncul maka semuanya kan berubah menjadisebaliknya………………………………………………………………..

Kapal Nelayan Bulukumba Berisi Penyu Hijau Ditangkap Polres Selayar

Setidaknya ini menjadi bukti bahwa kegiatan Illegal Fishing memang masih marak diperairanlaut Kabupaten Kepulauan Selayar atau setidaknya bahwa kegiatan nelayan yang beroperasi dikawasan laut selayar masih terus berbau illegal dan perlu penindakan seperti yang dilakukanoleh aparat kepolisian hari ini.

Bila menilik sejumlah perintah dan penindakan yang dilakukan oleh apara kepolisian selayarsudah sejalan dengan apa yang menjadi penegasan Kapolres SelayarAKBP.Setiadi, padasetiap kesempatan menegaskan bahwa penanganan illegal fising merupakan prioritas bagipolisi dikawasan kepulaua ini. Kendati demikian dirinya sebagai Kapolres meminta kepadamasyarakat selayar untuk terus memberikan informasi melalui nomor layanan sms pengaduanyang langsung diketahuinya.  Termasuk bila ada anggota yang di sinyalir melakukan sesuatu

5 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

yang tidak benar sesuai tugas dan fungsi polisi.  Dalam sebulan terakhir ini pihaknya telahmelepaskan  sejumlah penyu hijau hasil tangkapan  polres selayar kembali ke habitatnya.Menyangkut adanya sejumlah informasi yang masuk ke layanan sms pengaduan KapolresSelayar,  masih terus melakukan pengembangan informasi dan bila betul maka akan segeraditindak lanjuti.

Selain menangkap pelaku penangkapan penyu hijau yang merupakan satwa di lindungi , Polresselayar juga mengamankan sebuah kapal penangkap ikan asal kabupaten bulukumba, namunhingga hal ini di tulis, belum ada data tambahan mengenai penangkapan tersebut. Yang pastisebagian besar pelaku ilegal fishing berasal dari luar kabupaten Selayar.

=====================================

Hingga  awal bulan September 2011, tercatat sejumlah aparat pemerintahan desa dan oknumpetugas telah menjadi bagian dari sindikat perdagangan ikan hidup yang menyalahi surat izinusaha perikanan tangkap dan pengolahan,di wilayah kawasan nasional takabonerate Selayar.Pasalnya dalam seluruh siupp yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten KepulauanSelayar  melalui dinas perikanan  sejak 2 tahun terakhir, tertulis pada salah satu pasalnyabahwa para pengusaha atau pemohon siupp perikanan dilarang beroperasi didalam kawasannasional takabonerate.  Namun pada kenyataannya ternyata berbanding terbalik, karena dari semua yang berizin melakukan usaha perikanan di selayar 80- % beroperasi di kawasannasional takabonerate Selayar tanpa teguran dan tanpa peringatan dari seluruh jajaranpemerintah terkait dan seluruh jajaran oknum petugas terkait di wilayah kawasan nasionaltakabonerate.  Malah dari penuturan sejumlah nelayan pemilik kapal tangkap Gae dari luarSelayar yang beroperasi dikawasan takabonerate seperti di Tinabo dan Jinato, mengakumemiliki izin namun tetap menyetor  pajak kepada petugas pada setiap musim tangkap.Bilakemudian di Tanya, kepada siapa mereka menyetor , mereka spontan menjawab kepadapetugas….”

Hasil hasil yang merupakan idola bagi nelayan diantaranya ikan Napoleon hidup, ikan sunuhidup, lobster hidup, penyu hijau hidup , yang  pada kegiatan illegal fishing para nelayan  akanterbantu dan mudah menangkap serta hasil yang banyak dengan menggunakan potassiumsianida. Bahan bahan ini  awalnya dipasok oleh para pembeli ikan hidup yakni pengusaha localyang merupakan perpanjangan tangan dari pengusaha ikan dari bali yang kerap di panggil

6 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

dengan nama oknum berinisial C” atagu Pak K” serta saingannnya  A”. Ada juga yangkemudian merupakan pembeli asal Makassar yang merupakan perpanjangan tangan daripengusahaikan asal Jakarta. Salah satu yang terkenal adalah perushaan pulauamas dan fajartimur yang  kolam penampungan ikan hidup serta lobsternya di kawasan paotere. Biasanyasebelum di jemput oleh kapal ekspor, ikan ikan hasil tangkapan nelayan ini di simpan padakeramba yang di letakkan di pantai sekitar pulau para pengusaha local berdia, dan bila ikannyaadalah ikan napoleon maka di simpan pada keramba tenggelam yang lokasinya hanya diketahui oleh pemilik keramba. Belum lagi ketika bersamaan anataranelayan baru menyetorkanhasil tangkapan untukdi timbang , keburu kapal penjemputikan hidup tiba di keramba, makasuntika formalin pun di gunakan, agar saat ada petugas beneran yang memeriksa maka ikanika tersebut tidak terdeteksi dari hasil kegiatan illegal potas  alias bius.  Salah seorang oknumkepala desa yang di duga banyak mengetahui  seluk beluk bisnis jual beli ikan hidup dikawasan nasional takabonerate adalah kades jinato, yang cukup dikenal oleh para petugasdiantaranya mantan kasat reskrim polres selayar yang telah pindah tugas ke kabupatenBulukumba, dan dari seorang sumber lain di kawasan paotere Makassar,  di informasikan bahwa sang oknum dalam tahun ini pernah menjual bamboo laut  pada seorang pedagangberinisial H.B di paototere Makassar bersama seorang oknum petugas di desanya. Dimanasangoknum petugas berseragam cokelat”di desa tersebut, juga di informasikan sering ikutbermain dengan menyiapkan bahan baku potassium kepada nelayan yang membutuhkan,namun sangatsusahlah untuk membuktikan hal ini, pasalnya sangat rapi dan tersembunyi bagipihak luar.Namun informasi dari sumber yang menceritakan dan sempat terekam sembunyisembunyi membenarkan hal tersebut, pasalnya sang sumber juga adalah nelayan yang kerapikutbermain……………………………………………………………………………………………………….

Belum Jelas Data Illegal Fishing Di Kawasan Takabonerate Selayar

Ditambahkan sumber  selanjutnya dalam rekaman yang ada , bahwa salah seorang oknumpetugas dari satuan hijau di desa jinato  pernah menangkap  potasium sianida seberat 7kilogram yang kemudian di lepaskan karena di ketahui adalah milik rekan petugas cokelat yang ada di desa jinato.  Belum lagi informasi mengenai petugas yang sama, menjadi seorangbroker ikan komuditas pasar Sinjai dengan merental kapal es dan menyiapkan pelempar  bomikan di pulau panjang sebelah barat pulau kayuadi.

