arahan pengembangan sekolah menengah … · harus mampu menguasai teknik pembukuan dan akuntansi,...
TRANSCRIPT
1
ARAHAN PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BISNIS DAN MANAJEMEN BERBASIS SEKTOR
PERDAGANGAN DI KABUPATEN TULUNGAGUNG Oleh : Fajar Hendro Utomo NRP. : 3206 205 707 Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP. Ir. Putu Rudy Setiawan, M.Sc
ABSTRAK Kabupaten Tulungagung mempunyai potensi besar di sektor perdagangan dan
hotel, restoran dengan persentase kontribusi pada PDRB sebesar 31,63%. Sektor ini perlu mendapatkan perhatian terutama dalam upaya pengembangan sumber daya manusianya. Melihat kondisi existing sektor perdagangan masih menjadi sektor dominan, sementara itu dalam pengembangan sumberdaya manusia SMK, terlihat masih ada hambatan. Hambatan tersebut adalah belum dikembangkannya program keahlian SMK berdasarkan potensi sektor perdagangan di Kabupaten Tulungagung. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan arah pengembangan program keahlian SMK bisnis dan manajemen terhadap sektor perdagangan dan jasa di Kabupaten Tulungagung.
Penelitian kualitatif ini bersifat diskriptif dengan mengunakan alat analisa Delphi untuk menentukan faktor – faktor yang mempengaruhi pengembangan SMK bisnis dan manajemen terhadap perdagangan, yang dibobotkan dengan mengunakan alat analisa AHP. Tingkat kesesuaian SMK Bidang keahlian bisnis dan manajemen yang ada di Tulungagung diperoleh dari penilaian bobot final faktor yang mempengaruhi pengembangan program SMK bisnis dan menajemen dikalikan dengan nilai kreteria dari stakeholder. Dilanjutkan dengan penelitian kualitatif diskriptif dengan alat analisa Delphi untuk mendapatkan arahan pengembangan SMK bisnis dan manajemen terhadap perdagangan.
Diperoleh faktor-faktor pengembangan program keahlian SMK bisnis dan manajemen terhadap perdagangan yaitu Kualitas tenaga pendidik dan non kependidikan di lingkungan SMK, Sarana dan prasarana pendidikan kejuruan, Hubungan kerja sama antar instansi pemerintah dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Potensi daerah, Pengembangan IPTEK, Kompetensi tenaga kerja, Kebijakan Pemerintah Daerah. Dari analisa tingkat kesesuaian didapatkan 6 SMK bisnis dan manajemen yang perlu peningkatan Selanjutnya penelitian ini menghasilkan arahan untuk SMK bisnis dan manajemen yang tingkat kesesuaian rendah. Arahannya yaitu tenaga pendidik dan non pendidikan harus disekolahkan, Tenaga pendidik dan non pendidikan diikutkan kursus dan pelatihan, Siswa harus mampu menguasai teknik pemasaran dan penjualan, Siswa harus mampu menguasai teknik pembukuan dan akuntansi, Siswa mempunyai sertifikat kompetensi dari DUDI, Ketersediaan unit usaha, DUDI merekrut lulusan SMK sebagai tenaga kerja, Kesesuaian program keahlian SMK dengan potensi daerah, Lulusan SMK mempunyai sertifikat keahlian computer, Lulusan SMK mampu dan menguasai Aplikasi program komputer, Fasilitas dan pengajar Tenologi Informasi mengikuti kemajuan teknologi, Ada bantuan dari pemerintah kepada SMK, Ada regulasi pemerintah terhadap lulusan SMK Kata kunci: Arahan, perdagangan, program keahlian SMK.
2
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Tulungagung memainkan
peran penting dalam proses pembangunan, khususnya sebagai sarana pertumbuhan
pendidikan dalam hal menciptakan alih kecakapan teknologi dan mentransformasikan
pendekatan keilmuan terhadap pendekatan praktisi, serta untuk mempersiapkan sumber
daya manusia siap dan cakap berpikir rasional sehingga mampu menciptakan alih
kecakapan teknologi dan bersaing dalam era global. Dari data Dinas Pendidikan
Kabupaten Tulungagung tahun 2008 didapatkan informasi bahwa di Kabupaten
Tulungagung terdapat 22 SMK dengan 64 macam program keahlian. Bidang keahlian
bisnis dan manajamen prosentasenya 14 % dari seluruh program keahlian yang ada..
(Spektrum keahlian SMK Kabupaten Tulungagung, 2009).
Jumlah SMK di kabupaten Tulungagung sebanyak 22 sekolah yang tersebar di 10
kecamatan dari 19 kecamatan yang ada di kabupaten Tulungagung dengan kata lain ada 9
kecamatan yang tidak mempunnyai SMK (School Mapping Kabupaten Tulungagung,
2006). Pencari kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun
2007 berjumlah 17507 orang. Pencari kerja lulusan SMA/SMK prosentasenya 59,83 %.
Pencari kerja lulusan SMA/SMK yang dapat disalurkan sebanyak 82,39 persen. Sebanyak
17,61 persen tenaga kerja tersebut tidak terserap. Data Pokok Pendidikan 2006-2007 dan
Tulungagung Dalam Angka 2007 didapat jumlah lulusan SMK negeri dan swasta
sebanyak 2.937. Sebanyak 13256 orang pencari kerja lulusan SMK yang terdata di
Disnakertrans yang diterima kerja sebanyak 546 orang atau 4,12 % dari pencari kerja,
jumlah yang diterima bekerja di sektor perdagangan hanya 40 orang.
Perbandingan antara SMA dengan SMK di Kabupaten Tulungagung 49 : 51
sedangkan menurut menurut renstra Diknas rasio SMA : SMK adalah 40:60. Dari semua
data diatas membuktikan kurangnya pengembangan kebutuhan SMK untuk perdagangan
yang sangat dibutuhkan oleh dunia usaha. Berdasarkan PDRB Kabupaten Tulungagung
sektor perdagangan merupakan sektor unggulan dibandingkan dengan sektor-sektor lain
sebesar 30,69%. Kemudian disusul sektor Industri pengolahan 18,13 % kemudian sektor
pertanian 15,32 %, sektor jasa – jasa sebesar 13,20%, dan sektor pertambangan dan
3
penggalian 3,05 % (Kab.Tulungagung Dalam Angka, 2009). Berikut adalah tabel pencari
kerja dan yang diterima menurut pendidikannya. Tabel.1.2.Pencari kerja yang disalurkan menurut pendidikan dan tahun
2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008SD 875 158 887 241 670 222 217 104 SMP 1.604 400 1.706 1.208 758 593 616 940 SMK/SMA 8.910 788 10.474 2.782 463 259 285 261 D3 1.887 171 1.193 1.398 - 2 - - S1 2.630 358 3.247 1.869 1 - 1 - Jumlah 15.906 1.875 17.507 7.498 1.892 1.076 1.119 1.305 Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab Tulungagung
Tingkat Pendidikan
Yang DiterimaPencari kerja
Untuk menjembatani kebutuhan tenaga kerja dan peningkatan kualitas Sumber
Daya Manusia untuk tenaga kerja, berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Standar Nasional Pendidikan khususnya Pasal 26 ayat 3 menyebutkan bahwa jenis-jenis
pendidikan nonformal. Berdasarkan jenis-jenis Pendidikan Non Formal tersebut, maka
Pendidikan Non Formal merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
mengembangkan kemampuan Sumber Daya Manusia., sebanyak 110 Pendidikan Luar
Sekolah terdiri dari 34 pendidikan non formal berupa kejar paket C, kejar paket B,
sedangkan sisanya Pendidikan Luar Sekolah non perdagangan.
