arkeologi pemikiran islam radlkal -...
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN KOMPETITIF 2010SOSISL KEAGAMAAN
ARKEOLOGI PEMIKIRANISLAM RADlKAL:
STUDI ATAS PUBLIKASI BUKU-BUKU ISLAM RADIKAL DI INDONESIA(2004 -2009)
Oleh:
Khamam~ M.A (Ketua Tim)
Ala'i adjib, M.A (Anggota)
Badrus Soleh, M.A (Anggota)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (DIN)SYARIF IllDAYATULLAH
JAKARTA2010
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN KOMPETITIF 2010
SOSIAL KEAGAMAAN
ARI(EOLOGI PEMII(IRAN
ISLAM RADII<AL:STUDI ATAS PUBLIKASI BUKU-BUKU ISLAM RADII<AL DI INDONESIA
Oleh:
Khamami, M.A. (Ketua Tim)Ala'i Nadjib, M.A. (A~ggota)
Badrus Sholeh, M.A. (Anggota)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH
JAI<ARTA2010
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kepda Allah SWT. Atas
rahmatnya, penelitian kompetitif 2010 Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam,
Kementerian Agama RI ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Penelitian ini merupakan upaya strategis dalam mengungap jejak arkeologis
pemikiran kaum radikal Islam di Indonesia yang telah dijatuhi hukuman oleh
,pengadilan sebagai pelaku terorisme. Penelitian ini memfokuskan pada karya-karya
mereka yang telah diterbitkan oleh sejumlah penerbit, seperti Ar-Rahmah Media,
Jakarta, Kafilah Syuhada, Surabaya, dan AI-Aqwam, Jazeera, Solo.
Jejak arkeologis kaum radikal Islam di Indonesia yang dibaca dari karya-karya
mereka memberikan penjelasan bahwa arus pemikiran dan jihad yang telah
dilakukan mereka tidak berada dalam ruang kosong. Ada jejaring intelektual yang
terhubungkan dalam guru-murid, keluarga (isteri, anak, mertua), dan persahabatan.
Oi luar jejaring itu, ada penjelasan kontekstual yang menghubungkan pemi!ciran dan
aksi terorisme yang terhubungkan dalam teritorial negara, seperti Afghanistan,
Malaysia, dan Filiphina Selatan..
Penelitian ini tentu saja masih belum sempurna menangkap jejak arkeologis
pemikiran kaum radikal Islam melalui karya-kalya mereka. Oleh karena itu,
penelitian ini diharapkan dapat diperdalam dalam kerangka metodologis dan
substansi yang lebih sempurna.
Kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini, kami
ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya.
Jakarta, 27 Desember 2010
Tim Peneliti
ii
Daftar lsi
Kata Pengantar, iiDaftar lsi, iii
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang, 1
B. Rumusan Masalah, 3C. Pembatasan Masalah, 3D. Signifikansi Penelitian, 4E~ Kajian Riset Sebelumnya, 4
BAB II KERANGKA TEORIA. Arkeologi Pengetahuan, 8B. Radikalisme Islam, 17
BAB III METODOLOGI PENELITIANA. Jenis Penelitian, 27B. Teknik Pengumpulan Data, 28C. Informan Penelitian, 30D. Jenis dan Sumber Data, 31E. Waktu dan Lokasi Penelitian, 31F. Teknik Analisis Data, 31
BAB IV CORAK PENERBITAN BUKU-BUKU ISLAM RADII<AL DI INDONESIAA. Wajah Radikal Penerbitan Islam di Indonesia, 32B. Arus Baru Penerbitan Buku-Buku Islam Pasca Orde Baru, 42
1. Negara dan Politik Penerbitan, 422. Motivasi, Distribusi, dan Afiliasi, 453. Trend Penerbitan Buku-buku Islam Radikal, 47
C. Potret Penerbit Buku Islam Radikal, 521. Ar-Rahmah Media, Jakarta, 532. Kafilah Syuhada, Surabaya, 583. Kafayeh Cipta Media, Klaten, 614. Penerbit Aqwam dan Jazeera, Solo, 63
BAB V ARKEOLOGI PEMIKlRAN ISLAM RADII<AL DI INDONESIAA. Tentang Born Bali I (200'2.), 75B. Respon Masyarakat dan Pemerintah Indonesia, 77C. Pemikiran Pelaku Born Bali I, 79
1. Imam Samudra, 802. Ali Ghufran, 83
iii
L
3· Amrozi, 844· Ali Imron, 84
D. Pengalaman Jihad, 86E. Tentang Pemboman di Indonesia, 87F. Tujuan Publikasi, 89G. Ulama yang Mempengaruhi, 90
H. Dampak Born Bali, 95
BAB VI PENUTUPA. Kesimpulan, 97B. Rekomendasi, 101
DAFTAR PUSTAKA, 102
LAMPIRAN
iv
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPada masa Orde Baru, negara tidak memberi kesempatan bagi tumbuhnya
'ideologi yang dianggap menganeam persatuan dan kesatuan Bangsa. Segala gerakan
yang dipandang menganeam eksistensi pemerintahan Orde Baru diberangus.
Kebebasan berekspresi hampir tidak mendapatkan tempatnya di masa Orde Baru.
Karena itu, aktifis Islam hanya bisa menerbitkan secara sangat terbatas buletin,
majalah dan penerbitan untuk anggota saja. Banyak buku-buku radikal mendapat
sensor oleh badan sensor nasianal atas penerbitan dan publikasi.
Reformasi telah mengubah tatanan sosial dan .politik bangsa Indonesia.
