arthropoda kedokteran

Upload: vian-aprilya

Post on 05-Jul-2018

295 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    1/30

    1

    BEBERAPA ARTHROPODA YANG BERPENGARUH

    TERHADAP KESEHATAN

    I. Klas Crustacea

    1. Ordo Eucopepoda

    A. Cycl ops sp Taksonomi

    Superkelas : Crustacea

    Kelas : EucrustaceaSubkelas : Copepoda

    Ordo : Eucopepoda

    Pada umumnya didapatkan pada air yang tenang, baik di dalam air tawar maupun air

    asin, namun sampai saat ini yang diketahui dapat menjadi intermediate host dari

    parasit yang infektif bagi manusia hanyalah Eucopepoda yang hidup di air tawar.

    Merupakan intermediate host dari berbagai jenis cacing, misalnya :

    Dracunculus medinensis (Nematoda)

    Diphyllobothrium latum dan Sparganum (Cestoda)

    Morfologi :

    Mempunyai satu mata di medial

    Betina : mempunyai kantong telur di ekor, ekor bercabang 2

    Jantan : tidak mempunyai kantong telur, ekor tidak bercabang

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    2/30

    2

    Gambar :

    Cyclops jantan Cyclops betina

    II. Klas Arachnida

    1. Ordo Acarina

    Diferensiasi Antara Ticks dan Mites

    Ticks Mites

    Rambut tubuh

    Mulut

    Ukuran tubuhKulit tubuh

    Gigi – gigi

    Tidak ada

    Makroskopis

    Tebal, tidak tembus sinarMudah dilihat

    Ada

    Panjang

    Makroskopis

    Tipis, tembus sinarTersembunyi

    Tidak ada

    Contoh Mites : Sarcoptes scabei

    Contoh Tics : Dermacentor andersoni Jantan

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    3/30

    3

    A. Sarcoptes scabiei Taksonomi :

    Kelas : Arachnida

    Ordo : Acarina

    Golongan : Mites (tungau)

    Family : Sarcoptidae

    Habitat : lapisan tanduk kulit (stratum korneum)

    Merupakan penyebab penyakit Scabies (kudis / gudig) Sarcoptes menggali parit –

    parit dalam epidermis sehingga menimbulkan rasa gatal yang hebat dan menyebabkan

    kerusakan kulit. Lokasi kerusakan yang pling sering dijumpai ialah daerah inter

    digital (sela – sela jari), daerah axilla (ketiak), sekitar umbilicus (pusar), skrotum dan

    daerah areola mammae.

    Penderita Scabies umumnya adalah kelompok dengan social ekonomi rendah yang

    kurang menjaga kebersihan diri

    Infeksi terjadi oleh karena terjadinya hubungan langsung yang erat antara penderita

    dengan orang – orang sekitarnya, misalnya di dalam panti asuhan, panti jompo, dan

    dalam keluarga.

    Morfologi :

    Segmen cephalothorax dan segmen abdomen menjadi satu segmen

    Segmen abdomen tidak beruas – ruas

    Tidak mempunyai sayap

    Tidak mempunyai antena

    Ukuran mikroskopis

    Bentuk bulat dan ukuran kecil seperti kura, bagian dorsal cembung, bagian

    ventral datar

    Mempunyai rambut tubuh yang panjang

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    4/30

    4

    Tubuh tembus sinar karena kulitnya tipis

    Mulut tersembunyi tidak dilengkapi oleh gigi – gigi

    Jantan : sepasang kaki ke-4 berujung amburakal (pulvili)

    Betina : 2 pasang kaki posterior berambut.

    Gambar : Sarcoptes scabiei betina

    Gambar : Sarcoptes scabiei jantan

    Rambut (2 pasang kakiposterior berujung

    Pulvili / penghisap /amburakral

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    5/30

    5

    III. Klas Insecta

    1. Ordo Diptera

    A. NYAMUK (ARTHROPODA)

    Nyamuk termasuk arthropoda kelas Insect, ordo Diptera, subordo Nematocera, dan family

    Culicidae.