Dari data Tulungagung dalam angka tahun 2008 diketahui ternyata potensi tenaga
kerja SMK belum dimanfaatkan dengan optimal untuk menunjang sektor perdagangan. Hal
tersebut terlihat dari kesempatan kerja di sektor perdagangan yang seharusnya banyak
menyerap tenaga kerja ternyata hanya mampu menyerap tenaga kerja 18,63%. Kondisi
kesempatan kerja yang terlihat berdasarkan data tersebut tidak seimbang dengan sektor
perdagangan yang dimiliki hal ini berarti kualitas lulusan SMK tidak bisa memenuhi
kebutuhan pasar. Nilai 18,63% tersebut rendah dibandingkan dengan nilai sektor-sektor
yang lain seperti sektor pertanian mempunyai kesempatan kerja 37,49%, sektor industri
pengolahan mempunyai kesempatan kerja 19,67%, sektor pertambangan dan penggalian
mempunyai kesempatan kerja 2,2 %.
Berdasarkan jenis-jenis jalur pendidikan yaitu pendidikan formal, pendidikan
nonformal, dan pendidikan informal yang ada di Tulungagung dikelola oleh Diknas
dalam sub bagian (Pendidikan Luar Sekolah), PLS adalah pendekatan jalur pendidikan
nonformal (PNF). Hal tersebut dikarenakan jalur Pendidikan Non-Formal merupakan
jalur pendidikan yang berdasarkan kebutuhan dan karakter masyarakat sehingga bersifat
4
fleksibel dalam pengembangan SDM yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan
ekonomi (Supriyanto, 2007).
Pedagang besar
Tenaga Kerja
Pedagang eceran
Tenaga Kerja
Pedagang kecil
Tenaga Kerja
1 Kauman 80 257 884 1.689 369 766 2.712 2 Ngunut 29 100 2066 4.086 649 1.239 5.425 3 Ngondang 11 26 1648 2.081 235 431 2.538 4 Karangrejo 26 91 304 365 109 131 587 5 Sumbergempol 3 12 831 997 227 272 1.282 6 Bandung 24 87 755 957 48 58 1.102 7 Rejotangan 4 12 782 938 154 185 1.135 8 Kedungwaru 11 105 83 183 887 1.955 2.243 9 Kalidawir 11 33 396 475 127 152 661
10 Campurdarat 43 123 2007 5.021 186 378 5.522 11 Pucanglaban 4 12 78 94 68 82 187 12 Tanggunggunung 42 92 355 634 25 36 762 13 Sendang 10 28 113 121 5 6 155 14 Tulungagung 17 161 1893 4.190 452 996 5.347 15 Pagerwojo 5 15 185 323 104 131 469 16 Boyolangu 9 27 467 560 285 342 929 17 Pakel 2 7 13 26 84 104 137 18 Ngantru 14 68 426 854 136 197 1.119 19 Besuki 20 35 242 279 34 53 367
365 1.291 13528 23.874 4184 7.514 32.679 Sumber : Dinaskertrans Kab Tulungagung
Tabel 1.3. Jumlah kegiatan perdagangan dan tenaga kerjanya
Jumlah
Warung MaminJumlahNo. Kecamatan
Pedagang besar Pedagang eceran
Pendidikan Avokasi tidak diajarkannya di SMK sebagai sekolah formal, misalnya
cara praktis dalam penjualan, dan keahlian pemasaran dilapangan, pengiklanan yang
lebih mudah sehingga kesempatan kerja diambil oleh lulusan pendidikan luar sekolah
(PLS) misalnya kursus bisnis dan manajemen, kursus ketrampilan lainya. Dari 110 PLS
yang ada di Kabupaten Tulungagung tidak satupun PLS bergerak dibidang bisnis dan
manajemen sehingga tenaga yang ada tidak memenuhi kreteria dari permintaan DUDI.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah belum optimalnya pengembangan SMK
bisnis dan perdagangan di Tulungagung dalam kegiatan perdagangan yaitu sumber daya
manusia yang berkualifikasi.. Hal tersebut terlihat dari kesempatan kerja di sektor
perdagangan yang seharusnya banyak menyerap tenaga kerja karena sektor ini sebagai
sektor unggulan tetapi ternyata hanya mampu menyerap tenaga kerja sedikit. Tidak
terserapnya tenaga kerja karena lapangan kerja yang ada memerlukan ketrampilan khusus
5
yang tidak dipunyai oleh pencari kerja, ini dapat terjadi karena kualitas tenaga kerja
masih rendah, fasilitas SMK tidak lengkap serta tidak sesuai dengan standar, tenaga
pendidik sebagai laboran maupun sebagai tenaga pengajar belum bersertifikat keahlian
khusus dan berijasah S1 .Berdasarkan permasalahan tersebut maka pertanyaan
penelitiannya adalah: Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan SMK bisnis
dan manajemen dalam kegiatan perdagangan di Kabupaten Tulungagung?
1.3 Tujuan dan sasaran
Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan arahan pengembangan SMK Bisnis
dan manajemen di Kabupaten Tulungagung.
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka sasaran yang dilakukan antara lain :
1. Mengidentifikasi dan menganalisa faktor – faktor yang mempengaruhi pengembangan
SMK Bisnis dan manajemen terhadap perdagangan dan jasa
2. Mengidentifikasi dan menganalisa tingkat kesesuaian pengembangan program keahlian
SMK Bisnis dan manajemen terhadap kebutuhan sektor perdagangan dan jasa.
3. Merumuskan arahan pengembangan SMK Bisnis dan manajemen terhadap perdagangan
dan jasa di Kabupaten Tulungagung
BAB. II. KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
2.1. Perdagangan dan jasa
Perdagangan adalah salah satu bentuk kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari
perekonomian. Pengertian perdagangan berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian
Dan Perdagangan Nomor: 23/Mpp/Kep/1/1998 Tentang Lembaga-Lembaga Usaha
Perdagangan, yaitu perdagangan adalah kegiatan jual beli barang dan atau jasa yang
dilakukan secara terus menerus dengan tujuan pengalihan hak atas barang dan atau
dengan disertai imbalan atau kompensasi. Pembangunan perdagangan sangat penting
dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan memberikan sumbangan yang
cukup terarah dalam penciptaan lapangan usaha serta peningkatan pendapatan yang
diarahkan untuk memperlancar arus barang dan jasa .
Aktifitas perdagangan dalam perekonomian regional digolongkan dalam dua sektor
kegiatan yaitu : aktivitas basis, dan aktifitas non basis. Kegiatan Basis merupakan
kegiatan yang melakukan aktifitas yang berorietasi ekspor (barang dan jasa) ke wilayah
lain. Kegiatan nonbasis adalah kegiatan yang menyediakan barang dan jasa yang
6
dibutuhkan oleh masyarakat yang berada dalam batas wilayah ekonomi yang
bersangkutan.
Pembangunan perdagangan diarahkan untuk memperlancar arus barang dan jasa
serta melindungi kepentingan produsen dan konsumen, kegiatan perdagangan dalam
perekonomian regional digolongkan dalam dua sektor yaitu aktivitas basis, dan aktifitas
non basis. Kegiatan Basis merupakan kegiatan yang melakukan aktifitas berorietasi
ekspor (barang dan jasa) ke wilayah lain. Kegiatan nonbasis adalah kegiatan yang
menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan, oleh karena itu perdagangan tidak bisa
dilepaskan dengan jasa .
