arsitektur aksesibel

32
ARSITEKTUR AKSESIBEL 1. Uraikan apa yang disebut akses beserta maksut dan tujuannya ? Aksesibel : Aksesibilitas adalah derajat kemudahan suatu pencapaian terhadap suatu lokasi untuk siapapun. Sasaran diadakannya suatu bentuk aksesibel adalah masyarakat normal, disabel dan difabel. Melihat kondisi masyarakat normal yang lebih adabtih menghadapi kondisi lingkungan secara lebih spesifik maksut diadakannya suatu aksesibel adalah : Kemudahan yang disediakan bagi difabel guna mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan sebagai suatu kemudahan bergerak melalui dan menggunakan bangunan gedung dan lingkungan dengan memperhatikan kelancaran dan kelayakan,yang berkaitan dengan masalah sirkulasi, visual dan komponen setting. Menurut pengertian di atas terdapat 3 poin sesuatu dapat dikatan aksesibel : a. Mudah untuk dicapai b. Mudah untuk dibaca dan dimengerti c. Ramah 2. Asas-asas aksesibel ? a. KEMUDAHAN, yaitu setiap orang dapat mencapai semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan. b. KEGUNAAN, yaitu setiap orang harus dapat mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan. c. KESELAMATAN, yaitu setiap bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan terbangun, harus memperhatikan keselamatan bagi semua orang. d. KEMANDIRIAN, yaitu setiap orang harus bisa mencapai, masuk dan mempergunakan semua 1

Upload: muthiazalia

Post on 06-Feb-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ARSITEKTUR AKSESIBEL

TRANSCRIPT

Page 1: ARSITEKTUR AKSESIBEL

ARSITEKTUR AKSESIBEL

1. Uraikan apa yang disebut akses beserta maksut dan tujuannya ?Aksesibel : Aksesibilitas adalah derajat kemudahan suatu pencapaian terhadap suatu lokasi untuk siapapun.Sasaran diadakannya suatu bentuk aksesibel adalah masyarakat normal, disabel dan difabel. Melihat kondisi masyarakat normal yang lebih adabtih menghadapi kondisi lingkungan secara lebih spesifik maksut diadakannya suatu aksesibel adalah :Kemudahan yang disediakan bagi difabel guna mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan sebagai suatu kemudahan bergerak melalui dan menggunakan bangunan gedung dan lingkungan dengan memperhatikan kelancaran dan kelayakan,yang berkaitan dengan masalah sirkulasi, visual dan komponen setting. Menurut pengertian di atas terdapat 3 poin sesuatu dapat dikatan aksesibel :a. Mudah untuk dicapaib. Mudah untuk dibaca dan dimengertic. Ramah

2. Asas-asas aksesibel ?a. KEMUDAHAN, yaitu setiap orang dapat mencapai semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan. b. KEGUNAAN, yaitu setiap orang harus dapat mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan. c. KESELAMATAN, yaitu setiap bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan terbangun, harus memperhatikan keselamatan bagi semua orang. d. KEMANDIRIAN, yaitu setiap orang harus bisa mencapai, masuk dan mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan dengan tanpa membutuhkan bantuan orang lain.

Berdasarkan asas-asas di atas lalu muncul kriteria suatu pencapaian dikatakan aksesibel :a. Mudah :

- Pencapaian- Pengunaan

b. Aman :

1

Page 2: ARSITEKTUR AKSESIBEL

- Pengerjaan- Pemakaian- pemeliharaan

c. Nyaman :- Fisik- Non fisik

3. Analisis The Park menurut pengertian dan asas-asas The Park Solo Mall

The Park Mall adalah salah satu mall besar yang ada di Solo. Dengan menyadandang predikat terbesar artinya banyak kelebihan yang ditawarkan baik dalam desain, isi, kenyamanan, dan lain lain. Jika menelaah tentang desain mungkin tidak akan ada habisnya karena pandangan orang akan selalu berbeda satu sama lainnya. Dengan desain yang indah maka tentunya akan menumbuhkan keinginan bagi masyarakat untuk datang ke The Park Mall Solo. Namun apakah dengan desain yang indah The Park Mall juga dapat menawarkan kenyamanan bagi seluruh pengunjungnya baik yang normal maupun penyandang difabel ?