    Morfologi umum :

    - Pada kepala, antenna nyamuk jantan berambut lebat ( plumose ) dan yang betina

    beranbut jarang ( pilose )

    - Thoraks terdiri dari 3 segmen, yaitu prothoraks, mesothoraks, dan metathoraks,dimana masing-masing terdapat 1 pasang kaki

    - Pada metathoraks terdapat 1 pasang halter , yaitu sayap yang rudimenter yang

    berfungsi sebagai alat keseimbangan

    - Abdomen terdapat 10 segmen, tapi 2 segmen terakhir membentuk alat kelamin:

    o Jantan : abdomen pipih, ramping, alat kelamin disebut hypopigium

    o Betina : abdomen menggelembung, alat kelamin disebut cerci

    Ada 3 subfamili atau tribus dari Culicidae, yaitu:

    1. Tribus Anophelini

    2. Tribus Culicini

    3. Tribus Toxorhynchitini

    Namun yang penting dalam dunia kedokteran karena yang betina menghiisap darah manusia

    adalah dari tribus Anophelini dan tribus Culicini.

    Beberapa genus nyamuk yang penting tersebut dari kedua tribus tersebut adalah :

    1. Anopheles tribus Anophelini

    2. Aedes

    3. Culex tribus Culicini

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    6/30

    6

    4. Mansonia

    a) Tribus Anopelini

    - Hanya satu genus yang penting dalam tribus ini yaitu Anopheles, karena sebagai

    vector dari Plasmodium yang dapat menularkan penyakit Malaria.

    - Morfologi :

    o Palpus maksilaris nyamuk betina maupun nyamuk jantan sama panjang dengan

    proboscis, namun pada yang jantan ujung palpus membesar seperti gada ( club-

    shaped )

    o Skutelum rata, tidak berlobus

    o Abdomen tidak bersisik

    o Nyamuk dewasa Anopheles hinggap dngan membentuk sudut

    o Larva tidak mempunyai siphon (suatu saluran yang ujungnya terdapat corong

    pernapasan untuk mengambil O 2), sehingga berada sejajr dengan permukaan air

    o Mempunyai rambut palmata ( palmate hair ) dan rambut lateral yang bercabang

    o Telur bentuk oval, mempunyai pelampung, terletak sejajar dengan permukaan

    air dan diletakkan satu persatu.

    b) Tribus Culicini

    - Genus yang penting dalam tribus ini yaitu :

    o Aedes, karena sebagai vector dari Virus Dengue yang dapat menularkan penyakit DHF/DBD

    o Culex, karena sebagai vector yang dapat menularkan penyakit Filariasis,

    Japanese encephalitis, ataupun St. Louis Encephalitis

    o Mansonia, karena sebagai vector yang dapat menularkan penyakit Filariasis

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    7/30

    7

    - Morfologi :

    o Palpus maksilaris nyamuk betina lebih pendek (kurang dari separuh) dari

    proboscis

    o Skutelum trilobi (berlobus)

    o Abdomen bersisik lebar dan mendatar

    o Nyamuk dewasa hinggap tidak membentuk sudut

    o Nyamuk Aedes tubuhnya terdapat bercak hitam dan putih

    c) Morfologi Anophelini dan Culicini

    i. Kepala

    a. Ciri Kepala Nyamuk Anopheles sp. Dewasa

    - Tidak ada perbedaan panjang antara proboscis dengan palpus maxilaris

    - Antena : Jantan berambut lebat (plumose), yang betina berambut panjang (pilose)

    - Palpus Maxilaris :

    Jantan : Segmen terakhir ujungnya membentuk seperti gada

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    8/30

    8

    Betina : Segmen terakhir ujungnya tidak membentuk seperti gada

    b. Ciri kepala Nyamuk Aedes sp, Culex sp, dan M ansoni a sp Dewasa

    - Terdapat perbedaan antara proboscis dengan palpus maxilaris.

