ariyani f (16309812)

21
TUGAS BESAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN Nama Mahasiswa : Ariyani Fitri NPM : 16309812 Trimester : IX Dosen Pembimbing Responsi : Dr. Ir. Ruswandi Tahrir, MSP. FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Upload: al-khansa-binti-amr

Post on 24-Jul-2015

58 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ariyani F (16309812)

TUGAS BESAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

Nama Mahasiswa : Ariyani Fitri

NPM : 16309812

Trimester : IX

Dosen Pembimbing Responsi : Dr. Ir. Ruswandi Tahrir, MSP.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS GUNADARMA

DEPOK

Page 2: Ariyani F (16309812)

2012

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep dan praktik tentang pembangunan berkelanjutan terus mengalami perdebatan

dalam dua dekade belakangan ini. Salah satunya dipicu oleh tingginya tingkat kerusakan

alam dan lingkungan hidup yang di antaranya diakibatkan oleh ”rajinnya” perusahaan dalam

mengeksploitasi alam, utamanya industri ekstraktif. Kegiatan yang dilakukan perusahaan

tersebut juga tanpa alasan karena dengan aktivitasnya diharapkan laju pertumbuhan ekonomi

dan akumulasi kapital di wilayah negara-negara berkembang dapat terus mengalami

kemajuan yang positif. Disamping kebutuhan manusia akan infrastruktur yang memadai,

lingkungan yang ada pun harus tetap di jaga agar tidak memberikan dampak negatif kepada

masyarakat.

AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan

keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang

diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau

kegiatan, hal ini tercantum pada Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan, yang juga merupakan dasar hukum AMDAL. Dari Peraturan

pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu

syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi

AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan.

Pada dasarnya AMDAL dibuat sebagai alat untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan

pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan hidup.

Page 3: Ariyani F (16309812)

Melalui studi AMDAL diharapkan usaha atau kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan

dan mengelola sumber daya alam secara efisien, meminimumkan dampak negatif dan

memaksimalkan dampak positif terhadap lingkungan hidup.

Oleh sebab itu, dalam makalah ini penulis akan mnegangkat sebuah contoh kasus proyek

konstruksi yang melanggar Amdal dan memberikan gambaran dampak yang sudah terjadi

dilapangan, sehingga pembaca mampu memahami peranan AMDAL sebagai alat

penyeimbang, atara kemajuan teknologi dan kebutuhan manusia yang terus saja berkembang

dalam bidang pembangaunan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan tugas ini adalah :

1. Mengetahui perkembangan peraturan tentang Dampak Mengenai Analisis

Lingkungan (AMDAL) dari tahun ke tahun.

2. Mengevaluasi perubahan yang signifikan sejak dikeluarkannya PP Nomor 27 Tahun

1999 sampai dengan dikeluarkannya PP Nomor 27 tahun 2012 mengenai Izin

Lingkungan.

3. Menganalisis salah satu contoh kasus yang terjadi lapangan tentang AMDAL.

1.3 Batasan Masalah

Pada penulisan makalah ini batasan masalah yang digunakan oleh penulis adalah tentang

AMDAL yang berada di dalam PP Nomor 27 tahun 1999 sampai dengan perubahan PP

Nomor 27 Tahun 2012.

Page 4: Ariyani F (16309812)

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan, batasan masalah, serta

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang tinjauan pustaka

BAB III ANALISIS MASALAH

Berisi tentang uraian soal yang akan dianalisis dan pembahasan mengenai

kasus yang diangkat menjadi masalah

BAB IV KESIMPULAN

Berisi tentang kesimpulan, menyajikan hasil-hasil analisis dalam bab

sebelumnya dalam bentuk ringkas, padat dan jelas sehingga diperoleh susunan

rangkaian yang sistematis dan mudah dipahami.

Page 5: Ariyani F (16309812)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pemerintahan telah mensahkan dan mengundang Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27

Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan pada tanggal 23 Februari 2012. Sejak saat itu PP

Nomor 27 tahun 1999 tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) telah di

cabut dan dinyatakan tidak pernah berlaku lagi.

