arsip nasional republik indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36protap no 08 tahun 2011...

24
Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pelaksanaan Penegakan Disiplin telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Mei 2011 SEKRETARIS UTAMA, GINA MASUDAH HUSNI

Upload: trinhnhan

Post on 24-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

Arsip Nasional Republik Indonesia

LEMBAR PERSETUJUAN

Substansi Prosedur Tetap tentang Pelaksanaan Penegakan Disiplin telah saya setujui.

Disetujui di Jakarta

pada tanggal Mei 2011

SEKRETARIS UTAMA,

GINA MASUDAH HUSNI

Page 2: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

Arsip Nasional Republik Indonesia

PROSEDUR TETAP

NOMOR 08 TAHUN 2011

TENTANG

PELAKSANAAN PENEGAKAN DISIPLIN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Umum

Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah aparatur negara yang memiliki tanggung jawab

sebagai penyelenggara pemerintahan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat baik

secara langsung maupun tidak langsung sehingga setiap kegiatan yang dilakukan oleh PNS

menjadi perhatian masyarakat luas. Menumbuhkan sikap dan tanggung jawab yang penuh

sebagai seorang PNS memerlukan sebuah sarana pembinaan yang tetap dan berkelanjutan

dan menyentuh atau dirasakan langsung oleh pegawai dengan cara atau sikap yang tetap arif

menggunakan pendekatan kekeluargaan namun tidak keluar dari norma-norma yang ada.

Sebagai unsur aparatur pemerintah sudah seharusnya PNS melaksanakan segala norma-

norma ataupun ketentuan-ketentuan peraturan perundangan yang telah ditetapkan, sekaligus

untuk bisa memberikan contoh kepada masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas

kedinasan.

Berdasarkan tanggungjawab dalam melaksanakan tugas dan fungsinya PNS perlu

melakukan perbaikan dalam berbagai bidang yang paling utama dan menjadi perhatian

khusus adalah tentang Disiplin PNS. Apabila PNS tersebut melanggar ketentuan dan aturan

yang berlaku, maka PNS tersebut akan berhadapan dengan aturan disiplin pegawai. Agar

meminimalkan pelanggaran terhadap aturan-aturan tersebut, maka harus diatur dengan

peraturan yang memuat tata cara atau langkah-langkah yang harus ditempuh maupun

sistematikanya. Peraturan yang dimaksud adalah suatu prosedur yang dapat dipergunakan

bagi setiap pegawai dan bersifat baku dalam melaksanakan kegiatan di unit kerja. Dengan

Page 3: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 2 -

adanya prosedur ini setiap pegawai bisa melaksanakan kegiatannya di unit kerja tanpa harus

tergantung pada seseorang sehingga pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di unit kerja tidak

tertunda atau terhambat. Dengan demikian diharapkan setiap pegawai memahami dan

mengerti akan ketentuan-ketentuan yang berlaku serta sanksi yang akan dihadapi apabila

melakukan pelanggaran.

Mengacu kepada peraturan yang terkait dengan disiplin PNS adalah Peraturan

Pemerintah tentang Disiplin Pegawai Negeri Nomor 53 Tahun 2010 sebagai pengganti dari

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin PNS. Dalam Bab I

pasal 1 ayat (1) yang dimaksud dengan Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk

mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-

undangan dan atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi

hukuman disiplin.

Dalam rangka menciptakan pegawai yang berdisiplin serta meminimalkan hukuman

disiplin maka perlu langkah-langkah yang diambil oleh setiap organisasi dengan melakukan

beberapa hal antara lain adalah pertama, Sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun

2010 Tentang Disiplin PNS yang baru. Kedua, membuat prosedur tetap mengenai tata cara

dan langkah-langkah dalam prosedur pemberlakuan disiplin PNS yang berlaku di Arsip

Nasional Republik Indonesia (ANRI) secara tepat dan sistematis untuk mempermudah

dalam pelaksanaan pekerjaan yang menyangkut pelenggaran disiplin PNS ANRI.

