apriliana eka damar susanti (12322061)

31
ANALISIS PERBANDINGAN RETURN ON INVESTMENT PADA AKTIVITAS PENDANAAN LEASING DAN KREDIT BANK DALAM PENGADAAN ASET TETAP PROPOSAL DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN DIAJUKAN OLEH : APRILIANA EKA DAMAR SUSANTI No. Pokok : 12322061 1

Upload: alfan-fanani

Post on 04-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Apriliana Eka Damar Susanti (12322061)

TRANSCRIPT

ANALISIS PERBANDINGAN RETURN ON INVESTMENT PADA AKTIVITAS PENDANAAN LEASING DAN KREDIT BANK

DALAM PENGADAAN ASET TETAP

PROPOSAL

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGASUJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

DIAJUKAN OLEH :APRILIANA EKA DAMAR SUSANTI

No. Pokok : 12322061

KEPADAFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK2015

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Leasing di Indonesiatelah lama berkiprah dalam dunia pembiayaan aktiva tetap

di perusahaan.Keberadaannyadiketahui muncul sejak tahun 1974 dengandidasarkan

pada Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri, yaitu Menteri Keuangan, Menteri

Perindustrian, dan Menteri Perdagangan. Adapun peraturan yang merupakan tonggak

sejarah perkembangan hukum leasing di Indonesia, antara lain:

1. SKB Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan RI No.

KEP-122/ MK/IV/2/1974, No. 32/M/SK/2/1974, No. 30/Kpb/I/1974 Tertanggal 7

februari 1974 tentang perizinan usaha leasing.

2. SK Menteri Keuangan RI No. KEP. 649/MK/IV/5/1974 tentang usaha perizinan

usaha leasing.

3. SK Menteri Keuangan RI No. KEP 650/MK/IV/5/1974 tentang penegasan

ketentuan pajak penjualan dan besarnya bea materai terhadap usaha leasing.

4. Pengumuman Direktorat Jenderal Moneter No. Peng-307/DJM/III.1/7/1974,

tanggal 8 juli 1974 tentang pedoman pelaksanaan peraturan leasing.

Seiring dengan berkembangnya waktu, kegiatan leasing mulai mengukir

eksistensinya. Hingga pada tahun 1984 telah berdiri 48 perusahaan leasing dengan total

kontrak mencapai 436,1 miliar rupiah. Jenis barang yang dibiayai pun terus meningkat.

Jika sebelumnya hanya terfokus pada pembiayaan transportasi, kini berkembang pada

keperluan kantor, manufaktur, konstruksi dan pertanian.

BerdasarkandataBankIndonesia yang dikutip pada Sabtu (8/9/2014), pada

Desember 2012 nilai outstanding penyaluran pembiayaan SGU atau leasing mencapai

Rp105,08 triliun, sedangkan perolehan pada Desember 2013 sebesar Rp117,36 triliun

dan telah mencapai Rp115,53 triliun pada semester I/2014 tepatnya di bulan Juni. Nilai

2

tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun lalu yang pada

semester I/2013, penyaluran pembiayaan SGU hanya mencapai Rp105,55 triliun.

Selain Leasing pembiayaan investasi aktiva tetap perusahaan juga bisa

didapatkan dari kredit bank. Menurut Undang-Undang Perbankan Nomer 10 Tahun

1998, kredit adalahpenyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkanpersetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak

lainyang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka

waktutertentu dengan pemberian bunga (Kasmir, 2011:96).

Kredit bank dapat menjadi alternatif lain bagi perusahaanberkembang yang

membutuhkan sejumlah dana untuk aktivitas operasionalnya. Tujuan kredit

dariperusahaan adalah untuk meningkatkan volume usaha dan hasil usaha yang

akanmenjamin kelangsungan hidup perusahaan. Dengan tujuan tersebut maka

dapatdiharapkan terjadi peningkatan kegiatan usaha dalam suatu perekonomian.