Peraturan ini merupakan PP pertama yang selesai dibuat dari 20 PP yang di mandatkan

oleh Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (UUPPH) harus selesai satu tahun setelah UUPPH diundangkan. Artinya

setelah hampir 3 tahun usia UUPPH baru 1 perturan pelaksanaannya berupa PP (Peraturan

Pemerintah) yang diselesaikan. Adapun tahapan dan perkembangan peraturan lingkungan

hidup dan Amdal sejak 20 tahun terkhir adalah sebagai berikut :

a. Tahun 1982 : UU No.4/1982 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Tentang

Lingkungan Hidup.

b. Tahun 1986 : PP Nomor 51 Tahun 1993 Tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan.

c. Tahun 1997 : UU Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup

d. Tahun 1999 : Perbaikan dengan UU Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis

Mengenai Lingkungan Hidup.

e. Tahun 2009 : UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)

Page 6: Ariyani F (16309812)

f. Tahun 2010 : Revitalisasi (Evaluasi lanjutan) UU Nomor 32 tahun 2009

g. Tahun 2012 : Integritas Izin Lingkungan dalam Proses Amdal dan UKL-UPL

dan Streaming dalam PP Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin

Lingkungan

Peraturan Pemerintah tentang izin lingkungan ini telah menjawab pertanyaan para

praktisi dan istitusi pengelola lingkungan hidup di negara ini. Izin lingkungan sendiri adalah

merupakan izin yang wajib dimiliki setiap orang yang melakukan usaha atau kegiatan yang

wajib menggunakan AMDAL atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha atau kegiatan. Dari definisi

tersebut dapat diketahui bahwa izin lingkungan dilakukan pada saat kegiatan belum

dilaksanakan dan untuk mendapatkan rencana usaha atau kegiatan harus sudah memiliki

dokumen AMDAL atau formulir UKL-UPL. Izin lingkungan ini akan menjadi persyaratan

dalam memperoleh izin operasi rencana usaha atau kegiatan. Oleh sebab itu izin usaha tidak

akan diterbitkan jika izin lingkungan tidak ada dan izin lingkungan tidak akan diterbitkan jika

tidak ada dokumen AMDAL atau formulir UKL-UPL.

PP ini mengatakan bahwa tata cara mendapatkan izin lingkungan, harus menyampaikan :

a. Dokumen AMDAL atau formulir UKL-UPL

b. Dokumen pendiri usaha dan kegiatan

c. Profil usaha atau kegiatan

yang kemudian izin lingkungan tersebut sebelum diterbitkan, terlebih dahulu harus

diumumkan kepada masyarakat di lokasi rencana usaha atau kegiatan untuk mendapatkan

saran, pendapat dan tanggapan dari masyarakat, yang kemudian saran, pendapat dan

tanggapan yang di berikan masyarakat akan disampaikan kepada anggota komisi penilai

Page 7: Ariyani F (16309812)

AMDAL. Dan untuk penerbitan izin lingkungan dilakukan bersamaan dengan diterbitkannya

keputusan kelayakan lingkungan atau rekomendasi UKL-UPL.

Izin lingkungan ini paling tidak memuat beberapa hal, yaitu diantaranya :

a. Persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam Keputusan Kelayakan Lingkungan

Hidup atau Rekomendasi UKL-UPL

b. Persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri, Gubernur, atau

Bupati/Walikota

c. Berakhirnya Izin Lingkungan.

masa berlakunya izin lingkungan ini sama dengan massa berlakunya izin usaha atau kegiatan.

Kewenangan pusat, provinsi dan kab/kota dalam hal penerbitan dan pengawasan izin

lingkungan juga diatur dengan jelas dalam PP ini. Menteri menerbitkan izin lingkungan untuk

rencana usaha dan kegiatan yang Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau

Rekomendasi UKL-UPL diterbitkan oleh menteri.

Efektifitas AMDAL sangat ditentukan oleh pengembangan berbagai instrument

lingkungan hidup laninnya. Adapun instrument Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan

Lingkungan Hidup berdasarka pasal 14 UU 32 Tahun 2009 adalah sebagai berikut :

a. KLHS

b. Tata ruang

c. Baku mutu lingkungan hidup

d. Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup

e. Amdal

f. UKL-UPL

g. Perizinan

Page 8: Ariyani F (16309812)

h. Intruen ekonomi lingkungan hidup

i. Peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup

j. Anggaran berbasis lngkungan hidup

k. Audit lingkungan hidup

l. Instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan

Adapun perubahan atau perbedaan yang signifikan antara Peraturan Pemerintah

Nomor 27 Tahun 1999 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 adalah

sebagai berikut :

No PP No.27/1999 (Tentang AMDAL)

PP No.27/2012 (Tentang Izin Lingkungan)

1 Durasi penilaian Amdal sekitar 180 hari kerja, dan dokumen terdiri atas 5 dokumen

Kemajuan mendasar adalah Streaming Proses Amdal, dan durasi penilaian amdal sekitar 125 hari kerja. Sedangkan dokumen Amdal terdiri atas 3 dokumen

2 Penialaian amdal oleh komisi penilaian amdal cenderung mereduksi makna amdal sebagai kajian ilmiah

Kemajuan mendasar adalah mengembanliakan Kaidah Amdal sebagai Kajian Ilmiah, dengan memperkuat peran serta kompetensi tim teknis dalam penilaian amdal

