artikel e-journal -...
TRANSCRIPT
KEMAMPUAN MEMAHAMI KONJUNGSI
TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS MELALUI LEMBAR KERJA
SISWA KELAS XISMK NEGERI 3 TANJUNGPINANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
ARTIKEL E-JOURNAL
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
NOVARITA
NIM 130388201090
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
ABSTRAK
Novarita. 2017. “Kemampuan Memahami Konjungsi Teks Eksplanasi Kompleks
Melalui Lembar Kerja Siswa Kelas XI SMK Negeri 3 Tanjungpinang
Tahun Pelajaran 2016/2017.”Skripsi. JurusanPendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing 1: Drs. Suhardi, M.Pd.,Pembimbing
2: Dian Lestari, M.A.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah kemampuan
memahami konjungsi Teks Eksplanasi Kompleks melalui lembar kerja siswa
kelas XI SMK Negeri 3 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017. Untuk
mencapai tujuan tersebut digunakan metode deskriptif kuantitatif. metode
deskriptif kuantitatif adalah metode yang membicarakan beberapa kemungkinan
untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan data, menyusun data,
menganalisis, dan menginterpretasikannya dan teknik yang menggunakan angka,
mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan
dari hasilnya
Adapun hasil tes, siswa yang mendapat nilai dengan keterangan gagal
dalam kemahiran membaca berjumlah 1 siswa (2.43%), sedangkan siswa yang
mendapat nilai dengan keterangan kurang dalam kemahiran membaca berjumlah
6 siswa (14.63%); siswa yang memiliki nilai dengan keterangan cukup dalam
kemahiran membaca berjumlah 28 siswa (6.82%), siswa yang memiliki nilai
kemahiran membaca dengan keterangan baik berjumlah 4 siswa (9.75%) dan
siswa yang memiliki nilai kemahiran membaca dengan keterangan baik sekali
berjumlah 2 siswa (4.87%).
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa kemampuan memahami konjungsi teks eksplanasi kompleks melalui
lembar kerja siswa kelas XI SMK Negeri 3 Tanjungpinang, Tahun Pelajaran
2016/2017 tergolong cukup dengan nilai rata-rata 70.48. Hal ini berarti hipotesis
diterima.
Kata kunci : Konjungsi, Teks Eksplanasi, Kompleks,LKS
ABSTRACT
Novarita. 2017. “The ability of Understanding on the Conjunction of complex
explanation text through the worksheet‟s students of SMK Negeri 3
Tanjungpinang in 2016/2017 year of study.‟Thesis. Department of
Indonesian Language and Literature. Faculty of education., Maritim Raja
Ali Haji University. Advisor 1: Drs. Suhardi, MPd., Advisor : Dian
Lestari, M.A.
The purpose of this research is to know how the ability of the students to
understand the Conjunction of complex explanation text through worksheet of
students in SMK Negeri 3 Tanjungpinang specifically students in grade XI in
2016/2017 year of study. In order to achieve the goal, this research uses
descriptive- quantitative approach as the method. This method is a method which
describes some predictions to solve the problems by collecting data, shorting data,
analyzing data as well as interpreting it. This method also could be said as a
technique which uses number started from collecting data, analyzing data until get
the final result of it.
According to the result of the test that has been done by the students of
SMK Negeri 3 tanjungpinang specifically students in grade XI in year of study
2016/2017, there is only one student (2.43%) who got the mark which is in below
of standard or fail in reading acquisition. In addition, there are six students
(14.63%) who earned mark with less marking in reading‟s acquisition.
Furthermore, about 28 (6.82%) students got enough mark and 4 students (9.75%)
gained good mark in their reading‟s acquisition. Lastly, there are only two
students (4.87%) who have excellent mark in reading acquisition.
Based on the result of this research and discussion, it can be concluded
that the ability of understanding of students of SMK Negeri 3 Tanjungpinang
specifically in grade XI in year of study 2016/2017 is sufficient with 70.48 as the
average of mark. Therefore, it can be said that the hypothesis is accepted.