Yang paling mencengangkan adalah peristiwa ketegangan dan perkelahian  antara seorangoknum petugas polhut dan masyarakat DesaJinato yang terjadi akibat persoalan setoran  yangdinilai kurang oleh sang oknum sementara nelayan menilai telah lebih dari cukup sekitar 300ribu perkapal per musim tangkap dikalikan dengan ratusan nelayan di desa tersebut dan hal inikemudian oleh oknum telah di konfirmasikan kepada D” juru catat setoran yang tidak lain masih

7 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

saudara ipar dari kepala desa jinato.  Dari penuturannya kemudian diketahui bahwa semuasetoran untuk musim tangkap  pertengahan  Agustus 2011 telah di serahkan oleh D kepadaoknum petugas binmas yang pada saat terjadi ketegangan antar warga jinato dengan oknumpetugas polhut Jagawana inisial H” tidak berada di tempat dan menurut warga hanya datangsaat ada kebutuhan atau bawa barang atau saat waktu setoran.

Lokasi penangkapan didalam kawasan nasional takabonerate diantaranya di Taka gantarang,Bungeng Belle, Bungeng Kamase dan Taka Bandera  yang  mana lokasi lokasi ini berada dizona inti kawasan nasional takabonerate,  tepatnya di sebelah timur pulau kayuadi, sebelahbarat pasitallu , selatan pulau jinato. Kemudian kerah timur kawasan hingga sekitar taka Tinaboatau PulauTinabo hingga ke Timur sampai pulau karompa.  Sementara di luar Kawasan adalahTaka Nambolaki, Taka Sani sani, Selat Bahuluang, Batu Sobbolo, Pulau Panjang, Bajangan,Guang Malibu, Taka Tallu, Taka Barugaia, Taka Batangmata ke utara di sepanjang pantai baratpulau Selayar.

Ikan ikan hidup yang ditampung di keramba di beli oleh pengusha Bali selanjutnya di ekspor keluarnegeri utamanya hongkong, dan yang di beli pengusha makassarakan di kirim melaluiudara ke Jakarta selanjutnya dipasaran lokaldan ekspor. Sehingga untuk harga ikan hidup,nelayan lebih memilih menjual ke pengusaha bali yang sedikit lebih tinggi. Termasuk olahandan ika hias hasil pbius di arahkan ke bali. Kapal kapal pengangkut ikan hidup dan ikan hiasinilah yang kemudian kerap membawa stok posium sianida dalam drum bahan bakar mereka ,sehingga terkesan bahwa yang ada adalah bahan bakar.

Dari penelusuran lainnya, sngatlah di sayangkan karena jarak dan waktu serta medan tempuhmenuju kawasan dari pusat pemerintahan  cukup menjadi kendala bagi pejabat penentukebijakan.  Yang hanya bisa berteriak dan berkoar koar pemberantasan illegal fishing. Namunpada keyataannya  jajaran mereka di daerah tersebut hanya ABS saat umbul umbulpenjemputan dipasang dan saat dipanggil melaporkan seluruh kebohongan dan kemunafikanatas kelakuannya dengan menjilat seluruh kalimat ancaman  dari para penegak hokum.

Seharusnya mereka bisa sadar secepatnya, bahwa apa yang telah dinikmati olehkeluargamereka adalah hasil setoran nelaya yang pada dasarnya telah berat hati menyerahkanhasil keringanya mencari ikan dengan jalan haram pula.  Sadarlah bahwa menikmati uang darihasil keringat orang lain yang terpaksa memberi adalah haram dimata Allah SWT. NauzuBilah…………………………………………………………………………………………………………………………………

8 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

Perdagangan Ikan Hidup yang Disinyalir Hasil Ilegal Fishing di Wilayah KepulauanSelayar Terus Berlanjut……………………………………………………………………….

FPS : Pedagangnya menggunakan Jalur Darat melalui 2 pelabuhan di KabupatenTetangga

Kegiatan perdagangan ikan hidup asal perairan laut selayar masih terus marak dan terusberlanjut hingga saat ini. Otomatis aktivitas penangkapan ikan hidup di wilayah ini tentu sajamasih ada. Malah dari penelusuran dan penggalian informasi FPS di sejumlah pulau yang adadi wilayah kawasan nasional takabonerate, tercatat aktivitas penangkapan ikan hidup denganmenggunakan bahan bius atau potassium sianida semakin meningkat, khususnya para nelayanpencari penyelam di pulau jinato dan pulau latondu serta pulaua tarupa. Rata rata merekamelakukan aktivitas di kawasan laut taman nasional takabonerate. Misalnya di perairan takabunging kamase dan taka totoke yang pas berada di tengah tengah antara pulau jinato ,kayuadi dan pasitallu. Kesemua wilayah ini berada dalam kawasan laut terlindungi. Jadwalpenyelaman dilakukan pagi hari hingga siangnya. Nelayan penyelam dengan menggunakanbahan bius potassium sianida ini, biasanya menggunakan perahu perahu yang di sebutbalapan, dengan peralatan selam seadanya dan compressor. Hasil tangkapan yang palingdiburu oleh nelayan adalah ikan sunu, dan kerapu hidup, karena kedua jenis ikan inimempunyai harga jual yang cukup menggiurkan. Harga perkilogram ikan sunu hidup di beli olehpedagang yang mempunyai keramba di wilayah perairan pulau jinato sebelah barat sehargaRp.15o ribu, sementara kerapu hidup di timbang dengan harga 50 ribu perkilogram. Pedagangyang saat ini membeli ikan hidup adalah warga jinato sendir berinisial N” dan menurut informasiyang didapatkan FPS bahwa oknum pembeli ikan hidup ini cukup lihai dan punya banyak carauntuk mengelak jika kedatangan petugas, ungkap Sigit Sugiman Wakil ketua Forum PeduliSelayar, FPS.

Sigit  kemudian menambahkan bahwa kalau pada tahun tahun sebelumnya hasil tangkapannelayan jinato, tarupa dan latondu, di kuasai oleh pedagang pedagang keturunan yang menjualikannya ke pedagang Bali, maka saat ini perdagangan ikan hidup di wilayah kawasan nasionaltakabonerate di kuasai oleh pedagang local. Selain N” juga disebut sebut ada pembeli ikanhidup berinisial T” yang juga warga jinato. Kuantitas pengiriman ikan hasil pembelian darinelayan di ke 3 pulau dalam kawasan takabonerate, di lempar ke pedagang Makassar yangbermarkas di paotere. Mereka melakukan aktivitas pengiriman melalui pelabuhan lapeeebulukumba saat musim timur dan pelabuhan bira bulukumba saat musim barat. Bila pedagang

9 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

antar pulau asal jinato tiba, maka di jemput oleh pedagang Makassar dengan menggunakanmobil Pick up yang memuat Bak Air berukuran besar dengan menyiapkan gas oksigen sebagaipembantu udara untuk ikan hidup.

Kami sebenarnya prihatin karena aktivitas illegal fishing sangat susah di berhentikan diwilayahperairan kepulauan selayar, dan sepertinya kegiatan ini adalah sebuah zindicate yang tertutuprapi, Ujar Sigit. Bayangkan saja, disaat Bupati Selayar mengibarkan bendera anti illegal Fishing,eh malah sejumlah di sinyalir desa menarik retribusi untuk PAD dari para pedagang ikan hidupini.