    - Antena : Jantan berambut lebat, yang betina berambut jarang

    - Palpus Maxilaris :

    Jantan : Lebih panjang dari proboscis

    Betina : Lebih pendek dari proboscis

    ii. Telur :

    Anopheles : Oval. Dikanan kiri terdapat pelampung

    Aedes : oval. Terdapat garis – garis seperti jala

    Culex : Oval , disalah satu kutubnya terdapat operculum yang lancip

    Mansoni : oval, salah satu ujungnya runcing

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    9/30

    9

    iii. Larva :

    Aedes Culex Mansoni

    Larva Anopheles

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    10/30

    10

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    11/30

    11

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    12/30

    12

    iv. Posisi Larva

    a. Anophellinae

    - Sejajar dengan permukaan air karena tidak mempunyai siphon (suatu saluran yang

    diujungnya terdapat corong pernafasan untuk mengambil oksigen)

    - Rambut bercabang , mempunyai sikat palmate

    - Bentuk siphon : pendek, gemuk berwarna gelap dan terdapat 1 kelompok rambut

    b. Cullicidae

    Membentuk sudut dengan permukaan air.

    Rambut seperti rumput, tidak bercabang, tidak mempunyai sikat palmate.

    v. Bentuk Siphon :

    Culex siphon panjang, terdapat 3 kelompok rambut

    Aedes siphon pendek, gemuk, kelompok rambut

    Mansoni siphon ujung lancip, 1 kelompok rambut

    Nyamuk anopheles hinggap dengan membentuk sudut sedangkan culex, aedes dan mansoni

    sejajar. Berbeda pada stadium larva

    Nyamuk aedes tubuhnya terdapat bercak hitam dan putih

    Nyamuk anopheles merupakan vector dari plasmodium, sedangkan nyamuk aedes adalah

    vector dari virus dengue

    Aedes sp

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    13/30

    13

    Cul ex sp

    M ansonia sp

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    14/30

    14

    2. Ordo Pthiraptera

    Famili Pediculidae

    1. Pediculus humanus capitis (tuma kepala), dirambut kepala.

    2. Pediculus humanus corporis = pediculus humanus (tuma badan)

    di rambut badan.

    3. Phthirus pubis (tuma kemaluan), di rambut pubis.

    Morfologi Tumo

    Morfologi pediculus humanus capitis sama dengan pediculus humanus

    corporis, hanya ukuran Pediculus humanus capitis lebih kecil dan lebih

    gelap di bagian bilateral.

    Taksonomi :

    Kelas : Insecta

    Ordo : Phthiraptera

    Subordo : Anoplura

    Family : Pediculidae

    Habitat :

    Pediculus humanus capitis (tuma kepala) di rambut kepala

    Pediculus humanus corporis (tuma badan) di rambut badan

    Phthirus pubis (tuma kemaluan) di rambut pubis (kemaluan)

    Penyakit yang bisa ditimbulkan oleh tuma adalah pedikulosis

    Gejala klinik pediculosis :

    Gatal – gatal akibat iritasi kulit oleh air liur tuma

    Bila kronis, terjadi morbus errorum (Vagabond’s disease)

    Gangguan tidur yang terus – menerus dapat menimbulkan depresi mental

    Selain dapat menimbulkan pedikulosis, tuma dapat juga berperan sebagai vector

    penular penyakit (hanya Pediculus humanus corporis). Penyakit yang ditularkan olehPediculus humanus corporis :

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    15/30

    15

    Epidemic typhus yang disebabkan oleh Rickettsia prowazeki

    Epidemic relapsing fever yang disebabkan oleh Borrelia recurrentis

    Trench fever yang disebabkan oleh Rickettsia quintana

    Tersebar di seluruh dunia, terutama Negara – Negara beriklim dingin, dimana orang

    sering berpakaian tebal, jarang mandi dan kurang memperhatikan kebersihan

    badannya.