3 Terdapat kesulitan terhadap upaya penegakan hukum atas pelanggaran Amsal dan UKL-UPL, mengingat bahwa amdal dan UKL-UPL adalah bukan keputusan TUN

Kemajuan mendasar adalah memberikan ruang penegakan hukum atas pelanggaran Amdal-UKL-UPL, dengan skema izin lingkungan nyang merupakan keputusan TUN yang enforceable dan memiliki konsekuensi hukum atas pelanggaran sesuai dengan yang diatur dalam UU.32/2009

4 Terdapat ruang untuk keterlibatan masyarakat

Kemajuan Mendasar adalah Memperkuat Akses Partisipasi Masyarakat, dengan terdapat 3 kali pengumuman dalam tahap perencanaan suatu usaha dan/atau kegiatan, maka ruang masyarakatuntuk memberikan saran, tanggapan dan pendapat akan lebih luas

5 5Amdal dan UKL-UPL masih dipandang sebagai instrument perlindungan dan pengelolaal lingkungan hidup yang bersifat

Kemajuan mendasarnya adalah Mengubah Mindset Seluruh Pemangku Kepentingan. Dengan terbitnya PP No.27/2012 maka banyak konsekuensi

Page 9: Ariyani F (16309812)

“dibuat bagus” hukum yang dapat diterapkan kepada pemerintah, pemerintah daerah, dan pemrakasa apabila terlibat dalam pelanggaran Amdal dan UKL-UPL

Kewajiban memiliki dokumen Amdal ini dikecualikan bagi usaha dan/atau kegiatan

yang berlokasi dikawasan yang telah memiliki Amdal, berada pada kabupaten/kota yang

telah memiliki detail ruang kabupaten/kota, dan dilakukan dalam rangka tanggap darurat

bencana. Meskipun demikian pemrakarsa tetap wajib menyusun UKL-UPL berdasarkan

dokumen RKP-RPL kawasan atau rencana detail tata ruang kabupaten/kota.

Page 10: Ariyani F (16309812)

BAB 3

ANALISIS MASALAH

3.1. Kasus Fly Over Antasari – Blok M

Jakarta Pembangunan fly over Jl Antasari, Jakarta Selatan, dituding melanggar Analisa

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Sebab, saat ini sudah sekitar 150 pohon

dikorbankan dari rencana semula hanya 40-an batang pohon yang ditebang.

"Itu pelanggaran AMDAL. Karena tidak sesuai AMDAL-nya, maka dapat disebut

pelanggaran. Belum lagi pelanggaran kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH), dan perda

tentang rencana tata ruang dan tata wilayah (RTRW)," kata Direktur Eksekutif Wahana

Lingkungan Hidup (Walhi), Ubaidillah, kepadadetikcom, Minggu (22/5/2011).

Menurut Ubaidillah, Pemda DKI Jakarta berjanji akan mengganti setiap 1 batang pohon

yang ditebang untuk pembangunan fly over tersebut dengan 10 bibit pohon. Namun, tidak

jelas berapakah umur bibit pohon tersebut.

"Janjinya akan diganti 1 banding 10, tapi nggak jelas 10 ini bibit tingginya 1 cm atau apa,

kan, harusnya sesuai kebutuhan. Biar diganti 100 pohon, kalau 2 cm nggak ada artinya. Kalau

diganti 100 tapi ditanamnya juga di Monas nggak pengaruh juga," ucap dia.

Selain pohon, proyek pembangunan fly over Antasasi juga menyalahi AMDAl dalam

hal polusi yang ditimbulkan. Bahkan, polusi akibat pembangunan jalan layang tersebut lebih

parah dibandingkan dengan kondisi sebelum proyek berjalan.

Page 11: Ariyani F (16309812)

"Kan ada polusi akibat kendaraan dan pada saat konstruksi. Polusi itu justru signifikan sejak

adanya pembangunan. Sudah begitu jaraknya cukup dekat antara jalan dengan rumah warga.

Pembangunan itu juga mematikan toko-toko yang berada di sekitarnya," kata Ubaidillah.

Ubaidillah mengungkapkan, masalah itu sudah diadukan ke DPRD DKI Jakarta, namun

hingga kini belum jelas penyelesaiannya. Dalam kesempatan ini, ia juga menyoroti rencana

Pemda DKI Jakarta untuk menebang dan memindahkan sebanyak 1.056 pohon di Jl Ngurah

Rai, untuk pembangunan Koridor XI Busway rute Kampung Melayu-Pulogebang. Walhi

menilai tindakan itu kontraproduktif dengan rencana Pemprov memenuhi target RTH dan

pengurangan emisi.