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan uraian di atas, bahwa filosofi dari

disiplin PNS agar setiap pekerjaan dan tanggung jawab yang diemban oleh PNS harus

mengacu kepada peraturan yang telah di tetapkan oleh pemerintah dan menghindari larangan

sesuai peraturan perundang-undangan dan kedinasan yang berlaku.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Prosedur Tetap Pelaksanaan Disiplin ini adalah sebagai

pedoman setiap pegawai di lingkungan ANRI agar memiliki sikap mental dan perilaku etis,

bermoral, berdisiplin, bertanggung jawab, produktif dan profesional.

Sedangkan tujuan dari penyusunan prosedur tetap ini adalah untuk meningkatkan

disiplin pegawai di lingkungan ANRI.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari Prosedur Tetap tentang Pelaksanaan Disiplin ini adalah

pelaksanaan disiplin di lingkungan ANRI yang meliputi mekanisme/tata cara pemeriksaan,

Page 4: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 3 -

pejabat yang berwenang menghukum, persiapan, penjatuhan hukuman disiplin,

penyampaian dan keberatan atas hukuman disiplin.

D. Dasar

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 304) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 169, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5071);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps

dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008

tentang Pedoman Penyusunan Standar Operating Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintah;

6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22 Tahun 2008

tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas;

7. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2006 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia sebagaimana telah dua

kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia

Nomor 05 Tahun 2010;

8. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2009 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Prosedur Tetap di Lingkungan Arsip Nasional

Republik Indonesia;

9. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai

Negeri Sipil.

Page 5: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 4 -

E. Pengertian

1. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di

lingkungan ANRI.

2. Disiplin Pegawai adalah kesanggupan Pegawai untuk menaati kewajiban dan

menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau

peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.

3. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Pegawai yang tidak

menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin Pegawai, baik yang

dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.

4. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Pegawai karena melanggar

Peraturan Pegawai.

5. Pejabat yang berwenang menghukum adalah pejabat yang diberi wewenang

menjatuhkan hukuman disiplin Pegawai.

6. Lingkungan Kerja adalah lingkungan kerja ANRI.

7. Ruang Kerja adalah ruangan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas-tugas

kedinasan.

8. Hari Kerja adalah hari yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas-tugas kedinasan.

9. Jam Kerja adalah waktu yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas-tugas kedinasan.

10. Jam istirahat adalah luang diantara jam kerja yang dapat dipergunakan untuk keperluan

pribadi pegawai.

11. Prosedur Tetap (Prosedur Operasional Standar) adalah naskah dinas yang memuat

serangkaian petunjuk tentang cara dan urutan kegiatan tertentu.

12. Persiapan pemeriksaan adalah tahap awal berupa proses administrasi untuk

mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan dalam melaksanakan penegakan

disiplin.

13. Tata Cara Pemanggilan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap atasan langsung

dalam rangka memanggil pegawai yang diduga melakukan pelanggaran disiplin.

14. Fungsional adalah Pegawai ANRI yang nenduduki jabatan fungsional di Lingkungan

Subbagian Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai ANRI.

15. Tim Pemeriksa adalah Tim yang dibentuk oleh Pejabat Pembina Kepegawaian yang

terdiri dari atasan langsung, unsur pengawasan, dan unsur kepegawaian atau pejabat lain

yang ditunjuk.

Page 6: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 5 -

16. Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan

perundang-undangan yang mengatur wewenang pengangkatan, pemindahan dan

pemberhentian Pegawai.

17. Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap atasan langsung

dalam rangka memeriksa pegawai yang diduga melakukan pelanggaran disiplin.

18. Upaya administratif adalah prosedur yang dapat ditempuh oleh Pegawai yang tidak puas

terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan kepadanya berupa keberatan atau banding

administratif.

19. Keberatan adalah upaya administratif yang dapat ditempuh oleh Pegawai yang tidak

puas terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang

menghukum kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum.