    Penularan mudah sekali terjadi melalui hubungan langsung atau melalui barang –

    barang pribadi yang dipakai bersama – sama, misal : topi, pakaian dalam, dan sisir.

    Phthirus pubis lebih sering ditularkan melalui hubungan kelamin dibandingkandengan tuma – tuma lainnya.

    Morfologi :

    Morfologi Pediculus humanus capitis sama dengan Pediculus humanus

    corporis, hanya saja ukuran Pediculus humanus capitis lebih kecil dan lebih

    gelap di bagian lateral

    Perbedaan morfologi Pediculus humanus dengan Phthirus pubis

    Perbedaan Pediculus humanus Phthirus pubis

    Bentuk badan Memanjang Membulat, seperti ketam

    Kepala Ovoid, bersudut Segi empat

    Batas ruas abdomen Jelas Tidak jelas

    Ukuran kaki Sama besar Kaki 1< kaki 2 dan 3

    Gambar :

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    16/30

    16

    PH Capitis PH Corporis Phthirus pubis

    3. Ordo Hemiptera

    Ada yang bersayap, ada yang tidak bersayap.

    Sayap pertama tebal pangkalnya, ujung membranous.

    Mulut : menusuk, menghisap

    Probocis : Beruas-ruas, waktu istirahat melipat di thoraks.

    A. Cimex Lectularis, Cimex Hemipterus (Kutu Busuk)

    Taksonomi :

    Kelas : Insecta

    Ordo : Hemiptera

    Family : Cimicidae

    Habitat :

    Cimex lectularis terutama terdapat di daerah subtropik

    Cimex hemipterus lebih banyak dijumpai di daerah tropis

    Hampir semua anggota Cimicidaemempunyai bau tidak enak

    Cimex aktif mencari makanan pada malam hari, menghisap darah manusia atau

    mamalia lainnya yang sangat dibutuhkannya dalam memproduksi telur. Siang hari ia

    bersembunyi di celah – celah kayu, lubang – lubang kecil di tempat tidur atau dinding

    Penyebaran yang berlangsung dari rumah ke rumah mudah terjadi melalui pakaian

    atau barang – barang lainnya.

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    17/30

    17

    Gigitan Cimex akan menimbulkan bekas berwarna merah dan terasa gatal di daerah

    tersebut

    Pada anak – anak yang peka, dapat terjadi urtikaria sistemik dan bahkan pada

    beberapa orang diantaranya dapat terjadi asma. Kejadian ini terjadi akibat alergi

    terhadap air ludah yang dikeluarkan Cimex sebelum menghisap darah.

    Dalam percobaan laboratorium dan hewan percobaan, diketahui Cimex dapat

    menularkan penyakit yang disebabkan oleh :

    Coxiella burnettii

    Pasteurella tularensis

    Leishmania donovani

    Trypanosome cruzi

    Morfologi :

    Tidak bersayap, hanya ada sisa sayap depan

    Bentuk tubuh lonjong, pipih dorso ventral

    Tubuh tertutup rambut – rambut pendek

    Mata majemuk

    Antena langsing

    Kaki mempunyai cakar di ujungnya

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    18/30

    18

    Gambar :

    4. Ordo Siphonaptera .

    Ocular bristle : Rambut pada mata

    Comb : sisir, pada mulut : oral comb , thorak : thorakal comb

    Pada segmen abdomen kedelapan atau kesembilan, pinjal betina mempunyai spermatheca

    yaitu kantung yang berfungsi untuk menampung sperma yang jantan. Pada segmen kelima

    atau keenam pinjal jantan dapat ditemukan Penis (Spring of Penis)

    Perbedaan pinjal :