"Kalau benar-benar dipotong harus diinventarisir mana yang harus dipotong dan harus

dibiarkan. Kan tidak semua. Karenanya yang harus bener-bener dipotong, misalnya 50

pohon, ya, 50 saja. Jangan rencananya 50 pohon tapi nyatanya 1.000 pohon," ujarnya.

3.2 Analisis Kasus

Dari kasus yang terjadi pada proyek pembangunan Jalan Layang Non – Antasari Blok

ada beberapa point pelanggaran AMDAL yang di lakukan diantaranya :

a. Kuantitas penebangan pohon dilakukan lebih banyak (150 pohon) dibandingkan

dengan yang telah di sepakati dalam Amdal yaitu 40 pohon pada tahun 2011

b. Kurang transparannya dokumen analisis mengenai dampak lingkungan kepada

masyarakat.

Sesuai dengan kebijakan PP No.27 1999 di dalam BAB IV Tentang Keterbukaan

Informasi dan Peran masyarakat pasal 35 berbunyi :

Page 12: Ariyani F (16309812)

“Semua dokumen analisis mengenai dampak lingkungan hidup, saran, pendapat, dan

tanggapan warga masyarakat yang berkaitan, kesimpulan komisi penilai, dan keputusan

kelayakan lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatan bersifat terbuka untuk

umum.”

Sedangkan dalam PP No.27/2012 untuk ketranparan informasi dokumen AMDAL

kepada masyarakat kemajuan mendasarnya adalah memperkuat akses partisipasi masyarakat,

dengan memberikan sarana kepada masyarakat untuk menyampaiakn saran, tanggapan dan

pendapat. Hal ini terlihat dari pengumuman yang dilakukan sejak proses Kerangka Acuan

dilaksanakan, maka ruang masyarakat untuk memberikan saran, tanggapan dan pendapat

akan lebih luas.

Page 13: Ariyani F (16309812)

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

AMDAL atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan merupakan suatu alat yang

digunakan sebagai pemutus kebijakan tentang boleh atau tidaknya suatu usaha atau kegiatan

dilaksanakan, dimana fungsi AMDAL sendiri untuk memanfaatkan dan mengelola sumber

daya alam secara efisien, meminimumkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak

positif terhadap lingkungan hidup dalam pembangunan.

Kebijakan tentang AMDAL ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah tentang Lingkungan

Hidup, yang sudah dibentuk sejak 20 tahun yang lalu dan sudah mengalami perubahan

beberapa kali, yaitu sampai pada Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 yang lebih

mengintegritaskan Izin Lingkungan. Izin lingkungan ini dilakukan pada saat kegiatan belum

dilaksanakan dan untuk mendapatkan rencana usaha atau kegiatan harus sudah memiliki

dokumen AMDAL atau formulir UKL-UPL. Dengan begitu PP No.27/2012 memberikan

ruang penegakan hukum atas pelanggaran Amdal-UKL-UPL, dengan skema izin lingkungan

yang merupakan keputusan TUN yang enforceable dan memiliki konsekuensi hukum atas

pelanggaran sesuai dengan yang diatur dalam UU.32/2009.

Dewasa ini, banyak sekali kasus-kasus yang terjadi dalam hal pelanggaran AMDAL salah

satunya dalam bidang konstruksi bangunan, yang dilakukan oleh pihak-pihak yang kurang

bertanggung jawab. Satu contoh kasus yang diambil penulis dilapangan adalah kasus

Pelanggaran AMDAL pada Proyek Pembangunan Jalan Layang Non Tol Antasari – Blok M.

Pada proyek ini terdapat ketidak jelasan informasi dokumen AMDAL kepada mayarakat

sekitar, sedangkan dalam PP No.27/1999 BAB IV tentang keterbukaan informasi dan peran

Page 14: Ariyani F (16309812)

masyarakat pasal 35, menjelaskan bahwa dokumen AMDAL, saran, tanggapan dan pendapat

dari masyarakat terbuka untuk umum.

Page 15: Ariyani F (16309812)

DAFTAR PUSTAKA

Sitohang, nelson. 2012. Peraturan Izin Lingkungan Telah Terbit : PP Nomor 27 Tahun 2012,

(diakses 23 Mei 2012)

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012

Kementrian Lingkungan Hidup. 2012. AMDAL.(diakses 23 Mei 2012)

ASPEBINDO. 2012. PP Nomor 27 Tahun 2012, Tahapan dan Perkembangan Peraturan

Tentang Lingkungan Hidup, (diakses 23 Mei 2012)