Kebebasan ekspresi menjadi tradisi baru di Indonesia. Semangat reformasi memberi
ruang lebih terbuka bagi segala jenis wacana dangagasan. Setelah rejim Soeharto
jatuh, dan masuknya era reformasi pada 1999, banyak majalah, tabloid dan buku
terbit tanpa melalui ijin negara. Muneul penerbit-penerbit baru yang memanfaatkan
emosi masyarakat dan kebutuhan pasar. Sejak 1999 hingga 2009 lebih dari 50
penerbit baru yang berdiri, baik bagian dari revitalisasi dari lembaga yang sama pada
Orde Baru, ataupun lembaga baru yang umumnya didirikan dengan modal kecil dan
menengah.' Penerb.it jenis ini tidak hanya tumbuh di kota-kota besar seperti Jakarta,
Yogyakarta dan Surabaya -yang memiliki tradisi penerbitan lama-, tetapi banyak di
antaranya di kota-kota keeil seperti Solo dan Klaten'
'Lihat Syekh Abu Mus'ab Az-Zarqawi, Untukmu Generasi Pejuang Pesan Cinta AIQaida, penterjemah Mush'ab Abdul Caffar, (Klaten: Kafayeh, 2009).
'Lihat Imam Samudra, jika Masih Ada yang Mempertanyakan jihadku [SebuahCatatan Terakhir dari Nusakambangan, (Surabaya: Kafila Syuhada, 2009); Ustaz Ali Ghufron,Risalah Iman dari Balik Terali[Sebuah Rahasia Keteguhan Hati Seorang Mukmin dan Wasiat
1
Kenyataan yang tak dapat dielakkan adalah peristiwa born Bali I tahuIi 2002
yang mengundang media coverage yang begitu besar baik media nasional maupun
internasional. Bahkan, setelah tertangkapnya para pelaku born Bali, seperti Imam
Samudra, Ali Gufron, dan Amrozi mengundang perdebatan tentang hubungan Islam
dan terorisme. Di tengah hiruk-pikuk sorotan internasional tentang Indonesia
sebagai sarang terorisme, muncullah beberapa penerbit yang mengungkap ideologi
jihad para pelaku terorisme. Aksi-aksi terorisme yang terus-menerus terjadi di
Indonesia sejak 2002 hingga 2009 telah semakin memapankan perkembangan
p'enerbit-penerbit Islam yang berhaluan jihadi.
DaJam lima tahun terakhir, ratusan penerbit Islam selalu aktif berpartisipasi
dalam Islamic Boole Fair. Puluhan di antaranya secara konsisten menerbitkan buku
buku Islam radikal. Di antara mereka Penerbit Jazeerah Solo yang menerbitkan buku
Imam Samudra, Aleu Melawan Teroris (2005). Buku ini telah dicetak lebih dari lima
edisi, tidak kurang dari empat puluh ribu copi terjual habis. Setelah menerbitkan
buku ini, Jazeera aktif menterjemahkan buku-buku karya.aktivis AI-Qaidah, seperti
Aiman AI Zawahiri, salah satu intelektual yang dekat dengan Osamah Bin Laden, dan
Syekh Abu Mush'ab Az-Zarqawi, AmiI' Tandzim Al-Qaidah Iraq.
Kelompok AI-Aqwam Solo misalnya secara khusus menerbitkan buku-buku
tauhid, jihad dan ideologi melalui Penerbit Jazeera. Sementara, di antara penerbit
yang baru muncul adalah Kafayeh Klaten dan Kafilah Syuhada Surabaya. Buku trio
Bali, tiga pelaku pemboman di Kute Bali tahun 2002: Imam Samudra, Ali Ghufron
dan Amrozi, diterbitkan oleh Kafilah Syuhada Surabaya. Sebagai pesan terakhir
mereka, bukll ini menarik perhatian masyarakat baik kalangan organisasi Islam
radikal, mall pun Muslim umum lainnya.
Maraknya penerbitan buku-buku Islam dari kelompok radikal, terutama dari
kelompok terpidana born Bali I dan. kelompok-kelompok radikal lainnya
sesungguhnya menunjukkan adanya gejala diseminasi, dan bahkan mainstreaming
Untuk Kaum Muslimin}, (Surabaya: Kafila Syuhada, 2009). Buku ini sudah dicetak lebih daridua edisi sejak Januari 2009, dan puluhan ribu copi terjual.
2
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Arkeologi Pengetahuan
Dalam penelitian ini, teori Foucault tentang arkeologi (dalam karya
"monumentalnya, The Archeology of Knowledge) akan digunakan sebagai kerangka.
Sebagai kerangka teori, arkeologi masih jarang dipakai. Sebelumnya, Foucault telah
mengembangkan konsep genealogi, yakni sejarah yang membentuk atau memproses
bermacam-macam pengetahuan, diskursus dan obyek. Adapun arkeologi tidak
mencari struktur pengetahuan dan moralitas universal. Arkeologi fokus untuk
memeriksa diskursus yang pengucapannya merupakan apa yang dipikirkan,
dikatakan dan dilakukan.lO Genealogi dan arkeologi sebenarnya punya titik temu.
]ika genealogi lebih menitikberatkan pada asal usul, proses yang kontinyu,
sedangkan arkeologi menitikberatkan keterputusan bahwa setiap obyek atau sejarah
punya dimensi dan wacananya sendiri-sendiri, maka keduanya bisa bertemu pada
kritisisme.
Kritisisme berfungsi memunculkan kembali pengetahuan-pengetahuan yang
tertindas. Kritisisme tidak dilakukan untuk mencari struktur yang formal dengan
nilai universal melainkan lebih sebagai penyelidikan sejarah terhadap berbagai
kejadian yang menufitun manusia untuk mengundangkan dan mengakui diri
sebagai subyek dari tindakan, pemikiran dan perkataanya. Dalam pengertian ini,
kritisisme tidak bersifat transendental. Targetnya bukan untuk melahirkan
10 julizar Firmansyah, "Arkeologi Pengetahuan: Studi Tentang Pemikiran MichelFoucault dan Pengaruhnya bagi Kritik Mansour Faqih terhadap diskursus Modernisasi(Sebuah Kajian filsafat), Thesis Program llmu Filsafat Pps FIB U1,2oo4 (tidak diterbitkan) h.62.