    Genus Comb Ocular bristle Ciri khas

    Xenopsylla

    Pulex

    Nosopsyllus

    Cteocephalides

    Tidak ada

    Tidak ada

    Thoracal

    Oral & Thoracal

    Depan mata

    Bawah mata

    Lebih dari satu

    Terdapat sutura padamesopleuron

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    19/30

    19

    Perbedaan antara Ctenocephalides canis dengan Ctenocephalides felis :

    Ctenocephalides felis Ctenocephalides Canis

    Kepala betina

    Spina oral cimb

    Jumlah gigi sisir thoracal

    comb

    Panjang = 2 kali tinggi

    Spina I = Spina II

    16

    Panjang < 2 kali tinggi

    Spina I < Spina II

    18

    A. Ctenocephalides Canis, Ctenocephalides Felis, Pulex Irritans, Xenopsylla Cheopis

    (Pinjal Tikus / Flea)

    Taksonomi :

    Kelas : Insecta

    Ordo : Siphonaptera

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    20/30

    20

    Gigitannya dapat menimbulkan alergi dan dermatitis, namun pada anak – anak reaksi

    gigitannya dapat menimbulkan akibat yang berat. Diantara golongan Pinjal, yang

    sering menggigit adalah Ctenocephalides dan Pulex irritans.

    Pinjal sebagai vector dari penyakit :

    Xenopsylla cheopis dan Pulex irritans sebagai vector penyakit Pes (yang

    disebabkan oleh Pasteurella pestis)

    Xenopsylla cheopis sebagai vector dari penyakit Endemic typhus ( yang

    disebabkan oleh Rickettsia mooseri)

    Pinjal sebagai intermediate host :

    Ctenocephalides canis, Ctenocephalides felis, dan Pulex irritans sebagai

    intermediate host dari Dipylidium caninum

    Ctenocephalides canis, Ctenocephalides felis, dan Pulex irritans, Xenopsylla

    cheopis sebagai intermediate host dari Hymenolepis diminuta

    Morfologi :

    Tubuh pipih berukuran 1,5 – 4 mm, tidak bersayap

    Mulut tersembunyi, berfungsi untuk menusuk dan menghisap

    Mempunyai kaki – kaki yang panjang dan kuat untuk meloncat

    Pada daerah dekat mata terdapat ocular bristle (rambut)

    Mempunyai abdomen dengan 10 – 12 segmen :

    Jantan : penis terdapat pada segmen abdomen ke-5 atau ke-6

    Betina : spermatheca (yaitu kantung yang berfungsi untuk menampung

    sperma jantan) terdapat pada segmen abdomen ke-8 atau ke-9

    Comb (ctenidium) penting untuk identifikasi Pinjal

    Genal comb terdapat di atas mulut

    Thoracal (prenatal) comb terdapat di segmen pertama dari thoraks

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    21/30

    21

    Gambar :

    Ctenocephalides Pulex irritans Xenopsylla cheopis

    PROTOZOA

    Terdiri dari kelas :

    - Rhizopoda menggunakan pseudopodium (kaki palsu)

    - Flagellate menggunakan flagel (bulu cambuk) yang dibantu dengan membrane

    bergelombang

    - Ciliate menggunakan cilium (bulu getar)

    - Sporozoa

    Kelas sporozoa

    Plasmodium

    Macam- macam plasmodium ;

    1. Plasmadium vivax, penyebab penyakit malaria tertian benigna dengan gejala

    demam (masa sporulasi) selang waktu 48 jam.

    2. Plasmodium malariae, penyebab penyakit malaria Quartana dengan gejala

    demam (masa sporulasi) selang waktu 72 jam.

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    22/30

    22

    3. Plasmodium falcifarum, penyebab penyakit malaria tropika/ malaria tertian

    maligna dengan gejala demam yang tidak teratur.

    4. Plasmadium ovale, disebut malaria ovale, akan tetapi gejala demamnya lebih

    ringan daripada malaria tertiana yang disebabkan Plasmodium vivax.