2.2. Lokasi SMK Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan menyebutkan ketentuan lokasi sekolah terkait dengan standarisasi sarana
prasarana pendidikan berupa lahan sebagaimana berbunyi pada pasal 44:
(1) Lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) untuk bangunan satuan pendidikan, lahan praktek, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan untuk menjadikan satuan pendidikan suatu lingkungan yang secara ekologis nyaman dan sehat. (2) Standar lahan satuan pendidikan dinyatakan dalam rasio luas lahan per peserta didik. (3) Standar letak lahan satuan pendidikan mempertimbangkan letak lahan satuan pendidikan di dalam klaster satuan pendidikan sejenis dan sejenjang, serta letak lahan satuan pendidikan di dalam klaster satuan pendidikan yang menjadi pengumpan masukan peserta didik. (4) Standar letak lahan satuan pendidikan mempertimbangkan jarak tempuh maksimal yang harus dilalui oleh peserta didik untuk menjangkau satuan pendidikan tersebut. (5) Standar letak lahan satuan pendidikan mempertimbangkan keamanan, kenyamanan, dan kesehatan lingkungan.
2.3. Arahan Pengembangan Pendidikan SMK
Pengembangan pendidikan SMK identik dengan pembukaan dan penutupan
bidang/program keahlian yang bergantung pada tuntutan kebutuhan pengembangan SDM
diwilyah/daerah setempat baik untuk kebutuhan lokal wilayah maupun daerah lain secara
regional. Penambahan dan penutupan program keahlian dilakukan atas dasar inisiatif
masyarakat, pemerintah maupun stakeholder lainnya
Menurut Surat Keputusan Mendiknas No.060/u/2002 Bab.V Pasal 22 tentang
penambahan dan perubahan bidang/program keahlian SMK, persyaratannya sebagai
berikut :Hasil Studi Kelayakan, RIPS, Sumber Peserta Didik, Tenaga Kependidikan,
Tenaga non kependidikan, Kurikulum, Sumber Pembiayaan, Sarana prasarana, Potensi
7
lapangan kerja yang sesuai dengan tamatan SMK, Sekolah sejenis di wilayah, Dukungan
DU/DI dan Masyarakat, Bidang /Program keahlian ada di spketrum pendidikan yang
berlaku, Program keahlian yang diusulkan mempunyai SKKNI (Standar Kompetensi
Keahlian Nasional Indonesia)
Salah satu kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam
pengembangan Sumber Daya Manusia SMK yang diperkenalkan pada tahun 1993/1994
adalah pendidikan Link and Match, yaitu pendidikan SMK harus bersifat link and match
dengan kebutuhan baik itu kebutuhan peserta didik maupun kebutuhan masyarakat
dengan harapan akan tercipta kesesuaian antara program pendidikan dengan kebutuhan
masyarakat dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Inti dari konsep link
and match yaitu: (a) adanya keterkaitan antara program pendidikan yang diberikan di
sekolah dengan kebutuhan masyarakat secara luas, dan (b) adanya kesesuaian atau
kecocokan antara program dan produk pendidikan di sekolah dengan kebutuhan
masyarakat (Djojonegoro, 1999).
Untuk pembagian Kelompok SMK menurut SK Dirjen DIKDASMEN Depdiknas
No.251/C/KEP/MN/2008 tentang Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan telah
menggunakan kurikulum 2004 dengan pembagian kelompok SMK seperti pada tabel.2.1.
Tabel 2.1.Spektrum Jenis Bidang Keahlian/Program Keahlian SMK dan Kondisi Existing
Spektrum SMK yang di Kabupaten Tulungagung
No Bidang Keahlian Program Keahlian Ada Belum a.Teknik Survey dan Pemetaan - √ b.Teknik Gambar Bangunan √ - c.Teknik Konstruksi Bangunan √ -
1 Teknik Bangunan
d.Teknik Perkayuan √ - 2 Teknik Elektro a.Teknik Instalasi Listrik √ -
a.Multimedia √ - 3 Teknik Informasi dan Komunikasi c.Teknik computer dan Jaringan √ - a.Teknik Las √ - e.Teknik Mekanik Industri √ -
4 Teknik Mesin
f.Teknik Mekanik Otomotif √ - a.Akuntasi √ - c.Administrasi Perkantoran √ -
5 Bisnis dan Manajemen
d.Pemasaran/Penjualan √ - a.Usaha Jasa Pariwisata √ - 6 Pariwisata c.Restoran / Tata Boga √ - a.Tata Kecantikan Kulit √ - 7 Tata kecantikan b.Tata Kecantikan Rambut √ -
8 Tata Busana a.Tata Busana √ -
8
9 Pekerjaan Sosial Pekerja Sosial - √ a.Budidaya pertanian √ - b.Budidaya Ternak √ - c.Budidaya Ikan √ - d.Teknologi Hasil Pertanian √ -
10 Pertanian
e.Mekanisasi Pertanian √ -
Sumber : Diknas Kabupaten Tulungagung, 2008.
2.3.1. Bidang Keahlian dan Program Keahlian SMK
Bidang keahlian adalah disiplin (cabang keahlian atau skill) baik teori dan praktek
yang diperoleh seseorang melalui pengalaman dalam pendidikan yang diperlukan untuk
memecahkan permasalahan praktis dalam kehidupan sehari-hari dalam suatu bidang
teknologi. Dalam pengembangan dan implementasinya, bidang keahlian memerlukan dan
menerapkan satu atau lebih ilmu/sains murni.
Program keahlian merupakan penjabaran dari bidang keahlian, agar pengalaman
belajar atau skill yang diperoleh peserta didik bisa lebih bermakna bagi dirinya untuk
hidup mandiri atau melanjutkan ke pendidikan vokasi yang lebih tinggi. Program
keahlian adalah program pendidikan kejuruan yang mampu membentuk lulusannya
menguasai satu jenis jabatan profesi keahlian formal yang berjenjang, (Direktorat PSMK
Depdiknas, 2007).
2.3.2 Pembelajaran di BLK/Industri melalui factory School atau PSG
Dalam rangka upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia tenaga kerja
maupun angkatan kerja yang berkualiatas rendah, maka Pemerintah Kabupaten
Tulungagung melalui Dinas atau instansi yang berkompeten agar lebih mengefektifkan
lagi program-program peningkatan SDM yang dilaksanakan tentunya berorientasi pada
penempatan tenaga kerja formal di perusahaan dan penempatan tenaga kerja di sektor
informal (usaha mandiri) dengan selalu mengacu pada potensi SDA antara lain:
1. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelatihan tenaga kerja, SMK di BLK/KLK serta
lembaga latihan latihan swasta (DU/DI) yang ada dengan berorientasi pada pasar
kerja.
2. Membentuk tim perencanaan tenaga kerja Kabupaten serta mengaktifkan Dewan
Ketenagakerjaan Daerah (DKD) guna memecahkan masalah ketenagakerjaan
khususnya masalah kesempatan kerja, lowongan kerja maupun pengangguran.
9
3. Meningkatkan program kegiatan pelatihan pada angkatan kerja di pondok-pondok
pesantren maupun umum dalam rangka penempatan tenaga kerja sektor informal
melalui APBD.