Kami tidak usah menunjuk dan mengatakan siapa yangpaling bertanggung jawab. FPSmemaparkan hasil pengumpulan informasi ini kepada public, dan mempertegas bahwa Forumtelah bekerja. Bahwa kegiatan illegal fishing tidak jauh berbeda dan boleh di samakan dengankegiatan merampok hasil laut selayar, hingga kini masih terus berlangsung . Tinggal bagaimanapihak pihak yang terkait bersikap atas informasi ini. Dan berharap agar tidak ada yangkebakaran jenggot tegas Sigit…………………………………………………………………………..

Polsek Bontoharu Ringkus Tiga Pelaku Illegal Fishing

Tiga orang pelaku illegal fishing asal Desa Tarupa, Kecamatan Takabonerate yang beroperasidi perairan Gusung, Kecamatan Bontoharu terpaksa harus digelandang petugas patroli  PolsekBontoharu yang tertangkap tangan tengah melakukan aktivitas penangkapan ikan denganmenggunakan bom.

Diduga ketiga pelaku ini, merupakan satu dari sekian banyak pemilik bahan baku peledakselundupan dari Malaysia yang selama ini bercokol di wilayah Kecamatan Takabonerate. Daritangan para pelaku, petugas berhasil menyita barang bukti berupa, satu unit perahu jenisbalapan, satu unit kompressor berikut, mesin pengendali dan satu roll slang kompressor.

10 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

Selain mesin kompressor, polisi juga turut mengamankan satu unit baling-baling perahu, satubuah galon air, satu buah gabus ikan berisi pakaian para tersangka, serta tiga  jerigen bahanbakar.  Dua diantaranya, jerigen berwarna merah, berisi bensin. Untuk kepentingan penyidikanlebih lanjut, H. Ongka, dkk, terpaksa harus meringkuk di balik dinding sel Polsek Bontoharu.(fadlysyarif/Takwin)…………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Analisis dan Strategi Kebijakan Penanggulangan Kegiatan Illegal, Unreported, Unregulated(IUU) Fishing di Perairan Indonesia

OPINI | 10 January 2010 | 19:151078  2   2 dari 2 Kompasianer menilai Bermanfaat

Indonesia merupakan negara maritim yang kaya akan sumber daya hayati maupun non hayati.Letak Indonesia diapit oleh Samudera Pasifik dan Samudera Hindia yang merupakan jalur lalulintas pelayaran internasional. Sumber daya hayati laut yang terkandung di dalamnya sangatpotensial, baik untuk bahan baku industri, kebutuhan pangan dan kebutuhan lainnya. Dengangaris pantai sepanjang 81.000 km dan luas laut termasuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)Indonesia seluas 5,866 juta km2 (Gany, 2000)[1], sangat memungkinkan bila sektor inidiharapkan menjadi tulang punggung pembangunan Indonesia di masa depan.

Sebagai negara yang memiliki wilayah laut yang sangat luas, Indonesia memiliki potensisumber daya ikan yang sangat besar. Hasil penelitian Badan Riset Kelautan dan Perikanan(BRKP, 2001)[2] menunjukkan besarnya potensi sumber daya ikan (6,4 juta ton/tahun) jugadisertai oleh tingkat pemanfaatan yang secara rata-rata sudah cukup tinggi (63,5%).Pemanfaatan sumber daya ikan di wilayah perairan Indonesia lebih terkonsentrasi di wilayahperairan yang berbatasan dengan daerah-daerah yang padat penduduknya, seperti SelatMalaka, Laut Jawa, Selat Bali dan Selat Makasar. Sedangkan daerah perairan lepas pantai danhampir seluruh perairan ZEEI kecuali Laut Arafura, secara umum dapat dikatakan belumdimanfaatkan secara optimal (DirJen Perikanan, 1994a)[3].

11 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

Seiring berjalannya waktu, maka tentunya terjadi banyak perubahan dalam kondisi sumberdaya perikanan dan kelautan tersebut, terutama terkait dengan maraknya praktek penangkapanikan yang tidak bertanggung jawab yang dalam dunia internasional mendapat sebutan Illegal,Unreported, and Unregulated Fishing (IUU-Fishing). Lemahnya upaya penegakkan hukum diIndonesia mengakibatkan kasus-kasus pencurian ikan oleh nelayan-nelayan tidak kunjung usai.Peraturan-peraturan yang dibuat dalam rangka pengelolaan sumber daya perikanan Indonesia,kerap tidak diimbangi dengan penerapan sanksi dan penegakkan hukum yang jelas hinggaakhirnya kasus-kasus pencurian dan terlepasnya kembali pelaku-pelaku pencurian seringterjadi.

Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan dan aksi untuk membahas masalah ini, yakni denganmengkaji sebab-akibat adanya kegiatan IUU-Fishing di perairan Indonesia; Mengidentifikasi danmengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi upaya penanggulangan IUU-Fishing di perairanIndonesia; Menelaah dan menganalisis upaya penanggulangan kegiatan IUU-Fishing diperairan Indonesia; dan Merekomendasikan strategi yang tepat untuk penanggulanganIUU-Fishing di perairan Indonesia.

Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), yang mengakibatkan maraknya aktivitasIUU-Fishing di Indonesia adalah : (1) rentang kendali dan luasnya daerah pengawasan tidaksebanding dengan kemampuan pengawasan yang ada saat ini; (2) terbatasnya kemampuansarana dan armada pengawasan di laut; (3) lemahnya kemampuan SDM nelayan Indonesiadan banyaknya kalangan pengusaha bermental pemburu rente ekonomi atau broker; (4) masihlemahnya penegakkan hukum; dan (5) lemahnya koordinasi dan komitmen antar aparatpenegak hukum. Berbagai kegiatan yang termasuk dalam kategori IUU-Fishing secaralangsung merupakan ancaman bagi upaya pengelolaan sumber daya ikan yang tidakbertanggung jawab dan menghambat kemajuan pencapaian perikanan tangkap yangberkelanjutan (FAO, 2002)[4]. Pelaku IUU-Fishing, tidak hanya nelayan asing semata, tetapijuga dilakukan oleh nelayan-nelayan Indonesia sendiri. Diperkirakan setiap tahunnya Indonesiamengalami kerugian sebesar 2 miliar dollar atau setara dengan 20 trilyun akibat praktekkegiatan IUU-Fishing yang terjadi (Nikijuluw, 2005)[5].

Dalam upaya merumuskan alternatif-alternatif strategi untuk menanggulangi kegiatanIUU-Fishing di perairan Indonesia. Maka terlebih dahulu dilakukan identifikasi berbagaikekuatan dan kelemahan (faktor internal) yang terdapat dalam sistem permasalahan; danidentifikasi faktor peluang dan ancaman (faktor eksternal) dalam sistem yang akan dicaripenyelesaiaannya. Dalam hal ini strategi kebijakan dalam pengangulangan kegiatanIUU-Fishing di perairan Indonesia dilakukan dengan analisis SWOT. Berdasarkan matrik SWOTyang telah diformulasikan, diketahui terdapat 9 (sembilan) strategi kebijakan yang dapatdilakukan untunk menanggulangi kegiatan IUU-Fishing di Indonesia. Berdasarkan faktorkepentingan dan prioritas, maka 9 (sembilan) strategi kebijakan tersebut dapat diuraikan

12 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

menurut urutan prioritasnya, yakni sebagai berikut: (1) Penguatan armada penangkapan lokal diwilayah perairan Indonesia; (2) Peningkatan kegiatan pengawasan; (3) Memaksimalkan peranTNI AL, SATPOLAIR, dan lembaga-lembaga terkait dengan kegiatan pengawasan sumber dayaperikanan; (4) Memperbaiki kualitas sumber daya manusia dalam pengelolaan sumberdayaperikanan; (5) Meningkatkan upaya pengimplementasian undang-undang tentang pengelolaansumber daya perikanan secara menyeluruh dan kontinu; (6) Pemberian sanksi yang tegas gunamemberikan efek jera kepada oknum pelanggaran bidang perikanan ; (7) Memperbaikikoordinasi dan hubungan antara instansi terkait dalam pengelolaan SDI di perairan Indonesia;(8) Pembangunan prasarana pelabuhan yang memadai di setiap pantai peraiaran Indonesiayang ramai aktivitas ekonominya; dan (9) Meningkatkan kerja sama regional dan internasional.