20. Banding administratif adalah upaya administratif yang dapat ditempuh oleh Pegawai

yang tidak puas terhadap hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat atas

permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai yang

dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum, kepada Badan Pertimbangan

Kepegawaian.

Page 7: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 6 -

BAB II

PROSEDUR PELAKSANAAN PENEGAKAN DISIPLIN

Prosedur pelaksanaan penegakan disiplin melalui tahapan sebagai berikut:

1. Kepala Subbagian Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai (Kasubbag Diskesra) memerintahkan

Fungsional untuk mendata nama-nama pegawai yang masuk kategori melanggar disiplin.

2. Fungsional mendata dan menyiapkan berkas-berkas pendukung nama-nama pegawai yang

masuk kategori melanggar disiplin untuk diserahkan dan dikoreksi oleh Kasubbag Diskesra.

3. Kasubbag Diskesra mengoreksi dan menyampaikan berkas-berkas pendukung nama-nama

pegawai yang masuk kategori melanggar disiplin kepada Kepala Bagian (Kabag)

Kepegawaian

4. Kabag Kepegawaian mengoreksi dan menyampaikan kepada Kepala Biro (Karo) Hukum

dan Kepegawaian untuk mendapatkan persetujuan.

5. Karo Hukum dan Kepegawaian memberi persetujuan dan mendisposisikan kepada Kabag

Kepegawaiaan untuk ditindaklanjuti.

6. Kabag Kepegawaian menerima disposisi dan memerintahkan Kasubbag Diskesra untuk

ditindaklanjuti.

7. Kasubbag Diskesra memberikan laporan kepada Tim Pemeriksa perihal nama-nama pegawai

yang masuk kategori melanggar disiplin

8. Tim Pemeriksa terlebih dahulu mempersiapkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kemudian

memanggil secara tertulis pegawai yang diduga melakukan pelanggaran disiplin.

Ketentuan Pemanggilan:

a. Pemanggilan kepada Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dilakukan

paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal pemeriksaan.

b. Apabila pada tanggal yang seharusnya yang bersangkutan diperiksa tidak hadir, maka

dilakukan pemanggilan kedua paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal

seharusnya yang bersangkutan diperiksa pada pemanggilan pertama.

c. Apabila pada tanggal pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada angka 3, Pegawai yang

bersangkutan tidak hadir juga maka pejabat yang berwenang menghukum menjatuhkan

hukuman disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpa dilakukan

pemeriksaan.

d. Apabila pada tanggal pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada angka 3, Pegawai yang

bersangkutan tidak hadir juga maka pejabat yang berwenang menghukum menjatuhkan

Page 8: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 7 -

hukuman disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpa dilakukan

pemeriksaan.

9. Tim pemeriksa melakukan pemeriksaan terhadap Pegawai yang diduga melakukan

pelanggaran disiplin. Ketentuan pemeriksaan:

a. Dalam rangka kelancaran pemeriksaan, Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran

disiplin dan kemungkinan akan dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat, dapat

dibebaskan sementara dari tugas jabatannya oleh atasan langsung sejak yang

bersangkutan diperiksa.

b. Pegawai yang diperiksa wajib menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh pejabat

yang melakukan pemeriksaan, dan apabila pegawai tidak menjawab maka ia dianggap

mengakui pelanggaran yang dilakukannya.

c. Pemeriksaan dilakukan secara tertutup dan hasilnya dituangkan dalam bentuk Berita

Acara Pemeriksaan (BAP).

d. BAP harus ditandatangani oleh pejabat yang memeriksa dan Pegawai yang diperiksa.

e. Dalam hal Pegawai yang diperiksa tidak bersedia menandatangani BAP, BAP tersebut

tetap dijadikan sebagai dasar untuk menjatuhkan Hukuman Disiplin.

f. Pegawai yang diperiksa berhak mendapat fotokopi BAP.

g. Apabila diperlukan, atasan langsung, Tim Pemeriksa atau pejabat yang berwenang

menghukum dapat meminta keterangan dari orang lain.

h. Dalam keputusan hukuman disiplin harus disebutkan pelanggaran disiplin yang

dilakukan oleh Pegawai yang bersangkutan.

