arthopometri ergonomika laporan praktikum

15
LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH ERGONOMIKA ANTROPHMETRI Oleh: Wahyu Widodo NIM A1H008044 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDDAYAAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2012

Upload: ieied

Post on 22-Jul-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH ERGONOMIKA

ANTROPHMETRI

Oleh: Wahyu Widodo NIM A1H008044

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDDAYAAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2012

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mc. Cormick dan Sanders menyatakan bahwa salah satu bagian dari aplikasi ergonomika adalah human error , kecelakaan dan keselamatan kerja. Pendekatan ini menganut prinsip humman centered design atau fit the job to the man dimana manusia diperlakukan sebagai pusat sistem. Karena manusia sebagai pust sistem, maka semua rancangan sistem kerja diarahkan pada perancangan yang sesuai dengan manusia itu sendiri. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektifitas kerja dengan tetap memandang manusia sebagai pusat sistem untuk mempertahankandan meningkatkan unsur kenyamanan dan kesehatan. Jika manusia melakukan suatu pekerjaan maka sangat banyak faktor yang terlibat dan mempengaruhi keberhasilan pekerjaan tersebut. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi manusia tersebut dapat dibagi dua, yaitu faktor individual dan faktor situasional. Faktor individual berasal dari diri manusia itu sendiri misalnya usia, pendidikan, motivasi, pengalaman. Faktor situasional berasal dari luar diri manusia misalnya kondisi mesin, kondisi pekerjaan, karakteristik lingkungan. Berbeda dengan faktor individual, faktor situasional dapat diubah untuk memberikan pengaruh pada keberhasilan kerja. Dengan kata lain agar pekerjaan yang dilakukan efisien, hasil kerja yang didapat efektif dengan produktivitas tinggi. B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui ruang lingkup dan cara pengolahan data antropometri dalam bentuk persentil.

II. DASAR TEORI a. Anthropometri Istilah Antropometri berasal dari kata Anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran bentuk, ukuran (tinggi, lebar) berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan lainnya (Sutalaksana,1996). Menurut Nurmianto (1991), antropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Antropometri secara lebih luas digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara lebih luas antara lain dalam hal perancangan areal kerja (work station), perancangan alat kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools), perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja, dan perancangan lingkungan fisik. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat berkaitan dengan produk yang akan dirancang sesuai dengan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut (Nurmianto,2003). 1. Alat ukur Anthropometri ( Anthropometer ) Anthropometer adalah suatu alat untuk mengukur jarak, ketinggian dan sudut suatu titik dari suatu posisi acuan tertentu. Realisasinya, alat ini berguna sebagai alat bantu untuk mendesain atau mengetahui posisi alat-alat atau instrumen pengendali dari suatu mesin atau sistem kerja terhadap posisi operatornya. Sesuai dengan kegunaanya, alat ini terdiri dari pengukur jarak yang dapat digerakkan secara horisontal, vertikal, dan berputar pada sumbu vertikal sehingga dapat digunakan untuk mengetahui posisi relatif suatu titik terhadap titik acuan tertentu. Alat yang seringkali digunakan alam pengukuran anthropometri adalah anthropolometer. 2. Data Anthropometri Jika kita akan merancang sesuatu yang dapat digunakan seseorang dari sesuatu yang sederhana seperti pensil sampai sesuatu yang kompleks seperti mobil, kita membutuhkan karakteristik fidik orang dalam bentuk data. Data anthropometri

menyajikan data ukuran anggota tubuh yang berbeda antara pria dan wanita, berbeda antar negara dan juga tingkat usia. Terdapat dua jenis data anthropometri yaitu data dimensi statik dan dinamik. Data dimensi statik adalah data yang diperoleh dari pengukuran saat tubuh manusia dalam posisi tetap baik dalam konndisi duduk atau berdiri (gambar 3). Sedangkan ddata dimensi dinamik adalah data yang diperoleh dari pengukuran saat tubuh manusia dalam posisi melakukan suatu aktivitas. Terdapat dua prinsip dalam memperoleh data dimensi dinamik, yaitu dengan estimasi dan integrasi. Prinsip estimasi adalah dengan mengkonversi data statik untuk kondisi dinamik, contohnya tinggi badan dinamik sama dengan 97% tinggi badan statik, jangkauan dinamik sama dengan 120 % panjang tangan statik, dll. Sedangkan prinsip integrasi adalah dengan menggabungkan data yang berhubungan dengan suatu ukuran, contohnya jangkauan dinamik penjumlahan antar panjang tangan statik, pergerakan bahu, rotasi parsial punggung, jarak saat membungkuk dan pergerakan telapak tangan.

(a)

(b) Gambar 1. (a dan b) macam-macam pengukuran antopometri 3. Perhitungan persentil Populasi manusia memiliki variasi bentuk dan ukuran tubuh yang bermacam-macam, dengan menggunakan sebaran normal, persentil dalam data antropometri menunjukkan bila suatu ukuran adalah di atas rata-rata atau di bawah rata-rata. Jika kita membuat grafik tinggi tubuh (atau dimensi lainnya) dari sebuah populasi.