Kredit bank mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan pembiayaan

melalui leasing. Kelebihannya adalah bunga kredit yang lebih kecil, daripada bunga

yang ditawarkan oleh leasing. Hal ini terjadi karena bank merupakan pemilik dana

langsung. Selain itu rate asuransi yang ditawarkan bank lebih murah.

Banyaknya jumlah debitur menunjukan besarnya minat terhadap suatu aktivitas

kredit. Berikut ini adalah data yang diambil dari perhitungan statistik perbankan di Bank

Indonesia tentang perkembangan jumlah debitur di Indonesia.

Tabel 1.1Jumlah Debitur Biro Informasi Kredit (BIK)(Number of Biro Informasi Kredit Debtor)

Ribu (Thousands)

Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014 Items

Bank Umum 46,122 51,238 59,637 67,730 72,578 Comercial

Bank

BPR/S 4,280 5,043 6,153 7,064 7,978 Rural Bank

LKNB 651 861 994 1,135 1,377 NBFI

3

Total 51,055 57,143 66,785 75,930 81,934 Total

Sumber : www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/credit-bureau/jumlah-debitur/Contents/Default.aspx

Berdasarkan data di atas, terlihat peningkatan jumlah debitur dari tahun ke tahun

mulai dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Jumlah peningkatan tersebut antara lain:

- Pada tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 6,088;

- pada tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 9,642;

- pada tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 9,145; dan

- pada tahun 2013 ke tahun 2014 sebesar 6,004.

Terjadinya peningkatan dari kedua alternatif pembiayaan di atas, baik pada nilai

outstanding leasing dan jumlah debitur bank tentunya tidak serta merta ada tanpa

adanya keuntungan yang diberikan oleh aktivitas kegiatan itu sendiri.

Melihat dari perkembangan pembiayaan leasing dan kredit bank yang sama-

sama menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun, maka penulis ingin menemukan satu

dari kedua alternatif tersebut yang lebih baik dalam mempengaruhi Return On

Investment pada laporan keuangan PT. ABC. Maka dari itu, pokok permasalahan

dalampenelitian ini adalah untuk mengetahui sumber pembiayaan yang

seharusnyadipilih di antara leasing atau kredit bank untuk pendanaan aktiva tetap

berdasarkan persentase Return On Investment tertinggi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang dikemukakan diatas, dapat

diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut:

1. Belum adanya perhitungan penghematan pajak atas kegiatan pendanaan aktiva tetap

antara leasing dan kredit bank.

2. Belum adanya perhitungan penghematan aliran kas keluar atas kegiatan pendanaan

aktiva tetap antara leasing dan kredit bank.

3. Belum adanya perhitungan laba atas investasi aktiva tetapdengan menggunakan

pembiayaan leasing dan kredit bank.

4

4. Belum ditemukannya alternatif terbaik diantara pendanaan aktiva tetap antara

leasing dan kredit bank.

1.3 Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya aspek yang berhubungan dengan pendanaan aktiva tetap,

maka peneliti perlu membuat pembatasan masalah agar hasil penelitian dan pembatasan

dapat lebih terfokus dan mendalam pada permasalahan yang diangkat. Secara umum

aktivitas pendanaan atas investasi aktiva tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara,

dalam hal ini peneliti mengambil fokus pada pendanaan aktiva tetap dengan

menggunakan leasingdan kredit bank. Peneliti juga hanya berfokus pada penghitungan

atas besar beban pajak, arus kas keluar dan laba atas investasi aktiva tetap dari kedua

sumber pendanaan tersebut.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penghematan pajak atas investasi aktiva tetap melalui pendanaan

leasing dan kredit bank pada PT. ABC?

2. Bagaimana penghematan arus kas keluar atas investasi aktiva tetap melalui

pendanaan leasing dan kredit bank pada PT. ABC?

3. Bagaimana Perbandinganlaba atas investasi (ROI) aktiva tetap melalui pendanaan

leasing dan kredit bank pada PT. ABC?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang diharapkan sesuai dengan perumusan masalah

di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Penghematan pajak atas investasi aktiva tetap melalui pendanaan leasing dan kredit

bank pada PT. ABC.