4. Meningkatkan pembinaan hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan
secara kontinyu dan pereodik dengan lebih mendorong pembentukan perjanjian kerja
bersama (PKB) di perusahaan
Pendidikan sistem ganda (PSG) adalah konsep belajar dan bekerja dimana
pelatihan pekerjaan harus berorientasi pada pengelompokkan qualifikasi dan kompetensi
untuk proses yang berhubungan dengan bekerja (Dikmenjur,2007) Mengapa perusahaan
bersedia bekerja sama dalam program PSG ini dikarenakan ada beberapa alasan dan
keuntungan yaitu dengan memberikan training maka keberadaanya dinyatakan sebagai
lembaga yang mmeberikan pertimbangan untuk penawaran pelatihan yang dapat
langsung dinikmati oleh perusahaan dengan mengajak beberapa praktisi secara langsung
dapat memperoleh hasil dari perusahaan.
2.4. Faktor–faktor Pengembangan Program Keahlian SMK bisnis dan manajemen
terhadap perdagangan
Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan yaitu untuk mempersiapkan, memilih dan
menempatkan calon tenaga keja sesuai dengan tanda-tanda pasar kerja/lapangan kerja
(Djojonegoro,1998). Lapangan kerja adalah kegiatan dari usaha/perusahaan/instansi
dimana seseorang bekerja (Barthos, 2001).
Ketenagakerjaan dalam pendidikan kejuruan nampak bahwa pendidikan kejuruan
tidak bisa dipisahkan dari masalah dunia kerja karena berkaitan langsung dengan
masalah ketenagakerjaan. Menurut Wena,(1996) kesenjangan antara dunia pendidikan
dengan dunia kerja terjadi karena adanya beberapa faktor, antara lain :
1. Adanya kerja sama timbal balik antara lembaga pendidikan kejuruan dengan dunia
kerja.
2. Perubahan-perubahan ketenagakerjaan secara cepat.
3. Faktor internal dari lembaga pendidikan kejuruan yang tidak mampu untuk
memprediksi secara tepat mengenai pekerjaan yang dibutuhkan dimasa mendatang.
4. Ketersediaan sarana dan prasarana.
5. Cepat usangnya suatu jenis pekerjaan
10
2.5. Sumber Daya Manusia untuk Ketenaga kerjaan
- Pengertian Sumber daya manusia ada dua aspek yaitu aspek kualitas artinya jasa
kerja yang dihasilkan oleh tenaga kerja untuk mencapai suatu hasil produksi, aspek
kuantitas adalah jumlah penduduk atau tenaga kerja yang mampu bekerja. Pertumbuhan
ekonomi yang tinggi mempengaruhi permintaan dan penawaran tenaga kerja, hal ini
sangat terkait dengan manajemen sumber daya manusia. Secara oprasional upaya
pengembangan SDM dilaksanakan melalui berbagai sektor pembangunan antara lain
sektor pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, kependudukan, tenaga kerja dan
sektor-sektor pembangunan lainya.
Prof. DR.Soekidjo Notoatmodjo menjelaskan bahwa terdapat faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam proses pengembangan manajemen SDM dalam suatu organisasi
(secara mikro). Faktor – faktor tersebut berasal dari dalam organisasi (internal) atau dari
luar organisasi (eksternal) dalam hal ini faktor penyebab belum sesuainya program
keahlian suatu SMK sebagai organisasi yang mengelola manajemen SDM dibagi dalam :
Faktor Internal antara lain :
- Kualitas Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik dan laboran di SMK harus benar – benar mempunyai keahlian
baik teori maupun praktek serta selalu dapat mengikuti perkembangan pendidikan serta
teknologi dan merupakan tenaga perdidik yang bersertifikat.
- Kompetensi Tenaga Kerja
Tenaga lulusan SMK harus lulus uji kompetensi untuk dapat bersaing di pasar kerja
sesuai dengan bidang keahlian dan program keahlian masing –masing lulusan SMK. Oleh
karena itu perlu sistem pendidikan ganda dengan program magang kerja di lembaga atau
instansi lain diluar sekolah untuk mempraktekkan ilmu dan ketrampilan yang didapat
dibangku sekolah.
- Sarana Prasarana
Sarana prasarana yang dikembangkan tidak hanya di sekolah tetapi juga diluar
sekolah sebagai tempat praktek kerja bagi siswa magang maupun guru yang mengadakan
pelatihan. Sarana Prasarana belajar mengajar dan praktikum di SMK harus berstandar dan
selalu mengikuti perkembangan teknologi sehingga bermafaat bagi peserta didik.
Faktor Eksternal antara lain :
11
- Menjalin Hubungan kerjasama SMK dengan DU/DI
Kerjasama antara SMK dengan perkantoran pemerintah ,swasta, pertokoan,
swalayan, Perakitan komputer, jasa desain grafis, pemasaran asuransi, penjualan,
perhotelan,perbankan yang biasa disebut PSG sangat dibutuhkan untuk mendapatkan
umpan balik kurikulum dan keahlian yang diperlukan oleh DUDI dan yang harus
disediakan oleh SMK
- Potensi daerah
Potensi daerah disini dari penyumbang kontribusi PDRD pada sektor yang tertinggi
yaitu perdagangan, Dengan mengetahui potensi perdagangan pada masing-masing
kecamatan akan semakin terarah dalam penyediaan tenaga kerja lulusan SMK yang
langsung dibutuhkan oleh DUDI.
- Kemampuan IPTEK
IPTEK yang diperoleh secara formal harus berhubungan langsung dengan
kebutuhan perdagangan. IPTEK yang mendukung potensi daerah dibidang perdagangan
yang perlu dikembangkan misalnya pemasaran produk melalui internet, pembuatan
desain iklan pemasaran yang menarik, membuat pembukuan akuntasi perdagangan secara
detail dan rinci, membuat desai kemasan yang menarik, teknik menulis cepat untuk
keahlian sebagai wartawan dan masih banyak lagi.
- Kebijakan Pemerintah
Kebijakan dan perundang-undangan yang dikeluarkan pemerintah merupakan
arahan yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi, sehingga
pengembangan program keahlian di SMK dapat disesuaikan dengan tuntutan DUDI
bukan berdasarkan minat sesaat dari siswa tanpa memperdulikan mutu dan kualitas
lulusan SMK.
2.6 Sintesis Tinjauan Teori
Berdasarkan uraian teori dan studi literatur di kajian pustaka akan dilakukan sintesa
untuk merumuskan suatu arah pengembangan program keahlian Sekolah Menengah
Kejuruan berbasis sektor perdagangan di Kabupaten Tulungagung, maka dapat disusun
sintesa pembahasan pustaka sebagai berikut :
2.6.1 Sintesa Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Program Keahlian SMK
bisnis dan perdagangan.
12
Dalam pengembangan program keahlian SMK bisnis dan manajemen terhadap
perdagangan ada beberapa faktor antara lain :
1. Faktor internal yang mempengaruhi pengembangan SMK bisnis dan manajemen
antara lain :
a. Kualitas tenaga pendidik yang dapat dilihat dari latar belakang pendidikan dan
pengalaman kerja dari tenaga pendidik
b. Kompetensi Tenaga kerja yang diperlukan oleh DUDI siswa dapat bersaing di
pasar kerja sesuai dengan bidang keahlian dan program keahlian
c. Sarana dan prasarana yang dikembangkan tidak hanya di sekolah tetapi juga
diluar sekolah sebagai tempat praktek kerja siswa.
2. Faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan SMK bisnis dan manajemen
antara lain :
a. Hubungan kerjasama antara SMK dengan DUDI yang saling menguntungkan
b. Potensi daerah sebagai penyumbang kontribusi yang tertinggi pada PDRD di
sektor yaitu perdagangan.
c. Kemampuan Iptek yang mendukung tenaga kerja dalam mengaktualisasikan
kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki
d. Kebijakan Pemerintah.dengan dikeluarkannya peraturan perundangaan yang dapat
mengembagkan SMK
2.6.2 Arahan pengembangan program keahlian SMK berbasis sektor perdagangan
Dari uraian pustaka dapat dijelaskan, bahwa dalam pengembangan (pembukaan)
program keahlian SMK harus Link and Match dengan kebutuhan pasar kerja. Jadi
apabila program keahlian tertentu dibutuhkan oleh masyarakat, maka perlu dibuka
Gambar Konseptualisasi pengembangan SMK bisnis dan manajemen
Faktor Pengembangan SMK
Internal Kompetensi Tenaga Kerja
Sarana dan Prasarana
Kemampuan Iptek
Potensi daerah
Hubungan SMK-DU/DI
Eksternal Kebijakan Pemerintah
Kualitas Tenaga Kerja
13
program keahlian baru dan jika lulusan dari program keahlian tersebut sudah tidak
dibutuhkan oleh masyarakat maka program keahlian tesebut perlu ditutup dahulu, dan
jika di suatu saat dibutuhkan lagi oleh masyarakat, maka program keahlian tersebut bisa
dibuka kembali. Arahan pengembangan program keahlian SMK bisnis dan manajemen
terhadap perdagangan diperoeh dari hasil analisa delphi didapat faktor-faktor yang
memepengaruhi SMK jenis ini kemudian dibuat pembobotan finalnya untuk
mendapatkan nilai tingkat kesesuaian sekolah. Untuk arahan tingkat kesesuaian sekolah
yang rendah perlu ditingkatkan pengembangan SMK bisnis dan manajemen secara
internal dan eksternal yang didapat melalui analisis delphi
2.7 Alur Pemikiran Penelitian
Dalam kaitan dengan tujuan penelitian, yaitu untuk merumuskan arahan
pengembangan program keahlian SMK bisnis dan manajemen terhadap potensi
perdagangan di Kabupaten Tulungagung, sehingga terjadi kesesuaian antara keahlian
SMK dengan potensi sektor perdagangan. Berikut ini adalah alur pemikiran yang menjadi
dasar dari penelitian.
-
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Untuk menemukan solusi dari pemasalahan dalam penelitian ini, pendekatan
yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah pendekatan positivisme, yaitu objek
Gambar Kerangka Alur Pemikiran Penelitian.
Pendidikan SMK
Faktor-faktor yang mempengarui pengembangan Program Keahlian SMK bisnis dan manajemen terhadap perdagangan.
Potensi Perdagangan
Belum terserapnya lulusan SMK di sektor perdagangan jasa
Arahan Pengembangan Program Keahlian SMK bisnis dan manajemen terhadap Potensi perdagangan di Kabupaten Tulungagung
Identifikasi kingkat kesesuain SMK Program Keahlian SMK bisnis dan manajemen di Kab. Tulungagung
14
penelitian dilihat memiliki keberaturan yang naturalistik, dan empiris, dimana semua
objek penelitian harus menjadi fakta yang dapat diamati.
3.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis eksplorasi, yaitu untuk menggali
kejadian, masalah, yang belum pernah dijejaki/diteliti orang lain, sehingga akan
mengungkap permasalahan-permasalahan tersebut.
Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, maka penelitian ini termasuk jenis
penelitian deskriptif eksploratif. Penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah
tertentu. Penelitian deskriptif juga bertujuan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan
yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari
suatu gejala tertentu. Pada penelitian ini penelitian deskriptif dilakukan pada saat
mengidentifikasi arahan pengembangan SMK bisnis dan manajemen terhadap
perdagangan di wilayah Tulungagung. Penelitian eksploratif merupakan penelitian yang
mengambarkan sesuatu yang sebelumnya belum pernah ada. Pada penelitian ini
penelitian eksploratif dilakukan pada saat menentukan pembobotan atau penilaian
variabel yang berpengaruh dalam menentukan faktor arahan pengembangan SMK bisnis
dan manajemen terhadap perdagangan,
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan gejala yang bervariasi dari objek yang diteliti atau
dapat juga diartikan sebagai variasi dari sebuah konsep atau sering disebut juga arahan
faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Variabel-
variabel yang dianalisis dalam penelitian ini didasarkan pada kajian pustaka yang
digunakan pada penelitian dan wawancara dengan stakeholer utama dan pilihan, yaitu:
Variabel yang berkaitan dengan faktor pengembangan SMK bisnis dan manajemen
di Kabupaten Tulungagung :
a. Kualitas ketrampilan Tenaga kerja
b. Kompetensi lulusan
c. Fasilitas yang mendukung
d. Kerjasama SMK dengan DU/DI
e. Potensi perdagangan
15
f. Teknologi yang mendukung
g. Kebijakan Pemerintah
3.4 Teknik Pengumpulan data
3.4.1 Wawancara
Wawancara ditujukan pada reponden yang dipilih melalui analisa stakeholder dari
beberapa kepala dinas/instansi, orang tua siswa SMK, Dewan Pendidikan, DPRD dan
Praktisi perdagangan. Hal ini ditujukan untuk mengetahui informasi yang lebih obyektif
dari responden yang berkaitan dengan arahan pengembangan pendidikan SMK bisnis dan
menejemen terhadap perdagangan di kabupaten Tulungagung. Untuk perumusan arahan
pengembangan SMK bisnis dan menejemen terhadap perdagangan di Kabupaten
Tulungagung, dalam studi ini digunakan suatu bentuk tahapan penelitian yang didasarkan
pada latar belakang permasalahan, tujuan, sasaran, serta tahapan untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Tahapan penelitian tersebut dituangkan dalam bagan pada Gambar 3.1.
3.4.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Data Sekunder
Data jumlah tenaga kerja untuk jenis sub sektor perdagangan besar, perdagangan
kecil dan rumah makan /warung, jumlah sekolah dan jumlah lulusan SMK negeri dan
swasta di Kabupaten Tulungagung. Kecuali data jumlah tenaga kerja diperlukan juga
data sekunder berupa data dibawah ini.
Tabel.3.1. Data sekunder diperoleh dari instansi atau dinas terkait:
No Nama Data Instansi 1 PDRB Kabupaten Tulungagung, 2009 BPS Kab. Tulungagung
2 Data tenaga kerja untuk sektor perdagangan,
hotel dan restoran di tiap kecamatan 2009
Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kab. Tulungagung
3 Data SMK dan Program Keahlian di
Kabupaten Tulungagung
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kab. Tulungagung
4 Renstra dan Renja Pembangunan Kabupaten
Tulungagung BAPEDA Kabupaten Tulungagung
5 Jumlah kebutuhan jenis tenaga kerja Perusahaan, dunia usaha/industri
6 Kecamatan Tulungagung dalam angka, 2009 BPS Kab. Tulungagung
Sumber : Hasil Analisa, 2009
16
2. Data Primer (langsung): diperoleh berdasarkan angket, melalui teknik analisa
stakeholder dari pakar pendidikan, pemerintah daerah, dan stakeholders serta
perdagangan mengenai faktor-faktor apa yang menghambat pengembangan program
keahlian SMK bisnis dan menejemen terhadap perdagangan di Kabupaten
Tulungagung. Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
terstruktur. Pedoman wawancara yang dilakukan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang ditanyakan dengan kebebasan untuk menjawab sesuai dengan isi
hati, sikap dan pandangan atau pikiran mereka. Data Primer, yaitu hasil wawancara
dan kuisioner dari pakar pendidikan dan perdagangan :
1) Pihak pemerintah: a). Dinas Pendidikan, b). DPRD c). Disnakertrans, d). Kepala
SMK di Kabupaten Tulungagung. e) Kadin f).Baperindag g) PGRI
2) Pihak swasta: Pelaku Perdagangan yang terkait dengan pengembangan program
keahlian SMK bisnis dan menejemen terhadap perdagangan untuk kelompok
teknologi dan perdagangan di Kabupaten Tulungagung.