Keywords: Conjunction, explanation text, Complex, LKS (worksheet)
1. Pendahuluan
Pendekatan teks dan sains terpadu sangat apik dalam pembelajaran bahasa
Indonesia setelah Kurikulum 2013 menetapkan kebijakan menguatkan kedudukan
dan fungsi bahasa Indonesia dalam pendidikan sekolah sebagai penghela dan
pembawa ilmu pengetahuan. Dalam kerangka Kurikulum 2013, kekuatan bahasa
Indonesia dirancang pengembangan dan pembinaannya di sekolah melalui proses
pembelajaran berbasis teks. Dengan berbasis teks, bahasa Indonesia diajarkan
bukan sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang mengemban
fungsi sosial dan tujuan tertentu untuk menjadi sumber aktualisasi diri dan
mengembangkan kegiatan ilmiah atau saintifik.
Salah satu teks yang terdapat dalam Kurikulum 2013 semester 2 bahasa
Indonesia, yakni memahami kaidah kebahasaan dalam teks eksplanasi kompleks.
Menurut Rita dan Husin (2015:35), “Teks eksplanasi kompleks berisi penjelasan
tentang sesuatu sebagai akibat dari sesuatu yang lain yang telah terjadi
sebelumnya dan menyebabkan sesuatu yang lain lagi akan terjadi kemudian.”
Teks ini mempunyai fungsi sosial yang menjelaskan proses terjadinya sesuatu
menurut prinsip sebab-akibat. Berdasarkan silabus bahasa Indonesia kelas XI
semester 2, kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa ialah memahami
struktur dan kaidah teks eksplanasi kompleks baik melalui lisan maupun tulisan.
Adapun pada kegiatan pembelajaran teks model eksplanasidiharuskan memahami
ciri kebahasaan dalam teks eksplanasi (katakonjungsi) melalui kegiatan membaca.
Kenyataan di lapangan pada saat siswa diberikan latihan mengenai penggunaan
konjungsi pada teks eksplanasi melalui lembar kerja siswa masih ditemukan
jawaban siswa yang belum tepat dan benar.Menurut Chaer (2009:82), ditinjau dari
kedudukan konstituen yang dihubungkan dibedakan adanya konjungsi koordinatif
(penjumlahan, pemilihan, pertentangan, pembetulan, penegasan, pembatasan,
pengurutan, penyamaan, penyimpulan) dan konjungsi subordinatif (penyebaban,
persyaratan, tujuan, penyungguhan, kesewaktuan, pengakibatan, perbandingan),
Konjungsi adalah unsur penting yang sering terabaikan dalam
pembentukan kalimat. Konjungsi yang pernah dikerjakan oleh siswa dalam teks
eksplanasi adalah konjungsi eksternal dan internal. Begitu juga dengan konjungsi
korelatif, subordinatif, koordinatif, dan konjungsi antarkalimat. Selain itu,
penggunaan konjungsi yang kurang tepat akan memengaruhi makna, bahkan
dapat mengubah makna kalimatnya. Salah satu yang tidak dapat dipungkiri adalah
kesalahan penggunaan konjungsi dalam wacana tulis, seperti soal-soal pilihan
ganda dalam teks pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI masih sering terjadi. Siswa
masih menjawab soal-soal tentang penggunaan konjungsi tersebut belum benar.
Tidak hanya pada soal-soal teks eksplanasi saja, tetapi juga pada surat kabar,
karya ilmiah, dan surat dinas.
Adapun pembahasan model-model pembelajaran membaca lebih
menekankan dan memahami makna bacaan. Dengan demikian, pembelajaran
membaca tidak sekadar bagaimana cara membaca yang baik, tetapi lebih kepada
membangkitkan motivasi membaca tingkat tinggi dengan teknik-teknik baca cepat
yang melibatkan super memory jangka panjang. Adanya kecenderungan proses
pembelajaran membaca yang dialami Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3
Tanjungpinang yang berdampak penurunan hasil belajar siswa. Hal yang
memengaruhi tingkat kemampuan membaca siswa di SMK Negeri 3 dari hasil
wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada guru bahasa Indonesia, Ibu
Sisri Elisa Yulianti antara lain; a) motivasi baca, siswa masih menganggap
membaca bukan suatu kebutuhan, melainkan suatu paksaan, b) keterampilan
membaca bersifat pemahaman yang masih rendah, seperti tidak memahami
penggunaan konjungsi dengan tepat dalam teks.Penggunaan konjungsi yang
kurang tepat akan memengaruhi makna, bahkan dapat mengubah makna
kalimatnya. c) Jumlah kosa kata yang dikuasai siswa sangat minim, kemampuan
konsentrasi yang rendah, motivasi yang rendah, semangat yang lemah, dan
keluasan pengetahuan yang tidak luas, d) perhatian guru terhadap keterampilan
membaca siswa yang merupakan salah satu penyebab.