8
pemikiran metafisis. Dalam desain, kritisisme bersifat genealogis sedangkan dalarn
rnetode bersifat arkeologis"
Konsep arkeologi pengetahuan yang dibangun Foucault rnenunjukkan
. pembahasan strukturalis bahasa, penyelidikan peristiwa yang diskursif (tidak
bersambung satu sarna lain). Setiap pernyataan yang ditulis rnaupun dibicarakan,
pada dasarnya untuk rnengetahui bagairnana sebuah diskursus terbentuk. 12
Sebagairnana disebut di atas, arkeologi pengetahuan rnendasarkan pada
diskontiunitas atau keterputusan sejarah. Dalarn arkeologi setiap pengetahuan atau
pemikiran akan dilihat sebagai sebuah sejarah sendiri yang terpisah satu sarna lain.
Sebab setiap sejarah ada wacananya atau diskursusnya sendiri-sendirL Tak banyak
penulisan yang rnenggunakan arkeologi sebagai sebuah pendekatan atau bangunan
teori'3, Ahmad Baso dalarn Civil Society versus Masyarakat Madani; Arkeologi
Pemikiran Civil Society dalam Islam di Indonesia'4 dan ]ulizar Firrnansyah dalam
thesis yang ditulis untuk program Pascasarjana FakuItas' Imu Budaya, Arkeologi
Pengetahuan: Studi Tentang Pemikiran Michel Foucault dan Pengaruhnya bagi Kritik
Mansour Faqih terhadap Diskursus Modernisasi -(Sebuah Kajian Filsafat) 2004,
rnenggunakan pendekatan FoucaIt inL15
Arkeologi berarti juga ilmu purbakala. Untuk rnerujuk memahami istilah itu,
Arnold 1. Davidson melihat kembali pada definisi dalam wawancara di buku
Foucault sebelumnya "Truth and Power", truth is to be understood as a system of
ordered procedures for the production, regulation, circulation and operation of
statements (kebenaran harus dipahami sebagai sebuah system dari prosedur -
"Julizar Firmansyah, "Arkeologi Pengetahuan, h. 64"Flynn dalam George Ritzer, Teori Sosial Pembangunan, (Yogyakarta: Kreasi Wacana,
2003),h.67-68 . .'3Lihat misalnya dalam Zainu Munasichin, Berebut Kiri; Pergulatan Marxlsme Awal dl
Indonesia ,(Yogyakarta: LKIS) . ..14 Lihat Ahmad Baso Civil Society Versus Masyarakat Madani, Arkeologl Pernlk,ran
Civil Society dalam Islam Indonesia. (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999). Buku ini merupakanhasil penelitian yang dikerjakan untuk PP Lakpesdam NU.
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan
menggunakan metode kualitatip8 Penelitian lapangan yang dimaksud ini adalah
studi kasus, yaitu salah satu pendekatan dalam metode kualitatif diskriptif yang
merupakan studi mendalam tentang individu, kelompok masyarakat, organisasi
maupun masyarakat dan atau obyek dalam waktu tertentu secara intensif. Adapun
tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh pendekatan yang utuh dan diskriptif.
Namun karena berdasar pada kasus, penelitian ini hanya untuk satu kasus .tertentu
sehingga tidak bisa dikenakan pada kasus lain, di1;>atasi oleh waktu, tempat dan
peristiwa. Prosedur untuk mendapatkan data dalam peI)elitian ini, sebagaimana
model kualitatif, berasal dari wawancara mendalam, participant observation, analisa
riwayat hidup, dll.
Karena itu penjelasannya adalah diskriptif analitis39• Dalam penelitian ini,
studi kasus dilakukan untuk mengungkap pemboman Bali, di mana pelakunya
disebut juga trio born Bali. Metode ini merupakan upaya yang dilakukan peneliti
agar bisa mendiskripsikan kasus secara sistematis. dan komprehensif. Studi atau
explorasi mendalam dimaksudkan untuk mengetahui fakta-fakta di lapangan, apa
yang terjadi pada ke.pribadian me.reka dan situasi yang melingkupi mereka
melakukan pengeboman.
Walaupun banyak tulisan atau buku tentang mereka, hanya buku-buku yang
terbit antara 2004-20°9 dan terdiri dari enam judu\ yang dikaji sebagai kasus.
38
Noong Muhajir, (Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000), h.
341
39 Consuelo G. Sevilla, dkk, Pengantar Metode Penelitian, Penerj. Alimuddin Tuwu.(Jakarta: vr Press,. 1993), h. 71-74
27
Sementara Ali Imron, yang divonis seumur hidup dan juga aktor utama peristiwa ini,
menjadi bagian tak terpisahkan dari kasus ini, sebab selain dia adalah adik Ali
Ghufron dan Amrozi, ia juga saksi hidup atas peristiwa itu. Tentang penyebaran
Islam ala trio born Bali, para penerbit yang dengan gigih mengolah catatan-catatan
trio born Bali selama dipenjara sampai layak diterbitkan, menjadi bagian tak
terpisahkan dalam penelitian ini. Mengapa? karena penelitian ini juga merupakan
kajian terhadap publikasi buku-buku yang berhaluan radikal. Oleh sebab itulah,
interview terhadap para penerbit, utamanya 6 buku yang menjadi fokus penelitian
dan terbit antara 2004-2009 juga dilakukan.
B. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini diperoleh melalui cara-cara sebagai berikut;
1. Pengamatan Terlibat (Participant Observation)
Metode ini dilakukan sebagai upaya untuk mendalarni dan memahami
fenomena yang diteliti. Dengan pengamatan langsung, peneliti dapat bertemu
subyek penelitian dan rnenangkap serta mencatat kejadian-kejadian secara detail
juga terperinci. Dalam kajian ini misalnya, peneliti ikut terlibat dalam penguburan
jenazah Ali Ghufron dan Amrozi di kampong halamannya, Tenggulun, Lamongan.