    Keempat contoh di atas adalah merupakan penyakit yang banyak

    ditemukan serta menyerang manusia. Kita tahu bahwa siklus (daur) hidup

    daripada Plasmodium melalui dua fase yaitu pada fase tubuh manusia dan

    fase tubuh nyamuk

    1. Plasmodium falciparumo Morfologi :

    Trofozoit: Eritrosit berukuran normal Parasit bentuk cincin Sitoplasma tipiskariosom tipis

    Makrogametosit : Bentuk seperti pisang Warna biru muda dengan butir kromatin kompak (padat)

    ditengah berwarna merah tua dikelilingi oleh pigmen berwarna

    coklat tua

    Mikrogametosit: Bentuk seperti pisang Warna biru dengan butir kromatin kompak (padat) ditengah

    berwarna merah tua dikelilingi oleh pigmen berwarna coklat

    tua

    Skizon muda: Mengisi hampis seluruh eritrosit Bentuk padat Kromatin banyak tak teratur Pigmen terrsebar

    Skizon tua: Mengisi hamper memenuhi eritrosit

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    23/30

    23

    Bentuk bersegmen Merosoit 8-32 Pigmen berkumpul ditengah

    o Patologi : Malaria tertian maligna

    2. Plasmodium malariao Morfologi

    Trofozoit muda Ukuran pada akhir stadium ini mengecil > 1/3 eritrosit Cincin padat, sitoplasma tebal Butir kromatin besar, tampak sebagai masa didalam cincin

    Trofozoit tua

    Bentuk seperti pita Pigmen kasar, warna coklat gelap

    Makrogametosit Ukuran lebih kecil daripada sel darah merah Bentuk bulat, sitoplasma biru Butir kromarin berupa butir-butir halus

    Pigmen tersebar warna coklat Mikrogametosit

    Ukuran lebih kecil daripada sel darah merah Bentuk bulat, sitoplasma biru gelap Butir kromatin padat

    Skizon muda Mengisi hampis seluruh eritrosit

    Bentuk tidak ameboid Kromatin sedikit tidak beraturan

    Skizon tua Hamper mengisi eritrosit Bentuk roset Merosoit 6-12, ukuran besar Pigmen berkumpul ditengah (coklat tua)

    o Patologi : malaria quartana3. Plasmodium vivax

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    24/30

    24

    o Morfologi Trofozoid muda

    Ukuran : 1/3 eritrosit

    Bentuk cincin halus Kromatin titik halus, kadang-kadang dua

    Trofozoid tua Ukuran besar Bentuk tidak teratur Vakuola jelas Kromatin titik atau benang

    Pigman halus tersebar Makrogametosit

    Memenuhi eritrosit yang membesar Bentuk bulat/ oval padat Sitoplasma biru tua Kromatin padat ditepi Pigmen kecil diperifer

    Mikrogametosit Memenuhi eritrosit yang membesar Bentuk bulat/ oval padat Sitoplasma biru pucat Kromatin dikelilingi area tak berwarna Pigmen granula coklat menyebar

    Skizon muda

    Hamper mengisi seluruh eritrosit Bentuk agak amuboid Kromatin banyak tak teratur Pigmen tersebar

    Skizon tua Mengisi penuh eritrosit Bentuk bersegmen

    Merosoit 14-24

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    25/30

    25

    Pigmen berkumpul ditengah

    o Patologi: malaria tertiana benigna

    4. Plasmodium ovaleo Morfologi

    Trofozoid muda Ukuran 1/3 eritrosit Bentuk cincin padat Kromatin padat, masa tampak jelas

    Trofozoid tua Ukuran kecil

    Bentuk rapat Vakuola tak jelas Kromatin kelompok tak teratur Pigmen kasarm tersebar

    Makrogametosit Ukuran sebesar eritrosit Bentuk bulat padat

    Sitoplasma biru tua Kromatin padat ditepi (seperti P. vivax) Pigmen kecil diperifer (seperti P. vivax)