Hal ini didasari oleh pengalaman peneliti melalui pembicaraan dengan
guru di sekolah pada saat praktik pengalaman lapangan di sekolah tersebut, yakni
dari 41 siswa kelas XI, hanya 51,22% atau 21 siswa yang mendapat nilai di atas
70, sedangkan yang 20 atau 48,78% lainnya mendapat nilai yang bervariasi di
bawah 70 atau Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM). Rendahnya hasil belajar
siswa dalam memahami isi bacaan melalui lembar jawaban tes disebabkan oleh
masih banyak siswa yang kemampuan membacanya rendah.
Membaca memerlukan berbagai ragam keterampilan kognitif. Proses
memahami adalah proses menghubungkan informasi baru dengan informasi yang
telah diketahui. Mengingat pentingnya peranan membaca tersebut bagi
perkembangan siswa, guru perlu memacu siswanya untuk membaca dengan benar
dan selektif. Sebaik apapun teknik membaca yang ada tidak akan berhasil jika
guru tidak mampu membimbing siswanya. Oleh karena itu, guru sangat
mendukung keberhasilan siswanya. Dalam meningkatkan hasil belajar, guru harus
merancang strategi-strategi yang cocok untuk mencapai tujuan pengajaran. Salah
satu keterampilan membaca untuk kepentingan belajar adalah membaca intensif
yang dituangkan pada lembar kerja siswa atau lembar jawaban tes. Lembar
jawaban tes, yaitu lembaran yang disediakan oleh penilai bagi teste untuk
mengerjakan tes.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti sebuah
penelitian dengan judul, “Kemampuan Memahami Konjungsi Teks Eksplanasi
Kompleks Melalui Lembar Kerja Siswa Kelas XI SMK Negeri 3 Tanjungpinang,
Tahun Pelajaran 2016/2017”.
2. Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif. Menurut Arikunto (2002:309), metode deskriptif adalah metode yang
membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah dengan cara
mengumpulkan data, menyusun data, menganalisis, dan menginterpretasikannya.
Metode yang lakukan peneliti dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Dalam hal
ini, teknik yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). Hal
yang hendak dideskripsikan ialah kemampuan memahami konjungsi teks
eksplanasi kompleks melalui lembar kerja siswa kelas XI SMK Negeri 3
Tanjungpinang, Tahun Pelajaran 2016/2017.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian dengan judul, “Kemampuan Memahami Konjungsi Teks
Eksplanasi Kompleks Melalui Lembar Kerja Siswa Kelas XI SMK Negeri 3
Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017,” ini dilakukan selama satu minggu
dengan sekali tatap muka untuk tes.Perlakuan ini diberikan untuk melihat
kemahiran membaca intensif melalui lembar kerja siswa. Sebelum melaksanakan
penelitian di kelas, peneliti terlebih dahulu menyiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Setelah semua pokok materi tuntas dipelajari, maka dilaksanakan
tes untuk mengukur kemahiran membaca intensif siswa. Tes yang diberikan
dalam bentuk soal pilihan ganda yang berjumlah 20 soal. Untuk mengumpulkan
data penelitian, digunakan teknik pengumpulan data, yaitu tes tertulis.