Oleh karena itu disarankan agar segera mengkaji kemungkinan untuk melaksanakanprogram-program rekomendasi FAO yang belum dilakukan di Indonesia; menetapkan prosesadopsi suatu rencana aksi nasional dalam mekanisme penyusunan rencana kerja rutin di DKPmelalui koordinasi Sekretariat Jenderal.; dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenaiupaya pemantauan dan pengawasan terhadap wilayah perairan, khususnya ZEEI yangberbatasan langsung dengan negara lain.

[1] Gany, R. A. 2000. Pengembangan Sumber daya Manusia dalam Pengelolaan Sumber dayaPesisir dan Lautan. Makalah Ilmiah. Prosidiing Konferensi Nasional II Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indonesia. Makasar.

[2] Badan Riset Kelautan dan Perikanan. 2001. Pengkajian Stok Ikan di Perairan Indonesia.Pusat Riset Perikanan Laut Departemen Kelautan dan Perikanan – Pusat Penelitian danPengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarata.

[3] Direktorat Jenderal Perikanan. 1994a. Evaluasi Pemanfaatan Sumber daya Ikan dalamRangka Pengembangan dan Pengendaliannya. Departemen Pertanian. Jakarta.

[4] FAO Fisheries Department. 2002. Implementation of The International Plane of Action toPrevent, Deter and Eliminate Illegal, Unreported and Unregulated Fishing. FAO TechnicalGuidelines for Responsible Fisheries. No. 9. Rome, 122p.

[5] Nikijuluw, V.P.H. 2005. Politik Ekonomi Perikanan : Bagaimana dan Kemana Bisnis

13 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

Perikanan. Fery Agung Corporation (Feraco),Jakarta…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Menteri KKP Jangan Loyo Brantas Ilegal Fising

marak kapal asing yang ditahan diperairan natuna

Anambas-Departemen Kelautan dan Perikanan haruslah mampu menuntaskan segalapersoalan yang menghadang, nyatanya tidak semudah membalik telapak tangan. Beragampersoalan cenderung bersifat lintas sektoral dan telah membudaya di masyarakat sehinggapenanganannya perlu dilakukan secara terkoordinasi, kemitraan, aliansi, kolaborasi antarkomponen serta dilakukan secara berkesinambungan.

Meskipun beragam persolan belum mampu dituntaskan, setidaknyansejumlah keberhasilan lainpatut juga kita perhatikan. Artinya, kita masih menaruh harapan pada sektor ini, apalagi bilaberagam permasalahan yang menghadang mampu dituntaskan.

Seperti terlihat dewasa ini di ujung utara Indonesia Kondisi illegal fishing kembali marak diperairan Kabupaten Natuna. Karena itu, warga mendesak Kementerian Kelautan dan Perikanan(KKP), untuk lebih gencar melaksanakan patroli laut untuk memberantas aksi illegal fishingyang dilakukan para nelayan asing, dan bukannya malah menarik kapal patrol KKP Hiu Macandan menggantinya dengan kapal patroli perang.

Tokoh Masyarakat Anambas, Buyung Silin, menilai dengan sistim pengamanan oleh KapalPerang dikuatirkan tidak dapat berjalan efektif menyisir kawasan ilegal fishing bahkan akansemakin marak pencurian ikan di perairan tersebut kepada media ini Pekan lalu di AnambasProvinsi Kepri menjelaskan.

Buyung menjelaskan teknologi kapal asing selelau lebih canggih baik dari kecepatan maupunsarana radar deteksi mereka lebih di unggulkan,Ujarnya.

14 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

“Ya kalau bisa kapal Hiu Macan hendaknya tidak ditarik ke pusat agar patroli ke kawasan illegalfishing dapat berlangsung lebih efektif,” ujar Buyung Silin.

Karena hampir 1/3 hasil tanggkapan Ikan Di perairan anambas hampir habis dikarenakansisitim kerja Kapal Asing selalu mengunakan alat tangkap berupa pukat Harimau dan secaratidak langsung karang karang mampu disapu oleh Pukat tersbut.

Apa bila keamanan armada laut dan Udara kita tidak mampu dilengkapi dengan teknologi yanglebih canggih justru tidak mampu membendung maraknya terjadi pencurian Ikan

Malah malah dikawatirkan Oknum Petinggi militer bermain sehingga marak terjadi pencurianikan.

Jangan sampai tumbuh suburnya mafia perikanan yakni meliputi , proses perizinanpenangkapan ikan, pengawasan, pengelolaan dana tempat Pengelolaan Ikan dan PelabuhanPerikanan.

Dijelaskan, maraknya illegal fishing karena lemahnya pengawasan dari petugas. Ini seakanmenggambarkan pemerintah tidak peduli terhadap nasib nelayan lokal.

“Aksi pencurian ikan makin merajalela di kawasan Indonesia bagian utara yang dikenal denganpotensi ikan terbesar di Asia tenggara,” tambahnya.

Katanya, melimpahnya ikan di kawasan perbatasan membuat kapal ikan asing milik nelayanThailand, Vietnam, Malaysia dan Cina sering masuk perairan Kepulauan Anambas untukmelakukan pencurian. Kapal-kapal yang dilengkapi dengan peralatan berupa Pukat Harimau,bisa mendapatkan 2.000 ton ikan per minggunya.

15 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

“Karena itu, warga berharap pemerintahan mempertimbangkan kembali kebijakan untukmenarik Kapal Hiu Macan dan menggantinya dengan kapal Perang,” katanya.

Ketua Ikatan Kerukunan Keluarga Nelayan Anambas (IKKNA), Tarmizi AJ, menambahkan, paranelayan Anambas mengeluhkan maraknya aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan asing.Kehadiran nelayan asing tersebut jelas membuat hasil tangkapan nelayan lokal berkurang.

Selain itu, aktivitas illegal fishing ini juga dapat merusak ekosistem laut karena umumnya asingtersebut menggunakan jaring trol (sejenis pukat harimau).

”Kalau dibiarkan, maka nelayan kita akan sengsara,” kata Tarmizi.

Ujarnya, lemahnya pengawasan aktivitas illegal fishing saat ini menyusul kebijakanKementerian Kelautan dan Perikanan RI yang me-nonaktifkan operasional kapal KKP danKapal Patroli Hiu. Katanya, fungsi pengawasan ini selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepadapihak TNI Angkatan Laut (AL).