5

2. Penghematan arus kas keluar atas investasi aktiva tetap melalui pendanaan leasing

dan kredit bank pada PT. ABC.

3. Laba atas investasi (ROI) aktiva tetap melalui pendanaan leasing dan kredit bank

pada PT. ABC.

1.6     Manfaat penelitian

Dari berbagai hal yang telah diungkapkan di atas, peneliti diharapkan dapat

meberikan manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka

mendukung teori tentang “Perbandingan Return On Investment pada Aktivitas

Pendanaan Leasing dan Kredit Bank dalam Pengadaan Aktiva Tetap”

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memperluas pengetahuan di

bidang akuntansi terutama dalam bidang pendidikan yang terkait dengan

“Perbandingan Return On Investment pada Aktivitas Pendanaan Leasing dan

Kredit Bank dalam Pengadaan Aktiva Tetap”. Wawasan pengetahuan ini juga

dapat menjadi wacana pengetahuan bagi mahasiswa di lingkungan perusahaan,

khususnya keputusan investasi aktiva tetap dalam mempelajari manajemen

keuangan di Universitas Muhammadiyah Gresik.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan peneliti-peneliti selanjutnya yang

mempunyai obyek penelitian yang sama.

2. Secara Praktis

Bagi peneliti. Sebagai wahana untuk latihan dan studi banding antara teori yang

sudah didapat di bangku kuliah dengan praktek yang sebenarnya diterapkan

dalam dunia perusahaan, sehingga nantinya dapat dijadikan bekal dalam

memasuki dunia kerja. Selain itu dengan penelitian ini peneliti dapat menambah

pengetahuan tentang “Perbandingan Return On Investment pada Aktivitas

Pendanaan Leasing dan Kredit Bank dalam Pengadaan Aktiva Tetap”.

Bagi Pihak Perusahaan. Hasil penelitia ini diharapkan dapat memberikan

informasi yang bermanfaat bagi pengelola keuangan dalam hal pengadaan aktiva

6

tetap lebih mengerti dan memehami tetang sumber pendanaan terbaik atas aktiva

tetap.

Bagi universitas. Hasil penelitian diharapkan dapat memberiakn sumbangan bagi

ilmu pengetahuan dan pendidikan.  Dalam hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberiakn masukan yang berarti dan dapat menjadi referensi untuk penelitian

selanjutnya.

Bagi Mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian yang dikhususkan

mempelajari “Perbandingan Return On Investment pada Aktivitas Pendanaan

Leasing dan Kredit Bank dalam Pengadaan Aktiva Tetap”. Dari penelitian ini

diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai wahana penerapan ilmu

yang diperoleh selama kuliah dan dapat memperbanyak ilmu pengetahuan yang

didapat  sehingga dapat menjadi bekal dimasa depan.

7

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Penelitian Terdahulu

Pada beberapa kajian empiris yang mengkaji tentang perbandingan

alternatifpembiayaan antara sewa guna usaha (leasing) dan kredit bank dilakukan oleh:

Hiras Pasaribu (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi UPN Veteran Yogyakarta) dan

Antarestia Kartika Putri serta Jimmy Andrianus (Universitas Brawijaya), di mana hasil

penelitian menunjukanbahwa sewa guna usaha (leasing) lebih menguntungkan dari pada

kredit bank,keuntungan yang diperoleh adalah berupa penghematan pajak. Namun lain

halnya dalampenelitian yang dilakukan oleh: I Kadek Putra Negara dan Ni Ketut

Purnawati (Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali-Indonesia) serta Danu Andika,

Siti Ragil Handayani dan Devi Farah A (Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Brawijaya Malang) menunjukan bahwa kredit banklebih menguntungkan dari pada

menggunakan leasing karena keuntungan yangdiperoleh berupa penghematan aliran kas

keluar.