Untuk mengetahui proses pembelajaran mengenai kemahiran membaca
intensif siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Tanjungpinang
Tahun Pelajaran 2016/2017. Peneliti melakukan tes kepada subjek penelitian,
yaitu siswa kelas XI yang berjumlah 41 siswa. siswa mengerjakan atau menjawab
soal pada lembar jawaban yang telah disediakan. Adapun skor dan nilai
kemampuan memahami konjungsi melalui lembar kerja siswa dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
TABEL 5
SKOR DAN NILAI KEMAMPUAN MEMAHAMI KONJUNGSI
TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS MELALUI LEMBAR KERJA
SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 TANJUNGPINANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
No Inisial Siswa Kelas Skor Nilai Keterangan
1 AA XI 17 85 baik sekali
2 RT XI 9 45 gagal
3 AB XI 14 70 cukup
4 FH XI 13 65 cukup
5 WU XI 11 55 kurang
6 SI XI 12 60 kurang
7 FH XI 16 80 baik
8 KA XI 13 65 cukup
9 MF XI 15 75 cukup
10 DA XI 15 75 cukup
11 MY XI 16 80 baik
12 SD XI 15 75 cukup
13 FE XI 15 75 cukup
14 VA XI 15 75 cukup
15 PR XI 11 55 kurang
16 LR XI 17 85 baik
17 NR XI 13 65 cukup
18 DA XI 11 55 kurang
19 FH XI 15 75 cukup
20 AY XI 17 85 baik
21 LC XI 11 55 kurang
22 GF XI 15 75 cukup
23 RJ XI 13 65 cukup
24 RW XI 15 75 cukup
25 NZ XI 15 75 cukup
26 BO XI 14 70 cukup
27 AD XI 14 70 cukup
28 RW XI 14 70 cukup
29 DT XI 11 55 kurang
30 TM XI 15 75 cukup
31 PI XI 15 75 cukup
32 HN XI 14 70 cukup
33 PA XI 14 70 cukup
Sambungan Tabel 5
34 MN XI 15 75 cukup
35 AA XI 14 70 cukup
36 IA XI 14 70 cukup
37 DY XI 18 90 baik sekali
38 EY XI 14 70 cukup
39 AC XI 1 75 cukup
40 RK XI 14 70 cukup
41 FW XI 14 70 cukup
𝟐𝟖𝟗𝟎
𝟒𝟏 = 70.48
cukup
Berdasarkan hasil tes, siswa yang mendapat nilai dengan keterangan gagal
dalam kemahiran membaca berjumlah 1 siswa (2.43%), sedangkan siswa yang
mendapat nilai dengan keterangan kurang dalam kemahiran membaca berjumlah
6 siswa (14.63%); siswa yang memiliki nilai dengan keterangan cukup dalam
kemahiran membaca berjumlah 28 siswa (6.82%), siswa yang memiliki nilai
kemahiran membaca dengan keterangan baik berjumlah 4 siswa (9.75%) dan
siswa yang memiliki nilai kemahiran membaca dengan keterangan baik sekali
berjumlah 2 siswa (4.87%).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa
hasil-hasil penelitian di atas dapat dibahas sesuai dengan teknik analisis data.
Untuk mengetahui proses pembelajaran mengenai kemahiran membaca
intensif siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Tanjungpinang
Tahun Pelajaran 2016/2017. Peneliti melakukan tes kepada subjek penelitian,
yaitu siswa kelas XI yang berjumlah 41 siswa. siswa mengerjakan atau menjawab
soal pada lembar jawaban yang telah disediakan. Kemudian hasil lembar jawaban
siswa diperiksa dan diberi nilai oleh peneliti. Setelah mengetahui hasil tes, peneliti
melakukan validitas soal dari pengambilan data berupa tes, yakni dengan
memberikan penilaian terhadap butir soal apakah soal tersebut valid atau tidak.
Adapun hasil tes ini adalah sebagai berikut.
1. Ari Andani
Nilai tes siswa =17
20 X 100 = 85
Nilaiyang diperoleh oleh Ari Andani, siswa kelas XI adalah 17 dengan nilai
85.Menurut Wahyuni dan Ibrahim (2012:150) tingkat penguasaan dengan
interval 90-100 memiliki keterangan baik sekali. Nomor soal yang salah
dijawab oleh siswa adalah soal nomor 3, 6, dan 20. Pada soal nomor 3 siswa
menjawab C, yakni „yang‟ sementara konjungsi yang terdapat pada teks
adalah „ketika‟ (menyatakan makna waktu). Pada soal nomor 6 siswa
menjawab B, yakni „termasuk‟ sementara kata penghubung yang bukan
kalimat definisi adalah „seperti‟. Pada soal nomor 20 siswa menjawab C,
yakni „seperti‟ sementara kata penghubung yang tepat adalah „karena‟
(menyatakan makna penyebaban).