3) Masyarakat: yaitu dari alumni SMK kelompok teknologi dan perdagangan di
Kabupaten Tulungagung.
Menurut Moleong (2000) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data dengan
wawancara bebas dan mendalam adalah usaha untuk mendapatkan informasi/data dengan
cara bertanya langsung kepada responden dengan menggunakan pedoman tidak
terstruktur dengan tujuan untuk mendapatkan data dari responden bebas dan mendalam.
Sedangkan yang dimaksud dengan pedoman wawancara tak terstruktur adalah pedoman
wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan (Arikunto, 1999).
3.4.3 Responden
Responden yang digunakan pada penelitian ini adalah responden yang ditentukan
dari hasil analisis stakeholders sebagai ahli (expert) pada bidang pendidikan. Oleh karena
itu diperlukan suatu analisis stakeholders untuk dapat mengidentifikasi stakeholders
kunci yang layak dijadikan sebagai narasumber.
Stakeholders adalah orang, kelompok, atau institusi yang dikenai dampak dari
sebuah intervensi program (baik positif maupun negatif) atau pihak-pihak yang dapat
mempengaruhi dan atau dipengaruhi hasil intervensi tersebut. Analisis stakeholders
merupakan alat analisis untuk memahami konteks sosial dan kelembagaan dari sebuah
17
program atau kebijakan. Alat analisis ini dapat menyediakan informasi awal dan
mendasar tentang siapa yang terkena dampak dari suatu program (dampak positif maupun
negatif); siapa yang dapat mempengaruhi program tersebut (positif maupun negatif);
individu atau kelompok mana yang perlu dilibatkan dalam program tersebut, bagaimana
caranya, serta kapasasitas siapa yang perlu dibangun untuk memberdayakan mereka
dalam berpartisipasi. Dengan demikian, analisis stakeholdes menyediakan sebuah
landasan dan struktur untuk perencanaan partisipatif, implementasi, dan monitoring.
Adapun responden yang dianalisis stakeholders dalam penelitian ini yaitu:
a. Dinas Pendidikan
Sebagai pihak/pelaku pendidikan yang membuat kebijakan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan melalui penyusunan program-
program pengembangan dan memberikan pertimbangan tentang penambahan jenis
program keahlian pada Sekolah Menengah Kejuruan.
b. Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi
Sebagai pihak yang merencanakan bidang ketenagakerjaan dan merumuskan
kebijakan ketenagakerjaan di masa yang akan datang.
c. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Sebagai pihak pemerintah yang merumuskan kebijakan umum tentang perencanaan
pembangunan, salah satunya pada bidang pendidikan dan mengkoordinasikan
perencanaan dan pengendalian pembangunan, salah satunya di bidang pendidikan.
d. Praktisi Perdagangan (Kadin)
Sebagai pihak yang mengetahui kondisi kebutuhan tenaga kerja perusahaan yang ada
di Kabupaten Tulungagung.
e. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Sebagai pihak yang menyetujui dan menetapkan program-program pembangunan di
daerah.
f. MKK SMK kelompok teknologi, bisnis dan perdagangan
Sebagai pihak penyelenggara pendidikan SMK kelompok teknologi dan perdagangan
j. PGRI adalah organisasi profesi yang bergerak dibidang pendidikan yang beranggotakan
Guru sekolah negeri dan swasta khususnya di Kabupaten Tulungagung. Sebagai
pihak yang ikut membantu mencetak lulusan SMK
18
3.5. Teknik Analisis
3.5.1. Analisis Stakeholders.
Dalam menyediakan layanan pendidikan kejuruan di bidang bisnis dan
manajemen, terdapat beberapa stakeholders yang terlibat. Tidak semua stakeholders
memiliki kepentingan dan pengaruh yang sama. Untuk mengetahui tingkat pengaruh dan
kepentingan stakeholders dalam usaha pelayanan pendidikan kejuruan perlu dilakukan
analisis Stakeholders.
Tabel 3.3 Pelaku yang terkait dengan Pengembangan Pendidikan Kejuruan bisnis dan manajemen Kabupaten Tulungagung
No. Komponen Stakeholders
DPRD Komisi Pendidikan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Bappeda
1. Pemerintah
Kadin
MKKS
PGRI
2. Penyelenggara
Komite Sekolah
Pengusaha
Dewan Pendidikan
3. Masyarakat
LSM Pendidikan
Sumber : Hasil Analisis
Dari analisis yang telah dilakukan, didapatkan stakeholders kunci dan
stakeholders utama. Stakeholders kunci alah critical player yang memiliki tingkat
pengaruh dan kepentingan paling tinggi dalam hal ini diperankan oleh Dinas pendidikan
Sedangkan stakeholders utama adalah pihak yang dinilai memiliki pengaruh cukup
penting dalam hal ini diperankan oleh Bappeda dan DPRD Komisi A Berikut ini adalah
tabel pelaku dari pengembangan pendidikan kejuruan Bisnis dan Manajemen di
Kabupaten Tulungagung.
Tabel 3.6 Responden expect choise untuk Analisis AHP No Stakeholders Responden
(Posisi Stakeholders) Kepakaran
1.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Kasudin Dikmenjur
- Ahli di Bidang Perencanaan Pendidikan. -Mengawasi pelaksanaan program-program pendidikan, termasuk di dalamnya pendidikan kejuruan bisnis dan
19
manejemen - Membuat analisis keberhasilan program Pendidikan. - Merencanakan kebijakan pendidikan
2. DPRD Komisi Pendidikan
Ketua DPRD Komisi Pendidikan
- Menetapkan anggaran Pendidikan. - Menetapkan kebijakan Pendidikan.