Cara inilah yang membuat peneliti bisa melihat bagaimana warga desa Tenggulun
Lamongan memperlakukan jenazah mereka berdua, sehingga peneliti dapat melihat
dimensi masyarkat sekaligus reaksi terhadap warganya yang meninggal karena
eksekusi yang dijatuhkan.
Dengan participant observation, muncul respon warga Tenggulun dan
masyarakat Jain yang berbondong-bondong datang menyaksikan pemakamannya. Oi
mata dunia internasional, Ali Ghufron Cs adalah orang kejam yang telah banyak
menimbulkan kesengsaraan akibat ambisinya menjadi syahid dan melegitimasi
perbuatannya sebagai jihad. Namun orang-orang yang ikut penghormatan terakhir
28
BABIV
CORAK PENERBITAN BUKU-BUKU ISLAM RADII<AL DI INDONESIA
A. Wajah Radikal Penerbitan Islam di Indonesia
Islam sebagai agama mayoritas Indonesia tampil sebagai kekuatan politik
yang signifikan. Lahirnya Sarekat Islam, Muhammadiyah, Persatuan Islam, AI-Irsyad,
"Nahdlatul Ulama dan organisasi Islam lainnya memberikan peran yang signifikan
dalam gelombang kebangkitan Indonesia melawan kolonialisrtle Belanda. Tak pelak
lagi, organisasi-organisasi Islam inilah yang pada gilirannya melahirkan kekuatan
politik yang besar dalam sejarah politik nasional di awal-awal kemerdekaan.
Lahirnya organisasi Islam di sejumlah tanah air baik yang berkarakter
nasional maupun yang berkarakter lokal kemudian memunculkan kebutuhan akan
media yang dapat menyuarakan perjuangan organisasi. Ta·k pelak lagi, pada periode
koIonialisme ini muncul sejumlah penerbitan Islam, terutama, koran dan majalah di
Indonesia yang dilahirkan o"leh organisasi-organisasi Islam dan tokoh-tokoh Islam.
DeliaI' Noel' mencatat koran dan majalah yang diterbitkan pada kurun waktu
1906-1950 di Indonesia. Di antaranya adalah sebagai berikut: Adil, 1932-42 (majalah
yang diterbitkan oleh Cabang Muhammadiyah di Solo), Al-Islam, 1916 (majalah
bulanan yang diterbitkan Sarekat Islam dan Haji Abdullah dari Padang), Al-Lisan,
1935-41 (majalah bulanan yang diterbitkan Persis pertama di Bandung, selanjutnya di
Bangil), Al-Munir, 1911-6 (majalah reformis yang diterbitkan di Padang oleh Djemaah
Abudiyah di bawah pengawasan editor Haji Abdullah Ahmad. Majalah ini mendapat
inspirasi dari majalah AI-Imam dari Singapura dan merupakan majalah reformis
pertama dengan tulisan huruf Jawi di Indonesia), Bendera Islam, 1924-7 (majalah dua
mingguan yang diterbitkan tokoh-tokoh utama Muhammadiyah dan Sarekat Islamdi
Yogyakarta dengan pemimpin redaksi H.G.S. Tjokroaminoto), Berita Nahdlatul
Ulama, 1935-40 (majalah NU yang ditulis dengan huruf Jawi dan Pegon, kemudian
32
juga dengan huruf latin), Suara Muslimin, 1932 (Awalnya, majalah ini terbit sekali
sebulan, kemudian sekali dua minggu di Batu Sangkar), Suara PSII, 1937-41 (majalah
parta politik Sarekat Islam), Swara Nahdlatul Ulama, 1928-32 (majalah NU), Utusan
Hindia, 1914-23 (harian yang diterbitkan oleh tokoh-tokoh utama Sarekat Islam di
Surabaya di bawah pimpinan Tjokroaminoto, Utusan Indonesia, 1932-5 (Harian yang
diterbitkan. di Yogyakarta di bawah pimpinan Sukiman (Sarekat Islam) dan
Mohammad Hatta (Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda dan kemudian
Pendidikan Nasional Indonesia di Jakarta), dan Utusan Nahdlatul Ulama, 1928 awal
1930'-an (majalah NU).4'
Berkembangnya penerbitan koran dan majalah di zaman penjajahan
merupakan ekspresi pentingnya kelompok-kelompok Islam merebut ruang publik.
Organisasi-organisasi Islam beserta tokoh-tokohnya merasa penting terhadap koran
dan majalah untuk menyebarkan ideologi keagamaan dan juga sikap politiknya
dalam merespon kondisi sosial, politik, ekonomi, dan terutama keagamaan. Islam
media seperti yang diperkenalkan Robert W. Hefner tampak jelas dalam setiap
perebutan ruang publikY
Isu jihad sesungguhnya sudah muncul dalam penerbitan Islam masa
kolonialisme yang dibungkus dalam ideologi jihad melawan penjajahan. Beberapa
penerbitan yang dibuat Sarekat Islam, Muhammadiyah, Persis, dan Nahdlatul Ulama
sudah menyuarakan jihad melawan penjajahan. Di hampir organisasi Islam terdapat
seruan berjuang mengangkat senjata melawan penjajahan. Itulah yang dapat
ditelusuri dari lahirnya Hizbullah dan Sabilillah sebagai barisan terdepan dalam
gerilya melawan Belanda.
Penerbitan yang bernuansa radikal juga sesungguhnya sudah dapat dilacak
dari brosur yang diterbitkan Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo semasa tergabung·
dalam Sarekat Islam. Kartosuwiryo menerbitkan brosur tentang masalah hijrah.
4'Dikutip dari daftar koran dan majalah yang menjadi rujukan Deliar Noer, dalam
Cerakan Modern Islam di Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 1994)4'Robert W. Hefner, Islam Pasar Keadilan: Artikulasi Lokal, Kapitalisme, dan
De okrasi, (Yogyakarta: LKiS, 2000), h. 86-90
33
BABV
ARKEOLOGI PEMIKIRAN ISLAM RADIKAL DI INDONESIA
Pasca 9/11 kajian terorisme telah banyak dilakukan, khususnya pembahasan
dan diskusi tentang Al-Qaidah; kelompok yang secara terbuka menyatakan
bertanggungjawab atas pemboman menara kembar WTC yang menyebabkan 3000
• orang meninggal, 10 persen diantaranya bukan warga Amerika. Tetapi aksi AI-Qaidah
bukan satu-satunya gerakan terorisme dunia.