10. Pejabat Yang Berwenang Menghukum terlebih dahulu memeriksa berkas hasil pemeriksaan,

kemudian menjatuhkan hukuman disiplin dengan mengeluarkan Keputusan Pejabat Yang

Berwenang Menghukum.

Ketentuan penjatuhan hukuman:

a. Apabila menurut hasil pemeriksaan, kewenangan untuk menjatuhkan hukuman disiplin

kepada pegawai tersebut merupakan kewenangan:

1) Atasan langsung yang bersangkutan, maka atasan langsung tersebut wajib

menjatuhkan hukuman disiplin.

2) Pejabat yang lebih tinggi, maka atasan langsung tersebut wajib melaporkan secara

hierarki disertai BAP.

b. Khusus untuk pelanggaran disiplin yang ancaman hukumannya sedang dan berat dapat

dibentuk Tim Pemeriksa oleh PPK.

Page 9: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 8 -

c. Apabila diperlukan, atasan langsung, Tim Pemeriksa atau pejabat yang berwenang

menghukum dapat meminta keterangan dari orang lain.

11. Keputusan disampaikan secara tertutup oleh pejabat yang berwenang menghukum atau

pejabat lain yang ditunjuk kepada pegawai yang bersangkutan serta tembusannya

disampaikan kepada pejabat instansi terkait.

Ketentuan penyampaian hukuman:

a. Penyampaian keputusan hukuman disiplin dilakukan paling lambat 14 (empat belas)

hari kerja sejak keputusan ditetapkan.

b. Dalam hal pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin tidak hadir pada saat penyampaian

keputusan hukuman disiplin, keputusan dikirim kepada yang bersangkutan.

Page 10: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 9 -

BAB IV

PENUTUP

Peraturan merupakan aturan-aturan tentang kewajiban, larangan maupun sanksi yang

harus dipatuhi oleh Pegawai di lingkungan ANRI dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Pegawai

yang melanggar Peraturan Disiplin Pegawai baik yang dilakukan di dalam maupun di luar ANRI

adalah bentuk-bentuk pelanggaran disiplin dan akan dikenakan hukuman disiplin.

Atas pertimbangan tersebut di atas maka disusunlah Prosedur Tetap tentang

Pelaksanaan Disiplin bagi pegawai di lingkungan ANRI. Hal ini dimaksudkan agar setiap

pegawai memiliki pedoman yang jelas tentang tata cara dan sanksi-sanksi yang diterima

pegawai apabila melakukan pelanggaran disiplin. Setiap pegawai harus memiliki rasa

tanggungjawab dan disiplin yang tinggi dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya menuju

efesiensi dan efektifitas pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan khususnya di ANRI dalam

kerangka Reformasi Birokrasi Nasional.

Prosedur tetap ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari

terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal Mei 2011

Plt. KEPALA BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN,

ZITA ASIH SUPRASTIWI

Page 11: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

Arsip Nasional Republik Indonesia

LAMPIRAN

PROSEDUR TETAP

NOMOR 08 TAHUN 2011

TENTANG

PELAKSANAAN PENEGAKAN DISIPLIN

Page 12: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 1 -

DAFTAR LAMPIRAN

PROSEDUR TETAP TENTANG PELAKSANAAN PENEGAKAN DISIPLIN

LAMPIRAN 1 PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM

LAMPIRAN 2 BERLAKUNYA HUKUMAN DISIPLIN

LAMPIRAN 3 UPAYA ADMINISTRATIF

LAMPIRAN 4 DIAGRAM ALIR PELAKSANAAN PENEGAKAN DISIPLIN

Page 13: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 2 -

Lampiran 1 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : Mei 2011

PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM

A. Presiden menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi PNS yang menduduki jabatan

struktural eselon I dan jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi

wewenang Presiden untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat

(4) huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

Penjatuhan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud berdasarkan usul dari Pejabat Pembina

Kepegawaian (Kepala ANRI).