Dari beberapa kajian empiris yang saling bertentangan tersebut peneliti tertarik

untuk menggabungkan keduanya sebagai dasar perhitungan Return On Investment

sebelum memutuskan memilih jenis pembiayaan yang bersumberdari luar perusahaan

antara leasing dan kredit bank. Perhitungan yang dilakukan adalah dengan

membandingkan penghematan pajak yang mempengaruhi besarnya laba bersih setelah

pajak dengan penghematan aliran kas keluar yang nantinya akan mempengaruhi total

aktiva.

2.2 Return on Investment(ROI)

2.2.1 Definisi Return on Investment(ROI)

8

Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-dasar Pembelanjaan

Perusahaan” menjelaskan bahwa :

“Return On Investment sama dengan laba bersih terhadap total aktiva. Rasio ini mencoba mengukur efektivitas sumber daya perusahaan. Uraian ini khususnya dapat diterapkan dalam mengukur kinerja masing-masing segment atau divisi dari suatu perusahaan.”

(2004:215)

Dari pengertian yang telah diuraikan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

Return On Investment (ROI) menunjukan seberapa banyak laba bersih yang bisa

dihasilkan dari seluruh pemanfaatan kekayaan yang dimiliki perusahaan. Sehingga

dipergunakan angka laba setelah pajak dan kekayaan perusahaan.

Analisis rasio Return On Investmen (ROI) dalam analisis keuangan mempunyai

arti yang sangat penting karena merupakan salah satu tekhnik analisis yang bersifat

menyeluruh (comprehensive). Analisis rasio Return On Investment (ROI) merupakan

teknik analisis yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas dari

keseluruhan operasi perusahaan. Return On Investment (ROI) merupakan salah satu

rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan

investasi yang ditanamkan dalam total asset yang digunakan untuk memperoleh

keuntungan.

Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-dasar Pembelanjaan

Perusahaan”, besarnya Return On Investment (ROI) dapat dihitung berdasarkan rumus

sebagai berikut :

( 2004:63)

Uraian dari rumus diatas adalah:

9

Return On Investment =Net Profit After Tax

× 100%

Total Asset

a. Net Profit After Tax

Merupakan pendapatan bersih hasil usaha yang merupakan suatu pos dalam

income statement (laporan rugi laba).

a. Total Assets

Yang termasuk ke dalam total asset adalah keseluruhan assets yang ditanamkan

perusahaan dalam kegiatannya, yaitu yang terdiri dari :

1. Current Assets, yaitu kas dan assets

lainnya yang diharapkan dapat dikonversikan ke dalam kas, dijual atau

dikonsumsikan baik dalam satu tahun atau dalam suatu siklus operasi.

Adapun yang termasuk dalam current assets adalah : marketable securities,

account receivable, inventories.

2. Long Term Investment, umumnya

terdiri dari tiga jenis yaitu:

- Investasi dalam saham seperti obligasi, capital stocks atau longterm

notes.

- Investment tanggible fixed assets yang tidak secara langsung digunakan

dalam operasi, seperti misalnya tanah yang dibeli dengan modif

spekulasi.

- Investasi dalam dana khusus seperti dana pensiun atau dana perluasan

pabrik, juga termasuk disini adalah dana asuransi.

3. Property, plant equipment, dan

intangible assets yaitu terdiri dari peralatan fisik seperti tanah, bangunan,

mesin, alat-alat, dan sumber daya seperti hutan dan mineral.

4. Other Assets yang termasuk dalam

klasifikasi ini adalah biaya-biaya yang ditangguhkan (Deffered changes)

misalnya : biaya-biaya organisasi yaitu biaya-biaya yang terjadi pada saat

pertama berdirinya perusahaan.

Seperti yang dipaparkan oleh Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen”

yang menerangkan bahwa:

“Return On Investment (ROI) merupakan perbandingan laba dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba.”

10

(2000:441)

Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembalian investasi (ROI) biasanya

digunakan sebagai dasar dari keputusan investasi keuangan. Investor dapat melihat

investasi yang potensial dengan membandingkan antara keuntungan dan kerugian

investasi.