Gambar 1. The Park Mall Solo Sumber. Hidalexande.com

2

Page 3: ARSITEKTUR AKSESIBEL

Jalur Enterance dan Parkir The Park Solo Mall1. First enterance

Gambar 1.1 EnteranceSumber. Dokumentasi Pribadi, 2015

Gambar 1.2 Jalur Menuju ParkirSumber. Dokumentasi Pribadi, 2014

3

Page 4: ARSITEKTUR AKSESIBEL

Kedua gambar di atas adalah gambar enterance pada The Park Mall Surakarta. Jalur masuk mall ini hanya tersedia untuk pengunjung yang berkendara, lebih khusus lagi hanya kendaraan mobil dan motor. Hal ini terlihat dari gambar ke dua.

Jika dianalisis menurut kriteria-kriteria yang ada, jalur masuk ini cukup aksesibel untuk pengendara motor dan mobil. Berdasarkan kriteria yang pertama, mudah. Pengendara mobil dan motor akan cukup menemukan jalur masuk karena sejak awal masuk sudah terdapat sign kemana alur masuk bagi pengendara motor dan mobil. Jalur masuk ini berkaitan erat dengan alur parkir yang telah disediakan oleh pengelola mall sehingga sangat penting adanya sign untuk memudahkan pengendara menemukan dimana merka memrkirkan kendaraannya.

Mengingat di daerah sekitar mall tidak ditemukan adanya kendaraan umum yang membuat pengunjung turun di depan mall lalu berjalan, namun pengelola telah mencoba meberikan akses untuk pejalan kaki yang ingin masuk ke dalam mall dengan menghadirkan trotoar yang di paving dengan lebar sekitar 1,5 m.

Gambar 1.2 Jalur Menuju ParkirSumber. Dokumentasi Pribadi, 2014

1,5 M

4

Page 5: ARSITEKTUR AKSESIBEL

Dengan membuat jalur pajalan kaki ini pengelola telah mencoba memberikan fasilitas untuk pejalan kaki supaya mudah mengaskses masuk ke daerah mall, namun alur yang diberikan cukup jauh dari enterance menuju mall ditambah lagi tidak disediakannya pergola atau semacamnya yang dapat membantu pejalan kaki terhindar dari panas matahari. Hal ini akhirnya membuat pejalan kaki merasa riak cukup nyaman jika harus berjalan kaki masuk ke dalam area mall.

Jalur untuk pejalan kaki pada gambar 1.3 juga tidak dapat digunakan untuk para penyandang difabel karena tidak terdapatnya sebuah jalur dengan kemiringan yang pas untuk penyandang difabel berjalan di atasnya.

Gambar 1.3. Ukuran TrotoarSumber. Dokumentasi Pribadi

Gambar 1.4 Alur Kelua dan Masuk The Park MallSumber. www.tripadvisor.com, 2014

5

Page 6: ARSITEKTUR AKSESIBEL

2.Parkira. Parkir Mobil

Kedua gambar di atas menunjukan jalur masuk ke dalam parkir mobil The Park Mall. Jalur masuk ke dalam area parkir cukup mudah ditemukan karena arah masuk menuju area parkir diberikan tanda/arah masuk area parkir. Hal ini membuat pengendara mobil dapat mandiri mengarahkan mobilnya menuju are parkir.

Gambar 2.a.1Enetrance Parkir MobilSumber. Dokumentasi Pribadi, 2014

6

Page 7: ARSITEKTUR AKSESIBEL

Area parkir yang terdapat di The Park Mall ini terdapat 3 buah yaitu 2 area horizontal parking dan sebuah vertical parking. Parkir mobil The Park Mall ini selain disediakan untuk pengendara laki-laki tapi juga disediakan untuk pengendara perempuan, hal ini menunjukan adanya bentuk perhatian terhadap pengendara wanita khususnya wanita hamil yang termasuk penyandang disabel.