B. Pejabat Pembina Kepegawaian (Kepala ANRI) menetapkan penjatuhan hukuman disiplin

bagi:

1. Pegawai yang menduduki jabatan:

a. Pejabat Struktural Eselon I di lingkungannya untuk jenis hukuman sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) huruf a Peraturan Pemerintah

Nomor 53 Tahun 2010.

b. Fungsional tertentu jenjang Utama di lingkungannya untuk jenis hukuman

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Peraturan

Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

c. Fungsional Umum golongan ruang IV/d dan IV/e di lingkungannya untuk jenis

hukuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) huruf a,

huruf d, dan huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

d. Pejabat Struktural Eselon II, Fungsional tertentu jenjang Madya, dan Penyelia di

lingkungannya untuk jenis hukuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3)

dan ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

e. Fungsional Umum golongan ruang IV/a s/d IV/c di lingkungannya untuk jenis

hukuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf

e Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

f. Pejabat Struktural Eselon III ke bawah, Fungsional tertentu jenjang Muda dan

Penyelia di lingkungannya ke bawah di lingkungannya untuk jenis hukuman

Page 14: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 3 -

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf c, dan ayat (4) Peraturan

Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

g. Fungsional Umum golongan ruang III/d ke bawah di lingkungannya untuk jenis

hukuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf

e Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

2. Pejabat yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan:

a. Struktural Eselon I untuk jenis hukuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat

(2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

b. Fungsional tertentu jenjang Utama untuk jenis hukuman sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e Peraturan

Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

c. Fungsional Umum golongan ruang IV/d dan IV/e untuk jenis hukuman

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) huruf a

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

d. Struktural Eselon II dan Fungsional tertentu jenjang Madya untuk jenis hukuman

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf b, dan

huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

e. Fungsional Umum golongan ruang IV/a s/d IV/c untuk jenis hukuman sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor

53 Tahun 2010.

f. Struktural Eselon III ke bawah dan Fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia

ke bawah untuk jenis hukuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf

c, dan ayat (4) huruf a, huruf b, dan huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun

2010.

g. Fungsional Umum golongan ruang III/d ke bawah untuk jenis hukuman

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf c,dan ayat (4) huruf a

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

3. Pejabat yang dipekerjakan keluar instansi induknya yang menduduki jabatan:

a. Struktural Eselon I jenis hukuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3)

dan ayat (4) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

b. Struktural Eselon II ke bawah dan Fungsional tertentu jenjang Utama ke bawah,

untuk jenis hukuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4)

huruf a, huruf d, dan huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

Page 15: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 4 -

c. Fungsional Umum golongan ruang IV/e ke bawah untuk jenis hukuman disiplin

sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan

huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

4. Pejabat yang diperbantukan keluar instansi induknya yang menduduki jabatan

Struktural Eselon II ke bawah, Fungsional Utama ke bawah, Fungsional Umum

golongan ruang IV/e ke bawah, jenis hukuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

ayat (4) huruf d dan huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

5. Pegawai yang dipekerjakan atau diperbantukan pada perwakilan Republik Indonesia di

luar negeri, jenis hukuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4)

huruf a, huruf d, dan huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

6. Pegawai yang dipekerjakan atau diperbantukan pada Negara lain atau badan

internasional, atau tugas di luar negeri, jenis hukuman sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7 ayat (2), (3) dan ayat (4) huruf a, huruf d, dan huruf e Peraturan Pemerintah

Nomor 53 Tahun 2010.