2.4 Sewa Guna Usaha (Leasing)

Sewa-guna-usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk

penyediaan barang modal baik secara sewa-guna-usaha dengan hak opsi (finance lease)

maupun sewa-guna-usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh Lessee

selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Apabila

perusahaan tidak ingin memiliki suatu aktiva, tetapi hanya menginginkan service dari

aktiva tersebut, perusahaan dapat memperoleh “hak guna” tanpa disertai dengan hak

milik, dengan cara kontrak leasing. Dengan demikian Leasing adalah suatu alat atau

cara mendapatkan services dari suatu aktiva tetap yang pada dasarnya sama seperti

halnya kalau kita menjual obligasi untuk mendapatkan services dan hak milik atas

aktiva tersebut dan bedanya pada leasing tidak disertai dengan hak milik.

Lessor adalah perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa-guna-usaha yang

telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dan melakukan kegiatan sewa-

guna-usaha. Lessor hanya diperkenankan memberikan pembiayaan barang modal

kepada lessee yang telah memiliki NPWP, mempunyai kegiatan usaha dan atau

pekerjaan bebas. Lessor wajib menempelkan plakat atau etiket pada barang modal yang

disewa-guna-usahakan dengan mencantumkan nama dan alamat lessor serta pernyataan

bahwa barang modal dimaksud terikat dalam perjanjian sewa-guna-usaha. Plakat atau

etiket ini harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dengan mudah barang modal

tersebut dapat dibedakan dari barang modal lainnya yang pengadaannya tidak dilakukan

secara sewa-guna-usaha. Selama masa sewa-guna-usaha, lessee bertanggung jawab

untuk memelihara agar plakat atau etiket ini tetap melekat pada barang modal yang

disewa-guna-usaha.

Lessee adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal

dengan pembiayaan dari lessor. Lessee dilarang menyewa-guna-usahakan kembali

barang modal yang disewa-guna-usaha kepada pihak lain, kecuali Lessee yang memang

11

bergerak di bidang usaha persewaan. Dalam hal lessee memilih untuk memperpanjang

jangka waktu perjanjian sewa-guna-usaha, maka nilai sisa barang modal yang disewa-

guna-usahakan digunakan sebagai dasar dalam menetapkan piutang sewa-guna-

usaha. Pada saat berakhirnya masa sewa-guna-usaha dari transaksi sewa-guna-usaha

dengan hak opsi, lessee dapat melaksanakan opsi yang telah disetujui bersama pada

permulaan masa sewa-guna-usaha. Dalam hal lessee menggunakan hak opsi membeli

maka dasar penyusutannya adalah nilai sisa barang modal. Opsi untuk membeli

dilakukan dengan melunasi pembayaran nilai sisa barang modal yang disewa-guna-

usaha.

2.4.1 Aspek Hukun dan Akuntansi Leasing

Perusahaan sewa guna merupakan perusahaan yang bisnis utamanya adalah

menyewakan suatu aktiva kepada pihak yang memerlukan, janganlah ditafsirkan bahwa

perusahaan sewa guna tersebut mempunyai persediaan berbagai aktiva (mesin,

kendaraan, peralatan berat), yang sewaktu-waktu siap disewakan. Pada dasarnya

perusahaan sewa guna hanyalah memberikan jasa pendanaan kepada perusahaan yang

memerlukan suatu aktiva. Dengan demikian apabila suatu perusahaan memerlukan

suatu mesin tertentu, maka resminya perusahaan sewa guna membeli mesin tersebut dan

kemudian menyewakannya kepada perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut

menyatakan akan menyewa mesin tersebut untuk jangka waktu tertentu tanpa bisa

membatalkan persewaannya, maka cara persewaan tersebut disebut sebagai financial

leasing.

Dalam financial leasing biasanya dalam kontrak disebutkan tentang :

1. Periode persewaan. Selama periode tersebut persewaan tidak dapat dibatalkan.

2. Waktu dan jumlah pembayaran sewa selama periode tersebut.

3. Kemungkinan memperpanjang persewaan atau membeli aktiva tersebut pada saat

masa persewaan berakhir.