Lanjutnya, jika diperbandingkan maka hasil tangkapan pelaku illegal fishing oleh petugas KKPlebih maksimal, meski diibaratkan cuma bersenjatakan pisau dapur.

Menurutnya, masalah tersebut akan menjadi salah satu agenda utama pembahasan dalamMusyawarah Besar (Mubes) IKKNA. Target Mubes ini antara lain menelorkan rekomendasisupaya KKP kembali mengoperasikan kapal patroli Hiu, khususnya di wilayah Anambas. Jikatidak, perwakilan IKKNA berniat akan bertemu langsung dengan Menteri Kelautan danPerikanan RI di Jakarta.

“Selain itu, sekitar 4.000 nelayan anggota IKKNA akan menggelar aksi damai menuntut agarKKP kembali mengoperasikan kapal pengawasnya, khususnya untuk wilayah Anambas dansekitarnya,” tegasnya.

16 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

Terpisah, Kepala Satuan Kerja (Satker) Pengawasan Sumber Daya Kelautan (PSDKP)Tarempa, Alpian, membenarkan jika pengawasan dari aktivitas illegal fishing di Anambasberkurang. Namun apa penyebabnya, Alpian enggan membeberkan.

Sementara itu, Bupati Anambas, Tengku Muktaruddin, berjanji akan memperjuangkan paranelayan Anambas agar Kapal Hiu Macan agar tetap eksis melakukan patroli di perairanperbatasan.

“Bila perlu keberadaan kapal perang justru memperkuat pertahanan,” ujarnya.

Katanya, pihaknya sudah berkordinasi dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan agarmeninjau kembali keinginan menarik Kapal Hiu Macan dari Anambas mengingat eksistensipengamanan Kapal Hiu Macan sangat efektif memberantas Ilegal fishing dan sangat membantumasarakat perbatasan utaraIndonesia…………………………………………………………………………………………………………………………………..

Mengungkap Fakta Indikasi Persekongkolan Penyidik Dis KP Kepulauan Selayar denganPelaku Illegal Fishing

Dinas Kelautan & Perikanan Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, resmimenyerahkan berkas perkara hasil penyidikan kasus  illegal fishing yang melibatkan 4 orangwarga Desa Polassi, Kecamatan Bontosikuyu kepada aparat penyidik kejaksaan negeri.

Anehnya, barang bukti kasus illegal fishing yang ditangani langsung penyidik PPNS Dis KPKepulauan Selayar, Andi Jaelani, SP tersebut, tampak belum juga diserahkan kepada aparatKejaksaan Negeri Selayar yang menangani penuntutan para terdakwa.

17 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

Barang bukti berupa : 2 pelampung plastik bundar, dan 2 buah baskom ini terakhir terlihat padahari Selasa, (28/9), pada salah satu ruangan di Kantor Dinas Kelautan & Perikanan setempat.Bahkan, gambar barang bukti sempat diabadikan salah satu wartawan media regional Sulselyang hari itu, secara kebetulan sedang melakukan kegiatan peliputan kegiatan Seminar awalpenelitian pengembangan kawasan desa pesisir berbasis budidaya perairan.

Belum diketahui pasti alasan, kenapa barang bukti ini tidak ikut diserahkan dalam pelimpahanberkas perkara kepada aparat penyidik kejaksaan negeri Selayar yang telah diserah terimakansejak bulan Juli 2010 kemarin.

Terkait persoalan ini, Ketua Forum Peduli Selayar, Arsyil Ihsan mencium adanya indikasipersekongkolan antara penyidik Dis KP dengan para nelayan pelaku illegal fishing di wilayahhukum Kabupaten Kepulauan Selayar.

Dis KP Kepulauan Selayar harusnya segera menuntaskan persoalan pelanggaran tindakpidana hukum yang terindikasi telah mengarah ke persoalan makelar kasus, tegas Arsyil. PihakFPS sendiri, saat ini tengah melakukan pengumpulan data dan fakta untuk menguatkan alibipersekongkolan serta kesan makelar kasus yang melatar belakangi persoalan tindak pidanapencurian sumber daya laut secara tidak ramah lingkunganitu…………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Tumpas Mafia bersenjatakan pisau dapur

REP | 04 January 2011 | 00:47148  11   2 dari 3 Kompasianer menilai Aktual

kapal Perang Milik TNI sedang bersandar di Anambas

Departemen Kelautan dan Perikanan haruslah mampu menuntaskan segala persoalan yangmenghadang, nyatanya tidak semudah membalik telapak tangan. Beragam persoalancenderung bersifat lintas sektoral dan telah membudaya di masyarakat sehinggapenanganannya perlu dilakukan secara terkoordinasi, kemitraan, aliansi, kolaborasi antar

18 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

komponen serta dilakukan secara berkesinambungan.

Meskipun beragam persolan belum mampu dituntaskan, setidaknyansejumlah keberhasilan lainpatut juga kita perhatikan. Artinya, kita masih menaruh harapan pada sektor ini, apalagi bilaberagam permasalahan yang menghadang mampu dituntaskan.

Dewasa ini di ujung utara Indonesia Kondisi illegal fishing kembali marak di perairan KabupatenNatuna. Karena itu, warga mendesak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), untuk lebihgencar melaksanakan patroli laut untuk memberantas aksi illegal fishing yang dilakukan paranelayan asing diperairan indonesia, dan bukannya malah menarik kapal patrol KKP Hiu Macandangan mengganti kapal patroli perang sebagai sarana tangkap pembalak Ilegal fising.

kepada media ini Pekan lalu di Anambas Provinsi Kepri menjelaskan Tokoh MasyarakatAnambas, Buyung Silin, menilai dengan sistim pengamanan oleh Kapal Perang dikuatirkantidak dapat berjalan efektif menyisir kawasan yang dianggap sebagai lahan empuk bagi parailegal fishing bahkan akan semakin marak pencurian ikan di perairan tersebut.

Buyung menjelaskan teknologi kapal asing selelau lebih canggih baik dari kecepatan maupunsarana radar deteksi mereka lebih di unggulkan,Ujarnya.

“kalau bisa kapal sehendaknya Hiu Macan tetap beroperasi tidak ditarik ke pusat agar patroli kekawasan illegal fishing dapat berlangsung lebih efektif,”Imbuh Buyung Silin.

Karena hampir 1/3 hasil tanggkapan Ikan Di perairan anambas hampir habis dikarenakansisitim kerja Kapal Asing selalu mengunakan alat tangkap berupa pukat Harimau dan secaratidak langsung karang karang mampu disapu oleh Pukat.

Apa bila keamanan armada laut dan Udara kita tidak mampu dilengkapi dengan teknologi yanglebih canggih justru tidak mampu membendung maraknya terjadi pencurian Ikan

19 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

Malah malah dikawatirkan Oknum Petinggi militer bermain sehingga marak terjadi pencurianikan.

Jangan sampai tumbuh suburnya mafia perikanan yakni meliputi , proses perizinanpenangkapan ikan, pengawasan, pengelolaan dana tempat Pengelolaan Ikan dan PelabuhanPerikanan.