C. Pejabat Eselon I menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi:

1. Pegawai yang menduduki jabatan:

a. Struktural Eselon II, Fungsional tertentu jenjang Madya, dan Fungsional Umum

golongan ruang IV/a s/d IV/c di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 53

Tahun 2010.

b. Pejabat Struktural eselon III, Fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan

Fungsional Umum golongan ruang III/b s/d III/d di lingkungannya, untuk jenis

hukuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

2. Pegawai yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki

jabatan Struktural Eselon II, jabatan fungsional tertentu jenjang Madya, dan Fungsional

Umum golongan ruang IV/a s/d IV/c untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

3. Pegawai yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan Struktural

Eselon III, jabatan Fungsional tertentu jenjang Muda, Penyelia, dan Fungsional Umum

golongan ruang III/b s/d III/d untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

Page 16: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 5 - D. Pejabat Struktural Eselon II menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi:

1. Pegawai yang menduduki jabatan:

a. Struktural Eselon III, Fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan

Fungsional Umum golongan ruang III/c dan golongan ruang III/d di lingkungannya,

untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

b. Struktural Eselon IV, Fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan,

dan Fungsional Umum golongan ruang II/c s/d III/b di lingkungannya, untuk jenis

hukuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

2. Pegawai yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki

jabatan Struktural Eselon III, Jabatan Fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia,

dan Jabatan Fungsional Umum golongan ruang III/c s/d III/d untuk jenis hukuman

disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 53

Tahun 2010.

3. Pegawai yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan Struktural

Eselon IV, Jabatan Fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan

Jabatan Fungsional Umum golongan ruang II/c s/d III/b, untuk jenis hukuman disiplin

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b Peraturan Pemerintah

Nomor 53 Tahun 2010.

E. Pejabat Struktural Eselon II yang atasan langsungnya Pejabat Pembina Kepegawaian dan

Pejabat Struktural Eselon I yang bukan Pejabat Pembina Kepegawaian, selain menetapkan

penjatuhan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Peraturan Pemerintah

Nomor 53 Tahun 2010 juga berwenang menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi

Pegawai yang menduduki Jabatan Struktural Eselon IV ke bawah, jabatan fungsional

tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan Jabatan Fungsional Umum golongan

ruang III/d ke bawah dilingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

F. Pejabat Eselon III menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi:

1. Pegawai yang menduduki jabatan:

a. Struktural Eselon IV, Fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan,

dan Fungsional Umum golongan ruang II/c s/d III/b di lingkungannya, untuk jenis

Page 17: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 6 -

hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) Peraturan

Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

b. Fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula, dan Fungsional

Umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b di lingkungannya, untuk jenis

hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

2. Pegawai yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki

jabatan Struktural Eselon IV, jabatan Fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana

Lanjutan, dan jabatan Fungsional Umum golongan ruang II/c s/d III/b, untuk jenis

hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) Peraturan Pemerintah

Nomor 53 Tahun 2010.

3. Pegawai yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan Fungsional

tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula, dan jabatan Fungsional Umum

golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan b Peraturan Pemerintah Nomor 53

Tahun 2010.

G. Pejabat Eselon IV menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi:

1. Pegawai yang menduduki jabatan:

a. Fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula, dan Fungsional

Umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b di lingkungannya, untuk jenis

hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) Peraturan

Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

b. Fungsi Umum golongan ruang I/a s/d I/d, untuk jenis hukuman disiplin

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan b Peraturan

Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

c. Pegawai yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki

jabatan Fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula, dan Jabatan

Fungsional Umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b, untuk jenis

hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) Peraturan

Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

d. Pegawai yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan Fungsional

Umum golongan ruang I/a s/d I/d, untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana

Page 18: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 7 -

dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan b Peraturan Pemerintah Nomor 53

Tahun 2010.

Page 19: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 8 -

Lampiran 2 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : Mei 2011

BERLAKUNYA HUKUMAN DISIPLIN

A. Hukuman disiplin mulai berlaku sejak tanggal keputusan ditetapkan apabila dijatuhkan oleh:

1. Presiden;

2. Kepala ANRI untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal ayat

(2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a, huruf b, dan huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 53

Tahun 2010.