Namun bentuk perhatian sama tidak dilakukan untuk pngendara ataupun penumpang difabel terutama yang menggunakan kursi roda, karena tidak disediakannya space untuk penyandandang difabel khususnya pengguna kursi roda saat keluar dari mobil.

Gambar 2.a.2.Parkir MobilSumber. Dokumentasi Pribadi, 2014

7

Page 8: ARSITEKTUR AKSESIBEL

Namun jalur yang dibuat dari area parkir mobil menuju bangunan mall dibuat ramp dengan kemiringan yang dapat dilewati penyandang difabel.

Gambar 2.a.3. Bentuk Parkir DifabelSumber.rizaldp.wordpress.com, 2014

8

Page 9: ARSITEKTUR AKSESIBEL

b. Parkir MotorSelain di adakannya parkir mobil melihat banyaknya pengendara motor di Kota Solo membuat pengelola menadakan

adanya parkir motor di are The Park Mall.

Gambar 2.b.1. Arah Parkir Motor dan Parkir MotorSumber. Dokumentasi Pribadi, 2014

Gamber 2.a.4. Ramp dari Parkir Mobil Menuju MallSumber. Dokumentasi Priadi, 2014

9

Page 10: ARSITEKTUR AKSESIBEL

Sama seperti parkir mobil yang disediakan dalam mall, parkir motor di area mall juga dibuat se aksesibel mungkin untuk para penggunanya. Pertama tama untuk kenyamanan bentuk fisik atau supaya mudah ditemukan makan diberikan sebuah tanda dimana aah parkir motor yang telah disediakan.

Dari pertama kali masuk hingga menuju parkir, pengelola telah mencoba membuat jalur motor seaksesibel mungkin dengan memberikan tanda arah menuju parkir motor. Namun jalur yang disediakan dari parkir motor hingga masuk ke dalam mobil tidak cukup aksesibel bagi penyandang difabel karena tidak disediakan ramp (untuk pengguna kursi roda) serta tidak disediakan pegangan tangan yang membantu naik para penyandang disabel.

Gambar 2.b.2. Tanda Arah ke Parkir MobilSumber. Dokumentasi Pribadi, 2014

Gambar 2.b.3. Gambar tangga dari parkir motor menuju mall

Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2014

10

Page 11: ARSITEKTUR AKSESIBEL

Dari area lokasi parkir motor, pengunjung diarahkan melewati lorong menuju kanopi The Park Mall. Namun jalur ini tidak cukup aksesibel untuk penyandang disabel maupun difabel karena untuk melewati lorong ini pengelola mall memang menyediakan trotoar untuk pejalan kaki namun tidak dapat dilewati penyandang difabel karena tidak diberikan kemiringan yang memudahkan pengguna kursi roda melewatinya.

Setelah melewati trotoar, untuk melewat lorong menuju kanopi mall dibuat sebuah jalan miring dengan ramp. Namun jalur ini tidak cukup aksesibel untuk penyandang difabel karena kemiringannya yang terlalu curam serta penggunaan ramp yang tidak seharusnya. Jalur miring ini juga tidak mempunyai pegangan sehingga akan mempersulit jika penggunanya adalah orang tua.

Gambar 2.b.4. Gambar Trotoar menuju lorongSumber. Dokumentasi Pribadi, 2014

Gambar 2.b.5. Gambar Trotoar menuju lorongSumber. Dokumentasi Pribadi, 2014

11

Page 12: ARSITEKTUR AKSESIBEL

3. Kanopi Mall

Kanopi adalah area dimana pada bangunan publik biasanya digunkan sebagai tempat dropp off bagi pengguna bangunannya. Jika pada bangunan mall adalah pengunjung mall. Sebisa mungkin jalur yang dibuat untuk mencapai kanopi ini haruslah aksesibel bagi seluruh penggunanya baik yang normal maupun yang penyandang difabel.

Gambar 3.1. Kanopi The Park MallSumber. Dokumentasi Pribadi, 2014

12

Page 13: ARSITEKTUR AKSESIBEL

Jika melihat bentuk kanopi pada The Park Mall ini, pengelola telah berusaha membuat jalur yang aksesibel untuk para penggunanya dilihat dari tersedianya jalur miring dengan kemiringan yang rendah sehingga penyandang difabel dapat melakukan mobilitas dengan mandiri.