Dijelaskan, maraknya illegal fishing karena lemahnya pengawasan dari petugas. Ini seakanmenggambarkan pemerintah tidak peduli terhadap nasib nelayan lokal.

“Aksi pencurian ikan makin merajalela di kawasan Indonesia bagian utara yang dikenal denganpotensi ikan terbesar di Asia tenggara,” tambahnya.

Katanya, melimpahnya ikan di kawasan perbatasan membuat kapal ikan asing milik nelayanThailand, Vietnam, Malaysia dan Cina sering masuk perairan Kepulauan Anambas untukmelakukan pencurian. Kapal-kapal yang dilengkapi dengan peralatan berupa Pukat Harimau,bisa mendapatkan 2.000 ton ikan per minggunya.

Yang sanggat ekstimnya dikatakan Buyung , para nelayan terutama Thailan cukong istilahkepala kapal kepada Anak Buah Kapal(ABK)tidak segan segan membunuh dikala kru kapalyang kedapatan bermasalah atau dalam kondisi sakit menggingat perjalanan kapal tersebutsanggat lama di tenggah samudra laut cina selatan.penemuan mayat

“Menjadi hal yang bisa bagi warga di anambas kala sedang maraknya Ilegal Fising saatmaraknya pencurian ikan tidak sedikit dijumpai mayat hanyut hingga di bibir pantai anambas”,Imbuhnya.

Disamping resiko yang diterima para pambalak Ikan ,ABK-Red pada umumnya residivis dariTahilan yang senggaja diberdayakan untuk bekerja sebagai penagkap Ikan ilegal,”Sayasanggat tahu persis kejadian karena kala itu tahun 2000 saya sebagai penyambung lidah daripengusaha thilan yang terbentur pengurusan Dokumen saat kapal dalam masalah di perairanIndonesia”.Imbunya menceritakan.

20 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

“Karena itu, warga berharap pemerintahan mempertimbangkan kembali kebijakan untukmenarik Kapal Hiu Macan dan menggantinya dengan kapal Perang,”Timpal buyung.

Tempat berbeda Ketua Ikatan Kerukunan Keluarga Nelayan Anambas (IKKNA), Tarmizi AJ,menambahkan, para nelayan Anambas mengeluhkan maraknya aktivitas penangkapan ikanoleh nelayan asing. Kehadiran nelayan asing tersebut jelas membuat hasil tangkapan nelayanlokal berkurang.

Selain itu, aktivitas illegal fishing ini juga dapat merusak ekosistem laut karena umumnya asingtersebut menggunakan jaring trol (sejenis pukat harimau).

”Kalau dibiarkan, maka nelayan kita akan sengsara,” kata Tarmizi.

Lebih lanjut dikatakan, lemahnya pengawasan aktivitas illegal fishing saat ini menyusulkebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI yang me-nonaktifkan operasional kapal KKPdan Kapal Patroli Hiu. Katanya, fungsi pengawasan ini selanjutnya diserahkan sepenuhnyakepada pihak TNI Angkatan Laut (AL).

Lanjutnya, jika diperbandingkan maka hasil tangkapan pelaku illegal fishing oleh petugas KKPlebih maksimal, meski diibaratkan cuma bersenjatakan pisau dapur.

Masalah tersebut akan menjadi salah satu agenda utama pembahasan dalam MusyawarahBesar (Mubes) IKKNA. Target Mubes ini antara lain menelorkan rekomendasi supaya KKPkembali mengoperasikan kapal patroli Hiu, khususnya di wilayah Anambas.

Jika tidak, perwakilan IKKNA berniat akan bertemu langsung dengan Menteri Kelautan danPerikanan RI di Jakarta.“Selain itu, sekitar 4.000 nelayan anggota IKKNA akan menggelar aksidamai menuntut agar KKP kembali mengoperasikan kapal pengawasnya, khususnya untukwilayah Anambas dan sekitarnya,” tegasnya.

21 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

Terpisah, Kepala Satuan Kerja (Satker) Pengawasan Sumber Daya Kelautan (PSDKP)Tarempa, Alpian, membenarkan jika pengawasan dari aktivitas illegal fishing di Anambasberkurang. Namun apa penyebabnya, Alpian enggan membeberkan.

Sementara itu, Bupati Anambas, Tengku Muktaruddin, berjanji akan memperjuangkan nasibpara nelayan Anambas agar Kapal Hiu Macan agar tetap eksis melakukan patroli di perairanperbatasan bila perlu berdampingan dengan kapal perang NKRI memperkuat keamananlaut.Ujarnya.

“Tangkapan dari HIU MACAN KKP”

“Bila perlu keberadaan kapal perang justru memperkuat pertahanan,” ujarnya.

Katanya, pihaknya sudah berkordinasi dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan agarmeninjau kembali keinginan menarik Kapal Hiu Macan dari Anambas mengingat eksistensipengamanan Kapal Hiu Macan sangat efektif memberantas Ilegal fishing dan sangat membantumasarakat perbatasan utaraIndonesia……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Bila Dentuman Bom Jadi Merk Kegiatan Terorisme dan Proposal Infratruktur yangMendesak

REP | 26 July 2011 | 09:5747  0   Nihil

Suara menggelegar dari arah laut dikawasan nasional Takabonerate Kabupaten KepulauanSelayar hingga saat ini masih terus terlaksana oleh mereka yang kemudian di beri merekpelaku Illegal Fishing. Malah saat ini bukan saja di kawasan terlindungi tersebut namun telahmerambah ke wilayah kepulauan lainnya.  Belum  ada pengawas dan belum ada sistem yangmanjur dalam mengatasi kegiatan para nelayan ini hingga tuntas dan berhenti.

22 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

Dalam teori laporan para pengawas yang menghabiskan anggaran miliaran rupiah pertahun, mungkin menuliskan bahwa nelayan  Lokal Selayar saat ini telah berhenti dan mulai menyadariakibat dari menangkap ikan dengan bom dan bius, namun grafik kegiatan illegal fishing tidakmenurun karena pelaku ternyata berasal dari luar wilayah Kepulauan Selayar, ini laporan yangmungkin saat ini dapat kita ketahui dan upaya yang sementara dilakukan adalah melaksanakanpeningkatan aktivitas patroli yang kemudian disusul dengan bundel proposal pengadaanbarangdan jasa terhadap akibat peningkatan patroli laut yang sangat membutuhkaninfrastruktur boat and satelite gps sebagai kelengkapan personil dalam pelaksanaan patroli. Bilaini alasan maka tentu saja sangatlah beralasan bagi pemerintah untuk menerimanya, dan bilakemudian fasilitas tersebut kelak sangat bermanfaat bagi perkembangan kawasan dibidanglainnya. Misalnya pariwisata dan tourisme ke kawasan tersebut.