Persentil ke-5

Persentil ke-50 Grafik 2. Grafik sebaran normal.

Persentil ke-95

Grafik sebaran normal seperti pada gambar 2. Yang secara sitimatis membagi 50% populasi lebih tinggi atau rata-rata, dan 50% lebih rendah atau ratarata. Pada bagian ujung kiri terdapat titik, yang disebut dengan persentil ke-5, karena 5% populasi memiliki tubuh lebih pendek dari ukuran tertentu. Begitu juga di bagian ujung kanan terdapat titik persentil ke-95, dimana hanya terdapat 5% orang yang lebih tinggi dari ukuran tertentu ini. Penggunaan ukuran persentil ke-5, ke-50 atau ke-95 dalam perancangan suatu alat atau ruang tergantung pada apa yang akan didisain dan kepada siapa rencangan tersebut diajukan. Pada umunya kita gunakan persentil ke-95 agar 95% populasi dapat menggunakan disain kita. Sebagai contoh, jika kita memilih suatu ukuran untuk tinggi pintu, kita akan memilih persentil ke-95 dari nilai tonggi tubuh yang diambil dari data antropometri suatu populasi dalam keadaan tegak. Dengan demikian kita tidak perlu kawatir dengan orang dengan tinggi dibawah nilai tersebut, karena mereka akan dapat melewati pintu. Contoh lain, jika kita mendesain kokpit pesawat dengan mengharapkan semua orang dapat menjangkau tombol atau tuas kendali tertentu, sebaliknya kita menggunakan persentil ke-5 panjang tangan. Jika orang yang memiliki tangan pendek dapat menjangkaunya, orang lain (yang memiliki tangan lebih panjang) dapat menjangkau pula. Dalam menentukan nilai persentil pada suatu kumpulan data, maka data tersebut harus diurutkan dulu dari yang terkecil sampai yang terbesar. Apabila data sudah disusun mulai dari yang terkecil (X1) sampai dengan yang terbesar (Xn), maka rumus persentil adalah Pi adalah nilai ke- i (n+1) / 100, dimana i adalah persentil yang dinyatakan dan n adalah banyaknya data yang terdapat pada suatu populasi.

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat pengukur plastic tailoring tape ( meteran penjahit ) serta alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah data dimensi statik manusia berupa tinggi badan, pandangan, bahu, siku, dan lutut. B. Prosedur kerja Prosedur yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. dan tinggi lutut. 2. persentil. Mencatat dan mengolah hasil pengukuran menjadi data Mengukur dimensi statik manusia (dalam keadaan berdiri). Dimensi statik ini meliputi tinggi badan, tinggi pandangan, tinggi bahu, tinggi siku

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Data pengukuran antrophometri statik:

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Nama

TB 163 172 165 167 161 165 158 176 175 158 161 165 178 157 151 164 166 172 165 173 3312 165,5

TP 148 160 153 154 150 150 148 165 161 145 149 151 166 145 140 156 156 161 153 162 3073 153,65

TBh 134 140 131 133 131 137 132 149 143,5 130 134 137,5 148 130 121 138 135 143 136 146 2729 136,45

TS 105 112 108 100 103 107 103 110 103 100 102 105 111 97 93 108,5 97 108 105 115 2092,5 104,625

TL 47 48 45 48 48 45 46 50 48 42 45,2 45,5 57 43 43 47 51 46 47 52 943,7 47,185

Ryan Dian Wahyu Ferry Wawan Sidik Nhya Jibril Aditya Sri utami Sumindra Ari junianto Fuad Dinda Okti Munir Irvan Bowo Sulis Ardy Jumlah Rata-rata Keterangan TB : Tinggi Badan TP : Tinggi Pandangan TBh : Tinggi Bahu TS : Tinggi Siku TL : Tinggi Lutut

B.

Pembahasan

Antropometri dibagi menjadi dua bagian. Adapun bagian dari data antropometri adalah sebagai berikut (Nurmianto,2003): 1. Antropometri Statis yaitu, pengukuran dilakukan pada saat tubuh dalam keadaan diam.Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada

permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam.