Sejak 2001, imej aksi terorisme hampir selalu dikaitkan dengan Islam.
Walaupun Presiden Obama sering menyatakan bahwa terorisme tidak ada hubungan
dengan Islam. Adalah AI-Qaidah, bukan Islam, yang terkait dengan aksi terorisme.
Tetapi kajian terorisme saat ini sangat lekat dengan identitas Islam radikal yang
menyerukan perang terhadap Amerika Serikat dan Barat..
Ada beberapa hal yang perlu menjadi pertanyaan mendasar. Bagaimana
latarbelakang kelompok radikal Islam dalam melakukan aksi terorisme? Bagaimana
mereka membangun hubungan secara underground dan mampu bertahan dari
gempuran strategi kontra terorisme dan teknologi modern. Bagi para anggota
kelompok radikal Islam, suasana putus asa dan tidak menentu dalam mengatasi aksi
teror di Afghanistan menandakan kuatnya strategi gerilya mereka dalam
mempertahankan teritorial perang. Bagi mereka, masyarakat sipil yang tidak aktif
dalam menga11gkat senjata diajak bekerjasama melindungi para gerilyawan.
Sebelum membahas tentang latar belakang pelaku pemboman dan aksi
terorisme, perlu dicermati bagaimana terorisme ditempatkan dalam tradisi ilmu
sosial saat ini. Ini penting untuk selalu kritis dalam melihat dan membaca teks baik
yang ditulis oleh kelompok radikal, maupun tulisan para ilmuwan tentang terorisme.
Tidak bisa disangkal banyak pula tulisan provokatif yang menyudutkan Islam,
dengan hanya mengemukakan satu interpretasi pemikiran Ulama yang pro-Jihad.
70
Dengan ini, Islam seolah adalah agama kekerasan. Padahal sebalilmya, Islam adalah
agama perdamaian. Buku-buku non fiksi yang menggunakan kata "terorisme"
melonjak tajam pasca 2001. Antara 2001 hingga 2008, telah terbit sejumlah 2.281
buku-buku non fiksi dengan kata "terorisme" di judulnya. Sebelum 2001, pada kurun
~vaktu yang hampir sarna dari tahun 1995, buku non fiksi terkait terorisme hanya
1.310, hampir setengahnya. Jumlah peneliti, mahasiswa dan professional yang
mempelajari isu terorisme juga meningkat.91
Sebelum 2001, studi-studi terorisme (Terrorism Studies) hanya menjadi sub
bidang kecil dari studi Keamanan dan Hubungan Internasional. Saat ini setidaknya
terbit tiga jurnal akademik penting: Terrorism and Political Violence, Studies in
Conflict and Terrorism, dan Critical Studies on Terrorism. Juga berkembang pesat
kajian Terorisme di hampir seluruh Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta ternama
dunia baik di Amerika, Eropa dan Asia Pasifik.9>
Oi Indonesia sendiri, studi Islam radikaI meledak setelah born Bali I 2002.
Pada awalnya, pemikiran Islam radikal di Indonesia memiliki beragam corak dan
warna aliran. Di antara mereka yang aktif menulis pemikirannya berasal dari
kelompok Darul Islam, yang kemudian mendirikan organisasi bawah tanah, Jamaah
Islamiah (JI) pada tahun 1992. Sepuluh tahun setelah didirikan JI melakukan aksi
pemboman di Kuta Bali pada Oktober 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang,
mayoritas warga Negara Australia. Para pelaku pemboman yang kemudian berhasil
ditangkap empat pelaku yaitu Imam Samudra, Ali Ghufran dan Amrozi,
mendapatkan hukuman mati pada 9 November 2008, dan Ali Imron yang dihukum
seumur hidup.
Setidaknya telah terbit tujuh buku yang ditulis oleh pelaku utama Born Bali 1.
Enam buku ditulis oleh Bali Trio dan satu buku ditulis oleh Ali Imron. Hanya Ali
9' Andrew Silke, "Contemporary Terrorism Studies Issues in Research", dalam RichardJackson, Marie Breen Smyth dan Jeroen Gunning (eds.), Critical Terrorism Studies A NewResearch Agenda, (New York: Routledge, 2009), h. 34· . . .
9 2 Richard Jackson, "Knowledge, Power and Politics in the Study of Poh.t~cal
Terrorism", dalam Richard Jackson, Marie Breen Smyth dan Jeroen Gunning (eds.), CriticalTerror; m Studies, h. 66.
71
BABVI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Arkeologi pemikiran pelaku Born Bali I akan sulit dipahami jika tidak dilihat
bagaimana lingkungan para pelaku tumbuh dan melibatkan diri dalam aksi
pemboman yang menimbulkan korban meninggal lebih dari dua ratus orang.
Setidaknya terdapat tiga fase untuk memahami pemikiran mereka. Pertama, masa
pendidikan, pelatihan dan pertumbuhan. Pada masa ini pelaku menemukan spirit
perubahan yang mereka yakini kebenarannya dalam Islam. Pada fase ini mereka
mendapatkan arah baru menjadi seorang Muslim yang menjunjung cita-cita
pengembalian kejayaan Islam. Misalnya, Imam Samudra menemukan spirit dari buku
Dr. Abdullah Azzam, dan menanamkan hidup menuju sebrang Muslim sejati yang
berbeda dengan kebanyakan temannya di sekolah. Sementara Ali Imron dan Amrozi
mendapatkan pencerahan saat sudah dewasa ketika belajar di Malaysia dan
Afghanistan.