3. Praktisi perdagangan(Kadin)
Bag.sekretariat Dinas Perindag
- Ahli di Bidang Perencanaan Industri dan perdagangan - Merencanakan kebijakan perindustrian dan perdagangan
4. Dinas Kertrans Sos Kepala Dinas Kertran Sos - Ahli di Bidang Perencanaan transmigrasi dan ketenaga kerjaan.
- Merencanakan kebijakan Dinaskertransos 5. Bappeda Kasubid Statistik dan
Litbang Bappeda
- Ahli di Bidang Perencanaan Pemerintahan - Merencanakan program pendidikan di Kab Tulungagung
- Merencanakan kebijakan pendidikan 6. MKKS SMK Bisnis
Manajemen Kepala Sekolah SMK PGRI 3
- Ahli di Bidang Perencanaan Kurikulum Bisnis dan manajemen -Memahami perkembangan SMK perdagangan dan kendala yang dihadapi dalam pegembangan pendidikan
kejuruan perdagangan 7. Dewan Pendidikan Ketua dewan pendidikan
- Orang yang dapat membandingkan antara pendidikan umum dan pendidikan kejuruan sehingga memahami kendala dalam faktor pengembangan pendidikan kejuruan perdagangan terutama kualitas tenaga kerja
Sumber : Hasil Analisis 3.5.2. Analisis Penentuan faktor pengembangan program keahlian SMK bisnis dan
manajemen di Kabupaten Tulungagung
Analisa penentuan faktor pengembangan program keahlian SMK bisnis dan
manajemen terhadap perdagangan dan jasa di kabupaten Tulungagung menggunakan
analisa delphi. Dengan responden terpilih melalui Analisa Stekholder sebagai except
choise untuk analisa delphi yang terdiri dari Dinas Pendidikan, Dinas Kertransos,
Beppeda, DPRD,MKKS, Dewan Pendidikan, Praktisi Perdagangan. Dari penentuan
faktor yang dilakukan dengan analisa delphi juga dilakukan eksplorasi dari faktor – faktor
hasil analisa delphi.
3.5.3. Analisis Penentuan bobot faktor pengembangan program keahlian SMK
bisnis dan manajemen terhadap perdagangan dan jasa di Kabupaten
Tulungagung
1. Analitycal Hierarchy Proccess (AHP)
Pada penelitian ini AHP digunakan untuk mengetahui nilai pembobotan dari setiap
variabel dan subvariabel yang berpengaruh dalam penentuan faktor pengembangan
program keahlian SMK berbasis sektor perdagangan dan jasa dikabupaten Tulungagung.
20
AHP (Analytical Hierarchy Process) adalah analisis yang menyederhanakan suatu
permasalahan yang kompleks yang tidak terstruktur, strategik, dan dinamik menjadi
bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki (Marimin,2004). AHP juga
memungkinkan pengguna untuk memberikan nilai bobot relatif dari suatu kriteria
majemuk (atau alternative majemuk terhadap suatu kriteria) secara intuitif. Perhitungan
bobot dilakukan dengan melakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons).
Skala yang digunakan dalam perhitungan bobot adalah dengan skala 1-9 (Saaty,1993).
Skala pembobotan dapat dilihat pada table 3.7 di bawah ini.
3.5.4. Analisis Skoring untuk menentukan tingkat kesesuaian SMK
Analisis skoring digunakan untuk mengetahui Kesesuaiaan SMK bisnis dan
manajemen terhadap perdagangan dan jasa di setiap kecamatan di kabupaten
Tulungagung, sehingga klusterisasi lokasi hasil analisa skoring ini dapat digunakan
sebagai arah pengembangan program keahlian SMK bisnis dan manejemen terhadap
perdagangan dan jasa di Kabupaten Tulungagung. Sedangkan hasil dari AHP adalah
berupa nilai pembobotan setiap variabel dan subvariabel yang berpengaruh dalam
penentuan program keahlian SMK. Dengan metode survey akan digunakan sebagai input
dalam analisis skoring untuk menentukan klusterisasi lokasi program keahlian SMK
bisnis dan manejemen terhadap perdagangan dan jasa pada setiap kecamatan di
kabupaten Tulungagung.
3.5.5. Analisa Arahan Pengembangan SMK bisnis dan manajemen
Untuk analisis data primer dengan menggunakan survey dan wawancara dengan
menentukan keputusan melalui eksplorasi pendapat dan perolehan informasi dari hasil
perolehan dan pertukaran pendapat (wawancara) dalam menentukan faktor pendukung
dari pakar dalam hal:
1) Pengembangan program keahlian SMK bisnis dan manajemen terhadap perdagangan
2) Untuk menemukan variabel-variabel pengembangan program keahlian SMK bisnis
dan manajemen terhadap perdagangan melalui pendapat dari pakar pendidikan
(stakeholders), Untuk menganalisis hasil wawancara ini digunakan metode Delphi.
2) Alasan mengunakan Teknik Analisis Delphi
Alasan penelitian ini mengunakan analisa delphi adalah untuk mendapatkan
menggambarkan keadaan di masa datang lebih akurat dan profesional sehingga
21
peramalan diharapkan mendekati aktual, dapat meningkatkan kreativitas partisipan,
penyampaian pendapat baru dari partisipan dapat didiskusikan, memerlukan responden
yang sedikit yang dipilih memelaui analisis stakeholder, menghasilkan ‘outcome’ yang
lebih obyektif karena mempunyai empat karakteristik utama yaitu (1) pertanyaan yang
terstruktur, (2) iterasi, (3) umpan balik (feedback) yang terkontrol, dan (4) anonimitas
(anonymity) dari responden
Skema Tahapan penelitian
LATAR BELAKANG PENELITIAN: - Kontribusi sektor perdagangan semakin naik 29,63%
tetapi penyerapan tenaga kerja di sektor ini hanya 18,64% ini mengalami penurunan pada tahun 2005 sebanyak 19,06%
- Lulusan SMK di Kabupaten Tulungagung masih banyak yang belum terserap DUDI
RUMUSAN MASALAH: Belum optimalnya pengembangan SMK bisnis dan manajemen terhadap perdagangan di Tulungagung
TUJUAN PENELITIAN:
Merumuskan arahan pengembangan SMK bisnis dan manajemen terhadap perdagangan di Kabupaten Tulungagung
DATA
LITERATUR: Pertumbuhan ekonomi di sektor perdagangan Faktor tidak sesuainya pendidkan SMK bisnis dan
manajemen terhadap perdagangan Arahan pengembangan program keahlian Ketenagakerjaan dalam Pend. SMK
LAPANGAN:
Data Primer : Wawancara dan kuisioner dari pakar pendidiksn, birokrasi pemerintah dan Stakeholders
Data Sekunder : Data ststistik dari dinas pendidikan Kab.Tulungagung, data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Data Jumlah Tenaga Kerja pada sektor perdagangan
ANALISIS:
Bobot Faktor–faktor yang mempengaruhi pengembangan SMK bisnis dan manajemen mengunakan Teknik analisais AHP
Penentuan Faktor–faktor yang mempengaruhi pengembangan SMK bisnis dan manajemen mengunakan Teknik analisais
Delphi
Proses penentuan faktor dengan mensintesa tinjauan pustaka dan mewawancarai responden terpilih hasil analisis
stakeholder
22
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan
Pertama, Faktor yang mempengaruhi pengembangan SMK bisnis dan manajemen di
Kabupaten Tulungagung adalah : Kualitas tenaga pendidik dan non kependidikan di
lingkungan SMK, Sarana dan prasarana pendidikan kejuruan, Hubungan kerja sama
antar instansi pemerintah dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Potensi dasar
kawasan di kabupaten Tulungagung, Pengembangan IPTEK, Kompetensi tenaga
kerja, Kebijakan Pemerintah Daerah
Kedua, Dari hasil Analisa Penentuan Kesesuaian SMK berbasis Perdagangan di
Kabupaten Tulungagung, dapat ketahui bahwa jumlah SMK yang mempunyai
kesesuaian di bidang keahlian bisnis dan manajemen di Kabupaten Tulungagung
adalah sebagai berikut : Di Kecamatan Boyolangu SMKN 1 Boyolangu yang
mempunyai kesesuaian paling besar; kemudian Kecamatan Ngunut dengan SMKN
Ngunut; disusul Kecamatan Tulungagung dengan SMK PGRI 3 Tulungagung
Ketiga, Arahan pengembangan SMK sesuai dengan pendidikan kejuruan berbasis
Perdagangan untuk sekolah yang angka kesesuaiannya rendah antara lain :
Faktor Kualitas tenaga pendidik maupun non pendidikan.