2. M. Reyhan Tri Mei
Nilai tes siswa =9
20 X 100 = 45
Nilai yang diperoleh oleh M. Reyhan Tri Mei, siswa kelas XI adalah 9 dengan
nilai 45.Menurut Wahyuni dan Ibrahim (2012:150) tingkat penguasaan dengan
interval 0-54 memiliki keterangan gagal. Nomor soal yang salah dijawab oleh
siswa adalah soal nomor 2,3,8,10,11,13,14,15,16,18, dan 20. Pada soal nomor
2, jawaban yang benar adalah C, yakni „penambahan‟. Dalam hal ini adalah
konjungsi „dan‟ pada kalimat. Pada soal nomor 3, kata penghubung yang
digunakan adalah „ketika (menyatakan makn waktu). Pada soal nomor 8, kata
penghubung terdapat pada kalimat ketiga, yakni „dan‟. Pada soal nomor 10,
kata penghubung yang tepat adalah „tetapi‟ (makna pertentangan). Pada soal
nomor 11, kata penghubung yang tepat adalah „agar‟ (makna tujuan). Pada
soal nomor 13, fungsi kata penghubung dalam paragraf bermakna
„pertentangan‟, yakni konjungsi „namun‟ dan bermakna „tujuan, yakni „agar‟.
Pada soal nomor 14, kata penghubung yang tepat adalah „tentunya, bahwa,
ketika, kalau‟ dengan makna penekanan, penegasan, waktu, dan syarat. Pada
soal nomor 15, kata penghubung yang tepat, yakni „sehingga‟ (menyatakan
akibat), „tetapi‟ (pertentangan). Pada soal nomor 16, kata penghubung
pertentangan, yakni „tetapi‟. Pada soal nomor 18, kata penghubungnya;
perbandingan (daripada), tujuan (agar), penggabungan (dan). Pada soal nomor
20 siswa menjawab E, yakni „agar‟ sementara kata penghubung yang tepat
adalah „karena‟ (menyatakan makna penyebaban).
3. Arai Al Bannah
Nilai tes siswa =14
20 X 100 = 70
Nilai yang diperoleh oleh Arai Al Bannah, siswa kelas XI adalah 14 dengan
nilai 70.Menurut Wahyuni dan Ibrahim (2012:150) tingkat penguasaan dengan
interval 65-79 memiliki keterangan cukup. Nomor soal yang salah dijawab
oleh siswa adalah soal nomor 3,8,10,13,17, dan 20. Pada soal nomor 3, kata
penghubung yang digunakan adalah „ketika (menyatakan makn waktu). Pada
soal nomor 8, kata penghubung terdapat pada kalimat ketiga, yakni „dan‟.
Pada soal nomor 10, kata penghubung yang tepat adalah „tetapi‟ (makna
pertentangan). Pada soal nomor 13, fungsi kata penghubung dalam paragraf
bermakna „pertentangan‟, yakni konjungsi „namun‟ dan bermakna „tujuan,
yakni „agar‟. Pada soal nomor 17, kata penghubung yang fungsinya sama ialah
pada pilihan yang „E‟.
Nilai rata-rata dapat menggunakan rumus:
x= 2890
41
x = 70,48
Adapun pembahasan hasil tes kemahiran membaca intensif yang diperoleh
oleh masing-masing siswaberdasarkan indikator masing-masing soal, yaitu
sebagai berikut.
1.Berdasarkan indikator soal no. 1, siswa yang berhasil menjawab soal no. 1
berjumlah 41 siswa dengan nilai rata-rata 100. Menurut Wahyuni dan Ibrahim
(2012:96) dengan interval 85 – 100 termasuk kriteria baik sekali.
2. Berdasarkan indikator soal no. 2, siswa yang berhasil menjawab soal no. 2
berjumlah 23 siswa dengan nilai rata-rata 56.09. Menurut Wahyuni dan
Ibrahim (2012:96) dengan interval 55 – 64 termasuk kriteria kurang.