Kedua, interaksi para pelaku dengan masyarakat dan komunitas yang
mencita-citakan Negara Islam. Hampir semua pelaku menemukan perubahan besar
sejak di Malaysia dan terutama; ketika mereka mendapat kesempatan pelatihan
militer selama beberapa tahun di Afghanistan. Pada kesempatan ini mereka
berinteraksi dengan para Mujahidin dari berbagai dunia. Pola yang sarna diikuti oleh
generasi berikutnya yang tidak sempat mengikuti pelatihan di Afghanistan karena
masih usia sekolah atau sebab lainnya, kemudian mengikuti pelatihan beberapa
bulan di camp Hudaibiyah di Filipina Selatan. Interaksi ini tidak hanya memperkuat
ikatan alumni dalam setiap dinamika organisasi yang mereka bentuk kemudian
antara lain Jamaah Islamiah 00, Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Jamaah
97
Ansharut Tauhid (JAT) , Tanzdim Al Qaidah Asia Tenggara, atau apapun ormas yang
didirikan·dengan berbagai bentuk gerakan mulai dari dakwah, sukarelawan, aksi
kemanusiaan, pendidikan atau gerakan paramilter. Bahkan ketika mereka bertemu di
tahanan setelah diputuskan oleh pengadilan terlibat dalam aksi terorisme atau
kekerasan lainnya menyatu dalam satu kelompok atau jamaah. Kelompok yang
ikatannya kuat ini sangat memungkinkan untuk mempengaruhi orang dan
masyarakat diluar komunitas mereka.
Ketiga, aksi atau operasi yang sering mereka sebut "amaliyah" menjadi
puncak dari persiapan, pelatihan dan gerakan organisasi yang mereka lakukan.
Operasi yang telah dilakukan oleh jaringan alumni Afghanistan semula berpusat di
daerah konflik Maluku dan Poso sejak 1999. Mereka membuka pelatihan singkat
terhadap masyarakat lokal untuk menghadapi serangan Kristen. Mereka mengklaim
ini bagian dari Jihad defensif, mempertahankan wilayah Muslim dari tekanan milisi
Kristen. Rekutmen milisi lokal berlangsung beberapa tahun hingga 2001. Beberapa
komandan loka! kemudian masuk dalam jaringan mereka. Poso kemudian menjadi
basis pelatihan tidak hanya bagi kelompok local, tetapi juga ajang pelatihan langsung
mengikuti model pelatihan Afghanistan. Sebagian pelatih utama adalah veteran
Afghanistan. Amaliyah berikutnya berlangsung di Jawa, Bali dan Sumatra. Pada
tahun 2006-2001 sasaran amaliyah yang diwujudkan dengan pemboman diarahkan
kepada simbol-simbol Kristen antara lain gereja dan pendeta sebagai balas dendam
atas serangan milisi Kristen di Maluku dan Poso. Amaliyah di luar daerah konflik
memicu perpecahan dikalangan anggota J1. Banyak diantara mereka tidak setuju
dengan serangan di luar daerah perang dan konflik. Di antara mereka adalah Ali
lmron dan Nasir Abbas. Bahkan Abu Bakar Ba'asyir sendiri menganggap apa yang
dilakukan oleh pelaku Born Bali I dan sejenisnya adalah ijtihad yang salah. Meskipun
Ba'asyir tetap menyatakan bahwa para pelaku akan dijamin syahid. Amaliyah paling'",
besar adalah Born Bali I pada Oktober 2002 yang didanai oleh jaringan al Qaidah.
Imam Samudra, Ali Ghufran dan Amrozi menganggap bahwa pemboman di Kuta ini
98
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku dan Jurnal
Ali Imron, Ali Imron Sang Pengebom, editor Idris Thaha, Jakarta: Republika, 2007.
Ali, Farhana dan Jerrold Post, "The History and Evolution of Martyrdom in the
Service of Defensive Jihad: An Analysis of Suicide Bombers in Current
Conflicts", Social Research, 1 Juni 2008.
al-Zarqawi, Amirul Istisyhadiyin Syaikh Mujahid Abu Mush'ab, Tak Akan Kubiarkan
Islam di Gerogoti, SelagiAku Masih Hidup, Forum Islamal-Tawbah, 2007.
Amrozi Senyum Terakhir Sang Mujahid, Catata'n Kehidupan Seorang Amrozi, Ar
Rahmah Media Jakarta, 2009.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek; Jakarta: Rineka
Cipta, 1996
Asian, Alice, Islamophobia in Australia, Glebe, NSW: Agora Press, Australia, 20°9,
Az-Zarqawi, Syekh Abu Mus'ab, Untukmu Generasi Pejuang Pesan Cinta Al-Qaida,
penterjemah Mush'ab Abdul Gaffar, Klaten: Kafayeh, 20°9.
Baso, Ahmad Civil Society Versus Masyarakat Madani, Arkeologi Pemikiran Civil
Society dalam Islam Indonesia. Bandung. Pustaka Hidayah. 1999.
Castle, Lance dan Herbeth Feith, Pemildran Politik Indonesia ( )
Detikcoffi, 23 November 20°5.
Fealy, Greg dan Sally White (editor), Expressing Islam Religious Life and Politics in
Indonesia, Singapura: ISEAS, 2008.
Federspiel, Howard M., Labirin Ideologi Muslim: Pencarian dan Pergulatan Persis di
Era Kemunculan Negara Indonesia (
Firmansyah, Julizar ,ArkeologiPengetahuan: Studi Tentang Pemikiran Michel
Foucault dan Pengaruhnya bagi Kritik Mansour Faqih terhadap diskursus
102
Modernisasi (sebuah kajian filsafat), Thesis Program Ilmu Filsafat Pps FIB
UI,2004 (tidak diterbitkan).
Foucalt, Michel, The History of Sexuality, An Introduction.London and
WorcesteLGuilford Billing and Sons Ltd, tt.h..
Foucault, Michael, Power/Knowledge: Selected interviews and other writings
, Colin Gordoa (ed.) Sussex the Harvester Press, 1980.