Ramp ini dibuat agar memermudah akses bagi pengguna kursi roda yang ini masuk ke dalam mall. Melihat dari ukuran ramp dengan tinggi 20 cm, pengguna kursi roda dapat dengan mandiri melwatinya. Namun bahan yang digunakan untuk ramp ini memmbuat pengguna kursi roda sedikit kesulitan karena bahan yang digunakan tergolong cepat mudah licin.

Gambar 3.2 Ramp Kanopi depan The Park MallSumber. Dokumentasi Pribadi , 2014

13

Page 14: ARSITEKTUR AKSESIBEL

Sedikit berbeda ukuran dengan ramp yang terdapat pada kanopi depan, ramp pada kanopi belakang ini mempunyai ukuran ketinggian yang berbeda. Pada ramp kanopi belakang ini mempunyai ketinggian sekitas 35 cm. Bahan yang digunakan ramp ini juga terbilang cukup licin sehingga pada ramp kanopi belakang ini pengguna kursi roda tidak dapat menggunakan secara mandiri dan nyaman.

Karena pada kanopi depan hanya mempunyai perbedaan tinggi sebesar 20 cm maka tidak diberikan jalur khusus berupa tangga untuk naik kanopi.

14

Page 15: ARSITEKTUR AKSESIBEL

Pada kanopi belakang karena terdapat tangga dengan tinggi 17,5 cm. Dengn tangga dengan ukuran seperti ini maka tangga ini bisa menjadi tangga yang cukup aksesibel bagi penyandang disabel seperti pengguna tongkat ataupun para lansia. Dengan tangga ukuran seperti ini para penyandang disabel dapat melakukannya dengan mandiri jika sedang naik atau turun tangga. Namun melihat bahan yang digunakan pada tangga ini tidak cukup aman bila digunakan saat sedang keadaan hujan karena permukaannya akan berubah menjadi licin.

4. Enterance Bangunan MallDi dalam bangunan The Park Mall ini terdapa dua jalur masuk yaitu bagian depan dan belakang. Dan setiap bagiannya

mempunya 2 jenis enterance yaitu main enterance dan side enterance. Main enterance mall ini berupa pintu geser otomatis yang terbuat dari kaca dengan lebar 5 M. Dengan ukuran sebesar ini untuk akses keluar masuk mall, seluruh penguna akan dapat keluar masuk mall tanpa harus berdesak-desakan dengan pengunjung yang lainnya

Gambar 3.4 Kanopi Depan The Park MallSumber. Dokumentasi Pribadi , 2014

Gambar 3.4 Kanopi Depan The Park MallSumber. Dokumentasi Pribadi , 2014

Gambar 4.1. Main Enterance Sumber. Dokumentasi Pribadi , 2014

15

Page 16: ARSITEKTUR AKSESIBEL

Selain itu juga terdapat side enterance sebagai alternatif pilihan masuk ke dalam mall. Pintu ini berupa pintu kaca dorong dengan ukuran 90 cm. Selain berfunsi sebagai side enterance, pintu ini juga dapat digunakan pada saat keadaan darurat terjadi.

Pada jalur rnterance ini juga dapat dilalui oleh seburuh bentuk pengnjung karen tidak adanya ketinggian.

5. Aksesibelitas di Dalam Bangunana. Peyediaan Alat

Penyediaan alat sebenarnya adalah pusat informasi pada mall yang sekaligius menyediakan alat-alat bagi penyandang difabel. Penyediaan alat ini menunjukan adanya bentuk perhatian khusus pihak pengelola terhadap penyandang difabel. Alat alat yang disediakan berupa kursi roda dan dorongan bayi.

Gambar 4.3 Side EnteranceSumber. Dokumentasi Pribadi

16

Page 17: ARSITEKTUR AKSESIBEL

b. EskalatorEskalator adalah sebuah tangga otomatis yang memudahkan pengguna bangunan dalam mobilitasnya. Dengan

diberikannya sebuah eskalator dalam mall ini artinya pengelola mall sudah berusaha menyediakan jalur yang aksesibel supaya memudahkan pengunjung dalam mobilitasnya. Di dalam mall ini terdapat 2 jenis eskalator.