    Mikrogametosit Ukuran sebesar eritrosit Bentuk bulat padat Sitoplasma biru pucat

    Kromatin dikelilingi area tak berwarna (seperti P. vivax) Pigman granula coklat menyebar (seperti P. vivax)

    Skizon muda Mengisi hamper seluruh eritrosit Bentuk padat Kromatin sedikit tak teratur Pigmen tesebar

    Skizon tua Mengisi penuh eritrosit

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    26/30

    26

    Bentuk bersegmen Merosoit 6-12 Pigmen berkumpul ditengah

    o Patologi: Malaria ovale

    Siklus Hidup Plasmodium Penyebab Malaria

    http://kabehinfo.blogspot.com/2011/03/siklus-hidup-plasmodium-penyebab.htmlhttp://kabehinfo.blogspot.com/2011/03/siklus-hidup-plasmodium-penyebab.html

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    27/30

    27

    - Dalam siklus hidupnya plasmodium peneyebab malaria mempunyai dua hospes yaitu

    pada manusia dan nyamuk. Siklus aseksual plasmodium yang berlangsung pada

    manusia disebut skizogoni dan siklus seksual plasmodium yang membentuk sporozoit

    didalam nyamuk disebut sporogoni.

    - Siklus Hidup Plasmodium, Siklus aseksual

    Sporozoit infeksius dari kelenjar ludah nyamuk anopheles betina dimasukkan kedalam

    darah manusia melalui tusukan nyamuk tersebut. Dalam waktu tiga puluh menit jasad

    tersebut memasuki sel-sel parenkim hati dan dimulai stadium eksoeritrositik dari pada

    daur hidupnya. Didalam sel hati parasit tumbuh menjadi skizon dan berkembang

    menjadi merozoit (10.000-30.000 merozoit, tergantung spesiesnya) . Sel hati yang

    mengandung parasit pecah dan merozoit keluar dengan bebas, sebagian di fagosit.

    Oleh karena prosesnya terjadi sebelum memasuki eritrosit maka disebut stadium

    preeritrositik atau eksoeritrositik yang berlangsung selama 2 minggu. Pada P. Vivax

    dan Ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi

    ada yang menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit dapat tinggaldidalam hati sampai bertahun-tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh menurun,

    akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps (kekambuhan).

    - Siklus eritrositik dimulai saat merozoit memasuki sel-sel darah merah. Parasit tampak

    sebagai kromatin kecil, dikelilingi oleh sitoplasma yang membesar, bentuk tidak

    teratur dan mulai membentuk tropozoit , tropozoit berkembang menjadi skizon muda,

    kemudian berkembang menjadi skizon matang dan membelah banyak menjadimerozoit . Dengan selesainya pembelahan tersebut sel darah merah pecah dan

    merozoit , pigmen dan sisa sel keluar dan memasuki plasma darah. Parasit memasuki

    sel darah merah lainnya untuk mengulangi siklus skizogoni . Beberapa merozoit

    memasuki eritrosit dan membentuk skizon dan lainnya membentuk gametosit yaitu

    bentuk seksual (gametosit jantan dan betina) setelah melalui 2-3 siklus skizogoni

    darah.

    Siklus Hidup Plasmodium, Siklus seksual

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    28/30

    28

    Terjadi dalam tubuh nyamuk apabila nyamuk anopheles betina menghisap darah yang

    mengandung gametosit. Gametosit yang bersama darah tidak dicerna. Pada

    makrogamet (jantan) kromatin membagi menjadi 6-8 inti yang bergerak kepinggir

    parasit. Dipinggir ini beberapa filamen dibentuk seperti cambuk dan bergerak aktif

    disebut mikrogamet . Pembuahan terjadi karena masuknya mikrogamet kedalam

    makrogamet untuk membentuk zigot . Zigot berubah bentuk seperti cacing pendek

    disebut ookinet yang dapat menembus lapisan epitel dan membran basal dinding

    lambung. Ditempat ini ookinet membesar dan disebut ookista . Didalam ookista

    dibentuk ribuan sporozoit dan beberapa sporozoit menembus kelenjar nyamuk dan

    bila nyamuk menggigit/ menusuk manusia maka sporozoit masuk kedalam darah dan

    mulailah siklus pre eritrositik.