3. Pejabat yang berwenang menghukum untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

B. Hukuman Disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat selain sebagaimana dimaksud pada Huruf A

apabila:

1. tidak diajukan keberatan maka mulai berlaku pada hari ke 15 (lima belas) setelah

keputusan hukuman disiplin diterima.

2. diajukan keberatan maka mulai berlaku pada tanggal ditetapkannya keputusan atas

keberatan.

C. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Kepala ANRI untuk jenis hukuman disiplin

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) huruf d dan huruf e apabila:

1. tidak diajukan banding administratif maka mulai berlaku pada hari ke 15 (lima belas)

setelah keputusan hukuman disiplin diterima.

2. apabila diajukan banding administratif maka mulai berlaku pada tanggal ditetapkannya

keputusan banding administratif.

D. Apabila PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tidak hadir pada waktu penyampaian

keputusan hukuman disiplin maka hukuman disiplin berlaku pada hari ke 15 (lima belas)

sejak tanggal yang ditentukan untuk penyampaian keputusan hukuman disiplin.

Page 20: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 9 -

Lampiran 3 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : Mei 2011

UPAYA ADMINISTRATIF

A. Hukuman disiplin yang tidak dapat diajukan upaya administratif yaitu hukuman disiplin

yang dijatuhkan oleh :

1. Presiden.

2. Kepala ANRI untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat

(2), ayat (3), dan ayat (4) huruf a, huruf b, dan huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 53

Tahun 2010.

3. Pejabat yang berwenang menghukum untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

B. Hukuman disiplin yang dapat diajukan keberatan yaitu jenis hukuman disiplin sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 53

Tahun 2010 yang dijatuhkan oleh:

1. Pejabat Struktural Eselon I dan pejabat yang setara ke bawah.

2. Pejabat Struktural Eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan unit dengan

sebutan lain yang atasan langsungnya Pejabat Struktural Eselon I yang bukan Kepala

ANRI.

Ketentuan pengajuan keberatan, yaitu:

1. Keberatan diajukan secara tertulis kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum

dengan memuat alasan keberatan dan tembusannya disampaikan kepada pejabat yang

berwenang menghukum.

2. Keberatan diajukan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari, terhitung mulai tanggal

yang bersangkutan menerima keputusan hukuman disiplin.

3. Pejabat yang berwenang menghukum, harus memberikan tanggapan atas keberatan yang

diajukan oleh Pegawai yang bersangkutan.

4. Tanggapan sebagaimana dimaksud pada angka 1 disampaikan secara tertulis kepada

atasan Pejabat yang berwenang menghukum, dalam jangka waktu 6 (enam) hari kerja

terhitung mulai tanggal yang bersangkutan menerima tembusan surat keberatan.

Page 21: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 10 -

5. Atasan pejabat yang berwenang menghukum wajib mengambil keputusan atas keberatan

yang diajukan oleh Pegawai yang bersangkutan dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu)

hari kerja terhitung mulai tanggal yang bersangkutan menerima surat keberatan.

6. Apabila dalam jangka waktu 6 (enam) hari kerja, pejabat yang berwenang menghukum

tidak memberikan tanggapan atas keberatan maka atasan pejabat yang berwenang

menghukum mengambil keputusan berdasarkan data yang ada.

7. Atasan pejabat yang berwenang menghukum dapat memanggil dan/atau meminta

keterangan dari pejabat yang berwenang menghukum, Pegawai yang dijatuhi hukuman

disiplin, dan/atau pihak lain yang dianggap perlu.

8. Atasan pejabat yang berwenang menghukum dapat memperkuat, memperingan,

memperberat, atau membatalkan hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang

berwenang menghukum.

9. Penguatan, peringanan, pemberatan, atau pembatalan hukuman disiplin ditetapkan

dengan Keputusan Atasan Pejabat yang berwenang menghukum.