Gambar 5.a. Alat yang disediakan untuk penyandang difabel

Gambar 4.b.1. Eskalator jenis

pertama pada mallSumber.

Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.b.2. Eskalator jenis

kedua pada mallSumber.

Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.4 Sumber. Dokumentasi Pribadi

17

Page 18: ARSITEKTUR AKSESIBEL

Perbedaan antara kedua eskalator ini adalah pada fungsi khususnya. Pada eskalator jenis pertama adalah eskalator dengan fungsi untuk pengguna normal dan pengguna disabel seperti pengguna tongkat. Pada eskalator jenis kedua, biasanya digunakan berdekatan dengan letak area yang menngunakan trolly yaitu supermarket. Untuk itu untuk eskalator jenis yang ke dua ditelatakkan dekat dengan supermarket yang terdapat di dalam The Park Mall. Eskalator jenis kedua ini juga dapat dijaikan sebagai akses penyandang diafabe yang menggunakan kursi roda, namun tidak dapat dilakukan secara mandiri karena permukaan eskalator sendiri yang cukup licin.

Pada dinding eskalator jenis pertama terdapa petunjuk apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan saat menggunakan eskalator seperti menginjakan kaki pada bagian dinding ataupu membawa sesuatu yang beroda seperti trolli, dorongan bayi, kursi roda, dan lain lain.

Gambar 4.b.3 Petunjuk pada eskalatorSumber. Dokumentasi Pribadi, 2014

18

Page 19: ARSITEKTUR AKSESIBEL

c. Lift

Lift sendiri fungsinya tidak jauh berbeda dengan eskalator. Hanya saja dalam segi bentuk lift tidak terlalu memakan tempat seperti eskalator, waktu yang digunakan untuk berpindah lantai juga lebih cepat dan dalam penggunaanya usernya juga lebih beragam namun tergantung ukuran lift. Pada mall ini terdapat 1 titik lift sebagai akses berpindah pindah lantai. Ukuran lift adalah sekitar 1,5 m x 1,5 m. Melihat dari ukurannya walaupun tidak terlalu luas namun pengunjung mall baik masyarakat normal maupun penyandang difabel dapat memanfaatkan sebagai alat mobolitasnya.

Gambar 4.c.1 LiftSumber Dokumentasi Pribadi

1m

19

Page 20: ARSITEKTUR AKSESIBEL

Sebelum naik dan masuk lift terlebih dahulu oengunjung menekan tombol yang terdapat pada depan lift supaya terbuka. Untuk ukuran masyarakat normal tombol ini mempunyai ukuran yang pas, namun untuk penyandang difabel seperti pengguna kursi roda tombol ini mempunyai ukuran yang agak tinnggi sehingga agak sulit untuk menjangkaunya.

Di dalam lift yang di dominasi dari alumunium terdapat pegangan . Tangan supaya lebih aksesibel untuk para penyandang difabel.

Gambar 4.c.2 Tombol LiftSumber Dokumentasi Pribadi, 2014

Gambar 4.c.3 Pegangan pada LiftSumber Dokumentasi Pribadi, 2014

20

Page 21: ARSITEKTUR AKSESIBEL

d. Jalur Evakuasi

Setiap bangunan publik akan mempunyai satu ruang untuk jalur penyelamatan jika terjadi sesuatu biasanya disebut dengan Jalur Evakuasi atau tangga darurat. Tangga darurat yang terdapat pada bangunan ini tidak cukup aksesibel karena yang hanya dapat menggunakan adalah masyarakat normal dan sebagian penyandang difabel.

Gambar 4.d.1 Tangga darurat MallSumber Dokumentasi Pribadi

21

Page 22: ARSITEKTUR AKSESIBEL

e. DirectoryDemi kenyamanan para pengunjung dalam melakukan mobilitasnya dalam mall maka penglola mall membuat directory

berupa arah penunjuk ruang-ruang servis di dalam mall seperti musholla, kamar mandi, jalur evakuasi, dll.