Mendengar dan menonton media-massa nasional di layar kaca terkait peledakan bomdisejumlah tempat telah menjadi penyebab hilangnya nyawa manusia yang saat ini sangatdiburu oleh negara. Malah negara kemudian membentuk tim khusus dalam penanganannyayang  pada kesimpulan sementara,bahwa dentuman bom adalah momok  yang termasukdalam ciri dan kegiatan yang kerap dilakukan oleh mereka yang berpraktek terorisme, dan yangpaling penting adalah bahwa praktek terorismelah  yang paling diburu oleh negara saat inidengan segala kemampuan tentunya. Lantas bagaimana dengan dentuman bom yang ada dikawasan nasional Takabonerate Selayar Sulawesi-selatan ? Apakah juga masuk dalamkatagori praktek terorisme dan menjadi momok menakutkan yang juga diburu oleh negara  ? Ataukah Perlu ada pembentukan Tim Khusus dalam penanganannya ?  entahlah”……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Pernyataan Sikap: Forum Peduli Selayar (FPS)

PERNYATAAN SIKAP

23 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

Sebagai dukungan kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar dalam memberantasIllegal Fishing dan Pelaku Perusak Lingkungan Hidup di kab.Kepulauan SelayarSulawesi-Selatan.

Dengan ini menyatakan:

Mengutuk keras kegiatan illegal fishing dan kegiatan destraktif lainnya, serta segala kegiatanyang mengancam kelestarian Lingkungan Hidup termasuk Eksploitasi dan Penambangan yangberada di wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar.

Mengecam Para pelaku, Mafia yudisial back up, serta mereka yang mencari Benefit self dalamupaya pemberantasannya.

Meminta Penegak hukum untuk mengambil tindakan tegas bagi para pelaku dan Back uppersonnya.

Mendesak kepada WAHANA LINGKUNGAN HIDUP NASIONAL (WALHI) untuk segeramembentuk dan memberi mandat kepada pemerhati lingkungan di kabupaten Kepulauanselayar dalam melakukan kegiatan advokasi terhadap lingkungan di wilayah KabupatenKepulauan Selayar.

Meminta World Nations Organisasion (PBB) untuk segera membuka mata terhadap kerusakanlingkungan yang terjadi di Kab.Kepulauan Selayar.

Demikian pernyataan sikap kami.

Benteng , 05 Juni 2010

24 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

A R S Y I L I H S A N

K e t u a  U m u m

Dan Lantamal VI Kecewa Pada Takabonerate

REP | 27 August 2010 | 05:3335  0   Nihil

Komandan Lantamal VI Laksamana Pertama Bambang Wahyudin mengaku kecewa dengankondisi Taman Laut Nasional Taka Bonerate, Selayar, Sulsel, karena tidak seperti yangdipromosikan ke dunia internasional.

“Pada ekspedisi Taka Bonerate yang digelar baru-baru ini, kami sedikit kecewa karena potensilaut yang dibesar-besarkan di dunia, mungkin akan tinggal nama, jika tidak direhabilitasisecepatnya,” kata Bambang menanggapi potensi terumbu karang di Taka Bonerate diMakassar, Kamis.

Dia mengatakan, ekspedisi Taka Bonerate dengan bantuan kapal Angkatan Laut Oktober 2009,ternyata banyak menyisakan kekecewaan pengunjungnya. Hal tersebut disebabkan terumbukarang dan potensi laut lainnya sudah banyak yang rusak, sehingga keindahan alam bawahlaut sudah sulit ditemukan.

25 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

Kerusakan potensi laut di sekitar Kawasan Taka Bonerate itu umumnya disebabkan oleh aksipemboman ikan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, termasuk yang melakukan pencurianikan (illegal fishing).

Berkaitan dengan hal tersebut, Bambang mengatakan, perlunya pembinaan dan penyadaranbagi masyarakat untuk mengelola laut secara benar, khususnya bagi nelayan tangkap agartidak melakukan pembobaman atau pembiusan ikan.

“Di sisi lain, harus diakui pula bahwa keterbatasan personil untuk mengawasi perairan jugamenjadi pemicu terjadinya praktik pencurian ikan oleh kapal-kapal asing di lapangan,” katanya.Berdasarkan data Departemen Kelautan dan Perikanan diketahui, rata-rata kerugian negaramencapai Rp. 36,5 triliun pertahun akibat pencurian ikan oleh kapal-kapal asing.(*

………………………………………………………………………………………………………………..

Penanganan | The Manuscript Collection Being Alert Data And News …

gheleaks.wordpress.com/tag/penanganan/ - Tembolok27 Jul 2011 – Aktivitas Bom dan BiusIkan Di Kawasan Selayar Perlu Penanganan Bak Teroris … oleh mereka yang kemudian di berimerek pelaku Illegal Fishing. … bom yang ada di kawasan nasional Takabonerate SelayarSulawesi-selatan ? … hanya tampil lewat saja ujar Arsil Ihsan ketua umum FPS kepada seluruh………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Gawat..!! Kapal Asing Curi Ikan, Awaknya Tembakkan Senjata Ke Petugas

26 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

www.elshinta.com/v2003a/readnews.htm?id=98626&i=5… - Tembolok20 Sep 2010 – PencurianIkan di Kawasan Taman Laut Nasional Takabonerate, … Arsil Ihsan - Sulawesi Selatan,Sejumlah kapal berbendera asing, setiap malamnya melakukan penangkapan … PemkabSelayar Bertekad Berantas Illegal Fishing…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Media Selayar: LINGKARAN SETAN DALAM SISTEM PENGAWASAN

radiocontrend.blogspot.com/…/lingkaran-setan-dalam-sistem-pen… - Tembolok4 Mei 2011 –Oleh : Arsil Ihsan Sumber informasi dan komunikasi dalam kebutuhan … Takabonerate yangdiduga digunakan untuk kegiatan illegal fishing.………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

FORUM PEDULI SELAYAR: 04/01/2011 - 05/01/2011

forumselayar.blogspot.com/2011_04_01_archive.html - Tembolok29 Apr 2011 – … para pelakuillegal fishing dikawasan perairan laut selayar menjadi buah bibir di … Kapal Asing Kerap CuriIkan Di Taman Laut Takabonerate Selayar ….. sepertinya hanya tampil lewat saja ujar ArsilIhsan ketua umum FPS………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

MCs Coremap Selayar Gagal Tangkap Pelaku Illegal Fishing

radiocontrend.blogspot.com/…/mcs-coremap-selayar-gagal-tangk… - Tembolok22 Nov 2010 –

27 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

MCS Coremap Selayar Gagal Tangkap Pelaku Illegal Fishing …..…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

FORUM PEDULI SELAYAR: 04/01/2011 - 05/01/2011

forumselayar.blogspot.com/2011_04_01_archive.html - Tembolok29 Apr 2011 – … para pelakuillegal fishing dikawasan perairan laut selayar menjadi buah bibir di … Kapal Asing Kerap CuriIkan Di Taman Laut Takabonerate Selayar ….. sepertinya hanya tampil lewat saja ujar ArsilIhsan ketua umum FPS………………………………………………………………………………………………………..

Perdagangan Ikan Hidup yang Disinyalir Hasil Ilegal Fishing di …

hukum.kompasiana.com/…/perdagangan-ikan-hidup-yang-di-sin… - TembolokPerdaganganIkan Hidup yang Disinyalir Hasil Ilegal Fishing di Wilayah……………………………………………………………………..