4. Persyaratan pembayaran biaya pemeliharaan dan reparasi, pajak, asuransi, dan

biaya lain-lain. Dengan net lease penyewa membayar biaya-biaya ini, dengan

maintenance lease pihak yang menyewakan menanggung pemeliharaan aktiva

tersebut dan membayar asuransinya.

12

Sedangkan persewaan yang hanya berjangka pendek, pihak penyewa segera

mengembalikan alat yang disewa segera setelah periode penyewaan berakhir, dan tidak

mungkin mempunyai opsi untuk membeli aktiva yang disewa tersebut (misalnya

menyewa kendaraan bermotor untuk 1 minggu), tipe persewaan ini disebut sebagai

operating leasing. Jenis sewa guna ini umumnya mengharuskan lessor melakukan

pemeliharaan terhadap aktiva yang disewa. Biaya pemeliharaan mungkin telah

dimasukkan dalam perhitungan sewa, mungkin pula diperlakukan secara terpisah.

Karena sewanya mungkin bersifat jangka pendek dan lebih pendek dari usia

ekonomisnya, kontrak sewanya umumnya tidak menutup harga aktiva yang disewa

tersebut.

2.5 Kredit Bank

Secara etimologis istilah kredit berasal dari bahasa Latin, credere, yang berarti

kepercayaan.  Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa

kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian. Sedangkan

bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban

untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. Oleh

karena itu, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah benar-benar dapat dipercaya,

maka sebelum kredit diberikan terlebih dulu bank mengadakan analisis kredit. Analisis

kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, jaminan yang diberikan serta

faktor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang

diberikan benar-benar aman. 

Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan

bank. Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan data-data fiktif, sehingga

mungkin saja kredit sebenarnya tidak layak, tetapi masalah diberikan. Kemudian jika

salah dalam menganalisis, maka kredit yang disalurkan yang sebenarnya tidak layak

sehingga akan berakibat sulit untuk ditagih alias macet. Namun faktor salah analisis ini

bukanlah merupakan penyebab utama kredit macet. Penyebab lainnya mungkin

disebabkan oleh bencana alam yang memang tidak dapat dihindari oleh nasabah.

Misalnya kebanjiran atau gemba bumi, atau pula kesalahan dalam pengelolaan usaha

yang dibiayai.

13

Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga.

Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang

dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang

atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 

Dari pengertian di atas dapatlah disimpulkan bahwa kredit atau pembiyaan dapat

berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Contoh berbentuk tagihan

(kredit barang), misalnya bank membiayai kredit untuk pembeliaan rumah atau mobil.

Kredit ini berarti nasabah tidak memperoleh uang tetapi rumah, karena bank membayar

langsung ke developer dan nasabah hanya membayar cicilan rumah tersebut setiap

bulan. Kemudian adanya kesepakatan anatara bank (kreditur) dengan nasabah-penerima

kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang dibuatnya. Dalam

perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka

waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian pula dengan masalah sangsi

apabila si debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah dibuat bersama.

Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan

konvensional dengan pembiyaan yang diberikan oleh berdasarkan prinsip syariah adalah

terletak pada keuntungan yang diharapkan. Bagi bank berdasarkan prinsip konvensional

keuntungan yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi bank yang berdasarkan

prinsip syariah berupa imbalan atau bagi hasil.

2.5.1 Unsur-unsur Kredit

Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas kepercayaan,

sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Ini

berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan memberikan kredit kalau ia betul-betul

yakin bahwa si penerima kredit akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya

14

sesusai dengan  jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua pihak.

Tanpa keyakinan tersebut, suatu lembaga kredit tidak akan menerimakan simpanan

masyarakat yang diterimanya.

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit

adalah sebagai berikut:

1. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi bahwa yang diberikan (berupa uang, barang atau

jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penyelidikan tentang nasabah baik secara

interen maupun eksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan

sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.