Ghufran, Ali (Mukhlas), Mimpi Suci di Bali1(Jeruji Besi Hikmah Mimpi yang Benar dan
Baile, Jakarta: Ar-Rahmah Media, 2009.
Ghufron, Ali, Risalah Iman dari Balik Terali [Sebuah Rahasia Keteguhan Hati Seorang
Mukmin dan Wasiat Untuk Kailm Muslimin, Surabaya: Kafila Syuhada, 2009.
Hadi, Sutrisno, Methodology Research, jilid II, Jakarta: Rineka Cipta, 1990.
Hakim, Abdul, Kategorisasi Buku-Buku Keagamaan Sebelum dan Pasca Reformasi,
Makalah disampaikan pada seminar Peta Perbukuan Keagamaan Pasca
Reformasi, 17-18 Februari 2010.
Hefner, Robert W., Civil Islam, Islam dan Demokratisasi di.Indonesia, Jakarta: ISAI
TAF,20oo.
Hefner, Robert W., Islam Pasar Keadilan: Artikulasi Lokal, Kapitalisme, dan
Demokrasi, Yogyakarta: LKiS, 2000.
Hitchcock, Michael & I Nyoman Darma Putra, Tourism, Development and Terrorism
in Bali, Hampshire: Ashgate Publishing Limited, 2007.
Ikapi, Peta Perkembangan Perbukuan Keagamaan Pasca Reformasi, Makalah
disampaikan oleh Ketua Umum lKAPI pada seminar Peta Perbukuan
Keagamaan Pasca Reformasi, 17-18 Februari 2010.
Imron, Ali, Ali Imron Sang Pengebom, h. 110-11.
International Crisis Group Asia Report No. 147, 28 Pebruari 2008.
International Crisis Group Report, "Deradicalisation" and Indonesian Prisons, 19
November 2007, Asia Briefing No. 63.
International Crisis Gi'oup, Indonesia: Industri Penerbitan Jamaah Islamiyah, Asia
Report N. 147 - 28 Februari 2008.
103
Jackson, Richard, Marie Breen Smyth dan Jeroen Gunning (eds.), Critical Terrorism
Studies A New Research Agenda, New York: Routledge, 2009·
Keinan, Giora, Avi Sadeh, dan Sefi Rasen, "Attitudes and Reactions to Media
Coverage of Terrorist Acts", journal of Community Psychology, Vol. 31, NO.2,
149-165 (2°°3)·
Koentjoro dan Beben Rubianto. "Radikalisme Islam dan Perilaku Orang Kalah Dalam
PerspektifPsikologi Sosial". Psikobuana. Vol. I NO·9, 2009·
Muhajir, Noong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000.
Mukhlas alias Ali Ghufron, Risalah Iman dari Balik Terali [Sebuah Rahasia Keteguhan
Hati Seorang Mukmin dan Wasiat Untuk Kaum Musliminj, Surabaya: Kafilah
Syuhada', 2009.
Mukhlas alias Ali Ghufron; Mimpi Suci dad Balik jeruji Besi Hikmah Mimpi yang
Benar dan Baik, Jakarta: Arrahmah, 2009.
Munasichin, Zainu, Berebut Kiri; Pergulatan Marxisme Awal di Indonesia
Yogyakarta. LKIS, t.th.
Noer, Deliar, dalam Gerakan Modern Islam di Indonesia, Jakarta: LP3ES, 1994
Oetama, Jakob, Masalah Kebebasan Pers, dalam Bunga Rampai Sistem Pers Indonesia,
T.Atmadi (ed), Jakarta: Panca Simpati, 1985.
Panitia Workshop: Optimalisasi dan Akselerasi Kinerja Dakwah, "Bahan Workshop
Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia Propinsi Jawa Tengah", 3 Februari 2008.
Purwoko, Dwi, Islam Konstitusional VS Islam Radikal, Depok: Permata Artistika
Kreasi, 2002.
Ritzer, George, Teori Sosial Pembangunan, Yogyakarta. Kreasi Wacana, 2003.
Samudra, Imam, Aku Melawan Teroris. Jazeera.Solo.2004.
Samudra, Imam, jika Masih Ada yang Mempertanyakan jihadku [Sebuah Catatan
Terakhir dari Nusakambangan, Surabaya: Kafila Syuhada, 2009
Samudra, Imam, jika Masih Ada yang Mempertanyakan jihadku, Kafilah Syuhada
Media Centre,2oo9.
104
Samudra, Imam, Sekuntum Rosela Pelipur Lara Catatan dan Renungan dari Penjara,
Jakarta: Ar-Rahmah Media, 2009.
Samudra, Imam. ]ika Masih ada yang Mempertanyakan ]ihadku. Sebuah Catatan
Terakhir dari Nusakambanganj, (Surabaya: Kafilah Syuhada Media Center,
2009.
Sevilla, Consuelo G., dkk, Pengantar Metode Penelitian, Penerj. Alimuddin Tuwu.
Jakarta: VI Press,. 1993.
Turmudzi, Endang dan Riza Sihbudi (ed.). Islam dan Radikalisme di Indonesia. LIPI
Press. Jakarta.2oo5.
UVD 1945
Watson, C.W., "Islamic Books and Their Publishers: Notes on the Contemporary
Indonesian Scene",]ournal ofIslamic Studies, vo!.I6, nO.2, Maret 2005.
www.gemainsani.co.id.
www.Islamlib.com , Januari 2010
www.rimanews.com. 28 Agustus 2010
Zada, Khamami, Islam Radikal: Pergulatan Ormas-ormas Islam di Indoensia, Jakarta:
Teraju, 2002.