Gambar 4.e.1 Contoh Gambar Directory di dalam MallSumber, Dokumentasi Pribadi, 2014

22

Page 23: ARSITEKTUR AKSESIBEL

6. Ruang Servisa. Musholla

Musholla sekarang telah menjadi ruang yang harus diperhatikan dalam merancang bangunan umum. Pada The Park Mall ini akses menuju musholla terbilang mudah karena pengelola memberikan tanda arah jika ingin ke musholla.

Namun di tempat wudhu terdapat sesutu yang ganjil karena di tempat wudhu terdapat semacam 2 kolam kecil berfungsi mencegah adanya banjir kecil pada area tempat wudhu. Namun akhirnya tempat wudhu ini kurang aksesibel untuk para penyandang difabel.

Gambar 6.a.1 Kolam pada tampat wudhuSumber. Dokumentasi Pribadi

23

Page 24: ARSITEKTUR AKSESIBEL

b. Toilet

Toilet pada mall ini terdapat dua jenis yaitu toilet ntuk pengnjung yang normal dan difabel. Pada mall ini terdapat dua titik rest room yaitu rest room yang pertama hanya dapat digunakan oleh pengunjung yang normal. Yang kedua rest room tidak hanya dapat digunakan untuk pengnjung yang normal tapi juga untuk penyandanng difabel dan disabel.

Namun sedikit terjadi kejangganggalan terhadap interior toilet difabel karena di dalamnya tidak mengikuti standar pembuatan toilet difabel. Di area dinding toilet difabel tidak diberika bantuan berupa pegangan yang melingkar di dinding kamar mandi. Hal ini sama saja akan memersulit penyandanga idfabel dalam menggunakan toilt pada The Park Mall.

c. Ruang MenyusuiTerdapat satu lagi fasilitas untuk penyaandang disabel yaitu ruang ibu menyusui. Ruang ini sangat berguna untuk memerlancar mobilitas

seorang ibu yang telah melahirkan namun masih mempunyai kewajiban untuk menyusui anaknya.

Gambar 6.b Direktori toilet dan Interior Toilet Difabel

Sumber Dokumentasi Pribadi

24

Page 25: ARSITEKTUR AKSESIBEL

Gambar 6.c Direktori toilet dan Interior Ruang Menyusui

Sumber Dokumentasi Pribadi

25

Page 26: ARSITEKTUR AKSESIBEL

Kesimpulan

The Park Mall adalah sebuah mall di Kota Solo yang telah mencoba memerhatikan seluruh bentuk pengunjung yang kemungkinan datang ke dalam Mall. Namun banyak kriteria aksesbel yang belum terpenuhi dalam perancangan di dalamnya.

Melihat dari sirkulasi dan fasilitas di dalamnya sepetinya the park mall memang dalam perancangannya tidak memikirkan jenis pengunjung difabel yang mempunyai keterbatasaan pengelihatan atau buta. Karena dari awal memasuki kawasan The Park Mall tidak terlihat adanya fasilitas yang memumpuni untuk Penyandang Buta seperti Guiding line, Huruf Braile, dan lain lain.

Namun usaha-usaha yang dilakukan agar membuat penyandang difabel merasa aksesibel di dalam masih terasa kurang. Karena banyak bentuk perancangan dalam mall yang belum memadai jika di lalui penyandang difabel. Dikatakan kurang memadai karena banyak jalur yang belum memberikan kenyamanan untuk pengguna difabel maupun pengguna difabel belum dapat menggunakan akses secara mandiri.

26

Page 27: ARSITEKTUR AKSESIBEL

Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Aksesibilitas

http://www.komnaslansia.go.id/d0wnloads/Aksesibilitas.pdf

http://eprints.uny.ac.id/5026/1/PENYEDIAAN_FASILIT_AS_PUBLIK_YANG_MANUSIAWI.pdf

http://eprints.uny.ac.id/5026/1/PENYEDIAAN_FASILIT_AS_PUBLIK_YANG_MANUSIAWI.pdf

http://thebatabatastudiodesain.blogspot.com/2009/08/aksesibilitas-dalam-arsitektur.html

27