10. Keputusan Atasan Pejabat yang berwenang menghukum bersifat final dan mengikat.

11. Apabila dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja Atasan Pejabat yangberwenang

menghukum tidak mengambil keputusan atas keberatan maka keputusan Pejabat yanag

berwenang menghukum batal demi hukum.

C. Hukuman disiplin yang dapat diajukan banding administratif sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 32 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 yaitu hukuman disiplin

yang dijatuhkan oleh Kepala ANRI untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 ayat (4) huruf d dan huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

Ketentuan pengajuan banding administratif, yaitu:

1. Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin dapat mengajukan banding administratif

kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian yang diatur lebih lanjut dalam peraturan

perundang-undangan tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian.

2. Dalam hal Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin:

a. mengajukan banding administrative sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 maka

gajinya tetap dibayarkan sepanjang yang bersangkutan tetap melaksanakan tugas.

b. tidak mengajukan banding administrative sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38

maka pembayaran gajinya dihentikan terhitung mulai bulan berikutnya sejak hari ke

15 (lima belas) keputusan hukuman disiplin diterima.

Page 22: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 11 -

3. Pegawai yang meninggal dunia sebelum ada keputusan atas upaya administratif,

diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dan diberikan hak-hak kepegawaiannya

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Pegawai yang mencapai batas usia pensiun sebelum ada keputusan atas:

a. keberatan, dianggap telah selesai menjalani hukuman disiplin dan diberhentikan

dengan hormat sebagai PNS serta diberikan hak-hak kepegawaiannya berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. banding administratif, dihentikan pembayaran gajinya sampai dengan

ditetapkannya keputusan banding administratif.

Page 23: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 11 -

Lampiran 4 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2011 Tanggal : Mei 2011

DIAGRAM ALIR

PROSEDUR PELAKSANAAN PENEGAKAN DISIPLIN

No Tahap Penyelesaian

Unit Penyelesaian

Fungsional Kasubbag Diskesra

Kabag Kepegawaian

Karo Hukum dan

Kepegawaian Sestama Tim

Pemeriksa

Pejabat Yang Berwenang

Menghukum Pegawai

1 Memerintahkan mendata nama-nama pegawai yang masuk kategori melanggar disiplin

2 Menerima perintah, mendata dan menyiapkan berkas-berkas pendukung nama-nama yang masuk kategori melanggar disiplin kemudian menyerahkan kembali untuk dikoreksi

3 Menerima, mengoreksi dan menyampaikan berkas-berkas pendukung nama-nama pegawai yang masuk kategori melanggar disiplin

4 Mengoreksi dan menyampaikan berkas-berkas untuk mendapat persetujuan

5 Memberi persetujuan dan mendisposisikan

6 Menerima disposisi dan meneruskan untuk ditindaklanjuti

Page 24: Arsip Nasional Republik Indonesia - anri.go.idanri.go.id/assets/download/36Protap No 08 Tahun 2011 tentang... · Tata Cara Pemeriksaan adalah urutan proses yang ditempuh oleh setiap

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 12 -

No Tahap Penyelesaian

Unit Penyelesaian

Fungsional Kasubbag Diskesra

Kabag Kepegawaian

Karo Hukum dan

Kepegawaian Sestama Tim

Pemeriksa

Pejabat Yang Berwenang

Menghukum Pegawai

7 Menerima disposisi dan menindaklanjuti dengan melaporkan pegawai yang diduga melakukan pelanggaran disiplin

8 Mempersiapkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kemudian melakukan pemanggilan secara tertulis sesuai dengan ketentuan

9 Melakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan

10 Memeriksa hasil pemeriksaan dan mengeluarkan keputusan hukuman disiplin

11 Menyampaikan keputusan hukuman disiplin

Norma Waktu: 1 Bulan

Plt. KEPALA BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN,

ZITA ASIH SUPRASTIWI