B. Online
htt~wam.com/maujadi-ikon-kapitalisme-2.html.diakses 9 Nopember 2010
http://arrahmah.com/index.php/blog/read/4713/kritik-bllku-menggugat-al-qaidah
merasionalisasi-jihad-dllnia#ixzzI4kOi4I9k, diakses 9 November 2010.
http://kalajengkingair.blogspot.comho07/0l/archeology-of-knowled~.. :--.
arkeologi.html diakses 9 Desember 2010
http://kangarul.com/follcaults-powerknowledgeL, 18 Desember 2010
105
http://publisher.pustaka-islam.net/.
http://rumahbukuislam.com. diakses 10 Desember 2010
http://www.answer.com/topic/ayman-al-zawahiri. diakses 9 November 2010.
http://www.biography.com/articles/Ayman-al-Zawahiri-24u82. diakses 9; November
2010.
hllp://www.lkis.co.id/index.php?option-com content&view-article&id-44&Itemid
53 diakses 20 Desember 2010
http://www.mizan.com/n/index.php?fuseaction=about us english diakses 20
Desember 2010
c. Wawancara
Wawancara dengan Ali Imron di Jakarta, 3 Desember 2010
Wawancara dengan Arif, salah satu inisiator berdirinya Kafilah Syuhada. 26
November 2010.
Wawancara dengan H. Iwan Setiawan, Direktur Operasional Gema lnsani Pel's,
Nopember, 2010
Wawancara dengan Ustadz Jakfar Shodiq, Saudara Kandung Amrozi di Lamongan, 27
November 2010.
Wawancara dengan Iswanto, Santri senior PP. AI-Islam Lamongan, 27 Nopember
2010
Wawancara dengan Habib, Project Manager Al-Aqwam/Al-Jazeera di Jakarta 10
Agustus 2010
Wawancara dengan Ustadz M. Chozin, Kakak Amrozi, 27 Nopember 2010 di
Lamongan
Wawancara dengan M. Fachry, Penerbt Ar-Rahmah, 10 Nopember 2010 di Jakarta
106
LAMPIRANHASIL WAWANCARA
WawancaraAli Imron
Nara Sumber : Ali ImronTanggalWawancara : 3 Desember 2010
Buku itu saya tulis tahun 2003 ketika saya ditahan di ProvosMapolda Bali.Saya minta kertas sarna penyidik, minta pulpen, saya tulis. Pada waktu itu
. sudah ditawar polisi untuk diterbitkan. Tapi saya masih pikir-pikir. Karenapada waktu itu sikap saya itu yang paling beda di antara pelaku utama bornBali, yaitu Amrozi, Imam Samudera dan Mukhlas.
Bedanya?Kalau saya kan menyadari kesalahan. Mereka endak. Justru yang membuatkami agak ... di situ. :
Kesalahan yang mana? .Kesalahan tentang melakukan pengeboman di Bali.
Jadi antara kami saja sebagai pelaku itu, saya kan mengoreksi kenapa kitadiuji seperti ini. Padahal pengeboman kita itu berdasarkan jihad fi sabilillah,kenapa kok harus Amrozi dll sampai mayoritas itu ketangkap. Itu sayakoreksi. Oh ada kesalahan-kesalahan.
Maka, sebelum saya ditangkap saya sudah memutuskan bahwa kapan-kapankalau saya ditangkap, dan memang mulai mengoreksi ketika Amroziditangkap. Apa kesalahan-kesalahan.
Waktu evaluasi di Solo itu mulai ada perbedaan-perbedaan...o iya. Karena sejak awal memang saya enggak sepakat sebetulnya. Sudahsaya ingatkan beberapa kali Kak Muhldas itu. Tapi masih tetepa sajabersikeras untuk terus, maka terjadilah pengeboman.
Nah, ketika kami ketangkap saya berusaha untuk mengoreksi supaya jadipelajaran-pelajaran bagiyang lain. Dan saya akui bahwa itu suatu kesalahan.Baik kesalahan itu hubungannya dengan syar'i maupun hubungannya denganteknik, strategi dalam jihad itu sendiri.
1
Dari perbedaan itulah mencolok sekali ketika kami lagi penyidikan di beritaacara pemeriksaan itu bahwa saya bersikap semacam ini dan mereka bersikapseperti itu.
Karena itulah maka saya memandang kalau saya nanti mengeluarkan bukuduluan dibandingkan dengan yang lain enggak enak.
24 April saya dibawa polisi ke Jakarta, di sini pun longgar sebetulnya maunulis. Saya berpikir saya harus nunggu supaya ada pihak yang lain (di antaratrio Bali bomber lain yang menerbitkan buku). Saya belum membayangkankalau Imam Samudera sudah menulis. Kebetulan waktu di sini saya dengar disini Imam Samudera mengeluarkan buku. Wah kebetulan ini.
Sebetulnya saya masih nunggu laagi supaya Pak Mukhlas atau yang lain nulis.Ternyata Pak Mukhlas nulis thok enggak diterbitkan.
Akhirnya saya melihat setiap hari ada komentar-komentar yang enggak benermenurut saya tentang pengeboman di Bali. Maka kahrinya saya buka kembali.Saya kan masih di tangan plisi, maka saya izin. Akhirnya polisi menghubungiRepublika: Republika mau menerbitkan. Karena di sini saya masih di itupolisi. Akhirnya terbitlan buku itu. .
Jadi keinginan saya itu supaya tahu apa kejadian yang sebenarnya. Makanyadalam buku saya itu tidak ada rekayasa sarna sekali.
Apa tidak khawatir dimusuhi sarna ikhwan-ikhwan lain?Enggak. Kalau saya terus terangnya begini. Ketika saya tulis seperti itu, apapun, misalnya saya menyebut rating saya di Afghanistan dan sebagainya ituitu sudah kesebut di kepolisian. Begitu juga berkenaan dengan pelaku bornBali itu semuanya sudah kesebut di kepolisian. Dari penyelidikan yangdilakukan terhadap kawan terutama pelaku born Bali dari 4 orang pertamaini. Maka sebetulnya tidak ada gunanya menutupi.
Toh ketika disebut dalam penyidikan itu polisi langsung mencari orang-orangitu.
Murni dari Antum, atau jangan-jangan karena tekanan dari kepolisian?Enggak ada. Polisi sarna sekali tidak nekan.
Mem.ang kesadaran dari Autum?Iya.
2