2. Kesepakatan

Di samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung antara si pemberi

kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di

masa masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

3. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki waktu tertentu, jangka waktu ini

mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa

berbentuk jangka waktu pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

4. Risiko

Adanya risiko senggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko

tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang waktu kredit semakin besar

risikonya pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang

disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak disengaja. Misalnya

terjadi bencan alam atau bangkrutnya nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

15

5. Balas jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita

kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit

ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah

balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil. 

Menurut Prof. Subekti, SH., dalam bukunya Hukum Perjanjian, bahwa yang

dimaksud dengan risiko adalah kewajiban memikul kerugian yang disebabkan karena

suatu kejadian di luar kesalahan salah satu pihak. Berkaitan dengan pemberian kredit

oleh pihak bank kepada debitor tentu pula mengandung risiko usaha bank. Risiko di sini

adalah risiko dari kemungkinan ketidakmampuan dari debitor untuk membayar

angsuran atau melunasi kreditnya karena sesuatu hal tertentu yang tidak dikehendaki.

Oleh karena itu, semakin lama jangka waktu atau tenggang waktu yang diberikan untuk

pelusanan kredit, maka makin besar juga risiko bagi bank.

Setiap perjanjian tentu mengandung adanya prestasi dan kontraprestasi. Oleh

karena itu, dalam perjanjian kredit sejak saat adanya kesepakatan atau persetujuan dari

kedua belah pihak (bank dan nasabah debitor) telah menimbulkan hubungan hukum

atau menimbulkan hak dan kewajiban  dari masing-masing pihak sesuai kesepakatan

yang telah meraka sepakati.

Bank sebagai kreditor berkewajiban untuk memberikan kredit sesuai dengan

jumlah yang disetujui, dan atas prestasinya tersebut bank berhak untuk memperoleh

pelunasan kredit dan bunga dari debitor sebagai kontraprestasinya.

16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,

karena penelitian ini tidak bertujuan untuk menguji tingkat pengaruh antar variabel yang

ada, melainkan untuk menemukan jawaban dan kesimpulan yang mungkin dapat

dikembangkan menjadi teori.

Menurut Creswell (2003), pendekatan kualitatif adalah pendekatan untuk

membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan perspektif konstruktif (misalnya,

makna-makna yang bersumber dari pengalaman individu, nilai-nilai sosial dan sejarah,

dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan tertentu), atau

berdasarkan perspektif partisipatori (misalnya: orientasi terhadap politik, isu,

kolaborasi, atau perubahan), atau keduanya.

Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kelayakan

bisnis berupa investasi penambahan aktiva tetap yang akan dibiayai oleh satu dari dua

alternatif pilihan yang tersedia, yaitu leasing atau kredit bank.

Studi kelayakan bisnis menurut Kasmir dan Jakfar (2007:6) adalah suatu

kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan

dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.

Peneliti menggunakan metode studi kelayakan bisnis karena pendekatan ini berasal dari

masalah kelayakan pembiayaan aktiva tetap dari dua alternatif pilihan dimana proses

17

yang dilakukan adalah betujuan untuk mengetahui alternatif mana yang sebaiknya

direalisasikan oleh perusahaan.

3.2 Informan Penelitian

Informan penelitian yang akan memberikan berbagai informasi yang diberikan

selama proses penelitian ini meliputi dua macam, yaitu (1) informan kunci (key

informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memili berbagai informasi pokok yang

diperlukan dalam penelitian, (2) informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung

dalam interaksi sosial yang diteliti (Hendarso dalam Suyanto, 2005:171-172).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneiti menentukan informan dalam penelitian

ini terdiri dari:

1. Informan kunci : Pihak perusahaan yang akan melakukan investasi aktiva

tetap.

2. Informasi utama : Pihak perusahaan multifinance (lessor) dan pihak bank yang

akan memberikan kredit.