Berita Terbaru Tentang Maraknya Kegiatan Illegal Fishing di …

selayarterkini.wordpress.com/…/berita-terbaru-tentang-maraknya…………………………………………………………………………

Tembolok9 Mei 2011 – Kegiatan penebangan liar (illegal logging) dan penangkapan ikan liar(illegal fishing) makin marak di Selayar. Pemerintah setempat meminta……………………………………………………………………………………………………………..

28 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

Dinformasikan Bahwa Bom Ikan Meledak Ditubuh … - Selayar E.Free

redaksiselayar.blog.com/archives/282/ - Tembolok1 hari yang lalu – Bukti Baru Bahwa KegiatanIllegal Fishing Masih Terus Terjadi Di Laut Selayar Soal kegiatan illegal fishing kerap menjadihal yang remeh dan ……………………………………………………………………………………

Illegal Fishing Rusakkan Taman laut Takabonerate | Selayar E.Free

redaksiselayar.blog.com/archives/38/ - Tembolok1 Apr 2011 – Sebanyak 85 persen dari535.000 hektar luas terumbu karang di …

Tampilkan hasil lainnya dari blog.com

Pangkep, Takalar, Selayar Rawan Illegal Fishing • IUU Fishing…………………………………………………………………………………..

www.kkp.go.id/…/Pangkep-Takalar-Selayar-Rawan-Illegal-Fishi… - Tembolok27 Mei 2008 –Pangkep, Takalar, Selayar Rawan Illegal Fishing. Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan(Sulsel) menyatakan perairan Pangkep paling………………………………………………………………………………………………………………..

29 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

Fajar Online - Illegal Fishing Marak di Selayar

www.fajar.co.id › Local News › Sulsel - Tembolok4 Apr 2011 – SELAYAR — Kegiatanpenebangan liar (illegal logging) dan penangkapan ikan liar (illegal fishing) makin marak diSelayar. Pemerintah …

Tabloid Selayar Online: Illegal Fishing Marak di Kabupaten………………………………………………………………………………………………………

tabloidselayr.blogspot.com/…/illegal-fishing-marak-di-kabupate… - Tembolok9 Mei 2011 –Kegiatan penebangan liar (illegal logging) dan penangkapan ikan liar (illegal fishing) makinmarak di Selayar. Pemerintah setempat meminta………………………………………………………………………………………………………………….

Tabloid Selayar Online: Illegal Fishing Rusakkan Taman laut………………………………………………………………………………………

tabloidselayar.blogspot.com/…/illegal-fishing-rusakkan-taman-la……………………………………………………………………………………………………………………………………

30 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

- Tembolok1 Apr 2011 – Belida yang melayari selat selayar dari pelabuhan Pamatata tujuanpelabuhan Bira … ………………………………………………………………….

Illegal Fishing Rusakkan Taman laut Takabonerate……………………………………..……………………………

dst ……………..

http://regional.kompasiana.com/2011/09/13/taman-laut-takabonerate-selayar-dinyatakan-telah-hancur-akibat-kegiatan-illegal-fishing-selama-berpuluh-tahun/

====================================================

2/8/2009 21:13 WIB

Bahan Pembuat Bom Ikan Disita di Selayar

Polres Selayar, Sulawesi Selatan, malam ini, Minggu, 2/8, menyita dan mengamankan 42 zakbahan pembuat bom ikan seberat satu ton. Serta mengamankan 3 orang tersangka dalamkasus tersebut.

31 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

"Polres Selayar mengamankan pupuk yang bukan berasal dari tanah air seberat satu ton, yangbisa dipakai untuk membuat bom ikan. Razia ini dilakukan dalam rangka menanggulangi tindakteroris di Selayar," ujar Kapolres Selayar, AKBP. Moh Nur Subhan.

Lebih lanjut, Nur, menambahkan, kemungkinan besar tersangka dalam kasus ini bisabertambah. Penangkapan kali ini bukan yang pertama kali dilakukan oleh Polres Selayar.

(rei)

=============================================

Polisi Sita 489 Sak Bahan Peledak

Direktorat Kepolisian Perairan Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat menyita 489 sakamonium nitrat di Pulau Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar. Barang ini kerapdijadikan nelayan sebagai bahan peledak untuk menangkap ikan.

Bahan peldak tersebut diduga barang selundupan, berasal dari Malaysia dan Filipina. Barangsitaan ini baru merapat di markas Ditpolair, Makassar, pagi ini.

Penangkapan dilakukan selama tiga hari pada pertengahan pekan lalu. Personel Ditpolair yangdipimpin Ajun Komisaris Esa Samaole melakukan penyisiran di seputar kepulauanTakabonerate.

32 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

Pada 6 September lalu, Ditpolair mendapatkan informasi adanya kapal yang melakukanpembongkaran muatan berupa amonium nitrat. Polisi lalu memergoki dua kapal pengangkutyang sedang membongkar muatan. Kedua kapal itu adalah Kapal Layar Motor (KLM) DewiAnjani, dan KLM Fajar Islam.

Dari kedua kapal ini polisi hanya bisa menyita 489 sak amonium nitrat. Sebanyak 232 sak disitadari KLM Fajar Islam, dan 257 sak dari KLM Dewi Anjani. Diduga ada ribuan sak lainnyatelanjur terbagi ke nelayan setempat. Polisi masih berusaha melakukan pencarian ribuan saklainnya yang diduga telah beredar di masyarakat. Harga setiap saknya mencapai Rp 1,5 juta.

"Hasil keterangan nakhoda kedua kapal ada sekitar 3800 sak yang diangkut masuk ke perairanSelayar. Namun saat dipergoki tinggal 489 sak yang berhasil ditemukan," kata Direktur PolairPolda Sulselbar, Komisaris Besar Agus Sutikno.

Agus mengatakan kedua kapal tersebut diketahui berlayar dari Malaysia dan Filipina. Pihaknyamendapat informasi dari polisi perbatasan yang mensinyalir aktivitas penyelundupan amoniumnitrat tersebut.

Ini baru pertama kali polisi menyita amonium nitrat dalam jumlah yang sangat besar. MenurutAgus, selain detonator dan sumbu api, amonium nitrat populer bagi nelayan untuk pembuatanbahan peledak untuk menangkap ikan.

"Amonium nitrat juga bisa dimanfaatkan sekelompok orang untuk aktivitas terorisme," kataAgus.

Ajun Komisaris Esa Samaole berharap masyarakat menyerahkan bahan peledak yang sudahterlanjur dibeli tersebut. "Ini demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan," ucap Esa.

Selain menyita barang bukti, polisi juga menangkap dua nakhoda kapal masing-masingHasanuddin dan Nurdin. Keduanya dijerat pasal 37 junto Pasal 60 tahun 1992 tentang SistemBudidaya Tanaman. Kedua tersangka diancam lima tahun penjara.

33 / 34

Artikel Illegal Fishing di Kawasan Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

Oleh : Arsil IhsanSenin, 19 September 2011 02:57

Salah seorang nakhoda, Hasanuddin mengatakan baru pertama kali mengangkut barangtersebut. Pihaknya mengambilnya dari Malaysia dan Filipina. "Saya jual ke nelayan dari hargaRp 600 ribu sampai Rp 1,5 juta," kata Hasanuddin.

d...ll.............................

34 / 34