3. Berdasarkan indikator soal no. 3, siswa yang berhasil menjawab soal no. 3
berjumlah 22 siswa dengan nilai rata-rata 53,65. Menurut Wahyuni dan
Ibrahim (2012:96) dengan interval 0 – 54 termasuk kriteria gagal.
4. Berdasarkan indikator soal no. 4, siswa yang berhasil menjawab soal no. 4
berjumlah 36 siswa dengan nilai rata-rata 87,80. Menurut Wahyuni dan
Ibrahim (2012:96) dengan interval 80 – 89 termasuk kriteria baik.
5. Berdasarkan indikator soal no. 5, siswa yang berhasil menjawab soal no. 5
berjumlah 38 siswa dengan nilai rata-rata 92,68. Menurut Wahyuni dan
Ibrahim (2012:96) dengan interval 90 – 100 termasuk kriteria baik sekali.
6. Berdasarkan indikator soal no. 6 tentang alur dalam cerpen, siswa yang
berhasil menjawab soal no. 6 berjumlah 22 siswa dengan nilai rata-rata 53,6.
Menurut Wahyuni dan Ibrahim (2012:96) dengan interval 0 – 54 termasuk
kriteria gagal.
7. Berdasarkan indikator soal no. 7, siswa yang berhasil menjawab soal no. 7
berjumlah 41 siswa dengan nilai rata-rata 100. Menurut Wahyuni dan Ibrahim
(2012:96) dengan interval 90 – 100 termasuk kriteria baik sekali.
8. Berdasarkan indikator soal no. 8, siswa yang berhasil menjawab soal no. 8
berjumlah 7 siswa dengan nilai rata-rata 17,0. Menurut Wahyuni dan Ibrahim
(2012:96) dengan interval 0 – 54 termasuk kriteria gagal.
4. Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa kemampuan memahami konjungsi teks eksplanasi kompleks melalui
lembar kerja siswa kelas XI SMK Negeri 3 Tanjungpinang, Tahun Pelajaran
2016/2017 tergolong cukup dengan nilai rata-rata 70.48. Hal ini berarti hipotesis
diterima.
Adapun hasil tes, siswa yang mendapat nilai dengan keterangan gagal
dalam kemahiran membaca berjumlah 1 siswa (2.43%), sedangkan siswa yang
mendapat nilai dengan keterangan kurang dalam kemahiran membaca berjumlah
6 siswa (14.63%); siswa yang memiliki nilai dengan keterangan cukup dalam
kemahiran membaca berjumlah 28 siswa (6.82%), siswa yang memiliki nilai
kemahiran membaca dengan keterangan baik berjumlah 4 siswa (9.75%) dan
siswa yang memiliki nilai kemahiran membaca dengan keterangan baik sekali
berjumlah 2 siswa (4.87%)
1. Bagi siswa, khususnya pada saat proses pembelajaran diharapkan serius untuk
memperhatikan materi yang sedang dipelajari dan mempersiapkan diri untuk
menerima materi dari guru, khususnya mengenai konjungsi atau kata
sambung. Salah satu cara untuk menyiapkan diri adalah membaca banyak
sumber buku.
2. Bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia hendaknya membimbing siswa
dengan memberikan soal-soal latihan mengenai kata sambung atau konjungsi.
Siswa bisamemupuk rasa kreativitas dan inisiatif serta memiliki tanggung
jawab terhadap diri sendiri untuk mengerjakan soal-soal tersebut.
3. Bagi pembaca yang ingin melanjutkan penelitian ini, dapat menyusun
soal-soal latihan mengenai penggunaan kata sambung atau konjungsi pada
teks-teks yang berbeda, seperti teks observasi, teks narasi, dan lain-lain.
5. Daftar Pustaka
Alwi, Hasan. 2008. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ardia, Yuni Ningsih. 2016. “Pengaruh Teknik Cloze terhadap Kemampuan
Menggunakan Konjungsi dalam Teks Diskusi Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 6 Bintan, Tahun Pelajaran 2015/2016.” Skripsi. Universitas
Maritim Raja Ali Haji (Tidak diterbitkan).
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik, Prosedur.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.