3.3 Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai

data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari

informan atau tempat objek penilitian dilakukan. Data tersebut dapat diperoleh

melalui wawancara pada informan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

secara langsung dan terbuka terhadap masalah yang berhubungan dengan

penelitian.

18

2. Data Sekunder adalah data berupa dokumentasi dan arsip-arsip resmi perusahaan

terkait, yang dapat mendukung hasil penelitian baik dalam bentuk angka maupun

uraian. Data sekunder lainnya yang digunakan oleh peneliti adalah literatur, artikel,

jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

3.4 Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian adalah data

kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data yang

berupa uraian yang dijabarkan secara rinci dan jelas agar bisa ditarik kesimpulan

mengenai investasi asset tetap melalui leasing dan kredit bank. Data kuantitatif disini

hanya digunakan sebagai pendukung untuk lebih meyakinkan penjelasan yang ada

kaitannya dengan substansi penelitian dan juga sebagai ukuran agar lebih mudah untuk

diperbandingkan.

3.5 Teknik Pengambilan Data

Teknik yang digunakan dalam rangka pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Dokumentasi

Metode penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dengan cara

dokumentasi, yaitu mempelajari dokumen yang berkaitan dengan seluruh data yang

diperlukan dalam penelitian. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti laporan keuangan perusahaan, dokumen

terkait dengan ketentuan pelaksanaan sewa guna usaha (leasing) dan kredit bank

serta dokumen lain dalam perusahaan yang sesuai dengan kepentingan peneliti.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara formal maupun informal pada pihak-

pihak yang terlibat langsung dengan proses investasi penambahan aset tetap baik

pihak perusahaan yang akan berinvestasi, perusahaan multifinance, dan pihak bank.

3. Pengamatan (Observasi)

19

Dalam pengamatan (Observasi) peneliti melakukan pengamatan secara

langsung ke objek penelitian untuk melihat kegiatan yang dilakukan.

3.6 Analisis Data

Adapun tahap-tahap analisis yang dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Analisis pengadaan aktiva tetap perusahaan. Analisis ini meliputi:

a. Analisis tentang jenis dan jumlah aktiva tetap perusahaan.

b. Analisis tentang penentuan pengadaan aktiva tetap.

c. Analisis tentang besarnya kebutuhan dana.

2. Analisis kebijakan perusahaan yang digunakan dalam menentukan sumber

pendanaan dalam pengadaan aktiva tetap.

a. Menentukan besarnya angsuran pokok pinjaman, bunga, ketentuan

pembayaran, tarif pajak serta biaya-biaya lain untuk alternatif pendanaan

menggunakan leasing dan hutang jangka panjang.

b. Membuat skedul pembayaran angsuran pokok pinjaman dan bunga untuk

alternatif pendanaan menggunakan hutang jangka panjang.

c. Analisis Total Present Value terhadap aliran kas keluar pada alternatif

pendanaan pengadaan aktiva tetap melalui leasing dan hutang jangka panjang.

d. Menghitung penghematan pajak yang terjadi dari biaya bunga dan penyusutan

pada alternatif kredit bank.

e. Menghitung penghematan pajak dari aktivitas sewa guna usaha, berdasarkan

peraturan Menteri Keuangan No.1169/KMK.01/1991, pembayaran sewa guna

usaha, kecuali pembebanan tanah,merupakan biaya yang dapat dikurangkan

dari penghasilan bruto sepanjang transaksi leasing.

f. Menghitung hasil Return on Investment dengan rumus :

20

Return On Investment =Penghematan Pajak

× 100%

Total Present Value Cash Out Flow

g. Analisis alternatif sumber pendanaan

Metode yang digunakan untuk memilih alternatif sumber pendanaan

yangmenguntungkan bagi perusahaan yaitu return on investment, dimana

keputusan diambil dengan membandingkan antara persentase Return On

Investment leasing dan hutang jangka panjang. Sumber pendanaan yang

memiliki persentase yang lebih tinggi, maka alternatif pendanaan itulah yang

akan digunakan oleh perusahaan dalam pengadaan aktiva tetap.

21