- Tenaga pendidik harus bersertifikat keahlian dan minimal S1, sekolah yang
belum memenuhi SMK YP 17, SMK Muhamadiyah 2
- Tenaga laboran yang sudah berpengalaman minimal 5 tahun dan bersertifikat ,
sekolah yang sudah memenuhi SMKN 1 Boyolangu
- Mempunyai tenaga pendidik ahli dari luar sekolah, semua sekolah belum
memiliki.
Faktor Kompetensi tenaga kerja
Analisis Tingkat Kesesuaian pengembangan SMK bisnis dan manajemen mengunakan teknik analisa kesesuaian
Gambar. 3.1 Tahapan Penelitian
Arahan Pengembangan SMK bisnis dan manajemen terhadap Perdagangan mengunakan teknik analisa Delphi
23
- Lulusan SMK mampu dalam hal pemasaran dan penjualan, sekolah yang sudah
memenuhi SMKN 1 Boyolangu, SMK Perwari
- Lulusan SMK mampu dalam pembukuaan dan akuntansi, semua sekolah belum
memenuhi.
- Lulusan SMK bersertifikat kompetensi dari DUDI, semua sekolah sudah
mememuhi kecuali SMKN Pagerwojo yang baru berdiri belum meluluskan
siswanya.
Faktor Sarana dan Prasarana
- SMK mempunyai unit usaha untuk sarana praktek lapangan, sekolah yang
memenuhi SMKN 1 Boyolangu, SMK PGRI 1, SMK PGRI 3, SMKN Ngunut.
- SMK mempunyai laboratorium akuntansi, dan mini bank, yang belum memenuhi
satu laboratorium diantaranya yaitu sekolah.SMK Perwari, SMK YP 17,
SMK.Muhamadiyah 2.
- SMK yang mempunyai fasilitas ruang kelas sendiri, semua sekolah sudah
memenuhi.
Faktor Hubungan SMK dengan DUDI
- SMK bekerjasama dengan DUDI untuk kurikulum praktikum, Semua sekolah
belum memenuhi.
- DUDI merekrut lulusan SMK sebagai tenaga kerja, semua sekolah belum
memenuhi karena sedikitnya lulusan yang diterima di DUDI
- SMK merekrut praktisi dari DUDI sebagai tenaga pendidik, semua sekolah belum
memenuhi.
Faktor Potensi Daerah
- Potensi daerah mempengaruhi peluang kesempatan kerja, sekolah yang memenuhi
SMKN 1 Boyolangu, SMK PGRI 1 , SMK PGRI 3
- SMK terpengaruh oleh potensi daerah, sekolah yang memenuhi SMKN 1
Boyolangu, SMK PGRI 1 , SMK PGRI 3.
Faktor Kemampuan IPTEK
- Lulusan SMK mampu mengoprasikan komputer, semua sekolah belum
memenuhi.
24
- Lulusan SMK mempunyai sertifikat keahlian komputer, semua sekolah belum
memenuhi secara maksimal
- Fasilitas dan pengajar IT mengikuti kemajuan teknologi, semua sekolah belum
memenuhi secara maksimal.
- Lulusan SMK mampu dan menguasai program, semua sekolah belum memenuhi
secara maksimal.
- Lulusan SMK mampu dan menguasai pembuatan iklan, semua sekolah belum
memenuhi secara maksimal.
Faktor Kebijakan Pemerintah
- Bantuan Sarana dan prasarana dari pemerintah, semua sekolah belum menerima
bantuan secara maksimal.
- Regulasi pemerintah terhadap rekrutmen lulusan, semua sekolah belum
memenuhi.
4.2. Saran
Pertama, Dari penelitian ini dapat dikembangkan untuk menentukan konsep
pengembangan SMK jenis perdagangan dan jasa dari sisi pembangunan non fisik serta
mental dari siswa untuk meningkatkan soft skillnya guna penyempurnaan ketrampilan
siswa SMK.
DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, Rahardjo, (2005), Dasar-dasar Ekonomi Wilayah, Graha Ilmu, Yogyakarta. Alkadri, (2001), Manajemen Teknologi Untuk Pengembangan Wilayah, Pusat Pengkajian
Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah BPPT, Jakarta. Arfida, B.R., (2002), Ekonomi Sumber Daya Manusia, Ghalia Indonesia, Jakarta. Arikunto, Suharsimi, (1999), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis, Bina
Aksara, Jakarta. Barthos, Basir, (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta. BPS, (2007), Kabupaten Tulungagung Dalam Angka 2007, Pemerintah Kabupaten
Tulungagung. BPS, (2007), Kecamatan Dalam Angka 2007, Pemerintah Kabupaten Tulungagung Dikmenjur, (1999), Keterampilan Menjelang 2020 untuk Era Global (laporan satuan
tugas pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan di Indonesia, Depdikbud, Jakarta.
Diknas (2005), Renstra Diknas Kabupaten Tulungagung Depdiknas , 2007 Direktorat PSMK ,Jakarta Disnakertras, (2007), Profil Ketenagakerjaan Kabupaten Tulungagung Tahun 2007,
Pemerintah Kabupaten Tulungagung.
25
Djojonegoro, Wardiman,(1999), Pengembangan Sumberdaya Manusia Melalui Sekolah Menengah Kejuruan, Balai Pustaka, Jakarta.
Dunn, William H., (2000), Pengantar Analisis Kebijakan Publik, edisi kedua. Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Muktianto, Ali, (2005), Komponen Sumber daya Manusia dan Sistem Kelembagaan, Rosdakarya, Bandung.
Mulyadi, (2003) Ekonomi Sumber Daya Manusia – Dalam Perspektif Pembangunan, Penerbit PT.Rajagrafindo Persada , Jakarta
Notoatmojo, Soekidjo (2003).Pengembangan Sumber Daya Manusia , Penerbit PT.Rineka Cipta , Jakarta
Santoso, Budi, Eko, (2007), Materi Kuliah Ekonomi Wilayah. ITS, Surabaya. Simanjuntak, Payaman, (2001), Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia., Fakultas
Ekonomi UI, Jakarta. School Mapping. 2006. Kabupaten Tulungagung Subdit Pembelajaran Direktorat Pembinaan SMK, 2007. Spektrum Bidang dan Program
Keahlian SMK, Ditjen Mandikdasmen Depdiknas. Jakarta. Sumarsono, Sony (2003), Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Ketenagakerjaan , Graha Ilmu Yogjakarta. Sunarya (dalam Usman, Husaini), (2006), Manajemen Teori, Praktik Dan Riset
Pendidikan, PT Bumi Aksara, Jakarta. Suparmoko, (1996), Pengantar Ekonomi Makro. UGM, Yogyakarta. Suryadi, Ace, (2002), Pendidikan, Investasi SDM dan Pembangunan, Balai Pustaka,
Jakarta Tarigan, R, (2005), Perencanaan Pembangunan Wilayah, Bumi Aksara, Jakarta. Surat Keputusan Mendiknas No. 060 /u/ 2002. Penambahan dan perubahan
bidang/program keahlian SMK Bab V pasal 22 Wena, Made, (1996), Pendidikan Sistem Ganda, Tarsito, Bandung. Warpani , Suwardjoko (1980), Analisan Kota Daerah, Penerbit ITB, Bandung