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    29/30

    29

    Pemeriksaan Darah (Sediaan Darah Tebal & Tipis)

    PENDAHULUAN

    Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan rutin. Untuk bidang Parasitologi Kedokteran ada

    2 buah pemeriksaan darah, yaitu pembuatan apus darah tebal dan apus darah tipis. Apus

    darah tipis biasanya dilakukan sebagai pemeriksaan darah rutin, namun pembuatan apus

    darah tebal biasanya hanya dilakukan bila ada permintaan atau diminta berdasarkan indikasi

    adanya kecenderungan diagnose sementara ke arah penyakit Malaria dan Filariasis.

    Pemeriksaan ini hanya dilakukan secara mikroskopis.

    ALAT DAN BAHAN

    A. Alat Object glass Mikroskop Rak pengecatan Pipet

    LancetB. Bahan

    Sediaan darah segar Larutan Giemsa (untuk pengecatan) Larutan Methanol 70% (fiksasi) Larutan Buffer Kapas (alcohol)

    Air (yang mengalir) Minyak emersi

    CARA KERJA

    A. Pengambilan Darah Kapiler

    1. Siapkan daerah yang akan diambil darahnya, yaitu jari tangan 2/3/4

    2. Desinfeksi jari dengan kapas alcohol, biarkan mongering dengan sendirinya

    3.

    Tusuk jari tersebut dengan lancet

  • 8/16/2019 Arthropoda Kedokteran

    30/30

    4. Tetesan darah yang pertama dibuang, kemudian tetesan darah kedua dan

    seterusnya ditaruh di object glass

    5. Setelah pengambilan darah selesai, tekan jari yang telah ditusuk dengan kapas

    alcohol

    B. Sediaan Apus Darah Tipis

    1. Tetesan darah yang telah berada di object glass kemudian diratakan dengan

    menggunakan object glass lainnya, kemudian keringkan dengan cara diangin –

    anginkan.

    2. Setelah kering sediaan difiksasi dengan methanol ± 1 – 2 menit, lalu keringkan

    kembali

    3. Setelah kering sediaan disiram dengan air dengan menggunakan pipet, lalu

    keringkan kembali

    4. Setelah itu object glass diletakkan di rak secara horizontal, lalu Giemsa

    dituang di atasnya dengan hati – hati, diamkan selama ± 15 – 20 menit

    5. Bilas dengan air yang mengalir secara pelan dan hati – hati, lalu keringkan

    kembali

    6. Setelah kering teteskan minyak emersi pada object glass lalu periksa di bawah

    mikroskop dengan pembesaran 10 x 100

    C. Sediaan Apus Darah Tebal

    1. Tetesan darah yang telah berada di object glass kemudian diaduk dengan

    menggunakan ujung object glass lainnya, sampai terbentuk sediaan darah

    berdiameter ± 2 cm, kemudian keringkan dengan cara diangin – anginkan.

    2. Setelah kering sediaan direndam dengan larutan Buffer, lalu keringkan

    kembali

    3. Setelah itu object glass diletakkan di rak secara horizontal, lalu Giemsa

    dituang di atasnya dengan hati – hati, diamkan selama ± 15 – 20 menit

    4. Bilas dengan air yang mengalir secara pelan dan hati – hati, lalu keringkan

    kembali

    5. Setelah kering teteskan minyak emersi pada object glass lalu periksa di bawah

    mikroskop dengan pembesaran 10 x 100