2. Antropometri Dinamis yaitu, pengukuran dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak. Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu: a) Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas. Contoh: dalam mempelajari performa atlet. b) Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja. Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan dengan berdiri atau duduk. c) Pengukuran variabilitas kerja. Contoh: Analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator komputer. Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia, diantaranya: a) Umur Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-kira berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian manusia akan berkurang ukuran tubuhnya saat manusia berumur 60 tahun. b) Jenis Kelamin Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul. c) Suku Bangsa (Etnis) Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh etnis. d) Pekerjaan Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia. Selain faktor-faktor tersebut di atas, adapula beberapa faktor lain yang mempengaruhi variabilitas ukuran tubuh manusia. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1. Cacat Tubuh. 2. Tebal/tipisnya pakaian yang harus dikenakan. 3. Kehamilan (Pregnancy). (Nurmianto,2003):

Data antropometri jelas diperlukan agar suatu rancangan produk bisa sesuai

dengan orang yang akan mengoperasikannya. Dalam kaitan ini maka perancang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh yang dapat dipakai oleh sejumlah populasi yang besar. Sekurang-kurangnya 90-95% dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai produk harus dapat menggunakan dengan selayaknya. Untuk kepentingan itulah maka data anthropometri diharapkan mengikuti distribusi normal. Dalam statistik, distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga ratarata (mean, X ) dan simpangan standarnya (standard deviatio, X ) dari data yang ada. Dari data tersebut kemudian dapat ditetapkan percentile. Percentile adalah suatu nilai yang menunjukkan presentase tertentu dari orang-orang yang memiliki ukuran di bawah atau pada nilai tersebut. Sebagai contoh, 95-th percentile akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau di bawah nilai dari suatu data yang diambil. Antropometri sangat berguna untuk mendesign suatu alat. Ukuran produk haruslah disesuaikan dengan antropometri manusia. Jadi bukan manusia yang disesuaikan alat, tetapi alat yang harus disesuaikan manusia. Agar dapat mendesain produk sesuai dengan ukuran manusia, maka dalam mendesain produk harus disesuaikan dengan ukuran terbesar (95th percentile) dan ukuran terkecil tubuh (5th percentile). Dalam praktikum diukur tinggi badan, tinggi pandangan, tinggi bahu, tinggi siku, dan tinggi lutut dari 20 praktikan. Berikut ini merupakan hasil pengukuran, setelah diurutkan dari ukuran terpendek dan terpanjang.

TB 151 157 158 158 161 161 163 164 165 165

TP 140 145 145 148 148 149 150 150 151 153

TBh 121 130 130 131 131 132 133 134 134 135

TS 93 97 97 100 100 102 103 103 103 105

TL 42 43 43 45 45 45.2 45.5 46 46 47

165 165 166 167 172 172 173 175 176 178

153 154 156 156 160 161 161 162 165 166

136 137 137.5 138 140 143 143.5 146 148 149

105 105 107 108 108 108.5 110 111 112 115

47 47 48 48 48 48 50 51 52 57

Maka dilakukan perhitungan data dengan persentil ke-5 dan ke-95, sehingga mendapatkan hasil sebagai berikut: Persentil ke-5 i = P (n+1)/100 = 5 (20 + 1) / 100 = 1,05 Persentil ke-95 i = P (n+1)/100 = 95 (20 + 1) / 100 = 19,95 Interpolasi untuk persentil ke-5 (untuk data dengan ukuran paling pendek): a. Tinggi Badan = 151 + 0,05 (157 151) = 151,3 b. Tinggi Pandangan = 140 + 0,05 (145 - 140) = 140,25 c. Tinggi Bahu = 121 + 0,05 (130 121) = 121,45 d. Tinggi Siku = 93 + 0,05 (97 - 93)

= 93,2 e. Tinggi Lutut = 42 + 0,05 (43 42) = 42,05 Interpolasi untuk data dengan persentil 95 a. Tinggi Badan = 176 + 0,95 ( 178 176) = 176,1 b. Tinggi Pandangan = 165 + 0,95 (166 - 165) = 165,95 c. Tinggi Bahu = 148 + 0,95 (149 148) = 121,45 d. Tinggi Siku = 112 + 0,95 (115 - 112) = 93,2 e. Tinggi Lutut = 52 + 0,95 (57 522) = 56,75

Grafik Hasil Interpolasi

V.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Antropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. 2. Karakteristik fisik tubuh manusia berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sehingga perlu dilakukan perhitungan agar setiap operator alat dapat mengoperasikan alat dengan ergonomis. 3. hasil olah data dengan persentil ke-5 dan ke-95 adalah 1,05 dan 19,95 4. Hasil interpolasi yang didapat adalah Data Persentil ke-5 a. Tinggi Badan cm b. Tinggi Pandangan: 140,25 cm c. Tinggi Bahu cm d. Tinggi Siku cm e. Tinggi Lutut 5. : 42,05 Tinggi Lutut : 93,2 : 121,45 Data Persentil ke-95 : 151,3 f. Tinggi Badan cm g. Tinggi 165,95 cm h. Tinggi Bahu 148,95 cm i. Tinggi Siku cm : 56,75 cm : 114,85 : Pandangan: : 176,1

cm Untuk mendesign suatu alat hendaknya mengikuti hasil interpolasi data ini yaitu data interpolaasi persentil ke 5 dan ke 95, agar setiap praktikan dari 20 praktikan ini dapat menggunakan alat dengan ergonomis. B. Saran Acara praktikum ditambah.

DAFTAR PUSTAKA Hari Purnomo, Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004 Gempur Santosa, ERGONOMI Prestasi Pustaka, Jakarta, 2004